belajar dan pembelajaran
DESCRIPTION
materi mengenai belajar dan pembelajaranTRANSCRIPT
BAB VIII
PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
Setelah mempelajari isi dan menyelesaikan tugas-tugas dalam bab ini, diharapkan anda
mampu:
1. Mengenal pengertian kurikulum dan landasan-landasan pengembangan kurikulum.
2. Mengkomunikasikan komponen-komponen kurikulum dan prinsip-prinsip pengembangan
kurikulum.
3. Mengenal berbagai model pengembangan kurikulum.
4. Mengenal keterhubungan pembelajaran dengan pengembangan kurikulum.
Kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan oleh setiap guru, selalu bermula dari dan
bermuara pada komponen-komponen pembelajaran yang tersurat dalam kurikulum.pernyataan
ini, didasarkan pada kenyataan bahwa kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan oleh guru
merupakan bagian pendidikan dari pendidikan formal yang syarat mutlaknya adalah kurikulum
sebagai pedoman. Dengan demikian, guru dalam merancang program pembelajaran maupun
melaksakan proses pembelajaran akan selalu berpedoman pada kurikulum.
Guru dapat dikatakan sebagai pemegang peran penting dalam mengimplementasikan
kurikulum, baik dalam rancangan maupun dalam tindakannya. Oleh karena itu, sudah selayaknya
seorang calon guru dikenalkan dengan kurikulum yang akan digaulinya pada saatnya nanti.
Pengenalan terhadap kurikulum tersebut,tidak saja terbatas pada pengertian kurikulum saja.
Lebih dari itu yang penting adalah berkenaan dengan pengembangan kurikulum.
A. Kurikulum dan Landasan Pengembangan Kurikulum
1. Pengertian Kurikulum
Apabila diajukan pertanyaan: Apakah kurikulum itu? Setiap orang yang ditanya akan
menjawab sama atau berbeda satu dengan yang lain. Adanya jawaban yang bervariasi terhadap
pertanyaan tersebut sesuai dengan pendapat para ahli yang juga bervariasi mengenai pengertian
kurikulum ini.
Kata “kurikulum” berasal dari satu kata bahasa latin yang berarti “jalur pacu”, dan secara
tradisional, kurikulum sekolah disajikan seperti itu (ibarat jalan) bagi kebanyakan orang (Zais,
1976:6). Lebih lanjut Zais (1976) mengemukakan berbagai pengertian kurikulum, yakni: (i)
kurikulum sebagai program pembljaran, (ii) kurikulum sebagai isi pembelajaran, (iii) kurikulum
sebagai pengalaman belajar yang direncanakan, (iv) kurikulum sebagai pengalaman di bawah
tanggung jawab sekolah, dan (v) kurikulum sebagai suatu rencana (tertulis) untuk dilaksanakan.
Sedangkan Tanner dan Tanner (1980) mengungkapkan konsep-konsep : (i) kurikulum sebagai
pengetahuan yang diorganisasikan, (ii) kurikulum sebagai modus belajar, (iii) kurikulum sebagai
arena pengalaman, (iv) kurikulum sebagai pengalaman, (v) kurikulum sebagai pengalaman
belajar terbimbing, (vi) kurikulum sebagai kehidupan terbimbing, (vii) kurikulum sebagai suatu
rencana pembelajaran, (viii) kurikulum sebagai suatu sistem produksi secara teknologis, dan (ix)
kurikulum sebagai tujuan. Untuk memudahkan dan menyerdehanakan pembahasan, berikut
merupakan penyimpulan dari konsep-konsep kurikulum yang terdiri dari: (i) kurikulum sebagai
jalan menuju ijazah, (ii) kurikulum sebagai mata dan isi pelajaran, (iii) kurikulum sebagai
rencana kegiatan pembelajaran, (iv) kurikulum sebagai hasil belajar, dan (v) kurikulum sebagai
pengalaman belajar.
a. Kurikulum sebagai jalan meraih ijazah. Seperti kita ketahui bersama, kurikulum
merupakansyarat mutlak dalam pendidikan formal. Boleh dikata, tidak ada pendidikan formal
tanpa kurikulum. Pada pendidikan formal terdapat jenjang-jenjang pendidikan yang selalu
berakhir dengan ijazah atau Surat Tanda Tamat Belajar (STTB). Seseoran yang telah
menyelesaikan satu jenjang pendidikan, dalam kenyataannya telah melalui suatu jalur pacuan
yang terdiri dari berbagai mata pelajaran/bidang studi beserta isi pelajarannya dan berakhir
pada ijazah. Para penidik professional juga memandang “… curriculum as the realatively
standardized ground covered by students in their race toward the finish line (a diploma)”
(Zais, 1976:6). Berdasarkan uraian-uraian sebelumnya dapat kiranya disimpulkan bahwa
kurikulum merupakan jalan yang berisi sejumlah matapelajaran/bidang studi da nisi pelajaran
yang harus dilalui untuk meraih ijazah.
b. Kurikulum sebagai mata da nisi pelajaran. Kurikulum sebagai jalan meraih ijazah
mengisyaratkan adanya sejumlah mata pelajaran/bidang studi yang harus diselesaikan oleh
siswa. Selain itu, jika ada orang bertanya: Apa kurikulumnya? Seringkali dijawab bahwa
kurikulumnya adalah PMP, bahasa Indonesia, dan yang lain. Jawaban bahwa kurikulum
terdiri dari berbagai matapelajaran sudah sejak lama ada, bahkan sampai sekarang masih
sering terdengar. Schubert (1986) mengemukakan bahwa penyebutan kurikulum yang
demikian sama halnya menyamakan kurikulum dengan mata pelajaran (Sumantri, (1988:2).
