bab iv analisa dan pembahasan
DESCRIPTION
Teknik SipilTRANSCRIPT
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1. Kondisi Eksisting Bandar Udara
4.1.1. Kondisi Umum Bandar Udara
Lokasi Bandar udara Umbu Mehang Kunda, secara administrasi pemerintahan
terletak di kelurahan Mau Hau kecamatan Kambera Kota Waingapu Kabupaten Sumba
Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur dan secara geografis terletak pada posisi 09.40 LS
120.18 BT. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Gambar 4.1. Lokasi Bandar udara Umbu mehang Kunda Waingapu
Sumber: Kantor Bandar Udara Umbu Mehang Kunda
Data-data mengenai Bandara Umbu Mehang Kunda adalah sebagai berikut :
1. Kode IATA / Kode ICAO : WGP / WADW
2. Nama Bandara : UMBU MEHANG KUNDA
3. Alamat : Jl. Nusa Cendana No.1 Waingapu 87114
Telepon : 0387-61224 – 61222
Fax : 0387-62050
IV-1
Kabupaten / Kota – Propinsi : Waingapu / Sumba Timur - Nusa Tenggara Timur
4. Kelas : Kelas III
5. Pengelola : UPT Ditjen Hubud
6. Jenis Pesawat Udara Terbesar : F – 28, F – 100
7. Lokasi (Koordinat ARP) : 09° 40' 05,00" LS (S) / 120° 17' 56,00" BT (E)
8. Elevasi : 10,01 m di atas permukaan laut (MSL) / 33,00 ft
9. Jam Operasi : 10 jam (22:30 - 08:30 UTC)
10. Jarak dari Kota : 7 Km
11. Landasan Pacu : 15 – 33
12. Pelayanan Lalu Lintas Udara : AFIS
13. Fasilitas Navigasi Udara : NDBCVOR / DME
14. Tahun Pembuatan/Operasi : 1935 / 1937
15. Fasilitas Komunikasi : Telepon, Faximile, PABX, SSB
16. Akomodasi : Hotel
17. Sarana Pendidikan : SD, SLTP, SLTA, SLB, UNIVERSITAS
18. Angkutan Umum : Angkot (Bemo) / Taxi
4.1.2. Aset Tanah
Lahan lokasi Bandar Udara Umbu Mehang Kunda berada di Desa Mau Hau
Waingapu Kabupaten Sumba Timur propinsi Nusa Tenggara Timur status tanah lokasi
guna pengembangan belum terlihat jelas batas-batas atau patok-patok lahan Bandar
udara maka dalam hal ini konsultan menyarankan agar batas-batas lahan Bandar udara
untuk diperjelas. Adapun keterangan status kepemilikan yang diberikan dari sumber
Laporan Tahunan Bandar udara Umbu Mehang Kunda waingapu sebagai Berikut :
Kepemilikan Tanah :
1. Tanah untuk NDB : 40310 m² (bersertifikat)
2. Tanah di kilometer 16 : 11250 m² (bersertifikat)
3. Tanah di kilometer 17 : 1600 m² (bersertifikat)
IV-2
4. Tanah untuk landasan : 750000 m² (belum bersertifikat)
4.1.3. Kondisi Lingkungan Bandar Udara
Bandar udara Mau Hau berganti nama sejak 28 Mei 2009 menjadi Bandar Udara
Umbu Mehang Kunda. Kondisi lingkungan di sekitar lokasi Bandar udara Umbu mehang
Kunda waingapu jalan lingkungan sekitar lokasi dan menuju lokasi merupakan jalan
aspal, pada azimuth 15 berhadapan dengan Bukit Padadita dan Sungai Kambaniru,
sedangkan azimuth 33 berhadapan dengan Bukit Marawahi dan jalan menuju Melolo.
Kondisi sarana dan prasarana yang ada dalam keadaan baik namun ada beberapa yang
kurang dimana hal tersebut dapat membahayakan operasional penerbangan seperti
pagar yang rusak sehingga manusia, hewan yang berkeliaran dapat keluar masuk
melintasi daerah Runway dengan mudah. Sebelah timur laut Bandar udara terdapat
Sungai Kambaniru. Kondisi lingkungan Bandar udara Umbu Mehang Kunda Waingapu
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.1. Kondisi Lingkungan Bandar Udara
No. Uraian Keterangan
1.Temperatur Bulanan Rata-
rata
Min : 27 ºC
Jan s/d Des 2007 Rata-rata : 22 ºC
Maks : 34 ºC
2.Airport Reference
Temperature (ART)29 ºC
ART diambil dari suhu rata-rata harian
dari bulan paling panas dalam waktu 1
tahun
3. Elevation ± 10,1 m (33 feet) Data Bandar udara
4. Slope (Kemiringan) 2 %
Sumber: Kantor Bandar Udara Umbu Mehang Kunda Waingapu
IV-3
Gambar 4.2. Bandar udara Umbu mehang Kunda Waingapu
Sumber: Kantor Bandar Udara Umbu Mehang Kunda Waingapu
Gambar 4.3. Kondisi Ujung TH 33
Sumber: Kantor Bandar Udara Umbu Mehang Kunda Waingapu
IV-4
Gambar 4.4. Kondisi Ujung TH 15
Sumber: Kantor Bandar Udara Umbu Mehang Kunda Waingapu
Gambar 4.5. Kondisi Arah Timur laut dari As Runway
Sumber: Kantor Bandar Udara Umbu Mehang Kunda Waingapu
4.1.4. Kondisi Topografi
Lahan lokasi di sekitar Bandar udara berada di dataran dengan kondisi lahan
berbukit terjal dan sabana-sabana. Kemiringan lahan cukup datar dengan elevasi 10.1 m
diatas permukaan laut. Sedangkan permukaan transisi yang berada diluar batas Bandar
udara terutama pada kedua ujung runway terdapat bukit yang memerlukan keselamatan
operasi penerbangan yang harus di pangkas. Tampak pada gambar 4.6 di bawah ini
menunjukkan lahan lokasi sekitar Bandar udara :
IV-5
Gambar 4.6. Lahan Lokasi sekitar Bandar Udara
Sumber: Kantor Bandar Udara Umbu Mehang Kunda Waingapu
4.1.5. Kondisi Daya Dukung Tanah
Kondisi tanah lokasi merupakan jenis lempung kemerah-merahan berpasir yang
mempunyai ikatan antar molekul-molekul tanah baik.
4.1.6. Pengembangan Pada Areal Di Sekitar Bandar Udara Dan Ketersediaan
Lahan Bandar Udara
Pengembangan pada areal di sekitar Bandar udara dan ketersediaan lahan
berada di azimuth 33 dikarenakan lahan di area tersebut merupakan lahan yang potensi
guna pengembangan berbeda dengan azimuth 15 dimana lahan yang tersedia tidak ada
dan sangat dekat dengan Sungai Kambaniru.
