bab i,ii,iii dwi bio

Download Bab i,II,III Dwi Bio

If you can't read please download the document

Upload: reno-yuuki

Post on 05-Nov-2015

10 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

skripsi

TRANSCRIPT

BAB I

36

PENGARUH STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP

(Studi Eksperimental pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Ciamis)

SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sarjana Pendidikan

36

Oleh DWI YULIANTINIM. 2119100127

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGIFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS GALUH CIAMIS2014

BAB IPENDAHULUAN

Latar Belakang PenelitianKeberhasilan proses belajar mengajar pada pembelajaran dapat diamati dari keberhasilan siswa. Keberhasilan siswa tidak hanya dilihat dari pencapaian prestasi siswa terhadap materi yang dipelajari tersebut melalui hasil tes, akan tetapi di lihat juga dari pemahaman dan penguasaan materi, serta tingkah laku dalam proses pembelajaran itu sendiri. Hal ini sesuai dengan pendapat Slameto (2010:33) bahwa Keberhasilan itu sendiri dapat dilihat dari tingkah laku siswa, pemahaman dan penguasaan materi serta pencapaian prestasi yang dapat dilihat dan perolehan nilai tes.

1Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan, diperoleh kenyataan bahwa prestasi yang dicapai siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Ciamis pada Mata Pelajaran Biologi, khususnya dalam materi Klasifikasi Makhluk Hidup masih rendah. Dari jumlah siswa Kelas VII sebanyak 153 orang yang di bagi ke dalam tujuh kelas, diperoleh kenyataannya bahwa siswa yang dapat mencapai Nilai Ketuntasan Minimal (70), hanya sekitar 91 siswa atau 59.47% dari jumlah keseluruhan siswa Kelas VII. Kesulitan siswa dalam menghadapi pelajaran ini, dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti penyampaian materi ajar yang kurang menarik dari guru, keterbatasan waktu, pengelolaan kelas yang kurang terprogram dan kondisi kelas yang tidak memadai. Hal tersebut akan mempengaruhi konsentrasi siswa untuk menerima pelajaran. Selain itu, dilihat dan segi strategi pembelajaran yang diterapkan oleh guru masih mengikuti strategi yang pada umumnya, seperti ceramah, tanya jawab dan penugasan, hal tersebut memberikan situasi yang sama terhadap siswa dan akhirnya menimbulkan ketidaktanggapan siswa dalam kegiatan pembelajaran.Suatu kenyataan yang ditemukan oleh penulis saat melakukan wawancara dengan Guru Mata Pelajaran Biologi di SMP Negeri 8 Ciamis, diperoleh kenyataan bahwa pada saat proses pembelajaran masih ada sebagian siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru, diantara mereka ada yang melamun, mengobrol dengan teman, melakukan kegiatan yang tidak ada hubungannya dengan kegiatan belajar di kelas. Jika hal ini dibiarkan dan tidak direspon dengan cermat, maka hal yang mungkin terjadi adalah ketidaktercapainya kompetensi yang sudah ditetapkan. Salah satu hambatan yang dihadapi oleh siswa dalam mencapai kompetensi yang diharapkan adalah strategi pembelajaran yang diterapkan dalam penyampaian materi tersebut. Pemahaman yang diperoleh siswa hanya sebatas apa yang disampaikan oleh pengajar atau guru, sehingga siswa tidak dapat mengembangkan materi tersebut lebih luas yang hanya mengikuti langkah-langkah guru tanpa dapat berfikir kreatif. Hal ini mengakibatkan siswa tidak terbiasa untuk aktif dalam kegiatan belajar mengajar dan kurang perhatian siswa dalam proses belajar. Implikasi dan keadaan tersebut mengakibatkan minat belajar siswa dan pemahaman konsep belum dapat tercapai secara optimal.Dengan demikian, keberhasilan pendidikan tidak bisa hanya dilihat dari hasil yang diperoleh peserta didik tetapi juga ditentukan oleh proses pembelajaran yang dilengkapi dengan pendekatan atau strategi yang tepat. Proses pembelajaran yang harus dilakukan guru adalah proses pembelajaran yang dapat merangsang peserta didik dapat bekerjasama dengan teman-temannya, menumbuhkan sikap mandiri, kreatif dan yang tidak kalah pentingnya lagi, mereka dapat mengaplikasikan materi ajar yang diperoleh di kelas dalam kehidupan sehari-hari dan dapat berbaur dengan lingkungan masyarakat.Salah satu strategi pembelajaran yang digunakan oleh peneliti adalah strategi belajar berbasis masalah. Strategi belajar berbasis masalah merupakan strategi pembelajaran dengan menghadapkan siswa pada permasalahan-permasalahan praktis sebagai pijakan dalam belajar atau dengan kata lain siswa belajar melalui permasalahan-permasalahan. Boud dan Felleti dalam Wena (2011:91) mengemukakan bahwa Strategi belajar berbasis masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran dengan membuat konfrontasi kepada siswa dengan masalah-masalah praktis, berbentuk ill-structured atau open-ended melalui stimulus dalam belajar. Strategi pembelajaran berbasis masalah dapat melatih dan mendorong siswa berpikir dan bekerja daripada hanya menghafal dan bercerita. Hal tersebut sesuai dengan rumusan PBL (Problem Based Learning) yang dikemukakan oleh Dutch dalam (Amir, 2009: 21) bahwa Problem Based Learning mempersiapkan peserta didik untuk berpikir kritis dan analitis. Sutrisno (2006:55) menyatakan bahwa Dalam langkah pembelajaran berbasis masalah terdapat eksplorasi (penjelajahan) yaitu, memberi kesempatan kepada siswa untuk memecahkan masalah dengan strategi yang diciptakan sendiri oleh siswa. Berdasarkan pendapat tersebut, keunggulan penerapan strategi pembelajaran ini membuat siswa untuk berpikir termasuk di dalamnya adalah berpikir kritis sehingga berdampak positif terhadap hasil belajar. Materi Klasifikasi Makhluk Hidup di kelas VII, memiliki karakteristik materi yang memerlukan siswa untuk mampu berpikir kritis dan analisis, sehingga dapat memecahkan permasalahan. Hal ini dianggap tepat dengan penerapan strategi problem based learning. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Pengaruh Strategi Problem Based Learning terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Klasifikasi Makhluk Hidup (Studi Ekperimental pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Ciamis).

Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Apakah terdapat pengaruh penggunaan strategi problem based learning terhadap hasil belajar siswa pada materi klasifikasi makhluk hidup?.

Tujuan PenelitianSesuai dengan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut Untuk mengetahui pengaruh strategi problem based learning terhadap hasil belajar siswa pada materi klasifikasi makhluk hidup.

Manfaat PenelitianHasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan yang berarti bagi pihak-pihak dalam dunia pendidikan diantaranya:

1.Manfaat secara teoretis

Hasil penelitian diharapkan dapat memperkaya teori ilmu pendidikan, khususnya dalam penggunaan strategi pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran Biologi, khususnya materi klasifikasi makhluk hidup.2.Manfaat secara praktis

Bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan akan memberikan sumbangan yang berarti bagi peningkatan mutu pembelajaran Biologi di sekolah.Bagi Guru

Sebagai bahan masukan untuk memperluas pengetahuan dan wawasan mengenai strategi pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) menjadi salah satu alternatif dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa.Bagi Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat melatih dan memberi kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga diharapkan menjadi motivasi untuk belajar dan meningkatkan prestasi belajarnya.

BAB IITINJAUAN TEORITIS, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

Ringkasan TeoritisHasil Belajar SiswaPengertian BelajarMenurut Hamalik (2006:27) Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Menurut Pribadi (2011:12) Belajar adalah sebuah proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh kemampuan atau kompetensi yang diinginkan. Melalui proses belajar seseorang akan memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan untuk melakukan sebuah tugas dan pekerjaan. Smith dan Ragan dalam Pribadi (2011:12) memaknai Konsep belajar sebagai perubahan yang bersifat relatif permanen dalam pengetahuan dan perilaku seseorang yang di akibatkan oleh pengalaman. Menurut Gage dalam Dahar (1996:11), Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisma berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.

6Definisi belajar menurut Gagne dalam Dahar (1996:11) merupakan Suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman yang merupakan interaksi antara individu dengan lingkungannya. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat dikatakan bahwa dalam suatu pembelajaran itu membutuhkan pengalaman sebagai hasil dari belajar itu sendiri. Slameto (2010:2) menyatakan Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan kepribadian yang diperolehnya berdasarkan hasil pengalaman yang mampu mengasilhkan pengetahuan baru.Hasil Belajar Menurut Suprijono (2009:7), Hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya, hasil pembelajaran yang dikategorisasi oleh para pakar pendidikan sebagaimana tersebut di atas tidak dilihat secara fragmentaris atau terpisah, melainkan komprehensif.

Selanjutnya, menurut pendapat Bakri (2000 : 22) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, yang diperoleh dari suatu proses usaha individu dalam interaksi dengan lingkungannya.Merujuk pada pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan suatu acuan dari perubahan perilaku seorang peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar karena memberikan informasi terhadap guru tentang kemajuan siswa untuk mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjutnya, informasi tersebut guru dapat menyusun dan menentukkan langkah-langkah pembelajaran atau kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, agar siswa bisa lebih memahami keseluruhan materi pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu.Ada tiga kemampuan yang harus dikuasai sebagai jembatan untuk sampai pada penguasaan kemampuan kognitif, yaitu persepsi, mengingat, dan berpikir. Persepsi menurut Slameto (2010:104) adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia. Melalui persepsi manusia terus-menerus mengadkan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini dilakukan lewat indranya, yaitu indra penglihatan, pendengar, peraba, perasa, dan pencium. Dalam pengajaran guru harus menanamkan pengertian dengan cara menjelaskan materi pelajaran sejelas-jelasnya, bukan bertele-tele kepada anak didik, sehingga tidak terjadi kesalahan persepsi anak didik. Kemungkinan kecilnya kesalahan persepsi anak bila penjelasan yang diberikan itu mendekati objek yang sebenarnya.Ilmu biologi sama halnya dengan ilmu pengetahuan yang lainnya dibangun oleh konsep, aturan-aturan, fakta-fakta, deskripsi, dan peristilahan. Sastrawijaya (1998:52) menyatakan bahwa mempelajari biologi adalah mempelajari teori-teori, fakta-fakta, aturan-aturan, deskripsi, dan peristilahan biologi. Tetapi pembelajaran biologi tidak diartikan bahwa didalamnya hanya terdapat keharusan menyampaikan hukum, teori, fakta-fakta, aturan-aturan, deskripsi, model, dan peristilahan khusus.Dengan pelajaran biologi diharapkan tercapainya sikap positif pada siswa terhadap dunia spiritual ilmu pengetahuan biologi yang mendorong siswa untuk mampu berpikir kreatif, mengadakan analisis, dan memecahkan masalah. Sejalan dengan pandangan konstruktivistik yang dikemukakan Degeng (dalam Hariun 2003:33), aktivitas belajar lebih banyak didasarkan pada data primer dan bahan manipulatif dengan penekanan pada keterampilan berpikir kritis, analisis, membandingkan, generalisasi, memprediksi, dan menghipotesis.Indikator Hasil BelajarHasil belajar sangat berkaitan dengan proses belajar mengajar. Kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan dalam sebuah kegiatan belajar mengajar. Keberhasilan dalam belajar siswa dapat dilihat dari perolehan hasil belajar siswa. Menurut Taksonomi Bloom dalam Arikunto (2010:116) bahwa Hasil belajar mencakup pada kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik Lebih jelasnya, ketiga kategori ranah tersebut dapat diraikan sebagai berikut:Ranah Kognitif

Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan penilaian.Ranah Afektif

Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.Ranah Psikomotor

Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, menghubungkan dan mengamati.

