brahmana dalam upanisad

11
BRAHMANA DALAM UPANISAD BRAHMAN DALAM UPANISAD I. PENDAHULUAN Sesungguhnya, setiap agama yang ada dan berkembang dimuka bumi ini, bertitik tolak kepada kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Banyak hal yang mendorong kita harus percaya terhadap adanya Tuhan itu dan berlaku secara alami. Adanya gejala atau kejadian dan keajaiban di dunia ini, menyebabkan kepercayaan itu semakin mantap. Semuanya itu pasti ada sebab- musababnya, dan muara yang terakhir adalah Tuhan Yang Maha Kuasa. Tuhanlah yang mengatur semuanya ini, Tuhan pula sebagai penyebab pertama segala yang ada. Kendati kita tidak boleh cepat-cepat percaya kepada sesuatu, namun percaya itu penting dalam kehidupan ini. Banyak sekali kegiatan yang kita laksanakan dalam kehidupan sehari-hari hanyalah berdasarkan kepercayaan saja. Setiap hari kita mneyaksikan matahari terbit dan tenggelam. Demikian pula adanya bulan dan bintang yang hadir di langit dengan teratur. Belum lagi oleh adanya berbagai mahluk hidup dan hal-hal lain yang dapat menjadikan kita semakin tertegun menyaksikannya. Adanya pergantian siang menjadi malam, adanya kelahiran, usia tua, dan kematian, semuanya ini mengantarkan kita harus percaya kepada Tuhan, bahwa Tuhanlah yang merupakan sumber dari segala yang terjadi di alam semesta ini. Karena agama itu adalah kepercayaan, maka dengan agama pula kita akan merasa mempunyai suatu pegangan iman yang menambatkan kita pada satu pegangan yang kokoh. Pegangan itu tiada lain adalah Tuhan, yang merupakan sumber dari semua yang ada dan yang terjadi. Kepada-Nya-lah kita memasrahkan diri, karena tidak ada tempat lain dari pada-Nya tempat kita kembali. Keimanan kepada Tuhan ini merupakan dasar kepercayaan agama Hindu. Inilah yang menjadi pokok-pokok keimanan agama Hindu. Percaya terhadap Tuhan, mempunyai pengertian yakin dan iman terhadap Tuhan itu sendiri. Yakin dan iman ini merupakan pengakuan atas dasar keyakinan bahwa sesungguhnya Tuhan itu ada, Maha Kuasa, Maha Esa dan Maha segala-

Upload: arif-dspitfire-panji-kusumo

Post on 10-Jul-2016

40 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Tulisan ini membahas mengenai brahmana menurut upanisad

TRANSCRIPT

Page 1: Brahmana Dalam Upanisad

BRAHMANA DALAM UPANISAD

BRAHMAN DALAM UPANISAD

I. PENDAHULUAN

Sesungguhnya, setiap agama yang ada dan berkembang dimuka bumi ini, bertitik tolak kepada kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Banyak hal yang mendorong kita harus percaya terhadap adanya Tuhan itu dan berlaku secara alami. Adanya gejala atau kejadian dan keajaiban di dunia ini, menyebabkan kepercayaan itu semakin mantap. Semuanya itu pasti ada sebab- musababnya, dan muara yang terakhir adalah Tuhan Yang Maha Kuasa. Tuhanlah yang mengatur semuanya ini, Tuhan pula sebagai penyebab pertama segala yang ada.

