bombyx mori ..makalah..new

28
Bombyx mori Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Agama Islam dosen : Rita Istiana, S.Pd disusun oleh : Kelompok 6 Agiesty Purnama (0361 11 072) Dara Nirmala (0361 11 0 Dewi Lestari A (0361 11 0 Yunita Mustika (0361 11 0 Semester II/A PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

Upload: guritangesott

Post on 25-Jul-2015

399 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bombyx Mori ..Makalah..NEW

Bombyx mori

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Agama Islam

dosen : Rita Istiana, S.Pd

disusun oleh :

Kelompok 6

Agiesty Purnama (0361 11 072)

Dara Nirmala (0361 11 0

Dewi Lestari A (0361 11 0

Yunita Mustika (0361 11 0

Semester II/A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PAKUAN

BOGOR

2012

Page 2: Bombyx Mori ..Makalah..NEW

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat-

Nya lah makalah mengenai Ulat sutra ( Bombyx mori ) ini dapat selesai tepat pada

waktunya.

Dengan selesainya makalah ini kami mengucapkan terimakasih khususnya

kepada Ibu Rita Istiana, S.Pd selaku dosen mata kuliah Zoologi Invertebrata yang

telah membimbing serta memberikan ilmu mengenai segala hal yang berkaitan

dengan zoologi invertebrata. Selain itu kami mengucapkan terimakaih kepada

pihak lain yang telah berperan, sehingga makalah ini dapat menjadi salah satu

bahan pengetahuan baru bagi penulis maupun pembaca.

Dalam penulisannya makalah ini masih memiliki banyak kekurangan.

Maka dalam kesempatan ini kami memohon maaf atas segala keterbatasan yang

terdapat dalam makalah.

Namun besar harapan kami dari makalah ini yaitu semoga makalah ini

dapat menjadi sumber ilmu bagi penulis maupun pembaca untuk saat ini dan

nanti.

Bogor, Juli 2012

Penulis

i | P a g e

Page 3: Bombyx Mori ..Makalah..NEW

DAFTAR ISI

Table of Contents

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang..............................................................................................1

1.2. Rumusan masalah..........................................................................................2

1.3. Tujuan Penulisan...........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

2.1 Ciri dan struktur tubuh Bombyx mori............................................................3

A. Klasifiikasi ulat sutra......................................................................................3

B. Struktur tubuh ulat sutra..................................................................................3

Bagian Organ Luar........................................................................................3

Bentuk dan Struktur Khas Larva..........................................................................4

Bagian Organ Dalam.....................................................................................6

2.2 Proses reproduksi pada Bombyx mori............................................................9

2.3 Habitat dan makanan Bombyx mori..............................................................11

2.4 Peranan dan perilaku Bombyx mori..............................................................12

A. Peranan ulat sutra..........................................................................................12

B. Perilaku ulat sutra..........................................................................................14

BAB III PENUTUP...............................................................................................15

3.1 Kesimpulan...................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16

ii | P a g e

Page 4: Bombyx Mori ..Makalah..NEW

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sutra merupakan serat protein alami yang dapat ditenun menjadi tekstil.

Sutra dihasilkan terutama oleh larva insecta atau serangga yang

bermetamorfosis dengan lengkap. Seiring perkembangannya sutra juga dihasilkan

oleh beberapa jenis serangga, namun hanya jenis sutra dari ulat sutra yang

digunakan untuk pembuatan tekstil.

Beberapa diantaranya merupakan serangga dewasa seperti Embioptera

yaitu jenis serangga dari ordo Hymenoptera (lebah, tabuhan, dan semut) yang

kadang kala digunakan untuk membuat sarang, selain itu ditemukan jenis-

jenis arthropoda yang ternyata juga dapat menghasilkan sutra

terutama arachnida seperti laba-laba.

Jenis sutra yang paling umum adalah sutra dari kepompong yang

dihasilkan larva ulat sutra murbei (Bombyx mori) yang diternak. Jenis ulat ini

mampu menghasilkan tekstur yang mulus, lembut, namun tidak licin.

