brpn dr ida
DESCRIPTION
BRPNTRANSCRIPT
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PENDERITA
Nama
: An. MUmur
: 10 tahun 2 bulanJenis kelamin : PerempuanPendidikan
: SDAgama
: Islam
Suku
: Jawa
Alamat
: Meteseh, TembalangNama Ayah: Tn. SUmur
: 32 tahun
Pekerjaan
: Swasta Pendidikan
: SMANama Ibu
: Ny. RUmur
: 29 tahun
Pekerjaan
: Ibu rumah tanggaBangsal
: Nakula 4Masuk RS
: 26 Oktober 2014No. RM
: 303297B. DATA DASARAnamnesis
Dilakukan allo-anamnesis dengan ibu pasien pada tanggal 26 Oktober 2014 pukul 15.00 WIB di ruang Nakula 4 dan didukung dengan catatan medis.Keluhan utama
: BatukKeluhan Tambahan: Demam, sesak nafasRiwayat Penyakit SekarangSebelum Masuk Rumah Sakit
Enam hari sebelum masuk rumah sakit pasien batuk berdahak, dahaknya tidak bisa dikeluarkan, tidak berdarah, tidak ngekel, tidak begitu sering dan waktunya tidak menentu, bisa pagi, siang, sore atau malam. Pasien juga pilek. Tidak panas, tidak sesak napas, hidung tidak kembang kempis, tidak muntah, makan dan minum seperti biasa, berak dan kencing tidak ada keluhan.Dua hari sebelum masuk rumah sakit demam tinggi terus-menerus tetapi tidak menggigil, tidak mengigau dan tidak kejang. Batuk bertambah parah, ngekel, tapi dahak sulit dikeluarkan, pilek dengan sekret kuning kental. Pasien juga mengalami sesak napas, hidung pasien tampak kembang-kempis dan berbunyi grok-grok saat bernapas. Sesak tidak dipengaruhi oleh aktifitas anak, tidak terlihat kebiruan di bibir dan ekstremitas. Diberi obat penurun panas dan batuk oleh orangtuanya tetapi keluhan tidak berkurang. Makan dan minum berkurang, berak dan kencing tidak ada keluhan.Satu hari sebelum masuk RS, batuk dan sesak nafas bertambah parah dan hidung pasien kembang kempis, pasien masih demam (37,8oC axilla). Tidak muntah, tidak mencret, anak terlihat tampak sakit sedang dan gelisah, tidak mau makan minum lagi maka oleh orang tuanya dibawa ke RSU kota Semarang dan oleh dokter disarankan untuk rawat inap.Riwayat Penyakit Dahulu
Ibu pasien mengaku pasien belum pernah sakit seperti ini sebelumnya
Riwayat tersedak disangkal Riwayat terpapar dengan asap rokok ayah pasien diakui Riwayat sesak napas sebelumnya disangkal, sesak napas dengan bunyi ngik-ngik disangkal
Riwayat batuk-batuk lama dan minum obat selama 6 bulan disangkal ibu pasien
Penyakit lain yang pernah diderita oleh pasien adalah batuk, pilek tetapi tidak sesak dan tidak sampai dirawat di rumah sakit atau balai pengobatan.Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat batuk-batuk lama yang tidak sembuh-sembuh dan dalam pengobatan 6 bulan didalam keluarga, disangkal Riwayat penyakit asma dalam keluarga disangkalRiwayat Persalinan dan Kehamilan
Anak perempuan lahir dari ibu G4 P3 A1 hamil 40 minggu, lahir secara spontan ditolong oleh bidan, anak lahir langsung menangis, berat badan lahir 2550 gram, panjang badan, lingkar kepala saat lahir dan lingkar dada saat lahir ibu lupa.Kesan: neonates aterm, lahir spontan, vigorous babyRiwayat Pemeliharaan Pre-natal
Ibu memeriksakan kandungannya secara teratur ke bidan puskesmas secara teratur, mulai saat mengetahui kehamilan hingga usia kehamilan 8 bulan, dilakukan rutin pemeriksaan satu bulan sekali. Saat usia kehamilan 8 bulan hingga lahir pemeriksaan dilakukan 2 minggu sekali.
Selama ibu hamil, ibu mendapat imunisasi TT sebanyak 2 kali dibidan. Ibu tidak pernah menderita penyakit selama kehamilan. Riwayat perdarahan saat hamil dan mengkonsumsi obat tanpa resep dari dokter maupun jamu-jamuan saat hamil disangkal. Ibu hanya minum obat penambah darah dan vitamin yang diberi oleh bidan puskesmas
Kesan : Riwayat pemeliharaan prenatal baikRiwayat Pemeliharaan Post-natal
Pemeliharaan post natal dilakukan di posyandu dan anak dalam keadaan sehat.
