bayi gemili

54
ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN GANDA (GEMELI)& KETUBAN PECAH DINI (KPD) Diajukan untuk memenuhi Tugas MK : Keperawatan Maternitas II Dosen Pengampu : Dwi Novitasari, S.Kep. Ns. Di Susun Oleh: 1. Rika Ariastuti 010301054 2. Setiyani Windrati 010301056

Upload: dheniz-sindoro-sumbing

Post on 29-Nov-2015

16 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAYI GEMILI

ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN GANDA (GEMELI)& KETUBAN

PECAH DINI (KPD)

Diajukan untuk memenuhi Tugas MK : Keperawatan Maternitas II

Dosen Pengampu : Dwi Novitasari, S.Kep. Ns.

Di Susun Oleh:

1. Rika Ariastuti 0103010542. Setiyani Windrati 010301056

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

NGUDI WALUYOUNGARAN

Page 2: BAYI GEMILI

2005BAB I

PENDAHULUAN

Kehamilan kembar adalah satu kehamilan dengan dua janin. Kehamilan

tersebut selalu menarik perhatian wanita itu sendiri, dokter dan masyarakat.

Kehamilan kembar dapat memberikan resiko yang lebih tinggi terhapap bayi dan ibu.

Oleh karena itu, dalam menghadapi kehamilan kemmbar harus dilakukan pengawasan

hamil yang lebih intensif. Frekuensi kehamilan kembar mengikuto rumus dari Herlin,

yaitu 1:89-untuk hamil kembar, 1:89 pangkat dua untuk kehamilan tiga sedangkan

kuadranplet 1:89 pangkat tiga.

Frekuensi kehamilan kembar juga meningkat dengan paritas ibu. Dari angka

9,8 per 1000 persalinan untuk primipara frekuensi kehamilan kembar naik sampai

18,9 per 1000 untuk oktipara. Keluarga tertentu mempunyai kecenderungan untuk

melahirkan bayi kembar, walaupun pemindahan sifat heriditer kadang-kadang

berlangsung secara paternal, tetapi biasanya hal itu disini terjadi secara maternal dan

pada umumnya terbatas pada kehamilan dizigotik.

Insiden kehamilan kembar adalah sekitar satu dalam setiap 80 kelahiran, dan

kehamilan kembar tiga adalah 80 kalinya, yaitu dalam setiap 6400 kelahiran karena

meningkatnya penggunaan obat-obatan penyubur dan prosedur fertilisasi secara in

vitro. Kehamilan kembar khususnya kehamilan kembar dua fraternal, dimana

fertilisasi terjadi pada dua ovum. Cenderung terdapat pada sebuah keluarga.

Kehamilan kembar ini diturunkan lewat kedua orang tua dengan acapkali melewatkan

satu generasi. Kehamilan kembar dua lebih sering ditemukan pada seorang ibu yang

usianya lebih dari 35 tahun.

Ketuban pecah dini adalah ketuban yang pecah spontan yang terjadi pada

sembarang usia kehamilan sebelum persalinan di mulai (William,2001)

Page 3: BAYI GEMILI

Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum inpartu yaitu apabila

pembukaan pada primipara kurang dari 3 cm dan pada multipara kurang dari 5 cm

(mohtar,1998)

Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan dan

di tunggu satu jam belum di mulainya tanda persalinan (manuaba,2001)

Banyak teori, mulai dari defek kromosom kelainan kolagen, sampai infeksi

Pada sebagian besar kasus ternyata berhubungan dengan infeksi(sampai 65%)

High virulensi : Bakteroides.

Low firulence : Lactobasillus

Kolagen terdapat pada lapisan kompakta omnion,fibroblast,jaringan retikuler korion

dan trofoblas. Sintensis maupun degradasi jaringan kolagen di control oleh system

aktyfita dan inhibisi interleukin-1(iL-1) dan prostaglandin, menghasilkan kolagenase

jaringan, sehingga terjadi depolemirasi kolagen pada selaput korion/ amnion,

menyebabkan ketuban tipis, lemah dan mudah pecah spontan

Page 4: BAYI GEMILI

BAB II

KEHAMILAN GANDA (GEMELI)

A. DEFINISI

Kehamilan kembar adalah satu kehamilan dengan dua janin. Kehamilan

tersebut selalu menarik perhatian wanita itu sendiri, dokter dan masyarakat.

Kehamilan kembar dapat memberikan resiko yang lebih tinggi terhapap bayi dan

ibu. Oleh karena itu, dalam menghadapi kehamilan kemmbar harus dilakukan

pengawasan hamil yang lebih intensif. Frekuensi kehamilan kembar mengikuto

rumus dari Herlin, yaitu 1:89-untuk hamil kembar, 1:89 pangkat dua untuk

kehamilan tiga sedangkan kuadranplet 1:89 pangkat tiga.

(Manuba, 1998:265)

Kehamilan kembar adalah satu kehamilan dengan dua janin. Kehamilan

tersebut selalu menarik perhatian wanita itu sendiri, dokter dan masyarakat. Pada

umumnya, kehamilan dan persalinan membawa resiko bagi janin. Bahaya bagi

ibu tidak sebegitu besar, tetapi wanita dengan kehamilan kembar memerlukan

pengawasan dan perhatian khusus bila diinginkan hasil yang memuaskan bagi ibu

dan janin. Frekuensi kehamilan kembar juga meningkat dengan paritas ibu. Dari

angka 9,8 per 1000 persalinan untuk primipara frekuensi kehamilan kembar naik

sampai 18,9 per 1000 untuk oktipara. Keluarga tertentu mempunyai

kecenderungan untuk melahirkan bayi kembar, walaupun pemindahan sifat

heriditer kadang-kadang berlangsung secara paternal, tetapi biasanya hal itu disini

terjadi secara maternal dan pada umumnya terbatas pada kehamilan dizigotik.

