bab iv imam

Upload: irwan-istanto

Post on 06-Jul-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/17/2019 BAB IV IMAM

    1/14

    BAB IV

    PEMBAHASAN

    Dalam bab ini, penulis akan membandingkan antara teori dan tinjauan kasus.

    Pembahasan yang akan dilakukan sesuai dengan proses keperawatan yang meliputi

     pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.

    A. Pengkajian

    Pengkajian pada pasien fraktur difokuskan pada pemeriksaan look, feel, dan

    move. Selain itu juga dilakukan pemeriksaan diagnostik yaitu pemeriksaan

    rontgen. Menurut Doengoes (!!!", pengkajian pada pasien fraktur, pemeriksaan

    data dasar pasien dan pengkajian pasien seperti aktifitas# istirahat$ keterbatasan

    atau kehilangan fungsi pada bagian yang terkena. Sirkulasi hipertensi (kadang%

    kadang terlihat sebagai respon terhadap nyeri#ansietas" atau hipotensi (kehilangan

    darah", takikardi (respon stres, hipovolemia", penurunan atau tak ada nadi pada

     bagian distal yang cidera, pengisian kapiler lambat, pucat pada bagian yang

    terkena, pembengkakan jaringan atau massa hematoma pada sisi cidera.

     &eurosensori$ hilang gerakan#sensasi,spasme otot, kesemutan (parastesis",

    deformitas total, angulasi abnormal, pemendekkan, krepitasi, spasme otot,

    kelemahan atau hilangnya fungsi, agitasi. &yeri dan keamanan$ nyeri berat tiba%

    tiba saat digerakkan, tidak ada nyeri akibat kerusakan saraf, spasma otot# keram

    setelah imobilitas. 'eamanan$ laserasi kulit, avulsi jaringan, perdarahan,

    )

  • 8/17/2019 BAB IV IMAM

    2/14

    *

     perubahan warna, pembengkakan lokal, dari hasil rontsen terdapat open fraktur

    metatarsal sinistra ii + iv ruptur tendon.

    Pada tinjauan kasus didapatkan tanda dan gejala, 'lien mengatakan merasa baal

     pada kaki sebelah kiri. 'lien mengatakan nyeri pada kaki sebelah kiri. 'lien

    mengatakan nyeri saat kaki digerakan, klien mengatakan nyeri berkurang saat

    istirahat, klien mengatakan durasi -%* menit, frekuensi nyeri % / # hari, skala

    nyeri sedang *, wajah klien meringis menahan nyeri.

    'lien mengatakan nyeri pada area fraktur, terdapat edema punggung kaki sebelah

    kiri, derajat edema 0 ( mm", teraba lebih hangat dikaki sebelah kiri dibandingkan

    dengan kaki kanan, panjang luka 1 cm dengan jumlah jahitan 00, sekitar luka

    kemerahan terdapat pus, 234 - detik pada kaki sebelah kiri. 'lien mengatakan

    aktivitas dibantu oleh keluarga dan perawat. 'lien mengatakan aktivitasnya

    terbatas. 'lien mengatakan kaki sebelah kiri nyeri saat digerakkan. 4erdapat luka

     jahitan pada kaki sebelah kanan, panjang luka 1 cm, jumlah jahitan 00 jahitan,

    luka jahitan basah. sekitar luka kaki kanan kemerahan, terdapat nyeri tekan pada

    kaki kanan. 5erdasarkan hasil laboratorium pada tanggal 0 juni !00 didapat

    hasil 6eukosit 0.1!! #ul, 67D 0!) mm#jam, 8b 0!,0 gr#dl, dari hasil 3ontsen

    tanggal !) 9gustus !0! $ open fraktur metatarsal sinistra ii + iv ruptur tendon

    kekuatan otot )))) ))))

      4444 ))))

  • 8/17/2019 BAB IV IMAM

    3/14

    :

     &y.S mengalami keterbatasan aktivitas itu disebabkan karena fraktur yang

    menyebabkan diskontinuitas tulang dan perubahan jaringan disekitar

    menyebabkan pergeseran fragmen tulang sampai terjadinya deformitas dan

    menyebabkan gangguan fungsi sehingga menyebabkan &y.S mengalami

    gangguan mobilitas fisik, saat pengkajian klien terdapat luka dengan panjang 1

    cm, jumlah jahitan 00.

    7dema yang ditemukan pada &y.S pada saat pengkajian disebabkan karena

    fraktur sehingga terjadi diskontinuitas jaringan tulang dan terjadi perubahan

     jaringan sekitar dan spasme otot menyebabkan peningkatan tekanan kapiler

    disertai dengan pelapasan histamine sehingga protein plasma hilang sehingga

    terjadilah edema pada klien.

