bab iv hasil penelitian dan...

26
45 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum SD Negeri Dukuh 3 Penelitian ini dilakukan di SDN Dukuh 3 Kota Salatiga semester II tahun pelajaran 2015/2016 dengan subyek penelitian kelas V dengan jumlah sebanyak 14 siswa. SDN Dukuh 3 terletak di lingkungan yang cukup kondusif karena jauh dari pasar sehingga suasana di SDN Dukuh 3 tergolong nyaman karena jauh dari kebisingan kendaraan umum. Sarana dan prasaran di SDN Dukuh 3sudah cukup lengkap dan fasilitas untuk mengajar seperti alat peraga, LCD dan sumber- sumber lain (buku) sudah sangat menunjang proses pembelajaran. Siswa SDN Dukuh 3 berjumlah 138 siswa yang terdiri mulai dari kelas I sampai dengan kelas 6 dengan masing-masing kelas terdiri 1 kelas. Masing-masing kelas diampu oleh seorang guru kelas, 1 guru pendidikan Bahasa Inggris, 1 guru Pendidikan Komputer, 1 guru Pendidikan Agama Islam, 1 guru Pendidikan Agama Kristen dan 1 guru Olah Raga. Proses belajar mengajar berlangsung mulai pukul 07.00 sampai dengan 12.20 siang, kecuali pada hari Jum’at dan Sabtu yang berlangsung mulai dari pukul 07.00 sampai dengan pukul 10.45. 4.2. Hasil Penelitian 4.2.1. Deskripsi Kondisi Awal Kondisi pra siklus merupakan kondisi ketuntasan belajar siswa kelas V SD Negeri Dukuh 3 Salatiga sebelum diterapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada pelajaran IPA. Pada kondisi ini, guru masih menerapkan model pembelajaran ceramah, sehingga siswa cenderung kurang berminat dalam pelajaran IPA dan hasilnya ketuntasan hasil belajar siswa rendah. Perolehan nilai tertinggi pada kondisi pra siklus adalah 80 dan terendah adalah 40, dan nilai

Upload: trinhquynh

Post on 05-Jul-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11146/4/T1_292012588_BAB IV.pdfBAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1. Gambaran Umum SD. Negeri

45

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum SD Negeri Dukuh 3

Penelitian ini dilakukan di SDN Dukuh 3 Kota Salatiga semester II

tahun pelajaran 2015/2016 dengan subyek penelitian kelas V dengan

jumlah sebanyak 14 siswa. SDN Dukuh 3 terletak di lingkungan yang

cukup kondusif karena jauh dari pasar sehingga suasana di SDN Dukuh 3

tergolong nyaman karena jauh dari kebisingan kendaraan umum. Sarana

dan prasaran di SDN Dukuh 3sudah cukup lengkap dan fasilitas untuk

mengajar seperti alat peraga, LCD dan sumber- sumber lain (buku) sudah

sangat menunjang proses pembelajaran.

Siswa SDN Dukuh 3 berjumlah 138 siswa yang terdiri mulai dari

kelas I sampai dengan kelas 6 dengan masing-masing kelas terdiri 1

kelas. Masing-masing kelas diampu oleh seorang guru kelas, 1 guru

pendidikan Bahasa Inggris, 1 guru Pendidikan Komputer, 1 guru

Pendidikan Agama Islam, 1 guru Pendidikan Agama Kristen dan 1 guru

Olah Raga. Proses belajar mengajar berlangsung mulai pukul 07.00

sampai dengan 12.20 siang, kecuali pada hari Jum’at dan Sabtu yang

berlangsung mulai dari pukul 07.00 sampai dengan pukul 10.45.

4.2. Hasil Penelitian

4.2.1. Deskripsi Kondisi Awal

Kondisi pra siklus merupakan kondisi ketuntasan belajar siswa

kelas V SD Negeri Dukuh 3 Salatiga sebelum diterapkan model

pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada pelajaran IPA.

Pada kondisi ini, guru masih menerapkan model pembelajaran ceramah,

sehingga siswa cenderung kurang berminat dalam pelajaran IPA dan

hasilnya ketuntasan hasil belajar siswa rendah. Perolehan nilai tertinggi

pada kondisi pra siklus adalah 80 dan terendah adalah 40, dan nilai

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11146/4/T1_292012588_BAB IV.pdfBAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1. Gambaran Umum SD. Negeri

46

rata-rata siswa adalah 58,00. Hasil kondisi pra siklus dari total siswa

yaitu 14 siswa hanya 6 siswa (43%) yang dinyatakan tuntas dan sisanya 8

siswa (57%) belum tuntas dalam KKM (≥ 65). Jumlah siswa yang belum

tuntas dan yang tuntas pada kondisi sebelum tindakan disajikan dalam

tabel 4.1 berikut ini:

Tabel 4.1

Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN Dukuh 3

Pra Siklus

No Ketuntasan Belajar Jumlah Persentase (%)

1 Belum Tuntas 8 57%

2 Tuntas 6 43%

Jumlah 14 100%

Berdasarkan Tabel 4.1, kondisi ketuntasan hasil belajar siswa pra

siklus diatas, maka dapat disimpulkan bahwa diperlukan model

pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam pelajaran IPA

untuk mengatasi persoalan ketuntasan hasil belajar tersebut.

4.2.2. Pelaksanaan Penelitian

a. Pelaksanaan Siklus I

Pelaksanaan siklus I dengan kompetensi dasar Memahami perubahan

kenampakan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan sumber daya

alam yang akan dilakukan melalui empat tahap yaitu perencanaan,

pelaksanaan tindakan, pengamatan/observasi, dan refleksi yang sesuai

dengan tahap penelitian Kemmis & Mc Taggart dalam Arikunto (2007:16).

Langkah pelaksanaan siklus I diuraikan pada perencanaan tindakan

mengenai apa yang diperlukan dan dilaksanankan saat pembelajaran.

Observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan dari rencana yang

telah dibuat, kemudian diuraikan refleksi berdasarkan hasil observasi.

Adapun penjelasan masing-masing tahapan dijabarkan sebagai berikut.

a) Tahap Perencanaan Tindakan

Sebelum dilaksanakan tindakan perbaikan, ada beberapa langkah

yang dilakukan oleh penulis, antara lain:

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11146/4/T1_292012588_BAB IV.pdfBAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1. Gambaran Umum SD. Negeri

47

1) Memeriksa kembali RPP yang telah disusun, sambil

mencermati kembali setiap butir yang direncanakan untuk

dilaksanakan pada pelaksanaan tindakan.

