bab iv hasil penelitian dan...

34
57 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian merupakan bagian penting dari suatu penelitian. Hasil penelitian akan memberikan jawaban atas hipotesis yang telah dikemukakan dalam bab sebelumnya. Berkaitan dengan hal tersebut, maka dalam bab ini dibahas tentang hasil penelitian berupa deskripsi tempat penelitian, pengujian validitas dan reliabilitas, uji prasyarat, pengujian hipotesis dan pembahasan dari hasil penelitian. 4.1 Prosedur Penelitian Paparan tentang prosedur penelitian ini disampaikan sebagai gambaran tentang keseluruhan dinamika yang penulis lalui selama penelitian. Selengkapnya penulis paparkan sebagai berikut. 4.1.1 Pengambilan Data Awal Sebelum penelitian dilakukan, penulis terlebih dahulu mencari informasi tentang data mahasiswa yang berasal dari Papua yang kuliah di berbagai program studi yang ada di Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), Salatiga. Data tersebut diperoleh dari Bagian Admisi dan Registrasi Akademik (BARA) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), Salatiga. Pencarian data awal ini dilakukan sebagai bagian penting dalam mempersiapkan teknik penentuan sampel penelitian yang akan digunakan sehingga hasil penelitian dapat menjelaskan keseluruhan populasi. Penulis kemudian melakukan seleksi data yang diperoleh dari BARA untuk mengetahui berapa jumlah mahasiswa

Upload: lyhuong

Post on 25-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13230/4/T2_832014701_BAB IV... · pengujian hipotesis dan pembahasan dari hasil penelitian. ... sebesar

57

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian merupakan bagian penting dari suatu penelitian.

Hasil penelitian akan memberikan jawaban atas hipotesis yang telah

dikemukakan dalam bab sebelumnya. Berkaitan dengan hal tersebut,

maka dalam bab ini dibahas tentang hasil penelitian berupa deskripsi

tempat penelitian, pengujian validitas dan reliabilitas, uji prasyarat,

pengujian hipotesis dan pembahasan dari hasil penelitian.

4.1 Prosedur Penelitian

Paparan tentang prosedur penelitian ini disampaikan sebagai

gambaran tentang keseluruhan dinamika yang penulis lalui selama

penelitian. Selengkapnya penulis paparkan sebagai berikut.

4.1.1 Pengambilan Data Awal

Sebelum penelitian dilakukan, penulis terlebih dahulu mencari

informasi tentang data mahasiswa yang berasal dari Papua yang kuliah

di berbagai program studi yang ada di Universitas Kristen Satya

Wacana (UKSW), Salatiga. Data tersebut diperoleh dari Bagian Admisi

dan Registrasi Akademik (BARA) Universitas Kristen Satya Wacana

(UKSW), Salatiga. Pencarian data awal ini dilakukan sebagai bagian

penting dalam mempersiapkan teknik penentuan sampel penelitian

yang akan digunakan sehingga hasil penelitian dapat menjelaskan

keseluruhan populasi. Penulis kemudian melakukan seleksi data yang

diperoleh dari BARA untuk mengetahui berapa jumlah mahasiswa

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13230/4/T2_832014701_BAB IV... · pengujian hipotesis dan pembahasan dari hasil penelitian. ... sebesar

58

Papua yang ada di semester awal (I dan II) tahun ajaran 2015-2016,

berapa jumlah mahasiswa Papua yang berjenis kelamin perempuan dan

laki-laki, apakah sebelumnya pernah tinggal di Jawa, dan daerah asal

mereka di Papua (daerah pegunungan atau daerah pesisir).

4.1.2 Deskripsi Tempat Penelitian

Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) dimulai sebagai

Perguruan Tinggi Pendidikan Guru Kristen Indonessia (PTPGKI), yang

diresmikan menjadi Universitas Kristen Satya Wacana (“Setia pada

Firman Tuhan”) pada 1956. Pendirian UKSW ini didukung 18 Sinode

Gereja di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Irian Jaya,

Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Salah satu

universitas swasta terkemuka di Indonesia ini menyelenggarakan 14

Fakultas yang terdiri dari 56 Program Studi yang terdiri dari 4 Program

Studi Diploma 3, 39 Program Studi Program Sarjana (S1), 10 Program

Studi Program Magister (S2), dan 3 Program Studi Program Doktoral

(S3). Perguruan tinggi ini berlokasi di Jl. Diponegoro No. 52-60

Sidorejo, Salatiga, Jawa Tengah.

Mahasiswa UKSW ini banyak yang berasal dari seluruh wilayah

di Indonesia. Sampai dengan saat ini (16 Februari 2016) mahasiswa

yang berasal dari Papua sebanyak 365 orang mahasiswa yang kuliah di

berbagai program studi yang ada di perguruan tinggi ini. Sedangkan

banyaknya mahasiswa Papua yang masih menempuh semester II

sebanyak 190 orang.

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13230/4/T2_832014701_BAB IV... · pengujian hipotesis dan pembahasan dari hasil penelitian. ... sebesar

59

4.1.3 Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 22-28 Juni 2016 yang

dilakukan pada 66 mahasiswa yang berasal dari Papua. Responden

penelitian ini ditentukan berdasarkan pada usia, jenis kelamin, dan

daerah asal. Penyebaran dan pengambilan kembali skala penelitian

dilakukan sendiri oleh peneliti. Pengambilan data dilakukan sebanyak 7

kali kunjungan di berbagai program studi yang ada di Universitas

Kristen Satya Wacana (UKSW), serta di 2 (dua) asrama mahasiswa

Papua di Salatiga dan di beberapa rumah kos yang ada di daerah sekitar

Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), Salatiga yang terbagi

dalam dua periode. Periode I diambil sebanyak 30 responden yang

terdiri dari 15 mahasiswa Papua laki-laki dan 15 mahasiswa Papua

perempuan untuk dilakukan penghitungan uji validitas dan reliabilitas,

selanjutnya dilakukan pengambilan data Periode II dengan

menghilangkan nomor-nomor item yang tidak valid dan disusun skala

penelitian baru yang dilakukan terhadap 36 responden sehingga total

responden pada Periode I dan II sebanyak 66 responden yang terdiri

dari 33 responden laki-laki dan 33 responde perempuan.

4.2 Karakteristik Responden

4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin

Karakteristik responden berdasarkan umur dan jenis kelamin

disajikan dalam Tabel 4.1 berikut ini:

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13230/4/T2_832014701_BAB IV... · pengujian hipotesis dan pembahasan dari hasil penelitian. ... sebesar

60

Tabel 4.1

Persentase Responden Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin

Umur

(Tahun)

Jenis Kelamin Total

Laki-laki Perempuan

N % N % N %

18-19 9 27,3 4 12,1 13 19,7

20-21 15 45,4 16 48,5 21 47,0

22-23 9 27,3 13 39,4 22 33,3

Total 33 100,0 33 100,0 66 100,0

Tabel 4.1 memberikan informasi gambaran responden

berdasarkan umur dan jenis kelamin. Diketahui sebagian besar

responden adalah mahasiswa yang berumur 20-21 tahun yaitu sebanyak

31 (47,0%) orang. Mahasiswa Papua laki-laki sebagian besar berumur

20-21 tahun yaitu sebanyak 15 (45,5%) orang, begitu juga pada

mahasiswa perempuan sebagian besar berumur 20-21 tahun yaitu

sebanyak 16 (48,5%) orang. Dari semua mahasiswa yang menjadi

responden hanya terdapat 13 (19,7%) orang yang berumur 18-19 tahun

yang terdiri dari 9 mahasiswa Papua laki-laki dan 4 mahasiswa Papua

perempuan.

