babiv hasil penelitian dan pembahasan hasil …secure site...
TRANSCRIPT
51
BABIV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Hasil Penelitian
4.1.1. Sejarah Perusahaan
Latar belakang berdirinya suatu perusahaan dengan
perusahaan yang Iain berbeda-beda. Hal ini disebabkan karena
adanya perbedaan di dalam bidang yang ditangani antara sebuah
perusahaan dengan perusahaan yang lain. Perusahan
PT. Superindo Violet Jaya bergerak dalam bidang percetakan,
khususnya dalam bidang laminating dan pelapisan (vernis),
juga memiliki sejarah tersendiri yang dimulai sejak rencana
pendiriannya sampai dengan saat ini.
Motivasi yang mendorong didirikannya perusahaan ini
adalah karena pada saat itu pendiri perusahaan yaitu Bapak
Herman Soetioso melihat bahwa pangsa pasar yang ditawarkan
dari usaha ini sangat besar. Pada saat itu perusahaan yang
bergerak di bidang percetakan sangat sedikit, sedangkan
permintaan di bidang ini cukup besar.
Pendirian perusahaan ini sangat menguntungkan bagi
pemilik perusahaan dan bagi perusahaan lain yang
membutuhkan jasa ini. Selain itu pendirian perusahaan ini juga
52
membantu masyarakat sekitar karena memberikan lapangan
pekerjaan baru.
Perusahaan percetakan PT. Superindo Violet Jaya
didirikan pada tahun 1987 berdasarkan Akte Pendirian
Perusahaan Nomor 52 tertanggal 19 Oktober 1987 oleh Bapak
Herman Soetioso. Pada mulanya perusahaan ini hanya
mengerjakan satu proses produksi saja yaitu laminating.
Perusahaan ini terus berkembang hingga saat ini, dan tidak
hanya bergerak di dalam bidang laminating saja tetapi juga
dalam bidang lain seperti carton box, UV vernis (vernis kaca
dan vernis biasa), lapis lilin, water base, dan ponds.
Perusahaan ini merupakan perusahaan pribadi yang
dimiliki oleh satu orang yaitu Bapak Herman Soetioso.
2 Lokasi Perusahaan
Keputusan untuk memilih suatu lokasi perusahaan
merupakan suatu keputusan yang sangat penting, karena
merupakan keputusan untuk jangka waktu yang panjang. Sebab
keputusan untuk menempatkan perusahaan pada suatu lokasi
tertentu mempunyai efek yang penting bagi sukses tidaknya
operasi perusahaan tersebut selanjutnya. Oleh karena itu, dalam
memilih lokasi suatu perusahaan haruslah didasarkan pada
pertimbangan-pertimbangan yang teliti dan terarah.
53
Lokasi perusahaan PT. Superindo Violet Jaya terletak
di JI. Berbek Industri II / 28 Kawasan Industri SIER Surabaya.
Adapun alasan pemilihan lokasi ini adalah dengan
pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:
1. Faktor Primer
a. Dekat dengan tenaga kerja
Untuk memperoleh tenaga kerja, perusahaan
tidak mengalami kesulitan sebab lokasi perusahaan
berada dekat pemukiman penduduk dengan banyak
terdapat tenaga kerja, baik yang memiliki tingkat
pendidikan yang tinggi maupun yang tidak.
b. Dekat dengan bahan baku
Letak perusahaan berada di daerah industri
sehingga bahan baku yang dipertukan mudah diperoleh.
Kemudahan ini mempunyai arti yang sangat penting bagi
kelancaran aktivitas perusahaan.
c. Dekat dengan transportasi
Transportasi adalah faktor yang sangat penting
dan tidak dapat ditinggalkan begitu saja, karena sangat
menunjang kemajuan perusahaan. Letak perusahaan
sangat strategis baik untuk pengangkutan bahan baku
maupun untuk pengiriman hasil produksi ke pelanggan.
54
d. Fasilitas listrik
Perusahan berada di daerah kawasan industri,
sehingga sarana listrik sangat mudah diperoleh.
2. Faktor Sekunder
Berdirinya perusahaan ini tidak membawa pengaruh
terhadap masyarakat sekitar, karena perusahaan ini berada
di kawasan industri yang jauh dari daerah pemukiman
penduduk, sehingga tidak akan mengganggu masyarakat
sekitar. Selain itu pendirian perusahaan ini juga
memberikan dampak positif yaitu membuka lapangan
pekerjaan, sehingga dapat menunjang peningkatan taraf
hidup dan mengurangi jumlah pengganguran.
Bentuk hukum dari perusahaan percetakan PT.
Superindo Violet Jaya adalah perusahaan perseroan dengan
Akte Pendirian Perusahaan Nomor 52 tertanggal 19
Oktober 1987.
Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan gambaran secara
skematis tentang hubungan kerja sama antara orang-orang yang
terdapat dalam suatu badan dalam rangka usaha untuk mencapai
tujuan.
Pentingnya peranan organisasi sebagai alat administrasi
dan manajemen harus dikaitkan dengan kemampuan manusia di
dalam organisasi yang bersangkutan. Bergerak tidaknya suatu
organisasi ke arah pencapaian tujuan yang telah ditentukan
sangat tergantung atas kemampuan manusia yang ada dalam
organisasi tersebut. Untuk itu perlu adanya suatu bentuk
susunan yang jelas mengenai suatu organisasi.
Dalam perusahaan ini kekuasaan bersumbet dari
pimpinan langsung ditujukan kepada bawahan. Oleh karena itu
struktur organisasi dalam perusahaan ini sangat sederhana
dengan unit organisasi menerima perintah dan petunjuk
langsung dari pimpinan unit dan hanya bertanggung jawab pada
pimpinan unitnya saja.
Adapun struktur organisasi pada perusahaan percetakan
PT. Superindo Violet Jaya adalah sebagai berikut:
56
GAMBAR1
STRUKTUR ORGANISASIPERUSAHAAN PERCETAKAN
PT. SUPERINDO VIOLET JAYA
DfREKTUR UTAMA
MANAJER PABRIK
KEPALA BAG.
ADM. & KEU
KEPALA BAG.