Gambar 4.7. Eksisting Situasi Bandar Udara Umbu Mehang Kunda
Sumber: Google Earth, 2012
IV-6
Ujung TH 15
Ujung TH 33 (Lahan pengembangan yang
tersedia)
4.1.7. Fasilitas Bandar Udara
4.1.7.1. Fasilitas Sisi Udara/Airside
4.1.7.1.1. Landasan Pacu (Runway)
Adapun data-data untuk Landasan Pacu (Runway) adalah sebagai berikut :
1. Arah : 15 – 33
2. Dimensi : 1970 x 30 m (Hotmix)
3. Pengembangan
- 1979 Penetration : 5 Cm (Asphalt)
- 1982 Overlay : 5 Cm (Asphalt)
- 1997-2002 Overlay : 5 Cm (Hotmix)
- 2004 Perpanjangan : 200 M
- 2007 Overlay 5 Cm (Hotmix)
4. Kemampuan : Lcn 42.500 Lbs/Pcn 17 FDYT
5. Touch Down : (45 M x 6 M) x 4
6. Turning Area : 750 M² x 2
7. Shoulder : (1970 x 30 M) x 2 (Tanah Rumput)
8. Over Run : (60 x 30 M) x 2 (Asphalt Kolakan)
9. Halangan (Obstacle)
- Rwy 33 - Jarak
- Tinggi
- Sudut
:
:
:
545,70 M
29,681 M
3,11º
- Rwy 15 - Jarak
- Tinggi
- Sudut
:
:
:
325 M
22 M
3,88º
4.1.7.1.2. Landasan Hubung (Taxiway)
Adapun data-data untuk Landasan Hubung (Taxiway) adalah sebagai berikut :
IV-7
1. Dimensi : 105 x 23 M
2. Konstruksi : Asphalt
3. Kemampuan : 17 F/D/Y/T
4.1.7.1.3. Landasan Parkir (Apron)
Adapun data-data untuk Landasan Parkir (Apron) adalah sebagai berikut :
1. Dimensi : 150 x 60 M
2. Konstruksi : Asphalt
3. Kemampuan : 17 F/D/Y/T
4.1.7.2. Fasilitas Sisi Darat/Landside
4.1.7.2.1. Fasilitas Bangunan Terminal Penumpang
Luas terminal penumpang dan pada Bandar udara Umbu Mehang Kunda adalah
440 m² yang terdiri dari :
1. Ruang Tunggu Keberangkatan : 132 m²
2. Ruang Tunggu Kedatangan : 132 m²
3. Ruang Check In : 85 m²
4. Ruang Tunggu Bagasi/Barang : 91 m²
4.1.7.2.2. Fasilitas Bangunan Penunjang (Gedung Operasional)
Bandar udara Umbu Mehang Kunda memiliki beberapa bangunan penunjang
(Gedung Operasional) seperti :
1. Gedung Kantor Bandara : 296 m²
2. Gedung Tower : 96 m²
3. Gedung NDB : 30 m²
4. Gedung Genset : 126 m²
5. Gedung Work Shop : 200 m²
6. Rumah Dinas : 7 x 50 m², 2 x 70 m², 1 x 36 m²
IV-8
4.1.7.2.3. Fasilitas Navigasi, Telekomunikasi dan Listrik
4.1.7.2.3.1. Fasilitas Navigasi
Bandar udara Umbu Mehang Kunda Waingapu memiliki beberapa fasilitas
navigasi seperti pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.2. Fasilitas Navigasi
No. Nama Merk/Type FrekuensiMulai
OperasiJumlah Kondisi Keterangan
1. Radar SSRThomson
RS 870
1030 MHz
1090 MHz1991 1 Baik
Aset
PT. AP 1
2. NDBNautel
ND 4000295 KHz 1991 1 Baik
3. VOR Asli 1150 117,3 MHz 2003 1 Baik
4. DME Asli 1119 CH 120 X 2003 1 Rusak
5. MSSR - - 2010 1 Baik
6. RDPS - - 2010 1 Baik
Sumber: Kantor Bandara Umbu Mehang Kunda Waingapu
4.1.7.2.3.2. Fasilitas Telekomunikasi
Bandar udara Umbu Mehang Kunda Waingapu memiliki beberapa fasilitas
telekomunikasi seperti pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.3. Fasilitas Telekomunikasi
No. Nama Merk/Type FrekuensiMulai
OperasiJumlah Kondisi
1. SSBYaesu
FT 180 AFS. 71
7825 KHz9145 KHz4495 KHz
1993 1 Baik
2. VHFRohde & Schwarz
122,2 MHz 1995 1 Baik
3.HF
All BandYaesuS-600
- 2006 1 Baik
4.HF
All BandIcomIC-77
- 1996 1 Rusak
5.
UHF
MotorolaD 34.5 RA
SuicomSH
135/430
485 MHz465 MHz463 MHz
2004
2007
2
10
Baik(Rekondisi)
Baik
6. PABX PanasonicType 616
KX-TEM 82419962007
11
BaikBaik
7. VHF Icom 122,2 MHz 1998 2 Baik
IV-9
Bersambung ke Halaman berikut
Sambungan dari Tabel 4.3.
IC-A200Sumber: Kantor Bandara Umbu Mehang Kunda Waingapu
4.1.7.2.3.3. Fasilitas Listrik
Bandar udara Umbu Mehang Kunda Waingapu memiliki beberapa fasilitas listrik
seperti pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.4. Fasilitas Listrik
No
.Nama Merk/Type Daya Volt
Mulai
OperasiJumlah Kondisi Ket.
1. Genset
Deutzh
F 6 L 912
KHD
50 KVA 220/380 1978 1 Unit Baik
2. Genset
Deutzh
BF 4 M
102 E
50 KVA 220/380 1997 1 Unit Baik
3. Genset Kohler 10 KVA 220 2003 1 Unit Baik
4. Genset Kohler 80 KVA 220/380 1997 1 Unit BaikAset
PT. AP 1
Sumber: Kantor Bandara Umbu Mehang Kunda Waingapu
4.1.7.2.4. Fasilitas Lain – lain
4.1.7.2.4.1. Peralatan Visual Aids
Bandar udara Umbu Mehang Kunda Waingapu memiliki beberapa peralatan visual
aids seperti pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.5. Peralatan Visual Aids
No. Nama Merk/Type KapasitasMulai
OperasiJumlah Kondisi
1. Sirine l Siemens 3 1982 1 Unit Baik
2. Sirine ll Asahi 1,5 1975 1 Unit Baik
3. Crash Bell Siemens 3 1972 1 Unit Baik
Sumber: Kantor Bandara Umbu Mehang Kunda Waingapu
4.1.7.2.4.2. Peralatan Keamanan dan Keselamatan
Bandar udara Umbu Mehang Kunda Waingapu memiliki beberapa peralatan
keamanan dan keselamatan pada tabel dibawah ini :
IV-10
Tabel 4.6. Peralatan Keamanan dan Keselamatan
No. Nama Merk/TypeMulai
OperasiJumlah Kondisi
1. X – RayHeimans 6040 A
Rapiscan 524
1996
2007
1
1
Baik
Baik
2.Walk
Through
Rapiscan/
Metor 200
2007
2008
1
1
Baik
Baik
3.
Hand Held
Metel
Detector
Garrett 11651
Garet
1994
2007
2
2
Baik
Baik
Sumber: Kantor Bandara Umbu Mehang Kunda Waingapu
4.1.7.2.4.3. Peralatan PKP-PK
Bandar udara Umbu Mehang Kunda Waingapu memiliki beberapa peralatan PKP-
PK pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.7. Peralatan PKP-PK
No. Nama Merk/Type KemampuanMulai
OperasiJumlah Kondisi
1. Rescue CarToyota
Landcruiser/IV250 Kg DP 1979 1 Baik
2.Crash Car
IVECO
Internasional/III 2000 Lt Air
2000 Lt Air
1975
2010
2
1
1 Rusak
1 Baik
3.Rousenbouwer Steyr 2000 Lt Air
250 Kg DP
1996 1 Baik
4. Nurse Tender Mitsubishi/PS 120 4000 Lt Air 1994 1 Baik
5. Ambulance,
Lengkap
dengan Baju
Tahan Api dan
Radio
Komunikasi
Mitsubishi L 300 - 1993 1 Baik
6. Foam 2 GL - - - 4 Baik
7. Dry Powder - - - 13 Baik
Sumber: Kantor Bandara Umbu Mehang Kunda Waingapu
4.1.7.2.4.4. Peralatan Pemeliharaan Bandar Udara
IV-11
Bandar udara Umbu Mehang Kunda Waingapu memiliki beberapa peralatan
pemeliharaan Bandar udara pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.8. Peralatan Pemeliharaan Bandar Udara
No
.Nama Merk/Type
Mulai
OperasiJumlah Kondisi
1.
Wheel Tractor Yanmar/H 433
Massey Ferguson
/MF 240/4 WD
1979 1 Baik
2. Grass ColectorHoward
/HSW 1801999 1 Baik
3. Dump Truck Izusu Elf 1999 1 Baik
4. Dump Truck Izusu LD54 1983 1 Rusak
5.
Pick Up
Panther
(Airport Maintainance
Equipment)
1993 1 Baik
6. Pick UpMitsubishi
(Patroli)1994 1 Baik
7. MotorHonda/Wind 100
(Patroli)1993 1 Baik
8. Motor Honda/Astrea 125 2006 2 Baik
9. APV Toyota 2011 1 Baik
10. Senia - 2010 1 Baik
11. Ranger - 2011 1 Baik
Sumber: Kantor Bandara Umbu Mehang Kunda Waingapu
Dari data peralatan yang ada pada Bandar udara Umbu Mehang Kunda jelas
bahwa semua peralatan masih terjaga dengan baik meskipun umur alat sudah terbilang
cukup lama dioperasikan, namun masih ada pula peralatan yang sudah tidak layak pakai
atau dioperasikan dikarenakn alat tersebut sudah tidak memenuhi standar dan tidak layak
pakai untuk digunakan untuk pengoperasian penerbangan. Dalam penelitian ini tidak
memperhitungkan sejauh mana peralatan yang ada di Bandar udara Umbu Mehang
Kunda Waingapu dioperasikan karena penelitian ini hanya memperhitungkan kebutuhan
terminal penumpang dan terminal kargo saja.