4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Fakultas dan Jenis

Kelamin

Karakteristik responden berdasarkan fakultas dan jenis kelamin

disajikan dalam Tabel 4.2 berikut ini:

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13230/4/T2_832014701_BAB IV... · pengujian hipotesis dan pembahasan dari hasil penelitian. ... sebesar

61

Tabel 4.2

Persentase Responden Berdasarkan Fakultas dan Jenis Kelamin

Fakultas

Jenis Kelamin Total

Laki-laki Perempuan

N % N % N %

FB 1 3,0 2 6,1 3 4,5

FBS 2 6,1 2 6,1 4 6,1

FEB 7 21,2 7 21,2 14 21,2

FH 1 3,0 2 6,1 3 4,5

FIK 5 15,2 4 12,1 9 13,6

FISKOM 4 12,1 2 6,1 6 9,1

FKIP 5 15,2 4 12,1 9 13,6

FPB 0 0 3 9,1 3 4,5

FPSI 3 9,1 2 6,1 5 7,6

FSM 3 9,1 0 0 3 4,5

FTI 2 6,1 5 15,2 7 10,6

Total 33 100,0 33 100,0 66 100,0

Tabel 4.2 memberikan informasi gambaran responden

berdasarkan fakultas dan jenis kelamin. Diketahui sebagian besar

responden adalah mahasiswa yang kuliah di Fakultas Ekonomika dan

Bisnis yaitu sebanyak 14 (21,2%) orang. Pada mahasiswa Papua laki-

laki diketahui sebagian besar kuliah di Fakultas Ekonomika dan Bisnis

yaitu sebanyak 7 (21,2%) orang, demikian juga pada mahasiswa Papua

perempuan diketahui sebagian besar kuliah di Fakultas Ekonomika dan

Bisnis yaitu sebanyak 7 (21,2%) orang. Dari Tabel 4.2 terlihat tidak

terdapat mahasiswa Papua laki-laki yang kuliah di Fakultas Pertanian

dan Bisnis dan pada mahasiswa Papua perempuan tidak ada yang

kuliah di Fakultas Sains dan matematika.

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13230/4/T2_832014701_BAB IV... · pengujian hipotesis dan pembahasan dari hasil penelitian. ... sebesar

62

4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Daerah Asal dan Jenis

Kelamin

Karakteristik responden berdasarkan asal daerah dan jenis

kelamin disajikan dalam Tabel 4.3 berikut ini:

Tabel 4.3

Persentase Responden Berdasarkan Daerah Asal dan Jenis Kelamin

Daerah

Asal

Jenis Kelamin Total

Laki-laki Perempuan

N % N % N %

Pesisir 19 57,6 18 54,5 37 56,1

Pegunungan 14 42,4 15 45,5 29 43,9

Total 33 100,0 33 100,0 66 100,0

Tabel 4.3 memberikan gambaran responden berdasarkan daerah

asal dan jenis kelamin. Daerah asal yang dimaksud di sini adalah

wilayah dataran tinggi yaitu pegunungan dan pesisir atau daerah

dataran rendah. Diketahui sebagian besar responden adalah mahasiswa

yang berasal dari daerah pesisir atau dataran rendah seperti Jayapura,

Raja Ampat, Biak Numfor, dan lain-lain yaitu sebanyak 37 (56,1%)

orang. Pada mahasiswa Papua laki-laki diketahui sebagian besar berasal

dari daerah pesisir yaitu sebanyak 19 (57,6%) orang, demikian juga

pada mahasiswa Papua perempuan diketahui sebagian besar berasal

dari daerah pesisir yaitu sebanyak 18 (54,5%) orang. Diketahui pula

terdapat 29 (43,9%) yang berasal dari daerah pegunungan seperti

Mimika, Pegunungan Bintang, dan lain-lain.

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13230/4/T2_832014701_BAB IV... · pengujian hipotesis dan pembahasan dari hasil penelitian. ... sebesar

63

4.3 Deskripsi Pengukuran Peubah

4.3.1 Peubah Stres Akulturatif

Untuk mengetahui tinggi rendahnya hasil pengukuran peubah

stres akulturatif digunakan lima kategori, yaitu Sangat Tinggi (ST),

Tinggi (T), Sedang (S), Rendah (R) dan Sangat Rendah (SR). Peubah

ini terdiri dari 31 aitem dengan skor tertinggi 7 dan terendah 1,

sehingga nilai tertinggi yang diperoleh sebesar 220 dan nilai terendah

sebesar 31, sehingga diperoleh pengelompokan kategori peubah stres

akulturatif dalam Tabel 4.4 berikut ini:

Tabel 4.4

Deskripsi Pengukuran Peubah Stres Akulturatif

Mahasiswa Papua Laki-laki dan Mahasiswa Papua Perempuan

Kategori Interval Laki-laki Perempuan Total

N % N % N %

Sangat Rendah 31 – 68 0 0 0 0 0 0

Rendah 69 – 106 1 3,0 2 6,1 3 4,5

Sedang 107 – 144 9 27,3 15 45,5 24 36,4

Tinggi 145 – 182 23 69,7 16 48,5 39 59,1

Sangat Tinggi 183 – 220 0 0 0 0 0 0

Total 33 100 33 100 66 100

Minimum 84 100 84

Maksimum 179 175 179

Rata-rata 150,09 141,67 145,88

Standar Deviasi 18,445 15,392 17,382

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa rata-rata nilai stres akulturatif

pada mahasiswa Papua laki-laki sebesar 150,09 yang termasuk dalam

kategori tinggi, sedangkan stres akulturatif pada mahasiswa Papua

perempuan sebesar 141,67 yang termasuk dalam kategori sedang.

Dilihat dari distribusi frekuensinya sebagian besar pada mahasiswa

Papua laki-laki yaitu 23 (69,7%) orang termasuk dalam kategori stres

akulturatif tergolong tinggi, demikian pula pada mahasiswa Papua

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13230/4/T2_832014701_BAB IV... · pengujian hipotesis dan pembahasan dari hasil penelitian. ... sebesar

64

perempuan yaitu 39 (59,1%) orang termasuk dalam kategori stres

akulturatif tergolong tinggi.

4.3.2 Peubah Hardiness

Untuk mengetahui tinggi rendahnya hasil pengukuran peubah

hardiness digunakan lima kategori, yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang,

rendah dan sangat rendah. Peubah ini terdiri dari 20 aitem dengan skor

tertinggi 7 dan terendah 1, sehingga nilai tertinggi yang diperoleh

sebesar 144 dan nilai terendah sebesar 20, sehingga diperoleh

pengelompokan kategori peubah hardiness dalam Tabel 4.5 berikut ini:

Tabel 4.5

Deskripsi Pengukuran Peubah Hardiness

Mahasiswa Papua Laki-laki dan Mahasiswa Papua Perempuan

Kategori Interval Laki-laki Perempuan Total

N % N % N %

Sangat Rendah 20 – 44 0 0 0 0 0 0

Rendah 45 – 69 15 45,5 12 36,4 27 40,9

Sedang 70 – 94 18 54,5 21 63,6 39 59,1

Tinggi 95 – 119 0 0 0 0 0 0

Sangat Tinggi 120 – 144 0 0 0 0 0 0

Total 33 100 33 100 66 100

Minimum 50 60 50

Maksimum 86 82 86

Rata-rata 68,61 71,00 69,80

Standar Deviasi 8,470 5,958 7,366

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa rata-rata nilai hardiness pada

mahasiswa laki-laki sebesar 68,61 yang termasuk dalam kategori

sedang, begitu pula hardiness pada mahasiswa Papua perempuan

sebesar 71,00 yang termasuk dalam kategori tinggi. Dilihat dari

distribusi frekuensinya sebagian besar pada mahasiswa Papua laki-laki

yaitu 18 (54,5%) orang termasuk dalam kategori hardiness tergolong

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13230/4/T2_832014701_BAB IV... · pengujian hipotesis dan pembahasan dari hasil penelitian. ... sebesar

65

sedang, demikian pula pada mahasiswa Papua perempuan yaitu 21

(63,6%) orang termasuk dalam kategori hardiness tergolong sedang.