PERSONALIA
STAF BAGIAN
PRODUKSI
KEPALA
BAGPRODUKSI
KEPALA BAG
PEMBELIAN
KEPALA BAG
PEMASARAN
MANDOR
KEPALA
GUDANG
Sumber Data : PT. SUPER1NDO VIOLET JAYA (DIOIAH KEMBALI)
57
Adapun penjelasan tugas dan tanggung jawab dari
masing-masing bagian adalah sebagai berikut :
1. Direktur
a) Memimpin jalannya perusahaan dan bertanggung
jawab terhadap perkembangan perusahaan
b) Memberikan bimbingan kepada bawahan serta
mengadakan pengawasan terhadap tugas yang
diberikan
c) Mempunyai wewenang untuk mengangkat dan
memberhentikan karyawan
2. Kepala Bagian Administrasi dan Keuangan
a) Bertanggung jawab atas terlaksananya administrasi
perusahaan terutama pada pembukuan dan keuangan
perusahaan
b) Membuat laporan keuangan perusahaan
c) Bertanggung jawab kepada direktur
3. Manajer Pabrik
a) Mengawasi aktivitas-aktivitas yang secara langsung
berhubungan dengan produksi atau pabrik
b) Bertanggung jawab kepada direktur
4. Kepala Bagian Pembelian
a) Mengadakan pembelian bahan baku dan bahan
pern bantu yang diperlukan dalam proses produksi
b) Bertanggung jawab kepada direktur
Kepala Bagian Personalia
a) Mengurus dan mengatur segala hal yang berhubungan
dengan tugas personalia
b) Melayani dan menyediakan sarana pelengkap yang
diperlukan tiap bagian
c) Bertanggung jawab kepada manajer pabrik
Kepala Bagian Produksi
a) Mengadakan perencanaan produksi dan menentukan
jalannya proses produksi
b) Bertanggung jawab terhadap kelancaran proses produksi
c) Bertanggung jawab kepada manajer pabrik
Mandor
a) Mengadakan pengawasan terhadap jalannya proses
produksi
b) Mengawasi para pekerja dalam mejalankan tugasnya
c) Bertanggung jawab kepada kepala bagian produksi
Kepala Bagian Produksi
a) Bertanggung jawab secara langsung atas proses
produksi sehari-hari
b) Bertanggung jawab kepada kepala bagian produksi
9. Bagian Gudang
a) Menjaga dan memelihara bahan baku serta produk jadi
yang masuk dan keluar dari gudang
b) Bertanggung jawab kepada kepala bagian produksi
10. Kepala Bagian Pemasaran
a) Memasarkan produk jadi yang dihasilkan kepada para
langganan
b) Bertanggung jawab kepada direktur
4.1.4. Tujuan Perusahaan
Perusahaan di dalam melaksanakan kegiatan usahanya
tentu memiliki tujuan yang sama yaitu ingin mendapatkan laba
yang besar. Adapun cara yang dilakukan oleh PT. Superindo
Violet Jaya untuk mencapai tujuan tersebut adalah sebagai
berikut:
I. Menghasilkan produk yang bermutu.
Tingkat mutu dari suatu produk sangat berpengaruh
pada berhasil atau tidaknya sebuah produk merebut pasar
UUll IllClUUlK fJCMiaildll Uilll KVIISUlllCIVyciiXllggilllliyiX. WIC1I
karena itu mutu dari sebuah produk harus selalu dijaga agar
para konsumen/pelanggan tidak merasa kecewa dan beralih
ke produk Iain yang sejenis.
60
•
2. Mencapai target produksi
Produksi yang dihasilkan harus dapat mencapai
target yang di tetapkan. Target produksi pada perusahaan
ini didasarkan pada jumlah pesanan dari para pelanggan.
3. Mengefisiensikan biaya
Biaya-biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi
harus ditekan sekecil mungkin, agar biaya yang ditanggung
oleh perusahaan tidak terlalu besar. Sehingga akan dapat
meningkatkan Iaba perusahaan.
4. Meningkatkan keuntungan
Sesuai dengan prinsip perusahaanyaitu mencari laba,
maka perusahaan selalu berusaha dengan berbagai cara
untuk meningkatkan keuntungan/laba yang diperolehnya.
Salah satunya adalah dengan cara membuat biaya produksi
Iebih efisien.
4.1.5. Proses Produksi
1). Bahan baku yang digunakan
Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi ini
terdiri dari :
1. Bahan baku pokok yaitu kertas bergambar, brosur,
karton box.
61
2. Bahan pembantu yang terdiri dari
a) OPPPlastik
b) Toluen (pengencer/pelarut)
c) Vernis UV
d) IPA (sejenis Alkohol)
e) Kristal
f) Lem
2). Mesin-mesin yang dipergunakan
Mesin-mesin yang digunakan didalam proses produksi
adalah :
1. Mesin Laminating
Mesin ini dipergunakan dalam proses laminating
kertas.
2. Mesin UV
Mesin ini digunakan untuk vernis kertas, mesin ini
terdiri dari dua macam yaitu mesin UV untuk vernis
biasa dan mesin UV untuk vernis kaca.
3. Mesin Pelapis Lilin
Mesin ini digunakan untuk melapis karton box
dengan lilin agar isi yang berada didalam karton box
itu terlindung dari air.
62
4. Mesin Pemotong
Mesin ini di gunakan untuk memotong kertas dan
brosur-brosur, serta karton box sesuai dengan
pesanan dari pelanggan.
4.1.6. Pelaksanaan proses produksi
Proses produksi merupakan suatu rangkaian dari
beberapa tahap pengerjaan bahan baku hingga menjadi bahan
jadi yang siap untuk dipasarkan. Adapun proses produsi dari
PT. Superindo Violet Jaya adalah sebagai berikut :
Gambar 2
SKEMA PROSES PRODUKSI
PT. SUPERINDO VIOLET JAYA
63
PENYIAPAN BAHAN BAKU
SORTIR
PROSES LAMINATING PROSES VERMS PROSES LAPIS LILIN
PROSES VERNIS
KACA
PROSES VERNIS
BIASA
PROSES PEMOTONGAN
SORTIR
PENGEPAKAN
PENGIRIMAN
SumberData : PT SUPERINDO VIOLET JAYA
64
Proses pengerjaan dari bahan baku sampai dengan
dihasilkannya produk barang jadi oleh PT. Superindo Violet
Jaya dilakukan dalam berbagai tahap proses produksi. Tahap
proses produksi yang dilakukan dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a). Penyiapan bahan baku
Karena perusahaan merupakan perusahaan
percetakan/pelapisan maka bahan baku yang dipergunakan
adalah kertas baik yang berupa kertas bergambar (poster),
maupun brosur-brosur serta kertas karton.
b). Sortir
Pada bagian sortir yang pertama ini, para pekerja
melakukan pemilihan atas bahan baku yang akan
diproduksi sehingga bahan yang digunakan dalam proses
pelapisan benar-benar merupakan bahan yang berkualitas
baik, artinya kertas tidak boleh sobek atau terlipat karena
akan mempengaruhi hasil pelapisan.
