bab iv hasil penelitian dan pembahasan -...
TRANSCRIPT
53
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
Pelatihan merupakan hal yang sangat penting,
tetapi tanpa didukung dengan program yang tepat
maka pelatihan itu tidak akan berjalan sesuai dengan
tujuan yang diinginkan, maka peneliti melakukan
evaluasi terhadap Program Pelatihan Peningkatan
Kompetensi Guru Bahasa Inggris SMP melalui
Pemberdayaan MGMP di Kabupaten Kendal.
Evaluasi program pelatihan peningkatan
kompetensi guru Bahasa Inggris SMP seharusnya
dilakukan setiap selesai kegiatan pelatihan, sehingga
panitia penyelenggara, guru peserta, kepala sekolah
dan dinas pendidikan terkait dapat mengetahui
kekurangan dan kelebihan dari pelatihan tersebut
ditinjau dari kebutuhan guru Bahasa Inggris (Context),
program pelatihan, tim pelaksana pelatihan dan sarana
prasarana (Input), persiapan dan proses pelatihan
(Process) serta prestasi hasil belajar dan kinerja guru
(Product).
54
4.1.1 Deskripsi Context Program Pelatihan
Peningkatan Kompetensi Guru Bahasa
Inggris SMP
Hasil analisis context di MGMP Bahasa Inggris
Sub Rayon Boja menunjukkan ada 30 guru Bahasa
Inggris yang tersebar di 10 sekolah negeri dan 6
sekolah swasta. Ada 15 guru Bahasa Inggris yang
mempunyai pengalaman mengajar lebih dari 10 tahun,
dan separuhnya lagi mempunyai pengalaman mengajar
lebih dari 5 tahun. Sehingga berdasarkan masa
kerjanya guru-guru Bahasa Inggris di Sub Rayon Boja
telah memiliki masa kerja yang memadai. Berdasarkan
usia guru-guru Bahasa Inggris Sub Rayon Boja bisa
dikelompokkan menjadi tiga generasi yaitu generasi
kelompok usia 50 tahunan, kelompok usia 40 tahunan
dan kelompok usia sekitar 30 tahunan. Dari tiga
kelompok generasi itu masing-masing guru memiliki
latar belakang pendidikan yang berbeda, pada generasi
kelompok usia 50 tahunan ada 6 orang guru yang
belum sarjana, 3 orang guru dari sekolah negeri dan 3
orang guru dari sekolah swasta, sedangkan yang
sarjana ada 1 orang guru yang berasal dari sekolah
negeri. Untuk generasi kelompok usia 40 tahunan, ada
2 orang guru yang belum sarjana, keduanya dari
sekolah negeri, 11 orang guru sudah sarjana, yang 10
orang guru dari sekolah negeri dan satu orang guru
dari sekolah swasta. Untuk generasi kelompok usia 30
tahunan ada 10 orang guru, semuanya sudah sarjana,
6 orang guru berasal dari sekolah negeri dan 4 orang
guru dari sekolah swasta. Dengan latar belakang
55
pendidikan yang bervariasi serta pengalaman mengajar
yang berbeda-beda menjadikan forum MGMP sebagai
sarana kegiatan pelatihan yang penting untuk
meningkatkan kompetensi guru Bahasa Inggris. Dari
hasil wawancara dengan seorang guru senior di SMP 1
Boja yang bernama Yustina Sri Rahayu mengatakan
bahwa:
Sebagai anggota MGMP Bahasa Inggris yang sudah
tergolong tua, saya itu merasa kompetensi mengajar
saya masih sangat kurang bila dibandingkan dengan
teman-teman guru yang masih muda. Sementara kalau saya harus mengikuti pelatihan-pelatihan
yang diselenggarakan oleh LPMP, saya agak
kesulitan untuk mengatur waktunya. Sehingga
pelatihan melalui MGMP itulah yang saya perlukan,
karena pelaksanaannya tidak mengganggu jadwal mengajar saya (Wawancara pada tanggal 23
Desember 2014).
Peningkatan kompetensi dan profesionalisme
guru Bahasa Inggris melalui pelatihan di dalam forum
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) menjadi
suatu kebutuhan bagi mayoritas guru terutama
kebutuhan akan pengetahuan dan ketrampilan dalam
pengembangan silabus, bahan ajar, model dan
perangkat pembelajaran dan juga Penelitian Tindakan
Kelas (PTK). Kebutuhan akan pelatihan itu juga
didasarkan pada hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) yang
menunjukkan bahwa masih banyak guru Bahasa
Inggris SMP yang tingkat kompetensinya dibawah
standar kelulusan. Hal ini dipertegas oleh seorang guru
SMP 1 Singorojo yang bernama Heri Supriyanto, dalam
wawancaranya yang mengatakan bahwa:
56
Terus terang setelah saya dan teman-teman mengikuti UKG dan hasilnya masih di bawah
standar kompetensi, membuat saya harus banyak
belajar lagi. Padahal saya tidak begitu menguasai IT,
jadi saya menginginkan ada pelatihan yang
dilaksanakan oleh MGMP yang memasukkan materi tentang Pengembangan Bahan Ajar. Selain itu saya
juga ingin adanya pelatihan tentang penulisan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) (Wawancara pada
tanggal 3 Januari 2015).
Hal senada ditegaskan juga oleh seorang guru
SMP 1 Limbangan yang bernama Suharno,
menyampaikan pernyataan sebagai berikut:
Menurut pendapat saya, pelatihan untuk guru
Bahasa Inggris itu, akan lebih bagus kalau materi
tatarnya seperti yang kami butuhkan yaitu tentang
bahan ajar, pengembangan model dan perangkat
pembelajaran. Karena ketiganya saling berkaitan dengan perkembangan kurikulum (Wawancara pada
tanggal 3 Januari 2015).
Dari hasil wawancara dengan sejumlah guru
lainnya, pada dasarnya mereka membutuhkan
pelatihan untuk penyegaran materi pembelajaran,
penyusunan perangkat pembelajaran, pemilihan model
pembelajaran dan pengembangan diri berupa penulisan
karya ilmiah terutama Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Ditinjau dari dana Block Grant Tahun 2013 yang
diterimakan ke masing-masing MGMP, termasuk
MGMP Bahasa Inggris merupakan peluang bagi
pengurus MGMP untuk memenuhi kebutuhan
pelatihan peningkatan kompetensi dan profesionalisme
guru yang selama ini dibutuhkan oleh para anggota
MGMP. Kutipan wawancara dengan seorang pengurus
MGMP yang juga menjadi panitia penyelenggara
57
pelatihan peningkatan kompetensi guru Bahasa Inggris
mengatakan bahwa:
Kami sebagai pengurus MGMP menjadi tumpuan
harapan dari seluruh anggota untuk memenuhi
kebutuhan mereka akan peningkatan kompetensi
dan ketrampilan mereka dalam melaksanakan tugas-tugas mereka sebagai guru Bahasa Inggris. Dengan adanya bantuan Block Grant yang kami
terima ini, kami jadi terbantu untuk merealisasikan
kebutuhan para teman-teman guru tersebut
(Wawancara pada tanggal 8 Januari 2015)
Dari hasil wawancara dengan panitia
penyelenggara dan peserta pelatihan serta studi
dokumentasi diperoleh data bahwa dalam
penyelenggaraan pelatihan peningkatan kompetensi
guru Bahasa Inggris SMP melalui pemberdayaan MGMP
disesuaikan dengan kebutuhan peserta pelatihan.
Sebelum dilaksanakannya kegiatan MGMP Bahasa
Inggris Kabupaten Kendal telah menetapkan rencana
operasional sesuai dana Block Grant yang diterima dari
pemerintah. Adapun tujuan dari penyusunan rencana
operasional kegiatan ini adalah sebagai panduan dalam
penyelenggaraan pelatihan, sebagai acuan analisis dan
penggunaan hasil penyelenggaraan pelatihan, sebagai
pedoman dan pembelajaran standar penyelenggaraan
pelatihan untuk mencapai kompetensi yang telah
ditentukan.