4.3.3 Peubah Dukungan Sosial Teman

Untuk mengetahui tinggi rendahnya hasil pengukuran peubah

dukungan sosial teman digunakan lima kategori, yaitu sangat tinggi,

tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Peubah ini terdiri dari 21

aitem dengan skor tertinggi 7 dan terendah 1, sehingga nilai tertinggi

yang diperoleh sebesar 149 dan nilai terendah sebesar 20, sehingga

diperoleh pengelompokan kategori peubah dukungan sosial teman

dalam Tabel 4.6 berikut ini:

Tabel 4.6

Deskripsi Pengukuran Peubah Dukungan Sosial Teman

Mahasiswa Papua Laki-laki dan Mahasiswa Papua Perempuan

Kategori Interval Laki-laki Perempuan Total

N % N % N %

Sangat Rendah 20 – 45 1 3,0 1 3,0 2 3,0

Rendah 46 – 71 20 60,6 13 39,4 33 50,0

Sedang 72 – 97 12 36,4 19 57,6 31 47,0

Tinggi 98 – 123 0 0 0 0 0 0

Sangat Tinggi 124 – 149 0 0 0 0 0 0

Total 33 100 33 100 66 100

Minimum 45 41 41

Maksimum 96 89 96

Rata-rata 68,58 72,85 70,71

Standar Deviasi 12,357 10,747 11,691

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa rata-rata nilai dukungan sosial

teman pada mahasiswa Papua laki-laki sebesar 68,58 yang termasuk

dalam kategori rendah, sedangkan dukungan sosial teman pada

mahasiswa Papua perempuan sebesar 72,85 yang termasuk dalam

kategori sedang. Dilihat dari distribusi frekuensinya sebagian besar

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13230/4/T2_832014701_BAB IV... · pengujian hipotesis dan pembahasan dari hasil penelitian. ... sebesar

66

pada mahasiswa Papua laki-laki yaitu 20 (60,6%) orang termasuk

dalam kategori dukungan sosial teman tergolong rendah, sedangkan

pada mahasiswa Papua perempuan yaitu sebanyak 19 (57,6%) orang

termasuk dalam kategori hardiness tergolong sedang.

4.4 Uji Statistik

4.4.1 Uji Asumsi Klasik

4.4.1.1 Uji Normalitas

Uji normalitas data dilakukan untuk melihat apakah suatu data

berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan

melihat uji Kolmogorov Smirnov contoh tunggal dengan ketentuan bila

angka signifikansi > 0,05 maka dikatakan berdistribusi normal

demikian sebaliknya jika angka dignifikansi < 0,05 maka data

dikatakan tidak berdistribusi normal. Hasil uji normalitas peubah

penelitian disajikan pada tabel 4.7 berikut ini:

Tabel 4.7

Uji Normalitas

Kelompok Peubah Kolmogorov

Smirnov – Z p Kesimpulan Keterangan

Laki-laki

Stres Akulturatif 0,680 0,745 p > 0,05 Normal Hardiness 0,637 0,812 p > 0,05 Normal Dukungan

Sosial Teman 0,712 0,690 p > 0,05 Normal

Perempuan

Stres Akulturatif 0,659 0,778 p > 0,05 Normal Hardiness 0,551 0,922 p > 0,05 Normal Dukungan

Sosial Teman 0,739 0,645 p > 0,05 Normal

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa semua data dari semua peubah

penelitian (stres akulturatif, hardiness, dan dukungan sosial teman)

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13230/4/T2_832014701_BAB IV... · pengujian hipotesis dan pembahasan dari hasil penelitian. ... sebesar

67

pada kelompok mahasiswa Papua laki-laki maupun mahasiswa

peremuan Papua berdistribusi normal karena nilai p > 0,05.

4.4.1.2 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas dilakukan untuk menguji ada atau tidaknya

hubungan linier secara sempurna atau mendekati sempurna pada

peubah tak gayut. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

korelasi sempurna atau mendekati sempurna di antara peubah tak

gayut.

Hasil uji multikolonieritas kedua peubah tak gayut disajikan

pada Tabel 4.8 berikut ini:

Tabel 4.8

Uji Multikolinieritas

Koefisien

Statistik Kolinieritas

Kelompok Model Toleransi VIF

Laki-laki Hardiness 0,575 1,739

Dukungan Sosial Teman 0,575 1,739

Perempuan Hardiness 0,756 1,323

Dukungan Sosial Teman 0,756 1,323

Dari Tabel 4.8 terlihat pada kelompok mahasiswa Papua laki-

laki maupun mahasiswa Papua perempuan pada kedua peubah tak

gayut diperoleh nilai toleransi lebih dari 0,10 dan nilaiVIF kurang dari

10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinieritas antar

peubah tak gayut.

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13230/4/T2_832014701_BAB IV... · pengujian hipotesis dan pembahasan dari hasil penelitian. ... sebesar

68

4.4.1.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah ada

varian resiusl yang tidak sama pada semua pengamatan di dalam model

regresi. Regesi yang baik seharusnya tidak terjadi heteroskedastisitas.

Hasil uji heteroskedastisitas pada regresi kelompok mahasiswa

Papua laki-laki disajikan pada Gambar 4.1 berikut ini:

Peubah Gayut : Stres Akulturatif

Regresi Nilai Taksiran Terbakukan

Gambar 4.1 Diagram Pencar Uji Heteroskedastisitas pada

Mahasiswa Papua Laki-laki

Gambar 4.1 dapat dilihat titik-titik tidak membentuk pola yang

jelas. Titik-titik tersebut menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada

sumbu Y. Jadi dapat disimpulkan bahwa pada regresi ini tidak terjadi

heteroskedastisitas.

Reg

resi

Res

idual

Ter

bak

ukan

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13230/4/T2_832014701_BAB IV... · pengujian hipotesis dan pembahasan dari hasil penelitian. ... sebesar

69

Hasil uji heteroskedastisitas pada regresi kelompok mahasiswa

Papua perempuan disajikan pada Gambar 4.2 berikut ini:

Peubah Gayut : Stres Akulturatif

Regresi Nilai Taksiran Terbakukan

Gambar 4.2 Diagram Pencar Uji Heteroskedastisitas pada

Mahasiswa Papua Perempuan

Gambar 4.2 dapat dilihat titik-titik tidak membentuk pola yang

jelas. Titik-titik tersebut menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada

sumbu Y. Jadi dapat disimpulkan bahwa pada regresi ini tidak terjadi

heteroskedastisitas.

4.4.1.4 Uji Linieritas

Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui linieritas hubungan

antara peubah tak gayut dengan peubah gayut. Uji linieritas

menggunakan taraf signifikansi 0,05 dan dua peubah dikatakan

mempunyai hubungan yang linier jika nilai signifikansi pada uji F

Reg

resi

Res

idual

Ter

bak

ukan

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13230/4/T2_832014701_BAB IV... · pengujian hipotesis dan pembahasan dari hasil penelitian. ... sebesar

70

untuk linieritas kurang dari 0,05. Hasil uji linieritas hubungan peubah

penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut ini:

Tabel 4.9

Uji Linieritas

Kelompok Hubungan F p Kesimpulan Keterangan

Laki-laki Hardiness – SA 32,626 0,000 p < 0,05 Linier

DST – SA 31,343 0,000 p < 0,05 Linier

Perempuan Hardiness – SA 27,971 0,000 p < 0,05 Linier

DST – SA 17,556 0,000 p < 0,05 Linier

Keterangan : SA = Stres Akulturatif ; DST = Dukungan Sosial Teman

Tabel 4.9 menunjukkan bahwa kedua hubungan peubah tak

gayut dengan peubah gayut pada kelompok mahasiswa Papua laki-laki

adalah bersifat linier karena nilai p < 0,05 sehingga dapat disimpulkan

bahwa hardiness dan stres akulturatif memiliki hubungan yang linier,

demikian pula hubungan dukungan sosial teman dan stres akulturatif

memiliki hubungan yang linier.

