bkkbn
DESCRIPTION
Akuntansi sektor publikTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penambahan jumlah penduduk merupakan masalah di suatu negara apabila tidak
disertai dengan peningkatan kualitas hidup. Menurut publikasi BPS pada bulan Agustus
2010, jumlah penduduk Indonesia berdasarkan sensus adalah sebanyak 237.556.363
orang, yang terdiri dari 119.507.580 laki-laki dan 118.048.783 perempuan dengan laju
pertumbuhan 1,49 persen per tahun. Besarnya jumlah penduduk tidak diimbangi segi
kualitasnya, karena kualitas penduduk Indonesia masih tertinggal dari negara yang
berada di Asia Tenggara, sehingga pertumbuhan penduduk dapat menjadi beban
pembangunan.
Diperlukan upaya dan langkah konkret guna menurunkan laju pertumbuhan
penduduk dan meningkatkan kualitas melalui berbagai program baik dari aspek kualitas
maupun kuantitas. Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan desain induk
pembangunan kependudukan dan revitalisasi program Keluarga Berencana (KB)
nasional untuk menjadi rancang bangunan tata kependudukan di Indonesia yang akan
datang.
Program KB yang telah telah dicanangkan pada kahir tahun 1970-an, diharapkan
dapat membatasi kelahiran serta membentuk keluarga yang sehat dan sejahtera. Program
ini berada dibawah pengawasan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN) yang mengatur program KB bagi masyarakat Indonesia. Sasaran program KB
tertuang dalam RPJMN 2004-2009 meliputi:
Menurunnya laju pertumbuhan penduduk menjadi sekitar 1,14 persen per
tahun.
Menurunnya angka kelahiran total (TFR) menjadi sekitar 2,2 persen per
perempuan.
Menurunnya pasangan usia subur (PUS) yang tidak ingin punya anak lagi
dan ingin menjarangkan kelahiran berikutnya, tetapi tidak memakai alat/cara
kontrasepsi menjadi 6 persen.
Meningkatnya peserta KB laki-laki menjadi 4,5 persen.
Meningkatnya metode penggunaan kontrasepsi yang rasional, efektif, dan
efisien.
Menigkatnya rata-rata usia perkawinan pertama perempuan menjadi 21
tahun.
Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang anak.
Menigkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera-1 yang
aktif dalam usaha ekonomi produktif.
Meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam penyelanggaraan
pelayanan program KB Nasional.
Berdasarkan UU No. 10 1992 dan Peraturan Presiden No. 7/2005 tentang RPJMN
2004 – 2009 pembangunan program KB diselenggarakan melalui empat program pokok,
yakni:
1. Program Keluarga Berencana
2. Program Kesehatan Reproduksi Remaja
3. Program Ketahanan dan pemberdayaan Keluarga
4. Program Penguatan Kelembagaam Keluarga Kecil Berkualitas
Program KB Nasional diarahkan untuk mengendalikan tingkat kelahiran melalui upaya
memaksimalkan akses dan kualitas pelayanan KB.
Penigkatan Kualitas Kesehatan Reproduksi Remaja dalam rangka menyiapkan
kehidupan keluarga yang lebih baik, termasuk dalam rangka pendewasaan usia
perkawinan melalui upaya peningkatan pemahaman derajat kesehatan reproduksi remaja.
Selain itu juga dilakukan dengan memperkuat kelembagaan dan jejaring pelayanan KB
bekerja sama dengan masyarakat luas.
Berpedoman pada visi BKKBN : “Seluruh Keluarga Ikut KB” , dan misi BKKBN
mewujudkan “Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera”, strategi umum yang dilaksanakan
adalah :
1. Menggerakkan dan memberdayakan seluruh masyarakat dalam program KB
2. Menata kembali pengelolaan program KB
3. Memperkuat SDM operasional
4. Meningkatkanpembiayaan program KB
Mengacu kepada RPJMN 2004-2009, Program KB antara lain diarahkan untuk
pemberdayaan dan ketahanan keluarga dalam kemampuan pengasuhan dan penumbuh
kembangan anak. Peningkatan pendapatan bagi keluarga, khususnya keluarga Pra S dan
KS I, Peningkatan Kualitas Lingkungan Keluarga, memperkuat Kelembagaan dan
jejaring pelayanan KB, menjadi fokus program KB Nasional di Propinsi DI Yogyakarta.
Program dilaksanakan oleh komponen Mission center dan Service Center.
B. KONDISI SAAT INI (ini belum gw edit)
1. Bidang KB – KR
Program Keluarag Berencana bertujuan untuk menjamin terselenggaanya
pelayanan KB yang berkualitas bagi pembinaan kesertaan KB dan PUS yang ingin KB
tapi belum terlayani, serta menjamin ketersediaan kontrasepsi di semua tempat
pelayanan termasuk pelayanan gratis bagi keluarga Pra S dan KS I dan keluarga miskin
lainnya.
Dukungan program untuk mewujudkan pencapaian sasaran di bidang KB-KR
dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Kelembagaan KB dan komitmen opersional Kabupaten /Kota bervariasi
b. Penyampaian informasi secara langsung (wawanmuka) dalam Program KB
relatif menurun
c. Aktifitas kesertaan keluargan dalam kegiatan Bina-bina keluarga belum
optimal.
d. Pelaksanaan keterpaduan/kerjasama dengan lembaga-lembaga yang terkait
dengan kegiatan bian-bina keluarga belum optimal
e. Sosialisasi PLK masih sangat terbatas
f. Pendamping dan pembina Kelompok UUPKS semakin berkurang
g. Kemitraan dalam penguatan modal dan peningkatan ketrampilan kelompok
UPPK belum optimal
h. Cangkupan jumlah keluarga Pra S dan Ks I anggota kelompok UPPKS yang
berusaha masih bekum maksimal (85,83%)
i. Belum terbentuknya Tim Koordinasi Program KB (TOP KB) Tingkat Propinsi
DIY
j. Forum-forum pembinaan strategis di lini lapangan kurang berjalan maksimal
2. Bidang KS – PK
a. Kelembagaan KB dan komitmen operasional Kabupaten / Kota bervarisasi
b. Penyampaian inbformasi secara langsung (wawanmuka) dalam program KB
relatif menurun
c. Aktivitas kesertaan keluarga dalam kegiatan Bina-bina keluarga belum optimal
d. Pelaksanaan keterpaduan / kerjasama dengan lembaga-lembaga yang terkait
dengan kegiatan bina-bina keluarga belum optimal.
e. Sosialisasi PKLK masih sangat terbatas
f. Pendamping dan pembina kelompok UPPKS semakin berkurang
g. Cakupan jumlah keluarga Pra S dan KS I anggota kelompok UPPKS yang
berusaha masih belum maksimal (85,83%)
h. Belum terbentuknya Tim Koordinasi Program KB (TOP KB) tingkat Propinsi
DIY
i. Forum-forum pembinaan strategis di lini lapangan kurang berjalan maksimal
BAB II
SASARAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI OPERASIONAL TAHUN 2009
A. BIDANG KB – KR
Beberapa isu pokok dalam pelaksanaan KB – KR di lapangan muncul yang dapat
dikelompokkan menjadi empat isu :
1. Pemahaman Hak-Hak reproduksi
Pemahaman dan penerimaan KB sebagai hak-hak reproduksi dan upaya
pemenuhannya di era desentralisasi. Isu pokok ini mencakup beberapa operasional
di lapangan sebagai berikut :
a. Melemahnya pelaksanaan advokasi dan Komunikasi, informasi, dan Edukasi
KB – KR
b. Pelaksanaannya informed choice melalui KIP/konseling belum maksimal dan
minimnya tenaga dan sarana modern untuk melaksanakan kegiatan ini.
c. Pemahaman kesetaraan dan keadilan gender dalam ber KB masih kurang
sehingga partisipasi pria untuk mengatur reproduksi dalam keluarga masih
rendah.
d. Masih rendahnya pemahaman manfaat KB secara luas selain kontrasepsi
sebagai alat pengaturan kehamilan.
e. Masih rendahnya permintaan kondom untuk kepentingan dual proteksi
khususnya bagi ODHA.
2. Akses Pelayanan
Akses pelayanan ini terutama masyarakat miskin dan pelayanan KB Pria yang
mencakup isu :
a. Kecenderungan pemakaian alat kontrasepsi menurut jenisnya yang tidak sesuai
dengan pola umum negara lain yaitu penggunaan suntikan yang lebih tinggi dan
meningkatnya permintaan KB implan serta pencapaian KB IUD yang cenderung
turun.
b. Ketersediaan alokon di fasilitas pelayanan dasar dan rujukan belum memenuhi
kriteria termasuk kelangkaan implan.
c. Sasaran garapan pelayanan KB di daerah legok KB yang belum optimal.
d. Pelayanan “mobile” karena tenaga dan sarana terbatas belum dapat menjangkau
pada wilayah yang memerlukan.
e. Petugas yang kompeten dalam melayani KB di kesehatan dasar dan rujukan
masih terbatas terutama insersi IUD, implant dan kontap pria/wanita di fasilitas
tersebut.
f. Masih tingginya PUS unmetneed dalam ber KB karena belum optimalnya
pelayanan KB pasca persalinan dan pasca keguguran di RS dan fasilitas
pelayananan kesehatan dasar dan perawatan.
g. Lemahnya pemberdayaan dokter dan bidan praktek swasta, RS pemerintah dan
swasta dan LSOM yang potensial dalam membantu pelayanan KB.
h. Kebijakan droping IUD dan kondom gratis bagi DBS belum optimal
i. Belum optimalnya cangkupan dan kualitas pelaporan pelayanan KB di rumah
sakit dan fasiltas pelayanan kesehatan dasar serta pelayanan kesehatan.
3. Kualitas Pelayanan
Rendahnya kualitas pelayanan yang mencakup isu :
a. Kompetensi provider belum mendukung pelayanan berkualitas terutama para
bidan baru karena pendidikan kurang mementingkan aspek kompetensi dan
keterampilan.
b. Proses konseling masih belum optimal karena ketrampilan petugas dalam
konseling dan ketersediaan ABPK (Alat Bantu Pengambilan Keputusan) di
sarana pelayanan kesehatan belum merata di seluruh fasilitas pelayanan.
c. Kepatuhan dalam manajemn pelayanan terutama penyelenggarakan bakti sosial
yang belum sesuai standar operasional prosedur.
d. Supervisi fasilitas belum berjalan secara optimal karena TIM jaga mutu belum
secara optimal melaksanakan tugasnya di Propinsi.
e. Kurangnya dukungsn infrastruktur pelayanan di fasilitas pelayanan dasar, rumah
sakit, dan dokter serta bidan praktek swasta sehingga tidak memenuhi standar
yang berkualitas.
B. PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA
Program ini bertujuan untuk perluasan akses dan kualitas pelayanan kesehatan
reproduksi remaja (KRR) melalui pengembangan pusat informasi dan konseling (PIK-
KRR) di tingkat kecamatan dan pendidikan KRR melalui kelompok sebaya dijalur
sekolah dan luar sekolah serta usaha peningkatan partisipasi masyarakat dalam
pengelolaan penyelenggaraan pelayanan KRR, termasuk konselor KRR dan
pengintegrasian program dengan perogram terkait.
Kesiapan remaja memasuki kehidupan keluarga dan menghadapi tantangan risiko
TRIAD KRR mencakup isu sebagai berikut :
a. Rendahnya pengetahuan remaja tentang KRR
b. Belum semua kecamatan mempunyai PIK KRR
c. Lemahnya kemitraan dan integrasi program di lini lapangan
d. Rendahnya kualitas pengelolaan dan jaringan pelayanan PIK KRR
C. BIDANG KS-PK
Dukungan program untuk mewujudkan pencapaian sasaran di bidang KS PK
dijabarkan dalam Program Ketahanan dan Pemberdayaan Keluarga yang bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan dan kualitas hidup keluarga melalui peningkatan kemampuan
keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang anak secara terintegrasi dengan kegiatan
posyandu PAUD serta pembinaan keluarga remaja, lansia dan lingkungan kelauarga serta
kegiatan UPPKS. Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat dalam program KB
serta membentuk opini publik tentang program KB, meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan tenaga pengelola dan kader program dalam mendukung pergerakan
masyarakat di bidang ketahanan dan pemberdayaan.