Kutipan hasil wawancara dengan seorang peserta
pelatihan yang bernama Detty Yuniarsari menyatakan
bahwa:
Yang saya ketahui latar belakang dari
penyelenggaraan pelatihan peningkatan kompetensi
58
guru Bahasa Inggris SMP melalui pemberdayaan MGMP adalah dalam rangka memenuhi kebutuhan
sebagian besar guru Bahasa Inggris SMP akan
pentingnya peningkatan kompetensi dan
ketrampilan kami dalam melaksanakan tugas
sebagai guru Bahasa Inggris (Wawancara pada
tanggal 3 Januari 2015).
Adapun tujuan umum dari penyelenggaraan
pelatihan adalah untuk meningkatkan kompetensi guru
dan secara khusus untuk meningkatkan kemampuan,
ketrampilan dan wawasan guru SMP mata pelajaran
Bahasa Inggris dalam melaksanakan tugas sehari-
harinya. Hasil studi dokumen dan wawancara
ditemukan bahwa dasar hukum penyelenggaraan
pelatihan yang digunakan sebagai rujukan adalah
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Dari hasil wawancara dengan
panitia penyelenggara dan ditunjang dengan studi
dokumen tersebut diperoleh data bahwa banyak pula
peraturan pemerintah yang mendukung terhadap
pelaksanaan pelatihan peningkatan kompetensi guru.
Pernyataan ini dipertegas oleh salah satu panitia
penyelenggara pelatihan bernama Sri Raharjo, sebagai
berikut:
Dasar yang kami gunakan dalam melaksanakan
tugas sebagai pelaksana/pengelola pelatihan adalah
UU Sisdikas dan buku pedoman yang diterbitkan
direktorat pembinaan diklat dirjen PMPTK Depdiknas (Wawancara pada tanggal 8 Januari
2015).
Berdasarkan undang-undang tersebut di atas
dan juga peraturan pemerintah lainnya panitia
penyelenggara pelatihan menyusun program pelatihan
peningkatan kompetensi guru Bahasa Inggris SMP
59
melalui pemberdayaan MGMP untuk memenuhi
kebutuhan guru-guru Bahasa Inggris SMP.
4.1.2. Deskripsi Input Program Pelatihan
Peningkatan Kompetsensi Guru Bahasa
Inggris
Hasil analisis input di MGMP Bahasa Inggris Sub
Rayon Boja menunjukkan di dalam pelatihan
peningkatan kompetensi guru Bahasa Inggris SMP
ditinjau dari dua hal yaitu program pelatihan, tim
pelaksana, biaya dan sarana prasarana.
4.1.2.1 Program Pelatihan
Program pelatihan terdapat dalam proposal
kegiatan yang disusun oleh pengurus MGMP dengan
persetujuan dari Dinas Pendidikan Kabupaten Kendal.
Dalam program pelatihan terdapat deskripsi materi
yang memuat materi umum yaitu Kebijakan Umum
Kegiatan Pemberdayaan MGMP Bahasa Inggris SMP
dan materi pokok yaitu Pengembangan Silabus dan
Perangkat Pembelajaran, Landasan Filosofi Pendidikan
Bahasa Inggris, Telaah KTSP, Pengembangan Model-
model Pembelajaran, Pengembangan Bahan Ajar
Berbasis Kompetensi, Pembelajaran Jenis-jenis Teks,
dan Penelitian Tindakan Kelas. Dalam program
pelatihan juga memuat jadwal kegiatan pelaksanaan
pelatihan. Dari hasil studi dokumen jadwal kegiatan
pelaksanaan pelatihan peningkatan kompetensi guru
Bahasa Inggris SMP melalui pemberdayaan MGMP
Tahun 2013 sebagai berikut:
60
Tabel 4.1 Jadwal Kegiatan Pelatihan Peningkatan
Kompetensi Guru Bahasa Inggris SMP
Tahun 2013
N
o. Hari/Tgl Jam Materi Pengampu
1. Selasa,
8 Okt 2013
07.30-09.00
09.00-10.30
10.30-12.00
12.00-12.30 12.30-15.30
Kebijakan Dinas
Pendidikan Kendal Sosialisasi Prog
Revitalisasi MGMP
Landasan Filosofis
Pend. B. Inggris
Istirahat Pengembangan
Silabus dan
Perangkat
Pembelajaran
Dinas
Pengarah
Fandholi,
S.Pd
Retno, S.Pd
2. Selasa,
15 Okt 2013
07.30-10.30
10.30-12.00
12.00-12.30
12.30-15.30
Pengemb Silabus
dan Per Pembel Pengemb Bahan
Ajar Berbasis Kom
Istirahat
Pembelajaran Teks
Procedure
Retno, S.Pd
Fandholi,
S.Pd
Elly N, S.Pd
3. Selasa,
22 Okt 2013
07.30-11.15
11.15-12.00
12.00-12.30
12.30-15.30
Pengemb Bahan
Ajar Berbasis Kom Pembelajaran Teks
Descriptive
Istirahat
Pembelajaran Teks
Descriptive
Fandholi,
S.Pd
Retno, S.Pd
Retno, S.Pd
4. Selasa, 29 Okt
2013
07.30-11.15
11.15-12.00
12.00-12.30
12.30-15.30
Pembelajaran Teks Narrative
Pembelajaran Teks
Report
Istirahat
Pembelajaran Teks
Report
Elly N, S.Pd
Fandholi,
S.P
Fandholi,
S.P
5. Selasa, 5 Nov
2013
07.30-12.00 12.00-12.30
12.30-13.30
KTSP Istirahat
Media Pemb
Berbasis ICT
Retno,S.Pd
Fandholi,
S.P
6. Rabu,
12 Nov
2013
07.30-12.00
12.00-12.30 12.30-15.30
Pembelajaran Teks
Recount
Istirahat Model Pembelajaran
Elly N, S.Pd
Retno, S.Pd
61
7. Selasa,
19 Nov 2013
07.30-10.30
10.30-12.00 12.00-12.30
12.30-15.30
Media Pemb
Berbasis ICT PTK
Istirahat
PTK
Fandholi,
S.P Elly N, S.Pd
Elly N, S.Pd
8. Selasa,
26 Nov
2013
07.30-09.00
09.00-11.15
11.15-12.00 12.00-15.30
PTK
Diseminasi (Lesson
Study) Istirahat
Diseminasi (Lesson
Study)
Elly N, S.Pd
Tim Pem
Tim Pem
Dalam kaitanya dengan materi pelatihan
peningkatan kompetensi guru Bahasa Inggris SMP
melalui pemberdayaan MGMP, penulis telah
mengadakan wawancara dengan panitia penyelenggara
pelatihan, mereka menyatakan bahwa yang menyusun
deskripsi materi kegiatan adalah guru pemandu atau
instruktur. Seperti dikatakan oleh Sri Raharjo, ketua
pelaksana pelatihan sebagai berikut:
Untuk semua materi pelatihan kami serahkan sepenuhnya pada guru pemandu yang telah
mendapatkan pelatihan di LPMP dalam kegiatan Training of Trainer (ToT). Seluruh deskripsi materi
disusun oleh para guru pemandu, kami selaku
panitia hanya mencetak handoutnya saja. Guru
pemandu mengembangkan materi yang telah mereka peroleh dari Training of Trainer (ToT) di LPMP
(Wawancara pada tanggal 8 Januari 2015).
Untuk mengimplementasikan deskripsi materi
seperti yang tercantum dalam jadwal kegiatan, setiap
guru pemandu diharuskan membuat persiapan
mengajar. Seperti ditegaskan oleh guru pemandu yang
bernama Fandholi yang mengatakan bahwa:
Memang materi yang harus kami sampaikan kepada
para peserta harus kami kembangkan sendiri sesuai
62
dengan materi yang telah kami terima di kegiatan Training of Trainer (ToT) yang dilaksanakan oleh
LPMP. Materi pelatihan juga kami sesuaikan dengan
kompetensi guru sebagai peserta yang akan
menerima materi pembelajaran (Wawancara pada
tanggal 6 Januari 2915).
Desktripsi materi pelatihan yang telah
dikembangkan oleh guru pemandu diserahkan kepada
panitia penyelenggara untuk dicetak dalam bentuk
handout yang kemudian dibagikan kepada para peserta
pelatihan.
