bpr
DESCRIPTION
makalah smkn tentang bank perkreditan rakyatTRANSCRIPT
![Page 1: BPR](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022052205/563dbbff550346aa9ab054dc/html5/thumbnails/1.jpg)
Bank Perkreditan Rakyat, Kenapa
Banyak yang Dilikuidasi? Seminar Manajemen Kekayaan Negara
Disusun Oleh :
Wishnu Kusumo Agung Erlangga
Kelas 9A DIV Kurikulum Khusus
Nomor Absen 35
SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA
TANGERANG SELATAN
2015
![Page 2: BPR](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022052205/563dbbff550346aa9ab054dc/html5/thumbnails/2.jpg)
1
BAB I
PENDAHULUAN
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-
bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.1 Sedangkan Bank
Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional
atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran.2 Bank telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan
masyarakat kita sehari – hari. Mulai dari sekedar menjadi tempat menabung, bertransaksi
bisnis, hingga mencari pinjaman/utang. Bank juga memberikan berbagai macam
produk/jasa yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Sebut saja deposito berjangka,
pembiayaan seperti kredit perumahan rakyat, giro, dan lain lain. Sejalan dengan tujuan dari
didirikannya bank berdasarkan pengertian di atas, maka dibuatlah bank perkreditan rakyat.
Bank perkreditan rakyat (BPR) dibentuk dengan tujuan agar manfaat dari keberadaan bank
dapat dirasakan oleh masyarakat di pedesaan atau tempat – tempat terpencil. Jenis BPR
sendiri mencakup Bank Desa, Lumbung Desa, Bank Pasar, Bank Pegawai, Lumbung Pitih
Nagari (LPN), Lembaga Perkreditan Desa (LPD), Badan Kredit Desa (BKD), Badan Kredit
Kecamatan (BKK), Kredit Usaha Rakyat Kecil (KURK), Lembaga Perkreditan Kecamatan
(LPK), Bank Karya Produksi Desa (BKPD) dan/atau lembaga-lembaga lainnya yang
dipersamakan dengan itu.
Jenis usaha yang boleh dan tidak boleh dijalankan oleh BPR adalah sebagai berikut:
1. Usaha yang Boleh Dilakukan BPR
Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito
berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan
itu.
Memberikan kredit.
1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor
7 Tahun 1992 Tentang Perbankan 2 Ibid.
![Page 3: BPR](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022052205/563dbbff550346aa9ab054dc/html5/thumbnails/3.jpg)
2
Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai
dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah.
Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI),
deposito berjangka, sertifikat deposito, dan/atau tabungan pada bank lain.
SBI adalah sertifikat yang ditawarkan Bank Indonesia kepada BPR apabila BPR
mengalami over liquidity atau kelebihan likuiditas.
2. Usaha yang Tidak Boleh DIlakukan BPR
Menerima simpanan berupa giro.
Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing.
Melakukan penyertaan modal dengan prinsip prudent banking dan concern
terhadap layanan kebutuhan masyarakat menengah ke bawah.
Melakukan usaha perasuransian.
Melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha sebagaimana yang dimaksud
dalam usaha BPR.
Keberadaan BPR di Indonesia sendiri terus bertambah dari waktu ke waktu.
Berdasarkan data terakhir yang diperoleh dari Bank Indonesia, jumlah total BPR sampai
bulan Juni tahun 2015 adalah sebanyak 1.644 buah. Sebagian besar BPR berada di Jawa
Timur (289), Jawa Barat (233), Jawa Tengah (189), dan Bali (134).
Semakin banyak bank yang ada tentu berbanding lurus dengan banyaknya jumlah
simpanan nasabah yang harus ditanggung oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). LPS akan
menanggung simpanan nasabah sampai dengan Rp 2 Milyar di setiap bank. Hal ini tidak
lepas dari fungsi LPS itu sendiri yaitu:
1. Menjamin simpanan nasabah penyimpan.
2. Turut aktif dalam memelihara stabilitas sistem perbankan sesuai dengan
kewenangannnya.
Adapun wewenang LPS adalah:
1. Menetapkan dan memungut premi penjaminan.
2. Menetapkan dan memungut kontribusi pada saat bank pertama kali menjadi
peserta.
