bab i,,,,,,,,kawan hunsiah

Upload: arrazi-yang-meubahgia

Post on 18-Jul-2015

75 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang Dinar emas dan dirham perak serta uang perak (uang tembaga) merupakan mata uang tersebut terus digunakan hingga muncul mata uang kertas paper mone, tepatnya setelah Perang dunia I pada tahun 1914 M. Semenjak itu, banyak Negara tidak membenarkan lagi bagi penduduknya dalam melakukan transaksi menggunakan emas dan perak sebagai dasar mata uang. Realitas ini menjadikan para ulama berbeda pandangan dalam

mengaplikasikan hukum fiqh yang berlaku pada dirham perak dan dinar emas terhadp mata uang kertas. Oleh karena itu banyak dari kalangan ulama yang berbeda pendapat tentang hal zakat mngenai jenis mata uang tersebut, yang meliputi empat mazhab, mazhab syafii, mazhab hanbal, mazhab hanafi, dan mazhab malik. Maka untuk sekarang sudah banyak mata uang dan sudah terdata yang terperinci mengenai hal itu, maka untuk itulah penulis merangkum berbagai masalah umumu tentang uanag dalam islam.

BAB IIPEMBAHASAN

A. Pengertian dan Jenis Uang 1. Pengertian Uang Menurut Dr. Muhammad Zaki Syafii mendefinisikan uang sebagai segala : sesuatu yang diterima khalayak untuk menunaikan kewajiban-kewajiban. Sedangkan J.P Coraward mendefinisikan uang sebagai : segala sesuatu yang diterima secara luas sebagai media pertukaran, sekaligus berfungsi sebagai standar ukuran nilai harga dan media penyimpan kekayaan. Dari sekian definisi yang diutarakan, kita bisa membedakan dalam tiga segi ; pertama, definisi uang dari segi fungsi-fungsi ekonomi sebagai standar ukuran nilai, media pertukaran, dan alat pembayaran yang tertunda (deferred payment), kedua, definisi uang dengan melihat karakteristiknya, yaitu segala sesuatu yang diterima secara luas oleh tiap-tiap individu, ketiga, definisi uang dari segi peraturan perundangan sebagai segala suatu yang memiliki kekuatan hukum dalam menyelesaikan tanggungan kewajiban.1 Mata uang adalah setiap sesuatu yang dikukuhkan pemerintah sebagai uang dan memberinya kekuatan hukum yang bersifat dapat memenuhi tanggungan dan kewajiban, serta diterima secara luas. Sedangkan uang lebih umum dari mata uang, karena mencakup mata uang dan yang serupa dengan uang ( uang perbankan . Dengan demikian, setiap mata uang adalah uang, tetapi tidak setiap uang itu mata uang, antara keduanya dinamakan hubungan umum khusus mutlak. Uang bukan lah jenis barang seperti emas atau kertas. Jadi definisi uang tidak dapat secara rasional diberikan dengan istilah barang, uang bulanlah sesuatu ap, tapi apa yang dilakukannya. Hal ini tidak dapat lebih diperjelas lagi, definisi tentang uang harus diberikan dengan istilah fungsi sedemikian rupa, sehingga kita1

Dr. Ahmad Hasan, Mata Uang Islam, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2005 hal : 11

dapat menganggap uang sebagai sesuatu yang melaksanakan fungsi-fungsi, tetapi apakah fungsi-fungsi uang itu, kita tidak dapat mengatakan bahwa uang itu adalah sesuatu yang dipakai untuk membeli daging ini terlalu dangkal dan sempit2

2. Jenis-jenis Uang Pada bab ini kita mengenal jenis-jenis uang dari segi hakikat dan jenisnya tanpa memandang hubungannya dengan bangsa tertentu. Sebagian informasiinformasi yang ada pada bab initermasuk kedalam lingkup kajian sejarah uang. Hanya saja penulis memisahkannya ke dalam bab tersendiri karena sangat penting kaitannya dengan tema judul makalah ini; karena mengenal hukum-hukum syara pada uang kertas tergantung atas pemahaman terhadapa hakikat uang, cara perubahan dan bentuk perbedaannya sejak pertama kali muncul sampai ketika sudah menjadi bentuk uang kertas bersifat wajib. Bab ini terdiri atas empat pembahasan pokok , yaitu : uang komoditas (commodity money), uang logam (metallic money), uang kertas, dan uang bank (bank money).a. Uang Komoditas ( Commodity Money )