Tabel 4.9 juga menunjukkan bahwa kedua hubungan peubah tak

gayut dengan peubah gayut pada kelompok mahasiswa Papua

perempuan adalah bersifat linier karena nilai p < 0,05 sehingga dapat

disimpulkan bahwa hardiness dan stres akulturatif memiliki hubungan

yang linier, demikian pula hubungan dukungan sosial teman dan stres

akulturatif memiliki hubungan yang linier

4.4.1.5 Uji Homogenitas

Uji homogenitas menggunakan uji Test Homogeneity of

Variance. Kriteria pengujian ini menggunakan nilai F Levene Test

dengan nilai signifikansi lebih dari 0,05. Hasil uji homogenitas stres

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13230/4/T2_832014701_BAB IV... · pengujian hipotesis dan pembahasan dari hasil penelitian. ... sebesar

71

akulturatif pada kelompok mahasiswa Papua laki-laki dan perempuan

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.10

Uji Homogenitas Stres Akulturatif (Y)

Levene

Statistic db1 db2 Sig.

0,682 1 64 0,412

Tabel 4.10 menunjukkan bahwa kedua data stres akulturatif pada

kelompok mahasiswa Papua laki-laki dan perempuan adalah homogen

karena nilai F Levene Test = 0,682 dan p = 0,412 sehingga p > 0,05.

4.4.2 Uji Hipotesis

Hipotesis pertama, ada pengaruh simultan antara hardiness dan

dukungan sosial teman terhadap stres akulturatif pada mahasiswa

Papua laki-laki di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Hasil

dari ada tidaknya pengaruh ketiga peubah dilakukan dengan cara :

4.4.2.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) untuk Mahasiswa Papua

Laki-laki

Hasil statistik untuk peubah tak gayut X1 (Hardiness) dan X2

(Dukungan Sosial Teman) terhadap peubah gayut Y (Stres Akulturatif)

diperoleh hasil sebagai berikut :

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13230/4/T2_832014701_BAB IV... · pengujian hipotesis dan pembahasan dari hasil penelitian. ... sebesar

72

Tabel 4.11

Daftar Sidik Ragamb Uji Signifikansi

Regresi Berganda Nilai F (Laki-laki)

Model db JK KT F Sig.

1 Regresi 2 5.507,708 2.753,854 15,359 0,000a

Sisa 30 5.379,020 179,301

Total 32 10.886,727

a Prediktor : (Konstanta), Dukungan Sosial Teman (X2), Hardiness (X1)

b Peubah Gayut : Stres Akulturatif (Y)

Keterangan : JK = Jumlah Kuadrat ; KT = Kuadrat Tengah

Berdasarkan Tabel 4.11 dapat disimpulkan bahwa secara

simultan Hardiness dan Dukungan Sosial Teman berpengaruh terhadap

Stres Akulturatif mahasiswa Papua laki-laki (nilai F = 15,359 dan p =

0,000 sehingga p < 0,05) yang berarti ada pengaruh signifikan dari

Hardiness dan Dukungan Sosial Teman berpengaruh terhadap Stres

Akulturatif mahasiswa Papua laki-laki. Dari perhitungan ini, maka

hipotesis dalam penelitian ini diterima (Ha diterima).

4.4.2.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji t) untuk Mahasiswa Papua

Laki-laki

Hasil uji statistik secara parsial untuk peubah tak gayut X1

(Hardiness) dan X2 (Dukungan Sosial Teman) terhadap peubah gayut

Y (Stres Akulturatif) diperoleh hasil pada Tabel 4.12 sebagai berikut :

Tabel 4.12

Hasil Uji Signifikansi Koefisiena Regresi Berganda Nilai t (Laki-laki)

Model

Koefisien Tak

Terbakukan

Koefisien

terbakukan

B

Kesalahan

Baku Beta

t Sig.

1 (Konstanta) 248,284 19,332 12,843 0,000

Hardiness (X1) -0,837 0,369 -0,384 -2,272 0,030

Dukungan Sosial

Teman (X2) -0,594 0,253 -0,398 -2,352 0,025

a Peubah gayut : Stres Akulturatif (Y)

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13230/4/T2_832014701_BAB IV... · pengujian hipotesis dan pembahasan dari hasil penelitian. ... sebesar

73

Berdasarkan Tabel 4.12 tampak secara parsial Hardiness

berpengaruh terhadap Stres Akulturatif mahasiswa Papua laki-laki di

UKSW Salatiga yang ditunjukkan dari nilai t = -2,272 dan p < 0,05.

Begitu juga dengan Dukungan Sosial Teman berpengaruh terhadap

Stres Akulturatif mahasiswa Papua laki-laki di UKSW Salatiga yang

ditunjukkan dari nilai t = -2,352 dan p < 0,05.

Lebih lanjut berdasarkan Tabel 4.12 di atas dapat disusun

persamaan regresi linier sebagai berikut :

Y = 248,284 – 0,384 X1 – 0,398 X2

Interpretasi dari persamaan regresi berganda dapat diartikan

sebagai berikut :

1. Konstanta (a) sebesar 248,284 memberikan arti bahwa jika

Hardiness dan Dukungan Sosial Teman bernilai 0 atau konstan,

maka nilai peubah Stres Akulturatif mahasiswa Papua laki-laki di

UKSW Salatiga sebesar 248,284.

2. Koefisien regresi Hardiness sebesar -0,384 dengan signifikansi

0,030 memberi arti bahwa setiap perubahan satu satuan atau satu

tingkatan Hardiness akan berdampak negatif terhadap Stres

Akulturatif mahasiswa Papua laki-laki di UKSW Salatiga sebesar

0,384.

3. Koefisien regresi Dukungan Sosial Teman sebesar -0,398 dengan

signifikansi 0,025 memberi arti bahwa setiap perubahan satu satuan

atau satu tingkatan Dukungan Sosial Teman akan berdampak

negatif terhadap Stres Akulturatif mahasiswa Papua laki-laki di

UKSW Salatiga sebesar 0,398.

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13230/4/T2_832014701_BAB IV... · pengujian hipotesis dan pembahasan dari hasil penelitian. ... sebesar

74

4.4.2.3 Koefisien Determinasi (R2)

Analisis koefisien determinasi (R2) dilakukan dengan maksud

untuk mengetahui seberapa besar sumbangan atau kontribusi dari

peubah Hardiness dan Dukungan Sosial Teman terhadap Stres

Akulturatif mahasiswa Papua laki-laki di UKSW Salatiga. Hasil

koefisien determinasi (R2) peubah tak gayut terhadap peubah gayut

pada mahasiswa Papua laki-laki di UKSW Salatiga disajikan dalam

Tabel 4.13 berikut ini:

Tabel 4.13

Hasil Uji Koefisien Determinasi Ringkasan Model (Laki-laki)

Model R R2 R2 Terkoreksi

Kesalahan Baku

Taksiran

1 0,711 0,506 0,473 13,390

a Prediktor : (Konstanta), Dukungan Sosial Teman (X2), Hardiness (X1)

b Peubah Gayut : Stres Akulturatif

Berdasarkan Tabel 4.13 diketahui nilai R (koefisien korelasi)

sebesar 0,711 menunjukkan terdapat pengaruh secara simultan antara

Hardiness dan Dukungan Sosial Teman terhadap Stres Akulturatif

mahasiswa Papua laki-laki di UKSW Salatiga, koefisien determinasi

(R2) sebesar 0,506 menggambarkan sumbangan pengaruh Hardiness

dan Dukungan Sosial Teman terhadap Stres Akulturatif mahasiswa

Papua laki-laki di UKSW Salatiga sebesar 50,6% sedangkan sisanya

49,4% dipengaruhi peubah lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Dari hasil penelitian di atas diketahui bahwa Hardiness dan Dukungan

Sosial Teman berpengaruh terhadap Stres Akulturatif mahasiswa Papua

(laki-laki).