![Page 4: BPR](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022052205/563dbbff550346aa9ab054dc/html5/thumbnails/4.jpg)
3
3. Melakukan pengelolaan kekayaan dan kewajiban LPS.
4. Mendapatkan data simpanan nasabah, data kesehatan bank, laporan keuangan
bank, dan laporan hasil pemeriksaan bank sepanjang tidak melanggar kerahasiaan
bank.
5. Melakukan rekonsiliasi, verifikasi, dan/atau konfirmasi atas data tersebut pada angka
6. Menetapkan syarat, tata cara, dan ketentuan pembayaran klaim.
7. Menunjuk, menguasakan, dan/atau menugaskan pihak lain untuk bertindak bagi
kepentingan dan/atau atas nama LPS, guna melaksanakan sebagian tugas tertentu.
8. Melakukan penyuluhan kepada bank dan masyarakat tentang penjaminan simpanan.
9. Menjatuhkan sanksi administratif.
![Page 5: BPR](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022052205/563dbbff550346aa9ab054dc/html5/thumbnails/5.jpg)
4
BAB II
DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan
2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Terhadap Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan
3. Peraturan Lembaga Penjamin Simpanan Nomor 1/PLPS/2012 Tentang Perubahan
Terhadap Peraturan Lembaga Penjamin Simpanan Nomor 1/PLPS/2011 Tentang
Likuidasi Bank
4. Peraturan Lembaga Penjamin Simpanan Nomor 1/PLPS/2014 Tentang Saham Bank
Gagal yang Diselamatkan
5. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 20/POJK.3/2014 Tentang Bank Perkreditan
Rakyat
6. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 5/POJK.3/2015 Tentang Kewajiban
Penyediaan Modal Inti Minimum Bank Perkreditan Rakyat
![Page 6: BPR](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022052205/563dbbff550346aa9ab054dc/html5/thumbnails/6.jpg)
5
BAB III
PERMASALAHAN
Sebagaimana disebutkan di atas, salah satu usaha utama yang dilakukan oleh BPR
adalah memberikan kredit untuk kemudian menerima imbal balik berupa pembayaran
pokok piutang dan bunga. Dalam memberikan atau menyalurkan kredit kepada masyarakat,
BPR haruslah berhati – hati. Jika pemberian kredit tidak dilakukan dengan seksama, maka
bisa jadi debitur tidak sanggup melunasi utang – utangnya/ gagal bayar. Jika demikian
adanya, tentu likuiditas BPR akan terganggu sehingga mengancam kelangsungan usaha dari
BPR tersebut. Apabila BPR tersebut tidak dapat disehatkan lagi oleh LPS, maka bank
tersebut dapat dikategorikan sebagai bank gagal.
Bank gagal (failing bank) adalah bank yang mengalami kesulitan keuangan dan
membahayakan kelangsungan usahanya serta dinyatakan tidak dapat lagi disehatkan oleh
LPS sesuai dengan kewenangan yang dimiliki.3 Bank gagal dapat terjadi jika bank kesulitan di
dalam menjalankan usahanya baik dalam penyaluran kredit, pengumpulan dana nasabah,
dan lain lain. Ibarat orang berjualan, terkadang bisa laris namun tidak jarang pula tidak laku.
Jika manajemen sudah menjalankan kepengurusan dengan baik, memenuhi semua
kewajibannya, dan telah dilakukan tindakan penyehatan oleh LPS namun bank tersebut
tidak dapat diselamatkan, maka akan diambil tindakan likuidasi oleh LPS.
Berdasarkan data yang diambil dari website LPS, tercatat sebanyak 43 bank yang
telah selesai proses likuidasinya. Kesemua bank tersebut adalah BPR. Sedangkan bank yang
masih dalam proses likuidasi sebanyak 17 bank. Dari 17 bank tersebut, hanya 1 bank yang
berbentuk bank umum, 16 sisanya merupakan BPR. Bank yang baru dicabut izin usahanya
terdapat 15 bank. Lagi – lagi kesemuanya adalah BPR. Berikut data yang diperoleh dari
website LPS.