Program ini mempunyai sasaran dan kegiatan pokok sebagai berikut :
1. PROGRAM PENINGKATAN ADVOKASI DAN KIE
a. Sasaran
Intensifikasi advokasi dan komunikasi dan edukasi (KIE) program KBN
dengan target 438 Desa.kelurahan memiliki Toma, Toga yang melakukan
advokasi dan KIE KB
b. Kebijakan
1. Memantapkan komitmen Progam KB di daerah
2. Revitalisasi advokasi dan KIE (sasaran, pesan, media , metoda dan
pelaksana)
3. Re Branding Program KB
4. Peningkatan kerjasama dengan berbagai media
c. Strategi
1. Menigkatkan kuantitas dan kualitas advokasi dan KIE dalam
memantapkan komitmen Program KB di Daerah
2. Menigkatkan kapabilitas pelaksana dan materi Advokasi dan KIE
2. PROGRAM PEMANTAPAN INFRASTRUKTUR LINI LAPANGAN DAN
KEMITRAAN
a. Sasaran
1. Terselenggaranya pembinaan operasional lini lapangan bagi sekitar 483
penggerak KB desa
2. koordinator PPKBD di setiap desa/kelurahan dan PPKBD di setiap dusun
aktif sebagai fasilitator
3. Pelayanan program oleh petugas KB (PPLKB dan PLKB/PKB) yang terlatih
b. Kebijakan
1. pemantapan infrastruktur lini lapangan
2. peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat dalam program KBN
c. Strategi
1. meningkatan jumlah dan kualitas infrastruktur di lini lapangan
2. mengembangkan pola kemintraan dengan seluruh sektor terkait dengan
pemerintah maupun swasta
3. PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN DAN PEMBERDAYAAN
KELUARGA
a. Sasaran
1. Peningkatan akses informasi dan pelayanan pendampingan pemberdayaan
keluarga dengan sasaran :
- Anggota BKB aktif = 42.445
- Anggota BKR aktif = 17.212
2. Peningkatan kualitas lingkungan keluarga melalui percontohan di setiap
kabupaten.
3. Peningkatan akses informasi dan pelayanan pemberdayaan ekonomi keluarga
pada 41.564 keluarga Pra S dan KS I anggota UPPKS aktif berusaha
4. Kelompok UPPKS yang masuk dalam direktori UPPKS on line 4.265
b. Kebijakan Program Pengembangan Ketahanan Keluarga
1. Intensifikasi sosialisasi dan KIE
2. Capacity Building, memberikan orientasi bagi pengelola dan pelaksana bina
keluarga
3. Pengembangan bina-bina keluarga berdasarkan peta wilayah pencapaian
program
4. Pembentukan model percontohan Parenting Center sebagai tempat rujukan
dan kader.
5. reward system bagi pengelola dan kader
6. pemanfaatan data nasis online bian keluarga
7. mendayagunakan DAK untuk pengadaan sarana penyuluhan BKB
c. Kebijakan Program Pemberdayaan Ekonomi Keluarga
1. Sosialisasi reposisi peran Klp UPPKS dalam mewujudkan KKBS
2. Meningkatkan KPS dan KS I anggota klp UPPKS yang berusaha
3. Meningkatkan jumlah peserta KB anggota OPPKS
4. Meningkatkab sosialisasi, romosi dan KIE UPPKS
5. Menyediakan database klp UPPKS yang akurat
6. Meningkatkan akses sumber daya ekonomi bagi klp UPPKS
7. Mengembangkan model percontohan klp UPPKS pada 2 kab/kota yang
dipilih
8. Meningkatkan kompetensi pengelola dan pelaksana program UPPKS
d. Strategi
1. Membentuk dan mengembangkan model-model keterpaduan program
pemberdyaan dan ketahanan keluarga.
2. Meningktakan kuantitas dan kualitas kelompok pemberdayaan dan ketahanan
keluarga.
4. PROGRAM PENGUATAN KELEMBAGAAN KELUARGA KECIL
BERKUALITAS
Program penguatan kelembagaan keluarga kecil berkualitas khususnya yang
dilakukan seksi institusi peran serta pada tahun 2009 merencanakan kegiatan sebagai
berikut :
a. Sasaran
1. Mempertahankan keberadaan petugas lini lapangan, paling tidak 311 orang.
2. Memepertahankan keberadaan koordinator PPKBD sejumlah desa 6.157
3. Menambah keberadaan PPKBD sejumlah dusun/RW yang ada yakni 6.157
4. Menambah keberadaanh sub PPKBD menjadi 90% dari jmlah RT (27.152)
b. Kenijakan
1. Pemantaan dan peningkatan peran mitra kerja
2. Pembentukan tim koordinasi
c. Strategi
1. Pembinaan
2. Koordinasi
3. Pemanfaatan momentu strategis
4. Pemantapan prestasi/lomba
D. BIDANG PENUNJANG
Ada empat bidang yang merupakan penunjang (service center) yang seluruh program dan
kegiatannya untuk memberikab dukungan kepada bidang operasional (Mission center)
guna pencapaian program KB secara menyeluruh.
Adapun program yang mendukung kegiatan service center adalah sebagai berikut :
1. PROGRAM PENYELENGGARAAN KEPEMERINTAHAN YANG BAIK
Program ini bertujuan untuk pengelolaan administratsi pengajian pegawai, uang
makan, tunjangan dan terlaksananya penyelenggaraan pemerintah; penyediaan
fasilitas berupa kebutuhan kerja pimpinan kegiatan perkantoran; serta penataan
pengelolaan manajemen organisasi dalam penyelenggaraan pemerintah
a. Sasaran
1. Efektifnya pengelolaan gaji pegawai; uang makan; tunjangan dan
penyelenggaraan kepemerintahan
2. Fasilitas kebutuhan kerja pimpinan serta pengelolaan organisasi secara baik,
benar dan akuntabel
b. Kegiatan Pokok
Gaji pegawai, uang makan dan tunjangan
Koorlintas sektor
Pertemuan dan jamuan
Perjalanan dinas
Keperluan pokok sehari-hari perkantoran
Pengembangan sistem manajemen ketatalaksanaan
2. PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRA SARANA APARATUR
NEGARA
Program ini bertujuan mengadakan kebutuhan alat kebutuhan kontrasepsi dan sarana
penunjang pelayanan KB serta pemeliharaan sarana kerja dan aset organisasi
BKKBN.
Kegiatan-kegiatan pokok :
1. penyelanggaraan perpustakaan/kearsipan dan dokumentasi
2. perawatan gedung dan perbaikan peralatan kantor
3. pembinaan administrasi dan pengelolaan kepegawaian
4. penyusunan program dan rencana kerja/teknis/program
5. rapat-rapat koordinasi/kerja/dinas/pimpinan kelompok kerja serta konsultasi
6. pembinaan administrasi dan pengelolaan perlengkapan
7. pembinaan administrasi dan pengelolaan perlengkapan
8. operasional pelaksanaan satker
9. pengepakan/pengiriman/pengankutan barang
10. pengembangan kelembagaan
11. pengelolaan sistem akuntansi pemerintah (SAP)
12. standarisasi sarana dan prasarana
13. pengadaan perlengkapan sarana gedung
14. pengadaan alat pengolah data
15. pengadaan alat studio dan komunikasi
3. PROGRAM PENINGKATAN PENGAWASAN DAN AKUNTABILITAS
APARATUR NEGARA
Program ini bertujuan untuk menjamin kelancaran pelaksanaa program dalam
rangka mencapai visi dan misi Program KB melalui penyempurnaan dan
pengefektifan sistem dan pelaksanaan pengawasan untuk mewujudkan aparatur
negara yang bersih serta pelaksanaan program dan kegiatan yang akuntabel.
Penyelenggaraan Pemeriksaan dan Pengawasan meliputi kegiatan :
Inventarisasi masalah pengawasan
Pemeriksaan pengawasan pengawasan melekat
Post audit
Pemutakhiran hasil pengawasan
Penyusunan PKPT dan PKA
Penyajian hasil pengawasan
Monitoring hasil pemeriksaan
Pengawasan terpadu
Pengawasan operasional
Pemeriksaan uji petik
Rapat koordinasi / Evaluasi / Monitoring / Konsultasi DAK
Analisa hasil pengawasan
Konsultasi seksi / bidang / auditor
Gelar pengawasan
Rapat koordinasi pengawasan Tingkat Propinsi
Pelatihan Auditor
Sosialisasi perundangan bagi JFA
Koordinasi pengawasan ekstern
A. Sasaran
Terlaksananya pemeriksaan / pengawasan, pembinaan, uji petik dan
pemeriksaan khusus
Terlaksananya koordinasi, konsultasi dan komunikasi pengawasan serta
dukungan manajemen pengawasan
B. Kegiatan Pokok
Efektifitas pelaksanaan pengawasan terpadu
Pemeriksaan khusus, uji petik dan pembinaan
Peningkatan dukungan menejemen program pengawasan
Koordinasi, konsultasi dan komunikasi pengawasan
Untuk mengoptimalkan hasil pengawasan dan pemeriksaan ke daerah, maka secara
umum Tim Supervisai BKKBN Propinsi D.I. Yogyakarta menetapkan sasarannya
yang meliputi kegiatan sebagai berikut :
I. Sasaran Bidang Program :
a) Pencapaian program secara kualitas dan kuantitas
b) Perkiraan tingkat drop out
c) Kualitas pemakaian alkon dan pelayanan di lapangan
d) Pengayoman medis
e) Koordinasi dan keterpanduan di lapangan
f) Pola pembinaan terhadap kelompok BKB, BKR, BKL, dan BLK
g) Pola pembinaan Institusi masyarakat yang berperan dalam
pembangunan Keluarga Sejahtera Melalui program KB
h) Pengelolaan dana UPPKS
i) PIK KRR
II. Sasaran Bidang Keuangan
a) Pembukuan dan pengelolaan administrasi keuangan
b) Target dan realisasi anggaran serta pemanfaatan dana yang tersedia
dalam DIPA
c) Post audit
d) Pemeriksaan secara formil dan materil
III. Sasaran Bidang Sarana
a) Pengelolaan administrasi gudang
b) Pengelolaan barang-barang inventaris kantor
c) Stock opname alat kontrasepsi di gudang
d) Penghapusan barang-barang inventaris kantor dan alat kontrasepsi
yang rusak
IV. Sasaran Bidang Ketenagakerjaan
a) Jumlah tenaga pegawai BKKBN Propinsi DIY
b) Jumlah pegawai yang akan pensiun
c) Jumlah tenaga lapangan / PKB / PLB
C. Kebijakan
Pengendalian diarahkan untuk menjamin kelancaran, ketertiban, meningkatkan
inovasi, mendorong partisipasi masyarakat yang semakin mandiri dan peningkatan
mutu pelaksanaan program KB Nasional secara terus-menerus, dengan prinsip
preventif, kuratif, dan konstruktif dibidang : program, ketenagaan, keuangan, dan
sarana.
D. Strategi
1) Pengawasan sebagai salah satu fungsi menejemen dalam program KB nasional
yang berfungsi mendukung keberhasilan pencapaian tujuan yang telah
ditentukan (sasaran 2009) harus mampu mengantisipasi, mengikuti dan
menyesuaikan langkah-langkah pelaksanaan program KB.
2) Pengendalian bertujuan untuk mendorong dan memperlancar pelaksanaan
program KB nasional sesuai kebijaksanaan, rencana dan tujuan yang
ditetapkan melalui peningkatan kualitas hasil-hasil pengawasan dan
pengendalian di bidang : program, ketenagaan, keuangan dan sarana.