4.1.2.2 Tim Pelaksana Pelatihan
Pengurus MGMP Bahasa Inggris Rayon Kendal
merupakan forum kelompok guru-guru Bahasa Inggris
yang terdiri dari ketua, wakil ketua, bendahara,
sekretaris dan anggota yang terdiri dari semua ketua
MGMP Bahasa Inggris Sub Rayon. Pengurus MGMP
Rayon secara otomatis menjadi panitia penyelenggara
pelatihan yang dibantu oleh pengurus MGMP Sub
Rayon. Hal ini dipertegas oleh salah seorang pengurus
MGMP Sub Rayon yang bernama Arif Fajar, yang
mengatakan bahwa:
Meskipun kepanitiaan pelatihan ini secara otomatis
dipegang oleh pengurus Rayon, tapi saya sebagai
ketua Sub Rayon tetap diminta untuk membantu
pelaksanaan pelatihan yang ada di wilayah Sub Rayon saya (Wawancara pada tanggal 5 Januari
2015).
Untuk guru pemandu dalam pelatihan
peningkatan kompetensi guru Bahasa Inggris SMP
melalui pemberdayaan MGMP telah diseleksi oleh
Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP). Adapun
63
kriterianya adalah menguasai materi substansi,
menguasai metodologi pengajaran dan telah memiliki
pengalaman mengajar, serta telah mengikuti Training of
Trainer (ToT) sesuai latar belakang pendidikannya.
Sedangkan dari hasil wawancara dengan salah satu
guru pemandu, diperoleh data bahwa ada 6 guru
pemandu yang telah lolos seleksi di LPMP, terbagi
menjadi dua kelompok kerja. Tiga orang guru pemandu
menjadi instruktur di kelompok kerja Sub Rayon Boja,
sedangkan tiga lainnya menjadi instruktur di kelompok
kerja Sub Rayon Weleri. Informasi ini ditegaskan oleh
Retno Sulistyowati, salah satu instruktur dalam
pelatihan peningkatan kompetensi guru Bahasa Inggris
SMP Tahun 2013, yang mengatakan sebagai berikut:
Sebenarnya yang ikut seleksi guru pemandu itu ada
30 orang, tapi yang lolos hanya 6 orang. Oleh karena
itu dalam pelaksanaan pelatihan kami hanya bertiga
dalam satu kelompok kerja, karena tiga guru
pemandu lainnya harus menjadi instruktur di
kelompok kerja satunya (Wawancara pada tanggal 6
Januari 2015).
Dari hasil studi dokumen diperoleh data tentang
guru Bahasa Inggris SMP Kabupaten Kendal yang lolos
seleksi sebagai guru pemandu yaitu ada pada tabel
berikut:
Tabel 4.2 Daftar Guru Pemandu Tahun 2013
NO NAMA NIP GO
L JABATAN
1. ARIFIYATI N,
S.S 197610032005012005
III/
C
Guru
Pemandu
2. DYAH N, S.Pd 197303311998022001 IV/
A
Guru
Pemandu
3. FANDHOLI, 197107031994121001 IV/ Guru
64
S.Pd A Pemandu
4. ELLY N, S.Pd 197011242000122003 IV/
A
Guru
Pemandu
5. RETNO S, S.Pd 197007051997022004 IV/A
Guru Pemandu
6.
St. DWI
SETYONO,
S.Pd
- - Guru
Pemandu
Hasil wawancara dengan pengelola pelaksanaan
pelatihan dan studi dokumentasi menunjukkan bahwa
susunan kepanitiaan dalam kegiatan pelatihan
peningkatan kompetensi guru Bahasa Inggris SMP
melalui pemberdayaaan MGMP ini terdiri dari ketua,
sekretaris, bendahara, seksi penyelenggara dan seksi
akademik. Hal ini dipertegas oleh Sri Raharjo selaku
ketua panitia penyelenggara pelatihan yang
mengatakan sebagai berikut:
Untuk kepanitiaan program pelatihan hanya terdiri
dari ketua yaitu saya sendiri, sekretaris, bendahara, seksi penyelenggara pelatihan, dan 3 seksi
akademik. Jadi kami para panitia inilah yang
menyusun semua program pelatihan ini (Wawancara
pada tanggal 8 Januari 2015).
Kriteria panitia penyelenggara pelatihan adalah
menguasai atau memilki kemampuan di bidang
pelatihan, memiliki pengalaman dalam mengelola
pelatihan dan yang bersangkutan adalah menjadi
pengurus MGMP Bahasa Inggris Kabupaten Kendal.
Pengurus MGMP Bahasa Inggris SMP Rayon Kendal
selaku panitia penyelenggara menentukan susunan
kepanitiaan pelatihan peningkatan kompetensi guru
Bahasa Inggris SMP dengan musyawarah bersama
pengurus MGMP Bahasa Inggris SMP dari 7 Sub Rayon.
65
Dari hasil wawancara dan studi dokumen diperoleh
data bahwa masing-masing kelompok kerja memiliki
kepanitiaan sendiri. Hal ini ditegaskan oleh ketua
MGMP Bahasa Inggris SMP Rayon Kendal yang
bernama Sri Raharjo, mengatakan sebagai berikut:
Sesuai dengan program pelatihan, untuk
pelaksanaan kegiatan pelatihan melalui
pemberdayaan MGMP ini, kami membentuk kepanitiaan di setiap kelompok kerja, yang
susunannya sama seperti yang sudah saya katakan
sebelumnya (Wawancara pada tanggal 8 Januari
2015).
Dari hasil studi dokumen diperoleh data tentang
susunan kepanitiaan pelatihan kelompok kerja I, Sub
Rayon Boja yaitu seperti tabel berikut:
Tabel 4.3
Susunan Kepanitiaan Pelatihan Peningkatan
Kompetensi Guru Bahasa Inggris SMP Tahun 2013
NO NAMA JABATAN
1. Drs. Sri Raharjo Ketua
2. Drs. Ahmad Budi Susilo Sekretaris
3. Retno Sulistyowati, S.Pd Bendahara
4. Drs. Ahmad Budi Susilo Seksi Penyelenggara
5. Elly Nilawati, S.Pd Seksi Akademik
6. Retno Sulistyowati, S.Pd Seksi Akademik
7. Fandholi, S.Pd Seksi Akademik
4.1.2.3 Pembiayaan dan Sarana Prasarana
Berdasarkan anggaran dalam program pelatihan
untuk pembiayaan pelatihan melalui pemberdayaan
MGMP ini didasarkan pada dana bantuan langsung
(Block Grant) dari Dinas Pendidikan Kabupaten Kendal,
sebesar Rp 16.000.000,00 yang terbagi menjadi 2
66
kelompok kerja (Pokja). Kelompok kerja I yang
dilaksanakan di Sub Rayon Boja mendapat dana
sebesar Rp 8.000.000,00 dan kelompok kerja II yang
dilaksanakan di Sub Rayon Weleri mendapat dana Rp
8.000.000,00. Dari hasil wawancara dan studi
dokumen dengan panitia penyelenggara diperoleh data
bahwa anggaran sebesar Rp 8.000.000,00 untuk satu
kelompok kerja dengan tujuan pencapaian kompetensi
yang harus dikuasai oleh peserta pelatihan dirasa
kurang mencukupi. Hal ini dipertegas oleh Sri Raharjo
selaku ketua panitia yang mengatakan sebagai berikut:
Memang bagi kami selaku pengelola pelatihan,
anggaran sebesar itu masih kurang mencukupi.
Karena kompetensi yang harus dicapai oleh peserta
pelatihan memerlukan sarana dan media yang
memadai, sehingga butuh biaya lebih besar untuk
pencapaian kompetensi tersebut (Wawancara pada
tanggal 6 Januari 2015).
Dengan terbatasnya anggaran dalam pelatihan
peningkatan kompetensi guru Bahasa Inggris SMP ini
berpengaruh pada ketersediaan sarana dan prasarana.
Adapun untuk sarana dan prasarananya kelompok
kerja I menggunakan Ruang Media di SMP 1 Boja
sebagai tempat pelaksanaan pelatihan. Untuk sarana
pendukung lainnya yaitu berupa LCD, panitia
menyediakan satu LCD untuk membantu guru
pemandu menyampaikan materinya pada peserta.