4.2. Data Hasil Penelitian
IV-12
4.2.1. Data Pesawat, Penumpang dan Barang Tahun 2000 - 2012
Adapun data Pesawat, Penumpang dan Barang yang di dapat dari kantor Bandar
udara Umbu Mehang Kunda adalah sebagai berikut :
Tabel 4.9. Data Pesawat, Penumpang dan Barang Tahun 2000 - 2012
TahunPesawat Penumpang Kargo (Kg)
Datang Berangkat Datang Berangkat Transit Bongkar Muat
2000 263 263 4.900 5.205 928 40.504 25.037
2001 193 193 3.695 3.714 822 31.399 21.312
2002 390 390 5.849 5.866 2.016 52.044 25.770
2003 617 617 8.885 9.599 9.180 64.836 26.129
2004 696 696 14.919 15.651 14.108 106.222 28.830
2005 634 634 14.849 14.718 13.757 102.547 26.544
2006 537 537 5.289 5.543 2.025 76.099 24.127
2007 700 700 21.161 22.983 20.464 297.505 104.719
2008 589 589 19.114 19.114 14.557 179.301 108.646
2009 555 555 23.387 24.301 17.732 181.247 66.821
2010 659 659 35.023 36.624 17.227 198.079 357.602
2011 712 712 36.988 36.476 9.353 378.835 49.365
2012 618 618 35.513 39.188 438 160.586 59.908
Sumber: Kantor Bandara Umbu Mehang Kunda Waingapu
Grafik 4.1. Data Pesawat, Penumpang dan Barang Tahun 2000 – 2012 dalam Grafik
20002001
20022003
20042005
20062007
20082009
20102011
20122022
050000
100000150000200000250000300000350000400000
Data Pesawat, Penumpang dan Barang
Pesawat DatangPesawat BerangkatPenumpang DatangPenumpang BerangkatPenumpang TransitKargo (Kg) BongkarKargo (Kg) Muat
Tahun
Jum
lah
Sumber: Kantor Bandara Umbu Mehang Kunda Waingapu
4.2.2. Data Karakteristik Pesawat Rencana Pada Bandar Udara Umbu
IV-13
Mehang Kunda Waingapu
4.2.2.1. Pesawat Rencana B737 – 200
Dapat dilihat data-data untuk pesawat rencana pada Bandar udara Umbu Mehang
Kunda Waingapu khususnya type pesawat rencana :
Tabel 4.10. Karakteristik Pesawat Rencana B737 – 200
Karakteristik Satuan Model B737 – 200
Maximum Take Off Weight (MTOW) Kg 52.390
Maximum Landing Weight Kg 46.720
Maximum Zero Full Weight Kg 43.091
Operating Empty Weight Kg 28.395
Length Meter 30,53
Wing Span Meter 28,35
Height Meter 11,28
Main Gear Meter 5,23
Wheelbase Meter 11,38
Maximum Payload Kg 14.696
Seat Kursi Penumpang 136
Maximum Fuel Weight Kg 15.682
Teke Off Distance ISA, S/L at MTOW Meter 1.676
Landing Distance S/L at MTOW Meter 1.207
Sumber: Kantor Bandara Umbu Mehang Kunda Waingapu
Gambar 4.8. Model Pesawat Rencana B 737 – 200
Sumber: Kantor Bandar Udara Umbu Mehang Kunda Waingapu
IV-14
4.2.2.2. Pesawat Rencana B737 – 300
Dapat dilihat data-data untuk pesawat rencana pada Bandar udara Umbu Mehang
Kunda Waingapu khususnya type pesawat rencana :
Tabel 4.11. Karakteristik Pesawat Rencana B737 – 300
Karakteristik Satuan Model B737 – 300
Maximum Take Off Weight
(MTOW)Kg 57.000
Maximum Landing Weight Kg 52.527
Maximum Zero Full Weight Kg 48.300
Operating Empty Weight Kg 32.900
Length Meter 33,40
Wing Span Meter 28,88
Height Meter 11,13
Main Gear Meter 5,23
Wheelbase Meter 12,45
Maximum Payload Kg 16.102
Seat Kursi Penumpang 149
Maximum Fuel Weight Kg 16.141
Take Off Distance ISA, S/L at
MTOWMeter 2.027
Landing Distance S/L at MTOW Meter 1.603
Sumber: Kantor Bandara Umbu Mehang Kunda Waingapu
Gambar 4.9. Model Pesawat Rencana B 737 – 300
IV-15
Sumber: Kantor Bandar Udara Umbu Mehang Kunda Waingapu
Gambar 4.10. Model Pesawat Rencana B 737 – 300 dengan Patahan Sayap
Sumber: Kantor Bandar Udara Umbu Mehang Kunda Waingapu
4.2.3. Data Klimatologi
Dapat dilihat data-data klimatologi pada Bandar udara Umbu Mehang Kunda
Waingapu sebagai berikut :
1. Elevasi Bandar Udara : ±10,1 m/33 feet (Dari Permukaan Laut)
2. Temperatur : 29 ºC
3. Kemiringan Landasan : 2 % (Slope)
4.3. Analisa Data
4.3.1. Analisa Volume Lalu Lintas Udara
4.3.1.1. Analisa Volume Penumpang Datang Pada Tahun Rencana
Analisa volume penumpang datang pada tahun rencana dapat dihitung dan
dituangkan dalam tabel berikut ini :
Tabel 4.12. Perhitungan Penumpang Datang Tahun 2022
TahunPenumpang
Tahunan( P )
Perkembangan( i )
Penumpang Harian( b )
b = (P * Pm)/(Pt * 30,5)
2000 4.900 26
IV-16
2001 3.695 -0,246 192002 5.849 0,583 312003 8.885 0,519 462004 14.919 0,679 782005 14.849 -0,005 772006 5.289 -0,644 282007 21.161 3,001 1102008 19.114 -0,097 1002009 23.387 0,224 1222010 35.023 0,458 1852011 36.988 0,059 1952012 35.513 -0,039 188
Jumlah Pt = 229.572 1,527
Rata-rata (i r) 0,127 (12,70 %)Data Maksimum
(Pm)36.988 195
Data Tahun Rencana 2022 (Y)
Y = Pm * (1 + i r )10
122.532 647
Sumber: Kantor Bandara Umbu Mehang Kunda Waingapu dan Hasil Analisa
Dengan menggunakan rumus pada persamaan (2.12) maka dapat dihitung jumlah
penumpang datang pada tahun rencana, tetapi pada persamaan tersebut untuk variabel
Xm diasumsikan menjadi Variabel Pm. Untuk kasus diatas rata-rata perkembangan akan
sangat berpengaruh dan memungkinkan central tendencynya tidak begitu akurat
sehingga pada data perkembangan dari tahun 2006 – 2007 yang jumlahnya mencapai
300,1 % atau 3,001 dalam bentuk desimal tidak dapat digunakan dikarenakan pada
rentang waktu tersebut memiliki data perkembangan yang ekstrim dan data ini juga
diabaikan dalam perhitungan perkembangan (i) pada tabel 4.12 yang kemudian akan
berdampak pada naik turunnya persentase dari rata-rata (i r) kenaikan jumlah penumpang
yang datang. Pada hasil perhitungan rata-rata (i r) tabel diatas besarnya kenaikan jumlah
penumpang datang adalah 12,70 %. Prinsip perhitungan seperti di atas dapat digunakan
untuk perhitungan pada tabel-tabel selanjutnya.
IV-17
Bersambung ke Halaman berikutSambungan dari Tabel 4.12.
4.3.1.2. Analisa Volume Penumpang Berangkat Pada Tahun Rencana
Analisa volume penumpang berangkat pada tahun rencana dapat dihitung dan
dituangkan dalam tabel di bawah ini :
Tabel 4.13. Perhitungan Penumpang Berangkat Tahun 2022
TahunPenumpang
Tahunan( P )
Perkembangan( i )
Penumpang Harian( b )
b = (P * Pm)/(Pt * 30,5)
2000 5.205 282001 3.714 -0,286 202002 5.866 0,579 312003 9.599 0,636 512004 15.651 0,630 832005 14.718 -0,060 782006 5.543 -0,623 292007 22.983 3,146 1222008 19.114 -0,168 1022009 24.301 0,271 1292010 36.624 0,507 1972011 36.476 -0,004 1962012 39.188 0,074 211
Jumlah Pt = 238.982 1,550Rata-rata (i r) 0,130 (13,00 %)
Data Maksimum (Pm)
39.188 211
Data Tahun Rencana 2022 (Y)
Y = Pm * (1 + i r )10
132.579 714
Sumber: Kantor Bandara Umbu Mehang Kunda Waingapu dan Hasil Analisa
Sama halnya dengan perhitungan jumlah penumpang datang tahun 2022
sebelumnya, bahwa dengan menggunakan rumus pada persamaan (2.12) maka dapat
dihitung jumlah penumpang berangkat pada tahun rencana, tetapi pada persamaan
tersebut untuk variable Xm diasumsikan menjadi Variabel Pm. Untuk kasus diatas rata-
rata perkembangan akan sangat berpengaruh dan memungkinkan central tendencynya
tidak begitu akurat sehingga pada data perkembangan dari tahun 2006 – 2007 yang
jumlahnya mencapai 314,6 % atau 3,146 dalam bentuk desimal tidak dapat digunakan
dikarenakan pada rentang waktu tersebut memiliki data perkembangan yang ekstrim dan
data ini juga diabaikan dalam perhitungan perkembangan (i) pada tabel 4.13 yang
kemudian akan berdampak pada naik turunnya persentase dari rata-rata (i r) kenaikan
jumlah penumpang yang berangkat. Pada hasil perhitungan rata-rata (i r) tabel diatas
besarnya kenaikan jumlah penumpang berangkat adalah 13,00 %.
