bahan galian batu dan pasir (quarry) daerah …
TRANSCRIPT
46 Jurnal Teknologi Volume I, Edisi 23, Periode Juli-Desember 2013 (46-59)
BAHAN GALIAN BATU DAN PASIR (QUARRY) DAERAH PULOAMPEL, KECAMATAN PULOAMPEL
KABUPATEN SERANG, PROVINSI BANTEN
Oleh :
Solihin
Abstrak
Bahan asal galian batu dan pasir ini berasal dari hasil aktifitas volkanis berupa andesit basaltis lava,
andesit basaltis dike, breksi fragment support dan breksi volkanik matriks support, yang telah
mengalami pemadatan dan kompaksi pola kekar relatif jarang yang menyebabkan bentuk lapisan
atau blok batuan relatif tebal sehingga batuan relatif utuh tidak mudah hancur. Total cadangan pasir
dan batu berdasarkan pemetaan geologi sejumlah 57,796,037.50 meter kubik atau 57,8 Juta meter
kubik, sedangkan berdasarkan pemetaan geolistrik mencapai 3,516,787.91 atau 3,5 juta meter
kubik. Aksesibilitas mudah dan lancar, pengangkutan ke daerah sekitar terutama Kota Jakarta,
dapat melalui darat maupun jalur laut. Namun relatif sulit dalam melakukan penambangan
mengingat batuan sangat kompak dan keras.
Kata Kunci : Batu, Pasir, Volkanik, dan Cadangan
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Wilayah JABODETABEK, merupakan
wilayah dengan perkembangan pesat, dengan
tingkat pertumbuhan ekonomi yang pesat pula
akan berdampak pada kebutuhan bahan
bangunan terutama pasir dan batu. Kota
Jakarta dengan lahan yang semakin sempit
tentunya akan membangun sarana dan
prasarana. Untuk itu diperlukan bahan pasir
dan batu yang berkualitas baik sebagai
material bangunan bertingkat dan berstruktur
lainnya.
Provinsi Banten terutama di wilayah Serang
dan Pandegelang ditempati oleh batuan yang
banyak terdapat bahan galian golongan C
terutama pasir dan batu. Formasi batuannya
merupakan hasil aktifitas magmatik berupa
intrusi dan volkanisme yang memungkinkan
terbentuknya endapan bahan galian pasir dan
batu yang berkualitas baik karena tersusun
atas mineral-mineral keras yang terikat kuat
dan sangat kompak, yang memiliki kekuatan
lebih dari 800 kg/cm2. Prospek dan potensi
akan bahan galian pasir dan batu terutama di
kompleks Pegunungan Gede meliputi
Kecamatan Puloampel, Kabupaten Serang,
Provinsi Banten, dengan penyebaran di
perbukitan-perbukitan maupun di sungai-
sungai.
Dengan melihat potensi tersebut dilakukan
eksplorasi bahan galian pasir dan batu gunung
(quarry)
1.2. Maksud dan Tujuan
Maksud adalah melakukan penyelidikan
untuk mengetahui penyebaran lapisan
endapan sirtu dan menghitung volume
(cadangan) di sekitar daerah yang diselidiki
yang merupakan informasi awal didalam
suatu perencanaan penambangan guna
membantu dalam pengambilan keputusan
apakah wilayah tersebut cukup prospek atau
tidak jika pasir tersebut
diusahakan/ditambang. Sedangkan tujuan
dilakukannya penyelidikan ini adalah sebagai
parameter awal untuk melakukan kajian
eksploitasi quarry pasir dan batu.
1.3. Lokasi dan Kesampaian Daerah
Penyelidikan
Secara administratif, daerah penelitian
termasuk ke dalam Desa Puloampel,
Kecamatan Puloampel, Kabupaten Serang,
Provinsi Banten (Gambar 1). Kesampaian
daerah penelitian dapat ditempuh dengan
kendaraan roda empat atau lebih, dari Kota
Jakarta dapat melewati jalan TOL atau jalan
biasa menuju Bojonegara, lalu menuju ke
Kecamatan Puloampel ke Desa Puloampel.
Bahan Galian Batu dan Pasir (Quarry) Daerah Puloampel, Kecamatan Puloampel .................................(Solihin) 47
Selain jalan darat kesampaian daerah juga
dapat dicapai dengan jalan laut dari Pelabuhan
Tanjung Priok menuju Kota Cilegon atau ke
Pelabuhan Pelindo II di Cilegon Banten lalu
menuju Kecamatan Puloampel dan Desa
Puloampel.
Untuk mencapai lokasi penelitian dari jalan
utama Serang-Cilegon menuju Desa
Puloampel hanya dapat ditempuh dengan
kendaran roda empat atau dengan roda dua.
Kemudian dari desa Puloampel ke arah
baratdaya sejauh kurang lebih 1,5 kilometer.
Adapun luas daerah 51,36 Ha. Secara
geografis (UTM) batas-batas koordinat
daerah penelitian berdasarkan penentuan titik
banchmark (BM) hasil pengukuran topografi
seperti pada Tabel 1.berikut.