Sebenarnya sejak dahulu berbagai ulat sutra liar telah dikenali dan

digunakan sebagai bahan pembuatan tekstil, namun secara kualitas skala

produksinya selalu jauh lebih kecil daripada ulat sutra yang kini banyak diternak.

Terdapat beberapa perbedaan antara ulat sutra liar dan ternakan.

kepompong liar dari ulat sutra liar biasanya sudah dirusak oleh ngengat yang

keluar sebelum kepompong tersebut diambil, sehingga benang sutra yang

membentuk kepompong itu sudah terputus menjadi pendek. Sutra liar biasanya

juga lebih sukar dicelup warna daripada sutra ternakan.

Sedangkan pada proses pembuatan sutra dari ulat sutra ternakan, terlebih

dahulu ulat dicelup ke dalam air mendidih sebelum keluarnya ngengat dewasa,

sehingga seluruh kepompong dapat diurai menjadi sehelai benang yang tak

terputus. Hal inilah yang membuat sutra kemudian dapat ditenun menjadi kain

yang lebih kuat.

1 | P a g e

Page 5: Bombyx Mori ..Makalah..NEW

Maka untuk mengetahui berbagai karakteristik khas yang dimiliki ulat

sutra lainnya, untuk itu selanjutnya dalam makalah ini akan dibahas sedikit lebih

lanjut mengenai hal yang berkaitan dengan ulat sutra ( Bombyx mori ) yaitu

diantaranya mengenai ciri dan struktur tubuh, reproduksi, habitat dan makanan,

serta peranan dan perilkau yang dimilki oleh salah satu spesies dari kelas insecta

ini.

1.2.     Rumusan masalahBerdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka rumusan masalah dalam

makalah ini yaitu :

1. Seperti apakah ciri dan struktur tubuh Bombyx mori ?

2. Bagaimana proses reproduksi pada Bombyx mori ?

3. Dimana habitat serta makanan dari Bombyx mori ?

4. Seperti apakah peranan serta perilaku yang dimilki oleh Bombyx mori ?

1.3.    Tujuan PenulisanBerdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penulisan makalah ini

yaitu :

1. Untuk mengetahui ciri dan struktur tubuh Bombyx mori.

2. Untuk mengetahui proses reproduksi pada Bombyx mori.

3. Untuk mengetahui habitat serta makanan dari Bombyx mori.

4. Untuk mengetahui peranan serta perilaku yang dimilki oleh Bombyx mori.

2 | P a g e

Page 6: Bombyx Mori ..Makalah..NEW

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Ciri dan struktur tubuh Bombyx mori

A. Klasifiikasi ulat sutraKingdom : Animalia

Filum : Arthropoda

Sub Filum : Mandibulata

Klass : Insecta

Sub Klass : Pterygota

Ordo : Lepidoptera

Family : Bombycidae

Genus : Bombyx

Spesies : Bombyx mori L

B. Struktur tubuh ulat sutra

Bagian Organ Luar

Gambar 1.1 Ulat sutera Bombyx mori L. instar V; A. Thorax (dada) B. Abdominal segment (segmen perut) C. Crescent D. Eye spots (mata) E. Head (kepala) F. Caudal horn (ekor) G. Thorax legs H. Spiracles I. Stars spots J. Abdominal legs

3 | P a g e

Page 7: Bombyx Mori ..Makalah..NEW

K. Caudal legs

Larva ulat sutera mempunyai tanduk anal yang pendek dan memakan daun

murbei. Larva ulat sutera ini tumbuh dan memintal kokon dalam waktu kira-kira

enam minggu. Apabila digunakan dalam kepentingan perdagangan, pupa dibunuh

sebelum berubah menjadi ngengat, karena pemunculan ngengat akan merusak

serat-serat di dalam kokon. Tiap-tiap kokon terdiri dari satu benang tunggal yang

panjangnya kira-kira 914 meter. Kira-kira diperlukan 3000 kokon untuk membuat

satu pon sutera (Boror et al., 1992).

Bentuk dan Struktur Khas Larva

Bentuk tubuh ulat terbagi menjadi 3 bagian utama, yaitu kepala, thoraks, dan abdomen. Ulat sutera yang biasa dipelihara mempunyai bintik hitam kecoklatan yang disebut bintik mata. Karena penempilannya, kebanyakan orang yang melihat ulat ini untuk pertama kali mungkin salah, menganggap bintik mata sebagai mata, dada sebagai kepala, dan kepala sebagai mulut.