2) Mengecek kembali kelengkapan dan ketersediaan alat

pengumpul data, seperti lembar observasi yang telah

disepakati dengan guru yang mendampingi sebagai observer.

b) Pelaksanaan Tindakan

Setelah menyusun langkah-langkah kegiatan pembelajaran,

maka disepakatilah untuk melakukan kegiatan perbaikan

pembelajaran yang terdiri dari dua pertemuan pembelajaran yaitu:

Pertemuan I

1) Kegiatan Awal

Kegiatan awal yang dilakukan meliputi beberapa

kegiatan seperti yang telah didesain dalam rencana

pembelajaran yaitu membuka pembelajaran dengan salam,

berdoa, mengabsen, mengecek kerapian siswa, mengatur

tempat duduk siswa dan melakukan apersepsi. Kegiatan

apersepsi yang dilakukan adalah mengingatkan kembali

kepada para siswa tentang materi Memahami sifat-sifat

bangun dan hubungan antar bangun.

2) Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti, yang dilakukan adalah menjelaskan

materi pembelajaran yaitu Mengidentifikasi peristiwa yang

terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi makhluk hidup dan

lingkungannya. Setelah Menjelaskan materi, guru melakukan

tanya jawab dengan siswa dan diteruskan dengan membentuk

siswa kedalam beberapa kelompok. Kemudian siswa

mendapat penjelasan mengenai kegiatan kelompok yang akan

dilakukan yakni kegiatan untuk mengidentifikasi berbagai

peristiwa alam dan dampaknya. Kemudian guru melanjutkan

dengan membagikan LKS ke masing-masing kelompok dan

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11146/4/T1_292012588_BAB IV.pdfBAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1. Gambaran Umum SD. Negeri

48

di dalam kelompok, siswa saling berdiskusi untuk

mendiskusikan materi dan soal yang ada di LKS. Setelah itu

siswa menyusun solusi sesuai dengan hasil diskusi guna

menjawab permasalahan.Setiap kelompok mendapat

kesempatan untuk mempresentasikan hasil dari soal yang

telah dikerjakan.Setelah kegiatan tersebut selesai guru

memimbing siswa untuk melakukan evaluasi dengan kegiatan

diskusi bersama dan siswa diberi kesempatan untuk

mengemukakan pendapat dan bertanya terkait kegiatan

kelompok yang telah dilakukan.

3) Kegiatan penutup

Bersama-sama dengan siswa mengambil kesimpulan

tentang materi yang telah dipelajari dengan menggunakan

metode PBL, sekaligus memberikan kesempatan kepada

siswa yang masih belum memahami materi pelajaran untuk

bertanya.Guru memberikan pesan kepada siswa untuk

mempelajari lagi materi tersebut di rumah, karena masih akan

dilakukan lagi pertemuan berikutnya, dan memberikan

Pekerjaan Rumah (PR).

Pertemuan II

1) Kegiatan awal

Pelaksanaan pada pertemuan II guru membuka

pelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa, mengabsensi

siswa, mengatur suasana di ruangan kelas, dan apersepsi.

Kemudian, guru bertanya kepada siswa “siapa yang tidak

mengerjakan PR?”. Guru mencocokkan PR dan

mengingatkan kembali tentang materi yang diajarkan

dipertemuan sebelumnya yaitu “Mengidentifikasi peristiwa

yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi makhluk hidup

dan lingkungannya”.

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11146/4/T1_292012588_BAB IV.pdfBAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1. Gambaran Umum SD. Negeri

49

2) Kegiatan inti

Pada kegiatan inti pertemuan kedua ini, yang dilakukan

adalah menjelaskan materi pembelajaran yaitu

Mengidentifikasi peristiwa yang terjadi di Indonesia dan

dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungannya. Setelah

Menjelaskan materi, guru melakukan tanya jawab dengan

siswa dan diteruskan dengan membentuk siswa kedalam

beberapa kelompok. Kemudian siswa mendapat penjelasan

mengenai kegiatan kelompok yang akan dilakukan yakni

kegiatan untuk mengidentifikasi berbagai peristiwa alam dan

dampaknya. Kemudian guru melanjutkan dengan

membagikan LKS ke masing-masing kelompok dan di dalam

kelompok, siswa saling berdiskusi untuk mendiskusikan

materi dan soal yang ada di LKS. Setelah itu siswa menyusun

solusi sesuai dengan hasil diskusi guna menjawab

permasalahan. Setiap kelompok mendapat kesempatan untuk

mempresentasikan hasil dari soal yang telah dikerjakan.

Setelah kegiatan tersebut selesai guru memimbing siswa

untuk melakukan evaluasi dengan kegiatan diskusi bersama

dan siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapat

dan bertanya terkait kegiatan kelompok yang telah dilakukan.

3) Kegiatan penutup

Setelah waktu selesai, guru memberikan kesempatan

kepada siswa yang belum memahami pelajaran termasuk

metode pembelajarn untuk bertanya, guru bersama-sama

dengan siswa membuat kesimpulan. Guru membagikan

lembar evaluasi kepada masing-masing siswa untuk

dikerjakan.

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11146/4/T1_292012588_BAB IV.pdfBAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1. Gambaran Umum SD. Negeri

50

c) Observasi

Pada kegiatan ini, yang diamati adalah aktivitas guru dan

siswasetelah diberikan tindakan dengan model Problem Based

Learning (PBL). Berikut ini dipaparkan hasil aktivitas guru dan

siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan model Problem

Based Learning (PBL)yang diperoleh setelah dilakukan tindakan

pada siklus I, baik pada pertemuan pertama maupun pertemuan

kedua.

