bab iv proses produksi.docx

Upload: rahmawatimila

Post on 02-Jun-2018

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 BAB IV PROSES PRODUKSI.docx

    1/37

    Jurusan Teknik Kimia

    Fakultas Teknologi IndustriInstitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 22

    PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG

    PalembangSumatera Selatan

    BAB IV

    PROSES PRODUKSI

    Bahan yang digunakan dalam proses pembuatan urea yang digunakan di PT PUSRI dapat

    dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu bahan baku utama dan bahan pembantu. Kedua jenis

    bahan ini harus memenuhi persyaratan/spesifikasi sehingga dapat digunakan dalam proses.

    IV.1 Bahan Baku Pembuatan Amonia

    IV.1.1 Bahan Baku Utama

    IV.1.1.1 Gas Alam

    Gas alam berupa gas yang tidak berwarna, baunya khas sehingga mudah dikenali,

    mudah sekali terbakar dan kalau terbakar menimbulkan nyala api yang berwarna biru. Gas

    alam dibutuhkan sebagai sumber hidrogen pada pembuatan amonia dan sebagai sumber

    karbon pada pembuatan urea. Selain itu gas alam juga diperlukan sebagai sumber energi pada

    pembakaran (fuel gas) sebagai bahan bakar pada proses pembangkitan kukus. Komponen

    utama yang terdapat pada gas alam adalah metana (CH4).

    Gas alam yang dibutuhkan oleh PUSRI dipasok oleh Pertamina dari sumur gas di

    Prabumulih. Proses pengiriman gas dilakukan melalui pipa bawah tanah berjarak 120 km.

    Gas tersebut diterima PUSRI dan diukur kuantitasnya melalui suatu unit pengukuran yang

    disebut Gas Metering Station (GMS) yang berada di PUSRI II. Karakteristik dan komposisi

    gas alam yang digunakan harus memenuhi spesifikasi berikut seperti yang terdapat dalam

    Tabel IV.1.

    Kebutuhan gas alam untuk keseluruhan pabrik amonia dan utilitas diperkirakan 210

    MMSCFD. Kondisi gas alam pada battery limitadalah tekanan 28,12 kg/cm

    2

    G dan temperatur28C.

  • 8/10/2019 BAB IV PROSES PRODUKSI.docx

    2/37

    Jurusan Teknik Kimia

    Fakultas Teknologi IndustriInstitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 23

    PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG

    PalembangSumatera Selatan

    Tabel IV.1 Karakteristik dan Komposisi Gas Alam

    Komposisi Kuantitas Satuan

    Gas alam

    Metana (CH4)Etana (C2H6)

    Propana (C3H8)

    Iso-Butana (i-C4H10)

    Nomal-Butana (n-C4H10)

    Iso-Pentana (I-C5H12)

    Normal-Pentana (n-C5H12)

    Heksana (C6H14)

    Karbon dioksida (CO2)

    Nitrogen (N2)

    74,95

    6,77

    5,36

    0,82

    1,08

    0,32

    0,22

    0,18

    10,30

    0

    % mol

    Pengotor berupa Hidrogen sulfida (H2S)

    dan sulfur organik3,4 ppm

    Titik embun kandungan air (moisture) 29,4 C

    Net heating value 9,405 kcal/Nm3

    Hidrokarbon cair 0

    IV.1.1.2 Udara

    Udara digunakan sebagai udara instrumen dan udara proses. Udara yang digunakan

    langsung diambil pada lingkungan. Komposisi udara yang diambil disajikan pada Tabel IV.2.

    Udara proses digunakan sebagai sumber gas nitrogen sebagai bahan baku pembuatan amonia.

    Udara instrumen digunakan untuk keperluan seperti aerasi, udara campuran dan lainnya.

    Jumlah udara instrumen untuk unit amonia yang dipergunakan sebanyak 5,33 Nm3/jam, udara

    instrumen diambil dari udara bebas dengan kompressor dengan spesifikasi seperti disajikan

    pada Tabel IV.2.

  • 8/10/2019 BAB IV PROSES PRODUKSI.docx

    3/37

    Jurusan Teknik Kimia

    Fakultas Teknologi IndustriInstitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 24

    PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG

    PalembangSumatera Selatan

    Tabel IV.2 Komposisi udara

    Komponen Kuantitas (%mol)

    Nitrogen (N2) 78,084

    Oksigen (O2) 20,947

    Argon (Ar) 0,934

    Tabel IV.3 Spesifikasi udara instrumen

    Spesifikasi Kuantitas Satuan

    Tekanan 7 kg/cmG

    Temperatur 28 C

    Kualitas Bebas minyak

    IV.1.1.3 Air

    Pada pabrik ammonia, air digunakan sebagai air umpan boiler (boiler feed water) dan

    air pendingin (cooling water). Kebutuhan air umpan boilerdan air pendingin tersebut masing-

    masing adalah 4,97 m3

    /jam dan 0,9 MT/MT NH3.

    Kebutuhan kedua jenis air tersebut disediakan oleh unit utilitas, yang bahan bakunya

    berasal dari air Sungai Musi. Jumlah air Sungai Musi yang digunakan di unit utilitas sebanyak

    712 m3/jam. Karakteristik dan komposisi air sungai Musi yang diproses di unit utilitas

    disajikan pada Tabel IV.4.

