bahrul muhith

14
LAPORAN HASIL READING ASSIGNMENT KITAB TAFSIR BAHRUL MUHITH KARYA ABU HAYYAN AL-ANDALUSI PENDAHULUAN Upaya untuk mengetahui isi Al-Qur’an terus dilakukan dari masa ke masa. Hal ini ditandai dengan adanya usaha penafsiran oleh ulama-ulama tafsir yang kemudian banyak melahirkan kitab- kitab tafsir dalam berbagai versi dan sudut pandang. Hal ini karena dalam menafsirkan Al- Qur’an, seorang mufassir dengan mufassir yang lain tidak berada dalam ruang dan waktu yang sama. Artinya setiap mufasir tentu mempunyai. latar belakang sosial, pengalaman hidup, dan penguasaan ilmu yang berbeda sehingga akan menghasilkan penafsiran yang berbeda pula terhadap kitab yang sama, Al-Qur’an. Oleh karena itu, agar tidak terjadi kerancuan dan kesalahan dalam membaca kitab tafsir yang berbeda itu, perlu diadakan sebuah penelitian tentang kitab tafsir yang ada. Dengan begitu, umat Islam yang awam tidak saling menyalahkan pendapat satu dengan yang lain dalam memahami Al-Qur’an. Penelitian ini juga ditujukan untuk memberi penjelasan kepada

Upload: hierry87

Post on 25-Nov-2015

227 views

Category:

Documents


14 download

TRANSCRIPT

LAPORAN HASIL READING ASSIGNMENT KITAB TAFSIR BAHRUL MUHITHKARYA ABU HAYYAN AL-ANDALUSI

PENDAHULUANUpaya untuk mengetahui isi Al-Quran terus dilakukan dari masa ke masa. Hal ini ditandai dengan adanya usaha penafsiran oleh ulama-ulama tafsir yang kemudian banyak melahirkan kitab-kitab tafsir dalam berbagai versi dan sudut pandang. Hal ini karena dalam menafsirkan Al-Quran, seorang mufassir dengan mufassir yang lain tidak berada dalam ruang dan waktu yang sama. Artinya setiap mufasir tentu mempunyai. latar belakang sosial, pengalaman hidup, dan penguasaan ilmu yang berbeda sehingga akan menghasilkan penafsiran yang berbeda pula terhadap kitab yang sama, Al-Quran.Oleh karena itu, agar tidak terjadi kerancuan dan kesalahan dalam membaca kitab tafsir yang berbeda itu, perlu diadakan sebuah penelitian tentang kitab tafsir yang ada. Dengan begitu, umat Islam yang awam tidak saling menyalahkan pendapat satu dengan yang lain dalam memahami Al-Quran. Penelitian ini juga ditujukan untuk memberi penjelasan kepada masyarakat luas dimana letak perbedaan pendapat para ulama dan apa latar belakangnya.Salah satu produk penafsiran Al-Quran yang disusun dengan metode bir rayi adalah kitab tafsir yang ditulis oleh Abu Hayyan yang terkenal dengan sebutan Al-Bahru Al-Muhith. Disini kami mencoba menguraikan sedikit tentang isi dan metodologi serta biografi Abu Hayyan agar bisa berguna bagi kita semua, amin.

BIOGRAFI ABU HAYYANBeliau ialah Muhammad bin Yusuf bin Ali bin Yusuf bin Hayyan al-Nafzi al-Andalusi al-Jayani al-Gharnati al-Maghrabi al-Maliki dan kemudian pindah Syafii. Dikatakan al-Nafzi dinisbahkan kepada Nafzah sebagaimana yang dikatakan oleh Yakut di dalam kitabnya Mujam al-Buldan: Nafzah merujuk kepada daerah di timur Andalusia. Gelarnya disebut dengan Abi Hayyan dan gelar inilah yang mashyur dikalangan ahli ilmu yang terdahulu dan masa kini. Beliau dilahirkan di kota al-Gharnatah pada tahun 1654.[footnoteRef:2] [2: Abdul Hamid al-Bilaly, al-Mukhtashar al-Mashun min Kitab al-Tafsir wa al-Mufashirun, (Kuwait: Daar al-Dakwah, 1405) Hal. 8]