1. Aktivitas Guru

Aktivitas guru yang diamati adalah aktivitas guru dalam

pembelajaran dengan menerapkan model Problem Based

Learning (PBL)dalam pelajaran IPA. Aktivitas guru yang diamati

meliputi aktivitas pada pertemuan pertama dan kedua. Data hasil

observasi aktivitas guru menggunakan model Problem Based

Learning (PBL) dalam pembelajaran IPA, dinilai dengan rumus

di bawah ini (Djamarah, 2005:331):

Dengan kriteria nilai sebagai berikut:

80 ke atas : baik sekali

66 – 79 : baik

56 – 65 : cukup

46 – 55 : kurang

45 ke bawah : gagal

Hasil pengamatan dari kedua pertemuan tersebut disajikan

berikut ini:

Tabel 4.2

Hasil Observasi Aktivitas Guru Menerapkan Model Pembelajaran

PBL Siklus I

Pertemuan Materi Total skor Nilai

Aktivitas

Kriteria

1 Peristiwa Alam 12 60% Cukup

2 Peristiwa Alam 14 70% Baik

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11146/4/T1_292012588_BAB IV.pdfBAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1. Gambaran Umum SD. Negeri

51

Berdasarkan tabel 4.2, diketahui bahwa aktivitas guru pada

pertemuan pertama siklus I, dalam menerapkan model Problem

Based Learning (PBL) pada pelajaran IPA materi Peristiwa

Alammasuk dalam kriteria atau katogeri Cukup, dengan

perolehan skor yaitu 12 dengan nilai aktivitas yaitu 60%, dengan

kategori cukup.

Hasil aktivitas guru yang disajikan pada tabel 4.3 di atas,

diketahui bahwa aktivitas guru dalam menerapkan model

Problem Based Learning (PBL) pada siklus I pertemuan 2 masuk

dalam kriteria baik, di mana perolehan total skor dalam

menerapkan model Problem Based Learning (PBL)adalah 14

dengan nilai persentase aktivitas yaitu 70%.

Tabel 4.2 menunjukkan skor perolehan terhadap aktivitas

guru yang diukur melalui lembar observasi. Pertemuan I

diperoleh nilai aktivitas sebesar 60% hal ini menunjukkan bahwa

guru telah mampu menerapkan model Problem Based Learning

(PBL) meskipun masih terdapat bebrapa langkah pembelajaran

yang belum terlaksana seperti pada kegiatan awal, guru belum

memeriksa kesiapan siswa, guru belum memberikan motivasi

kepada siswa, guru belum memberikan penjelasan secara rinci

terhadap kegiatan kelompok, guru belum memberikan bimbingan

secara menyeluruh ketika siswa melakukan kegiatan presentasi

serta guru belum melakukan evaluasi terhadap presentasi yang

dilakukan siswa. Setelah dilakukan refleksi kekurangan-

kekurangan tersebut mulai teratasi meskipun masih ada beberapa

aspek yang masih belum terlaksana. Refleksi pada akhir

pertemuan 1 dilakukan dengan membahas permasalahan yang

terjadi pada pertemuan 1 sekaligus merancang solusi yakni guru

harus lebih memahami langkah-langkah model Problem Based

Learning (PBL). Nilai aktivitas pada pertemuan 2 meningkat

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11146/4/T1_292012588_BAB IV.pdfBAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1. Gambaran Umum SD. Negeri

52

menjadi 70% hal ini menunjukkan bahwa ada perbaikan terhadap

k egiatan pembelajaran yang dilaksanakan.

2. Aktivitas Siswa

Selain aktivitas guru, aktivitas yang diamati adalah aktivitas

siswa. Aktivitas siswa dalam hal ini adalah kesiapan siswa,

respon siswa dalam mengikuti pembelajaran model Problem

Based Learning (PBL). Aktivitas siswa yang diamati adalah

aktivitas siswa pada siklus I pertemuan 1 dan pertemuan 2.

Penghitungan aktivitas siswa, sama juga dengan mengikuti

persamaan dalam menghitung aktivitas guru menerapkan

modelProblem Based Learning (PBL) pada pelajaran IPA,

dengan persamaan berikut:

Dengan kriteria nilai sebagai berikut:

80 ke atas : baik sekali

66 – 79 : baik

56 – 65 : cukup

46 – 55 : kurang

45 ke bawah : gagal

Aktivitas siswa dalam mengikuti pelajaran menggunakan

Problem Based Learning (PBL) pada pelajaran IPA di Siklus I

ini, masing-masing disajikan berikut ini.

Tabel 4.3

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Mengikuti Pelajaran

Menggunakan Model PBL Siklus I

Pertemuan Materi Total

skor

Nilai

Aktivitas

Kriteria

1 Peristiwa Alam 11 61% Cukup

2 Peristiwa Alam 12 66% Baik

Berdasarkan hasil pada tabel 4.3, dapat diketahui bahwa

aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran pada siklus I

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11146/4/T1_292012588_BAB IV.pdfBAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1. Gambaran Umum SD. Negeri

53

pertemuan 1 masuk dalam kriteria cukup, dengan perolehan total

skor yaitu 11 dengan persentase nilai aktivitas yaitu 61%.

Siklus I pertemuan kedua juga dilakukan pengamatan

terhadap aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan

menggunakanmodel Problem Based Learning (PBL) pada

pelajaran IPA. Berdasarkan Tabel 4.5, dapat diketahui bahwa

hasil observasi pada siklus I pertemuan 2 menunjukkan

peningkatan dalam aktivitas siswa, dimana perolehan aktivitas

siswa berada pada kriteria cukup baik dalam mengikuti pelajaran

IPA menggunakan model Problem Based Learning (PBL). Skor

yang diperoleh adalah 12 dengan nilai aktivitas yaitu 66%.

Hasil penilaian terhadap aktivitas siswa selama mengikuti

pembelajaran dengan model Problem Based Learning (PBL)

menunjukkan adanya peningkatan dari pertemuan 1 ke pertemuan

2 siklus I, di mana pada siklus 1 nilai aktivitas yang diperoleh

sebesar 61% meningkat menjadi 66%. Kendala pada pertemuan 1

yang dialami siswa yakni ketika diberikan tugas kelompok, masih

banyak siswa yang terlihat bingung mengenai tugas yang

diberikan hal ini terjadi karena siswa belum terbiasa dengan

model yang digunakan, namun dengan bimbingan guru kendala

tersebut dapat teratasi terbukti dengan peningkatan skor penilaian

terhadap aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran.

d) Evaluasi Hasil Belajar Siklus I

Hasil belajar pada siklus I yang diperoleh selama proses

pembelajaran IPA dengan menggunakan model Problem Based

Learning (PBL) kelas 3 SDN Dukuh 3, adalah sebagai berikut:

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11146/4/T1_292012588_BAB IV.pdfBAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1. Gambaran Umum SD. Negeri

54

Tabel 4.4

Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I

No Nilai Siklus I Keterangan

Jumlah Siswa (%)

