bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1. deskripsi...

25
42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Hasil Penelitian 4.2. Kondisi Awal Kondisi awal atau pra siklus, merupakan gambaran awal tentang kemampuan subjek penelitian yang adalah siswa kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 07 dalam menulis pantun sebelum dilakukannya tindakan kelas penerapan model pembelajaran Cooperative Learning TGT (Team Games Tournament). Gambaran kondisi awal diperoleh dengan memberi penilaian kepada setiap siswa dengan memperhatikan indikator ketarmpilan menulis pantun. Hasil penilain kemampuan siswa dalam menulis pantun sebelum dilakukannya tindakan kelas dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Pra Siklus Rentang Kategori Pra siklus Keterangan Frekuensi Persen 84-100 Tinggi 10 19.23% Tuntas 67-83 Sedang 10 19.23% 50-66 Rendah 22 42.30% Tidak tuntas 33-49 Sangat rendah 10 19.23% Total 52 100% Nilai maksimal 95 Nilai minimum 62 Rata-rata 65.25 KKM 67 Gambaran data pada tabel diatas menunjukan bahwa siswa yang tuntas dalam keterampilan menulis pantun sebelum dilakukan tindakan sebanyak 20 siswa 38.46%. sementara banyak siswa yang tidak tuntas berjumlah 32 siswa 61.53%.

Upload: dangkien

Post on 08-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

42

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Hasil Penelitian

4.2. Kondisi Awal

Kondisi awal atau pra siklus, merupakan gambaran awal tentang kemampuan

subjek penelitian yang adalah siswa kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 07 dalam

menulis pantun sebelum dilakukannya tindakan kelas penerapan model pembelajaran

Cooperative Learning TGT (Team Games Tournament). Gambaran kondisi awal

diperoleh dengan memberi penilaian kepada setiap siswa dengan memperhatikan

indikator ketarmpilan menulis pantun. Hasil penilain kemampuan siswa dalam

menulis pantun sebelum dilakukannya tindakan kelas dapat dilihat dalam tabel

berikut :

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Pra Siklus

Rentang Kategori Pra siklus

Keterangan Frekuensi Persen

84-100 Tinggi 10 19.23% Tuntas

67-83 Sedang 10 19.23%

50-66 Rendah 22 42.30% Tidak

tuntas 33-49 Sangat rendah 10 19.23%

Total 52 100%

Nilai maksimal 95

Nilai minimum 62

Rata-rata 65.25

KKM 67

Gambaran data pada tabel diatas menunjukan bahwa siswa yang tuntas dalam

keterampilan menulis pantun sebelum dilakukan tindakan sebanyak 20 siswa 38.46%.

sementara banyak siswa yang tidak tuntas berjumlah 32 siswa 61.53%.

43

4.3. Hasil Penelitian Siklus I

4.3.1. Pelaksanaan Siklus I Pertemuan I

Penelitian pada siklus I dilaksanakan dua pertemuan yaitu dengan menerapkan

Cooperative Learning TGT (Team Games Tournament). Pertemuan pertama dengan

materi pokok adalah keterampilan menulis pantun, alokasi waktu pada setiap

pertemuan adalah 2 x 35 menit atau 2 jam pelajaran. Sumber pelajaran yang

digunakan dalam penelitian ini adalah silabus kelas IV SDN Sidorejo Lor 07 dan

buku pelajaran Bahasa Indonesia Membuatku Cerdas Untuk Sekolah Dasar Kelas 4

Tahun 2008 Karya Farika. Terdapat beberapa tahapan pelaksanaan tindakan kelas

yang dilakukan pada pertemuan I siklus I yaitu :

1. Kegiatan Perencanaan

Tahapan kegiatan perencanaan adalah penyusunan rencana kegiatan harian

yang terdiri dari :

a. Menyiapkan RPP model pembelajaran Cooperative Learning TGT (Team

Games Tournament).

b. Menyiapkan lembar observasi untuk mengukur tingkat kemampuan

2. Pelaksanaan Kegiatan

Pelaksanaan kegiatan adalah kegiatan mengajar berdasarkan RPP yang telah

disiapkan sebelumnya dengan menerapkan model pembelajaran Cooperative

Learning TGT (Team Games Tournament). Pelaksanaan kegiatan terdiri dari

beberapa tahapan antara lain:

a. Pembukaan

1. Salam pembuka dan berdoa dengan dilanjutkan presensi.

2. Menanyakan kabar siswa hari ini.

3. Memeriksa kesiapan siswa untuk mengikuti pelajaran.

4. Membangun pandangan awal tentang keterampilan menulis.

44

5. Membangun motivasi dengan cara menyadarkan bahwa pentingnya

keterampilan menulis untuk mengungkapkan gagasan ide, atau

pendapat.

6. Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran dan langkah-langkah

pembelajaran menggunakan model Cooperative Learning TGT (Team

Games Tournament).

b. Pengembangan

Aktifitas pengembangan merupakan tahapan dimana guru memberikan

penjelasan secara garis besar. Aktivitas pada kegiatan pengembangan

dimulai dengan guru bersama siswa melakukan tanya jawab tentang

menulis untuk menggali pengetahuan siswa tentang materi yang

disampaikan. Guru melakukan pertanyaan tentang ciri-ciri pantun yang

diketahui siswa, selanjutnya guru menunjuk salah satu siswa untk

menyebutkan ciri-ciri pantun. Aktifitas pengembangan diakhiri dengan

siswa diminta untuk mendengarkan temannya menyebutkan ciri-ciri

pantun.

c. Belajar Kelompok

Aktivitas belajar kelompok dilakukan dengan guru membagikan siswa

dalam kelompok yang terdiri dari 5 atau 6 siswa. Setiap

kelompokmenempati meja kelompok berdasarkan nomor kelompok yang

ditentukan oleh guru. Tahapan belajar kelompok dilanjutkan dengan siswa

mendengarkan aturan permainan yang dijelaskan guru. Selanjutnya

dilanjutkan dengan siswa mendengrakan aturan permainan yang dijelaskan

oleh guru, siswa diminta untuk menyusun pantun yang diacak hingga

menjadi pantun yang padu. Setelah menyusun pantun. Aktifitas akhir pada

tahapan belajar kelompok adalah siswa diminta bekerja sama dalam satu

kelompok dalam membuat pantun.

