bahan tekfar

Upload: nurul-maulida-asfia

Post on 05-Jul-2018

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/15/2019 bahan tekfar

    1/35

    RABU, MARET 09, 2011

    laporan injeksi

    BAB. I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Perkembangan tekhnologi farmasi saat ini sangat berperan aktif dalam peningkatan

    kualitas produksi obat-obatan. Hal ini ditunjukan dengan banyaknya sediaan obat-

    obatan yang disesuaikan dengan karakteristik dari zat aktif obat, kondisi pasien dan

     peningkatan kualitas obat dengan meminimalkan efek samping obat tanpa harus

    mengurangi atau mengganggu kinerja dari zat aktif obat.

    Sekarang ini berbagai bentuk sediaan obat dapat kita jumpai dipasaran. Diantaranya

    adalah sediaan injeksi yang termasuk sediaan steril. Disini kami membuat sediaan

    injeksi yang merupakan sediaan yang sangat penting bagi dunia kesehatan. Karena

     pada keadaan sakit yang dianggap kronis, pemberian obat minum sudah tidak 

    maksimal lagi , sehingga perlu dan sangat penting untuk di berikan sediaan injeksi,

    karena akan sangat membantu untuk mempercepat mengurangi rasa sakit pada pasien,

    sebab sediaan injeksi bekerja secara cepat, dimana obat langsung masuk ke dalam

     pembuluh darah dan akan bekerja akan bekerja secara optimal pada bagian yang sakit.

    Sediaan injeksi merupakan salah satu contoh sediaan steril , jadi keamanan dan

    kebersihan sediaan juga telah di uji.

    Disini sediaan injeksi yang kita buat adalah sediaan injeksi aminopillin , dimana di

    ldalam penggunaannya di indikan untuk pasien yang menderita penyakit asma yang

    sudah tahap kronis, dimna penggunaan obat minum sudah tidak efektif lagi, sehingga

    harus ditolong dengan pemberian injeksi. Dalam pasarannya injeksi

    aminophyllin yang beredar mengandung aminophyllin ! ml " ampul. Hal inilah yang

    melatarbelakangi mengapa kita membuat sediaan injeksi.

    1.2. Rumusan Masalah

    .. #agaimana cara membuat sediaan injeksi yang baik dan benar $

    ..% #agaimana pengaruh alat dan bahan steril dalam sediaan injeksi

    mempengaruhi kualitas sediaan $

    1.3. Tujuan Per!"aan

    ..& 'engetahui cara membuat sediaan injeksi yang baik dan benar.

  • 8/15/2019 bahan tekfar

    2/35

    ..( Dapat membedakan kualitas sediaan injeksi yang baik dengan yang kurang

     baik.

    1.#. Man$aat Per!"aan

    .(. 'ampu menerapkan cara membuat sediaan injeksi yang baik dan benar 

    untuk meminimalisir kesalahan pada sediaan injeksi.

    .(.% 'ampu mengetahui kelarutan obat yang tepat dalam pembuatan injeksi.

    BAB II

    TIN%AUAN PU&TA'A

    2.1.1 Pengert(an &e)(aan &ter(l

    Sterilisasi adalah proses yang dirancang untuk menciptakan keadaan steril.

    Secara tradisional keadaan steril adalah kondisi mutlak yang tercipta sebagai

    akibat penghancuran dan penghilangan semua mikroorganisme hidup. Produk 

    steril adalah sediaan terapetis dalam bentuk terbagi-bagi yang bebas dari

    mikroorganisme hidup.

    • Sediaan steril adalah sedian yang selain memenuhi persyaratan fisika-kimia

     juga persyaratan steril.

    • Steril berarti bebas mikroba.

    • Sterilisasi adalah proses untuk mendapatkan kondisi steril.

    • Desinfektan adalah pembunuh baktreri yang penggunannya pada benda mati,

    misalnya pada lantai

    • )ntiseptik adalah pembunuh bakteri yang penggunannya pada jaringan

    hidup, misalnya pada kulit dan luka.

    • *njeksi adalah sediaan steril yang diberikan melalui penyuntikkan pada

    lapisan kulit.

    • *nfus adalah sediaan yang penggunannya sama dengan injeksi teapi

    +olumenya lebih besar lebih dari !! ml.

    • adiofarmasi yaitu sediaan farmasi yang obat aktifnya merupakan zat

    radioaktif.

  • 8/15/2019 bahan tekfar

    3/35

    • /arutan irigasi adalah larutan steril yang dipakai secara topikal,untuk 

    mencuci sela-sela atau lubang tubuh termasuuk luka meruapakan larutan

     0a1l !,23, dikemas dalam +olume besar dan botol mulut lebar.

    • 4at diagnostik adalah zat-zat yang digunakan untuk mendiagnosis.

    'isal evans blue untuk kontrol +olume darah.

    5kstrak alergenik adalah zat yang digunakan untuk menguji sensitifitas terhadap

    sesuatu, misal antibiotik. 5kstrak ini diencerkan dengan a6ua steril saat akan digunakan.

    Sediaan steril adalah sediaan terapetis dalam bentuk terbagi 7 bagi yang bebas dari

    mikroorganisme hidup

    Sterilisasi adalah proses yang dirancang untuk menciptakan keadaan steril. Secara

    tradisional keaadan steril adalah kondisi mutlak yang tercipta sebagai akibat penghancuran

    dan penghilangan semua mikroorganisme hidup. Konsep ini menyatakan bah8a steril adalah

    istilah yang mempunyai konotasi relati+e, dan kemungkinan menciptakan kondisi mutlak 

     bebas dari mikroorganisme hanya dapat diduga atas dapat proyeksi kinetis angka kematian

    mikroba.

    2.1.2. Maam * maam &e)(aan &ter(l

    'acam-macam sediaan steril umumnya terdiri atas sediaan parenteral, sediaan untuk 

    mata, dan larutan irigasi.

    a. Sediaan parenteral

    'erupakan sediaan yang disuntikan melalui kulit atau membrane mukosa

    ke bagian dalam tubuh. Karena sediaan tersebut harus menembus membrane kulit

    dan mukosa, sediaan tersebut harus bebas dari kontaminasi mikroba dan dari

    komponen toksis dan harus mempunyai tingkat kemurnian yang tinggi.

     b. Sediaan untuk mata

    'erupakan sediaan yang membutuhkan sterilitas karena 8alaupun sediaan

    ini tidak dimasukkan kedalam rongga bagian dalam tubuh , namun ditempatkan

     berhubungan dengan jaringan-jaringan yang sangat peka terhadap kontaminasi

    c. /arutan irigasi

    /arutan irigasi harus memiliki standard yang sama dengan larutan

     parenteral, karena selama pemberian dengan irigasi, sejumlah zat dari larutan

    dapat memasuki aliran darah secara langsung melalui pembuluh darah luka yang

    terbuka atau membrane mukossa yang lecet.