1 95 – 100 - - -

2 90 – 94 - - -

3 85 – 89 1 7,2 Tuntas

4 80 – 84 2 14,2 -

5 75 – 79 1 7,2 Tuntas

6 70 – 74 2 14,2 Tuntas

7 65 – 69 5 35,6 Tuntas

8 60 – 64 - - Belum tuntas

9 55 – 59 1 7,2 Belum tuntas

10 50 – 54 1 7,2 Belum tuntas

11 < 50 1 7,2 Belum tuntas

Jumlah 14 100

Rata-rata 68,45

Nilai tertinggi 85

Nilai terendah 45

Berdasarkan Tabel 4.4, di atas menunjukkan bahwa kondisi

perolehan hasil belajar siswa berubah setelah diberikan tindakan

pada siklus I, dimana hanya terdapat 1 siswa yang mendapatkan

nilai di bawah 50 atau sebesar 7,2%. Siswa yang mendapatkan

nilai pada rentang 50 – 54 sebanyak 1 siswa atau 7,2%, Siswa

yang mendapatkan nilai pada rentang 55 – 59 sebanyak 1 siswa

atau 7,2%, tidak ada siswa yang mendapatkan nilai di rentang

nilai 60 - 64. Siswa yang mendapatkan nilai antara 65 – 69

berjumlah 5 siswa atau 35,6%, siswa yang mendapatkan nilai

pada rentang 70 – 74 sebanyak 2 siswa atau 14,2%, kemudian

hanya ada 1 siswa yang mendapatkan nilai pada rentang 75 – 79

atau 7,2%, dan terdapat 2 siswa atau 14,2% siswa yang

mendapatkan nilai pada rentang 80 – 84, dan ada 1 siswa yang

mendapatkan nilai pada rentang 85 – 89 atau 7,2% dan tidak ada

siswa yang mendapatkan nilai pada rentang antara 90 – 100. Nilai

rata-rata siswa meningkat dari awal sebelum tindakan yaitu 58,00

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11146/4/T1_292012588_BAB IV.pdfBAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1. Gambaran Umum SD. Negeri

55

menjadi 68,45 pada siklus I. Nilai terendah dicapai dengan nilai

45 dan nilai tertinggi adalah 85.

Berikut disajikan dalam tabel, prosentase ketuntasan

belajar pada siklus I, hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah

ini:

Tabel 4.5

Prosentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas V

SDN Dukuh 3 Siklus I

No Nilai Siklus I Keterangan

Jumlah Siswa (%)

1 < 65 3 22 Belum tuntas

2 ≥ 65 11 78 Tuntas

Jumlah 14 100

Rata-rata 66.25

Nilai tertinggi 85

Nilai terendah 45

Berdasarkan Tabel 4.5, dapat diketahui bahwa prosentase

ketuntasan hasil belajar siswa SD Dukuh 3, sebelum dilakukan

tindakan atau pada pra siklus diketahui bahwa siswa yang

memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal sebanyak

8 siswa atau 57%; sedangkan yang mencapai Kriteria Ketuntasan

Minimal sebanyak 6 siswa dengan prosentase 43%. Kondisi ini

berubah setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I, dimana

siswa yang berhasil lulus KKM sebanyak 11 siswa atau 78% dan

siswa yang belum berhasil lulus KKM sebanyak 3 siswa atau

22%. Berikut prosentase hasil belajar siklus I disajikan pada

gambar di bawah ini:

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11146/4/T1_292012588_BAB IV.pdfBAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1. Gambaran Umum SD. Negeri

56

Gambar 4. 1

Prosentase Ketuntasan Belajar Siklus I

Perbandingan hasil belajar siswa setelah diadakan tindakan

pada siklus I menunjukkan adanya peningkatan terhadap

ketuntasan belajar siswa.Terjadi peningkatan ketuntasan belajar

sebanyak 11 siswa atau secara prosentase sebanyak 78%,

kemudian terjadi penurunan bagi siswa yang belum tuntas atau

mencapai KKM (65) yaitu menjadi sebanyak 3 siswa atau secara

prosentase sebesar 22%. Hal ini disebabkan karena siswa mulai

merasa senang dalam proses pembelajaran. Meskipun awalnya

siswa sangat ribut, namun terlihat bahwa siswa menikmati dan

tidak merasa bosan saat mengikuti kegiatan pembelajaran di

kelas.

e) Refleksi

Pembelajaran IPA kelas V pada materi Peristiwa Alam pada

siklus I ini belum berhasil sesuai indikator kinerja yang

ditentukan karena ketuntasan belajar baru 78%.

Hasilnya diungkapkan faktor penyebab kekurang-berhasilan

dalam pembelajaran yaitu:

Tuntas 78%

Tidak Tuntas

22%

Ketuntasan Belajar siswa Siklus I

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11146/4/T1_292012588_BAB IV.pdfBAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1. Gambaran Umum SD. Negeri

57

1) Pembelajaran masih gaduh dan kurang terkendali pada saat

siswa mulai diminta untuk membuat kelompok.

2) Guru belum memberi reward/penguatan pada siswa yang

menjawab benar.

3) Guru masih kaku dalam memandu siswa yang belum

memahami langkah-langkah dalam model Problem Based

Learning (PBL).

Data yang telah dianalisis dan data hasil diskusi, maka

peneliti melakukan penelaahan dan mencoba menyimpulkan hasil

tindakan yang telah dilakukan. Hasil ini menunjukkan bahwa

penguasaan siswa sudah meningkat, meskipun belum sesuai

dengan kriteria keberhasilan yang ditentukan karena ketuntasan

belajar baru 78%.

Hasil evaluasi observasi yang telah didapat, kemudian

peneliti memutuskan untuk mengadakan perbaikan pembelajaran

pada siklus II, yaitu sebagai berikut:

1) Memandu siswa dalam membentuk kelompok dan

mengarahkan dalam langkah-langkah pembelajaran dalam

materi yang sedang dipelajari melalui model Problem

Based Learning (PBL).

2) Memberikan reward kepada siswa yang menjawab benar.