 1. Kepala

Kepala ulat sutera meskipun kecil memiliki struktur yang kompleks. Di

bagian kepala terdapat sepasang antena yang merupakan organ syaraf/perasa.

Antena ini terdiri dari 3 segmen pendek. Di pangkal antena ada

sepasang mandibula(rahang) bersebelahan yang bergerak ke sisi untuk mengigit

daun murbei. Mulut ada diantara mandibula, daun yang digigit masuk melalui

bagian ini. Ada satu lingkaran kecil di pusat dibawah mulut, yaitu spineret.

Spineret adalah tempat keluarnya filamen sutera. Filamen sutera keluar dari

lubang yang ada diujung spineret tersebut.

Pada kedua sisi spineret ada sepasang organ yang nampak seperti antena

kecil yang disebut maksilla yaitu organ perasa yang berfungsi untuk

4 | P a g e

Page 8: Bombyx Mori ..Makalah..NEW

mengidentifikasi makanan. Disisi yang lain pada dasar antena, ada 6 pasang

lingkaran kecil berbentuk setengah bulatan, yaitu mata. Mata pada ulat sutera

tidak seperti mata majemuk (pada ngengat), melainkan ocelli atau mata tunggal

yang tidak mengenal bentuk dari objek yang nampak, tetapi hanya bisa melihat

antara terang dan gelap. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah

ini:

2. Dada (Thoraks) dan Perut (Abdomen)

Tubuh ulat sutera terdiri dari 13 segmen. Dibagia paling depan adalah

kepala yang dibungkus kulit keras yang berwarna hitam kecoklatan. Selanjutnya

ada 3 segmen berurutan, ketiga segmen tersebut tersusun berurutan yaitu

prothoraks, mesothoraks, dan metathoraks.Sembilan segmen terakhir disebut

abdomen.

5 | P a g e

Page 9: Bombyx Mori ..Makalah..NEW

Segmen ke 3,4,5,6 dan segmen terakhir masing-masing mempunyai

sepasang kaki, yang disebut kaki abdomen. Kaki abdomen terakhir yang paling

besar disebut kaki kaudal. Kaki abdomen tidak mempunyai segmen dan

disebut proleg. Sedangkan tanduk yang ada pada segmen ke-8 disebut tanduk

kaudal. 

3. Perbedaan antara Larva (ulat) Jantan dan Betina

  

Dapat dilihat pada gambar diatas, larva jantan mempunyai 1 titik dari kelenjar Herold pada abdomen perbatasan antara segmen ke-11 dan 12, sedangkan larva betina sepasang bintik kecil pada bagian abdomen segmen ke-11 dan 12. Bintik-bintik tersebut disebut kelenjar Ishiwata depan dan kelenjar Ishiwata belakang. Waktu yang paling tepat untuk membedakan kedua jenis kelamin adalah pada awal instar V, tepat setelah ganti kulit yang ke-4. Akan tetapi karakteristik ini sulit dilihat dengan mata biasa, oleh karena itu identifikasi hanya dilakukan oleh para ahli.

Bagian Organ Dalam

Dibawah kulit pada garis median dari permukaan dorsal, terdapat

pembuluh yang disekeliloingnya mempunyai banyak otot dan badan lemak.

Bagian vertal diisi saluran pencernaan. Pada kedua sisi saluran pencernaan ini

6 | P a g e

Page 10: Bombyx Mori ..Makalah..NEW

terdapat trakea. Di bagian vertal dari saluran pencernaan terdapat kelenjar sutera

yang disekelilingnya banyak badan lemak.

Organ utama pada larva instar V yang sudah tumbuh sempurna adalah :

pernafasan, peredaran darah, ekskresi, pencernaan, tubula malphigi, system

syaraf, kelenjar sutera, organ seksual dan lain-lain.