3) Agar kegiatan pengawasan dapat terarah dan berdaya guna, maka disusunlah
Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) meliputi kegiatan : pembinaan,
penggerakkan, pelaksanaan pengawasan, pengembangan profesi dan
pengawasan anggaran serta sarana.
PENDIDIKAN PELATIHAN, PENGEMBANGAN, PENELITIAN
1. Pelatihan dan Pengembangan Program pengelolaan SDM aparatur peningkatan
kuantitas dan kualitas kompetensi SDM petugas dan pengelola program KB (provider,
pengelola KB kabupaten/kota, penyuluh KB, serta Institusi dan Peran serta).
2. Pelatihan bagi penyuluh KB :
a. Refreshing penyuluh KB sebanyak 90 orang (3 angkatan), ditujukan untuk
penyuluh KB yang belum mengikuti refreshing PKB sejak tahun 2007
b. Orientasi KIE bagi petugas KB sebanyak 30 orang diprioritaskan pada
penyuluh KB baru
c. Pelatihan teknis dan refreshing bagi petugas KB tentang PUG sebanyak 90
orang
d. Orientasi teknologi informasi dan komunikasi metode pelaporan KB melalui
sms gateway sebanyak 30 orang.
e. Orientasi teknologi info0rmasi dan komunikasi metode pelaporan KB melalui
sms gateway sebanyak 30 orang
3. Pelatihan teknis medis bagi provider pelayanan KB :
a. Pelatihan KIP bagi provider/dokter sebanyak 35 orang diprioritaskan pada
bidan/dokter yang belum dilatih alat bantu pengambilan keputusan.
b. Pelatihan medis tehnis bagi bidan dan dokter sebanyak 30 orang tentang
pasang dan cabut IUD dan Implant dan MOP.
c. Pelatihan motivator bagi KB pria sebanyak 30 orang.
4. Pelatihan tentang kesehatan reproduksi remaja bagi pendidik sebaya dan konselor
sebaya :
a. Latihan pengelola PIK KRR sebanyak 60 orang (2 angkatan) diprioritaskan
pada kelompok PIK KRR baru dan yang masih kriteria tumbuh.
b. Pelatihan teknis pendidik sebaya sebanyak 30 orang.
c. Pelatihan konselor sebaya sebanyak 30 orang.
5. Pelatihan bagi tenaga program lainnya :
a. Pelatihan pengelolaan Bina Keluarga sebanyak 30 orang.
b. Palatihan advokasi dan KIE bagi toma dan toga sebanyak 30 orang.
c. Pelatihan dasar-dasar demografi bagi pengelola program
d. Orientasi R/R program KB dan Pendataan keluarga tingkat kecamatan
sebanyak 438 desa
e. Pelatihan aplikasi administrasi pergudangan sebanyak 21 orang
f. Pelatihan kewirausahaan bagi kelompok UPPKS
g. Pelatihan demografi (basic)
h. Pelatihan peningkatan jenjang kompetensi bagi pejabat struktural dan
fungsional BKKBN
i. Diklat PIM II, III, dan IV untuk menyiapkan SDM BKKBN DIY dalam
menduduiki jabatan struktural
j. Pelatihan peningkatan kompetensi bagi pejabat struktural dan fungsional.
k. Peningkatan kualitas pejabat fungsional intern BKKBN DIY melalui forum
pertemuan sebanyak 3 kegiatan dalam satu tahun.
l. Pelatihan intensive Course bahasa Inggris
m. Orientasi Teknologi Informasi bagi pejabat struktural dan fungsional.
6. Peningkatan jejaring kemitraan dan kerjasama dalam pengelolaan pelatihan,
penelitian, dan pengembangan. Program ini ditujukan untuk meningkatkan jejaring
dan kerjasama dalam pelaksanaan diklat program KB, dan pemngembangan diklat ke
depannya melalui kegiatan :
a. Pengembangan hubungan kemitraan dan kerjasama yang bertujuan untuk
peningkatan pengembangan program KB dengan mitra kerja bersama
Poltekes, Stikes Aisyah, Stikess Respati, Stikes Alma Ata, Stikes Ahmad
Yani, Akbid Yogyakarta, UKDW, UGM, dan lain-lain.
b. Kemitraan dengan RSUP Sardjito, P2 KS DIY, Dinas Kesehatan Propinsi DIY
dan pengelola kabupaten/kota.
c. Kemitraan dan Kerjasama dalam penelitian dengan Stikes dan perguruan
Tinggi.
7. Peningkatan kualitas pengelolaan pendidikan, pelatihan, penelitian, dan
pengembangan. Program ini bertujuan untuk memenuhi standard minimal
penyelenggaran pendidikan, penelitian, dan pengembangan melalui kegiatan antara
lain sebagai berikut :
a. Pengembangan kurikulum bertujuan untuk mendukung terselenggaranya
pelatihan.
b. Pengembangan profesionalisme di tenaga balatbangm konsultasi bidang
tingkat nasional.
c. Peningkatan sarana latbang, evaluasi siklat kegiatan latbang, penyususnan
profil latbang, penyusunan majalah balatbsng yang bertujuan untuk promosi
dan evaluasi pendidikan pelatihan peneliatian dan pemngembangan.
8. Pengembangan Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai center of excellent program
KB :
a. Pengembangan field laboratory ITP program KB di DIY merupakan model
pengembangan program KB andalan yuang spesifik.
b. Uji coba/evaluasi MKBK yang merupakan penerapan dari pembuatan NKBK
tahun 2008
c. Pengembangan Family center BKKBN DIY dengan kerjasama bidang KB dan
KS.
d. Pelatihan pre-service training pasang dan cabut IUP, implant, serta magang
MOP bagi dokter umum.
9. Pengkajian, penelitian, dan pengembangan program KB nasional :
a. Mini survey peserta KB aktif di kabupaten/kota.
b. Penelitian tentang rendahnya kesertaan KB pria di DIY.
c. Monitoring penelitian tentang rendahnya kesertaan KB pria di DIY.
d. Penyusunan buku pria memilih vasektomi dalam ber-KB berisi tentang alasan
pria memakai MOP dalam ber-KB berdasarkan data hasil pelayanan di
lapangan.
e. Analisis lanjut SDKI
f. Sosialisasi pemanfaatan hasil penelitian
g. Perumusan dan sosialisasi hasil penelitian
h. Identifikasi kebutuhan diklat dan penelitian
i. Temu ilmiah WI dan Peneliti
j. Sosialisasi pemanfaatan hasil penelitian
k. Perumusan dan sosialisasi hasil penelitian.
BAB III
PENUTUP
Rencana Program Tahun 2009 disusun dengan harapan pelaksanaan Program KB
Nasional Propinsi DIY berjalan sesuai yang diharapkan untuk mencapai tujuan sasaran yang
telah ditetapkan.
Terimakasih kepada pihak-pihak yang telah memberi koreksi dan atau masukan
sehingga materi ini dapat tersusun dan tersaji dalam Rapat Kerja Daerah Program KB
Nasional Propinsi Diaerah Istimewa Yogyakarta.
BKKBN
EVALUASI
PELAKSANAAN PROGRAM KB NASIONAL
PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
TAHUN 2009
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut Presiden Susilo Bambang Yudoyono, bahwa dengan jumlah rata-rata
anggota keluarga yang masih cukup banyak bilangannya, maka harus terus diupayakan
mengendalikan jumlah penduduk di negara ini agar jumlahnya tidak terlalu banyak. Upaya-
upaya untuk mengatasi masalah kependudukan terus menerus dilakukan, terutama dalam hal
pemberantasan kemiskinan, peningkatan program Keluarga berencana, peningkatan
pendidikan, peningkatan kesehatan keluarga, serta peningkatan di berbagai sarana dan
prasarana yang menunjang peningkatan kualitas hidup keluarga (jurnal program KB dan
Kependudukan dan Keluarga Sejahtera, BKKBN, Jakarta, 2006).
Deskripsi tersebut kiranya kini tetap relevan untuk dikedepankan, oleh karena jumlah
penduduk yang besar tanpa dibarengi dengan peningkatan mutu akan menjadi hambatan
dalam mewujudkan kesejahteraan keluarga. Hal ini sejalan dengan misi program KB nasional
yakni mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera. Untuk itu diharapkan “Seluruh
Warga Negara Indonesia dapat mengikuti KB”
Menurut Prof. DR. Dr. Sutaryo, Sp. A (K) pada rakerda KB Propinsi DIY tahun 2008.
Menyebutkan bahwa dimasa lalu, keberhasilan program KB adalah berkat kesamaan persepsi
dari presiden sampai dengan dasawismanya. Kesamaan persepsi dituangkan dalam keputusan
politik yang nyata, bahwa KB harus dikoordinasikan secara nasional. Tahun 2000 – 2020 kita
memetik hasil besar dari kerja keras BKKBN, bahwa jumlah penduduk produktif cukup
besar, usia produktif terkontrol karena karena angka kelahiran dapat ditekan. Masa inilah
kesempatan yang paling baik untuk membangun negeri ini, Yng Lzim disebut sebagai
“Window of Opportunity”. Dalam sejarah demografi, ini hanya dapat terjadi satu kali saja.
Masa ini akan hilang dan rusak apabila program KB tidak diteruskan. Masih banyak
pengambil kebijakan di pemerintahan, program KB sukses-sukses saja seperti dahulu.
Padahal ada sesuatu yang gawat. Saat ini terjadi penurunan pemahaman penerimaan program
KB. Akses pelayanan bagi keluarga miskin yang jumlahnya besar nyaris terbengkelai, dan
pencapaian program KB pun menurun. Jika saja program KB gagal, maka akan terjadi
ledakan penduduk yang sangat berbahaya bagi negara ini.
Kondisi kependudukan dewasa ini dalam artian jumlah, kualitas, dan persebarannya
merupakan tantangan berat bagi pembangunan. Situasi dan kondisi kependudukan ini
merupakan realitas yang membutuhkan perhatian dan penanganan seksama dan
berkelanjutan. Salah satu upaya yang harus senantiasa silaksanakan adalah dengan
pengendalian jumlah penduduk dan peningkatan kualitas penduduk melalui program
Keluarga Berencana.
Menurut Undang-Undang No. 10 tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan
dan Pembangunan keluarga Sejahtera menyebutkan bahwa keluarga berencana adalah upaya
peningkatan kepedulian dan peran serta melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan
kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, serta peningkatan kesejahteraan keluarga untuk
mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
Berdasar peraturan pemerintah nomor 7 tahun 2005, tentang rencana pembangunan
jangka menengah (RPJM), telah digariskan arah kebijakan program KB yang merupakan
rangkaian pembangunan kependudukan dan keluarga s=kecil berkualitas sebagai langkah
signifikan dalam mencapai pembangunan berkelanjutan. Pembangunan ini diarahkan sebagai
upaya pengendalian jumlah penduduk melalui Keluarga Berencana, serta pengembangan dan
peningkatan kualitas penduduk melalui perwujudan Keluarga Kecil Berkualitas.
Pada dasarnya, pelaksanaan program KB di Propinsi DIY sendiri telah berhasil. Hal
ini dibuktikan dengan penurunan angka kelahiran per wanita usia subur dari 4,76 anak pada
tahun 1970, (SP 1970) menjadi 3,42 (SP 1980), kemudian menjadi 1,85 (SP 2000). Namun,
dari hasilnya SDKI 2007, jumlah ini mengalami kenaikan gradual sebesar 1,89. Artinya
terjadi kenaikan angka kelahiran sebesar 0,04. Kenaikan angka kelahiran ini relatif kecil,
tetapi bila tidak diwaspadai, diperkirakan akan cenderung terus bertamabh setiap tahunnya.
