bangunan intake.docx

20
Petak Irigasi Petak tersier  suatu lahan seluas maksimum 60 ha yang berisikan petak-petak kuarter yang luasnya maksimum 10 ha, yang mengambil air dari satu pintu bangunan sadap. Petak tersier ini dilengkapi pula dengan boks-boks tersier, kuarter, saluran pembawa tersier, kuarter, cacing, saluran pembuang, serta bangunan silang seperti yang ada di jaringan irigasi. Petak sekunder terdiri dari kumpulan petak-petak tersier yang mengambil air dari satu pintu di bangunan bagi. Luas petak sekunder ini tidak terbatas tergantung dari topografi lahan yang ada. Salurannya sering terletak di punggung medan, sehingga air tersebut dapat dialirkan ke dua sisi saluran. Petak primer, terdiri dari beberapa petak sekunder yang airnya mengambil dari sumber air (sungai) berupa bendung, bendungan, rumah pompa, dll. Bila satu bendung terdapat dua pintu (intake) kiri dan kanan, maka terdapat dua petak primer. Saluran primer diusahakan sejajar dengan kontur atau garis tinggi. Cara pemberian air irigasi ini tergantung pada kondisi tanah, keadaan tanaman, iklim, kebiasaan petani dan topografi, ketersediaan air, jenis pertimbangan lain. Cara pemberian air irigasi yang termasuk dalam cara pemberian air lewat permukaan, dapat disebut antara lain : a) Wild flooding : air digenangkan pada suatu daerah yang luas pada waktu banjir eukup tinggi sehingga daerah akan eukup sempurna dalam pembasahannya; eara ini hanya eoeok apabila eadangan dan ketersediaan air cukup banyak. b) Free flooding: daerah yang akan diairi dibagi dalam beberapa bagian/ petak; air dialirkan dari bagian yang tinggi ke bagian yang rendah. c) Check flooding : air dari tempat pengambilan (sumber air) dimasukkan ke dalam selokan, untuk kemudian dialirkan pada petak-petak yang kecil; keuntungan dari sistem ini adalah bahwa air tidak dialirkan pada daerah yang sudah diairi. d) Border strip method : daerah pengairan dibagi-bagi dalam luas yang keeil dengan galengan berukuran lOx 100 m2 sampai 20 x 300 m2; air dialirkan ke dalam tiap petak melalui pintu- pintu. e) Zig-zig method: daerah pengairan dibagi dalam sejumlah petak berbentuk jajaran atau persegi panjang; tiap petak dibagi lagi dengan bantuan galengan dan air akan mengalir melingkar sebelum meneapai lubang pengeluaran. Cara ini menjadi dasar dari pengenalan perkembangan teknik dan peralatan irigasi. f) Bazin method : eara ini biasa digunakan di perkebunan buah-buahan. Tiap bazin dibangun mengelilingi tiap pohon dan air dimasukkan ke dalarnnya melalui selokan lapangan seperti pada ehek flooding. g) Furrow method : cara ini digunakan pada perkebunan bawang dan kentang serta buah- buahan lainnya. Tumbuhan tersebut ditanam pada tanah gundukan yang paralel dan diairi melalui lembah di antara gundukan. Beberapa faktor penting yang menentukan besarnya ke perluan air selama pengolahan tanah adalah sebagai berikut : (1) Waktu yang diperlukan untuk pengolahan tanah yakni: a) perioda waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pengolahan tanah b) pertambahan areal pengolahan tanah dalam suatu grup petakan sawah yang sangat tergantung pada ketersediaan tenaga kerja manusia, hewan at au traktor. (2) Volume air yang diperlukan untuk pengolahan tanah, yang tergantung pada: a) lengas tanah dan tingkat keretakan tanah pada waktu mulai pengolahan tanah b) laju perkolasi dan evaporasi c) kedalaman lapisan tanah yang diolah menjadi lumpur. Evapotranspirasi Potensial adalah evapotranspirasi yang mungkin terjadi  pada kondisi air yang tersedia berlebihan. Faktor penting yang mempengaruhi evapotranspirasi potensial adalah

Upload: yuli-aningsani

Post on 02-Jun-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BANGUNAN INTAKE.docx

8/10/2019 BANGUNAN INTAKE.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bangunan-intakedocx 1/20

Petak Irigasi

Petak tersier  

suatu lahan seluas maksimum 60 ha yang berisikan petak-petak kuarter yang luasnya maksimum 10

ha, yang mengambil air dari satu pintu bangunan sadap. Petak tersier ini dilengkapi pula dengan

boks-boks tersier, kuarter, saluran pembawa tersier, kuarter, cacing, saluran pembuang, serta

bangunan silang seperti yang ada di jaringan irigasi.Petak sekunder

terdiri dari kumpulan petak-petak tersier yang mengambil air dari satu pintu di bangunan bagi. Luas

petak sekunder ini tidak terbatas tergantung dari topografi lahan yang ada. Salurannya sering

terletak di punggung medan, sehingga air tersebut dapat dialirkan ke dua sisi saluran.

Petak primer, 

terdiri dari beberapa petak sekunder yang airnya mengambil dari sumber air (sungai) berupa

bendung, bendungan, rumah pompa, dll. Bila satu bendung terdapat dua pintu (intake) kiri dan

kanan, maka terdapat dua petak primer. Saluran primer diusahakan sejajar dengan kontur atau garis

tinggi.

Cara pemberian air irigasi ini tergantung pada kondisi tanah, keadaan tanaman, iklim, kebiasaan

petani dan topografi, ketersediaan air, jenis pertimbangan lain. Cara pemberian air irigasi yangtermasuk dalam cara pemberian air lewat permukaan, dapat disebut antara lain :

a)  Wild flooding : air digenangkan pada suatu daerah yang luas pada waktu banjir eukup tinggi

sehingga daerah akan eukup sempurna dalam pembasahannya; eara ini hanya eoeok apabila

eadangan dan ketersediaan air cukup banyak.

b)  Free flooding: daerah yang akan diairi dibagi dalam beberapa bagian/ petak; air dialirkan

dari bagian yang tinggi ke bagian yang rendah.

c)  Check flooding  : air dari tempat pengambilan (sumber air) dimasukkan ke dalam selokan,

untuk kemudian dialirkan pada petak-petak yang kecil; keuntungan dari sistem ini adalah

bahwa air tidak dialirkan pada daerah yang sudah diairi.

d)  Border strip method : daerah pengairan dibagi-bagi dalam luas yang keeil dengan galengan

berukuran lOx 100 m2 sampai 20 x 300 m2; air dialirkan ke dalam tiap petak melalui pintu-pintu.

e)  Zig-zig method: daerah pengairan dibagi dalam sejumlah petak berbentuk jajaran atau

persegi panjang; tiap petak dibagi lagi dengan bantuan galengan dan air akan mengalir

melingkar sebelum meneapai lubang pengeluaran. Cara ini menjadi dasar dari pengenalan

perkembangan teknik dan peralatan irigasi.

f)  Bazin method  : eara ini biasa digunakan di perkebunan buah-buahan. Tiap bazin dibangun

mengelilingi tiap pohon dan air dimasukkan ke dalarnnya melalui selokan lapangan seperti

pada ehek flooding.

g)  Furrow method : cara ini digunakan pada perkebunan bawang dan kentang serta buah-

buahan lainnya. Tumbuhan tersebut ditanam pada tanah gundukan yang paralel dan diairi

melalui lembah di antara gundukan.Beberapa faktor penting yang menentukan besarnya keperluan air selama pengolahan tanah 

adalah sebagai berikut :

(1)  Waktu yang diperlukan untuk pengolahan tanah yakni:

a) 

perioda waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pengolahan tanah

b) 

pertambahan areal pengolahan tanah dalam suatu grup petakan sawah yang sangat

tergantung pada ketersediaan tenaga kerja manusia, hewan atau traktor.

(2) Volume air yang diperlukan untuk pengolahan tanah, yang tergantung pada:

a)  lengas tanah dan tingkat keretakan tanah pada waktu mulai pengolahan tanah

b)  laju perkolasi dan evaporasi

c)  kedalaman lapisan tanah yang diolah menjadi lumpur.

Evapotranspirasi Potensial adalah evapotranspirasi yang mungkin terjadi  pada kondisi air yang

tersedia berlebihan. Faktor penting yang  mempengaruhi evapotranspirasi potensial adalah

Page 2: BANGUNAN INTAKE.docx

8/10/2019 BANGUNAN INTAKE.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bangunan-intakedocx 2/20

tersedianya air yang cukup  banyak. Jika jumlah air selalu tersedia secara berlebihan dari yang 

diperlukan oleh tanaman selama proses transpirasi, maka jumlah air yang  ditranspirasikan relatif

lebih besar dibandingkan apabila tersedianya air di bawah keperluan. Beberapa rumus empiris

untuk menghitung evapotranspirasi potensial adalah  rumus empiris dari: Thornthwaite, Blaney-

Criddle, Penman.

Evapotranspirasi Aktual adalah evapotranspirasi yang terjadi pada kondisi air yang tersedia terbatas.Evapotranspirasi aktual dipengaruhi oleh proporsi permukaan luar yang tidak tertutupi tumbuhan

hijau (exposed surface) pada musim kemarau. Besarnya exposed surface (m) untuk tiap daerah

berbedabeda.

