bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1. deskripsi...
TRANSCRIPT
42
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Hasil Penelitian
4.2. Kondisi Awal
Kondisi awal atau pra siklus, merupakan gambaran awal tentang kemampuan
subjek penelitian yang adalah siswa kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 07 dalam
menulis pantun sebelum dilakukannya tindakan kelas penerapan model pembelajaran
Cooperative Learning TGT (Team Games Tournament). Gambaran kondisi awal
diperoleh dengan memberi penilaian kepada setiap siswa dengan memperhatikan
indikator ketarmpilan menulis pantun. Hasil penilain kemampuan siswa dalam
menulis pantun sebelum dilakukannya tindakan kelas dapat dilihat dalam tabel
berikut :
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Pra Siklus
Rentang Kategori Pra siklus
Keterangan Frekuensi Persen
84-100 Tinggi 10 19.23% Tuntas
67-83 Sedang 10 19.23%
50-66 Rendah 22 42.30% Tidak
tuntas 33-49 Sangat rendah 10 19.23%
Total 52 100%
Nilai maksimal 95
Nilai minimum 62
Rata-rata 65.25
KKM 67
Gambaran data pada tabel diatas menunjukan bahwa siswa yang tuntas dalam
keterampilan menulis pantun sebelum dilakukan tindakan sebanyak 20 siswa 38.46%.
sementara banyak siswa yang tidak tuntas berjumlah 32 siswa 61.53%.
43
4.3. Hasil Penelitian Siklus I
4.3.1. Pelaksanaan Siklus I Pertemuan I
Penelitian pada siklus I dilaksanakan dua pertemuan yaitu dengan menerapkan
Cooperative Learning TGT (Team Games Tournament). Pertemuan pertama dengan
materi pokok adalah keterampilan menulis pantun, alokasi waktu pada setiap
pertemuan adalah 2 x 35 menit atau 2 jam pelajaran. Sumber pelajaran yang
digunakan dalam penelitian ini adalah silabus kelas IV SDN Sidorejo Lor 07 dan
buku pelajaran Bahasa Indonesia Membuatku Cerdas Untuk Sekolah Dasar Kelas 4
Tahun 2008 Karya Farika. Terdapat beberapa tahapan pelaksanaan tindakan kelas
yang dilakukan pada pertemuan I siklus I yaitu :
1. Kegiatan Perencanaan
Tahapan kegiatan perencanaan adalah penyusunan rencana kegiatan harian
yang terdiri dari :
a. Menyiapkan RPP model pembelajaran Cooperative Learning TGT (Team
Games Tournament).
b. Menyiapkan lembar observasi untuk mengukur tingkat kemampuan
2. Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan adalah kegiatan mengajar berdasarkan RPP yang telah
disiapkan sebelumnya dengan menerapkan model pembelajaran Cooperative
Learning TGT (Team Games Tournament). Pelaksanaan kegiatan terdiri dari
beberapa tahapan antara lain:
a. Pembukaan
1. Salam pembuka dan berdoa dengan dilanjutkan presensi.
2. Menanyakan kabar siswa hari ini.
3. Memeriksa kesiapan siswa untuk mengikuti pelajaran.
4. Membangun pandangan awal tentang keterampilan menulis.
44
5. Membangun motivasi dengan cara menyadarkan bahwa pentingnya
keterampilan menulis untuk mengungkapkan gagasan ide, atau
pendapat.
6. Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran dan langkah-langkah
pembelajaran menggunakan model Cooperative Learning TGT (Team
Games Tournament).
b. Pengembangan
Aktifitas pengembangan merupakan tahapan dimana guru memberikan
penjelasan secara garis besar. Aktivitas pada kegiatan pengembangan
dimulai dengan guru bersama siswa melakukan tanya jawab tentang
menulis untuk menggali pengetahuan siswa tentang materi yang
disampaikan. Guru melakukan pertanyaan tentang ciri-ciri pantun yang
diketahui siswa, selanjutnya guru menunjuk salah satu siswa untk
menyebutkan ciri-ciri pantun. Aktifitas pengembangan diakhiri dengan
siswa diminta untuk mendengarkan temannya menyebutkan ciri-ciri
pantun.
c. Belajar Kelompok
Aktivitas belajar kelompok dilakukan dengan guru membagikan siswa
dalam kelompok yang terdiri dari 5 atau 6 siswa. Setiap
kelompokmenempati meja kelompok berdasarkan nomor kelompok yang
ditentukan oleh guru. Tahapan belajar kelompok dilanjutkan dengan siswa
mendengarkan aturan permainan yang dijelaskan guru. Selanjutnya
dilanjutkan dengan siswa mendengrakan aturan permainan yang dijelaskan
oleh guru, siswa diminta untuk menyusun pantun yang diacak hingga
menjadi pantun yang padu. Setelah menyusun pantun. Aktifitas akhir pada
tahapan belajar kelompok adalah siswa diminta bekerja sama dalam satu
kelompok dalam membuat pantun.