IV-18
4.3.1.3. Analisa Volume Penumpang Transit Pada Tahun Rencana
Analisa volume penumpang transit pada tahun rencana dapat dihitung dan
dituangkan dalam tabel di bawah ini :
Tabel 4.14. Perhitungan Penumpang Transit Tahun 2022
Tahun
Penumpang
Tahunan
( P )
Perkembangan
( i )
Penumpang Harian
( b )
b = (P * Pm)/(Pt * 30,5)
2000 928 5
2001 822 -0,114 5
2002 2.016 1,453 11
2003 9.180 3,554 50
2004 14.108 0,537 78
2005 13.757 -0,025 76
2006 2.025 -0,853 11
2007 20.464 9,106 113
2008 14.557 -0,289 80
2009 17.732 0,218 98
2010 17.227 -0,051 93
2011 9.353 -0,455 50
2012 438 -0,952 2
Jumlah Pt = 122.607 -0,532
Rata-rata (i r) -0,048 (-4, 83 %)
Data Maksimum
(Pm)20.464 113
Data Tahun
Rencana 2022 (Y)
Y = Pm * (1 + i r )10
12.467 69
Sumber: Kantor Bandara Umbu Mehang Kunda Waingapu dan Hasil Analisa
Sama halnya dengan perhitungan-perhitungan sebelumnya, bahwa dengan
menggunakan rumus pada persamaan (2.12) maka dapat dihitung jumlah penumpang
transit pada tahun rencana, tetapi pada persamaan tersebut untuk variabel Xm
diasumsikan menjadi Variabel Pm. Untuk kasus diatas rata-rata perkembangan akan
sangat berpengaruh dan memungkinkan central tendencynya tidak begitu akurat
sehingga pada data perkembangan dari tahun 2002 – 2003 yang jumlahnya mencapai
355,4% atau 3,554 dan pada tahun 2006 – 2007 yang jumlahnya mencapai 910,6% atau
IV-19
9,106 dalam bentuk desimal tidak dapat digunakan dikarenakan pada rentang waktu
tersebut memiliki data perkembangan yang ekstrim dan data ini juga diabaikan dalam
perhitungan perkembangan (i) pada tabel 4.14 yang kemudian akan berdampak pada
naik turunnya persentase dari rata-rata (i r) kenaikan jumlah penumpang yang transit.
Pada hasil perhitungan rata-rata (i r) tabel diatas besarnya kenaikan jumlah penumpang
transit adalah - 4,83 %.
4.3.1.4. Analisa Volume Kargo Datang Pada Tahun Rencana
Analisa volume kargo datang pada tahun rencana dapat dihitung dan dilihat pada
tabel di bawah ini :
Tabel 4.15. Perhitungan Kargo Datang Tahun 2022
TahunKargo Tahunan
( Kg )
Perkembangan
( i )
2000 40.504
2001 31.399 -0,225
2002 52.044 0,658
2003 64.836 0,246
2004 106.222 0,638
2005 102.547 -0,035
2006 76.099 -0,258
2007 297.505 2,909
2008 179.301 -0,397
2009 181.247 0,011
2010 198.079 0,093
2011 378.835 0,913
2012 160.586 -0,576
Jumlah 1,067
Rata-rata (i r) 0,089 (8,90 %)
Data Maksimum
(Xm)378.835
Data Tahun
Rencana 2022 (Y)
Y = Xm * (1 + i r )10
888.073
Sumber: Kantor Bandara Umbu Mehang Kunda Waingapu dan Hasil Analisa
IV-20
Berdasarkan rumus pada persamaan (2.12) maka dapat dihitung jumlah kargo
datang pada tahun rencana. Untuk kasus diatas rata-rata perkembangan akan sangat
berpengaruh dan memungkinkan central tendencynya tidak begitu akurat sehingga pada
data perkembangan dari tahun 2002 – 2003 yang jumlahnya mencapai 290,9 % atau
2,909 dalam bentuk desimal dan tidak dapat digunakan dikarenakan pada rentang waktu
tersebut memiliki data perkembangan yang ekstrim dan data ini juga diabaikan dalam
perhitungan perkembangan (i) pada tabel 4.15 yang kemudian akan berdampak pada
naik turunnya persentase dari rata-rata (i r) kenaikan jumlah Kargo datang. Pada hasil
perhitungan rata-rata (i r) tabel diatas besarnya kenaikan jumlah Kargo datang adalah
8,90 %.
4.3.1.5. Analisa Volume Kargo Berangkat Pada Tahun Rencana
Analisa volume kargo berangkat pada tahun rencana dapat dihitung dan dilihat
pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.16. Perhitungan Kargo Berangkat Tahun 2022
TahunKargo Tahunan
( Kg )
Perkembangan
( i )
2000 25.037
2001 21.312 -0,149
2002 25.770 0,209
2003 26.129 0,014
2004 28.830 0,103
2005 26.544 -0,079
2006 24.127 -0,091
2007 104.719 3,340
2008 108.646 0,038
2009 66.821 -0,385
2010 357.602 4,352
2011 49.365 -0,862
2012 59.908 0,214
Jumlah 924.810 -0,988
Rata-rata (i r) -0,090 (-9, 00)
Data Maksimum (Xm)
357.602
Data Tahun Rencana 2022 (Y)
Y = Xm * (1 + i r )10
139.465
IV-21
Sumber: Kantor Bandara Umbu Mehang Kunda Waingapu dan Hasil Analisa
Berdasarkan rumus pada persamaan (2.12) maka dapat dihitung jumlah kargo
berangkat pada tahun rencana. Untuk kasus diatas rata-rata perkembangan akan sangat
berpengaruh dan memungkinkan central tendencynya tidak begitu akurat sehingga pada
data perkembangan dari tahun 2006 – 2007 yang jumlahnya mencapai 334,0 % atau
3,340 dalam bentuk desimal dan data perkembangan dari tahun 2009 – 2010 yang
jumlahnya mencapai 435,2 % atau 4,352 dalam bentuk desimal tidak dapat digunakan
dikarenakan pada rentang waktu tersebut memiliki data perkembangan yang ekstrim dan
data ini juga diabaikan dalam perhitungan perkembangan (i) pada tabel 4.16 yang
kemudian akan berdampak pada naik turunnya persentase dari rata-rata (i r) kenaikan
jumlah Kargo berangkat. Pada hasil perhitungan rata-rata (i r) tabel diatas besarnya
kenaikan jumlah Kargo berangkat adalah – 9,00 %.
4.3.1.6. Analisa Pesawat Datang dan Berangkat Pada Tahun Rencana
Analisa pesawat datang dan berangkat pada tahun rencana dapat dihitung dan
dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.17. Perhitungan Pesawat Datang dan Berangkat Tahun 2022
TahunJumlah Pesawat
Datang / Berangkat
Perkembangan
( i )
2000 263
2001 193 -0,266
2002 390 1,021
2003 617 0,582
2004 696 0,128
2005 634 -0,089
2006 537 -0,153
2007 700 0,304
2008 589 -0,159
2009 555 -0,058
2010 659 0,187
2011 712 0,080
2012 618 0,132
Jumlah 1,446
Rata-rata (i r) 0,111
Data Maksimum (Xm)
712
IV-22
Data Tahun Rencana 2022 (Y)
Y = Xm * (1 + i r )102.040
Sumber: Kantor Bandara Umbu Mehang Kunda Waingapu dan Hasil Analisa
Dikarenakan setiap tahun pesawat yang datang dan berangkat pada Bandar
Udara Umbu Mehang Kunda Waingapu dalam rentang tahun 2000 – 2012 cenderung
sama maka untuk perhitungan jumlah pesawat pada tahun rencana dapat disatukan.