45

d. Validitas Kelas

Aktivitas validitas kelas dilakukan oleh guru pada saat siswa sedang

membuat pantun bersama anggota kelompok. Validitas kelas dilakukan

untuk memastikan keterlibatan siswa dalam kelompok dalam membuat

pantun.

e. Turnamen

Pelaksanaan turnamen dilakukan dengan meminta setiap kelompok

melakukan presentasi pantun dengan membacakan pantun. Pantun

dibacakan secara berbalas-balsan antara kelompok berdaskan nomor

kelompok. Kelompok 1 berbalas-balasan dengan dengan kelompok 3,

kelompok 2 berbalas-balasan dengan kelompok 4, kelompok 5 berbalas-

balasan dengan kelompok 7, kelompok 6 berbalas-balasan dengan

kelompok 8. Penilian turnamen dilakukan dengan memperhatikan

indikator pantun yang terdapat pada setiap pantun yang dibuat masing-

masing kelompok dalam kelompok.

f. Penghargaan

Pengahargaan diberikan pada kelompok pemenang turnamen dengan skor

tertinggi. Penghargaan diperlukan untuk memberikan motivasi pada

kegiatan belajar berikutnya, penghargaan diberikan dalam bentuk hadiah

piagam penghargaan.

3. Kegiatan Pengamatan

Pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar observasi kegiatan

mengajar guru dan kegiatan belajar siswa. Pengamatan berlangsung pada saat

proses kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelas IV.

4.3.2. Pelaksanaan Siklus I Pertemuan II

Pertemuan II siklus I menggunakan materi pokok dan alokasi waktu yang

sama dengan pertemua I Siklus I yaitu 2 x 35 menit atau 2 jam pelajaran. Sumber

pelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah silabus kelas IV SDN Sidorejo

Lor 07 dan buku pelajaran Bahasa Indonesia Membuatku Cerdas Untuk Sekolah

46

Dasar Kelas 4 Tahun 2008 Karya Farika. Terdapat beberapa tahapan pelaksanaan

tindakan kelas yang dilakukan pada pertemuan II siklus I yaitu :

1. Kegiatan Perencanaan

Tahapan kegiatan perencanaan adalah penyusunan rencana kegiatan harian

yang terdiri dari :

a. Menyiapkan RPP model pembelajaran Cooperative Learning TGT (Team

Games Tournament) siklus I pertemuan I dan pertemuan II

b. Menyiapkan soal evaluasi guna mengetahui kemamuan siswa dalam

menulis pantun.

c. Menyiapkan lembar observasi untuk mengukur tingkat kemampuan

2. Pelaksanaan Kegiatan

Pelaksanaan kegiatan pertemuan II siklus I adalah kegiatan mengajar

berdasarkan RPP yang telah disiapkan sebelumnya, membahas kembali

pembelajaran pada pertemuan I dengan menerapkan model pembelajaran

Cooperative Learning TGT (Team Games Tournament), kemudian dilanjutkan

dengan tes formatif untuk mengukur keberhasilan terhadap penerapan model

yang diterapkan. Pelaksanaan kegiatan terdiri dari beberapa tahapan antara

lain:

a. Pembukaan

1. Salam pembuka dan berdoa dengan dilanjutkan presensi.

2. Menanyakan kabar siswa hari ini.

3. Memeriksa kesiapan siswa untuk mengikuti pelajaran.

4. Melakukan tanya jawab mengenai pembelajaran pada pertemuan I

tentang keterampilan menulis pantun.

5. Membangun motivasi dengan cara menyadarkan bahwa pentingnya

keterampilan menulis untuk mengungkapkan gagasan ide, atau

pendapat.

47

6. Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran dan tata tertib dan

ketentuan-ketentuan dalam pelaksanaan tes formatif yang akan

dilangsungkan.

b. Pelaksanaan

1. Tahap pelaksanaan siswa dan guru melakukan refleksi dengan

bertanya jawab tentang materi pertemuan I yang telah dipelajari.

Selanjutnya guru meminta siswa menyiapkan alat tulis dalam

pelaksanaan tes formatif.

2. Siswa dibagikan soal tes formatif dengan jumlah butiran soal 20 item,

jenis soal pilihan berganda dan alokasi waktu mengerjakan soal

selama 40 menit.

3. Siswa mengembalikan soal tes formatif kepada guru dengan cara

estapet mulai dari kursi paling belakang hingga paling depan.

c. Kegiatan Pengamatan

Pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar observasi kegiatan

mengajar guru dan kegiatan belajar siswa. Pengamatan berlangsung pada

saat proses kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelas IV.

4.3.3. Hasil Pengamatan Siklus I

4.3.3.1. Hasil Analisis Observasi Guru

Analisis data hasil observasi kegiatan mengajar guru pada pertemuan

pertama dan kedua siklus I dilakukan oleh observer yaitu guru kelas IV, pelajaran

Bahasa Indonesia keterampilan menulis pantun menggunakan Cooperative

Learning TGT (Team Games Tournament). Standar Kompetensi 8.

Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara tertulis dalam bentuk

pantun anak (Menulis). Kompetensi dasar 8.3. Membuat pantun anak yang

menarik tentang berbagai tema (persahabatan, ketekunan, kepatuhan, dll.) sesuai

dengan ciri-ciri pantun. Hasil observasi dapat dilihat pada tabel berikut:

48

Tabel 4.2

Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus I

No Aspek pengamatan Pertemuan

1 2

1 2 3 4 1 2 3 4

1 Guru memeriksa kesiapan ruang dan

alat serta media pembelajaran

√ √

2 Guru memeriksa kesiapan siswa √ √

3 Guru menyampaikan apersepsi dan

motivasi kepada siswa

√ √

4 Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran kepada siswa

√ √

5 Guru membentuk siswa menjadi

beberapa kelompok kecil

√ √

6 Guru menjelaskan secara singkat hal

penting dalam materi pelajaran

√ √

7 Guru menyampaikan kesepakatan

dalam pelaksanaan pembelajaran

Cooperative Learning TGT (Team

Games Tournament) pada siswa.

√ √

8 Guru membagikan materi dan media

pembelajaran pada masing-masing

kelompok

√ √

9 Guru membimbing kelompok secara

merata dalam kegitan turnamen.

√ √

10 Guru memberi kesempatan kelompok

melakukan kegiatan tournament

√ √

11 Guru memotivasi kelompok untuk

membangun kreatifitas dan partisipasi

siswa dalam kelompok

√ √

12 Guru membimbing siswa dalam

menyusun rangkuman materi pelajaran

√ √

13 Guru melakukan refleksi bersama

siswa memperbaiki penyimpangan

terhadap materi

√ √

14 Guru memberi umpan balik, adanya

hubungan timbal balik

√ √

15 Guru melakukan evaluasi pada akhir

pembelajaran

√ √

16 Guru menutup pelajaran dengan

meminta siswa merapikan peralatan

tulis.

√ √

Jumlah 10 6 16

Total skor 54 64

Rata-rata 3.37 4

Kategori Baik Sangat Baik

49

Data pada tabel 4.3 hasil observasi kegiatan mengajar guru siklus I, perolehan

total skor pertemuan pertama sebanyak 54 skor rata-rata 3.37 kategori baik,

pertemuan kedua sebanyak 64 skor rata-rata 4 kategori sangat baik.

4.3.3.2. Hasil Analisis Observasi Kegiatan Siswa

Analisis data hasil kegiatan belajar siswa pelaksanaan siklus I selama dua

pertemuan yang dilakukan oleh observer yaitu guru kelas IV, dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 4.3

Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus I

No Aspek pengamatan Pertemuan

1 2

1 2 3 4 1 2 3 4

1 Kesiapan peserta didik mengikuti pelajaran. √ √

2 Mendengarkan secara seksama saat

dijelaskan kompetensi/tujuan pembelajaran

yang akan dicapai.

√ √

3 Memperhatikan dengan baik ketika

dijelaskan materi pembelajaran.

√ √

4 Siswa terlibat aktif dan antusias dalam

proses pembelajaran.

√ √

5 Adanya interaksi positif antara siswa

dengan model pembelajaran yang

diterapkan.

√ √

6 Siswa dapat bekerja sama dengan baik

dalam menyelesaikan lembar kegiatan

turnamen.

√ √

7 Siswa bertanggung jawab dengan baik saat

kegiatan turnamen.

√ √

8 Siswa mampu menjawab pertanyaan yang

diajukan oleh guru.

√ √

9 Siswa secara aktif ketika merangkum

materi pelajaran.

√ √

10 Siswa merespon secara positif ketika

diadakan evaluasi.

√ √

Jumlah 8

2

2

8

Total skor 32 38

Rata-rata 3.2 3.8

Kategori Baik Baik

50

Analisis hasil observasi kegiatan belajar siswa siklus I selama dua pertemuan,

perolehan total skor pertemuan pertama sebanyak 32 dengan skor rata-rata 3.2

kategori baik, pertemuan kedua sebanyak 38 skor rata-rata 3.8 kategori baik.

4.3.4. Hasil Belajar Siklus I

Perolehan data berdasarkan hasil analisis nilai tes formatif akhir pelaksanaan

siklus I dalam dua pertemuan tersedia dalam tabel berikut:

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siklus I

Rentang Kategori Siklsu I

Keterangan Frekuensi Persen

84-100 Tinggi 10 19.23% Tuntas

67-83 Sedang 27 51.92%

50-66 Rendah 11 21.15% Tidak

tuntas 33-49 Sangat rendah 4 7.69%

Total 52 100%

Nilai maksimal 90

Nilai minimum 45

Rata-rata 72.5

KKM 67

Data pada tabel 4.5 di atas mengambarkan banyaknya siswa yang tuntas pada

kategori tinggi 10 siswa 19.23%, kategori sedang 27 siswa 51.92%. jadi total

keseluruhan berjumlah 37 siswa 71.15%. sedangkan siswa yang tidak tuntas dengan

kategorikan rendan sebanyak 11 siswa 21.15%, kategori sangat rendah sebanyak 4

siswa 7.69%. Jumlah siswa yang tidak tuntas sebanyak 28.84%.