Bekaitan dengan pribadinya, Abu Hayyan ini dilahirkan dalam lingkungan yang memiliki semangat keilmuan tinggi yang mana menjadikan pemikirannya matang.. Beliau juga sentiasa mengikuti halaqah-halaqah bersama imam-imam. Dari halaqah yang diikutinya tersebut bertambahlah keilmuannya dan pemahamannya khususnya dalam bidang fiqh, hadits, tafsir, bahasa dan sastra dan banyak lagi dari cabang-cabang ilmu.Abu Hayyan telah meninggalkan Andalus pada tahun 1677 untuk menuntut ilmu dan tidak tahu haluan tempat menetap yang hendak dituju bahkan pergi ke satu tempat ke tempat lain untuk mencari ulama-ulama. Disana beliau berjumpa dengan al-Allamah al-Ridha dan bertallaqi mengenai nasihat.Kemudian beliau ke Syam, disana beliau bertallaqi dengan ahli Mesir dan Syam disana beliau bersoal jawab mengenai masalah-masalah tertentu. Seterusnya beliau ke Sudan dan bertemu dengan seseorang bernama Yunus dan belajar ilmu dengannya. Kemudian beliau pergi ke Iskandariah dan bertallaqi dengan Abdul al-Nasir bin Ali al-Maryuti dalam bidang qiraat. Rihlah terakhir beliau berhenti di Mesir dan bermukim di sana, dan di sanalah beliau banyak mendapat ilmu dari para ulama-ulama. Kehidupan Agama Abu Hayyana. Pegangan AkidahnyaSejak Abu Hayyan bermukim di Madinah dan di Andalus, awalnya beliau berpaling dari ilmu-ilmu Aqliyyah seperti Falsafah, Mantiq dan Ilmu Kalam dan Astrologi dan sebagainya. Menurut Ilmuwan Islam, corak pemikiran keilmuan ini yang menjadikan masyarakat Andalus merosot. Obsesi ini berdalih bahwa menggunakan ilmu falsafah dapat menyibukkan diri dalam ilmu yang bersifat zindiq. Dan itulah yang dikatakan oleh para Ulama bahwa Abu Hayyan termasuk tidak begitu tertarik dengan keilmuan yang berbau filsafat.c. Abu Hayyan dan Mazhab FiqhnyaMengenai mazhab Abu Hayyan adalah beliau berpegang dengan fiqh Mazhab Maliki di Andalus karena beliau di sana mempelajari kitab Muwatta Imam Malik. Dalam satu riwayat di dalam kitab-kitab tabaqat dan juga sejarah mengatakan beliau bertukar-tukar madzhab berbilang-bilang yaitu Madzhab Maliki, Zahiri dan yang terakhir bermazhabkan Syafii. Selepas sampai di Mesir beliau mengikut Mazhab Syafii dan mengarang kitab Al-Wahaj fi Ikhtisar al-Minhaj dan Minhaj adalah karangan Imam Nawawi rahimahullah. Beliau juga mensyarahkan mazhab dalam fiqh syafii, kebanyakan pandangan-pandangan didalam kitab tafsirnya diambil dari pendapat Imam Syafii.

KARYA-KARYA ABU HAYYANa. Bidang Tafsir1) Bahrul Muhit2) Nahrul Mad.b. Bidang Qiraat1) Aqdu al-Lali fi Qiraat al-Sabi al-Awali,2) Al-Khalil Khaliah fi Isnad Qiraat al-Aliah,3) Taqrib al-NaI fi Qiraat al-Kisai.Dan banyak lagi, terdapat 11 kitab kesemuanya dalam bidang qiraat.c. Bidang Fiqh1) Al-Wahaj fi Ikhtisar al-Minhaj,2) Al-Anwar al-Ajali fi Ikhtisar al-Mahla,3) Masail al-Rasyid fi Tajrid Masail Nihayah Ibn Rasd, tetapi tidak sempat selesai kitabnya, dan4) Al-ilam bi Arkan al-Islam.d. Bidang Bahasa1) Ittihaf al-Arib bima fi al-Quran,2) Irtidha fil Farqu baina Dhad wa zho,3) Al-Idra al-Lisan.Banyak lagi kitab-kitabnya dalam bidang ini semuanya berjumlah 8 buah kitab.e. Bidang Nahwu1) Al-Tazkirah,2) Al-Syazan fi Masailah Kaza,3) Al-Syazarah, dan4) Ghayah al-Ihsan fi Ilmu Lisan.