Empat Unsur Fungsional Pokok

  Bangunan-bangunan utama (headworks) di mana air diambil dari sumbernya, umumnya

sungai atau waduk

  Jaringan pembawa berupa saluran yang mengalirkan air irigasi ke petak-petak tersier

  Petak-petak tersier dengan sistem pembagian air dan sistem pembuangan kolektif, air irigasi

dibagi-bagi dan dialirkan kesawah-sawah dan kelebihan air ditampung di dalam suatu sistem

pembuangan di dalam petak tersier

 

Sistem pembuang berupa saluran dan bangunan bertujuan untuk membuang kelebihan airdari sawah ke sungai atau saluran-saluran alamiah

Jaringan Irigasi Sederhana

 

Pembagian air tidak diukur atau diatur, air lebih akan mengalir ke saluran pembuang.

  Petani pemakai air itu tergabung dalam satu kelompok jaringan irigasi yang sama, sehingga

tidak memerlukan keterlibatan pemerintah

  Persediaan air biasanya berlimpah dengan kemiringan berkisar antara sedang sampai curam

 

Tidak diperlukan teknik yang sulit untuk sistem pembagian airnya

Kelemahan Jaringan Irigasi Sederhana

 

Ada pemborosan air dan, karena pada umumnya jaringan ini terletak di daerah yang tinggi,

air yang terbuang itu tidak selalu dapat mencapai daerah rendah yang lebih subur

 

Terdapat banyak penyadapan yang memerlukan lebih banyak biaya lagi dari pendudukkarena setiap desa membuat jaringan dan pengambilan sendiri-sendiri

  Umurnya mungkin pendek karena bangunan pengelaknya bukan bangunan tetap/permanen

Jaringan Irigasi Semi Teknis

 

Bendungnya terletak di sungai lengkap dengan bangunan pengambilan dan bangunan

pengukur di bagian hilirnya

  Dibangun beberapa bangunan permanen di jaringan saluran

  Sistem pembagian air biasanya serupa dengan jaringan sederhana

  Pengambilan dipakai untuk melayani/mengairi daerah yang lebih luas dari daerah layanan

pada jaringan sederhana

 

Biayanya ditanggung oleh lebih banyak daerah layanan

 

Organisasinya akan lebih rumit jika bangunan tetapnya berupa bangunan pengambilan darisungai, karena diperlukan lebih banyak keterlibatan dari pemerintah

Jaringan Irigasi Teknis

 

Adanya pemisahan antara jaringan irigasi dan jaringan pembuang/pematus

 

Petak tersier menduduki fungsi sentral dalam jaringan irigasi teknis

 

Sebuah petak tersier terdiri dari sejumlah sawah dengan luas keseluruhan yang idealnya

maksimum 50 ha, tetapi dalam keadaan tertentu masih bisa ditolerir sampai seluas 75 ha

  Perlunya batasan luas petak tersier yang ideal hingga maksimum adalah agar pembagian air

di saluran tersier lebih efektif dan efisien hingga mencapai lokasi sawah terjauh

  Petak tersier menerima air di suatu tempat dalam jumlah yang sudah diukur dari suatu

 jaringan pembawa yang diatur oleh Institusi Pengelola Irigasi

 

Pembagian air di dalam petak tersier diserahkan kepada para petani.

Page 3: BANGUNAN INTAKE.docx

8/10/2019 BANGUNAN INTAKE.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bangunan-intakedocx 3/20

 

Jaringan saluran tersier dan kuarter mengalirkan air ke sawah. Kelebihan air ditampung di

dalam suatu jaringan saluran pembuang tersier dan kuarter dan selanjutnya dialirkan ke

 jaringan pembuang primer

Petak Ikhtisar  adalah cara penggambaran berbagai macam bagian dari suatu jaringan irigasi yang

saling berhubungan 

 

Peta ikhtisar irigasi memperlihatkan: 

Bangunan-bangunan utama

  Jaringan dan trase saluran irigasi

  Jaringan dan trase saluran pembuang

  Petak-petak primer, sekunder dan tersier

  Lokasi bangunan

 

Batas-batas daerah irigasi

 

Jaringan dan trase jalan

  Daerah-daerah yang tidak diairi (misal desa-desa)

  Daerah-daerah yang tidak dapat diairi (tanah jelek, terlalu tinggi dsb)

PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI

1. 

Prinsip Teknik Irigasi, pemisahan : jaringan saluran pembawa : Mengalirkan air dari sumber air sampai ke lahan sawah

 jaringan saluran pembuang  : Mengalirkan kelebihan air dari sawah ke selokan pembuang

atau sungai yang selanjutnya dan berakhir di laut

2.  Prinsip penataan sistim Irigasi

Saluran Irigasi harus :

  lebih tinggi dari lahan yang akan dialiri dan diupayakan dapat menjangkau areal

sawah seluas-luasnya

 

Diupayakan sependek mungkin, hal ini akan mencegah berkurangnya tekanan atau

energi dan biaya pembangunan

  Mengikuti garis kontur agar tetap memperoleh ketinggian

Saluran tersier harus mampu :  Mengalirkan air ke petak-petak tersier sehingga dapat menggenangi persawahan

Saluran Pembuang harus mampu :

 

Menampung dan menyalurkan kelebihan air dari petak persawahan dengan lancar,

termasuk air hujan

3. Bangunan dan Fungsi dalam sistim Irigasi :

Bangunan Irigasi dibagi menjadi :

a.  Bangunan Utama

b.  Jaringan Irigasi :

Perencanaan teknis petak tersier harus menghasilkan perbaikan pertanian. Masalah-masalah yang

diperkirakan akan menghalangi tujuan ini harus dikenali dan dipertimbangkan dalam pembuatan

layout dan perencanaan jaringan tersier. Untuk menentukan layout, aspek-aspek berikut akan

dipertimbangkan:

  Luas petak tersier

  Batas-batas petak tersier

  Bentuk yang optimal

  Kondisi medan

  Jaringan irigasi yang ada

  Operasi jaringan.

Petak Tersier yang Ideal

•  Petak tersier bisa dikatakan ideal jika masing-masing pemilikan sawah memiliki pengambilan

sendiri dan dapat membuang kelebihan air langsung ke jaringan pembuang.

 

Para petani dapat mengangkut hasil pertanian dan peralatan mesin atau ternak mereka kedan dari sawah melalui jalan petani yang ada.

Page 4: BANGUNAN INTAKE.docx

8/10/2019 BANGUNAN INTAKE.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bangunan-intakedocx 4/20

Page 5: BANGUNAN INTAKE.docx

8/10/2019 BANGUNAN INTAKE.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bangunan-intakedocx 5/20

Bangunan utama  dapat didefinisikan sebagai: semua bangunan yang direncanakan di dan di

sepanjang sungai atau aliran air untuk membelokkan air ke dalam jaringan saluran irigasi agar dapat

dipakai untuk keperluan irigasi, biasanya dilengkapi dengan kantong lumpur agar bisa mengurangi

kandungan sedimen yang berlebihan serta memungkinkan untuk mengukur air yang masuk

Bangunan utama terdiri dari berbagai bagian yang akan dijelaskan secara terinci dalam pasal berikut

ini. Menurut Anonim 1 (1986), bagian-bagian bangunan utama adalah sebagai berikut: 

bangunan pengelak

  bangunan pengambilan

  bangunan pembilas (penguras)

  kantong lumpur

  pekerjaan sungai

 

bangunan-bangunan pelengkap

Bangunan Pengelak

Bangunan pengelak adalah bagian dari bangunan utama yang dibangun di dalam air. Bangunan ini

diperlukan untuk memungkinkan dibelokkannya air sungai ke jaringan irigasi, dengan jalan

menaikkan muka air di sungai atau dengan memperlebar pengambilan di dasar sungai seperti pada

tipe bendung saringan bawah (bottom rack weir). Bila bangunan tersebut juga akan dipakai untukmengatur elevasi air disungai, maka ada dua tipe yang dapat digunakan, yakni:

•  bendung pelimpah dan

•  bendung gerak (barrage).

•  Bendung adalah bangunan pelimpah melintang sungai yang memberikan tinggi muka air

minimum kepada bangunan pengambilan untuk keperluan irigasi.

•  Bendung merupakan penghalang selama terjadi banjir dan dapat menyebabkan genangan

luas di daerah-daerah hulu bendung tersebut.

•  Bendung gerak adalah bangunan berpintu yang dibuka selama aliran besar. Bendung gerak

dapat mengatur muka air di depan pengambilan agar air yang masuk tetap sesuai dengan

kebutuhan irigasi.

• 

Bendung gerak mempunyai kesulitan kesulitan dalam eksploitasi karena pintunya harustetap dijaga dan dioperasikan dengan baik dalam keadaan apapun

•  Untuk keperluan-keperluan irigasi, bukanlah selalu merupakan keharusan untuk

meninggikan muka air di sungai.

•  Jika muka air sungai cukup tinggi, dapat dipertimbangkan pembuatan pengambilan bebas:

bangunan yang dapat mengambil air dalam jumlah yang cukup banyak selama waktu

pemberian air irigasi tanpa membutuhkan tinggi muka air tetap di sungai.

•  Pompa dapat juga dipakai untuk menaikkan air sampai elevasi yang diperlukan. Akan tetapi,

karena biaya pengelolaannya tinggi, maka harga air irigasi mungkin menjadi terlalu tinggi

pula.

Pengambilan

  Bangunan pengambilan adalah suatu bangunan dimana air irigasi dibelokkan dari sungai

melalui bangunan ini.

  Pertimbangan utama dalam merencanakan sebuah bangunan pengambilan adalah debit

rencana dan pengelakan sedimen.

Pembilas

Pada tubuh bendung tepat di hilir pengambilan, dibuat bangunan pembilas guna mencegah

masuknya bahan sedimen kasar ke dalam jaringan saluran irigasi. Pembilas dapat direncanakan

sebagai:

  Tipe 1, pembilas pada tubuh bendung dekat pengambilan

  Tipe 2, pembilas bawah (undersluice)

  Tipe 3, shunt undersluice

 

Tipe 4, pembilas bawah tipe boks.