Reward atau penguatan kepada siswa berupa gambar

bintang atau pujian.

b. Pelaksanaan Siklus II

Tahap pelaksanaan siklus II sama seperti tahap pelaksanaan pada

siklus I, yakni mengacu pada tahap penelitian Kemmis & Mc Taggart

dalam Arikunto (2007:16), pelaksanaan siklus II terdiri dari empat langkah

yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan/observasi, dan

refleksi. Kompetensi dasar yang digunakan yakni mengidentifikasi sifat-

sifat bangun ruang. Bagian pelaksanaan siklus II menguraikan

perencanaan tindakan mengenai apa yang dilaksanakan sebagai perbaikan

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11146/4/T1_292012588_BAB IV.pdfBAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1. Gambaran Umum SD. Negeri

58

dari kekurangan siklus I. Setelah perencanaan dan pelaksanaan, diuraikan

refleksi berdasarkan hasil obsevasi.

a. Tahap Perencanaan

Peneliti menyiapkandan merevisi RPP dan menyiapkan

kembali skenario tindakan yang akan dilaksanakan pada

perbaikan pembelajaran siklus II. Berdasarkan hasil diskusi dan

refleksi siklus I maka peneliti melakukan upaya perbaikan

pembelajaran, memandu siswa dalam membentuk kelompok dan

mengarahkan dalam langkah-langkah pembelajaran dalam materi

yang sedang dipelajari melalui model Problem Based Learning

(PBL) dan memberikan reward atau penguatan kepada siswa

yang menjawab benar. Selain itu penulis juga menyiapkan

kembali lembar kerja siswa, lembar evaluasi dan lembar

observasi.

b. Pelaksanaan

Pertemuan I

1) Kegiatan awal

Pelaksanaan pada pertemuan II guru membuka pelajaran

dengan mengucapkan salam, berdoa, mengabsensi siswa,

mengatur suasana di ruangan kelas, dan apersepsi. Kemudian,

guru bertanya kepada siswa “siapa yang tidak mengerjakan

PR?”. Guru mencocokkan PR dan mengingatkan kembali

tentang materi yang telah diajarkan dipertemuan sebelumnya

yaitu materi Peristiwa Alam.

2) Pada kegiatan inti, yang dilakukan adalah menjelaskan

materi pembelajaran yaitu Mengidentifikasi peristiwa yang

terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi makhluk hidup dan

lingkungannya. Setelah Menjelaskan materi, guru melakukan

tanya jawab dengan siswa dan diteruskan dengan membentuk

siswa kedalam beberapa kelompok. Kemudian siswa

mendapat penjelasan mengenai kegiatan kelompok yang akan

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11146/4/T1_292012588_BAB IV.pdfBAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1. Gambaran Umum SD. Negeri

59

dilakukan yakni kegiatan untuk mengidentifikasi berbagai

peristiwa alam dan dampaknya. Kemudian guru melanjutkan

dengan membagikan LKS ke masing-masing kelompok dan

di dalam kelompok, siswa saling berdiskusi untuk

mendiskusikan materi dan soal yang ada di LKS. Setelah itu

siswa menyusun solusi sesuai dengan hasil diskusi guna

menjawab permasalahan. Setiap kelompok mendapat

kesempatan untuk mempresentasikan hasil dari soal yang

telah dikerjakan. Setelah kegiatan tersebut selesai guru

memimbing siswa untuk melakukan evaluasi dengan kegiatan

diskusi bersama dan siswa diberi kesempatan untuk

mengemukakan pendapat dan bertanya terkait kegiatan

kelompok yang telah dilakukan.

3) Kegiatan akhir

Setelah waktu selesai, siswa diberikan tugas secara

individual untuk dikerjakan di rumah, guru memberikan

kesempatan kepada siswa yang belum memahami pelajaran

untuk bertanya, guru selaku pengajar bersama-sama dengan

siswa mengambil kesimpulan dan guru mengingatkan untuk

mempelajari sub materi berikutnya yang akan dipelajari pada

pertemuan berikutnya. Tidak lupa, guru juga memberikan

pujian kepada siswa atau kelompok yang aktif bertanya,

sambil mengingatkan pada siswa yang lain, bahwa bertanya

adalah hal penting dan mendasar di dalam belajar.

Pertemuan II

1) Kegiatan awal

Seperti pada pertemuan-pertemuan sebelumnya,

kegiatan awal dimulai dengan salam, berdoa, mengabsensi

siswa, mengatur suasana di ruangan kelas, dan apersepsi.

Setelah itu, guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai pada pertemuan itu.

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11146/4/T1_292012588_BAB IV.pdfBAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1. Gambaran Umum SD. Negeri

60

2) Kegiatan inti

Pada kegiatan inti, yang dilakukan adalah menjelaskan

materi pembelajaran yaitu Mengidentifikasi peristiwa yang

terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi makhluk hidup dan

lingkungannya. Setelah Menjelaskan materi, guru melakukan

tanya jawab dengan siswa dan diteruskan dengan membentuk

siswa kedalam beberapa kelompok. Kemudian siswa

mendapat penjelasan mengenai kegiatan kelompok yang akan

dilakukan yakni kegiatan untuk mengidentifikasi berbagai

peristiwa alam dan dampaknya. Kemudian guru melanjutkan

dengan membagikan LKS ke masing-masing kelompok dan

di dalam kelompok, siswa saling berdiskusi untuk

mendiskusikan materi dan soal yang ada di LKS. Setelah itu

siswa menyusun solusi sesuai dengan hasil diskusi guna

menjawab permasalahan.Setiap kelompok mendapat

kesempatan untuk mempresentasikan hasil dari soal yang

telah dikerjakan.Setelah kegiatan tersebut selesai guru

memimbing siswa untuk melakukan evaluasi dengan kegiatan

diskusi bersama dan siswa diberi kesempatan untuk

mengemukakan pendapat dan bertanya terkait kegiatan

kelompok yang telah dilakukan.

3) Kegiatan akhir

Setelah semua siswa selesai mengerjakan tugasnya,

guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya pada hal-

hal yang belum dipahami. Sebelum menutup pelajaran, guru

memberikan tes akhir atau tes evaluasi kepada siswa, juga

memberikan pujian dan mengucapkan terimakasih atas

kerjasama selama guru melakukan penelitian.

c. Observasi

Kegiatan observasi ini, yang diamati adalah aktivitas guru

dan siswasetelah diberikan tindakan dengan model Problem

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11146/4/T1_292012588_BAB IV.pdfBAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1. Gambaran Umum SD. Negeri

61

Based Learning (PBL). Berikut ini dipaparkan hasil aktivitas guru

dan siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan model

Problem Based Learning (PBL) yang diperoleh setelah dilakukan

tindakan pada siklus II, baik pada pertemuan pertama maupun

pertemuan kedua.