  • 8/10/2019 BAB IV PROSES PRODUKSI.docx

    4/37

    Jurusan Teknik Kimia

    Fakultas Teknologi IndustriInstitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 25

    PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG

    PalembangSumatera Selatan

    Tabel IV.4 Karakteristik dan Komposisi Air Sungai Musi

    Komponen Kuantitas Satuan

    Ph 6,57,5

    Komposisi

    Turbiditas sebagai SiO2

    P alkalinitas sebagai CaCO3

    M alkalinitas sebagai CaCO3

    Cl2 sebagai Cl-

    Sulfat sebagai SO42-

    Amonia sebagai NH3

    Kesadahan Ca2+

    sebagai CaCO3

    Kesadahan Mg2+

    sebagai CaCO3

    Besi sebagai Fe

    Silika sebagai SiO2

    Padatan tersuspensi

    Padatan terlarut

    Material organik

    49

    0

    19,4

    3,4

    4,2

    3,9

    5,5

    6,4

    2,06

    15 - 64

    42

    64

    18,7

    ppm

    Tekanan 2,25 kg/cm G

    Temperatur 28,5 C

    IV.1.2 Bahan Baku Penunjang

    IV.1.2.1 Hidrogen

    Gas hidrogen dibutuhkan untuk proses start-up pabrik yang memerlukan kondisi

    tanpa kehadiran udara. Untukstart-uppabrik Pusri-IB, gas hidrogen disuplai dari Pusri II, III,

    dan IV dengan komposisi sebagai berikut. Tekanan dan temperatur gas tersebut masing-

    masing 67 kg/cm2G dan 177

    oC. Jumlah gas hidrogen yang digunakan sebanyak 1301,44

    Nm3/jam.

  • 8/10/2019 BAB IV PROSES PRODUKSI.docx

    5/37

    Jurusan Teknik Kimia

    Fakultas Teknologi IndustriInstitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 26

    PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG

    PalembangSumatera Selatan

    Tabel IV.5 Komposisi gas untukstart-up

    IV.1.2.2 Bahan Kimia

    Bahan kimia yang digunakan sebagai bahan penunjang disajikan pada Tabel IV.6.

    Tabel IV.6 Bahan Kimia Penunjang Pabrik Amonia

    Komponen Kuantitas Satuan Lokasi

    Larutan Benfield

    K2CO3

    DEA

    V2O5

    Antifoaming agent

    2,24

    1,29

    0,15

    0,14

    kg/jam

    kg/jam

    kg/jam

    kg/jam

    Absorber padafeed

    treatmentdan mainBenfield

    Trietilen glikol Untuk menyerap air

    Pengolahan air umpan

    boiler

    hidrazin (100%)

    posfat (100%)

    amonia (100%)

    klorin (100 %)

    tawas (50 % wt)

    asam sulfat (H2SO4)

    soda kaustik (NaOH)

    0,21

    0,35

    0,41

    3

    100

    275

    412

    kg/jam

    kg/jam

    kg/jam

    gr/m3bahan

    baku

    gr/m3bahan

    baku

    kg/hari

    kg/hari

    Deaerator

    Kukus drum

    Deaerator

    Floctreator / clarifier

    Floctreator / clarifier

    Penukar ion

    Penukar ion

    Komponen Kuantitas Satuan

    Hidrogen 74,01 % volume

    Nitrogen 24,61 % volume

    Argon 0,344 % volume

    Metana 1,03 % volume

  • 8/10/2019 BAB IV PROSES PRODUKSI.docx

    6/37

  • 8/10/2019 BAB IV PROSES PRODUKSI.docx

    7/37

    Jurusan Teknik Kimia

    Fakultas Teknologi IndustriInstitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 28

    PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG

    PalembangSumatera Selatan

    Komposisi

    NH3

    H2O

    Minyak

    99,5 (min)

    0,5 (maks)

    5

    % berat

    % berat

    ppm

    IV. 1.3.1.2. Gas CO2

    Spesifikasi gas CO2yang digunakan disajikan pada Tabel IV.9.

    Tabel IV.9 Spesifikasi Gas CO2sebagai Bahan Baku Pabrik Urea

    Spesifikasi Kuantitas Satuan

    Tekanan 0,6 kg/cm G

    Temperatur 38o

    C

    Jumlah 53,8 MT/jam

    Komposisi

    CO2(dry basis)

    H2O

    Belerang total

    98 (min)

    jenuh

    1 (maks)

    % berat

    ppm vol

    IV.1.4 Bahan Baku Penunjang

    Bahan baku penunjang yang digunakan pada pabrik urea terdiri atas steam, air demin,

    udara instrumen, udara pabrik, air umpan boiler, dan nitrogen.

    IV.1.4.1 Steam

    Spesifikasi steam yang digunakan disajikan pada Tabel IV.10.

    Tabel IV.10 Spesifikasi Steam Pabrik Urea

    Spesifikasi Kuantitas Satuan

    Tekanan 42,2 kg/cm G

  • 8/10/2019 BAB IV PROSES PRODUKSI.docx

    8/37

    Jurusan Teknik Kimia

    Fakultas Teknologi IndustriInstitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 29

    PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG

    PalembangSumatera Selatan

    Temperatur 400oC

    Fouling factor 0,0001 mjam

    oC/kkal

    Jumlah 67,82 MT/jam

    IV.1.4.2 Air Pendingin

    Spesifikasi air pendingin yang digunakan disajikan pada Tabel IV.11.

    Tabel IV.11 Spesifikasi Cooling Water Make Up Pabrik Urea

    Spesifikasi Kuantitas Satuan

    Tekanan 4 kg/cm G

    Temperatur 32 oC

    Faktor fouling 0.0002 mjam

    oC/kkal

    Inhibitor 30-50 Ppm

    pH 6.57.5

    Turbidity 3 (maks) Ppm

    Total hardness 25 (maks) ppm sebagai CaCO3

    Warna 10 (maks) sebagai harzen unit

    Fe 0.1 (maks) Ppm

    Cl2 8 (maks) Ppm

    Sulfat 10 ppm sbg SO4

    Minyak Trace

    Total dissolved solid 80 (maks) Ppm

    IV.1.4.3 Air Bebas Mineral

    Spesifikasi air bebas mineral yang digunakan disajikan pada Tabel IV.12.