Kendati kita tidak boleh cepat-cepat percaya kepada sesuatu, namun percaya itu penting dalam kehidupan ini. Banyak sekali kegiatan yang kita laksanakan dalam kehidupan sehari-hari hanyalah berdasarkan kepercayaan saja. Setiap hari kita mneyaksikan matahari terbit dan tenggelam. Demikian pula adanya bulan dan bintang yang hadir di langit dengan teratur. Belum lagi oleh adanya berbagai mahluk hidup dan hal-hal lain yang dapat menjadikan kita semakin tertegun menyaksikannya. Adanya pergantian siang menjadi malam, adanya kelahiran, usia tua, dan kematian, semuanya ini mengantarkan kita harus percaya kepada Tuhan, bahwa Tuhanlah yang merupakan sumber dari segala yang terjadi di alam semesta ini.Karena agama itu adalah kepercayaan, maka dengan agama pula kita akan merasa mempunyai suatu pegangan iman yang menambatkan kita pada satu pegangan yang kokoh. Pegangan itu tiada lain adalah Tuhan, yang merupakan sumber dari semua yang ada dan yang terjadi. Kepada-Nya-lah kita memasrahkan diri, karena tidak ada tempat lain dari pada-Nya tempat kita kembali. Keimanan kepada Tuhan ini merupakan dasar kepercayaan agama Hindu. Inilah yang menjadi pokok-pokok keimanan agama Hindu. Percaya terhadap Tuhan, mempunyai pengertian yakin dan iman terhadap Tuhan itu sendiri. Yakin dan iman ini merupakan pengakuan atas dasar keyakinan bahwa sesungguhnya Tuhan itu ada, Maha Kuasa, Maha Esa dan Maha segala-galanya. Tuhan Yang Maha Kuasa, yang disebut juga Hyang Widhi (Brahman), adalah ia yang kuasa atas segala yang ada ini. Tidak ada apapun yang luput dari Kuasa-Nya. Ia sebagai pencipta, sebagai pemelihara dan Pelebur alam semesta dengan segala isinya.

Cara memahami bagaimana Tuhan itu, sangatlah memiliki kesubjektifan tersediri antara masing-masing penganut suatu agama. Seperti dalam analoginya bagaimana mengenal Tuhan yang diistilahkan sebagai seekor gajah yang diteliti oleh tiga orang buta. Setiap orang buta tersebut memeriksa bagian ekor, bagian telinga, serta pula bagian kakinya. Hal tersebut akan juga menimbulkan pemahaman yang berbeda pada akhirnya bagaimana mendeskripsikan Tuhan tersebut. Seperti pula ketiga orang buta tersebut, yang menemukan persepsi Tuhan secara berbeda dengan hasil yang berbeda pula, maka konsep tentang ketuhanan memiliki beberapa hasil pemahaman yang berbeda. Di antaranya adalah paham monotheisme, politheisme,

Page 2: Brahmana Dalam Upanisad

pantheisme, atau atheisme. Paham-paham itu ada yang bertahan atau mengalami perubahan serta mulai berkembang sebagai studi ilmu pengetahuan dan pemahaman spiritual yang sesuai dengan pemahaman jaman dewasa ini. Berdasarkan hal tersebut maka penulis ingin lebih memahami Brahman dan ingin lebih mengetahui tentang konsep – konsep ketuhanan hindu terutama yang ada kaitannya dengan upanisad.

II. PEMBAHASAN2.1. Pengertian Brahman

Brahman berasal dari kata ”brh” berarti yang memberi hidup, menjadikan kembang, meluap. Kata brahman ini menunjukan pada pengertian aktif  yang membawa pada suatu pertumbuhan yang tidak henti-hentinya. Adapun pengertian Brahman yang lain yang dikemukaan oleh Swami Rama (1982:14) dalam bukunya ”Mandukya Upanisad, Enlightenment without God ” yaitu sebagai berikut: Kata Brahnam berasal dari bahasa sansekerta, akar kata ”brha” atau ”brhi” yang berartimeluap/mengembang, pengetahuan atau yang meresapi segala. Kata ini selalu dalam jenis kelamin neutrum (banci), hal ini menunjukan bahwa Tuhan (kebenaran mutlak) berada diluar konsep jenis kelamin laki-laki (masculinum) dan wanita (feminium) dari segala sesuatu yang bersifat dualitas. Brahman hadir dimana-mana, maha tahu, maha kuasa, itulah sifat dasar dari satu kebenaran mutlak. Ia adalah kebenaran sejati, kesadaran tertinggi, yang tidak pernah dipengaruhi oleh perubahan sifat duniawi, adalah Berahman itu. Ia yang menjadikan diriNya sendiri dan memenuhi seluruh alam semesta untuk menampakan diriNya itulah Brahman.

Dari uraian tersebut diatas maka pengertian brahman adalah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Ada, Maha Mengetahui, Maha Kuasa, tidak berjenis kelamin laki-laki ataupun perempuan, yang meresapi seluruh alam semsta dan merupakan hakikat Sang Diri dan seluruh umat manusia. Brahman adalah asas alam semesta, Ia yang menggunakan alam semesta sesuai dengan kuasa dan hukum-Nya.