    6uka pada fraktur terbuka akan memudahkan bakteri masuk kedalam jaringan

    lunak, sehingga dapat mengakibatkan terjadinya infeksi. ;nfeksi yang terjadi akan

    menyebabkan proses penyembuhan tulang terhambat dari keadaan normal,

    sehingga tulang yang patah akan sembuh dalam posisi yang tidak seharusnya,

    membentuk sudut atau miring. 6uka fraktur yang tidak mengalami infeksi

    (biasanya fraktur tertutup" akan terjadi proses penyembuhan tulang sehingga

    terbentuk tulang sesuai dengan aslinya.

  • 8/17/2019 BAB IV IMAM

    4/14

    1

    'lien mengeluh nyeri itu disebabkan karena

  • 8/17/2019 BAB IV IMAM

    5/14

    Pemendekan tidak terjadi karena fraktur klien termasuk fraktur di tulang pendek

    (metatarsal" jadi tidak mengalami pemendekan tulang (Smelt>er ? 5are, !!".

    Pada &y.S saat pengkajian klien tidak mengalami komplikasi seperti infeksi, syok 

    hipovolemik atau traumatik akibat perdarahan 4anda%tanda syok yaitu$ 8ipotensi,

    takichardi, akral teraba dingin, pucat, dan vena kulit kolaps akibat penurunan

     pengisian kapiler selalu berkaitan dengan berkurangnya perfusi jaringan. 5egitu

     juga sindrom emboli lemak tidak ditemukan pada &y.S karena pada saat

     pengkajian pada &y.S tidak ditemukan tanda% tanda dari sindrom emboli lemak

    yaitu$ takipnea, dispnea, takikardi, suara nafas mengi (Smelt>er ? 5are, !!",

    Sindroma kompartemen merupakan masalah yang terjadi saat perfusi jaringan

    dalam otot kurang dari yang dibutuhkan untuk kehidupan jaringan. ;ni bisa

    disebabkan karena penurunan ukuran kompartemen otot karena fasia yang

    membungkus otot terlalu ketat atau pemasangan bidai yang terlalu ketat, dan

    dapat terjadi karena peningkatan isi kompartemen otot karena edema atau

     perdarahan sehubungan dengan berbagai masalah misalnya, iskemia, cedera

    remuk dan penyuntikan bahan pennghanjur (toksik", pada &y.S tidak terjadi

    kompartemen sindrom karena klien tidak mengalami perdarahan karena di ;=D

    langsung dijahit lukanya, dan jenis fraktur klien terbuka jadi tidak mengalami

     peningkatan isi kompartemen otot dan pada saat pengkajian luka klien sudah

     pada hari ke%0!. 9pabila iskhemi dalam * jam pertama tidak mendapat tindakan

    dapat menimbulkan kematian#nekrosis otot yang nantinya akan diganti dengan

  • 8/17/2019 BAB IV IMAM

    6/14

    0!!

     jaringan fibrus yang secara perlahan%lahan menjadi pendek dan disebut dengan

    kontraktur volkman. =ejala klinisnya adalah )P yaitu pain (nyeri", parestesia,

     pollar  (pucat", pulsenes (denyut nadi hilang", dan paralisis.

    B. Diagnosa Keperawatan

    Pada landasan teori diagnosa yang muncul pada pasien dengan diagnosa fraktur

    (Doengoes, !!!" adalah $ disfungsi neurovaskuler perifer berhubungan dengan

     penurunan aliran darah cedera vaskuler langsung, edema, resiko infeksi

     berhubungan dengan trauma jaringan, nyeri berhubungan dengan gerakan

    fragmen tulang, edema, dan cidera pada jaringan lunak, resiko trauma tambahan

     berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan tulang, kerusakan mobilitas

    fisik berhubungan dengan rangka neuromuskuler, nyeri#ketidak nyamanan, terapi

    restrikif (imobilisasi", kerusakan integritas kulit berhubungan dengan cidera

    tusuk$ fraktur terbuka, resiko tinggi terhadap kerusakan pertukaran gas

     berhubungan dengan perubahan aliran $ darah#emboli lemak dan kurangnya

     pengetahuan tentang kondisi dan prognosis berhubungan dengan tidak mengenal

    sumber informasi.

    Pada tinjauan kasus muncul enam diagnosa keperawatan yaitu $

    0. Disfungsi &eurovaskuler Perifer berhubungan dengan cidera vaskuler

    langsung, edema

  • 8/17/2019 BAB IV IMAM

    7/14

    0!0

    Daya yang menyebabkan fraktur dan menyebabkan diskontinuitas tulang dan

     perubahan jaringan sekitar menyebabkab spasme otot dan terjadi peningkatan

    kapiler dan pelepasan histamin sehingga protein plasma hilang dan bengkak

    sehingga terjadi penekanan pembuluh darah menyebabkan penurunan perfusi

     jaringan,

  • 8/17/2019 BAB IV IMAM

    8/14

    0!