Uang komoditas dipandang sebagai bentuk yang paling lama. Sejak orangorang menemukan kesulitan dalam system bartner, mereka kemudian menjadikan salah satu barang komoditas yang bisa diterima secara luas, dan dari segi kuantitas mencukupi kebutuhan untuk berfungsi sebagai alat tukar menukar dan unit hitungan terhadap barang komoditi dan jasa lainnya3. Kajian terhadap uang komoditas bisa kita lakukan dengan mengungkapkan hakikat, jenis-jenis, kelebihan-kelebihan dan kekurangan-kekurangannya. Hal itu termasuk kedalam 3 permasalahan :

b. Uang Logam ( Metallic Money

2 3

Dudley G.Luckett, Uang dan Perbankan, Jakarta ; PT Selora Aksara Pratama, hal 254 Muhammad Zaki syafiI Muqaddimah fi al-nuqud , op cit., hal: 40 Ismail Hasyim, Mudzakarat fi al-nuqud, op cit. hal; 16. Abdul Hadi Ali al-Najjar, al-islam wa al-iqtishad, op.cit hal:138. Azmi rajab,al-iqtishad al-siyasi,op cit,. hal; 333

Penggunaan uang logam merupakan fase kemajuan dalam sejarah uang. Kita sudah mengenal berbagai kesulitan-kesulitan yang dihadapi manusia ketika dihadapi manusia ketika bertransaksi menggunakan uang komoditas. Namun perkembangan kehidupan ekonomi dan peningkatan proses-proses perdagangan, membuat sulit untuk terus melanjutkan penggunaan uang komoditas. Dari sini orang-orang memikirkan untuk menemukan media lain yang lebih gampang dan memudahkan mereka melakukan proses jual beli, juga kekurangan-kekurangan uang komoditas tidak ditemukan lagi4, mereka akhirnya menggunakan uang-uang logam

c. Uang Kertas Uang kertas yang kita gunakan sekarang, bentuk dan sistemnya adalah hasil dari perkembangan masa yang panjang. Kertas-kertas ini dinamakan ( banknote ), yaitu janji bank ( bank promise ) untuk membayarkan uang logam kepada pemilik kertas ini ketika ada permintaan5. Uang kertas muncul pertama kali tahun 910 M di Cina. Kelebihan tersendiri bagi penduduk Cina sebagai penemu pertama6. Pada awalnya mereka menggunakan uang kertas atas dasar penopang logam emas dan perak 100%. Sekitar abad 10 M, pemerintahan Cina menerbitkan uang kertas yang tidak di topang total, pada abad 12 M, Cina sudah mengenal uang kertas yang tidak bisa ditukarkan dengan emas dan perak7. Pengembara dan ahli sejarah, Ibnu Bathuthah, mengungkapkan tentang tentanguang-uang kertas ini dalam ceritanya :Dan penduduk Cina tidak melakukan jual beli dengan dinar atau dirham. Seluruh apa yang dihasilkan di negari mereka, mereka leburkan menjadi batangan-batangan seperti yang telah kita sebutkan. Jual beli mereka menggunakan potongan kertas. Setiap4

Majdi Mahmud Syihab, al-iqtishad al-naqdi, al-Dar al-jamiah, Beirut, 1990 5 Husain Umar, al-mausuah al-Iqtisyad al-Islam, op,cit hlm.96. Muhammad Imarah, Qamus al-mushtalahat al-Iqtisyadiah fi al-hadharah al-islamiah, Dar al-syuruq, Beirut, cet.1, 1993. Hlm.101 6 Ghannes (Genius Book Record), Mausuah Ghannes li al-Arqan al-Qiyasi;ah, terjemah kamal al-Khauli, Muasssah Noufa, Beirut, cet. 1989, 2/149 7 Muhammad Zaki SyafiI, Muqaddimah fi al-nuqud, op, cit,. hal. 57