Berdasarkan rumus pada persamaan (2.12) maka dapat dihitung jumlah pesawat yang
Datang dan Berangkat pada tahun rencana. Untuk kasus diatas rata-rata perkembangan
akan sangat berpengaruh dan memungkinkan central tendencynya tidak begitu akurat
sehingga pada data perkembangan dari tahun 2001 – 2002 yang jumlahnya mencapai
102,1 % atau 1,021 dalam bentuk desimal tidak dapat digunakan dikarenakan pada
rentang waktu tersebut memiliki data perkembangan yang ekstrim dan data ini juga
diabaikan dalam perhitungan perkembangan (i) pada tabel 4.17 yang kemudian akan
berdampak pada naik turunnya persentase dari rata-rata (i r) kenaikan jumlah pesawat
yang Datang dan Berangkat. Pada hasil perhitungan rata-rata (i r) tabel diatas besarnya
kenaikan jumlah pesawat yang Datang dan Berangkat adalah 11,10 %.
4.3.2. Analisa Kebutuhan Fasilitas Bandar Udara
4.3.2.1. Analisa Kebutuhan Fasilitas Utama (Sisi Udara/Airside)
4.3.2.1.1. Analisa Kebutuhan Landasan Pacu (Runway)
4.3.2.1.1.1. Penentuan Jenis Pesawat Pada Tahun Rencana
Untuk menentukan jenis pesawat rencana pada tahun rencana (2022) dapat
menggunakan hasil perhitungan untuk penumpang harian pada tahun rencana dan
berapa jumlah pesawat yang dapat melayani penerbangan harian pada tahun rencana.
Dari perhitungan sebelumnya diperoleh jumlah penumpang datang sebanyak 647 orang
pada Tabel 4.12, untuk penumpang berangkat sebanyak 714 orang pada Tabel 4.13 dan
untuk penumpang transit sebanyak 69 orang pada Tabel 4.14 yang selanjutnya hasil
perhitungan tersebut dipakai untuk penentuan jumlah penumpang harian. Dari data ini
sudah terlihat bahwa jumlah penumpang berangkat lebih banyak, maka dapat digunakan
jumlah penumpang berangkat yaitu 714 orang sebagai jumlah penumpang harian, dengan
mengasumsikan penumpang datang datang dan berangkat menggunakan pesawat yang
sama pula. Kemudian untuk menentukan jumlah pesawat harian akan digunakan data
jumlah pesawat. Pada Tabel 4.17 untuk tahun rencana, diketahui jumlah pesawat datang
dan berangkat pada tahun rencana adalah 2040 pesawat. Dari jumlah pesawat data
IV-23
tahun rencana ini dibuat rata-rata jumlah pesawat harian dengan membagi jumlah
pesawat tahunan dengan jumlah hari dalam setahun (365 Hari).
Jumlah Pesawat Harian = Jumlah Pesawat TahunanJumlah Hari DalamSeta hun
= 2.040365
= 5,5
= 5 Pesawat
Dengan mengetahui jumlah pesawat harian (5 Pesawat), kemudian dicari
komposisi jenis pesawat yang cocok untuk dapat memenuhi kebutuhan penumpang pada
tahun rencana yaitu 714 orang. Beberapa alternatif jenis pesawat diberikan pada tabel
berikut ini :
Tabel 4.18. Alternatif Pemilihan Pesawat Untuk Tahun Rencana
Alternatif Pesawat
Type Pesawat Seat
Pesawat 1 B737 – 300 149
Pesawat 2 B737 – 300 149
Pesawat 3 B737 – 300 149
Pesawat 4 B737 – 200 136
Pesawat 5 B737 – 200 136
Total Penumpang 719
Sumber: Kantor Bandara Umbu Mehang Kunda Waingapu dan Hasil Analisa
Dari Tabel 4.18 di dapat kombinasi harian pesawat yaitu 3 jenis pesawat B737 –
300 (149 seat) dengan 2 jenis pesawat B737 – 200 (136 seat). Total penumpang yang
bisa dilayani jika ke – 5 pesawat ini datang pada waktu jam sibuk adalah 719 orang
penumpang, sehingga dapat memenuhi kebutuhan penumpang harian yang ada pada
tahun rencana yaitu 714 orang penumpang.
Beberapa jenis pesawat eksisting lainnya seperti jenis Cassa 212, ATR – 42, MA –
60, BAe 146, F – 50, F – 28 dan F – 100 tidak digunakan dalam perencanaan pesawat
rencana karena memiliki kapasitas tempat duduk yang tidak memenuhi kebutuhan
penumpang pada tahun rencana.
4.3.2.1.1.2. Faktor Koreksi Panjang Landasan
IV-24
Faktor koreksi panjang landasan merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi
perhitungan panjang landasan. Faktor-faktor ini berupa kondisi elevasi landasan pacu,
suhu rata-rata landasan dan kemiringan landasan (Slope).
A. Akibat Pengaruh Elevasi (Fe)
Kenaikan elevasi sebesar 300 m dari permukaan air laut akan memperpanjang
landasan pacu sebesar 7 % dari panjang landasan referensi. Elevasi pada Bandara
Umbu Mehang Kunda Waingapu adalah 10,1 m diatas permukaan laut.
Fe = 1 + (0,07 xE
300 ) = 1 + (0,07 x
10,1300 )
= 1,00236
B. Akibat Pengaruh Elevasi dan Suhu (Ft)
Panjang landasan pacu akan bertambah 1 % untuk setiap kenaikan suhu sebesar
1 ºC dari temperatur standar atmosfer. Untuk temperatur standar atmosfer sendiri
didapat dari pengurangan pada temperatur muka air laut yaitu sebesar 15 ºC akibat
perbedaan ketinggian untuk setiap kenaikan 1000 m dari permukaan air laut suhu naik
6,5 ºC. Suhu landasan pacu pada Bandar udara Umbu Mehang Kunda Waingapu
adalah 29 ºC.
Ft = ¿
= ¿
= 1,141
C. Akibat Pengaruh Kemiringan Landasan Pacu (Fs)
Panjang landasan pacu akan bertambah 10 % untuk perbedaaan slope 1 %.
Diketahui bahwa kemiringan pada landasan pacu Bandar udara Umbu Mehang Kunda
Waingapu adalah 2 %.
Fs = 1 + ( 0,1 x S )
= 1 + ( 0,1 x 2 )
= 1,2
IV-25
4.3.2.1.1.3. Perhitungan Panjang Runway Rencana
A. Panjang Runway Untuk Pesawat B737 – 200
Penentuan panjang landasan pacu juga dipengaruhi oleh jenis pesawat yang akan
dipakai. Berdasarkan Jane’s Aircraft Data 1995 – 1996 dalam kondisi ISA
(International Standard Atmosphere), Sea Level diperoleh :
Panjang landasan Take Off : 1.676 m
Panjang landasan Landing : 1.207 m
Akibat pengaruh faktor koreksi :
Panjang landasan Take Off = 1.676 * Fe * Ft * Fs
= 1.676 * 1,00236 * 1,141 * 1,2
= 1.955,17 m = 1.960 m
Panjang landasan Landing = 1207 * Fe * Ft * Fs
= 1.207 * 1,00236 * 1,141 * 1,02
= 1.408,05 m = 1.410 m
B. Panjang Runway Untuk Pesawat B737 – 300
Penentuan panjang landasan pacu juga dipengaruhi oleh jenis pesawat yang akan
dipakai. Berdasarkan Jane’s Aircraft Data 1995 – 1996 dalam kondisi ISA
(International Standard Atmosphere), Sea Level diperoleh :
Panjang landasan Take Off : 2.027 m
Panjang landasan Landing : 1.603 m
Akibat pengaruh faktor koreksi :
Panjang landasan Take Off = 2.027 * Fe * Ft * Fs
= 2.027 * 1,00236 * 1,141 * 1,02
= 2.364,63 m = 2.365 m
Panjang landasan Landing = 1.603 * Fe * Ft * Fs
= 1.603 * 1,00236 * 1,141 * 1,02
= 1.870,00 m = 1.870 m
IV-26
Untuk perhitungan lebar dan panjang runway baik jenis pesawat B737 – 200
maupun B737 – 300 yang telah dketahui sebelumnya dipilih lebar dan panjang
maksimum untuk digunakan dalam perencanaan pengembangan guna memenuhi
kebutuhan dari kedua jenis pesawat ini.
