bab iv gambaran umum program kawasan rumah...

22
28 BAB IV GAMBARAN UMUM PROGRAM KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) LEDOK 4.1 Latar Belakang Program KRPL Ledok Pelaksanaan program kegiatan percepatan penganekaragaman konsumsi papangan (P2KP) ini merupakan implementasi dari rencana strategi kementrian pertanian yaitu empat suskses pertanian pertanian, yang salah satunya ialah mengenai peningkatan diversifikasi pangan, yang salah satu kontrak kerja antara mentri pertanian dengan presiden RI pada tahun 2009- 2014, dengan tujuan untuk meningkatkan keanekaragaman pangan sesuai dengan karakteristik wilayah. Kontrak kerja ini merupakan tindak lanjut dari peraturan presiden Nomor 22 Tahun 2009 tentang kebijakan percepatan penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal. Peraturan tersebut merupakan acuan untuk mendorong upaya penganekaragaman konsumsi pangan dengan cepat melalui basis kearifan lokal serta kerjasama terintegrasi antara pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat. Di tingkat provinsi, kebijakan tersebut telah ditindak lanjuti melalui surat edaran atau peraturan Gubernur (Pegub), dan ditingkat kabupaten/kota ditindak lanjuti dengan surat edaran atau peraturan Bupati/Walikota). Sebagai bentuk keberlanjutan program percepatan penganekaragaman konsumsi pangan (P2KP) berbasis Sumber Daya Lokal tahun 2010, pada tahun 2014 program P2KP di implementasikan melalui kegiatan : (1) Optimalisasi pemanfaatan pekarangan dengan menerapkan konsep Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL), (2) Model Pengembangan Pangan Pokok Lokal (MP3L), serta (3) sosialisasi dan promosi Pokok Lokal. Menurut data kementerian pertanian (2012) tentang Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL), dimana mengatakan bahwa Kementerian Pertanian telah menginisiasi optimalisasi pemanfaatan

Upload: dinhtuyen

Post on 06-Mar-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

28

BAB IV

GAMBARAN UMUM PROGRAM KAWASAN RUMAH

PANGAN LESTARI (KRPL) LEDOK

4.1 Latar Belakang Program KRPL Ledok

Pelaksanaan program kegiatan percepatan penganekaragaman

konsumsi papangan (P2KP) ini merupakan implementasi dari rencana strategi

kementrian pertanian yaitu empat suskses pertanian pertanian, yang salah

satunya ialah mengenai peningkatan diversifikasi pangan, yang salah satu

kontrak kerja antara mentri pertanian dengan presiden RI pada tahun 2009-

2014, dengan tujuan untuk meningkatkan keanekaragaman pangan sesuai

dengan karakteristik wilayah. Kontrak kerja ini merupakan tindak lanjut dari

peraturan presiden Nomor 22 Tahun 2009 tentang kebijakan percepatan

penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal. Peraturan

tersebut merupakan acuan untuk mendorong upaya penganekaragaman

konsumsi pangan dengan cepat melalui basis kearifan lokal serta kerjasama

terintegrasi antara pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat. Di tingkat

provinsi, kebijakan tersebut telah ditindak lanjuti melalui surat edaran atau

peraturan Gubernur (Pegub), dan ditingkat kabupaten/kota ditindak lanjuti

dengan surat edaran atau peraturan Bupati/Walikota).

Sebagai bentuk keberlanjutan program percepatan penganekaragaman

konsumsi pangan (P2KP) berbasis Sumber Daya Lokal tahun 2010, pada tahun

2014 program P2KP di implementasikan melalui kegiatan : (1) Optimalisasi

pemanfaatan pekarangan dengan menerapkan konsep Kawasan Rumah Pangan

Lestari (KRPL), (2) Model Pengembangan Pangan Pokok Lokal (MP3L), serta

(3) sosialisasi dan promosi Pokok Lokal. Menurut data kementerian pertanian

(2012) tentang Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL), dimana mengatakan

bahwa Kementerian Pertanian telah menginisiasi optimalisasi pemanfaatan

29

pekarangan melalui konsep Rumah Pangan Lestari (RPL). RPL adalah rumah

penduduk yang mengusahakan pekarangan secara intensif untuk dimanfaatkan

dengan berbagai sumberdaya lokal secara bijaksana yang menjamin

kesinambungan penyediaan bahan pangan rumah tangga yang berkualitas dan

beragam. Berikut ini adalah daftar penerima bantuan penerima manfaat dari

program kawasan rumah pangan lestari (KRPL) yang ada di salatiga antara

lain:

Table 4.1

Daftar Nominatif Kelompok Penerima Bansos P2KP Tahun 2013 Kegiatan

OptimalisasiI Pemanfaatan Pekarangan Melalui Konsep Kawasan Rumah Pangan

Lestari (KRPL) Kota Salatiga Provinsi Jawa Tengah (Dana APBN)

No

Nama

Kelomok

Penerima

Ketua

Kelompok Alamat

Nama

Bank

Nama

Rekening

Jumlah

Dana(Rp)