Hipotesis kedua, ada pengaruh simultan antara hardiness dan

dukungan sosial teman terhadap stres akulturatif pada mahasiswa

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13230/4/T2_832014701_BAB IV... · pengujian hipotesis dan pembahasan dari hasil penelitian. ... sebesar

75

Papua perempuan di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Hasil

dari ada tidaknya pengaruh ketiga peubah dilakukan dengan cara :

4.4.2.4 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) untuk Mahasiswa Papua

Perempuan

Hasil statistik untuk peubah tak gayut X1 (Hardiness) dan X2

(Dukungan Sosial Teman) terhadap peubah gayut Y (Stres Akulturatif)

diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.14

Daftar Sidik Ragamb Uji Signifikansi

Regresi Berganda Nilai F (Perempuan)

Model db JK KT F Sig.

1 Regresi 2 3.924,651 1.962,326 16,099 0,000a

Sisa 30 3.656,682 121,889

Total 33 7.581,333

a Prediktor : (Konstanta), Dukungan Sosial Teman (X2), Hardiness (X1)

b Peubah Gayut : Stres Akulturatif (Y)

Keterangan : JK = Jumlah Kuadrat ; KT = Kuadrat Tengah

Berdasarkan Tabel 4.14 dapat disimpulkan bahwa secara

simultan Hardiness dan Dukungan Sosial Teman berpengaruh terhadap

Stres Akulturatif mahasiswa Papua perempuan (nilai F = 16,099 dan

p = 0,000 sehingga p < 0,05) yang berarti ada pengaruh signifikan dari

Hardiness dan Dukungan Sosial Teman berpengaruh terhadap Stres

Akulturatif mahasiswa Papua perempuan. Dari perhitungan ini, maka

hipotesis dalam penelitian ini diterima (Ha diterima).

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13230/4/T2_832014701_BAB IV... · pengujian hipotesis dan pembahasan dari hasil penelitian. ... sebesar

76

4.4.2.5 Uji Signifikansi Parsial (Uji t) untuk Mahasiswa Papua

Perempuan

Hasil uji statistik secara parsial untuk peubah tak gayut X1 (Hardiness)

dan X2 (Dukungan Sosial Teman) terhadap peubah gayut Y

(Stres Akulturatif) diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.15

Hasil Uji Signifikansi Koefisiena Regresi Berganda Nilai t (Perempuan)

Model

Koefisien Tak

Terbakukan

Koefisien

terbakukan

B

Kesalahan

Baku Beta

t Sig.

1 (Konstanta) 262,899 23,421 11,225 0,000

Hardiness (X1) -0,435 0,377 -0,435 -2,984 0,006

Dukungan Sosial

Teman (X2) -0,397 0,209 -0,397 -2,720 0,011

a Peubah gayut : Stres Akulturatif (Y)

Berdasarkan Tabel 4.15 tampak secara parsial Hardiness

berpengaruh terhadap Stres Akulturatif mahasiswa Papua perempuan di

UKSW Salatiga yang ditunjukkan dari nilai t = -2,984 dan p < 0,05.

Begitu juga dengan Dukungan Sosial Teman berpengaruh terhadap

Stres Akulturatif mahasiswa Papua perempuan di UKSW Salatiga yang

ditunjukkan dari nilai t = -2,720 dan p < 0,05.

Lebih lanjut berdasarkan Tabel 4.15 di atas dapat disusun

persamaan regresi linier sebagai berikut :

Y = 262,899 – 0,435 X1 – 0,397 X2

Interpretasi dari persamaan regresi berganda dapat diartikan

sebagai berikut :

1. Konstanta (a) sebesar 262,899 memberikan arti bahwa jika

Hardiness dan Dukungan Sosial Teman bernilai 0 atau konstan,

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13230/4/T2_832014701_BAB IV... · pengujian hipotesis dan pembahasan dari hasil penelitian. ... sebesar

77

maka nilai peubah Stres Akulturatif mahasiswa Papua perempuan di

UKSW Salatiga sebesar 262,899.

2. Koefisien regresi Hardiness sebesar -0,435 dengan signifikansi

0,006 memberi arti bahwa setiap perubahan satu satuan atau satu

tingkatan Hardiness akan berdampak negatif terhadap Stres

Akulturatif mahasiswa Papua perempuan di UKSW Salatiga sebesar

0,435.

3. Koefisien regresi Dukungan Sosial Teman sebesar -0,397 dengan

signifikansi 0,011 memberi arti bahwa setiap perubahan satu satuan

atau satu tingkatan Dukungan Sosial Teman akan berdampak

negatif terhadap Stres Akulturatif mahasiswa Papua perempuan di

UKSW Salatiga sebesar 0,397.

4.4.2.6 Koefisien Determinasi (R2)

Analisis koefisien determinasi (R2) dilakukan dengan maksud

untuk mengetahui seberapa besar sumbangan atau kontribusi dari

peubah Hardiness dan Dukungan Sosial Teman terhadap Stres

Akulturatif mahasiswa Papua perempuan di UKSW Salatiga. Hasil

koefisien determinasi (R2) peubah tak gayut terhadap peubah gayut

pada mahasiswa Papua perempuan di UKSW Salatiga disajikan dalam

Tabel 4.16 berikut ini:

Tabel 4.16

Hasil Uji Koefisien Determinasi Ringkasan Model (Perempuan)

Model R R2 R2 Terkoreksi

Kesalahan Baku

Taksiran

1 0,719a 0,518 0,486 11,040

a Prediktor : (Konstanta), Dukungan Sosial Teman (X2), Hardiness (X1)

b Peubah Gayut : Stres Akulturatif

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13230/4/T2_832014701_BAB IV... · pengujian hipotesis dan pembahasan dari hasil penelitian. ... sebesar

78

Berdasarkan Tabel 4.16 diketahui nilai R (koefisien korelasi)

sebesar 0,719 menunjukkan terdapat pengaruh secara simultan antara

Hardiness dan Dukungan Sosial Teman terhadap Stres Akulturatif

mahasiswa Papua laki-laki di UKSW Salatiga, koefisien determinasi

(R2) sebesar 0,518 menggambarkan sumbangan pengaruh Hardiness

dan Dukungan Sosial Teman terhadap Stres Akulturatif mahasiswa

Papua perempuan di UKSW Salatiga sebesar 51,8% sedangkan sisanya

48,2% dipengaruhi peubah lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Dari hasil penelitian di atas diketahui bahwa Hardiness dan Dukungan

Sosial Teman berpengaruh terhadap Stres Akulturatif mahasiswa Papua

(perempuan).

4.4.2.7 Uji Beda Stres Akulturatif dari Jenis Kelamin

Jenis kelamin merupakan hal yang menarik untuk diteliti guna

mengetahui seberapa besar pengaruhnya terhadap stres akulturatif.