Page 6: BANGUNAN INTAKE.docx

8/10/2019 BANGUNAN INTAKE.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bangunan-intakedocx 6/20

Tipe (2) sekarang umum dipakai; tipe (1) adalah tipe tradisional; tipe (3) dibuat di luar lebar bersih

bangunan pengelak dan tipe (4) menggabung pengambilan dan pembilas dalam satu bidang atas

bawah.

Kantong Lumpur

•  Kantong lumpur mengendapkan fraksi-fraksi sedimen yang lebih besar dari fraksi pasir halus

(0,06 - 0,07 mm) dan biasanya ditempatkan persis disebelah hilir pengambilan.•  Bahan-bahan yang lebih halus tidak dapat ditangkap dalam kantong lumpur terangkut

melalui jaringan saluran ke sawah-sawah.

•  Bahan yang telah mengendap di dalam kantong kemudian dibersihkan secara berkala.

Pembersihan ini biasanya dilakukan dengan menggunakan aliran air yang deras untuk

menghanyutkan bahan endapan tersebut kembali ke sungai.

•  Dalam hal-hal tertentu, pembersihan ini perlu dilakukan dengan cara lain, yaitu dengan jalan

mengeruknya atau dilakukan dengan tangan

Pekerjaan Pengaturan Sungai

•  Pembuatan bangunan-bangunan khusus di sekitar bangunan utama adalah untuk menjaga

agar bangunan tetap berfungsi dengan baik, terdiri dari:

• 

Pekerjaan pengaturan sungai guna melindungi bangunan terhadap kerusakan akibatpenggerusan dan sedimentasi. Pekerjaan pekerjaan ini umumnya berupa krib, matras batu,

pasangan batu kosong dan/atau dinding pengarah.

•  Tanggul banjir untuk melindungi lahan yang berdekatan terhadap genangan akibat banjir.

•  Saringan bongkah untuk melindungi pengambilan/pembilas bawah agar bongkah tidak

menyumbat bangunan selama terjadi banjir.

•  Tanggul penutup untuk menutup bagian sungai lama atau, bila bangunan pengelak dibuat di

kopur, untuk mengelakkan sungai melalui bangunan tersebut.

Pekerjaan Pelengkap

Pekerjaan-pekerjaan ini terdiri dari bangunan-bangunan atau perlengkapan yang akan ditambahkan

ke bangunan utama untuk keperluan:

 Pengukuran debit dan muka air di sungai maupun di saluran;

  Pengoperasian pintu;

  Peralatan komunikasi, tempat dan ruang kerja untuk kegiatan eksploitasi dan pemeliharaan;

  Jembatan di atas bendung, agar seluruh bagian bangunan utama mudah dijangkau, atau

bagian-bagian itu terbuka untuk umum.

  Instalasi tenaga air mikro atau mini, tergantung pada hasil evaluasi ekonomi serta

kemungkinan hidrolik. Instalasi ini bisa dibangun di dalam bangunan pengelak atau di ujung

kantong lumpur atau di awal saluran.

DATA

Data-data yang dibutuhkan untuk perencanaan bangunan utama dalam suatu jaringan irigasi adalah:

•  Data topografi: peta yang meliputi seluruh daerah aliran sungai; peta situasi untuk letak

bangunan utama; gambar-gambar potongan memanjang dan melintang sungai baik di

sebelah hulu maupun hilir dari kedudukan bangunan utama.

•  Data hidrologi: data aliran sungai yang meliputi data banjir yang andal. Data ini harus

mencakup beberapa periode ulang; daerah hujan; tipe tanah dan vegetasi yang terdapat di

daerah aliran.

•  Data morfologi: kandungan sedimen, kandungan sedimen dasar (bedload) maupun layang

(suspended load) termasuk distribusi ukuran butir, perubahan-perubahan yang terjadi pada

dasar sungai, secara horisontal maupun vertikal, unsur kimiawi sedimen.

•  Data geologi: kondisi umum permukaan tanah daerah yang bersangkutan; keadaan geologi

lapangan, kedalaman lapisan keras, sesar, kelulusan ( permeability) tanah; bahaya gempa

bumi, parameter yang harus dipakai.

Page 7: BANGUNAN INTAKE.docx

8/10/2019 BANGUNAN INTAKE.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bangunan-intakedocx 7/20

• 

Data mekanika tanah: bahan pondasi, bahan konstruksi, sumber bahan timbunan, batu

untuk pasangan batu kosong, agregat untuk beton, batu belah untuk pasangan batu;

parameter tanah yang harus digunakan.

•  Standar untuk perencanaan: peraturan dan standar yang telah ditetapkan secara nasional,

seperti PBI beton, daftar baja, konstruksi kayu indonesia, dan sebagainya.

 

Data lingkungan dan ekologi.PEMILIHAN LOKASI BENDUNG

Lokasi bendung dipilih atas pertimbangan beberapa aspek yaitu:

  Elevasi yang diperlukan untuk irigasi,

  Topografi pada lokasi yang direncanakan,

  Kondisi hidraulik dan morfologi sungai

  Kondisi geologi teknik pada lokasi,

  Metode pelaksanaan.

Metode Pelaksanaan

Metode pelaksanaan perlu dipertimbangkan juga dalam pemilihan lokasi yang cocok pada tahap

awal penyelidikan. Pada gambar diberikan dua alternatif pelaksanaan yang biasa diterapkan yaitu:

• 

Pelaksanaan di sungai•  Pelaksanaan pada sodetan/kopur di samping sungai.

Site yang dipilih harus cocok dengan metode pelaksanaan dan pekerjaan-pekerjaan sementara yang

dibutuhkan. Pekerjaan-pekerjaan sementara yang harus dipertimbangkan adalah:

•  Saluran Pengelak. Saluran pengelak akan dibuat jika konstruksi dilaksanakan di dasar sungai

yang dikeringkan. Kemudian aliran sungai akan dibelokkan untuk sementara.

•  Tanggul Penutup. Tanggul penutup diperlukan untuk menutup saluran pengelak atau lengan

sungai lama setelah pelaksanaan dam pengelak selesai.

• 

Kopur, jika pekerjaan dilakukan di luar dasar sungai di tempat kering dan sungai akan

dipintas (disodet), maka ini disebut kopur, lengan sungai lama kemudian harus ditutup.

•  Bendungan. Bendungan (cofferdam) adalah bangunan sementara di sungai untuk

melindungi sumuran.•  Tempat Kerja (construction pit) Tempat kerja adalah tempat dimana bangunan akan dibuat.

Biasanya sumuran cukup dalam dan perlu dijaga agar tetap kering dengan jalan memompa

air di dalamnya

BANGUNAN PENGATUR TINGGI MUKA AIR

  Banyak jaringan saluran irigasi dioperasikan sedemikian rupa sehingga muka air disaluran

primer dan saluran cabang dapat diatur pada batas batas tertentu oleh bangunan bangunan

pengatur yang dapat bergerak.

  Dengan keadaan eksploitasi demikian, muka air dalam hubungannya dengan bangunan

sadap (tersier) tetap konstan.

  Penggunaan pintu sadap dengan permukaan air bebas (pintu Romijn) atau pintu bukaan

bawah (alat ukur Crump-de Gruyter), tergantung kepada variasi tinggi muka air yangdiperkirakan.

Jenis bangunan pengatur muka air, yaitu :

1.  Pintu skot balok.

Dilihat dari segi konstruksi, pintu skot balok merupakan peralatan yang sederhana. Balok balok

profil segi empat itu ditempatkan tegak lurus terhadap potongan segi empat saluran. Balok

balok tersebut disangga di dalam sponeng/alur yang lebih besar 0,03m sampai 0,05m dari tebal

balok balok itu sendiri dalam bangunan bangunan saluran irigasi, dengan lebar bukaan

pengontrol 2,0 m atau lebih kecil.

Kelebihan kelebihan yang dimiliki pintu skot balok

•  Kontribusi ini sederhana dan kuat

 

Biaya pelaksanaannya kecil

Page 8: BANGUNAN INTAKE.docx

8/10/2019 BANGUNAN INTAKE.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bangunan-intakedocx 8/20

• 

Bila dilengkapi dengan papan duga berskala liter, akan memudahkan petani dalam

menentukan volume air yang dipakai

Kelemahan kelemahan yang dimiliki pintu skot balok

•  Pemasangan dan pemindahan balok memerlukan sedikit dikitnya dua orang dan

memerlukan banyak waktu .

 

Tinggi muka air bisa diatur selangkah demi selangkah saja, setiap langkah sama dengantinggi sebuah balok.

•  Ada kemungkinan dicuri orang

•  Skot balok bisa dioperasikan oleh orang yang tidak berwenang

•  Karakteristik tinggi debit aliran pada balok belum diketahui secara pasti

2.  Pintu sorong.

Kelebihan – kelebihan yang dimiliki pintu pembilas bawah

•  Tinggi muka air hulu dapat dikontrol dengan tepat.

•  Pintu bilas kuat dan sederhana.

•  Sedimen yang diangkut oleh saluran hulu dapat melewati pintu bilas.