1 Kel

Wanita

Dasa

Wisma

Melati

Ari

Supriyatmi

Tegalre

jo RT 6

RW 4

Bank

Jateng

Cabang

Salatiga

Kel Wanita

Dasa

Wisma

Melati

Rp

47.000.000

2 KRPL

Menur Kel

Sidorejo

Lor

Hartati Soka

RW 8

RW 7

Bank

Jateng

Cabang

Salatiga

KRPL

Menur Kel

Sidorejo

Lor

Rp

47.000.000

3 Bant Kel

Wanita

Tani

Cempaka

Sugiyem Nobo

kulon

RT 2

RW 10

Bank

Jateng

Cabang

Salatiga

Bant Kel

Wanita Tani

Cempaka

Rp

47.000.000

4 Bant KWT

Mugi

Lestari

Sulasih Sugih

waras

RT 2

RW 6

Bank

Jateng

Cabang

Salatiga

Bant KWT

Mugi

Lestari

Rp

47.000.000

5 KRPL

Bugel

Romelah Bugel

Sidorej

o

Salatiga

Bank

Jateng

Cabang

Salatiga

KRPL

Bugel

Rp

47.000.000

30

6 Kel

Wanita

Tani Suka

Sari

Suyati Tetep

Wates

RT 2

RW 6

Bank

Jateng

Cabang

Salatiga

Kel Wanita

Tani Suka

Sari

Rp

47.000.000

7 TP PKK

Kel

Sidorejo

Kidul

Ambar

Budiningsih

Jl.

Mardito

mo 39

RT 1

RW 1

Bank

Jateng

Cabang

Salatiga

TP PKK

Kel

Sidorejo

Kidul

Rp

47.000.000

Total Rp329.000.000

(Sumber : BAPPERMAS (Ketahanan pangan) 2013)

Table 4.2

Daftar Nominatif Kelompok Penerima Bansos P2KP Tahun 2014 Kegiatan

Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Konsep Kawasan Rumah Pangan

Lestari (KRPL) Kota Salatiga Provinsi Jawa Tengah (Dana APBN)

(Sumber : BAPPERMAS (Ketahanan pangan) 2014)

No.

Nama

Kelomok

Penerima

Ketua

Kelompok Alamat Nama Bank

Jumlah

Dana (Rp.)

1

KRPL PKK

RW 02

TINGKIR

TENGAH

Dwi

Prihartini

SINGOJAY

AN RT 03

RW 02

SALATIGA

Bank Jateng

Cabang

Salatiga 47.000.000

2

KRPL PKK

RT 4 RW IX

KEL DUKUH

Ganti

sumiyati

DUKUH RT

04 RW IX

Bank Jateng

Cabang

Salatiga 47.000.000

3

KELOMPOK

KRPL RW 5,

KELURAHAN

KAUMAN

KIDUL

Sri Utami RW 5,

KELURAHA

N KAUMAN

KIDUL

Bank Jateng

Cabang

Salatiga 47.000.000

4

KRPL RW 1

CEBONGAN

Puji astute CEBONGAN

RT 2 RW 1

Bank Jateng

Cabang

Salatiga 47.000.000

Total RP188.000.000

31

Table 4.3

Data Penerima Hibah Sebesar Rp20.000.000 Unggulan Yang Direkomendasi

Untuk Tahun Anggaran 2014 (Dana APBD)

N

o

NAMA

LEMBAGA

PEMOHON ALAMAT

DESA KELURAHAN KECAMATAN

1

Tim

Penggerak

PKK RW IX

Heny Heryani

Pondok

tlagamukti RT

02 RW 09

Tingkir Tengah Tingkir

2 PKK RW XI

Karang Duwet Eny Sugiyarti

RT 10 RW XI

Karangduwet Kutowinangun Tingkir

3 PKK RW 05

Dusun Krajan Mukhibbah

Krajan RT 01

RW 05 Tingkir Lor Tingkir

4 PKK RW III

Kalibening Nurbadiah RW III Kalibening Tingkir

5 KRPL "Gema

Trubus" RW V Lilik Purnomo W

Jl. Muwardi

No 09 Gendongan Tingkir

6

PKK RW 4

Kalilondo

Sidorejo Kidul

Siti Wasilah Kalilondo RT

2 RW 4 Sidorejo Kidul Tingkir

7 PKK RW III

Tegalrejo Dasar Purwanti RW III Tegalrejo Argomulyo

8 PKK RW 03

Klampeyan

Yayuk

Kuntorowati,S.Ag

Klampeyan

RT 02 RW 03 Noborejo Argomulyo

9 PKK RW VI

Krasak

Sri Wahyuning

Budihayu

Krasak Rt 02

Rw 06 Ledok Argomulyo

1

0

RW 04

Sidoharjo Sutik Suharti P

Sidoharjo Rt

01 Rw 04 Cebongan Argomulyo

1

1 RW 06 Ploso Purwatiningsih Ploso RW 06 Randuacir Argomulyo

1

2

PKK RW 07

Banjaran Dra Puniyem

Banjaran RW

VII Mangunsari Sidomukti

1

3

PKK RW 07

Karangalit Siti Rochana

Jl. Purbaya

III/a Rt 02 Rw

07

Dukuh Sidomukti

1

4

PKK RW 03

Karangpadang Nur Hayati

RT 02 RW 03

Karang padang Kecandran Sidomukti

1

5

PKK RW 6

Kalicacing

Lilis Susan

Herwati

Kalicacing

RW 6 Kalicacing Sidomukti

1

6

KRPL RT 05

RW 05 Kel.