A. Organ Pernafasan  

Organ pernapasan dari ulat sutera disebut stigma/ spirakel, yaitu spot

hitam yang ada disisi lateral pada segmen ke-1 dan ke-4 sampai

dengan ke-11. Dari stigma, trakea mulaiu bercabang menuju bagian

dalam tubuh, seperti pembuluh darah pada hewan vertebrata, dan

mengirimkan oksigen kepada darah yang mengisi tubuh.

B. Organ Peredaran Darah

Larva mempunyai darah, tetapi tidak mempunyai pembuluh, sehingga

bagian dalam seluruh tubuh dipenuhi darah. kalau permukaan kulit

diiris, darah akan keluar berupa cairan tubuh. Meskipun tidak

mempunyai pembuluh darah, tetapi ada organ seperti jantung yang

disebut pembuluh dorsal yang membujur lurus sepanjang tubuh,

terletak seperti tulang belakang pada vertebrata. Organ ini akan

nampak bergerak-gerak dibagia dorsal larva instar V.

C. Organ Pencernaan  

Organ ini dimulai dari mulut, melalui intestin depan, intestin tengah,

intestin belakang dan berakhir pada anus. Sistem pencernaan pada

larva mempunyai kapasitas yang besar dan memenuhi hampir setengah

dari tubuhnya.

D. Organ Ekskresi

Berpungsi sebagai ginjal pada hewan tingkat tinggi dan disebut

malphigi. Sepasang saluran dari bagian depan intestin belakang,

masing-masing bercabang menjadi tiga saluran yang sangat panjang,

berwarna kuning, berputar mengililingi dinding luar dari saluran

pencernaan.

E. Organ Syaraf

7 | P a g e

Page 11: Bombyx Mori ..Makalah..NEW

Pusat dari syaraf globular disebut ganglion. Ada 13 buah, 2 buah ada

di kepala, 3 di thoraks dan 8 di abdomen. Semua ganglion

berhubungan secara vertikal dengan cabang syaraf. Cabang syaraf

yang kecil keluar dari ganglion menuju bagian tubuh.

F. Kelenjar Sutera

Kelenjar ini menghasilkan sutera yang merupakan dasar dari filamen,

yang dijalin menjadi kokon. Kelenjar merupakan sepasang saluran

panjang, berbelit disamping dan dibawah saluran pencernaan, dan

bergabung pada spineret diujung kepala. Berdasarkan bentuk dan

strukturnya, kelenjar ini terbagi menjadi 3 bagian, yaitu anterior,

tengah dan posterior. Anterior berbentuk tipis dan lurus, bagian tengah

tebal dan terbagi menjadi 3 bagian pula yaitu depan (tipis pada

awalnya, kemudian menebal), tengah (sangat tebal) dan belakang

(mula-mula tebal dan kemudian menipis). Posterior sangat panjang dan

banyak berputar-putar, membuat ketebalan yang seragam. Sepasang

kelenjar Fillipi terbuka didalam kelenjar sutera pada sendi bagian

anterior dan kedua kelenjar. Kelenjar Fillipi atau Lyonet,

mengeluarkan zat lilin yang menutupi filamen kokon. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada gambar beri

G. Organ Seksual

Pada stadia larva yang merupaka stadia vegetative, organ ini akan

berkembang. Larva betina mempunyai sepasang ovary, sedang  larva

jantan mempunyai sepasang testis. Keduanya berasa didalam kulit

dorsal segmen ke-8 dan tidak Nampak dari luar. Bentuk organ tetap

dari mulai menetas sampai larva tumbuh maksimal. Organ ini

berkembang pesat pada stadia pupa, terutama ovary betinanya, dan

akhirnya merupakan bagian utama dari tubuh.

2.2 Proses reproduksi pada Bombyx mori

8 | P a g e

Page 12: Bombyx Mori ..Makalah..NEW

Gambar 1.3 Siklus Hidup Ulat Sutera Bombyx mori L.

Berawal dari telur, menetas menjadi larva (ulat), kemudian berubah

menjadi pupa yang terbungkus kokon dari sutera, dan akhirnya menjadi bentuk

dewasa berupa ngengat. Rangkaian peristiwa ini dikenal dengan istilah

metamorfosis sempurna dan terjadi dalam waktu kurang lebih dari satu bulan.