Untuk menguji perbedaan stres akulturatif antara mahasiswa Papua

laki-laki dan perempuan, dilakukan uji t contoh tak gayut dan hasilnya

sebagai berikut (Tabel 4.17):

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13230/4/T2_832014701_BAB IV... · pengujian hipotesis dan pembahasan dari hasil penelitian. ... sebesar

79

Tabel 4.17

Uji t Contoh Tak Gayut

Jenis Kelamin N Rerata Standar

Deviasi

Rerata

Standar

Kesalahan

Stres

Akulturatif (Y)

Laki-laki 33 150,09 18,445 3,211

Perempuan 33 141,67 15,392 2,679

Uji Levene

untuk Ragam

Sama

Uji t untuk Rerata Sama

F Sig. t Db Sig. Beda Rerata

Stres

Akulturatif

(Y)

Uji Ragam

Terpenuhi 0,682 0,412 2,014 64 0,048 8,424

Uji Ragam

Tidak

Terpenuhi

2,014 62,013 0,048 8,424

Tabel 4.17 menunjukkan nilai t = 2,014 dengan nilai p = 0,048

sehingga p < 0,05 menunjukkan ada perbedaan stres akulturatif antara

mahasiswa Papua laki-laki dan perempuan. Stres akulturatif mahasiswa

Papua laki-laki dengan nilai rata-rata sebesar 150,09 lebih besar

dibandingkan Stres akulturatif mahasiswa Papua perempuan dengan

nilai rata-rata sebesar 141,67 sehingga hipotesis penelitian diterima.

4.4.2.8 Sumbangan Efektif Tiap Peubah

Sumbangan efektif tiap peubah digunakan untuk mengetahui

sumbangan efektif peubah tak gayut (Hardiness dan Dukungan Sosial

Teman) terhadap peubah gayut (Stres Akulturatif). Sumbangan efektif

tiap peubah dihitung dengan menggunakan rumus :

SE = nilai Beta x koefisien korelasi x 100%

Nilai beta dalam perhitungan ini adalah nilai yang sudah

distandarisasi untuk dapat membandingkan besarnya pengaruh dari

peubah tak gayut. Adapun sumbangan efektif masing-masing peubah

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13230/4/T2_832014701_BAB IV... · pengujian hipotesis dan pembahasan dari hasil penelitian. ... sebesar

80

tak gayut pada kelompok mahasiswa Papua laki-laki di UKSW Salatiga

ditunjukkan dalam Tabel 4.18 berikut ini :

Tabel 4.18

Sumbangan Efektif Peubah Hardiness dan Dukungan Sosial Teman

terhadap Stres Akulturatif pada Mahasiswa Papua Laki-laki

Peubah Beta rxy Sumbangan Efektif

Hardiness -0,384 -0,644 24,8%

Dukungan Sosial Teman -0,398 -0,649 25,8%

Tabel 4.18 menunjukkan bahwa Hardiness memberikan

pengaruh signifikan terhadap Stres Akulturatif sebesar 24,8% dan

Dukungan Sosial Teman juga memberikan pengaruh signifikan

terhadap Stres Akulturatif sebesar 25,8%. Hasil ini menunjukkan

bahwa sumbangan peubah Dukungan Sosial Teman lebih besar

terhadap Stres Akulturatif dibandingkan pengaruh Hardiness.

Sumbangan efektif dari masing-masing aspek peubah Hardiness

terhadap Stres Akulturatif pada mahasiswa Papua laki-laki secara rinci

disajikan dalam Tabel 4.19 berikut ini:

Tabel 4.19

Sumbangan Efektif Tiap Aspek Hardiness Mahasiswa Papua Laki-laki

Aspek Beta rxy Sumbangan Efektif

Pengendalian -0,076 -0,332 2,5%

Keterlibatan -0,242 -0,478 11,6%

Tantangan -0,492 -0,617 30,4%

Dari Tabel 4.19 terlihat bahwa aspek tantangan memberikan

sumbangan yang paling besar terhadap Stres Akulturatif pada

mahasiswa Papua laki-laki di UKSW Salatiga, sedangkan sumbangan

yang paling kecil adalah aspek pengendalian.

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13230/4/T2_832014701_BAB IV... · pengujian hipotesis dan pembahasan dari hasil penelitian. ... sebesar

81

Sedangkan sumbangan efektif dari masing-masing aspek peubah

Dukungan Sosial Teman terhadap Stres Akulturatif mahasiswa Papua

laki-laki secara rinci disajikan dalam Tabel 4.20 berikut ini:

Tabel 4.20

Sumbangan Efektif Tiap Aspek Dukungan Sosial Teman

Mahasiswa Papua Laki-laki

Aspek Beta rxy Sumbangan Efektif

Emosional -0,171 -0,520 8,9%

Penghargaan -0,086 -0,530 4,5%

Instrumental -0,308 -0,556 17,2%

Informatif -0,224 -0,541 12,1%

Dari Tabel 4.20 terlihat bahwa aspek instrumental memberikan

sumbangan yang paling besar terhadap Stres Akulturatif pada

mahasiswa Papua laki-laki di UKSW Salatiga, sedangkan sumbangan

yang paling kecil adalah aspek penghargaan.

Hasil perhitungan sumbangan efektif masing-masing peubah tak

gayut pada kelompok mahasiswa Papua perempuan di UKSW Salatiga

ditunjukkan dalam Tabel 4.21 berikut ini :

Tabel 4.21

Sumbangan Efektif Peubah Hardiness dan Dukungan Sosial Teman

terhadap Stres Akulturatif pada Mahasiswa Papua Perempuan

Peubah Beta rxy Sumbangan Efektif

Hardiness -0,435 -0,631 27,5%

Dukungan Sosial Teman -0,397 -0,612 24,3%

Tabel 4.21 menunjukkan bahwa Hardiness memberikan

pengaruh signifikan terhadap Stres Akulturatif sebesar 27,5% dan

Dukungan Sosial Teman juga memberikan pengaruh signifikan

terhadap Stres Akulturatif sebesar 24,3%. Hasil ini menunjukkan

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13230/4/T2_832014701_BAB IV... · pengujian hipotesis dan pembahasan dari hasil penelitian. ... sebesar

82

bahwa sumbangan peubah Hardiness lebih besar terhadap Stres

Akulturatif dibandingkan pengaruh Dukungan Sosial Teman.

Sumbangan efektif dari masing-masing aspek peubah Hardiness

terhadap Stres Akulturatif pada mahasiswa Papua perempuan secara

rinci disajikan dalam Tabel 4.22 berikut ini:

Tabel 4.22

Sumbangan Efektif Tiap Aspek Hardiness

Mahasiswa Papua Perempuan Aspek Beta rxy Sumbangan Efektif

Pengendalian -0,567 -0,556 31,5%

Keterlibatan -0,210 -0,273 5,7%

Tantangan -0,306 -0,352 10,8%

Dari Tabel 4.22 terlihat bahwa aspek pengendalian memberikan

sumbangan yang paling besar terhadap Stres Akulturatif pada

mahasiswa Papua perempuan di UKSW Salatiga, sedangkan

sumbangan yang paling kecil adalah aspek keterlibatan.

Sedangkan sumbangan efektif dari masing-masing aspek peubah

Dukungan Sosial Teman terhadap Stres Akulturatif pada mahasiswa

Papua perempuan secara rinci disajikan dalam Tabel 4.23 berikut ini:

Tabel 4.23

Sumbangan Efektif Tiap Aspek Dukungan Sosial Teman

Mahasiswa Papua Perempuan

Aspek Beta rxy Sumbangan Efektif

Emosional -0,175 -0,410 7,2%

Penghargaan -0,473 -0,593 28,0%

Instrumental 0,211 -0,374 -7,9%

Informatif -0,322 -0,571 18,4%

Dari Tabel 4.23 terlihat bahwa aspek penghargaan memberikan

sumbangan yang paling besar terhadap Stres Akulturatif pada

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13230/4/T2_832014701_BAB IV... · pengujian hipotesis dan pembahasan dari hasil penelitian. ... sebesar

83

mahasiswa Papua laki-laki di UKSW Salatiga, sedangkan sumbangan

yang paling kecil adalah aspek emosional.