  • 8/10/2019 BAB IV PROSES PRODUKSI.docx

    9/37

  • 8/10/2019 BAB IV PROSES PRODUKSI.docx

    10/37

    Jurusan Teknik Kimia

    Fakultas Teknologi IndustriInstitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 31

    PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG

    PalembangSumatera Selatan

    Tabel IV.14 Spesifikasi Air Pemadam Kebakaran Pabrik Urea

    Spesifikasi Kuantitas Satuan

    Tekanan

    -Minimal 7.0 kg/cm G

    -Normal 10.0 kg/cm G

    TemperaturoC

    -Minimal 20.0oC

    -Normal 30.0oC

    IV.1.4.7 Nitrogen

    Spesifikasi nitrogen sebagai bahan baku disajikan pada Tabel IV.15.

    Tabel IV.15 Spesifikasi Nitrogen yang Digunakan pada Pabrik Urea

    Spesifikasi Kuantitas Satuan

    Tekanan 4 kg/cm G

    Temperatur 28oC

    Komposisi

    NOx

    O2

    10 (maks)

    300 (maks)

    ppm

    ppm

    IV.1.4.8 Udara Instrumen

    Spesifikasi udara instrumen yang digunakan disajikan pada Tabel IV.16.

    Tabel IV.16Spesifikasi Udara Instrumen Pabrik Urea

    Spesifikasi Kuantitas Satuan

    Tekanan (di pipa headerudara instrumen) 7 kg/cm G

    Temperatur 28oC

  • 8/10/2019 BAB IV PROSES PRODUKSI.docx

    11/37

  • 8/10/2019 BAB IV PROSES PRODUKSI.docx

    12/37

    Jurusan Teknik Kimia

    Fakultas Teknologi IndustriInstitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 33

    PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG

    PalembangSumatera Selatan

    Gambar IV.1 Diagram blok produksi amonia

    Proses produksi amonia ini menghasilkan dua jenis produk, yaitu amonia panas (30oC)

    dan amonia dingin (-33oC). Amonia panas akan dialirkan ke bagian urea sedangkan amonia

    dingin akan disimpan di dalam tangki amonia. Keenam tahap proses dapat dijelaskan sebagai

    berikut.

    IV.2.1.1 Pengolahan Gas Alam Umpan (Feed Treating)

    Tahap pertama dalam sintesis amonia adalah pengolahan gas alam umpan. Gas alam

    umpan dengan tekanan 28,8 kg/cm2g dan temperatur 21

    oC dibagi menjadi dua aliran, yaitu

    untuk bahan bakar dan untuk proses produksi amonia. Bahan baku gas alam yang diterima dari

    PT Pertamina masih mengandung beberapa unsur yang tidak diinginkan, antara lain:

    1. Partikel Padat

    2. Sulfur Anorganik

    3. Hidrokarbon fraksi berat (Heavy Hydrocarbon)

    4. Karbon Dioksida (CO2)

    5. Sulfur Organik

    Pada tahap ini, kelima unsur yang tidak diinginkan tersebut dipisahkan sehingga gas

    alam siap untuk masuk pada tahapan proses berikutnya.

  • 8/10/2019 BAB IV PROSES PRODUKSI.docx

    13/37

    Jurusan Teknik Kimia

    Fakultas Teknologi IndustriInstitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 34

    PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG

    PalembangSumatera Selatan

    IV.2.1.2 Pemisahan Partikel Padat

    Bahan baku gas alam dipisahkan dari partikel padatan berupa debu secara fisik dengan

    menggunakan filter. Dalam unit filtrasi ini dipasang alat penunjuk pressure drop, Apabila

    hilang tekan sudah cukup besar, maka kotoran yang menempel sudah cukup banyak dan

    diperlukan pembersihan terhadap filter ini.

    IV.2.1.3 Tahap Pemisahan Sulfur Anorganik

    Senyawa sulfur harus dihilangkan karena bersifat korosif dan dapat menjadi racun

    katalis yang digunakan di primary reformer. Reaksi ini optimum pada temperatur 30-100oC.

    Reaksi yang terjadi dengan katalis DyCat ialah:

    ZnO + H2S ZnS + H2O + Q

    IV.2.1.4 Tahap Absorbsi Air

    Gas alam umpan kemudian dimasukkan ke bagian bawah glycol absorber yang

    bertujuan untuk memisahkan kandungan uap air dalam gas alam umpan agar tidak

    mengganggu proses pemisahan fraksi hidrokarbon berat. Pada proses pemisahan hidrokarbon

    berat, gas alam umpan harus didinginkan hingga -18oC dan temperatur tersebut dapat

    menyebabkan uap air yang terkandung dalam gas alam umpan terkondensasi dan membentuk

    solid hydratesyang dapat menyumbat kerangan dan chiller.

    Untuk menghindari penyumbatan itu, uap air ini diabsorbsi oleh larutan trietilen glikol

    pada tekanan 27,5 kg/cm2g. Lean etylene glycol 99,84% akan memasuki absorber secara

    counter-current. Richglycolyang telah mengabsorbsi uap air akan turun ke bawah absorber

    kemudian mengalir keglycolexchangeruntuk dipanaskan oleh leanglycoldaristoragetank.

    Dari glycolexchanger, richglycol akan masuk ke kolom regeneratorglikol. Richglycol ini

    akan dipanaskan hingga 204oC pada tekanan 0,2 kg/cm

    2g oleh steam38 kg/cm

    2g sehingga

    uap air yang terabsorbsi oleh larutan glikol mudah lepas dan menguap keluar dari kolom

    regenerator kemudian langsung dibuang ke atmosfer dengan bantuan medium pelucut gas

    alam.Leanglycolakan turun kestoragetankdan masuk keglycolexchangerkemudian masuk

    ke glycol filter kemudian dipompa hingga bertekanan 35 kg/cm2 g dan didinginkan oleh

    coolingwaterkemudian masuk kembali ke absorber. Temperatur minimum leanglycolyang

  • 8/10/2019 BAB IV PROSES PRODUKSI.docx

    14/37

  • 8/10/2019 BAB IV PROSES PRODUKSI.docx

    15/37

  • 8/10/2019 BAB IV PROSES PRODUKSI.docx

    16/37

  • 8/10/2019 BAB IV PROSES PRODUKSI.docx

    17/37

  • 8/10/2019 BAB IV PROSES PRODUKSI.docx

    18/37

    Jurusan Teknik Kimia

    Fakultas Teknologi IndustriInstitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 39

    PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG

    PalembangSumatera Selatan

    Untuk 1 molekul karbon akan digunakan 0,344 mol steam sehingga diharapkan rasio steam

    dengan carbonpada gas yang keluar darisaturatorialah 0,8.