Dalam tahap ini mengalami perubahan yaitu telur berubah menjadi ulat

dan kemudian menjadi dewasa atau ngengat. Ada dua perubahan yang terjadi.

Pertama, perubahan pada setiap telur menjadi bentuk ulat. Kedua, perubahan ulat

menjadi ngengat. Telur sutera menetas secara tidak langsung berubah jadi

ngengat, tetapi terlebih dahulu menjadi ulat.

Telur yang baru menetas berupa larva yang di seluruh permukaan

tubuhnya dipenuhi oleh bulu halus berwarna hitam yang disebut seta. Ulat yang

baru menetas memiliki panjang 3 mm. Setiap hari tubuh ulat akan bertambah

panjang karena terus diberi pakan. Setelah satu hari dari menetas tubuh ulat

bertambah menjadi 7 mm dengan permukaan kulitnya mengkilap. Hal ini terjadi

karena seta pada tubuh ulat mulai berkurang dan menghilang. Setelah itu ulat akan

9 | P a g e

Page 13: Bombyx Mori ..Makalah..NEW

berhenti makan sekitar 24 jam. Pada saat itu ulat akan menggantikan kulit yang

lama dengan kulit yang baru (ekdisis). Karena selama masa larva ganti kulit

berlangsung selama 4 kali, maka terdapat 5 periode makan yang lebih dikenal

dengan instar. Panjang masa makan berbeda tergantung dari instar dan

galurnya. Pada instar V tubuh ulat akan mencapai panjang maksimum 70 mm dan

makan dengan rakus (Atmosoedarjo dkk.,2000).  

Dalam pertumbuhannya ulat mengalami beberapa kali pergantian kulit,

karena kulitnya seakan-akan hanya mampu membungkus tubuh sampai pada tahap

pertumbuhan tertentu. Karena untuk mencapai pertumbuhan berikutnya

diperlukan kulit baru untuk membungkus tubuh yang lebih besar. Apabila warna

kepalanya sudah menjadi semakin gelap, ulat sutra akan segera berganti

kulit/cangkang. Ulat sutra mengalami empat kali ganti kulit, hingga berwarna

kekuningan dan lebih ketat, yang menjadi tanda akan segera membungkus diri

dengan kepompong.

Telur ulat sutera berbentuk bulat lonjong, panjang 1,3 mm, lebar 1 mm

dan tebal 0,5 mm. Warna telur pada saat keluar putih kekuning-kuningan namun

lama kelamaan 2-3 hari telur tersebut berubah menjadi abu-abu kehijauan

(Departemen Kehutanan, 1998)

Ulat kecil yaitu ulat yang berumur 1-12 hari dan terbagi kedalam tiga

instar atau fase yaitu instar I (1-4 hari), instar II (5-7 hari), III (8-12 hari). Ulat

kecil memerlukan temperatur tinggi dan kelembaban tinggi. Temperatur terlalu

rendah akan berpengaruh terhadap kualitas kokon (Nunuh, 2002).

Ulat besar yaitu ulat yang berumur antara 13-25 hari, tergantung

ketinggian tempat. Ulat besar terbagi kedalam dua instar atau fase yaitu instar  IV

dan instar V.  

Menurut Atmosoedarjo, dkk (2000), kokon adalah materi yang terbuat dari

lapisan serat serat sutera, dan berisi pupa. Kokon merupakan hasil akhir dari

pemeliharaan ulat sutera yang nantinya akan diproses menjadi benang melalui

proses pemintalan.  

10 | P a g e

Page 14: Bombyx Mori ..Makalah..NEW

Pupa merupakan tingkat istirahat dalam pertumbuhan atau metamorfosa

ulat sutera (serangga), setelah larva sebelum menjadi ngengat atau imago di dalam

kokon, (Atmosoedarjo, dkk  2000)

2.3 Habitat dan makanan Bombyx mori

Pakan Ulat Sutera

Makanan dari ulat sutera adalah daun murbei, dan sejauh ini belum ada yang

bisa mengganti pakan ulat sutera selain daun murbei.Karena makanannya hanya

daun murbei, maka usaha pemeliharaan ulat sutera sangat tergantung pada

tanaman ini. Tahun 1991, di daerah Lampung dilakukan percobaan memberi

makan ulat sutera dengan menggunakan daun singkong. Sampel ulat yang

dipelihara dengan pakan daun singkong ternyata bisa hidup normal, menghasilkan

kepongpong, menjadi serangga dewasa dan mampu bertelur. Namun terobosan

yang dilakukan oleh BPP Teknologi Lampung ini baru dalam tahap penelitian.

