bahan isi hipertensi

30
A. Konsep Keperawatan Keluarga 1. Pengertian Keluarga Menurut Departemen Kesehatan (1988), keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga serta beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Bailon dan Maglaya (1978), mendefinisikan keluarga sebagai dua atau lebih individu yang bergabung karena hubungan darah. Perkawinan atau adopsi. Mereka hidup dalam satu rumah tangga, melakukan interaksi satu sama lain menurut peran masing-masing, serta menciptakan dan mempertahankan suatu budaya. Menurut Friedman (1998), definisi keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena ikatan tertentu, saling membagi pengalaman dan melakukan pendekatan emosional, serta mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian dari keluarga. Menurut BKKBN (1999), keluarga adalah dua orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan perkawinan yang syah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materiil yang layak, bertaqwa kepada Tuhan, memiliki hubungan yang selaras dan seimbang antara keluarga dan masyarakat serta lingkungannya. Asuhan keperawatan keluarga menurut Salvicion G. Bail.on dan Aracelis Maglaya 1978. Perawatan kesehatan 1 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Keluarga : Hipertensi

Upload: robby-satria

Post on 01-Dec-2015

24 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bahan Isi Hipertensi

A. Konsep Keperawatan Keluarga

1. Pengertian Keluarga

Menurut Departemen Kesehatan (1988), keluarga adalah unit terkecil dari

masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga serta beberapa orang yang

berkumpul dan tinggal disatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

Bailon dan Maglaya (1978), mendefinisikan keluarga sebagai dua atau lebih

individu yang bergabung karena hubungan darah. Perkawinan atau adopsi.

Mereka hidup dalam satu rumah tangga, melakukan interaksi satu sama lain

menurut peran masing-masing, serta menciptakan dan mempertahankan suatu

budaya.

Menurut Friedman (1998), definisi keluarga adalah dua atau lebih individu

yang tergabung karena ikatan tertentu, saling membagi pengalaman dan

melakukan pendekatan emosional, serta mengidentifikasi diri mereka sebagai

bagian dari keluarga.

Menurut BKKBN (1999), keluarga adalah dua orang atau lebih yang

dibentuk berdasarkan ikatan perkawinan yang syah, mampu memenuhi kebutuhan

hidup spiritual dan materiil yang layak, bertaqwa kepada Tuhan, memiliki

hubungan yang selaras dan seimbang antara keluarga dan masyarakat serta

lingkungannya.

Asuhan keperawatan keluarga menurut Salvicion G. Bail.on dan Aracelis

Maglaya 1978. Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan

masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau

kesatuan yang di rawat dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai

sarana atau penyalur.

2. Tipe – tipe keluarga menurut suprajinto (2004:2)

a. Keluarga inti ( Nuclear family )

Adalah suatu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak.

b. Keluarga besar ( Exstended family )

Adalah keluarga inti ditambah   dengan  sanak saudara, misalnya nenek,

kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, atau bibi.

1 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Keluarga : Hipertensi

Page 2: Bahan Isi Hipertensi

c. Keluarga bentukan kembali (dyadic family)

Adalah keluarga baru yang terbentuk dari pasangan yang telah bercerai atau

kehilangan pasangannya.

d. Orang tua tunggal (single parent family) yaitu keluarga yang terdiri dari salah

satu orang tua dengan anak-anaknya akibat perceraian atau ditinggal

pasangannya

e. Ibu dengan anak tanpa perkawinan yang sah (the unmarried teenage mother)

f. Orang dewasa laki-laki atau perempuan yang tinggal sendiri tanpa pernah

menikah (the single adult living alone)

g. Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya (the non marital

heterosecual cohabiting family)

h. Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama (gay and

lesbian family).

3. Tumbuh Kembang Keluarga

Menurut Duval (1997), Daur atau siklus kehidupan keluarga terdiri dari 8

tahap perkembangan yang mempunyai tugas dan resiko tertentu pada tiap tahap

perkembangannya.

a. Tahap I, Pasangan Baru Menikah (Keluarga Baru)

Tugas perkembangan pada tahap ini adalah membina hubungan

perkawinan yang saling memuaskan, membina hubungan harmonis dengan

saudara dan kerabat, dan merencanakan keluarga (termasuk merencanakan

jumlah anak yang diinginkan).

b. Tahap II, Menanti Kelahiran (Child Bearing Family)

Atau anak tertua adalah bayi berusia kurang dari satu bulan. Tugas

perkembangan keluarga pada tahap ini adalah menyiapkan anggota keluarga

baru, membagi waktu untuk individu, pasangan dan keluarga.

c. Tahap III, Keluarga dengan anak prasekolah atau anak tertua 2,5 tahun

sampai dengan 6 tahuan.

Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah menyatukan

kebutuhan masing-masing anggota keluarga, antara lain, ruang tamu atau

2 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Keluarga : Hipertensi

Page 3: Bahan Isi Hipertensi

kamar pribadi dan keamanan, mensosialisasikan anak-anak, menyatukan

keinginan anak-anak yang berbeda, dan mempertahankan hubungan yang sehat

dalam keluarga.

d. Tahap IV, Keluarga dengan anak sekolah atau anak tertua berusia 7 tahun

sampai 12 tahun.

Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah mensosialisasikan

anak-anak termasuk membantu anak-anak mencapai prestasi yang baik di

sekolah, membantu anak-anak membina hubungan dengan teman sebaya,

mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan, dan memenuhi

kebutuhan kesehatan masing-masing anggota keluarga.

e. Tahap V, Keluarga dengan remaja atau dengan anak tertua berusia 13 sampai

20 tahun.

Tugas perkembangan pada tahap ini adalah mengimbangi kebebasan

remaja dengan tanggung jawab yang sejalan dengan maturitas remaja,

memfokuskan kembali hubungan perkawinan dan melakukan komunikasi yang

terbuka diantara orang tua dengan anak-anak remaja.

f. Tahap VI, Keluarga dengan anak dewasa.

Tugas keluarga pada tahap ini adalah menambah anggota keluarga dengan

kehadiran anggota keluarga yang baru melalui pernikahan anak-anak yang

telah dewasa, menata kembali hubungan perkawinan, menyiapkan datangnya

proses penuaan, termasuk timbulnya masalah-masalah kesehatan.

g. Tahap VII, Keluarga usia pertengahan.

Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah mempertahankan

kontak dengan anak dan cucu, memperkuat hubungan perkawinan, dan

meningkatkan usaha promosi kesehatan.

h. Tahap VIII, Keluarga usia lanjut.

Tugas keluarga pada tahap ini adalah menata kembali kehidupan yang

memuaskan, menyesuaikan kehidupan dengan penghasilan yang berkurang,

mempertahankan hubungan perkawinan, menerima kehilangan pasangan,

mempertahankan kontak dengan masyarakat dan menemukan arti hidup.

3 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Keluarga : Hipertensi

Page 4: Bahan Isi Hipertensi

Menurut BKKBN (1999), tahapan keluarga dapat diukur berdasarkan

tingkat kesejahteraannya, yaitu sebagai berikut :

a. Keluarga Prasejarah

Yaitu keluarga-keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasar

secara minimal, seperti kebutuhan akan pengajaran, agama, sandang, pangan,

papan, dan kesehatan.

b. Kelurga Sejahtera Tahap I

Yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya

secara minimal, tetapi belum dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan sosial

psikologis seperti kebutuhan terhadap pendidikan, keluarga berencana,

interaksi dalam keluarga, interaksi dengan lingkungan tempat tinggal, dan

transportasi.

c. Kelurga Sejahtera Tahap II

Yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar dan

seluruh kebutuhan psikologis, tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan

perkembangannya seperti kebutuhan untuk menabung dan memperoleh

informasi.

d. Kelurga Sejahtera Tahap III

Yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan

dasar, kebutuhan sosial-psikologis, dan kebutuhan perkembangan, namun

belum dapat memberikan sumbangan yang maksimal terhadap masyarakat.

e. Kelurga Sejahtera Tahap III Plus

Yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh

kebutuhannya, baik yang seperti dasar, sosial, psikologis, maupun yang bersifat

pengembangan serta dapat pula memberikan sumbungan yang nyata dan

berkelanjutan bagi masyarakat.

4. Struktur Keluarga menurut Suprajino (2004:7)

Struktur keluarga dapat menggambarkan bagaimana keluarga

melaksanakan fungsi keluarga di masyarakat, antara lain:

4 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Keluarga : Hipertensi

Page 5: Bahan Isi Hipertensi

a. Struktur peran keluarga, menggambarkan peran masing-masing anggota

keluarga dalam keluarga sendiri dan perannya di lingkungan masyarakat

atau peran formal dan informal

b. Nilai dan norma keluarga, menggambarkan nilai dan norma yang

dipelajari dan diyakini oleh keluarga, khususnya yang berhubungan

dengan kesehatan

c. Pola komunikasi keluarga, menggambarkan bagaimana cara dan pola

komunikasi ayah-ibu, orang tua dengan anak, anak dengan anak dan

anggota keluarga lain dengan keluarga inti.

d. Struktur kekuatan keluarga, menggambarkan kemampuan anggota

keluarga untuk mempengaruhi dan mengendalikan orang lain untuk

mengubah perilaku keluarga yang mendukung kesehatan.

5. Fungsi keluarga menurut Friedman (1998)

Secara umum fungsi keluarga (friedman, 1998) adalah:

a. Fungsi afektif, adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala

sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang

lain

b. Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi, adalah fungsi mengembangkan

dan tempat melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan

rumah untuk berhubungan dengan orang lain di luar rumah

c. Fungsi reproduksi, adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan

menjaga kelangsungan keluarga.

d. Fungsi ekonomi, adalah keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan

keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan

individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga

e. Fungsi pemerliharaan kesehatan, adalah fungsi untuk mempertahankan

keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi

5 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Keluarga : Hipertensi

Page 6: Bahan Isi Hipertensi

6. Lima tugas keluarga dibidang kesehatan menurut Suprajitno (2004:4)

Keluarga mempunyai tugas dibidang kesehatan yang perlu dipahami dan

dilakukan antara lain:

a. Mengenal masalah kesehatan keluarga

Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena

tanpa kesehatan segala sesuatu akan tidak berarti dan karena kesehatanlah

kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga akan habis.

b. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga

Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan

yang tepat sesuai dengan keadan keluarga, dengan mempertimbangkan siapa

diantara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk

menentukan tindakan keluarga.

c. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan

Seringkali keluarga telah mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi

keluarga memiliki keterbatasan yang telah diketahui oleh keluarga itu sendiri

d. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga

e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan disekitar keluarga.

7. Peran Perawat Keluarga

Dalam melakukan asuhan keperawatan keluarga, perawat keluarga perlu

memperhatikan prinsip-prinsip berikut :

a. Melakukan kerja bersama keluarga serta kolektif.

b. Memulai pekerjaan dari hal yang sesuai dengan kemampuan keluarga.

c. Menyesuaikan rencana asuhan keperawatan dengan tahap perkembangan

keluarga.

d. Menerima dan mengakui struktur keluarga.

e. Menekankan pada kemampuan keluarga.

Peran perawat keluarga adalah sebagai berikut :

a. Sebagai Pendidik, bertanggung jawab memberikan pendidikan kesehatan

kepada keluarga, terutama untuk memandirikan keluarga dalam merawat

anggota keluarga yang memiliki masalah kesehatan.

6 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Keluarga : Hipertensi

Page 7: Bahan Isi Hipertensi

b. Sebagai coordinator pelaksana pelayanan keperawatan, perawat bertanggung

jawab memberikan pelayanan keperawatan yang komprehensif. Pelayanan

keperawatan yang berkesinambungan diberikan untuk menghindari

kesenjangan antara keluarga dan unit pelayanan masyarakat.

c. Sebagai pelaksana pelayanan perawatan, pelayanan keperawatan dapat

diberikan kepada keluarga yang sakit yang memiliki masalah kesehatan

dengan demikian anggota keluarga yang sakit dapat menjadi “entry point”

bagi perawat untuk memberikan asuhan keperawatan keluarga secara

komprehensif.

d. Sebagai supervisor pelayanan keperawatan, perawat melakukan supervisi

ataupun pembinaan terhadap keluarga melalui kunjungan rumah secara

teratur baik terhadap keluarga beresiko tinggi maupun yang tidak. Kunjungan

rumah tersebut dapat direncanakan terlebih dahulu atau secara mendadak.

e. Sebagai pembela (Advokat), perawat berperan sebagai advocat keluarga

untuk melindungi hak-hak keluarga sebagai klien. Perawat diharapkan

mampu mengetahui harapan serta memodifikasi sistem pada perawatan yang

diberikan untuk memenuhi hak dan kewajiban mereka sebagai klien

mempermudah tugas perawat untuk memandirikan keluarga.

f. Sebagai fasilitator, perawat dapat menjadi tempat bertanya individu, keluarga

dan masyarakat untuk memecah masalah kesehatan dan keperawatan yang

mereka hadapi sehari-hari serta dapat membantu memberikan jalan keluar

dalam mengatasi masalah.

g. Sebagai peneliti, perawat keluarga melatih keluarga untuk dapat memahami

masalah-masalah kesehatan yang dialami oleh anggota keluarga. Masalah

kesehatan yang muncul di dalam keluarga biasanya terjadi menurut siklus

atau budaya yang dipraktekkan keluarga. Misalnya diare pada balita terjadi

karena budaya menjaga kebersihan makanan dan minuman kurang

diperhatikan. Peran sebagai peneliti difokuskan kepada kemampuan keluarga

untuk mengidentifikasi penyebab, menanggulangi dan melakukan promosi

kepada anggota keluarganya. Selain itu perawat perlu mengembangkan

asuhan keperawatan kelaurga terhadap binaannya.

7 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Keluarga : Hipertensi

Page 8: Bahan Isi Hipertensi

B. Konsep Hipertensi

1. Pengertian

Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal. Seseoarang

dianggap mengalami hipertensi apabila tekanan darahnya lebih tinggi dari 140

mmHg sistolik atau 90 mmHg diastol. (Elisabet Corwin, hal 356).

2. Penyebab

Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 bagian yaitu :

(Mansjoer Arif,dkk,1999 hal 518)

a. Hipertensi Essensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui

penyebabnya disebut juga hipertensi idiopatik. Terdapat sekitar 95 %

kasus. Faktor resiko dari hipertensi essensial adalah :

1) Usia

2) Jenis kelamin

3) Riwayat keluarga

4) Obesitas

5) Serum lipid

6) Diet

7) Perokok

b. Hipertensi Sekunder atau Hipertensi Renal

Terdapat sekitar 5 % kasus. Penyebabnya spesifik diketahui seperti

penggunaan estrogen, penyakit ginjal, hipertensi vaskuler renal, hiper

aldesteronisme sindrom chausing, hipertensi yang berhubungan dengan

kehamilan dan lain-lain.

3. Klasifikasi Hipertensi

Klasifikasi Hipertensi (JNL, 1997) : The sixt Report of Join National

Committee on Prevention 1997 dikutip oleh Mansjoer Arif, dkk, 1999 hal 519,

dapat dilihat dalam tabel berikut :

8 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Keluarga : Hipertensi

Page 9: Bahan Isi Hipertensi

Tabel 1. Klasifikasi Hipertensi

Klasifikasi Sistolik mmHg Diastolik mmHga. Normal b. Perbatasanc. Hipertensi tingkat Id. Hipertensi tingkat 2e. Hipertensi tingkat 3

< 130130 – 139140 – 159160 – 179> 180

< 8585 – 8990 – 99100 – 109> 110

4. Pathway

Pathway Keperawatan disusun dengan mengambil sumber dari ; Kapita

Selecta Kedokteran, Jilid I, Ed. Ketiga, 1999 dan Nasrul Effendy, Asuhan

Keperawatan Keluarga, 1999.

Peningkatan asupan Genetik Stres Faktor endotelNatrium

perubahan sel membran

Retensi natrium luas filtrasi peningkatan Renin obesitasPada ginjal menurun aktivitas angio

Simpatik tensinMe

hiper

insulin

Kontraksi vena

volume cairan kontraksi hipertropi Meningkat fungsional struktural

Preload meningkat kontraktilitas

Curah jantung meningkat tahanan perifer meningkat

9 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Keluarga : Hipertensi

Page 10: Bahan Isi Hipertensi

5. Manifestasi Klinik (Mansjoer Arif, dkk, 1999)

a. Tekanan darah sistole di atas 140 mmHg dan diastole di atas 90 mmHg.

b. Pada mata, pembuluh darah retina menjadi tipis, licin atau bisa hemorragi

(pada pemeriksaan opthalmoskop)

c. Sakit kepala, nause, vomitus pada pagi hari

d. Terdapat sesak nafas pada klien yang mengalami gagal jantung

e. Oedema perifer jika terdapat pada gagal jantung kanan

f. Pasien mengeluh palpitasi

g. Pasien menjadi pelupa dan lekas marah

h. Bisa terjadi epistaksis, akibat penambahan tekanan pada sistem sirkulasi.

6. Faktor Resiko

Yang dapat mempengaruhi peningkatan tekanan darah :

a. Faktor genetik: adanya bukti bahwa kejadian hipertensi lebih banyak

dijumpai pada penderita kembar monozoit daripada heterozigot

b. Umur dan jenis kelamin: wanita lebih banyak menderita hipertensi

dari pada pria

10 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Keluarga : Hipertensi

Vasokontriksi pemb darah ginjal

Sistemik Koroner jantung

Spasmus arteriole

Tek..Pemb. darah otak meningkat Sinkope Blood flow

menurunvasokontriksi

Iskhemi miokard

Diplopia

Nyeri kepala

Risiko injuri

Gangguan perfusi jaringan

Respon RAA

After load meningkat

Nyeri dada

Risiko injuri

Gangguan rasa nyaman

CVA

VasokontriksiRangsang Aldosteron

Penurunan COP

Fatique

Gangguan keseimbangan

Odem Retensi Na

HYPERTENSI

Otak

GinjalPembuluh darah Retina

Resistensi pemb. darah otak meningkat

Suplay O2 otak menurun

Page 11: Bahan Isi Hipertensi

c. Peranan ginjal: penyebab hipertensi sekunder

d. Penumpukan garam

e. Ketidakseimbangan kimiawi: disebabkan oleh pembesaran dan

kegiatan yang berlebihan pada salah satu kelenjar adrenalin

f. Diet

g. Kegemukan/obesitas

h. Sembelit terkait masalah diet

i. Rokok: non significant

j. Alkohol: meninggi bila minum lebih dari 3x per hari

k. Emosional

l. Obat-obatan yangmenyebabkan hipertensi:

m. Kapsul utuk menghilangkan gejala pilek

n. Pil kontrasepsi kombinasi

o. Hormon

7. Pemberian Terapi Obat

a. Obat yang bekerja cepat

1) Natrium Nitroprusid. 6-200 mg/menit dengan infus IV. Tujuannya

menurunkan tekanan darah diastole sampai 110 mmHg dalam 1 jam

2) Diazoksid (hiperstat). 75-300 mg IV. Dipakai pada preeklamsi atau

hipertensi kehamilan.

3) Trimetafan (Arfonad). Yaitu obat penghambat ganglion, 1 amp 500 mg

dalam 1 dextrose 5% dan air diberi IV dengan kecepatan 1-4 ml/menit

b. Obat yang bekerja cukup berat

1) Reserpik 1-2,5 mg IM tiap 8 jam

2) Hidralazin (apresolin) 5-20 mg IM setiap 2-4 jam

3) Metildopa (aldomet) 500 mg IV setiap 2-4 jam. Efeknya lambat,

berlangsung selama 8-12 jam. Bila tekanan darah terkontrol, minoksidit

+ diuretik diberikan per oral dan obat anti hipertensi oral lain ditambah

bila perlu. Obat parenteral diturunkan secara perlahan-perlahan dalam

periode 2-3 hari.

11 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Keluarga : Hipertensi

Page 12: Bahan Isi Hipertensi

Tujuan pengobatan hipertensi adalah mengembalikan tekanan darah

untuk mencegah komplikasi.

a. Therapi hipertensi ringan – sedang dimulai dengan salah satu obat

berikut ini :

1) Hidroklorotiazid (HCT) 12,5 – 25 mg / hr, dosis tunggal pada malam

hari.

2) Reserpin 0,1 – 0,25 sehari sebagai dosis tunggal.

3) Propanolol 2 x 20 – 40 mg sehari.

4) Kaptopril 2 – 3 x 12,5 – 25 mg sehari.

b. Therapi hypertensi sedang berat, diobati dengan kombinasi HCT +

propanolol atau HCT + kaptopril.

c. Therapi hypertensi berat yang tidak sembuh dengan kombinasi

obat diatas ditambah dengan Metildopa 2 x 125 – 250 mg atau reserpin 0,1

– 0,25 mg/hr.

8. Komplikasi

Peningkatan tekanan arterial dapat menyebabkan hal-hal berikut ini:

a. Kegagalan jantung sekunder terhadap peningkatan kerja jantung dan

isufisiensi koroner relatif atau absolut.

b. Timbulnya atheroma, terutama di dalam arteri serebral atau koroner

dengan sindrom-sindrom yang diakibatkan oleh oklusi vaskuler.

c. Nekrosis vaskuler akut yang diakibatkan oleh peninggian tekanan diastolik

yang cepat dan terus-menerus (biasanya lebih dari 130 mmHg) dapat

menimbulkan komplikasi yang disebut sebagai fase maligna dengan

perdarahan, eksudat dan oedema papil di dalam fundus, gangguan visual

dan gejala-gejala sistem saraf pusat dan ensephalopati hipertensif (gagal

ginjal).

d. Stroke hemorragik.

e. Dissecting aorta.

12 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Keluarga : Hipertensi

Page 13: Bahan Isi Hipertensi

9. Asuhan Keperawatan Keluarga

Pengkajian

Menurut Suprajitno (2004:29) pengkajian adalah suatu tahapan ketika

seorang perawat mengumpulkan informasi secara terus menerus tentang keluarga

yang dibinanya. Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan

keperawatan keluarga. Agar diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai

dengan keadaan keluarga, perawat diharapkan menggunakan bahasa ibu (bahasa

yang digunakan sehari-hari), lugas dan sederhana (Suprajitno: 2004).

Kegiatan yang dilakukan dalam pengkajian meliputi pengumpulan informasi

dengan cara sistematis dengan menggunakan suatu alat pengkajian keluarga,

diklasifikasikan dan dianalisa (Friendman, 1998: 56)

Pengumpulan data

a. Identitas keluarga yang dikaji adalah umur, pekerjaan, tempat tinggal, dan 

tipe keluarga.

b. Latar belakang budaya /kebiasaan keluarga

Kebiasaan makan, meliputi jenis makanan yang dikosumsi oleh Keluarga.

Untuk penderita stroke biasanya mengkonsumsi makanan yang bayak

menandung garam, zat pengawet, serta emosi yang tinggi.

Pemanfaatan fasilitas kesehatan, perilaku keluarga didalam memanfaatkan

fasilitas kesehatan merupakan faktor yang penting dalam penggelolaan

penyakit stroke fase rehabilitasi terutama ahli fisiotherapi.

Pengobatan tradisional, karena penderita stroke memiliki kecenderungan

tensi tinggi, keluarga bisa memanfaatkan pengobatan tradisional dengan

minum air ketimun yang dijus sehari dua kali pagi dan sore.

c. Status Sosial Ekonomi

Pendidikan, tingkat pendidikan keluarga mempengaruhi keluarga dalam

mengenal hipertensi beserta pengelolaannya. berpengaruh pula terhadap

pola pikir  dan kemampuan untuk mengambil keputusan dalam mengatasi

masalah dangan tepat dan benar.

Pekerjaan dan Penghasilan, penghasilan yang tidak seimbang juga

berpengaruh terhadap keluarga dalam melakukan pengobatan dan

13 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Keluarga : Hipertensi

Page 14: Bahan Isi Hipertensi

perawatan pada angota keluarga yang sakit salah satunya disebabkan

karena hipertensi. Menurut (Effendy,1998) mengemukakan bahwa

ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit

salah satunya disebabkan karena tidak seimbangnya sumber-sumber yang

ada pada keluarga.

d. Tingkat perkembangandan riwayat keluarga

Menurut Friedmen (1998:125), Riwayat keluarga mulai lahir hingga saat ini.

termasuk riwayat perkembangan dan kejadian serta pengalaman kesehatan

yang unik atau berkaitan dengan kesehatan yang terjadi dalam kehidupan

keluarga yang belum terpenuhi berpengaruh terhadap psikologis seseorang

yang dapat mengakibatkan kecemasan.

e. Aktiftas

Aktifitas fisik yang keras dapat menambah terjadinya peningkatan tekanan

darah. Serangan hipertensi dapat timbul sesudah atau waktu melakukan

kegiatan fisik, seperti olah raga (Friedman, 1998:9).

f. Data Lingkungan

1) Karakteristik rumah, cara memodifikasikan lingkungan fisik yang baik

seperti lantai rumah, penerangan dan fentilasi yang baik dapat

mengurangai faktor penyebab terjadinya cedera pada penderita stroke fase

rehabilitasi.

2) Karakteristik Lingkungan, menurut (friedman,1998 :22) derajad kesehatan

dipengaruhi oleh lingkungan. Ketenangan lingkungan sangat

mempengaruhi derajat kesehatan tidak terkecuali pada hipertensi

g. Struktur Keluarga

Pola komunikasi, menurut (Friedman, 1998) Semua interaksi perawat

dengan pasien adalah berdasarkan komunikasi. Istilah komunikasi

teurapetik merupakan suatu tekhnik diman usaha mengajak pasien dan

keluarga untuk bertukar pikiran dan perasaan. Tekhnik tersebut mencakup

ketrampilan secara verbal maupun non verbal, empati dan rasa kepedulian

yang tinggi.

14 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Keluarga : Hipertensi

Page 15: Bahan Isi Hipertensi

Struktur Kekuasaan, kekuasaan dalam keluarga mempengaruhi dalam

kondisi kesehatan, kekuasaan yang otoriter dapat menyebabkan stress

psikologik yang mempengaruhi dalam tekanan darah pasien stroke.

Struktur peran, menurut Friedman(1998), anggota keluarga menerima dan

konsisten terhadap peran yang dilakukan, maka ini akan membuat anggota

keluarga puas atau tidak ada konflik dalam peran, dan sebaliknya bila

peran tidak dapat diterima dan tidak sesuai dengan harapan maka akan

mengakibatkan ketegangan dalam keluarga.

h. Fungsi Keluarga

Fungsi afektif, keluarga yang tidak menghargai anggota keluarganya yang

menderita hipertensi, maka akan menimbulkan stressor tersendiri bagi

penderita. Hal ini akan menimbulkan suatu keadaan yang dapat menambah

seringnya terjadi serangan hipertensi karena kurangnya partisipasi

keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit (Friedman, 1998).

Fungsi sosialisasi, keluarga memberikan kebebasan bagi anggota keluarga

yang menderita stroke dalam bersosialisasi dengan lingkungan sekitar.

Bila keluarga tidak memberikan kebebasan pada anggotanya, maka akan

mengakibatkan anggota keluarga menjadi sepi. Keadaan ini mengancam

status emosi menjadi labil dan mudah stress.

Fungsi kesehatan, menurut suprajitno (2004) fungsi mengembangkan dan

melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah

untuk berhubungan dengan orang lain diluar rumah.

i. Pola istirahat tidur

Istirahat tidur seseorang akan terganggu manakala sedang mengalami

masalah yang belum terselesaikan.

j. Pemeriksaan fisik anggota keluarga

Sebagaimana prosedur pengkajian yang komprehensif, pemeriksaan fisik juga

dilakukan menyeluruh dari ujung rambut sampai kuku untuk semua anggota

keluarga. Setelah ditemukan masalah kesehatan, pemeriksaan fisik lebih

terfokuskan.

15 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Keluarga : Hipertensi

Page 16: Bahan Isi Hipertensi

k. Koping keluarga

Bila ada stressor yang muncul dalam keluarga, sedangkan koping keluarga

tidak efektif, maka ini akan menjadi stress anggota keluarga yang

berkepanjangan.

Diagnosa keperawatan

Diagnosa  keperawatan adalah pernyataan yang menggambarkan respon

manusia atas perubahan pola interaksi potensial atau aktual individu. Perawat

secara legal dapat mengidentifikasi dan menyusun intervensi masalah

keperawatan. Kolaburasi dan koordinasi dengan anggota tim lain merupakan

keharusan untuk menghindari kebingungan anggota akan kurangnya

pelayanan kesehatan.

Dalam diagnosa  keperawatan stroke atau cerebro vasculer accident

didapatkan diagnosa  keperawatan sebagai berikut :

1. Perubahan perfusi jaringan cerebral

2. Kerusakan mobilitas fisik

3. Komunikasi, kerusakan verbal dan tertulis

4. Perubahan persepsi sensori

5. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi

6. Ketidakmampuan merawat diri

7. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan pengobatan

8. Intervensi Keperawatan

Menyusun prioritas

Friedman (1998:64), menjelaskan perencanaan perawatan meliputi seleksi

bersama yang dirancang untuk mencapai tujuan. Faktor penetapan prioritas

perasaan peka terhadap klien dan efek terpeutik terhadap tindakan dimasa

mendatang.

16 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Keluarga : Hipertensi

Page 17: Bahan Isi Hipertensi

Menyusun tujuan

Friedman (1998:64) menjelaskan perencanaan meliputi perumusan tujuan

yang berorientasi kepada klien kemungkinan sumber-sumber penggambaran

pendekatan alternatif untuk memenuhi tujuan dan operasional perencanaan.

Ada 3 kegiatan menurut Friedman (1998:64) yaitu:

a. Tujuan jangka pendek yang sifatnya dapat diukur langsung dan spesifik

b. tujuan jangka menengah

c. tujuan akhir atau jangka panjang yang sifatnya umum dan mempunyai

tujuan

d. Menentukan kriteria dan standar evaluasi.

Kriteria yang akan dicapai adalah respon verbal, afektif dan psikomotor

keluarga mengenai penjelasan tentang masalah kesehatan (Friedman:1998:71)

Fokus Intervensi

a. Fokus Intervensi Individu

Diagnosa 1 : Resiko terhadap ketidakefektifan penatalaksanaan program

terapeutik yang berhubungan dengan ketidakcukupan pengetahuan tentang

kondisi, pembatasan diet, pengobatan, faktor resiko.

Intervensi :

1) Identifikasi faktor-faktor penyebab atau penunjang yang

menghalangi.

2) Bangun rasa percaya dan kekuatan.

3) Tingkatkan percaya diri dan kemajuan diri yang positif.

4) Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi belajar.

5) Tingkatkan sikap positif keikutsertaan individu dan keluarga.

6) Jelaskan dan bicarakan :

a) Proses penyakit

b) Aturan pengobatan

c) Perubahan gaya hidup yang diperlukan

d) Metode untuk memantau kondisi

17 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Keluarga : Hipertensi

Page 18: Bahan Isi Hipertensi

7) Jelaskan bahwa perubahan gaya hidup dan kebutuhan belajar

akan membutuhkan waktu untuk integrasi.

8) Identifikasi rujukan atau layanan komunitas yang diperlukan

untuk tindak lanjut.

Diagnosa 2 : Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan

peningkatan tekanan vaskuler serebral.

Intervensi :

1) Pertahankan tirah baring selama fase akut.

2) Berikan tindakan non farmakologi untuk menghilangkan sakit

kepala.

3) Hilangkan/minimalkan aktifitas vasokonstriksi yang dapat

meningkatkan rasa sakit kepala, misalnya mengejan.

4) Bantu pasien untuk ambulasi sesuai kebutuhan.

b. Fokus Intervensi pada keluarga

Berikut ini intervensi keperawatan keluarga yang dilakukan pada masalah

hipertensi sesuai dengan 5 tugas keluarga :

1) Mengenal masalah kesehatan

Intervensi :

a) Gali pengetahuan keluarga tentang hipertensi

b) Jelaskan pada keluarga tentang pengertian hipertensi

c) Jelaskan pada keluarga mengenai macam-macam penyebab

hipertensi

d) Jelaskan pada keluarga tanda dan gejala hipertensi

2) Mengambil keputusan mengenai tindakan yang tepat

Intervensi :

a) Jelaskan akibat-akibat bila hipertensi tidak ditangani dengan

tepat

b) Motivasi keluarga untuk mengambil keputusan yang tepat guna

menangani hipertensi

c) Beri reinforcement positif atas keputusan keluarga

3) Merawat anggota keluarga yang sakit

18 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Keluarga : Hipertensi

Page 19: Bahan Isi Hipertensi

Intervensi :

a) Jelaskan pada keluarga tentang perawatan hipertensi

b) Demonstrasikan cara pembuatan obat tradisional untuk

hipertensi

c) Beri kesempatan keluarga untuk mendemonstrasikannya

d) Beri reinforcement atas ketrampilan keluarga

4) Memodifikasi lingkungan yang mendukung kesehatan

Intervensi :

Jelaskan tentang pencegahan hipertensi yang dilakukan di rumah

5) Memanfaatkan fasilitas kesehatan

Intervensi :

a) Jelaskan pada keluarga mengenai tempat pelayanan kesehatan

yang dapat digunakan untuk pengobatan hipertensi

b) Motivasi keluarga untuk mengunjungi tempat fasilitas

kesehatan

c) Beri reinforcement (+) atas minat keluarga.

19 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Keluarga : Hipertensi

Page 20: Bahan Isi Hipertensi

Daftar Pustaka

Muttaqin, Arif. Buku ajar asuhan keperawatan klien dengan gangguan system

persyarafan. Jakarta : Selemba Medika, 2008.

Guyton and hall. Buku ajar fsikologi kedokteran. Jakarta : EGC, 2006.

Kapita Selekta Kedokteran FKUI, Media Aesculapius, Jakarta, 1999

Brunner / Suddarth. Buku saku keperawatan medikal bedah,EGC, Jakarta, 2000.

Baughman C Diane, Keperawatan medical bedah, Jakrta, EGC, 2000.

Price, Sylvia A, Patofisiologi : Konsep klinis proses-pross penyakit, Ed4. Jakarta.

EGC. 1995.

Smeltzer c Suzanne, Buku Ajar Keperawatan medikal Bedah, Brunner and

Suddarth’s, Ed8. Vol.1, Jakarta, EGC, 2002.

Noer Staffoeloh et all, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I, 1999, Balai

Penerbit FKUI, Jakarta

20 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Keluarga : Hipertensi