Selanjutnya dengan membandingkan panjang landasan take off maupun landing dari
kedua pesawat rencana dipilih panjang landasan terbesar sebagai panjang landasan
rencana. Dari perhitungan diatas maka dapat direkap seperti pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.19. Rekapan hitungan Panjang Runway
Pesawat RencanaKebutuhan Panjang Runway
Take Off (m) Landing (m) Rencana (m)
B737 – 200 1.960 1.410 1.960
B737 – 300 2.365 1.870 2.365
Panjang Runway Terpilih 2.365
Sumber: Hasil Analisa
Dari perhitungan diatas panjang landasan pacu yang dipilih adalah landasan pacu
terpanjang yaitu 2365 m untuk panjang runway rencana.
4.3.2.1.1.4. Perhitungan Lebar Runway Rencana
Perhitungan lebar runway rencana perlu memperhatikan standar yang digunakan
dalam penentuan lebar runway yang berlaku. Salah satu standar yang dibutuhkan dalam
menentukan lebar runway adalah dengan menggunakan standar Aerodrome References
Codes seperti pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.20. Aerodrome Reference Code (ARC)
UNSUR KODE 1 UNSUR KODE 2
No.
Kode
Panjang Lapangan
Acuan Pesawat
Terbang
Huruf
KodeBentang Sayap
Bentang Roda
Pendaratan Utama
bagian luar
(1) (2) (3) (4) (5)
1 < 800 m A < 15 m < 4,5 m
2 800 m < L < 1200 m B 15 m < B < 24 m 4,5 m < B < 6 m
3 1200 m < L < 1800 m C 24 m < B < 36 m 6 m < B < 9 m
4 L > 1800 mD 36 m < B < 52 m 9 m < B < 14 m
E 52 m < B < 60 m 9 m < B < 14 m
Sumber : Horonjeff, 1994
IV-27
Dengan memperhitungkan panjang landasan yang diperoleh yaitu sepanjang 2365
m, dengan bentang sayap (wing span) terbesar dari 2 pesawat rencana (B737 – 200 :
28,35 m, B737 – 300 : 28,88 m) adalah 28,88 m dan jarak antara roda utama pendaratan
(main gear) terbesar dari 2 pesawat rencana (B737 – 200 : 5,23 m, B737 – 300 : 5,23 m)
adalah 5,23 m, maka kode landasan pacu untuk tahun rencana sesuai Aerodrome
References Codes adalah 4C (lihat tabel 4.21). Dalam penentuan kode huruf, syarat tidak
perlu dipenuhi semuanya. Kondisi ini dapat dilihat pada waktu akan menentukan kode
huruf dari landasan. Pada penentuan kode huruf terdapat 2 syarat yaitu syarat bentang
sayap pesawat (wing span) dan syarat jarak antara roda utama terluar. Bila dilihat dari
syarat pertama, karakteristik pesawat terbang rencana masuk kode huruf C, tetapi bila
dilihat dari syarat kedua, karakteristik pesawat terbang rencana masuk kode huruf B. Oleh
karena itu, dalam penentuannya, diambil kode huruf tertinggi (C) sehingga lebar runway
yang dipilih adalah runway terbasar yang bisa mengantisipasi segala kemungkinan.
Tabel 4.21. Lebar Runway
Kode
Angka
Kode Huruf
A B C D E
1a
2a
3
4
18 m
23 m
30 m
-
18 m
23 m
30 m
-
23 m
30 m
30 m
45 m
-
-
45 m
45 m
-
-
-
60 m
Sumber: Basuki, 1990
Dari tabel diatas diperoleh dimensi lebar rencana runway pada tahun rencana
sesuai dengan kode landasan (4C) adalah 45 m.
4.3.2.1.2. Analisa Kebutuhan Landasan Hubung (Taxiway)
4.3.2.1.2.1. Penentuan Lebar Taxiway
Lebar taxiway dapat ditentukan dengan mengetahui jenis pesawat rencana yang
akan beroperasi pada tahun rencana. Dari karakteristik kedua pesawat yang akan
beroperasi yaitu jenis B737 – 200 dan B737 – 300 didapat data wheelbase untuk kedua
pesawat masing-masing adalah 11,38 m dan 12,45 m. berdasarkan tabel ketentuan untuk
lebar taxiway dengan kode landasan C didapat lebar taxiway pada tahun rencana adalah
15 m (lihat tabel 4.22).
Tabel 4.22. Lebar Taxiway
IV-28
Kode
HurufLebar taxiway
Lebar taxiway +
Bahu landasan
A 7.5 m -
B 10.5 m -
C 15 m, jika direncanakan
untuk Pesawat udara dengan
Whell Base < 18 m
18 m, jika direncanakan untuk
Pesawat udara dengan Whell
Base > 18 m
25 m
D
18 m, jika direncanakan untuk
pesawat udara dengan Whell
Base < 9 m
23 m, jika direncanakan untuk
pesawat udara dengan Whell
Base > 9 m
38 m
E 23 m 44 m
Sumber : ICAO, 1987
4.3.2.1.2.2. Penentuan Panjang Taxiway
Panjang taxiway dapat direncanakan jika perhitungan dimensi apron telah
diketahui. Dimensi apron yang sangat mempengaruhi panjang taxiway adalah lebar atau
kedalaman apron yang didapat. Bila lebar apron rencana lebih besar dari lebar apron
eksisting maka panjang taxiway akan terkoreksi menjadi lebih pendek. Dari perhitungan
kedalaman apron, didapat bahwa lebar apron rencana pada tahun rencana adalah 80 m
lebih besar dibandingkan dengan lebar apron eksisting yang ada yaitu 60 m. Oleh karena
itu dimensi apron mengalami perubahan (Panjang dan Lebar), sehingga panjang taxiway
rencana menggunakan panjang taxiway eksisting (105 m) dikurangi 10 m karena akibat
pelebaran apron sehingga panjang taxiway yang tersisa adalah 95 m.
4.3.2.1.3. Analisa Kebutuhan Landasan Parkir (Apron)
4.3.2.1.3.1. Penentuan Panjang Apron
Penentuan panjang apron dipengaruhi oleh dimensi clearance (jarak terdekat
antara pesawat dengan objek terdekat) dan wing span (lebar bentang sayap pesawat).
Untuk jarak Minimum Antara Posisi Pesawat Dengan Obyek Lain dapat dilihat pada tabel
IV-29
Bersambung ke Halaman Berikut
Sambungan dari Tabel 4.22
4.23 dan jarak bebas antara pesawat dan apron dapat dilihat pada tabel 4.23 sebagai
berikut :
Tabel 4.23. Jarak Minimum Antara Posisi Pesawat Dengan Obyek Lain
Kode
Huruf
Jarak Minimum Antara Posisi Pesawat Dengan
Bangunan, Pesawat dan Obyek Lain yang Terdekat
A 3,0 m
B 3,0 m
C 4,5 m
D 7,5 m
E 7,5 m
Sumber : Basuki, 1986
Tabel 4.24. Jarak Bebas Antara Pesawat dan Apron
UraianKode Huruf
A B C D E F
Jarak bebas antara pesawat yang berada
di taxilane (m)4,5 4,5 7,5 7,5 10 10
Jarak antara pesawat yang sejajar yang
berada di apron dan bangunan lain4,5 4,5 7,5 7,5 10 10
Sumber: Dirjen Perhubungan Udara
Dalam merencanakan panjang apron, hal-hal yang harus diperhatikan adalah
posisi pesawat parkir, lebar pesawat (Wing span) dan jarak minimum antara posisi
pesawat dengan objek lain yang ada disekitarnya. Posisi pesawat parkir yang
direncanakan pada tahun rencana adalah posisi nose in (hidung pesawat menghadap
Bandar udara), sedangkan lebar pesawat untuk pesawat rencana B737 – 200 adalah
28,35 m (tabel 4.10) dan untuk pesawat rencana B737 – 300 adalah 28,88 m (tabel 4.11).
Jarak minimum antara pesawat dengan obyek lain dapat diambil dari tabel 4.22 dan tabel
4.23.
Pada perhitungan landasan parkir rencana dipakai data-data berikut :
1. Lebar pesawat terbesar dari pesawat rencana (28,88 m, B737 – 300)
2. Jarak antar pesawat menggunakan tabel 4.23 (7,5 m, kode huruf C)
3. Jarak pesawat dengan obyek lain menggunakan tabel 4.22 (4,5 m, kode C)
Panjang apron rencana = n * Ws + n * J1 + (n – 1) * J2
IV-30
Bersambung ke Halaman berikutSambungan dari Tabel 4.23.
= 5 * 28,88 + 5 * 4,5 + (5 – 1) * 7,5
= 178,9 m
= 180 m
Keterangan : - n = Jumlah pesawat rencana
- Ws = Lebar pesawat (lebar pesawat terbesar untuk pesawat rencana)
- J1 = Jarak bebas pesawat dengan obyek lain
- J2 = Jarak bebas antar pesawat
Dengan mengetahui panjang Landasan Parkir (apron) rencana sepanjang 180 m,
maka dapat diperhatikan bahwa lahan yang ada pada Bandar udara Umbu Mehang
Kunda masih tersedia.