45
d. Validitas Kelas
Aktivitas validitas kelas dilakukan oleh guru pada saat siswa sedang
membuat pantun bersama anggota kelompok. Validitas kelas dilakukan
untuk memastikan keterlibatan siswa dalam kelompok dalam membuat
pantun.
e. Turnamen
Pelaksanaan turnamen dilakukan dengan meminta setiap kelompok
melakukan presentasi pantun dengan membacakan pantun. Pantun
dibacakan secara berbalas-balsan antara kelompok berdaskan nomor
kelompok. Kelompok 1 berbalas-balasan dengan dengan kelompok 3,
kelompok 2 berbalas-balasan dengan kelompok 4, kelompok 5 berbalas-
balasan dengan kelompok 7, kelompok 6 berbalas-balasan dengan
kelompok 8. Penilian turnamen dilakukan dengan memperhatikan
indikator pantun yang terdapat pada setiap pantun yang dibuat masing-
masing kelompok dalam kelompok.
f. Penghargaan
Pengahargaan diberikan pada kelompok pemenang turnamen dengan skor
tertinggi. Penghargaan diperlukan untuk memberikan motivasi pada
kegiatan belajar berikutnya, penghargaan diberikan dalam bentuk hadiah
piagam penghargaan.
3. Kegiatan Pengamatan
Pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar observasi kegiatan
mengajar guru dan kegiatan belajar siswa. Pengamatan berlangsung pada saat
proses kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelas IV.
4.3.2. Pelaksanaan Siklus I Pertemuan II
Pertemuan II siklus I menggunakan materi pokok dan alokasi waktu yang
sama dengan pertemua I Siklus I yaitu 2 x 35 menit atau 2 jam pelajaran. Sumber
pelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah silabus kelas IV SDN Sidorejo
Lor 07 dan buku pelajaran Bahasa Indonesia Membuatku Cerdas Untuk Sekolah
46
Dasar Kelas 4 Tahun 2008 Karya Farika. Terdapat beberapa tahapan pelaksanaan
tindakan kelas yang dilakukan pada pertemuan II siklus I yaitu :
1. Kegiatan Perencanaan
Tahapan kegiatan perencanaan adalah penyusunan rencana kegiatan harian
yang terdiri dari :
a. Menyiapkan RPP model pembelajaran Cooperative Learning TGT (Team
Games Tournament) siklus I pertemuan I dan pertemuan II
b. Menyiapkan soal evaluasi guna mengetahui kemamuan siswa dalam
menulis pantun.
c. Menyiapkan lembar observasi untuk mengukur tingkat kemampuan
2. Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan pertemuan II siklus I adalah kegiatan mengajar
berdasarkan RPP yang telah disiapkan sebelumnya, membahas kembali
pembelajaran pada pertemuan I dengan menerapkan model pembelajaran
Cooperative Learning TGT (Team Games Tournament), kemudian dilanjutkan
dengan tes formatif untuk mengukur keberhasilan terhadap penerapan model
yang diterapkan. Pelaksanaan kegiatan terdiri dari beberapa tahapan antara
lain:
a. Pembukaan
1. Salam pembuka dan berdoa dengan dilanjutkan presensi.
2. Menanyakan kabar siswa hari ini.
3. Memeriksa kesiapan siswa untuk mengikuti pelajaran.
4. Melakukan tanya jawab mengenai pembelajaran pada pertemuan I
tentang keterampilan menulis pantun.
5. Membangun motivasi dengan cara menyadarkan bahwa pentingnya
keterampilan menulis untuk mengungkapkan gagasan ide, atau
pendapat.
47
6. Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran dan tata tertib dan
ketentuan-ketentuan dalam pelaksanaan tes formatif yang akan
dilangsungkan.
b. Pelaksanaan
1. Tahap pelaksanaan siswa dan guru melakukan refleksi dengan
bertanya jawab tentang materi pertemuan I yang telah dipelajari.
Selanjutnya guru meminta siswa menyiapkan alat tulis dalam
pelaksanaan tes formatif.
2. Siswa dibagikan soal tes formatif dengan jumlah butiran soal 20 item,
jenis soal pilihan berganda dan alokasi waktu mengerjakan soal
selama 40 menit.
3. Siswa mengembalikan soal tes formatif kepada guru dengan cara
estapet mulai dari kursi paling belakang hingga paling depan.
c. Kegiatan Pengamatan
Pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar observasi kegiatan
mengajar guru dan kegiatan belajar siswa. Pengamatan berlangsung pada
saat proses kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelas IV.
4.3.3. Hasil Pengamatan Siklus I
4.3.3.1. Hasil Analisis Observasi Guru
Analisis data hasil observasi kegiatan mengajar guru pada pertemuan
pertama dan kedua siklus I dilakukan oleh observer yaitu guru kelas IV, pelajaran
Bahasa Indonesia keterampilan menulis pantun menggunakan Cooperative
Learning TGT (Team Games Tournament). Standar Kompetensi 8.
Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara tertulis dalam bentuk
pantun anak (Menulis). Kompetensi dasar 8.3. Membuat pantun anak yang
menarik tentang berbagai tema (persahabatan, ketekunan, kepatuhan, dll.) sesuai
dengan ciri-ciri pantun. Hasil observasi dapat dilihat pada tabel berikut:
48
Tabel 4.2
Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus I
No Aspek pengamatan Pertemuan
1 2
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Guru memeriksa kesiapan ruang dan
alat serta media pembelajaran
√ √
2 Guru memeriksa kesiapan siswa √ √
3 Guru menyampaikan apersepsi dan
motivasi kepada siswa
√ √
4 Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran kepada siswa
√ √
5 Guru membentuk siswa menjadi
beberapa kelompok kecil
√ √
6 Guru menjelaskan secara singkat hal
penting dalam materi pelajaran
√ √
7 Guru menyampaikan kesepakatan
dalam pelaksanaan pembelajaran
Cooperative Learning TGT (Team
Games Tournament) pada siswa.
