basic learning

10
BASIC LEARNING 1 kotak kecil horizontal mewakili 0,04 dtk 5 kotak kecil horizontal = 1 kotak besar mewakili 0,2 dtk 1 kotak kecil vertical mewakili 0,1 mV 1 kotak kecil = 1mm KENALI GELOMBANG EKG 1. P wave merupakan gambaran depolarisasi atrium mempunyai karakteristik normal : tinggi (t) dan lebar (l) < 0,3 mV (3 kotak kecil). 2. P-R interval (lebar dari Pwave-Qwave) normal < 3-5 kotak kecil. 3. Kompleks QRS merupakan gambaran depolarisasi ventrikel, normal mempunyai lebar (l) < 3 kotak kecil. 4. S-T interval normal isoelektrik (kenaikan T-wave dimulai dari garis sejajar QRS). 5. T wave merupakan gambaran repolarisasi ventrikel. 6. R-R interval merupakan jarak antar gelombang R ke R. Dilihat keteraturannya dan bermanfaat dalam menghitung heart rate (HR). MULAI MEMBACA EKG ! yuuuks,,, Mulailah dari urutan pertama berturut-turut : 1. Tentukan gelombang P sinus, lihat di lead I, II, dan AVR. Normalnya : Lead I : bernilai (+), artinya defleksi QRS ke atas Lead II : (+)

Upload: indri1234

Post on 30-Sep-2015

215 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Tutorial

TRANSCRIPT

BASIC LEARNING

1 kotak kecil horizontal mewakili 0,04 dtk5 kotak kecil horizontal = 1 kotak besar mewakili 0,2 dtk1 kotak kecil vertical mewakili 0,1 mV1 kotak kecil = 1mm

KENALI GELOMBANG EKG1. P wave merupakan gambaran depolarisasi atrium mempunyai karakteristik normal : tinggi (t) dan lebar (l) < 0,3 mV (3 kotak kecil).2. P-R interval (lebar dari Pwave-Qwave) normal < 3-5 kotak kecil.3. Kompleks QRS merupakan gambaran depolarisasi ventrikel, normal mempunyai lebar (l) < 3 kotak kecil.4. S-T interval normal isoelektrik (kenaikan T-wave dimulai dari garis sejajar QRS).5. T wave merupakan gambaran repolarisasi ventrikel.6. R-R interval merupakan jarak antar gelombang R ke R. Dilihat keteraturannya dan bermanfaat dalam menghitung heart rate (HR).

MULAI MEMBACA EKG ! yuuuks,,,Mulailah dari urutan pertama berturut-turut :1. Tentukan gelombang P sinus, lihat di lead I, II, dan AVR. Normalnya :Lead I : bernilai (+), artinya defleksi QRS ke atasLead II : (+)AVR : (-)

2. Jika tidak ditemukan seperti di atas, maka lihat dulu lead II, III, dan AVF.Jika P wave masih ada di II, III, AVF maka gelombang P masih sinus.Sebaliknya, jika Pwave tidak ditemukan di lead-lead tersebut, maka Pwave bukan sinus.Pada keadaan ini pikirkan : atrial fibrilasi atau atrial flutter. Maka langsung- perhatikan R-R interval di semua lead. Jika ada keteraturan jarak R-R, maka dinamakan Atrial Flutter, sebaliknya dinamakan Atrial Fibrilasi.

3. Tentukan morfologi P wave, lihat di lead II dan V1.Normalnya kita temukan Pwave normal (t dan l < kotak kecil) di kedua lead tersebut. Pwave di V1 mempunyai bentuk normal bifasik (artinya P wave mempunyai defleksi ke atas dan ke bawah).Jika di temukan P wave di lead II dengan t > 3 kotak kecil dan lancip, maka ini diesbut P pulmonal, yaitu gambaran dari RAH atau cor pulmonale.Jika di temukan P wave di lead V1 dengan lebar (l) > 3 kotak kecil, maka ini diesbut P mitral, yaitu gambaran dari LAH.Mungkin saja ditemukan keduanya.

4. Tentukan PR interval di setiap lead. Jika tidak ditemukan gambarn normal (l > 5 kotak kecil), maka terjadi suatu blok AV. Tinggal tentukan derajat berapa ?!Jika lebar (l) PR interval satu ke yang lainnya mempunyai jarak yang sama dan tidak ditemukan adanya QRS yang hilang, maka ini disebut 10 AV block.Jika lebar (l) PR interval satu ke yang lainnya mempunyai jarak yang sama, tetapi ditemukan adanya QRS yang hilang, maka ini disebut 20 AV block tipe II.Jika lebar (l) PR interval satu ke yang lainnya mempunyai jarak yang semakin lebar dan ditemukan adanya QRS yang hilang, maka ini disebut 20 AV block tipe I.Jika ditemukan PR interval yang berantakan dan R-R interval yang teratur, maka disebut 30 AV block = blok total AV.