(Ilmu Kebidanan, 2002)

Kehamilan ganda dalah kehamilan dengan dua janin atau lebih. Sejak

diketemukan obat-obatan dan cara induksi ovulasi.

(Mochtar, 1998:259)

Page 5: BAYI GEMILI

B. ETIOLOGI

Factor-faktor yang mempengaruhi persalinan pada kehamilan ganda atau gemeli

adalah;

Bangsa

Keturunan

Obat klomid

Hormone gonadotropin

Factor bangsa

Hereditas

Umur

Paritas

Dan factor yang lain belum diketahui

C. MANIFESTASI KLINIK

Pada kehamilan distensi uterus berlebihan sehngga melewati batas

toleransinya dan seringkali terjadi pada partus prematurus. Kebutuhan ibu akan

zat-zat makanan pada kehamilan kembar bertambah. Frekuensi hidro amnion

kira-kira 10 kali pada kehamilan kembar daripada kehamilan tunggal. Hidroam

nion dapat menyebabkan uterus renggang sehingga dapat menyebabkan partus

premature, inersia uteri atau perdarahan postpartum. Solusio plasenta dapat terjadi

setelah bayi pertama lahir, sehingga menyebabkan salah satu faktot kematian bagi

janin kedua. Keluhan karena tekanan uterus yang besar dapat terjadi, seperti sesak

nafas, sering kencing, edema dan varises pada tungkai bawah dan vulva.

Berhubung uterus renggang secara berlebihan ada dua kecenderungan terjadinya

inersia uteri tetapi keadaan ini dapat diimbangi oleh bayi yang relative kecil

sehingga lamanya persalinan tidak banyak berbeda dari persalinan tunggal.

D. FISIOLOGI

Page 6: BAYI GEMILI

Kehamilan kembar yang terjadi dari satu telur disebut kembar minozygot atau

disebut juga identik, homolog, atau uniovuler. Kira- kira sepertiga kehamilan

kembar adalah monozygotic. Jenis kehamilan kedua anak sama, rupanya sama

atau bayangan cermin, mata, kuping, gigi, rambut, kulit dan ukuran

atropologikpun sama. 2 amnion, 2 korion, dan 2 plasenta, kadang – kadang 2

plasenta tersebut menjadi satu. Keadaan ini tidak dapat dibedakan dengan kembar

digizotik. Dua pertiga mempunyai 1 plasenta, 1 korion, dan 1 atau 2 amnion. Pada

kehamilan kembar monoamniotik kematian bayi sangat tinggi karena lilitan tali

pusat; untung sekali kehamilan ini jarang terjadi.

Saat segmentasi dan ketuban pada kehamilan kembar monozigotik.

Saat segmentasi Keadaan ketuban

0-72 jam

4-8 hari

9-12 hari

13 hari

Diamniotik, dikorionik

Diamniotik, monokorionik

Monoamniotik, monokorionik

Monoamniotik, monokorionik, dan

kemungkinan terjadinya kembar siam

Jenis kelamin sama atau berbeda, mereka berbeda seperti anak – anak dalam

keluarga. Kembar dizigotik mempunyai 2 plasenta, 2 korion, dan 2 amnion.

Kadang – kadang 2 plasenta menjadi satu.

Pada kehamilan kembar monozigotik, bila terdapat peredaran darah yang

tidak seimbang karena anastomosis pembuluh darah pada hamil muda dapat

terjadi berbagai anomaly. Jantung janin yang satu, karena peredaran darah yang

lebih sempurna, menguasai jantung serta system peredaran janin yang lebih

pembuluh – pembuluh darah yang beranastomosis, dengan akibat bahwa janin

yang terakhir terganggu pertumbuhannya dan menjadi suatu monstrum yang

dinamakan akardiakus. Akardiakus asefalus adalah monstrum yang hanya terdiri

atas panggul dan ekstremitas bawah, akardiakus akornus adalah monstrum tanpa

badan, akardiakus amorfus adalah monstrum tanpa bentuk yang terdiri atas

Page 7: BAYI GEMILI

jaringan ikat yang mengandung berbagai alat rudimeter dan diliputi kulit. Bila

tidak keseimbangan terjadi pada kehamilan yang lebih tua, dapat terjadi sindroma

transfusi fetal. Pada janin yang mendapat darah lebih banyak terdapat

hidroamnion polisitemia, udema, dan pertumbuhan janin yang baik, janin kedua

kecil, menderita anemia, dehidrasi oligohidroamnion, dan mikrokordia.

Bila segmentasi terhambat dan baru terjadi setelah primitive sterak terbentuk

(lebih kurang 13 hari setelah fertilisasi), maka pemisahan mudigah tidak

sempurna, sehingga terjadilah kembar dempet (kembar siam). Kembar dempet

sangat jarang dijumpai, yaitu pada 1 : 70.000 persalinan. Kembar dempet dapat

dibagi atas beberapa jenis, sesuai lokasi anatomis dempetnya, yaitu torakopagus

(40 %), sifoomfalopagus (5 %), pigopagus (18 %), iskiopagus (6 %), dan

kraniopagus (12 %)> Derajat dempet bervariasi dari dempet kulit dan dempet

jaringan lemak saja, hingga dempet kepala, tubuh, visera atau anggota gerak yang

berbagi sama.

Pada kehamilan kembar dizigotik janin dapat juga mengalami kelainan.

Kadang – kadang satu janin meninggal dan yang mati dapat diresobsi sama sekali

atau masih ditemukan dalam uterus.

E. MACAM-MACAM KEHAMILAN KEMBAR

1. Kamilan kembar monozygotic

Kehamilan kembar yang terjadi dari satu telur disebut kembar

monozygotic atau disebut juga identik, homilog atau uniovuler. Kira-kira

sepertiga kehamilan kembar adalah minozygotik. Jenis kehamilan kedua anak

sama, rupanya sama ayau bayangan cermin, mata kuping, rambut, gigi, kulit,

ukuran antropologikpun sama. Kamilan kembar monozygotic mempunyai 1

plasenta, 1 korion homolog, uniovuler, identik dan 1 atau 2 amnion. Pada

Kamilan kembar monoamniotik kematian bayi sangat tinggi karena lilitan tali

pusat.