2.2.  Wujud Tuhan dalam Agama HinduPertanyaan awal yang menarik terkait dengan agama Hindu: Apakah Tuhan Agama Hindu

mempunyai wujud? Hal ini terkait dalam sistem pemujaan agama Hindu para pemeluknya membuat bangunan suci, arca (patung-patung), pratima, pralinga, mempersembahkan bhusana, sesajen dan lain-lain. Hal ini menimbulkan prasangka dan tuduhan yang bertubi-tubi dengan mengatakan umat Hindu menyembah berhala. Penjelasan lebih lanjut tentang pelukisan Tuhan dalam bentuk patung adalah suatu cetusan rasa cinta (bhakti). Sebagaimana halnya jika seorang pemuda jatuh cinta pada kekasihnya, sampai tingkat madness (tergila-gila) maka bantal gulingpun dipeluknya erat-erat, diumpamakan kekasihnya., diapun ingin mengambarkan kekasihnya itu dengan sajak-sajak yang penuh dengan perumpamaan. Begitu pula dalam peribadatan membawa sajen (yang berisi makanan yang lezat dan buah-buahan) ke Pura, apakah berarti Tuhan umat Hindu seperti manusia, suka makan yang enak-enak? Pura dihias dan diukir sedemikian indah, apakah Tuhan umat Hindu suka dengan seni? Tentu saja tidak. Semua sajen dan kesenian ini hanyalah sebagai alat untuk mewujudkan rasa bhakti kepada Tuhan.

Page 3: Brahmana Dalam Upanisad

2.2.1. Personal God ( Saguna Brahman ) 

Tuhan menurut monotheisme Trancendent digambarkan dalam wujud Personal God (Tuhan Yang Maha Esa Berpribadi), dan disebut juga dengan Saguna Brahman. Dalamkonsep Teologi ketuhanan Saguna Brahman inilah Tuhan dihadirkan dengan berbagai macam manifestasi yang disebut dewa. Inilah yang menjadi alasan mengapa bagi kebanyakan orang, sosok dewa harus dihadirkan dalam pemujaan kepada Tuhan. Bagi kebanyakan orang kehadiran Tuhan dalam manifestasi-Nya sebagai para dewa juga masih dianggap belum mampu dihayati secara nyata, karena masih mengandung unsur simbol yang abstrak. Dikatakan demikian karena kehadiran Tuhan dalam manifestasi sebagai sosok dewa hanya mengandung simbol satu dimensi (niskala) saja, yang sulit dibayangkan. Untuk membantu kepentingan  manusia dalam memuja Tuhan, maka para dewa lebih dikonkritkan lagi dalam bentuk simbol dua dimensi, yakni dimensi sakala dan niskala. Berdasarkan alasan inilah para dewa sebagai manifestasi Tuhan dihadirkan sebagai wujud Energi yang ada di balik bentuk-bentuk kosmis (Donder, 2007 :329-359). Secara teologis semua atribut kemahakuasaan Tuhan dilekatkan kepada seluruh segmen-segmen alam. Metode teologis ini tidak dapat dikatakan sebagai tindakan dosa karena “mempersekutukan Tuhan dengan benda”. Stigma “mempersekutukan” tidak ada dalam kamus teologi Saguna Brahma dan pandangan Advaita. Berdasarkan alasan itulah, maka kemahakuasaan Tuhan dimanifestasikan ke dalam segmen-segmen alam seperti;1. Dewa Surya adalah manifestasi Tuhan yang ada di balik planet matahari,2. Dewa Soma (Chandra) manifestasi Tuhan di balik bulan,3. Dewa Vayu (Bayu) manifestasi Tuhan di balik udara,4. Dewa Agni manifestasi Tuhan di balik api,5. Dewa Marut manifestasi Tuhan di balik angin,6. Dewa Sangkara manifestasi Tuhan di balik pohon atau tumbuhan,7. Dewa Varuna manifestasi Tuhan di balik samudera,8. Akasa merupakan manifestasi Tuhan sebagai Sang Ayah di balik angkasa, dan

9. Prthivi merupakan manifestasi Tuhan di balik planet bumi ini, dan Dewa-dewa lainnya. Inilah yang mendasari filosofi teologi Saguna Brahma sehingga kehadiran para dewa

dalam sistem pemujaan sangat popular dalam Agama Hindu. Dalam teologi Saguna Brahma-lah tersedia berbagai metodologi-teologis, hal tersebut secara metodologis dirancang untuk membantu setiap manusia bagaimanapun adanya dapat sampai kepada Tuhan. Itulah sebabnya teologi Hindu lebih tepat disebut Teologi Kasih Semesta (Donder, 2006). 2.2.2. Impersonal God ( Nirguna Brahman )