√ √
8 Guru membagikan materi dan media
pembelajaran pada masing-masing
kelompok
√ √
9 Guru membimbing kelompok secara
merata dalam kegitan turnamen.
√ √
10 Guru memberi kesempatan kelompok
melakukan kegiatan tournament
√ √
11 Guru memotivasi kelompok untuk
membangun kreatifitas dan partisipasi
siswa dalam kelompok
√ √
12 Guru membimbing siswa dalam
menyusun rangkuman materi pelajaran
√ √
13 Guru melakukan refleksi bersama
siswa memperbaiki penyimpangan
terhadap materi
√ √
14 Guru memberi umpan balik, adanya
hubungan timbal balik
√ √
15 Guru melakukan evaluasi pada akhir
pembelajaran
√ √
16 Guru menutup pelajaran dengan
meminta siswa merapikan peralatan
tulis.
√ √
Jumlah 10 6 16
Total skor 54 64
Rata-rata 3.37 4
Kategori Baik Sangat Baik
49
Data pada tabel 4.3 hasil observasi kegiatan mengajar guru siklus I, perolehan
total skor pertemuan pertama sebanyak 54 skor rata-rata 3.37 kategori baik,
pertemuan kedua sebanyak 64 skor rata-rata 4 kategori sangat baik.
4.3.3.2. Hasil Analisis Observasi Kegiatan Siswa
Analisis data hasil kegiatan belajar siswa pelaksanaan siklus I selama dua
pertemuan yang dilakukan oleh observer yaitu guru kelas IV, dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.3
Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus I
No Aspek pengamatan Pertemuan
1 2
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Kesiapan peserta didik mengikuti pelajaran. √ √
2 Mendengarkan secara seksama saat
dijelaskan kompetensi/tujuan pembelajaran
yang akan dicapai.
√ √
3 Memperhatikan dengan baik ketika
dijelaskan materi pembelajaran.
√ √
4 Siswa terlibat aktif dan antusias dalam
proses pembelajaran.
√ √
5 Adanya interaksi positif antara siswa
dengan model pembelajaran yang
diterapkan.
√ √
6 Siswa dapat bekerja sama dengan baik
dalam menyelesaikan lembar kegiatan
turnamen.
√ √
7 Siswa bertanggung jawab dengan baik saat
kegiatan turnamen.
√ √
8 Siswa mampu menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh guru.
√ √
9 Siswa secara aktif ketika merangkum
materi pelajaran.
√ √
10 Siswa merespon secara positif ketika
diadakan evaluasi.
√ √
Jumlah 8
2
2
8
Total skor 32 38
Rata-rata 3.2 3.8
Kategori Baik Baik
50
Analisis hasil observasi kegiatan belajar siswa siklus I selama dua pertemuan,
perolehan total skor pertemuan pertama sebanyak 32 dengan skor rata-rata 3.2
kategori baik, pertemuan kedua sebanyak 38 skor rata-rata 3.8 kategori baik.
4.3.4. Hasil Belajar Siklus I
Perolehan data berdasarkan hasil analisis nilai tes formatif akhir pelaksanaan
siklus I dalam dua pertemuan tersedia dalam tabel berikut:
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siklus I
Rentang Kategori Siklsu I
Keterangan Frekuensi Persen
84-100 Tinggi 10 19.23% Tuntas
67-83 Sedang 27 51.92%
50-66 Rendah 11 21.15% Tidak
tuntas 33-49 Sangat rendah 4 7.69%
Total 52 100%
Nilai maksimal 90
Nilai minimum 45
Rata-rata 72.5
KKM 67
Data pada tabel 4.5 di atas mengambarkan banyaknya siswa yang tuntas pada
kategori tinggi 10 siswa 19.23%, kategori sedang 27 siswa 51.92%. jadi total
keseluruhan berjumlah 37 siswa 71.15%. sedangkan siswa yang tidak tuntas dengan
kategorikan rendan sebanyak 11 siswa 21.15%, kategori sangat rendah sebanyak 4
siswa 7.69%. Jumlah siswa yang tidak tuntas sebanyak 28.84%.
Tuntas 71.15%
Tidak Tuntas 28.84%
Gambar 4.1
Diagram Ketuntasan Siklus I
51
4.3.5. Refleksi Siklus I
Setelah pelaksanaan tindakan kelas Siklus I dengan lama pelaksanaan dua
pertemuan atau 4 jam pelajaran, peneliti meminta setiap siswa menuliskan pantun
berdasarkan kriteria pantun yang diajarkan sebelumnya dan melakukan wawancara
dengan siswa tentang model pembelajaran Cooperative Learning TGT (Team Games
Tournament). Beberapa kutipan wawancara dengan siswa adalah sebagai berikut:
“seru! Saya sangat semangat dan ingin menjadi kelompok yang
juara” (D.P, Mei 2016)
“ada nasehatnya, jadi belajar lebih semangat” (G.Ly, Mei 2016)
Kutipan wawancara di atas merupakan bentuk penilaian siswa terkait metode
pembelajaran Cooperative Learning TGT (Team Games Tournament). Hasil
wawancara tersebut menunjukan bahwa siswa merasa senang dapat bekerja sama
dengan kelompok dalam membuat pantun dan berlomba dalam balas membalas
pantun.Selain manfaat yang dirasakan siswa dalam melakukan pembelajaran, peneliti
juga ingin mengetahui kesulitan yang terjadi selama aktivitas belajar dengan
menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning TGT (Team Games
Tournament).
“sulit untuk tentukan temanya bu guru,, membingungkan dalam isi
pantun dan temannya” (SAL, Mei 2016).