Terdapatnya hambatan pada tingkat segmentasi

Page 8: BAYI GEMILI

Hambatan setelah amnion terbentuk, tetapi sebelum premitif streak

Conjoined twins, adalah kembar dimana janin melekat satu dengan yang

lainnya, semisal:

Torakofagus (dada dengan dada)

Abdominofagus (perlekatan kedua abdomen)

Kraniofagus (kedua kepala)

Superfekundasi adalah: pembuahan dua telur yang dikeluarkan

pada ovulasi yang sama pada dua kali koitus yang dikeluarkan

pada jarak waktu yang pendek. Hal ini dilaporkan oleh Acher

(1910) seorang wanita kulit putih melakukan koitus berturut-turut

dengan seorang kulit putih dan saru bayi putih serta satu bayi kulit

hitam.

Superfetasi adalah: kehamilan kedua yang terjadi beberapa minggu

atau bulan setelah kehamlan pertama. Belum pernah dibuktikan

pada manusia, namun dapat diketemukan pada kuda.

2. Kehamilan kembar dizygotik

Kira-kira dua pertiga kehamilan kembar dizygotik yang berasal dari dua

sek telur disebut juga heterolog, binovuler atau fraternal. Jenis kelamin sama

atau berbeda, mereka dalah anak-anak lain dalam satu keluarga. Kembar

dizygotik mempunyai biovuler, heterolog, fraternal, 2 plesenta, 2 korion dan 2

amnion, kadang-kadang 2 plasenta menjadi satu.

LETAK DAN PRESENTASI JANIN

Pada umumya janin kembar tidak besar dan cairan amnion lebih banyak

daripada biasa, sehingga sering terjadi perubahan presentasi dan posisi janin

demikian pula letak janin kedua dapat berubah setelah kelahiran bayi pertama,

misalnya dari letak lintang menjadi letak sungsang. Berbagai kombinasi letak

serta presentasi dapat terjadi yang paling sering ditemukan ialah kedua janin

Page 9: BAYI GEMILI

dalam letak memanjang dengan presentasi kepal dan bahu, presentasi bokong dan

bahu, dan yang paling jarang keduanya presentasi bahu.

Ada berbagai kombinasi letak serta presentasi janun pada kehamilan kembar :

a. Kedua janin dalam letak membujur presentasi kepala (44-47%)

b. Letak membujur presentasi kepala bokong (37-38%)

c. Keduanya presentasi bokong (8-10%)

d. Letak lintang dan presentasi kepala (5-5,3%)

e. Letak lintang dan presentasi bokong (1,5-2%)

f. Dua-duanya letak lintang (0,2-0,6%)

g. Letak dan presentasi “69” adalah letak yang berbahaya karena dapat

terjadi kunci mengunci (interlucking)

F. PENATALAKSANAAN

1. Penanganan dalam kehamilan

Perawatan prenatal yang baik untuk mengenal kehamilan kembar dan

mencegah komplikasi yang timbul dan bila diagnosisi telah ditegakkan

pemeriksaan ulangan harus lebih sering x seminggu pada kehamilan lebih

dari 32 minggu.

Setelah kehamilan 30 minggu, koitus dan perjalanan jauh lebih baik

dihindari karena akan merangsang partus prematurus.

Pemakaiaan korset gurita yang tidak terlalu kuat diperbolehkan supaya

terasa lebih ringan

Periksa darah lengkap Hb dan golongan darah

(Rustam, 1998)

2. Penanganan persalinan dalam hamil kembar

Karena penyulit kehamilan kembar terjadi kontraksi otot rahim,

kelambatan persalinan dan pendarahan postpartum, dan bayi premature,

Page 10: BAYI GEMILI

maka persiapan darah ibu peril dilakukan dan pertolongan bayi premature

dengan lebih baik.

Pada umumnya anak kedua lahir dalam waktu 10-15 menit. Bila

kedudukan anak kedua membujur, dapat ditunggu sampai terjadi his,

selanjutnya ketuban dipecahkan dan persalinan ditolong spontan belakang

kepala atau pertolongan letak sungsang.

Apabila anak kedua letak lintang dapat dilakukan versi luar menjadi letak

membujur seandainya letak lintang disertai gawat janinmaka versi ekstrasi

merupakan pilihan pertama. Indikasi lainnya untuk versi ekstrasi letak lintang

adalah bila ketuban pecah desertai prolaksus funikuli atau solusio plasenta.

Dalam pertolonhan persalinan hamil kembar dapat dilakukan operasi

persalinan hamil kembar dapat dilakukan persalinan primer bila berhadapan

dengan:

Hamil kembar dengan anak satu lintang

Prolaksus funikuli

Plasenta plevia

(Manuaba, 1998:267)

3. Komplikasi

Pada ibu: anemia, abortus, dan pre eklamsi, hidroamnion, kontraksi

hipotonok, retensi plasenta, pendarahan pasca persalinan

Pada janin: plasenta plevia, solusio plasenta, isuensi plasenta, partus

prematurus, bayi mal presentasi, prolaps tali pusat, kelaianan congenital.

G. ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

Anamnesis

Riwayat adanya turunan kembar dalam keluarga

Uterus terasa lebih cepat membesar

Gerakan janin lebih banyak dirasakan ibu hamil

Page 11: BAYI GEMILI

Perut lebih buncit dari semestinya sesuai dengan umur

tuanya kehamilan.

Inspeksi dan palpasi

Inspeksi pada pemeriksaan pertama dan ulangan ada kesan uterus lebih

besar dan lebih cepat tumbuhnya dari biasa

Palpasi (leopood I,II,III,IV) menunjukkan bahwa fundus uteri lebih

tinggi dari umur kehamilan,yeraba 3 bagian besar janin,teraba banyak

bagian besar janin, teraba banyak bagian bagian kecil kecil,teraba 2

balotemen.

