bab iv analisis, uji hipotesis dan pembahasan ...eprints.undip.ac.id/70537/5/bab_iv.pdf79 bab iv...
TRANSCRIPT
79
BAB IV
ANALISIS, UJI HIPOTESIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
4.1 Pengujian Kausalitas dan Uji Hipotesis
Pada bab ini dilakukan pengujian model persamaan struktural secara
penuh. Setelah asumsi-asumsi dalam model persamaan struktural terpenuhi maka
dilakukan pengujian hipotesis sebagaimana yang diajukan pada bab sebelumnya.
Berikut ini adalah hasil olah data model persamaan struktural secara penuh,
disajikan pada gambar di bawah ini:
Gambar 4.1
Model Persamaan Struktural
Sumber: Hasil olah data (2018)
80
Hubungan kausalitas antar variabel yang diteliti pada hasil olah data model
persamaan struktural disajikan pada tabel regression weights di bawah ini:
Tabel 4.1
Nilai Regression Weights Model Persamaan Struktural
No Hipotesis Estimate S.E C.R P
1 Promosi PenjualanPenjualan
Personal
0,405 0,085 4,744 ***
2 Promosi PenjualanKepuasan
Pelanggan
-0,064 0,60 -1,052 0,293
3 Promosi PenjualanIntensitas
Menginap
-0,005 0,60 -0,088 0,930
4 Penjualan PersonalKepuasan
Pelanggan
0,499 0,064 7,844 ***
5 Penjualan PersonalIntensitas
Menginap
0,321 0,078 4,119 ***
6 Kepuasan PelangganIntensitas
Menginap
0,692 0,094 7,365 ***
Sumber: Hasil olah data (2018)
Berdasarkan hasil olah data pada tabel regression weights di atas diperoleh
empat hipotesis terbukti signifikan dan dua hipotesis terbukti tidak signifikan.
Dua hipotesis yang terbukti tidak signifikan adalah pengaruh promosi penjualan
terhadap kepuasan pelanggan dan pengaruh promosi penjualan terhadap intensitas
menginap. Secara lengkap penjabaran hasil pengujian hipotesis dijelaskan sebagai
berikut:
81
4.1.1 Pengujian Hipotesis 1
Hipotesis 1: Semakin tinggi promosi penjualan maka semakin tinggi
penjualan personal
Berdasarkan hasil pengujian statistik yang di sajikan pada tabel di atas
menunjukkan bahwa nilai parameter estimasi sebesar 0,405, sedangkan nilai
standar error sebesar 0,085, selanjutnya nilai critical ratio sebasar 4,744, dan nilai
probabilitas sebesar ***. Pada penelitian ini tingkat signifikansi alpha (α) sebesar
0,05, maka dapat disimpulkan bahwa pada hipotesis satu terdapat bukti yang kuat
secara empirik untuk menolak hipotesis nol (H0). Selanjutnya bahwa hipotesis
satu yang menyatakan semakin tinggi promosi penjualan maka semakin tinggi
penjualan personal di terima.
4.1.2 Pengujian Hipotesis 2
Hipotesis 2: Semakin tinggi promosi penjualan maka semakin tinggi
kepuasan pelanggan
Berdasarkan hasil pengujian statistik yang di sajikan pada tabel di atas
menunjukkan bahwa nilai parameter estimasi sebesar -0,064, sedangkan nilai
standar error sebesar 0,060, selanjutnya nilai critical ratio sebasar -1,052, dan
nilai probabilitas sebesar 0,293. Pada penelitian ini tingkat signifikansi alpha (α)
sebesar 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa pada hipotesis dua tidak terdapat
bukti yang kuat secara empirik untuk menolak hipotesis nol (H0). Selanjutnya
bahwa hipotesis dua yang menyatakan semakin tinggi promosi penjualan maka
semakin tinggi kepuasan pelanggan di tolak.