Selain untuk pemilihan bahan proses sortir ini juga
dilakukan untuk memisahkan bahan baku baik untuk
proses laminating, proses vernis, maupun proses pelapisan
lilin, sehingga untuk proses selanjutnya akan mudah untuk
dilaksanakan.
65
c). Proses laminating
Proses ini dilakukan untuk melapis kertas dengan
plastik. Pada proses ini selain kertas juga diperlukan
bahan pembantu lainnya seperti OPP plastik dan toluen.
Yang dimaksud dengan OPP plastik ini adalah sejenis
plastik yang sangat lentur atau tidak mudah sobek dan
melar. OPP plastik ini didapat dari Trias Santosa
Surabaya, Polisindo Semarang, dan Argha Karya Jakarta.
Sedangkan toluen digunakan sebagi pengencer atau
pelarut bahan-bahan lainnya seperti lem. Toluen ini
digunakan pada semua bagian didalam proses produksi.
d). Proses Vernis
Proses vernis hampir sama dengan proses
laminating. Hanya saja bahan-bahan yang dipergunakan
berbeda. Proses vernis ini dibagi dua yaitu proses vernis
kaca dan vernis biasa. Pada proses vernis kaca bahan
pelapis yang digunakan adalah kristal dan dilarutkan
dengan toluen, sedangkan pada proses vernis biasa bahan
yang digunakan adalah vernis QV dan pelarut yang
digunakan adalah IPA (sejenis Alkohol). Beda antara
kedua jenis vernis ini adalah pada vernis kaca produk yang
dihasilkan Iebih mengkilat dan lebih tahan lama dan
digunakan untuk kertas yang Iebih tebal. Sedangkan vernis
66
biasa lebih sering digunakan untuk jenis kertas yang lebih
tipis,
e). Proses Pelapisan Lilin
Proses pelapisan lilin ini lebih sering digunakan
untuk melapisi canon box, seperti box untuk makanan.
Maksudnya adalah agar carton box yang telah dilapisi lilin
ini akan tahan dari air, sehingga makanan yang ada di
dalamnya akan terlindung. Proses produksi yang
digunakan sama, hanya bahan untuk pelapis yang
digunakan adalah lilin dan untuk melarutkannya
dilakukan dengan cara dipanaskan.
f). Proses Pemotongan
Pada proses ini produk-produk yang telah dilapisi
akan dipotong sesuai dengan permintaan dari pelanggan
pada mesin pemotong.
g). Sortir
Proses sortir ini penting untuk dilakukan agar hasil
yang akan dikirimkan kepada pelanggan tidak
mengecewakan, atau sesuai dengan permintaan. Setelah
proses penyortiran ini selesai maka produk jadi akan
dikirimkan ke gudang untuk proses pengepakan, dan
selanjutnya akan dikirimkan kepada pelanggan.
67
Produk yang dihasilkan oleh perusahaan PT.
Superindo Violet Jaya adalah berupa poster, brosur, selebaran,
maupun karton box. Salah satu pelanggan dari perusahaan ini
adalah "Jayanata"
4.1.7. Pendapatan Serta Beban I mum dan Administrasi
Perusahaan
I. Beban upah dan gaji
Beban upah dan gaji yang dilaporkan perusahaan
dikeluarkan untuk membiayai gaji dan komisi penjualan
yang diiakukan untuk kepantingan perusahaan.
Selain itu upah juga diberikan dalam bentuk bonus
untuk karyawan pada akhir tahun, sehingga harus dikoreksi
berdasarkan Undang-undang perpajakan No. 10 Thn. 1994
sedangkan berdasarkan Undang-undang perpajakan No. 17
Thn. 2000 tidak semua beban itu harus dikoreksi, karena
ada beban yang dikeluarkan dalam bentuk penyediaan
makanan dan minuman untuk semua karyawan.
2. Pendapatan bunga
Pendapatan bunga ini didapatkan dari deposito
perusahaan di bank oleh karena itu biaya ini dikoreksi
karena telah dipotong pajak penghasilan final. Deposito ini
tidak didapatkan dari pinjaman.
Beban bunga
Berupa beban bunga yang harus dibayar perusahaan
yang berasal dari dari pinjaman. Beban bunga ini tidak
dikoreksi.
Beban sewa
Perusahaan tidak mengeluarkan biaya untuk beban
sewa.
Beban royalti
Perusahaan tidak meiaporkan adanya beban royalti.
Beban perjalanan
Beban perjalanan yang dikeluarkan perusahaan
untuk keperluan dinas dalam rangka memperluas kegiatan
usahanya.
Piutang tidak dapat ditagih
Perusahaan tidak meiaporkan adanya Piutang tidak
dapat ditagih tetapi perusahaan hanya meiaporkan adanya
cadangan piutang sehingga harus dikoreksi karena
didasarkan pada undang-undang.
Premi asuransi
Perusahaan tidak meiaporkan pembayaran untuk
asuransi baik untuk karyawan maupun untuk pribadi.
69
9. Beban pajak
Perusahaan tidak melaporkan pembayaran untuk
pajak.
10. Biaya untuk kepentingan pribadi
Biaya ini dikeluarkan untuk kepentingan pribadi
pemilik perusahaan, sehingga hams dikoreksi.
4.1.8. Penyusutan Aktiva Tetap
Umur penyusutan atas aktiva tetap menurut perusahaan
adalah sebagai berikut:
Gedung 20 tahun
Mesin :
- mesin laminating
- mesin vernis kaca
- mesin vernis biasa
- mesin lapis lilin
Kendaraan
Inventaris kantor
20 tahun
12 tahun
10 tahun
10tahun
13 tahun
14tahun
7u
Rumus penyusutan yang digunakan dalam satu tahun adalah :
Penyusutan 1 Tahun :
Harga Beli
Tahun Penyusutan
Penyusutan dalam 1 bulan
Penyusutan 1 Tahun
12
4.1.9. Hutang Pajak
Uang muka pajak yang telah dibyarkan oleh perusahaan
selama tahun 1999 berdasarkan neraca tahun 1999 adalah
sebesar Rp. 47,568,200.00.