1. Aktivitas Guru

Aktivitas guru yang diamati adalah aktivitas guru dalam

pembelajaran dengan menerapkan model Problem Based

Learning (PBL) dalam pelajaran IPA. Aktivitas guru yang

diamati meliputi aktivitas pada pertemuan pertama dan kedua.

Data hasil observasi aktivitas guru menggunakan model Problem

Based Learning (PBL) dalam pembelajaran IPA, dinilai dengan

rumus di bawah ini (Djamarah, 2005:331):

Dengan kriteria nilai sebagai berikut:

80 ke atas : baik sekali

66 – 79 : baik

56 – 65 : cukup

46 – 55 : kurang

45 ke bawah : gagal

Hasil pengamatan dari kedua pertemuan tersebut disajikan

berikut ini:

Tabel 4.6

Hasil Observasi Aktivitas Guru Menerapkan Model PBL

Siklus II

Pertemuan Materi Total

skor

Nilai

Aktivitas

Kriteria

1 Peristiwa Alam 16 80% Baik Sekali

2 Peristiwa Alam 19 95% Baik Sekali

Berdasarkan Tabel 4.6, menunjukkan bahwa aktivitas guru

pada pertemuan pertama siklus II, dalam menerapkan model

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11146/4/T1_292012588_BAB IV.pdfBAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1. Gambaran Umum SD. Negeri

62

Problem Based Learning (PBL) pada pelajaran IPA materi

Peristiwa Alam masuk dalam kriteria atau katogeri baik sekali,

dengan perolehan skor yaitu 16 dengan nilai aktivitas yaitu 80%,

dengan kategori baik sekali.

Berdasarkan Tabel 4.7, diketahui bahwa hasil aktivitas

guru dalam menerapkan model Problem Based Learning (PBL)

pada siklus II pertemuan 2 masuk dalam kriteria baik sekali, di

mana perolehan total skor dalam menerapkan model Problem

Based Learning (PBL) adalah 19 dengan nilai persentase aktivitas

yaitu 95%.

Penilaian terhadap guru dalam melaksanakan pembelajaran

dengan Model Problem Based Learning (PBL) menunjukkan

adanya peningkatan dari pertemuan 1 dan pertemuan 2 siklus

II.Peningkatan tersebut menunjukkan bahwa guru telah

menguasai langkah-langkah pembelajaran Problem Based

Learning (PBL) terbukti dengan nilai aktivitas guru pada

pertemuan ke 2 siklus II mencapai 95%.

2. Aktivitas Siswa

Selain aktivitas guru, aktivitas yang diamati adalah aktivitas

siswa. Aktivitas siswa dalam hal ini adalah kesiapan siswa,

respon siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan model

Problem Based Learning (PBL). Aktivitas siswa yang diamati

adalah aktivitas siswa pada siklus II pertemuan 1 dan pertemuan

2. Penghitungan aktivitas siswa, sama juga dengan mengikuti

persamaan dalam menghitung aktivitas guru menerapkan model

Problem Based Learning (PBL) pada pelajaran IPA, dengan

persamaan berikut:

Dengan kriteria nilai sebagai berikut:

80 ke atas : baik sekali

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11146/4/T1_292012588_BAB IV.pdfBAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1. Gambaran Umum SD. Negeri

63

66 – 79 : baik

56 – 65 : cukup

46 – 55 : kurang

45 ke bawah : gagal

Aktivitas siswa dalam mengikuti pelajaran menggunakan

model Problem Based Learning (PBL) pada pelajaran IPA di

Siklus II ini, masing-masing disajikan berikut ini.

Tabel 4. 7

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Mengikuti Pelajaran

Menggunakan Model PBL Siklus II

Peretamuan Materi Total

skor

Nilai

Aktivitas

Kriteria

1 Peristiwa Alam 15 83% Baik Sekali

2 Peristiwa Alam 17 94% Baik Sekali

Berdasarkan Tabel 4.7, menunjukkan bahwa aktivitas siswa

dalam mengikuti pembelajaran pada siklus II pertemuan 1 masuk

dalam kriteria baik sekali, dengan perolehan total skor yaitu 15

dengan persentase nilai aktivitas yaitu 83%.

Berdasarkan Tabel 4.8 dapat diketahui bahwa pada siklus II

pertemuan 2, terjadi peningkatan dalam aktivitas siswa, dimana

perolehan aktivitas siswa berada pada kriteria Baik Sekali baik

dalam mengikuti pelajaran IPA menggunakan model Problem

Based Learning (PBL). Skor yang diperoleh adalah 17 dengan

nilai aktivitas yaitu 94%.

d. Evaluasi Hasil Belajar Siklus II

Hasil belajar pada siklus II yang diperoleh selama proses

pembelajaran Matematika dengan menggunakan model

Problem Based Learning (PBL) kelas V SDN Dukuh 3, adalah

sebagai berikut:

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11146/4/T1_292012588_BAB IV.pdfBAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1. Gambaran Umum SD. Negeri

64

Tabel 4.8

Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II

No Nilai Siklus II Keterangan

Jumlah Siswa (%)

1 95 – 100 2 14,2 Tuntas

2 90 – 94 1 7,2 Tuntas

3 85 – 89 4 28,5 Tuntas

4 80 – 84 1 7,2 Tuntas

5 75 – 79 1 7,2 Tuntas

6 70 – 74 2 14,2 Tuntas

Jumlah 14 100

Rata-rata 88.45

Nilai tertinggi 100

Nilai terendah 70

Berdasarkan Tabel 4.8 di atas, menunjukkan bahwa terjadi

peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus II

dibandingkan dengan pada siklus I. Jika pada siklus I, siswa yang

tuntas belajar mencapai 78% dari total jumlah keseluruhan siswa,

maka pada siklus II siswa yang tuntas belajar 100%, dengan

uraian sebagai berikut: yang mendapatkan nilai pada rentang 70

– 74 sebanyak 2 siswa atau 14,2%, kemudian pada rentang 75 –

79 sebanyak 1siswa atau 7,2%, pada rentang 80 – 84 berjumlah 1

siswa dengan prosentase 7,2%; yang mendapatkan nilai dalam

rentang 85 – 89 berjumlah 4 siswa atau 28,5%, yang

mendapatkan nilai pada rentang 90 – 94 ada 1 siswa atau 7,2%

dan yang mendapatkan nilai pada rentang 95 – 100 berjumlah 2

orang atau 14,2%. Nilai rata-rata kelas menjadi meningkat yaitu

88.45, dengan nilai terendah 70 dan tertinggi 100.