Tuhan dalam agama Hindu sebagai nirguna brahman sebagaimana yang disebutkan dalam Weda adalah Tuhan tidak berwujud dan tidak dapat digambarkan, bahkan tidak bisa dipikirkan. Dalam bahasa Sanskerta keberadaan ini disebut Acintyarupa yang artinya: tidak berwujud dalam alam pikiran manusia. Tidaklah mudah untuk memberikan penjelasan tentang Tuhan karena keterbatasan akal manusia, hal itu menunjukkan begitu kecilnya manusia dihadapanNya. Meski begitu manusia tetaplah membaktikan dirinya dihadapan-Nya sebagaimana tertuang dalam sabda suci Rg veda X.129.6 yaitu:

Page 4: Brahmana Dalam Upanisad

“Sesungguhnya siapakah yang mengenalNya. Siapa pula yang dapat mengatakan kapan penciptaan itu. Dan kapan pula diciptakan alam semesta ini, diciptakan dewa-dewa. Siapakah yang mengetahui kapan kejadian itu?”

  Sabda suci yang serupa juga terungkap dalam Bhagavadgita X.2 yang artinya:“Baik para dewa maupun resi agung tidak mengenal asal mulaKu. Sebab dalam segala hal, Aku adalah sumber para dewa dan resi agung”.

Nirguna Brahman yang disebut juga sebagai paramasiwa, Dalam kitab suci Weda mempunyai definisi sebagai berikut:

v  Apramaya, yaitu kemahakuasaan yang sulit dibayangkan melalui panca indra karena beliau sangat halus dan sempurna.

v  Ananta, yaitu kemahakuasaan dilukiskan tiada terbatas, beliau ada di mana-mana, dan beliau mampu merubah segala sesuatu yang diingini olehNya.

v  Aupamya, yaitu kemahakuasaan Hyang Widhi yang sangat sulit mencari bandingannya. Karena semua makhluk yang ada di alam semesta tidak ada menyamai kemahakuasaan-Nya.

v  Anamaya, yaitu yang Maha Suci. Beliau sangat mulia, tidak pernah menderita suatu penyakit.v  Maha Suksme, yaitu Maha Gaib yang sangat halus.v  Sarwagata, yaitu Maha ada, Maha Besar meliputi seluruh jagad raya.v  Dhruwa, yaitu sangat tenang, tiada bergerak, stabil namun Ia berada di mana mana.v  Awyayam, yaitu Maha sempurna, walaupun Ia mengisi seluruh alam raya semesta, kesempurnaan

beliau tiada berkurang.v  Iswara, yaitu Raja alam semesta. Ia mengatur alam raya semesta, dan tiada satupun kekuatan yang

mampu mengatur beliau.v  Swayambhu, yaitu Absolut dalam segala-galanya, tidak dilahirkan karena Beliau ada dengan

sendirinyaDefinisi tentang Tuhan sebagai Nirguna Brahman diatas, meskipun telah berusaha

menggambarkan Tuhan semaksimal mungkin, tetap saja sangat terbatas. Oleh karena itu kitab-kitab Upanisad menyatakan definisi atau pengertian apapun yang ditujukan untuk memberikan batasan kepada Tuhan Yang Tidak Terbatas itu tidaklah menjangkau kebesaranNya. Sehingga kitab-kitab Upanisad menyatakan tidak ada definisi yang tepat untuk-Nya, yaitu Neti-Neti (Na + iti, na + iti), yang artinya bukan ini, bukan ini.

Paramaśiva yang merupakan bagian dari Tri Purusha juga adalah Cetana/Purusa atau kejiwaan/kesadaran yang tertinggi (Tuhan), suci, murni, sama sekali belum kena pengaruh maya (Acetana/Pradhana/Prakrti) ,tenang, tentram, tanpa aktivitas, kekal abadi, tiada berawal tiada berakhir, ada di mana-mana, maha Tahu, tidak pernah lupa, maka dari itu diberi gelar Nirguna Brahman (Para Brahman).

Dalam Vrhaspati Tattva 7-10, disebutkan:"Paramaśiva tattva ngaranya:

( Vrhaspati Tattva 7-10 )Yang disebut Paramaśiva Tattva yaitu:

Page 5: Brahmana Dalam Upanisad

“Aprameyam anirdesyam anaupamyam anamayam suksmam sarvagatam sarvatam nityam dhruvam avyayam isvaram".