Disamping itu panitia juga menyediakan semua
kebutuhan alat tulis menulis seperti pensil, ballpoint,
kertas folio, dan HVS. Semua sarana dan prasarana
menjadi tanggung jawab panitia penyelenggara. Berikut
67
kami kutipkan wawancara dengan ketua penyelenggara
Sri Raharjo yang mengatakan bahwa:
Untuk kelancaran pelaksanaan pelatihan, semua
sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh peserta
dan guru pemandu sudah kami usahakan untuk
tersedia sebaik mungkin. Termasuk di dalamnya kebersihan ruangan, LCD, Laptop dan alat tulis
menulis (Wawancara pada tanggal 8 Januari 2015).
Berdasarkan uraian di atas bahwa dalam program
pelatihan peningkatan kompetensi guru Bahasa Inggris
SMP melalui pemberdayaan MGMP ini ada keterkaitan
hubungan yang erat dan saling mempengaruhi antara
anggaran yang ada dengan ketersediaan sarana
prasarana.
4.1.3 Deskripsi Process Program Pelatihan
Peningkatan Kompetensi Guru Bahasa Inggris
SMP
Berdasarkan hasil analisis pada aspek process,
pelatihan peningkatan kompetensi guru Bahasa Inggris
SMP melalui pemberdayaan MGMP, untuk aspek proses
tersebut diuraikan sebagai berikut:
4.1.3.1 Persiapan Pelatihan
Kegiatan yang perlu diperhatikan agar
pelaksanaan pelatihan sesuai dengan yang diharapkan
maka sebelum pelatihan sekurang-kurangnya telah
dipersiapkan langkah-langkah program pembelajaran
yang sesuai dengan kebutuhan peserta, fasilitas,
sarana dan prasarana, pengajar/fasilitator dan pre-test.
68
Sebelum pelaksanaan pelatihan perlu ditentukan
kriteria peserta pelatihan dan proses pemanggilannya.
Sesuai dengan Keputusan Kepala Lembaga
Administrasi Negara, Nomor: 193/XIII/10/6/2001, Bab
V pasal 16 adalah:
Penetapan peserta pelatihan bersifat selektif dan
merupakan penugasan instansi yang bersangkutan
untuk memenuhi persyaratan kompetensi jabatan, persyaratan umum bagi calon peserta pelatihan
adalah: memiliki potensi untuk dikembangkan,
memiliki motivasi tinggi untuk pengembangan diri,
mampu menjaga reputasi dan kredibilitas sebagai
PNS, memiliki dedikasi dan loyalitas terhadap tugas dan organisasinya, berprestasi baik dalam
melaksanakan tugas, dan sehat rohani serta
jasmani.
Hasil wawancara dengan pengelola pelakasanaan
pelatihan bernama Ahmad Budi Susilo mengatakan
bahwa:
Kriteria input peserta secara khusus adalah setiap
peserta dinyatakan sehat jasmani dan rohani yang
dikuatkan dengan surat keterangan dari dokter,
bertugas sebagai guru yang mengajar mata
pelajaran Bahasa Inggris, mampu mengimbaskan hasil pelatihan baik untuk diri sendiri maupun
untuk teman sejawat serta ditugaskan oleh kepala
sekolah yang bersangkutan (Wawancara pada
tanggal 8 Januari 2015).
Persyaratan peserta pelatihan ditentukan
bersama antara pejabat Dinas Pendidikan Kabupaten
dengan pengurus MGMP Bahasa Inggris SMP
Kabupaten Kendal. Proses pemilihan peserta pelatihan
melalui mekanisme yang ditempuh yaitu diawali dari
rapat koordinasi Dinas Pendidikan Kabupaten dengan
pengurus MGMP yang menginformasikan akan
diadakannya kegiatan pelatihan peningkatan
69
kompetensi guru Bahasa Inggris SMP melalui
pemberdayaan MGMP, dalam rapat tersebut pengurus
MGMP diminta mengusulkan calon peserta pelatihan,
usulan dari pengurus MGMP tersebut hendaknya
sesuai dengan kriteria peserta di atas, dan urutan
prioritas untuk mengikuti pelatihan bagi guru-guru
yang ditentukan oleh pengurus MGMP Bahasa Inggris
di tingkat kabupaten .
Mekanisme pemanggilan peserta menempuh
jalur, pertama pengurus MGMP mengusulkan calon
peserta pelatihan ke Dinas Pendidikan Kabupaten,
selanjutnya Dinas Pendidikan Kabupaten membuat
draft pemanggilan untuk ditandatangani Kepala Dinas
Pendidikan Kabupaten Kendal. Setelah selesai surat
pemanggilan, Dinas Pendidikan Kabupaten
mengirimkan surat panggilan terhadap guru-guru yang
akan mengikuti pelatihan dengan tembusan ke
pengurus MGMP ke semua sekolah yang ada peserta
pelatihannya. Sasaran peserta yang sudah melewati
mekanisme pemanggilan ditetapkan dalam program
kerja pelatihan peningkatan kompetensi guru Bahasa
Inggris SMP melalui pemberdayaan MGMP.
Pada tahap persiapan pelatihan yang perlu
dianalisis adalah persiapan mengajar para guru
pemandu. Dibawah ini kutipan hasil wawancara dari
peserta pelatihan bernama Kristina Wijayanti, yang
mengatakan bahwa:
Untuk tahap persiapan mengajar guru pemandu
sudah baik yang mana kesiapan alat dan materi pembelajaran sudah mengacu pada struktur
70
program, kegiatan media pelatihan mampu menunjang kompetensi yang akan dicapai. Namun
ada juga kekurangan dalam tahap persiapan
mengajar mereka yaitu LCD tidak dipersiapkan
dengan baik (Wawancara pada tanggal 23 Desember
2014)
Hal senada dipertegas oleh panitia penyelenggara
yang bernama Ahmad Budi Susilo, yang mengatakan
bahwa:
Dari pengamatan kami terhadap kesiapan guru
pemandu dalam memberikan materi pada para
peserta sudah tersusun rapi yaitu mulai dari pemberian pre-test, dilanjutkan dengan materi
umum dan materi pokok pelatihan.materi
(Wawancara pada tanggal 6 Januari 2015).
Dari hasil wawancara dengan peserta pelatihan
dan panitia penyelenggara pelatihan, 80% mengatakan
bahwa persiapan mengajar guru pemandu sudah baik,
terutama dalam materi pembelajaran yang mengacu
pada struktur program dan 10% mengatakan cukup,
khususnya dalam kegiatan media pelatihan menunjang
kompetensi yang akan dicapai; dan 10% mengatakan
kurang yaitu dalam hal kesiapan Laptop/LCD.
4.1.3.2 Proses Pelatihan
Di samping persiapan mengajar, dilakukan juga
analisis terhadap penampilan mengajar guru pemandu
sebagai pengajar dalam pelatihan peningkatan
kompetensi guru Bahasa Inggris SMP melalui
pemberdayaan MGMP di Kabupaten Kendal. Dari hasil
wawancara dengan peserta pelatihan dan studi
dokumentasi, diperoleh informasi sebagai berikut: 80%
peserta pelatihan mengatakan bahwa penampilan
71
mengajar guru pemandu baik, yaitu tentang
penguasaan materi bidang studi. Ada 20% peserta
pelatihan mengatakan cukup, yaitu pada pembelajaran
yang berorientasi pada peserta, pengaturan ruangan
dan strategi dalam bertanya terhadap peserta dan
ketercapaian kompetensi. Hal ini dipertegas oleh
peserta pelatihan yang bernama Kristina Wijayanti,
yang mengatakan bahwa:
Menurut saya penampilan para guru pemandu
sudah baik, terutama pada penguasaan materi yang disampaikan. Mereka sangat jelas dalam
menyampaikan materi bidang studi tentang
pembelajaran jenis-jenis teks, cuma ada satu materi
yang saya rasa agak teoritis (Wawancara pada
tanggal 23 Desember 2014).
Hal senada dipertegas oleh peserta lain yang bernama
Lilik Budi Santoso, yang mengatakan bahwa:
Pada saat guru pemendu mengisi kegiatan
pelatihan, penempilannya sudah baik, mereka bisa
menguasai kelas, terutama dalam menjawab
pertanyaan-pertanyan kami (Wawancara pada
tanggal 3 Januari 2015).