    Gas alam yang sudah dijenuhkan kemudian memasuki tahap persiapan gas sintesis

    yang dibagi menjadi primary reformer dan secondary reformer. Tujuannya adalah untuk

    mengkonversi gas alam umpan menjadi gas sintesis yang banyak mengandung H2.

    IV.2.1.8.2 Primary Reformer

    Dalamprimaryreformerterjadi reaksi antarasteamdan metana dalam gas alam:

    CH4+ H2O CO +3 H2 endoterm

    Kemudian terjadi reaksi pergeseran (water-gas shift convertion):

    CO+H2O CO2+ H2 eksoterm

    Reaksi total:

    CH4 + 2H2OCO2+4H2 endoterm

    Primary reformer terdiri dari dua seksi, yaitu seksi radiasi dan konveksi. Fuelgas yang

    berasal dari aliran natural gasdengan tekanan 28,8 kg/cm2g dan temperatur 21

    oC akan dibagi

    menjadi dua aliran. Satu aliran akan masuk ke auxiliary boiler untuk pemanasan steam

    kemudian gas tersebut masuk ke seksi konveksidi antara duasuperheater section.Aliranfuel

    gaslainnya akan masuk ke seksi radiasi untuk dibakar dalam keadaan vakum. Keadaan vakum

    ini ditimbulkan dengan pengaturan aliran steamke turbin penggerak induced draft fan (I.D.fan) dan berfungsi untuk menjaga agar api tidak menyebar. Tekanan pada seksi radiasi ialah 5

    mm air.

    Setelah dari seksi radiasi,fuel gasini akan masuk ke dalam terowongan (duct) di lantai

    dapur yang merupakan daerah transisi antara seksi radiasi dan seksi konveksi. Dimasukkannya

    fuel gas ke dalam duct ini bertujuan agar fuel gas panas dapat bersinggungan dengan tube

    yang berisi katalis dengan efisien sehingga menghilangkan daerah stagnasi pada seksi radiasi.

    Fuel gasyang telah terbakar akan menjadi CO2dan H2O (uap air) atau dinamakan flue gas

    yang akan menuju ke seksi konveksi. Pada seksi konveksi gas yang telah terbakar tersebut

    akan bergabung dengan aliran flue gas lainnya dari auxiliary boiler. Aliran gas yang

    bercampur tersebut akan dialirkan oleh induced draft fankeluar dari seksi konveksi menuju ke

    cerobong pembuangan. Fuelgas yang telah dibakar (flue gas) dari seksi konveksi, setelah

  • 8/10/2019 BAB IV PROSES PRODUKSI.docx

    19/37

  • 8/10/2019 BAB IV PROSES PRODUKSI.docx

    20/37

    Jurusan Teknik Kimia

    Fakultas Teknologi IndustriInstitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 41

    PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG

    PalembangSumatera Selatan

    pada katalis. Burnerharus diatur agar lidah api tidak mengenai pipa katalis agar tabung tidak

    pecah sebelum waktunya.

    IV.2.1.8.3 Secondary Reformer

    Secondary Reformer diperlukan untuk menyempurnakan reaksi steam reforming

    (pemecahan metana menjadi CO, CO2 dan H2). Gas yang telah mengalami perengkahan

    sebagian dariprimaryreformerakan dialirkan melalui transferlineke bagian atas secondary

    reformer dengan temperatur masukan 800oC. Kadar CH4 gas yang keluar dari primary

    reformermempunyai konsentrasi sekitar 11-13% mol. Aliran gas ke bawah masuk ke diffuser

    ringuntuk kemudian masuk ke dalam zona pembakaran dari reaktor. Dalam zona pembakaran

    ini, gas akan bercampur dengan udara proses dan steam yang telah dipanaskan dan masuk

    melalui nozzleyang terletak di bawah diffuser ring. Pencampuran yang baik ini menyebabkan

    terjadinya reaksi pembakaran cepat: H2+1/2 O2H2O yang eksotermis. Panas reaksi yang

    dihasilkan dari reaksi pembakaran H2akan langsung menyebar ke permukaan katalis nikel dan

    digunakan untuk keberlangsungan reaksi perengkahan dalamsecondaryreformer.

    Reaksi dalam secondary reformer sama dengan reaksi pada primary reformer hanya

    saja padasecondarytidak diperlukan bahan bakar. Reaksi-reaksi yang terjadi padasecondary

    reformer adalah sebagai berikut:

    2 H2+ O2 2 H2O + QCH4+ H2O 3 H2+ CO - Q

    CO + H2O H2+ CO2 + Q

    Banyaknya udara yang diinjeksikan ke dalamsecondaryreformerbergantung pada kebutuhan

    N2. Perbandingan antara H2dan N2harus tepat agar tidak mengganggu operasi di ammonia

    converter. Jika laju alir udara yang masuk naik maka temperatur akan naik akibat banyaknya

    pembakaran dan untuk menjaga kondisi operasi, maka temperatur primary reformer harus

    dikurangi.