Hal ini akan membawa pengaruh terhadap besarnya
hutang pajak pada akhir tahun. Perbedaan ini akan didasarkan
atas besarnya jumfah pajak yang terutang.
4.1.10. Laporan Keuangan
Laporan keuangan PT. Superindo Violet Jaya adalah
sebagai berikut:
71
Tabel 4.1
LAPORAN BEBAN OPERASIPERUSAHAAAN PT. SUPERINDO VIOLET JAYA
Tahun 1999
Beban Operasi Perusahaan
Beban Penjualan : 1. Beban operasional pemasaran 2. Beban administrasi 3. CJaji dan komisi penjualan 4. Beban transport
TOTAL
Beban Umum Dan Administrasi 1 Beban alat tulis 2. Beban benda pos 3. Beban telepon/fax/internet 4. Beban surat kendaraan dinas 5 Beban training/seminar staf 6. Beban perjalanan dinas 7 Beban untuk direksi 8. Beban pakaian dinas 9. Bonus karyawan akhir tahun
10. Dana cadangan kerugian piutang 11. Beban operasional umum Iain 12. Beban penyusutan aktiva tetap
TOTAL
Jumlah
42,255,335.00 7,790,785.00
22,988,170.00 12,174,400.00
85,208,690.00
1,623,710.00 150,900.00
18,577,975.06 2,682,500.00 1,400,000.00 5,377,350.00
-19,931,600.00 12,938,700.00 28,650,004.00 20,577,200 00 45,761,495.00
157,671,434.06
72
Tabel 4.2
PT. SUPERINDO VIOLET JAYA LAPORAN PENYUSUTAN AKTIVA TETAP
Tahun1999
No.
l 2 3 4 5 6 7 8
Aktiva Tetap
Tanah Gedung Mesin laminating Mesin vernis kaca Mesin vernis biasa Mesin lapis lilin Kendaraan Inventaris kantor
Tahun Perolehan
.
1987 1987 1993 1993 1994 1989 1988
Harga Perolehan
3,035,119,652.00 1,152,260,438.00 1,007,914,984.00 2,009,091,836.32 1,797,368,608.00 1,045,128,603.20
437,953,700.00 228,807,475.00
10,713,645,296.52
Penyusutan
.
20 16 10 8 8 8 5
Digunakan Selama
.
12tahun 12 tahun 6 tahun 6 tahun 5 tahun 5 tahun 2 tahun
Sisa
m
8 4 4 2 3 3 3
No.
l
2 3 4 5 6 7 8
Aktiva Tetap
Tanah
Gedung Mesin laminating Mesin vernis kaca Mesin vernis biasa Mesin lapis lilin Kendaraan Inventaris kantor
Penyusutan 1 Thn.
.
57,613,021.90 62,994,686.50
200,909,183.63 224,671,076.00 130,641,075.40 54,744,212.50 45,761,495.00
777,334,750.93
Penyusutan 1 Bin.
.
4,801,085.16 5,249,557.21
16,742,431.97 18,722,589.67 10,886,756.28 4,562,017.71 3,813,457.92
64,777,895.91
Ak. Penyusutan
.
691,356,262.80 755,936,238.00
1,205,455,101.79 1,348,026,456.00
653,205,377.00 273,721,062.50
91,522,990.00
5,019,223,488.09
Nilai Buku
-
460,904,175.20 251,978,746.00 803,636,734.53 449,342,152.00 391,923,226.20 164,232,637,50 137,284,485.00
2,659,302,156.43
Tabel 4.3
PT. SUPERINDO VIOLET JAYA LAPORAN HARGA POKOK PENJUALAN
Periode 1 Januari s/d 31 Desember 1999
Harga Pokok Penjualan
Persediaan awal bahan baku
Pembelian bahan baku
Bahan baku yang siap diproses
Persediaan akhir bahan baku
Bahan baku yang diproses Upah langsung
Biaya overhead pabrik : Bahan baku tidak langsung Tenaga kerja tidak langsung Biaya listrik pabrik Biaya air pabrik Biaya penyusutan
Total biaya overhead pabrik
Harga pokok penjualan
Persediaan awal bahan jadi
Harga pokok penjualan siap jual
Persediaan akhir barang jadi
I Harga Pokok Penjualan
498,557,858.82
637,240,991.00
1,135,798,849.82
675,851,269.64
14,254,856.00 6,470,150.00 5,910,096.00 2,604,720.00
731,573,255.93
459,947,580.18 12,255,335.00
760,813,077.93
1,233,015,993.11
288,381,542.00
1,521,397,535.11
333,599,125.00
1,187,798,410 11
74
Tabel 4.4
PT. SUPERINDO VIOLET JAYA LAPORAN RUGILABA
Periode 1 Januari s/d 31 Desember 1999
Pendapatan penjualan :
Penjuaian
Dikurangi: Potongan penjualan
Penjualan bersih Harga pokok penjualan
Laba kotor operasi
Beban operasi .
Beban penjualan
Beban umum
Junilah biaya operasi
Laba bersih operasi
Biaya dan pendapatan diluar usaha
Pendapatan bunga deposito
Beban bunga pinjaman
Total
Laba bersih sebelum pajak
Pajak
Laba bersih setelah pajak
Pajak :
25,000,000.00 x 10%
25,000,000.00 x 15%
320,941,025.83 x 30%
1,999,688,400.00
199,968,840.00
85,208,690.00
157,671,434.06
1,799,719,560.00 1,187,798,410 11
611,921,149.89
(242,880,124.06)
369,041,025.83
8,462,750.00
(6,562,750.00)
1,900,000.00
370,941,025 83
(102,532,307.75)
268,408,718 08
2,500,000.00
3,750,000.00
96,282,307.75
102,532,307.75 |
L Sumber data : PT. Superindo Violet Jaya
Tabel 4.5
75
PT. SUPERINDO VIOLET JAYA
N E R A C A
Per 31 Desember 1999
AKTIVA
Aktiva Lancar : Kas Bank Piutang dagang Piutang Karyawan Persediaan barang jadi Persediaan bahan baku Uang muka pajak
Total Aktiva Lancar
Aktiva Tetap : Tanah Gedung Mesin Inventaris kantor Kendaraan
Total Aktiva Tetap
Akumulasi Penyusutan
IAKTIVA
239,586,116.00 2,055,325,686.63 3,310,217,906.79
12,500,000.00 35,870,000.00
575,851,269.64 47,568,200.00
3,035,119,652.00 1,152,260,438.00 5,859,504,031.52
228,807,475.00 437,953,700.00
6,276,919,179.06
KEWAJIBAN DAN MODAL
Kewajiban : Hutang dagang Uang muka langganan Hutang import Hutang pajak Hutang lancar Iain-Iain
Total Kewajiban
Modal : Modal saham Laba ditahan Laba tahun berjalan
Total Modal
10,713,645,296.52
(5,019,223,488.09)
11,971,340,987.49
1,060,083,384.00 576,664,613.50
54,964,107.75 100,000,000.00
TOTAL KEWAJIBAN DAN MODAL
1,791,712,105.25
662,500,000.00 9,248,720,164.16
268,408,718.08
10,179,628,882.24
11,971,340,987.49
Sumber data : PT. Superindo Violet Java
76
Pembahasan hasil penelitian
4.2.1. Permasalahan
Permasalahan yang akan dibahas adalah mengenai
perbedaan antara perlakuan beban dan pendapatan perusahaan
yang disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
dan berdasarkan Undang-undang Perpajakan No. 10 Tahun 1994
serta jika didasarkan pada Undang-undang Perpajakan No. 17
Tahun 2000.