(Vrhaspati Tattva.7)Artinya  :Isvara yang tak dapat diukur, tak dapat diberi jenis, tak dapat diumpamakan, tak dapat dikotori, maha halus, ada di mana-mana, kekal-abadi, senantiasa langgeng, tak pernah berkurang."Aprameyam anantatvad anirdesyam alaksanam anaupamyam anadrsyam vimalatvadanamayam".

  (Vrhaspati Tattva.8)Artinya:Tak dapat diukur, karena Dia tak terbatas, tak dapat diberi jenis, karena dia tak punya sifat, tak dapat diumpamakan, karena tiada sesuatu seperti Dia, tak dapat dikotori, karena Dia tak bernoda."Sukamanca anupalabhyatvad vyapakatvacca sarvagam nityakarena sunyatvam acalatvacca tad dhruvam".

 (Vrhaspati Tattva.9)Artinya :gaib, karena Dia tak dapat diamati, berada di mana-mana, karena Dia menembus segalanya, kekal-abadi, karena Dia suci murni, dan selalu langgeng karena Dia tak bergerak."Avyayam paripurnatvad saumyabhavam tathaiva ca Siwa tattvam idam uktam sarvatah parisamsthitam".

(Vrhaspati Tattva.10)Artinya :Tak pernah berkurang, karena Dia maha sempurna, begitu pula keadaannya tengan, inilah Śiva Tattva (Paramaśiva Tattva) yang menempati segala-galanya.

Dengan memperhatikan kutipan tersebut, maka telah terbayang dalam pikiran kita bahwa Tuhan Paramaśiva adalah Tuhan dalam keadaan suci murni, maka tidak ada sesuatu yang dapat mempengaruhi Beliau, sehingga sukarlah untuk memberi pembatasan dan memang Beliau tak terbatas, telah ada tanpa ada yang mengadakan, tiada berawal dan tiada berakhir (Anadi-Ananta), tiada terpengaruh oleh waktu, tempat dan keadaan,Dalam Brahmasutra juga dinyatakan bahwa Tuhan itu,“Tad avyaktam, aha hi”Artinya :

“sesungguhnya Tuhan tidak terkatakan”.Untuk memahami Tuhan, maka tidak ada jalan lain kecuali mendalami ajaran agama,

memohon penjelasan para guru yang ahli di bidangnya yang mampu merealisasikan ajaran ketuhanan dalam kehidupan pribadinya. Sedangkan kitab suci Veda dan temasuk kitab-kitab Vedanta (Upanisad) adalah sumber yang paling diakui otoritasnya dalam menjelaskan tentang Brahman (Tuhan Yang Maha Esa). Brahman memiliki 3 aspek:

1.      Sat: sebagai Maha Ada satu-satunya Tidak ada keberadaan yang lain di luar beliau. Dengan kekuatan-Nya Brahman telah menciptakan bermacam-macam bentuk, warna, serta sifat banyak di alam semesta ini. Planet, manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan

Page 6: Brahmana Dalam Upanisad

serta benda yang disebut benda mati berasal dari Tuhan dan kembali pada Tuhan bila saatnya pralaya tiba. Tidak ada satupun benda-benda alam semesta ini yang tidak bisa bersatu kembali dengan Tuhan, karena tidak ada barang atau zat lain di alam semesta ini selain Tuhan.

2.      Cit: sebagai Maha TahuBeliaulah sumber ilmu pengetahuan, bukan pengetahuan agama, tetapi sumber segala pengetahuan. Dengan pengetahuan maka dunia ini menjadi berkembang dan berevolusi, dari bentuk yang sederhana bergerak menuju bentuk yang sempurna. Dari avidya (absence of knowledge- kekurangtahuan) menuju vidya atau maha tahu.