Pernyataan ini juga dipertegas oleh Roro Rujiati pada
saat kami wawancarai, pada tanggal 5 Januari 2015,
yang mengatakan sebagai berikut:
Bagi saya penampilan guru pemandu sudah baik,
mereka sangat jelas dalam menyampaikan materi pelatihan dan selalu menjawab semua pertanyaan
peserta dengan jelas pula (Wawancara pada tanggal
5 Januari 2015).
Evaluasi berikutnya adalah persepsi peserta
pelatihan terhadap keberhasilan pelaksanaan
pelatihan. Dari wawancara kami dengan peserta
72
pelatihan yang bernama Wasis, yang mengatakan
bahwa:
Sebagai peserta saya menilai bahwa pelaksanaan
pelatihan sudah berhasil baik, hal ini saya lihat dari
segi persiapan sampai dengan penilaian akhirnya.
Kalaupun ada sedikit masukan yaitu tentang materi ajarnya saja yang lebih cenderung teoritis. Tapi
mayoritas baik kok (Wawancara pada tanggal 5
Januari 2015).
Pernyataan ini juga dipertegas oleh Niken Wulandari,
rekan kerjanya Wasis yang mengatakan bahwa:
Materi pelatihan yang erat hubungannya dengan
kompetensi guru Bahasa Inggris perlu ditingkatkan sehingga bahasa Inggris tidak menjadi mata
pelajaran yang menakutkan dan dapat berperan
dalam peningkatan kualitas peserta didik
(Wawancara pada tanggal 5 Januari 2015).
Sedangkan hasil wawancara lainnya dengan Saudara
Lilik Budi Santoso mengusulkan sebagai berikut:
Mohon untuk pelatihan yang akan datang materi
lebih spesialisasi sesuai dengan perkembangan
kurikulum yang ada, tidak terlalu teoritis
khususnya Bahasa Inggris dalam implementasi
KTSP (Wawancara pada tanggal 3 Januari 2015).
Dari hasil wawancara tersebut menyatakan
bahwa materi pelatihan sudah cukup baik tetapi perlu
peningkatan agar lebih terspesialisasi dengan materi
pembelajaran Bahasa Inggris dalam implementasi
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
4.1.4 Deskripsi Product Program Pelatihan
Peningkatan Kompetensi Guru Bahasa
Inggris melalui Pemberdayaan MGMP
4.1.4.1 Prestasi Hasil Belajar Peserta Pelatihan
73
Secara ilmiah untuk mengukur suatu
keberhasilan pelatihan, alat yang paling tepat yaitu
evaluasi. Evaluasi dimaksud adalah berupa tes atau
non-tes. Tes ini meliputi tes lisan, tes tulisan, atau tes
praktik, sedangkan non-tes bisa berupa pengamatan,
cek list, dan lain-lain. Oleh karena itu, evaluasi
merupakan bagian penting dalam kegiatan pelatihan
sebagai usaha pengumpulan informasi untuk
pertimbangan dan pengambilan keputusan.
Berdasarkan evaluasi dapat diketahui tingkat
keberhasilan pelaksanaan pelatihan. Kriteria
keberhasilan itu sendiri harus ditentukan dengan nilai
minimum yang harus diperoleh peserta pelatihan.
Untuk program pelatihan peningkatan kompetensi guru
Bahasa Inggris SMP melalui pemberdayaan MGMP
standar minimum keberhasilannya adalah 65, sesuai
kriteria standar kelulusan dalam uji kompetensi guru.
Dari hasil wawancara dengan guru pemandu
yang bernama Fandholi, diperoleh informasi sebagai
berikut:
Dalam pelatihan ini kami menilai tingkat
keberhasilan peserta pelatihan dengan memberikan test tertluis pada akhir kegiatan (post-test). Hasil
post-test kami bandingkan dengan hasil pre-test
sebelumnya. Ternyata 80% peserta mengalami peningkatan pada nilai post-test nya (Wawancara
pada tanggal 6 Januari 2015).
Sistem penilaian yang diterapkan untuk
mengukur tingkat keberhasilan pelatihan adalah
dengan tes tertulis pada akhir pelatihan atau post-test
bagi mata tataran umum yaitu Kebijakan Umum
74
Kegiatan Pemberdayaan MGMP SMP dan tes
tertulis/praktek bagi mata tataran pokok. Adapun mata
tataran pokok adalah Pengembangan Silabus dan
Perangkat Pembelajaran, Landasan Filosofi/Teoritis
Pendidikan Bahasa Inggris, Telaah KTSP,
Pengembangan Model-model Pembelajaran,
Pengembangan Profesi, Pengembangan Bahan Ajar
Berbasis Kompetensi, Pembelajaran Jenis-jenis Teks,
dan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Berdasarkan hasil wawancara dengan panitia
penyelenggara pelatihan bernama Ahmad Budi Susilo
diperoleh data bahwa:
Untuk mengukur keberhasilan pelatihan ini, kami
menggunakan sistem evaluasi yang dipakai dalam
mengukur kemampuan peserta pelatihan yaitu
dengan sistem konvensional, dalam bentuk tes tulis yang dilakukan pada awal pelatihan (Pre-test) dan
akhir pelatihan (Post-Test) (Wawancara pada tanggal
6 Januari 2015).
Dari hasil wawancara dan studi dokumen diperoleh
data bahwa prestasi hasil belajar yang diperoleh peserta
pelatihan peningkatan kompetensi guru Bahasa Inggris
SMP melalui pemberdayaan MGMP adalah nilai
tertinggi 90 dan nilai terendah 82. Rata-rata
penguasaan secara kuantitatif dikategorikan baik dan
sudah melampaui batas minimum ketuntasan
pelatihan.
4.1.4.2 Kinerja Lulusan
Kinerja lulusan peserta pelatihan adalah upaya
menerapkan hasil pelatihan secara langsung di tempat
75
kerja oleh peserta pelatihan. Oleh karena itu, kinerja
lulusan ini dapat dilihat dari penampilan mengajar di
kelas atau peranannya dalam kegiatan ilmiah misalnya
melalui kegiatan seminar, lokakarya dan lain-lain. Di
samping itu upaya lulusan pelatihan dalam
menindaklanjuti isu-isu pokok yang muncul dalam
kegiatan pelatihan dalam bentuk pengembangan
sekolah dan kegiatan lain yang relevan.
Dari observasi yang kami lakukan terhadap
persiapan mengajar peserta pelatihan diperoleh data
untuk peserta yang memilki kategori baik ada 70%,
terutama tentang pemilihan materi pembelajaran yang
mengacu pada RPP; kategori cukup ada 20% dan
kategori kurang ada 10%.
Sedangkan hasil evaluasi terhadap penampilan
mengajar peserta pelatihan diperoleh data untuk
kategori baik ada 80%, yaitu dalam kegiatan
memberikan contoh kalimat yang sudah sesuai materi
dan untuk kategori cukup ada 20%.
Selanjutnya untuk hasil evaluasi terhadap
kinerja peserta pelatihan di luar tugas rutin mengajar
diperoleh data untuk kategori baik ada 70%, unsur
yang paling baik adalah kedisiplinan; kategori cukup
ada 20% dan untuk kategori kurang mendapat 10%.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah
dan rekan sejawat dari peserta pelatihan pada SMP
Negeri 1 Singorojo Kabupaten Kendal, mereka
menyatakan bahwa secara umum peserta pelatihan
peningkatan kompetensi guru Bahasa Inggris SMP
76
melalui pemberdayaan MGMP telah meningkat
kinerjanya. Untuk lebih jelasnya bisa kita lihat hasil
wawancara dengan Kepala SMP Negeri 1 Singorojo
bernama Bogi Purwandi yang menyatakan bahwa:
Dari beberapa guru yang pernah kami kirim untuk
mengikuti pelatian, peserta pelatihan yang sangat
menonjol dan sangat produktif dalam melaksanakan
tugasnya yaitu saudara Detty Yuniarsari. Melalui
keteladanan peserta ini dapat mempengaruhi teman-temannya yang lain sehingga guru dan
peserta yang lainnya ikut terbawa aktif (Wawancara
pada tanggal 3 Januari 2015).
Senada dengan pendapat di atas informan lain
yaitu Kepala SMP Negeri 1 Boja bernama Agus
Chrismoro menuturkan pendapatnya sebagai berikut:
Guru yang kami kirim untuk mengikuti pelatihan
mayoritas membawa dampak positif pada rekan
sejawatnya. Ia selalu menjadi contoh yang baik,
sehingga berdampak baik pada kinerja guru lainnya
yang belum punya kesempatan untuk mengikuti pelatihan sejenis (Wawancara pada tanggal 23
Desember 2014).