“menentukan sampiran dan isi sangat sulit, berbeda-beda pendapat
dalam kelompok bu!” (ZHR, Mei 2016)
Penerapan model pembelajaran juga memberikan kesulitan tersendiri bagi
siswa dimana setiap siswa dalam kelompok harus bisa menemukan pilihan kata yang
tepat dalam menulis pantun yang terdiri dari sampiran dan isi.
Kesimpulan dari hasil ketuntasan belajar siswa pada siklus I melalui
penerapan model Cooperative Learning TGT (Team Games Tournament) bahwa,
terjadi peningkatan pada hasil belajar Bahasa Indonesia pembelajaran keterampilan
menulis pantun bagi siswa kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 07. Pernyataan tersebut
52
didasarkan oleh pencapaian ketuntasan siswa dari KKM 67 yang ditentukan. Siswa
yang tuntas berjumlah 37 siswa 71.15%, dan tidak tuntas sebanyak 28.84%.
4.4. Hasil Penelitian Siklus II
4.4.1. Pelaksanaan Siklus II Pertemuan I
Penelitian pada siklus II dilaksanakan dua pertemuan yaitu dengan
menerapkan Cooperative Learning TGT (Team Games Tournament). Pertemuan
pertama dengan materi pokok adalah keterampilan menulis pantun (pantun rumpang,
pantun berbalas), alokasi waktu pada setiap pertemuan adalah 2 x 35 menit atau 2 jam
pelajaran.
Sumber pelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah silabus kelas IV
SDN Sidorejo Lor 07 dan buku pelajaran Bahasa Indonesia Membuatku Cerdas
Untuk Sekolah Dasar Kelas 4 Tahun 2008 Karya Farika. Terdapat beberapa tahapan
pelaksanaan tindakan kelas yang dilakukan pada pertemuan I siklus II yaitu :
1. Kegiatan Perencanaan
Tahapan kegiatan perencanaan adalah penyusunan rencana kegiatan harian
yang terdiri dari :
a. Menyiapkan RPP model pembelajaran Cooperative Learning TGT (Team
Games Tournament) untuk siklus II pertemuan I dan pertemuan II
b. Menyiapkan lembar observasi kegiatan guru dan siswa untuk mengukur
keaktifan dan keberhasilan dalam kegiatan belajar mengajar.
2. Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan adalah kegiatan mengajar berdasarkan RPP yang telah
disiapkan sebelumnya dengan menerapkan model pembelajaran Cooperative
Learning TGT (Team Games Tournament). Pelaksanaan kegiatan terdiri dari
beberapa tahapan antara lain:
53
a. Pembukaan
1. Salam pembuka dan berdoa dengan dilanjutkan presensi.
2. Menanyakan kabar siswa hari ini.
3. Memeriksa kesiapan siswa untuk mengikuti pelajaran.
4. Guru melakukan apresiasi dengan menanyakan siswa tentang
keterampilan menulis pantun yang dilakukan pada pertemuan
sebelumnya.
b. Pengembangan
Aktifitas pengembangan pada pertemuan I siklus II adalah guru
memberikan contoh pantun rumpang, berharap siswa melengkapi
pantun.Guru meminta salah satu siswa menuliskan pantun sebagai contoh
di depan kelas, guru melakukan tanya jawab tentang contoh pantun yang
ditulis oleh siswa tersebut dan guru memberikan contoh pantun yang
berbalas-balasan.
c. Belajar Kelompok
Aktivitas belajar kelompok dilakukan dengan guru membagikan siswa
dalam kelompok yang terdiri dari 5 atau 6 siswa. Penentuan anggota
kelompok pada siklus II dilakukan dengan mengacak anggota kelompok
sehingga setiap siswa memiliki teman kelompok yang berbeda dari siklus
I.
d. Validitas Kelas
Aktivitas validitas kelas dilakukan oleh guru pada saat siswa sedang
membuat pantun bersama anggota kelompok. Validitas kelas dilakukan
untuk memastikan keterlibatan siswa dalam kelompok dalam membuat
pantun.
e. Turnamen
Pelaksanaan turnamen dilakukan dengan meminta setiap kelompok
melakukan presentasi pantun dengan membacakan pantun. Pantun
dibacakan secara berbalas-balsan antara kelompok berdaskan nomor
54
kelompok. Kelompok 1 berbalas-balasan dengan dengan kelompok 2,
kelompok 3 berbalas-balasan dengan kelompok 4, kelompok 5 berbalas-
balasan dengan kelompok 6, kelompok 7 berbalas-balasan dengan
kelompok 8. Penilian turnamen dilakukan dengan memperhatikan
indikator pantun yang terdapat pada setiap pantun yang dibuat masing-
masing kelompok dalam kelompok.
f. Penghargaan
Pengahargaan diberikan pada kelompok pemenang turnamen dengan skor
tertinggi. Penghargaan diperlukan untuk memberikan motivasi pada
kegiatan belajar berikutnya, penghargaan diberikan dalam bentuk hadiah
piagam penghargaan.
3. Kegiatan Pengamatan
Pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar observasi kegiatan
mengajar guru dan kegiatan belajar siswa. Pengamatan berlangsung pada saat
proses kegiatan pembelajaran dilaksanakan dan dilakukan oleh guru kelas IV.
4.4.2. Pelaksanaan Siklus II Pertemuan II
Kegiatan pertemuan II siklus II menggunakan materi pokok dan alokasi waktu
yang sama dengan pertemua I Siklus II yaitu 2 x 35 menit atau 2 jam pelajaran.