Tabel 1. Koordinat geografi UTM IUP eksplorasi
PT. Probo Resources
No. Titik X Y
P1 619911.380 9345051.450
P2 619934.970 9345046.410
P3 619943.240 9345036.200
P4 619938.600 9345023.060
P5 619935.830 9345014.650
P6 619931.510 9345009.410
P7 619923.720 9345005.930
P8 619855.430 9344982.740
P9 619844.940 9344978.760
P10 619839.270 9344977.630
P11 619827.740 9344975.410
P12 619804.970 9344965.560
Gambar 1. Peta Lokasi Daerah Penelitian
1.4. Waktu
Waktu berlangsungnya penyelidikan dimulai
dari persiapan, kegiatan pengumpulan data,
pengolahan data sampai dengan penyusunan
laporan di lakukan selama kurang lebih 1
bulan di mulai dari Awal April 2013.
48 Jurnal Teknologi Volume I, Edisi 23, Periode Juli-Desember 2013 (46-59)
Waktu pelaksanaan penelitian ini di awali
dengan tahap persiapan Tahap ini meliputi
perencanaan kegiatan di studio dan
perencanaan kerja yang meliputi :
pengumpulan data-data mengenai keadaan
medan dan mempelajari laporan-laporan
geologi daerah sekitarnya, mempelajari
keadaan keadaan geologi yang meliputi :
litologi, struktur geologi, endapan bahan
galian dari hasil penyelidikan sebelumnya.
pembuatan peta dasar skala 1:100 atau 1:1000
untuk pemetaan detail. membuat rencana
kerja (proposal) termasuk kebutuhan tenaga
kerja, perlengkapan pemetaan dan biayanya
dan menyusun program kerja dan jadwal
pemetaan, Waktu tahapan ini dilakukan
selama 1 minggu.
Tahap berikutnya adalah tahapan pemetaan
yang telah dilakukan selama kurang lebih 6
hari yang dilaksanakan dari tanggal 5 - 12
April 2013. Sedangkan tahapan analisis
laboratorium dan pekerjaan studio serta di
ikuti juga pembuatan laporan dilakukan
selama dilaksanakan 3 Minggu (April 2013).
2. KEGIATAN PENYELIDIKAN
2.1 Persiapan
Tahap ini meliputi perencanaan kegiatan di
kantor dan perencanaan kerja yang meliputi :
Ppengumpulan data-data mengenai
keadaan medan dan mempelajari laporan-
laporan geologi daerah Nyalindung dan
sekitarnya.
o Mempelajari litologi, struktur geologi,
endapan fosfat dari hasil penyelidikan
sebelumnya.
Pembuatan peta dasar skala 1:25.000, dan
1:5000 untuk pemetaan detail.
o Peta dasar pemetaan 1:25000,
digunakan peta rupa bumi yang
dikeluarkan oleh Bakosurtanal.
o Sedangkan peta skala besar 1:1000 akan
dilakukan perbesaran dari peta skala 1 :
25000, Bakosurtanal
Membuat rencana kerja termasuk
kebutuhan tenaga kerja, perlengkapan
pemetaan dan biayanya.
Menyusun program kerja dan jadwal
pemetaan.
Peralatan yang akan digunakan meliputi :
Peralatan kerja lapangan.
Peta Dasar
GPS
Palu Geologi
Kompas geologi
Meteran.
Kantong Sampel
1 set resistivity meter merek Yokohama
Loupe
Alat Tulis
Kamera
Clipboard
HCL 10%
2.2. Pemetaan Geologi
Pemetaan geologi yang akan dilakukan adalah
melakukan deskripsi dan pengamatan
terhadap singkapan-singkapan batuan. Data
yang akan di catat diantaranya :
tipe batuan dan kontak antar batuan
Gejala geologi : patahan, kekar, rekahan
dan lipatan
Strike dan dip struktur batuan
Unsur-unsur geomorfologi
Pencatatan lokasi sampling dan penentuan
titik bor
Selain hal tersebut juga di lakukan
pengambilan contoh
Rock sampel
Di beberapa lokasi, pengamatan dapat
langsung dilakukan tanpa melakukan
pembersihan terhadap singkapannya.
Beberapa lokasi lainnya harus
dibersihkan terlebih dahulu dari semak-
semak dan ranting pohon yang menutupi.
Pengamatan pada singkapan yang ditemukan,
dicatat berupa deskripsi dan penggambaran
posisi pada peta lintasan atau pada GPS, foto
dan pengambilan conto.
2.3. Penyelidikan Geofisika
Metode penelitian geofisika yang digunakan
adalah metode tahanan jenis yang merupakan
salah satu dari kelompok metode geolistrik
yang digunakan untuk mempelajari keadaan
bawah permukaan dengan cara mempelajari
sifat aliran listrik di dalam batuan di bawah
permukaan bumi.
Penyelidikan geolistrik resistivity adalah
mengukur tahanan jenis batuan dari
permukaan tanah sampai kedalaman tertentu
yang kita kehendaki. Tujuannya adalah untuk
mengetahui jenis lapisan-lapisan batuan
berdasarkan data tahanan jenisnya, dalam hal
Bahan Galian Batu dan Pasir (Quarry) Daerah Puloampel, Kecamatan Puloampel .................................(Solihin) 49
ini dapat diketahui penyebaran kearah tegak
(vertikal) maupun mendatar (lateral).
Hal tersebut di atas dapat diketahui karena
setiap jenis batuan akan mempunyai nilai
tahanan jenis yang berbeda-beda antara satu
dengan yang lainnya, perbedaan tersebut
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
Ukuran butir penyusun batuannya.