Panjang apron dan taxiway rencana yang diperoleh dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 4.11. Panjang dan Lebar Apron
Sumber: Hasil Analisa
4.3.2.1.3.2. Penentuan Lebar (Kedalaman) Apron
Perhitungan lebar apron rencana dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu panjang
pesawat rencana, posisi parkir pesawat, jarak antar pesawat dan lebar pesawat rencana
(wing span).
1. Posisi pesawat nose in
2. Panjang pesawat terbesar dari pesawat rencana (33,40 m, B737 – 300)
IV-31
3. Lebar pesawat terbesar dari pesawat rencana (28,88 m, B737 – 300)
4. Jarak antar pesawat dengan menggunakan tabel 4.22
Lebar apron rencana = J1 + Lp +J2 + 0,75 Ws
= 4,5 + 33,40 + 7,5 +0,75 * 28,88
= 67,06 m = 70 m
Keterangan : - J1 = Jarak bebas pesawat dengan obyek lain- J2 = Jarak bebas antar pesawat- Lp = Panjang pesawat rencana (panjang terbesar)- Ws = Lebar pesawat (wing span) rencana (lebar terbesar)
4.3.2.2. Analisa Kebutuhan Fasilitas Umum (Sisi Darat/Landside)
4.3.2.2.1. Analisa Kebutuhan Terminal Penumpang
Luas terminal penumpang pada suatu bandara dipengaruhi oleh jumlah
penumpang tahunan yang dilayani pada bandara tersebut. Penentuan luas terminal
penumpang Bandar udara Umbu Mehang Kunda Waingapu pada tahun rencana 2022
juga dipengaruhi oleh jumlah penumpang rencana hasil proyeksi, dimana jumlah total
penumpang pada tahun 2022 adalah jumlah dari proyeksi penumpang datang, berangkat
dan transit pada tahun 2022 dapat dilihat pada tabel 4.12, tabel 4.13 dan tabel 4.14.
jumlah penumpang waktu sibuk dianggap sama dengan jumlah penumpang harian yang
ada.
Penumpang datang tahun rencana = 122.532 Orang (tabel 4.10)
Penumpang berangkat tahun rencana = 132.579 Orang (tabel 4.11)
Penumpang transit tahun rencana = 12.467 Orang (tabel 4.12)
Penumpang tahun rencana 2022 = 267.578 Orang
Selanjutnya dengan mengetahui jumlah penumpang pada tahun rencana, dengan
memperhatikan standar luasan terminal penumpang domestik menurut SNI berdasarkan
Tabel 2.14 didapat luas terminal total 240 m2, dengan standar kelengkapan ruang dan
fasilitasnya adalah sebagai berikut :
1. Teras Kedatangan dan Keberangkatan (Curb Side)
2. Ruang Lapor Diri (Check In Area)
3. Ruang Tunggu Keberangkatan (Departure Lounge)
4. Toilet Pria dan Wanita Ruang Tunggu Keberangkatan
5. Toilet Pria dan Wanita untuk Umum
6. Area Komersial
IV-32
7. Ruang Pengambilan Bagasi (Baggage Claim)
8. Kantor Airline (Airline Administration)
9. Fasilitas Telepon Umum (Public telephone)
10. Fasilitas Pemadam Api Ringan
11. Peralatan Pengambilan Bagasi – Tipe Gravity Roller
12. Kursi Tunggu
Dengan standar kelengkapan dan kebutuhan fasilitas yang ada, maka dapat
memberikan kemudahan untuk menghitung seberapa besar jumlah kebutuhan ruang yang
ada di Bandar udara Umbu Mehang Kunda. Kebutuhan ruang Bandar udara dapat
diperoleh sebagai berikut :
Tabel 4.25. Kebutuhan Ruang Bandar Udara
RuangStandar Perhitungan
Kebutuhan
Kebutuhan Pada Tahun
Rencana
Hall Keberangkatan 0.75 {a (1+ f )+b } m² 1.618,5 m²
Ruang Lapor Diri (Check In Area) A = 0.25 (a + b) m² 182,5 m²
Ruang Tunggu Keberangkatan
(Departure Lounge)(a + b)*1,5 m² 1.095 m²
Toilet Ruang Tunggu
Keberangkatan0,2 * a m² 142,8 m²
Ruang Pengambilan Bagasi
(Baggage Claim)0,9 * c m² 582,3 m²
Hall Kedatangan 0.375 (b + c + 2 * c * f) m² 1.219,13 m²
Toilet Umum 0,2 * (2 * (a + c)) 544,4 m²
Kursi Ruang Tunggu
Keberangkatana / 3 Buah 238 Buah
Sumber : SNI, Departemen Perhubungan, Hasil Analisa
Keterangan : - a = Penumpang berangkat harian = 714 Orang (tabel 4.11)
- b = Penumpang transit harian = 16 Orang (tabel 4.12)
- c = Penumpang datang harian = 647 Orang (tabel 4.10)
- f = Jumlah pengunjung/penjemput penumpang datang/berangkat = 2 Org
4.3.2.2.2. Analisa Kebutuhan Terminal Kargo
A. Volume Kargo Tahunan Rencana (N)
IV-33
N = Volume Kargo Datang (tabel 4.13) + Volume Kargo Berangkat (tabel
4.14)
= 956.253 Kg + 126.291 Kg
= 1.082.544 Kg
= 1.082,544 Ton
B. Volume Kargo Tahunan/Unit Luasan Gudang (P)
Diketahui bahwa dengan terus meningkatnya jumlah volume kargo di Bandar
udara Umbu Mehang Kunda Waingapu maka dibutuhkan luasan yang dapat
menampung kargo yang ada.
Untuk unit luasan gudang (P) maka dapat menentukannya dengan
memperhatikan tabel di bawah ini :
Tabel 4.26. Kebutuhan Ruang Bandar Udara
Volume Kargo Tahunan (ton) P (ton/ m²)
1000 2,0
2000 3,3
5000 6,8
10000 11,5
50000 15,0
Sumber : SNI 03,2004
Berdasarkan volume kargo tahunan yang didapat (1082,544 Ton), maka nilai P
bisa diperoleh dengan menggunakan cara interpolasi sebagai berikut :
P = 2,0+{ (1084,544−1000 )∗(3,3−2,0 )
(2000−1000 ) }= 2,0+{84,544∗1,3
1000 }= 2,0+ {0,110 }
= 2,110 Ton/ m²
C. Luas Gudang Airline (Q)
Q = NP
=1082,5442,110
=513m2
IV-34
D. Luas Gudang Agen Kargo/Luas Gudang Airline (r)
r = 0,5
E. Luas Gudang Agen Kargo (S)
S = Q * r
= 513 * 0,5
= 257 m²
F. Kedalaman Standar Terminal Kargo (t)
Untuk Kedalaman Standar Terminal Kargo (t) juga dibutuhkan untuk pengembangan
terminal kargo yang sebelumnya terminal kargo belum ada dengan memperhatikan
syarat-syarat tertentu. Maka dapat menentukannya dengan memperhatikan tabel di
bawah ini :
Tabel 4.27. Pedoman Penentuan Kedalaman Terminal Kargo
Bentuk Gudang Airline Gudang Agen Kargo
Menyatu 15 – 20 m
Terpisah 10 – 30 m 10 – 15 m
Sumber : SNI 03, 2004
Bentuk gudang yang dipakai adalah bentuk menyatu, t diambil sebesar 15 m
G. Lebar Terminal Kargo (U)
U = (Q+S)t
= (513+257)
15
= 51 m
H. Kedalaman Standar Sisi Udara (w)
Kedalaman standar sisi udara adalah 10 – 15 m, maka w = 10 m
I. Luas Area Sisi Udara (Y)
Y = U * w
= 51 * 10
= 510 m²
IV-35
J. Kedalaman Standar Sisi Darat (v)
Untuk Kedalaman Standar Terminal Kargo (t) maka dapat menentukannya dengan
memperhatikan tabel di bawah ini :
Tabel 4.28. Pedoman Penentuan Kedalaman Sisi Darat
Bentuk Gudang Airline Gudang Agen Kargo
Menyatu 15 – 20 m
Terpisah 10 – 30 m 10 – 15 m
Sumber : SNI 03, 2004
Bentuk gudang yang dipakai adalah bentuk menyatu, v diambil sebesar 20 m
K. Luas Area Sisi Darat (X)
X = U * v
= 51 * 20
= 1.020 m²
L. Luas Total Terminal Kargo (Z)
Z = Q + S + X + Y
= 513 + 257 + 1020 + 510
= 2.300 m²
4.4. Pembahasan
4.4.1. Perbandingan Dimensi Fasilitas Bandar Udara
4.4.1.1. Fasilitas Utama (Sisi Udara/Airside)
Berikut adalah hasil perbandingan dimensi eksisting dan rencana fasilitas Sisi
udara :
Tabel 4.29. Dimensi Eksisting dan Rencana Fasilitas Sisi Udara
No. Jenis FasilitasDimensi Eksisting
(m)
Dimensi Rencana
(m)
1. Landasan Pacu (runway)
- Panjang 1.970 2.365
- Lebar 30 45
2. Landasan Hubung (taxiway)
- Panjang 105 95
- Lebar 23 23
3. Landasan Parkir (apron)
- Panjang 150 180
- Lebar 60 70
IV-36
Sumber : Kantor Bandara Umbu Mehang Kunda Waingapu dan Hasil Analisa
4.4.1.2. Fasilitas Umum (Sisi Darat/Landside)
4.4.1.2.1. Terminal Penumpang
Dari perhitungan sebelumnya untuk terminal penumpang terlihat bahwa besarnya
peningkatan fasilitas sangat signifikan sehingga dapat dibandingkan dimensi eksisting
dengan dimensi untuk tahun rencana.