5. Tentukan QRS interval, normalnya sempit (l < 3 kotak kecil). Jika melebar maka pikirkan adanya RBBB atau LBBB.Langsung perhatikan V1 dan V6.Jika ditemukan pelebaran QRS di kedua lead tersebut dan defleksi QRS di V1 dominan ke atas, sedangkan defleksi QRS di V6 dominan ke bawah, maka disebut RBBB.Jika ditemukan pelebaran QRS hanya di lead V1 dan defleksi QRS di V1 dominan ke atas, sedangkan defleksi QRS di V6 dominan ke bawah, maka disebut Incomplete RBBB.Jika ditemukan pelebaran QRS di kedua lead tersebut dan defleksi QRS di V1 dominan ke bawah, sedangkan defleksi QRS di V6 dominan ke atas, maka disebut LBBB.Petunjuk lain yang bisa dipakai tetapi kadang menyesatkan :Jika ditemukan gelombang RSR (seperti huruf M) di V1 = RBBBJika ditemukan gelombang QRS yg takik (juga seperti huruf M) di V6 = LBBB

6. Tentukan QRS axis, lihat di lead I dan AVF.Jika lead I bernilai (+), AVF (+) = normoaxisLead I (+), AVF (-) = deviasi ke kiriLead I (-), AVF (+) = deviasi ke kananLead I (-), AVF (-) = deviasi ke kanan atas

7. Tentukan QRS rate = R-R interval untuk menentukan Heart Rate.Ada beberapa Cara :a. 300 : jumlah kotak besar antara R-Rb. 1500 : jumlah kotak kecil antara R-Rc. Jumlah kompleks QRS selama 6 detk X 10Irama sinus rythm, jika HR : 60-100 x/mntSinus takikardi, HR > 100 x/mntSinus bradikardi, HR < 60 x/mntSinus aritmia, HR tidak teratur (meningkat saat inspirasi, menurun saat ekspirasi)

8. Tentukan kelainan ST dan T.ST elevasi , pikirkan :1. Infark jantung (paling sering, seusaikan klinis)2. Perikarditis3. Early repolarisationJika ST elevasi ditemukan di V1-V5 : Infark anteriorV2-V4 : Infark anteroseptalV5-V6 : Infark lateralV1-V6 : Infark anterolateralI, AVL, V1-V6 : Infark extensive anteriorII, III, AVF : Infark posteriorI, AVL : High LateralBila gambaran EKG menunjukkan suatu infark inferior, tetapi ditemukan tanda hipotensi yang dapat juga disertai tanda lain seperti peningkatan JVP dan bunyi jantung yang bersih, maka ini perlu dicurigai suatu infark di ventrikel kanan. Hal ini perlu dikonfirmasi dengan pemeriksaan EKG di lead V3R dan V4R.ST depresi atau Tinversi pikirkan iskemia, tentukan lokasi iskemi dengan cara di atas.T tall (tinggi T >/= 10 mm), pikirkan :1. Hiperakut T (Infark)2. HiperKalemi

9. Tentukan adanya Hipertropi ventrikel jantung, lihat di V1 dan V5/V6LVH : gelombang S di V1 + R di V5/V6 = lebih dari 35 mm (8 kotak besar)RVH : gelombang R di V1 + S di V5/V6 = lebih dari 10.5 mm (2.5 kotak besar)