Kelemahan –kelemahannya

• 

Kebanyakan benda – benda hanyut bisa tersangkut di pintu•  Kecepatan aliran dan muka air hulu dapat dikontrol dengan baik jika aliran moduler

Pintu radial

Kelebihan – kelebihan yang dimiliki pintu radial

•  Hampir tidak ada gesekan pada pintu

•  Alat pengangkatnya ringan dan mudah diekplotasi

•  Bangunan dapat dipasang di saluran yang lebar

Kelemahan – kelemahan yang dimiliki pintu radial

•  Bangunan tidak kedap air

•  Biaya pembuatan bangunan mahal

•  Paksi (pivot) pintu memberi tekanan horisontal besar jauh di atas pondasi

3. 

Mercu tetap.Mercu tetap dengan dua bentuk seperti pada Gambar sudah umum dipakai. Jika panjang mercu

rencana seperti tampak pada gambar sebelah kanan adalah sedemikian rupa sehingga H 1/L ≤

1,0 maka bangunan tersebut dinamakan bangunan pengatur ambang lebar. Hubungan antara

tinggi energi dan debit bangunan semacam ini sudah diketahui dengan baik.

Kelebihan – kelebihan yang dimiliki mercu tetap

•  Karena peralihannya yang bertahap, bangunan pengatur ini tidak banyak mempunyai

masalah dengan benda – benda terapung.

•  Bangunan pengatur ini dapat direncana untuk melewatkan sedimen yang terangkut oleh

saluran peralihan

•  Bangunan ini kuat ; tidak mudah rusak

Kelemahan –

 kelemahan yang dimiliki mercu tetap•  Aliran pada bendung menjadi nonmoduler jika nilai banding tenggelam H

2/H

1melampaui

0,33

•  Hanya kemiringan permukaan hilir 1 : 1 saja yang bisa dipakai

•  Aliran tidak dapat disesuaikan

4.  Kontrol celah trapesium.

Kelebihan – kelebihan yang dimiliki celah kontrol trapesium

•  Bangunan ini tidak menaikkan atau menurunkan muka air di saluran untuk berbagai besaran

debit.

•  Bangunan ini kuat dan memberikan panjang ekstra disebelah hulu bangunan terjun dan

dapat dengan mudah dilengkapi dengan pelimpah searah saluran.

•  Bangunan ini tidak memakai ambang dan oleh karena itu dapat melewatkan benda –benda

terapung dan sedimen dengan baik

Page 9: BANGUNAN INTAKE.docx

8/10/2019 BANGUNAN INTAKE.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bangunan-intakedocx 9/20

Kelemahan – kelemahan yang dimiliki celah kontrol trapesium

•  Bangunan ini hanya baik untuk aliran tidak tenggelam melalui celah kontrol

BENDUNG PELIMPAH

Menurut Standar Tata Cara Perencanaan Umum Bendung, yang diartikan dengan bendung adalahsuatu bangunan air dengan kelengkapan yang dibangun melintang sungai atau sudetan yang sengaja

dibuat untuk meninggikan taraf muka air atau untuk mendapatkan tinggi terjun, sehingga air dapat

disadap dan dialirkan secara gravitasi ke tempat yang membutuhkannya. Sedangkan bangunan air 

adalah setiap pekerjaan sipil yang dibangun di badan sungai untuk berbagai keperluan

Bendung tetap adalah bendung yang terdiri dari ambang tetap, sehingga muka air banjir tidak dapat

diatur elevasinya. Dibangun umumnya di sungai sungai ruas hulu dan tengah.

Bendung berfungsi  antara lain untuk meninggikan taraf muka air, agar air sungai dapat disadap

sesuai dengan kebutuhan dan untuk mengendalikan aliran, angkutan sedimen dan geometri sungai

sehingga air dapat dimanfaatkan secara aman, efektif, efisien dan optimal.

Bendung sebagai pengatur tinggi, muka air sungai dapat dibedakan menjadi bendung pelimpah dan

bendung gerak. Bendung pelimpah yang dibangun melintang di sungai, akan memberikan tinggi airminimum kepada bangunan intake untuk keperluan irigasi. Bendung merupakan penghalang selama

terjadi banjir dan dapat menyebabkan genangan di udik bendung.

Bendung pelimpah terdiri dari antara lain :

  Tubuh bendung merupakan ambang tetap yang berfungsi untuk meninggikan taraf muka air

sungai.

  Mercu bendung berfungsi untuk mengatur tinggi air minimum, melewatkan debit banjir, dan

untuk membatasi tinggi genangan yang akan terjadi di udik bendung.

Bendung berdasarkan fungsinya dapat diklasifikasikan menjadi :

  Bendung penyadap; digunakan sebagai penyadap aliran sungai untuk berbagai keperluan

seperti untuk irigasi, air baku dan sebagainya,

 

Bendung pembagi banjir; dibangun di percabangan sungai untuk mengatur muka air sungai,sehingga terjadi pemisahan antara debit banjir dan debit rendah sesuai dengan

kapasitasnya,

  Bendung penahan pasang; dibangun di bagian sungai yang dipengaruhi pasang surut air laut

antara lain untuk mencegah masuknya air asin.

Berdasarkan tipe strukturnya bendung dapat dibedakan atas:

  bendung tetap,

  bendung gerak,

  bendung kombinasi.

  bendung kembang kempis,

  bendung bottom intake.

Ditinjau dari segi sifatnya bendung dapat pula dibedakan:  bendung permanen seperti bendung pasangan batu, beton, dan kombinasi beton dan

pasangan batu,

  bendung semi permanen seperti bendung bronjong, cerucuk kayu dan sebagainya

  bendung darurat; yang dibuat oleh masyarakat pedesaan seperti bendung tumpukan batu

dan sebagainya.

Tata Letak Bendung dan Perlengkapannya

Bendung tetap yang terbuat dari pasangan batu untuk keperluan irigasi terdiri atas berbagai

komponen yang mempunyai fungsi masing-masing. Komponen utama bendung itu yakni :

  Tubuh bendung; antara lain terdiri dari ambang tetap dan mercu bendung dengan bangunan

peredam energinya.

Page 10: BANGUNAN INTAKE.docx

8/10/2019 BANGUNAN INTAKE.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bangunan-intakedocx 10/20

  bangunan intake; antara lain terdiri dari lantai ambang dasar, pintu, dinding banjir, pilar

penempatan pintu, saringan sampah, jembatan pelayan, rumah pintu dan perlengkapan

lainnya.

  bangunan pembilas; dengan undersluice atau tanpa undersluice, pilar penempatan pintu,

pintu bilas, jembatan pelayan, rumah pintu, saringan batu dan perlengkapan lainnya.

 

bangunan perlengkapan lain yang harus ada pada bendung antara lain yaitu tembok pangkal,sayap bendung, lantai udik dan dinding tirai, pengarah arus tanggul banjir dan tanggul

penutup atau tanpa tanggul, penangkap sedimen atau tanpa penangkap sedimen, tangga,

penduga muka air, dan sebagainya.

  Tubuh bendung; diletakkan kurang lebih tegak lurus arah aliran sungai saat banjir besar dan

sedang. Maksudnya agar arah aliran utama menuju bendung dan yang keluar dari bendung

terbagi merata. Sehingga tidak menimbulkan pusaran-pusaran aliran di udik bangunan

pembilas dan intake. Pusaran aliran ini dapat menimbulkan gangguan penyadapan aliran ke

intake dan pembilasan sedimen. Bila aliran utama yang keluar dari bendung ke hilir tidak

merata, maka akan dapat menimbulkan penggerusan setempat di hilir bendung lebih dalam

di satu bagian dari bagian lainnya.

 

Intake; selalu merupakan satu kesatuan dengan bangunan pembilas dan tembok pangkal diudiknya. Biasanya diletakkan dengan sudut pengambilan arah tegak lurus (90") atau

menyudut (45"-60") terhadap sumbu bangunan bilas. Diupayakan berada di tikungan luar

aliran sungai, sehinqga dapat mengurangi sedimen yang akan masuk ke intake. Ditinjau dari

segi hidraulik penempatan intake yang tegak lurus terhadap sumbu bangunan pembilas lebih

baik dibandingkan dengan intake yang arah sumbunya menyudut.

  Bangunan pembilas; selalu terletak berdampingan dan satu kesatuan dengan intake di sisi

bentang sungai dan bagian luar tembok pangkal bendung Dan bersama-sama dengan intake,

dan tembok pangkal udik bendung yang diletakkan sedemikian rupa dapat membentuk

suatu tikungan luar aliran (helicoidal flow). Aliran ini akan melemparkan angkutan

sedimenke arah luar intake/ bangunan pembilas menuju tubuh bendung, sehingga akan

mengurangi jumlah angkutan sedimen dasar masuk ke intake.  Tembok pangkal; diletakkan di kedua pangkal tubuh bendung yang umumnya dibuat dengan

bentuk tegak: adakalanya lurus atau membuka ke arah hilir. Dan berfungsi sebagai penahan

tanah, pencegah rembesan samping pangkal jembatan, pengarah aliran dari udik dan

sebagai batas bruto bendung. Tata letak bendung gaya lama; pengaturan tata letak bendung

gaya lama contohnya pada bendung tua, bendung Glapan di Kali Tuntang, Jawa Tengah.

Dirancang oleh ahli teknik Belanda dan dibangun sekitar tahun 1853

Bentuk Bendung Pelimpah

  Bendung untuk melimpahkan aliran sungai tubuh bendungnya harus kuat dan stabil. Untuk

itu bentuk tubuh bendung bagian udiknya dapat dibuat tegak atau miring,

sedangkan bagian hilirnya dengan kemiringan. Arah penempatan pelimpah bendung

umumnya tegak lurus terhadap aliran sungai. Selain bentuk lurus pelimpah bendung dapatpula berbentuk lengkung, gergaji, bentuk U, < , dan sebagainya seperti uraian berikut.