Komposisi mineral
Kandungan air
Kepadatan
Porositas.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut di atas,
maka cara resistivity dapat digunakan untuk
mendeteksi lapisan-lapisan batuan terutama
lapisan sedimen dengan kemiringan tidak
terlalu tajam.
Dengan cara ini dapat diketahui penyebaran
lapisan-lapisan batuan kearah tegak maupun
mendatar. Beberapa hal keterbatasan metode
ini adalah jika lapisan tipis dan letaknya relatif
dalam, respon tahanan jenisnya rendah,
sehingga sulit untuk dideteksi.
Pelaksanaan pengukuran tahanan jenis batuan
dilakukan pada titik-titik ukur geolistrik yang
terukur secara random (acak), mengingat
medan yang sangat berat dengan kemiringan
lereng 10 – 70o dan panjang lereng relatif
pendek berjarak 35 – 100 meter, (Gambar
2.2.). Didaerah penyelidikan letak titik ukur
geolistriknya tidak dengan kisi sempurna
(bujur sangkar/segi empat), sehubungan
daerahnya tidak memungkinkan untuk pola
grid. Penentuan titik lokasi pengukuran
geolistrik yang tersebar didasarkan atas
adanya penyebaran singkapan yang teramati
dan tersingkap.
Letak titik geolistrik di lapangan ditentukan
dengan menggunakan pita ukur (meteran) dan
kompas geologi serta GPS. Jumlah
pengukuran titik geolistrik sebanyak 43 titik
yang dianggap mewakili jenis satuan batuan
yang ada dan juga mewakili kondisi morfologi
setempat dan Lampiran Peta Factual Map.
Pengukuran tahanan jenis dilakukan sampai
kedalaman 10 - 40 meter. Jarak antar titik
geolistrik berkisar antara 100 sampai 200
meter. Pada tiap titik pengukuran geolistrik,
tahanan jenis batuan mulai diukur dari
permukaan sampai kedalaman 40 meter
dengan interval pengukuran tiap satu meter
sampai kedalam 6 meter dari kedalaman 8
meter sampai 10 meter interval dua meter dan
dari kedalaman 10 meter sampai 40 meter
interval 5 meter.
2.4. Pengeboran
emboran perlu dilakukan untuk memastikan
penyebaran bahan galian ke arah vertikal,
untuk memperoleh data-data selain mengenai
keadaan tubuh endapan yang bersangkutan,
seperti ketebalan, sifat-sifat fisik, jurus dan
kemiringan sebagian, juga sifat-sifat
geoteknik. Pemboran juga digunakan untuk
menghitung cadangan terukur dari bahan
galian.
Hingga Laporan ini di buat, pemboran sedang
di lakukan, dan akan direncanakan sebanyak 6
titik secara vertikal, dengan full coring.
2.5. Pengolahan Data
2.6.1. Pengolahan Data Geolistrik
Data hasil pengukuran berupa tahanan jenis
listrik dari pada batuan untuk setiap interval
pengukuran dihitung, menjadi tahanan jenis
semu batuan. Data tahanan jenis semu
tersebut diplot pada kertas logaritma ganda
dengan variabel x sebagai kedalaman dan
deteksi sedangkan variabel y sebagai tahanan
jenis semu.
Dengan cara demikian setiap titik duga
geolistrik mempunyai grafik tahanan jenis
semu lapangan, selanjutnya dengan cara
“curve matching” setiap grafik tahanan jenis
semu pada setiap titik diolah sehingga
didapatkan tahanan jenis batuan sebenarnya
untuk setiap lapisan yang ada, untuk
membantu pengolahan data digunakan
program komputer, dengan menggunakan
software “Progress”.
Data tahanan jenis lapisan batuan
dikorelasikan dengan batuan dilapangan
sehingga dengan cara penafsiran dapat
diketahui macam-macam lapisan batuan yang
ada. Untuk permukaan pada elektroda
potensial P2, dan didapat pada potensial
antara P1 dan P2 (lihat Gambar 2.2)
4
1
3
1
2
1
1
1
2
1
rrrr
p
50 Jurnal Teknologi Volume I, Edisi 23, Periode Juli-Desember 2013 (46-59)
Dimana :
V = beda potensial P1 dan P2
I = kuat arus
r = tahanan jenis
r1, r2, r3 dan r4 = parameter
konfigurasi seperti
Gambar 3.3
Faktor Geometri :
aK 2
Faktor geomteri (K) merupakan besaran
penting dalam pendugaan tahanan jenis
vertikal maupun horizontal. Dengan
mengubah jarak antar elektroda untuk
kepentingan eksplorasi dapat diperoleh
berbagai variasi nilai tahanan jenis terhadap
kedalaman.
2.6.2. Metode Perhitungan Cadangan
Cadangan secara teori dibagi menjadi 2 (dua)
: resource (sumberdaya) dan reserve
(cadangan). Status cadangan yang akan
digunakan dalam penelitian ini adalah reserve
yang dapat dibagi lagi menjadi :
Proven (terukur) : terbuka seluruhnya
sehingga volume, dibatasi oleh bidang-
bidang penambangan pada kedua sisinya.
Probable (Terkira) : Cadangan yang
terdapat cukup terjamin tapi tidak pasti
betul
Posible (Terduga) : Terdapatnya
merupakan kemungkinan yang cukup
beralasan berdasarkan pengetahuan
geologi.