Tuntas 71.15%

Tidak Tuntas 28.84%

Gambar 4.1

Diagram Ketuntasan Siklus I

51

4.3.5. Refleksi Siklus I

Setelah pelaksanaan tindakan kelas Siklus I dengan lama pelaksanaan dua

pertemuan atau 4 jam pelajaran, peneliti meminta setiap siswa menuliskan pantun

berdasarkan kriteria pantun yang diajarkan sebelumnya dan melakukan wawancara

dengan siswa tentang model pembelajaran Cooperative Learning TGT (Team Games

Tournament). Beberapa kutipan wawancara dengan siswa adalah sebagai berikut:

“seru! Saya sangat semangat dan ingin menjadi kelompok yang

juara” (D.P, Mei 2016)

“ada nasehatnya, jadi belajar lebih semangat” (G.Ly, Mei 2016)

Kutipan wawancara di atas merupakan bentuk penilaian siswa terkait metode

pembelajaran Cooperative Learning TGT (Team Games Tournament). Hasil

wawancara tersebut menunjukan bahwa siswa merasa senang dapat bekerja sama

dengan kelompok dalam membuat pantun dan berlomba dalam balas membalas

pantun.Selain manfaat yang dirasakan siswa dalam melakukan pembelajaran, peneliti

juga ingin mengetahui kesulitan yang terjadi selama aktivitas belajar dengan

menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning TGT (Team Games

Tournament).

“sulit untuk tentukan temanya bu guru,, membingungkan dalam isi

pantun dan temannya” (SAL, Mei 2016).

“menentukan sampiran dan isi sangat sulit, berbeda-beda pendapat

dalam kelompok bu!” (ZHR, Mei 2016)

Penerapan model pembelajaran juga memberikan kesulitan tersendiri bagi

siswa dimana setiap siswa dalam kelompok harus bisa menemukan pilihan kata yang

tepat dalam menulis pantun yang terdiri dari sampiran dan isi.

Kesimpulan dari hasil ketuntasan belajar siswa pada siklus I melalui

penerapan model Cooperative Learning TGT (Team Games Tournament) bahwa,

terjadi peningkatan pada hasil belajar Bahasa Indonesia pembelajaran keterampilan

menulis pantun bagi siswa kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 07. Pernyataan tersebut

52

didasarkan oleh pencapaian ketuntasan siswa dari KKM 67 yang ditentukan. Siswa

yang tuntas berjumlah 37 siswa 71.15%, dan tidak tuntas sebanyak 28.84%.

4.4. Hasil Penelitian Siklus II

4.4.1. Pelaksanaan Siklus II Pertemuan I

Penelitian pada siklus II dilaksanakan dua pertemuan yaitu dengan

menerapkan Cooperative Learning TGT (Team Games Tournament). Pertemuan

pertama dengan materi pokok adalah keterampilan menulis pantun (pantun rumpang,

pantun berbalas), alokasi waktu pada setiap pertemuan adalah 2 x 35 menit atau 2 jam

pelajaran.

Sumber pelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah silabus kelas IV

SDN Sidorejo Lor 07 dan buku pelajaran Bahasa Indonesia Membuatku Cerdas

Untuk Sekolah Dasar Kelas 4 Tahun 2008 Karya Farika. Terdapat beberapa tahapan

pelaksanaan tindakan kelas yang dilakukan pada pertemuan I siklus II yaitu :

1. Kegiatan Perencanaan

Tahapan kegiatan perencanaan adalah penyusunan rencana kegiatan harian

yang terdiri dari :

a. Menyiapkan RPP model pembelajaran Cooperative Learning TGT (Team

Games Tournament) untuk siklus II pertemuan I dan pertemuan II

b. Menyiapkan lembar observasi kegiatan guru dan siswa untuk mengukur

keaktifan dan keberhasilan dalam kegiatan belajar mengajar.

2. Pelaksanaan Kegiatan

Pelaksanaan kegiatan adalah kegiatan mengajar berdasarkan RPP yang telah

disiapkan sebelumnya dengan menerapkan model pembelajaran Cooperative

Learning TGT (Team Games Tournament). Pelaksanaan kegiatan terdiri dari

beberapa tahapan antara lain:

53

a. Pembukaan

1. Salam pembuka dan berdoa dengan dilanjutkan presensi.

2. Menanyakan kabar siswa hari ini.

3. Memeriksa kesiapan siswa untuk mengikuti pelajaran.

4. Guru melakukan apresiasi dengan menanyakan siswa tentang

keterampilan menulis pantun yang dilakukan pada pertemuan

sebelumnya.

b. Pengembangan

Aktifitas pengembangan pada pertemuan I siklus II adalah guru

memberikan contoh pantun rumpang, berharap siswa melengkapi

pantun.Guru meminta salah satu siswa menuliskan pantun sebagai contoh

di depan kelas, guru melakukan tanya jawab tentang contoh pantun yang

ditulis oleh siswa tersebut dan guru memberikan contoh pantun yang

berbalas-balasan.

c. Belajar Kelompok

Aktivitas belajar kelompok dilakukan dengan guru membagikan siswa

dalam kelompok yang terdiri dari 5 atau 6 siswa. Penentuan anggota

kelompok pada siklus II dilakukan dengan mengacak anggota kelompok

sehingga setiap siswa memiliki teman kelompok yang berbeda dari siklus

I.

d. Validitas Kelas

Aktivitas validitas kelas dilakukan oleh guru pada saat siswa sedang

membuat pantun bersama anggota kelompok. Validitas kelas dilakukan

untuk memastikan keterlibatan siswa dalam kelompok dalam membuat

pantun.

e. Turnamen

Pelaksanaan turnamen dilakukan dengan meminta setiap kelompok

melakukan presentasi pantun dengan membacakan pantun. Pantun

dibacakan secara berbalas-balsan antara kelompok berdaskan nomor

54

kelompok. Kelompok 1 berbalas-balasan dengan dengan kelompok 2,

kelompok 3 berbalas-balasan dengan kelompok 4, kelompok 5 berbalas-

balasan dengan kelompok 6, kelompok 7 berbalas-balasan dengan

kelompok 8. Penilian turnamen dilakukan dengan memperhatikan

indikator pantun yang terdapat pada setiap pantun yang dibuat masing-

masing kelompok dalam kelompok.

f. Penghargaan

Pengahargaan diberikan pada kelompok pemenang turnamen dengan skor

tertinggi. Penghargaan diperlukan untuk memberikan motivasi pada

kegiatan belajar berikutnya, penghargaan diberikan dalam bentuk hadiah

piagam penghargaan.