Walaupun angka 1,89 tersebut secara demografis masih berada dibawah angka replacement
level (2,1). Keberhasilan ini menunjukkan bahwa selama kurun waktu 38 tahun, program KB
sudah menjadi kebutuhan hidup masyarakat. Untuk itulah program KB harus tetap menjadi
prioritas utama program pembangunan pemerintah, swasta, dan masyarakat.
Pernyatan tersebut sangatlah logis dikedepankan, oleh karena program pengendalian
kelahiran sebenernya merupakan investasi pembangunan jangka panjang, yang output nya
tidak dapat dirasakan dalam jangka pendek (1-10 tahun). Dampak program KB baru
dirasakan setelah sekitar 20 tahun kemudian, saat bayi yang lahir 20 tahun lalu telah mulai
memasuki angkatan kerja. Pada kenyataannya sebagian besar angkatan kerja tidak terserap
oleh lapangan pekerjaan yang tersedia.
Seirama dengan penerapan sistem pemerintahab otonomi daerah, terjadi pergeseran
paradigma dalam pelaksanaan program yang mempengaruhi dinamika program KB di
lapangan. Program KB ini menjadi sangat bergantungpada kebijakan strategis pemangku
jabatan di daerah. Dengan demikian, membawa konsekuen kurang terfokusnya penggarapan
program KB. Hal ini terasa terutama dengan semakin berkurangnya jumlah tenaga penggerak
masyarakat, penggerak kader pada level desa ke bawah (PLKB).
Dengan berubahnya lingkungan strategis tersebut di atas, agar sejalan dengan era
desentralisasi, reformulasi arah kebijakan program KB, telah dilakukan dan dituangkan dalam
Visi, Misi, dan Strategi Dasar program KB. Reformulasi ini diperlukan dalam rangka
membangun kembali pilar-pilar program yang oleh berbagai kalangan disinyalir melemah
dalam era desentralisasi saat ini. Selanjutnya, kinerja program KB diharapkan dapat
meningkat dan tujuan program KB dapat tercapai kelak.
Di awal tahun 2009 ini, perlu dilakukan evaluasi pencapaian program KB Propinsi
DIY di awal tahun 2008 dibandingkan dengan rencana program yang ditetapkan pada awal
2008.
BAB II
VISI, MISI, DAN STRATEGI DASAR
Perubahan lingkungan strategis sejalan dengan era desentralisasi, BKKBN merumuskan
visi, misi, dan grand strategi nya sebagai acuan bagi program KB mendatang. Dengan
merumuskan kembali arah kebijakan ke depan, diharapkan kinerja program dapat meningkat
dan sasaran program dapat meningkat dan tercapai pelaksanaannya.
A. VISI
Sejalan dengan fiosofi BKKBN sejak awal didirikan, diarahkan untu
menggerakkan peran serta masyarakat dalam KB, BKKBN menetapkan visi yang
baru, yaitu : “Seluruh Keluarga Ikut KB”. Melalui visi ini, BKKBN menjadi
inspirator, fasilitator, dan penggerak program sehingga di masa yang akan datang
diharapkan seluruh keluarga dapat menerima ide Keluarga Berencana.
Pada hakekatnya, visi ini bermakna ganda, yaitu :
1. Setiap pasangan dan atau calon pasangan suami istri harus sejak dini melakukan
perencanaan keluarga secara matang dan bertanggung jawab, sehingga mereka
dapat menjadi keluarga yang bahagia dan sejahtera.
2. Seluruh anggota keluarga seyogyanya mengikuti program-program dari program
KB, yaitu pasangan suami istri mengatur kelahiran dengan cermat, keluarga yang
mempunyai balita mengikuti Bina Keluarga Balita (BKB) dan posyandu, remaja
mengikuti BKR, dan keluarga lanjut usia mengikuti BKL serta melakukan
kegiatan usaha dalam keleompok UPKS sebagai upaya peningkatan kesejahteraan
keluarga.
B. MISI
Sejalan dengan upaya peningkatan kualitas penduduk melalui program
pendidikan, kesehatan dan pembangunan lainnya tidak kalah pentingnya adalah upaya
untuk melakukan perencanaan keluarga secara cermat dan bertanggung jawab. Untuk
itu, maka visi yang diembankan BKKBN adalah “Mewujudkan Keluarga Kecil
Bahagia dan Sejahtera”.
C. STRATEGI DASAR
Untuk mewujudkan visi, misi, BKKBN telah merumuskan 5 strategi dasar
yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja dan sasaran program yang ingin dicapai.
Lima strategi dasar tersebut adalah sebagai berikut :
1. Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat dalam program KB
2. Menata kembali pengelolaan program KB
3. Memperkuat SDM program KB
4. Meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga melalui pelayanan KB
5. Meningkatkan pembiayaan program KB
Berbagai sasaran yang mempunyai daya ungkit yang tinggi serta ingin dicapai dari
masing-masing strategi dasar tersebut, sebagai berikut :
1) Menggerakkan dan memberdayakan masayarakat dalam program KB
a) Setiap desa/kelurahan memiliki toga/toma yang melakukan KIE KB
b) Setiap desa/kelurahan memiliki PPKBD yang berperan aktif sebagai
motivator KB desa
c) Setiap desa/kelurahan terutama di daerah tertinggal, terpencil dan
perbatasan mendapatkan pelayanan KB bermutu.
d) Setiap kecamatan memiliki PIK KRR yang aktif
e) Seluruh tempat pelayanan KB memberikan promosi dan konseling
kesehata reproduksi.
2) Menata kembali pengelolaan program KB
a) Setiap desa/kelurahan menerapkan pengelolaan program yang terintegrasi
dengan outcome yang jelas
b) BKKBN menerapkan sistem informasi yang up-to-date
c) Setiap BKKBN Propinsi mencapai sasaran program-program KB di
wilayahnya
d) Setiap wilayahmemiliki jejaring kerja yang aktif dengan mitra
e) Pengelola program KB di setiap Propinsi mendapatkan fasilitas advokasi
dan supervisi dari BKKBN pusat
f) Setiap kabupaten/kota memiliki dinas KB yang dikukuhkan Peraturan
daerah
3) Memperkuat Sumber Daya Manusia Keluarga Berencana
a. Setiao Desa/ kelurahan dilayani oleh tenaga PLKB/PKB yang terlatih
b. Setiap kecamatan memiliki tenanga pengelola Keluarga Berencana
c. Seluruh petugas KB memenuhi standar kompetensi dengan jumlah yang
memadai
4) Meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga melalui pelayanan
Keluarga Berencana
a. Seluruh keluarga yang memiliki balita menjadi anggota aktif BKB
b. Setiap keluraga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I anggota UPPKS
(usaha peningkatan pendapatan keluarga sejahtera) memiliki usaha
ekonomi produksi
c. Setiap kecamatan memiliki kelompok percontohan BKR (Bina Keluarga
remaja)
d. Setiap kabupaten/kota memiliki kelompok percontohan bina lingkungan
keluarga
5) Meningkatkan pembiayaan Program KB
a. Program KB memperoleh prioritas penganggaran pemerintah pusat dan
daerah
b. Terciptanya system jaminan pembiayaan program KB terutama bagi
rakyat miskin
c. Di setiap kecematan tersedia alat kontrasepsi swasta dengan harga
terjangkau
D. Tema Rakerda tahun 2009
“ Dengan semangat kemitraan kita mantapkan komitmen pelaksanaan program
Keluarga Berencana untuk mencapai sasaran RPJMN (Rencana pembangunan jangka
menengah nasional) 2004 – 2009 di Daerah Istimewa Yogyakarta.
BAB III
SASARAN DAN KEBIJAKAN
A. BIDANG OPERASIONAL (MISSION CENTRE)
Bidang operasional (mission centre) merupakan bidang yang berkaitan langsung
dengan upaya pencapaian sasaran kinerja dalam pelaksanaan program KB, baik dalam
upaya penundaan usia perkawinan, penigkatan kesadaran kesehatan reproduksi
remaja, pengaturan kelahiran maupun peningkatan ketahanan keluarga dan
pemberdayaan ekonomi keluarga. Secara rinci dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. PROGRAM KELUARGA BERENCANA
Dukungan program untuk mewujudkan pencapaian sasaran di bidang KBKR
(Keluarga berencana dan kesehatan reproduksi) dapat diuraikan sebagai berikut :
Program Keluarga Berencana
Program ini bertujuan untuk menjamin terselenggaranya pelayanan KB yang
berkualitas bagi pembinaan kesertaan KB dan PUS (Pasangan Usia Subur) yang
ingin melakukan KB namun belum terlayani, serta menjamin ketersediaan
kontrasepsi disemua tempat pelayanan termasuk pelayanan gratis bagi keluarga pra
sejahtera dan Keluarga sejahtera I dan keluarga miskin lainnya.
a. Sasaran :
Terlaksananya pelayanan bagi peserta Keluarga berencana aktif miskin dan
peserta Keluarga Berencana (KB) miskin.
Meningkatnya peserta KB aktif menjadi 418.069 dan peserta KB baru 45.644
Partisipasi pria dalam ber keluargaberencana (KB) menjadi 24.065 (5,69%)
dari peserta KB aktif
Meningkatnya presentase remaja yang memperoleh informasi tentang
kesehatan reproduksi menjadi 75% dan jumlah PIK KKR (Pusat informasi
dan konseling reproduksi remaja) 47 kelompok
Meningkatnya presentase keluarga balita yang aktif melakukan pembinaan
tumbuh kembang anak melalui kelompok BKR (bina keluarga remaja)
menjadi 30% dari anggota
Meningkatnya presentase keluarga lansia yang aktif dalam kegiatan
kelompok BKL (bina keluarga lansia) menjadi 30% dari anggota.
Meningkatnya prosentase keluarga pra sejahtera dana Kleuarga sejahtera I
anggota UPPKS (Usaha peningkatan pendapatan keluarga sejahtera) yang
berusaha
b. Kebijakan :
Meningkatkan akses informasi dan kualitas pelayanan KBKR (Keluarga
berencana dan kesehatan reproduksi) abagi keluarga dalam merencanakan
kehamilan dan mencegah kehamilan yang tidak diinginkan, khususnya bagi
keluarga rentan, keluarga miski, berpendidikan rendah terpencil dan tidak
terdaftar.
Meningkatkan akses pria terhadap informasi, pendidikan, konseling dan
pelayanan KBKR
Meningkatkan pembinaan serta status kesehatan perempuan dan anak
Pembinaan pelayanan KIE dan pelayanan kesehatan reproduksi dalam
penanggulangan masalah kesehatan reproduksi (PMKR)
Meningkatkan pembinaan serta mengintegrasikan informasi dan pelayanan
konseling bagi remaja tentang kehidupan seksual yang sehat, HIV/AIDS,
NAPZA dan perencanaan perkawinan melalui kegiatan pembinaan kelompok
remaja.
Meningkatkan akses dan kualitas informasi dan konseling KRR termasuk
mencegah HIV/AIDS dan narkoba meningkatkan ketahanan Keluarga dalam
pengasuhan penumbuhkembangan anak pembinaan kesehatan ibu, bayi,
anak, remaja serta lingkungan keluarga secara terpadu melalui kelompok
Bina Keluarga
Meningkatkan pemberdayaan ekonomi keluarga dalam kegiatan usaha
ekonomi produktif termasuk pegetahuan dan ketrampilan usaha serta
fasilitasi dalam mengakses sumber modalnya.