Perhitungan volume batuan tergantung pada
bentuk endapan. Batu dan pasir yang
bentuknya tidak teratur paling mudah
ditangani dengan peta-peta isopach dan
sebuah planimeter polar. Daerah di antara
kontur isopach yang bersebelahan ditentukan
dengan planimeter dan ini kemudian dikalikan
dengan ketebalan rata-rata daerah ini untuk
menghasilkan volume ketebalan rata-rata
adalah titik pertengahan antara dua kontur
yang bersebelahan, dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :
Cara perhitungan lain dilakukan dengan cara
grid/polygon/penampang sebagaimana
tersebut dibawah ini.
Disamping cara-cara perhitungan cadangan di
atas juga dilakukan perhitungan cadangan
dengan bentuk tabung yaitu luas lingkaran
dikalikan dengan tinggi atau ‘phi x jari-jari
pangkat 2 x tebal lapisan’. Rumus ini di
gunakan seperti log geolistrik dan data
pemboran, mengingat jarak antar titik terlalu
jauh sehingga tidak dapat dibuat dengan
system polygon. Untuk bentuk cadangan
berbentuk tabular seperti lava dan dike, di
gunakan dengan perhitungan berbentuk
tabular (atau hampir tabular) yang
mempunyai kemiringan biasanya ditandai
dengan penampang tegak longitudinal yang
digambarkan sejajar terhadap strike dan
deposite body. Gambar berikut
memperlihatkan bahwa daerah , X = daerah
Y .
Bahan Galian Batu dan Pasir (Quarry) Daerah Puloampel, Kecamatan Puloampel .................................(Solihin) 51
Perhitungan Cadangan bijih yang berbentuk
tabular atau hampir tabular maka perhitungan
volume atau estimasinya dilakukan dengan
cara yaitu
Volume “Y” = panjang x lebar x beda tinggi
(level).
3. HASIL PENYELIDIKAN
3.1. Geologi Regional
Morfologi dan Fisiografi daerah penelitian
memiliki fisiografi adalah area bergelombang
kuat dengan relief topografi 50-200 meter,
dengan lembah-lembah sempit, terbentuk
pada area lereng timurlaut kompleks
pegunungan G. Gede – Serang dan dataran
pantai utara Serang dengan ketinggian antara
0 - 500 mdpl. Struktur geologi yang
berkembang adalah mega rekahan berarah
tenggara-baratlaut, terdapat 2 (dua) mega
rekahan yang salah satunya tepat melewati
puncak Gunung Gede (Gambar 1.2).
Satuan Batuan di daerah penelitian satuan
batuan umumnya berumur kuater hasil
aktifitas volkanik dan magmatik dangkal.
Terdiri dari berupa Tuf Banten (Qpvb), Tuf
Banten Atas (Qptb), Produk Volkanik G.
Gede (Qpvg), Batuan Volkanik G. Gede
(Qpg) dan Endapan Sungai dan Pantai (Qa)
Tiap Satuan batuan tersebut tersusun atas :
Tuf Banten (Qpvb) terdiri tuf, tuf fumice,
batupasir tufan. Tuf Banten Atas (Qptb)
terdiri dari tuf litik, tuf pumice and tuf
pasiran. Produk Volkanik G. Gede (Qpvg)
terdiri atas lava, breksi dan lahar
terkonsolidasi. Batuan Volkanik G. Gede
(Qpg) memiliki tersusun atas andesitis-
basaltik aliran lava terkekarkan, volcanic
breksi volkanik, tuf dan lahar terkonsolidasi.
Endapan Sungai dan Pantai (Qa) terdiri dari
berangkal, kerakal, kerikil, pasir, lempung,
lumpur and berangkal pumice.
Lokasi penelitian dilihat secara geografi
terletak pada satuan batuan Batuan Volkanik
G. Gede (Qpg) memiliki susunan batuan
andesitis-basaltik aliran lava terkekarkan,
breksi volkanik, tuf dan lahar terkonsolidasi,
(Gambar 2)
Gambar 2. Peta Geologi Regional
52 Jurnal Teknologi Volume I, Edisi 23, Periode Juli-Desember 2013 (46-59)
3.1.1. Geologi Daerah Penelitian
A. Geomorfologi
Berdasarkan fisiografi regional, daerah
penelitian termasuk ke dalam bentang alam
atau landscape perbukitan volkanik, yaitu
suatu perbukitan hasil aktifitas volkanisme
pada masa kuater, sehingga masih
memperlihatkan ciri-ciri morfologi khas
perbukitan volkanik.
Morfologi daerah penelitian menempati
perbukitan dengan lembah sempit, ketinggian
dari muka laut antara 65 hingga 325 m.
Bentuk lereng memanjang ke arah baratdaya-
timurlaut, searah dengan lembahnya, dengan
panjang lereng 900 meter hingga 1000 meter,
sudut lereng yang memanjang ini antara 5o
hingga 30o. Panjang lereng memendek atau
lereng tegaklurus lembah atau punggungan
memanjang antara 75 hingga 200 meter
dengan sudut lereng antara 10o hingga 45o .
Sungai yang mengalir di daerah ini adalah
bagian dari system sungai radier, yang
mengalir searah dengan arah lembah atau
punggungan memanjang daerah ini yaitu
berarah baratdaya-timurlaut. Sungai Utama
yaitu sungai Gondang, dengan lebar 1 hingga
3 meter, yang memiliki gradien 10 – 20 %,
mengalir ke arah timurlaut.