    Katalis padasecondaryreformerini bervolume 24,45 m3dengan bulk density1,0 t/m

    3

    dan disangga oleh lapisan bola-bola yang berukuran 25 mm yang mengandung kadar alumina

    tinggi dan silica rendah. Bola-bola alumina berdiameter 2 inch dengan bahan yang sama

    terletak di atas lapisan bola-bola alumina tersebut. Katalis dan bola-bola penyangga tersebut

  • 8/10/2019 BAB IV PROSES PRODUKSI.docx

    21/37

  • 8/10/2019 BAB IV PROSES PRODUKSI.docx

    22/37

    Jurusan Teknik Kimia

    Fakultas Teknologi IndustriInstitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 43

    PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG

    PalembangSumatera Selatan

    Gambar IV.3 Diagram alir seksi pemurnian gas sintesis

    IV.2.1.9.1 Shift Conversion

    Gas keluaran dari secondary reformer ternyata masih banyak mengandung CO

    sehingga diperlukan pengolahan lebih lanjut untuk mengkonversi gas CO menjadi CO2(water

    gas shift reaction). Reaksi ini terjadi padashiftconverter, yaitu:

    CO+H2O CO2+ H2eksoterm

    Shift converter ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu High Temperature Shift Converter

    (HTSC) dan Low Temperature Shift Converter (LTSC). HTSC memiliki sasaran agar laju

    reaksi terjadi dengan cepat pada temperatur tinggi karena meningkatkan energi aktivasi

    molekul untuk bereaksi. HTSC terdiri dari satu lapis katalis nikel yang lebih tahan panas dan

    bervolume 55 m3. LTSC bertujuan agar konversi reaksi meningkat, sehubungan dengan reaksi

    yang bersifat eksotermis, maka penurunan temperatur akan membuat reaksi bergeser ke kanan.

    LTSC terdiri dari satu lapis katalis zinc oksidadengan total volume katalis 66 m3. Bagian atas

    dari lapisan katalis ini ialah CuZnO berfungsi sebagai penghadang sulfur atau penyerap H 2S

    yang mungkin lolos dari HTSC ketika pertama kali start updengan katalis yang baru. H2S ini

    dapat meracuni katalis LTSC.

    Gas dansteamdarisecondaryreformerpada temperatur 343oC hingga 371

    oC dialirkan

    terlebih dahulu ke HTSC karena kandungan CO masih tinggi sehingga dibutuhkan laju reaksi

    oksidasi CO yang cepat. Untuk mencapai konversi CO menjadi CO2 yang baik, variabel

    operasi yang menentukan ialah temperatur, yaitu optimum pada 343oC hingga 357

    oC dan rasio

  • 8/10/2019 BAB IV PROSES PRODUKSI.docx

    23/37

    Jurusan Teknik Kimia

    Fakultas Teknologi IndustriInstitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 44

    PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG

    PalembangSumatera Selatan

    steamdengan gas, yaitu optimum untuk rasio 7:1. Temperatur maksimum desain bejana metal

    untuk HTSC ialah 482oC dan untuk bejana LTSC ialah 301

    oC. Kenaikan laju alir steamakan

    menghasilkan konversi CO yang lebih besar jika reaksi terjadi mendekati kurva

    kesetimbangan. Hal yang perlu diperhatikan ialah bahwa untuk temperatur di atas 121oC,

    maka kandungansteamdalam gas harus lebih dari 20% karena jika tidak terpenuhi maka akan

    terjadi dehidrasi atau perubahan struktur dari katalis, yaitu kehilangan kekuatan fisiknya.

    Setelah dari HTSC, konsentrasi CO akan menurun dari 13,6% menjadi 3,5%. Gas ini

    kemudian dialirkan ke LTSC. Pada kondisi normal, temperatur LTSC dijaga pada 210oC.

    Untuk tekanan normal, temperatur inlet paling rendah yang diizinkan ialah 190oC dan

    temperatur maksimum ialah 260oC. Reaksi yang terjadi sama seperti HTSC dengan variabel

    proses yang sama. Kadar CO yang rendah dari LTSC, yaitu sekitar 0,3% akan membuat

    beban methanatorberkurang. Gas sintesis yang dihasilkan kemudian akan masuk ke seksi CO2

    absorber.

    IV.2.1.9.2 Pemisahan CO2

    Secara umum, pemisahan CO2 pada tahap ini memiliki prinsip yang sama dengan

    pemisahan CO2pada tahap Feed Treating.Gas sintesis dengan temperatur 235oC dari LTSC

    akan masuk keHigh TemperatureCondensateReboileruntuk memanaskan kondensat hingga

    temperatur gas sintesis turun menjadi 158

    o

    C. Kemudian gas sintesis akan masuk ke CO2stripperreboilerbagian tubesideuntuk memanaskan larutan Benfield lalu gas sintesis akan

    masuk keHighcondensatereboilerdan masuk lagi ke cooler untuk memanaskan demin water

    sehingga temperatur keluarannya ialah 106oC. Baru kemudian gas sintesis akan masuk ke raw

    gasseparator untuk memisahkan kandungan air dalam gas.

    Gas sintesis yang telah terpisahkan dari kandungan airnya kemudian masuk ke bagian

    bawah dari CO2absorber. CO2absorberterdiri dari empatpackedbedpacking pall ringatau

    flexiringdan pada bagian atas terdapat demister. Gas sintesis akan mengalir ke atas melalui

    lapisanpackingtersebut dan diabsorbsi CO2-nya oleh larutanBenfield. Larutan leanBenfield

    ini akan dialirkan ke atas bedpertama atau bedpaling atas melalui distributor dengan volume

    desain ialah 173 m3/jam dan ke atas bedketiga dengan volume desain ialah 1016 m

    3/jam.

  • 8/10/2019 BAB IV PROSES PRODUKSI.docx

    24/37

  • 8/10/2019 BAB IV PROSES PRODUKSI.docx

    25/37

  • 8/10/2019 BAB IV PROSES PRODUKSI.docx

    26/37

  • 8/10/2019 BAB IV PROSES PRODUKSI.docx

    27/37

  • 8/10/2019 BAB IV PROSES PRODUKSI.docx

    28/37

    Jurusan Teknik Kimia

    Fakultas Teknologi IndustriInstitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 49

    PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG

    PalembangSumatera Selatan

    N2+ 3 H2 NH3 + Q

    Reaksi ini berlangsung didalam ammonia converter yang terdiri dari empat buah unggun

    katalis Fe (promoted iron) dengan temperatur 400-500oC dan tekanan 130-140 kg/cm

    2.