3 Pasal 1 Peraturan Lembaga Penjamin Simpanan Nomor 1/Plps/2012 Tentang Perubahan Terhadap Peraturan Lembaga Penjamin Simpanan Nomor 1/Plps/2011 Tentang Likuidasi Bank
![Page 7: BPR](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022052205/563dbbff550346aa9ab054dc/html5/thumbnails/7.jpg)
6
Tabel III.I
Bank yang Baru Dicabut Izin Usahanya
No Nama Bank Dalam Likuidasi Wilayah Tanggal CIU Posisi
1 PT. BPR Carano Nagari 14-Jul-2015 Proses
Likuisasi
2 PT BPR Bungo Mandiri (DL) PT BPR Bungo Mandiri (DL) 08-Dec-2014 Proses
Likuisasi
3 PT BPR Arthasraya Sejahtera (DL) Pondok Gede - Bekasi 20-Jun-2014 Proses
Likuisasi
4 PT BPR TUGU KENCANA (DL) Kartasura - Jawa Tengah 16-Apr-2014 Proses
Likuidasi
5 PT BPR Lumasindo Perkasa Putra (DL) Tangerang, Banten 07-Feb-2014 Proses
Likuisasi
6 PT BPR Vox Modern Danamitra (DL) Serpong - Tangerang 29-Jan-2014 Proses
Likuidasi
7 PT BPR Mutiara Artha Pratama (DL) Bandung - Jawa Barat 23-Dec-2013 Proses
Likuidasi
8 PT BPR Cahaya Nagari (DL) Sawahlunto – Sumatera
Barat
06-Dec-2013 Proses
Likuidasi
9 PT BPR Cakra Dharma Artamandiri
(DL)
Cilegon, Banten 20-Nov-
2013
Proses
Likuidasi
10 PT BPR Kujang Artha Sembada (DL) Bogor, Jawa Barat 14-Nov-
2013
Proses
Likuidasi
11 PT BPR Cinere Artha Raya (DL) Depok, Jawa Barat 06-Nov-
2013
Proses
Likuidasi
12 PT BPR Mitra Danagung (DL) Padang – Sumatera Barat 24-Sep-2013 Proses
Likuidasi
13 PT BPR Kapital Metropolitan (DL) DKI Jakarta 29-Apr-2013 Proses
Likuidasi
14 PT BPR Berok Gunung Pangilun (DL) Padang, Sumatera Barat 05-Apr-2013 Proses
Likuidasi
15 PT BPR Sukowati Jaya (DL) Sragen, Jawa Tengah 23-Jan-2013 Proses
Likuidasi
Tabel III.II
Bank yang Sedang Dalam Proses Likuidasi
No Nama Bank Dalam Likuidasi Wilayah Tanggal CIU Posisi 1 PT BPR Arthasraya Sejahtera (DL) Pondok Gede - Bekasi 20-Jun-2014 Proses
Likuisasi 2 PT BPR TUGU KENCANA (DL) Kartasura - Jawa Tengah 16-Apr-2014 Proses
Likuidasi 3 PT BPR Lumasindo Perkasa Putra
(DL) Tangerang, Banten 07-Feb-2014 Proses
Likuisasi 4 PT BPR Vox Modern Danamitra (DL) Serpong - Tangerang 29-Jan-2014 Proses
![Page 8: BPR](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022052205/563dbbff550346aa9ab054dc/html5/thumbnails/8.jpg)
7
Likuidasi 5 PT BPR Mutiara Artha Pratama (DL) Bandung - Jawa Barat 23-Dec-
2013 Proses Likuidasi
6 PT BPR Cahaya Nagari (DL) Sawahlunto – Sumatera Barat
06-Dec-2013
Proses Likuidasi
7 PT BPR Cakra Dharma Artamandiri (DL)
Cilegon, Banten 20-Nov-2013
Proses Likuidasi
8 PT BPR Kujang Artha Sembada (DL) Bogor, Jawa Barat 14-Nov-2013
Proses Likuidasi
9 PT BPR Cinere Artha Raya (DL) Depok, Jawa Barat 06-Nov-2013
Proses Likuidasi
10 PT BPR Mitra Danagung (DL) Padang – Sumatera Barat 24-Sep-2013 Proses Likuidasi
11 PT BPR Kapital Metropolitan (DL) DKI Jakarta 29-Apr-2013 Proses Likuidasi