Memaksimalkan upaya advokasi, promosi dan KIE KB (konseling informasi
dan edukasi keluarga berencana) dan pemberdayaan keluarga untuk
peneguhan dan kelangsungan program serta pembinaan kemandirian institusi
masyarakat yang menyelenggarakan pelayanan KB dan pemberdayaan
keluarga
Meningkatkan kualitas pengelolaan menejemen pembangunan keluarga
berencana termasuk pengelolaan SDM, data dan informasi, pengkajian,
penelitian dan pengembangan serta bimbingan dan pengawasan program.
c. Kegiatan Pokok
Perluasan jangkauan pelayanan termasuk melalui pelayanan Tim KB keliling
(TKBK)
Pelayanan KB pria termasuk tentang informasi, konseling dan pelayanan
KBKR
Pelayanan KIE, advokasi dan KIP/Konsedling dalam pelayanan KB termasuk
pengembangan materi media dan perluasan cakupan
Pelayanan kontrasepsi rasional, efektif, dan efisien
Pemmbinaan peran serta masyarakat dalam pelayanan KBKR yang mandiri
Peningkatan pembinaan kualitas sarana dan pelayanan KBKR
Promosi KHIBA (kelangsungan hidup ibu bayi dan anak) dan PMKR melalui
kelompok kegiatan di masyarakat
Penyediaan alat kontrasepsi dan pelayanan KB medis operasi
Pelayanan pencabutan implant dan perlindungan bagi penerima pelayanan
KB
Dalam kaitannya dengan kegiatan program KB pada tahun 2008 kegiatan –
kegiatan yang telah dilakukan antara lain :
1) JAMINAN DAN PELAYANAN KB
Kegiatan yang telah dilaksanakan oleh jaminan dan pelayanan KB dalam
rangka memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB dengan sasaran
menurunkan PUS (pasagan usia subur) Unmet need dari 9,6% menjadi 8,7%
dari PUS 535.927 dan meningkatkan partisipasi PUS dalam penggunaan alat
kontrasepsi, kegiatan yang telah dilaksanakan antara lain :
Mensosialisasikan penggunaan alat kontrasepsi yang mengarah pada
penggunaan yang rasional, efektif dan efisien dalam upaya memenuhi hak
hak reproduksi dan pasangan dengan ara memberikan informasi yang jelas
lengkap dan jujur serta transparan tentang alat kontrasepsi yang akan dipilih
sehingga tercapai kepuasan dan rasa aman bagi peserta KB dalam
menggunakan alat kontrasepsi.
Menyediakan dan mendistribusikan alat kontrasepsi bagi keluarga pra
sejahtera dan keluarga sejahtera I baik yang dilayani oleh tempat pelayanan
KB jalur pemerintah maupun swasta dan menjamin ketersediaan alat
kontrasepsi di wilayah.
Dengan rumus = 3 : 4 :3 untuk kondom dan pil ulang, dan 3 : 4 untuk IUD,
suntik dan implant.
Menyediakan bantuan biaya pelayanan KB bagi keluarga Pra sejahtera dan
keluarga sejahtera I berupa :
Pasang IUD dan implant sejumlah 4172 kasus
Cabut implant sejumlah 1251 kasus
MOW Laparoscopy sejumlah 545 kasus
MOW felopering sejumlah 190 kasus
MOP sejumlah 79 kasus
Komplikasi berat sejumlah 9 kasus dan kegagalan KB sejumlah 6
kasus.
d. Menyediakan obat efek samping gangguan alat kontrasepsi dan sarana medis
dengan cara meningkatkan kualitas pelayanan KB, antara lain :
o Melaksanakan pertemuan tim jaga mutu agar permasalahan KB sejak awal
dapat diantisipasi baik hal medis maupun non medis.
o Melaksanakan pertemuan media teknis, konsolidasi program KB,
pembinaan dan pemantauan/monitoring ke kabupaten/kota.
o Visting spesialis tujuannya untuk meningkatkan kualitas dari segi medis
maupun non medis dengan mendatangkan tim spesialis ke kabupaten/kota,
kecamatan dan des.
o Pengadaan Informed counsed untuk sosialisasi melalui latihan konseling
bidan dan pembinaan lengkap PKB kebupaten / kota.
o Pelatihan pasang cabut IUD/implant secara mandiri bekerjasama dengan
P2KS, stikes Aisyiyah, Politekkes dan Dinas Kesehatan dalam upaya
meningkatkan ketrampilan provider dalam pelayanan KB khususnya IUD
dan implant
o Melaksanakan berbagai kegiatan evaluasi pelayanan KB antara lain
pertemuan medis teknis, konsolidasi program KB, SPP Alkon dan PKP KB-
KR melalui tri komponen.
1) PENINGKATAN PARTISIPASI PRIA
Pencapaian PA pria sebesar 24.065 (5,69%) pada tahun 2008 dengan
kegiatan kegiatan yang telah dilaksanakan antara lain
Operasional promosi & KIE program KB melalui KB perusahaan, tempat
kerja, mitra kerja binaan KB
KIE program KB melalui kelompok KB pria dan kader/motivator KB
Pengembangan KIE, peningkatan kesertaan KB pria melelui mitra kerja.
2) KELANGSUNGAN HIDUP IBU, BAYI DAN ANAK (KHIBA)
Promosi kelangsungan hidup ibu, bayi dan anak merupakan salah satu
upaya dalam menurunkanangka kematian ibu dan anak juga sebagai program
strategis dalam meningkatkan derajat kesehatan ibu, bayi, dan anak balita
beserta keluarganya, menghindari kehamilan 4 terlalu dan 3 terlambat serta
mencegah kehamilan yang tidak diinginkan, dilaksanakan melalui kegiatan
antara lain :
Dukungan operasional pelayanan KB pasca Persalinan dan pasca
keguguran
Sosialisasi pelayanan KB pasca persalinan dan pasca keguguran
Sosialisasi benefitKb terhadap KIA bagi pengelola KB-KR
Dukungan operasional pemantapan KHIBA dan PMKR melalui mitra
keluarga
Penyediaan data dan informasi KHIBA dsan PMKR
3) PENGANGGULANGAN MASALAH KESEHATAN REPRODUKSI
(PMKR)
Promosi penanggulangan masalah kesehatan reproduksi dalam upaya
meningkatkan kesehatan reproduksi dan kepuasan seksual, dilaksanakan
berbagai kegiatan antara lain :
Dukungan operasioanl infersilitas (pemuliihan kesuburan)
Dukungan operasional pencegahan KAR dan kesehatan seksual
Pelayanan Papsmear
Orientasi PMKR bagi TOMA wanita
Dukungan operasional keluarga dan remaja kader HIV/AIDS
Penyuluhan HIV/AIDS melalui lagu RAP
2. PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA
Program ini bertujuan untuk perluasan akses dan kualitas pelayanan
kesehatan reproduksi remaja (KRR) melalui pengembangan pusat informasi dan
konseling (PIK-KRR) di tingkat kecematan dan pendidikan KRR melalui
kelompok sebaya dijalur sekolah dan luar sekolah serta usaha peningkatan
partisipasi masyarakat dalam pengelolaan penyelenggaraan pelayanan KRR,
termasuk konselor KRR dan pengintegrasian program dengan pemrogram terkait.
Berbagai kegiatan yang telah dilaksanakan dalam upaya memberikan pelayanan
kepada remaja antara lain :
Operasional KIE KRR bagi TOMA/TOGA dan LSM
Lomba cerdas cermat
Gambar remaja
Operasional KIE melalui BP 4 (Kota/kabupaten)
Operasional KIE melalui radio
After school program
Peningkatan SDM tenang inti konseling KRR (kabupaten/kota)
Evaluasi PIK KRR
Pengadaan bahan metode konseling KIE
Monitoring evaluasi KRR
Monitoring PIK KRR
Evaluasi program KRR I
Orientasi program KRR bagi guna SMA, SMK, SMP
Orientasi program KRR bagi kader BKR
Orientasi program KRR bagi Uztad/Ustadzah
Orientasi program KRR bagi penyalur agama
Orientasi program KRR bagi tokoh agama
3. PROGRAM KETAHANAN DAN PEMBERDAYAAN KELUARGA
Dukungan program untuk mewujudkan pencapaian sasaran di bidang KSPK
dijabarkan dalam program ketahanan dan pemberdayaan keluarga yang bertujuan
untuk meningkatkan pengetahuan dan kualitas hidup keluarga melalui peningkatan
kemampuan keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang anak secara terintegrasi
dengan kegiatan posyandu, PAUD serta pembinaan keluarga remaja, lansia dan
lingkungan keluarga kegiatan UPPKS. Menggerakkan dan memberdayakan
masyarakat dalam program KB serta membentuk opini public tentang program KB,
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan tenaga pengelola dan kader program
dalam mendukung pergerakan masyarakat di bidang ketahanan dan pemberdayaan
keluarga.
B. BIDANG PENUNJANG (SERVICE CENTER)
Ada 4 bidang yang merupakan bidang penunjang yang seluruh program dan
kegiatannya diarahkan untuk memberikan dukungan kepada bidang operasional
(mission center) guna pencapaian program KB secara menyeluruh.
Adapun program yang mendukung kegiatan ini adalah :
1. PROGRAM PENGUATAN PELEMBAGAAN KELUARGA KECIL
BERKUALITAS
Program ini bertujuan untuk memperkuat kualitas pelayanan program di
tingkat lini lapangan yang berbasis masyarakat, serta menyediakan data keluarga dan
individu dalam keluarga sebagai basis operasional pembinaan program KB di lini
lapangan.
a. Sasaran
PPKBD di setiap dusun yang aktif sebagai fasilitator KB
Pelayanan program oleh petugas KB
Adanya jejaring kerja yang aktif sebagai mitra kerja
Adanya SIM program KB yang berbasis data mikro individu keluarga
b. Kegiatan Pokok
Pembinaan dan operasional petugas lapangan
Pembinaaan dan operasional PPKBD
Integritas kegiatan strategis dalam berbagai momentum
Secara teknis kegiatan pokok ini dapat dijabarkan melalui kegiatan sebagai
berikut :
Pelaksanaan pendapatan keluarga
Pengalolaan data hasil pendataan keluarga
Kegiatan pemanfaatan hasil pendataan keluarga untuk operasional
pembinaan program di lapangan.
2. PROGRAM PENERAPAN PEMERINTAHAN YANG BAIK
Program ini berujuan untuk mengelola administrasi penggajian pegawai,
uang makan, tunjangan dan terlaksananya penyelenggaraan pemerintahan,
penyediaan fasilitas kebutuhan kerja pimpinan kegiatan perkantoran, serta
penataan pengelolaan manajemen organisasi dalam penyelenggaraan pemerintah
a. Sasaran
Efektifnya pengelolaan gaji pegawai, uang makan, tunjangan dan
penyelenggaraan keperintahan, fasilitasi kebutuhan kerja pimpinan
kebutuhan kerja pimpinan serta pengelolaan organisasi secara baik, benar
dan akuntabel.
b. Kegiatan Pokok
- Gaji pegawai, uang makan dan tunjangan
- Koordinasi lintas sektorPertemuan dan jamuan
- Perjalanan dinas
- Keperluan pokok sehari hari perkantoran
- Pengembangan sistem menejemen ketatalaksanaan
3. PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRA SARANA APARATUR
NEGARA
Program ini bertujuan untuk mengadakan stok kebutuhan alat kontrasepsi
dan sarana penunjang pelayanan KB, serta pemeliharaan sarana kerja dan aset
organisasi BKKBN dalam rangka meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana
pelayanan KB
a. Sasaran
Tersedianya stok alkon dan sarana pelayanan KB dengan standar yang
memadai bagi pelayanan program yang berkualitas.
b. Kegiatan pokok
- Penyediaan alkon dan sarana pelayanan KB
- Penyediaan sarana operasional pelayanan KIE program
- Peningkatan kapasitas teknologi informasi untuk pengelolaan sistem
informasi KB
- Peningkatan sarana kerja pengelola dan pelaksana program
4. PROGRAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA APARATUR
Program ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi petugas program
bidang KB-KB, KRR, KSPK, dan IT, menyediakan dan menyiapkan perangkat
pengelolaan data informasi program sebagai bahan pengembangan dan
perumusan kebijakan informasi program, serta peningkatan pengetahuan dan
ketrampilan teknis petugas pengelola program KB melalui pelatihan teknis medis
dan pendidikan serta pengembangan pelayanan informasi berbasis TI suatu model
pendekatan percepatan pemberdayaan PLKB/PKB melalui belajar jarak jauh.