Sumber pelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah silabus kelas IV SDN
Sidorejo Lor 07 dan buku pelajaran Bahasa Indonesia Membuatku Cerdas Untuk
Sekolah Dasar Kelas 4 Tahun 2008 Karya Farika. Terdapat beberapa tahapan
pelaksanaan tindakan kelas yang dilakukan pada pertemuan I siklus II yaitu :
1. Kegiatan Perencanaan
Tahapan kegiatan perencanaan adalah penyusunan rencana kegiatan harian
yang terdiri dari :
d. Menyiapkan RPP model pembelajaran Cooperative Learning TGT (Team
Games Tournament) siklus I pertemuan I dan pertemuan II
55
e. Menyiapkan soal evaluasi guna mengetahui kemamuan siswa dalam
menulis pantun.
f. Menyiapkan lembar observasi untuk mengukur tingkat kemampuan.
2. Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan pertemuan II siklus I adalah kegiatan mengajar
berdasarkan RPP yang telah disiapkan sebelumnya, membahas kembali
pembelajaran pada pertemuan I dengan menerapkan model pembelajaran
Cooperative Learning TGT (Team Games Tournament), kemudian dilanjutkan
dengan tes formatif untuk mengukur keberhasilan terhadap penerapan model
yang diterapkan. Pelaksanaan kegiatan terdiri dari beberapa tahapan antara
lain:
a. Pembukaan
1. Salam pembuka dan berdoa dengan dilanjutkan presensi.
2. Menanyakan kabar siswa hari ini.
3. Memeriksa kesiapan siswa untuk mengikuti pelajaran.
4. Melakukan tanya jawab mengenai pembelajaran pada pertemuan I
tentang keterampilan menulis pantun.
5. Membangun motivasi dengan cara menyadarkan bahwa pentingnya
keterampilan menulis untuk mengungkapkan gagasan ide, atau
pendapat.
6. Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran dan tata tertib dan
ketentuan-ketentuan dalam pelaksanaan tes formatif yang akan
dilangsungkan.
b. Pelaksanaan
1. Tahap pelaksanaan siswa dan guru melakukan refleksi dengan
bertanya jawab tentang materi pertemuan I yang telah dipelajari.
Selanjutnya guru meminta siswa menyiapkan alat tulis dalam
pelaksanaan tes formatif.
56
2. Siswa dibagikan soal tes formatif dengan jumlah butiran soal 20 item,
jenis soal pilihan berganda dan alokasi waktu mengerjakan soal
selama 40 menit.
3. Siswa mengembalikan soal tes formatif kepada guru dengan cara
estapet mulai dari kursi paling belakang hingga paling depan.
3. Kegiatan Pengamatan
Pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar observasi kegiatan
mengajar guru dan kegiatan belajar siswa. Pengamatan berlangsung pada saat
proses kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelas IV.
4.4.3. Hasil Pengamatan Siklus II
4.4.3.1. Hasil Analisis Observasi Kegiatan Mengajar Guru
Analisis data hasil observasi kegiatan mengajar guru pada pertemuan pertama
dan kedua siklus II dilakukan oleh observer yaitu guru kelas IV, pelajaran Bahasa
Indonesia keterampilan menulis pantun menggunakan Cooperative Learning TGT
(Team Games Tournament). Standar Kompetensi 8. Mengungkapkan pikiran,
perasaan, dan informasi secara tertulis dalam bentuk pantun anak (Menulis).
Kompetensi dasar 8.3. Membuat pantun anak yang menarik tentang berbagai tema
(persahabatan, ketekunan, kepatuhan, dll.) sesuai dengan ciri-ciri pantun.
Hasil observasi kegiatan mengajar guru siklus II, perolehan total skor
pertemuan pertama sebanyak 55 skor, rata-rata 3.66 kategori baik, pertemuan kedua
sebanyak 64 skor, rata-rata 4 kategori sangat baik.
57
Tabel 4.5
Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus II
No Aspek pengamatan Pertemuan
1 2
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Guru memeriksa kesiapan ruang dan
alat serta media pembelajaran
√ √
2 Guru memeriksa kesiapan siswa √ √
3 Guru menyampaikan apersepsi dan
motivasi kepada siswa
√ √
4 Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran kepada siswa
√ √
5 Guru membentuk siswa menjadi
beberapa kelompok kecil
√ √
6 Guru menjelaskan secara singkat hal
penting dalam materi pelajaran
√ √
7 Guru menyampaikan kesepakatan
dalam pelaksanaan pembelajaran
Cooperative Learning TGT (Team
Games Tournament) pada siswa.
√ √
8 Guru membagikan materi dan media
pembelajaran pada masing-masing
kelompok
√ √
9 Guru membimbing kelompok secara
merata dalam kegitan turnamen.
√ √
10 Guru memberi kesempatan kelompok
melakukan kegiatan tournament
√ √
11 Guru memotivasi kelompok untuk
membangun kreatifitas dan partisipasi
siswa dalam kelompok
√ √
12 Guru membimbing siswa dalam
menyusun rangkuman materi pelajaran
√ √
13 Guru melakukan refleksi bersama siswa
memperbaiki penyimpangan terhadap
materi
√ √
14 Guru memberi umpan balik, adanya
hubungan timbal balik
√ √
15 Guru melakukan evaluasi pada akhir
pembelajaran
√ √
16 Guru menutup pelajaran dengan
meminta siswa merapikan peralatan
tulis.