Salatiga

Sri Mulyati Jl. Pramuka

No. 26 Salatiga Sidorejo

32

1

7

PKK RW 02

Bugel Dwi Martini RT 03 RW 02 Bugel Sidorejo

1

8

PKK RW IV

Blotongan Nanik Rustiani RW IV Blotongan Sidorejo

1

9

KRPL RW 06

Legok Badi'ah Legok RW VI Kauman Kidul Sidorejo

2

0

RW XIII

Banyuputih

Barat

Marliyah Banyuputih

Barat RW XIII Sidorejo Lor Sidorejo

2

1

PKK RW I

Rejosari Sutarti

Jl.

Dipomenggolo

No.3

Pulutan Sidorejo

(Sumber : BAPPERMAS (Ketahanan pangan) 2014)

Dari hasil wawancara dengan BAPPERMAS (2015) dapat diketahui

bahwa respon masyarakat dalam kegiatan KRPL ini cukup baik hal ini terlihat

dengan adanya banyak kelurahan yang terus bertambah dalam mengikuti kegiatan

KRPL akan tetapi dalam kegiatan KRPL ini ada yang berkembang dan ada yang

hanya berhenti ditengah jalan karena ada beberapa masyarakat yang hanya

tergantung dengan pendamping sedangkan pendamping itu sendiri ada yang hanya

memanfaatkan kegiatan ini sebagai proyek saja sehingga KRPL yang dikelola

tidak bisa berkembang dengan baik, hal ini terlihat pada saat akan diadakan survei

lapangan ada beberapa daerah yang membeli sayuran diwilayah lain sehingga

pada saat survei tersebut terlihat bahwa KRPL mereka berjalan padahal Kawasan

Rumah Pangan Lestari (KRPL) tersebut tidak berjalan dengan baik.

Dari data penerima bantuan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL)

senilai 20.000.000 ini salah satunya yaitu Kelurahan Ledok DK. Krasak. Kawasan

Rumah Pangan Lestari (KRPL) di Kelurahan Ledok didirikan pada tanggal 28

Oktober 2013. KRPL ini beranggotakan seluruh warga di di RW VI Dukuh

Krasak, Kelurahan Ledok, Kecamatan Argomulyo Salatiga yang diketuai oleh Sri

Wahyuningsih, Sekertaris Tri Endah Lestari, Bendahara Sri Purwanti. Adapun

struktur organisasi yanga ada di Kawasan Rumah pangan lestari yang ada di

kelurahan Ledok ini adalah sebagai berikut:

33

Struktur Organisasi Kawasan Ruamah Pangan Lestari RW.VI Dukuh

Krasak Kelurahan Ledok Kecamatan Argomulyo Salatiga

Gambar 4.1

(Sumber : data primer KRPL ledok 2014)

PENDAMPING PPL

M. NAZIRUDIN

SEKERTARIS

TRI ENDAH LESTARI

BENDAHARA

SRI PURWANTI

SEKSI

PEMELIHARAAN

GREENHOUSE

1. Slamet

2. Tafrikin

3. Sujiati

4. Fatimah

SEKSI

PEMASARAN/H

UMAS

1. Sulistyowati

2. Nurul Aini

3. Susilowati

4. Anis Fatiqah

SEKSI

PEMBIBITAN

1. Munzayanah

2. Ndoifah

3. Sunarsih

4. Siti Fitriyanti

SEKSI

PENGEMBANG

AN KAWASAN

1. Muawanah

2. Rasmini

3. Nurjanah

4. Badriyah

KETUA

SRI WAHYUNING

BUDIHAYU

34

4.2 Tujuan Program KRPL Ledok

Tujuan dari kegiatan KRPL itu sendiri yaitu:

1. Meningkatkan kesadaran, peran, dan partisipasi masyarakat dalam

mewujudkan pola konsumsi pangan beragam, bergizi seimbang,

dan aman (B2SA) serta mengurangi ketergantungan terhadap

bahan pangan pokok beras. Menurut BAPERMAS Salatiga tujuan

pokok dari kegiatan KRPL yaitu mengubah pola prilaku

masyarakat yang tadinya mereka mengkonsumsi makanan secara

sembarangan seperti sayur yang dibeli dari pasar dan mengandung

pertisida maka dengan adanya kegiatan KRPL ini masyarakat dapat

menerapkan hidup sehat karena dari hasil tanaman mereka ini

selain bisa dikonsumsi sendiri tidak usah membeli dari pasar

tanaman yang mereka tanam aman karna tidak mengendung

pertisida dan hanya menggunakan pupuk organik dengan demikian

maka mereka sayuran yang mereka tanam dijamin aman dan sehat

untuk dikonsumsi keluarga.