  Pelimpah lurus umumnya banyak digunakan dan dikembangkan untuk bendung tetap.

Dibangun melintang di palung sungai dan tegak lurus antara tembok pangkal dan pilar

pembilas bendung. Mengarah tegak lurus terhadap aliran utama sungai. Aliran sungai yang

keluar dari bendung ke hilir akan merata dan tidak terkonsentrasi pada satu bagian, sehingga

penggerusan setempat di hilir bendung tidak terpusat pada suatu tempat.

Pelimpah lengkung

adalah alternatif lain dari bentuk lurus. Bentuk ini tidak banyak dijumpai dan dibangun sebelum

tahun 1970-an. Dijumpai antara lain pada bendung-bendung Cisokan, Cianjur, Cibongas, Bogor,

Cumulu, Tasikmalaya. Lengkungan pelimpah berbentuk cembung mengarah ke udik. Jarak

lengkungan biasanya sekitar 1/10 s.d l/20 dari lebar bentang.

Page 11: BANGUNAN INTAKE.docx

8/10/2019 BANGUNAN INTAKE.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bangunan-intakedocx 11/20

Bentuk ini akan melimpahkan aliran sungai lebih besar dibandingkan dengan bentuk lurus

karena bentangnya lebih panjang. Umumnya dibangun di daerah dasar sungai dari jenis batuan

keras sehingga penggerusan setempat hilir bendung tidak perlu dikhawatirkan.

Pelimpah bentuk U

ini dijumpai antara lain Pada bendung yang terletak di tengah kota Tasikmalaya. Antara lain

dimaksudkan agar dapat melimpahkan aliran sungai dari sisi yang lain, karena di udik bendungterdapat Percabangan sungai

Pelimpah bentuk <

dijumpai pada bendung Karang Talun di K. Progo, YogYakarta. Semula di tempat ini hanya

terdapat free intake. Kemudian dibangun bendung.

Pelimpah bentuk gergaji , bentuk Pelimpah lain yang dikembangkan yaitu bentuk pelimpah

gergaji atau pelimpah bergigi. Telah dibangun antara lain pada bendung-bendung Ciwadas,

Karawang dan Tami di Papua'

Mercu Bendung

Mercu bendung yaitu bagian teratas tubuh bendung dimana aliran dari udik dapat melimpah ke

hilir. Fungsinya sebagai penentu tinggi muka air minimum di sungai bagian udik bendung;

sebagai pengempang sungai dan sebagai pelimpah aliran sungai. Letak mercu bendung bersama-sama tubuh bendung diusahakan tegak lurus arah aliran sungai agar aliran yang menuju

bendung terbagi merata.

Bentuk mercu bendung tetap yaitu:

  mercu bulat dengan satu jari-jari pembulatan,

  mercu bulat dengan dua jari-jari pembulatan,

  mercu tipe Ogee dan

  mercu ambang lebar.

Bentuk mercu bendung yang lazim digunakan di Indonesia yaitu bentuk mercu bulat, hal ini

dikarenakan:

  Bentuknya sederhana sehingga mudah dalam pelaksanaannya,

 

Mempunyai bentuk mercu yang besar, sehingga lebih tahan terhadap benturan batugelundung, bongkah dan sebagainya.

  Tahan terhadap goresan atau abrasi, karena mercu bendung diperkuat oleh pasangan batu

candi atau beton.

  Pengaruh kavitasi hampir tidak ada atau tidak begitu besar asalkan radius mercu bendung

memenuhi syarat minimum yaitu 0,7 h < r < h.

  Tinggi mercu bendung

  Tinggi mercu bendung, p, yaitu ketinggian antala elevasi lantai udik/dasar sungai di udik

bendung dan elevasi mercu. Dalam penentuan ketinggian Mercu bendung ini belum ada

rumus atau ketentuan yang pasti. Hanya berdasarkan pengalaman dengan pertimbangan

stabilitas bendung.

Dalam menentukan tinggi mercu bendung maka harus dipertimbangkan terhadap:  kebutuhan penyadapan untuk memperoleh debit dan tinggi tekan,

  kebutuhan tinggi energi untuk pembilasan,

  tinggi muka air genangan yang akan terjadi,

  kesempurnaan aliran pada bendung,

  kebutuhan pengendalian angkutan sedimen yang terjadi di bendung

  Panjang mercu bendung atau disebut pula lebar bentang bendung, yaitu jarak antara dua

tembok pangkal bendung (abutment), termasuk lebar bangunan pembilas dan pilar-pilarnya.

Ini disebut panjang mercu bruto.

  Dalam penentuan panjang mercu bendung, maka harus diperhitungkan terhadap:

  Kemampuan melewatkan debit desain dengan tinggi jagaan yang cukup

 

Batasan tinggi muka air genangan maksimum yang diijinkan pada debit desain.

  Berkaitan dengan itu panjang mercu dapat diperkirakan:

Page 12: BANGUNAN INTAKE.docx

8/10/2019 BANGUNAN INTAKE.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bangunan-intakedocx 12/20

  Lebar bendung, yaitu jarak antara pangkal-pangkalnya, sebaiknya sama dengan lebar rerata

sungai pada bagian yang stabil.

  Dibagian bawah ruas sungai, lebar rerata ini dapat diambil pada debit penuh (bankful

discharge). Dalam hal ini debit banjir rerata tahunan dapat diambil untuk menetukan lebar

rerata bendung.

 

Lebar maksimum bendung hendaknya tidak lebih dari 1,2 kali lebar rerata sungai pada ruasyang stabil. Untuk sungai yang mengangkut bahan bahan sedimen kasar yang berat, lebar

bendung harus disesuaikan lagi terhadap lebar rerata sungai, yakni jangan diambil 1,2 kali

lebar sungai tersebut.

  Agar pembuatan bangunan peredam energi tidak terlalu mahal maka aliran per satuan lebar

hendaknya dibatasi sampai sekitar 12 - 14 m3/dt.M yang memberikan tinggi energi

maksimum sebesar 3,5 - 4,5 m.

  Lebar efektif mercu (Be) adalah lebar mercu yang sebenarnya, yakni jarak antara pangkal-

pangkal bendung dan/atau tiang pancang

BANGUNAN INTAKE

Definisi dan fungsi

Bangunan intake adalah suatu bangunan pada bendung yang berfungsi sebagai penyadap aliransungai, mengatur pemasukan air dan sedimen serta menghindarkan sedimen dasar sungai dan

sampah masuk ke intake. Terletak di bagian sisi bendung, di tembok pangkal dan merupakan satu

kesatuan dengan bangunan pembilas.

Tata letak

intake diatur sedemikian rupa sehingga memenuhi fungsinya dan biasanya diatur seperti berikut:

•  Sedekat mungkin dengan angunan" pembilas.

•  merupakan satu kesatuan dengan pembila.

• 

tidak menyulitkan penyadapan aliran,

•  tidak menimbulkan pengendapan sedimen dan turbulensi aliran di udik intake

Macam intake

 

Intake biasa umumnya direncanakan yaitu intake dengan pintu berlubang satu atau lebihdan dilengkapi dengan pintu dinding banjir, dan perlengkapan lainnya. Lebar satu pintu tidak

lebih dari 2,50 m dan diletakkan di bagian udik. Pengaliran melalui bawah pintu. Besarnya

debit diatur melalui tinggi bukaan pintu.

Intake gorong-gorong

•  tanpa pintu di bagian udik. Pintu-pintu diletakkan di bagian hilir gorong-gorong. Lubang

intake lebih dari satu dengan lebar masing-masing lubang kurang dari 2,50 m. Dilihat dari

arah sungai/bendung mulut intake tidak kelihatan karena tenggelam. Pengoperasian pintu

intake dilakukan secara mekanis, bila tidak akan sangat berat. Bentuk intake ini dijumpai di

bendung Karang Talun Yogyakarta.

Intake frontal

 

Intake diletakkan di tembok pangkal, jauh dari bangunan pembilas/bendung. Arah aliransungai dari udik frontal terhadap mulut intake sehingga tidak menyulitkan penyadapan

aliran. Tetapi angkutan sedimen relatif banyak masuk ke intake, yang ditanggulangi

Dua intake di satu sisi bendung

•  dimana pintu intake untuk sisi yang lain diietakan di pilar pembilas bendung. Pengaliran ke

sisi yang lain itu melalui gorong-gorong di dalam tubuh bendung. Jumlah gorong-gorong

dapat dua buah. Gorong-gorong yang umum dipakai yaitu yang berbentuk bulat.

Arah intake, komponen dan letak bangunan

Arah intake terhadap sumbu sungai dapat diatur

•  tegak lurus membentuk sudut kira-kira 90o terhadap sumbu sungai,

•  menyudut membentuk sudut antara 45o- 60

oterhadap sumbu sungai,

 

keadaan tertentu yang ditetapkan berdasarkan hasil uji model hidraulik di laboratorium.Komponen utama bangunan intake terdiri dari

Page 13: BANGUNAN INTAKE.docx

8/10/2019 BANGUNAN INTAKE.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bangunan-intakedocx 13/20

• 

ambang /lantai dinding bangunan tembok sayap,

•  pintu dan perlengkapannya serta dinding penahan banjir,

•  pilar penempatan pintu bila pintu lebih dari satu buah,

•   jembatan pelayan,

•  rumah pintu,

 

saringan sampah,•  sponeng dan sponeng cadangan, dan lainlain.