3. Kegiatan Pengamatan

Pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar observasi kegiatan

mengajar guru dan kegiatan belajar siswa. Pengamatan berlangsung pada saat

proses kegiatan pembelajaran dilaksanakan dan dilakukan oleh guru kelas IV.

4.4.2. Pelaksanaan Siklus II Pertemuan II

Kegiatan pertemuan II siklus II menggunakan materi pokok dan alokasi waktu

yang sama dengan pertemua I Siklus II yaitu 2 x 35 menit atau 2 jam pelajaran.

Sumber pelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah silabus kelas IV SDN

Sidorejo Lor 07 dan buku pelajaran Bahasa Indonesia Membuatku Cerdas Untuk

Sekolah Dasar Kelas 4 Tahun 2008 Karya Farika. Terdapat beberapa tahapan

pelaksanaan tindakan kelas yang dilakukan pada pertemuan I siklus II yaitu :

1. Kegiatan Perencanaan

Tahapan kegiatan perencanaan adalah penyusunan rencana kegiatan harian

yang terdiri dari :

d. Menyiapkan RPP model pembelajaran Cooperative Learning TGT (Team

Games Tournament) siklus I pertemuan I dan pertemuan II

55

e. Menyiapkan soal evaluasi guna mengetahui kemamuan siswa dalam

menulis pantun.

f. Menyiapkan lembar observasi untuk mengukur tingkat kemampuan.

2. Pelaksanaan Kegiatan

Pelaksanaan kegiatan pertemuan II siklus I adalah kegiatan mengajar

berdasarkan RPP yang telah disiapkan sebelumnya, membahas kembali

pembelajaran pada pertemuan I dengan menerapkan model pembelajaran

Cooperative Learning TGT (Team Games Tournament), kemudian dilanjutkan

dengan tes formatif untuk mengukur keberhasilan terhadap penerapan model

yang diterapkan. Pelaksanaan kegiatan terdiri dari beberapa tahapan antara

lain:

a. Pembukaan

1. Salam pembuka dan berdoa dengan dilanjutkan presensi.

2. Menanyakan kabar siswa hari ini.

3. Memeriksa kesiapan siswa untuk mengikuti pelajaran.

4. Melakukan tanya jawab mengenai pembelajaran pada pertemuan I

tentang keterampilan menulis pantun.

5. Membangun motivasi dengan cara menyadarkan bahwa pentingnya

keterampilan menulis untuk mengungkapkan gagasan ide, atau

pendapat.

6. Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran dan tata tertib dan

ketentuan-ketentuan dalam pelaksanaan tes formatif yang akan

dilangsungkan.

b. Pelaksanaan

1. Tahap pelaksanaan siswa dan guru melakukan refleksi dengan

bertanya jawab tentang materi pertemuan I yang telah dipelajari.

Selanjutnya guru meminta siswa menyiapkan alat tulis dalam

pelaksanaan tes formatif.

56

2. Siswa dibagikan soal tes formatif dengan jumlah butiran soal 20 item,

jenis soal pilihan berganda dan alokasi waktu mengerjakan soal

selama 40 menit.

3. Siswa mengembalikan soal tes formatif kepada guru dengan cara

estapet mulai dari kursi paling belakang hingga paling depan.

3. Kegiatan Pengamatan

Pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar observasi kegiatan

mengajar guru dan kegiatan belajar siswa. Pengamatan berlangsung pada saat

proses kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelas IV.

4.4.3. Hasil Pengamatan Siklus II

4.4.3.1. Hasil Analisis Observasi Kegiatan Mengajar Guru

Analisis data hasil observasi kegiatan mengajar guru pada pertemuan pertama

dan kedua siklus II dilakukan oleh observer yaitu guru kelas IV, pelajaran Bahasa

Indonesia keterampilan menulis pantun menggunakan Cooperative Learning TGT

(Team Games Tournament). Standar Kompetensi 8. Mengungkapkan pikiran,

perasaan, dan informasi secara tertulis dalam bentuk pantun anak (Menulis).

Kompetensi dasar 8.3. Membuat pantun anak yang menarik tentang berbagai tema

(persahabatan, ketekunan, kepatuhan, dll.) sesuai dengan ciri-ciri pantun.

Hasil observasi kegiatan mengajar guru siklus II, perolehan total skor

pertemuan pertama sebanyak 55 skor, rata-rata 3.66 kategori baik, pertemuan kedua

sebanyak 64 skor, rata-rata 4 kategori sangat baik.

57

Tabel 4.5

Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus II

No Aspek pengamatan Pertemuan

1 2

1 2 3 4 1 2 3 4

1 Guru memeriksa kesiapan ruang dan

alat serta media pembelajaran

√ √

2 Guru memeriksa kesiapan siswa √ √

3 Guru menyampaikan apersepsi dan

motivasi kepada siswa

√ √

4 Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran kepada siswa

√ √

5 Guru membentuk siswa menjadi

beberapa kelompok kecil

√ √

6 Guru menjelaskan secara singkat hal

penting dalam materi pelajaran

√ √

7 Guru menyampaikan kesepakatan

dalam pelaksanaan pembelajaran

Cooperative Learning TGT (Team

Games Tournament) pada siswa.

√ √

8 Guru membagikan materi dan media

pembelajaran pada masing-masing

kelompok

√ √

9 Guru membimbing kelompok secara

merata dalam kegitan turnamen.