Pendapat sejenis juga disampaikan oleh Supardi
sebagai Kepala SMP 1 Limbangan yang menuturkan
penilaiannya terhadap anak buahnya yang bernama
Lilik Budi Santoso salah satu peserta (lulusan)
pelatihan sebagai berikut:
Ya, memang ada perubahan dalam kinerja guru
kami yang telah mengikuti pelatihan, terutama dalam penyusunan RPP dan pemilihan metode
pembelajarannya. Guru tersebut juga telah
menularkan hasil pelatihannya kepada rekan-
rekannya (Wawancara pada tanggal 3 Januari 2015).
77
Hal senada juga disampaikan oleh Esti Setyorini
sebagai Kepala SMP 2 Limbangan yang
mengatakan sebagai berikut:
Memang ada peningkatan kinerja pada guru kami
yang telah mengikuti pelatihan dalam pemberdayaan MGMP Bahasa Inggris ini. Mereka
cenderung lebih kreatif dalam mengembangkan
bahan ajar dan penilaian pembelajaran (Wawancara
pada tanggal 8 Januari 2015).
Jadi pelatihan peningkatan kompetensi guru
Bahasa Inggris SMP melalui pemberdayaan MGMP
telah memberi dampak positif pada peserta pelatihan
itu sendiri dan juga rekan sejawatnya, terutama dalam
kinerjanya di sekolah, yang mana semakin membaik
dalam teknik mengajarnya di dalam kelas, antara lain
dalam mengembangkan bahan ajar, memilih dan
menyusun alat evaluasi pembelajaran serta metode
pembelajaran yang lebih kreatif.
Penularan hasil pelatihan oleh peserta pelatihan
terhadap rekan sejawatnya tidaklah selalu sama,
karena materi pelatihan yang diberikan oleh guru
pemandu belum tentu terserap seutuhnya oleh para
peserta. Seperti yang dikatakan oleh salah seorang
peserta pelatihan yang bernama Abdurozi sebagai
berikut:
Memang kami sebagai peserta mendengarkan semua
penjelasan materi yang diajarkan oleh guru
pemandu, tapi ketika kami terapkan pada
pembelajaran kami di sekolah ternyata ada beberapa materi yang kami lupa sampaikan ke anak didik
kami (Wawancara pada tanggal 23 Desember 2014).
78
Sehingga kalauu kita simpulkan bahwa tidak
semua informasi atau materi yang diajarkan oleh guru
pemandu terserap seluruhnya oleh para peserta, maka
dampaknya adalah ketika peserta berusaha
menularkan hasil pelatihan kepada rekan sejawatnya
ada beberapa informasi yang berkurang dan dampak
selanjutnya informasi yang diterima siswa makin
berkurang pula. Secara lebih rincinya bisa kita
gambarkan sebagai berikut:
Gambar 3 Alur Penularan Materi Pelatihan
Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa
penularan hasil pelatihan dari peserta ke rekan
sejawatnya belum tentu utuh bahkan justru makin
Materi dari guru pemandu
Materi diterima oleh peserta
Materi diterima oleh
rekan sejawat
Materi diterima oleh
siswa
79
menyempit atau berkurang, sehingga hal ini
berdampak pula pada prestasi belajar siswanya.
4. 2 Pembahasan
4.2.1 Evaluasi Context Program Pelatihan
Peningkatan Kompetensi Guru Bahasa
Inggris SMP
Berdasarkan pada hasil penelitian bahwa konteks
pelatihan adalah unsur kegiatan yang berkenaan
dengan program pelatihan yang meliputi latar belakang,
tujuan atau hasil yang diharapkan, sumberdaya
manusia dan materi kebutuhan para guru Bahasa
Inggris di Sub Rayon Boja. Pelatihan peningkatan
kompetensi guru Bahasa Inggris melalui pemberdayaan
MGMP telah memenuhi kebutuhan guru-guru Bahasa
Inggris SMP di Sub Rayon Boja tentang pengetahuan
dan ketrampilan mengajar mereka, meskipun para
guru tersebut memiliki latar belakang usia, pengalaman
kerja dan pendidikan yang berbeda-beda.
Latar belakang dan tujuan dari pelaksanaan
pelatihan selalu berkaitan dengan kebutuhan peserta
akan peningkatan kompetensinya. Walaupun
sebenarnya ada berbagai cara dalam pemenuhan
kebutuhan guru dalam meningkatkan kompetensinya
selain melalui pelatihan dalam pemberdayaan MGMP
Bahasa Inggris SMP. Dalam konteks ini, MGMP Bahasa
Inggris dalam melaksanakan program-programnya
diawali dengan penyusunan rencana operasional
kegiatan. Rencana operasional kegiatan meliputi latar
80
belakang, tujuan, sasaran, sumber dana, waktu dan
tempat pelaksanaan kegiatan.
Penjelasan di atas, sejalan dengan pendapat
Sudjana dan Ibrahim (2004) bahwa konteks suatu
pelatihan meliputi situasi atau latar belakang yang
mempengaruhi jenis-jenis tujuan dan strategi
pendidikan yang akan dikembangkan. Pandangan
Sugiyono (2014) melengkapi penjelasan di atas bahwa
evaluasi konteks ini terkait dengan tujuan dari suatu
program yang disesuaikan dengan kebutuhan
lapangan, dalam hal ini program pelatihan sesuai
dengan kebutuhan guru Bahasa Inggris SMP.
Dari hasil wawancara dengan pengurus MGMP
sebagai pengelola pelatihan dan studi dokumen
diperoleh data bahwa dalam penyelenggaraan pelatihan
peningkatan kompetensi guru Bahasa Inggris SMP,
sebelum dilaksanakan kegiatan MGMP Bahasa Inggris
telah menetapkan rencana operasional kegiatan.
Adapun tujuan penyusunan rencana operasional
kegiatan ini adalah sebagai panduan dalam
penyelenggaraan pelatihan, sebagai acuan analisis dan
penggunaan hasil penyelenggaraan pelatihan, sebagai
pedoman dan pembelajaran standar penyelenggaraan
pelatihan untuk mencapai kompetensi yang telah
ditentukan.
Hasil wawancara dan studi dokumentasi
ditemukan bahwa latar belakang penyelenggaraan
pelatihan peningkatan kompetensi guru Bahasa Inggris
SMP adalah didasarkan dari hasil uji kompetensi,
81
berdasarkan hasil tersebut diperoleh data bahwa masih
banyak guru mata pelajaran Bahasa Inggris SMP yang
nilainya kurang dari 65 sehingga membutuhkan
pelatihan untuk meningkatkan kompetensi mereka.
Dan tujuan umum dari penyelenggaraan pelatihan
adalah untuk meningkatkan kompetensi guru dan
secara khusus untuk meningkatkan kemampuan,
ketrampilan dan wawasan guru Bahasa Inggris SMP
dalam mengahadapi tugas sehari-harinya.
Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat
Moekijat (2003) yang menjelaskan tentang tujuan
pelatihan yaitu untuk mengembangkan ketrampilan
sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan lebih
cepat dan lebih efektif, untuk mengembangkan
pengetahuan sehingga pekerjaan dapat dikerjakan
secara rasional dan untuk mengembangkan sikap
sehingga menimbulkan kemauan kerja sama dengan
teman dan pimpinan. Pandangan Simamora (2006)
yang memperjelas pendapat di atas bahwa tujuan
pelatihan yaitu untuk memperbaiki kinerja guru,
memutakhirkan keahlian guru, mengurangi waktu
pembelajaran guru agar kompeten dalam pekerjaan dan
membantu memecahkan masalah operasional.
Hasil studi dokumen dan wawancara ditemukan
bahwa dasar hukum penyelenggaraan pelatihan yang
digunakan sebagai rujukan adalah Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Dari hasil wawancara dengan panitia
penyelenggara dan ditunjang dengan studi dokumen
82
diperoleh data bahwa ada beberapa peraturan
pemerintah yang mendukung terhadap pelaksanaan
pelatihan peningkatan kompetensi guru Bahasa Inggris
SMP melalui pemberdayan MGMP.