potongan yang seukuran telapak yang dicetak dengan stempel Shultan dan 25 potong yang disebutb Balsyit, yaitu sama dengan dinar yang ad di tempat kita. Apabila kertaskertas ditanagn orang itu robek, maka membawanya ke sebuah gedung seperti sebuah gedung percetakan di tempat kita dan mengambil yang baru sebagai ganti dan menyerahkan yang robek. Tidak dibebankan upah atau selainnya pada proses itu. Apabila seseorang ke pasar membawa dirham perak atau dinar untuk membeli sesuatu, tidak diterima8 dan tidak diindahkan kecualai sampai kita menukarkannya dengan Balsyit dan membeli yang dia inginkan9. Sementara itu, Swedia mengenal uang kertas pada tahun 1661 M yang di terbitkan oleh Bank Stockholm. Di sana masih ada uang kertas yang tanggal terbitnya 6/12/166210 demikian juga inggris dan belanda11. Demikianlah uang kertas muncul disamping uang logam (emas, perak) semenjak beberapa waktu lalu. Namun berupa uang-uang logam mulia yang tesimpan di bankbank kemudian berkembang hingga terpisah dari uang-uang logam dan tidak bisa lagi ditukarkan dengan emas. Namun, uang tersebut secara undang-undang tetap12. Masalah uang kertas mulai dari fase perkermbangan, fungsi-fungsi yang dilalui, jenis, kelebihan-kelebihan, dan kekurangan-kekurangannya akan dibahas dalam permasalahan- permasalahan berikut. 1. Fase-fase Uang Kertas Uang kertas melewati 4 tahap yang berbeda hingga sampai pada bentuk dan sistemnya sekarang13.

Fase pertama Pada fase ini pihak-pihak itu kemudian memberikan kepada penitip berupa akta (buku hak milik) yang dituliskan jumlah uang logam simpanan. Akta ini sendiri bukan8

Aslinya yang benar Yukhadz. ( komentar bahasa ) 9 Ibnu Bathuthah, Tuhfat al-nazhzhar fi Gharib al-Amshar wa ajaib alAshfar,tahqiq Ali al-Muntashir al-Kattani, Muassah al-Rishlah, Beirut, cet.4 1985,2/719 10 Ghannes (Genius Book Record), Mausuah Ghannes li al-Arqan al-Qiyasah, op,cit hlm.149 11 Sahir Hasan, al-Nuqud wa al-tawazum al-Iqtishadi,op,cit, hlm;77. Victor Morgan, tarikh al-Nuqud, op,cit hlm.25 12 Fuad Dahman, al-Iqtishad al-siyasyi, op.cit, hlm ; 289-290 13 J.P Coward, al- mujaz fi iqtisyadiayat al-Nuqud , op,cit,. hlm.12-14

uang karena tidak bersifat diterima secara luas dan tidak mungkin digunakan untuk membayar pembelian-pembelian. Namun memberikan kepada pemiliknya dual hal, Pertama, menjaga uang dari pencurian dan kehilangan. Apabila akta ini hilang atau dicuri, uang logam itu tak bisa dikeluarkankecuali atas perintah penitip, kedua, memberikan kemungkinan kepada pedagang untuk melakukan transfer uang dari satu tempat ke tempat lain Fase kedua Pada fase ini, bentuk penulisan akta mengalami perubahan. Pada fase pertama, akta ditulis nama tertentu dan jumlah tertentu. Sedang pada fase ini, seseorang yang menitip uang-uang logam kemudian menerima akta dengan jumlah titipan dan ditulis pada akta jaminan pembayaran terhadap pemegang akta ini. Demikianlah kertas-kertas ini mengalami perkembangan. Pedagang tidak perlu membubuhkan tanda tangan pada akta untuk diserahkan kepada pedagang yang lain setelah terjadi kesepakatan dagang. Fase ketiga Pada fase ketiga ini juga mengalami perubahan pada kertas tersebut, kita perhatikan bahwa perubahan yang mendasar pada jenis uang kertas ini, pada dua fase pertama berfungsi sebagai pengganti uang logam secara total karena kertas-kertas hanya sebagai bukti yang menetapkan jumlah titipan uang logam mulia. Pihak atau lembaga keuangan tidak menerbitkan kertas-kertas melebihi jumlah uang logam mulia. Namun pada fase ini, kertas-kertas itu menjadi uang yang digunakan oleh orang-orang secara langsung untuk membeli barang atau jasa dan tidak memiliki penopang secara total. Fase keempat Peristiwa Perang Dunia I tahun 1914 adalah perang yang pedih, yang membuat peredaran saldo emas memburuk, serta kebutuhan pemerintah terhadap pembiaayaan yang semakin bertambah. Semua itu mendorong Negara-negara menahan saldo emas dan mencegahnya keluar. Kemudian uang kertas tidak bisa ditukar dengan emas, ketika sebelumnya memiliki kekuatan nilai tukar yang bersumber dari saldo emas senilai. Setelah itu, uang kertas memiliki kekuatan nilai tukar dari beberapa unsur lain dan emas merupakan salah satunya, seperti yang sudah kita jelaskan.1414