a. Sasaran
- Pengelola KB
- Tenaga program dan petugas KB yang memenuhi standar kompetensi
dan jumlah yang memadai
- Terlaksananya kegiatan analisis dan penilaian serta pengembangan
indicator program
b. Kegiatan Pokok
- Latihan dasar umum
- Refreshing bagi penyuluh KB, medis teknis bagi dokter/bidan,
pelatihan teknis bagi tenaga program
- Pendidikan jangka panjang dan jangka pendek
- Analisis tindak lanjut SDKI, Mini survey dan indicator RPJMN
- Penelitian dan pengembangan
- Pembinaan jaringan dan SDM peneliti
5. PROGRAM PENINGKATAN PENGAWASAN DAN AKUNTABILITAS
APARATUR NEGARA
Program ini bertujuan untuk menjamin kelancaran pelaksanan program
dalam rangka mencapai visi dan misi program KB melalui penyempurnaan dan
pengefektifan sistem dan pelaksanaan pengawasan untuk meujudkan aparatur
Negara yang bersih serta pelaksanaan program dan kegiatan yang akuntabel.
a. Sasaran
- Terlaksananya pemeriksaan/pengawasan, pembinaan, uji petik dan
pemeriksaan khusus
- Terlaksananya koordinasi, konsultasi dan komunikasi pengawasan
serta dukungan menejemen pengawasan
b. Kegiatan Pokok
- Efektifitas pelaksanaan pengawasan terpatu
- Pemeriksaan khusus, uji petik dan pembinaan
- Peningkatan dukungan menejemn program pengawasan
- Koordinasi, konsultasi dan komunikasi pengawasan
BAB IV
UPAYA PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2008
A. PROGRAM KELUARGA BERENCANA
Program ini bertujuan untuk memenuhi permintaan masyarakat akan
pelayanan KB-KR yang berkualitas termasuk didalamnya upaya menurunkan angka
kematian ibu, bayi dn anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi
dalam rangka membangun keluarga kecil berkualitas.
1. KEGIATAN POKOK ANTARA LAIN :
a. Perluasan jangkauan pelayanan termasuk melalui pelayanan Tim KB keliling
(TKBK)
b. Pelayanan KB pria termasuk tentang informasi konseling dan pelayanan KB-
KR
c. Pelayanan KIE, advokasi dan KIP/konseling dalam pelayanan KB termasuk
pengembangan materi medis dan perluasan cakupan
d. Pelayanan kontrasepsi rasional, efektif dan efisien
e. Pembinaan peran serta masyarakat dalam pelayanan KB-KR yang mandiri
f. Peningkatan pembinaan kualitas saranan dan pelayanan KB-KR
g. Promosi KHIBA dan PMKR melalui kelompok kegiatan masyarakat
h. Penyediaan alat kontrasepsi dan pelayanan KB medis operasi
i. Pelayanan pencabutan implant dan perlindungan bagi penerima pelayanan KB
2. JAMINAN DAN PELAYANAN KB
Kegiatan yan telah dilaksanakan oleh jaminan dan pelayanan KB dalam
rangka memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB dengan sasaran
menurunkan PUS unmet need dari 9.6% menjadi 8,7% dari PUS 535.927,
kegiatan yang telah dilaksanakan antara lain :
a. Mensosialisasikan penggunaaan alat kontrasepsi yang mengarah pada
penggunaan yang rasionnal, efektif dan efisien dalam upaya memenuhi hak
hak reproduksi dan pasangan dengan cara memberikan informasi yang jelas,
lengkap dan jujur serta transparan tentang alat kontrasepsi yang akan dipilih
sehingga tercapai kepuasan dan rasa aman bagi peserta KB dalam
menggunakan alat kontrasepsi.
b. Menyediakan dan mendistribusikan alat kontrasepsi bagi keluarga Pra Sejahtera dan KS I baik yang dilayani oleh tempat pelayanan KB jalur pemerintah maupun swasta dan menjamin ketersediaan alat kontrasepsi di wilayah. Dengan rumus 3 : 4 : 3 untuk kondom dan Pil Ulang, dan 3 : 4 untuk IUD, Suntik dan Implant.
c. Menyediakan bantuan biaya pelayanan KB bagi Keluarga Pra Sejahtera dan KS I berupa :
Pasang IUD dan Implant sejumlah 4172 kasus. Cabut implant sejumlah 1251 kasus. MOW Laparoscopy sejumlah 545 kasus. MOW Felopering sejumlah 190 kasus. MOP sejumlah 79 kasus. Komplikasi berat sejumlah 9 kasus dan kegagalan KB sejumlah 6 kasus.
d. Menyediakan obat efek samping penggunaan alat kontrasepsi dam sarana medis berupa : Meningkatkan kualitas pelayanan KB melalui berbagai kegiatan antara
lain :o Melaksanaakan pertemuan tim jaga mutu agar permasalahan KB
sejak awal dapat diantisipasi baik dalam hal medis maupun non medis.
o Melaksanakan pertemuan medis teknis, konsolidasi program KB,
pembinaan dan pemantauan/monitoring ke Kabupaten/Kota.o Visiting spesialis tujuannya untuk meningkatkan kualitas dari segi
medis maupun non medis dengan mendatangkan Tim Spesialis ke Kabupaten/Kota, Kecamatan dan desa.
o Pengadaan Informed Counsent untuk sosialisasi melalui latihan
konseling bidan dan pembinaan lengkap PKB Kabupaten/Kota.o Pelatihan pasang cabut IUD/Implant secara mandiri bekerjasama
dengan P2KS, Stikes Aisyiyah, Poltekkes dan Dinas Kesehatan dalam upaya meningkatkan ketrampilan provider dalam pelayanan KB khususnya IUD dan Implant.
Melaksanakan berbagai kegiatan evaluasi pelayanan KB antara lain pertemuan medis teknis, konsolidasi program KB, SPP Alkon dan PKP KB-KR melalui Tri Komponen.
3. PENINGKATAN PARTISIPASI PRIAPencapaian PA Pria sebesar 24065 (5,69%) pada 2008 dengan kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan antara lain :
Operasional Promosi dan KIE Program KB melalui KB Persh, Tempat Kerja, TOMA, TOGA, Mitra Kerja serta kelompok-kelompok binaan KB.
Ops. Promosi dan KIE Program KB-KR melalui kelompok KB Pria dan Kader/Motivator KB.
Duk. Ops. Pemantapan Promosi KIE KB-KR. Duk. Pengembangan KIE Peningkatan Sesertaan KB Pria melalui Mitra Kerja.
4. KELANGSUNGAN HIDUP IBU, BAYI DAN ANAK (KHIBA)Promosi kelangsungan hidup ibu, bayi dan anak merupakan salah satu upaya dalam menurunkan angka kematian ibu dan anak juga sebagai program strategis dalam meningkatkan derajat kesehatan ibu, bayi, dan anak balita beserta keluarganya, menghindari
kehamilan 4 terlalu dan 3 terlambat sera mencegah kehamilan yang tidak diinginkan, dilaksanakan melalui kegiatan antara lain :
Dukungan operasional pelayanan KB Pasca Persalinan dan Pasca Keguguran Sosialisasi Pelayanan KB Pasca Persalinan dan Pasca Keguguran Sosialisasi benefit KB terhadap KIA bagi pengelola KB-KR Dukungan operasional pemantapan KHIBA dan PMKR melalui mitra keluarga Penyediaan data dan informasi KHIBA dan PMKR
5. PENANGGULANGAN MASALAH KESEHATAN REPRODUKSI (PMKR)Promosi penanggulangan masalah kesehatan reproduksi dalam upaya meningkatkan kesehatan reproduksi dan kepuasan seksual, dilaksanakan berbagai kegiatan antara lain:
Dukungan operasional infertilitas (pemulihan kesuburan) Dukungan operasional pencegahan KAR dan kesehatan seksual Pelayanan Papsmear Orientasi PMKR bagi TOMA wanita Dukungan operasional keluarga dan remaja kader HIV/AIDS Penyuluhan HIV/AIDS melalui lagu RAP
B. PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSIBerbagai kegiatan yang telah dilaksanakan dalam upaya memberikan pelayanan kepada remaja antara lain :
1. Operasional Adv KIE KRR bagi TOMA/TOGA dan LSM/LSOM2. Lomba cerdas cermat3. Gambar remaja4. Operasional KIE melalui BP 4 (Kabupaten/Kota)5. Operasional KIE melalui radio (Kabupaten/Kota)6. After School Program7. Peningkatan SDM tenaga inti korseling KRR (Kabupaten/Kota)8. Duk ops PIK KRR non sekolah dan sekolah9. Rekomendasi dan evaluasi PIK KRR10. Pengadaan bahan metode korseling KIE11. Monitoring evaluasi KRR12. Monitoring PIK KRR13. Rakordasi / Evaluasi program KRR I14. Orientasi program KRR bagi guna SMA, SMK, SMP15. Orientasi program KRR bagi Kader BKR16. Orientasi program KRR bagi Ustads/ustadzah17. Orientasi program KRR bagi penyalur agama18. Orientasi program KRR bagi tokoh agama
C. PROGRAM KETAHANAN DAN PEMBERDAYAAN KELUARGA1. Program Advokasi dan KIE
a. Pengembangan jejaring advokasi dan KIEb. Peningkatan kualitas dan kuantitas advokasi kepada stake holder
c. Operasional penerangan masyarakat melalui Mupend. KIE program KB melalui Televisie. Kampanye program KB dalam bentuk opinif. Operasional informasi melalui persg. Operasional KIE Wawan muka TOMA-TOGA tentang program KB Nasionalh. Advokasi KIE melalui medua tradisionali. Pameran pembangunanj. Perubahan perilaku masyarakat melalui pengadaan bahan materi KIEk. Peningkatan Advokasi dan KIE melalui berbagai lomba
2. Program Pengembangan Ketahanan Keluargaa. Pengadaan panduan materi KIE-BKB terpadu, materi BKR bagi PLKB, materi BKL
baki PLKB dan formulir bagi Tribinab. Pertemuan Pokja Tribinac. Expose HARGANAS, HAN serta kegiatan Tribinad. Operasional KIE Wawan muka petugas tentang BKB Terpadue. Forum Koordinasi Bina-Binaf. Dukungan Poktan dalam rangka refresing kader BKLg. Lomba pengelola, kelompok dan kader BKB
Lomba pengelola BKBoPeringkat I Pokja BKB Kulonprogo
oPeringkat II Pokja BKB Bantul
oPeringkat III Pokja BKB Sleman
oPeringkat IV Pokja BKB Gunungkidul
oPeringkat V Pokja BKB Kota Yogyakarta
Lomba kelompok BKBoPeringkat I Pokja BKB Melati Cebongan Sleman
oPeringkat II Pokja BKB Anggrek Sungapan Bantul
oPeringkat III Pokja BKB Mawar Kraton Yogyakarta
oPeringkat IV Pokja BKB Kalisoko Kulonprogo
oPeringkat V Pokja BKB Binasejahtera Gunungkidul
Lomba kader BKBoPeringkat I Lilek Wakhidah kader BKB Sungapan Bantul
oPeringkat II Sri Lestari kader BKB Mlati Sleman
oPeringkat III Supapti kader BKB Kulonprogo
oPeringkat IV Ervi kader BKB Kota Yogyakarta
oPeringkat V Sutarni kader BKB Gunungkidul
h. Operasional kader BKB dengan PAUDi. Temu kader BKB tingkat nasional dan regionalj. Sosialisasi modul BKRk. Lomba keluarga balita ideal
Peringkat I Keluarga Ngatijan/Fitriyah Kulonprogo Peringkat II Keluarga Yanto/Yuni Kota Yogyakarta
Peringkat III Keluarga Albani/Trisusilowati Sleman Peringkat IV Keluarga Jaya/Sukiyem Gunungkidul Peringkat V Keluarga Parjilan/Ruatmi Bantul
3. Program Peningkatan Kualitas Lingkungan Keluargaa. Koordinasi dan evaluasi PKLKb. Monitorinf pembinaan kelompok PKLKc. Bantuan operasional PKLKd. Evaluasi/lomba kelompok BLK
Peringkat I kelompok BLK Pengiwo Sleman Peringkat II kelompok BLK Sidorukun Kota Yogyakarta Peringkat III kelompok BLK Melati Gunungkidul Peringkat IV kelompok BLK Paragama Bantul Peringkat V kelompok BLK Jati Asri Kulonprogo
e. Lomba Keluarga Harmonis Sejahtera Peringkat I keluarga Fatmi/Sulisti Kulonprogo Peringkat II keluarga Mulyanto/Suharini Sleman Peringkat III keluarga Waryanto/Wiwid Kota Yogyakarta Peringkat IV keluarga Suparno/Sri Mulyanti Gunungkidul Peringkat V keluarga Subandiyo/Samiyah Bantul
4. Program Pemberdayaan Ekonomi KeluargaProgram pemberdayaan ekonomi keluarga dilaksanakan melalui pendekatan kelompok UPPKS dalam upaya meningkatkan pendapatan keluarga dengan usaha ekonomi produktif keluarga. Adapun beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan adalah :
a. Sarasehan hasil pendataan keluarga, dilaksanakan dalam upaya menindaklanjuti hasil pendataan keluarga guna memperoleh kesepakatan dalam meningkatkan tahapan keluarga sejahtera. Sarasehan tersebut dihadiri oleh mitra kerja dan mitra usaha yang diharapkan dapat melaksanakan pembinaan secara berkelanjutan dan terpadu dengan memanfaatkan kelompok UPPKS.