    Perbandingan antara N2dan H2adalah 1:3. Gas proses memasuki ammonia convertermelalui

    bagian bawah converteryang kemudian mengalir melalui anulus menuju bagianshelldari HE

    122-C yang terletak dibagian atas konverter. Di dalam HE 122-C, gas proses akan dipanaskan

    dengan hot converter effluent.Dari shell side HE 122-C, gas mengalir kebawah melewati 4

    bed katalis dalam sebuah katalis basket. Diantara 4 bed katalis terdapat ruang antara yang

    berfungsi sebagai tempat quenching gas. Tujuan dari quenching gas ini adalah untuk

    mengontrol temperatur sehingga kondisi operasi reaktor dapat selalu dipertahankan. Setelah

    melewati bed katalis, gas proses akan mengalir ke sebuah standpipe yang terletak ditengah

    vessel. Gas effluent konverter ini kemudian menuju ke tube sidedari HE 122-C memberikan

    panas pada gas umpan konverter.

    Produk dalam wujud gas keluaran ammonia converter ini akan mengalami beberapa

    kali pendinginan. Pendinginan pertama terjadi di unit 123-C dimana terjadi pertukaran panas

    dengan air umpan boiler. Pendinginan berikutnya berlangsung di 121-C dimana terjadi

    pertukaran panas dengan gas proses yang akan masuk ke reaktor amonia konverter. Setelah

    digunakan untuk memanaskan BFW (boiler feed water) dan gas proses yang akan ke

    konverter, gas produk ammonia converter ini dibagi menjadi dua aliran yakni menuju ke

    kompresor tahap kedua dan purge separator vessel. Produk yang dihasilkan kemudian akan

    dimurnikan.

    IV.2.1.12 Tahap Pendinginan dan Pemurnian Produk

    Ada tiga tujuan utama dalam tahap ini, yaitu memberikan supplypendingin kechiller-

    chiller sehingga amonia dapat dipisahkan dari gas, memurnikan amonia dari gas-gas yang

    masih terlarut, dan mendapatkan amonia dalam kondisi yang dibutuhkan (hot dan cold).

    Amonia yang terbentuk dalam ammonia converter dipisahkan dari komponen yang lain

    dengan cara pendinginan bertahap, karena temperatur titik embun Amonia lebih besar dari

    komponen yang lain maka amonia akan mengembun terlebih dahulu sehingga dapat

    dipisahkan dari komponen yang lain. Terdapat beberapa peralatan di seksi pemurnian produk ,

  • 8/10/2019 BAB IV PROSES PRODUKSI.docx

    29/37

  • 8/10/2019 BAB IV PROSES PRODUKSI.docx

    30/37

  • 8/10/2019 BAB IV PROSES PRODUKSI.docx

    31/37

    Jurusan Teknik Kimia

    Fakultas Teknologi IndustriInstitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 52

    PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG

    PalembangSumatera Selatan

    menjadi 85 kg/cm2g baru menjadi 250 kg/cm

    2g. Gas CO2kemudian dibagi menjadi dua aliran,

    yaitu ke dalamLow Pressure Decomposerpada seksi dekomposisi dan ke dalam reactor.

    Selain gas CO2, bahan baku utama sintesis urea adalah amonia cair. Amonia dari

    reservoir amonia awalnya bertekanan 16,5 kg/cm2g, kemudian dikompresi satu tingkat oleh

    ammoniaboost uphingga bertekanan 25 kg/cm2g. Dari sini amonia sebagian dialirkan keHigh

    Pressure Absorber dan sebagian dikompresi kembali oleh pompa umpan amonia hingga

    bertekanan 250 kg/cm2g sesuai dengan tekanan yang dibutuhkan pada reaksi sintesis urea.

    Cairan amonia tersebut kemudian dipanaskan oleh ammoniapreheater sebanyak dua kali,

    menggunakan air panas dan steam condensate sebagai medium pemanas. Amonia baru

    dialirkan ke reactor setelah mencapai temperature 81,4oC.

    Komponen ketiga yang dimasukkan ke dalam reaktor adalah larutan amonium

    karbamat recycle.Sebelum dimasukkan, amonium karbamat dikompresi delapan tingkat oleh

    boostersehingga bertekanan 250 kg/cm2g dan menjadi kondensat.Kondisi operasi yang terjadi

    pada reactor sintesis amonia adalah pada tekanan 250 kg/cm2g, temperatur 200

    oC, dan waktu

    tinggal reaktan selama 25 menit. Reaksi yang terjadi ialah eksoterm sehingga panas yang

    dihasilkan akan menaikkan temperatur dalam reactor. Temperatur masukan pada bagian

    bawah reaktor awalnya belum mencapai 200oC, namun akibat panas yang dihasilkan reaksi,

    pada bagian atas reaktor, temperatur akan mencapai temperatur optimum reaksi, yaitu 200oC.

    Temperatur bagian atas reaktor dijaga agar tetap 198oC hingga 200

    oC. Pengaturan kondisi

    operasi dilakukan dengan kombinasi antara excess amonia ke reactor, larutan karbamat

    recycle, dan temperature amonia cair yang masuk ke reactor.

    IV.2.2.2 Seksi Dekomposisi

    Produk dari reactor sintesis terdiri dari urea, ammonium karbamat, air, sisa CO2, sisa

    NH3cair yang tidak bereaksi, dan biuret. Seksi dekomposisi ini bertujuan untuk memurnikan

    urea dari zat-zat lainnya. Dari tekanan 250 kg/cm2g, cairan dari reaktor akan diekspansi

    dengan melewati let down valve sehingga tekanan menjadi 17 kg/cm

    2

    g dan temperaturmenjadi 124

    oC. Sebagian amonium karbamat akan terurai menjadi gas NH3 dan gas CO2.

    Kemudian cairan dan gas akan masuk ke seksi dekomposisi atau purifikasi yang terdiri dari

    High Pressure Decomposer (HPD), Low Pressure Decomposer (LPD), dan gas separator.