82
4.1.3 Pengujian Hipotesis 3
Hipotesis 3: Semakin tinggi promosi penjualan maka semakin tinggi
intensitas menginap
Berdasarkan hasil pengujian statistik yang di sajikan pada tabel di atas
menunjukkan bahwa nilai parameter estimasi sebesar -0,005, sedangkan nilai
standar error sebesar 0,060, selanjutnya nilai critical ratio sebasar -0,088, dan
nilai probabilitas sebesar 0,930. Pada penelitian ini tingkat signifikansi alpha (α)
sebesar 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa pada hipotesis tiga tidak terdapat
bukti yang kuat secara empirik untuk menolak hipotesis nol (H0). Selanjutnya
bahwa hipotesis tiga yang menyatakan semakin tinggi promosi penjualan maka
semakin tinggi intensitas menginap di tolak.
4.1.4 Pengujian Hipotesis 4
Hipotesis 4: Semakin tinggi penjualan personal maka semakin tinggi
kepuasan pelanggan
Berdasarkan hasil pengujian statistik yang di sajikan pada tabel di atas
menunjukkan bahwa nilai parameter estimasi sebesar 0,499, sedangkan nilai
standar error sebesar 0,078, selanjutnya nilai critical ratio sebasar 7,844, dan nilai
probabilitas sebesar ***. Pada penelitian ini tingkat signifikansi alpha (α) sebesar
0,05, maka dapat disimpulkan bahwa pada hipotesis empat terdapat bukti yang
kuat secara empirik untuk menolak hipotesis nol (H0). Selanjutnya bahwa
hipotesis empat yang menyatakan semakin tinggi penjualan personal maka
semakin tinggi kepuasan pelanggan di terima.
83
4.1.5 Pengujian Hipotesis 5
Hipotesis 5: Semakin tinggi penjualan personal maka semakin tinggi
intensitas menginap
Berdasarkan hasil pengujian statistik yang di sajikan pada tabel di atas
menunjukkan bahwa nilai parameter estimasi sebesar 0,321, sedangkan nilai
standar error sebesar 0,083, selanjutnya nilai critical ratio sebasar 4,119, dan nilai
probabilitas sebesar 0,302. Pada penelitian ini tingkat signifikansi alpha (α)
sebesar 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa pada hipotesis lima terdapat bukti
yang kuat secara empirik untuk menolak hipotesis nol (H0). Selanjutnya bahwa
hipotesis lima yang menyatakan semakin tinggi penjualan personal maka semakin
tinggi intensitas menginap di terima.
4.1.6 Pengujian Hipotesis 6
Hipotesis 6: Semakin tinggi kepuasan pelanggan maka semakin tinggi
intensitas menginap
Berdasarkan hasil pengujian statistik yang di sajikan pada tabel 4.25
menunjukkan bahwa nilai parameter estimasi sebesar 0,692, sedangkan nilai
standar error sebesar 0,094, selanjutnya nilai critical ratio sebasar 1,031, dan nilai
probabilitas sebesar 7,365. Pada penelitian ini tingkat signifikansi alpha (α)
sebesar ***
, maka dapat disimpulkan bahwa pada hipotesis enam terdapat bukti
yang kuat secara empirik untuk menolak hipotesis nol (H0). Selanjutnya bahwa
hipotesis enam yang menyatakan semakin tinggi kepuasan pelanggan maka
semakin tinggi intensitas menginap di terima.
84
Berdasarkan penjabaran dari ke enam hipotesis yang diajukan pada
penelitian ini, maka tabel berikut ini merupakan ringkasan hasil pengujian
hipotesis tersebut:
Tabel 4.2
Ringkasan Hipotesis Penelitian
No Hipotesis Keterangan
1 Semakin tinggi promosi penjualan maka semakin tinggi
penjualan personal Di terima
2 Semakin tinggi promosi penjualan maka semakin tinggi
kepuasan pelanggan
Di tolak
3 Semakin tinggi promosi penjualan maka semakin tinggi
intensitas menginap
Di tolak
4 Semakin tinggi penjualan personal maka semakin tinggi
kepuasan pelanggan
Di terima
5 Semakin tinggi penjualan personal maka semakin tinggi
intensitas menginap
Di terima
6 Semakin tinggi kepuasan pelanggan maka semakin tinggi
intensitas menginap
Di terima
Sumber: Hasil olah data (2018)
4.2 Pengujian Variabel Mediasi
Pengujian variabel mediasi bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh langsung dan tidak langsung dari sebuah variabel sehingga dapat
ditentukan apakah variabel mediasi tersebut bersifat mediasi penuh atau mediasi
sebagian. Pengujian mediasi dalam penelitian ini dilakukan secara online melalui
website http://quantpsy.org/sobel/sobel.htm.