KARAKTERISTIK TAFSIR BAHRUL MUHITHTafsir Bahrul Muhith merupakan salah satu kitab tafsir yang tergolong Tafsir Bi al-Rayi. Pengarangnya Syeikh Mummad bin Yusuf bin Hayyan al-Andalusi. Lahir pada tahun 654 H dan meninggal pada tahun 754 H.Tafsirnya berjudul Al-Bahr al-Muhit ( ) terdiri dari delapan jilid. Sebelum penulis memaparkan penjelasan tentang karakteristik tafsir ini terlebih dahulu penulis ingin memberikan deskripsi pendahuluan dari tafsir ini. Adapun sekilas gambaran dari pendahuluan tafsir Bahrul Muhit ialah: , yaitu berisi muqaddimah penulis. , yaitu berisi tentang metode yang digunakan oleh Abu Hayyan dalam mengarang kitabnya. , ilmu-ilmu yang dibutuhkan oleh mufassir untuk melakukan penafsiran. , syarat-syarat wajib yang dipenuhi seorang Mufasssir. , mengigat keutamaan-keutamaan Al-Quran. , ahli Tafsir dari kalangan Sahabat. , ahli Tafsir dari kalangan Tabiin. , metode penafsiran pada masa awal dan masa mutakhir. , mengetahui definisi ilmu tafsir secara bahasa dan istilah. dan

Adapun karakteristik tafsir Bahrul Muhith ialah:a) Dalam tafsir Bahrul Muhit dilengkapi dengan beberapa cabang ilmu yang meliputi Nahwu, Saraf, Balaghah,hukum-hukum Fiqih dan yang lainnya yang dianggap olehnya masih ada hubungannya dengan rujukan Tafsir.b) Bahasa pengungkapannya cukup mudah.c) Dinamakan dengan Al-Bahr al-Muhit karena memandang penuhnya ilmu yang relevan dengan tafsir di dalamnya.d) Abu Hayyan banyak bergantung kepada kitab tafsir sebelumnya seperti kitab Zamaksyari dan Ibn Atiyah.e) Beliau sedikit banyak juga menyebutkan cerita-cerita israiliyyat, akan tetapi beliau menegaskan agar tidak dijadikan sebagai pegangan. Cerita Israiliyyat yang ada dalam tafsirnya ialah seperti tentang kisah batu Nabi Musa AS dan keadaannya.f) Meletakkan syawahid syair dalam menuliskan Tafsirnya karena menurutnya syawahid syair mempunyai tempat yang tinggi dalam kajian nahwu dan lebih mudah baginya menerangkan makna ayat dan juga beliau membuat penjelasan-penjelasan yang banyak.g) Menyebutkan ketarangan-keterangan Qiraat dan Irab. Ini karena tinjauan yang berbeda atas analisis keduanya akan menghasilkan makna yang berlainan.

METODOLOGI TAFSIR BAHRUL MUHITHLahirnya tafsir Abu Hayyan sangat didasarkan pada kajian Nahwu dan Lughah, dari kajian tersebut kemudian menonjolkan kekuatan tafsirannya dalam setiap bab dan penjelasan yang jelas. Di dalam menulis tafsirnya Abu Hayyan banyak menggunakan metode dirayah dan ijtihad. Disamping itu, beliau menyusun kitab tafsirnya ini dengan kaidah-kaidah berikut:a) Meletakkan kalimat-kalimat mufradat yang berkaitan dengan ayat di setiap permulaan Surah. Ia hanya bertujuan agar penafsiran menjadi lebih jelas dan menghindarkan kesalahan dari satu kalimah yang kadang-kadang mempunyai dua makna dan satu lafal yang berbeda mempunyai makna yang sama.b) Meletakkan Asbabun Nuzul. Hal ini adalah penting karena itu adalah salah satu ilmu yang wajib dipelajari oleh seorang penafsir dan juga untuk mengetahui kepada siapa dan untuk apa ayat itu diturunkan, Mengetahui Nasikh dan Mansukh dan kemunasabahan ayat-ayat apabila dibandingkan dengan ayat-ayat sebelum atau selepasnya.c) Sentiasa meletakkan Hadis-hadis yang disebutkan Zaid bin Tsabit kepada Nabi Muhammad dalam ayat dan juga meletakkan nuqilan-nuqilan dari para Sahabat dan golongan yang tsiqqah dari kalangan Tabiin.d) Tidak memastikan kepada dirinya dalam menilai keshahihan suatu hadis tetapi, melalui analisis dari mana sumber hadits tersebut.e) Terdapat juga hadis-hadis dhaif di dalam tafsirnya yang mana diriwayatkan oleh seorang yang tidak tsiqqah. Ini beliau cantumkan hanya memberi keterangan kepada pembaca untuk tidak terpedaya dengannya. Hal ini juga sangat sedikit dan jarang sekali dijumpai.f) Meletakkan juga pembahasan fiqh empat madzhab jika beliau menemukan keterangan-keterangan yang berkaitan dengan soal hukum-hukum fiqh.