√ √

10 Guru memberi kesempatan kelompok

melakukan kegiatan tournament

√ √

11 Guru memotivasi kelompok untuk

membangun kreatifitas dan partisipasi

siswa dalam kelompok

√ √

12 Guru membimbing siswa dalam

menyusun rangkuman materi pelajaran

√ √

13 Guru melakukan refleksi bersama siswa

memperbaiki penyimpangan terhadap

materi

√ √

14 Guru memberi umpan balik, adanya

hubungan timbal balik

√ √

15 Guru melakukan evaluasi pada akhir

pembelajaran

√ √

16 Guru menutup pelajaran dengan

meminta siswa merapikan peralatan

tulis.

√ √

Jumlah 10 5 16

Total skor 55 64

Rata-rata 3.66 4

Kategori Baik Sangat baik

58

4.4.3.2. Hasil Analisis Observasi Kegiatan Belajar Siswa.

Analisis data hasil kegiatan belajar siswa dalam dua pertemuan pelaksanaan

siklus II yang dilakukan oleh observer yaitu guru kelas IV, dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 4.6

Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus II

No Aspek pengamatan Pertemuan

2 3

1 2 3 4 1 2 3 4

1 Kesiapan peserta didik mengikuti

pelajaran.

√ √

2 Mendengarkan secara seksama saat

dijelaskan kompetensi/tujuan

pembelajaran yang akan dicapai.

√ √

3 Memperhatikan dengan baik ketika

dijelaskan materi pembelajaran.

√ √

4 Siswa terlibat aktif dan antusias dalam

proses pembelajaran.

√ √

5 Adanya interaksi positif antara siswa

dengan model pembelajaran yang

diterapkan.

√ √

6 Siswa dapat bekerja sama dengan baik

dalam menyelesaikan lembar kegiatan

turnamen.

√ √

7 Siswa bertanggung jawab dengan baik

saat kegiatan turnamen.

√ √

8 Siswa mampu menjawab pertanyaan yang

diajukan oleh guru.

√ √

9 Siswa secara aktif ketika merangkum

materi pelajaran.

√ √

10 Siswa merespon secara positif ketika

diadakan evaluasi.

√ √

Jumlah 2 8 10

Total skor 38 40

Rata-rata 3.8 4

Kategori Baik Sangat baik

Analisis hasil observasi kegiatan belajar siswa siklus II selama dua

pertemuan, perolehan total skor pertemuan pertama sebanyak 38 dengan skor rata-

rata 3.8 kategori baik, pertemuan kedua sebanyak 40 skor rata-rata 4 kategori sangat

baik.

59

4.4.4. Hasil Belajar Siklus II

Perolehan data berdasarkan hasil analisis nilai tes formatif akhir pelaksanaan

siklus II dalam dua pertemuan tersedia dalam tabel berikut:

Tabel 4.7

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siklus II

Rentang Kategori Siklsu II

Keterangan Frekuensi Persen

84-100 Tinggi 10 19.23% Tuntas

67-83 Sedang 36 69.23%

50-66 Rendah 6 11.53% Tidak

tuntas 33-49 Sangat rendah 0 0.00%

Total 52 100%

Nilai maksimal 90

Nilai minimum 55

Rata-rata 73.73

KKM 67

Data pada tabel 4.8 di atas menunjukan bahwa, banyaknya siswa yang

tuntas pada kategori tinggi 10 siswa 19.23%, kategori sedang 36 siswa 69.23%.

jadi total keseluruhan berjumlah 46 siswa 88.46%. Sedangkan siswa yang tidak

tuntas dengan kategorikan rendah sebanyak 6 siswa 11.53%, selanjutnya pada

kategori sangat rendah 0%. Jumlah siswa yang tidak tuntas sebanyak 11.53%.

Tuntas 88.46%

Tidak Tuntas 11.53%

Gambar 4.2

Diagram Ketuntasan Siklus II

60

4.4.5. Refleksi Siklus II

Setelah pelaksanaan tindakan kelas Siklus II dengan lama pelaksanaan dua

pertemuan atau 4 jam pelajaran, peneliti meminta setiap siswa menuliskan pantun

berdasarkan kriteria pantun yang diajarkan sebelumnya dan melakukan wawancara

dengan siswa tentang model pembelajaran Cooperative Learning TGT (Team Games

Tournament). Beberapa kutipan wawancara dengan siswa adalah sebagai berikut:

“senang dengan belajar kelompok karena kita saling berlomba mau

jadi yang terbaik” (A.P, Mei 2016)

“Berbalas-balas pantun bikin belajar jadi asik” (M.D, Mei 2016)

Kutipan wawancara di atas merupakan bentuk penilaian siswa terkait metode

pembelajaran Cooperative Learning TGT (Team Games Tournament). Hasil

wawancara tersebut menunjukan bahwa siswa merasa senang dapat bekerja sama

dengan kelompok dalam membuat pantun dan berlomba dalam balas membalas

pantun. Selain manfaat yang dirasakan siswa dalam melakukan pembelajaran, peneliti

juga ingin mengetahui kesulitan yang terjadi selama aktivitas belajar dengan

menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning TGT (Team Games

Tournament).

“Ada kesulitan Bu, kita kadang susah mencari kata yang cocok

untuk disusun menjadi pantun” (SAL, Mei 2016).

“Susahnya di pemilihan kata biar bisa pas sama rima ab-ab, atau

aa-bb.” (ZHR, Mei 2016)

Kesimpulan dari hasil ketuntasan belajar siswa pada siklus II melalui

penerapan model Cooperative Learning TGT (Team Games Tournament) bahwa,

terjadi peningkatan pada hasil belajar Bahasa Indonesia pembelajaran keterampilan

menulis pantun bagi siswa kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 07. Pernyataan tersebut

didasarkan oleh pencapaian ketuntasan siswa dari KKM 67 yang ditentukan. Siswa

yang tuntas sebanyak 46 siswa 88.46%, dan yang tidak tuntas sebanyak 6 siswa

11.53%. Ketidak tuntasan siswa dalam mengerjakan soal tes formatif disebabkan oleh

61

kekeliruan siswa pada saat memberi jawababan pada soal tes, sehingga nilai yang

diperoleh belum mencapai nilai minimal atau KKM yang ditetapkan.