Berikut adalah hasil perbandingan dimensi eksisting dan rencana fasilitas Sisi
darat untuk terminal penumpang :
Tabel 4.30. Dimensi Eksisting dan Rencana Terminal Penumpang
No. Jenis Fasilitas Dimensi Eksisting Dimensi Rencana
1. Hall Keberangkatan 120 m² 1.618,5 m²
2.Ruang Lapor Diri (Check In
Area)85 m² 182,5 m²
3.
Ruang Tunggu
Keberangkatan (Departure
Lounge)
132 m² 1.095 m²
4.Toilet Ruang Tunggu
Keberangkatan16 m² 142,8 m²
5.Ruang Pengambilan Bagasi
(Baggage Claim)91 m² 582,3 m²
6. Hall Kedatangan 132 m² 1.219,13 m²
7. Toilet Umum 24 m² 544,4 m²
8.Kursi Ruang Tunggu
Keberangkatan164 Buah 238 Buah
9.Peralatan Pengambilan
BagasiTidak Ada Grafity Roller
Sumber : Kantor Bandara Umbu Mehang Kunda Waingapu dan Hasil Analisa
4.4.1.2.2. Terminal Kargo
Pada terminal kargo karena fasilitas eksisting belum ada maka ada perbandingan
antara dimensi eksisting dan dimensi rencana hanya akan diisi oleh dimensi hasil
perhitungan untuk tahun rencana (2022). Fasilitas-fasilitas yang perlu dikembangkan
IV-37
sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) adalah Gudang Airline, Gudang Agen
Kargo,Luas Area Sisi Udara dan Luas Area Sisi Darat. Berikut adalah tabel
pengembangan dimensi rencana terminal kargo :
Tabel 4.31. Dimensi Eksisting dan Rencana Terminal Kargo
No. Jenis Fasilitas Dimensi EksistingDimensi Rencana
(m²)
1. Luas Gudang Airline - 513
2. Luas Gudang Agen Kargo - 257
3. Luas Area Sisi Udara - 510
4. Luas Area Sisi Darat - 1.020
Sumber : Kantor Bandara Umbu Mehang Kunda dan Hasil Analisa
4.4.2. Pengembangan Fasilitas yang Diperlukan
4.4.2.1. Fasilitas Utama (Sisi Udara/Airside)
Fasilitas sisi udara yang harus dikembangkan adalah fasilitas sisi udara yang
memiliki kekurangan dimensi apabila fasilitas tersebut dibandingkan terhadap hasil
perhitungan dimensi fasilitas pada tahun rencana (2022). Bila dilihat dari tabel
perbandingan yang ada, maka fasilitas sisi udara yang ada harus dikembangkan atau
diperluas adalah fasilitas landasan pacu (runway), dimana kedua dimensinya yaitu
panjang dan lebar harus ditambah lagi.
Penambahan panjang landas pacu (runway) adalah sebesar 395 m (dari panjang
awal adalah 1970 m menjadi 2365 m). perpanjangan landas pacu ini dibuat pada ujung
landas pacu TH (threshold) 15, karena pada arah ini masih terdapat lahan luas dan tidak
terhalang oleh jalan raya dan masih jauh dari jalan raya seperti pada arah TH 33.
Sedangkan lebar landas pacu akan mengalami penambahan sebesar 15 m ( dari
lebar aslinya adalah 30 menjadi 45 m). Pengembangan lain yang perlu diperhatikan
adalah peningkatan status bandara yang sebelumnya adalah bandara non – instrument
menjadi bandara instrument sehingga fasilitas Instrument Landing System perlu diadakan
mengingat karakteristik pesawat rencana merupakan pesawat besar dan canggih, yang
membutuhkan fasilitas pendaratan yang bagus untuk mendukung kelancaran dalam
penerbangan pesawat.
Untuk fasilitas sisi udara lainnya seperti landasan hubung (taxiway) untuk lebarnya
tetap namun panjang taxiway dikurangi 10 m karena terpengaruh oleh pelebaran apron
dan landasan parkir (apron) juga mengalami perubahan dimensi baik lebar maupun
panjang yang semulanya berdimensi 150 x 60 menjadi 180 x 70.
IV-38
Bersambung ke Halaman BerikutSambungan dari Tabel 4.31.
4.4.2.2. Fasilitas Umum (Sisi Darat/Landside)
Dari hasil perhitungan dimensi pada fasilitas sisi darat Bandar Udara Umbu
Mehang Kunda Waingapu yang terdiri dari terminal penumpang dan terminal kargo
didapat bahwa keduanya harus mengalami pengembangan untuk dapat melayani
kegiatan transportasi udara pada tahun rencana. Hal ini terjadi karena dimensi eksisting
pada kedua fasilitas sisi darat tersebut masih kurang bila dibandingkan dengan fasilitas
yang dibutuhkan hasil perhitungan pada tahun rencana.
Pada terminal penumpang ruang kedatangan masih harus diperluas karena luas
eksisting (132 m²) masih terbilang kecil dibandingkan dengan kebutuhan ruang yang ada
pada tahun 2022 (1.219,13 m²). Oleh karena itu perlu adanya perluasan sebesar 1.087,13
m² pada ruang kedatangan demi melayani kebutuhan penumpang yang jumlahnya
meningkat drastis pada tahun rencana. Fasilitas lain yang perlu adanya pengembangan
adalah ruang lapor diri (Check In Area) dari 85 m² menjadi 182,5 m² (perluasan sebesar
97,5 m²), Ruang Tunggu Keberangkatan (Departure Lounge) dari 132 m² menjadi 1095
m² (perluasan sebesar 975 m²), Toilet Ruang Tunggu Keberangkatan dari 16 m² menjadi
142,8 m² (perluasan sebesar 126,8 m²), Ruang Pengambilan Bagasi (Baggage Claim)
dari 91 m² menjadi 582,3 m² (perluasan sebesar 491,3 m²), hall keberangkatan sebesar
1486,5 m² dari dimensi eksisting 120 m² menjadi 1618,5 m², perluasan toilet umum
sebesar 520,4 m² (dari 24 m² menjadi 544,4 m²), Kursi Ruang Tunggu Keberangkatan
perlu adanya penambahan dari 164 buah menjadi 238 buah dan perlu adanya fasilitas
alat pengangkut barang/bagasi jenis Gravity Roller pada Ruang Pengambilan Bagasi
(Baggage Claim), selain itu juga fasilitas lain yang perlu adanya pengembangan adalah
menara kontrol (tower) karena berdampak pada pengembangan landasan pacu (runway)
sehingga dapat terkontrol dengan mudah dan pengaturan kegiatan penerbangan lebih
baik.
Pada terminal kargo sendiri, fasilitas kargo eksisting juga belum ada maka hasil
hitungan mengenai terminal kargo dapat dipakai untuk pembangunan terminal kargo
nantinya dengan kelengkapan ruang seperti gudang airline, gudang agen kargo, area sisi
udara dan area sisi darat yang setelah dihitung sebelumnya. Pada hasil perhitungan hasil
proyeksi jumlah kargo pada tahun rencana pada tabel 4.15 dan tabel 4.16, terlihat bahwa
jumlah kargo yang akan dilayani semakin meningkat dengan jumlah kargo
datang/bongkar lebih banyak jika dibandingkan dengan jumlah kargo berangkat/muat.
Kondisi ini dapat ditangani oleh jumlah pesawat harian yang berjumlah 5 pesawat pada
tahun rencana.
IV-39