2. Meskipun tujuan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) belum

sepenuhnya seperti yang diharapkan oleh BAPPERMAS akan

tetapi Tujuan BAPERMAS tersebut sudah di terapkan dibeberapa

Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) termasuk di kelurahan

Ledok DK. Krasak dimana dengan menanam sayuran organik ini

maka masyarakat dapat mengkonsumsi sayuran yang sehat dan

dengan partisipasi masyarakat yang tinggi dalam mendukung

kegiatan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) ini maka sudah

mengubah pola pikir sebagian besar masyarakat ledok yang ikut

dalam kegiatan tersebut, yang tadinya mereka membeli sayuran di

warung mereka dapat menghasilkan sayurannya sendiri yang sehat

dan bergizi karena sayuran yang mereka hasilkan tidak

menggunakan pertisida dan hanya melalui proses secara organik.

35

3. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penyediaan sumber

pangan dan gizi keluarga melalui optimalisasi pemanfaatan

pekarangan sebagai hasil sumber karbonhidrat, protein, vitamin

dan mineral. Dari hasil wawancara dengan ibu yayuk selaku ketua

Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Ledok partisipasi

masyarakat dalam mendukung diadakannya Kawasan Rumah

Pangan Lestari ini sangat tingggi hal ini terlihat bahwa Kebun Bibit

Desa (KBD) dibangun secara gotong- royong tidak membayar

tukang sama sekali. Pembangunan green house atau kebun bibit

desa (KBD) ini di cor karena di harapannya usia tidak hanya tujuh

tahun tetapi bisa lebih dari 7 tahun, Pembangunan KBD ini

memang lebih efektif dengan di cor karena selain lebih awet

gangguan serangga yang sering merusak tanaman tidak bisa masuk

karena dilindungi dengan jaring. Selain berpartisipasi masyarakat

untuk mendukung kegiatan Kawasan Rumah Pangan Lestari

(KRPL) yang ada di Ledok sangat luar biasa dalam proses

pembuatan Kebun Bibit Desa KBD) yang dilakukan dengan sistem

gotong royong, sodakoh masyarakatnya juga tinggi, seperti halnya

pada saat membutuhkan 100 bambu bahkan lebih itu yang beli

hanya 20 yang 80 bambu itu yang swadaya masyarakat. Bambu

diambil dari bawah jurang yang dilakukan pada saat bapak- bapak

ikut dalam kegiatan gotong- royong dan sampai pada proses

pembangunan green house ini dilakukan secara bersama- sama

dilakukan dengan sepenuh hati dengan harapan bahwa usaha yang

dilakukan tersebut dapat bermanfaat dan dapat dinikmati secara

bersama- sama oleh anggota kelompok Kawasan Rumah Pangan

lestari. Swadaya seperti makanan setiap ada kegiatan ibu- ibu

nyangking (membawa) agar pada saat melaksanakan KRPL

makanan tersebut dapat dinikmati bersama.

4. Mengembangkan usaha pengolahan pangan sekala mikro kecil

menengah (UMKM) sumber karbonhidrat selain beras dan terigu

36

yang berbasis sumberdaya dan kearifan lokal. Kawasan Rumah

Pangan Lestari yang ada di kelurahan Ledok ini bukan hanya

menjual tanaman sayuran saja akan tetapi membuat makanan

ringan yang dihasilkan oleh sayuran yang mereka tanam sendiri.

Makanan yang mereka produksi yaitu kripik wiping dan steak

wiping. Keripik wiping dan steak wiping ini adalah makanan

olahan yang bahan dasarnya yaitu dari sayuran sawi jepang,

masyarakat banyak yang belum mengetahuni bahwa sawi jepang

juga merupakan sayuran yang dapat di masak dan minat pembelian

sayur sawi jepang ini masih minim oleh karena itu sawi jepang ini

maka di olah menjadi makanan ringan yang dapat dipasarkan dan

bisa menarik perhatiaan konsumen karena selama ini banyak yang

belum mengetahui bagaimana rasa dari kripik dan sawi jepang itu

seperti apa. Selain itu mengapa dipilih sawi jepang? Karena sawi

jepang merupakan komoditi sayuran yang perawatannya itu medah

dan tidak terlalu memerlukan air banyak sehingga tanaman sawi

jepang tersebut tidak mudah mati.

4.3 Manfaat KRPL Bagi Masyarakat Ledok

Dari hasil wawancara dengan ibu wati dampak yang diperoleh dari

pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) antara lain:

1. Terpenuhinya kebutuhan pangan dan gizi keluarga dan masyarakat

melalui optimalisasi pemanfaatan pekarangan secara lestari. Dengan

adanya Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) masyarakat yang ada

di kelurahan ledok khususnya Dukuh Krasak yang ikut dalam kegiatan

ini maka gizi keluarga dapat tercukupi karena tanaman sayur- sayuran

yang mereka konsumsi sudah terjamin tidak menggunakan obat- obatan

pertisida namun mereka hanya menggunakan pupuk organik seperti

pupuk kandang dan sekam sebagai tambahan nutrisi untuk tanaman yang

37

ada pada Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) sehingga aman untuk

dikonsumsi oleh anggota keluarga tersebut.

2. Meningkatnya kemampuan keluarga dan masyarakat dalam pemanfaatan

pekarangan diperkotaan maupun perdesaan untuk budidaya tanaman

pangan, buah, sayur, dan tanaman obat keluarga (toga), ternak dan ikan

serta pengolahan hasil dan limbah rumah tangga menjadi kompos.