Auskultasi

Terdengar dua denyut jantung janin pada dua tempat agak berjauhan

dengan perbedaan kecepatan sedikitnya sepuluh denyut per menit atau bila

dihitung bersamaan terdapat selisih sepuluh.

Reaksi kehamilan

Karena pada hamil kembar umumnya plasenta besar atau ada dua

plasenta, maka produksi HCG akan tinggi, jadi tetrasi reaksi kehamilan

biasa positif. Kadangkala diagnosa baru diketahui setelah bayi pertama

lahir, uterus masih besar dan ternyata ada janin lagi dalam rahim

kehamilan kembar sering terjadi bersamaan dengan hidroamnion dan

toksemia gravidarum.

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Rontgen foto abdomen

Tampak gambaran 2 janin

Ultrasonografi

Bila tampak 2 janin yang berdenyut yang telah dapat ditentukan pada

triwulan satu

Elektrokardiogram total

Terdapat gambaran dua EKG yang berbeda dari dua janin

Page 12: BAYI GEMILI

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Digunakan untuk menentukan apakah persalinan akan di lakukan dengan

normal atau tindakan atau dengan secsio sesaria. Pemeriksaan penunjang ini

antara lain dengan test laboratorium dan USG. USG juga dapat menegakkan

diaknosa kehamilan kembar.selain USG juga dilakukan pemeriksaan

laboratorium darah berupa Hb dan golongan darah untuk menjaga

kemungkinan terjadinya pendarahan post partum.

Page 13: BAYI GEMILI

KETUBAN PECAH DINI

1. Pengertian

Ketuban pecah dini adalah ketuban yang pecah spontan yang terjadi pada

sembarang usia kehamilan sebelum persalinan di mulai (William,2001)

Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum inpartu yaitu apabila

pembukaan pada primipara kurang dari 3 cm dan pada multipara kurang dari

5 cm (mohtar,1998)

Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda

persalinan dan di tunggu satu jam belum di mulainya tanda persalinan

(manuaba,2001)

Ketuban pecah dini adalah keluarnya cairan berupa air dari vagina setelah

kehamilan berusia 22 minggu sebelum proses persalinan berlangsung dan

dapat terjadi pada kehamilan preterm sebelum kehamilan 37 minggu

maupun kehamilan aterm. (saifudin,2002)

Ketuban dinyatakan pecah dini bila terjadi sebelum proses persalinan

berlangsung.ketuban pecah dini di sebabkan oleh karena berkurangnya

kekuatan membrane atau meningkatnya tekanan intra uteri atau kedua faktor

tersebut.berkurangnya kekuatan membrane disebabkan adanya infeksi yang

dapat berasal dari vagina servik (sarwono prawiroharjop,2002)

Page 14: BAYI GEMILI

2. Etiologia. Servik incompetent

yaitu kelainan pada servik uteri di mana kanalis servikalis selalu

terbuka.

b. Ketegangan uterus yang berlebihan

misalnya pada kehamilan ganda dan hidroamnion karena adanya

peningkatan tekanan pada kulit ketuban di atas ostium uteri internum

pada servik atau peningkatan intra uterin secara mendadak.

c. Kelainan letak janin dalam rahim

misalnya pada letak sunsang dan letak lintang,karena tidak ada bagan

terendah yang menutupi pintu atas panggul yang dapat menghalangi

tekanan terhadap membrane bagian bawah.

d. Kemungkinan kesempitan panggul, perut

gantung,sepalopelvik,disproporsi.

e. Kelainan bawaan dari se;laput ketuban

f. Infeksi

Infeksi yang terjadi secara langsung pada selaput ketuban maupun

asenden dari vagina atau infeksi pada cairan ketuban bisa menyebabkan

terjadinya ketuban pecah dini(manuaba,1998)

3. Fisiologi air ketuban

Di dalam ruang yang di liputi oleh selaput janin yang terdiri dari

lapisan amnion dan korion terdapat likuor amnii.volume likuor amnii pada

kehamilan cukup bulan 1000 ml – 1500 ml. Warna putih, agak keruh serta

mempunyai bau yang agak khas,agak amis. Air ketuban mempunyai berat

jenis 1.008 dan terdiri dari 98 % air,sisany albumin, urea, asam urik,

kreatinin, sel sel epitel, rambut lanugo, vernik caseosa, dan garam

anorganik.

Page 15: BAYI GEMILI

Fungsi air ketuban ::.

a. Melindungi janin terhadap trauma dari luar

b. Memungkinkan janin bergerak bebas

c. Melindungi terhadap perubahan suhu

d. Mempertahankan suhu tubuh bayi

e. Meratakan tekanan di dalam uterus sehingga servik membuka

f. Mencegah perlekatan janin

4. Patofisiologi

Banyak teori, mulai dari defek kromosom kelainan kolagen, sampai infeksi

Pada sebagian besar kasus ternyata berhubungan dengan infeksi(sampai

65%)

High virulensi : Bakteroides.

Low firulence : Lactobasillus

Kolagen terdapat pada lapisan kompakta omnion,fibroblast,jaringan

retikuler korion dan trofoblas. Sintensis maupun degradasi jaringan kolagen

di control oleh system aktyfita dan inhibisi interleukin-1(iL-1) dan

prostaglandin, menghasilkan kolagenase jaringan, sehingga terjadi

depolemirasi kolagen pada selaput korion/ amnion, menyebabkan ketuban

tipis, lemah dan mudah pecah spontan

5. Manifestasi klinis

a. keluar air ketuban warna putih, jernih, kuning, hijau atau kecoklatan

dengan sedikit atau sekaligus banyak.

b. Dapat di sertai demam bila sudah ada infeksi

c. Janin mudah di raba

Page 16: BAYI GEMILI

d. Pada pemeriksaan dalam selaput ketuban tidak ada, air ketuban sudah

kering

e. Pada inspekulo tampak air ketuban mengalir, selaput ketuban tidak ada,

air ketuban sudah kering.