85
Gambar 4.2
Model Pengujian Variabel Mediasi
Sumber: http://quantpsy.org/sobel/sobel.htm.
Keterangan:
a : Nilai parameter variabel independen terhadap variabel mediasi
SEa : Nilai standar error variabel independen terhadap variabel mediasi
b : Nilai parameter variabel mediasi terhadap vaiabel dependen
SEb : Nilai standar error variabel mediasi terhadap vaiabel dependen
4.2.1 Pengujian Variabel Penjualan Personal Sebagai Mediasi Antara
Promosi Penjualan Dengan Intensitas Menginap.
Hasil olah data pengujian peran variabel penjualan personal terhadap
penjualan promosi penjualan dan intensitas menginap yang dilakukan secara
online menggunakan web site http://quantpsy.org/sobel/sobel.htm di jabarkan
pada gambar di bawah ini:
Gambar 4.3
Hasil Pengujian Variabel Penjualan Personal sebagai Mediasi Variabel
Promosi Penjualan dengan Intensitas Menginap
Sumber: Hasil olah data (2018)
86
Keterangan:
a : Nilai parameter variabel promosi penjualan terhadap variabel
penjualan personal sebesar 0,405.
SEa : Nilai standar error variabel promosi penjualan terhadap variabel
penjualan personal sebesar 0,0085.
b : Nilai parameter variabel penjualan personal terhadap intensitas
menginap sebesar 0,085
SEb : Nilai standar error variabel penjualan personal terhadap intensitas
menginap sebesar 0,078.
Hasil olah data pengujian peran variabel mediasi penjualan personal
terhadap promosi penjualan dan intensitas menginap yang dijelaskan pada gambar
di atas dengan nilai t-Score 3,11448475 dan nilai p-Value 0,00184266. Hasil olah
data secara statistik tersebut menunjukkan bahwa dengan cut-off value t-Score
≥1,98 dan tingkat signifikansi ≤ 0,05 maka penjualan personal mampu memediasi
variabel promosi penjualan dan intensitas menginap. Hasil uji hipotesis
menunjukkan bahwa promosi penjualan berpengaruh tidak signifikan terhadap
intensitas menginap maka peran mediasi penjualan personal bersifat mediasi
penuh.
Promosi penjualan merupakan usaha penjualan yang meliputi pemasaran
berfungsi untuk merangsang pembelian dari konsumen dengan cara melakukan
kegiatan promosi seperti mengadakan pameran produk, program undian, promo
keanggotaan atau membership, dan masih banyak lagi. Namun tingginya kegiatan
promosi yang dilakukan oleh pihak hotel Novotel tidak dapat langsung
meningkatkan intensitas menginap pelanggan hotel, perlu di tunjang dan di
dukung oleh penjualan personal yang baik. Penjualan personal yang baik yaitu
87
proses penyampaian informasi kepada konsumen untuk membujuk atau
mempersuasi mereka agar membeli produk melalui komunikasi pribadi.
Dibandingkan dengan metode promosi lain, penjualan personal merupakan upaya
paling tepat yang memungkinkan pemasar untuk berfokus pada prospek penjualan
yang paling menjajikan. Di dalam uji mediasi ini penjualan personal sangat
berpengaruh terhadap perilaku pelanggan hotel Novotel dalam meningkatkan
intensitas menginap mereka, hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang di
lakukan oleh Murithi, M. M. (2015).
4.2.2 Pengujian Variabel Kepuasan Pelanggan Sebagai Mediasi Antara
Promosi Penjualan Dengan Intensitas Menginap.
Hasil olah data pengujian peran variabel kepuasan pelanggan terhadap
penjualan promosi penjualan dan intensitas menginap yang dilakukan secara
online menggunakan web site http://quantpsy.org/sobel/sobel.htm di jabarkan
pada gambar di bawah ini:
Gambar 4.4
Hasil Pengujian Variabel Kepuasan Pelanggan sebagai Mediasi Variabel
Promosi Penjualan dengan Intensitas Menginap
Sumber: Hasil olah data (2018)
88
Keterangan:
a : Nilai parameter variabel promosi penjualan terhadap variabel
kepuasan konsumen sebesar -0,064.