Dalam hal ini masyarakat Dukuh Krasak yang ada di kelurahan ledok ini

mendapatkan dampak yang positif selain menghasilkan tanaman yang

sehat akan tetapi juga menambah wawasan masyarakat yang tadinya

mereka tidak tahu sama sekali bagaimana cara bercocok tanaman maka

dengan adanya Kawasan Rumah Pangan Lestari ini maka masyarakat

menjadi tahu bagaimana budidaya tanaman organik dengan baik.

3. Terjaganya kelestarian dan keberagaman sumber pangan lokal. Prosedur

KRPL dari pusat yaitu dengan menanam untuk setiap rumah. Hal ini

dilakukan karena dulu sudah diterapkan setiap rumah mendapatkan 10

bibit tanaman sayur akan tetapi tidak semua masyarakat konsisiten

dengan tanaman yang mereka miliki sehingga tanaman tersebut mati.

Dengan demikian maka sekarang masyarakat tidak dipaksakan untuk

menanam tanaman dirumah masing- masing akan tetapi hanya untuk

yang mau saja sehingga untuk kegiatan Kawasan Rumah Pangan Lestari

(KRPL) ini fotus kepada kebun percontohan yang terbuat dari bambu

dan dipagari dengan jaring agar hama tidak bisa masuk dan merusak

tanaman. Sayuran yang ada di dalam kebun bibit desa yang digunakan

untuk percontohan ini didalamnya ada bermacam-macam sayur seperti

terong, sawi, cabai, tomat dll.

4. Berkembangnya usaha ekonomi produktif keluarga untuk menopang

kesejahteraan keluarga dan menciptakan lingkungan lestari dan sehat.

Harapan dari BAPPERMAS dalam kegiatan Kawasan Rumah Pangan

Lestari (KRPL) adalah ibu-ibu anggota PKK maupun kelompok wanita

tani bisa tahu komoditas tanaman yang mempunyai nilai ekonomi dan

tidak menanam tanaman berdasarkan insting saja, dan bisa

38

menumbuhkan Salatiga sebagai sentra sayuran organik yang sehat.

Dimana sebelum adanya Kawasan Rumah Pangan lestari (KRPL)

pengeluaran rumah tangga di kelurahan Ledok Dukuh Krasak ini untuk

membeli sayur dan lauk senilai kurang lebih Rp10.000/hari, namun

setelah adanya KRPL masyarakat sudah tidak mengeluarkan dana untuk

membeli sayur karena mereka bisa mengambil sayur di green house

yang mereka miliki. seperti halnya pada saat harga cabe melambung

tinggi masyarakat tidak lagi merasa resah karena mereka sudah memiliki

tanaman cabe yang yang dapat dikonsumsi tanpa harus membeli cabe

yang harganya sedang melambung tersebut. Selain dikonsumsi sendiri

oleh masyarakat, hasil tanaman yang dihasilkan oleh KRPL juga dijual,

untuk tanaman Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) ini mereka

sudah ada yang menampung sehingga masyarakat tidak merasa pusing

bagaimana memasarkan tanaman yang telah mereka tanam selama

didirikannya KRPL ini masyarakat sudah memanen berkali- kali untuk

dijual. Tanaman KRPL ini oleh tengkulak biasanya dipasarkan pada

supermarket dan tanaman yang ditanam oleh masyarakat ini tanaman

yang memang sudah dipesan oleh tengkulak tersebut.

Kendala yang dihadapi oleh setiap Kawasan Rumah Pangan

lestari (KRPL) itu berbeda-beda, kendala yang dihadapi ini ada dua

faktor yaitu faktor teknis dan non teknis. Faktor teknisnya yaitu

berhubungan dengan pendampingan karena ada pendamping yang

menjadikan KRPL ini sebagai proyek sehingga mereka mendampingi

tidak dengan sepenuh hati dan kendala nonteknis misalnya musim atau

faktor air dimana ketersediaan air mereka terbatas. Kendala non teknis

ini dapat ditangani dengan sisitem draisitem pengairan misalnya

menyalurkan pipa-pipa ke kolibet.

39

Dari hasil wawancara dengan ibu yayu kendala yang dihadapi oleh

masyarakat ledok RW 6 Krasak terkait Kawasan Rumah Pangan Lestari

(KRPL) yaitu:

1. Hewan ternak yang merusak tanaman masyarakat seperti ayam, itik,

bebek, angsa.

2. Hama penyakit seperti ulat dan belalang

3. Faktor alam dimana pada saat terjadinya musim hujan maka banyak

tanaman yang rusak dikarenakan busuk sedangkan pada musim kemarau

tanaman banyak yang mati karena layu atau kering karna kurangnya

pasokan air.

4. Dalam segi penggerakan anggota kelompok masih ada hambatan karena

masyarakat untuk menanam di rumah masing- masing masih belum bisa

tergerak, untuk jadwal piket untuk anggota dawis tidak semua anggota

dawis mau datang piket dan ada juga jadwal piket mereka bertabrakan

dengan kegiatan lain, untuk anggota kelompok ini sendiri timeing untuk

bertemu itu tidak bisa intens karena banyak pengurus yang merangkap

sebagai pengurus dalam kegiatan lain oleh karena itu biasanya pertemuan

yang dilakukan secara bersamaan.

