belajar dan pembelajaran

7
BAB VIII PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM Setelah mempelajari isi dan menyelesaikan tugas-tugas dalam bab ini, diharapkan anda mampu: 1. Mengenal pengertian kurikulum dan landasan-landasan pengembangan kurikulum. 2. Mengkomunikasikan komponen-komponen kurikulum dan prinsip- prinsip pengembangan kurikulum. 3. Mengenal berbagai model pengembangan kurikulum. 4. Mengenal keterhubungan pembelajaran dengan pengembangan kurikulum. Kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan oleh setiap guru, selalu bermula dari dan bermuara pada komponen-komponen pembelajaran yang tersurat dalam kurikulum.pernyataan ini, didasarkan pada kenyataan bahwa kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan oleh guru merupakan bagian pendidikan dari pendidikan formal yang syarat mutlaknya adalah kurikulum sebagai pedoman. Dengan demikian, guru dalam merancang program pembelajaran maupun melaksakan proses pembelajaran akan selalu berpedoman pada kurikulum. Guru dapat dikatakan sebagai pemegang peran penting dalam mengimplementasikan kurikulum, baik dalam rancangan maupun dalam tindakannya. Oleh karena itu, sudah selayaknya seorang calon guru dikenalkan dengan kurikulum yang akan digaulinya pada saatnya

Upload: izhra-althafunnitsa

Post on 09-Dec-2015

4 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

materi mengenai belajar dan pembelajaran

TRANSCRIPT

Page 1: Belajar Dan Pembelajaran

BAB VIII

PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM

Setelah mempelajari isi dan menyelesaikan tugas-tugas dalam bab ini, diharapkan anda

mampu:

1. Mengenal pengertian kurikulum dan landasan-landasan pengembangan kurikulum.

2. Mengkomunikasikan komponen-komponen kurikulum dan prinsip-prinsip pengembangan

kurikulum.

3. Mengenal berbagai model pengembangan kurikulum.

4. Mengenal keterhubungan pembelajaran dengan pengembangan kurikulum.

Kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan oleh setiap guru, selalu bermula dari dan

bermuara pada komponen-komponen pembelajaran yang tersurat dalam kurikulum.pernyataan

ini, didasarkan pada kenyataan bahwa kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan oleh guru

merupakan bagian pendidikan dari pendidikan formal yang syarat mutlaknya adalah kurikulum

sebagai pedoman. Dengan demikian, guru dalam merancang program pembelajaran maupun

melaksakan proses pembelajaran akan selalu berpedoman pada kurikulum.

Guru dapat dikatakan sebagai pemegang peran penting dalam mengimplementasikan

kurikulum, baik dalam rancangan maupun dalam tindakannya. Oleh karena itu, sudah selayaknya

seorang calon guru dikenalkan dengan kurikulum yang akan digaulinya pada saatnya nanti.

Pengenalan terhadap kurikulum tersebut,tidak saja terbatas pada pengertian kurikulum saja.

Lebih dari itu yang penting adalah berkenaan dengan pengembangan kurikulum.

A. Kurikulum dan Landasan Pengembangan Kurikulum

1. Pengertian Kurikulum

Apabila diajukan pertanyaan: Apakah kurikulum itu? Setiap orang yang ditanya akan

menjawab sama atau berbeda satu dengan yang lain. Adanya jawaban yang bervariasi terhadap

pertanyaan tersebut sesuai dengan pendapat para ahli yang juga bervariasi mengenai pengertian

kurikulum ini.

Page 2: Belajar Dan Pembelajaran

Kata “kurikulum” berasal dari satu kata bahasa latin yang berarti “jalur pacu”, dan secara

tradisional, kurikulum sekolah disajikan seperti itu (ibarat jalan) bagi kebanyakan orang (Zais,

1976:6). Lebih lanjut Zais (1976) mengemukakan berbagai pengertian kurikulum, yakni: (i)

kurikulum sebagai program pembljaran, (ii) kurikulum sebagai isi pembelajaran, (iii) kurikulum

sebagai pengalaman belajar yang direncanakan, (iv) kurikulum sebagai pengalaman di bawah

tanggung jawab sekolah, dan (v) kurikulum sebagai suatu rencana (tertulis) untuk dilaksanakan.