SUMBER RUJUKAN TAFSIR BAHRUL MUHITHAbu hayyan dalam menyusun tafsirnya tidak lepas dari berbagai referensi kitab-kitab klasik. Hal ini beliau lakukan demi mewujudkan kitab ini sesuai dengan namanya Al-Bahru Al-Muhit. Referensi-referensi tersebut bersumber dari berbagai disiplin ilmu selama masih terkait dengan wawasan Tafsir. Ini bukan berarti penulisan kitab Bahrul Muhit seutuhnya atas landasan kitab-kitab terdahulu. Namun, tidak jarang juga beliau melakukan kritikan terhadap kitab-kitab tersebut. Beliau hanya melakukan penilaian atas kitab-kitab terdahulu dan mengambilnya yang beliau yakini serta membantahnya yang dianggapnya salah dengan landasan Al-Quran dan Hadits. Adapun referensi-referensi yang dimaksud ialah :a. Bidang TafsirUntuk disiplin keilmuan ini, Beliau mengambil dari kitab syaikhnya Imam Sholeh al-Qudwah al-Adib Jamaluddin Abi Abdullah Muhammad bin Sulaiman bin Hassan bin Hussin al-Maqdisi al-Maruf bi Ibni Naqib, yaitu:o Al-Kasyaf,o Muharar al-wajiz, dano Tahrir wa tahbir.b. Bidang Qiraato Al-Iqna, dano Kitab Misbahc. Bidang Hadiso Sahih Bukhario Sahih Muslimo Sunan Abi Daudo Sunan Nasai, dano Sunan Tirmidzio Sunan Ibn Majaho Musnad Thialisio Sunan Daruqutnio Mujam Kabir/Awsad/ Shorird. Bidang Nahwuo Al-Kitab,o Al-Tashil,o Al-Mumtao Al-Takmil syarah Tashil, dano Al-Tazkirahe. Bidang Ushul Fiqho Al-Mahsul,o Al-Isyarah,o Syarh Kitab Isyarah,o Mukhtasar al-Mahsul, dano Al-Qawaid.f. Bidang Fiqho Al-Mahla, dano Al-Anwar al-Ajali fi Ikhtisar al-Mahla.g. Bidang Tarikho Al-Sirah,o Qalaid al-Aqyan wa Mahasin al-Ayan, dano Syilah.h. Bidang Ushuluddino Tidak disebutkan kitab yang khusus berkaitan sumber usuluddin.i. Bidang Balaghaho Minhaj al-Bulaghai wa Syaraji al-Adaba,o Nizam al-Quran, dano Al-Intisar fi Ijaz al-Quran

PENUTUPDemikian laporan reading assignment ini dibuat, kurang lebihnya mohon maaf. Kritik dan saran selalu terbuka untuk semua pihak, agar ke depan penulis dapat menyajikan yang lebih baik.

Kitab yang dibaca : Al-Bahru al-Muhith (karya Abu Hayyan al-Andalusi)

Referensi tambahan :Abdul Hamid al-Bilaly, al-Mukhtashar al-Mashun min Kitab al-Tafsir wa al-Mufashirun, (Kuwait: Daar al-Dakwah, 1405)