10. Tentukan Aritmia di semua lead.a. Premature Atrial Complex / Beat = SupraVentrikular EkstraSistole (SVES)Ditemukan 1 gelombang yang muncul dini (belum pada waktunya) dengan karakteristik kompleks QRS yang sempit di dahului P sinus.b. Premature Vnetricular Complex / Beat = Ventrikel EkstraSistole (VES)Ditemukan 1 gelombang yang muncul dini (belum pada waktunya) dengan karakteristik kompleks QRS yang lebar sekali di dahului P sinus.VES bigemini = 1 VES diikuti 1 gelombang normalVES trigemini = 1 VES diikuti 2 gelombang normalVES quadrigemini = 1VES diikuti 3 gelombang normalVES couplet = 2 VES berturut-turut dalam 1 leadVES salvos = 3-5 VES berturut-turut dalam 1 lead>5VES berturut-turut = VT (Ventricular Takikardi)c. Atrial Escape Beat = Kebalikan SVESDitemukan 1 gelombang yang muncul terlambat dengan karakteristik kompleks QRS yang sempit di dahului P sinus.d. Ventricel Escape Beat = Kebalikan VESe. Premature Junctional Complex/BeatDitemukan 1 gelombang yang muncul dini (belum pada waktunya) dengan karakteristik kompleks QRS tanpa di dahului P wave. Jika QRS sempit maka disebut Premature Junct. Atrial Beat, kebalikannya disebut PJ ventrikel Beat.f. Junctional Rythm = Junctional Escape RythmQRS sempit tanpa didahului P sinus (ingat ada gelombang P tapi tidak sinus) di satu/ semua lead dengan HR 40-60 x/mntg. Accelerated Junctional RythmQRS sempit tanpa didahului P sinus (ingat ada gelombang P tapi tidak sinus) di satu/ semua lead dengan HR 60-100 x/mnth. Junctional Tachycardii. QRS sempit tanpa didahului P sinus (ingat ada gelombang P tapi tidak sinus) di satu/ semua lead dengan HR >100 x/mntj. ATRIAL FLUTTER : Gambaran gelombang P seperti gergaji dengan R-R interval teratur (Paling Penting). Frekuensi cepat.k. ATRIAL FIBRILASIR-R interval sangat tidak teratur.l. ATRIAL TAKIKARDIFrekuensi cepat > 100 x/mt dangan QRS yang sempit.m. VENTRICULAR TAKIKARDIFrekuensi > 100 x/mnt dengan QRS yang lebar.n. VENTRIKEL FIBRILASIBentuk gelombang tidak teratur, lebar, cepat, kacauo. Idioventricular rythmQRS lebar disemua lead dengan HR 20-40 x/mntp. Accelerated IdioventricularQRS lebar disemua lead dengan HR > 40 x/mnt dan < 100 x/mntKETAHUILAH ADA R-WAVE PROGRESSIVER-wave progressive dilihat dari lead V1-V6, yaitu V1 dimulai dengan kompleks QRS yang defleksi ke bawah di mana berturut-turut kira-kira mulai dari V3 sampai V6 gelombang R (defleksi ke atas) makin muncul ke atas.Jika ditemukan poor R-wave progressive (gelombang R dari V1-V6 seperti yang tidak seharusnya), maka dapat dipikirkan adanya :1. old infark2. LVHcor pulmonale (RAH (Right Atrial Hipertrophy)

Gangguan perfusi pada jantung disebabkan adanya penempitan atau sumbatan arteri koroner. Kondisi ini mengakibatkan otot jantung mengalami iskemi, injury bahkan kematian otot jantung. Pada sadapan EKG ditunjukan dengan perubahan segmen ST, gelombang T yang terbalik, dan gelombang Q Patologi. Gelombang T terbalik yang dikenal dengan T Inversi menunjukan kondisi otot jantung yang kekurangan oksigen atau iskemi, Q Patologi menunjukkan kematian otot jantung (old infark) sedangkan ST depresi dan ST elevasi menunjukan otot jantung sedang mengalami injuri menuju kematian (Infark akut).

Mengenal gangguan perfusi.

Perubahan segmen ST

a. ST elevasi (segmen ST berada diatas garis isoelektrik) artinya otot jantung sedang mengalami infark yang akut(baca:serangan jantung), dapat dilihat di lead II, III dan AVF b. ST depresi (segmen ST dibawah garis isoelektrik) artinya sama dengan ST elevasi hanya kedalaman infarknya yang berbeda. Pada ST elevasi otot yang infark meliputi otot jantung dalam sampai yang terluar (disebut Transmural) sedangkan pada ST Depresi otot yang kena infark "hanya" meliputi otot jantung bagian dalam (subendocardial). ST depresi dapat dilihat di lead I dan aVL.

Menentukan lokasi yang terkena gangguan.

Lokasi Kelainan

Keterangan :Lead-lead yang berada diblok biru muda memproyeksikan kondisi jantung area Depan (Anterior) yakni Lead V1 sd V4, Lead yang berada diblok warna merah muda memproyeksikan kondisi jantung area kiri (Lateral) yakni Lead I, V5 dan V6, dan lead yang berada diblok warna kuning memproyeksikan kondisi jantung area bawah (inferior) yakni II, III dan aVF. Sedangkan lead aVR jarang dihiraukan.Contoh : Bila kita melihat gambaran ST Elevasi di lead I, aVL, V5, dan V6 artinya terdapat "Infark Akut" di otot jantung sebelah kiri (Baca: Infark Akut Lateral kiri)

Kita lihat kembali Gambar 1.Disana terdapat ST Elevasi di lead II, III dan aVF, maknanya kondisi jantung sebelah bawah sedang mengalami "injuri" disebut Infark Akut Inferior.ST depresi di lead I dan aVL artinya terdapat kematian akut otot jantung subendocardial yang lokasinya berada di sebelah bawah jantung, disebut Non ST Elevasi Miocardial Infarction (Non STEMI)inferior.