3.  AnandaAnanda adalah kebahagiaan abadi yang bebas dari penderitaan dan suka duka. Maya yang diciptakan Brahman menimbulkan illusi, namun tidak berpengaruh sedikitpun terhadap kebahagiaan Brahman. Pada hakikatnya semua kegembiraan, kesukaran, dan kesenangan yang ada, yang ditimbulkan oleh materi bersumber pula pada Ananda ini bersumber pula pada Ananda ini, bedanya hanya dalam tingkatan. Kebahagiaan yang paling rendah ialah berwujud kenikmatan instingtif yang dimiliki oleh binatang pada waktu menyantap makanan dan kegiatan sex. Tingkatan yang lebih tinggi ialah kesenangan yang bersifat sementara yang kemudian disusul duka. Tingkatan yang tertinggi adalah suka tan pawali duhka, kebahagian abadi, bebas dari daya tarik atau kemelekatan terhadap benda-benda duniawi.

Alam semesta ini adalah fragmenNya Tuhan. Brahman memiliki prabawa sebagai asal mula dari segala yang ada. Brahman tidak terbatas oleh waktu tempat dan keadaan. Waktu dan tempat adalah kekuatan Maya (istilah sansekerta untuk menamakan sesuatu yang bersifat illusi, yakni keadaan yang selalu berubah baik nama maupun bentuk bergantung dari waktu, tempat dan keadaan) Brahman.Jiwa atau atma yang menghidupi alam ini dari makhluk yang terendah sampai manusia yang tersuci adalah unsur Brahman yang lebih tinggi. Adapun bnda-benda (materi) di alam semesta ini adalah unsur Brahman yang lebih rendah. Walaupun alam semesta merupakan ciptaan namun letaknya bukan di luar Brahman melainkan di dalam tubuh Brahman.2.3. Brahman dalam Upanisad

Diantara pokok permasalahan yang penting dan mendasar yang dibahas dalam upanisad adalah Brahman. Brahman dalam Upanisad adalah pengada segala yang ada atau yang mendasari semua keberadaan ini. Brahman adalah realitas tunggal yang benar-benar ada. Dalam hal ini, upanisad mengenal dua konsep ketuhanan yaitu:2.3.1.MonoteismeTaittiriya Upanisad memberikan sebuah pengertian tunggal tentang istilah Brahman. Sebagai jawaban atas permintaan dari Bhrgu kepada ayahnya Varuna agar mengajarkan kepadanya tentang Brahman, Varuna menawarkan pengertian sebagai berikut, “Yang daripada-Nya segala mahluk dilahirkan, Yang oleh-Nya dan kepada-Nya mereka hidup, ketika berangkat mereka masuk, mencari tahu itu, yang adalah Brahman.” Menurut Upanisad, Brahman adalah yang menjadi sebab utama dan fungsi kosmis utama yakni asal mula (srsti), kehidupan (sthiti), dan kematian (pralaya) alam semesta. Badarayana juga mengambil pengertian yang sama tentang Brahman yang jelasnya dan bacaan Vedantasütra yaitu sebagai janmady-asya-yatah, yang artinya, yang daripadanya berasal dan lain-lain, dan jagat raya yang dihasilkan. Sutra ini berdasarkan bacaan pada Taittiriya Upanisad. Pada pendapat Badarayana, jagat-kraiiatva atau yang menjadi penyebab utama dan tiga kali lipat fungsi kosmis adalah suatu sifat yang berbeda

Page 7: Brahmana Dalam Upanisad

dan Brahman dan hal itu diterima sebagai sebuah kriteria penting untuk menentukan apakah itu atau bukan istilah semacam ãkasa dan prana yang terdapat dalam Chandogya Upanisad menunjukkan Brahman. Ketika menjelaskan tentang Brahman, tidak Upanisad dan tidak juga Badaryana menyebutkan bahwa pengertian ini dapat digunakan hanya untuk Brahman yang lebih rendah (apara) dan tidak untuk Brahman yang lebih tinggi (para). Kedua Upanisad tersebut dan Vedãntasutra mengacu kepada satu Brahman yang lebih tinggi (para). Kedua Upanisad tersebut dan Vedantasütra mengacu kepada satu Brahman yaitu hanya sebagai penyebab utama jagat-raya.

Monoteisme menyatakan kepercayaan tentang adanya satu Tuhan. Konsep ajaran ini dapat dilihat dari kutipan sloka berikut:Indram mitram varunam agnim ahurAtho divyah sa suparno garutman,Ekam sadviprah bahudha vadanthiAgnim yamam matarisvanam ahuh.Rgveda I . 64. 46Mereka menyebutkan dengan Indra, Mitra, Varuna dan Agni,ia yang bersayap keemasan Garuda, Ia adalah Esa, para maharsi ( vipra /orang bijaksana ) member banyak nama, mereka menyebutkan Indra Yama, matarisvan.