12 PT BPR Berok Gunung Pangilun (DL) Padang, Sumatera Barat 05-Apr-2013 Proses Likuidasi
13 PT BPR Sukowati Jaya (DL) Sragen, Jawa Tengah 23-Jan-2013 Proses Likuidasi
14 BPR LPN Mudik Air (DL) Sawah Lunto, Sumatera Barat
01-Jun-2012 Proses Likuidasi
15 PT. BPR Artha Nagari Madani (DL) Padang, Sumatra Barat 15-Dec-2011
Proses Likuidasi
16 PT. BPR Dharma Bhakti SMAdang (DL)
Padang, Sumatra barat 18-Jul-2011 Proses Likuidasi
17 PT. Bank IFI (DL) Jakarta, Jabodetabek 17-Apr-2009 Proses Likuidasi
Tabel III.III
Bank yang Telah Selesai Proses Likuidasinya
No Nama Bank Dalam Likuidasi Wilayah Tanggal CIU Posisi 1 PD. BPR LPK Bojongpicung (DL) Cianjur, Jawa Barat 04-Oct-2011 Selesai
Likuidasi 2 PT. BPR Sadayana Artha (DL) Majalaya, Jawa Barat 07-Sep-2011 Selesai
Likuidasi 3 PT. BPR Mustika Utama Raha (DL) Muna, Sulawesi 15-Aug-
2011 Selesai Likuidasi
4 PT. BPR Iswara Artha (DL) Sidoarjo, Jawa Timur 11-Aug-2011
Selesai Likuidasi
5 PT. BPR Syariah Syarif Hidayatullah (DL)
Cirebon, Jawa Barat 29-Jul-2011 Selesai Likudasi
6 PT. BPR Indomitra Mandiri Ciputat (DL)
Tangerang, Jabodetabek 24-May-2011
Selesai Likuidasi
7 PT. BPR Pundi Artha Sejahtera (DL) Pondok Gede, Jabodetabek
11-May-2011
Selesai Likuidasi
8 PT. BPR Naratama Bersada (DL) Bekasi, Jabodetabek 26-Apr-2011 completed
![Page 9: BPR](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022052205/563dbbff550346aa9ab054dc/html5/thumbnails/9.jpg)
8
9 PT. BPR Salimpaung Sepakat (DL) Tanah Datar, West Sumatra
20-Apr-2011 Completed
10 PD. BPR LPK Sukamandi (DL) Subang, Jawa Barat 07-Feb-2011 Selesai Likuidasi
11 PD. BPR LPK Pabuaran (DL) Subang, Jawa Barat 07-Feb-2011 Completed 12 PD. BPR LPK Talegong (DL) Garut, Jawa Barat 24-Jan-2011 Selesai
Likuidasi 13 PD. BPR LPK Samarang (DL) Garut, Jawa Barat 24-Jan-2011 Selesai
Likuidasi 14 PD. BPR LPK Cipeundeuy (DL) Subang, Jawa Barat 27-Dec-
2010 Selesai Likuidasi
15 PT. BPR Cimahi Tengah (DL) Cimahi, Jawa Barat 15-Nov-2010
Selesai Likuidasi
16 PT. BPR Darbeni Mitra (DL) Bekasi, Jabodetabek 04-Oct-2010 Selesai Likuidasi
17 PT. BPR Junjung Sirih (DL) Solok, Sumatra Barat 04-Aug-2010
Selesai Likuidasi
18 PT. BPR Swasad Artha (DL) Badung, Bali 18-May-2010
Selesai Likuidasi
19 PT. BPR Argawa Utama (DL) Mengwi, Bali 18-May-2010
Selesai Likuidasi
20 PT. BPR Handayani Ciptasejahtera (DL)
Masamba , Sulawesi 27-Apr-2010 Selesai Likuidasi
21 PT. BPR Musajaya Arthadana (DL) Lampung, Lampung 23-Mar-2010
Selesai Likuidasi
22 PT. BPR Salido Empati (DL) Painan, Sumatra Barat 09-Mar-2010
Selesai Likuidasi
23 PT. BPR Samudra Air Tawar (DL) Padang, Sumatera Barat 17-Feb-2010 Selesai Likuidasi
24 PT. BPR Satya Adhi Perdana (DL) Jimbaran, Bali 18-Nov-2009
Selesai Likuidasi
25 PT. BPR Margot Arta Utama, Depok Depok, Jabodetabek 16-Jun-2009 Selesai Likuidasi
26 PT. BPR Sri Utama (DL) Tabanan, Bali 13-May-2009
Selesai Likuidasi
