bahan tekfar
TRANSCRIPT
-
8/15/2019 bahan tekfar
1/35
RABU, MARET 09, 2011
laporan injeksi
BAB. I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan tekhnologi farmasi saat ini sangat berperan aktif dalam peningkatan
kualitas produksi obat-obatan. Hal ini ditunjukan dengan banyaknya sediaan obat-
obatan yang disesuaikan dengan karakteristik dari zat aktif obat, kondisi pasien dan
peningkatan kualitas obat dengan meminimalkan efek samping obat tanpa harus
mengurangi atau mengganggu kinerja dari zat aktif obat.
Sekarang ini berbagai bentuk sediaan obat dapat kita jumpai dipasaran. Diantaranya
adalah sediaan injeksi yang termasuk sediaan steril. Disini kami membuat sediaan
injeksi yang merupakan sediaan yang sangat penting bagi dunia kesehatan. Karena
pada keadaan sakit yang dianggap kronis, pemberian obat minum sudah tidak
maksimal lagi , sehingga perlu dan sangat penting untuk di berikan sediaan injeksi,
karena akan sangat membantu untuk mempercepat mengurangi rasa sakit pada pasien,
sebab sediaan injeksi bekerja secara cepat, dimana obat langsung masuk ke dalam
pembuluh darah dan akan bekerja akan bekerja secara optimal pada bagian yang sakit.
Sediaan injeksi merupakan salah satu contoh sediaan steril , jadi keamanan dan
kebersihan sediaan juga telah di uji.
Disini sediaan injeksi yang kita buat adalah sediaan injeksi aminopillin , dimana di
ldalam penggunaannya di indikan untuk pasien yang menderita penyakit asma yang
sudah tahap kronis, dimna penggunaan obat minum sudah tidak efektif lagi, sehingga
harus ditolong dengan pemberian injeksi. Dalam pasarannya injeksi
aminophyllin yang beredar mengandung aminophyllin ! ml " ampul. Hal inilah yang
melatarbelakangi mengapa kita membuat sediaan injeksi.
1.2. Rumusan Masalah
.. #agaimana cara membuat sediaan injeksi yang baik dan benar $
..% #agaimana pengaruh alat dan bahan steril dalam sediaan injeksi
mempengaruhi kualitas sediaan $
1.3. Tujuan Per!"aan
..& 'engetahui cara membuat sediaan injeksi yang baik dan benar.
-
8/15/2019 bahan tekfar
2/35
..( Dapat membedakan kualitas sediaan injeksi yang baik dengan yang kurang
baik.
1.#. Man$aat Per!"aan
.(. 'ampu menerapkan cara membuat sediaan injeksi yang baik dan benar
untuk meminimalisir kesalahan pada sediaan injeksi.
.(.% 'ampu mengetahui kelarutan obat yang tepat dalam pembuatan injeksi.
BAB II
TIN%AUAN PU&TA'A
2.1.1 Pengert(an &e)(aan &ter(l
Sterilisasi adalah proses yang dirancang untuk menciptakan keadaan steril.
Secara tradisional keadaan steril adalah kondisi mutlak yang tercipta sebagai
akibat penghancuran dan penghilangan semua mikroorganisme hidup. Produk
steril adalah sediaan terapetis dalam bentuk terbagi-bagi yang bebas dari
mikroorganisme hidup.
• Sediaan steril adalah sedian yang selain memenuhi persyaratan fisika-kimia
juga persyaratan steril.
• Steril berarti bebas mikroba.
• Sterilisasi adalah proses untuk mendapatkan kondisi steril.
• Desinfektan adalah pembunuh baktreri yang penggunannya pada benda mati,
misalnya pada lantai
• )ntiseptik adalah pembunuh bakteri yang penggunannya pada jaringan
hidup, misalnya pada kulit dan luka.
• *njeksi adalah sediaan steril yang diberikan melalui penyuntikkan pada
lapisan kulit.
• *nfus adalah sediaan yang penggunannya sama dengan injeksi teapi
+olumenya lebih besar lebih dari !! ml.
• adiofarmasi yaitu sediaan farmasi yang obat aktifnya merupakan zat
radioaktif.
-
8/15/2019 bahan tekfar
3/35
• /arutan irigasi adalah larutan steril yang dipakai secara topikal,untuk
mencuci sela-sela atau lubang tubuh termasuuk luka meruapakan larutan
0a1l !,23, dikemas dalam +olume besar dan botol mulut lebar.
• 4at diagnostik adalah zat-zat yang digunakan untuk mendiagnosis.
'isal evans blue untuk kontrol +olume darah.
5kstrak alergenik adalah zat yang digunakan untuk menguji sensitifitas terhadap
sesuatu, misal antibiotik. 5kstrak ini diencerkan dengan a6ua steril saat akan digunakan.
Sediaan steril adalah sediaan terapetis dalam bentuk terbagi 7 bagi yang bebas dari
mikroorganisme hidup
Sterilisasi adalah proses yang dirancang untuk menciptakan keadaan steril. Secara
tradisional keaadan steril adalah kondisi mutlak yang tercipta sebagai akibat penghancuran
dan penghilangan semua mikroorganisme hidup. Konsep ini menyatakan bah8a steril adalah
istilah yang mempunyai konotasi relati+e, dan kemungkinan menciptakan kondisi mutlak
bebas dari mikroorganisme hanya dapat diduga atas dapat proyeksi kinetis angka kematian
mikroba.
2.1.2. Maam * maam &e)(aan &ter(l
'acam-macam sediaan steril umumnya terdiri atas sediaan parenteral, sediaan untuk
mata, dan larutan irigasi.
a. Sediaan parenteral
'erupakan sediaan yang disuntikan melalui kulit atau membrane mukosa
ke bagian dalam tubuh. Karena sediaan tersebut harus menembus membrane kulit
dan mukosa, sediaan tersebut harus bebas dari kontaminasi mikroba dan dari
komponen toksis dan harus mempunyai tingkat kemurnian yang tinggi.
b. Sediaan untuk mata
'erupakan sediaan yang membutuhkan sterilitas karena 8alaupun sediaan
ini tidak dimasukkan kedalam rongga bagian dalam tubuh , namun ditempatkan
berhubungan dengan jaringan-jaringan yang sangat peka terhadap kontaminasi
c. /arutan irigasi
/arutan irigasi harus memiliki standard yang sama dengan larutan
parenteral, karena selama pemberian dengan irigasi, sejumlah zat dari larutan
dapat memasuki aliran darah secara langsung melalui pembuluh darah luka yang
terbuka atau membrane mukossa yang lecet.
-
8/15/2019 bahan tekfar
4/35
a. 1ontoh sediaan steril 9
a. /:Ps
. ;ater for *njection
-
8/15/2019 bahan tekfar
5/35
-
8/15/2019 bahan tekfar
6/35
(. 1ara )septik
Aerbatas pada sediaan yang mengandung zat aktif peka suhu tinggi dan dapat
mengakibatkan penguraian atau penurunan kerja farmakologinya. )ntibiotika dan
beberapa hormon tertentu merupakan zat aktif yang sebaiknya diracik secara
aseptik. 1ara aseptik bukanlah suatu metode sterilisasi , melainkan suatu cara
kerja untuk memperoleh sediaan steril dengan mencegah kontaminasi jasad renik
dalam sediaan.
Dalam B* *** hal E, proses aseptik adalah cara pengurusan bahan steril
menggunakan teknik yang dapat memperkecil kemungkinan terjadinya cemaran
kuman hingga seminimum mungkin. Aeknik aseptik dimaksudkan untuk
digunakan dalam pembuatan sediaan steril yang tidak dapat dilakukan proses
sterilisasi akhir karena ketidakmantapan zatnya. Sterilitas hasil akhir hanya dapatdisimpulkan jika hasi itu memenuhi syarat
-
8/15/2019 bahan tekfar
7/35
2.1.. &arat-sarat se)(aan ster(l.
Harus memenuhi & syarat berikut, yairu secara fisika, kimia, dan biologi.
• $(s(ka
Aipe sediaan larutan 9
. Sediaan obat harus jernih. Gernih maksudnya tidak ada partikel yang tidak
larut dalam sediaan tersebut. Gadi, meskipun sediaan berearna, tetap
terlihat jernih tidak keruh.
%. Aidak ber8arna. 'aksudnya sediaan larutan bisa saja ber8arna, namun
8arna larutan sama dengan 8arna zat aktifnya sehingga tidak ada
campuran 8arna lain dalam sediaan itu.
&. #ebas dari partikel asing. Partikel asingC partikel yang bukan penyusun obat.
Sumber partikel bisa berasal dari9 air, bahan kimia, personil yang bekerja,
seratr dari alat"pakaian personil, alat-alat, lingkungan, pengemas gelas,
plastik.
(. Keseragaman +olume"berat. Aerutama untuk sediaan solid steril.
?. 'emenuhi uji kebocoran. Aerutama untuk injeksi yang dikemas dalam
ampul.
-
8/15/2019 bahan tekfar
8/35
Pengatasam9 injeksi aminohilin dibuat dari theopilin dan etilen diamin
berlebih.
2.1. 4akt!r-$akt!r ang mem5engaruh( kual(tas se)(aan
. Aerapi, meliputi9
• dosis efektif obat. >bat dibuat dalam dosiss yang disesuaikan dengan
dosis terapi efektif obat tersebut.
• lama penggunaan obat. Hal ni juga berpengaruh pada penentuan bentuk
sediaan obat yang akan dibuat dan besarnya dosis obat, sehingga
pasien tetap merasa nyaman selama terapi.
• farmakokinetka obat. 'eliputi 8aktu paruh, absorpsi, t J eliminasi, :d,
1l, dan lain-lain.
%. Sifat disika-kimia meliputi9
• ukuran partikel
• sifat alir
• kompaktibilitas
• ketahanan terhadap kelembapan
Sifat fisika kimia inilah yang menetukan formulasi dan pemilihan metode
pembuatan sediaan obat.
2.1.6. 'euntungan Dan 'erug(an &e)(aan &ter(l
• Keuntungan sediaan parenteral9
. aksi obat lebih cepat
%. cocok untuk obat inaktif jika diberikan oral
&. obat yang mengiritasi bila diberikasn secara oral
(. kondisi pasien pingsan, dehidrasi sehingga tidak memungkinkan obat
diberikan secar oral.
?. Dapat digunakan secara depo terapi.F. Kemurniaan dan takaran zat berkhasiat lebih terjamin.
• Kerugian sediaan parenteral9
. Karena bekerja cepat, jika terjadi kekeliruan sukaar dilakukan pencegahan.
%. Secara ekonomi lebih mahal dibandingkan sediaan per oral
&. isiko, kalau alergi atau salah obat maka tidak bisa langsung dighilangkan
(. 1ara pemberian lebih sukar, butuh personil khusus, misal di rumah sakit oleh
dokter atau pera8at.
• )lasan obat dibuat sediaan parenteral9
. Kadar obat sampai ke target
-
8/15/2019 bahan tekfar
9/35
Gumlah obat yang sampai ke jaringan target sesuai dengan jumlah
yang diinginkan untuk terapi.
%. Parameter farmakologi
'eliputi 8aktu paruh, 1 maks., onset.
&. Gaminan dosis dan kepatuhan
Aerutama untuk pasien-pasien ra8at jalan
(. 5fek biologis
5fek biologis tidak dapat dicapai karen aobat tidak bisa dipakai
secara oral. 1ontoh9 amphoterin # absorbsi jelek dan insulin rusak olehasam lambung.
?. )lternatif rute, jika tidak bisa le8at oral.
F. Dikehendaki efek lokal dengan menghindari efek atau reaksi toksik
sistemik.
1ontoh9 methotreksat, penggunaan secara intratekal untuk pengobatan
leukimia.
. Kondisi pasien
-
8/15/2019 bahan tekfar
10/35
• water 9 air ada spesifikasi khusus
• water-miscible solvent sol+en yang campur dengan air
• water-immiscible solvent sol+en yang tidak campur dengan air
&. pH dan osmolalitas injeksi
a. Is!h()r(s yaitu pH larutan sama dengan pH darah. Kalau bisa pH sama
dengan pH darah, tapi tidak selalu, tergantung pada stabilitas obat.
1ontoh9 ijeksi aminofilin dibuat sangat basa karena pada kondisi asam
akan terurai. Dalam pembuatan ditambahkan etilendiamin untuk
menaikkan kelarutan dari aminofilin.
". Is!t!n(s8 yaitu tekanan osmosis larutan sama dengan tekanan osmosis
cairan tubuh. Di luar isotonis disebut paratonis, meliputi9 hipotonis dan
hipertonis.
• hipotonis yaitu tekanan osmosis larutan lebih kecil dari tekanan
osmosis cairan tubuh 0a1l !,23. 0a1l jika terurai menjadi 0a
?, m>smol dan 1l ?( m>smol sehingga total &!E m>smol.
Sedngkan tekanan osmosis cairan tubuh yaitu &!! m>smol. Pada
hipotonis, cairan masuk ke tubuh dan masuk ke sel darah merah,
sehingga sel darah merah bisa pecahire+ersibel
• hipertonis, yaitu tekanan osmosis larutan lebih besar dari tekananosmosis cairan tubuh. )ir kan mengalir keluar dari sel darah
sehinggga sel mengkerut krenasi, bersifat re+ersibel.
2.1.11. T(5e Bentuk &e)(aan &ter(l
. larutan
%. suspensi
&. emulsi
(. solid
Kecepatan pelepasan obat dari bentuk sediaan9
- aquous solution
- aquous suspensi
- oleagonous solution
- oil in water (o/w)
- water in oil (w/o)
- oleagenous
-
8/15/2019 bahan tekfar
11/35
2.1.12 Maam - Maam Pelarut Dalam &e)(aan &ter(l
. )ir merupakan pelarut utama.
%. Pelarut yang dapat campur dengan air water miscible solvent .
Gika zat aktif dari sediaan injeksi tidak stabil dalam air, maka
pengatasannya dengan dibentuk sediaan kering steril atau dengan sistem
kosol+ensi. )6ua kosol+en9 pelarut pembantu, tidak pernah dipakai tunggal,
tetapi campuran. 'acam-macam kosol+en yang bisa digunakan9
• glikols glikol, propilen glikol, P5@ #' rendah. P5@ bersifat higroskopis
sehingga kemampuan untuk melarutkan zat kurang, sehingga dpakai yang
anhidrous dan #' rendah. Propilen glikol benzil akohol suhu (! o1,
untuk injeksi digo=in.
• etanol"alcohol
• dimetil asetamid, dimetil formasmide, D'S>. Pelarut ini larut sempurna
dengan air, toksisitas akutnya rendah, toksisitas kronisnya merusak li+er.
• 0-#-hidroksietil, laktamid
• aseton kosol+en pada obat antitumor dan antibiotik
• asam organik asam laktat, asam sitrat
• surfaktan emulphor 5/-(, chremophor, plurnic B FE, lesitin
• antibeku gliserol sp ?3, alkohol ?3.
&. Pelarut yang tidak dapat campur dengan air water immiscible solvent .
1ontoh9 minyak kacang peanut oil , minyak 8ijen oleum sesame, minyak
biji kapas cotton seed , minyak jagung corn oil , minyak zaitun oli+e, paraben cair. Oleum sesame dianggap pelarut yang paling baik untuk jenis
pelarut golongan ini karena mengandung komponen penstabil pencegah
tengik. Sedangkan paraben sekarang dilarang penggunaanya.
Sebagai pelarut juga harus emenuhi batasan klorida, kalsium, ion sulfat,
1>%. logam berat, oxidizable substancedengan total zat padat terlarut kurang
dari ! ppm ppm L 3 = !(.
2.1.13. Re9erse :sm!s(s
-
8/15/2019 bahan tekfar
12/35
e+erse >smosis yaitu metode pemurnian air dengan prinsip pemisahan
solute melalui membran semipermiabel dari konsentrasi tinggi ke kosentrasi
rendah. 'aka akan terjadi penolakan terhadap solut pada permukaan filter
sehingga tidak bisa menembus membran. > merupakan kebalikan dari osmosis.
>smosis adalah dari konsentrasi rendah ke tinggi.
Bilter dipasang untuk menyaring partikel kasar. #erdasarkan ukuran partikel,
filter dibuat berbeda ukuran porinya.
-
8/15/2019 bahan tekfar
13/35
a. media tioglikolat cair yang mengandung glukosa dan 0a Aioglikolat cocok
untuk pembiakan aerob. Suhu inkubasi &!-&?o1.
b. "oya bean casein digest medium
'edia ini membantu pertumbuhan bakteri anaerob dan fungsi.
Suhu inkubasi &!-&?o1, sedang fungi %!-%?o1.
%. 'embran filtrasi
Aeknik yang banyak direkomendasikan farmakope, meliputi filtrasi cairan
melalui membran steril. Bilter lalu ditanam dalam media. 'asa inkubasi -( hari
karena mungkin organisme perlu adaptasi dulu.
&. *ntroduction od concentrate culture medium
'edium yang pekat langsung dimasukkan dalam 8adah sampel yang akan
ditumbuhkan. Aidak banyak digunakan, hanya dipakai bila ada kecurigaan akan
adanya bakteri.
2.1.1/. Uj( P(r!gen
. Secara kualitatif9 abbit test
#erdasarkan respon demam pada kelinci. Digunakan kelinci karena kelincimenunjukkan respon terhadap pirogen sesuai dengan keadaan manusia. Kenaikan
suhu diukur melalui rektal.
%. Secara kuantitatif9 /)/ test
1ara uji in +itro dengan menggunakan sifat membentuk gel dari lisat
amebasit dari limulus polifemus.
-
8/15/2019 bahan tekfar
14/35
*njeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi, atau suspensi
atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum
digunakan, yang disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit
atau melalui kulit atau selaput lendir. *njeksi +olume kecil adalah injeksi
yang dikemas dalam 8adah !! ml atau kurang.
2.2.2. Pengg!l!ngan &e)(aan Injeks( ;
. *ntramuskular 9 Di bagian otot relaksasi
%. *ntra+ena 9 Pada +ena yg tampak jelas
&. Subkutan 9 jaringan longgar di ba8ah kulit dermis dan bagian tubuh yang
sedikit lemaknya.
(. *ntraperitonial" intra-abdominal 9 rongga peritonial atau langsung ke dalam
organ-organ abdominal seperti hati, ginjal, atau kandung kemih
?. Hipodermoklisis 9 Sama dgn Subkutan, yaitu disuntikkan ke dalam jaringan
yang longgar di ba8ah kulit dermis dan pada bagian tubuh yang sedikit
lemaknya.
F. *ntrakardiak 9 bilik jantung
. *ntrasisternal 9 rongga sisternal sekeliling dasar otak
E. *ntrakutan"intradermal 9 *njeksi dilakukan ke dalam kulit. #iasanya
diberikan di permukaan anterior lengan depan.
2. *ntratekal 9 kantung lumbar rongga sum-sum tulang belakang yang terletak
di ujung kaudal dari spinalis cordata
!. *ntrauterin 9*njeksi yang dilakukan ke dalam uterus pada keadaan hamil
. *ntra+entrikular 9 *njeksi yang dilakukan ke dalam rongga-rongga sisi otak.
%. *ntra-arterial 9 /angsung ke dalam arteri
&. *ntra-artikular 9 Ke dalam cairan sino+ial pada persendian
(. *ntralesional 9 /angsung ke dalam atau di sekitar luka
?. *ntra-okular 9 Ke dalam mata
a.Subkonjungti+a 9 Di ba8ah kapsul Aenon, di dekat mata
b.*ntrakameral"intra+itreal 9 Ke dalam +itreous humour
c.etrobulbar 9 Di sekitar bagian posterior dari bola mata
d.)nterior chamber 9 /angsung pd arterior chamber
F. *ntrapleural 9 Ke dalam rongga selaput dada
2.2.3. %en(s * jen(s (njeks(
Dalam B* *:M sediaan steril untuk parenteral digolongkan menjadi ? jenis, yaitu 9
-
8/15/2019 bahan tekfar
15/35
. >bat atau larutan atau emulsi yang digunakan untuk injeksi, di tandai dengan nama,
NinjeksiOO 1ontohnya injeksi aminofillin, *njeksi atropine sulfat, dan lain-lain.
%. Sediaan padat kering atau pekat, tidak mengandung dapar, pengencer atau bahan
tambahan lain dan bila ditambah pelarut lain yang sesuai memberikan larutan
yang memenuhi semua aspek persyaratan untuk obat suntik, dan dapat dibedakan
dari nama bentuknya, NOOOsteril 1ontohnya )mpisilin 0atrium steril,
#leomisin sulfat steril dan lain- lain.
&. Sediaan seperti tertera pada % tetapi mengandung atau lebih dapar, pengencer
atau bahan tambahan lain, dan dapat dibedakan dari nama bentuknya NO..untuk
injeksi 1ontohnya )mfoterisin # untuk injeksi, )setazolamida natrium untuk
injeksi.
(. Sediaan berupa suspensi serbuk dalam medium cair yang sesuai dan tidak
disuntikkan secara intra+ena atau kedalam saluran spinal, dan dapat dibedakan
dari nama bentuknya, Nsuspensi OOsteril contohnya suspensi steril kortison
asetat, dan lain-lain.
?. Sediaan padat kering, yang bila ditambahkan pemba8a yang sesuai menghasilkan
sediaan yang memenuhi semua aspek persyaratan suspensi steril, dan dapat di
bedakan dari nama bentuknya NO..steril untuk suspensi
2.2.# '!m5!nen se)(aan Injeks(
Komponen sediaan *njeksi terdiri dari bahan obat , zat pemba8a" pelarut,
bahan pembantu" tambahan, 8adah dan tutup.
. #ahan >bat" 4at #erkhasiat
4at berkhasiat harus memenuhi persyaratan yang tercantum pada masing-masing
monografinya dalam farmakope, pada etiketnya tercantum p.i pro injeksi
%. 4at pemba8a" 4at Pelarut
a. 4at Pemba8a #erair )ir sebagai bahan pemba8a injeksi harus memenuhi syarat uji pirogen dan
uji endotoksin bakteri.
0a1l dapat ditambahkan dalam jumlah yang sesuai untuk memperoleh
larutan isotonic. *njeksi 0a1l atau injeksi ringer dapat digunakan sebagai atau
keseluruhan untuk pengganti air untuk injeksi kecuali dinyatakan lain dalam
monografinya.
)ir untuk injeksi a6ua pro injeksi dibuat dengan cara menyuling kembali
air suling segar dengan alat kaca netral. Hasil sulingan pertama dibuang, sulinganselanjutnya ditampung dalam 8adah yang cocok dan segera digunakan.
-
8/15/2019 bahan tekfar
16/35
b. 4at Pemba8a /ain
#ahan pemba8a tidak berair diperlukan apabila 9
• #ahan obatnya sukar larut dalam air
• #ahan obatnya tidak stabil" terurai dalam air
• Dikehendaki efek depo terapi.
'inyak lemak sebagai bahan pemba8a untuk injeksi bukan air berasal dari
tanaman, tidak berbau, harus jernih pada suhu ! derajat 1, dengan bilangan asam
antara !,% dan !,2. Dengan bilangan penyabunan antara E? dan %!!, bilangan
iodium antara 2 dan %E, dan bebas minyak mineral. 1ontohnya oleum sesame,
oleum oli+arum, oleum arachidis.
&. #ahan Pembantu" zat tambahan
#ahan pembantu ditambahkan pada pembuatan injeksi dengan tujuan 9
•
-
8/15/2019 bahan tekfar
17/35
• Penambahan larutan dapar, misalnya dapar fosfat untuk injeksi, dapar
borat untuk tetes mata
Qang perlu diperhatikan pada penambahan dapar 9
• Kecuali darah, cairan tubuh lainnya tidak mempunyai dapar
• Pada umumnya larutan dapar menyebabkan larutan injeksi menjadi
hipertonis
• #ahan obat akan diabsorpsi bila kapasitas dapar sudah hilang, maka
sebaiknya obat di dapar tidak jauh dari isohidri. Gika kestabilan
obat pada pH jauh dari isihidri, sebaiknya obat tidak usah di dapar,
karena perlu 8aktu lama untuk meniadakan kapasitas dapar
b.
-
8/15/2019 bahan tekfar
18/35
• *ntra+enous, terutama digunakan pada infuse intra+ena dapat
menimbulkan haemolisa
• 4at tambahan yang digunakan untuk membuat larutan isotonis antara
lain 9 0a1l, glukosa, kalium nitras, natrium sitras
(. ;adah dan Autup
;adah untuk injeksi dapat berupa kaca atau plastic yang dibedakan menjadi C
• ;adah dosis tunggal single dose adalah 8adah untuk sediaan sekali pakai,
misalnya ampul, ditutup dengan cara melebur ujungnya dengan api sehingga
tertutup kedap tanpa penutup karet.
• ;adah dosis gandamultiple dose adalah 8adah untuk beberapa kali penyuntikan,
umumnya ditutup dengan karet atau aluminium, misalnya +ial flakon.
• Syarat 8adah kaca untuk injeksi 9
. Aidak boleh bereaksi dengan bahan obat
%. Aidak boleh mempengaruhi khasiat obat
&. Aidak boleh memberikan partikel kecil kedalam larutan injeksi
(. Harus dapat memungkinkan pemeriksaan isinya dengan mudah
?. Dapat ditutup kedap dengan cara yang cocok
F. 'emenuhi syarat uji 8adah kaca untuk injeksi
BAB. III
MET:DE PER
-
8/15/2019 bahan tekfar
19/35
%. Sifat Bisiko 7 Kimia 0acl
0atrium Klorida mengandung tidak kurang dari 22,?3 0a1l, di hitung terhadap
zat yang telah dikeringkan.
Pemerian hablur heksahedral tidak ber8arna atau serbuk hablur putihC tidak
berbauC rasa asin.
Kelarutan 0a1l
/arut dalam %,E bagian air, dalam %, bagian air mendidih dan dalam
kurang lebih ! bagian gliserol pCsukar larut dalam etanol 2!3p.
&. )6ua Pro injeksi
)ir untuk injeksi adalah air suling segar yang disuling kembali dan di
sterilkan.
Pemerian keasaman " kebasaanC amoniumC besiCtembaga C timbalC kalsiumC
kloridaC nitratC sulfatC zat teroksidasi memenuhi syarat yang tertera ada
a6ua destilata.
Khasiat dan penggunaan untuk pembuatan injeksi.
3.2 4!rmula
" )minofilina %( mg
0a1l EF, mg
)6ua pro injeksi ad ! ml
m. f. injeksi.dtd. 0o. R
3.3 Perh(tungan Tekanan :sm!t(k
'enghitung Aekanan >smotis 9
1ara penurunan titik beku PA#
# L !,?% 7 b = 1"b% !,?% L b = 1 b% = 1% b& = 1& O
Ket 9 # L bobot zat tambahan gram untuk !!ml larutan
!,?% L titik beku cairan tubuh -!,?% 1
b L PA# zat berkhasiat
1 L konsentrasi zat berkhasiat dalam satuan 3 b"+
b%, b&,dst L PA# zat tambahan
1%,1&,dst L konsentrasi zat tambahan
misal 9
b PA# aminophylin
b% PA# 0a1l
-
8/15/2019 bahan tekfar
20/35
1 konsentasi aminophylin
1% konsentrasi 0a1l
Diket 9 hipertonis # M !
b L !,
1 L !,%(
#% L !,?F
Ditanya 9 1%L O$
Ga8ab 9 !,?% L b = 1"b% !,?% L
3.# Met!)e ang D(gunakan
. 1ara aseptik
Proses aseptic adalah cara pengurusan bahan steril meggunakan teknik yang dapat
memperkecil kemungkinan terjadi cemaran kuman hingga seminimal
mungkin.teknik aseptik digunakan untuk pembuatan sediaan injeksi yang tidak
dapat dilakukan proses sterilisasi akhir, Karena ketidakstabilan bahan.
Dalam pembuatan larutan steril menggunakan teknik aseptic, obat steril dilarutkan
atau didispersikan dalam zat pemba8a steril, di8adahkan dalam 8adah steril,
akhirnya ditutup kedap untuk melindungi dari cemaran kuman. Semua alat yang
digunakan harus steril, ruangan yang digunakan harus disterilkan terpisah dan
tekanan udaranya harus positif dengan memasukkan udara yang telah dialirkan
melalui penyaring bakteri. Proses ini harus dilakukan dengan tabir pelindung atau
dalam aliran udara steril, pakaian operator harus khusus dan steril, dilengkapi
dengan penutup muka dan topi.
#ahan obat steril
#ahan penolong steril
#ahan pelarut steril
)lat-alat
pembuatan Dicuci Disterilkan Dilarutkan
dari gelas dalam ruang aseptik
;adah
ampul atau Dicuci Disterilkan Diisi larutan *njeksi dan ditutup
+ial dalam ruang aseptik
Ke dalam 8adah ampul"+ial
-
8/15/2019 bahan tekfar
21/35
Karantina
Pengujian
Dikemas dan diberi
etiket
3./ Alat )an Bahan
@elas ukur
#eaker glass
#atang pengaduk
5rlenmeyer
1orong kaca
Kertas saring
#otol ?! ml
)utoklaf
>+en dan /)B
)minophyllin
0a1l
)6ua pro injeksi
3.0 Perh(tungan Bahan
)minopillin L! = %( mg L %(! mg %!3
L %(! mg (E mg
L %EE mg
0a1l L ! = EF, mg L EF mg %! 3
L EF mg %,% mg
L!&&,% mg
)6ua pro injeksi L ! =! L !! ml %!3
L !! ml %! ml
L %! ml
3. Pr!se)ur 'erja
. )mbil dan timbang semua bahan.
-
8/15/2019 bahan tekfar
22/35
%. Siapkan semua alat 7 alat yang akan digunakan, lalu bungkus dengan alumunium
foil dan di sterilkan ke dalam o+en. )tur suhu pengo+enan menjadi !?
derajat selama ( jam.
&. Setelah selesai mensterilkan alat kemudian dalam pengerjaannya di masukkkan ke
dalam /)B.
(. /arutkan aminopillin dengan a6ua pro injeksi ad larut. /alu di saring dengan kertas
saring kedalam botol.
?. /arutkan 0a1l dengan a6ua pro injeksi ad larut. /alu di saring dengan kertas kertas
saring ke dalam botol.
F. Kemudian tutup botol dan sediaan di autoklaf selama jam pada suhu %! derajat.
Pengujian" Pemeriksaan
• Penetapan kadar"potensi
•
-
8/15/2019 bahan tekfar
23/35
Dalam pembuatan larutan steril menggunakan teknik aseptik, obat steril dilarutkan
atau didispersikan dalam zat pemba8a steril, di8adahkan dalam 8adah steril,
akhirnya di tutup kedap untuk melindungi dari cemaran kuman. Semua bahan di
sterilkan dalam o+en dan autoklaf pada suhu %! derajat. uangan juga harus
steril dan pengerjaannya di lakukan dalam /)B /aminan )ir Blo8.
Dalam pengerjaannya kita hanya melakukan pengujian pemeriksaan kejernihan dan
8arna. Dimana di hasilkan sediaan injeksi yang jernih. Kita tidak melakukan
sediaan yang laininya seperti uji penetapan kadar" potensi, uji sterilitas, uji
pirogen, uji bahan partikulat dalam injeksi, uji keseragaman sediaan, uji
endotoksin bakteri, uji penetapan +olume injeksi dalam 8adah, uji kebocoran
karena keterbatasan alat 7 alat yang kita miliki di laboratorim resep, begitu juga
singkatnya 8aktu yang kita punya.Sehingga yang kita lakukan hanyalah uji pemeriksaan kejernihan dan 8arna.
BAB. =
'E&IMPULAN DAN &ARAN
'es(m5ulan
Dari hasil praktikum yang telah di lakukan dalam pembuatan sediaan injeksi aminophyllin
dapat di simpulkan bah8a sediaan injeksi yang di peroleh memenuhi syarat 7 syarat
pembuatan yakni dengan menggunakan metode aseptik, sediaan yang di hasilkan juga telah
memenuhi persyaratan sediaan steril. Komponen sediaan injeksi yang di buat terdiri dari
bahan aktif injeksi itu sendiri, yakni aminophyllin, zat pemba8a " zat pelarut yang di gunakan
adalah a6ua pro injeksi dan 0a1l.
http://marux35.blogspot.com/2011/03/laporan-injeksi.html
Macam-macam Bentuk bat !an "ujuan
#enggunaann$a
Bentuk-bentuk obat serta tujuan penggunaann$a antara lain a!alah sebagai
berikut:
a. Pulvis (Serbuk)
http://marux35.blogspot.com/2011/03/laporan-injeksi.htmlhttp://marux35.blogspot.com/2011/03/laporan-injeksi.html
-
8/15/2019 bahan tekfar
24/35
Merupakan campuran kering bahan obat atau %at kimia $ang !ihaluskan&
!itujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar.
b. Pulveres
Merupakan serbuk $ang !ibagi !alam bobot $ang lebih kurang sama&
!ibungkus menggunakan bahan pengemas $ang cocok untuk sekali minum.
c. Tablet (Compressi)
Merupakan se!iaan pa!at kompak !ibuat secara kempa cetak !alam bentuk
tabung pipih atau sirkuler ke!ua permukaan rata atau cembung mengan!ung
satu jenis obat atau lebih !engan atau tanpa bahan tambahan.
• "ablet 'empa : paling ban$ak !igunakan& ukuran !apat ber(ariasi&
bentuk serta penan!aann$a tergantung !esign cetakan.
• "ablet )etak : !ibuat !engan memberikan tekanan ren!ah pa!a massa
lembab !alam lubang cetakan.
• "ablet "rikurat : tablet kempa atau cetak bentuk kecil umumn$a
silin!ris. *u!ah jarang !itemukan
• "ablet +ipo!ermik : !ibuat !ari bahan $ang mu!ah larut atau melarut
sempurna !alam air. ,ulu untuk membuat se!iaan injeksi hipo!ermik&
sekarang !iberikan secara oral.
• "ablet *ublingual : !ikehen!aki eek cepat ti!ak leat hati. ,igunakan
!engan meletakkan tablet !i baah li!ah.
• "ablet Bukal : !igunakan !engan meletakkan !i antara pipi !an gusi.
• "ablet er(escen : tablet larut !alam air. +arus !ikemas !alam a!ah
tertutup rapat atau kemasan tahan lembab. #a!a etiket tertulis ti!ak
untuk langsung !itelan.
• "ablet 'un$ah : cara penggunaann$a !ikun$ah. Meninggalkan sisa rasa
enak !i rongga mulut& mu!ah !itelan& ti!ak meninggalkan rasa pahit&
atau ti!ak enak.
d. Pilulae (PIL)
Merupakan bentuk se!iaan pa!at bun!ar !an kecil mengan!ung bahan obat
!an !imaksu!kan untuk pemakaian oral. *aat ini su!ah jarang !itemukan
karena tergusur tablet !an kapsul. Masih ban$ak !itemukan pa!a se!uhan
jamu.
-
8/15/2019 bahan tekfar
25/35
e. Kapsulae (Kapsul)
Merupakan se!iaan pa!at $ang ter!iri !ari obat !alam cangkang keras atau
lunak $ang !apat larut. 'euntungan/tujuan se!iaan kapsul $aitu:
• Menutupi bau !an rasa $ang ti!ak enak
• Menghin!ari kontak langsung !engan u!ara !an sinar matahari
• 4ebih enak !ipan!ang
• ,apat untuk 2 se!iaan $ang ti!ak tercampur secara sis income sis&
!engan pemisahan antara lain menggunakan kapsul lain $ang lebih
kecil kemu!ian !imasukkan bersama serbuk lain ke !alam kapsul $ang
lebih besar.
• Mu!ah !itelan.
f. Solutiones (Larutan)
Merupakan se!iaan cair $ang mengan!ung satu atau lebih %at kimia $ang
!apat larut& biasan$a !ilarutkan !alam air& $ang karena bahan-bahann$a&
cara peracikan atau penggunaann$a& ti!ak !imasukkan !alam golongan
pro!uk lainn$a 6nsel. ,apat juga !ikatakan se!iaan cair $ang mengan!ung
satu atau lebih %at kimia $ang larut& misaln$a ter!ispersi secara molekuler
!alam pelarut $ang sesuai atau campuran pelarut $ang saling bercampur.
)ara penggunaann$a $aitu larutan oral !iminum !an larutan topikal kulit.
g. Suspensi
Merupakan se!iaan cair $ang mengan!ung partikel pa!at ti!ak larut
ter!ispersi !alam ase cair. Macam suspensi antara lain: suspensi oral juga
termasuk susu/magma& suspensi topikal penggunaan pa!a kulit& suspensi
tetes telinga telinga bagian luar& suspensi optalmik& suspensi sirup kering.
h. mulsi
Merupakan se!iaan berupa campuran !ari !ua ase cairan !alam sistem
!ispersi& ase cairan $ang satu ter!ispersi sangat halus !an merata !alam
ase cairan lainn$a& umumn$a !istabilkan oleh %at pengemulsi.
i. !alenik
Merupakan se!iaan $ang !ibuat !ari bahan baku $ang berasal !ari hean
atau tumbuhan $ang !isari.
-
8/15/2019 bahan tekfar
26/35
". #tractum
Merupakan se!iaan pekat $ang !iperoleh !engan mengekstraksi %at !ari
simplisia nabati atau simplisia heani menggunakan pelarut $ang sesuai&
kemu!ian semua atau hampir semua pelarut !iuapkan !an massa atau
serbuk $ang tersisa !iperlakukan se!emikian sehingga memenuhi baku $ang
!itetapkan.
k. Infusa
Merupakan se!iaan cair $ang !ibuat !engan mengekstraksi simplisia nabati
!engan air pa!a suhu 700 ) selama 15 menit.
l. Immunosera (Imunoserum)
Merupakan se!iaan $ang mengan!ung 8munoglobin khas $ang !iperoleh !ari
serum hean !engan pemurnian. Berkhasiat menetralkan toksin kuman bisa
ular !an mengikat kuman/(irus/antigen.
m. $nguenta (Salep)
Merupakan se!iaan setengah pa!at !itujukan untuk pemakaian topikal pa!a
kulit atau selaput len!ir. ,apat juga !ikatakan se!iaan setengah pa!at $ang
mu!ah !ioleskan !an !igunakan sebagai obat luar. Bahan obat harus larut
atau ter!ispersi homogen !alam !asar salep $ang cocok.
n. Suppositoria
Merupakan se!iaan pa!at !alam berbagai bobot !an bentuk& $ang !iberikan
melalui rektal& (agina atau uretra& umumn$a meleleh& melunak atau melarut
pa!a suhu tubuh. "ujuan pengobatan $aitu:
• #enggunaan lokal 99 memu!ahkan !eekasi serta mengobati gatal&
iritasi& !an inamasi karena hemoroi!.
• #enggunaan sistemik 99 aminolin !an teolin untuk asma&
chlorpro%amin untuk anti muntah& chloral h$!rat untuk se!ati !an
hipnoti& aspirin untuk analgenik antipiretik.
o. !uttae (%bat Tetes)
Merupakan se!iaan cairan berupa larutan& emulsi& atau suspensi&
!imaksu!kan untuk obat !alam atau obat luar& !igunakan !engan cara
meneteskan menggunakan penetes $ang menghasilkan tetesan setara
-
8/15/2019 bahan tekfar
27/35
-
8/15/2019 bahan tekfar
28/35
-
8/15/2019 bahan tekfar
29/35
1$ emberian sediaan !arenteral harus dilakukan oleh !ersonel yang terlatih dan
membutuhkan %aktu !emberian yang lebih lama
*$ emberian obat se#ara !arenteral sangat berkaitan dengan ketentuan !rosedur
ase!tik dengan rasa nyeri !ada lokasi !enyuntikan yang tidak selalu da!at dihindari
+$ Bila obat telah diberikan se#ara !arenteral sukar sekali untuk
menghilangkan2merubah e.ek .isiologisnya karena obat telah berada dalam sirkulasi
sistemik
,$ 4arganya relati. lebih mahal karena !ersyaratan manu.aktur dan !engemasan
'$ 5asalah lain da!at timbul !ada !emberian obat se#ara !arenteral se!erti
se!tisema in.eksi jamur inkom!atibilias karena !en#am!uran sediaan !arenteral dan
interaksi obat
3$ ersyaratan sediaan !arenteral tentang sterilitas bebas dari !artikulat bebas
dari !irogen dan stabilitas sediaan !arenteral harus disadari oleh semua !ersonel yang
terlibat$
Tujuan Pemberian Sediaan Parenteral
1$ 6ntuk memastikan obat sam!ai ke bagian tubuh atau jaringan yang
membutuhkan dengan konsentrasi yang men#uku!i$
*$ 6ntuk men#a!ai !arameter .armakologi tertentu yang terkontrol se!erti %aktu
onset serum peak ke#e!atan eliminasi obat dari dalam tubuh$
+$ 6ntuk !asien yang tidak bisa melakukan self medicate
,$ 6ntuk menda!atkan e.ek biologik yang tidak dida!atkan melalui !emakaian oral
'$ 6ntuk alternati. bila rute yang dihara!kan /oral tidak tersedia
3$ 6ntuk menda!atkan e.ek lokal untuk meminimalkan e.ek toksik sistemik
7$ 6ntuk !asien yang tidak sadar tidak koo!erati. tidak terkontrol
8$ 6ntuk !engobatan ketidakseimbangan elektrolit dan #airan untuk su!!ly nutrisi
jangka !anjang2!endek
9$ 6ntuk menda!atkan e.ek lokal yang dihara!kan
Rute Pemberian Sediaan Injeksi
-
8/15/2019 bahan tekfar
30/35
1$ "njeksi intrakutan atau intradermal /i#: volume yang disuntikkan sedikit /01
0* mL$ Biasanya digunakan untuk tujuan diagnosa misalnya detekdi alergi terhada!
suatu ;at2obat$
*$ "njeksi subkutan /s# atau hi!oderma: disuntikkan ke dalam jaringan di ba%ah
kulit ke dalam alveola$ Larutan seda!at mungkin isotonis sedang !4 sebaiknya netral
tujuannya untuk mengurangi iritasi jaringan dan men#egah kemungkinan terjadinya
nekrosis /mengendornya kulit$ Jumlah larutan yang disuntikkan tidak lebih dari 1 mL$
+$ "njeksi intramuskular /im: disuntikkan ke dalam otot daging dan volume seda!at
mungkin tidak lebih dari , mL$ enyuntikan volume besar dilakukan !erlahan
-
8/15/2019 bahan tekfar
31/35
-
8/15/2019 bahan tekfar
32/35
di.ormulasi dalam !4 tinggi atau rendah bebera!a ;at da!at !ula di.ormulasi dalam
!elarut #am!ur$ Kosolvent digunakan untuk menurunkan !olaritas !emba%a sehingga
;at lebih larut$ emberian biasanya mengiritasi toksik dan menimbulkan rasa nyeri$
emberian intravena !erlu dilakukan !erlahan untuk men#egah !resi!itasi ;at akti.$
emilihan kosolvent terbatas oleh toksitas$
10$ Larutan terkonsentrasi: beru!a konsentrat dan diberikan dengan dilarutkan
dahulu di dalam larutan iv$
11$ &erbuk untuk injeksi: bebera!a ;at yang tidak stabil dalam air sehingga dibuat
dalam bentuk serbuk untuk injeksi$ &ediaan ini bisa beru!a serbuk Adry .illed atau
serbuk lio.ilisasi /A.ree;e dried$
1*$ "m!lant: biasanya beru!a hormon dan diberikan dengan maksud !emberian
lambat ditunda atau dikontrol dimana !emberian tidak da!at dilakukan via oral$
http://storiku.or!press.com/2010/0>/10/se!iaan-injeksi/
JUMAT, 20 APRIL 2012
injeksi
Injeksi
Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yan
harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum diunakan, yan
disuntikkan denan !ara mer"bek jarinan ke dalam kulit atau melalui kulit atau
selaput lendir #An"nim, 1$%& , halaman '1%()
Menurut Ansel , 200* #halaman '$$( "bat suntik dide+inisikan se!ara luas sebaai
sediaan steril bebas pir"sen yan dimaksudkan untuk diberikan se!ara parenteral)Istilah parenteral seperti yan umum diunakan, menunjukkan pemberian leat
suntikan seperti berbaai sediaan yan diberikan denan suntikkan) -ata ini berasal
dari kata .unani, para dan enter"n berarti di luar usus halus dan merupakan rute
pemberian lain dari rute "ral) Pir"en adalah senyaa "ranik yan menimbulkan
demam, berasal dari pen"t"ran mikr"ba dan merupakan penyebab banyak reaksi /
reaksi +ebril yan timbul pada penderita yan menerima suntukan intraena)
edankan menurut armak"pe Ind"nesia, 1$$* #halaman $(, sediaan steril untuk
keunaan pareteral di"l"nkan menjadi * jenis yan berbeda yaitu 3 #1( "bat ataularutan atau emulsi yan diunakan untuk injeksi, ditandai denan nama, Injeksi 45
http://storiku.wordpress.com/2010/07/10/sediaan-injeksi/http://storiku.wordpress.com/2010/07/10/sediaan-injeksi/
-
8/15/2019 bahan tekfar
33/35
#2( sediaan padat kerin atau !airan pekat tidak menandun dapar, penen!er
ataubahan tambahan lain dan larutan yn diper"leh setelah persyaratan Injeksi, dan
dapat dibedakan dari nama bentuknya, 4 teril 5 #'( sediaan seperti tertera pada
#2( tetapi menandun satu atau lebih 6at padat, penen!er atau bahan tambahan
lain, dan dapat dibedakan dari nama bentuknya, ))) untuk injeksi 5 #7( sediaan berupa
suspensi serbuk dalam medium !air yan sesuai dan tidak disuntikkan se!ara
intraena atau ke dalam saluran spinal, dan dapat dibedakan dari nama bentuknya,
uspensi 4 teril dan #*( sediaan padat kerin denan bahan pembaa yan sesuai
membentuk larutan yan memenuhi semua persyaratan untuk suspense steril setelah
penambahan bahan pembaa yan sesuai, dan dapat dibedakan dari nama bentuknya,
4 teril untuk uspensi)
Injeksi merupakan salahsatu bentuk sediaan parenteral dimana memiliki 3
1)-euntunan
8 9bat memiliki "nset # mulai kerja ( yan !epat
8 :+ek "bat dapat diramalkan denan pasti
8 ;i"aailabilitas sempurna atau hampir sempurna
8 -erusakan "bat dalam tra!tus astr"intestinalis dapat dihindarkan
8 9bat dapat diberikan kepada penderita yan sakit keras atau yan sedan
dalam keadaan k"ma
2)-eruian
8 Rasa nyeri saat disuntik, apalai kalau harus diberikan berulan kali
8 Memberikan e+ek psik"l"is pada penderita yan takut disuntik
8 -ekeliruan pemberian "bat atau d"sis hampir tidak munkin diperbaiki,
terutama sesudah pemberian intraena
8 9bat hanya dapat diberikan kepada penderita di rumah sakit atau tempat
pratik d"kter "leh d"kter dan peraat yan k"mpetan # Lukas, 200
-
8/15/2019 bahan tekfar
34/35
-
8/15/2019 bahan tekfar
35/35
7%)
$%) 1'' / 1'7) 707) 712)
An"nim, 1$$*, armak"pe Ind"nesia, edisi IE, Departemen -esehatan RI, Jakarta)
'$ /
70) 112 / 11') *&7 / *&*) *&$ / *$0)
Ansel, 200*, Penantar ;entuk ediaan armasi, edisi IE, UI8PR:, Jakarta) '$$8
7'%)
Lukas, ta+anus, 200