√ √
Jumlah 10 5 16
Total skor 55 64
Rata-rata 3.66 4
Kategori Baik Sangat baik
58
4.4.3.2. Hasil Analisis Observasi Kegiatan Belajar Siswa.
Analisis data hasil kegiatan belajar siswa dalam dua pertemuan pelaksanaan
siklus II yang dilakukan oleh observer yaitu guru kelas IV, dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.6
Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus II
No Aspek pengamatan Pertemuan
2 3
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Kesiapan peserta didik mengikuti
pelajaran.
√ √
2 Mendengarkan secara seksama saat
dijelaskan kompetensi/tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
√ √
3 Memperhatikan dengan baik ketika
dijelaskan materi pembelajaran.
√ √
4 Siswa terlibat aktif dan antusias dalam
proses pembelajaran.
√ √
5 Adanya interaksi positif antara siswa
dengan model pembelajaran yang
diterapkan.
√ √
6 Siswa dapat bekerja sama dengan baik
dalam menyelesaikan lembar kegiatan
turnamen.
√ √
7 Siswa bertanggung jawab dengan baik
saat kegiatan turnamen.
√ √
8 Siswa mampu menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh guru.
√ √
9 Siswa secara aktif ketika merangkum
materi pelajaran.
√ √
10 Siswa merespon secara positif ketika
diadakan evaluasi.
√ √
Jumlah 2 8 10
Total skor 38 40
Rata-rata 3.8 4
Kategori Baik Sangat baik
Analisis hasil observasi kegiatan belajar siswa siklus II selama dua
pertemuan, perolehan total skor pertemuan pertama sebanyak 38 dengan skor rata-
rata 3.8 kategori baik, pertemuan kedua sebanyak 40 skor rata-rata 4 kategori sangat
baik.
59
4.4.4. Hasil Belajar Siklus II
Perolehan data berdasarkan hasil analisis nilai tes formatif akhir pelaksanaan
siklus II dalam dua pertemuan tersedia dalam tabel berikut:
Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siklus II
Rentang Kategori Siklsu II
Keterangan Frekuensi Persen
84-100 Tinggi 10 19.23% Tuntas
67-83 Sedang 36 69.23%
50-66 Rendah 6 11.53% Tidak
tuntas 33-49 Sangat rendah 0 0.00%
Total 52 100%
Nilai maksimal 90
Nilai minimum 55
Rata-rata 73.73
KKM 67
Data pada tabel 4.8 di atas menunjukan bahwa, banyaknya siswa yang
tuntas pada kategori tinggi 10 siswa 19.23%, kategori sedang 36 siswa 69.23%.
jadi total keseluruhan berjumlah 46 siswa 88.46%. Sedangkan siswa yang tidak
tuntas dengan kategorikan rendah sebanyak 6 siswa 11.53%, selanjutnya pada
kategori sangat rendah 0%. Jumlah siswa yang tidak tuntas sebanyak 11.53%.
Tuntas 88.46%
Tidak Tuntas 11.53%
Gambar 4.2
Diagram Ketuntasan Siklus II
60
4.4.5. Refleksi Siklus II
Setelah pelaksanaan tindakan kelas Siklus II dengan lama pelaksanaan dua
pertemuan atau 4 jam pelajaran, peneliti meminta setiap siswa menuliskan pantun
berdasarkan kriteria pantun yang diajarkan sebelumnya dan melakukan wawancara
dengan siswa tentang model pembelajaran Cooperative Learning TGT (Team Games
Tournament). Beberapa kutipan wawancara dengan siswa adalah sebagai berikut:
“senang dengan belajar kelompok karena kita saling berlomba mau
jadi yang terbaik” (A.P, Mei 2016)
“Berbalas-balas pantun bikin belajar jadi asik” (M.D, Mei 2016)
Kutipan wawancara di atas merupakan bentuk penilaian siswa terkait metode
pembelajaran Cooperative Learning TGT (Team Games Tournament). Hasil
wawancara tersebut menunjukan bahwa siswa merasa senang dapat bekerja sama
dengan kelompok dalam membuat pantun dan berlomba dalam balas membalas
pantun. Selain manfaat yang dirasakan siswa dalam melakukan pembelajaran, peneliti
juga ingin mengetahui kesulitan yang terjadi selama aktivitas belajar dengan
menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning TGT (Team Games
Tournament).
“Ada kesulitan Bu, kita kadang susah mencari kata yang cocok
untuk disusun menjadi pantun” (SAL, Mei 2016).
“Susahnya di pemilihan kata biar bisa pas sama rima ab-ab, atau
aa-bb.” (ZHR, Mei 2016)
Kesimpulan dari hasil ketuntasan belajar siswa pada siklus II melalui
penerapan model Cooperative Learning TGT (Team Games Tournament) bahwa,
terjadi peningkatan pada hasil belajar Bahasa Indonesia pembelajaran keterampilan
menulis pantun bagi siswa kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 07. Pernyataan tersebut
didasarkan oleh pencapaian ketuntasan siswa dari KKM 67 yang ditentukan. Siswa
yang tuntas sebanyak 46 siswa 88.46%, dan yang tidak tuntas sebanyak 6 siswa
11.53%. Ketidak tuntasan siswa dalam mengerjakan soal tes formatif disebabkan oleh
61
kekeliruan siswa pada saat memberi jawababan pada soal tes, sehingga nilai yang
diperoleh belum mencapai nilai minimal atau KKM yang ditetapkan.