Berdasarkan proses, struktur dan tahapan
geomorfologi daerah penelitian hanya sebagai
satuan geomorfologi perbukitan volkanik
(Gambar 3.)
Gambar 3. Foto geomorfologi perbukitan volkanik nampak morfolong menonjol kerucut
subvolkanik dan juga gawir-gawir terjal
oleh batuan keras.
Proses geomorfologi yang telah dan sedang
berlangsung di daerah penelitian di jumpai
beberapa karakter proses geomorfologi
seperti dijumpainya kerucut sub gunung api,
gawir-gawir terjal, dan lembah-lembah
dalam. (Gambar 3.). Struktur yang terdapat di
daerah ini berupa megarekahan dan patahan
yang berarah baratdaya-timur laut, tenggara-
baratlaut. Tersusun atas satuan batuan
piroklastik, laharik dan rempah volkanik.
B. Struktur Geologi
Struktur geologi yang berkembang di daerah
penelitian adalah berupa rekahan. Dari
pengukuran indikasi struktur berupa bidang-
bidang rekahan/sesar sebanyak 44
pengukuran, didapati kedudukan umum N
120oE/82o dan N 052 o E/85o . Kedua rekahan
/sesar tersebut memotong-motong
membentuk blok-blok rombik.
Disamping itu dari kedudukan umum tersebut
yang diduga sesar adalah dengan kedudukan
rata-rata N 120oE/82o (Gambar 4)
Gambar 4. Peta Geologi Daerah Telitian
Bahan Galian Batu dan Pasir (Quarry) Daerah Puloampel, Kecamatan Puloampel .................................(Solihin) 53
C. Karakteristik Litologi
Berdasarkan pemetaan geologi berupa
pengamatan singkapan batuan dengan
mengamati tekstur, komposisi mineralogi,
secara megaskopis di daerah penelitian jenis-
jenis batuan adalah batuan volkanik, baik
piroklastik maupun laharik. Jenis-jenis satuan
batuan tersebut (Gambar 3.6) adalah :
1. Satuan Batuan Breksi Volkanik Fragment
Support
2. Satuan Batuan Andesit-Basaltis Lava
3. Satuan Batuan Breksi Volkanik Matrix
Support
4. Satuan Batuan Andesite-Basaltis Dike
5. Endapan Aluvial Sungai
1. Satuan Breksi Volkanik
Fragment Support.
Satuan Breksi Volkanik Fragment Support di
daerah penelitian umumnya menempati
puncak-puncak hingga lereng-lereng bukit
yang memiliki kemiringan lereng antara 10 o -
60o. Luas penyebaran 64% (gambar 3.6).
Breksi volkanik fragment support; berbutir
kasar hingga sangat kasar; kepingan-kepingan
pada umumnya berkisar dari beberapa cm
sampai 100 cm; beberapa ada yang sebesar
350 cm, menyudut hingga menyudut-
tanggung, kepingan-kepingan kebanyakan
terdiri dari andesit piroksen bersifat aphanit
dan porfir, beberapa fragmen tuf dan
batulapili, sangat kompak dan sangat keras
(Gambar 5). Ketebalan satuan ini berdasarkan
penampang geologi antara 50 – 350 meter.
Gambar 5. Foto Singkapan Satuan Breksi Volkanik
Fragment Support
2. Satuan Andesit-basaltis Lava
Satuan ini hanya tersingkap lereng bukit
bagian utara dan selatan, Luas penyebaran
kurang lebih 19.5 %, Ketebalan satuan ini
antara 9-20 meter,. (Gambar 6). Satuan ini
memiliki ciri fisik struktur kekar lembar
dengan ketebalan lembar 5-20 cm, arah aliran
umumnya ke arah timurlaut dengan sudut arah
aliran antara 3-35o, selain kekar lembar juga
terdapat lava masif dan lava terbreksikan. Ciri
fisik lainnya sangat kuat dan sangat padat
(Gambar 3.10). Ciri petrologi andesit-basaltis
ini abu-abu gelap, hipohialin, vuggy, besar
butir fenokris 0,1-0.5 mm, dengan jumlah
sedikit, masadasar gelas. Komposisi mineral
Ca-Na Plagioklas, hornblende, piroksen,
biotit dan gelas dan mineral bijih hematit.
Berdasarkan ciri fisik dan petrologi di atas
batuan andesit-basaltis ini terbentuk karena
proses lelehan lava yang mengalir diatas
batuan samping maka disebut andesit-basaltis
lava.
Gambar 6. Foto Singkapan Andesite-basaltis lava
berupa massive, kekarlembar dan terbreksikan
3. Satuan Breksi Volkanik Matrix
Support
Satuan Breksi Volkanik Matriks Support di
daerah penelitian umumnya menempati
puncak lereng bukit di bagian selatan yang
memiliki kemiringan lereng antara 10 o -30o.
Luas penyebaran 12 % (gambar 7).
Breksi volkanik Matriks Support; berbutir
halus hingga sangat kasar; kepingan-kepingan
pada umumnya berkisar dari beberapa cm
sampai 60 cm; menyudut hingga menyudut-
tanggung, fragmen kebanyakan terdiri dari
andesit piroksen bersifat aphanit dan porfir,
beberapa fragmen tuf dan batulapili, terpilah
buruk, porositas buruk, sangat kompak dan
sangat keras. Memiliki struktur aliran berupa
‘channel struktur’ dan reverse graded bedding
dan normal graded bedding, sebagai ciri aliran
laharik. (Gambar 3).