Perbedaan ini akan mengakibatkan perbedaan didalam
menentukan besarnya laba'rugi perusahaan, hal ini tentunya
akan membawa pengaruh terhadap besarnya pajak yang
dibayarkan perusahaan.
Selain untuk melihat besarnya perbedaan laba, juga
dapat dilihat apakah laba bersih perusahaan setelah pajak yang
disusun berdasarkan Undang-undang Perpajakan Nomor 17
Tahun 2000 (ebih tinggi jika disusun berdasarkan Nomor 10
Tahun 1994 Undang-undang Perpajakan Nomor 10 Tahun 1994
Masalah di atas dapat dilihat dari laporan rugi laba
terutama pada bagian biaya operasional (btaya umum) dan juga
pada laporan akumulasi penyusutan aktiva tetap perusahaan,
yang akan membawa pengaruh terhadap besarnya jumlah aktiva
perusahaan.
Koreksi Pendapatan Serta Beban limiini dan Administrasi
Perusahaan
1. Beban upah dan gaji
Beban upah yang diberikan dalam bentuk bonus
untuk karyawan pada akhir tahun dikoreksi berdasarkan
Undang-undang Perpajakan Nomor 10 Tahun 1994.
Beban ini dikefuarkan oleh perusahaan dengan
tujuan untuk meningkatkan semangat kerja bagi para
karyawan yang berprestasi. Bonus ini diberikan dalam
bentuk liburan dan hadiah-hadiah.
Selain dalam bentuk liburan dan hadiah juga
disediakan makananan dan minuman untuk seluruh
karyawan perusahaan sebesar Rp. 3.500.000.00
Berdasarkan UU Pasal 4 ayat (3) huruf d,
menyatakan bahwa penggantian atau imbalan dalam bentuk
natura atau kenikmatan berkenaan dengan pekerjaan atau
jasa merupakan tambahan kemampuan ekonomis yang
diterima bukan dalam bentuk uang. Penggantian atau
imbalan dalam bentuk kenikmatan seperti penggunaan
mobil, rumah, fasilitas pengobatan dan Iain-Iain
sebagainya, bukan merupakan objek pajak.
78
Beban ini harus dikoreksi, karena diberikan kepada
karyawan dalam bentuk natura atau kenikmatan dan bukan
da! am bentuk uang.
Sedangkan berdasarkan Undang-undang Perpajakan
Nomor 17 Tahun 2000 beban yang dikeluarkan untuk
penyediaan makanan dan minuman untuk seluruh karyawan
tidak perlu dikoreksi. Sedangkan biaya bonus yang berupa
Iiburan dan hadiah harus tetap dikoreksi.
Hal ini didasarkan pada Undang-undang Perpajakan
Nomor 17 Tahun 2000 pasal 9 Ayat (1) huruf* e yang
berisikan :
Sebagaimana telah diuraikan dalam penjelasan
Pasal 4 ayat (3) huruf d UU No. 10 Tahun 1994,
penggantian atau imbalan dalam bentuk nature dan
kenikmatan dianggap bukan merupakan Obyek Pajak.
Selaras dengan hal tersebut maka dalam ketentuan ini,
penggantian atau imbalan dimaksud dianggap bukan
merupakan pengeluaran yang dapat dibebankan sebagai
biaya bagi pemberi kerja. Namun dalam rangka menunjang
kebijaksanaan pemerintah untuk mendorong pembangunan
di daerah terpencil, maka berdasarkan keputusan menteri
keuangart , penggantian atau imbalan dalam bentuk nature
atau kenikmatan yang diberikan berkenaan dengan
79
pelaksanaan pekerjaan didaerah tersebut boleh
dikurangkan dari penghasilan bruto pemberi kerja.
Dalam hal pemberian kepada pegawai berupa
penyediaan makanan/minuman di tempat kerja bagi seluruh
pegawai, secara bersama-sama, atau yang merupakan
keharusan dalam pelaksanaan pekerjaan sebagai sarana
kesefamatan kerja atau karena sifat pekerjaan tersebut
mengharuskannya seperti pakaian dan peralatan untuk
keselamatan kerja, pakaian seragam petugas (satpam), antar
jemput karyawan serta penginapan untuk awak kapal dan
yang sejenisnya, maka pemberian tersebut bukan
merupakan imbalan bagi karyawan tetapi boleh dibebankan
sebagai biaya bagi pemberi kerja.
Berdasarkan pasal 9 ayat (1) huruf e Undang-undang
Nomor 17 tahun 2000 maka biaya bonus untuk karyawan
akhir tahun harus dipotong sebesar Rp. 3.500.00.00,
karena diberikan dalam bentuk penyediaan
makanan/minuman di tempat kerja bagi seluruh pegawai
secara bersama-sama.
2. Pendapatan bunga
Pendapatan bunga yang didapatkan perusahaan dari
deposito harus dikoreksi berdasarkan Undang-undang
Perpajakan yaitu pada SE-46/PJ.4/1999. Pendapatan atas
bunga deposito ini telah dipotong Pajak Penghasilan yang
bersifat final.