27 PT. BPR Syariah Babussalam (DL) Garut, Jawa Barat 01-May-2009
Selesai Likuidasi
28 PT. BPR Tripanca Setiadana (DL) Lampung , Lampung 24-Mar-2009
Selesai Likuidasi
29 PT. BPR Handayani Ciptasehati (DL) Masamba , Sulawesi 18-Dec-2008
Selesai Likuidasi
30 PT. BPR Sumber Hiobaja (DL) Solo , Jawa Tengah 23-Apr-2008 Selesai Likuidasi
31 PT. BPR Kencana Arta Mandiri (DL) Solo , Jawa Tengah 13-Mar-2008
Selesai Likuidasi
32 PT. BPR Citraloka Dana Mandiri (DL) Bandung , Jawa Barat 14-Feb-2008 Selesai Likuidasi
33 PT. BPR Anugerah Arta Niaga (DL) Pati , Jawa Tengah 13-Dec-2007
Selesai Likuidasi
34 PD. BPR Bungbulang (DL) Garut , Jawa Barat 20-Nov- Selesai
![Page 10: BPR](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022052205/563dbbff550346aa9ab054dc/html5/thumbnails/10.jpg)
9
2007 Likuidasi 35 PT. BPR Bangun Karsa Arta Sejahtera
(DL) Bandung , Jawa Barat 06-Jun-2007 Selesai
Likuidasi 36 PT. BPR Era Aneka Rezeki (DL) Cibinong , Jabodetabek 16-Mar-
2007 Selesai Likuidasi
37 PT. BPR Bekasi Istana Artha (DL) Bekasi , Jabodetabek 24-Jan-2007 Selesai Likuidasi
38 PD. BPR Gunung Halu Gunung Halu , Jawa Barat 11-Oct-2006 Selesai Likuidasi
39 PT. BPR Samadhana (DL) Sukabumi , Jawa Barat 27-Sep-2006 Selesai Likuidasi
40 PT. BPR Mranggen Mitra Niaga (DL) Demak , Jawa Tengah 22-Aug-2006
Selesai Likuidasi
41 PT. BPR Mitra Banjaran (DL) Banjaran , Jawa Barat 07-Feb-2006 Selesai Likuidasi
42 PD. BPR Cimahi Cimahi , Jawa Barat 26-Jan-2006 Selesai Likuidasi
43 PT. BPR Tripillar Arthajaya (DL) Yogyakarta , DI Yogyakarta
19-Jan-2006 Selesai Likuidasi
Dari sini tentu kita bertanya – tanya kenapa sebagian besar bahkan hampir
seluruhnya bank yang dinyatakan gagal oleh LPS adalah BPR. Apakah BPR kesulitan di dalam
menyalurkan kredit ke masyarakat sehingga harus menanggung beban bunga dan
operasional yang tinggi atau hal ini disebabkan karena pengelolaan BPR yang kurang
profesional oleh para pengurusnya.
![Page 11: BPR](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022052205/563dbbff550346aa9ab054dc/html5/thumbnails/11.jpg)
10
BAB IV
ANALISA
Data untuk analisa yang penulis lakukan diambil dari website milik LPS yaitu yang
beralamat di http://lps.go.id. Data yang digunakan adalah data bank yang telah selesai
proses likuidasinya, karena untuk bank yang masih dalam proses likuidasi maupun bank
yang baru dicabut izin usahanya belum diketahui secara pasti apa penyebabnya. Jika ditilik
satu persatu akan didapat keterangan penyebab banyaknya BPR yang dilikuidasi. Mulai dari
tingkat kredit yang disalurkan sangat rendah sampai buruknya GCG (Good Corporate
Governance) sehingga memunculkan tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh pengurus
maupun pemilik BPR. Berikut disajikan data mengenai penyebab likuidasi dari BPR yang
telah selesai dilikuidasi oleh LPS.