6. Penanganana. Penanganan umum

1) konfirmasi usia kehamilan, kalau ada dengan USG

2) melakukan pemeriksaan inspekulo untuk menilai cairan yang keluar

dan membedakannya dengan urin.

3) Jika ibu mengeluh pendarahan pada akhir kehamilan (di atas 22

minggu) jangan lakukan pemeriksaan dalam secara digital.

4) Tentukan ada tidaknya infeksi

5) Tentukan tanda tanda inpartu.

b. Penanganan khusus1) Rawat di rumah sakit

2) Jika ada pendarahan pervaginam dengan nyeri perut, pikirkan

adanya solusio plasenta

3) Jika ada tanda tanda infeksi(demam, cairan vagina berbau) berikan

antibiotika sama halnya jika terjadi amnionitis

4) Jika tidak ada infeksi dan kehamilan < 37 minggu

a) Berikan antibiotika untuk mengurangi morbiditas ibu dan janin.

Ampisilin 4 x 500 mg selm 7 hari di tambah eritromisin 250 mg

per oral 3 x per hari selama 7 hari

b) Berikan kortikosteroid kepada ibu untuk memperbaiki

kematangan paru janin

Betametason 12 mg Im dalam dosis setiap 6 jam atau

dexamethason 6 mg Im dalam 4 dosis setiap 6 jam

Catatan : jangan berikan kortikosteroid jika terdapat tanda tanda

infeksi.

Page 17: BAYI GEMILI

c) Lakukan persalinan pada kehamilan 37 minggu

d) Jika terdapat his dan darah lender, kemungkinan terjadi

persalinan preterm

5) Jika tidak terdapat infeksi dan kehamilan > 37 minggu

a) Jika ketuban telah pecah > 18 jam, berikan antibiotika profilaksis

untuk mengurangi resiko infeksi streptokokus grup B.

1) ampicilin 2 gr I.V setiap 6 jam

2) penisilin G 2 juta unit I.V setiap 6 jam

sampai persalinan

3) jika tidak ada infeksi pasca persalinan,

hentikan antibiotika.

b) Nilai servik

1) Jika servik sudah matang, lakukan induksi persalinan dengan

oksitosin.

2) Jika servik belum matang, matangkan servik dengan

prostaglandin dan infuse oksitosin atau lahirkan dengan

section caecaria.

c) Jika terdapat amnionitis

Berikan antibiotika kombinasi sampai persalinan

1) Ampisilin 2 gr I.V setiap 6 jam di tambah gentamisin 5

mg/kg BB I.V setiap 24 jam

2) Jika persalinan pervaginam, hentikan antibiotika pada

persalinan

3) Jika persalinan dengan secsio caesaria, lanjutkan antibiotika

dan berikan metronidazol 500 mg I.V setiap 8 jam sampai

bebas demam selama 48 jam.

Page 18: BAYI GEMILI

7. Komplikasi ketuban pecah dini

a. Infeksi intrapartum (korioamnionitis)

Infeksi melalui cara ini lebih sering daripada yang lain. Kuman dari

vagina naik dan masuk ke dalam rongga amnion setelah ketuban pecah.

Ketuban pecah lama mempunyai peranan penting dalam timbulnya

plasentitis dan amnionitis. Infeksi dapat juga terjadi walaupun ketuban

masih utuh, misalnya pada partus lama dan seringkali dilakukan

pemeriksaam vaginal. Janin kena infeksi karena menginhalasi likuor

yang septic, sehingga terjadi pneumonia congenital atau karena kuman-

kuman memasuki peredaran darah dan menyebabkan septikimia. Infeksi

intrapartum dapat juga terjadi dengan kontak langsung dengan kuman

yang terdapat pada vagina, misalnya blenorea dan oral thrush.

b. Persalinan preterm, jika terjadi pada usia kehamilan preterm

Persalinan preterm yaitu persalinan yang tejadi pada 37 minggu,

merupakan hal yang berbahaya karena mempunyai dampak yang

potensial meningkatkan kematian perinatal. Umumnya berkaitan dengan

berat badab bayi rendah.

c. Prolapas tali pusat

Keadaan dimana tali pusat berada di samping atau melewati bagian

terendah janin lahir setelah ketuban pecah. Apabila tali pusat dapat

diraba disamping atau lebih rendah dari bagian bawah janin sedang

ketuban belum pecah, keadaan itu dinamakan tali pusat terdepan. Pada

presentasi kepala, tali pusat sangat berbahaya bagi janin karena setiap

tali pusat dapat terjepit antara bagian terendah janin dengan jalan lahir

dengan akibat gangguan oksigenasi janin. Pada tali pusat terdepan,

sebelum ketuban pecah, ancaman terghadap janin tidak sebegitu besar,

tetapi setelah ketuban pecah bahaya kematian jani besar.

Page 19: BAYI GEMILI

d. Oligohidroamnion

Pada keadaan tertentu bahayanya air ketuban berkurang dari normal.

Bila sampai kurang dari 500 cc. Biasanya cairan kental, keruh, dan

berwarana kuning kehijau-hijauan, sebabnya belum diketahui, tetapi ada

kaitannya dengan renal agenesis janin. Apabila terjadi pada kehamilan

muda akan menyebabkan gangguan bagi pertumbuhan janin, seperti

deformitas dan amputasi ekstermitas. Uterus tampaknya lebih kecil, dan

detak jantung sudah mulai terengar lebih dini dan lebih jelas. Karena

kurangnya cairan maka pergerakan anak akan menyulitkan si ibu.

8. Pemeriksaan diaknostik

1) Ultrasonografi

Ultrasonografi dapat mengidentifikasi kehamilan ganda anormali

janin,atau melokalisasi kantong cairan amnion pada omniosintensis.