Lebih jauh, orang sering menyebut bahwa isi dari pelajaran tertentu dalam program
dikatakan sebagai kurikulum (Zais, 1976:7). Dengan demikian tidaklah mengejutkan apabila
ada orang mengemukakan kurikulum sebagai mata da nisi pelajaran.
c. Kurikulum sebagai rencana kegiatan pembelajaran. Winecoff (1988:1)
mengemukakan :”The curriculum is generally defined as a plan developed to facilitate the
teaching/learning process under the direction and guidance of a school, collage oruniversity
and its staff members.” Defenisi kurikulum seperti dikemukakan oleh Winecoff (1978)
tersebut, secara jelasmenunjukkan kepada kita bahwa kurikulum didefenisikan sebagai suatu
rencana yang dikembangkan untuk mendukung proses mengajar/belajar di dalam arahan dan
bimbingan sekolah, akademi atau universitas dan para anggota stafnya. Alexander dan Saylor
(1974 dalam Bondi dan Wiles, 1989:7) mengungkapkan pula bahwa kurikulum sebagai suatu
rancangan untuk menyediakan seperangkat kesempatan belajar agar mencapai tujuan.
Kurikulum sebagai rencana kegiatan pembelajaran sudah selayaknya mencakup komponen-
komponen kegiatan pembelajaran, namun demikian komponen-komponen kegiatan
pembelajaran yang dirancang dalam kurikulum masih bersifat umum dan luwes untuk dikaji
oleh guru.
d. Kurikulum sebagai hasil belajar. Popham dan Baker mendefenisikan kurikulum sebagai “all
planned leaning outcomes for which the school it responsible” (Tanner & Tanner, 1980:24).
Secara jelas diutarakan oleh Popham dan Baker bahwa semua rencana hasil belajar (learning
outcomes) yang merupakan tanggung jawab sekolah adalah kurikulum. Adanya defenisi ini
mengubah pandangan penanggung jawab sekolah dari kurikulum sebagai alat menjadi
kurikulum menjadi tujuan. Bahkan Tanner dan Tanner (1980:43) memandang kurikulum
sebagai rekontruksi pengetahuan dan pengalaman, yang secara sistematis dikembangkan
dengan bantuan sekolah (atau universitas), agar memungkinkan siswa menambah
pengetahuan dan pengalamannya. Dengan demikian, kurikulum sebagai hasil belajar
merupakan serangkaian hasil belajar yang diharapkan. Namun demikian bukan berarti dalam
kurikulum tidak diorganisasikan cara-cara sistematis untuk mewujudkan hasil-hasil belajar
yang diharapkan.
e. Kurikulum sebagai pengalaman belajar. Dari empat konsep yang diuraikan sebelumnya,
dapatlah kita menandai bahwa setiap orang yang terlibat dalam pengimplementasian
kurikulum tersebut akan memperoleh pengalaman belajar. Foshay mengamati bahwa sejak
sebelu tahun 1930-an istilah kurikulum didefenisikan sebagai “semua pengalaman seorang
siswa yang diberikan di bawah bimbingan sekolah” (Tanner & Tanner, 1980:14). Sedangkan
Krug (1956 dalam Zais 1976:8) menunjukan kurikulum sebagai “all the means employed by
the school to provide students with opportunities for desirable learning experiences.” Jelas
defenisi Krug ii menunjukan kepada kita bahwa semua yang bermaksud dipakai oleh sekolah
untuk menyediakan kesempatan-kesempatan bagi siswa memperoleh pengalaman-
pengalaman belajar yang diperlukan sekali adalah kurikulum. Berdasarkan kurikulum,
belajar tersebut diperoleh baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah sepanjang
direncanakan atau dibimbing pihak sekolah. Dengan demikian, kurikulum sebagai
pengalaman belajar mencakup pula tugas-tugas belajar yang diberikan oleh guru untuk
dikerjakan siswa di rumah.
Kelima konsep tentang kurikulum, yakni : (i)kurikulum sebagai jalan meraih ijazah, (ii)
kurikulum sebagai mata da nisi pelajaran, (iii) kurikulum sebagai rencana kegiatan pembelajaran,
(iv) kurikulum sebagai hasil belajar, (v) kurikulum sebagai pengalaman belajar, semua benar
tergantung dari cara memandangnya. Guru dapat memilih satu atau lebih konsep kurikulum yang
dijadikan acuannya. Dalam UU Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 Pasal 1 (9)
menyebutkan bahwa : “Kurikulum adalah sperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan
bahan serta cara yang digunakan sebagai pedoman yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar” (Depdikbud, 1989:3). Sedangkan dalam Pasal 37
menyebutkan: “Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional,
perkembengan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kesenian, sesuai dengan jenis dan jenjang
masing-masing satuan pendidikan” (Depdikbud, 1989:15). Rumusan penjabaran kurikulum
seperti termaktub dalam UU Sistem Pendidikan Nasional, bila dikaji merupakan konsep
kurikulum yang cukup lengkap dan menyeluruh. Dalam rumusan tersebut tampak dengan jelas
bahwa kurikulum perlu dan harus dikembangkan.