4.2.2. Evaluasi Input Program Pelatihan
Peningkatan Kompetensi Guru Bahasa
Inggris SMP
Berdasarkan hasil evaluasi input, dua aspek yaitu
Program Pelatihan, Tim Pengelola Pelatihan dan
Pembiayaan serta sarana prasarana. Aspek input
tersebut diuraikan sebagai berikut:
1.2.2.1 Program Pelatihan
Salah satu faktor utama yang menjadi penunjang
dalam pelatihan adalah program pelatihan yang
meliputi kepanitiaan, materi pelatihan, jadwal kegiatan
dan juga pembiayaan. Hasil wawancara dengan panitia
penyelenggara dan studi dokumentasi diperoleh data
bahwa pengelola pelatihan telah menyusun rencana
pelatihan sesuai dengan struktur program yang telah
ditetapkan. Penyusunan materi pelatihan yang terdiri
dari materi umum yaitu tentang Kebijakan Umum
Kegiatan Pemberdayaan MGMP Bahasa Inggris SMP
dan materi pokok yang terdiri dari Pengembangan
Silabus dan Perangkat Pembelajaran, Landasan
Filosofi/Teoritis Pendidikan Bahasa Inggris, Telaah
KTSP, Pengembangan Model-model Pembelajaran,
Pengembangan Profesi, Pengembangan Bahan Ajar
Berbasis Kompetensi, Pembelajaran Jenis-jenis Teks,
83
dan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), telah disusun
dengan baik oleh para guru pemandu. Semua deskripsi
materi pelatihan tersebut oleh guru pemandu telah
disiapkan untuk memenuhi kebutuhan para peserta.
Dari hasil studi dokumentasi diperoleh data
bahwa jadwal kegiatan pelatihan yang disusun
sebanyak delapan kali pertemuan sudah disesuaikan
dengan materi pelatihan yang telah dipersiapkan oleh
guru pemandu. Dan jadwal kegiatan pelatihan dibuat
pelaksanaannya sesuai dengan hari MGMP, yaitu setiap
hari Selasa sehingga tidak mengganggu tugas utama
para peserta dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar.
Hasil wawancara dengan salah seorang panitia
penyelenggara dan diperkuat dengan hasil studi
dokumentasi diperoleh data bahwa dana bantuan
langsung (Block Grant) sebesar Rp 16.000.000,00 untuk
dua kelompok kerja yang masing-masing kelompok
kerja hanya menerima Rp 8.000.000,00 dikeluhkan
oleh panitia penyelenggara. Karena jumlah dana
tersebut dirasa kurang memadai dan tidak sesuai
dengan kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta
pelatihan, sehingga alat dan bahan yang diperlukan
dalam pelatihan kurang mencukupi.
4.2.1.2 Tim Pengelola Pelatihan
Pengurus MGMP Bahasa Inggris Rayon Kendal
sebagai pengelola pelatihan melibatkan semua ketua
MGMP Bahasa Inggris Sub Rayon dalam pelaksanaan
84
pelatihan tersebut. Sehingga dari unsur personalia
yang menangani kegiatan pemberdayaan MGMP
Bahasa Inggris tahun 2013 telah memenuhi standar
kriteria kepanitiaan, baik sebagai panitia inti dan juga
panitia pelaksana kegiatan.
Berdasarkan hasil wawancara dan studi
dokumentasi 6 guru Bahasa Inggris yang oleh LPMP
dinyatakan lolos seleksi sebagai guru pemandu
ditetapkan sebagai instruktur yang harus menyiapkan
semua deskripsi materi yang menjadi mata tataran
pelatihan. Masing-masing kelompok kerja mendapat 3
orang guru pemandu untuk mengisi pelaksanaan
pelatihan.
Dari hasil studi dokumentasi fasilitas pelatihan
atau ketersediaan sarana prasarana dari panitia
penyelenggara pelatihan peningkatan kompetensi guru
Bahasa Inggris SMP melalui pemberdayaan MGMP ini,
telah disiapkan seminggu sebelum pelatihan dimulai,
namun yang menjadi kendala adalah ketidakcukupan
dana yang tersedia untuk penyediaan fasilitas tersebut.
Begitu juga dengan alat dan bahan telah disiapkan
seminggu sebelum pelatihan dimulai, namun
keterbatasan dana yang ada sehingga alat dan bahan
juga kurang mencukupi.
4.2.3 Evaluasi Process Program Pelatihan
Peningkatan Kompetensi Guru Bahasa
Inggris SMP
85
Dari hasil evaluasi process yang terdiri dari
Persiapan Pelatihan dan Proses Pelaksanaan
Pembelajaran dapat diuraikan sebagai berikut:
4.2.3.1 Persiapan Pelatihan
Dari hasil wawancara dan studi dokumentasi
diperoleh data bahwa sebelum melaksanakan pelatihan
perlu menetapkan persiapan pelatihan yang diawali
dengan menentukan kriteria peserta pelatihan.
Sebelum pemanggilan peserta pelatihan terlebih dahulu
ditentukan kriteria peserta meliputi: setiap peserta
dinyatakan sehat jasmani dan rohani yang dikuatkan
dengan surat keterangan dari dokter, bertugas sebagai
guru yang mengajar Bahasa Inggris, mampu
mengimbaskan hasil pelatihan baik untuk diri sendiri
maupun teman sejawat serta ditugaskan oleh kepala
sekolah yang bersangkutan. Peserta dalam hal ini
adalah guru Bahasa Inggris SMP. Kriteria tersebut pada
dasarnya tidak sulit bagi peserta maupun bagi sekolah
yang menugaskannya dan dapat dipenuhi.
Setelah dievaluasi, dalam penentuan kriteria
peserta pelatihan pada umumnya telah mengacu pada
mekanisme yang telah ditetapkan dalam pedoman
standar teknis penyelenggaraan pelatihan tahun 2007
Direktorat Pembinaan Diklat Direktorat Jenderal
Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
(PMPTK) Departemen Pendidikan Nasional yang
menyatakan bahwa calon peserta pelatihan harus
memiliki karakteristik yang sesuai dengan yang
dipersyaratkan, seperti sehat jasmani dan rohani,
86
bertugas sebagai guru Bahasa Inggris, mampu
mengimbaskan hasil pelatihan serta ditugaskan oleh
kepala sekolah.
Dalam persiapan pelatihan peningkatan
kompetensi guru Bahasa Inggris SMP melalui
pemberdayaan MGMP mengacu pada mekanisme yang
telah ditetapkan dalam pedoman standar teknis
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan (diklat)
Tahun 2007 Direktorat Pembinaan Diklat Direktorat
Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga
Kependidikan (PMPTK) Depdiknas, yang menyatakan
dalam persiapan pembelajaran diawali dengan
identifikasi calon peserta pelatihan, penyusunan
program kerja yang mencakup latar belakang, tujuan,
waktu dan tempat, strategi pelaksanaan, guru
pemandu, kepanitiaan, dan jadwal kegiatan. Dari hasil
analisis dalam persiapan pelatihan peningkatan
kompetensi guru Bahasa Inggris pada umumnya telah
memenuhi kriteria yang ditetapkan.
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap persiapan
mengajar guru pemandu 80% peserta pelatihan
mengatakan baik, terutama pada pemilihan materi
pembelajaran mereka yang mengacu kepada struktur
program, 10% peserta pelatihan mengatakan cukup,
komponen yang menonjol untuk kategori ini adalah
kegiatan media pelatihan menunjang kompetensi yang
akan dicapai dan dan 10% peserta pelatihan
mengatakan kurang, yaitu dalam hal kesiapan
Laptop/LCD.
87
4.2.3.2 Proses Pelatihan
Evaluasi proses pelaksanaan pelatihan pertama
ditekankan pada pelaksanaan pelatihan secara nyata
dan dibandingkan dengan jadwal yang ada di dalam
rencana operasional. Di dalam rencana oprerasional
pelaksanaan pelatihan dijadwalkan 8 kali pertemuan
dan dilaksanakan setiap hari MGMP Bahasa Inggris
yaitu setiap hari Selasa, dari bulan Oktober 2013
sampai dengan bulan November 2013. Penyaji materi
atau guru pemandu melaksanakan tugasnya sebagai
instruktur juga sudah sesuai dengan jadwal kegiatan
yang diberikan. Dalam hal ini pelaksanaan pelatihan
dan penyajian materi pelatihan tidak menyimpang dari
rencana operasional yang telah dibuat dan kedua aspek
itu dinilai baik untuk kategori tertentu.