2) Amniosintesis

Cairam amnion dapat di kirim ke laboratorium untuk evaluasi

kematangan paru janin

3) Pemantauan janin

Menbantu dalam mengevaluasi janin

4) Protein C-reaktihistopatologi

Peningkatan protein C- reaktif serum menunjukkan peringatan

korioamnionitis.

5) Histopatologi

Untuk mengetahui kelainan air ketuban

Page 20: BAYI GEMILI

PENGKAJIAN

a) Sirkulasi

Hipertensi, edema patologis dan penyakit jantung sebelumnya

b) Integritas ego

Adanya ansietas sedang

c) Makanan/ cairan

Ketidakadekuatan atau penambahan berat badan berlebihan yang terjadi

pada hidroamnion

d) Nyeri/ketidaknyamanan

Kontraksi intermiten sampai regular yang jaraknya kurang dari 10 menit

selama paling sedikit 30 detik dalam 30-60 menit

e) Pernafasan

Mungkin perokok berat

f) Keamanan

Infeksi mungkin ada (misalnya ISK atau infeksi vagina )

g) seksualitas

tulang servikal dilatasi, membrane amnion mungkin rupture,pendarahan

trisemester 3, aborsi sebelumnya,persalinan preterm,uterus distensi

berlebih

h) Interaksi sosial

Dari kelas sosial ekonomi yang rendah

i) Penyulahan pembelajaran

Ketidakadekuatan atau tidak adanya perawatan prenatal, mungkin di

bawah usia 18 tahun atau lebih dari 40 tahun, penggunaan alcohol atau

obat obatan

j) Temukan kajian yang lain

Page 21: BAYI GEMILI

- keluar cairan bening dari vagina secara mendadak, dengan di ikuti

sedikit drainase.

- vagina penuh dengan cairan pada pemeriksaan speculum.

DATA SUBJEKTIF Pancaran involunter atau kebocoran

Cairan jernih dari vagina merupakan gejal yang khas. Tidak ada nyeri

maupun kontraksi uterus

Riwayat haid

Umur kehamilan diperkirakan dari haid terakhir.

DATA OBJEKTIF

Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan umum : suhu normal terutama di sertai infeksi

Pemeriksaan abdomen : uterus lunak dan tidak ada nyeri tekan

Pemeriksaan pelvic : pemeriksaan speculum

steril pertama kali di lakukan untuk

memeriksa adanya cairan amnion dalam

vagina.pemeriksaan vagina steril menentukan

penipisan dan di latasi servik.

TES LABORAT Hitung darah lengkap dengan apusan darh : leukositosis di gabung

dengan peningkatan bentuk batang pada apusan tepi menunjukkan

infeksi intrauterine.

Page 22: BAYI GEMILI

PENATALAKSANAAN KETUBAN PECAH DINI

. Ketuban pecah dini

MASUK RUMAH SAKIT Antibiotika Batasi pemeriksaan dalam Pemeriksaan air ketuban, kultur, dan bakteri Observasi tanda infeksi dan distress janin

HAMIL PREMATUR Observasi

- suhu rectal- distress janin

Kortikosteroid

KEHAMILAN ATERM

KELAINAN OBSTETRI Distress janin Letak sunsang Letak lintang CPD Grandemultipara Infertilitas Persalinan

obstrukltif.

LETAK KEPALA

INDIKASI INDUKSI Infeksi Waktu

SEKSIO SESAREA

GAGAL Reaksi uterus

tidak ada Kelainan letak

kepala Fase aktif dan

aktif memanjang Distress janin Rupture uteri

imminens

BERHASIL Persalian Pervaginam

Page 23: BAYI GEMILI

Kasus 11

Ny y 25 tahun masuk RS 21 juni 2005 jam 09.45 dan anda melakukan

pengkajian pada jam 10.00 WIB.Dx medis gemelli dengan KPD.dari pemeriksaan

laboratorium darah positif terdapat gambaran seperti pakis dari cairan yang di ambil

perfaginam. Pemeriksaan VT pembukaan ke 2,ketuban telah pecah warna jernih

blood slym (-). Klien mengeluh mulas mulas sejak tadi malam setelah sholat maghrib.

Klien mengaku cemas dengan keadaannya terlebih ini anak pertamanya dan sangat di

harapkan. Klien menyatakan agar kedua bayinya dapat lahir dengan selamat.

Sebelumnya klien tidak pernah abortus.his 2x/10 menit tekanan darah (TD) 100/70

mmHg nadi kuat teratur 80 x/menit RR 20 x/menit T 37,0 derajad celcius tampak

klien berkeringat banyak baju klien basah dan lembab.

SOAL A :

1. Buat NCP sesuai data yang ada.

2. Bagaimana implementasi dan evaluasi terkait dengan data

berikut.

1. Pengkajian

A. Data subjektif

1. Identitas pasien

Nama : Ny Y

Umur : 25 tahun

2. Alasan datang : Ibu datang ke RS ingim melahirkan anaknya dengan

selamat.

3. Keluhan utama : Ibu mengeluh mulas mulas sejak tadi

malam,mengatakan cemas.

4. Riwayat kesehatan sekarang :

Page 24: BAYI GEMILI

Pengkajian di lakukan pada pukul 10.00 dan di dapatkan Dx medis

gemelli dengan KPD.

Riwayat kesehatan dahulu :

klien tidak pernah menderita penyakit keturunan maupun penyakit

menular .

Riwayat kesehatan keluarga :

Dalam keluarga tidak ada penyakit keturunan dan menular.

Dalam keluarga dari salah satu pihak istri atau suami ada keturunan

kembar.