Letak intake 

•  Harus ditata sedemikian rupa sehingga berada di tikungan luar aliran yang membentuk

aliran helicoidal. Sehingga pada keadaan sungai banjir, angkutan sedimen dasar yang

mendekat ke intake akan terlempar ke tikungan dalam menjauhi intake. Ini dapat

membentuk daerah bebas endapan di udik intake dan menghilangkan gangguan

penyadapan aliran. Tikungan luar aliran dapat dibentuk dengan penempatan tembok

pangkal bendung, pilarpilar pembilas, tembok sayap bendun

Bentuk dan ukuran hidraulik

Lantai intake 

Lantai intake dirancang datatltanpakemiringan. Di hilir pintu lantai dapat berbentuk kemiringan dandengan bentuk terjunan sekitar 0,5 m.

Lantai intake bila di awal kantong sedimen bisa berbentuk datar dan dengan kemiringan tertentu.

Ketinggian lantai intake, bila intake ditempatkan pada bangunan pembilas dengan undersluice

  sama tinggi dengan plat lantai undersluice,

  sampai dengan'O,50 m di atas plat undersluice,

  tergantungkepadakeadaan.

Bila intake ditempatkan pada bangunan pembilas tanpa undersluice, maka ketinggiannya di atas

lantai udik bendung yaitu

•  0,50 m, jika sungai mengangkut lanau,

•  1,00 m, jika sungai mengangkut pasir & kerikil,

• 

1,50 m, jika sungai mengangkut kerakal & bongkah,•  Tergantung keadaan.

Lebar dan tinggi lubang

•  Dimensi lubang penyadap aliran harus ditentukan berdasarkan kebutuhan air maksimum,

baik untuk pemasokan kebutuhan air maupun untuk pembilasan sedimen di kantong

sedimen.

Pilar intake dan dinding banjir

Pilar untuk penempatan pintu; bila lebar intake lebih dari satu meter maka diperlukan pilar

untuk penempatan pintu.

ketebalan pilar sekitar 0,70 -1,0 m

Dinding banjir dan sponeng;

Dinding banjir diperlukan pada bangunan intake. Diletakkan di hilir pintu intake. Fungsinya untuk

mencegah aliran banjir, mengurangi kecepatan aliran yang menuju intake dalam kaitannya

sebagai pengendalian pergerakan angkutan muatan sedimen ke intake

Sponeng pada pilar

diperlukan untuk penempatan pintu dimana ukuran sponeng, lebih besar dari balok kayu.

Sponeng cadangan diperlukan pula dalam rangka pemeliharaan

Dua intake di satu sisi bendung

Maksud Pada beberapa kasus, intake dirancang di satu sisi bendung untuk dua daerah irigasi

yang terletak di kedua sisi bendung. Seharusnya untuk kedua daerah irigasi yang terletak di

kedua sisi bendung tersebut dibangun dua pula intakenya. Tetapi, bila salah satu daerah irigasi

tersebut debit pengambilannya kurang dari satu m3/det maka intake dapat dibuat di satu

tempat atau satu sisi saja. Ini akan menghemat biaya pembuatan bangunan pembilas, karena

hanya dibuat satu buah bangunan pembilas yang berdekatan dengan intake tersebut.

Page 14: BANGUNAN INTAKE.docx

8/10/2019 BANGUNAN INTAKE.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bangunan-intakedocx 14/20

Desain

Desain dua bangunan intake yang ditempatkan di satu sisi bendung diatur sedemikian, yaitu:

  pintu intake ditempatkan di pilar pembilas

  gorong-gorong untuk menyeberangkan aliran ditempatkan di dalam tubuh bendung,

  kecepatan aliran di dalam gorong-gorong diambil sekitar 2,50 m/det sehingga dapat

menghanyutkan sedimen yang masuk ke dalam goronggorong, tetapi tidak pula terlalu tinggiuntuk menghindari bahaya pengikisan,

  hendaknya dirancang pula fasilitas pembilasan sedimen tepat di pengeluaran gorong-gorong

di awal saluran induk,

  karena dibutuhkan untuk penempatan pintu intake, maka tebal pilar pembilas, t>2m t

minimum = 1,0 m; t untuk pasangan batu 1,0 m - 2,0 m.

Trash rack 

  dipasang di mulut bangunan intake dan pembilas Terbuat dari pipa besi bulat berjarak 20

cm. Dan dipasang seperti bentuk pagar. Fungsinya untuk mencegah benda padat seperti

sampah jerami dan sampah lainnya masuk ke intake. Sampah-sampah yang menyangkut ke

trash rack dibersihkan secara manual oleh petugas bendung.

Bangunan ukur 

untuk mengukur besarnya debit ke saluran dipakai alat ukur tipe Parshal Flume. Diletakkan

agak jauh di hilir pintu intake. Besarnya aliran diketahui dengan membaca tinggi muka air di

pelskal.Untukmengatur besarnya aliran petugas harus bolak-balik mengatur besar bukaan

pintu intake

BANGUNAN PEMBILAS

  Bangunan pembilas adalah salah satu perlengkapan pokok bendung yang terletak di dekat

dan menjadi satu kesatuan dengan intake. Berfungsi untuk menghindarkan angkutan

muatan sedimen dasar dan mengurangi angkutan muatan sedimen layang masuk ke intake.

  Bangunan pembilas dirancang pada bendung yang dibangun di sungai dengan volume

angkutan muatan sedimen dasar relatif besar, yang dikhawatirkan mengganggu pengaliran

ke intake. Tinggi tekan yang cukup diperlukan untuk efektivitas pembilasan sehinggapenentuan elevasi mercu bendung perlu mernpertimbangkan hal ini. Selain itu perlu pula

diusahakan pengaliran dengan sifat aliran sempurna melalui atas pintu bilas. Juga harus

mempertimbangkan tidak akan mengakibatkan penggerusan setempat di hilir bangunan

yang akan membahayakan bangunan.

Sistem Kerja Pembilas dengan Undersluice 

sistem kerja pembilas dengan undersluice bila dioperasikan yaitu:

  aliran sungai dari udik menuju bangunan akan terbagi dua lapis oleh plat undersluice,

  aliran sungai lapisan atas yang relatif tidak mengandung sedimen dasar mengalir ke intake,

  aliran sungai di lapisan bawah bersama-sama dengan sedimen dasar mengalir dan masuk ke

lubang undersluice, yang akhirnya terbuang ke hilir bendung melalui pintu bilas.

 

pembilasan dilakukan secara berkala atan sewaktu-waktu sehingga bendung bebas endapandi udik dan mulut intake/undersluice.

  Macam Bangunan dan Tata Letak

Macam bangunan

Bangunan pembilas dapat dibedakan menjadi:

  tipe konvensional tanpa undersluice,

  tipe undersluice dan shunt undersluice.

Bangunan pembilas konvensional terdiri dari satu dan dua lubang pintu. Umumnya dibangun pada

bendung-bendung kecil dengan bentang berkisar 200 meter dan banyak terdapat pada bendung tua

warisan Belanda di Indonesia.

Bangunan pembilas dengan undersluice  banyak dijumpai pada bendung yang dibangun sesudah

tahun 1970-an, untuk bendung irigasi teknis . Ditempatkan pada bentang dibagian sisi yang arahnyategak lurus sumbu bendung.

Page 15: BANGUNAN INTAKE.docx

8/10/2019 BANGUNAN INTAKE.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bangunan-intakedocx 15/20

Bangunan pembilas shunt undersluice  digunakan pada bendung di sungai ruas hulu, untuk

menghindarkan benturan batu dan benda padat lainnya terhadap bangunan.

Tata letak bangunan

pembilas shunt undersluice diatur seperti berikut:

  satu kesatuan dengan bangunan intake,

 

ditempatkan di bagian luar tubuh bendung dan atau di luar tembok pangkal bendung,  mulut undersluice mengarah ke samping bukan ke arah udik,

  pilar pembilas berfungsi sebagai tembok pangkal.

Bangunan ukur debit

  Bangunan ukur debit yang biasa digunakan pada umumnya merupakan suatu pelimpah

dengan ambang lebar atau ambang tajam.

  Bangunan ukur biasanya difungsikan pula sebagai bangunan pengontrol. Hal ini

dimaksudkan untuk mendapatkan taraf muka air yang direncanakan dan untuk mengalirkan

debit tertentu.

Jenis-jenis bangunan ukur yang biasa digunakan dalam jaringan irigasi teknis antara lain yaitu:

  Ambang tajam; aliran atas dan tidak dapat mengatur taraf muka air.

 

Ambang lebar; aliran atas dan tidak dapat mengatur taraf muka air.  Tipe Parshall; aliran atas dan tidak dapat melgatur taraf muka air.

  Tope Cipoletti; aliran atas dan tidak dapat mengatur tarat muka air.

  Tipe Romijn; aliran atas dan dapat mengatur taraf muka air.

  Tipe Crump de Gruyter; aliran bawah, dapat mengatur taraf muka air.

  Pipa sadap sederhana; aliran bawah dan dapat mengatur taraf muka air.

  Constant head orifice; aliran bawah dan dapat mengatur taraf muka air.

  Tipe pintu sorong; aliran bawah dan dapat mengatur taraf muka air.

Bangunan Sadap

Bangunan Sadap Sekunder

Bangunan sadap sekunder akan memberi air ke saluran sekunder dan oleh sebab itu, melayani lebih

dari satu petak tersier. Kapasitas bangunan – bangunan sadap ini secara umum lebih besar daripada

0,250 m3/dt. Ada empat tipe bangunan yang dapat dipakai untuk bangunan sadap sekunder, yakni :

  Alat ukur Romijn

  Alat ukur Crump-de Gruyter

  Pintu aliran bawah dengan alat ukur ambang lebar

 

Pintu aliran bawah dengan alat ukur Flume

 

Tipe mana yang akan dipilih bergantung pada ukuran saluran sekunder yang akan diberi air

serta besarnya kehilangan tinggi energi yang di-izinkan. Untuk kehilangan tinggi energi kecil,

alat ukur Romijn dipakai hingga debit sebesar 2 m3/dt ; dalam hal ini dua atau tiga pintu

Romijn dipasang bersebelahan.