4.4.2.9 Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis

Gambaran ringkasan hasil pengujian hipotesis disajikan dalam

Tabel 4.24 berikut ini:

Tabel 4.24

Rangkuman Hasil Hipotesis Penelitian Mahasiswa Papua

di UKSW Salatiga

Mahasiswa Papua Laki-laki Mahasiswa Papua Perempuan

Y = 248,284 – 0,384 X1 – 0,398 X2 Y = 262,899 – 0,435 X1 – 0,397 X2

R = 0,711 R = 0,719

R2= 0,506 R2= 0,519

Sumbangan Efektif

Hardiness = 24,8%

Dukungan Sosial Teman = 25,8%

Sumbangan Efektif

Hardiness = 27,5%

Dukungan Sosial Teman = 24,3%

Aspek Hardiness

Keterlibatan =11,6%

Tantangan =30,4%

Aspek Hardiness

Pengendalian = 31,5%

Tantangan =10,8%

Aspek Dukungan Sosial Teman

Instrumental =17,2%

Informatif = 12,1%

Aspek Dukungan Sosial Teman

Penghargaan = 28,0% Informatif = 18,4%

4.5 Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan uji regresi

berganda, uji sidik ragam dan uji t contoh tak gayut, maka pembahasan

hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:

4.5.1 Hardiness dan Dukungan Sosial Teman Berpengaruh

terhadap Stres Akulturatif pada Mahasiswa Papua Laki-laki

di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

Hasil analisis data menunjukkan bahwa Hardiness dan

Dukungan Sosial Teman Berpengaruh terhadap Stres Akulturatif pada

mahasiswa Papua laki-laki di Universitas Kristen Satya Wacana

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13230/4/T2_832014701_BAB IV... · pengujian hipotesis dan pembahasan dari hasil penelitian. ... sebesar

84

Salatiga. Hasil uji statistik menunjukkan nilai Fhitung = 15,359 dengan

tingkat signifikansi 0,000 (p < 0,05) dan koefisien determinasi (R2) =

0,506. Peubah Hardiness dan Dukungan Sosial Teman Berpengaruh

sebesar 50,6% terhadap Stres Akulturatif pada mahasiswa Papua laki-

laki di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga dan sisanya sebesar

49,4% dipengaruhi oleh peubah lainnya yang tidak diteliti dalam

penelitian ini.

Adanya hubungan antara Hardiness dan Dukungan Sosial

Teman dengan Stres Akulturatif, yaitu mahasiswa Papua laki-laki yang

memiliki hardiness akan melibatkan komitmen dan keterlibatan yang

mendalam dalam beberapa ranah kehidupan, seperti keluarga, teman,

pekerjaan, dan kegiatan sosial. Sangat mungkin bahwa keterlibatan

dalam domain ini memungkinkan seseorang untuk mengembangkan

jaringan hubungan sosial yang luas/beragam yang dapat ditarik pada

saat seseorang membutuhkan dukungan. Individu yang tangguh

umumnya lebih menarik secara sosial dan bahwa ini membuat mereka

lebih mudah untuk memperoleh dukungan.

Individu yang memiliki hardiness memungkinkan mendapat

dukungan sosial dari temannya yang lebih besar. Adanya hardiness dan

dukungan sosial tersebut dapat digunakan individu dalam menahan atau

meminimalisir efek stres. Seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh

Eschleman et.al. (2010), bahwa hardiness dan komponen hardiness

berhubungan positif dengan dukungan sosial. Selain mencari dukungan

sumber daya, hubungan positif dapat terjadi karena dukungan diberikan

kepada orang-orang yang berkomitmen dalam banyak domain

kehidupan dan dengan demikian memiliki lingkaran sosial yang besar

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13230/4/T2_832014701_BAB IV... · pengujian hipotesis dan pembahasan dari hasil penelitian. ... sebesar

85

atau mungkin merupakan hasil dari individu yang tangguh (hardy) di

mana secara sosial lebih menarik. Individu yang tangguh (hardy) juga

cenderung memiliki strategi coping yang lebih proaktif daripada

regresif. Artinya, rasa yang lebih besar dari kontrol dan komitmen

untuk lingkungan, cenderung mempengaruhi individu untuk mengatasi

stres akulturatif.

Telaah lebih lanjut pada mahasiswa Papua laki-laki diketahui

Hardiness memberikan pengaruh signifikan terhadap Stres Akulturatif

sebesar 24,8% dan Dukungan Sosial Teman juga memberikan pengaruh

signifikan terhadap Stres Akulturatif sebesar 25,8%. Hasil ini

menunjukkan bahwa sumbangan peubah Dukungan Sosial Teman lebih

besar terhadap Stres Akulturatif dibandingkan pengaruh Hardiness.

Ada dua aspek peubah Hardiness berkontribusi terhadap Stres

Akulturatif yaitu aspek keterlibatan (11,6%) serta aspek tantangan

(30,4%). Hasil ini menunjukkan bahwa aspek tantangan memberikan

sumbangan yang paling besar terhadap Stres Akulturatif pada

mahasiswa Papua laki-laki di UKSW Salatiga, sedangkan sumbangan

aspek yang paling kecil adalah aspek pengendalian.

Dari empat aspek peubah Dukungan Sosial Teman yang

berkontribusi terhadap Stres Akulturatif hanya dua aspek yaitu aspek

instrumental (17,2%) dan aspek informatif (12,1%). Hasil ini

menunjukkan bahwa aspek instrumental memberikan sumbangan yang

paling besar terhadap Stres Akulturatif pada Papua mahasiswa Papua

laki-laki di UKSW Salatiga, sedangkan sumbangan yang paling kecil

adalah aspek penghargaan.

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13230/4/T2_832014701_BAB IV... · pengujian hipotesis dan pembahasan dari hasil penelitian. ... sebesar

86

4.5.2 Hardiness dan Dukungan Sosial Teman Berpengaruh

terhadap Stres Akulturatif pada Mahasiswa Papua

Perempuan di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

Hasil analisis data menunjukkan bahwa Hardiness dan

Dukungan Sosial Teman Berpengaruh terhadap Stres Akulturatif pada

mahasiswa Papua perempuan di Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga. Hasil uji statistik menunjukkan nilai Fhitung = 16,099 dengan

tingkat signifikansi 0,000 (p < 0,05) dan koefisien determinasi (R2) =

0,518. Peubah Hardiness dan Dukungan Sosial Teman Berpengaruh

sebesar 51,8% terhadap Stres Akulturatif pada mahasiswa Papua

perempuan di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga dan sisanya

sebesar 48,2% dipengaruhi oleh peubah lainnya yang tidak diteliti

dalam penelitian ini.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Kobasa &

koleganya, (1979, dalam Nevid dkk., 2005) bahwa hardiness yang

dimiliki individu dapat menyebabkan individu tidak mudah merasakan

stres. Proses persepsi bisa menjelaskan hubungan antara sifat hardiness

dan stres, artinya, mahasiswa hardy/tangguh mungkin cenderung untuk

melihat beberapa stresor di lingkungannya. Mahasiswa yang hardy

mungkin cenderung untuk fokus pada "pikiran yang membahagiakan"

dari situasi apapun, bahkan ketika dihadapkan dengan lingkungan yang

secara obyektif tidak menguntungkan. Jadi masalah stres akulturatif

yang dialami mahasiswa asal Papua di UKSW Salatiga dapat

diminimalisir jika mahasiswa memiliki hardiness.

Mahasiswa yang memiliki hardiness ditandai dengan adanya

komitmen, yaitu memiliki kesediaan untuk melibatkan diri dalam

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13230/4/T2_832014701_BAB IV... · pengujian hipotesis dan pembahasan dari hasil penelitian. ... sebesar

87

kegiatan yang dilaluinya. Komitmen tersebut membuat mahasiswa

memiliki ketahanan dalam menghadapi berbagai kesulitan yang ada.