54 Jurnal Teknologi Volume I, Edisi 23, Periode Juli-Desember 2013 (46-59)
Ketebalan satuan ini berdasarkan penampang
geologi antara 9 – 55 meter.
Gambar 7. Foto Singkapan Batuan Breksi Matriks
Support Dengan Struktur Chaneling dan Orientasi Butiran Dengan Reverse Grade Bedding
4. Satuan Andesit-Basaltis Porfir
Dike
Satuan ini hanya tersingkap di dasar sungai
dan lereng bukit bagian utara, Luas
penyebaran kurang lebih 0.5 %, Ketebalan
satuan ini antara 5-7 meter, dengan panjang
antara 200 dan 600 meter. (Gambar 3).
Satuan ini memiliki ciri fisik struktur kekar
kolom dan kekar lembar, memiliki bidang
kontak dengan kemiringan 60o sangat kuat
dan sangat padat. pada bagian bawah dan
atasnya, kontak dengan breksi volkanik
fragment support (Gambar 8). Ciri petrologi
andesit-basaltis ini abu-abu gelap,
hipokrisalin, porfiritik, besar butir fenokris
0,1-1 mm, dengan jumlah >25%, masadasar
kristalin dan gelas. Komposisi mineral Ca-Na
Plagioklas, hornblende, piroksen, biotit dan
gelas.
Berdasarkan ciri fisik dan petrologi di atas
batuan andesit-basaltis porfir ini terbentuk
karena proses intrusi dangkal yang memotong
batuan samping maka disebut andesit-basaltis
porfir dike.
Gambar 8. Foto Singkapan Andesit-Basltis Porfi Dike
5. Satuan Aluvial Sungai
Satuan ini tersebar di bagian timur pada
tengah peta daerah penelitian dengan luas
kurang lebih 4%, pada Sunggai Gondang.
Satuan batuan ini terdiri dari bongkah,
kerakal,kerikil dan pasir. Tebal satuan ini
antara 0,5 – 8 meter, (Gambar 9).
Gambar 9. Foto Singkapan Endapan Aluvial, Terdiri Dari
Bongkah,Kerakal, Kerikil, dan Pasir
3.2. Geofisika
Metode pengukuran geofisika yang di
gunakan adalah metode geolistrik dengan
konfigurasi wenner, dengan nomor titik A1-
A43
Hasil Analisis Geolistrik seluruh data hasil
pengukuran berupa tahanan jenis listrik dari
pada batuan untuk setiap interval pengukuran
dihitung, menjadi tahanan jenis semu batuan.
Data tahanan jenis semu tersebut diplot pada
kertas logaritma ganda dengan variabel x
sebagai kedalaman dan deteksi sedangkan
variabel y sebagai tahanan jenis semu.
Dengan cara demikian setiap titik duga
geolistrik mempunyai grafik tahanan jenis
semu lapangan, selanjutnya dengan cara
“curve matching” setiap grafik tahanan jenis
semu pada setiap titik diolah sehingga
didapatkan tahanan jenis batuan sebenarnya
untuk setiap lapisan yang ada, untuk
membantu pengolahan data digunakan
program komputer, dengan menggunakan
software “Progress”.
Data tahanan jenis lapisan batuan
dibandingkan dengan singkapan batuan yang
ada, sehingga dengan cara penafsiran dapat
diketahui macam-macam lapisan batuan di
lokasi ini. Dengan dibantu data geologi dapat
diketahui jenis lapisan batuan berdasarkan
nilai tahanan jenisnya sebagai berikut : Tabel 2. Rekapitulasi Tahanan Jenis Lapisan Batuan dan Jenis Batuannya
Berdasarkan hasil pengukuran dan
interpretasi yang telah dilakukan di daerah
penelitian di dapat beberapa jenis batuan
dengan kriteria sebagai berikut :
Soil atau tanah beberapa mengandung
bongkahan batu berupa batu breksi
Bahan Galian Batu dan Pasir (Quarry) Daerah Puloampel, Kecamatan Puloampel .................................(Solihin) 55
maupun lava, Lapisan batuan ini memiliki
nilai tahanan jenis yang tinggi yaitu antara
21.82 - 197.41 ohm-meter .
Aluvial sungai sebagai material lepas
terdiri dari berukuran pasir – bongkah,
lapisan ini memiliki tahanan jenis antara
38.11 - 43.41 ohm meter.
Breksi volkanik matriks support; berbutir
halus hingga sangat kasar; kepingan-
kepingan pada umumnya berkisar dari
beberapa cm sampai 60 cm; menyudut
hingga menyudut-tanggung, fragmen
kebanyakan terdiri dari andesit piroksen
bersifat aphanit dan porfir, beberapa
fragmen tuf dan batulapili, terpilah buruk,
porositas buruk, sangat kompak dan sangat
keras. Batuan ini memiliki tahanan jenis
antara 29.03 - 98.03 ohm-meter.
Lava Andesit-basaltis ini abu-abu gelap,
hipohialin, vuggy, besar butir fenokris 0,1-
0.5 mm, dengan jumlah sedikit, masadasar
gelas. Komposisi mineral Ca-Na
Plagioklas, hornblende, piroksen, biotit
dan gelas dan mineral bijih hematit, sangat
kompak dan sangat keras, dengan nilai
tahanan jenis 152.37 - 386.29 meter.
Breksi volkanik fragment support; berbutir
kasar hingga sangat kasar; kepingan-
kepingan pada umumnya berkisar dari
beberapa cm sampai 350 cm; menyudut
hingga menyudut-tanggung, fragmen
kebanyakan terdiri dari andesit piroksen
bersifat aphanit dan porfir, beberapa
fragmen tuf dan batulapili, terpilah buruk,
porositas buruk, sangat kompak dan sangat
keras. Batuan ini memiliki tahanan jenis
antara 29.03 - 98.03 ohm-meter.
Secara detail hasil pengukuran geolistrik dan
interpretasinya disajikan pada Lampiran
Tabulasi Data Geolistrik dan Perhitungan
Cadangannya.
3.3. Endapan Bahan Galian Batu dan Pasir
a. Karakteristik
Karakteristik bahan galian batu dan pasir
sesuai dengan ciri atau karateristik secara
petrologi di lapangan, maka ciri petrologi juga
sebagai ciri karakteristik bahan galian batu
dan pasir. Berdasarkan ciri – ciri litologi dari
pemetaan geologi dan geolistrik maka ciri
litologi sesuai penjelasan ciri litologi pada
subbab geologi dimuka, yaitu :
Bahan Galian Batu, berasal dari satuan
batuan Andesit-Basaltis Lava dan Andesite-
Basaltis Dike, kedua batuan ini secara
Andesit-basaltis ini abu-abu gelap, hipohialin
dan hipokristalin, vuggy, besar butir fenokris
0,1-1.0 mm, dengan jumlah sedikit,
masadasar gelas. Komposisi mineral Ca-Na
Plagioklas, hornblende, piroksen, biotit dan
gelas dan mineral bijih hematit, sangat
kompak dan sangat keras. Terkekarkan berupa
kekar lembar dan kekar kolom dan masive,
juga terpotong oleh kekar tektonik berbentuk
rombik (Gambar 3.8 dan 3.10).
Bahan galian batu dan pasir, berasal dari
satuan batuan Breksi Volkanik fragment dan
matrix Support kedua jenis batuan ini
memiliki ciri berbutir halus, kasar hingga
sangat kasar; kepingan-kepingan pada
umumnya berkisar dari beberapa cm sampai
350 cm; menyudut hingga menyudut-
tanggung, fragmen kebanyakan terdiri dari
andesit piroksen bersifat aphanit dan porfir,
beberapa fragmen tuf dan batulapili, terpilah
buruk, porositas buruk, sangat kompak dan
sangat keras Terkekarkan berupa kekar
lembar dan kekar kolom dan masive, juga
terpotong oleh kekar tektonik berbentuk blok-
blok berbentuk rombik (Gambar 3.7 dan 3.9).
b. Sebaran
1. Sebaran bahan galian batu dan
pasir berdasarkan Geolistrik
Setiap titik geolistrik diplot dan digambarkan
dalam peta lokasi titik geolistrik, maka setiap
titik geolistrik yang diduga terdapat lapisan
mengandung batu dan pasir, digambarkan
dalam peta hanya berdasarkan kedalaman
total titik geolistik. Penyebaran bahan galian
batu dan pasir tidak dapat digambarkan
mengingat bentuk morfologi yang curam
sementara jarak antar titik geolistrik relatif
jauh.
Maka penggambaran penyebaran bahan
galian batu dan pasir hanya di sekitar titik
geolistrik, dengan radius sesuai dengan
kedalaman total titik geolistrik yaitu antara 10
hingga 40 meter. (Gambar 10).
2. Sebaran galian batu dan pasir
Berdasarkan Pemetaan Geologi
Sebaran endapan bahan galian batu dan pasir
hampir sama dengan sebaran batuan pada peta
geologi, hanya dikelompokan saja. Bahan
galian batu adalah gabungan antara sebaran
56 Jurnal Teknologi Volume I, Edisi 23, Periode Juli-Desember 2013 (46-59)
batuan andesit dike dengan andesit lava yaitu
seluas 20% dari luas total daerah penelitian.
Sedangkan Bahan galian batu dan pasir
penyebarannya merupakan gabungan antara
sebaran batuan breksi fragmen support dan
breksi matrik support yaitu kurang lebih 76%
dari luas daerah telitian, Luas 4 % lagi
merupakan aluvial sungai tidak dihitung
sebagai cadangan batu dan pasir. (Gambar
11).
3.4. Estimasi Sumberdaya Bahan Galian
Batu dan Pasir Quarry
Sumberdaya adalah jumlah bahan galian di
daerah penyelidikan atau bagian dari daerah
penyelidikan yang dihitung berdasarkan data
yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan
untuk tahap survey tertentu. Sumberdaya
diklasifikasikan berdasarkan tingkat
keyakinan geologi dan tingkat keyakinan
ekonomi.
Tingkat keyakinan geologi meliputi jarak
pengaruh dan titik informasi, sementara
tingkat keyakinan ekonomi berdasarkan
kualitas, ketebalan serta pemetaan ekonomi
mikro dan kondisi politik dan kebijakan
investasi. Sumberdaya terbagi atas Hipotetik,
Tereka, Terindikasi serta Terukur. Di daerah
penelitian dapat diklasifikasikan sebagai
cadangan terkira (proved reserve) yaitu
sumberdaya terindikssi dan sebagian
sumberdaya terukur, tetapi berdasarkan kajian
kelayakan semua faktor yang terkait telah
terpenuhi sehingga penambangan dapat
dilakukan secara layak.