Dalam hal ini hasil belajar kognitif lebih dominan dibandingkan dengan afektif dan psikomotor. Namun hasil belajar psikomotor dan afektif juga harus menjadi bagian dari hasil penilaian dalam proses pembelajaran di sekolah. Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya, hasil pembelajaran yang dikategorisasi oleh pakar pendidikan sebagaimana telah dijelaskan secara fragmentaris atau terpisah, melainkan komprehensif.Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)Konsep Strategi Pembelajaran Berbasis MasalahStrategi belajar berbasis masalah merupakan strategi pembelajaran dengan menghadapkan siswa pada permasalahan-permasalahan praktis sebagai pijakan dalam belajar atau dengan kata lain siswa belajar melalui permasalahan-permasalahan. Menurut Boud dan Felleti dalam Wena (2011, 91) Strategi belajar berbasis masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran dengan membuat konfrontasi kepada siswa dengan masalah-masalah praktis, berbentuk ill-structured atau open-ended melalui stimulus dalam belajar.

Arends dalam Abbas, (2000: 12) menyatakan strategi pembelajaran berbasis masalah adalah strategi pembelajaran dengan pendekatan siswa pada masalah autentik sehingga siswa dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuhkembangkan keterampilan yang lebih tinggi dan inkuiri, memandirikan siswa, dan meningkatkan kepercayaan diri sendiri. Hal senada juga dikemukakan Sani (2013:139) sebagai berikut. Pembelajaran Problem-based learning (PBL) membahas situasi kehidupan yang ada di sekitar dengan penyelesaian yang tidak sederhana. Peran guru dalam PBL adalah menyodorkan berbagai masalah autentik atau memfasilitasi peserta didik untuk mengidentifikasi permasalahan autentik, memfasilitasi penyelidikan, dan mendukung pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik.

Strategi ini bercirikan penggunaan masalah kehidupan nyata sebagai suatu yang harus dipelajari siswa untuk melatih dan meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan memecahkan masalah, serta mendapatkan pengetahuan konsep-konsep penting. Pendekatan pembelajaran ini mengutamakan proses belajar, di mana tugas guru harus memfokuskan diri untuk membantu siswa, mencapai keterampilan mengarahkan diri. Pembelajaran berbasis masalah penggunaannya di dalam tingkat berpikir yang lebih tinggi, dalam situasi berorientasi pada masalah.Karakteristik Strategi Pembelajaran Berbasis MasalahPembelajaran berbasis masalah didasarkan atas teori psikologi kognitif, terutama berlandaskan teori Piaget dan Vigotsky (konstruktivisme). Tahap pertama yang perlu dilakukan dalam pembelajaran adalah memotivasi peserta didik untuk terlibat dalam kegiatan penyelesaian masalah sehingga mereka akan bertindak aktif membangun pengetahuannya.

Savoie dan Hughes (Wena, 2011:91) menyatakan bahwa strategi belajar berbasis masalah memiliki beberapa karakteristik antara lain sebagai berikut.Belajar dimulai dengan suatu permasalahan.Permasalahan yang diberikan harus berhubungan dengan dunia nyata siswa.Mengorganisasikan pembelajaran di seputar permasalahan, bukan di seputar disiplin ilmu.Memberikan tanggung jawab yang besar dalam membentuk dan menjalankan secara langsung proses belajar mereka sendiri.Menggunakan kelompok kecil.Menuntut siswa untuk mendemonstrasikan apa yang telah dipelajarinya dalam bentuk produk dan kinerja.

Tahapan dan Langkah-langkah Strategi Pembelajaran Berbasis MasalahDi samping memiliki karakteristik seperti disebutkan di atas, strategi belajar berbasis masalah juga harus dilakukan dengan tahap-tahap tertentu. Menurut Fogarty dalam Wena (2011, 92) tahap-tahap strategi belajar berbasis masalah adalah sebagai berikut:

Menemukan masalah,Mendefinisikan masalah,Mengumpulkan fakta,Menyusun hipotesis (dugaan sementara),Melakukan penyelidikan,Menyempurnakan permasalahan yang telah didefinisikan,Menyimpulkan alternatif pemecahan secara kolaboratif, danMelakukan pengujian hasil (solusi) pemecahan masalah.

Lebih jelasnya tahapan strategi belajar berbasis masalah dapat di lihat pada Gambar 1 berikut.

STRATEGI PEMBELAJARANBERBASIS MASALAHMelakukan Pengujian Hasil (Solusi) Pemecahan MasalahMelakukan PenyelidikanMenylinpulkan Alternatif Pemecahan Masalah Secara KolaboratifMenyusun Hipotesis (Dugaan Sementara)Mengumpulkan FaktaMendefinisilanMasalahMenyempurnakan Permasalahan yang Telah DidefinisikanMenemukan Masalah

Gambar 1 Tahapan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah(Sumber : Wena, 2011 : 93)Berdasarkan gambar di atas, secara operasional kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran melalui penggunaan strategi pembelajaran berbasis masalah dapat dijabarkan pada uraian dalam Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Kegiatan Guru dan Siswa Selama Proses Pembelajaran melalui Penggunaan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

No.Tahap PembelajaranKegiatan GuruKegiatan Siswa1.Menemukan MasalahMemberikan permasalahan yang diangkat dan latar kehidupan sehari-hari siswa. Berikan masalah yang bersifat tidak terdefinisikan dengan jelas (ill- defined).Berusaha menemukan permasalahan dengan cara melakukan kajian dan analisis secara cermat terhadap permasalahan yang diberikan.

Memberikan sedikit fakta di seputar konteks permasalahan.Melakukan analisis terhadap fakta sebagai dasar dalam menemukan permasalahan.2.Mendefinisikan MasalahMendorong dan membimbing siswa untuk menggunakan kecerdasan intrapersonal dan kemampuan awal (prior knowledge) untuk memahami masalah.Dengan menggunakan kecerdasan intrapersonal dan kemampuan awal (prior knowledge) berusaha memahami masalah.