Ibid. Bab Pengantar, hlm 28

d. Uang Bank ( Bank Money )

Kita sudah membahas bahwa awal kemunculan kertas-kertas banknote ketika terjadi penitipan mata uang logam di lembaga keuangan dan menerima akta yang menyatakan titipan. Hal itu karena khawatir terhadap resiko kehilangan uang logam tau resiko pencurian. Akta-akta itu bukan uang, tapi adalah hak atas uang karena itu lebih mudah dibawa tanpa khawatir terhadap pencurian atau kahilangan. Namun, kemudahan dan kelebihan ini sirna ketika kertas-kertas berharga menjadi uang dalam arti sebenarnya secara hukum dan menggantikan posisi uang-uang logam15. Dari sini orang-orang berpikir untuk menemukan media lain untuk menjaga uang kertas dari resiko pencurian dan kehilangan pada satu sisi, dan untuk mempermudah proses transaksi pada sisi lain, maka muncul uang bank atau uang deposit. Uang berkembang dari fase uang kertas ke uang bank dalam bentuk yang sama seperti perkembangan uang dari fase uang logam ke fase uang kertas. Seperti halnya orang-orang melakukan penitipan uang-uang emas di tempat tukang emas dan tempat penukaran emas pada awalnya, kemudian di bank-bank setelah kemunculannya, mendorong lembaga-lembaga untuk membuat uang kertas. Hal itu juga, bahwa orang-orang terus melakukan penyimpanan uang-uang kertas ini di bank-bank yang mendorong kemunculan uang bank tapi dalam cara baru, yaitu transfer simpanan dari satu rekening ke rekening yang lain dengan car pengendalian catatan16. Dinamakan dengan nama ini kana memandang kepada tempat penukaran atau bank dimana individu-individu menyimpan uang kertas. Kadang pula disebut dengan ungkapan uang tulis (Nuqud al-Khattiyah) karena peredarannya dari seorang ke orang laindengan cara bank melakukan

15 16

J.P Coward, al- mujaz fi iqtisyadiayat al-Nuqud , op,cit,. hlm.21 Abdul Munin Mubarak dan Ahmad al-Naqah, al- Nuqud wa al-Bunuk,op,cit,.halm.2627

pencatatan pada pembukuannya bahwa simpan itu berpindah dari satu rekening ke rekening yang lain17. Uang bank terdiri dari seperti rekening sekarang18, dan deposit-deposit di bank-bank dagang , atau ketika bank membuka rekening untuk nasabah dengan cara member modal dan kepemilihan deposit-deposit berpindah dari satu orang ke orang lain menggunakan cek. Cek adalah perintah yang di tujukan oleh pemilik deposit sebagai kreditor kepada bank sebagai pihak debitor untuk membayarkan kepadanya, atau kepada orang lain, atau pemegangnya sejumlah uang19. Kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat terhadap bank dalam memenuhi haka-hak mereka, itulah yang mendorong orang-orang mengakui peredaran uang-uang bank. Uang jenis ini berkembang luas di negara-negara maju diman

kesadaran perbankan atau tradisi perbankan semakin bertambah20. Di Inggris peredarannya mencapai 98%, di Amerika Serikat 95%, dan di Jerman sekitar 85%.21 Demikianlah, cek-cek itu sendiri bukan uang bank, tapi sebagai media peredaran. Sedangkan uang bank adalah deposit-deposit atau rekeningrekening. Dan itu tidak lain kecuali berupa tanda bukti yang tertulis dalam daftar-daftar bank22.