4.5. Rekapitulasi Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

Proses pengumpulan data pada penelitian yaitu dari tahap awal penelitian

melalui observasi sebelum melakukan tindakan (pra siklus) hingga dilaksanakan

tindakan (siklus I dan siklus II), sehingga diperoleh data sebagaimana tertera pada

tabel berikut:

Tabel 4.8

Rekapitulasi Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

Rentang Kategori Pra Siklus Siklus I Siklus II

Keterangan Fn Persen Fn Persen Fn Persen

84-100 Tinggi 10 19.23% 10 19.23% 10 19.23% Tuntas

67-83 Sedang 10 19.23% 27 51.92% 36 69.23%

50-66 Rendah 22 42.30% 11 21.15% 6 11.53% Tidak Tuntas 33-49 Sangat rendah 10 19.23% 4 7.69% 0 0.00%

Total 52 100% 52 52 52 100%

Nilai Maksimal 95 90 90

Nilai Minimum 62 45 55

Rata-rata 65.25 72.5 73.73

KKM 67 67 67

Data pada tabel 4.9 di atas meunjukan tuntas dan tidak tuntasnya siswa dalam

belajar sebelum dilakukan tindakan hingga setelah dilakukan tindakan. Banyaknya

siswa yang tuntas pada pra siklus sebanyak 20 siswa 38.46%, tidak tuntas sebanyak

32 siswa 61.53% . Setelah dilakukan penelitian dengan menerapkan model

Cooperative Learning TGT (Team Games Tournament), hasil belajar siswa pada

siklus I adalah sebanyak 15 siswa 28.84% tidak tuntas, sebanyak 37 siswa 71.15%

tuntas. Selanjutnya pada siklus II hasil yang diperoleh adalah sebanyak 46 siswa

88.46% tuntas, sebanyak 6 siswa 11.53% tidak tuntas.

62

4.6. Pembahasan

Penelitian yang dilaksanakan merupakan jenis penelitian tindakan kelas, yang

difokuskan untuk membuktikan apakah melalui penerapan model Cooperative

Learning TGT (Team Games Tournament) mampu meningkatkan keterampilan

menulis pantun bagi siswa kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 07 Kecamatan Sidorejo

Kota Salatiga.

Hasil observasi dan wawancara yang dilakukan sebelum dilakukan tindakan,

siswa kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 07 masih terdapat siswa yang tidak tuntas

dalam pelajaran keterampilan menulis pantun. Berdasarkan identifikasi masalah yang

menjadi penyebab permasalahan yang dihadapi siswa adalah guru lebih cenderung

menggunakan model pembelajaran yang bersifat konvensional sehingga,

mengakibatkan kurangnya kemampuan siswa dalam belajar keterampilan menulis

pantun.

Hasil belajar Bahasa Indonesia keterampilan menulis pantun siswa kelas IV

SD Negeri Sidorejo Lor 07 yang diperoleh setelah dilakukan tindakan melalui

penerapan model Cooperative Learning TGT (Team Games Tournament) mengalami

peningkatan. Rekapitulasi hasil belajar siswa berdasarkan kegiatan pra siklus hingga

siklus I dan Siklus II sudah terdapat peningkatan hasil belajar yang sangat signifikan

berdasarkan hasil perentasi tingkat ketuntasan belajar siswa. Ketuntasan belajar siswa

pada kategori tinggi dengan rentang (84-10) pra siklus, siklus I, dan siklus II

memperoleh nilai yang sama namun dengan siswa yang berbeda yaitu sebesar 19.23%

atau 10 siswa. Kategori sedang dentang nilai (67-83) pra siklus sebanyak 19.23% 10

siswa, siklus I sebanyak 51.92% 27 siswa, dan siklus II meningkat sebanyak 69.23%

36 siswa.

63

Ketidak tuntasan siswa dalam belajar keterampilan menulis pantun kategori

rendah dengan rentang nilai (50-66) pra siklus sebanyak 42.30% 22 siswa, siklus I

sebanyak 21.15% 11 siswa, dan siklus II sebanyak 11.53% 6 siswa. Sedangkan pada

kategori sangat rendah dengan rentang (33-49) pra siklus sebanyak 19.23% 10 siswa,

siklus I sebanyak 7.69% 4 siswa, dan siklus II sebanyak 0.00% artinya tidak terdapat

siswa pada kategori nilai sangat rendah.

Nilai maksimal yang diperoleh siswa pada pra siklus sebesar 95, nilai minimal

62 dengan nilai rata-rata kelas sebesar 65.25. pelaksanaan siklus I nilai maksimal

perolehan siswa sebesar 90, nilai minimal 45 dan nilai rata-rata kelas sebesar 72.5.

pada siklus II nilai maksimal siswa adalah sebesar 90, nilai minimal 55 dengan nilai

rata-rata kelas sebesar 73.73.

Perbedaan nilai maksimal dan nilai minimal dari pra siklus dan pada

pelaksanaan siklus I dan siklus II adalah terdapat pada jenis soal yang digunakan.

Pada pra siklus soal yang digunakan adalah esai, sementara pada pelaksanaan siklus I

dan siklus II soal yang digunakan adalah pilihan gandan sebanyak 20 item soal.

Hasil kegiatan siklus I adalah sebanyak 15 siswa 28.84% tidak tuntas,

sebanyak 37 siswa 71.15% tuntas. Selanjutnya pada siklus II hasil yang diperoleh

adalah sebanyak 46 siswa 88.46% tuntas, sebanyak 6 siswa 11.53% tidak tuntas.

