bab v pengujian viskositas bahan-bahan bitumen

5
BAB V PENGUJIAN VISKOSITAS BAHAN-BAHAN BITUMEN 5.1 Tujuan Praktikum Pengujian ini bertujuan untuk menentukan tingkat kekentalan (viskositas) aspal keras dengan menggunakan alat Saybolt dan aspal cair dengan menggunakan alat Engler 5.2 Prinsip Percobaan Kekentalan bitumen sangat bervariasi terhadap suhu, dari tingkatan padat, encer sampai tingkat cair. Kekentalan akan berkurang (dalam hal ini bitumen menjadi lebih encer) ketika suhu meningkat. Kekentalan absolute atau kekentalan dinamik dinyatakan dalam satuan Pa detik atau poises (1 poise = 0,1 Pa detik). Viskositas kinematik dinyatakan dalam satuan cm 2 /detik atau stokes atau centistokes (1 stokes = 100 centistokes = 1 cm 2 /detik). Karena kekentalan kinematik sama dengan kekentalan absolut, maka keduanya mempunyai harga yang relatif sama. Pada praktikum ini, kekentalan absolut dinyatakan oleh waktu menetes yang diperlukan oleh 60 ml sampel untuk melalui lubang yang telah dikalibrasi, yang kemudian dikoreksi dengan koefisien tertentu. Sedangkan kekentalan kinematik dinyatakan oleh waktu yang dibutuhkan oleh bitumen cair dengan suhu 60 o C untuk mengisi penuh labu gelas. Sifat kekentalan material bitumen cair merupakan salah satu faktor penting dalam melaksanaan perencanaan campuran maupun dalam pelaksanaan di lapangan. Sebelum dilakukan perencanaan campuran, biasanya kekentalan

Upload: reskyaranda

Post on 03-Oct-2015

275 views

Category:

Documents


18 download

DESCRIPTION

BAB v

TRANSCRIPT

BAB VPENGUJIAN VISKOSITAS BAHAN-BAHAN BITUMEN

5.1 Tujuan PraktikumPengujian ini bertujuan untuk menentukan tingkat kekentalan (viskositas) aspal keras dengan menggunakan alat Saybolt dan aspal cair dengan menggunakan alat Engler

5.2 Prinsip PercobaanKekentalan bitumen sangat bervariasi terhadap suhu, dari tingkatan padat, encer sampai tingkat cair. Kekentalan akan berkurang (dalam hal ini bitumen menjadi lebih encer) ketika suhu meningkat. Kekentalan absolute atau kekentalan dinamik dinyatakan dalam satuan Pa detik atau poises (1 poise = 0,1 Pa detik). Viskositas kinematik dinyatakan dalam satuan cm2/detik atau stokes atau centistokes (1 stokes = 100 centistokes = 1 cm2/detik). Karena kekentalan kinematik sama dengan kekentalan absolut, maka keduanya mempunyai harga yang relatif sama. Pada praktikum ini, kekentalan absolut dinyatakan oleh waktu menetes yang diperlukan oleh 60 ml sampel untuk melalui lubang yang telah dikalibrasi, yang kemudian dikoreksi dengan koefisien tertentu. Sedangkan kekentalan kinematik dinyatakan oleh waktu yang dibutuhkan oleh bitumen cair dengan suhu 60 oC untuk mengisi penuh labu gelas. Sifat kekentalan material bitumen cair merupakan salah satu faktor penting dalam melaksanaan perencanaan campuran maupun dalam pelaksanaan di lapangan. Sebelum dilakukan perencanaan campuran, biasanya kekentalan material bitumen harus ditentukan dulu, karena akan mempengaruhi sifat campuran bitumen itu selanjutnya. Misalnya pada suhu pencampuran tertentu, apabila viskositas terlalu tinggi maka akan menyulitkan dalam pelaksanaan pencampuran. Sebaliknya jika viskositas terlalu rendah, maka bitumen menjadi kurang berperan sebagai bahan pelekat pada campuran dan ini akan mengurangi stabilitas campuran.

5.3 Alat dan Bahan Peralatan dan bahan yang digunakan dalam pengujian ini adalah: a. Saybolt Viscometer dan bak perend.b. Penyumbat lubang tabung viskometer.c. Dudukan atau penyangga termometer.d. Termometer untuk Saybolt Viscometer.e. Termometer untuk bak perendam.f. Saringan dengan ukuran saringan no. 100.g. Labu penampung.h. Alat pencatat waktu dengan interval 0,1 detik dan mempunya ketelitian hingga 0,1% apabila diuji dengan menggunakan interval 60 menit.i. Lubang universal, digunakan untuk bahan yang mempunyai kekentalan (32 - 1000) detik.j. Lubang furol, digunakan untuk bahan yang mempunyai kekentalan lebih besar dari 25 detik.

5.4 Prosedur PengujianProsedur untuk melakukan pengujian ini terbagi menjadi proses persiapan benda uji dan pengujian terhadap bahan yang telah dipersiapkan. Berikut ini adalah prosedur sesuai SK SNI M-19-1990-F atau berdasarkan juga pada AASHTO T 72-90: 1990: Persiapan benda uji: a. Siapkan bak perendam dengan memilih suhu pengujian tertentu. b. Suhu pengujian standar untuk mengukur viskositas Saybolt Universal adalah 21,1 oC, 37,8 oC, 54,4 oC, dan 98,9 oC. c. Suhu pengujian standar untuk mengukur viskositas Saybolt Furol adalah 25,0 oC, 37,8 oC, 50,0 oC, dan 98,9 oC. d. Jika suhu pengujian yang dipilih berada di atas suhu kamar, pengujian bisa dipercepat dengan pemanasan contoh sampai mencapai suhu yang tidak lebih dari 1,7 oC di atas suhu pengujian. e. Aduk contoh hingga merata kemudian saring contoh melalui saringan dan langsung masukkan ke tabung viskometer sampai pinggit atas tabung viskometer. f. Aduk contoh dalam viskometer dengan termometer viskometer yang telah dilengkapi penyangga dengan kecepatan 30 - 50 putara per menit. Apabila suhu contoh tetap konstan dengan toleransi 0,005 oC dari suhu pengujian selama pengadukan 1 menit, angkat termometernya. g. Ambil contoh yang berlebihan dengan penyedot sampai batas overflow. h. Cabut gabus dari viskometer dan mulai nyalakan pencatat waktu saat contoh menyentuh dasar labu. i. Matikan pencatat waktu apabila contoh tepat pada batas 60 ml labu viskometer.j. Catat waktu alir (t) dalam detik sampai 0,1 detik terdekat.k. Tutup lubang viskometer dengan alat penyumbat.

5.5 Perhitungan dan PelaporanBerikut adalah hasil pengujian viskositas aspal pada dua buah sampel :Tabel 5. 1 Hasil Pengujian Viskositas Aspal

Viskositas Kinetik (cst) = SFS (detik) x FK

Gambar 5. 1 Grafik Viskositas vs.Waktu

5.6 AnalisisDari pengolahan data diatas, dapat diperoleh data suhu pemadatan (viskositas = 280 cst) dan suhu pencampuran (viskositas = 170 cst), yaitu: viskositas 280 = 136,5 C

viskositas 170 = 142 CDari nilai viskositas tersebut maka dapat diketahui pada suhu berapa harus dilakukan pencampuran atau pemadatan. 5.7 KesimpulanNilai suhu pencampuran adalah 142 C dan nilai suhu pemadatan adalah 136,5 C.