  • 8/10/2019 BAB IV PROSES PRODUKSI.docx

    32/37

    Jurusan Teknik Kimia

    Fakultas Teknologi IndustriInstitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 53

    PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG

    PalembangSumatera Selatan

    Prinsip dekomposisi ini yaitu pemanasan dan penurunan tekanan yang menyebabkan amonium

    karbamat terurai.

    Reaksi hidrolisis urea yang merugikan dapat pula terjadi sehingga perlu diperhatikan.

    HPD yang beroperasi pada tekanan 17 kg/cm2g dan temperatur 165

    oC. Cairan dan gas

    masuk ke bagian atas HPD melalui pipa berlubang yang menjorok ke dalam ruang flashing.

    Melalui lubang pada pipa, cairan akan terpancar dari lubang tersebut dan gas akan menguap ke

    atas HPD dan masuk keHigh Pressure AbsorbentCooler(HPAC). Cairan dari ruangflashing

    akan masuk ke empat sieve trayyang dipanaskan oleh gas strippingagent. Pemanasan akan

    menyebabkan amonium karbamat yang terkandung dalam cairan akan terdekomposisi dan

    NH3berlebih akan teruapkan. Gas yang dihasilkan dari sieve trayakan terus naik ke atas HPD

    dan masuk juga ke HPAC. Cairan akan mengalir melalui pipa yang dipanaskan oleh middle

    steamdengan tekanan 12 kg/cm2g. Setelah itu udara anti korosi diinjeksikan dari bagian atas

    reboiler. Dari reboiler,larutan akan masuk ke bagian pinggir dalam dalam pipa-pipa Falling

    Film Heater (FFH) agar waktu tinggal dapat diperkecil sehingga pembentukan biuret dan

    hidrolisis urea dapat ditekan. Kedua reaksi ini tidak diinginkan terjadi. Pemanasan pada FFH

    akan menghasilkan gas yang naik ke atas dan bercampur dengan gas dari reboilermenjadi gas

    pelucut. Pemanasan FFH juga menggunakan Midlle Steam seperti untuk reboiler. Larutan

    amonium karbamat tersisa dan urea ditampung untuk proses selanjutnya.

    LPD terdiri dari ruang flashing, sieve tray sebanyak empat tingkat, penyekat, packed

    bed Raschig Ring dan penampung larutan. Larutan dari HPD dengan tekanan 17 Kg/cm2g dan

    temperatur 160o

    C masuk ke dalam LPD dengan cara memancar sehingga gas dan larutan akan

    memisah. Larutan yang terdiri dari urea, ammonium karbamat, dan sedikit amonia akan turun

    ke bawah melalui empat buah sieve tray dan kemudian ditampung oleh penyekat sebelum

    akhirnya dialirkan menujupacked bed dan ditampung untuk proses berikutnya.

    Larutan dari LPD yang memiliki tekanan 2,4 Kg/cm2g dan temperatur 116 oC

    kemudian dimasukkan ke dalam gas separator melalui pipa sparger.Gas Separator sendiri

    terdiri dari bagian atas dan bagian bawah Oxidizing Column. Gas dan larutan akan terpisah

    pada pipasparger. Campuran gas akan menuju ke off gas condenser sedangkan larutan akan

  • 8/10/2019 BAB IV PROSES PRODUKSI.docx

    33/37

    Jurusan Teknik Kimia

    Fakultas Teknologi IndustriInstitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 54

    PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG

    PalembangSumatera Selatan

    turun ke bawah melalui pipa berbentuk U menuju Oxidizing Column. Di dalam Oxidizing

    Column larutan mengalir melalui packed bed yang berisi raschig ring dan terjadi kontak

    dengan udara yang dihembuskan oelh off gas circulating blower yang berfungsi

    menghilangkan sisa-sisa amonia dan CO2 serta untuk mengoksidasi logam-logam yang

    mungkin terbawa dalam larutan.

    IV.2.2.3 Seksi Recovery

    Seksi recovery ini terdiri dari seksi recovery amonium karbamat dan seksi recovery

    amonia. Tujuannya adalah untuk membentuk kembali amonium karbamat dari gas karbon

    dioksida dan amonia dari gas separator untuk didaur ulang ke dalam reaktor dan mendaur

    ulang amonium yang berlebih ke ammonium reservoir untuk dimasukkan ke dalam reaktor

    kembali.

    IV.2.2.3.1 Seksi RecoveryAmonium Karbamat

    Gas keluaran dari seksi dekomposisi dikondensasi pada temperatur 60oC di dalam

    shell-side off gas condenser. Cairan yang terbentuk akan diencerkan di dalam off gas

    absorbent tank sehingga terbentuk amonium karbonat. Gas yang tidak terkondensasi akan

    masuk ke bagian bawah darigasabsorberyang terdiri dari duapackedbed. Larutan absorben

    yang digunakan pada gas absorberadalah amonium karbonat encer yang berasal dari off gas

    absorber tank dan larutan sirkulasi amonium karbonat encer yang didinginkan dalam shell

    sideoff gas absorbercooler.Udara diinjeksikan ke dalam gas yang tidak terabsorbsi pada off

    gas absorber. Campuran kemudian masuk kembali ke gas separator. Gas yang terabsorbsi

    oleh larutan absorben akan menjadi larutan amonium karbamat encer yang keluar dari bagian

    bawah gas absorben dan sebagian masuk ke Low Pressure Absorber (LPA) bagian atas pipa

    distributor dan bagian atas scrubber. Sebagian dari larutan amonium karbamat encer yang

    keluar dari bagian bawah gas absorben akan dipompa ke bagian atas Low Pressure

    Decomposer (LPD).

    Gas dari LPD dimasukkan ke bagian bawah LPA melalui pipa-pipa distributor.