Tabel IV.I
BPR yang Telah Selesai Dilikuidasi dan Penyebabnya
No Nama Bank Dalam Likuidasi Penyebab Likuidasi
1 PD. BPR LPK Bojongpicung (DL) Tindak Pidana Perbankan
2 PT. BPR Sadayana Artha (DL) -
3 PT. BPR Mustika Utama Raha (DL) Penyaluran Kredit Sangat Rendah
4 PT. BPR Iswara Artha (DL) Tindak Pidana Perbankan
5 PT. BPR Syariah Syarif Hidayatullah (DL) -
6 PT. BPR Indomitra Mandiri Ciputat (DL) -
7 PT. BPR Pundi Artha Sejahtera (DL) Tindak Pidana Perbankan
8 PT. BPR Naratama Bersada (DL) Tindak Pidana Perbankan
9 PT. BPR Salimpaung Sepakat (DL) Tindak Pidana Perbankan
10 PD. BPR LPK Sukamandi (DL) Tindak Pidana Perbankan
11 PD. BPR LPK Pabuaran (DL) Tindak Pidana Perbankan
12 PD. BPR LPK Talegong (DL) Tindak Pidana Perbankan
13 PD. BPR LPK Samarang (DL) -
14 PD. BPR LPK Cipeundeuy (DL) Tindak Pidana Perbankan
15 PT. BPR Cimahi Tengah (DL) Tindak Pidana Perbankan
16 PT. BPR Darbeni Mitra (DL) Tindak Pidana Perbankan
17 PT. BPR Junjung Sirih (DL) Penyaluran Kredit Sangat Rendah
![Page 12: BPR](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022052205/563dbbff550346aa9ab054dc/html5/thumbnails/12.jpg)
11
18 PT. BPR Swasad Artha (DL) Tindak Pidana Perbankan
19 PT. BPR Argawa Utama (DL) Tindak Pidana Perbankan
20 PT. BPR Handayani Ciptasejahtera (DL) Tindak Pidana Perbankan
21 PT. BPR Musajaya Arthadana (DL) Tindak Pidana Perbankan
22 PT. BPR Salido Empati (DL) Tindak Pidana Perbankan
23 PT. BPR Samudra Air Tawar (DL) Tindak Pidana Perbankan
24 PT. BPR Satya Adhi Perdana (DL) Penyaluran Kredit Sangat Rendah
25 PT. BPR Margot Arta Utama, Depok Tindak Pidana Perbankan
26 PT. BPR Sri Utama (DL) Tindak Pidana Perbankan
27 PT. BPR Syariah Babussalam (DL) Tindak Pidana Perbankan
28 PT. BPR Tripanca Setiadana (DL) Tindak Pidana Perbankan
29 PT. BPR Handayani Ciptasehati (DL) Tindak Pidana Perbankan
30 PT. BPR Sumber Hiobaja (DL) -
31 PT. BPR Kencana Arta Mandiri (DL) Penyaluran Kredit Sangat Rendah
32 PT. BPR Citraloka Dana Mandiri (DL) Tindak Pidana Perbankan
33 PT. BPR Anugerah Arta Niaga (DL) Tindak Pidana Perbankan
34 PD. BPR Bungbulang (DL) Tindak Pidana Perbankan
35 PT. BPR Bangun Karsa Arta Sejahtera (DL) Tindak Pidana Perbankan
36 PT. BPR Era Aneka Rezeki (DL) Tindak Pidana Perbankan
37 PT. BPR Bekasi Istana Artha (DL) Tindak Pidana Perbankan
38 PD. BPR Gunung Halu Tindak Pidana Perbankan
39 PT. BPR Samadhana (DL) Tindak Pidana Perbankan
40 PT. BPR Mranggen Mitra Niaga (DL) Tindak Pidana Perbankan
41 PT. BPR Mitra Banjaran (DL) Tindak Pidana Perbankan
42 PD. BPR Cimahi Tindak Pidana Perbankan
43 PT. BPR Tripillar Arthajaya (DL) -
Dari data di atas dapat dilihat jika sebagian besar penyebab likuidasi adalah karena
tindak pidana perbankan. Tindak pidana perbankan bentuknya bermacam – macam. Kasus
yang paling banyak muncul adalah pemberian kredit fiktif. Kedua, dana nasabah dicairkan
oleh bank, depositonya ditarik oleh pengurus bank. Ketiga, setoran nasabah yang tidak
dicatat.
Dalam kasus pemberian kredit fiktif, data nasabah dibuat secara pura – pura atau
dipalsukan menggunakan nama orang lain. Hal ini dapat dilakukan oleh masyarakat bahkan
oleh pengurus BPR itu sendiri. Karena sifatnya fiktif, pada akhirnya kredit yang diberikan pun
macet dan terjadi gagal bayar atas kredit tersebut.
