berita negara republik indonesiaditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2016/bn588-2016.pdf ·...

25
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 588, 2016 KPK. Penyadapan yang Sah. Audit. PERATURAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2015 TENTANG AUDIT PENYADAPAN INFORMASI YANG SAH (LAWFUL INTERCEPTION) PADA KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PIMPINAN K0MISI PEMBERANTASAN K0RUPSI REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, Komisi Pemberantasan Korupsi berasaskan pada kepastian hukum, keterbukaan, akuntabilitas, kepentingan umum dan proporsionalitas; b. bahwa salah satu kewenangan Komisi Pemberantasan Korupsi dalam melaksanakan tugas penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan adalah melakukan penyadapan dan merekam pembicaraan; c. bahwa sebagai salah satu bentuk perwujudan asas kepastian hukum dan akuntabilitas dalam pelaksanaan Penyadapan Informasi yang Sah (Lawful Interception) perlu dilakukan audit; d. bahwa diperlukan suatu tata cara pelaksanaan audit Penyadapan Informasi yang Sah (Lawful Interception) sebagai bagian dari kegiatan Pengawasan Internal sebelum ada ketentuan yang mengatur secara khusus berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan; e. berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf d, perlu menetapkan www.peraturan.go.id

Upload: others

Post on 30-Apr-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2016/bn588-2016.pdf · kepastian hukum dan akuntabilitas dalam pelaksanaan Penyadapan Informasi yang Sah (Lawful

BERITA NEGARA

REPUBLIK INDONESIA No. 588, 2016 KPK. Penyadapan yang Sah. Audit.

PERATURAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 07 TAHUN 2015

TENTANG

AUDIT PENYADAPAN INFORMASI YANG SAH (LAWFUL INTERCEPTION)

PADA KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PIMPINAN K0MISI PEMBERANTASAN K0RUPSI REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa dalam menjalankan tugas dan wewenangnya,

Komisi Pemberantasan Korupsi berasaskan pada

kepastian hukum, keterbukaan, akuntabilitas,

kepentingan umum dan proporsionalitas;

b. bahwa salah satu kewenangan Komisi Pemberantasan

Korupsi dalam melaksanakan tugas penyelidikan,

penyidikan, dan penuntutan adalah melakukan

penyadapan dan merekam pembicaraan;

c. bahwa sebagai salah satu bentuk perwujudan asas

kepastian hukum dan akuntabilitas dalam pelaksanaan

Penyadapan Informasi yang Sah (Lawful Interception)

perlu dilakukan audit;

d. bahwa diperlukan suatu tata cara pelaksanaan audit

Penyadapan Informasi yang Sah (Lawful Interception)

sebagai bagian dari kegiatan Pengawasan Internal

sebelum ada ketentuan yang mengatur secara khusus

berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;

e. berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

dalam huruf a sampai dengan huruf d, perlu menetapkan

www.peraturan.go.id

Page 2: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2016/bn588-2016.pdf · kepastian hukum dan akuntabilitas dalam pelaksanaan Penyadapan Informasi yang Sah (Lawful

2016, No. 588 -2-

Peraturan Komisi Pemberantasan Korupsi tentang Audit

Penyadapan Informasi yang Sah (Lawful Interception)

pada Komisi Pemberantasan Korupsi;

Menimbang : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum

Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3209);

2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3874)

sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-

Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan

Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2001 Nomor 134, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4150);

3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang

Telekomunikasi (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1999 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3881);

4. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 137, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4250)

sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang

Nomor 10 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan

Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun

2015 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 30

Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak

Pidana Korupsi menjadi Undang-Undang (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 107,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5698);

5. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi

dan Transaksi Elektronik (Lembaran Negara Republik

www.peraturan.go.id

Page 3: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2016/bn588-2016.pdf · kepastian hukum dan akuntabilitas dalam pelaksanaan Penyadapan Informasi yang Sah (Lawful