    Tekanan operasi LPA ialah 1,9 kg/cm2g. Gas tersebut akan terabsorbsi oleh amonium

  • 8/10/2019 BAB IV PROSES PRODUKSI.docx

    34/37

    Jurusan Teknik Kimia

    Fakultas Teknologi IndustriInstitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 55

    PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG

    PalembangSumatera Selatan

    karbamat yang masuk dari atas. Selain diabsorbsi oleh amonium karbamat yang masuk dari

    atas, gas juga diserap oleh mother liquoryang berfungsi untuk menyerap biuret.

    Larutan amonium karbamat dari LPA dipompakan keHigh Pressure Absorber(HPA).

    Dalam HPA, semua gas CO2 yang dikirim dari High Pressure Decomposer dari seksi

    purifikasi urea akan diserap dan menjadi amonium karbamat. Pada seksi recovery amonium

    karbamat ini, gas CO2 akan terserap semua menjadi amonium karbamat, namun gas NH3

    masih akan bersisa karena NH3dimasukkan berlebih dengan perbandingan NH3:CO2=4:1. Air

    yang terbawa kabut amonia dan tidak terserap oleh amonia cair akan dilempar keluar melalui

    pipa yang terpasang vortex breakerdengan 3 blademelengkung pada bagian atas HPD. Air

    tersebut kemudian akan masuk ke drain separator dan turun ke High Pressure Absorbent

    Cooler(HPAC). Larutan amonium karbamat dari HPAC akan dipompakan kembali ke dalam

    reaktor sebagian dan sebagian lagi didaur ulang ke dalam HPAC.

    Ada dua kondisi pada HPA yang harus dijaga. Pertama, konsentrasi CO2 dalam

    amonium karbamat harus di antara 30-35%. Kedua, temperatur puncak HPA dijaga agar tetap

    lebih kecil dari 50oC dengan melakukan pengaturan laju alir amonia sebagai refluks yang

    berasal dari ammoniarecovery absorber.

    IV.2.2.3.2 Seksi Recovery Amonia

    Seksi recovery amoniaterjadi padaAmmoniarecoveryabsorber.Tekanan reaksi padaabsorber ini adalah 16,5 kg/cm

    2g. Absorber ini terdiri dari empat tingkat yang makin lama

    makin mengecil ukurannya. Campuran gas inert dan gas amonia yang tidak terkondensasi

    akan masuk ke bagian bawah absorber melalui pipa spargeryang terendam cairan kondensat.

    Gas amonia yang tidak terserap pada bagian bawah akan terus naik ke atas dan jika hingga

    tingkat keempat gas amonia masih belum terserap, maka gas amonia akan diserap oleh

    kondensat yang terlebih dahulu didinginkan di kondensat cooler. Amonia yang diserap

    kondensat akan membentuk cairan amonia dengan konsentrasi amonia 70% dan konsentrasi

    air 30%. Cairan amonia ini kemudian akan turun ke tingkat bawahnya secara overflow hingga

    mencapai tingkat paling bawah. Cairan amonia pada tingkat paling bawah akan dipompakan

    untuk menjadi absorben di HPA. Sebelum masuk HPA cairan amonia ini akan bergabung

  • 8/10/2019 BAB IV PROSES PRODUKSI.docx

    35/37

    Jurusan Teknik Kimia

    Fakultas Teknologi IndustriInstitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 56

    PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG

    PalembangSumatera Selatan

    dengan cairan amonia dari boost up pump. Gas-gas inertyang keluar dari puncak teratas akan

    dibuang atau masuk ke tempat penampungan inert(purge gas).

    IV.2.2.4 Seksi Kristalisasi dan Pembutiran

    Larutan urea dari gas separator pada seksi dekomposisi dikirim ke seksi ini dengan

    tujuan untuk mengkristalisasi cairan urea dan membuat butiran urea untuk dipasarkan. Urea

    yang berasal dari oxidizing columnmemiliki konsentrasi urea 73,9% kemudian dipompakan

    memasuki bagian bawah crystallizer. Crystallizer terdiri dari dua bagian, yaitu Vacuum

    Concentrator dan crystallizer bottom part. Kedua bagian crystallizer tersebut dihubungkan

    oleh barometric leg.

    Pada vacuum concentrator, terjadi proses penguapan air dan larutan urea yang

    supersaturated turun ke bawah melalui barometric leg dan masuk ke crystallizer. Vacuum

    concentratorbekerja pada 102 mmHg absolute dan temperatur operasi 72oC. Pada crystallizer

    bagian bawah, air akan menguap pada temperatur rendah karena tekanan yang digunakan ialah

    tekanan vakum. Larutan urea pada crystallizerbagian bawah akan bercampur dengan larutan

    urea jenuh yang turun dari barometric legdan berasal dari crystallizerbagian atas. Slurryfeed

    pumpakan memompa sebagian slurry urea keprethickenerdan sebagian lagi akan masuk ke

    bagian atas crystallizer bottom part.

    Setelah mencapai bagian tengah crystallizer bottom part, slurry urea dipompa olehcirculating pump for crystallizer ke bagian tubeside dari HPAC untuk menjaga temperatur

    HPAC. Kemudian slurry urea akan bergabung dengan larutan induk urea slurry dari oxidizing

    column dan masuk kembali ke bagian atas dari crystallizer bottom part dengan dipompa pula

    oleh urea solution pump. Pada vacuum concentrator, air dapat teruapkan akibat panas yang

    didapat dari panas sensibel urea yang masuk dari oxidizing column, panas kristalisasi urea,

    panas hotwater jacket, dan panas yang didapat oleh urea yang disirkulasi ke HPAC.

    Crystallizer akan menghasilkan uap air yang kemudian disedot oleh tekanan vacuum

    steam ejector. Uap air tersebut akan terkondensasi oleh air yang bersirkulasi dalam barometric

    leg condenser. Kondensat kemudian masuk ke dalam sumur cooling tower. Sebagian urea

    slurry dari crystallizer dipompakan ke prethickener. Pada prethickener terdapat kasa untuk

  • 8/10/2019 BAB IV PROSES PRODUKSI.docx

    36/37

  • 8/10/2019 BAB IV PROSES PRODUKSI.docx

    37/37