Sedangkan Tanner dan Tanner (1980) mengungkapkan konsep-konsep : (i) kurikulum sebagai

pengetahuan yang diorganisasikan, (ii) kurikulum sebagai modus belajar, (iii) kurikulum sebagai

arena pengalaman, (iv) kurikulum sebagai pengalaman, (v) kurikulum sebagai pengalaman

belajar terbimbing, (vi) kurikulum sebagai kehidupan terbimbing, (vii) kurikulum sebagai suatu

rencana pembelajaran, (viii) kurikulum sebagai suatu sistem produksi secara teknologis, dan (ix)

kurikulum sebagai tujuan. Untuk memudahkan dan menyerdehanakan pembahasan, berikut

merupakan penyimpulan dari konsep-konsep kurikulum yang terdiri dari: (i) kurikulum sebagai

jalan menuju ijazah, (ii) kurikulum sebagai mata dan isi pelajaran, (iii) kurikulum sebagai

rencana kegiatan pembelajaran, (iv) kurikulum sebagai hasil belajar, dan (v) kurikulum sebagai

pengalaman belajar.

a. Kurikulum sebagai jalan meraih ijazah. Seperti kita ketahui bersama, kurikulum

merupakansyarat mutlak dalam pendidikan formal. Boleh dikata, tidak ada pendidikan formal

tanpa kurikulum. Pada pendidikan formal terdapat jenjang-jenjang pendidikan yang selalu

berakhir dengan ijazah atau Surat Tanda Tamat Belajar (STTB). Seseoran yang telah

menyelesaikan satu jenjang pendidikan, dalam kenyataannya telah melalui suatu jalur pacuan

yang terdiri dari berbagai mata pelajaran/bidang studi beserta isi pelajarannya dan berakhir

pada ijazah. Para penidik professional juga memandang “… curriculum as the realatively

standardized ground covered by students in their race toward the finish line (a diploma)”

(Zais, 1976:6). Berdasarkan uraian-uraian sebelumnya dapat kiranya disimpulkan bahwa

kurikulum merupakan jalan yang berisi sejumlah matapelajaran/bidang studi da nisi pelajaran

yang harus dilalui untuk meraih ijazah.

b. Kurikulum sebagai mata da nisi pelajaran. Kurikulum sebagai jalan meraih ijazah

mengisyaratkan adanya sejumlah mata pelajaran/bidang studi yang harus diselesaikan oleh

siswa. Selain itu, jika ada orang bertanya: Apa kurikulumnya? Seringkali dijawab bahwa

kurikulumnya adalah PMP, bahasa Indonesia, dan yang lain. Jawaban bahwa kurikulum

Page 3: Belajar Dan Pembelajaran

terdiri dari berbagai matapelajaran sudah sejak lama ada, bahkan sampai sekarang masih

sering terdengar. Schubert (1986) mengemukakan bahwa penyebutan kurikulum yang

demikian sama halnya menyamakan kurikulum dengan mata pelajaran (Sumantri, (1988:2).

Lebih jauh, orang sering menyebut bahwa isi dari pelajaran tertentu dalam program

dikatakan sebagai kurikulum (Zais, 1976:7). Dengan demikian tidaklah mengejutkan apabila

ada orang mengemukakan kurikulum sebagai mata da nisi pelajaran.

c. Kurikulum sebagai rencana kegiatan pembelajaran. Winecoff (1988:1)

mengemukakan :”The curriculum is generally defined as a plan developed to facilitate the

teaching/learning process under the direction and guidance of a school, collage oruniversity

and its staff members.” Defenisi kurikulum seperti dikemukakan oleh Winecoff (1978)

tersebut, secara jelasmenunjukkan kepada kita bahwa kurikulum didefenisikan sebagai suatu

rencana yang dikembangkan untuk mendukung proses mengajar/belajar di dalam arahan dan

bimbingan sekolah, akademi atau universitas dan para anggota stafnya. Alexander dan Saylor

(1974 dalam Bondi dan Wiles, 1989:7) mengungkapkan pula bahwa kurikulum sebagai suatu

rancangan untuk menyediakan seperangkat kesempatan belajar agar mencapai tujuan.