5. Dari segi penjualan, harga jual tanaman sayur ini rendah sehingga tidak

mendapatkan keuntungan padahal untuk tanaman organiini seharusnya

lebih tinggi daripada tanaman non organik.

4.4 Pendekatan Kelompok KRPL Ledok

Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) ini setiap desa terdiri dari 1

kelompok yang beranggotakan minimal 30 rumah tangga yang lokasinya saling

berdekatan dalam satu kawasan dengan kegiatan, dan dalam hal ini pendekatan

yang dilakukan dalam kelompok di kelorahan Ledok Dukuh Krasak yaitu

sebagai berikut:

1. Melaksanakan sosialisasi optimalisasi pemanfaatan pekarangan

oleh penyuluh pendamping kepada kelompok penerima manfaat

40

melalui metode sekolah lapangn (SL), yang diberikan kepada

penerima manfaat. Dalam hal ini Kawasan Rumah Pangan

Lestari (KRPL) Ledok mengadakan kegiatan Sekolah Lapang

(SL) ini dilakukan satu bulan sekali, masyarakat diberitahu mulai

dari bagaimana cara membuat green house, menanam tanaman,

cara membuat pupuk organik dll.

2. Melaksanakan pengembangan demplot pekarangan sebagai

laboraturium lapangan (LL), sekaligus berperan sebagai

pekarangan percontohan ini antara lain berupa bimbingan,

pembelian sarana produksi adminitrasi dan manajemen

kelompok. Dalam hal ini Kawasan Rumah Pangan Lestari

(KRPL) Ledok mengembangkan demplot dilaksanakan pada saat

piket yang sudah terjadwal setiap harinya.

Luas demplot kelompok berkisar minimal 36 m2 atau

disesuaikan dengan ketersediaan lahan kelompok.

Demplot di Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) di

kelurahan Ledok Dukuh Krasak ini ditanami berbagai

jenis tanaman (sayur, buah, umbi-umbian) tidak ditanami

hanya satu jenis tanaman saja.

Didalam lahan demplot juga dapat di buat kolam ikan dan

kadang ternak kecil, sebagai pembelajaran untuk

budidaya pangan sumber protein. Hewan ternak yang ada

di Kawasan Rumah Pangan lestari (KRPL) Ledok ini

ayam, kambing, lele, bebek, dan kelinci.

Kebun Bibit Desa (KBD) diusahakan tidak berlokasi

terlalu jauh dari tempat tinggal para anggota, sehingga

memudahkan proses pembelajaran dan praktek langsung

dipekarangan.

Pengelolaan demplot merupakan tanggung jawab anggota

kelompok (dibuat jadwal piket secara bergantian) dan

pada jadwal piket yang dilakukan di Ledok ini dulunya

41

dilakukan setiap hari karna masyarakat begitu antusias

untuk mengikuti kegiatan KRPL ini akan tetapi sekarang

jadwal piket dilakukan dua atau satu minggu sekali hal

ini dilakukan agar tanaman tidak rusak.

3. Mengembangkan bibit kelompok yang diarahkan menjadi cikal

bakal bibit kebun desa.

Bibit yang dikembangkan adalah bibit tanaman sayuran,

buah dan umbi-umbian.

Luas bibit ini berkisar minimal 25 m2

atau disesuaikan

dengan lahan yang tersedia.

Peralatan dan media yang digunakan untuk pembibitan

antara lain adalah : polybag (ukuran kecil/sedang/besar),

pot, tanah, kompos, sekam, dll serta dapat memanfaatkan

bahan daur ulang sebagai media pembibitan (barang-

barang bekas).

Media tanaman untuk perbenihan dikebun bibit

dianjurkan untuk menggunakan campuran tanah, pasir,

dan pupuk kandang yang sudah matang, dengan

perbandingan 1:1:1 dan atau komposisi lainnya sesuai

jenis tanaman.

Kebun bibit kelompok menyuplai bibit untuk angota

kelompok, kebun sekolah dan dapat juga untuk

masyarakat sekitar. Cara distribusi bibit dilakukan sesuai

dengan kesepakatan berdasarkan hasil musyawarah

kelompok.

Lokasi kebun bibit diusahakan terletak pada daerah yang

strategis sehingga mudah dijangkau oleh anggota atau

masyarakat yang membutuhkan bibit.

Pengelolaan dan pemeliharaan kebun bibit menjadi

tanggung jawab kelompok dengan pembagian tugas

berdasarkan musyawarah kelompok.

42

4.5 Peran Aktor Pada Program KRPL Ledok

4.5.1 BAPPERMAS

BAPPERMAS memberikan bantuan kepada beberapa Kawasan

Rumah Pangan Lestari di kelurahan Ledok senilai 20juta, bantuan

tersebut di memberikan melalui rekening kelompok jadi murni

langsung diberikan dan mereka memberikan laporan, nanti dana itu

dibelanjakan sesuai dengan kebutuhan Kawasan Rumah Pangan

Lestari (KRPL) kelompok tersebut. Pencairan dana tersebut diadakan

pemantauan supaya eksistensi kelompok tersebut ada. BAPPERMAS

membuat rekomendasi untuk pencairan melalui pengawasan internal,

karena menurut BAPPERMAS apabila dana tersebut hanya diberikan

tanpa adanya pengawasan kebablasan tidak ada tanggung jawab moral

maka dari itu sebagai aparat pemerintah istilahnya “Tutwuri

Handayani” kita dibelakang kita mengarahkan supaya dana tidak sekali

habis karena aktifitas Kawasan Rumah Pangan Lestari ini sifatnya

berkelanjutan.