4.5. Rekapitulasi Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Proses pengumpulan data pada penelitian yaitu dari tahap awal penelitian
melalui observasi sebelum melakukan tindakan (pra siklus) hingga dilaksanakan
tindakan (siklus I dan siklus II), sehingga diperoleh data sebagaimana tertera pada
tabel berikut:
Tabel 4.8
Rekapitulasi Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Rentang Kategori Pra Siklus Siklus I Siklus II
Keterangan Fn Persen Fn Persen Fn Persen
84-100 Tinggi 10 19.23% 10 19.23% 10 19.23% Tuntas
67-83 Sedang 10 19.23% 27 51.92% 36 69.23%
50-66 Rendah 22 42.30% 11 21.15% 6 11.53% Tidak Tuntas 33-49 Sangat rendah 10 19.23% 4 7.69% 0 0.00%
Total 52 100% 52 52 52 100%
Nilai Maksimal 95 90 90
Nilai Minimum 62 45 55
Rata-rata 65.25 72.5 73.73
KKM 67 67 67
Data pada tabel 4.9 di atas meunjukan tuntas dan tidak tuntasnya siswa dalam
belajar sebelum dilakukan tindakan hingga setelah dilakukan tindakan. Banyaknya
siswa yang tuntas pada pra siklus sebanyak 20 siswa 38.46%, tidak tuntas sebanyak
32 siswa 61.53% . Setelah dilakukan penelitian dengan menerapkan model
Cooperative Learning TGT (Team Games Tournament), hasil belajar siswa pada
siklus I adalah sebanyak 15 siswa 28.84% tidak tuntas, sebanyak 37 siswa 71.15%
tuntas. Selanjutnya pada siklus II hasil yang diperoleh adalah sebanyak 46 siswa
88.46% tuntas, sebanyak 6 siswa 11.53% tidak tuntas.
62
4.6. Pembahasan
Penelitian yang dilaksanakan merupakan jenis penelitian tindakan kelas, yang
difokuskan untuk membuktikan apakah melalui penerapan model Cooperative
Learning TGT (Team Games Tournament) mampu meningkatkan keterampilan
menulis pantun bagi siswa kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 07 Kecamatan Sidorejo
Kota Salatiga.
Hasil observasi dan wawancara yang dilakukan sebelum dilakukan tindakan,
siswa kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 07 masih terdapat siswa yang tidak tuntas
dalam pelajaran keterampilan menulis pantun. Berdasarkan identifikasi masalah yang
menjadi penyebab permasalahan yang dihadapi siswa adalah guru lebih cenderung
menggunakan model pembelajaran yang bersifat konvensional sehingga,
mengakibatkan kurangnya kemampuan siswa dalam belajar keterampilan menulis
pantun.
Hasil belajar Bahasa Indonesia keterampilan menulis pantun siswa kelas IV
SD Negeri Sidorejo Lor 07 yang diperoleh setelah dilakukan tindakan melalui
penerapan model Cooperative Learning TGT (Team Games Tournament) mengalami
peningkatan. Rekapitulasi hasil belajar siswa berdasarkan kegiatan pra siklus hingga
siklus I dan Siklus II sudah terdapat peningkatan hasil belajar yang sangat signifikan
berdasarkan hasil perentasi tingkat ketuntasan belajar siswa. Ketuntasan belajar siswa
pada kategori tinggi dengan rentang (84-10) pra siklus, siklus I, dan siklus II
memperoleh nilai yang sama namun dengan siswa yang berbeda yaitu sebesar 19.23%
atau 10 siswa. Kategori sedang dentang nilai (67-83) pra siklus sebanyak 19.23% 10
siswa, siklus I sebanyak 51.92% 27 siswa, dan siklus II meningkat sebanyak 69.23%
36 siswa.
63
Ketidak tuntasan siswa dalam belajar keterampilan menulis pantun kategori
rendah dengan rentang nilai (50-66) pra siklus sebanyak 42.30% 22 siswa, siklus I
sebanyak 21.15% 11 siswa, dan siklus II sebanyak 11.53% 6 siswa. Sedangkan pada
kategori sangat rendah dengan rentang (33-49) pra siklus sebanyak 19.23% 10 siswa,
siklus I sebanyak 7.69% 4 siswa, dan siklus II sebanyak 0.00% artinya tidak terdapat
siswa pada kategori nilai sangat rendah.
Nilai maksimal yang diperoleh siswa pada pra siklus sebesar 95, nilai minimal
62 dengan nilai rata-rata kelas sebesar 65.25. pelaksanaan siklus I nilai maksimal
perolehan siswa sebesar 90, nilai minimal 45 dan nilai rata-rata kelas sebesar 72.5.
pada siklus II nilai maksimal siswa adalah sebesar 90, nilai minimal 55 dengan nilai
rata-rata kelas sebesar 73.73.
Perbedaan nilai maksimal dan nilai minimal dari pra siklus dan pada
pelaksanaan siklus I dan siklus II adalah terdapat pada jenis soal yang digunakan.
Pada pra siklus soal yang digunakan adalah esai, sementara pada pelaksanaan siklus I
dan siklus II soal yang digunakan adalah pilihan gandan sebanyak 20 item soal.
Hasil kegiatan siklus I adalah sebanyak 15 siswa 28.84% tidak tuntas,
sebanyak 37 siswa 71.15% tuntas. Selanjutnya pada siklus II hasil yang diperoleh
adalah sebanyak 46 siswa 88.46% tuntas, sebanyak 6 siswa 11.53% tidak tuntas.