Mahasiswa Papua yang memiliki komitmen membuat dirinya tidak

mudah menyerah dan memiliki daya tahan dalam menghadapi tuntutan

termasuk tuntutan dalam hal penyesuaian dengan lingkungan atau

budaya baru, dengan kata lain mahasiswa Papua dapat menekan stres

akulturatif yang dialami. Berbeda dengan mahasiswa Papua yang

kurang memiliki komitmen, dirinya cenderung mudah menyerah karena

kurang memiliki antusias dalam menghadapi kesulitan. Pada saat

mengalami kesulitan penyesuaian dengan lingkungan yang baru,

mahasiswa Papua dengan komitmen yang rendah enggan untuk terlibat

lebih jauh dalam usaha adaptasinya. Mahasiswa yang kurang memiliki

komitmen tersebut rentan mengalami stres akulturatif saat

menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya.

Mahasiswa yang berkarakter hardiness (hardy) akan optimis

dan cenderung untuk melihat tantangan dari sudut pandang yang

positif. Mahasiswa yang berkarakter hardiness merasakan pengalaman

kegiatan sebagai hal menarik dan menyenangkan, sebagai masalah

pilihan pribadi, dan sebagai stimulus penting untuk belajar. Mahasiswa

yang memiliki karakter hardiness yang rendah telah ditemukan

menampilkan peningkatan tanda-tanda depresi serta kecemasan tinggi

dan tekanan psikologis. Hasil ini menunjukkan bahwa mahasiswa yang

memiliki hardiness tinggi bisa terkena lebih sedikit stres akulturatif

daripada mahasiswa yang memiliki hardiness rendah.

Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Taylor (1999,

dalam Pramudiani dkk., 2001) bahwa dalam menghadapi peristiwa-

Page 32: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13230/4/T2_832014701_BAB IV... · pengujian hipotesis dan pembahasan dari hasil penelitian. ... sebesar

88

peristiwa yang menekan, individu yang memiliki dukungan sosial yang

tinggi tidak hanya mengalami stres yang rendah, tetapi juga dapat

mengatasi stres secara lebih berhasil bila dibandingkan dengan mereka

yang kurang memperoleh dukungan sosial.

Dukungan sosial teman seperti perasaan memperoleh bantuan,

perasaan dicintai, dihargai atau dinilai tinggi, dapat merupakan penahan

dari akibat-akibat stres yang merusak. Dukungan sosial teman juga

dapat menjadi penahan untuk melawan stres dengan memberikan

pencegahan dari situasi yang menyebabkan stres ataupun memberikan

solusi mengatasi stres.

Dukungan sosial teman yang diterima oleh mahasiswa bisa

berbeda-beda. Terdapat mahasiswa yang mendapatkan dukungan sosial

dengan baik, namun terdapat pula mahasiswa yang kurang

mendapatkan dukungan sosial dari teman-temannya. Mahasiswa yang

menerima dukungan sosial yang baik dari lingkungannya, akan mampu

mempersepsikan segala sesuatu menjadi lebih mudah ketika mengalami

kejadian-kejadian yang menegangkan, sehingga akan mampu

mereduksi stres yang dialami. Mahasiswa dengan dukungan sosial yang

tinggi akan cenderung mengalami stres yang lebih sedikit daripada

individu yang memiliki dukungan sosial rendah.

Hal ini sesuai dengan apa yang telah dikemukakan oleh Fleming

(Sarafino, 2008) yang mengatakan bahwa adanya dukungan sosial juga

berhubungan dengan pengurangan stres individu yang disebabkan oleh

berbagai stresor. Stres akan cenderung semakin berkurang ketika

individu tersebut merasa didukung dan menerima dukungan sosial

dengan baik dari lingkungan. Stres akan cenderung semakin tinggi

Page 33: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13230/4/T2_832014701_BAB IV... · pengujian hipotesis dan pembahasan dari hasil penelitian. ... sebesar

89

ketika individu tersebut kurang menerima dukungan sosial dari

lingkungan di sekitarnya.

Telaah lebih lanjut pada mahasiswa Papua perempuan diketahui

Hardiness memberikan pengaruh signifikan terhadap Stres Akulturatif

sebesar 27,5% dan Dukungan Sosial Teman juga memberikan pengaruh

signifikan terhadap Stres Akulturatif sebesar 24,3%. Hasil ini

menunjukkan bahwa sumbangan peubah Hardiness lebih besar

terhadap Stres Akulturatif dibandingkan pengaruh Dukungan Sosial

Teman.

Pada aspek peubah Hardiness terdapat dua aspek yang

berkontribusi terhadap Stres Akulturatif masing-masing aspek

pengendalian (31,5%) dan aspek tantangan (10,8%). Hasil ini

menunjukkan bahwa aspek pengendalian memberikan sumbangan yang

paling besar terhadap Stres Akulturatif pada mahasiswa Papua

perempuan di UKSW Salatiga, sedangkan sumbangan yang paling kecil

adalah aspek keterlibatan.

Dari empat aspek peubah Dukungan Sosial Teman hanya dua

aspek yang berkontribusi terhadap Stres Akulturatif mahasiswa Papua

perempuan yaitu aspek penghargaan (28,0%) dan aspek informatif

(18,4%). Hasil ini menunjukkan bahwa aspek aspek penghargaan

memberikan sumbangan yang paling besar terhadap Stres Akulturatif

pada mahasiswa Papua laki-laki di UKSW Salatiga, sedangkan

sumbangan yang paling kecil adalah aspek emosional.

Page 34: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13230/4/T2_832014701_BAB IV... · pengujian hipotesis dan pembahasan dari hasil penelitian. ... sebesar

90

4.5.3 Stres Akulturatif Antar Jenis Kelamin pada Mahasiswa

Papua di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan stres akulturatif

pada kelompok mahasiswa Papua laki-laki dan perempuan (t = 2,014

dan p < 0,05). Stres akulturatif pada kelompok mahasiswa Papua laki-

laki dengan nilai rata-rata sebesar 150,09 lebih besar dibandingkan

Stres akulturatif pada kelompok mahasiswa Papua perempuan dengan

nilai rata-rata sebesar 141,67 sehingga hipotesis penelitian diterima.

Stres akulturatif pada mahasiswa Papua perempuan lebih rendah

dibandingkan mahasiswa Papua laki-laki, karena mahasiswa Papua

perempuan tinggal di asrama sekitar Universitas Kristen Satya Wacana

sebaliknya mahasiswa Papua laki-laki tinggal di tempat kos yang

dicarinya sendiri, selain itu pada mahasiswa Papua perempuan

dilakukan sesi sharing di asrama yang dilakukan oleh ketua Asrama

dan mendatangkan pendeta dari Papua secara berkala sedangkan pada

mahasiswa Papua laki-laki jarang mengikuti kegiatan yang dilakukan

tersebut.

Hubungan antara hardiness dengan stres akulturatif pada

kelompok mahasiswa Papua berjenis kelamin laki-laki lebih kuat

dibandingkan pada mahasiswa Papua berjenis kelamin dengan nilai

korelasi -0,644 pada mahasiswa Papua laki-laki dibanding -0,631 pada

mahasiswa Papua perempuan. Begitu juga hubungan antara dukungan

sosial teman dengan stres akulturatif pada kelompok mahasiswa Papua

berjenis kelamin laki-laki lebih kuat dibandingkan pada mahasiswa

Papua berjenis kelamin dengan nilai korelasi -0,649 pada mahasiswa

Papua laki-laki dibanding -0,612 pada mahasiswa Papua perempuan.