Upaya yang dilakukan BAPPERMAS dalam kegiata Kawasan

Rumah Pangan Lestari yaitu BAPPERMAS melakukan monitoring

dengan turun kelapangan langsung ke beberapa Kawasan Rumah

Pangan lestari yang ada di Salatiga, dan kegagalan yang terjadi

dibeberapa wilayah menjadi evaluasi dan membuat konsep yang

mungkin lebih lestari yaitu itu tadi evaluasi dari kegagalan tahun lalu.

BAPPERMAS melakukan evaluasi dan monitoring rutin yang

dilakukan satu TIM, pada saat ingin terjun langsung mereka

melakukan peninjauan ke lokasi dilakukan secara mendadak, dengan

cara inilah maka dapat mengetahui bagaimana potret asli atau kondisi

Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) itu seperti apa apakah KRPL

itu berhasil atau justru Kawasan Rumah pangan itu gagal.

43

Gambar 4.1

Kunjungan BAPPERMAS

(Sumber: data primer tahun 2015)

Tanaman yang dihasilkan oleh Kawasan Rumah Pangan Lestari

yanga ada di daerah ledok ini tidak hanya untuk dikonsumsi sendiri

akan tetapi dapat dijual. Pada saat panen perdana Kawasan Rumah

Pangan Lestari (KRPL) Ledok ini mengundang BAPPERMAS untuk

bisa ikut melakukan panen bersama- sama dan dengan kehadiran

BAPPERMAS maupun pemerintahan lain maka masyarakat krasak

semakin bersemangat karena itu merupakan bentuk perhatian lembaga

pemerintahan yaitu dengan cara monitoring tersebut. Tujuan utama

dari program Kawasan Rumah Pangan Lestari ini sendiri ialah

penambahan gizi keluarga sehingga harapan BAPPERMAS untuk

mengetahui sejauh mana masyarakat pola konsumsinya apakah sudah

beragam, bergizi, seimbang dan aman belum (B2SA) jangan hanya

dominasi karbon hidrat dan protein serta mineralnya tidak seimbang.

Harapan BAPPERMAS dengan keberagaman maka beras ini diganti

dagi buah dan sayur dan jika harga daginng mahal maka bisa di ganti

44

dengan ikan air tawar (lele) yang sudah diberikan kepada penerima

manfaat seperti Kawasan Rumah Pangan Lestari yang ada di kelurahan

Ledok.

Gambar 4.2

Peran serta BAPPERMAS dalam panen Perdana

(Sumber: data primer tahun 2015)

BAPPERMAS melakukan pembinaan disemua Kawasan Rumah

Pangan Lestari (KRPL) Termasuk Ledok, pembinaan tersebut ini meliputi

pertemuan yang diisi materi- materi yang terkait dengan Kawasan Rumah

Pangan Lestari (KRPL) misalnya penyampaian materi bagaimana cara

menanam dengan baik dan benar , dan mengenai tanaman Hidroponik,

kemudian memberikan ilmu mengenai prodak olahan yang dilakukan

dengan cara demo masak dengan beberapa anggota Kawasan Rumah

Pangan Lestari yang ada disalatiga dalam hal ini BAPPERMAS

mengundang ahli pembuat kue disitu di ajari bagaimana membuat

makanan ringan atau kue yang dihasilkan dari tanaman yang ada

dilingkungan sekitar atau tanaman yang ditanam pada Kawasan Rumah

Pangan Lestari, makanan yang dibuat itu berfariasi dan sehat tentunya

karna menggunakan bahan dasar dari tanaman organik.

45

Gambar 4.3

Demo masak di BAPPERMAS

(Sumber: data primer tahun 2015)

4.5.2 Kelurahan Ledok

Dari hasil wawancara dengan Titin eka novia selaku seksi ekonomi

pembangunan di kelurahan Ledok respon masyarakat dengan adanya

program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) baik karena tidak ada

penolakan karna Kawasan Rumah Pangan Lestari ini merupakan kegiatan

yang baik akan tetapi ada beberapa kendala yaitu tidak semua masyarakat

itu bisa menanam karena tidak semua orang bisa menanam secara baik

walaupun sudah diberikan ilmu. Upaya yang dilakukan kelurahan Ledok

dalam mendorong kegiatan Kawasan Rumah Pangan Lestari Ini yaitu

mengadakan sosialisasi melalui PKK, dalam kegiatan PKK tersebut

sarankan atau dihimbau untuk mencontoh Kawasan Rumah Pangan Lestari

(KRPL) yang sudah berhasil pesat dan dengan cara tersebut maka

masyarakat yang mengikuti program Kawasan Rumah Pangan Lestari

46

menjadi bersemangat dan ingin menghasilkan Kawasan Rumah Pangan

Lestari yang bagus pula.

kerjasama yang dilakukan kelurahan dengan BAPPERMAS

dengan dinas pertanian dalam mendukung kegiatan Kawasan Rumah

Pangan Lestari (KRPL) yaitu kelurahankan berperan sebagai fasilitator

yang memfasilitasi program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL)

dengan mencarikan kebun percontohan yang berada dir w 6 krasak

kelurahan ledok hanya sebatas kordinator yang mengkordinasikan antara

masyarakat dengan dinas terkait selain itu kelurahan Ledok juga

mendampingi jika ada kendala kita dan menjadi penghubung antara

BAPPERMAS dengan masyarakat Krasak jika ada kegiatan yang di

lakukan oleh BAPPERMAS maka undangan diberikan kekeluran ledok

dan setelah itu disampaikan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL)

Ledok yang ada di RW 6 Krasak.