  Untuk debit-debit yang lebih besar, harus dipilih pintu sorong yang dilengkapi dengan alat

ukur yang terpisah, yakni alat ukur ambang lebar.

 

Bila tersedia kehilangan tinggi energi yang memadai, maka alat ukur Crump-de Gruyter

merupakan bangunan yang bagus. Bangunan ini dapat direncana dengan pintu tunggal atau

banyak pintu dengan debit sampai sebesar 0,9 m3/dt setiap pintu.

Bangunan Sadap Tersier

•  Bangunan sadap tersier akan memberi air kepada petak-petak tersier. Kapasitas bangunan

sadap ini berkisar antara 50 l/dt sampai 250 l/dt.

•  Bangunan sadap yang paling cocok adalah alat ukur Romijn, jika muka air hulu diatur dengan

bangunan pengatur dan jika kehilangan tinggi energi merupakan masalah.

•  Bila kehilangan tinggi energi tidak begitu menjadi masalah dan muka air banyak mengalami

fluktuasi, maka dapat dipilih alat ukur Crump-de Gruyter. Harga antara debit Q rnaks

/Q min

untuk alat ukur Crump-de Gruyter lebih kecil daripada harga antara debit untuk pintuRomijn.

Page 16: BANGUNAN INTAKE.docx

8/10/2019 BANGUNAN INTAKE.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bangunan-intakedocx 16/20

• 

Di saluran irigasi yang harus tetap memberikan air selama debit sangat rendah, alat ukur

Crump-de Gruyter lebih cocok karena elevasi pengambilannya lebih rendah daripada elevasi

pengambilan pintu Romijn.

•  Sebagai aturan umum, pemakaian beberapa tipe bangunan sadap tersier sekaligus di satu

daerah irigasi tidak disarankan. Penggunaan satu tipe bangunan akan lebih mempermudah

pengoperasiannya.Bangunan Bagi dan Sadap kombinasi Sistem Proporsional

Daerah irigasi yang letaknya cukup terpencil, masalah pengoperasian pintu sadap bukan masalah

yang sederhana, semakin sering jadwal pengoperasian semakin sering juga pintu tidak dioperasikan.

Artinya penjaga pintu sering tidak mengoperasikan pintu sesuai jadwal yang seharusnya dilakukan.

Menyadari keadaan seperti itu untuk mengatasinya ada pemikiran menerapkan pembagian air

secara proporsional. Sistem proporsional ini tidak memerlukan pintu pengatur, pembagi, dan

pengukur. Sistem ini memerlukan persyaratan khusus, yaitu :

•  Elevasi ambang ke semua arah harus sama

•  Bentuk ambang harus sama agar koefisien debit sama

•  Lebar bukaan proporsional dengan luas sawah yang diairi

• 

Syarat aplikasi sistem ini adalah :•  melayani tanaman yang sama jenisnya (monokultur)

•   jadwal tanam serentak

•  ketersediaan air cukup memadai

Tata Letak Bangunan Bagi dan Sadap

•  Bangunan bagi sadap seperti diuraikan sub bab diatas terdiri dari bangunan sadap tersier;

bangunan/pintu sadap ke saluran sekunder dengan kelengkapan pintu sadap dan alat ukur;

serta bangunan/pintu pengatur muka air. Tata letak dari bangunan bagi sadap ini bisa dibuat

2 alternatif, yaitu :

- Bentuk Menyamping

- Bentuk Numbak

• 

Bentuk MenyampingPosisi bangunan/pintu sadap tersier atau sekunder berada disamping kiri atau kanan saluran

dengan arah aliran ke petak tersier atau sekunder mempunyai sudut tegak lurus (pada

umumnya) sampai 45o. Bentuk ini mempunyai kelemahan kecepatan datang kearah lurus

menjadi lebih besar dari pada yang kearah menyamping, sehingga jika diterapkan sistem

proporsional kurang akurat. Sedangkan kelebihannya peletakan bangunan ini tidak

memerlukan tempat yang luas, karena dapat langsung diletakkan pada saluran

tersier/saluran sekunder yang bersangkutan.

•  Bentuk Numbak

Bentuk Numbak meletakkan bangunan bagi sekunder, sadap tersier dan bangunan pengatur

pada posisi sejajar, sehingga arah alirannya searah. Bentuk seperti ini mempunyai kelebihan

kecepatan datang aliran untuk setiap bangunan adalah sama. Sehingga bentuk ini sangat

cocok diterapkan untuk sistem proporsional. Tetapi bentuk ini mempunyai kelemahan

memerlukan areal yang luas, semakin banyak bangunan sadapnya semakin luas areal yang

diperlukan.

Gorong-gorong

•  Gorong-gorong adalah bangunan yang dipakai untuk membawa aliran air (saluran irigasi

atau pembuang) melewati bawah jalan air lainnya (biasanya saluran), bawah jalan, atau jalan

kereta api.

•  Gorong-gorong mempunyai potongan melintang yang lebih kecil daripada luas basah saluran

hulu maupun hilir. Sebagian dari potongan melintang mungkin berada diatas muka air.

Dalam hal ini gorong-gorong berfungsi sebagai saluran terbuka dengan aliran bebas.

•  Pada gorong-gorong aliran bebas, benda-benda yang hanyut dapat lewat dengan mudah,

tetapi biaya pembuatannya umumnya lebih mahal dibanding gorong-gorong tenggelam.

Page 17: BANGUNAN INTAKE.docx

8/10/2019 BANGUNAN INTAKE.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bangunan-intakedocx 17/20

Dalam hal gorong-gorong tenggelam, seluruh potongan melintang berada dibawah

permukaan air. Biaya pelaksanaan lebih murah, tetapi bahaya tersumbat lebih besar. Karena

alasan-alasan pelaksanaan, harus dibedakan antara gorong-gorong pembuang silang dan

gorong-gorong jalan:

- pada gorong-gorong pembuang silang, semua bentuk kebocoran harus dicegah. Untuk ini

diperlukan sarana-sarana khusus- gorong-gorong jalan harus mampu menahan berat beban kendaraan.

Kecepatan aliran

Kecepatan yang dipakai di dalam perencanaan gorong-gorong bergantung pada jumlah

kehilangan energi yang ada dan geometri lubang masuk dan keluar. Untuk tujuan-tujuan

perencanaan, kecepatan diambil: 1,5 m/dt untuk gorong-gorong di saluran irigasi dan 3 m/dt

untuk gorong-gorong di saluran pembuang.

Ukuran – ukuran Standar

Hanya diameter dan panjang standar saja yang mempunyai harga praktis. Diameter

minimum pipa yang dipakai di saluran primer adalah 0,60 m.

Penutup Minimum

Penutup di atas gorong-gorong pipa di bawah jalan atau tanggul yang menahan beratkendaraaan harus paling tidak sama dengan diameternya, dengan minimum 0,60 m. Gorong-

gorong pembuang yang dipasang di bawah saluran irigasi harus memakai penyambung yang

kedap air, yaitu dengan ring penyekat dari karet Seandainya sekat penyambung ini tidak ada,

maka semua gorong-gorong di bawah saluran harus disambung dengan beton tumbuk atau

pasangan.

Standar Ukuran dan Penulangan Gorong-Gorong Segi Empat

Perhitungan struktur didasarkan pada asumsi tanah lunak yang umumnya disebut highly

compressible, dengan mengambil hasil pembebanan terbesar/maksimum dari kombinasi

pembebanan sebagai berikut :

1) berat sendiri gorong-gorong persegi beton bertulang

2) beban roda atau muatan rencana untuk middle tire sebesar 5 ton3) beban kendaraan di atas konstruksi gorong-gorong persegi ini diperhitungkan setara

dengan muatan tanah setinggi 100 cm.

4) tekanan tanah aktif

5) tekanan air dari luar

6) tekanan hidrostatik (qa)

7) asumsi kedalaman lapisan penutup tanah adalah sebesar 1,0 m

Sipon

•  Sipon adalah bangunan yang membawa air melewati bawah saluran lain (biasanya

pembuang) atau jalan. Pada sipon air mengalir karena tekanan.

•  Perencanaan hidrolis sipon harus mempertimbangkan kecepatan aliran, kehilangan pada

peralihan masuk, kehilangan akibat gesekan, kehilangan pada bagian siku sipon serta

kehilangan pada peralihan keluar.

•  Diameter minimum sipon adalah 0,60 m untuk memungkinkan pembersihan dan inspeksi.

•  Karena sipon hanya memiliki sedikit fleksibilitas dalam mengangkut lebih banyak air

daripada yang direncana, bangunan ini tidak akan dipakai dalam pembuang. Walaupun debit

tidak diatur, ada kemungkinan bahwa pembuang mengangkut lebih banyak benda-benda

hanyut.

•  Agar pipa sipon tidak tersumbat dan tidak ada orang atau binatang yang masuk secara

kebetulan, maka mulut pipa ditutup dengan kisi-kisi penyaring (trashrack).

•  Biasanya pipa sipon dikombinasi dengan pelimpah tepat di sebelah hulu agar air tidak

meluap di atas tanggul saluran hulu.