B. Sejarah Uang 1. Asal usul dan Pentingnya Uang

17 18 19 20 21 22

Kamal Syaraf dan hasyim abu Arraj, al-nuqud wa al-masyarif,op,cit,. hal.17 Ibid ,hal .253 Ibid, hal.35 Zaki SyafiI, musykilat al-Nuqud,op,cit. hal.68 J.G Mitukhin musykilat al-Nuqud,op,cit,hal.43 Abdul Munin Mubarak dan Ahmad al-Naqah, al- Nuqud wa al-Bunuk,op,cit,.halm.26

Allah

Asal usul uang menciptakan manusia dan menjadikannya makhluk yang

membutuhkan makanan, minuman, pakaian, dan tempat tinggal23. Memandang terhadap kebutuhan-kebutuhan manusia itu, Allah tundukkan apa yang ad dilangit dan di bumi. Firman Allah SWT :Allah lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi reski untuk mu, dan Dia telah menundukkan bahtera bagi mu supaya bahtera itu berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan pula bagi mu sunagi-sunagi ( QS Ibrahim 14 : 32 )

Oleh karena itu, sejak awal sejarah manusia, orang-orang bekerja keras dalam kehidupan untuk memenuhi terjaminnya barang dan jasa dan manfaatkan nikmat-nikmat yang Allah berikan bagi mereka. Ketika tidak sanggup seorang diri dalam memenuhi segala kebutuhan barang dan jasa, terjadilah kerja sama sesama manusia dalam rangka menjamin terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan itu. Abu al-Fadl Jafar bin Ali al-Dimasyqi berkata :Tidaklah seseorang yang mampu untuk membebani diri untuk semua keahlian karena usia rata-rata yang singkat . Walau sangat mungkin seseorang untuk mempelajari sebagian besar, ia tidak akan bisa semuanya sehingga betul-betul mnguasai dari awal hingga akhirnya. Karena keahlian saling terkait satu sama lain seperti ahli bangunan membutuhkan tukang kayu, tukang kayu membutuhkan pandai besi, dan pekerjaan pandai besi membutuhkan hasil pekerjaan para penambang dan semua keahlian dan semua keahlian produksi membutuhkan kembali kepada ahli bangunan. Oleh Karen itulah manusia perlu membuat kota-kota dan berkumpul disana agar bisa saling menolong untuk memenuhi segala kebutuhan mereka.

Keperluan yang banyak dan beragam menjadikan saling ketergantungan antar manusia yang semakin bertambah mendorong adanya spesialisasi dan pembagian kerja. Ini kemudian mendorong manusia untuk saling bertukar hasil-hasil produksi masing-masing.23

Mahmud Muhammad Babelli, al-Iqtishad Fi DhauI al-syari;at al-Islamiyah, Dar alKitab al-Lubnani , Beirut, cet.1, 1975, hlm.18-19

Spesialisasi pada sisi lain mendorong seseorang memproduksi barang spesialisasinya dalam jumlah banyak melebihi kebutuhannya, dan pada sisi lain spesialisasi juga menumbuhkan ketergantungan seseorang kepada barangbarang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya yang lain24. Pada awalnya, manusia tidak mengenal uang, tetapi melakukan pertukaran antar barang dan jasa secara barter sampai masa mereka mendapat petunjuk dari Allah untuk membuat uang25. Kita akan mngungkapkan system barter dan kekurangan-kekurangannya. Barter adalah pertukaran barang dengan barang, jasa dengan barang atau barang dengan jasa secara langsung tanpa mengunakan uang sebagai perantara dalam proses pertukaran ini.26 Orang yang memproduksi gandum mungkin membutuhkan zaitun lalu pergi membawa gandumnya ke pemilik zaitun untuk di tukarkan. Atau, orang yang memelihara ternak, tapi tidak tahu bagaimana bagaiman membuat baju, lalu memberikan seekor kambing untuk orang yang membuat baju sebagai imbalan jasanya. Hanya saja, cara ini walau ada pada awalnya sangat mudah dan sederhana, kemudian perkembangan masyarakat membuat system ini menjadi sulit dan muncul kekurangan-kekurangannya. Jafar bin Ali al-Dimasyiqy- labih dahulu dari Adam Smith beberapa abadmenyimpulkan beberapa kekurangan system barter yang menunjukkan keahliannya dalam bidang keuangan. Penulis utamakan untuk mengutip perkataan beliaun di sini lalu kemudian menganalisisnya dalam rangka menyimpulkan beberapa kekurangan system barter. Beliau berkata :Manakala oatrang-orang saling membutuhkan dan tidak setiap orang dari mereka membutuhkan pada waktu diman orang lain juga membutuhkan, sehingga apabila apabila salah seorang adalah tukang kayu misalnya, dia memerlukan pandai besi dan dia tidak menemukannya, dan ukuran-ukuran barang yang mereka butuhkan tidak sama. Dan dia tidak mengetahui nilai setiap barang dari setiap jenis dan apa ukuran tukar untuk setiap bagian dari bagian-bagian yang lain dari segala sesuatu. Karena itu dibutuhkan sesuatu24