3. Beban untuk Direksi
Beban ini dikeluarkan untuk kepentingan pribadi
pemilik perusahaan, dan bukan untuk kepentingan
operasional perusahaan.
Berdasarkan UU Pasaf 9 ayat (I) Huruf b ,
menyatakan bahwa biaya-biaya yang dikeluarkan atau
dibebankan oleh perusahaan untuk kepentingan pribadi
pemegang saham, sekutu, atau anggota, seperti perbaikan
rumah pribadi, beban perjalanan, beban premi asuransi
yang dibayar oleh perusahaan untuk kepentingan pribadi
tidak boleh dibebankan sebagai biaya yang akan
mengurangi penghasilan. Karena itu beban ini harus
dikoreksi.
Selain berdasarkan Undang-undang Perpajakan,
beban ini juga dikoreksi berdasarkan Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) karena merupakan pengeluaran untuk
kepentingan pribadi. Sehingga akan dilaporkan dalam
neraca sebagai piutang karyawan.
81
4. Cadangan piutang
Biaya ini dikeluarkan utituk membentuk dana
cadangan untuk piutang perusahaan kepada para
pelanggannya.
Berdasarkan Pasal 9 Ayat (1) huruf c, menyatakan
bahwa pembentukan atau pemupukan dana cadangan pada
prinsipnya tidak dapat dibebankan sebagai biaya dalam
menghitung Penghasilan Kena Pajak. Namun untuk jenis-
jenis usaha tertentu yang secara ekonomis memang
diperlukan untuk menutup beban atau kerugian yang akan
terjadi di kemudian hari, yang terbatas pada piutang tidak
tertagih untuk usaha bank, maka perusahaan yang
bersangkutan dapat melakukan pembentukan dana
cadangan yang ketentuan dan syarat-syaratnya ditetapkan
oleh Menteri Keuangan.
Oleh karena itu dana ini harus dikoreksi karena
berdasarkan UU cadangan dana yang dikeluarkan oleh
perusahaan tidak termasuk dalam jenis usaha tertentu yang
dapat melakukan pembentukan dana cadangan.
Laporan koreksi beban operasi perusahaan adalah
sebagai berikut:
82
Tabel 4.6
LAPORAN KOREKSIBEBAN OPERASIPERUSAHAAN (Antara Laporan Komersial dan Fiskal 1994)
PT. SUPERINDO VIOLET JAYA Tahun 1999
Nc
1 2 3 4
1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 11 12
i Beban Operasi
Beban Penjualan : Beban operasional pemasaran Beban administrasi Gaji dan komisi penjualan Beban transport
TOTAL
Beban Umum Dan Administrasi : Beban alat tulis Beban benda pos Beban telepon/fax/internet Beban surat kendaraan dinas Beban training/seminar staf Beban perjalanan dinas Beban untuk direksi Beban pakaian dinas Bonus karyawan akhir tahun Dana cadangan kerugian piutang Beban operasional umum lain Beban penyusutan aktiva tetap TOTAL
Komersial
42,255,335.00 7,790,785.00
22,988,170.00 12,174,400.00
85,208,690.00
1,623,710.00 150,900.00
18,577,975.06 2,682,500.00 1,400,000.00 5,377,350.00
-19,931,600.00 12,938,700.00 28,650,004.00 20,577,200.00 45,761,495.00
157,671,434.06
Debet
---
-----------
Kredit
---
------
12,500,000.00 -
12,938,700.00 28,650,004.00
-17,160,560.62
1 Fiskal 1994
42,255,335.00 7,790,785.00
22,988,170.00 12,174,400.00
85,208,690.00
1,623,710.00 150,900.00
18,577,975.06 2,682,500.00 1,400,000.00 5,377,350.00
-19,931,600.00
--
20,577,200.00 28,600,934.38 98,922,169.44
83
Tabel 4.7
LAPORAN KOREKSIBEBAN OPERASIPERUSAHAAN (Antara Laporan Komersial dan Fiskal 2000)
PT. SUPERINDO VIOLET JAYA Tahun 1999
No
l 2 3 4
I 2 3 4 5 6 7 8 9
10 11 12
Beban Operasi
Beban Penjualan : Beban operasional pemasaran Beban administrasi Gaji dan komisi penjualan Beban transport
TOTAL
Beban Umum Dan Administrasi : Beban alat tulis Beban benda pos Beban telepon/fax/intemet Beban surat kendaraan dinas Beban training/seminar staf Beban perjalanan dinas Beban untuk direksi Beban pakaian dinas Bonus karyawan akhir tahun Dana cadangan kerugian piutang Beban operasional umum lain Beban penyusutan inventaris kantor
TOTAL
Komers ia l
42,255,335.00 7,790,785.00
22,988,170.00 12,174,400.00
85,208,690.00
1,623,710.00 150,900.00
18,577,975.06 2,682,500.00 1,400,000.00 5,377,350.00
-19,931,600.00 12,938,700.00 28,650,004.00 20,577,200.00 45,761,495.00
157,671,434.06
Debet
---
-----------
Kredit
---
------
12,500,000.00 -
3,500,000.00 28,650,004.00
-17,160,560.62
Fiskal 2000
42,255,335.00 7,790,785.00
22,988,170.00 12,174,400.00
85,208,690.00
1,623,710.00 150,900.00
18,577,975.06 2,682,500.00 1,400,000.00 5,377,350.00
-19,931,600.00 9,438,700.00
-20,577,200.00 28,600,934.38
108,360,869.44 |
1
84
Tabel 4.8
LAPORAN KOREKSIBEBAN OPERASIPERUSAHAAN (Antara Laporan Komersial, Fiskal 1994 dan Fiskal 2000)
PT. SUPERINDO VIOLET JAYA Tahun 1999
No.