•  Di saluran-saluran yang lebih besar, sipon dibuat dengan pipa rangkap (double barrels) guna

menghindari kehilangan yang lebih besar di dalam sipon jika bangunan itu tidak mengalirkan

Page 18: BANGUNAN INTAKE.docx

8/10/2019 BANGUNAN INTAKE.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bangunan-intakedocx 18/20

air pada debit rencana. Pipa rangkap juga menguntungkan dari segi pemeliharaan dan

mengurangi biaya pelaksanaan bangunan.

•  Sipon yang panjangnya lebih dari 100 m harus dipasang dengan lubang periksa (manhole)

dan pintu pembuang, jika situasi memungkinkan, khususnya untuk jembatan sipon..

Kecepatan aliran

Untuk mencegah sedimentasi kecepatan aliran dalam sipon harus tinggi. Tetapi, kecepatanyang tinggi menyebabkan bertambahnya kehilangan tinggi energi. Oleh sebab itu

keseimbangan antara kecepatan yang tinggi dan kehilangan tinggi energi yang diizinkan

harus tetap dijaga. Kecepatan aliran dalam sipon harus dua kali lebih tinggi dari kecepatan

normal aliran dalam saluran, dan tidak boleh kurang dari 1 m/dt, lebih disukai lagi kalau

tidak kurang dari 1,5 m/dt Kecepatan maksimum sebaiknya tidak melebihi 3 m/dt.

Perapat pada lubang masuk pipa

Bagian atas lubang pipa berada sedikit di bawah permukaaan air normal ini akan mengurangi

kemungkinan berkurangnya kapasitas sipon akibat masuknya udara ke dalam sipon.

Kedalaman tenggelamnya bagian atas lubang sipon disebut air perapat (water seal).

Tinggi air perapat bergantung kepada kemiringan dan ukuran sipon, pada umumnya:

1,1 Δhv < air perapat < 1,5 Δhv (sekitar 0,45 m, minimum 0,15 m) di mana:Δhv = beda tinggi kecepatan pada pemasukan

Kehilangan tinggi energi

Kehilangan tinggi energi pada sipon terdiri dari :

1) Kehilangan masuk

2) kehilangan akibat gesekan

3) kehilangan pada siku

4) kehilangan keluar

•  Kisi – kisi penyaring

Kisi – kisi penyaring harus dipasang pada bukaan/ lubang masuk bangunan di mana benda  –

benda yang menyumbat menimbulkan akibat  – akibat yang serius, misalnya pada sipon dan

gorong – gorong yang panjang.Kisi – kisi penyaring dibuat dari jeruji – jeruji baja dan mencakup seluruh bukaan. Jeruji tegak

dipilih agar bisa dibersihkan dengan penggaruk (rake).

Kehilangan tinggi energi pada kisi – kisi penyaring dihitung dengan

•  Pelimpah

Biasanya sipon dikombinasi dengan pelimpah tepat di hulu bangunan. Dalam kondisi

penempatan bangunan pengeluaran sedimen direncanakan pada ruas ini, serta ketersediaan

lahan/ruang mencukupi, maka disarankan dilakukan penggabungan bangunan pelimpah

dengan bangunan pengeluar sedimen(sediment excluder). Pelimpah samping adalah tipe

paling murah dan sangat cocok untuk pengaman terhadap kondisi kelebihan air akibat

bertambahnya air dari luar saluran. Debit rencana pelimpah sebaiknya diambil 60% atau

120% dari Q rencana

(lihat Bab 7).

Penggabungan peluap dan bangunan pengeluar sedimen (sediment excluder) dalam satu

kompleks perlu mempertimbangkan debit dan keleluasaan ruang yang ada.

•  Sipon Jembatan

Kadang-kadang akan sangat menguntungkan untuk membuat apa yang disebut jembatan-

sipon. Bangunan ini membentang di atas lembah yang lebar dan dalam. Mungkin juga (dan

ekonomi) untuk membuat “talang bertekanan”.

•  Talang dan Flum

Talang adalah saluran buatan yang dibuat dari pasangan beton bertulang , kayu atau baja

maupun beton ferrocement , didalamnya air mengalir dengan permukaan bebas, dibuat

melintas lembah dengan panjang tertentu (umumnya dibawah 100 m ) , saluran pembuang,

sungai, jalan atau rel kereta api,dan sebagainya. Dan saluran talang minimum ditopang oleh

2 (dua ) pilar atau lebih dari konstruksi pasangan batu untuk tinggi kurang 3 meter ( beton

Page 19: BANGUNAN INTAKE.docx

8/10/2019 BANGUNAN INTAKE.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bangunan-intakedocx 19/20

bertulang pertimbangan biaya ) dan konstruksi pilar dengan beton bertulang untuk tinggi

lebih 3 meter.

Sedangkan flum adalah saluran-saluran buatan yang dibuat dari pasangan, beton baik yang

bertulang maupun tidak bertulang , baja atau kayu maupun beton ferrocement . Didalamnya

air mengalir dengan permukaan bebas, dibuat melintas lembah yang cukup panjang > 60

meter atau disepanjang lereng bukit dan sebagainya. Dan dasar saluran flum tersebutterletak diatas muka tanah bervarasi tinggi dari 0 meter dan maksimum 3 meter. Untuk

menopang perbedaan tinggi antara muka tanah dan dasar saluran flum dapat dilaksanakan

dengan tanah timbunan atau pilar pasangan batu atau beton bertulang.

•  Talang

Potongan melintang bangunan tersebut ditentukan oleh nilai banding b/h, dimana b adalah

lebar bangunan dan h adalah kedalaman air. Nilai-nilai banding berkisar antara 1 sampai 3

yang menghasilkan potongan melintang hidrolis yang lebih ekonomis.

•  Kemiringan dan Kecepatan

Kecepatan di dalam bangunan lebih tinggi daripada kecepatan dipotongan saluran biasa.

Tetapi, kemiringan dan kecepatan dipilih sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi

kecepatan superkritis atau mendekati kritis, karena aliran cenderung sangat tidak stabil.Untuk nilai banding potongan melintang pada, ini memberikan kemiringan maksimum I =

0,002.

Bangunan Elevated Flume

•  Elevated flume merupakan saluran air melalui celah sempit yang ditinggikan dari permukaan

tanah. Kemiringan memanjang saluran flume dibuat curam daripada saluran dihulu atau

dibagian hilirnya.

•  Kecepatan maksimum yang diijinkan 4 m/det, kecepatan normal 0,7 sampai 3 m/dt. Bila

tingginya cukup maka kemiringan saluran flume dapat dibuat lebih besar daripada 1/250

atau 1/400 (0,00285 atau 0,00250).

•  Secara umum aliran dielevated flume ini dihitung sebagai aliran merata dihilir dan hulu

saluran. Standar panjang saluran transisi sebagai berikut :Bangunan Terjun

•  Bangunan terjun atau got miring diperlukan jika kemiringan permukaan tanah lebih curam

daripada kemiringan maksimum saluran yang diizinkan. Bangunan semacam ini mempunyai

empat bagian fungsional, masing-masing memiliki sifat-sifat perencanaan yang khas.

1. Bagian hulu pengontrol, yaitu bagian di mana aliran menjadi superkritis

2. bagian di mana air dialirkan ke elevasi yang lebih rendah

3. bagian tepat di sebelah hilir yaitu tempat di mana energi diredam

4. bagian peralihan saluran memerlukan lindungan untuk mencegah erosi

Got Miring

•  Bila saluran mengikuti kemiringan lapangan yang panjang dan curam , maka sebaiknya

dibuat got miring. Aliran dalam got miring (lihat Gambar 5.22) adalah superkritis dan bagian

peralihannya harus licin dan berangsur agar tidak terjadi gelombang. Gelombang ini bisa

menimbulkan masalah di dalam potongan got miring dan kolam olak karena gelombang sulit

diredam.

Bangunan bagi  : sebuah bangunan yang berfungsi untuk membagi air dari saluran primer atau

saluran sekunder ke dua buah saluran atau lebih yang masing-masing debitnya lebih kecil.

Letak bangunan : bangunan bagi terletak di saluran primer atau saluran sekunder pada suatu titik

cabang

Persyaratan :

Pembagian air ke seluruhh jaringan irigasi harus dicukupi dengan teliti sesuai dengan kebutuhannya

Perlu bangunan pengontrol berupa pintu sorong atau balok sekat untuk mengontrol taraf muka air.

Penyadap : bangunan bagi biasanya terdapat penyadapan langsung ke dalam saluran tersier, jadi

bangunan bagi berfungsi pula sebagai pemberi air ke saluran tersier

Page 20: BANGUNAN INTAKE.docx

8/10/2019 BANGUNAN INTAKE.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bangunan-intakedocx 20/20

Bangunan bagi sadap:

Bangunan bagi sadap adalah sebuah bangunan yang berfungsi membagikan air dan menyabang dari:

  Saluran primer ke saluran primer yang lain dan atau dari saluran primer ke saluran tersier.

  Saluran primer ke saluran sekunder dan atau dari saluran sekunder ke saluran tersier.

  Saluran sekunder ke saluran sekunder yang lain dan atau dari saluran sekunder ke saluran tersier.

Letak : bangunan bagi sadap terletak di saluran primer atau sekunder, bangunan bagi dan bangunansadap dapat digabung menjadi satu rangkaian.

Syarat : untuk mengontrol taraf muka air di bagian udik nagunan umumnya diperlukan bangunan

pengatur.

Bangunan box tersier  : sebuah bangunan berupa kolam/kotak berhubung dengan aturan lubang

proporsional menurut luas petakan yang dilayani yang berfungsi membagi air untuk dua saluran atau

lebih.

Letak :terletak pada saluran tersier san subtersier/kuarter

Syarat: bentuk lubang dibuat sama besar, dasar lubang sama tinggi.