Tabel 4.9

Prosentase Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II

No Nilai Siklus II Keterangan

Jumlah Siswa (%)

1 < 65 - - Belum tuntas

2 ≥ 65 14 100 Tuntas

Jumlah 14 100

Rata-rata 88.45

Nilai tertinggi 100

Nilai terendah 70

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11146/4/T1_292012588_BAB IV.pdfBAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1. Gambaran Umum SD. Negeri

65

Berdasarkan Tabel 4.10 maka, Ketuntasan Hasil belajar

siswa SD Negeri Dukuh 3, sebelum dilakukan tindakan dapat

diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM≥65) sebanyak 8 siswa atau 57% pada

pra siklus, kemudian pada Siklus I terjadi penurunan menjadi 3

siswa atau 22% setelah dilakukan siklus II tidak ada lagi siswa

yang tidak berada pada di bawah KKM. Sedangkan, yang

mencapai ketuntasan minimal sebelum dilaksanakan tindakan

yaitu sebanyak 6 siswa atau 43% pada siklus I kemudian

meningkat menjadi 11 siswa atau 78%, dan pada siklus II

mengalami peningkatan lagi menjadi 100% tuntas dalam belajar

IPA. Dengan hasil ini membuktikan penelitian yang telah

dilakukan telah berhasil karena telah melebihi batas ketuntasan

atau indikator keberhasilan yaitu 85% sedangkan hasil yang

didapat adalah 100%.

Hasil tes dan pengamatan aktivitas siswa setelah diadakannya

tindakan pada siklus II, terjadi peningkatanhasil belajar

siswa.Peningkatan ketuntasan hasil belajar pada siklus II adalah

sebesar 14 siswa tuntas semua atau secara prosentase sebesar

100% tuntas secara KKM, kemudian tidak ada lagi siswa yang

belum tuntas hasil belajarnya. Terjadinya kenaikan hasil belajar

siswa tersebut karena siswa merasa senang dalam proses

pembelajaran. Siswa terlihat sangat antusias, aktif dalam bertanya

dalam pembelajaran menggunakan model Problem Based

Learning (PBL).

e. Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Kondisi Awal, Siklus

I dan Siklus II

Perbandingan hasil belajar dari kondisi awal, siklus I dan

siklus II akan dijabarkan melalui tabel di bawah ini.

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11146/4/T1_292012588_BAB IV.pdfBAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1. Gambaran Umum SD. Negeri

66

Tabel 4.11

Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Kondisi Awal, Siklus I

dan Siklus II

No. Nilai Tuntas Belum Tuntas

Jumlah

Siswa

% Jumlah

Siswa

%

1 Kondisi Awal 6 43% 8 57%

2 Siklus I 11 78% 3 22%

3 Siklus II 14 100 % - -

Berdasarkan Tabel 4.11, di atas menunjukkan bahwa

terjadi peningkatan ketuntasan hasil belajar baik pada siklus I

maupun siklus II. Pada kondisi awal ketuntasan hasil belajar

siswa sebanyak 43%, sedangkan ketuntasan hasil belajar pada

siklus I meningkat menjadi78%, dengan kata lain terjadi

peningkatan sebesar 35% dari kondisi awal ke Siklus I.

Kemudian terjadi peningkatan kembali pada siklus II yaitu

sebesar 100% bagi yang tuntas,dengan kata lain terjadi

peningkatan sebesar 22% dari ketuntasan hasil belajar dari

Siklus I ke siklus II. Hasil ini dapat disimpulkan bahwa model

Problem Based Learning (PBL) berhasil pada pelajaran IPA

materi Peristiwa Alam dapat meningkatkan hasil belajar pada

siswa kelas V SDN Dukuh 3 semester II tahun pelajaran

2015/2016.

Hasil ini disajikan pada grafik perbandingan ketuntasan

hasil belajar pada kondisi awal, siklus I dan siklus II yang dapat

dilihat pada grafik yang tersaji berikut ini:

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11146/4/T1_292012588_BAB IV.pdfBAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1. Gambaran Umum SD. Negeri

67

Gambar 4.2

Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Kondisi Awal,

Siklus I dan Siklus II

f. Refleksi

Setelah dilakukan perbaikan pembelajaran pada materi

Peristiwa Alam, peneliti melakukan refleksi. Ternyata hasil

perbaikan pembelajaran memberikan hasil sesuai yang

diharapkan, dimana semua siswa pada siklus II berhasil tuntas

dalam belajarnya.

4.3. Pembahasan

Hasil analisis komparatif, menunjukkan bahwa adanya peningkatan

terhadap ketuntasan belajar siswa mulai dari kondisi pra siklus hingga

siklus II. Peningkatan tersebut mendukung teori yang dikemukakan oleh

Rusman (2010: 123) bahwa tujuan model PBL adalah penguasaan isi

belajar dan disiplin heuristic dan pengembangan keterampilan pemecahan

masalah. Siswa yang telah mempunyai penguasaan isi belajar akan mudah

memahami masalah/soal yang di dapat dalam suatu mata pelajaran

sehingga dalam menghadapi masalah tersebut siswa akan tertanam

berbagai keterampilan untuk memecahkan masalah tersebut, sehingga hal

tersebut akan mendorong pemahaman siswa terhadap materi

pembelajaran semakin baik dan akan berdampak pada peningkatan

ketuntasan hasil belajar yang semakin baik pula atau signifikan. Hasil

6

11

14

8

3

0 0

2

4

6

8

10

12

14

16

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Tuntas Tidak Tuntas

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11146/4/T1_292012588_BAB IV.pdfBAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1. Gambaran Umum SD. Negeri

68

belajar kondisi awal atau kondisi pra siklus menunjukkan bahwa jumlah

ketuntasan siswa mencapai 43%, hal ini dikarenakan dalam pembelajaran

guru masih menggunakan metode pembelajaran yang konvensional yakni

dengan ceramah dan dilanjutkan pemberian tugas. Kondisi demikian

tidaklah sesuai dengan karakteristik pembelajaran IPA. Mencermati

kondisi yang terjadi, maka diperlukan suatu model pembelajaran yang

sesuai dengan karakteristik pembelajaran IPA salah satunya adalah model

Problem Based Learning (PBL).