    . &yeri berhubungan dengan =erakan fragmen tulang

  • 8/17/2019 BAB IV IMAM

    9/14

    0!

    *. 'urang pengetahuan tentang prognosis berhubungan dengan salah

    interprestasi informasi

    Pasien fraktur &y.S bekerja sebagai pelayan kantin di kampus sehingga klien

     jarang dan kurang mendengar#mengetahui informasi tentang penyakit yang

    diderita sekarang yaitu fraktur sehingga pada saat dirawat klien dan keluarga

     banyak bertanya tentang penyakit yang dideritanya sekarang, baik kepada

     perawat ataupun kepada dokter.

    9ntara landasan teori dan tinjauan kasus didapati kesenjangan, yaitu pada

    Diagnosa 3esiko trauma tambahan berhubungan dengan terputusnya kontinuitas

     jaringan tulang tidak ditegakkan karena klien sudah di pasang spalk#bidai dan

    sudah diberi perawatan selama 0! hari dan sudah diberi pengertian agar jangan

     banyak melakukan pergerakan pada ekstermitas yang cedera dan aktifitasnya

    dibantu oleh keluarga dan selalu dilakukan di atas tempat tidur. Dan diagnosa

    resiko tinggi terhadap kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan

    aliran $ darah#emboli lemak, perubahan membran alveolar#kapiler, interstitial,

    edema paru, kongesti, tidak ditegakkan karena tidak ditemukan tanda%tanda

    gangguan pernapasan seperti, rales, whee>ing, ronchi (Doengoes, !!!".

  • 8/17/2019 BAB IV IMAM

    10/14

    0!-

    C. Intervensi Keperawatan

    ;ntervensi keperawatan bertujuan untuk mengurangi, menghilangkan dan sebagai

     pencegah terjadinya komplikasi. 4ahapan intervensi keperawatan yaitu

    menentukan prioritas diagnosa keperawatan, penetapan tujuan, penetapan kriteria

    evaluasi dan merumuskan rencana keperawatan.

    Prioritas masalah menunjukkan masalah tersebut menjadi prioritas dalam

    melakukan intervensi keperawatan. 4ujuan adalah hasil yang diharapkan dapat

    terjadi. Menentukan tujuan hasil yang diharapkan harus spesifik, sesuai

    kenyataan, dapat di ukur, menunjukkan kerangka pencapaian yang pasti dan

    mempertimbangkan keinginan pasien. ;ntervensi keperawatan ini bertujuan dan

     bermanfaat dalam melakukan implementasi dan evaluasi.

    ;ntervensi tidak dapat dilakukan semua pada diagnosa keperawatan disfungsi

    neurovaskuler perifer berhubungan dengan cidera vaskuler langsung, odema.

    @ntuk intervensi yang tidak dilakukan yaitu, lepaskan perhiasan dari ekstermitas

    yang cedera tidak dilakukan karena klien mengalami fraktur pada ekstermitas

     bawah jadi tidak ada perhiasan yang dipakai, kaji jaringan sekitar akhir bidai

    untuk titik yang kasar#tekanan dan selidiki keluhan rasa terbakar di bawah bidai,

    tidak dilakukan karena setiap mau dipasang bidai perawat dan klien selalu

     berdiskusi apakah pemasangannya terlalu kencang apa tidak, perhatikan keluhan

    nyeri ekstrem untuk tipe cedera atau peningkatan nyeri pada gerakan pasif

  • 8/17/2019 BAB IV IMAM

    11/14

    0!)

    ekstermitas, tidak dilakukan karena klien tidak pernah menunjukkan nyeri yang

    hebat atau ekstrem karana sudah dilakukan perawatan hari ke%0!.

    ;ntervensi tidak dapat dilakuakan semua pada diagnosa resiko penyebaran infeksi

     berhubungan dengan adanya luka#kerusakan jaringan . @ntuk intervensi yang

    tidak dilakukan yaitu, kaji tonus otot, refleks tendon dalam dan kemampuan untuk 

     berbicara tidak dilakukan karena pada pasien fraktur tidak diperbolehkan untuk

    dilakukan pengkajian tonus otot karena akan menambah trauma tambahan.