SEa : Nilai standar error variabel promosi penjualan terhadap variabel
kepuasan konsumen sebesar 0,060.
b : Nilai parameter variabel kepuasan pelanggan terhadap intensitas
menginap sebesar 0,692
SEb : Nilai standar error variabel kepuasan pelanggan terhadap intensitas
menginap sebesar 0,094.
Hasil olah data pengujian peran variabel mediasi kepuasan pelanggan
terhadap promosi penjualan dan intensitas menginap yang dijelaskan pada gambar
di atas dengan nilai t-Score -1.05564299 dan nilai p-Value 0,29113135. Hasil olah
data secara statistik tersebut menunjukkan bahwa dengan cut-off value t-Score
≥1,98 dan tingkat signifikansi ≤ 0,05 maka kepuasan pelanggan tidak mampu
memediasi variabel promosi penjualan dan intensitas menginap.
4.3.3 Pengujian Variabel Kepuasan Pelanggan Sebagai Mediasi Antara
Penjualan Personal Dengan Intensitas Menginap.
Hasil olah data pengujian peran variabel kepuasan pelanggan terhadap
penjualan personal dengan intensitas menginap yang dilakukan secara online
menggunakan web site http://quantpsy.org/sobel/sobel.htm di jabarkan pada
gambar di bawah ini:
89
Gambar 4.5
Pengujian Variabel Kepuasan Pelanggan Sebagai Mediasi Antara Penjualan
Personal Dengan Intensitas Menginap
Sumber: Hasil olah data (2018)
Hasil olah data secara online menggunakan web site
http://quantpsy.org/sobel/sobel.htm tidak mampu menghitung p-value sehingga
dilakukan pengujian lanjutan secara online menggunakan
https://www.danielsoper.com/statcalc/calculator.aspx?id=31, hasil pengujian
disajikan pada gambar di bawah ini:
90
Gambar 4.6
Pengujian Variabel Kepuasan Konsumen Sebagai Mediasi Antara Penjualan
Personal Dengan Intensitas Menginap
Keterangan:
a : Nilai parameter variabel penjualan personal terhadap variabel
kepuasan pelanggan sebesar 0,499.
SEa : Nilai standar error variabel promosi penjualan terhadap variabel
kepuasan pelanggan sebesar 0,064.
b : Nilai parameter variabel kepuasan pelanggan terhadap intensitas
menginap sebesar 0,692
SEb : Nilai standar error variabel kepuasan pelanggan terhadap intensitas
menginap sebesar 0,094.
Hasil olah data pengujian peran variabel mediasi kepuasan pelanggan
terhadap penjualan personal dan intensitas menginap yang dijelaskan pada gambar
di atas dengan nilai t-Score 5,35274413 dan nilai p-Value 0.00000004. Hasil olah
data secara statistik tersebut menunjukkan bahwa dengan cut-off value t-Score
≥1,98 dan tingkat signifikansi ≤ 0,05 maka kepuasan pelanggan mampu
memediasi variabel penjualan personal dengan intensitas menginap.
91
4.3.4 Pengujian Variabel Penjualan Personal Sebagai Mediasi Promosi
Penjualan Dengan Kepuasan Pelanggan.
Hasil olah data pengujian peran variabel penjualan personal terhadap
promosi penjualan dengan kepuasan pelanggan yang dilakukan secara online
menggunakan web site http://quantpsy.org/sobel/sobel.htm di jabarkan pada
gambar di bawah ini:
Gambar 4.7
Pengujian Variabel Penjualan Personal Sebagai Mediasi Promosi Penjualan
Dengan Kepuasan Pelanggan
Sumber: Hasil olah data (2018)
Keterangan:
a : Nilai parameter variabel promosi penjualan terhadap variabel
penjualan personal sebesar 0,405.
SEa : Nilai standar error variabel promosi penjualan terhadap variabel
penjualan personal sebesar 0,085.
b : Nilai parameter variabel penjualan personal terhadap kepuasan
pelanggan sebesar 0,499
SEb : Nilai standar error variabel penjualan personal terhadap kepuasan
pelanggan sebesar 0,064.