Membimbing siswa secara bertahap untuk mendefinisikan masalah.Berusaha mendefinisikan permasalahan dengan menggunakan parameter yang jelas.3.Mengumpulkan FaktaMembimbing siswa untuk melakukan pengumpulan fakta.Melakukan pengumpulan fakta dengan menggunakan pengalaman-pengalaman yang sudah diperolehnya.

Membimbing siswa melakukan pencarian informasi dengan berbagai cara/metode.Melakukan pencarian informasi dengan berbagai cara serta dengan menggunakan kecerdasan majemuk yang dimiliki.

Membimbing siswa melakukan pengelolaan informasi.Melakukan pengelolaan/ pengaturan informasi (information management) yang telah diperoleh, dengan berpatokan pada:know, yaitu informasi apa yang diketahui.

need to know, yaitu informasi apa yang dibutuhkan.

need to do, apa yang akan dilakukan dengan informasi yang ada.

4.MenyusunHipotesis(Dugaan Sementara)Membimbing siswa untuk menyusun jawaban/hipotesis (dugaan sementara) terhadap permasalahan yang dihadapi.Membuat hubungan-hubungan antarberbagai fakta yang ada.

Membimbing siswa untuk menggunakan kecerdasan majemuk dalam menyusun hipotesis.Menggunakan berbagai kecerdasan majemuk untuk menyusun hipotesis.

Membimbing siswa untuk meng- gunakan kecerdasan interpersonal dalam mengungkapkan pemikirannya.Menggunakan kecerdasan interpersonal untuk mengungkapkan pemikirannya.

Membimbing siswa untuk menyusun alternatif jawaban sementara.Berusaha menyusun beberapa jawaban sementara.5.Melakukan PenyelidikanMembimbing siswa untuk melakukan penyelidikan terhadap informasi dan data yang telah diperolehnya.Melakukan penyelidikan terhadap data dan informasi yang telah diperoleh.

Dalam membimbing siswa melakukan penyelidikan, guru membuat struktur belajar yang memungkinkan siswa dapat menggunakan berbagai cara untuk mengetahui dan memahami dunianya.Dalam melakukan penyelidikan siswa menggunakan kecerdasan majemuk yang dimilikinya untuk memahami dan memberi makna data dan informasi yang ada.6.Menyempuniakan permasalahan yang telah didefinisikanMembimbing siswa melakukan penyempurnaan terhadap masalah yang telah didefinisikan.Melakukan penyempurnaan masalah yang telah dirumuskan.7.Menyimpulkan alternatif pemecahan masalah secara kolaboratifMembimbing siswa untuk menyimpulkan alternatif pemecahan masalah secara kolaboratif.Membuat kesimpulan alternatif pemecahan masalah secara kolaboratif.8.Melakukan pengujian hasil (solusi) pemecahan masalahMembimbing siswa melakukan pengujian hasil (solusi) pemecahan masalah.Melakukan pengujian hasil (solusi) pemecahan masalah. (Sumber: Wena, 2011, 94-95)

Berdasarkan tabel 2.1 tersebut, dapat di jelaskan langkah-langkah strategi pembelajaran berbasis masalah menurut Wena, (2011, 95-96) sebagai berikut.Siswa berusaha menemukan permasalahan dengan cara melakukan kajian dan analisis secara cermat terhadap permasalahan yang diberikan mengenai klasifikasi makhluk hidupSiswa melakukan analisis terhadap fakta sebagai dasar dalam menemukan permasalahan mengenai klasifikasi makhluk hidupSiswa menggunakan kecerdasan intrapersonal dan kemampuan awal (prior knowledge) berusaha memahami masalah dan berusaha mendefinisikan permasalahan dengan menggunakan parameter yang jelasSiswa mengumpulkan fakta dengan menggunakan pengalaman-pengalaman yang sudah diperolehnyaSiswa melakukan pencarian informasi dengan berbagai cara serta dengan menggunakan kecerdasan majemuk yang dimilikiSiswa melakukan pengelolaan informasi berdasarkan penemuan di lapangan mengenai klasifikasi makhluk hidupSiswa membuat hubungan-hubungan antarberbagai fakta yang ada tentang klasifikasi makhluk hidupSiswa dalam kelompok menggunakan berbagai kecerdasan majemuk maupun interpersenoal untuk menyusun hipotesis (jawaban sementara)Siswa bersama kelompok berusaha menyusun beberapa jawaban sementaraSiswa bersama kelompok melakukan penyelidikan terhadap data dan informasi yang telah diperoleh tentang klasifikasi makhluk hidupSiswa bersama-sama melakukan penyempurnaan masalah yang telah dirumuskanSiswa bersama-sama membuat kesimpulan alternatif pemecahan masalah secara kolaboratifSiswa bersama-sama melakukan pengujian hasil (solusi) pemecahan masalah

Salah satu variasi tahapan pelaksanaan menurut Sani (2013:141-142) strategi pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut.Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai dan menyebutkan sarana atau alat pendukung yang dibutuhkan. Guru menjelaskan logistik yang dibutuhkan, prosedur yang harus dilakukan, dan memotivasi peserta didik supaya terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.Guru membantu peserta didik untuk mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dan lain-lain).Guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan rnasalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah.Guru membantu peserta didik dalam merencanakan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya.Guru membantu peserta didik untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap eksperimen mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.

Materi Klasifikasi Makhluk HidupSecara spesifik keanekaragaman menurut Wasis dan Irianto (2008: 192) berarti Perbedaan ciriciri dan sifat pada makhluk hidup yang berlainan jenis. Selain beraneka ragam, dalam satu jenis makhluk hidup juga terdapat variasi. Menurut Wasis dan Irianto (2008: 192) Variasi berarti perbedaan ciri-ciri dan sifat pada makhluk hidup yang sejenis, misalnya variasi warna pada bunga mawar yaitu ada yang berwarna merah, oranye, putih, dan kuning. Karena makhluk hidup sangat beraneka ragam, maka makhluk hidup itu perlu dikelompok-kelompokkan.