Dorongan kelurahan ledok dalam mendukung Kawasan Rumah

Pangan Lestari (KRPL) agar sesuai dengan apa yang diharapkan yaitu

dengan studi banding ke magelang, kelurahan bekerjasama dengan PKK

dan cipta taru karena kelurahan sendiri tidak mempunyai dana untuk

kegiatan tersebut dan kegiatan tersebut dilakukan untuk melihat Kawasan

Rumah Pangan Lestari (KRPL) yang ada disana adapun tujuan tersebut

supaya Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) bisa maju seperti mereka.

Kelurahan ledok ini sifatnya hanya memantau dan mendampingi

sewaktuada acara- acara tertentu dan memberikan informasi jika ada

pembinaan dari BAPPERMAS dan pada saat panen maka kelurahan juga

di undang untuk mengikuti panen bersama masyarakat dan BAPPERMAS.

47

Gambar 4.4

Peran serta kelurahan ledok dalam panen Perdana

(Sumber: data primer tahun 2015)

4.5.3 Pendamping

Salah satu strategi yang dapat digunakan dalam proses

pemberdayaan masyarakat dalam program Kawasan Rumah Pangan lestari

(KRPL) adalah pendampingan karena diyakini mampu mendorong

terjadinya pemberdayaan masyarakat secara optimal. Salah satu

pendamping dalam proses pembangunan pertanian lapangan sebagai unsur

pekerja sosial dilapangan. Pendaping juga dituntut memiliki kemampuan

pengetahuan dan kecakapan yang cukup didalam berkomunikasi dengan

petani untuk memberikan penjelasan yang dapat menghilangkan

kebimbangan petani dalam penerapan informasi teknologi baru yang

disampaikan berkaitan dengan Kawasan Rumah pangan Lestari (KRPL)

di Ledok.

48

Indikator dari peran penyuluh sebagai edukasi ada tiga: pertama,

mengembangkan proses belajar bersama yaitu yang dilakukan setiap

40hari sekali ; kedua, meningkatkan pengetahuan petani yang ikut dalam

kegiatan Kawasan Rumah pangan Lestari yang ada di kelurahan ledok

dalam budidaya tanaman organik; dan ketiga, melaksanakan praktek

langsung kelapangan yaitu pendamping memberikan ilmu bagaimana cara

membuat pupuk cair dan bagaimana cara menanam dengan baik dan benar.

Diketahui bahwa peranpenyuluh dengan indikator mengembangkan proses

belajar bersama sudah terbilang baik hal ini terlihat berdasarkan kegiatan

belajar bersama yang dilakukan oleh pendamping dapat menarik minat

petani untuk ikut serta dalam belajar, baik itu belajar teori ataupun belajar

praktek lapangan. Suatu hal yang dapat menarik minat anggota Kawasan

Rumah Pangan lestari (KRPL) untuk ikut belajar bersama yaitu penyajian

materi yang disampaikan penyuluh sangat menarik dan penyuluh selalu

bercanda hal itu dilakukan supaya petani tidak bosan. Peran penyuluh

dengan indikator meningkatkan pengetahuan anggota KRPL dalam

budidaya tanaman organik.

Peran pendamping dengan indikator menjalin melakukan

pembinaan dalam pengelolaan lahan pekarangan yang ada di kelurahan

Ledok bertujuan untuk mengajak petani bagaimana mengelola lahan

perkarangan dengan baik dan benar. Pendamping yang ada pada Kawasan

Rumah Pangan Lestari di kelurahan Ledok terbilang baik dalam

menyampaikan atau membuat suatu inovasi baru dalam pelaksanaan

program Kawasan Rumah pangan Lestari (KRPL). Inovasi yang dibuat

oleh kedua penyuluh tersebut dalam program Kawasan Rumah pangan

Lestari (KRPL) adalah bagaimana carannya supaya lahan yang sempit bisa

ditanami berbagai jenis tanaman baik tanaman sayur-sayuran maupun

buah-buan dan tanaman pangan lainnya. Selain itu penyuluh juga

mengajarkan kepada petani untuk membuat media tanam dari berbagai

49

barang-barang bekas seperti botol plastik, kaleng, ember bekas, dan barang

bekas lainnya.

peran penyuluh sebagai konsultan adalah untuk menerima dan

membarikan ide atau gagasan yang menjadi kebutuhan anggota Kawasan

Rumah Pangan lestari (KRPL) Ledok, dilakukan ketika anggota KRPL

Ledok mendapat masalah maka memberikan idea tau gagasan dan gagasan

melalui konsultasi dengan petani dan membantu memecahkan masalah

yang dihadapi anggota Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL).