bab iv deskripsi hasil penelitian dan pemabahasan...

24
18 BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMABAHASAN 4.1.Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.1. Keadaan Geografis Desa Kulango adalah salah satu dari 10 Desa dari Kecamatan Popayato dengan luas ± 2,74 KM 2 yang terdiri dari tiga dusun, keadaan geografis Desa Trikora Kecamatan Popayato Kabupaten Pohuwato letak kedudukannya memanjang dari utara ke selatan dan sebagian besar terdiri dari tanah datar, sehingga sebagian besar Desa merupakan lahan pertanian tanah kering dan perkebunan. Letak geografis Desa Trikora Kecamatan Popayato Kabupaten Pohuwato adalah sebagai berikut : Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Bender Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Pujiko Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Kali 4.1.2. Keadaan Penduduk Penduduk Desa Trokora Kecamatan Popayato Kabupaten Pohuwato, berdasarkan data yang diperoleh dari kantor Desa Trikora adalah berjumlah 1376 jiwa, terdiri dari 321 Kepala Keluarga (KK), jumlah ini dapat digolongkan menurut jenis kelamin seluruhnya sebagai berikut : a. Jumlah penduduk laki-laki 634 jiwa b. Jumlah penduduk perempuan 742 jiwa.

Upload: nguyenminh

Post on 15-Aug-2019

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMABAHASAN …eprints.ung.ac.id/1378/9/2012-2-87205-221410187-bab4-04022013042653.pdfBerdasarkan tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa wajib pajak

18

BAB IV

DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMABAHASAN

4.1.Deskripsi Hasil Penelitian

4.1.1. Keadaan Geografis

Desa Kulango adalah salah satu dari 10 Desa dari Kecamatan Popayato

dengan luas ± 2,74 KM2 yang terdiri dari tiga dusun, keadaan geografis Desa

Trikora Kecamatan Popayato Kabupaten Pohuwato letak kedudukannya

memanjang dari utara ke selatan dan sebagian besar terdiri dari tanah datar,

sehingga sebagian besar Desa merupakan lahan pertanian tanah kering dan

perkebunan.

Letak geografis Desa Trikora Kecamatan Popayato Kabupaten Pohuwato

adalah sebagai berikut :

Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Bender

Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Pujiko

Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Kali

4.1.2. Keadaan Penduduk

Penduduk Desa Trokora Kecamatan Popayato Kabupaten Pohuwato,

berdasarkan data yang diperoleh dari kantor Desa Trikora adalah berjumlah 1376

jiwa, terdiri dari 321 Kepala Keluarga (KK), jumlah ini dapat digolongkan

menurut jenis kelamin seluruhnya sebagai berikut :

a. Jumlah penduduk laki-laki 634 jiwa

b. Jumlah penduduk perempuan 742 jiwa.

Page 2: BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMABAHASAN …eprints.ung.ac.id/1378/9/2012-2-87205-221410187-bab4-04022013042653.pdfBerdasarkan tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa wajib pajak

19

Maka untuk mengetahui kepadatan penduduk Desa Trikora Kecamatan

Popayato, dapat dilihat dalam tabel berikut ini. Menurut klasifikasi umur dan jenis

kelamin sebagai berikut :

Tabel 1

Keadaan Penduduk Menurut Klasifikasi Umur dan Jenis Kelamin

Tahun 2012

No Golongan Umur Jenis Kelamin

Jumlah Prosentase Laki-Laki Perempuan

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

0 bulan – 12 bulan

13 bulan – 4 tahun

5 tahun – 10 tahun

11 tahun – 15 tahun

16 tahun – 20 tahun

21 tahun – 25 tahun

26 tahun – 30 tahun

31 tahun – 35 tahun

36 tahun – 40 tahun

41 tahun – 45 tahun

46 tahun – 50 tahun

51 tahun – 55 tahun

56 tahun – 60 tahun

61 tahun – 65 tahun

66 tahun – 70 tahun

71 tahun – 75 tahun

76 tahun – ke atas

34

33

47

62

60

43

46

35

31

33

37

39

30

27

30

25

7

46

51

57

78

73

47

50

46

43

36

40

37

32

30

37

30

9

80

84

104

140

133

90

96

81

74

69

77

71

62

57

67

55

16

5.80

6.10

7.50

10.17

9.66

6.54

6.97

5.88

5.37

5.01

5.59

5.15

4.50

4.14

4.86

3.99

1.16

Jumlah 634 742 1376 100

Sumber : Kantor Desa Trikora

Page 3: BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMABAHASAN …eprints.ung.ac.id/1378/9/2012-2-87205-221410187-bab4-04022013042653.pdfBerdasarkan tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa wajib pajak

20

4.1.3. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Masyarakat Desa Trikora Kecamatan Popayato mayoritas mempunyai

mata pencaharian sebagai petani. Disamping itu terdapat pula beberapa jenis mata

pencaharian yang lain untuk lebih jelasnya hal ini dapat dilihat melalui tabel 2

sebagai berikut :

Tabel 2

Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian Tahun 2006

No Mata Pencaharian Jumlah Prosentase

1

2

3

4

5

Petani

Nelayan

Tukang

Pedangang

Pegawai Negeri / Guru

246

137

40

26

2

54.54

30.37

8.86

5.76

0.44

Jumlah 451 100

Sumber : Kantor Desa Trikora

Berdasarkan tabel di atas maka dapat diuraikan bahwa penduduk Desa

Trikora mata pencahariannya adalah petani 246 orang. (54.54%), nelayan 2 orang

(0.44%), tukang 40 orang (8.86%), pedangang 26 orang (5.76%) dan Pegawai

Negeri/Guru 137 orang (33.37%). Dapat disimpulkan bahwa mata pencaharian

masyarakat Desa Trikora rata-rata sebagai petani.

Page 4: BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMABAHASAN …eprints.ung.ac.id/1378/9/2012-2-87205-221410187-bab4-04022013042653.pdfBerdasarkan tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa wajib pajak

21

4.1.4. Keadaan Wajib Pajak Bumi dan Bangunan

Keadaan wajib pajak bumi dan bangunan untuk setiap Dusun di Desa

Trikora Kecamatan Popayato adalah berbeda-beda. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat melalui tabel.

Tabel 3

Keadaan Wajib Pajak Bumi dan Bangunan di Desa Trikora Tahun 2012

No Dusun Jumlah Prosentase

1

2

3

Dusun I

Dusun II

Dusun III

88

86

89

33.46

32.69

33.84

Sumber : Kantor Desa Trikora

Berdasarkan tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa wajib pajak bumi dan

bangunan di Dusun I adalah berjumlah 88 orang (33.46%), di Dusun II 86 orang

(32.69%) dan di Dusun III 89 orang (33.84%).

4.1.5. Keadaan Pelunasan Pajak Bumi dan Bangunan

Sampai dengan laporan penelitian ini ditulis, target pencapaian (pelunasan)

pajak bumi dan bangunan untuk setiap dusun berbeda-beda, target pencapaian

yang dicantumkan dalam laporan ini adalah hasil pelunasan pajak bumi dan

bangunan tahun 2011. Untuk memberikan gambaran yang jelas tentang hal

tersebut di atas, maka dapat dirinci melalui tabel sebagai berikut :

Page 5: BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMABAHASAN …eprints.ung.ac.id/1378/9/2012-2-87205-221410187-bab4-04022013042653.pdfBerdasarkan tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa wajib pajak

22

TABEL 4

Keadaan Pelunasan PBB Tahun 2011

No Dusun

Besarnya

PBB Sudah Dibayar Tunggakan

Terhitung Rp % Rp %

1

2

3

I

II

III

1.643.381

1.475.472

1.766.825

1.475.150

1.325.769

1.575.675

89,76

89,85

89,18

163.231

149.703

191.150

10,23

10,14

10,81

Jumlah 4.885.678 4.376.594 89,58 509.084 10.41

Sumber : Kantor Desa Trikora

Berdasarkan tabel 4 di atas maka dapat dijelaskan bahwa keadaan

pelunasan PBB adalah sebagai berikut :

Dusun Satu (I) Besarnya PBB 1.643.381

Sudah dibayar 1.475.150 (89.76%)

Tunggakan 163.231 (10.23%)

Dusun Dua (II) Besarnya PBB 1.475.381

Sudah dibayar 1.325.769(89.85%)

Tunggakan 149.203 (10.14%)

Dusun Tiga (III) Besarnya PBB 1.766.828

Sudah dibayar 1.575.675 (89.18%)

Tunggakan 291.150 (10.81%)

Dapat dilihat bahwa target capaian pajak bumi dan bangunan untuk tahun

2011 di Desa Trikora Kecamatan Popayato Kabupaten Pohuwato baru mencapai

Page 6: BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMABAHASAN …eprints.ung.ac.id/1378/9/2012-2-87205-221410187-bab4-04022013042653.pdfBerdasarkan tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa wajib pajak

23

89.58%. Dengan demikian masih ditemukannya penunggakan pajak bumi dan

bangunan sebesar 14.41%.

Dari penjelasan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa target

penerimaan pajak bumi dan bangunan (PBB) di Desa Desa Trikora Kecamatan

Popayato Kabupaten Pohuwato belum memenuhi capaian yang diinginkan.

Kenyataan ini ternyata banyak faktor yang menjadi penyebabnya, dan untuk

mengukur penyebab itu peneliti mencoba mendeskripsikan melalui sebaran angket

yang dilakukan peneliti dan hal ini dapat dilihat pada data hasil angket indikator

kesadaran masyarakat membayar PBB di Desa Trikora Kecamatan Popayato

Kabupaten Pohuwato.

Data Hasil Angket Indikator Tingkat Kesadaran Masyarakat

Dalam Membayar PBB di Desa Trikora

Tabel 5

No

Aspek yang Ditanyakan Jawaban Frekuensi Prosentase

1 Apakah anda mengetahui

bahwa pemungutan PBB telah

diatur dalam UU Perpajakan?

Ya

Tidak

Tidak menjawab

39

-

-

100

-

-

Berdasarkan tabel 5 ternyata seluruh responden menyatakan mereka

mengetahui bahwa pemungutan pajak bumi dan bangunan telah diatur dalam

undang-undang, artinya seluruh responden menyadari sepenuhnya bahwa

ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan pajak bumi dan bangunan telah

ditetapkan dan berlaku secara nasional di wilayah Negara Republik Indonesia.

Page 7: BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMABAHASAN …eprints.ung.ac.id/1378/9/2012-2-87205-221410187-bab4-04022013042653.pdfBerdasarkan tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa wajib pajak

24

Tabel 6

No Aspek Yang Ditanyakan Jawaban Frekuensi Prosentase

1 Apakah anda pernah

membaca isi undang-undang

tersebut?

Tidak menjawab

Ya

Tidak

21

12

6

53.80

30.76

15.38

Berdasarkan tabel 6 ternyata yang pernah membaca isi undang-undang

perpajakan sebanyak 21 orang (53.80%) dan yang tidak pernah membaca undang-

undang perpajakan sebanyak 12 orang (30.76%). Sedangkan responden yang tidak

menjawab 6 orang (15.38%). Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden

mengetahui aturan atau ketentuan-ketentuan tentang PBB.

Tabel 7

No Aspek Yang Ditanyakan Jawaban Frekuensi Prosentase

1 Sebagaimana seorang warga

negara apakah anda mengakui

adanya undang-undang

tentang PBB?

Tidak menjawab

Ya

Tidak

39

-

-

100

-

-

Berdasarkan tabel 7 ternyata dari segi pengukuran terhadap undang-

undang tentang PBB, maka seluruh responden menyatakan mengakui undang-

undang tentang pajak bumi dan bangunan, artinya bahwa seluruh responden

mengakui bahwa undang-undang perpajakan tersebut sah berlaku bagi seluruh

warga negara Indonesia.

Page 8: BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMABAHASAN …eprints.ung.ac.id/1378/9/2012-2-87205-221410187-bab4-04022013042653.pdfBerdasarkan tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa wajib pajak

25

Tabel 8

No Aspek Yang Ditanyakan Jawaban Frekuensi Prosentase

1 Selama ini banyak wajib

pajak yang terlambat

membayar PBB disebabkan

karena kelalaian, apakan

anda terlambat membar

PBB juga disebabkan

adanya unsur kelalaian?

Tidak menjawab

Ya

Tidak

-

36

3

-

92.30

7.69

Berdasarkan tabel 8 ternyata 36 responden (92.30%) menyatakan bahwa

keterlambatan membayar pajak bumi dan bangunan bukan karena unsur kelalaian

dirinya dan responden yang tidak menjawab sebanyak 3 orang (7.69%). Ini berarti

bahwa sesungguhnya mereka menyadari sepenuhnya akan kewajibannya, tetapi

hingga batas waktunya belum atau tidak mempunyai kesanggupan sama sekali

untuk membayar pajak bumi dan bangunan.

Tabel 9

No Aspek Yang Ditanyakan Jawaban Frekuensi Prosentase

1 Bila wajib pajak menunggak

pajaknya, apakan

pemerintah memberikan

sanksi bagi yang tidak

memenuhi kewajibannya?

Tidak menjawab

Ya

Tidak

24

7

8

61.53

17.94

20.50

Page 9: BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMABAHASAN …eprints.ung.ac.id/1378/9/2012-2-87205-221410187-bab4-04022013042653.pdfBerdasarkan tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa wajib pajak

26

Berdasarkan tabel 9 ternyata 24 responden menyatakan bahwa pemerintah

telah memberikan sanksi bagi wajib pajak yang tidak memenuhi kewajibannya

dan 7 responden menyatakan bahwa pemerintah tidak pernah memberikan sanksi

kepada wajib pajak yang tidak memenuhi kewajibannya, sedangkan yang tidak

menjawab sebanyak 8 orang, ini berarti masalah yang sering terjadi kembali

dalam pemungutan pajak adalah banyaknya tunggakan oleh wajib pajak. Untuk

lebih merespon masyarakat (wajib pajak) untuk tetap membayar pajak adalah

dengan memperketat pengurusan administrasi yang dibutuhkan masyarakat pada

pemerintah setempat dan sebanyak responden mengakui bila mereka dalam urusan

dengan pemerintah bukti pajak harus selalu disertakan.

Tabel 10

No Aspek Yang Ditanyakan Jawaban Frekuensi Prosentase

1 Apakah anda merasa

keberatan dengan besarnya

PBB yang harus ada lunasi?

Tidak menjawab

Ya

Tidak

-

37

2

-

94.87

5.12

Berdasarkan tabel 10 ternyata 37 responden (94.87%) menyatakan tidak

keberatan terhadap besarnya PBB yang telah ditetapkan dan 2 responden (5.12%)

tidak menjawab, dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa mereka menyadari

bahwa beban besarnya pembayaran PBB sudah merupakan kewajiban mereka

sebagai wajib pajak. Artinya keterlambatan membayar pajak bumi dan bangunan

bukan disebabkan oleh besarnya penetapan jumlah yang dibayar, namun karena

faktor lain terutama belum tersedianya uang dan hingga saat jatuh tempo.

Page 10: BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMABAHASAN …eprints.ung.ac.id/1378/9/2012-2-87205-221410187-bab4-04022013042653.pdfBerdasarkan tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa wajib pajak

27

Tabel 11

No Aspek Yang Ditanyakan Jawaban Frekuensi Prosentase

1 Selama anda membayar

pajak pernakah anda

mengajukan klaim pada

pemerintah sehubungan

dengan PBB?

Tidak menjawab

Ya

Tidak

5

30

4

12.82

76.92

10.25

Berdasarkan tabel 11 ternyata 30 responden (76.92%) mengakui tidak

pernah mengajukan klaim pada pemerintah dan 5 responden (12.82%)

menyatakan bahwa pernah mengajukan klaim pada pemerintah, sedangkan 4

responden (10.25%) tidak menjawab tentang pengajukan klaim pada pemerintah

sehubungan dengan pajak bumi dan bangunan (PBB).

Tabel 12

No Aspek Yang Ditanyakan Jawaban Frekuensi Prosentase

1 Apakah anda merasa yakin

bahwa pajak yang telah

anda bayar tersalurkan

dengan baik?

Tidak menjawab

Ya

Tidak

37

-

2

94.87

-

5.12

Berdasarkan tabel 12 ternyata 37 respoden (94.87%) mengakui bahwa

pajak yang telah mereka berikan telah disalurkan dengan baik dengan tidak

Page 11: BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMABAHASAN …eprints.ung.ac.id/1378/9/2012-2-87205-221410187-bab4-04022013042653.pdfBerdasarkan tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa wajib pajak

28

mempertanyakan secara menyeluruh kemana uang mereka disalurkan dan yang

tidak menjawab sebanyak 2 orang responden (5.12%), jelas disini kepercayaan

masyarakat keapda pemerintah cukup tinggi.

Tabel 13

No Aspek Yang Ditanyakan Jawaban Frekuensi Prosentase

1 Pemerintah sebagai

penyelenggara pemungutan

pajak, menurut anda apakah

pemerintah mempunyai

upaya khusus dalam

pemungutan pajak?

Tidak menjawab

Ya

Tidak

34

-

5

87.17

-

12.82

Berdasarkan tabel 13 ternyata 34 responden (87.17%) menyatakan bahwa

pemerintah sebagai penyelenggara pemungut pajak mempunyai banyak cara yang

dilakukan untuk meyakinkan masyarakat dalam membayar pajak, baik itu secara

pendekatan kepada wajib pajak, sosialisasi dan lain sebagainya. Sedangkan yang

tidak menjawab 5 responden (12.82%).

Tabel 14

No Aspek Yang Ditanyakan Jawaban Frekuensi Prosentase

1 Pernahkah para petugas

pajak memberikan

penjelasan kepada wajib

pajak tentang pentingnya

melunasi PBB?

Tidak menjawab

Ya

Tidak

27

6

6

69.23

15.38

15.35

Page 12: BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMABAHASAN …eprints.ung.ac.id/1378/9/2012-2-87205-221410187-bab4-04022013042653.pdfBerdasarkan tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa wajib pajak

29

Berdasarkan tabel 14 ternyata 27 responden (69.23%) menyatakan bahwa

para petugas pajak pernah memberikan penjelasan kepada para wajib pajak

tentang pentingnya PBB dan 6 responden (15.38%) menyatakan bahwa

pemerintah (petugas pajak) tidak pernah memberikan penjelasan tentang

pentingnya PBB, sedangkan yang tidak menjawab sebanyak 6 responden

(15.38%).

Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden mengetahui

pentingnya pembayaran PBB tepat waktu, namun demikian perlu kita ingat bahwa

responden adalah penunggak pajak, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa

pengetahuan tentang PBB tidak mempengaruhi ketepatan membayar PBB atau

dengan kata lain walaupun mereka telah mengetahui pentingnya membayar PBB

tepat waktu namun tidak menutup kemungkinan terjadi keterlambatan membayar

pajak bumi dan bangunan.

Tabel 15

No Aspek Yang Ditanyakan Jawaban Frekuensi Prosentase

1 Pernahkah para perangkat

desa dan petugas perpajakan

mengadakan penyuluhan

tentang PBB?

Tidak menjawab

Ya

Tidak

28

6

5

71.79

15.38

12.82

Berdasarkan tabel 15 dapat dijelaskan bahwa tentang penyuluhan yang

telah dilakukan oleh paratur desa mengenai pajak bumi dan bangunan ternyata 28

responden (71.79%) menyatakan pernah dilaksanakan sedangkan 6 responden

(15.38%) lainnya menyatakan tidak pernah, sedangkan responden tidak menjawab

Page 13: BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMABAHASAN …eprints.ung.ac.id/1378/9/2012-2-87205-221410187-bab4-04022013042653.pdfBerdasarkan tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa wajib pajak

30

sebanyak 5 orang (12.82%). Artinya bahwa responden tersebut belum pernah

mendapat penyuluhan dari aparat desa tentang PBB. Namun, walaupun sebagian

besar wajib pajak sudah menerima penyuluhan, akan tetapi tidak menutup

kemungkinan terjadinya keterlambatan membayar PBB disebabkan oleh faktor

lain.

Disamping analisa data angket sebagaimana tersebut di atas, beberapa

saran dikemukakan oleh para responden, perlu pula menjadi perhatian.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan seorang responden Rahman S.

Suhu, menyatakan bahwa :

1. Supaya besarnya pajak bumi dan bangunan disesuaikan dengan data akhir atas

objek pajak agar lebih memberikan rasa keadilan bagi seluruh wajib pajak.

2. Agar aparat desa mencari terobosan untuk mengatasi kesulitan ekonomi untuk

membayar pajak bumi dan bangunan dengan cara mencicil.

Wawancara tanggal 14 April 2012

Dari hasil wawancara dapat dijelaskan bahwa :

1. Masih ada ketidak adilan bagi para wajib pajak terutama berkaitan dengan

kondisi objek pajak yang senantiasa bisa kembali.

2. Secara umum kantor pelayanan pajak bumi dan bangunan senantiasa

melakukan pemuktahiran data berdasarkan verifikasi penelitian kantor PBB.

Dapat disimpulkan disini bahwa telah terjadi salah pengertian dari

sebagian wajib pajak bahwa penetapan besarnya PBB tidak dilandasi oleh

penelitian / pendataan sebelumnya.

Dalam rangka pendataan, subjek pajak harus mendaftarkan objek

pajaknya dengan mengisi surat pemberitahuan objek pajak (SPOP). SPOP

akan diberikan kepada setiap wajib pajak dan setelah diisi dengan jelas, benar

Page 14: BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMABAHASAN …eprints.ung.ac.id/1378/9/2012-2-87205-221410187-bab4-04022013042653.pdfBerdasarkan tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa wajib pajak

31

dan lengkap serta ditanda tangani harus disampaikan kepada Direktorat

Jenderal Pajak yang ada diwilayah kerjanya, meliputi letak objek pajak

selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah tanggal diterimanya surat

pemberitahuan objek pajak.

Tarif pajak yang berlaku pada pajak bumi dan bangunan (PBB) adalah

tarif sebanding yaitu suatu tarif dengan presentase tertentu, sehingga besar

kecilnya pajak yang terhutang akan tergantung dengan besar kecilnya objek

pajak. Semakin besar objek pajak yang dikenakan pajak maka akan semakin

besar pajak yang terhutang. Besarnya prosentase tarif pajak bumi dan

bangunan adalah 0,5% (lima per sepuluh persen).

Dasar pengenaan pajak adalah nilai jual objek pajak, yaitu harga rata-

rata yang diperoleh dari transaksi jual beli yang terjadi secara wajar. Bila

mana tidak mendapat transaksi jual beli, nilai jual objek pajak ditentukan

melalui perbandingan harga dengan objek lain yang sejenis (yang letaknya

berdekatan dan fungsinya sama dan telah diketahui harga jualnya), atau harga

perolehan baru, atau nilai objek pajak pengganti. Harga perolehan baru adalah

penentuan harga jual suatu objek pajak dengan cara menghitung seluruh biaya

yang dikeluarkan untuk memperoleh objek tersebut pada saat penilaian

dilakukan, yang dikurangi dengan penyusutan berdasarkan kondisi fisik objek

tersebut.

Pada dasarnya klasifikasi dan penentuan harga jual objek pajak akan

ditetapkan oleh Menteri Keuangan setiap 3 (tiga) tahun sekali. Namun

demikian untuk daerah tertentu yang karena perkembangan pembangunan

Page 15: BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMABAHASAN …eprints.ung.ac.id/1378/9/2012-2-87205-221410187-bab4-04022013042653.pdfBerdasarkan tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa wajib pajak

32

mengakibatkan kenaikan nilai jual objek pajak cukup besar, maka penetapan

klasifikasi dan harga jual objek pajak dilakukan setahun sekali.

Dasar perhitungan pajak bumi dan bangunan (PBB) adalah nilai jual

kena pajak, yang ditetapkan serendah-rendahnya 20% (dua puluh persen) dan

setinggi-tingginya 100% (seratus persen) dari nilai jual objek pajak, yang

ditetapkan dengan peraturan pemerintah dengan memperhatikan kondisi

ekonomi sosial.

Oleh karena itu penggalakan penyuluhan tentang PBB harus senantiasa

dilaksanakan secara terus menerus dan terutama sekali menyangkut hal-hal

yang seharusnya dapat dinikmati oleh wajib pajak, sehingga wajib pajak tidak

lagi merasa selalu dibebani kewajiban tanpa memiliki hak dalam ikut

membangun negara melalui pajak bumi dan bangunan.

3. Saran agar aparat desa mampu mencari terobosan untuk mengatasi

keterlambatan membayar pajak akibat kondisi ekonomi yang sulit yaitu

dengan sistem cicilan, perlu mendapat perhatian sebab dalam membayar pajak

bumi dan bangunan tidak dibenarkan membayar secara mencicil. Oleh karena

itu para aparat desa dapat menjelaskan bagaimana cara untuk mengatasi

diantaranya dengan cara menabung.

Dari data tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa adanya keterlambatan

wajib pajak dalam memenuhi kewajibannya membayar pajak bumi dan bangunan

disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu : faktor ekonomi, masih

kurangnya sosialisasi dan kurangnya kesadaran masyarakat terhadap penempatan

waktu pembayaran pajak.

Page 16: BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMABAHASAN …eprints.ung.ac.id/1378/9/2012-2-87205-221410187-bab4-04022013042653.pdfBerdasarkan tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa wajib pajak

33

Secara umum tingkat kesadaran masyarakat mempunyai hubungan yang

erat dengan golongan masyarakat baik dari golongan pendidikan maupun

golongan ekonomi masyarakat, untuk lebih jelasnya dapat dikemukakan sebagai

berikut :

1. Golongan masyarakat yang tidak berpendidikan

Dalam implementasinya, masyarakat yang tidak berpendidikan jelas-

jelas tidak memahami arti hukum pajak, sentuhan pendidikan cukup

mempengaruhi kesadaran masyarakat dalam menunaikan segala

kewajibannya. Dalam hal ini masih diperlukan langkah-langkah yang efektif

untuk memberikan pemahaman yang baik bagi masyarakat terutama dalam

pembayaran pajak. Untuk pemungutan pajak didasarkan pada kemampuan

bagi pemungut pajak untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat dengan

pendekatan sosial kemasyarakatan. Dengan demikian target dalam

pengumpulan pajak dapat direalisasikan dan pembayarannya masuk dalam

prosentase tepat pada waktunya.

2. Golongan masyarakat yang berpendidikan

Secara otomatis, masyarakat yang telah mengenyam bangku

pendidikan baik dari tingkat SD sampai dengan Sarjana, telah memiliki

pengetahuan tentang pajak, manfaat serta kewajibannya sebagai wajib pajak.

Dengan demikian pada golongan ini kualitas pembayaran pajak oleh

masyarakat wajib pajak belum memenuhi harapan. Hal ini disebabkan oleh

identitas kesibukan yang tinggi sehingga sering lalai dalam ketepatan waktu

dalam membayar pajak. Dan penyebab lain adalah lokasi tempat tinggal yang

Page 17: BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMABAHASAN …eprints.ung.ac.id/1378/9/2012-2-87205-221410187-bab4-04022013042653.pdfBerdasarkan tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa wajib pajak

34

tidak menetap dan berpindah-pindah, serta tingkat penghasilan yang belum

memadai sehingga pembayaran pajak kadang mengalami hambatan.

3. Golongan masyarakat yang belum memiliki kekayaan

Lain halnya dengan tingkat masyarakat yang memilki kekayaan,

golongan masyarakat ini telah memaham arti penting pajak serta segala

sesuatu tentang pajak. Namun dalam aplikasinya pembayaran pajak sering

terjadi penundaan dan penunggakan. Hal ini disebabkan oleh faktor kesibukan

dengan berbagai pertimbangan perputaran kekayaan lebih dominan dan sifat

santai dalam menghadapi desakan pembayaran pajak.

Berdasarkan pada penjelasan tersebut di atas dapatlah diartikan bahwa

tingkat kepedulian (kesadaran) terhadap pembayaran pajak sebenarnya cukup

tinggi, tetapi ada beberapa kendala yang cukup mempengaruhi tingkat

pembayaran pajak sesuai dengan target pemerintah dan ini tentu perlu

pemahaman yang lebih dari pemungut pajak. Dalam hal ini pemerintah untuk

terus mengevaluasi kekurangan pada sektor pajak bumi dan bangunan (PBB).

4.2.Pembahasan

4.2.1. Faktor-faktor Yang Menyebabkan Kurangnya Kesadaran

Masyarakat Desa Trikora Membayar Pajak Bumi dan Bangunan.

Jika ditinjau dari pengertian dan fungsi dari pajak yaitu bahwa pajak

merupakan sumber keuangan negara dalam melaksanakan pemerintahan dan

pembangunan dan pemungutan pajak sudah didasarkan pada undang-undang,

yang berarti bahwa pemungutan pajak tersebut sudah disepakati atau disetujui

bersama antara pemerintah dengan rakyatnya, maka sudah sewajarnya kalau

Page 18: BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMABAHASAN …eprints.ung.ac.id/1378/9/2012-2-87205-221410187-bab4-04022013042653.pdfBerdasarkan tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa wajib pajak

35

masyarakat sadar akan kewajiban dibidang perpajakan yaitu membayar pajak

dengan benar sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Namun

kenyataan banyak hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan pemungutannya.

Perlawanan pasif terdiri dari hambatan-hambatan yang mempersukar

pemungutan pajak yang erat hubungannya dengan struktur ekonomi,

perkembangan intelektual dan moral penduduk serta sistem pemungutan pajak itu

sendiri. Dalam perlawanan pasif ini tidak ada usaha secara nyata dari masyarakat

untuk menghambat pemungutan pajak, namun karena kondisi masyarakat yang

kurang atau bahkan tidak tahu seluk pajak maka mereka tidak membayar pajak.

Perlawanan aktif adalah meliputi semua usaha dan perbuatan yang secara

langsung ditunjukkan terhadap fikus dan bertujuan untuk menghindari pajak.

Dalam perlawanan aktif ini nyata-nyata ada usaha dari wajib pajak untuk tidak

membayar pajak. Usaha-usaha tersebut dapat berupa penghindaran diri dari pajak,

pengelakan atau penyelundupan pajak maupun usaha melalaikan pajak.

Dapat disimpulkan bahwa setiap kegiatan yang dilakukan baik individu

maupun organisasi/lembaga tidak berjalan sesuai dengan harapan walaupun telah

direncanakan sebelumnya dengan baik. Sistem yang baik dapat dipengaruhi oleh

kondisi alam, sehingga kegiatan yang telah dilakukan dan direncanakan dapat

dirubah. Hal ini sejalan dengan masalah dalam penelitian ini, dimana dalam

pemungutan pajak masyarakat Desa Kulango jika dikaitkan dengan sistem dalam

perpajakan cukup fleksibel dan memasyarakatkan, namun kendala-kendala seperti

bencana alam, kondisi alam/daerah, musim dapat mempengaruhi prosentase

pemungutan pajak pada daerah tersebut.

Page 19: BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMABAHASAN …eprints.ung.ac.id/1378/9/2012-2-87205-221410187-bab4-04022013042653.pdfBerdasarkan tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa wajib pajak

36

Dalam penelitian ini, penulis menemukan kendala yang komplek

sehubungan dengan pemungutan pajak di Desa Trikora Kecamatan Popayato

Kabupaten Pohuwato yaitu sebagai berikut :

1. Masih Kurangnya Sosialisasi

Sosialisasi adalah bagian proram yang telah dilaksanakan oleh pihak

pemungut pajak dalam hal ini pegawai pajak. Umumnya sosialisasi

pembayaran pajak masih dilakukan oleh pihak pemungut pada pihak Desa

(Kepala Desa dan jajarannya) serta sosialisasi melalui rapat desa dengan

masyarakat dan tokoh-tokoh masyarakat, sehingga dengan demikian

pemerintah desa yang menjalankan fungsi pemungut pajak seringkali

didampingi oleh petugas pajak. Namun ha ini dilakukan oleh pihak pajak

sebagai sebuah pendekatan kemasyarakatan dan pemberdayaan aparat desa

terlihat langsung keterlibatannya dalam membantu pemerintah.

Bentuk sosialisasi tersebut dianggap oleh segenap masyarakat tidak

efektif, karena pengetahuan pajak hanya diperoleh oleh masyarakat tertentu

yang dipercaya oleh pihak pemungut pajak. Masyarakat menginginkan

disamping diminta pembayaran pajak juga mendapat pengetahuan tentang

pajak.

2. Penetapan Waktu Pembayaran Pajak

Untuk pembayaran pajak adalah sangat penting untuk diketahui oleh

masyarakat wajib pajak. Karena dengan penetapan waktu masyarakat telah

mempersiapkan diri untuk membayar tepat pada waktunya. Kenyataannya

dalam penetapan waktu yang singkat, waktu tersebut khususnya bagi

Page 20: BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMABAHASAN …eprints.ung.ac.id/1378/9/2012-2-87205-221410187-bab4-04022013042653.pdfBerdasarkan tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa wajib pajak

37

masyarakat yang berpenghasilan tergantung pada keadaan alam dalam hal ini

pencaharian mereka adalah tani. Jadi waktu yang singkat itu menyebabkan

keterlambatan dalam membayar pajak bumi dan bangunan.

Tetapi bagi masyarakat yang berpenghasilan tetap, jenjang waktu yang

bermasalah hanya saja tergantung dengan kesibukan masyarakat dalam

menjalankan aktivitas kesehariannya. Hal ini dapat menyebabkan

terhambatnya pemungutan pajak tepat pada waktunya.

3. Sumber Pencaharian Masyarakat

Sumber pencaharian sangat erat kaitannya dengan waktu pembayaran

pajak. Khususnya di Desa Trikora Kecamatan Popayato Kabupaten Pohuwato,

mayoritas masyarakatnya adalah petani sehingga hal ini cukup memberikan

pengaruh dalam pelunasan pajak pada setiap masa pembayaran pajak bumi

dan bangun (PBB). Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa pada

umumnya masyarakat Desa Trikora Kecamatan Popayato Kabupaten

Pohuwato memiliki lahan yang tidak produktif, sehingga masyarakat terbentur

pada beban yang biayanya tidak bersumber dari tanah itu sendiri dan ini

merupakan masalah tersendiri bagi masyarakat Desa Trikora Kecamatan

Popayato Kabupaten Pohuwato. Apalagi dimasa sekarang ini dimana terjadi

naiknya harga jual tanah yang dengan sendirinya menaikan pajak tanah.

Dalam sistem pemungutan pajak, faktor tersebutlah yang menjadi

kendala utama dalam pemungutan pajak pada masyarakat pedesaan khususnya

di Desa Trikora Kecamatan Popayato Kabupaten Pohuwato. Secara teknis

dalam sistem perpajakan faktor tersebut tidak dijadikan dasar utama dalam

Page 21: BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMABAHASAN …eprints.ung.ac.id/1378/9/2012-2-87205-221410187-bab4-04022013042653.pdfBerdasarkan tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa wajib pajak

38

pemungutan pajak, sehingga kendala yang dialami adalah tidak terpenuhinya

target dalam pemungutan pajak bumi dan bangunan (PBB) sesuai dengan

harapan yang telah ditetapkan.

4.2.2. Upaya Yang Dilakukan Guna Meningkatkan Kesadaran Bagi Wajib

Pajak Untuk Selalu Taat Pajak di Desa Trikora Kecamatan Popayato

Kabupaten Pohuwato

Hambatan-hambatan dalam pemungutan pajak akan sangat merugikan bagi

negara, oleh karena itu dalam rangka untuk mengurangi atau bahkan

menghilangkan sama sekali hambatan-hambatan tersebut maka perlu diusahakan

suatu keadaan dimana masyarakat wajib pajak mau dan sadar akan

berkewajibannya membayar pajak. Usaha menghilangkan hambatan ini dapat

dilakukan dengan memberikan penyuluhan dan bimbingan kepada masyarakat

mengenai manfaat pajak bagi kelangsungan hidup negara dan kelancaran jalannya

pembangunan. Penyuluhan tentang, arti pentingnya atau manfaat pembayar pajak

ini dapat dilakukan secara dini yaitu pada sekolah-sekolah, perguruan tinggi dan

kelompok masyarakat lainnya.

Khususnya hambatan yang berupa penyelundupan dan melainkan pajak

adalah merupakan pelanggaran undang-undang. Oleh karena itu perlu adanya

tindakan yang tegas atau adanya sanksi yang berat terhadap para pelakunya,

karena hal tersebut akan dapat mempengaruhi atau mempunyai akibat pada bidang

keuangan, ekonomidan bahkan pada bidang sosial budaya. Salah satu hal yang

sangat penting dalam usaha untuk menghilangkan hambatan-hambatan dalam

pemungutan pajak adalah diusahakan adanya aparat pajak yang tangguh dan

Page 22: BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMABAHASAN …eprints.ung.ac.id/1378/9/2012-2-87205-221410187-bab4-04022013042653.pdfBerdasarkan tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa wajib pajak

39

bersih serta diterapkan sistem pemungutan pajak yang baik, sederhana dan mudah

dilaksanakan.

Untuk memaksimalkan pemungutan pajak bumi dan bangunan masyarakat

di Desa Trikora Kecamatan Popayato Kabupaten Pohuwato, sesuai dengan

harapan pihak perpajakan, maka telebih dahulu memahami dan mengetahui

keadaan masyarakat serta lokasi pemungutan pajak. Hal ini penting dilakukan

karena untuk menghindari hal-hal yang mungkin terjadi sebagaimana kendala-

kendala yang telah disebutkan sebelumnya.

Upaya pemerintah dalam meningkatkan kesadaran masyarakat dalam

membayar pajak bumi dan bangunan yaitu :

1. Melakukan survei terhadap lokasi dari jumlah wajib pajak, petugas pajak

belum melakukan pemungutan pajak pada masyarakat, maka pihak pajak telah

memiliki rencana dan telah melakukan survei terhadap lokasi pemungutan

pajak. Hal ini sangat penting dilakukan, karena sebagai dasar untuk

menentukan waktu pembayaran dan batas pengumpulan pajak dari

masyarakat, sehingga target dalam setiap desa dapat tercapai dengan

maksimal. Data desa sangat sangat mempengaruhi kinerja pemerintah, dengan

data yang akurat tentang kesadaran masyarakat akan memudahkan

pengambilan kebijakan yang mengacu pada keadilan bagi masyarakat.

2. Sosialisasi Yang Efektif

Sosialisasi yang efektif sangat dibutuhkan, karena dengan sosialisasi

diharapkan masyarakat wajib pajak dapat memehami arti penting membayar

pajak kepada pemerintah. Sehingga tidak terkesan kepada masyarakat pikiran-

Page 23: BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMABAHASAN …eprints.ung.ac.id/1378/9/2012-2-87205-221410187-bab4-04022013042653.pdfBerdasarkan tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa wajib pajak

40

pikiran yang berhubungan dengan kepentingan lainnya. Karena harus

diketahui bahwa langkah ini cukup efektif bila dilakukan sosialisasi kepada

masyarakat wajib pajak untuk memberikan informasi tentang waktu

pembayaran pajak dan manfaatnya bagi masyarakat.

- Pengumuman melalui fasilitas umum

Salah satu langkah sosialisasi yang telah dilaksanakan adalah

menyampaikan pengumuman ditempat-tempat umum seperti dibalai desa,

mesjid. Cara ini cukup efektif untuk meningkatkan tingkat kesadaran

melakukan pemungutan pajak kepada masrakat wajib pajak bumi dan

bangunan (PBB).

3. Penetapan Kalender Batas Pemungutan Pajak

Pajak yang terutang menurutu surat pemberitahuan pajak terutang

harus dilunasi selambat-lambatnya 6 (enam) bulan sejak tanggal diterimanya

surat pemberitahuan pajak terutang oleh wajib pajak. Sedangkan pajak yang

terutang berdasarkan surat ketetapan pajak harus dilunasi selambat-lambatnya

1 (satu) bulan sejak tanggal diterimanya surat ketetapan pajak oleh wajib

pajak. Pembayaran pajak yang terutang dapat dilakukan di Bank, kantor pos

dan giro dan tempat lain yang ditunjuk Menteri Keuangan.

Pajak yang terutang yang pada saat jatuh tempo tidak dibayar atau

kurang dibayar, dikenakan denda administrasi sebesar 2 % (Dua persen)

sebulan yang dihitung dari saat jatuh tempo sampai denganhari pembayaran

untuk jangka waktu yang belum atau kurang dibayar tersebut akan ditagih

dengan menggunakan surat tagihan pajak.

Page 24: BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMABAHASAN …eprints.ung.ac.id/1378/9/2012-2-87205-221410187-bab4-04022013042653.pdfBerdasarkan tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa wajib pajak

41

Maka dengan demikian yang harus dilaksanakan adalah adanya

penetapan kalender batas pemungutan pajak. Dengan adanyan penetapan

kalender batas pemungutan pajak masyarakat wajib pajak akan mengetahui

bahwa pembayaran pajak untuk selalu mematuhi aturan sesuai dengan

harapan.

4. Penerapan Sanksi Administrasi Bagi Yang Menunggak Pajak

Upaya ini dilakukan oleh pemerintah yang secara tegas

mengintruksikan pada bawahannya sampai ketingkat rukun warga (RW) agar

keperluan menyangkut administrasi oleh masyarakat, baik itu dalam bentuk

perjanjian, permohonan dan lain sebagainya harus menunjukkan bukti

pelunasan pajak sesuai tahun berjalan.

Adapun langkah-langkah penyelesaian masalah tersebut khususnya di

Desa Kulango Kecamatan Lipunoto, sebagian besar telah dilaksanakan seperti

penyampaian informasi malalui tempat-tempat yang biasa didengar oleh

seluruh masyarakat, juga keterlibatan petugas pajak dalam setiap saat

pengumpulan pajak.