Wasis dan Irianto (2008: 192) mengemukakan bahwa :Kegiatan pengelompokan makhluk hidup menjadi golongan-golongan disebut klasifikasi. Cabang biologi yang khusus mempelajari klasifikasi adalah taksonomi. Tujuan klasifikasi adalah mengelompokkan objek sehingga mempermudah dalam mempelajari dan mengenal berbagai jenis makhluk hidup.

Untuk melakukan klasifikasi, ada dua hal yang perlu dikuasai yaitu melakukan identifikasi dan memberikan nama. Identifikasi menurut Wasis dan Irianto (2008: 192) adalah menentukan ciri makhluk hidup yang diamati. Di antara berbagai jenis makhluk hidup terdapat persamaan dan perbedaan ciri. Persamaan dan perbedaan ciri pada makhluk hidup inilah yang digunakan sebagai dasar klasifikasi. Jadi dalam klasifikasi, jenis-jenis yang mempunyai suatu kemiripan ditempatkan dalam satu kelompok.Terdapat berbagai macam cara mengklasifikasikan makhluk hidup. Hal ini sesuai dengan pendapat Wasis dan Irianto (2008: 193) bahwa Ada klasifikasi berdasarkan ciri luar makhluk hidup (ciri morfologi), manfaat makhluk hidup, habitus (perawakan), tempat hidup, dan sebagainya. Semntara menurut Sugiyarti dan Ismawati (2008: 205) Makhluk yang ada dipermukaan bumi ini dibedakan menjadi dua (2) kelompok dunia kehidupan besar yaitu: dunia hewan atau Animalia dan dunia tumbuhan atau Plantae.Berikut ini contoh pengelompokan hewan berdasarkan kesamaan jenis makanannya menurut Wasis dan Irianto (2008: 193) berikut.Hewan karnivor, yaitu kelompok hewan pemakan daging. Misalnya harimau, serigala, dan singa.Hewan herbivor, yaitu kelompok hewan pemakan tumbuhan. Misalnya kerbau, rusa, dan jerapah.Hewan omnivor, yaitu kelompok hewan pemakan daging dan tumbuhan, misalnya musang.

Tumbuhan juga dapat dikelompokkan berdasarkan pada ciri morfologi/bentuk luar tubuh menurut Wasis dan Irianto (2008: 193) berikut.Berdasarkan jumlah keping lembaga biji, tumbuhan dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu tumbuhan dikotil dan monokotil. Tumbuhan dikotil adalah kelompok tumbuhan yang bijinya mempunyai dua keping lembaga, misalnya kacang tanah, mangga, apel, dan durian. Sedangkan tumbuhan monokotil adalah kelompok tumbuhan yang bijinya mempunyai satu keping lembaga, misalnya jagung, kelapa, dan padi.Berdasarkan letak bijinya, tumbuhan dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu Gymnospermae dan Angiospermae. Gymnospermae adalah kelompok tumbuhan yang berbiji terbuka (bijinya tidak dibungkus oleh daun buah) misalnya melinjo, pakis haji, dan pinus. Sedangkan Angiospermae merupakan kelompok tumbuhan yang mempunyai biji tertutup (biji dilindungi oleh daun buah), misalnya kamboja, jambu, nangka, dan palem.

Lebih lanjut Wasis dan Irianto (2008: 194-195) berpendapat bahwa Para ahli juga berupaya mengelompokkan makhluk hidup secara umum berdasarkan kekerabatannya. Klasifikasi ini disebut klasifikasi sistem filogeni. Pengelompokan sistem ini terus-menerus mengalami perkembangan. Penjelasan mengenai perkembangan klasifikasi filogeni dapat dilihat pada uraian berikut ini.Sistem Dua Kingdom Sistem dua kingdom pertama kali dikemukakan oleh Aristoteles (Yunani). Dalam sistem ini makhluk hidup dibagi menjadi kingdom Plantae dan Animalia. Wasis dan Irianto (2008: 195) mengemukakan kedua kingdom, yaitu:

Kingdom Plantae (kerajaan tumbuhan), meliputi berbagai makhluk hidup yang mempunyai ciri berdinding sel dan berklorofil. Yang termasuk ke dalam kingdom ini adalah bakteri, jamur, ganggang, paku, dan tumbuhan berbiji.

Kingdom Animalia (kerajaan hewan), meliputi berbagai makhluk hidup yang memiliki ciri tidak berdinding sel dan tidak memiliki klorofil. Yang termasuk ke dalam kingdom ini adalah Protozoa, Porifera, Coelenterata, Mollusca, Arthropoda, Echinodermata, dan Chordata.

Sistem Tiga KingdomKlasifikasi tiga kingdom membagi makhluk hidup menjadi Kingdom Monera, Plantae, dan Animalia. Hal ini sesuai dengan pendapat Wasis dan Irianto (2008: 195) berikut.

Kingdom Monera, yaitu kelompok makhluk hidup yang memiliki ciri tersusun dari satu atau banyak sel dan belum memiliki membran inti. Yang termasuk ke dalam kingdom ini adalah bakteri dan ganggang hijau-biru.

Kingdom Plantae, adalah kelompok tumbuhan yang meliputi jamur, lumut, paku, dan tumbuhan biji.

Kingdom Animalia, adalah kelompok hewan yang terdiri dari Protozoa, Porifera, Coelenterata, Mollusca, Arthropoda, Echinodermata, dan Chordata.

Namun demikian ada juga yang mengembangkan klasifikasi tiga kingdom yang berbeda. Hal ini sesuai dengan pendapat Sugiyarti dan Ismawati (2008: 207) bahwa Pada tahun 1866, Haeckel mengusulkan makhluk hidup dikelompokkan menjadi tiga kingdom yaitu Protista, Plantae, dan Animalia. Kingdom Protista adalah kelompok makhluk hidup yang tersusun atas satu atau banyak sel, memiliki membran inti, dan memiliki organel. Yang termasuk ke dalam kingdom ini adalah Protozoa, ganggang, dan jamur. Sehingga Kingdom Plantae hanya terdiri dari lumut dan tumbuhan berpembuluh.