92
Hasil olah data pengujian peran variabel mediasi penjualan personal
terhadap promosi penjualan dan kepuasan pelanggan yang dijelaskan pada gambar
di atas dengan nilai t-Score 4,06564882 dan nilai p-Value 0,0000479. Hasil olah
data secara statistik tersebut menunjukkan bahwa dengan cut-off value t-Score
≥1,98 dan tingkat signifikansi ≤ 0,05 maka penjualan personal mampu memediasi
variabel promosi penjualan dengan kepuasan pelanggan.
1.3.5 Ringkasan Hipotesis Mediasi
No Hipotesis Keterangan
1 Variabel penjualan personal sebagai mediasi antara
variabel promosi penjualan dengan variabel intensitas
menginap.
Mediasi penuh
2 Variabel kepuasan pelanggan sebagai mediasi antara
variabel promosi penjualan dengan variabel intensitas
menginap.
Tidak mampu
memediasi
3 Variabel kepuasan pelanggan sebagai mediasi antara
penjualan personal dengan intesitas menginap. Mediasi parsial
4 Variabel penjualan personal sebagai mediasi promosi
penjualan dengan kepuasan pelanggan. Mediasi penuh
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian
Berikut ini adalah pembahasan hasil penelitian mengenai analisis pengaruh
promosi penjualan, penjualan personal, dan kepuasan pelanggan terhadap
intensitas menginap tamu pada hotel Novotel Semarang.
93
1.4.1 Semakin tinggi promosi penjualan maka semakin tinggi penjualan
personal.
Promosi penjualan merupakan hal yang paling efektif meningkatkan
penjualan, hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan (Heerde, 1999). dalam
penelitian hotel Novotel Semarang variabel promosi penjualan juga berpengaruh
signifikan terhadap penjualan personal. Promosi penjualan yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah bentuk potongan harga, kupon, hadiah, undangan gratis, dan
pemberian fasilitas yang lebih sangat relevan dalam meningkatkan penjualan
personal dari perusahaan.
Hasil penelitian ini juga tidak berbeda dengan apa yang diungkapkan oleh
Alam, Almotairi, & Gaadar (2013) bahwa promosi penjualan dapat ditujukan
untuk meraih konsumen baru melalui penjualan personal yang efektif. Penerapan
promosi penjualan sebaiknya dilakukan secara berkala agar merk, produk, dan
layanan perusahaan senantiasa tertanam dengan baik di benak konsumen.
1.4.2 Semakin tinggi promosi penjualan maka semakin tinggi kepuasan
pelanggan.
Promosi penjualan juga sangat erat hubungannya dengan kepuasan
konsumen karena banyak konsumen melakukan pembelian saat promosi penjualan
dilakukan. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Rahayu (2015) dimana kepuasan konsumen merupakan segala hal
bagi perusahaan. Promosi dilakukan dalam hal memberikan kepuasan kepada
konsumen, baik konsumen baru maupun konsumen lama untuk menjaga
konsumen agar tidak beralih kepada hotel lain.
94
1.4.3 Semakin tinggi promosi penjualan maka semakin tinggi intensitas
menginap.
Hasil penelitian empirik dalam penelitian ini berbeda dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Ghezelbash (2017) yang menyatakan bahwa
promosi penjualan berdampak pada keputusan konsumen untuk menginap pada
sebuah hotel. Demikian juga hasil penelitian Nowacki (2010) tidak sejalan dengan
hasil empirik dalam penelitian ini.
1.4.4 Semakin tinggi penjualan personal maka semakin tinggi kepuasan
pelanggan.
Penjualan personal yang baik akan memberikan dampak signifikan
terhadap kepuasan konsumen. hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Murithi (2015). Tenaga penjualan di tuntut untuk mampu
mengelola konsumen dengan baik. Perusahaan melalui personal selling yang
dilakukan harus mampu menyelaraskan kebutuhan konsumen dengan biaya yang
telah dikeluarkan dalam melakukan transaksi dengan perusahaan. Penelitian ini
memiliki hasil yang sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Rao & Sahu
(2013).
1.4.5 Semakin tinggi penjualan personal maka semakin tinggi intensitas
menginap.