![Page 13: BPR](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022052205/563dbbff550346aa9ab054dc/html5/thumbnails/13.jpg)
12
Dalam kasus kedua, dana yang dimiliki oleh nasabah dicairkan oleh pengurus bank
tanpa seizin dan sepengetahuan dari nasabah pemilik deposito tersebut. Selanjutnya di
dalam buku bank sudah tidak tercatat adanya deposito atas nama nasabah tersebut.
Sedangkan dalam kasus yang terakhir, nasabah yang melakukan setoran ke dalam
rekening tidak dicatat di dalam pembukuan bank. Dana yang telah disetorkan tersebut
akhirnya digunakan oeh pengurus untuk kepentingan pribadinya.
Jika menilik ke dalam peraturan mengenai permodalan BPR, sebenarnya potensi
pelanggaran semacam ini memang sangat mungkin terjadi. Berdasarkan aturan lama, modal
disetor minimum yang harus disediakan dalam pendirian BPR adalah sebesar Rp 500juta –
Rp 2Milyar saja. Dari jumlah ini minimum 50% harus digunakan sebagai modal kerja. Jika
melihat besaran ini, agaknya terlalu riskan jika suatu lembaga penyedia utang seperti BPR
hanya memiliki jumlah modal kerja yang sangat kecil. Hal ini akan menyebabkan bank
kesulitan di dalam memberikan imbal balik kepada nasabah berupa bunga sekaligus
memberikan kredit. Apalagi dengan semakin banyaknya bank umum yang masuk ke
pedesaan bahkan sampai ke pelosok – pelosok. Dikhawatirkan nasabah di pedesaan lebih
tertarik untuk mencari pinjaman melalui bank umum.
Namun agaknya pemerintah sudah memahami hal ini. Hal itu terlihat dari
ditetapkannya Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 5/OJK/2015 yang mengatur
tentang kewajiban penyediaan modal minimum bagi BPR dan Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan Nomor 20/OJK/2014 tentang BPR. Berdasarkan peraturan yang baru tersebut,
modal disetor yang dipersyaratkan di dalam pendirian BPR adalah sebesar Rp 4 Milyar – Rp
16 Milyar tergantung dari lokasi BPR didirikan. Karena BPR memiliki peran penting dalam
perekonomian terutama dalam skala lokal, BPR harus beroperasi dalam skala ekonomis
tertentu dan memiliki kemampuan yang memadai dalam menyerap risiko. Dengan
beroperasi dalam skala ekonomis, BPR akan mampu bersaing dengan lembaga jasa
keuangan lain dalam rangka melayani masyarakat. Agar dapat mencapai skala ekonomis,
BPR wajib memiliki modal dalam jumlah tertentu. Modal disetor yang wajib dipenuhi
oleh BPR pada saat pendirian tidak selamanya mencukupi untuk mencapai skala
ekonomis dimaksud apabila BPR mengalami rugi sehingga perlu ditetapkan modal inti
minimum bagi BPR.
![Page 14: BPR](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022052205/563dbbff550346aa9ab054dc/html5/thumbnails/14.jpg)
13
Modal inti minimum mencakup modal inti utama dan modal inti tambahan. Modal
inti utama berasal dari modal disetor dan cadangan tambahan modal. Sedangkan modal inti
tambahan berasal dari setoran selain modal inti utama yang memenuhi persyaratan:
a. tidak dijamin oleh BPR yang bersangkutan dan telah disetor penuh;
b. mempunyai kedudukan yang sama dengan modal disetor dalam hal
jumlah kerugian BPR melebihi laba tahun-tahun lalu dan
cadangan-cadangan yang termasuk modal inti utama, meskipun BPR
belum dilikuidasi;
c. sumber pendanaan tidak berasal dari BPR yang bersangkutan baik
secara langsung maupun tidak langsung;
d. tidak memiliki jangka waktu dan tidak terdapat persyaratan yang
mewajibkan pelunasan oleh BPR di masa mendatang;
e. tidak memiliki hak menerima pembayaran dividen;
f. telah memperoleh persetujuan Otoritas Jasa Keuangan untuk
diperhitungkan sebagai komponen modal;
g. dapat dikonversi menjadi saham biasa yang dinyatakan secara jelas
dalam dokumen perjanjian dengan memenuhi persyaratan dan
tata cara penambahan modal disetor sebagaimana diatur dalam
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan mengenai BPR; dan
h. pembayaran kembali atau pelunasan harus mendapat persetujuan
dari Otoritas Jasa Keuangan dan dengan pembayaran kembali
atau pelunasan tersebut permodalan BPR tetap sehat serta tidak
mengakibatkan rasio modal tidak memenuhi ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan Pasal 4.