Abdurrahman fahmi, al-Nuqud al-Arabiya mdhiaya w a hadhiruha,op,cit,hal.12-13

25

Ali Bin Yusuf Al-hakim, al-Dohat al musytabaqah fi Dhawabith Dar al-sakkah ,op,cit.hal.6326

Ibid. hal.9

yang bisa mngukur nilai segala sesuatu , dan dengannya bisa diketahui harga sesuatu itu dari benda yang dijadikan sebagai nilai harga terhadap segala sesuatu. Jika tidak demikian, tentunya siapa saja yang memiliki beberapa jenis dari beberapa jenis yang dibutuhkan oleh temannya seperti minyak dan gandum dan semisalnya. Dan temannya itu memiliki jenis yang lain, tidaka ada kesepakatan diantara keduanya terhadap barang yang ada pada temannya dengan kebutuhan temannya terhadap barang yang ada padanya dalam satu waktu sehingga pertukaran antar keduanya jadi terhalang.27

Dari ungkapan beliau ( semoga Allah selalu memberi rahmat kepadanya). Penulis bisa menyimpulkan kekurangan-kekurangan yang ada pada sistem barter sebagai berikut :a. Kesusahan mencari keinginan yang sesuai antar orang-orang yang melakukan

transaksi, atau kesulitan untuk mewujudkan kesepakatan mutual. Dan hal apa yang beliau ungkapkan dalam perkataanya, dan tidak setiap orang dari mereka membutuhkan pada waktu dimana orang lain juga membutuhkan. b. Perbedaan ukuran barang dan jasa, dan sebagian barang yang tidak bisa

dibagi-bagi. Ini yang beliau ungkapkan dalam perkataanya. dan ukuran ukuran baramng yang mereka butuhkan tidak sama.c. Kesulitan untuk mengukur standar harga seluruh barang dan jasa. Seperti yang

di ungkapkan, Dan dia tidak mengetahui nilai setiap barang dari setiap jenis dan apa ukuran tukar untuk setiap bagian dari bagian-bagian yang lain dari segala sesuatu.

Pentingnya Uang

Uang adalah salah satu pilar ekonomi,. Uang memudahkan proses pertukaran komoditi dan jasa. Setiap proses produksi dan distribusi mesti menggunakan uang.ng

27

Ibid,hal .21-22

Pada berbagai bentuk proses produksi berskala besar modern, setiap orang dari kompone masyarakat mengkhususkan diri dalam memproduksi barang komoditas atau bagian dari barang dan memperoleh nilai dari hasil produksi yang ia pasarkan dalam bentuk uang. Sebagaiman para pengusaha pabrik membayarka gaji dari jasa para karyawan dan buruh yang bekerja pada mereka dengan menggunakan uang. Karena itu, system ekonomi modern yang menyangkut banyak pihak tidak bisa berjalan dengan sempurna tanpa menggunakan uang.