Setelah dilakukan tindakan yakni dengan menerapkan model

pembelajaran Problem Based Learning (PBL), dapat dilihat peningkatan

hasil belajar siswa dari kondisi pra siklus ke siklus I adalah sebesar 35%

yakni ketuntasan peningkatan dari 43% (kondisi pra siklus) menjadi 78%

(kondisi siklus I), meskipun terjadi peningkatan ketuntasan terhadap hasil

belajar siswa, namun hasil tersebut belum dapat dikatakan berhasil karena

ketuntasan pada siklus I masih dibawah dari indikator keberhasilan yang

ditentukan yakni 85% siswa mendapat nilai di atas KKM (KKM ≥ 65)

sehingga diperlukan tindakan pada siklus II.

Hasil observasi pada siklus I menunjukakan bahwa proses

pembelajaran sudah berjalan dengan baik, meskipun ada beberapa

langkah pembelajaran yang terlewatkan, siswa masih mengalami

kebingungan dalam penyelesaian tugas namun setelah dilakukan evaluasi

dan didiskusikan bersama dengan guru kelas, maka dirancang solusi dari

permasalahan tersebut, diantaranya guru perlu lebih memahami langkah-

langkah pembelajaran sehingga langkah-langkah pembelajaran dengan

model Problem Based Learning (PBL) dapat terlaksana seluruhnya. Hasil

observasi pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan baik terhadap

guru maupun siswa, hal tersebut membuktikan bahwa guru telah dapat

melaksanakan pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan

baik, selain itu ketuntasan belajar siswa juga mengalami peningkatan.

Kondisi pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan yakni

sebesar 22%, jika dibandingkan dengan kondisi awal peningkatan

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11146/4/T1_292012588_BAB IV.pdfBAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1. Gambaran Umum SD. Negeri

69

ketuntasan belajar mencapai 57% yakni dari 43% (kondisi pra siklus)

menjadi 100% (kondisi siklus II). Nilai ketuntasan belajar pada siklus II

menunjukkan keberhasilan dalam penelitian ini karena nilai ketuntasan

pada siklus II telah mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan.

Kondisi ini menunjukkan bahwa upaya peningkatan hasil belajar dengan

menerapkan model pembelajaran PBL telah berhasil dilakukan, terbukti

dengan hasil ketuntasan siklus II yang telah mencapai indikator

keberhasilan.

Hasil penelitian ini memperkuat penelitian-peneltian lain dengan

PBL. Penelitian yang dilakukan oleh Anisa Septiana Mulyasari. 2012.

Telah melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Ipa

Melalui Metode Problem Based Learning (PBL) Materi Gaya Pada Siswa

Kelas IV SD Negeri Begalon 1 No 240 Surakarta Tahun Pelajaran

2011/2012”. Hasilnya menunjukkan bahwa pembelajaran dengan model

Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa

pada pembelajaran IPA kelas IV SDN Begalon I Surakarta Tahun

Pelajaran 2011/2012. Hal ini terbukti pada kondisi awal sebelum

dilaksanakan tindakan nilai rata-rata siswa 28,89%, siklus I nilai rata-rata

kelas 67,33% dengan persentase ketuntasan sebesar 53,33%, siklus II nilai

rata-rata kelas 73,33% dengan presentase ketuntasan sebesar 82,22%.

Laporan penelitian lain mengenai penerapan model PBL adalah

penelitian yang telah dilakukan oleh Loly Mellisa (2013) dengan judul

“Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Dengan Menggunakan Model

Problem Based Learning (PBL) di Kelas IV SDN 16 Sintoga Padang

Pariaman”. Hasilnya menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dari siklus I

ke siklus II mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-

rata siklus I 45,5% dan pada siklus II meningkat menjadi 83%.

Berdasarkan hasil dan temuan peneliti, disarankan kepada guru kelas IV

SD. Dalam pembelajaran IPA hendaklah menggunakan model PBL.

Hasil penelitian ini juga mendukung teori yang dikemukakan oleh

Trianto (2010:94-95) bahwa tujuan PBL yaitu membantu siswa

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11146/4/T1_292012588_BAB IV.pdfBAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1. Gambaran Umum SD. Negeri

70

mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan mengatasi

masalah dan menjadi pembelajar yang mandiri. Terbukti dalam penelitian

yang telah dilakukan ini bahwa keberhasilan siswa dalam berpikir

terampil dan terampil dalam mengatasi masalah adalah dengan

meningkatnya ketuntasan hasil belajar siswa menjadi semakin meningkat

dan tuntas.

Hasil penelitian ini juga telah menjawab indikator keberhasilan

yang ditentukan, yaitu hasil belajar siswa dikatakan berhasil apabila 85%

dari 14 siswa telah berhasil mencapai standar Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM). KKM untuk mata pelajaran IPA adalah 65. Dalam

penelitian yang telah dilakukan dapat di ketahui bahwa ketuntasan siswa

pada siklus II telah mencapai 100% yang artinya ketuntasan tersebut telah

sangat menjawab dari indikator keberhasilan yang ditentukan.

Hasil penelitian ini juga telah menjawab hipotesis penelitian yang

di tetapkan bahwa penggunaan model pembelajaran PBL (Problem Based

Learning) dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu

Pengetahuan Alam kelas V semester II SD Negeri Dukuh 03 Salatiga

Tahun 2015/2016.

Keberhasilan penelitian ini sekaligus memperkuat keberhasilan

penelitian-penelitian yang telah disebutkan di atas juga mendukung teori

tentang model pembelajaran PBL seperti yang telah disebutkan di atas,

namun penelitian ini tidak sama dengan penelitian yang telah disebutkan

sebelumnya. Meskipun model pembelajaran yang digunakan sama yakni

dengan menerapkan model pembelajaran PBL namun subyek, tempat, dan

waktu penelitian ini berbeda dengan penelitian lainnya. Keunggulan

dalam penelitian ini adalah dapaat memberi refrensi bagi guru kelas V

SDN Dukuh 3 dalam hal model pembelajaran sehingga guru memperoleh

wawasan baru, selain itu juga memotivasi guru untuk dapat menerapkan

model pembelajaran yang melibatkan siswa aktif sehingga siswa merasa

antusias dalam belajar dan pada akhirnya berdampak pada hasil belajar

siswa.