2016, No. 588 -3-

Indonesia Tahun 2008 Nomor 58, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4843);

6. Peraturan Komisi Pemberantasan Korupsi Nomor 08

Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan Prosedur

Operasi Baku (Standard Operating Procedures) di

Lingkungan Komisi Pemberantasan Korupsi;

7. Peraturan Komisi Pemberantasan Korupsi Nomor 01

Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Komisi

Pemberantasan Korupsi;

8. Peraturan Komisi Pemberantasan Korupsi Nomor PER-02

Tahun 2015 tentang Pedoman Umum Pengawasan

Internal;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI TENTANG

AUDIT PENYADAPAN INFORMASI YANG SAH (LAWFUL

INTERCEPTION) PADA KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Komisi ini yang dimaksud dengan:

1. Audit adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan

evaluasi yang dilakukan secara independen, obyektif dan

profesional berdasarkan standar audit, untuk menilai

kebenaran, kecermatan, kredibilitas, efektifitas, efisiensi,

dan keandalan informasi pelaksanaan tugas dan fungsi

Komisi Pemberantasan Korupsi.

2. Komisi Pemberantasan Korupsi selanjutnya disebut KPK

adalah lembaga negara sebagaimana dimaksud dalam

Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana

diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2015

tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Perubahan

atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang

www.peraturan.go.id

Page 4: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2016/bn588-2016.pdf · kepastian hukum dan akuntabilitas dalam pelaksanaan Penyadapan Informasi yang Sah (Lawful

2016, No. 588 -4-

Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi menjadi

Undang-Undang (selanjutnya disebut UU Nomor 30

Tahun 2002).

3. Pengawasan Internal adalah seluruh proses kegiatan

audit, reviu, pemantauan, evaluasi, dan kegiatan

pengawasan lainnya berupa asistensi, sosialisasi,

konsultasi terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi

KPK dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai

bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolak

ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien

untuk kepentingan pencapaian visi dan misi KPK.

4. Penyadapan Informasi adalah mendengarkan, mencatat,

atau merekam suatu pembicaraan yang dilakukan oleh

aparat penegak hukum dengan memasang alat atau

perangkat tambahan pada jaringan telekomunikasi tanpa

sepengetahuan orang yang melakukan pembicaraan atau

komunikasi tersebut.

5. Penyadapan Informasi yang Sah (Lawful Interception)

adalah kegiatan Penyadapan Informasi yang dilakukan

oleh KPK untuk kepentingan penegakan hukum yang

dikendalikan dan hasilnya dikirim ke Pusat Pemantauan

(Monitoring Center) milik KPK.

6. Penyelenggara Jasa Telekomunikasi adalah perusahaan

yang menyelenggarakan jasa telekomunikasi yang

perangkatnya terhubung dengan Pusat Pemantauan

(Monitoring Center) milik KPK.

7. Pimpinan KPK adalah Pejabat Negara sebagaimana

dimaksud dalam UU Nomor 30 Tahun 2002.

8. Pusat Pemantauan (Monitoring Center) adalah fasilitas

pemantauan yang digunakan untuk melakukan

Penyadapan Informasi yang Sah (Lawful Interception).

Pasal 2

Peraturan Komisi ini bertujuan untuk menjamin terwujudnya

pelaksanaan Penyadapan Informasi yang Sah (Lawful

Interception) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan serta peraturan internal KPK.

www.peraturan.go.id

Page 5: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2016/bn588-2016.pdf · kepastian hukum dan akuntabilitas dalam pelaksanaan Penyadapan Informasi yang Sah (Lawful

2016, No. 588 -5-

Pasal 3

Peraturan Komisi ini dimaksudkan sebagai pedoman dalam

pelaksanaan Audit atas Penyadapan Informasi yang

Sah/Lawful Interception yang selanjutnya disebut Audit LI.

Pasal 4

Ruang lingkup Audit LI meliputi Penyadapan Informasi yang

Sah (Lawful Interception).