b. Pendataan kelompok UPPKS, kegiatan tersebut dilaksanakan dalam upaya mendapatkan data dan informasi tentang kelompok UPPKS yang aktual dan akurat tentang kondisi kelompok UPPKS.
c. Penyusunan laporan program PEK, dilaksanakan dalam upaya untuk mengetahui perkembangan kelompok UPPKS baik mengenai kuantitas dan kualitas kelompok UPPKS.
d. Forum pembinaan kelompok UPPKS dilaksanakan dalam upaya sebagai wadah pengembangan wawasan, pertukaran informasi maupun upaya pemecahan permasalahan kelompok UPPKS.
e. Seleksi kelompok UPPKS, dilaksanakan dalam upaya memberikan penghargaan dan motivasi kepada para kader UPPKS untuk bersaing secara sehat guna meningkatkan pengelolaan kelompok dan mensejahterakan anggotanya. Untuk tahun 2008 telah terpilih 5 (lima) kelompok UPPKS terbaik yaitu:
Peringkat I kelompok UPPKS Bunga I, Sleman
Peringkat II kelompok UPPKS Sejahtera 4, Bantul Peringkat III kelompok UPPKS Ngudi Rahayu, Gunung Kidul Peringkat IV kelompok UPPKS Aster Putih, Kota Yogyakarta Peringkat V kelompok UPPKS Mekarsari, Kulon Progo
f. Koordinasi program pemberdayaan ekonomi keluarga, dilaksanakan dalam upaya memperoleh data dan informasi tentang pelaksanaan program PEK, memperoleh kesepakatan tentang beberapa kegiatan PEK sera mantapnya komponen-komponen pembina kelompok UPPKS.
g. Temu kader UPPKS, dilaksanakan dalam upaya memberikan penghargaan dan fasilitas kepada kader UPPKS untuk saling bertemu.
h. Peyusunan produk unggulan, dalam upaya mensosialisasikan produk kelompok UPPKS, meningkatkan jaringan pemasaran dan memacu kelompok UPPKS. Gelar UPPKS dilaksanakan secara Nasional, Propinsi dan Kab/Kota se DIY. Bantuan modal usaha, diberikan kepada 61 kelompok UPPKS @ Rp 5.000.000,- dalam rangka meningkatkan kelangsungan usaha kelompok UPPKS.
D. PROGRAM PENGUATAN KELEMBAGAAN KELUARGA KECIL BERKUALITASProgram penguatan kelembagaan keluarga kecil berkualitas khususnya yang dilakukan seksi institusi peran serta pada tahun 2008 berbagi upaya telah dilakukan yang meliputi:
1. Memanfaatkan momentum strategis melalui kegiatan:a. TNI Manunggal KB Kesehatan dari mulai Pencanangan, koordinasi dan
pemantauan. Program ini dilombakan secara berjenjang. Korem 072/Pamungkas, kodim Bantul sebagai juara 1.
b. Kesatuan gerak PKK KB dilombakan. Disamping kegiatan KGPKK KB-Kes dikembangkan dengan menilai Pelaksana Yandu Terbaik, PHBS terbaik dan kesehatan lingkungan. Setelah dievaluasi sampai dengan tingkat nasional Propinsi DIY mendapatkan nominasi 6 brsar Tingkat Nasional yakni pelaksana terbaik Kesatuan Gerak PKK KB-Kes di desa Caturtunggal Kecamatan Depok, Sleman, dan pelaksana terbaik kesehatan lingkungan di Desa Temuwuh, Kecamatan Dlingo, Bantul.
2. Mengadakan peringatan Hari Keluarga Nasional yang dipadukan dengan BBGRM, yang pencanangannya dilaksanakan di desa Karangrejek, Kecamatan Wonosari, Gunungkidul.
3. Mengadakan Pemilihan Petugas lini Lapangan dan Kader IMP terbaik secara berjenjang dimana terbaik 1 Tingkat Propinsi dikirim ke Jakarta.
4. Mengadakan seleksi peserta KB lestari 10, 15, dan 20 tahun dan mengirimkan yang terbaik I tingkat Propinsi ke tingkat Nasional untuk masing-masing kategori.
5. Mengirimkan pengurus dan peserta didik saka kencana dalam kemah saka kencana tk nasional di Jakarta. Yang didahului dengan pembinaan dan pembekalan bagi peserta didik saka kencana.
6. Mengadakan jambore IMP dan PLKB dalam acara Harganas tk Propinsi7. Mengirimkan PKB untuk mengikuti MUNAS IPEKB di Jakarta.8. Membentuk kepengurusan IPEKB Tk. Propinsi.
9. Mengadakan Jambore PLKB/PKB.10. Mengadakan musyawarah daerah IPEKB Tk. Propinsi DIY.11. Expose Kendaraan Roda 2.12. Mengadakan pendataan kader IMP dan PLKB/PKB.
E. PROGRAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA APARATURProgram pengelolaan SDM Aparatur merupakan tugas dari Balai pelatihan dan pengembangan (Balatbang). Balatbang adalah merupakan salah satu komponen service center dalam mendukung mission center Program KB Propinsi DIY. Untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas SDM pengelola dan program KB.Program pengelolaan SDM aparatur tersebut dilakukan dengan kegiatan:
1. Pengkajian, penelitian program KB Nasional melalui kegiatan:a. Pengembangan sistematika penyelenggaraan, pendidikan, perkuliahan,
kurikulum dan pola ilmiah dengan indikator kegiatan meningkatnya kualitas institusi penyelenggara pelatihan, penelitian dan pengembangan.
b. Survei bidang kependudukan meningkatnya jumlah kajian/penelitian Program KB yang digunakan untuk pengambilan kebijakan.
2. Penataan SDM aparatur dengan indikator meningkatnya kinerja dan tersedianya pengelola dan pelaksana program KB tingkat Propinsi DIY.
3. Pendidikan dan pelatihan dengan indikator meningkatnya kuantitas dan kualitas SDM Pengelola dan Pelaksana program KB. Indikator sasarannya adalah terlatihnya pesera diklat dari berbagai kategori pelatihan dengan dengan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petugas dan pengelola program KB.
BAB VHASIL PENCAPAIAN PROGRAM TAHUN 2008
A. PROGRAM KELUARGA BERENCANADalam berbagai upaya program dan kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahun 2010, hasilnya dapat dilihat sbb:1. PENCAPAIAN PESERTA KB BARU
Realisasi pencapaian masing-masing kabupaten/kota adalah sebagai berikut:
Tabel 1 : Realisasi Pencapaian Peserta KB Baru di Yogyakarta Tahun 2011Kabupaten/Kota PPM PB Jumlah %
Bantul 16086Sleman 11833 12559Gunungkidul 10560 11667KulonProgo 5850 6521Kota Yk 7010 6515
JUMLAH 49356 53348 108,09Dari jumlah tersebut apabila dilihat berdasarkan alat kontrasepsi, yang digunakan paling banyak berupa suntik sebanyak 26976 (50,57%).
Gambaran peserta KB Baru berdasarkan tempat pelayanan dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 2 : Realisasi pencapaian PB Tahun 2007 berdasarkan tempat pelayanan (gw ga nemu datanya pe)
No Tempat Pelayanan Jumlah PB %1 Klinik KB
Pemerintah18046 39,54
2 Klinik KB Swasta 6217 13,623 Dokter Praktek
Swasta876 1,92
4 Bidan Praktek Swasta 20505 44,92
JUMLAH 45644 100Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pelayanan peserta KB baru di klinik pemerintah masih tertinggi. Realiasi Pencapaian peserta KB baru pria berjumpah 2431 (57,80%). Kontribusi pria terhadap total PB sebesar 5,33%. Untuk masing-masing kabupaten kota dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 3 : Realisasi Pencapaian PB Pria Tahun 2008
NO Kabupaten Kota
PPM PB PRIA
Pencapaian Jumlah
PB Pria %
Pencapaian PB
% PB Pria
Thd PB1 Bantul 1772 994 56,21 13010 7,662 Sleman 634 487 76,81 10906 4,473 Gunung
Kidul898 406 45,21 10018 4,05
4 KulonProgo 368 219 59,51 5475 7,035 Kota 534 323 60,49 6235 5,18
JUMLAH 4206 2431 57,80 45644 5,33
2. PESERTA KB AKTIFPencapaian peserta KB Aktif tercatat sebesar 418069 (99,02%) dari PPM PA sebesar 422209 per kabupaten kota dapat dilihat dari tabel:
Tabel 4 :NO KABUPATEN
KOTAPPM PA PA TA
JUMLAHHUN 2007 %
1 BANTUL 109213 111637 102,222 SLEMAN 115766 116229 100,403 G KIDUL 110904 107311 96,764 K PROGO 49969 48928 97,925 KOTA 36357 33964 93,42
JUMLAH 422209 418069 99,02Tabel berikut adalah pencapaian PA Pria untuk masing-masing kabupaten kota dan Propinsi tahun 2008.
Tabel 5 : Pencapaian PA Pria Tahun 2008NO KABUPATE
N KOTAPPM
PAPRIAPENC. PA PRIA PENC.
PA%
PAPRIA THD PA
1 BANTUL 6706 5934 88,49 111637 5,322 SLEMAN 8336 7844 94,10 116229 6,753 G KIDUL 2967 2194 73,95 107311 2,044 K PROGO 2437 2043 83,83 48928 4,185 KOTA 5381 5233 97,25 33964 15,41
JUMLAH 25827 23248 90,01 418069 5,56
Tingkat partisipasi peserta KB Aktif pada bulan Desember 2008 untuk propinsi DIY adalah
78,01 dari Pasangan Usia Subur (PUS) sebesar 418.089 jiwa, kondisi untuk setiap
Kabupaten/Kota adalah sebabgai berikut:
Tabel 6:Tingkat Partisipasi Pasangan Aktif (PA) s/d Desember 2008
No Kabupaten/kota PUS PA Partisipasi
1 Bantul 144.359 111.376 77,33
2 Sleman 145.833 116.229 79,70
3 Gunung Kidul 131.605 107.311 81,54
4 Kulon Progo 65.715 48.298 74,45
5 Kota Yogya 48.415 33.964 70,15
Jumlah 535.927 418.069 78,01
Tabel 7:Pencapaian PA Pemerintah dan swasta Desember 2007
No Kabupaten/kota PUS Pemerintah Swasta
1 Bantul 111.376 32,24% 67,75%
2 Sleman 116.229 0,09% 75,01%
3 Gunung Kidul 107.311 52,63% 47,36%
4 Kulon Progo 48.298 50,43% 49,56%
5 Kota Yogya 33.964 41,50% 58,49%
Jumlah 418.069 38,34% 61,65%
3. KOMPLIKASI, KEGAGALAN DAN PENCABUTAN IMPLANT
Tinggi rendahnya kasus komplikasi berat dan kegagalan dapat menjadi salah satu tolok ukur
kualitas pelayanan.