Riwayat operasi : belum pernah melkukan operasi

5. Riwayat obstetric

a. Riwayat haid

b. Riwayat perkawinan ; satu kali

c. Riwayat kehamilan : G1P0A0

Gravid : 1 kali

Partus : tidak pernah

Abortus : tidak pernah

B. Data objektif

1. Pemeriksaan

a. Tanda tanda vital :

TD 100/70 mmhg

Nadi 80 x/menit kuat teratur

RR 20 x/menit

T 37.0 derajad celcius

b. Palpasi

His : 2x/10 menit, durasi 20 menit

c. Pemeriksaan dalam

Page 25: BAYI GEMILI

Jam 10.00 WIB

VT : pembukaan servik 2 cm, ketuban telah pecah, warna

jernih, blood slim (-)

d. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang : laboratorium darah positif terdapat

gambaran seperti pakis dari cairan yang di ambil pervaginam

2. Analisa dataNo Data Masalah

keperawatan1

Data subjektif

a. klien mengeluh mulas mulas

Data objektif

a. his 2x/10 menit durasi 20 menit

b. pemeriksaan VT pembukaan ke-2

c. TTV, nadi 80 x/menit. TD 100/70 mmHg. RR 20

x/menit T 37,0

Nyeri

2 Data subjektif

.a.Klien mengaku cemas dengan keadaanya

b.Klien menyatakan agar kedua bayinya dapat lahir

dengan selamat

Data objektif :

a. TTV, nadi 80 x/menit.RR 20 x/menit. TD 100/70

mmHg, T 37,0

b. klien berkeringat banyak,baju klien basah dan

Cemas

Page 26: BAYI GEMILI

lembab.

3. Data subjektif Data subjektif : -

Data objektif

a.KPD (ketuban pecah dini)

b. Ketuban telah pecah warna jernih blood slim –

c.T 37,0.TD 100/70 mmHg. RR 20 x/menit. Nadi 80

x/menit

d. Pemeriksaan darah positif terdapat gambaran

pakis.

Resiko tinggi infeksi

3. Masalah keperawatana. Nyeri

b. Ansietas atau cemas

c. Resiko tinggi infeksi

4. Diaknosa keperawatan

1. Nyeri berhubungan dengan ketegangan uterus yang berlebih, dilatasi

servik.

2. Ansietas atau cemas berhubungan dengan krisis situasi, ancaman yang di

rasakan dari kesejahteraan maternal dan janin.

3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan pecah ketuban terlalu

dini

Diaknosa keperawatan Tujuan Intervensi Rasionalisasi

1. Nyeri berhubungan

dengan dilatasi

jaringan, kontraksi his

semakin intensif.

Setelah di lakukan

intervensi

keperawatan selama

1x 24 jam diharapkan

Mandiri:

1. Pantau dan catat

aktivitas uterus pada

setiap kontraksi

1. Memberikan informasi tentang

kemajuan kontraksi

Page 27: BAYI GEMILI

2. Ansietas berhubungan

dengan krisis situasi

atau ancaman yang di

rasakan dari

kesejahteraan maternal

dan janin

klien melaporkan

nyeri hilang atau

terkontrol.

Kriteria hasil:

1. Klien

mengunkapkan

penurunan nyeri

2. menggunakan

teknik yang tepat

untuk

mempertahankan

control, isrirahat

diantara kontraksi.

setelah dilakukan

intervensi

keperawatan

selama 1 x 24 jam

klien diharapkan

mampu menunjukkan

kurangnya rasa cemas.

Criteria hasil:

1 menggunakan

tehnik pernafasan

dan relaksasi dengan

efektif

2. Identifikasi sumber

dari nyeri

3. Bantu klien dengan

posisi yang optimal

untuk mengurangi

terjadinya nyeri.

Kolaborasi:

1. Kaji kepenuhan kandung

kemih, kateterisasi

diantara kontraksi.

2. Anestesi umum dengan

pemberian IV sesuai

indikasi.

1. jelaskan prosedur

intervensi keperawatan

dan tindakan

2. orientasikan klien

dengan pasangan

3 anjurkan tehnik relaksasi

4 anjurkan pengungkapan

rasa takut atau masalah.

5.Pantau TTV

2. Memungkinkan tindakan yang

tepat.

3. Posisi yang tepat yang tepat

merelaksasikan jaringan,

memudahkan kemajuaan kontraksi.

1. Meningkatkan kenyamanan

2. Digunakan untuk mengurangi

terjadinya nyeri

1. pengetahuan tentang aktifitas

dapat menurunkan rasa takut dari

ketidaktahuan

2. membantu klien dan orang

terdekat merasa mudah dan lebih

nyaman pada sekitar kita

3. memungkinkan klien

mendapatkan kemungkinan

maksimum dari periode istirahat.

4. membantu menurunkan

ansietas

Page 28: BAYI GEMILI

3. resiko infeksi

berhubungan dengan

ppecah ketuban terlalu

dini (KPD)

2. mengungkapkan

pemahaman situasi

individu.

3. tampak rilek. TTV

normal

Setelah di lakukan

intervensi

keperawatan selama 1

x 24 jam klien

diharapkan terbebas

dari infeksi

Criteria hasil :

Suhu tubuh normal T

37,0 derajat Celsius

1.Tinjau ulang kondisi

atau faktor resiko yang

ada sebelumnya.catat

waktu pecah ketuban

2. pantau

suhu,nadi,pernafasan dan

suhu

3. Lakukan pemeriksaan

vaginal awal: ulangi bila

pola kontraksi klien

menandakan persalinan

bermakna.

4. pantau dan gambarkan

karakter cairan amniotic

5. TTV klien berubah karena

ansietas.

1.menandakan ketepatan pemilihan

tindakan

2.alam 4 jam setelah membrane

rupture di tunjukkan dengan

peningkatan TTV.

.

3..pengulangan pemeriksaan vagina

berperan dalam insiden infeksi.

4. pada infeksi cairan amnionitik lebih

kental dan kuning pekat dan bau

kuat.

Page 29: BAYI GEMILI

.

Page 30: BAYI GEMILI

.