  • 8/15/2019 bahan tekfar

    4/35

    a. 1ontoh sediaan steril 9

    a. /:Ps

    . ;ater for *njection

  • 8/15/2019 bahan tekfar

    5/35

  • 8/15/2019 bahan tekfar

    6/35

    (. 1ara )septik 

    Aerbatas pada sediaan yang mengandung zat aktif peka suhu tinggi dan dapat

    mengakibatkan penguraian atau penurunan kerja farmakologinya. )ntibiotika dan

     beberapa hormon tertentu merupakan zat aktif yang sebaiknya diracik secara

    aseptik. 1ara aseptik bukanlah suatu metode sterilisasi , melainkan suatu cara

    kerja untuk memperoleh sediaan steril dengan mencegah kontaminasi jasad renik 

    dalam sediaan.

    Dalam B* *** hal E, proses aseptik adalah cara pengurusan bahan steril

    menggunakan teknik yang dapat memperkecil kemungkinan terjadinya cemaran

    kuman hingga seminimum mungkin. Aeknik aseptik dimaksudkan untuk 

    digunakan dalam pembuatan sediaan steril yang tidak dapat dilakukan proses

    sterilisasi akhir karena ketidakmantapan zatnya. Sterilitas hasil akhir hanya dapatdisimpulkan jika hasi itu memenuhi syarat

  • 8/15/2019 bahan tekfar

    7/35

    2.1.. &arat-sarat se)(aan ster(l.

    Harus memenuhi & syarat berikut, yairu secara fisika, kimia, dan biologi.

    • $(s(ka

    Aipe sediaan larutan 9

    . Sediaan obat harus jernih. Gernih maksudnya tidak ada partikel yang tidak 

    larut dalam sediaan tersebut. Gadi, meskipun sediaan berearna, tetap

    terlihat jernih tidak keruh.

    %. Aidak ber8arna. 'aksudnya sediaan larutan bisa saja ber8arna, namun

    8arna larutan sama dengan 8arna zat aktifnya sehingga tidak ada

    campuran 8arna lain dalam sediaan itu.

    &. #ebas dari partikel asing. Partikel asingC partikel yang bukan penyusun obat.

    Sumber partikel bisa berasal dari9 air, bahan kimia, personil yang bekerja,

    seratr dari alat"pakaian personil, alat-alat, lingkungan, pengemas gelas,

     plastik.

    (. Keseragaman +olume"berat. Aerutama untuk sediaan solid steril.

    ?. 'emenuhi uji kebocoran. Aerutama untuk injeksi yang dikemas dalam

    ampul.

  • 8/15/2019 bahan tekfar

    8/35

    Pengatasam9 injeksi aminohilin dibuat dari theopilin dan etilen diamin

     berlebih.

    2.1. 4akt!r-$akt!r ang mem5engaruh( kual(tas se)(aan

    . Aerapi, meliputi9

    • dosis efektif obat. >bat dibuat dalam dosiss yang disesuaikan dengan

    dosis terapi efektif obat tersebut.

    • lama penggunaan obat. Hal ni juga berpengaruh pada penentuan bentuk 

    sediaan obat yang akan dibuat dan besarnya dosis obat, sehingga

     pasien tetap merasa nyaman selama terapi.

    • farmakokinetka obat. 'eliputi 8aktu paruh, absorpsi, t J eliminasi, :d,

    1l, dan lain-lain.

    %. Sifat disika-kimia meliputi9

    • ukuran partikel

    • sifat alir 

    • kompaktibilitas

    • ketahanan terhadap kelembapan

    Sifat fisika kimia inilah yang menetukan formulasi dan pemilihan metode

     pembuatan sediaan obat.

    2.1.6. 'euntungan Dan 'erug(an &e)(aan &ter(l

    • Keuntungan sediaan parenteral9

    . aksi obat lebih cepat

    %. cocok untuk obat inaktif jika diberikan oral

    &. obat yang mengiritasi bila diberikasn secara oral

    (. kondisi pasien pingsan, dehidrasi sehingga tidak memungkinkan obat

    diberikan secar oral.

    ?. Dapat digunakan secara depo terapi.F. Kemurniaan dan takaran zat berkhasiat lebih terjamin.

    • Kerugian sediaan parenteral9

    . Karena bekerja cepat, jika terjadi kekeliruan sukaar dilakukan pencegahan.

    %. Secara ekonomi lebih mahal dibandingkan sediaan per oral

    &. isiko, kalau alergi atau salah obat maka tidak bisa langsung dighilangkan

    (. 1ara pemberian lebih sukar, butuh personil khusus, misal di rumah sakit oleh

    dokter atau pera8at.

    • )lasan obat dibuat sediaan parenteral9

    . Kadar obat sampai ke target

  • 8/15/2019 bahan tekfar

    9/35

    Gumlah obat yang sampai ke jaringan target sesuai dengan jumlah

    yang diinginkan untuk terapi.

    %. Parameter farmakologi

    'eliputi 8aktu paruh, 1 maks., onset.

    &. Gaminan dosis dan kepatuhan

    Aerutama untuk pasien-pasien ra8at jalan

    (. 5fek biologis

    5fek biologis tidak dapat dicapai karen aobat tidak bisa dipakai

    secara oral. 1ontoh9 amphoterin # absorbsi jelek dan insulin rusak olehasam lambung.

    ?. )lternatif rute, jika tidak bisa le8at oral.

    F. Dikehendaki efek lokal dengan menghindari efek atau reaksi toksik 

    sistemik.

    1ontoh9 methotreksat, penggunaan secara intratekal untuk pengobatan

    leukimia.

    . Kondisi pasien

  • 8/15/2019 bahan tekfar

    10/35

    • water 9 air ada spesifikasi khusus

    • water-miscible solvent sol+en yang campur dengan air

    • water-immiscible solvent  sol+en yang tidak campur dengan air

    &.  pH dan osmolalitas injeksi

    a. Is!h()r(s yaitu pH larutan sama dengan pH darah. Kalau bisa pH sama

    dengan pH darah, tapi tidak selalu, tergantung pada stabilitas obat.

    1ontoh9 ijeksi aminofilin dibuat sangat basa karena pada kondisi asam

    akan terurai. Dalam pembuatan ditambahkan etilendiamin untuk 

    menaikkan kelarutan dari aminofilin.

    ". Is!t!n(s8 yaitu tekanan osmosis larutan sama dengan tekanan osmosis

    cairan tubuh. Di luar isotonis disebut paratonis, meliputi9 hipotonis dan

    hipertonis.

    • hipotonis yaitu tekanan osmosis larutan lebih kecil dari tekanan

    osmosis cairan tubuh 0a1l !,23. 0a1l jika terurai menjadi 0a

    ?, m>smol dan 1l ?( m>smol sehingga total &!E m>smol.

    Sedngkan tekanan osmosis cairan tubuh yaitu &!! m>smol. Pada

    hipotonis, cairan masuk ke tubuh dan masuk ke sel darah merah,

    sehingga sel darah merah bisa pecahire+ersibel

    • hipertonis, yaitu tekanan osmosis larutan lebih besar dari tekananosmosis cairan tubuh. )ir kan mengalir keluar dari sel darah

    sehinggga sel mengkerut krenasi, bersifat re+ersibel.

    2.1.11. T(5e Bentuk &e)(aan &ter(l

    . larutan

    %. suspensi

    &. emulsi

    (. solid

    Kecepatan pelepasan obat dari bentuk sediaan9

    - aquous solution

    - aquous suspensi

    - oleagonous solution

    - oil in water (o/w)

    - water in oil (w/o)

    - oleagenous

  • 8/15/2019 bahan tekfar

    11/35

    2.1.12 Maam - Maam Pelarut Dalam &e)(aan &ter(l

    . )ir merupakan pelarut utama.

    %. Pelarut yang dapat campur dengan air water miscible solvent .

    Gika zat aktif dari sediaan injeksi tidak stabil dalam air, maka

     pengatasannya dengan dibentuk sediaan kering steril atau dengan sistem

    kosol+ensi. )6ua kosol+en9 pelarut pembantu, tidak pernah dipakai tunggal,

    tetapi campuran. 'acam-macam kosol+en yang bisa digunakan9

    • glikols glikol, propilen glikol, P5@ #' rendah. P5@ bersifat higroskopis

    sehingga kemampuan untuk melarutkan zat kurang, sehingga dpakai yang

    anhidrous dan #' rendah. Propilen glikol benzil akohol suhu (! o1,

    untuk injeksi digo=in.

    • etanol"alcohol

    • dimetil asetamid, dimetil formasmide, D'S>. Pelarut ini larut sempurna

    dengan air, toksisitas akutnya rendah, toksisitas kronisnya merusak li+er.

    •  0-#-hidroksietil, laktamid

    • aseton kosol+en pada obat antitumor dan antibiotik

    • asam organik asam laktat, asam sitrat

    • surfaktan emulphor 5/-(, chremophor, plurnic B FE, lesitin

    • antibeku gliserol sp ?3, alkohol ?3.

    &. Pelarut yang tidak dapat campur dengan air water immiscible solvent .

    1ontoh9 minyak kacang  peanut oil , minyak 8ijen oleum sesame, minyak 

     biji kapas cotton seed , minyak jagung corn oil , minyak zaitun oli+e, paraben cair. Oleum sesame dianggap pelarut yang paling baik untuk jenis

     pelarut golongan ini karena mengandung komponen penstabil pencegah

    tengik. Sedangkan paraben sekarang dilarang penggunaanya.

    Sebagai pelarut juga harus emenuhi batasan klorida, kalsium, ion sulfat,

    1>%. logam berat, oxidizable substancedengan total zat padat terlarut kurang

    dari ! ppm ppm L 3 = !(.

    2.1.13. Re9erse :sm!s(s

  • 8/15/2019 bahan tekfar

    12/35

    e+erse >smosis yaitu metode pemurnian air dengan prinsip pemisahan

    solute melalui membran semipermiabel dari konsentrasi tinggi ke kosentrasi

    rendah. 'aka akan terjadi penolakan terhadap solut pada permukaan filter 

    sehingga tidak bisa menembus membran. > merupakan kebalikan dari osmosis.

    >smosis adalah dari konsentrasi rendah ke tinggi.

    Bilter dipasang untuk menyaring partikel kasar. #erdasarkan ukuran partikel,

    filter dibuat berbeda ukuran porinya.

  • 8/15/2019 bahan tekfar

    13/35

    a. media tioglikolat cair yang mengandung glukosa dan 0a Aioglikolat cocok 

    untuk pembiakan aerob. Suhu inkubasi &!-&?o1.

     b. "oya bean casein digest medium

    'edia ini membantu pertumbuhan bakteri anaerob dan fungsi.

    Suhu inkubasi &!-&?o1, sedang fungi %!-%?o1.

    %. 'embran filtrasi

    Aeknik yang banyak direkomendasikan farmakope, meliputi filtrasi cairan

    melalui membran steril. Bilter lalu ditanam dalam media. 'asa inkubasi -( hari

    karena mungkin organisme perlu adaptasi dulu.

    &. *ntroduction od concentrate culture medium

    'edium yang pekat langsung dimasukkan dalam 8adah sampel yang akan

    ditumbuhkan. Aidak banyak digunakan, hanya dipakai bila ada kecurigaan akan

    adanya bakteri.

    2.1.1/. Uj( P(r!gen

    . Secara kualitatif9 abbit test

    #erdasarkan respon demam pada kelinci. Digunakan kelinci karena kelincimenunjukkan respon terhadap pirogen sesuai dengan keadaan manusia. Kenaikan

    suhu diukur melalui rektal.

    %. Secara kuantitatif9 /)/ test

    1ara uji in +itro dengan menggunakan sifat membentuk gel dari lisat

    amebasit dari limulus polifemus.

  • 8/15/2019 bahan tekfar

    14/35

    *njeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi, atau suspensi

    atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum

    digunakan, yang disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit

    atau melalui kulit atau selaput lendir. *njeksi +olume kecil adalah injeksi

    yang dikemas dalam 8adah !! ml atau kurang.

    2.2.2. Pengg!l!ngan &e)(aan Injeks( ;

    . *ntramuskular 9 Di bagian otot relaksasi

    %. *ntra+ena 9 Pada +ena yg tampak jelas

    &. Subkutan 9 jaringan longgar di ba8ah kulit dermis dan bagian tubuh yang

    sedikit lemaknya.

    (. *ntraperitonial" intra-abdominal 9 rongga peritonial atau langsung ke dalam

    organ-organ abdominal seperti hati, ginjal, atau kandung kemih

    ?. Hipodermoklisis 9 Sama dgn Subkutan, yaitu disuntikkan ke dalam jaringan

    yang longgar di ba8ah kulit dermis dan pada bagian tubuh yang sedikit

    lemaknya.

    F. *ntrakardiak 9 bilik jantung

    . *ntrasisternal 9 rongga sisternal sekeliling dasar otak 

    E. *ntrakutan"intradermal 9 *njeksi dilakukan ke dalam kulit. #iasanya

    diberikan di permukaan anterior lengan depan.

    2. *ntratekal 9 kantung lumbar rongga sum-sum tulang belakang yang terletak 

    di ujung kaudal dari spinalis cordata

    !. *ntrauterin 9*njeksi yang dilakukan ke dalam uterus pada keadaan hamil

    . *ntra+entrikular 9 *njeksi yang dilakukan ke dalam rongga-rongga sisi otak.

    %. *ntra-arterial 9 /angsung ke dalam arteri

    &. *ntra-artikular 9 Ke dalam cairan sino+ial pada persendian

    (. *ntralesional 9 /angsung ke dalam atau di sekitar luka

    ?. *ntra-okular 9 Ke dalam mata

    a.Subkonjungti+a 9 Di ba8ah kapsul Aenon, di dekat mata

     b.*ntrakameral"intra+itreal 9 Ke dalam +itreous humour 

    c.etrobulbar 9 Di sekitar bagian posterior dari bola mata

    d.)nterior chamber 9 /angsung pd arterior chamber 

    F. *ntrapleural 9 Ke dalam rongga selaput dada

    2.2.3. %en(s * jen(s (njeks(

    Dalam B* *:M sediaan steril untuk parenteral digolongkan menjadi ? jenis, yaitu 9

  • 8/15/2019 bahan tekfar

    15/35

    . >bat atau larutan atau emulsi yang digunakan untuk injeksi, di tandai dengan nama,

    NinjeksiOO 1ontohnya injeksi aminofillin, *njeksi atropine sulfat, dan lain-lain.

    %. Sediaan padat kering atau pekat, tidak mengandung dapar, pengencer atau bahan

    tambahan lain dan bila ditambah pelarut lain yang sesuai memberikan larutan

    yang memenuhi semua aspek persyaratan untuk obat suntik, dan dapat dibedakan

    dari nama bentuknya, NOOOsteril 1ontohnya )mpisilin 0atrium steril,

    #leomisin sulfat steril dan lain- lain.

    &. Sediaan seperti tertera pada % tetapi mengandung atau lebih dapar, pengencer 

    atau bahan tambahan lain, dan dapat dibedakan dari nama bentuknya NO..untuk 

    injeksi 1ontohnya )mfoterisin # untuk injeksi, )setazolamida natrium untuk 

    injeksi.

    (. Sediaan berupa suspensi serbuk dalam medium cair yang sesuai dan tidak 

    disuntikkan secara intra+ena atau kedalam saluran spinal, dan dapat dibedakan

    dari nama bentuknya, Nsuspensi OOsteril contohnya suspensi steril kortison

    asetat, dan lain-lain.

    ?. Sediaan padat kering, yang bila ditambahkan pemba8a yang sesuai menghasilkan

    sediaan yang memenuhi semua aspek persyaratan suspensi steril, dan dapat di

     bedakan dari nama bentuknya NO..steril untuk suspensi

    2.2.# '!m5!nen se)(aan Injeks(

    Komponen sediaan *njeksi terdiri dari bahan obat , zat pemba8a" pelarut,

     bahan pembantu" tambahan, 8adah dan tutup.

    . #ahan >bat" 4at #erkhasiat

    4at berkhasiat harus memenuhi persyaratan yang tercantum pada masing-masing

    monografinya dalam farmakope, pada etiketnya tercantum p.i pro injeksi

    %. 4at pemba8a" 4at Pelarut

    a. 4at Pemba8a #erair )ir sebagai bahan pemba8a injeksi harus memenuhi syarat uji pirogen dan

    uji endotoksin bakteri.

     0a1l dapat ditambahkan dalam jumlah yang sesuai untuk memperoleh

    larutan isotonic. *njeksi 0a1l atau injeksi ringer dapat digunakan sebagai atau

    keseluruhan untuk pengganti air untuk injeksi kecuali dinyatakan lain dalam

    monografinya.

    )ir untuk injeksi a6ua pro injeksi dibuat dengan cara menyuling kembali

    air suling segar dengan alat kaca netral. Hasil sulingan pertama dibuang, sulinganselanjutnya ditampung dalam 8adah yang cocok dan segera digunakan.

  • 8/15/2019 bahan tekfar

    16/35

     b. 4at Pemba8a /ain

    #ahan pemba8a tidak berair diperlukan apabila 9

    • #ahan obatnya sukar larut dalam air 

    • #ahan obatnya tidak stabil" terurai dalam air 

    • Dikehendaki efek depo terapi.

    'inyak lemak sebagai bahan pemba8a untuk injeksi bukan air berasal dari

    tanaman, tidak berbau, harus jernih pada suhu ! derajat 1, dengan bilangan asam

    antara !,% dan !,2. Dengan bilangan penyabunan antara E? dan %!!, bilangan

    iodium antara 2 dan %E, dan bebas minyak mineral. 1ontohnya oleum sesame,

    oleum oli+arum, oleum arachidis.

    &. #ahan Pembantu" zat tambahan

    #ahan pembantu ditambahkan pada pembuatan injeksi dengan tujuan 9

    • 

  • 8/15/2019 bahan tekfar

    17/35

    • Penambahan larutan dapar, misalnya dapar fosfat untuk injeksi, dapar 

     borat untuk tetes mata

    Qang perlu diperhatikan pada penambahan dapar 9

    • Kecuali darah, cairan tubuh lainnya tidak mempunyai dapar 

    • Pada umumnya larutan dapar menyebabkan larutan injeksi menjadi

    hipertonis

    • #ahan obat akan diabsorpsi bila kapasitas dapar sudah hilang, maka

    sebaiknya obat di dapar tidak jauh dari isohidri. Gika kestabilan

    obat pada pH jauh dari isihidri, sebaiknya obat tidak usah di dapar,

    karena perlu 8aktu lama untuk meniadakan kapasitas dapar 

     b. 

  • 8/15/2019 bahan tekfar

    18/35

    • *ntra+enous, terutama digunakan pada infuse intra+ena dapat

    menimbulkan haemolisa

    • 4at tambahan yang digunakan untuk membuat larutan isotonis antara

    lain 9 0a1l, glukosa, kalium nitras, natrium sitras

    (. ;adah dan Autup

    ;adah untuk injeksi dapat berupa kaca atau plastic yang dibedakan menjadi C

    • ;adah dosis tunggal single dose adalah 8adah untuk sediaan sekali pakai,

    misalnya ampul, ditutup dengan cara melebur ujungnya dengan api sehingga

    tertutup kedap tanpa penutup karet.

    • ;adah dosis gandamultiple dose adalah 8adah untuk beberapa kali penyuntikan,

    umumnya ditutup dengan karet atau aluminium, misalnya +ial flakon.

    • Syarat 8adah kaca untuk injeksi 9

    . Aidak boleh bereaksi dengan bahan obat

    %. Aidak boleh mempengaruhi khasiat obat

    &. Aidak boleh memberikan partikel kecil kedalam larutan injeksi

    (. Harus dapat memungkinkan pemeriksaan isinya dengan mudah

    ?. Dapat ditutup kedap dengan cara yang cocok 

    F. 'emenuhi syarat uji 8adah kaca untuk injeksi

    BAB. III

    MET:DE PER

  • 8/15/2019 bahan tekfar

    19/35

    %. Sifat Bisiko 7 Kimia 0acl

      0atrium Klorida mengandung tidak kurang dari 22,?3 0a1l, di hitung terhadap

    zat yang telah dikeringkan.

     Pemerian hablur heksahedral tidak ber8arna atau serbuk hablur putihC tidak 

     berbauC rasa asin.

     Kelarutan 0a1l

    /arut dalam %,E bagian air, dalam %, bagian air mendidih dan dalam

    kurang lebih ! bagian gliserol pCsukar larut dalam etanol 2!3p.

    &. )6ua Pro injeksi

     )ir untuk injeksi adalah air suling segar yang disuling kembali dan di

    sterilkan.

     Pemerian keasaman " kebasaanC amoniumC besiCtembaga C timbalC kalsiumC

    kloridaC nitratC sulfatC zat teroksidasi memenuhi syarat yang tertera ada

    a6ua destilata.

     Khasiat dan penggunaan untuk pembuatan injeksi.

    3.2  4!rmula

    " )minofilina %( mg

     0a1l EF, mg

    )6ua pro injeksi ad ! ml

    m. f. injeksi.dtd. 0o. R

    3.3 Perh(tungan Tekanan :sm!t(k 

    'enghitung Aekanan >smotis 9

    1ara penurunan titik beku PA#

    # L !,?% 7 b = 1"b% !,?% L b = 1 b% = 1% b& = 1& O

    Ket 9 # L bobot zat tambahan gram untuk !!ml larutan

    !,?% L titik beku cairan tubuh -!,?% 1

     b L PA# zat berkhasiat

    1 L konsentrasi zat berkhasiat dalam satuan 3 b"+

     b%, b&,dst L PA# zat tambahan

    1%,1&,dst L konsentrasi zat tambahan

    misal 9

     b PA# aminophylin

     b% PA# 0a1l

  • 8/15/2019 bahan tekfar

    20/35

    1 konsentasi aminophylin

    1% konsentrasi 0a1l

    Diket 9 hipertonis # M !

     b L !,

    1 L !,%(

    #% L !,?F

    Ditanya 9 1%L O$

    Ga8ab 9 !,?% L b = 1"b% !,?% L

    3.# Met!)e ang D(gunakan

    . 1ara aseptik 

    Proses aseptic adalah cara pengurusan bahan steril meggunakan teknik yang dapat

    memperkecil kemungkinan terjadi cemaran kuman hingga seminimal

    mungkin.teknik aseptik digunakan untuk pembuatan sediaan injeksi yang tidak 

    dapat dilakukan proses sterilisasi akhir, Karena ketidakstabilan bahan.

    Dalam pembuatan larutan steril menggunakan teknik aseptic, obat steril dilarutkan

    atau didispersikan dalam zat pemba8a steril, di8adahkan dalam 8adah steril,

    akhirnya ditutup kedap untuk melindungi dari cemaran kuman. Semua alat yang

    digunakan harus steril, ruangan yang digunakan harus disterilkan terpisah dan

    tekanan udaranya harus positif dengan memasukkan udara yang telah dialirkan

    melalui penyaring bakteri. Proses ini harus dilakukan dengan tabir pelindung atau

    dalam aliran udara steril, pakaian operator harus khusus dan steril, dilengkapi

    dengan penutup muka dan topi.

    #ahan obat steril

    #ahan penolong steril

    #ahan pelarut steril

    )lat-alat

     pembuatan Dicuci Disterilkan Dilarutkan

    dari gelas dalam ruang aseptik

    ;adah

    ampul atau Dicuci Disterilkan Diisi larutan *njeksi dan ditutup

    +ial dalam ruang aseptik

    Ke dalam 8adah ampul"+ial

  • 8/15/2019 bahan tekfar

    21/35

    Karantina

    Pengujian

    Dikemas dan diberi

    etiket

    3./ Alat )an Bahan

     @elas ukur 

     #eaker glass

     #atang pengaduk 

     5rlenmeyer 

     1orong kaca

     Kertas saring

     #otol ?! ml

     )utoklaf 

     >+en dan /)B

     )minophyllin

      0a1l

     )6ua pro injeksi

    3.0 Perh(tungan Bahan

     )minopillin L! = %( mg L %(! mg %!3

    L %(! mg (E mg

    L %EE mg

      0a1l L ! = EF, mg L EF mg %! 3

    L EF mg %,% mg

    L!&&,% mg

     )6ua pro injeksi L ! =! L !! ml %!3

    L !! ml %! ml

    L %! ml

    3. Pr!se)ur 'erja

    . )mbil dan timbang semua bahan.

  • 8/15/2019 bahan tekfar

    22/35

    %. Siapkan semua alat 7 alat yang akan digunakan, lalu bungkus dengan alumunium

    foil dan di sterilkan ke dalam o+en. )tur suhu pengo+enan menjadi !?

    derajat selama ( jam.

    &. Setelah selesai mensterilkan alat kemudian dalam pengerjaannya di masukkkan ke

    dalam /)B.

    (. /arutkan aminopillin dengan a6ua pro injeksi ad larut. /alu di saring dengan kertas

    saring kedalam botol.

    ?. /arutkan 0a1l dengan a6ua pro injeksi ad larut. /alu di saring dengan kertas kertas

    saring ke dalam botol.

    F. Kemudian tutup botol dan sediaan di autoklaf selama jam pada suhu %! derajat.

     Pengujian" Pemeriksaan

    • Penetapan kadar"potensi

    • 

  • 8/15/2019 bahan tekfar

    23/35

    Dalam pembuatan larutan steril menggunakan teknik aseptik, obat steril dilarutkan

    atau didispersikan dalam zat pemba8a steril, di8adahkan dalam 8adah steril,

    akhirnya di tutup kedap untuk melindungi dari cemaran kuman. Semua bahan di

    sterilkan dalam o+en dan autoklaf pada suhu %! derajat. uangan juga harus

    steril dan pengerjaannya di lakukan dalam /)B /aminan )ir Blo8.

    Dalam pengerjaannya kita hanya melakukan pengujian pemeriksaan kejernihan dan

    8arna. Dimana di hasilkan sediaan injeksi yang jernih. Kita tidak melakukan

    sediaan yang laininya seperti uji penetapan kadar" potensi, uji sterilitas, uji

     pirogen, uji bahan partikulat dalam injeksi, uji keseragaman sediaan, uji

    endotoksin bakteri, uji penetapan +olume injeksi dalam 8adah, uji kebocoran

    karena keterbatasan alat 7 alat yang kita miliki di laboratorim resep, begitu juga

    singkatnya 8aktu yang kita punya.Sehingga yang kita lakukan hanyalah uji pemeriksaan kejernihan dan 8arna.

    BAB. =

    'E&IMPULAN DAN &ARAN

    'es(m5ulan

    Dari hasil praktikum yang telah di lakukan dalam pembuatan sediaan injeksi aminophyllin

    dapat di simpulkan bah8a sediaan injeksi yang di peroleh memenuhi syarat 7 syarat

     pembuatan yakni dengan menggunakan metode aseptik, sediaan yang di hasilkan juga telah

    memenuhi persyaratan sediaan steril. Komponen sediaan injeksi yang di buat terdiri dari

     bahan aktif injeksi itu sendiri, yakni aminophyllin, zat pemba8a " zat pelarut yang di gunakan

    adalah a6ua pro injeksi dan 0a1l.

    http://marux35.blogspot.com/2011/03/laporan-injeksi.html

    Macam-macam Bentuk bat !an "ujuan

    #enggunaann$a

    Bentuk-bentuk obat serta tujuan penggunaann$a antara lain a!alah sebagai

    berikut:

    a. Pulvis (Serbuk)

    http://marux35.blogspot.com/2011/03/laporan-injeksi.htmlhttp://marux35.blogspot.com/2011/03/laporan-injeksi.html

  • 8/15/2019 bahan tekfar

    24/35

    Merupakan campuran kering bahan obat atau %at kimia $ang !ihaluskan&

    !itujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar.

    b. Pulveres

    Merupakan serbuk $ang !ibagi !alam bobot $ang lebih kurang sama&

    !ibungkus menggunakan bahan pengemas $ang cocok untuk sekali minum.

    c. Tablet (Compressi)

    Merupakan se!iaan pa!at kompak !ibuat secara kempa cetak !alam bentuk

    tabung pipih atau sirkuler ke!ua permukaan rata atau cembung mengan!ung

    satu jenis obat atau lebih !engan atau tanpa bahan tambahan.

    •  "ablet 'empa : paling ban$ak !igunakan& ukuran !apat ber(ariasi&

    bentuk serta penan!aann$a tergantung !esign cetakan.

    •  "ablet )etak : !ibuat !engan memberikan tekanan ren!ah pa!a massa

    lembab !alam lubang cetakan.

    •  "ablet "rikurat : tablet kempa atau cetak bentuk kecil umumn$a

    silin!ris. *u!ah jarang !itemukan

    •  "ablet +ipo!ermik : !ibuat !ari bahan $ang mu!ah larut atau melarut

    sempurna !alam air. ,ulu untuk membuat se!iaan injeksi hipo!ermik&

    sekarang !iberikan secara oral.

    •  "ablet *ublingual : !ikehen!aki eek cepat ti!ak leat hati. ,igunakan

    !engan meletakkan tablet !i baah li!ah.

    •  "ablet Bukal : !igunakan !engan meletakkan !i antara pipi !an gusi.

    •  "ablet er(escen : tablet larut !alam air. +arus !ikemas !alam a!ah

    tertutup rapat atau kemasan tahan lembab. #a!a etiket tertulis ti!ak

    untuk langsung !itelan.

    •  "ablet 'un$ah : cara penggunaann$a !ikun$ah. Meninggalkan sisa rasa

    enak !i rongga mulut& mu!ah !itelan& ti!ak meninggalkan rasa pahit&

    atau ti!ak enak.

    d. Pilulae (PIL)

    Merupakan bentuk se!iaan pa!at bun!ar !an kecil mengan!ung bahan obat

    !an !imaksu!kan untuk pemakaian oral. *aat ini su!ah jarang !itemukan

    karena tergusur tablet !an kapsul. Masih ban$ak !itemukan pa!a se!uhan

     jamu.

  • 8/15/2019 bahan tekfar

    25/35

    e. Kapsulae (Kapsul)

    Merupakan se!iaan pa!at $ang ter!iri !ari obat !alam cangkang keras atau

    lunak $ang !apat larut. 'euntungan/tujuan se!iaan kapsul $aitu:

    • Menutupi bau !an rasa $ang ti!ak enak

    • Menghin!ari kontak langsung !engan u!ara !an sinar matahari

    • 4ebih enak !ipan!ang

    • ,apat untuk 2 se!iaan $ang ti!ak tercampur secara sis income sis&

    !engan pemisahan antara lain menggunakan kapsul lain $ang lebih

    kecil kemu!ian !imasukkan bersama serbuk lain ke !alam kapsul $ang

    lebih besar.

    • Mu!ah !itelan.

    f. Solutiones (Larutan)

    Merupakan se!iaan cair $ang mengan!ung satu atau lebih %at kimia $ang

    !apat larut& biasan$a !ilarutkan !alam air& $ang karena bahan-bahann$a&

    cara peracikan atau penggunaann$a& ti!ak !imasukkan !alam golongan

    pro!uk lainn$a 6nsel. ,apat juga !ikatakan se!iaan cair $ang mengan!ung

    satu atau lebih %at kimia $ang larut& misaln$a ter!ispersi secara molekuler

    !alam pelarut $ang sesuai atau campuran pelarut $ang saling bercampur.

    )ara penggunaann$a $aitu larutan oral !iminum !an larutan topikal kulit.

    g. Suspensi

    Merupakan se!iaan cair $ang mengan!ung partikel pa!at ti!ak larut

    ter!ispersi !alam ase cair. Macam suspensi antara lain: suspensi oral juga

    termasuk susu/magma& suspensi topikal penggunaan pa!a kulit& suspensi

    tetes telinga telinga bagian luar& suspensi optalmik& suspensi sirup kering.

    h. mulsi

    Merupakan se!iaan berupa campuran !ari !ua ase cairan !alam sistem

    !ispersi& ase cairan $ang satu ter!ispersi sangat halus !an merata !alam

    ase cairan lainn$a& umumn$a !istabilkan oleh %at pengemulsi.

    i. !alenik 

    Merupakan se!iaan $ang !ibuat !ari bahan baku $ang berasal !ari hean

    atau tumbuhan $ang !isari.

  • 8/15/2019 bahan tekfar

    26/35

     ". #tractum

    Merupakan se!iaan pekat $ang !iperoleh !engan mengekstraksi %at !ari

    simplisia nabati atau simplisia heani menggunakan pelarut $ang sesuai&

    kemu!ian semua atau hampir semua pelarut !iuapkan !an massa atau

    serbuk $ang tersisa !iperlakukan se!emikian sehingga memenuhi baku $ang

    !itetapkan.

    k. Infusa

    Merupakan se!iaan cair $ang !ibuat !engan mengekstraksi simplisia nabati

    !engan air pa!a suhu 700 ) selama 15 menit.

    l. Immunosera (Imunoserum)

    Merupakan se!iaan $ang mengan!ung 8munoglobin khas $ang !iperoleh !ari

    serum hean !engan pemurnian. Berkhasiat menetralkan toksin kuman bisa

    ular !an mengikat kuman/(irus/antigen.

    m. $nguenta (Salep)

    Merupakan se!iaan setengah pa!at !itujukan untuk pemakaian topikal pa!a

    kulit atau selaput len!ir. ,apat juga !ikatakan se!iaan setengah pa!at $ang

    mu!ah !ioleskan !an !igunakan sebagai obat luar. Bahan obat harus larut

    atau ter!ispersi homogen !alam !asar salep $ang cocok.

    n. Suppositoria

    Merupakan se!iaan pa!at !alam berbagai bobot !an bentuk& $ang !iberikan

    melalui rektal& (agina atau uretra& umumn$a meleleh& melunak atau melarut

    pa!a suhu tubuh. "ujuan pengobatan $aitu:

    • #enggunaan lokal 99 memu!ahkan !eekasi serta mengobati gatal&

    iritasi& !an inamasi karena hemoroi!.

    • #enggunaan sistemik 99 aminolin !an teolin untuk asma&

    chlorpro%amin untuk anti muntah& chloral h$!rat untuk se!ati !an

    hipnoti& aspirin untuk analgenik antipiretik.

    o. !uttae (%bat Tetes)

    Merupakan se!iaan cairan berupa larutan& emulsi& atau suspensi&

    !imaksu!kan untuk obat !alam atau obat luar& !igunakan !engan cara

    meneteskan menggunakan penetes $ang menghasilkan tetesan setara

  • 8/15/2019 bahan tekfar

    27/35

  • 8/15/2019 bahan tekfar

    28/35

  • 8/15/2019 bahan tekfar

    29/35

    1$ emberian sediaan !arenteral harus dilakukan oleh !ersonel yang terlatih dan

    membutuhkan %aktu !emberian yang lebih lama

    *$ emberian obat se#ara !arenteral sangat berkaitan dengan ketentuan !rosedur

    ase!tik dengan rasa nyeri !ada lokasi !enyuntikan yang tidak selalu da!at dihindari

    +$ Bila obat telah diberikan se#ara !arenteral sukar sekali untuk

    menghilangkan2merubah e.ek .isiologisnya karena obat telah berada dalam sirkulasi

    sistemik

    ,$ 4arganya relati. lebih mahal karena !ersyaratan manu.aktur dan !engemasan

    '$ 5asalah lain da!at timbul !ada !emberian obat se#ara !arenteral se!erti

    se!tisema in.eksi jamur inkom!atibilias karena !en#am!uran sediaan !arenteral dan

    interaksi obat

    3$ ersyaratan sediaan !arenteral tentang sterilitas bebas dari !artikulat bebas

    dari !irogen dan stabilitas sediaan !arenteral harus disadari oleh semua !ersonel yang

    terlibat$

    Tujuan Pemberian Sediaan Parenteral

    1$ 6ntuk memastikan obat sam!ai ke bagian tubuh atau jaringan yang

    membutuhkan dengan konsentrasi yang men#uku!i$

    *$ 6ntuk men#a!ai !arameter .armakologi tertentu yang terkontrol se!erti %aktu

    onset serum peak  ke#e!atan eliminasi obat dari dalam tubuh$

    +$ 6ntuk !asien yang tidak bisa melakukan self medicate

    ,$ 6ntuk menda!atkan e.ek biologik yang tidak dida!atkan melalui !emakaian oral

    '$ 6ntuk alternati. bila rute yang dihara!kan /oral tidak tersedia

    3$ 6ntuk menda!atkan e.ek lokal untuk meminimalkan e.ek toksik sistemik

    7$ 6ntuk !asien yang tidak sadar tidak koo!erati. tidak terkontrol

    8$ 6ntuk !engobatan ketidakseimbangan elektrolit dan #airan untuk su!!ly nutrisi

     jangka !anjang2!endek

    9$ 6ntuk menda!atkan e.ek lokal yang dihara!kan

    Rute Pemberian Sediaan Injeksi

  • 8/15/2019 bahan tekfar

    30/35

    1$ "njeksi intrakutan atau intradermal /i#: volume yang disuntikkan sedikit /01

    0* mL$ Biasanya digunakan untuk tujuan diagnosa misalnya detekdi alergi terhada!

    suatu ;at2obat$

    *$ "njeksi subkutan /s# atau hi!oderma: disuntikkan ke dalam jaringan di ba%ah

    kulit ke dalam alveola$ Larutan seda!at mungkin isotonis sedang !4 sebaiknya netral

    tujuannya untuk mengurangi iritasi jaringan dan men#egah kemungkinan terjadinya

    nekrosis /mengendornya kulit$ Jumlah larutan yang disuntikkan tidak lebih dari 1 mL$

    +$ "njeksi intramuskular /im: disuntikkan ke dalam otot daging dan volume seda!at

    mungkin tidak lebih dari , mL$ enyuntikan volume besar dilakukan !erlahan

  • 8/15/2019 bahan tekfar

    31/35

  • 8/15/2019 bahan tekfar

    32/35

    di.ormulasi dalam !4 tinggi atau rendah bebera!a ;at da!at !ula di.ormulasi dalam

    !elarut #am!ur$ Kosolvent digunakan untuk menurunkan !olaritas !emba%a sehingga

    ;at lebih larut$ emberian biasanya mengiritasi toksik dan menimbulkan rasa nyeri$

    emberian intravena !erlu dilakukan !erlahan untuk men#egah !resi!itasi ;at akti.$

    emilihan kosolvent terbatas oleh toksitas$

    10$ Larutan terkonsentrasi: beru!a konsentrat dan diberikan dengan dilarutkan

    dahulu di dalam larutan iv$

    11$ &erbuk untuk injeksi: bebera!a ;at yang tidak stabil dalam air sehingga dibuat

    dalam bentuk serbuk untuk injeksi$ &ediaan ini bisa beru!a serbuk Adry .illed atau

    serbuk lio.ilisasi /A.ree;e dried$

    1*$ "m!lant: biasanya beru!a hormon dan diberikan dengan maksud !emberian

    lambat ditunda atau dikontrol dimana !emberian tidak da!at dilakukan via oral$

    http://storiku.or!press.com/2010/0>/10/se!iaan-injeksi/

    JUMAT, 20 APRIL 2012

    injeksi

    Injeksi

    Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yan

    harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum diunakan, yan

    disuntikkan denan !ara mer"bek jarinan ke dalam kulit atau melalui kulit atau

    selaput lendir #An"nim, 1$%& , halaman '1%()

    Menurut Ansel , 200* #halaman '$$( "bat suntik dide+inisikan se!ara luas sebaai

    sediaan steril bebas pir"sen yan dimaksudkan untuk diberikan se!ara parenteral)Istilah parenteral seperti yan umum diunakan, menunjukkan pemberian leat

    suntikan seperti berbaai sediaan yan diberikan denan suntikkan) -ata ini berasal

    dari kata .unani, para dan enter"n berarti di luar usus halus dan merupakan rute

    pemberian lain dari rute "ral) Pir"en adalah senyaa "ranik yan menimbulkan

    demam, berasal dari pen"t"ran mikr"ba dan merupakan penyebab banyak reaksi /

    reaksi +ebril yan timbul pada penderita yan menerima suntukan intraena)

    edankan menurut armak"pe Ind"nesia, 1$$* #halaman $(, sediaan steril untuk

    keunaan pareteral di"l"nkan menjadi * jenis yan berbeda yaitu 3 #1( "bat ataularutan atau emulsi yan diunakan untuk injeksi, ditandai denan nama, Injeksi 45

    http://storiku.wordpress.com/2010/07/10/sediaan-injeksi/http://storiku.wordpress.com/2010/07/10/sediaan-injeksi/

  • 8/15/2019 bahan tekfar

    33/35

    #2( sediaan padat kerin atau !airan pekat tidak menandun dapar, penen!er

    ataubahan tambahan lain dan larutan yn diper"leh setelah persyaratan Injeksi, dan

    dapat dibedakan dari nama bentuknya, 4 teril 5 #'( sediaan seperti tertera pada

    #2( tetapi menandun satu atau lebih 6at padat, penen!er atau bahan tambahan

    lain, dan dapat dibedakan dari nama bentuknya, ))) untuk injeksi 5 #7( sediaan berupa

    suspensi serbuk dalam medium !air yan sesuai dan tidak disuntikkan se!ara

    intraena atau ke dalam saluran spinal, dan dapat dibedakan dari nama bentuknya,

    uspensi 4 teril dan #*( sediaan padat kerin denan bahan pembaa yan sesuai

    membentuk larutan yan memenuhi semua persyaratan untuk suspense steril setelah

    penambahan bahan pembaa yan sesuai, dan dapat dibedakan dari nama bentuknya,

    4 teril untuk uspensi)

    Injeksi merupakan salahsatu bentuk sediaan parenteral dimana memiliki 3

    1)-euntunan

    8 9bat memiliki "nset # mulai kerja ( yan !epat

    8 :+ek "bat dapat diramalkan denan pasti

    8 ;i"aailabilitas sempurna atau hampir sempurna

    8 -erusakan "bat dalam tra!tus astr"intestinalis dapat dihindarkan

    8 9bat dapat diberikan kepada penderita yan sakit keras atau yan sedan

    dalam keadaan k"ma

    2)-eruian

    8 Rasa nyeri saat disuntik, apalai kalau harus diberikan berulan kali

    8 Memberikan e+ek psik"l"is pada penderita yan takut disuntik

    8 -ekeliruan pemberian "bat atau d"sis hampir tidak munkin diperbaiki,

    terutama sesudah pemberian intraena

    8 9bat hanya dapat diberikan kepada penderita di rumah sakit atau tempat

    pratik d"kter "leh d"kter dan peraat yan k"mpetan # Lukas, 200

  • 8/15/2019 bahan tekfar

    34/35

  • 8/15/2019 bahan tekfar

    35/35

    7%)

    $%) 1'' / 1'7) 707) 712)

    An"nim, 1$$*, armak"pe Ind"nesia, edisi IE, Departemen -esehatan RI, Jakarta)

    '$ /

    70) 112 / 11') *&7 / *&*) *&$ / *$0)

    Ansel, 200*, Penantar ;entuk ediaan armasi, edisi IE, UI8PR:, Jakarta) '$$8

    7'%)

    Lukas, ta+anus, 200