            Disini Tuhan Yang Maha Agung digambarkan sebagai kebenaran yang Maha Esa, satu kebenaran.

            Keesaan TuhanYang Maha Tunggal dijelaskan secara gamblang dalam mantram berikut :

Tad eva agnis tad adityasTad vayus tad u candramah,Tad eva sukram tad brahmaTa apah sa prajapatih.Yajurveda XXXII . 1

Sesungguhnya ia adalah Agni, Ia adalah Aditya,Ia adalah Vayu, Ia adalah Candram, I adalah Sukra, Ia adalah Brahma, Iaadalah Apah, Ia adalah Esa itu adalah Prajapati.

Berdasarkan kutipan mantram-mantram veda diatas jelas bagi kita bahwa ketuhanan dalam veda adalah esa ,namun orang-orang bijaksana menyebutkan dengan banyak nama.

2.3.2. PanteismePanteisme atau pantheisme dalam bahasa Yunani terdiri dari dua kata yaitu : πάν

(pan) adalah semua dan θεός (theos) adalah Tuhan. Jadi secara harafiah artinya adalah “Tuhan

Page 8: Brahmana Dalam Upanisad

adalah Semuanya” dan “Semua adalah Tuhan”. Ini merupakan sebuah pendapat bahwa segala barang merupakan Tuhan abstrak imanen yang mencakup semuanya; atau bahwa Alam Semesta, atau alam, dan Tuhan adalah sama. Upanisad mengandung ajaran paham panateisme dimana dalam upanisad menyatakan tuhan adalah segala-galanya yang maha tahu yang mendasari semua keberadaan alam semesta dan tidak terbatasadanya ( Tuhan bersifat absolute ) hal ini dapat kita lihat dalam kutipan beberapa mantram sebagai berikut :

“Brahmavid apnoti param tad esa bhyuktaSatyam jnanam anantam Brahma vedaNihitam guhayah parame vyman so ‘ snuteKaman vipascita iti”

(Taittiriya Upansad, 2.1.1)Artinya :“Ia yang mengetahui Brahman sebagai kebenaran, Pengetahuan dan tidak terbatas. Ia yang bersembunyi di dalam rongga hati dan Ia yang sangat jauh di angkasa. Ia yang terpenuhi segala keinginannya dalam kesatuan dengan Brahman, Ia yang Maha Mengtahui”

“Isawasya idam sarwam yat kinca jagatyam jagat tenatyaktena bhunjitha magradhah kasya swiddhanam “

(Isa Upanisad, 1 )Artinya :“Sesungguhnya apa yang ada di ala mini, yang berjiwa ataupun yang tidak berjiwa ,dikendalikan oleh Isa ( Brahman), oleh karena itu orang hendaknya menerima apa yang perlu dan diperuntukkan baginya dan tidak menginginkan milik orang lain”

Berdasarkan kutipan tersebut dapat kita tarik kesimpulan bahwa Brahman adalah yang maha kuasa atas segala sesuatu yang ada di dalam semesta ini yang menguasai alam semesta ini yang bersifat tidak terbatas. Hal ini menunjukkan bahwa ajaran Brahman dalam upanisad menyiratkan adanya  paham panteisme.

III. PENUTUP3.1. Kesimpulan3.1. Brahman adalah Tuhan Yang Maha Esa, Maha ada, Maha Mengetahui, Maha Kuasa, tidak berjenis kelamin laki-laki ataupun perempuan, yang meresapi seluruh alam semesta dan merupakan hakikat Sang Diri dan seluruh umat manusia.3.2.Dalam agama hindu mengenal adanya wujud Tuhan dalam wujud personal God yani tuhan dalam wujud pribadi dan impersonal God yakni tuhan yangtidak terjangkau dan diluar angan – angan pikiran manusia.3.3. Dalam upanisad mengenal dua konsep yaitu :            1. Monoteisme dimana hindu mengenal adanya satu Tuhan tiada duanya            2. Panateisme dimana dalam upanisad menyatakan sifat tuhan tanpa batas

Page 9: Brahmana Dalam Upanisad

DAFTAR PUSTAKA

Titib,I Made. Untian Inti Sari Upanisad. Yayasan Dharma Narada. 1994Titib, I Made. 2003. Teologi & Simbol-Simbol dalam Agama Hindu. Penerbit Paramita: Surabaya.