BAB II

TIM AUDIT LI, PELAKSANAAN AUDIT LI DAN

LAPORAN AUDIT LI

Pasal 5

(1) Keanggotaan Tim Audit LI berasal dari Direktorat

Pengawasan Internal KPK.

(2) Susunan Tim Audit LI sebagai berikut:

a. pengarah : Pimpinan KPK;

b. penanggungjawab : Deputi Bidang Pengawasan

Internal dan Pengaduan

Masyarakat;

c. ketua (anggota) : Direktur Pengawasan Internal

KPK;

d. anggota : Auditor dari Direktorat

Pengawasan Internal KPK.

(3) Susunan keanggotaan sebagaimana tersebut pada ayat (2)

berlaku secara ex officio.

(4) Tim Audit LI dibentuk berdasarkan surat perintah tugas.

(5) Apabila pejabat yang menduduki jabatan sedang

berhalangan dan/atau tidak ada yang memegang jabatan,

maka secara ex officio digantikan oleh Pelaksana Tugas

atau Pelaksana Harian yang ditunjuk berdasarkan

Keputusan Pimpinan atau Keputusan Deputi/Sekretaris

Jenderal.

www.peraturan.go.id

Page 6: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2016/bn588-2016.pdf · kepastian hukum dan akuntabilitas dalam pelaksanaan Penyadapan Informasi yang Sah (Lawful

2016, No. 588 -6-

Pasal 6

(1) Tim Audit LI dapat dibantu oleh perwakilan dari

Direktorat Pengolahan Informasi dan Data untuk

pelaksanaan teknis.

(2) Kegiatan Audit LI dapat melibatkan pihak eksternal

terkait yang merupakan perwakilan dari:

a. Kementerian Komunikasi dan Informatika; dan

b. Penyelenggara Jasa Telekomunikasi.

Pasal 7

(1) Audit LI dilaksanakan paling sedikit satu kali dalam

setahun.

(2) Pelaksanaan Audit LI dilakukan sesuai program Audit LI

yang disusun oleh Ketua Tim Audit LI.

(3) Audit LI dilakukan secara terpisah untuk masing-masing

Penyelenggara Jasa Telekomunikasi dengan program kerja

dan jadwal yang ditentukan oleh Ketua Tim Audit LI.

(4) Hasil pelaksanaan Audit LI dituangkan dalam berita

acara.

Pasal 8

(1) Laporan Audit LI disampaikan kepada Pimpinan KPK.

(2) Laporan Audit LI memuat tentang kesimpulan dan hal-hal

lain yang diperlukan.

BAB III

KERAHASIAAN

Pasal 9

(1) Tim Audit LI serta pihak terkait sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 6 ayat (1) dan (2) berkewajiban untuk

merahasiakan seluruh informasi yang diperoleh saat

pelaksanaan Audit LI termasuk Laporan Audit LI.

(2) Pihak eksternal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6

ayat (2) wajib menandatangani pakta integritas dan/atau

surat pernyataan untuk menjaga kerahasiaan sesuai

www.peraturan.go.id

Page 7: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2016/bn588-2016.pdf · kepastian hukum dan akuntabilitas dalam pelaksanaan Penyadapan Informasi yang Sah (Lawful

2016, No. 588 -7-

dengan ketentuan Audit LI yang berlaku dan ditentukan

oleh Tim Audit LI.