Kurikulum sebagai rencana kegiatan pembelajaran sudah selayaknya mencakup komponen-

komponen kegiatan pembelajaran, namun demikian komponen-komponen kegiatan

pembelajaran yang dirancang dalam kurikulum masih bersifat umum dan luwes untuk dikaji

oleh guru.

d. Kurikulum sebagai hasil belajar. Popham dan Baker mendefenisikan kurikulum sebagai “all

planned leaning outcomes for which the school it responsible” (Tanner & Tanner, 1980:24).

Secara jelas diutarakan oleh Popham dan Baker bahwa semua rencana hasil belajar (learning

outcomes) yang merupakan tanggung jawab sekolah adalah kurikulum. Adanya defenisi ini

mengubah pandangan penanggung jawab sekolah dari kurikulum sebagai alat menjadi

kurikulum menjadi tujuan. Bahkan Tanner dan Tanner (1980:43) memandang kurikulum

sebagai rekontruksi pengetahuan dan pengalaman, yang secara sistematis dikembangkan

dengan bantuan sekolah (atau universitas), agar memungkinkan siswa menambah

pengetahuan dan pengalamannya. Dengan demikian, kurikulum sebagai hasil belajar

merupakan serangkaian hasil belajar yang diharapkan. Namun demikian bukan berarti dalam

kurikulum tidak diorganisasikan cara-cara sistematis untuk mewujudkan hasil-hasil belajar

yang diharapkan.

Page 4: Belajar Dan Pembelajaran

e. Kurikulum sebagai pengalaman belajar. Dari empat konsep yang diuraikan sebelumnya,

dapatlah kita menandai bahwa setiap orang yang terlibat dalam pengimplementasian

kurikulum tersebut akan memperoleh pengalaman belajar. Foshay mengamati bahwa sejak

sebelu tahun 1930-an istilah kurikulum didefenisikan sebagai “semua pengalaman seorang

siswa yang diberikan di bawah bimbingan sekolah” (Tanner & Tanner, 1980:14). Sedangkan

Krug (1956 dalam Zais 1976:8) menunjukan kurikulum sebagai “all the means employed by

the school to provide students with opportunities for desirable learning experiences.” Jelas

defenisi Krug ii menunjukan kepada kita bahwa semua yang bermaksud dipakai oleh sekolah

untuk menyediakan kesempatan-kesempatan bagi siswa memperoleh pengalaman-

pengalaman belajar yang diperlukan sekali adalah kurikulum. Berdasarkan kurikulum,

belajar tersebut diperoleh baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah sepanjang

direncanakan atau dibimbing pihak sekolah. Dengan demikian, kurikulum sebagai

pengalaman belajar mencakup pula tugas-tugas belajar yang diberikan oleh guru untuk

dikerjakan siswa di rumah.

Kelima konsep tentang kurikulum, yakni : (i)kurikulum sebagai jalan meraih ijazah, (ii)

kurikulum sebagai mata da nisi pelajaran, (iii) kurikulum sebagai rencana kegiatan pembelajaran,

(iv) kurikulum sebagai hasil belajar, (v) kurikulum sebagai pengalaman belajar, semua benar

tergantung dari cara memandangnya. Guru dapat memilih satu atau lebih konsep kurikulum yang

dijadikan acuannya. Dalam UU Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 Pasal 1 (9)

menyebutkan bahwa : “Kurikulum adalah sperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan

bahan serta cara yang digunakan sebagai pedoman yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar” (Depdikbud, 1989:3). Sedangkan dalam Pasal 37

menyebutkan: “Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional,

perkembengan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kesenian, sesuai dengan jenis dan jenjang

masing-masing satuan pendidikan” (Depdikbud, 1989:15). Rumusan penjabaran kurikulum

seperti termaktub dalam UU Sistem Pendidikan Nasional, bila dikaji merupakan konsep

kurikulum yang cukup lengkap dan menyeluruh. Dalam rumusan tersebut tampak dengan jelas

bahwa kurikulum perlu dan harus dikembangkan.