Page 31: BAYI GEMILI

Pukul 14.00 WIB klien dipersiapkan operasi sebelum Adna bertukar tugas

tetapi masih menunggu dokter. Tampak klien semakin lemah, TD 100/70 mmHg,

nadi kuat 86 x/menit, RR 24 x/menit, t 37 derajat celcius. Klien cemas dengan

persalinannya. Adna memberikan penjelasan mengenai operasi cara nafas dalam bila

nyeri timbul, tetapi klien tidak dapat berkonsentrasi dengan cemasnya.klien dipasang

IVFD NaCl 0,9%, 20 tetes per menit dan DC. His 2 x per 10 menit, durasi 20 menit.

Klien mulai dipusatkan sejak jam 12 WIB.

SOAL B

1. Apakah terdapat Dx keperawatan baru

2. Bagaimanakah dengan prioritas dengan Dx keperawatan anda apabila

ada Dx baru dan buat NCPnya

I. Analisa Data

Page 32: BAYI GEMILI

No Data Masalah

Keperawatn

1. Data Subjektif: : -

Data Objektif

a.his 2x/10 menit durasi 20 menit

b.TD 100/70 mmHg, nadi 86 x/menit

RR 24 x/menit T 37,0

c. Klien dipasang IVFD Nacl 0,9 % dan

DC

Nyeri

2 Data subjektif

a. klien menyatakan tidak dapat

berkonsentrasi karena cemas

b.klien cemas dengan persalinannya

Data objektif

a. Nadi 86x/menit

b. RR 24 x/menit

c.TD 100/70

mmHg

d T 37,0

e. Klien semakin

lemah

Cemas

.

2 Masalah keperawatan

1. Cemas

2. Nyeri

3 Diaknosa keperawatan

1. ansietas atau cemas berhubungan dengan krisis situasi,ancaman

pada diri sendiri atau janin

Page 33: BAYI GEMILI

2. nyeri berhubungan dengan dilatasi servik

DAFTAR PUSTAKA

1. Betz Cecily L, 2002. Diagnosa Keperawatan, Jakarta : EGC

2. Doenges, Marlyn. 1996. Rencana Keperawatan Maternal Bayi. EGC : Jakarta

3. Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan Dan

keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. EGC : Jakarta

4. Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I. EGC : Jakarta

5. Nanda. 2001. Nursing Diagnosis Definition And Clasification. North

American Nursing Diagnosis Asociation : Philadelphia

6. Sylvia A. Price, 1995. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit,

Jakarta : EGC

7. Winkjosastro, Hanifah. 2002. Ilmu Kebidanan. YBPSP : Jakarta

8. http://www.google.com/, Ciber. Web Health

Page 34: BAYI GEMILI

EVALUASI

No. Dx Tanggal Evaluasi TTD

1. 21 juni 2005

14.00

S:

Klien mengeluh mulas

O:

His 2x/10 menit durasi 20 menit

TTV nadi 80 x/menit, RR 20 x/menit, t 37 TD

100/70 mmHg

A:

Nyeri belum dapat diatasi

P:

Mengajarkan nafas dalam bila nyeri timbul,

TTV (TD 100/70 mmHg), t: 37, RR: 24, Nadi:

Page 35: BAYI GEMILI

86 x/menit

2. 21 juni 2005

14.00

S:

Klien mengaku cemas dengan keadaannya

O:

KLien tidak dapat berkonsentrasi dengan

cemasnya

TTV TD 100/70 x/menit. RR 20 x/menit NADI

80 x/ menit t 37

A:

Ansietas atau cemas belum dapat diatasi

P:

Pantau TTV,nadi 86 x/menit RR 24 x/menit

TD 100/70 x/menit

Ajarkan tehnik relaksasi

3. 21 juni 2005

14.00

S: -

O:

Klien dipasang IVFD NaCl 0,9% 20 tetes dan

DC

Suhu 37,0

A:

infeksi dapat di atasi

P:

Pantau TTV suhu normal 37 ,0

Catatan perkembangan /progress note

Implementasi

Page 36: BAYI GEMILI

No

Dx

Tanggal,jam Implementasi Respon

1 21 juni 2005

jam 14. 00

1. Mngajarkan klien tehnik farmakolgi

untuk mengurangi nyeri ( relaksasi)

2. Mengajari klien nafas dalam

3. Megukur TTV

4. Mencatat frekuensi intensitas dan

durasi nyeri karena ketegangan

uterus yang berlebihan

1. Klien belum bisa

menggunakan

tehnik relaksasi

untuk mengurangi

nyeri

2. Klien tidak

berkonsentrasi

3. Klien dapat

diajak bekerja sama

4. Klien semakin

lemah

2. 21 juni 2005

jam 14. 00

1. Mengukur tingkat kecemasan dengan

melihat tanda fisik pada ibu

2. Memberikan support yang adekuat

dengan cara meminta pasangan berada di

samping ibu menjelang persalinan

3. mengajarkan tehnik nafas dalam dan

tehnik relaksasi

4. Mnegurangi kecemasan ibu dengan

memberikan informasi yang adekuat

tentang prosese persalinan dengan cesaria

yang di hadapi oleh ibu

1. Klien nampak

semakin gelisah

Pasangan tidak ada

disamping klien

Klien tidak

berkonsentrasi

karena cemasnya

Klien cemas

dengan

persalinannya

Page 37: BAYI GEMILI

5. Mengukur TTV didapatkan

pemeriksaan nadi 86 x/menit, RR: 24

x/menit

Klien semakin

lemah

3. 21 juni 2005

jam 14. 00

1. Memberikan informasi tentang

pecahnya ketuban sebelum waktunya

2. Anjurkan perawatan luka terjadinya

pecah ketuban

3. Memberikan IVFD NaCl 0,9%

tetes/menit dan DC

4. Mengukur TTV

1. Tidak ada respon

2. Tidak ada respon

3. Klien mampu

diajak bekerja sama

4. Klien bebas dari

infeksi dengan

suhu tetap normal,

t 37 derajat celcius

Page 38: BAYI GEMILI