Sistem Empat KingdomSistem empat kingdom terdiri dari Kingdom Monera, Fungi, Plantae, dan Animalia. Menurut Sugiyarti dan Ismawati (2008: 208) Kingdom Monera terdiri dari bakteri dan ganggang hijau-biru. Kingdom Fungi dipisahkan dari Plantae karena tidak mempunyai klorofil walaupun sama-sama mempunyai dinding sel. Sedangkan Kingdom Animalia meliputi berbagai hewan seperti dalam sistem tiga kingdom.

Sistem Lima KingdomPencetus klasifikasi sistem lima kingdom adalah Robert H. Whittaker, seorang ahli biologi Amerika Serikat pada tahun 1969. Dalam klasifikasi ini Whittaker mengelompokkan makhluk hidup dalam Kingdom Monera, Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia. Kingdom baru yang ditambahkan, yaitu Protista meliputi berbagai jenis makhluk hidup uniseluler maupun multiseluler yang menyerupai jamur, tumbuhan, dan hewan namun tidak dapat dikelompokkan ke dalam Kingdom Fungi, Plantae, dan Animalia.

Sistem Enam KingdomPada tahun 1990, Carl Woese, seorang ahli biologi molekuler Amerika Serikat, mengembangkan sistem klasifikasi enam kingdom. Dalam klasifikasi ini, beliau membagi Kingdom Monera menjadi dua kelompok. Bakteri yang mempunyai sifat khusus dikelompokkan dalam Kingdom Archaebacteria, misalnya bakteri yang mampu hidup di perairan bersuhu tinggi atau di lingkungan dengan kadar garam tinggi. Sedangkan bakteri yang lain dan ganggang hijau-biru (Cyanophyta) dikelompokkan dalam Kingdom Eubacteria. Jadi, dalam system klasifikasi enam kingdom, makhluk hidup dikelompokkan menjadi Archaebacteria, Eubacteria, Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia.

Kerangka PemikiranDalam proses pembelajaran berlangsung interaksi baik antara guru dengan siswa maupun antara siswa dengan siswa. Interaksi yang terjalin dengan baik akan menentukan keberhasilan proses pembelajaran. Salah satu tolak ukur berhasilnya proses pembelajaran adalah dilihat dari keaktifan siswa. Aktivitas belajar siswa menitikberatkan pada kegiatan siswa dalam proses pembelajaran. Kegiatan belajar mengajar harus bisa membuat siswa terlibat langsung dalam proses pembelajaran dan aktivitas belajar siswa dapat tercapai sehingga siswa memperoleh hasil belajar yang baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ditetapkan.

Banyak faktor yang turut mempengaruhi pencapaian hasil belajar tersebut, Hal ini sebagaimana dikemukakan Slameto (2010:54) bahwa :Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu.

Apabila faktor-faktor tersebut dapat dipenuhi secara kompetitif, maka dalam prosesnya akan berjalan lancar, dan ini sangat menentukan optimalisasi peningkatan kualitas yang diharapkan. Salah satu faktor dari luar yang mempengaruhi hasil belajar siswa tersebut, adalah pemilihan strategi pembelajaran yang mendukung, sebab pemilihan strategi pembelajaran yang sesuai akan mengubah kondisi pembelajaran, menjadi aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan sehingga hasil belajar pun akan lebih baik.Materi tentang klasifikasi makhluk hidup adalah materi yang memerlukan pengelolaan yang baik dalam penyajiannya, sebab materi ini cukup luas bahasannya mulai dari membedakan makhluk hidup yang satu dengan yang lainnya, mendeskripsikan pentingnya dilakukan klasifikasi makhluk hidup, membuat perbandingan ciri-ciri khusus tiap kingdom dan mengklasifikasi beberapa mahluk hidup di sekitar berdasar ciri yang diamati. Secara umum materi tersebut memiliki karakteristik siswa untuk mampu berpikir kritis dan analisis, sehingga dapat memecahkan permasalahan. Pentingya pemahaman siswa tentang suatu materi, khususnya pada materi klasifikasi makhluk hidup, maka diperlukan suatu strategi pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan penguasaan konsep yang disesuaikan dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar sesuai dengan kurikulum KTSP. Salah satu strategi pembelajaran yang mengubah kondisi pembelajaran, menjadi aktif, kreatif, inovatif, yakni strategi pembelajaran berbasis masalah, hal ini sesuai dengan pendapat Arends dalam Abbas, (2000: 12) bahwa strategi pembelajaran berbasis masalah adalah strategi pembelajaran dengan pendekatan siswa pada masalah autentik sehingga siswa dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuhkembangkan keterampilan yang lebih tinggi dan inkuiri, memandirikan siswa, dan meningkatkan kepercayaan diri sendiri.Sejumlah penelitian telah banyak dilakukan berkaitan dengan penerapan strategi pembelajaran berbasis masalah. penelitian tersebut secara konsisten menunjukkan bahwa siswa yang terlibat dalam pembelajaran semacam itu memperoleh prestasi yang lebih baik, dan mempunyai sikap yang lebih baik pula terhadap pembelajaran. Seperti hasil penelitian tentang strategi pembelajaran berbasis masalah yang telah dilakukan oleh Siswandi (2000) Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI dalam skripsinya yang berjudul Pengaruh Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Hasil Belajar Siswa pada Pokok Materi Pengelolaan Lingkungan di SMP diperoleh kesimpulan bahwa strategi pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Sementara itu, Yuniarti (2006) yang melakukan penelitian mengenai strategi pembelajaran berbasis masalah dalam skripsinya yan berjudul Pengaruh Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Hasil Belajar dan Kemampuan Berkomunikasi Siswa Pada Konsep Gerak Tumbuhan mengemukakan bahwa strategi pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara signifikan apabila dibandingkan dengan pembelajaran yang konvensional. Berdasarkan beberapa hasil penelitian tersebut, penerapan strategi pembelajaran berbasis masalah tersebut diharapkan aktivitas belajar siswa dapat ditingkatkan. Selain meningkatkan aktivitas belajar siswa, penggunaan strategi tersebut juga dapat meningkatkan hasil belajar yang diperoleh siswa. Dengan demikian melalui strategi pembelajaran tersebut diharapkan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa sesuai dengan harapan, terutama pada Mata Pelajaran Biologi Materi Klasifikasi Makhluk Hidup. Untuk lebih jelasnya kerangka pemikiran tersebut dapat digambarkan dalam bagan berikut ini.Faktor yang mempengaruhi hasil belajarFaktor InternalFaktor EksternalFaktor SekolahStrategi Problem Based LearningHasil Belajar SiswaMata Pelajaran BiologiMateri Klasifikasi Makhluk HidupPenggunaan Strategi Pembelajaran

Bagan 2.1. Kerangka Pemikiran Penelitian

HipotesisAdapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut Terdapat pengaruh penggunaan strategi problem based learning terhadap hasil belajar siswa pada materi klasifikasi makhluk hidup.