1 2 3 4
I 2 3 4 5 6 7 8 9
10 11 12
Beban Operasi
Beban Penjualan Beban operasional pemasaran Beban administrasi Gaji dan komisi penjualan Beban transport
TOTAL
Beban Umum Dan Administrasi : Beban alat tulis Beban benda pos Beban telepon/fax/internet Beban sural kendaraan dinas Beban training/seminar staf Beban perjalanan dinas Beban untuk direksi Beban pakaian dinas Bonus karyawan akhir tahun Dana cadangan kerugian piutang Beban operasional umum lain Beban penyusutan aktiva tetap TOTAL
Komersial
42,255,335.00 7,790,785.00
22,988,170.00 12,174,400.00
85,208,690.00
1,623,710.00 150,900.00
18,577,975.06 2,682,500.00 1,400,000.00 5,377,350.00
-19,931,600.00 12,938,700.00 28,650,004.00 20,577,200.00 45,761,495.00
157,671,434.06
Fiskal 1994
42,255,335.00 7,790,785.00
22,988,170.00 12,174,400.00
85,208.690.00
1,623,710.00 150,900.00
18,577,975.06 2,682,500.00 1,400,000.00 5,377,350.00
-19,931,600.00
--
20,577,200.00 28,600,934.38 98,922,169.44
Fiskal 2000
42,255,335.00 7,790,785.00
22,988,170.00 12,174,400.00
85,208.690.00
1,623,71000 150,900.00
18,577,97506 2,682,500.00 1,400,000.00 5,377,350.00
-19,931,600.00 9,438,700.00
-20,577,200.00 28,600,93438
108,360,869 44
85
4.2.3. Koreksi Akumulasi Penyusutan
Jika didasarkan pada Undang Undang Perpajakan maka
pengelompokan harta berwujud, metode serta tarif penyusutannya
dapat digambarkan sebagai berikut :
KELOMPOK HARTA
BERWUJUD
I. Bukan Bangunan Kelompok I Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4
II. Bangunan Permanen
Tidak Permanen
MASA MANFAAT
4 tahun 8 tahun 16 tahun 20 tahun
20 tahun 10 tahun
TARIF DEPRESIASI
GARIS LURUS
25% 12,5% 6,25% 5%
5% 10%
SALDO MENURUN
50% 25% 12,5% 10%
Sumber data : Undang -undang Perpajakan Nomorl 7 Tahun 2000
Jadi penyusutan aktiva tetap untuk satu tahun jika
didasarkan pada UU Perpajakan adalah sebagai berikut:
1. Dengan mengunakan Metode Garis Lurus
Tabel 4.9
PT. SUPERINDO VIOLET JAYA LAPORAN PENYUSUTAN AKTIVA TETAP 1999
(Tahun Perolehan Sebelum 1995) Koreksi fiskal
No.
l 2 3 4 5 6 7 8
Aktiva Tetap
Tanah Gedung Mesin laminating Mesin vernis kaca Mesin vernis biasa Mesin lapis lilin Kendaraan Inventaris kantor
Tahun Perolehan
-1987 1987 1993 1993 1994 1989 1988
Harga Perolehan
3,035,119,652.00 1,152,260,438.00 1,007,914,984.00 2,009,091,836.32 1,797,368,608.00 1,045,128,603.20
437,953,700.00 228,807,475.00
10,713,645,296.52
Penyusutan
-20 16 10 8 8 8 5
Digunakan Selama
-12 tahun 12 tahun 6 tahun 6 tahun 5 tahun 5 tahun 2 tahun
Sisa
-8 4 4 2 3 3
3
No.
l 2 3 4 5 6 7 8
Aktiva Tetap
Tanah Gedung Mesin laminating Mesin vernis kaca Mesin vernis biasa Mesin lapis lilin Kendaraan Inventaris kantor
Golongan
-1987 1987 1993 1993 1994 1989 1988
% Penyusutan
-5%
6.25% 12.50% 12.50% 12.50% 12.50% 12.50%
Penyusutan 1 Tahun
-57,613,021.90 62,994,686.50
251,136,479.54 224,671,076.00 130,641,075.40 54,744,212.50 28,600,934.38
810,401,486.22
Penyusutan 1 Bulan
-4,801,085.16 5,249,557.21
20,928,039.96 18,722,589.67 10,886,756.28 4,562,017.71 2,383,411.20
67,533,457.18
Akumulasi Penyusutan
-691,356,262.80 755,936,238.00
1,506,818,877.24 1,348,026,456.00
653,205,377.00 273,721,062.50
57,201,868.75
5,286,266,142.29
87
Tabel 4.10
PT. SUPERINDO VIOLET JAYA PERBANDINGAN LAPORAN PENYUSUTAN AKTIVA TETAP
Amur a Laporan Komersial danfiskal 1994
4
No.
1
2 3 4 5 6 7 8
Nama
Tanah
Gedung
Mesin laminating
Mesin vemis kaca
Mesin vemis biasa
Mesin lapis lilin
Kendaraan
lnventaris kantor
Penyusutan Komersial
4,081,085.16
5,249,557.21
16,742,431.97
18,722,589.67
10,886,756.28
4,562,017.71
3,813,457.92
64,777,895.91
Fiskal 1994
4,081,085.16
5,249,557.21
20,928,039.96
18,722,589.67
10,886,756.28
4,562,017.71
2,383,411.20
67533411.18
mi i I'I ihlilim i ]
88
4.2.4. Koreksi Hutang Pajak
Karena perubahan dari jumlah pajak yang harus dibayar
maka akun hutang pajak dalam laporan keuangan komersial
harus di koreksi.
- Koreksi hutang pajak berdasarkan laba fiskal 1994 :
Jumlah utang pajak seharusnya :
Pajak menurut fiskal 1994 : 102,550,073.36
Pajak dibayar dimuka : 47,568,200.00
Hutang pajak : 54,981,873.36
- Koreksi hutang pajak berdasarkan laba fiskal 2000 :
Jumlah utang pajak seharusnya:
Pajak menurut fiskal 2000 : 90,968,463.36
Pajak dibayar dimuka : 47.568.200.00
Hutang pajak : 43,400,263.36
4.2.5. Laporan Keuangan Setelah Rekonsiliasi.
Laporan keuangan perusahaan setelah rekonsiliasi yang
terdiri dari laporan laba rugi dan neraca adalah sebagai berikut:
PT. SUPERINDO VIOLET JAYA
N E R A C A
Per 31 Desember 1999
92
Laporan komersial Tahun 1999 Beda Tetap Beda Waktu Berdasarkan UU No. 10 Thn. 1994
AKTIVA
Aktiva Lancar : Kas Bank Piutang dagang Piutang Karyawan Persediaan barang jadi Persediaan bahan baku (Jang muka pajak
Total Aktiva Lancar
Aktiva Tetap : Tanah Gedung Mas in Inventaris kantor Kendaraan Total Aktiva Tetap
Akumulasi Penyusutan AKTIVA
KEWAJIBAN DAN MODAL
Kewajiban : Hutang dagang Uang muka langganan Hutang import Hutang pajak Hutang lancar Iain-Iain
239,586,116.00 2,055,325,686.63 3,310,217,906.79
12,500,000.00 35,870,000.00
575,851,269.64 47,568,200.00
3,035,119,652.00 1,152,260,438.00 5,859,504,031.52
228,807,475.00 437,953,700.00
1,060,083,384.00 576,664,613.50
54,964,107.75 100,000,000.00
Total Kewajiban Modal :
Modal saham Laba ditahan Laba tahun berjalan
Total Modal TOTAL KEWAJIBAN DAN MODAL
662,500,000.00 9,248,720,164.16
268,408,718.08
6,276,919,179.06
10,713,645,296.52
(5,019,223,488.09) 11,971,340,987.49
(267,042,654.20)
1,791,712,105.25
(267,042,654.20)
17,765.61
10,179,628,882.24 11,971,340,987.49
(267,101,872.91) 41,453.10
(267,042,654.20)
239,586,116.00 2,055,325,686.63 3,310,217,906.79
12,500,000.00 35,870,000.00
575,851,269.64 47,568,200.00
3,035,119,652.00 1,152,260,438.00 5,859,504,031.52
228,807,475.00 437,953,700.00
1,060,083,384.00 576,664,613.50
54,981,873.36 100,000,000.00
662,500,000.00 8,981,618,291.25
268,450,171.18
6,276,919,179.06
10,713,645,296.52
(5,286,266,142.29) 11,704,298,333.29
1,791,729,870.86
9,912,568,462.43 • 11,704.298.333.29 I
PT. SUPERINDO VIOLET JAYA N E R A C A
Per 31 Des ember 1999
AKTIVA
Aktiva Lancar : Kas Bank Piutang dagang Piutang karyawan Persediaan barang jadi Persediaan bahan baku Uang muka pajak Total Aktiva Lancar
Aktiva Tetap : Tanah Gedung Mesin Inventaris kantor Kendaraan
Total Aktiva Tetap Akumulasi Penyusutan AKTIVA
KEWAJIBAN DAN MODAL
Kewajiban : Hutang dagang Uang muka langganan Hutang import Hutang pajak Hutang lancar Iain-Iain
Total Kewajiban
Modal : Modal saham Laba ditahan Laba tahun berjalan
Total Modal
TOTAL KEWAJIBAN DAN MOC
Laporan komersial Tahun 1999
239,586,116.00 2,055,325,686.63 3,310,217,906.79
12,500,000.00 35,870,000.00
575,851,269.64 47,568,200.00
3,035,119,652.00 1,152,260,438.00 5,859,504,031.52
228,807,475.00 437,953,700.00
1,060,083,384.00 576,664,613.50
-54,964,107.75
100,000,000.00
662,500,000.00 9,248,720,164.16
268,408,718.08
)AL
6,276,919,179.06
10,713,645,296.52 (5,019,223,488.09) 11,971,340,987.49
1,791,712,105.25
10,179,628,882.24
11,971,340,987.49
Beda Tetap Beda Waktu
(267,042,654.20) (267,042,654.20)
(11,563,844.39)
(257,663,172.91) 2,184,363.10
(267,042,654.20,
Berdasarkan UU No. 17 Thn. 2000
239,586,116.00 2,055,325,686.63 3,310,217,906.79
12,500,000.00 35,870,000.00
575,851,269.64 47,568,200.00
3,035,119,652.00 1,152,260,438.00 5,859,504,031.52
228,807,475.00 437,953,700.00
1,060,083,384.00 576,664,613.50
-43,400,263.36
100,000,000.00
662,500,000.00 8,991,056,991.25
270,593,081.18
6,276,919,179.06
10,713,645,296.52 (5,286,266,142.29) 11,704,298,333.29
1,780,148,260.86
9,924,150,072.43
11,704,298,333.29
94 PT. SUPERINDO VIOLET JAYA
N E R A C A Per 31 Desember 1999
AKTIVA
Aktiva Lancar : Kas Bank Piutang dagang Piutang karyawan Persediaan barang jadi Persediaan bahan baku Uang muka pajak
Total Aktiva Lancar
Aktiva Tetap : Tanah Gedung Mesin Inventaris kantor Kendaraan Total Aktiva Tetap
Akumulasi Penyusutan AKTIVA
KEWAJIBAN DAN MODAL
Kewajiban : Hutang dagang Uang mukalangganan Hutang import Hutang pajak Hutang lancar Iain-Iain
Total Kewajiban
Modal : Modal saham Laba ditahan Laba tahun berjalan
Total Modal
ITOTAL KEWAJIBAN DAN M
Laporan komersial Tahun 1999
239,586,116.00 2,055,325,686.63 3,310,217,906.79
12,500,000.00 35,870,000.00
575,851,269.64 47,568,200.00
3,035,119,652.00 1,152,260,438.00 5,859,504,031.52
228,807,475.00 437,953,700.00
1,060,083,384.00 576,664,613.50
54,964,107.75 100,000,000.00
662,500,000.00 9,248,720,164.16
268,408,718.08
ODAL
6,276,919,179.06
10,713,645,296.52
(5,019,223,488.09) 11,971,340,987.49
1,791,712,105.25
10,179,628,882.24
11,971340,987.49
Bcrdasarkan UU No.10 Thn. 1994
239,586,116.00 2,055,325,686.63 3,310,217,906.79
12,500,000.00 35,870,000.00
575,851,269.64 47,568,200.00
3,035,119,652.00 1,152,260,438.00 5,859,504,031.52
228,807,475.00 437,953,700.00
1,060,083,384.00 576,664,613.50
54,981,873.36 100,000,000.00
662,500,000.00 8,981,618,291.25
268,450,171.18
6,276,919,179.06
10,713,645,296.52
(5,286,266,142.29) 11,704,298,333.29
1,791,729,870.86
9,912,568,462.43
11,704,298,333.29
Berdasarkan UU No. 17 Thn. 2000
239,586,116.00 2,055,325,686.63 3,310,217,906,79
12,500,000.00 35,870,000.00
575,851,269.64 47,568,200.00
3,035,119,652.00 1,152,260,438.00 5,859,504,031.52
228,807,475.00 437,953,700.00
1,060,083,384.00 576,664,613.50
43,400,263.36 100,000,000.00
662,500,000.00 8,991,056,991.25
270,593,081.18
6,276,919,179.06
10,713,645,296.52
(5,286,266,142.29) 11,704,298,333.29
1,780,148,260.86
9,924,150,072.43
11,704,298,333.29