Keputusan konsumen untuk menginap di hotel sangat di pengaruhi oleh
kemampuan penjualan personal yang dilakukan oleh karyawan hotel. Ketertarikan
untuk menginap di hotel sangat dipengaruhi oleh informasi yang di dapatkan
95
konsumen, semakin spesifik dan menarik penawaran hotel tentunya kan
menjadikan konsumen meningkatkan intensitas menginapnya. Hal ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Wang, Tsai, Chen, & Chang (2012).
1.4.6 Semakin tinggi kepuasan pelanggan maka semakin tinggi intensitas
menginap.
Kepuasan pelanggan merupakan cita-cita perusahaan, kepuasan pelanggan
melalui pengalaman yang dialaminya terhadap suasana hotel dan layanan yang di
terima akan memberikan dampak terhadap intensitas menginap pelanggan.
kepuasan pelanggan yang memiliki dimensi puas terhadap layanan, merasa
nyaman, merasa terlindungi saat menginap di hotel, dan merasa adanya
kesesuaian antara ongkos yang dibayarkan dengan layanan yang diterima akan
meningkatkan intensitas menginapnya di hotel. Hal ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Pazir & Ami (2015).
1.4.7 Variabel Penjualan Personal Sebagai Mediasi Antara Promosi
Penjualan Dengan Intensitas Menginap.
Hasil Uji Mediasi menunjukkan bahwa peran variabel penjualan personal
mampu memediasi variabel promosi penjualan dengan variabel intensitas
menginap, hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa promosi penjualan berpengaruh
tidak signifikan terhadap intensitas menginap maka dalam hal ini penjualan
personal berperan penting sebagai mediator antara promosi penjualan dengan
intensitas menginap.
96
Promosi penjualan merupakan usaha penjualan yang meliputi pemasaran
berfungsi untuk merangsang pembelian dari konsumen dengan cara melakukan
kegiatan promosi seperti mengadakan pameran produk, program undian, promo
keanggotaan atau membership, dan masih banyak lagi. Namun tingginya kegiatan
promosi yang dilakukan oleh pihak hotel Novotel tidak dapat langsung
meningkatkan intensitas menginap pelanggan hotel, perlu di tunjang dan di
dukung oleh penjualan personal yang baik. Penjualan personal yang baik yaitu
proses penyampaian informasi kepada konsumen untuk membujuk atau
mempersuasi mereka agar membeli produk melalui komunikasi pribadi.
Dibandingkan dengan metode promosi lain, penjualan personal merupakan upaya
paling tepat yang memungkinkan pemasar untuk berfokus pada prospek penjualan
yang paling menjajikan. Di dalam uji mediasi ini penjualan personal sangat
berpengaruh terhadap perilaku pelanggan hotel Novotel dalam meningkatkan
intensitas menginap mereka, hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang di
lakukan oleh Murithi, M. M. (2015).
1.4.8 Variabel Kepuasan Pelanggan Sebagai Mediasi Antara Promosi
Penjualan dengan Intensitas Menginap.
Hasil Uji Mediasi menunjukkan bahwa peran variabel kepuasan pelanggan
tidak mampu memediasi variabel promosi penjualan dengan variabel intensitas
menginap, hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa promosi penjualan berpengaruh
tidak signifikan terhadap intensitas menginap maupun kepuasan pelanggan,
sedangkan kepuasan pelanggan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
97
intensitas menginap, maka dalam hal ini kepuasan pelanggan berperan penting
sebagai mediator antara promosi penjualan dengan intensitas menginap.
Promosi penjualan merupakan salah satu kegiatan pemasaran yang juga
dapat menunjang dalam peningkatan volume pembelian oleh konsumen dalam hal
ini intensitas menginap pelanggan hotel Novotel Semarang. Kegiatan promosi
yang di rancang dengan kreatif dan menarik mampu menimbulkan rasa penasaran
dan merangsang pembelian konsumen, namun kegiatan promosi penjualan tidak
dapat langsung menghasilkan peningkatan intensitas menginap pelanggan hotel
Novotel Semarang. Promosi penjualan yang baik dan menarik akan menghasilkan
kepuasan pelanggan terlebih dahulu, apabila pelanggan sudah merasa puas dengan
pelayanan, produk yang didapatkan melalui bentuk promosi maka tingkat intesitas
menginap pelanggan hotel Novotel Semarang juga akan meningkat. Kepuasan
pelanggan merupakan faktor penentu dalam sebuah bisnis, termasuk bisnis
pariwisata dan perhotelan. Pelanggan yang puas akan mengulangi dan menambah
lagi volume pembeliannya. Hasil uji mediasi ini sejalan dengan penelitian yang di
lakukan oleh Gunarathne, U (2014).