BAB IIIMETODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat PenelitianPenelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari-Juni 2014, sedangkan pengambilan data penelitian direncanakan Bulan Mei 2014, bertempat di SMP Negeri 8 Ciamis Kabupaten Ciamis Tahun Ajaran 2013/2014.

Populasi dan SampelPopulasi dalam penelitian ini adalah siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Ciamis Tahun Pelajaran 2013/2014 yang berjumlah tujuh kelas, dengan jumlah siswa sebanyak 153 orang. Untuk lebih jelasnya mengenai populasi dalam penelitian ini sebagaimana Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Populasi Penelitian

NoKelasJumlah1VII A222VII B213VII C224VII D245VII E216VII F227VII G21JUMLAH153 Orang(Sumber: Bagian Kurikulum, 2014)

26Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh melalui teknik sampel acak bertujuan (purposive random sampling). Menurut Sudjana (2002:148) teknik purposive random sampling yaitu dari jumlah populasi yang ada untuk menjadi sampel harus memenuhi ketentuan-ketentuan untuk memenuhi tujuan penelitian. Berdasarkan teknik sampling tersebut, pilihan jatuh pada Kelas VII D, yang berjumlah 24 orang siswa. Alasan terpilihnya objek penelitian tersebut, disebabkan kelas tersebut memilki hasil paling rendah pada materi klasifikasi makhluk hidup dibandingkan dengan kelas yang lainnya. Selain itu kelas tersebut memiliki jumlah yang homogen, sehingga cocok untuk dilakukan penelitian.

Metode dan Desain PenelitianMetode penelitian yang digunakan adalah penelitian True-Eksperimental, dengan menggunakan satu kelas eksperimen. Adapun desain yang digunakan adalah Pretest-posttest Groups Design.

Tabel 2 Desain Penelitian Pretest-posttest Groups Design

T1XT2

(Sumber: Sugiyono, 2008:76)Keterangan :T1:PretestT2:PosttestX:Perlakuan dengan strategi pembelajaran berbasis masalah (problem based learning)

Definisi Operasional Variabel PenelitianVariabel dalam penelitian ini terdiri dari dua, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah strategi pembelajaran berbasis masalah (problem based learning). Definisi dari strategi pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) menurut Boud dan Felleti dalam Wena (2011, 91) Strategi belajar berbasis masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran dengan membuat konfrontasi kepada siswa dengan masalah-masalah praktis, berbentuk ill-structured atau open-ended melalui stimulus dalam belajar.

Sedangkan variabel terikatnya adalah hasil berlajar siswa pada materi klasifikasi makhluk hidup. Definisi hasil berlajar menurut pendapat Bakri (2000: 22) adalah Perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, yang diperoleh dari suatu proses usaha individu dalam interaksi dengan lingkungannya.Instrumen PenelitianInstrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes prestasi belajar, yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada ranah kognitif. Penyusunannya berdasarkan pada indikator hasil belajar yang hendak dicapai dalam pembelajaran pada materi klasifikasi makhluk hidup. Instrumen yang digunakan berupa tes bentuk pilihan ganda (PG) yang berjumlah 20 soal dengan pemberian skor 1 (satu) setiap butir soal. Seluruh instrumen ini memuat ranah kognitif pada aspek hapalan (C1), pemahaman (C2), aplikasi (C3) dan analisis (C4)

Prosedur Pengumpulan DataTahap persiapan, meliputi :

Membuat instrumen penelitian. Uji coba instrument berjumlah 30 soal dilaksanakan kepada kelas yang bukan merupakan sampel penelitian.Analisis instrumen hasil uji coba melaui pengujian validitas, reliabilitas, daya beda dan tingkat kesukaran.

Tahap Pelaksanaan, meliputi :

Menentukan kelas yang akan dijadikan sampel penelitian.Memberikan pretest kepada siswa untuk mengetahui pengetahuan awal mereka.Melaksanakan proses pembelajaran berdasarkan skenario pembelajaran melalui penggunaan strategi pembelajaran berbasis masalah (problem based learning). Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.

Kegiatan Pendahuluan (20 menit)Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai dan menyebutkan sarana atau alat pendukung yang dibutuhkan.Guru dan siswa melakukan apersepsi:

Apakah yang dimaksud dengan klasifikasi makhluk hidup?Apakah tujuan dilakukannya klasifikasi makhluk hidup?

Guru menjelaskan logistik yang dibutuhkan, prosedur yang harus dilakukan dan memotivasi peserta didik untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilihMelakukan pretest

Guru memberikan soal pada siswa.