Ketidak berhasilan siswa dalam mengerjakan soal tes formatif disebabkan oleh
ketidak telitian siswa dalam memberi jawaban pada setiap item soal yang disediakan,
adanya ketidak telitian tersebut mengakibatkan nilai yang diperoleh belum mencapai
nilai minimal atau KKM yang ditetapkan. Adanya ketidak tuntasan pelaksanaan
siklus II yaitu terdapat 11.53% siswa belum mencapai KKM 67, namun penelitian
telah dinyatakan berhasil dikarenakan persentasi pencapaian KKM sudah melampaui
indikator keberhasil yang ditentukan yaitu sebesar 85%.
64
Permasalahan yang dialami oleh siswa kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 07
diatasi melalui penerapan model Cooperative Learning TGT (Team Games
Tournament). Pelaksanaan dilakukan pada dua siklus, setiap siklus terdiri dari dua
pertemuan. Setiap pertemuan dilakukan pengamatan yaitu melalui lembar observasi
yang telah disediakan. Observasi dilakukan oleh guru kelas IV yaitu Ibu Restu Ari
Nurpratiwi, S.Pd.
Hasil observasi kegiatan guru pada siklus I pertemuan 1 skor perolehan
berjumlah 54 dengan skor rata-rata 3.37 dikategorikan baik. Pertemuan 2 jumlah skor
64 rata-rata skor 4 kategori sangat baik. Siklus II pertemuan 1 skor perolehan
berjumlah 55 skor rata-rata 3.66 dikategorikan baik. Skor perolehan pada pertemuan 2
jumlah skor 64 skor rata-rata 4 dengan kategori sangat baik. Selanjutnya adalah hasil
observasi kegiatan siswa pada kegiatan pembelajaran. Hasil siklus I pertemuan 1
jumlah skor 32 dengan rata-rata 3.2 kategori baik, pertemuan 2 jumlah skor 38
dengan rata-rata 3.8 kategori baik. Hasil siklus II jumlah skor 38 dengan rata-rata 3.8
kategori baik. Pertemuan 2 jumlah skor 40 dengan rata-rata 4 kategori sangat baik.
Hasil penelitian yang telah dilaksanakan, terdapat kesamaan dengan hasil
penelitian terdahulu seperti yang dilakukan oleh:
1. Penelitian oleh Silvi Wahyu Setiana (2013), pada siklus I ketuntasan klasikal
hasil belajar siswa mencapai 47,61% dan mengalami peningkatan pada siklus
II menjadi 83,33%. Pada siklus I aktivitas guru mencapai 58,96% sedangkan
pada siklus II meningkat menjadi 91,67%. Aktivitas siswa pada siklus I
menunjukan persentase sebesar 50,08 % dan pada siklus II naik menjadi
86,9%. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (teams, games,
and tournament) dapat meningkatkan hasil belajar siswa materi penjumlahan
bilangan pecahan.
65
2. Penelitian oleh Sri Wilujeng (2013), Hasil penelitian yang diperoleh dari
penilaian hasil belajar siswa kelas IV pada siklus I yaitu: (1) rata-rata kelas
67,29; (2) ketuntasan belajar secara klasikal 70,83%; (3) rata-rata aktivitas
siswa 73,19%; (4) nilai performansi guru 83,80%. Hasil belajar pada siklus II
yaitu : (1) rata-rata kelas 77,27; (2) ketuntasan belajar secara klasikal 90,90%;
(3) rata-rata aktivitas siswa 79,65%; (4) nilai performansi guru 90,60%.
3. Penelitian F. Herwanti (2009), hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk
proses belajar mengalami penigkatan yaitu penerimaan siswa terhadap
perbedaan individu mengalami peningkatan dari 80,56% pada siklus I menjadi
100% pada siklus II dan pengembangan ketrampilan sosial siswa mengalami
peningkatan dari 77,78% pada siklus I menjadi 100% pada siklus II.
Sedangkan hasil evaluasi juga mengalami peningkatan yaitu 66,67% pada
siklus I kemudian menjadi 100% pada siklus II.
Model Cooperative Learning TGT (Team Games Tournament) menurut
Salvin, (2010) terdapat lima komponen yaitu, persentasi kelas, tim, games, turnamen,
rekognisi tim. Dari kelima komponen tersebut merukan suatu rangkaian yang mampu
membangkitkan keinginan siswa dalam belajar. Pada tingkatan usia anak Sekolah
Dasar, merupakan tingkatan usia yang bermain adalah hal yang dominan, sehingga
apabila dalam belajar sambil bermain anak akan lebih aktif dan mampu mengikuti
pelajaran dengan sebaik mungkin. Sehingga terbukti bahwa, dalam penerapan model
Cooperative Learning TGT (Team Games Tournament) pada SD Negeri Sidorejo Lor
07, mampu meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi
pokok menulis pantun.
66
Melalui hasil penelitian dan teori mengenai Cooperative Learning TGT (Team
Games Tournament) terdahulu, maka dapat dipaparan implikasi teoritis dan implikasi
praktis. Pada penerapan model Cooperative Learning TGT (Team Games
Tournament) siswa dituntut untuk bekerja mandiri, saling mendukung dalam
kelompok, hal tersebut akan membangun rasa ingin tahu yang tinggi. Siswa juga
dituntut untuk mampu mempertanggung jawabkan apa yang mejadi beban dalam
kelompoknya. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dengan cara bermain secara
tidak secara langsung disadari bahwa, pengimplikasian model pembelajaran tersebut
menanamkan beberapa karakter kepada siswa misalnya saling menghargai,
kerjasama, tekun, dan sebaginya.