bahan bakar minyak

2
Nama : I Gusti Ngurah Widiantara NIM : 21030114410008 ABSTRAK Bahan Bakar Minyak (BBM) saat ini penggunaannya sangat dominan di Indonesia. Konsumsi energi di Indonesia terbilang cukup tinggi, yakni sekitar 95% yang berasal dari bahan bakar fosil, dan hampir 50%-nya berupa BBM. Merosotnya produksi minyak bumi dalam negeri karena keterbatasan jumlah (unrenewable energy) serta kemampuan teknologi konvensional (recovery primer dan sekunder) saat ini yang hanya mengandalkan tekanan reservoir, pompa sumur dan injeksi air dari permukaan untuk menaikkan tekanan reservoir. Hal inilah yang kemudian mendorong terciptanya metode baru dalam meningkatkan produksi minyak bumi tahap ketiga atau tersier yang biasa disebut dengan metode Enhanced Oil Recovery (EOR). Salah satu metode EOR yang sedang berkembang dewasa ini adalah dengan injeksi bahan kimia Alkali-Surfaktan-Polimer (ASP). Keuntungan dari ASP adalah dapat diterapkan pada minyak yang memiliki bilangan asam yang rendah. Selain itu harga alkali yang relatif murah dapat menutupi tingginya harga surfaktan. Penelitian yang dilakukan adalah mengkaji pengaruh jenis surfaktan dan konsentrasi alkali (Na 2 CO 3 ) serta polimer xanthan gum pada recovery minyak bumi dengan metode ASP dalam proses model EOR (Enhanced Oil Recovery). Pemodelan EOR yang digunakan adalah injeksi larutan campuran surfaktan, alkali dan polimer pada suatu model. Dalam pemodelan EOR dilakukan dua uji pendahuluan terlebih dahulu yaitu uji water flooding dengan rasio minyak dan batuan (gram) yaitu 1:15 ; 1:20 ; 1:25 ; 1:30 ; 1:35 untuk mengetahui perbandingan minyak-batuan optimum dalam reservoir. Pengujian selanjutnya dengan menginjeksikan larutan brine dengan

Upload: i-gusti-ngurah-widiantara

Post on 04-Dec-2015

6 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bahan Bakar Minyak

Nama : I Gusti Ngurah Widiantara

NIM : 21030114410008

ABSTRAK

Bahan Bakar Minyak (BBM) saat ini penggunaannya sangat dominan di Indonesia. Konsumsi energi di Indonesia terbilang cukup tinggi, yakni sekitar 95% yang berasal dari bahan bakar fosil, dan hampir 50%-nya berupa BBM. Merosotnya produksi minyak bumi dalam negeri karena keterbatasan jumlah (unrenewable energy) serta kemampuan teknologi konvensional (recovery primer dan sekunder) saat ini yang hanya mengandalkan tekanan reservoir, pompa sumur dan injeksi air dari permukaan untuk menaikkan tekanan reservoir. Hal inilah yang kemudian mendorong terciptanya metode baru dalam meningkatkan produksi minyak bumi tahap ketiga atau tersier yang biasa disebut dengan metode Enhanced Oil Recovery (EOR). Salah satu metode EOR yang sedang berkembang dewasa ini adalah dengan injeksi bahan kimia Alkali-Surfaktan-Polimer (ASP). Keuntungan dari ASP adalah dapat diterapkan pada minyak yang memiliki bilangan asam yang rendah. Selain itu harga alkali yang relatif murah dapat menutupi tingginya harga surfaktan. Penelitian yang dilakukan adalah mengkaji pengaruh jenis surfaktan dan konsentrasi alkali (Na2CO3) serta polimer xanthan gum pada recovery minyak bumi dengan metode ASP dalam proses model EOR (Enhanced Oil Recovery). Pemodelan EOR yang digunakan adalah injeksi larutan campuran surfaktan, alkali dan polimer pada suatu model. Dalam pemodelan EOR dilakukan dua uji pendahuluan terlebih dahulu yaitu uji water flooding dengan rasio minyak dan batuan (gram) yaitu 1:15 ; 1:20 ; 1:25 ; 1:30 ; 1:35 untuk mengetahui perbandingan minyak-batuan optimum dalam reservoir. Pengujian selanjutnya dengan menginjeksikan larutan brine dengan kadar 5.000 ppm beserta variabel bahan surfaktan dengan konsentrasi 0,016 M, alkali Na2CO3 dengan konsentrasi 0,4 ; 0,6 ; 0,8 ; 0,8 ; 1,2 ; 1,4%b/v dan polimer xanthan gum dengan konsentrasi 500, 1000, 1500, 2000, 2500 dan 3000 ppm ke dalam model reservoir pada suhu 70oC. Selanjutnya dilakukan uji water flooding, uji surfaktan serta uji ASP flooding untuk mendapat hasil Oil Recovery terbaik.

Kata Kunci : EOR, water flooding, ASP flooding