BAB VII

PENUTUP

Pasal 10

Peraturan Komisi ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

pengundangan Peraturan Komisi ini dengan penempatannya

dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 16 Desember 2015

PIMPINAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI,

ttd

TAUFIEQURACHMAN RUKI

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 18 April 2016

DIREKTUR JENDERAL

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

ttd

WIDODO EKATJAHJANA

www.peraturan.go.id

Page 8: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2016/bn588-2016.pdf · kepastian hukum dan akuntabilitas dalam pelaksanaan Penyadapan Informasi yang Sah (Lawful

2016, No. 588 -8-

www.peraturan.go.id

Page 9: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2016/bn588-2016.pdf · kepastian hukum dan akuntabilitas dalam pelaksanaan Penyadapan Informasi yang Sah (Lawful

2016, No. 588 -9-

www.peraturan.go.id

Page 10: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2016/bn588-2016.pdf · kepastian hukum dan akuntabilitas dalam pelaksanaan Penyadapan Informasi yang Sah (Lawful

2016, No. 588 -10-

www.peraturan.go.id

Page 11: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2016/bn588-2016.pdf · kepastian hukum dan akuntabilitas dalam pelaksanaan Penyadapan Informasi yang Sah (Lawful

2016, No. 588 -11-

www.peraturan.go.id

Page 12: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2016/bn588-2016.pdf · kepastian hukum dan akuntabilitas dalam pelaksanaan Penyadapan Informasi yang Sah (Lawful

2016, No. 588 -12-

www.peraturan.go.id

Page 13: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2016/bn588-2016.pdf · kepastian hukum dan akuntabilitas dalam pelaksanaan Penyadapan Informasi yang Sah (Lawful

2016, No. 588 -13-

www.peraturan.go.id

Page 14: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2016/bn588-2016.pdf · kepastian hukum dan akuntabilitas dalam pelaksanaan Penyadapan Informasi yang Sah (Lawful

2016, No. 588 -14-

www.peraturan.go.id

Page 15: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2016/bn588-2016.pdf · kepastian hukum dan akuntabilitas dalam pelaksanaan Penyadapan Informasi yang Sah (Lawful

2016, No. 588 -15-

www.peraturan.go.id

Page 16: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2016/bn588-2016.pdf · kepastian hukum dan akuntabilitas dalam pelaksanaan Penyadapan Informasi yang Sah (Lawful

2016, No. 588 -16-

www.peraturan.go.id

Page 17: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2016/bn588-2016.pdf · kepastian hukum dan akuntabilitas dalam pelaksanaan Penyadapan Informasi yang Sah (Lawful

2016, No. 588 -17-

www.peraturan.go.id

Page 18: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2016/bn588-2016.pdf · kepastian hukum dan akuntabilitas dalam pelaksanaan Penyadapan Informasi yang Sah (Lawful

2016, No. 588 -18-

www.peraturan.go.id

Page 19: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2016/bn588-2016.pdf · kepastian hukum dan akuntabilitas dalam pelaksanaan Penyadapan Informasi yang Sah (Lawful

2016, No. 588 -19-

www.peraturan.go.id

Page 20: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2016/bn588-2016.pdf · kepastian hukum dan akuntabilitas dalam pelaksanaan Penyadapan Informasi yang Sah (Lawful

2016, No. 588 -20-

www.peraturan.go.id

Page 21: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2016/bn588-2016.pdf · kepastian hukum dan akuntabilitas dalam pelaksanaan Penyadapan Informasi yang Sah (Lawful

2016, No. 588 -21-

www.peraturan.go.id

Page 22: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2016/bn588-2016.pdf · kepastian hukum dan akuntabilitas dalam pelaksanaan Penyadapan Informasi yang Sah (Lawful

2016, No. 588 -22-

www.peraturan.go.id

Page 23: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2016/bn588-2016.pdf · kepastian hukum dan akuntabilitas dalam pelaksanaan Penyadapan Informasi yang Sah (Lawful

2016, No. 588 -23-

www.peraturan.go.id

Page 24: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2016/bn588-2016.pdf · kepastian hukum dan akuntabilitas dalam pelaksanaan Penyadapan Informasi yang Sah (Lawful

2016, No. 588 -24-

www.peraturan.go.id

Page 25: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2016/bn588-2016.pdf · kepastian hukum dan akuntabilitas dalam pelaksanaan Penyadapan Informasi yang Sah (Lawful

2016, No. 588 -25-

www.peraturan.go.id