Gambar 10. Peta Sebaran Dari Data Geolistrik
Bahan Galian Batu dan Pasir (Quarry) Daerah Puloampel, Kecamatan Puloampel .................................(Solihin) 57
Gambar 11. Peta Sebaran Batu dan Pasir Pemetaan Geologi
Ada beberapa metode perhitungan cadangan
bahan galian yang dikenal, yaitu metode
penampang, metode poligon, metode Circular
(SGS.83). Metode Blok dll, hal ini ditujukan
untuk bahan galian-bahan galian yang
mempunyai sifat dan karakteristik tertentu,
misalnya batubara. Pendekatan spesifik untuk
bahan galian endapan bahan galian batu dan
pasir Quarry, maka metode metode
penampang, metode poligon, metode
Circular. Dalam perhitungan cadangan level
ketinggian topografi yang terendah adalah 65
meter sedangkan tertinggi adalah 325 meter.
3.5. Perhitungan Cadangan Berdasarkan
Pemetaan Geologi
Bentuk bahan galian batu berbentuk tabular
dan hampir tabular, maka perhitungan
cadangan didekati dengan metode sederhana
yaitu panjangXlebarxtinggi. Sedangkan
perhitungan cadangan untuk bahan galian
batu dan pasir yang berbentuk tidak beraturan
digunakan metode circular atau cara kontur.
Dengan bantuan Sistem Informasi Geografi
(Arcgis) didapatkan total Cadangan Batu,
Batu dan Pasir pada luasan 51,36 ha adalah :
Tabel 3. Tabel Perhitungan Cadangan Batu dan Pasir
3.6. Perhitungan Cadangan Berdasarkan
Dugaan Geolistrik
Jumlah titik geolistrik yang telah dilakukan
pengukuran di daerah penyelidikan sebanyak
43 titik dengan luas lebih kurang 51,36 Ha
Seluruh titik geolistrik mendapatan bahan
galian batu dan pasir. Sebagaimana dijelaskan
dimuka sebaran batu dan pasir tidak dapat di
gambarkan maka digunakan perhitungan
metode perhitungan tabung, dimana jari-jari
tabung didapat dari total kedalaman titik
geolistrik. Perhitungan cadangan tiap titik
geolistrik terlampir. Sedangkan total jumlah
cadangan hasil pemetaan geolistrik
sebagaimana tabel 4 berikut :
58 Jurnal Teknologi Volume I, Edisi 23, Periode Juli-Desember 2013 (46-59)
Tabel 4. Tabel Perhitungan Cadangan Batu dan Pasir
Hasil Geolistrik
4. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Pengusahaan bahan galian batu, batu dan pasir
yang akan diusahakan oleh PT. Probo
Resources secara kuantitas cukup ekonomis
mengingat :
1. Bahan asal galian batu dan pasir ini berasal
dari hasil aktifitas volkanis berupa andesit
basaltis lava, andesit basaltis dike, breksi
fragment support dan breksi volkanik
matriks support, yang telah mengalami
pemadatan dan kompaksi sehingga sangat
keras dan sangat padat, pola kekar relatif
jarang yang menyebakan bentuk lapisan
atau blok batuan telatif tebal sehingga
batuan relatif utuh tidak mudah hancur,
sehingga apa yang diinginkan yaitu batu,
batu dan pasir dapat diproduksi.
2. Total cadangan cukup besar :
a. Cadangan pasir dan batu berdasarkan
pemetaan geologi hingga mencapai
57,796,037.50 meter kubik atau 57,8
Juta meter kubik,
b. Total cadangan pasir dan batu dari
pemetaan geolistrik mencapai
3,516,787.91 atau 3,5 juta meter kubik.
3. Aksesibilitas mudah dan lancar,
pengangkutan ke daerah sekitar terutama
Kota Jakarta, dapat melalui darat maupun
jalur laut.
4. Namun relatif sulit dalam melalkukan
penambangan mengingat batuan sangat
kompak dan keras.
4.2. Saran
1. Perlu melakukan analisis sampel secara
mekanik (uji laboratorium) untuk
memastikan secara tepat sifat-sifat
mekanis, agar sesuai dengan standar bahan
baku batu dan pasir untuk bangunan; yang
meliputi kuat tekan, titik beban, sifat
hancur, dan sifat-sifat mekanis lainnya .
2. Studi geoteknik untuk menentukan cara
penambangan yang efektif.
DAFTAR PUSTAKA
- Tel ford, W.M., L.P. Geldert, R.E.
Sheriff, D.A. Keys, 1974, Applied
Geophisics, Cambridge University
Press, 442-499 pages.
- Craft, B.C. and M.F. Hawkins, 1959, Petroleum Reservois Engineering,
Petroleum Engineering Departement
Lonisiana State University, Prentice-
Hall, Inc. 22-33 pages
- Rusmana, E., K. Suwitodirdjo dan Suharsono, 1991., Peta Geologi, Lembar
Serang, PPPG, Bandung
PENULIS :
Ir. Solihin, Staf Dosen/Pengajar Program
Studi Teknik Geologi, Fakultas
Teknik – Universitas Pakuan,
Bogor
Bahan Galian Batu dan Pasir (Quarry) Daerah Puloampel, Kecamatan Puloampel .................................(Solihin) 59