Dalam rangka meningkatkan kemampuan BPR dalam menyerap risiko, dilakukan
peningkatan kualitas permodalan BPR dengan penambahan instrumen modal inti dalam
komponen modal inti dan pengakuan atas kelebihan pembentukan PPAP4 umum sebagai
faktor pengurang dalam perhitungan ATMR5. BPR wajib menyediakan modal minimum
4 Penyisihan Penghapusan Aset Produktif (PPAP) adalah cadangan yang harus dibentuk sebesar persentase
tertentu dari baki debet berdasarkan penggolongan Kualitas Aset Produktif sebagaimana dimaksud dalam ketentuan yang mengatur mengenai kualitas aset dan pembentukan penyisihan penghapusan aset. 5 Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) adalah jumlah aset neraca BPR yang diberikan bobot sesuai
dengan kadar risiko yang melekat pada setiap pos aset sesuai ketentuan.
![Page 15: BPR](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022052205/563dbbff550346aa9ab054dc/html5/thumbnails/15.jpg)
14
yang dihitung dengan menggunakan rasio KPMM6 paling rendah sebesar 12% (dua belas
perseratus) dari ATMR dan menyediakan modal inti sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
ayat (1) huruf a paling rendah sebesar 8% (delapan perseratus) dari ATMR. Dengan
ditetapkannya peraturan baru mengenai BPR ini, diharapkan jumlah bank yang dilikuidasi
oleh LPS akan semakin berkurang yang akhirnya akan meningkatkan kepercayaan
masyarakat untuk menyimpan dananya di bank khususnya BPR.
6 Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) adalah rasio modal terhadap ATMR yang wajib disediakan
oleh BPR
![Page 16: BPR](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022052205/563dbbff550346aa9ab054dc/html5/thumbnails/16.jpg)
15
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan dan analisa pada bagian sebelumnya, dapat diambil
kesimpulan yaitu:
1) Penyebab utama dari banyaknya BPR yang dilikuidasi adalah karena tindak pidana
perbankan yang dilakukan oleh pengurus BPR.
2) Jumlah minimum modal yang ditentukan sebelum diberlakukannya Peraturan OJK
Nomor 5/OJK/2015 dan Nomor 20/OJK/2014 dirasa masih kurang untuk menjamin
ketersediaan dana bagi BPR di dalam menjalankan usahanya.
3) Peran LPS dan OJK di dalam menindak kecurangan – kecurangan yang dilakukan oleh
BPR dan dalam melakukan pengawasan perbankan dapat dikatakan cukup baik
mengingat banyaknya jumlah BPR yang ada. Hal ini terlihat dari jumlah BPR
dilikuidasi dibandingkan dengan jumlah BPR secara keseluruhan hanya berkisar 2%.
SARAN
1) Pemerintah sebaiknya menetapkan regulasi tambahan bagi keberadaan bank umum.
Yaitu dengan membatasi keberadaan bank umum di daerah – daerah terutama di
pelosok sehingga keberadaan bank tersebut tidak mengancam kelangsungan BPR
yang telah lebih dulu ada.
2) BPR sebaiknya diberikan pendampingan oleh LPS dan OJK dalam 1 tahun pertama
operasionalnya. Dengan pendampingan ini diharapkan pengurus BPR dapat bekerja
dengan jujur dan lebih terampil di dalam menjalankan usahanya.
![Page 17: BPR](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022052205/563dbbff550346aa9ab054dc/html5/thumbnails/17.jpg)
16
DAFTAR PUSTAKA
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Terhadap
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan
Peraturan Lembaga Penjamin Simpanan Nomor 1/PLPS/2012 Tentang Perubahan
Terhadap Peraturan Lembaga Penjamin Simpanan Nomor 1/PLPS/2011
Tentang Likuidasi Bank
Peraturan Lembaga Penjamin Simpanan Nomor 1/PLPS/2014 Tentang Saham Bank
Gagal yang Diselamatkan
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 20/POJK.3/2014 Tentang Bank
Perkreditan Rakyat
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 5/POJK.3/2015 Tentang Kewajiban
Penyediaan Modal Inti Minimum Bank Perkreditan Rakyat