1.4.9 Variabel Kepuasan Pelanggan Sebagai Mediasi Antara Penjualan
Personal Dengan Intensitas Menginap.
Hasil Uji Mediasi menunjukkan bahwa peran variabel kepuasan pelanggan
mampu memediasi variabel penjualan personal dengan variabel intensitas
menginap, hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa penjualan personal berpengaruh
signifikan terhadap intensitas menginap, begitu pula dengan variabel kepuasan
98
pelanggan berpengaruh signifikan terhadap intensitas menginap. Maka dalam hal
ini kepuasan pelanggan berperan penting sebagai mediator antara penjualan
personal dengan intensitas menginap.
Penjualan personal merupakan interaksi tatap muka dengan satu atau lebih
lebih calon pelanggan dnegan cara melakukan presentasi produk, fasilitas,
promosi, dan layanan yang tersedia. Dalam presentasi tersebut seorang tenaga
penjual (sales) juga dapat berdialog dalam menjawab pertanyaan yang diajukan
oleh calon pelanggan guna untuk meyakinkan mereka untuk membeli produk atau
jasanya. Tenaga penjual (sales) berusaha mengungkapkan kelebihan dan
keunggulan produk atau jasa dalam rangka memenuhi kebutuhan calon
pelanggannya. Dengan penjualan yang baik maka akan menghasilkan angka
dalam peningkatan volume penjualan, volume penjualan yang meningkat sudah
tentu artinya jumlah pelanggan pun meningkat, ini berarti sebuah perusahaan
harus mampu menjaga perasaan senang dan puas pelanggannya guna menjadikan
mereka sebagai pelanggan loyal yang berdampak pada mengingkatnya intesitas
menginap pelanggan mereka. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Nowacki, M (2010).
1.4.10 Variabel Penjualan Personal Sebagai Mediasi Promosi Penjualan
Dengan Kepuasan Pelanggan.
Hasil Uji Mediasi menunjukkan bahwa peran variabel penjualan personal
mampu memediasi variabel promosi penjualan dengan variabel kepuasan
pelanggan, hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa promosi penjualan
99
berpengaruh tidak signifikan terhadap kepuasan pelanggan, namun variabel
penjualan personal berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan. Maka
dalam hal ini penjualan personal berperan penting sebagai mediator antara
promosi penjualan dengan kepuasan pelanggan.
Kepuasan pelanggan merupakan filosofi bisnis yang cendenrung
mencipkatan perasaan senang bagi pelanggan, mengantisipasi dan mengelola
harapan mereka, serta menunjukkan kemampuan dan tanggung jawab dalam
memenuhi kebutuhan mereka. kelangsungan perusahaan sangatlah di tentukan
oleh perasaan puas seorang pelanggan, karena seorang pelanggan yang merasa
puas dnegan produk, layanan, jasa, atau fasilitas yang disediakan oleh perusahaan
maka dia juga dapat menjadi sarana promosi berjalan kita melalui word of mouth.
Begitu juga sebaiknya pelanggan yang merasa kecewa dapat menjadi
penyebabnya turunnya angka penjualan suatu perusahaan. Kunci untuk mencapai
keunggulan berkelanjutan terletak pada memberikan layanan berkualitas tinggi
yang menghasilkan pelanggan yang puas.
Penjualan personal merupakan bagian dari marketing mix yang didalamnya
juga ada promosi penjualan yang semuanya berujung pada hasil untuk
mengingkatkan kepuasan pelanggan mereka. Rangkaian kegiatan promosi oleh
hotel Novotel Semarang tidak dapat langsung menghasilkan kepuasan pelanggan,
oleh karena itu digunakan variabel penjualan personal sebagai mediasi antara
variabel promosi penjualan dengan kepuasan pelanggan. Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Wang, Tsai, Chen & Chang (2012).