    ;ntervensi tidak dapat dilakuakan semua pada diagnosa nyeri berhubungan

    dengan pergeseran fragmen tulang. @ntuk intervensi yang tidak dilakukan yaitu,

    hindari penggunaan sprei#bantal plastik dibawah ekstermitas dalam bidai karena

     perawat melihat dibawah ekstermitas yang cedera tidak menggunakan bantal

     plastik, tinggikan penutup tempat tidur, pertahankan linen terbuka pada ibu jari

    kaki tidak dilakukan karena ekstermitas yang cedera tidak ditutup oleh klien,

    identifikasi aktivitas terapeutik yang tepat untuk usia pasien, kemempuan fisik,

    dan penampilan pribadi tidak dilakukan karena klien masih tampak lemas dan

    aktivitasnya selalu dibantu oleh keluarganya, selidiki adanya keluhan nyeri yang

    tak biasa#tiba%tiba tidak dilakukan karena klien tidak pernah menunjukkan nyeri

    yang hebat atau ekstrem karana sudah dilakukan perawatan hari ke%0!, lakukan

    kompres dingin#es -%-1 jam pertama diharapkan menurunkan

  • 8/17/2019 BAB IV IMAM

    12/14

    0!*

    edema#pembentukan hematoma, menurunkan sensasi nyeri tidak dilakukan karena

    klien sudah menjalani perawatan hari ke%0!.

    D. Implementasi Keperawatan

    ;mplementasi keperawatan merupakan pelaksanaan keperawatan yang dilakukan

    oleh perawat dan klien. ;mplementasi yang dilakukan sesuai dengan rencana yang

    di tetapkan dan disesuaikan dengan kondisi klien, untuk masalah keperawatan

    disfungsi neurovaskuler perifer berhubungan dengan cidera vaskuler langsung,

    odema implementasi yang dilakukan adalah, mengkaji tanda%tanda vital (4D, &,

    P, dan S", mengkaji aliran kapiler warna kulit, dan kehangatan pada fraktur,

    mengkaji keseluruhan lingkar ekstremitas yang cidera untuk

     pembengkakan#edema, meng observasi fungsi neurovaskuler #perubahan fungsi

    motorik#sensorik,234, pulsasi,sensasi, edema atau tidak, warna kulit,

    meninggikan e/termitas yang cidera, mengajarkan keluarga dan klien untuk

    secara rutin latihan jari#sendi distal cidera, kolaborasi$ mengawasi

    hemoglobin#hematokrit, memberikan terapi sesuai indikasi mendapat terapi

    kalne/ )!! mg#iv#1. @ntuk masalah keperawatan resiko penyebaran infeksi

     berhubungan dengan adanya luka#kerusakan jaringan implementasi yang

    dilakukan adalah, mengkaji tanda%tanda vital (4D, &, P, dan S", mengkaji

    karakteristik luka, mengganti balutan dengan tekhnik aseptik, menganjurkan klien

    dan keluarga untuk tidak menyentuh sisi inversi, memberikan penkes tentang

    materi fraktur dan makanan yang dianjurkan untuk mempercepat proses

  • 8/17/2019 BAB IV IMAM

    13/14

    0!:

     penyembuhan luka, memberikan terapi obat sesuai indikasi antibiotik#;A

    mendapat therapi cefota/ime 0g#;A #0jam. @ntuk masalah keperawatan nyeri

     berhubungan dengan pergeseran fragmen tulang implementasi yang dilakukan

    adalah mengkaji karakteristik nyeri, skala, durasi, frekuensi, dan derajat nyeri,

    mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam, mempertahankan imobilitas yang sakit

    dengan tirah baring, menganjurkan kepada keluarga memberikan tindakan

    kenyamanan, contoh $ pijat pinggang dan punggung, berkolaborasi dalam

     pemberian obat analgesik sesuai indikasi, mendapat obat 9sam mefenamat )!!

    mg#oral#B0

    E. Evalasi

    Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan terhadap &y.S, evaluasi akhir

    yang di dapat adalah sebagai berikut$

    0. 7valuasi masalah keperawatan disfungsi neurovaskuler perifer berhubungan

    dengan cidera vaskuler langsung, odema teratasi sebagian dan mengalami

     peningkatan dibuktikan dengan kaki kirinya sudah tidak terasa baal, kaki

    kirinya tidak merasa kaku saat jari kaki digerakkan, warna kulit sudah tampak

    kemerahan pada bagian area distal fraktur, 234 detik pada kaki kiri

    . 7valuasi masalah keperawatan resiko penyebaran infeksi berhubungan dengan

    adanya luka#kerusakan jaringan teratasi sebagian dan mengalami peningkatan

    dibuktikan dengan sudah tidak terdapat pus(%", leukosit dalam ambang normal

  • 8/17/2019 BAB IV IMAM

    14/14

    0!1

    .:!!#ul dan 67D menurun dari pemeriksaan yang pertama menjadi

    mm#jam, panjang luka 1 cm dan jahitan sudah di up heating semua.

    . 7valuasi masalah keperawatan nyeri berhubungan dengan pergeseran

    fragmen tulang teratasi sebagian dan mengalami peningkatan dibuktikan

    dengan nyeri berkurang dengan skala ringan , durasi ! detik dan frekuensi

    /#hari, klien sudah kelihatan lebih nyaman dan rileks.