Ketidak berhasilan siswa dalam mengerjakan soal tes formatif disebabkan oleh

ketidak telitian siswa dalam memberi jawaban pada setiap item soal yang disediakan,

adanya ketidak telitian tersebut mengakibatkan nilai yang diperoleh belum mencapai

nilai minimal atau KKM yang ditetapkan. Adanya ketidak tuntasan pelaksanaan

siklus II yaitu terdapat 11.53% siswa belum mencapai KKM 67, namun penelitian

telah dinyatakan berhasil dikarenakan persentasi pencapaian KKM sudah melampaui

indikator keberhasil yang ditentukan yaitu sebesar 85%.

64

Permasalahan yang dialami oleh siswa kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 07

diatasi melalui penerapan model Cooperative Learning TGT (Team Games

Tournament). Pelaksanaan dilakukan pada dua siklus, setiap siklus terdiri dari dua

pertemuan. Setiap pertemuan dilakukan pengamatan yaitu melalui lembar observasi

yang telah disediakan. Observasi dilakukan oleh guru kelas IV yaitu Ibu Restu Ari

Nurpratiwi, S.Pd.

Hasil observasi kegiatan guru pada siklus I pertemuan 1 skor perolehan

berjumlah 54 dengan skor rata-rata 3.37 dikategorikan baik. Pertemuan 2 jumlah skor

64 rata-rata skor 4 kategori sangat baik. Siklus II pertemuan 1 skor perolehan

berjumlah 55 skor rata-rata 3.66 dikategorikan baik. Skor perolehan pada pertemuan 2

jumlah skor 64 skor rata-rata 4 dengan kategori sangat baik. Selanjutnya adalah hasil

observasi kegiatan siswa pada kegiatan pembelajaran. Hasil siklus I pertemuan 1

jumlah skor 32 dengan rata-rata 3.2 kategori baik, pertemuan 2 jumlah skor 38

dengan rata-rata 3.8 kategori baik. Hasil siklus II jumlah skor 38 dengan rata-rata 3.8

kategori baik. Pertemuan 2 jumlah skor 40 dengan rata-rata 4 kategori sangat baik.

Hasil penelitian yang telah dilaksanakan, terdapat kesamaan dengan hasil

penelitian terdahulu seperti yang dilakukan oleh:

1. Penelitian oleh Silvi Wahyu Setiana (2013), pada siklus I ketuntasan klasikal

hasil belajar siswa mencapai 47,61% dan mengalami peningkatan pada siklus

II menjadi 83,33%. Pada siklus I aktivitas guru mencapai 58,96% sedangkan

pada siklus II meningkat menjadi 91,67%. Aktivitas siswa pada siklus I

menunjukan persentase sebesar 50,08 % dan pada siklus II naik menjadi

86,9%. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (teams, games,

and tournament) dapat meningkatkan hasil belajar siswa materi penjumlahan

bilangan pecahan.

65

2. Penelitian oleh Sri Wilujeng (2013), Hasil penelitian yang diperoleh dari

penilaian hasil belajar siswa kelas IV pada siklus I yaitu: (1) rata-rata kelas

67,29; (2) ketuntasan belajar secara klasikal 70,83%; (3) rata-rata aktivitas

siswa 73,19%; (4) nilai performansi guru 83,80%. Hasil belajar pada siklus II

yaitu : (1) rata-rata kelas 77,27; (2) ketuntasan belajar secara klasikal 90,90%;

(3) rata-rata aktivitas siswa 79,65%; (4) nilai performansi guru 90,60%.

3. Penelitian F. Herwanti (2009), hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk

proses belajar mengalami penigkatan yaitu penerimaan siswa terhadap

perbedaan individu mengalami peningkatan dari 80,56% pada siklus I menjadi

100% pada siklus II dan pengembangan ketrampilan sosial siswa mengalami

peningkatan dari 77,78% pada siklus I menjadi 100% pada siklus II.

Sedangkan hasil evaluasi juga mengalami peningkatan yaitu 66,67% pada

siklus I kemudian menjadi 100% pada siklus II.

Model Cooperative Learning TGT (Team Games Tournament) menurut

Salvin, (2010) terdapat lima komponen yaitu, persentasi kelas, tim, games, turnamen,

rekognisi tim. Dari kelima komponen tersebut merukan suatu rangkaian yang mampu

membangkitkan keinginan siswa dalam belajar. Pada tingkatan usia anak Sekolah

Dasar, merupakan tingkatan usia yang bermain adalah hal yang dominan, sehingga

apabila dalam belajar sambil bermain anak akan lebih aktif dan mampu mengikuti

pelajaran dengan sebaik mungkin. Sehingga terbukti bahwa, dalam penerapan model

Cooperative Learning TGT (Team Games Tournament) pada SD Negeri Sidorejo Lor

07, mampu meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi

pokok menulis pantun.

66

Melalui hasil penelitian dan teori mengenai Cooperative Learning TGT (Team

Games Tournament) terdahulu, maka dapat dipaparan implikasi teoritis dan implikasi

praktis. Pada penerapan model Cooperative Learning TGT (Team Games

Tournament) siswa dituntut untuk bekerja mandiri, saling mendukung dalam

kelompok, hal tersebut akan membangun rasa ingin tahu yang tinggi. Siswa juga

dituntut untuk mampu mempertanggung jawabkan apa yang mejadi beban dalam

kelompoknya. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dengan cara bermain secara

tidak secara langsung disadari bahwa, pengimplikasian model pembelajaran tersebut

menanamkan beberapa karakter kepada siswa misalnya saling menghargai,

kerjasama, tekun, dan sebaginya.