Kesan: riwayat pemeliharaan post natal baik
Riwayat Imunisasi
Hep B
: 3x, usia 0, 1, 6 bulanBCG
: 1x, usia 1 bulan, scar (+)DPT
: 3x, usia 2, 4, 6 bulanPolio
: 4x, usia 0, 2, 4, 6 bulanCampak: 1x, usia 9 bulan
Kesan : imunisasi dasar sesuai dengan umur dan tepat waktuRiwayat KB
Ibu pasien mengikuti program KB suntik setiap 3 bulan sekaliRiwayat Sosial Ekonomi
Ayah pasien bekerja sebagai pegawai sedangkan Ibu pasien adalah ibu rumah tangga. Biaya pengobatan menggunakan BPJS.
Kesan: sosial ekonomi cukup.C. PEMERIKSAAN FISIK
Dilakukan pada tanggal 26 Oktober 2014, pukul 15.30 WIB.
Anak perempuan, usia 10 tahun 3 bulan, BB 27 kg, TB 137 cm.
Kesan umum: compos mentis, tampak sakit sedang, tampak kurang aktif, tampak sesak dan gizi baik
Tanda Vital Tekanan darah: tidak dilakukan
HR(Nadi)
: 138 x/menit, reguler, isi dan tegangan cukup
RR(Laju Nafas): 38 x/menit, reguler
Suhu
: 36,8 o C (axilla)
Status Lokalis Kepala: mesocephale, UUB teraba datar
Mata:sklera ikterik (-/-), konjungtiva anemis (-/-), cowong (-/-)
Telinga: discharge (-/-)
Hidung: Pernafasan cuping hidung (+/+), secret (+/+) warna kuning kehijauan kental Mulut: bibir kering (-), sianosis (-)
Leher: simetris, pembesaran kelenjar getah bening (-)
Thorak
Paru
Inspeksi : Pergerakan hemithorax kanan dan kiri simetris Retraksi dinding dada (-) suprasternum dan intracosta
Palpasi : Stem fermitus hemithorax kanan dan kiri tidak dapat dinilai (pasien tidak kooperatif)
Perkusi
: Sonor pada seluruh lapang paru
Auskultasi : Suara dasar : suara napas vesikuler
Suara tambahan: rhonki basah halus nyaring di seluruh lapang paru (+/+), wheezing (-/-), hantaran (+/+)
Jantung
Inspeksi : Pulsasi ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis tidak melebar, tidak kuat angkat
Perkusi: Batas jantung sulit dinilai Auskultasi : Bunyi jantung I-II regular, Murmur (-), Gallop (-)Abdomen
Inspeksi
: Cembung
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Perkusi
: Tympani
Palpasi
: SupelEkstremitas:
EktremitasSuperiorInferior
Akral dingin(-)/(-)(-)/(-)
Sianosis(-)/(-)(-)/(-)
Capilarry refill 3 bulan : ampisilin + kloramfenikolSefalosporin (jika berat/ada empiema) secara IV sampai 48-72 jam setelah panas turun, Kemudian dilanjutkan per-oral 7-10 hariJika penyebabnya S. Aureus diberikan : kloksasilin; jika alergi penisilin diganti cefazolin, klindamisin atau vankomisin 3 4 minggu.
Dosis :Ampisilin 100 mg/KgBB/hari
Kloramfenikol 100 mg/KgBB/hari
Gentamisin 5 mg/KgBB/hari
6. Mukosilier klirenBila perlu, dapat diberikan agonis atau teofilin inhalasi/per oralFisioterapi, bila perlu untuk membersihkan saluran nafas.KOMPLIKASIDengan menggunakan antibiotika dalam pengobatan, maka komplikasi pneumonia bakterial telah jarang ditemukan. Komplikasi yang mungkin terjadi seperti empiema, pneumothoraks atau abses paru sering terjadi pada fase akut pneumonia yang disebabkan oleh staphylococcus. Sementara H.influenzae sering menyebabkan pleural effusi. Komplikasi lain seperti meningitis, perikarditis, osteomielitis, peritonitis lebih jarang ditemukan.PROGNOSISDengan pemberian antibiotika yang tepat dan adekuat, mortalitas dapat diturunkan sampai kurang dari 1%. Anak dalam keadaan malnutrisi energi protein dan yang datang terlambat menunjukkan mortalitas yang lebih tinggi.DAFTAR PUSTAKA
Behrman RE, Kliegman RM, Jenson B. Nelson textbook of Pediatrics, 17th ed. Philadelphia: WB Saunders, 2004: 1432-35.
Behrman RE, Kliegman RM, Jenson B. Nelson Essentials of of Pediatrics, 17th ed. Philadelphia: WB Saunders, 1990: 433-35.
Staf pengajar FKUI. Buku Kuliah IKA 3. Cetakan ke empat. Jakarta: BPFKUI, 1985.
Matondang. C, Wahidiyat. I, Sastroasmoro. S, Diagnosis Fisis pada Anak. Edisi kedua. Jakarta, 2003. Sagung Seto
Panduan Pelayanan Medis Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM, Jakarta, 2005.
Tjokronegoro. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, edisi ketiga. Balai penerbit FKUI, Jakarta. 2001.
13