Menurut Keng (1969), klasifikasi tanaman murbei adalah sebagi berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub Divisi : Angiospermae

Klass : Dicotyledoneae

Ordo : Urticales

Family : Moraceae

Genus : Morus

Spesies : Morus sp.

Gambar 1.4 Pakan Ulat Sutera Daun Murbei (Morus sp.)

Secara umum murbei merupakan pohon semak. Tinggi maksimalnya

mencapai 15 m dengan diameter tajuk 60 cm, memiliki daun tunggal dan spatula.

11 | P a g e

Page 15: Bombyx Mori ..Makalah..NEW

Menurut Wyman (1974), murbei dapat tumbuh atau hidup pada berbagai jenis

tanah, serta pada ketinggian antara 0-3000 m dpl. Karenanya, dibeberapa tempat

di Indonesia banyak ditemukan murbei tumbuh dengan liar. Ulat sutera lebih

cocok berkembangbiak di tempat beriklim sejuk, sehingga murbei lebih ideal

ditanam pada ketinggian 400-800 m dpl. Daerah yang mempunyai temperatur

rata-rata 21-23 0C sangat cocok untuk murbei. Tanah sebaiknya memiliki pH

diatas 6, teksturnya gembur, ketebalan lapisan paling tidak 50 cm. Tanah yang

subur akan memberikan dukungan pertumbuhan yang baik. Walaupun begitu,

tanah yang kurang subur bisa dibantu dengan dosis pemupukan yang tepat.

Tanaman Murbei memiliki banyak jenis untuk pakan ulat sutera, antara

lain jenis Morus alba, Morus cathayana dan Morus multicaulis. Tanaman murbei

jenis Morus alba ujung rantingnya yang muda sedikit merah, produksi daunnya

cukup tinggi. Morus cathayana ujung rantingnya masih muda dan tangkainya

sedikit merah, ukuran daun besar produksi daunnya cukup tinggi. Sedangkan pada

murbei jenis Morus multicaulis ujung ranting muda kehijauan. Ukuran daun lebar,

produksi daun tinggi dan tidak cepat layu (Guntoro, 1994).

2.4 Peranan dan perilaku Bombyx mori

A. Peranan ulat sutra

Dalam dunia kecantikan (menghaluskan kulit)

Kepompong ulat sutra atau kokon, merambah dunia kecantikan. Selain

sebagai bahan pengampelas kulit (scrub) alami, kokon juga mengandung protein

12 | P a g e

Page 16: Bombyx Mori ..Makalah..NEW

yang bermanfaat bagi kulit. Perawatan wajah dengan kepompong ini bisa anda

lakukan sendiri di rumah.

Tren mutakhir di spa-spa terkemuka di Thailand adalah menggunakan

Cocoon Scrub, kokon atau kepompong ulat sutra sebagai pengampelas kulit.

Bahkan di Jepang, kokon dalam kemasan dijual di gerai-gerai perawatan

kecantikan.

Mengapa kepompong ulat sutra dapat merambah dunia kecantikan?

Ternyata, benda berwarna putih kekuning-kuningan yang ukurannya kira-kira

sebesar telur burung puyuh dan memiliki lubang di salah satu ujungnya itu,

mengandung protein yang bermanfaat bagi kulit.

Menurut penelitian Dr Hauschka, ilmuwan asal jerman, kokon memiliki

komposisi jaringan yang mirip dengan struktur kulit manusia, dengan jumlah

asam amino yang hampir sama. Demikian pula tingkat keasaman atau pH-nya.

Sifat-sifat ini membuat kokon sangat efektif untuk perawatan kulit. Selain itu,

kokon juga mengandung zat antibakteri yang bermanfaat melindungi jaringan

kulit, sehingga dapat meringankan masalah-masalah kulit yang disebabkan oleh

bakteri, jerawat, maupun komedo. Lapisan fibrion yang terdapat pada cangkang

kokon membuat kulit lebih lembut dan bercahaya.