Kegiatan Inti (40 menit)EksplorasiSiswa dibagi atas beberapa kelompokSiswa bersama kelompok berusaha menemukan permasalahan dengan cara melakukan kajian dan analisis secara cermat terhadap permasalahan yang diberikan mengenai klasifikasi makhluk hidupSiswa melakukan analisis terhadap fakta sebagai dasar dalam menemukan permasalahan mengenai klasifikasi makhluk hidupSiswa menggunakan kecerdasan intrapersonal dan kemampuan awal (prior knowledge) berusaha memahami masalah dan berusaha mendefinisikan permasalahan dengan menggunakan parameter yang jelasSiswa mengumpulkan fakta dengan menggunakan pengalaman-pengalaman yang sudah diperolehnyaSiswa melakukan pencarian informasi dengan berbagai cara serta dengan menggunakan kecerdasan majemuk yang dimilikiSiswa melakukan pengelolaan informasi berdasarkan penemuan di lapangan mengenai klasifikasi makhluk hidup

ElaborasiSiswa membuat hubungan-hubungan antarberbagai fakta yang ada tentang klasifikasi makhluk hidupSiswa dalam kelompok menggunakan berbagai kecerdasan majemuk maupun interpersenoal untuk menyusun hipotesis (jawaban sementara)Siswa bersama kelompok berusaha menyusun beberapa jawaban sementaraSiswa bersama kelompok melakukan penyelidikan terhadap data dan informasi yang telah diperoleh tentang klasifikasi makhluk hidup

KonfirmasiSiswa membuat hubungan-hubungan antarberbagai fakta yang ada tentang klasifikasi makhluk hidupSiswa dalam kelompok menggunakan berbagai kecerdasan majemuk maupun interpersenoal untuk menyusun hipotesis (jawaban sementara)Siswa bersama kelompok berusaha menyusun beberapa jawaban sementaraSiswa bersama kelompok melakukan penyelidikan terhadap data dan informasi yang telah diperoleh tentang klasifikasi makhluk hidup

Kegiatan Penutup (20 menit)Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran;Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;.

Memberikan posttest kepada siswa untuk mengetahui kemampuan akhir siswa. Soal yang diberikan sama dengan soal saat pretest.

Menentukan nilai akhir siswa.

Teknik Pengolahan DataData diperoleh dalam penelitian ini akan diolah dengan prosedur sebagai berikut:

Uji N-Gain

Untuk memberikan makna yang jelas terhadap data yang diperoleh, maka data mentah yang diperoleh dari hasil pre-test dan post-test di normalisasikan dulu melalui perhitungan nilai N-gain, dengan rumus :(Nurgana, 1985:27)

Keterangan:N-Gain:Nilai normalisasi antara nilai pre-test dan post-testSkorpre-test:Skor yang diperoleh dari hasil pre-testSkorpost-test:Skor yang diperoleh dari hasil post-test

Tes normalitas distribusi, dengan cara

Rentang (R)=Data terbesar Data terkecilBanyak Kelas (bk)=1 3,3 log nPanjang Kelas (P)=Daftar Distribusi FrekuensiMencari rata-rata ()

(Subana, dkk., 2000: 169)

Mencari standar deviasi (simpangan baku)

(Subana, dkk., 2000: 169)

Membuat daftar frekuensi observasi dan frekuensi ekspektasi dengan ketentuan :

Tabel persiapan frekuensi Observasi (Oi) dan frekuensi ekspektasi (Ei)KelasOibkzlEi

Keterangan :Oi=frekuensi obserevasibk=batas kelasz=transformasi normal standar dari batas kelas (Subana, dkk., 2000: 170) l=luas tiap kelas interval (daftar z)Ei=frekueinsi ekspektasi (Ei = n x 1)n= banyak data

Menghitung nilai 2

(Subana, dkk., 2000: 170)

Menentukan derajat kebebasan (db), dengan rumus db = k-3Menentujan nilai dari daftar Penentuan normalitas

Jika hitung tabel, maka nilai tersebut berdistribusi tidak normal.

Mengadakan pengujian hipotesis

Pengujian hipotesis terhadap satu perlakuan yang menggunakan persentase dengan menerapkan pengujian sebagai berikut.Untuk menguji signifikansi apabila distribusi data dinyatakan normal, maka digunakan uji Z, dengan langkah-langkah sebagai berikut :

Mencari nilai Z, dengan rumus

36

(Subana, 2002:128)

Keterangan :x=banyak data yang termasuk kategori hipotesis dengan nilai N-gain > 0,7n=jumlah semua siswap=proporsi pada hipotesis

Penentuan nilai Ztabel, dengan rumus

, untuk 1%Kaidah pengujian hipotesis

Jika Zhitung Ztabel , maka hipotesis diterimaJika Zhitung Ztabel , maka hipotesis ditolak.Untuk menguji signifikansi apabila distribusi data dinyatakan tidak normal, maka digunakan uji median. Uji median yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan test Chi kuadrat (), hal ini disebabkan jumlah sampel (n1+n2) >40. Adapun langkah-langkah uji median sebagai berikut:

Menghitung nilai median gabungan dua kelompok (median untuk semua kelompokm selanjutnya dibagi dua, dan dimasukkan ke dalam tabel berikut.

KelompokKelompok IKelompok IIJumlahDi atas median gabunganABA+BDi bawah median gabunganCDC+DJumlahA+C=n1B+D=n2N=n1+n2

Dimana:A:banyak kasus dalam kelompok I di atas median gabung =1/2n1B:banyak kasus dalam kelompok II di atas median gabung =1/2n2C:banyak kasus dalam kelompok I di bawah median gabung =1/2n1D:banyak kasus dalam kelompok II di bawah median gabung =1/2n2Setelah diperoleh nilai-nilai tersebut, maka pengujian dapat menggunakan rumus chi kuadrat () sebagai berikut.

36

(Sugiyono, 2010:58)

Menentukan harga chi kuadrat tabel untuk dk=1 dan 5% Kaidah pengujian hipotesis

Jika hitung >tabel , maka hipotesis diterimaJika hitung tabel , maka hipotesis ditolakJadwal Kegiatan PenelitianAdapun rencana kerja penelitian ini adalah selama 6 bulan dengan waktu dimulai sejak bulan Januari sampai dengan Bulan Juni 2014 dengan jadwal sebagai berikut:

Tabel 3.1Jadwal Kegiatan Penelitian NoJenis KegiatanBulan

JanPebMrtAprlMeiJun1Pengajuan Judul

2ACC Judul

3Penyusunan Proposal

4Pengajuan Proposal ke DBS

5Seminar Proposal

6Persiapan Penelitian

7Pengajuan Istrumen

8Pelaksanaan Penelitian

9Penyusunan Skripsi

10Pelaksanaan Sidang Skripsi