Tabel 8:Kasus Komplikasi Berat Tahun 2007
No Kabupaten/kota IUD MOP MOW IMP STK Jumlah
1 Bantul 8 0 0 3 0 11
2 Sleman 7 0 0 0 0 7
3 Gunung Kidul 6 0 0 2 2 10
4 Kulon Progo 4 1 1 2 1 7
5 Kota Yogya 3 0 0 0 3 6
Jumlah 28 1 1 7 6 20
Tabel 9:Kasus Kegagalan per Desember 2007
No Kabupaten/kota IUD MOP MOW IMP STK Jumlah
1 Bantul 12 1 2 3 0 18
2 Sleman 7 0 1 0 0 8
3 Gunung Kidul 12 0 2 3 0 17
4 Kulon Progo 4 0 0 2 0 6
5 Kota Yogya 3 0 0 0 0 33
Jumlah 28 1 5 8 0 82
Sedangkan jumlah pencabutan implant berdasarkan tempat pelayanannya adalah sebagai berikut.
Kabupaten/kota Klinik KB Dokter Bidan Jumlah
Bantul 298 6 103 407
Sleman 116 0 1 117
Gunung Kidul 212 0 216 428
Kulon Progo 843 2 98 943
Kota Yogya 34 3 9 46
Jumlah 1503 11 427 1941
4. PESERTA KB DROP OUT (DO)
Jumlah peserat KB yang DO di seluruh DIY mencapai 10,53%, yang berarti di atas kondisi
ideal SPM (<10%). Dari hasil tersebut, Kabupaten Sleman yang paling baik, yaitu sebesar
7,67% saja.
Upaya memenuhi permintaan masyararakat akan pelayanan KB menjangkau pula kelompok
yang selama ini kebutuhannya belum terpenuhi.berdasarkan data BKKBN jumalah PUS yang
tidak ingin memiliki anak lagi tetapi tidak menggunakan alat kontrasepsi hadalah 11,25%.
B. PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA
JUMLAH PIK-PIR
o Tahap tumbuh = 44 Kelompok
o Tahap tegak = 3 Kelompok
o Tahap tegar = -
BASIS PIK-PIR
o Sekolah Umum/Keagamaan = 35 Kelompok
o Organisasi Keagamaan = 4 Kelompok
o LSM/Organisasi Kepemudaan = 8 Kelompok
FASILITATOR PIK-PIR
o Pendidik Sebaya (PS) Terlatih = 66 orang
o Konselor Sebaya ( KS) Terlatih = 26 orang
o Pengelola PIK-KRR Terlatih =36 orang
Jumlah kelompok remaja yang dibina KRR
o Kelompok Karang Taruna =123 kelompok
o Kelompok Pramuka =20 kelompok
o Kelompok Remaja di sekolah = 98 kelompok
o Pondok Pesantren = 13 kelompok
o Tempat kerja = 2 kelompok
o Kelompok Remaja lainnya = 13 kelompok
Jumlah Kelompok keluarga peduli remaja yang dibina KRR
o Kelompok BKR =250 kelompok
o Kelompok lainnya = 7 kelompok
Jumalah tenaga program yang perlu mendapatkan pelatihan KRR
o Mengikuti diklat = 245 orang
o Mengikuti orientasi = 424 orang
C. PROGRAM KELUARGA SEJAHTERA DAN PEMBERDAYAAN KELUARGA
Program ini mempunyai sasaran dan kegiatan kelompok sebagai berikut:
Program Advokasi dan KIE
o Pengembangan jejaring Advokasi dan KIE
o Peningkatan kualitas dan kuantitas Advokasi kepada stakeholder
o Operasional penerangan masyarakat melalui Mupen
KIE Program KB melalui Televisi
o Kampanye program KB dalam bentuk opini
o Operasional informasi melalui pers
o Operasional KIE wawanmuka TOMA-TOGA tentang program KB Nasional
Advokasi KIE melalui media tradisional
o Pameran pembangunan
o Perubahan perilaku masyarakat melalui pengadaan materi KIE
o Peningkatan pengetahuan sikap dan perilaku pengelola program
o Peningkatan advokasi dan kie melalui berbagai lomba
Program pengembanagan ketahanan Keluarga
o Pengadaan panduan materi KIE-BKB terpadu, materi BKR bagi PLKB, materi
BKL bagi PLKB dan formulir bagi Tribina
o Pertemuan Pokja Tribina
o Ekspos HARGANAS, HAN, serta kegiatan Tribina
o Operasional KIE Wawan muka petugas tentang BKB terpadu
o Forum Koordinasi Bina
o Dukungan Poktan dalam rangka refreshment kader BKL
Lomba pengelola BKB
o Peringkat I Pokja BKB Kulon Progo
o Peringkat II Pokja BKB Bantul
o Peringkat III Pokja BKB Sleman
o Peringkat IV Pokja BKB Gunung Kidul
o PeringkatV Pokja BKB Kota Yogyakarta
Lomba Kelompok BKB
o Petingkat I kelompok BKB Melati Cebongan Sleman
o Petingkat I kelompok BKB Anggrek Sungapan Bantul
o Petingkat I kelompok BKB Mawar Kraton Yogyakarta
o Petingkat I kelompok BKB Kalisoko Kulon Prpgo
o Petingkat I kelompok BKB Bina sejahtera Gunungkidul
Operasional kader BKB dengan PAUD
Temu Kader BKB tingkat Nasional dan Regional
Sosialisasi modul BKR
D. PROGRAM SUMBER DAYA MANUSIA APARATUR
Balatbang memiliki tugas pokok sebagai berikut:
Merencanakan dan mengendalikan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan serta
pengembangan dan pelatihan pelatihan program KB dan KS di propinsi.
Melaksanakan penyelenggaraan dan pelaporan pendidikan dan pelatihan serta
penegembangan penelitian program KB dan KS di Propinsi.
Melaksanakan pengelolaan pengembangan/pelatihan program KB dan KS di Propinsi
Melaksanakan pengelolaan ketata usahaan balatbang
Beberapa hasil kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Balatbang adalah
Pendidikan dan Pelatihan
Kegiiatan pendidikan dan pelatihan KB Nasional yang direncanakan oleh BKKBN
DIY pada tahun 2008 berjumlah 18 jenis pelatihan yang terdiri dari 48 paket pelatihan
dengan jumlah peserta 1218 orang. Pelatihan ini ditujukan untuk tenaga pegawai,
pengelola KB dan pelaksana program KB tingkat propinsi, Kabupaten, Kecamatan
dan Desa. Realisasi kegiatan sampai dengan bulan Desember 2008 adalah 100% dari
perencanaannya. Jenis pelatihannya antara lain:
o Orientasi dokter dan bidan
o Orientasi pembinaan PUS bagi dokter
o Refreshing keterpaduan pengelola
o Orientasi teknis penunjang bagi pengelola program
o Pelatihan teknis media pemberi pelayanan
o Pelatihan latihan dasar umum program KB
o Orientasi bina keluarga
o Orientasi pengurus taman gender
o Orientasi pengelola UPPKS
o Pelatihan KRR bagi Pendidik Sebaya
o Pelatihan TOT bagi Konselor Sebaya
o Pelatihan KRR bagi Konselor Sebaya
o Diklat PIK KRR percontohan
o Orientasi RR bagi klinik KB
o Orientasi JKK
o Orientasi bagi KUA
o Semianr Usia Paruh baya
o Pelatihan Operasional Mupen
Penelitian
Kegiatan penelitian yang direncanakan oleh BKKBN DIY melalui Balatbang
berjumlah 5 paket dengan mini survey pengambilan sampel di setiap
kabupaten/Kota. Sedangkan penelitian lainnya pada tingkat propinsi. Penelitian
berskala nasional meliputi Mini Survey peserta KB dn RPJM. Realisasi kegiatan
penelitian samapai dengan bulan Desember 2008 adalah 100% dari perencanaan.
Penelitian tersebut meliputi:
o Penelitian Survei Peserta KB aktif
o Penelitian RPJM
o Persepsi Remaja tentang KB
o Dampak kesehatan reproduksi remaja
o Pemanfaatan hasil penelitian
o Peningkatan kualitas institusi penyelenggaraan pelatihan,penelitian dan
pengembangan
Pengembangan
Kegiatan pengembangan program KB Nasional direncanakan berjumlah 17 paket
pengembangan. Realisasi kegiatan tersebuta adalah 100%. Adapun kegiatannya
adalah sebagai berikut:
o Identifikasi kebutuhan pelatihan dan penilitian
o Penyusunan Profil balatbang
o Pengembangan Kurikulumi
o Pemasaran Diklat
o Pengembangan Field Laboratory ITP
o Pengembangan Media pembelajaran
o Temu Ilmiah WI dan penelitian
o Pengembangan profesi tenaga Balatbang
o Pengembangan hubungan kemitraan
o Evaluasi OST ITP
o Penyusunan majalah intensive course Bahasa inggris
o Evaluasi diklat
o Lokakarya Pengembanga diklat
o Lokakarya Kespro Dharma wanita
o Lokakarya keterpaduan BKB PAUD
o Lokakarya Pengelolaan program KB kecamatan
Peningkatan SDM aparatur
Untuk meningkatkan kinerja bagi pengelola program KB propinsi DIY,
dilaksanakan Diklat PIM III, koordinasi bidang ke Sumatera Utara,workshop ITP
di Jakarta, capacity building bagi kepala seksi dan peningktn profesionalisme
widyaiswara dan peneliti. Kegiatan tersebut tercapai 100%.
BAB VI
PENUTUP
A. PERMASALAHAN
1. Kriteria Toma dan Toga yang aktif melakukan advokasi dan KIE belum
tersusun.
2. Terbatasnya jumlah PLKB/PKB karena adayan pengalihan tugas maupun
pensiun, sedangkan pengangkatannya adalah wewenang daerah.
3. Kelompok Tri Bina dan program lintas sektor belum terstruktur .
4. Terbatasnya jumlah kader Tri Bina.
5. Sarana kegiatan Tri Bina belum memadai , bahkan terdapat kerusakan.
6. Belum optimalnya dukungan untuk peningkatan keterampilan dalam UPPKS.
7. Kurangnya bantuan ATTG bagi UPPKS.
8. Lebih dari separuh Kelompok UPPKS rentan DO.
9. Kualitas produk UPPKS masih rendah.
10. Sinkronisasai dengan proogram pengentasan kemiskinan belum maksimal.
11. Kegiatan Diklat di tingkat kabupaten (SKPD) belum maksimal.
B. UPAYA PEMECAHAN PERMASALAHAN
1. Meningkatkan koordinasi lintas sektor dalam pelaksanaan Program KS-Pk
2. Mendorong kemandiriin kelompok dengan penyediaan sarana dan bahan
penyuluhan sesuai kebutuhan.
3. Meningkatkan kemitraan dengan lembaga-lembaga terkait, dalam usaha
peningkatan ketreampilan pengelola kegiatan KS-PK
4. Meningatkan kapabilitas petugas pembina kelompok kegiatan dalam
mendorong dan menumbuhkan kegiatan UPPKS.
5. Meningkatkan reposisi peran kader dalam mendukung keikutserataan program
KB
6. Peningkatan kualitas dan kuantitas pelatihan, penelitihan dan pengembangan
untuk mendorong mutu SDM.