Kelemahannya, kepompong untuk perawatan kecantikan dan kesehatan

hanya bisa digunakan sekali, setelah itu dibuang.

Manfaat medis

Ulat sutra yang digunakan untuk pengobatan tradisional China adalah

"Bombyx batryticatus" atau "ulat sutra kaku" (Hanzi sederhana:僵蚕, tradisional:

僵 蠶 pinyin: āngcán). Ia adalah larva kering 4–5th yang mati akibat penyakit

muskadin putih disebabkan oleh jamurBeauveria bassiana, dimanfaatkan untuk

mengobati masuk angin, mencairkan dahak dan meringankan kejang-kejang.

Makanan

13 | P a g e

Page 17: Bombyx Mori ..Makalah..NEW

Ulat sutra dikonsumsi di sejumlah kebudayaan. Di Korea, ulat sutra yang

direbus sertadibumbui merupakan makanan ringan yang populer dan dikenal

sebagai beondegi. Di China, sejumlah pedagang jalanan menjual ulat sutra yang

dipanggang

B. Perilaku ulat sutra Seekor ulat sutera di kepompongnya yang terpintal dengan benang sutera. 

Ulat sutera menggunakan cara yang sangat cerdas untuk melindungi telur-

telurnya: ulat sutera itu menyatukan telur-telur tersebut dengan zat kental

(benang) yang dikeluarkannya untuk mencegah supaya telur-telur itu tidak

terpencar ke sekitarnya.

Ulat-ulat yang memunculkan telur-telur mereka mula-mula mendapati

cabang yang aman bagi mereka sendiri dan kemudian mengikatkannya dengan

benang yang sama. Lalu, untuk mengembangbiakkan mereka sendiri, mereka

mulai memintal kepompong dengan benang yang mereka keluarkan. Untuk

melengkapi proses tersebut diperlukan waktu 3-4 hari bagi ulat yang baru

membuka mata menatap kehidupan. Ulat itu membuat ribuan putaran dan

menghasilkan benang.

Tindakan yang dilakukan oleh ulat sutera induk untuk melindungi telur-

telurnya atau pun perilaku ulat mungil tanpa kesadaran, pendidikan, atau

pengetahuan tersebut tidak bisa dijelaskan oleh teori evolusi.kemampuan si induk

untuk menghasilkan benang yang dipakai untuk mengamankan telur-telurnya.

Pengetahuan ulat yang baru lahir tentang lingkungan yang paling cocok

bagi dirinya sendiri, pemintalan kepompongnya yang sesuai dengan hal ini,

pelaksanaan metamorfosisnya, dan kehadirannya melalui metamorfosis yang

tanpa masalah ini berada di luar pemahaman manusia.

BAB IIIPENUTUP

14 | P a g e

Page 18: Bombyx Mori ..Makalah..NEW

3.1 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

15 | P a g e

Page 19: Bombyx Mori ..Makalah..NEW

Atmosoedarjo, H.S. J. Katsubrata., M. Kaomini., W. Saleh. dan W. Moerdoko.,

2000. Sutera Alam Indonesia. Jakarta: Sarana Wana Jaya.

Anonimous.2012.http://deyanksilk.blogspot.com/2011/10/ulat-sutera-bombyx-

mori-l.html[01-07-2012].

Anonimous.2012.http://deyanksilk.blogspot.com/2011/11/normal-0-false-false-

false-en-us-x-none.html[01-07-2012].

Anonimous.2012.http://deyanksilk.blogspot.com/2011/10/ulat-sutera-bombyx-

mori-l.html[01-07-2012].

Anonimous.2012.http://koleksi-foto-gambar.blogspot.com/2010/11/koleksi-

gambar-ulat-sutra.html [24-06-2012].

Anonimous.2012.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29689/4/

Chapter%20II.pdf [24-06-2012].

Anonimous.2012.http://suteraalam.blogspot.com/[24-06-2012].

Anonimous.2012.http://id.wikipedia.org/wiki/Ngengat_sutra [24-06-2012].

16 | P a g e