Berkaitan dengan hasil penelitian terdahulu,
hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Adri
Margono (2007) tentang evaluasi pelaksanaan program
pendidikan dan pelatihan peningkatan kompetensi
guru SMK mata pelajaran Bimbingan Konseling di
LPMP DIY, yang menyimpulkan bahwa “secara umum
hasil evaluasi proses yang mencakup persiapan
mengajar, penampilan guru pemandu dan keberhasilan
pelaksanaan pelatihan dalam persentase kategori baik.
Hanya pada hasil pre test belum tertangani dengan
baik.” Sedangkan pada penelitian ini hasil pre test
sudah tertangani dengan baik sehingga tingkat
kompetensi awal peserta bisa diketahui, namun yang
menjadi kelemahan dalam pelatihan peningkatan
88
kompetensi guru bahasa Inggris SMP melalui
pemberdayaan MGMP ini adalah salah satu materi
pelatihan belum terspesialisasi dengan pembelajaran di
kelas.
Evaluasi terhadap penampilan guru pemandu
dapat diuraikan bahwa 80% peserta pelatihan
mengatakan baik, menurut peserta pelatihan semua
guru pemandu sangat menguasai materi pembelajaran
dan metode yang dipilih sangat tepat. Sedangkan 20%
peserta pelatihan mengatakan bahwa penampilan guru
pemandu cukup baik, terutama dalam memilih startegi
pembelajaran, startegi dalam bertanya terhadap peserta
serta ketercapaian kompetensi.
Evaluasi terhadap keberhasilan pelaksanaan
pelatihan menurut persepsi 80% peserta pelaksanaan
pelatihan ada dalam kategori baik, semua unsur pada
umumnya bisa tercakup atau merata, dan 10% peserta
mengatakan bahwa pelaksanaan pelatihan dalam
kategori cukup, sedangkan 10% peserta mengatakan
bahwa pelaksanaan pelatihan dalam kategori kurang.
Menurut peserta salah satu kekurangan dalam
pelaksanaan pelatihan adalah materi yang diberikan
ada yang cenderung teoritis sehingga aplikasi di
sekolah tidak optimal. Harapan peserta pelatihan
sebaiknya pelatihan peningkatan kompetensi bagi guru
Bahasa Inggris SMP melalui pemberdayaan MGMP yang
akan datang materi lebih spesialisasi sesuai dengan
perkembangan kurikulum yang ada.
89
4.2.4 Evaluasi Product Program Pelatihan
Peningkatan Kompetensi Guru Bahasa
Inggris SMP
Berdasarkan hasil wawancara dan studi
dokumen dengan panitia penyelenggara pelatihan
peningkatan kompetensi guru Bahasa Inggris SMP
melalui pemberdayaan MGMP di Kabupaten Kendal,
mereka menyatakan bahwa pelatihan mengacu pada
tujuan umum dari program pelatihan yaitu untuk
meningkatkan kompetensi guru Bahasa Inggris SMP
dan secara khusus bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan, ketrampilan dan wawasan guru Bahasa
Inggris SMP dalam melaksanakan tugas sehari-harinya,
seperti tersirat pada indikator-indikator meningkatnya
pengetahuan dan ketrampilan yang relevan dengan
pelajaran bahasa Inggris, meningkatnya kemampuan
teknik mengajar, meningkatnya pengetahuan tentang
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, meningkatnya
pengetahuan di bidang metodologi pembelajaran, dan
meningkatnya pengetahuan di bidang media
pembelajaran, serta meningkatnya pengetahuan di
bidang evaluasi pembelajaran yang berbasis
kompetensi.
Sedangkan untuk sistem pengujian pelatihan
peningkatan kompetensi guru Bahasa Inggris SMP
melalui pemberdayaan MGMP di Kabupaten Kendal
menganut sistem konvensional yaitu melalui tes tulis,
praktik dan penilaian hasil kerja yang dibuat oleh
masing-masing peserta pelatihan. Sistem pengujian ini
90
didasarkan atas program-program atau mata tataran
yang harus diberikan dan tercapai targetnya serta
pelaksanaan pelatihan tersebut dimulai dari proses,
pelaksanaan dan evaluasi dari setiap mata tataran
diserahkan sepenuhnya kepada guru pemandu tanpa
ada evaluasi dari pihak luar.
Peserta pelatihan dapat meningkatkan kualitas
sumber daya manusia sesuai dengan kebutuhan
sekolah, menerapkan hasil pelatihan yang didapat dari
MGMP dan menularkannya kepada teman sejawat serta
memiliki sikap profesional sebagai guru Bahasa Inggris
yang dicerminkan dalam etos kerja, sikap mental dan
disiplin kerja yang baik dan benar.
Secara umum hasil pelatihan peningkatan
kompetensi guru Bahasa Inggris SMP melalui
pemberdayaan MGMP telah sesuai rencana program,
dimana peserta pelatihan telah mencapai standar
kompetensi yang harus dimiliki. Alat yang dipakai
untuk mengukur keberhasilan kompetensi yang telah
distandarkan dalam suatu pelatihan yaitu melalui
evaluasi atau melalui test akhir kegiatan (post-test).
Oleh karena itu evaluasi merupakan bagian penting
dalam kegiatan pelatihan sebagai dasar pencapaian
tingkat keberhasilan pelaksanaan pelatihan.
Penjelasan di atas, sejalan dengan pendapat
Worthen dan Sanders dalam Tayibnapis (2008) bahwa
evaluasi memegang peranan penting dalam suatu
program, salah satunya adalah memberikan informasi
yang dapat dipakai untuk membuat kebijaksanaan dan
91
menilai hasil yang dicapai. Pandangan Soebagio (2002)
melengkapi penjelasan di atas bahwa salah satu
manfaat evaluasi adalah untuk memperoleh informasi
tentang kualitas pelaksanaan program pendidikan dan
pelatihan serta menentukan apakah program diklat itu
perlu dilanjutkan atau tidak.
Untuk mengukur kinerja lulusan telah dilakukan
evaluasi terhadap persiapan mengajar peserta
pelatihan, penampilan mengajar peserta pelatihan, dan
evaluasi terhadap kinerja peserta pelatihan di luar
tugas rutin mengajar. Hasil evaluasi terhadap
persiapan mengajar peserta pelatihan diperoleh data
untuk kategori baik ada 70%, kategori cukup ada 20%,
dan kategori kurang ada 10%. Hasil evaluasi terhadap
penampilan mengajar peserta pelatihan diperoleh data
untuk kategori baik ada 80%, dan kategori cukup ada
20%. Evaluasi terhadap kinerja peserta pelatihan di
luar tugas rutin mengajar diperoleh data untuk kategori
baik ada 70%, kategori cukup ada 20%, dan kategori
kurang ada 10%. Hal ini sejalan dengan kesimpulan
hasil wawancara dengan pimpinan SMP Negeri 1
Singorojo Kabupaten Kendal dan rekan sejawat dari
peserta pelatihan bahwa peserta pelatihan secara
umum telah menunjukkan kinerja yang baik dan
produktif. Mereka mencontohkan peserta pelatihan
telah dapat mengembangkan program pembelajaran
Bahasa Inggris berdasarkan KTSP. Secara umum
kedisiplinan bekerja baik dan dalam penampilan
mengajar peserta pelatihan menguasai materi bidang
studi, serta ada peningkatan dalam metode mengajar.
92
Meskipun dalam menularkan materi pelatihan yang
diterima oleh peserta kepada rekan sejawatnya ada
sedikit penyusutan informasi, hal ini bukan
dikarenakan pelatihannya yang gagal tetapi karena
faktor individu peserta tersebut.
Hasil evaluasi terhadap peserta pelatihan
peningkatan kompetensi guru Bahasa Inggris SMP
melalui pemberdayaan MGMP secara umum kategori
baik dan setelah dianalisis berdasarkan program kerja
pemberdayaan MGMP Bahasa Inggris SMP tahun 2013,
tujuan yang telah ditetapkan dalam rencana
operasional kegiatan pelatihan tercapai dan Product
penyelenggaraan pelatihan berdampak positif dalam
rangka peningkatan kompetensi guru Bahasa Inggris
SMP di Kabupaten Kendal.