2. Uang di berbagai Bangsaa. Uang pada masa lydia28

Dikatakan bahwa Lydian (Bangsa Lydia) adalah orang-orang yang pertama kali mengenal uang29 cetakan. Pertama kali uang muncul di tangan para pedagang ketika mereka merasakan kesulitan dalam jual beli dalam sistem barter lalu mereka membuat uang. Dan pertama kalinya masa ini terkenal dengan mata uang emas dan perak yang halus dan akurat. b. Uang pada Bangsa Yunani Bangsa Yunani membuat uang komoditas ( commodity money ) sehingga tersebar diantara mereka kapak sebagai Utensil Money dan koin-koin dari perunggu. Kemudian mereka membuat emas dan perak yang pada awalnya beredar diantara mereka dalam bentuk batangan sampai masa dimulainya percetakan uang tahun 406 M Kadang mereka mangukir di uang mereka bentuk berhala mereka, gambar pemimpin-pemimpin mereka, sebagaiman juga kadang mereka mengukir nama negeri diman uang itu dicetak. Mata uang utama mereka adalah Drachma yang terbuat dari perak30.28

Lydian, yaitu bangsa kerajaan Lydian yang dibangun oleh Gyges di Asia kecil [ minor asia ]29

Mengetahui penggunaan uang pertam sekali sebagai media pertukaran bisa dikatakan hamper mustahil. Karena ahli semua tidak dapat memperkirakan kapan uang pertama kali dikenal .30

Fauzi Athawi, Fi al-iqtisyad al-Siyasi al-Nuqud,op,cit.hal : 58-61

c. Uang pada Bangsa Romawi

Bangsa Romawi pada masa sebelum abad ke-3 SM menggunakan mata uang yang terbuat dari perunggu yang disebut aes ( aes Signatum Aes Rude). Mereka juga menggunakan mata uang koin yang terbuat dari tembaga. Dikatakan bahwa orang yang pertama kali mencetaknya adlah Numa atau Servius Tullis, dikatakan, koin itu dicetak pada tahun 269 SM.

d. Uang pada Bangsa Persia Bangsa Persia mengadopsi uang dari bangsa Lidyasetelah penyerangan mereka pada tahun 546 M. Uang dicetak dari emas dan perak dengan perbandingan (ratio) 1 : 13,5. Sesuatu hal yang membuat naiknya nilai emas dan perak. Uang pada mulanya berbentuk segi empat kemudian mereke ubah menjadi bundar dan mereka ukir pada uang itu ukira-ukuran tempat peribadatan mereka dan tempat nyala api. e. Uang dalam Pemerintahan Islam Ualasan tentang uang dalam system pemerintahan Islam agak panjang dan terperinci, Karena itu penulis mencoba menyimpulkan point-point besarnya sebagai berikut : 1. Uang pada masa kenabian Bangsa Arab di Hijz pada masa Jahiliyah tidak memiliki mata uang tersendiri. Mereka menggunakan mata uang yang mereka peroleh berupa Dinar emas dan Hercules, Byzantyum dan Dirham perak Dinasti Sasanid dari Iraq, dan sebagian mata uang bangsa Himyar, Yaman. Merupakan tradisi kabilah quraish melakukan perjalanan dagang 2 kali dalam setahun, pada musim panas ke negeri Syam ( Syiria, sekarang), dan pada musim dingin ke negeri Yaman.31 2. Uang pada masa Khulafaurasyidin31

Ibid, hlm.75

Ketika Abu bakar di baiat menjadi Khalifah, beliau tidak melakukan perubahan terhadap mata uang yang beredar. Bahkan menetapkan apa yang sudah berjalan dari masa Nabi SAW, yaitu penggunaan mata uang Dinar Hercules dan Dirham Persia. Beliau sendiri sibuk memerangi kemurtadan. 3. Uang pada masa Zdinasti Umawiyah Percetakan uang pada masa Dinasti Umawiyah semenjak masa Muawiyah bin Abi Sofyan masih meneruskan model Sasaniddengan menambahkan beberapa kata tauhid seperti halnya pada masa khulafaurrasyidin.4. Uang pada masa Dinasti Abbasiyah dan sesudahnya

Pada masa Abbasiyah, percetakan dinar masih melanjutkan cara Dinasty Umawiyah. Al-Saffah mencetak dinarnya yang pertama pada awal berdirinya Dinasti Abbasiyah tahun 132 H mengikuti model Dinar Umawiyah dan tidak mengubah sedikit pun kecuali pada ukoiran-ukiran.

C. Pandangan Islam terhadap Uang