budaya sebagai salah satu alat mempromosikan bahasa indonesia di kancah internasional.docx
TRANSCRIPT
BUDAYA SEBAGAI SALAH SATU ALAT MEMPROMOSIKAN
BAHASA INDONESIA DI KANCAH INTERNASIONAL
Makalah
Ditulis untuk memenuhi Tugas UAS Mata Kuliah Bahasa Indonesia
NAMA : BIOLA YOANNITA
NIM : 3215126544
JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME karena atas rahmat
dan karunia-Nya, penulis mampu menyelesaikan makalah yang berjudul “ Budaya
sebagai Salah Satu Alat Mempromosikan Bahasa Indonesia di Kancah
Internasional”. Tak lupa penulis berterima kasih kepada Ibu Rahmi Yulia Ningsih
S.Pd yang telah mendukung dalam penyusunan makalah ini, selaku dosen mata
kuliah bahasa Indonesia. Makalah ini di susun untuk memenuhi tugas UAS mata
kuliah bahasa Indonesia.
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui
hubungan atau keterkaitan budaya dengan bahasa, serta bagaimana cara budaya
mempromosikan bahasa Indonesia di kancah internasional.
Pembuatan makalah ini terinspirasi dari adanya Hallyu Wave. Di mana
bangsa Korea mempromosikan bahasa dan budayanya melalui dunia hiburan
seperti musik, film, tarian, dan fashion yang membuat masyarakat internasional
tertarik untuk mempelajari bahasa dan budaya Korea. Dari situlah penulis
mendapat pertanyaan bagaimana jika hal yang sama di implementasikan di
Indonesia dalam rangka menguatkan bahasa Indonesia di kancah internasional.
Penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan penulis
sendiri. Penulis juga sangat mengharapkan kritik dan saran membangun dari para
pembaca demi kesempurnaan buku ini.
Jakarta, Juli 2014
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia adalah negara kepulauan yang besar, sehingga memiliki
daya tarik yang cukup besar bagi para turis asing dari berbagai negara.
Orang asing tersebut datang ke Indonesia dengan berbagai alasan, seperti
memiliki bisnis di Indonesia, menikah dengan orang Indonesia, melakukan
penelitian di Indonesia, melanjutkan studi di Indonesia, atau sekedar
berwisata. Hal inilah yang melatar belakangi kemauan mereka untuk
mempelajari bahasa Indonesia.
Bahasa dan budaya Indonesia sangat diminati oleh berbagai bangsa
di dunia sejak sebelum Indonesia merdeka. Dan kini, bahasa Indonesia
telah menjadi bahasa potensial untuk dipelajari oleh masyarakat
Internasional dikarenakan kemajuan yang ditunjukkan Indonesia
diberbagai sektor, diantaranya, seni dan budaya. Bahkan, pada forum
“rondtable Conference Indonesia-Malaysia” merekomendasikan
penggunaan Bahasa Indonesia-Malaysia sebagai bahasa resmi di
lingkungan ASEAN. 1
1 Achmad Zulfikar, “Bahasa Indonesia sebagai Embrio Bahasa ASEAN : Peluang dan Tantangan Menuju ASEAN Community 2015,” (Kongres Bahasa Indonesia X, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, 28-31 Oktober, 2013).
Gagasan untuk meningkatkan fungsi bahasa Indonesia sebagai
bahasa internasional tercantum dalam Undang Undang Republik Indonesia
Nomor 24 Tahun 2009 pasal 44.2
Menurut Pei, bahasa internasional (international language,
interlanguage) merupakan istilah umum untuk semua bahasa yang
diciptakan atau diusulkan untuk diadopsi untuk tujuan komunikasi
internasional. Richards berpendapat bahwa bahasa internasional adalah
sebuah bahasa yang secara tersebar digunakan sebagai bahasa asing atau
bahasa kedua, yakni sebagai bahasa dalam komunikasi internasional.3
Banyak faktor-faktor yang mendukung peluang bahasa Indonesia
menjadi bahasa internasional. Berdasarkan tulisan Soenjono (2004:65)
bahwa bahasa indonesia sebagai bahasa persatuan memiliki kesempatan
lebar untuk menjadi bahasa Internasional karena (a) cukup banyak tenaga
kerja Indonesia yang berada di luar negeri, yang tentunya menyebarkan
bahasa nasional kita, (b) cukup banyak negara asing yang mengajarkan
bahasa Indonesia, dan (c) cukup banyak pelajar kita yang belajar di negara-
negara asing.4
2 Hidayat Widiyanto diwawancara oleh Biola Yoannita, 24 menit, Jakarta, 7 Juli 2014.3 Wahya, “Peningkatan Status Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Internasional : Sudah Lebih Mantapkah Perencanaan Bahasanya?,” Perencanaan Bahasa pada Abad Ke-21: Kendala dan Tantangan,eds. Sugiyono, Yeyen Maryani ( Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2011),hlm.175.4 Dr.Kundharu Sadadhono, M.Hum, Dr. Muhammad Rohmadi, M.Hum, “ Pengembangan Materi Ajar Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing Berbasis Budaya dalam Media Cetak dan Elektronik dalam Rangka Pengembangan Pendidikan Berwawasan Multikultural,” (Kongres Bahasa Indonesia X, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Jakarta, 28-31 Oktober, 2013).
Mantan Kepala pusat Bahasa, Dendy Sugono, juga optimis bahawa
bahasa nasional kita akan dapat menjadi bahasa Internasional dengan
alasan antara lain, bahwa ada 40 negara yang memiliki universitas dan
sekolah yang mengajarkan bahasa Indonesia.5
Pengenalan suatu bahasa oleh suatu masyarakat tidak jauh berbeda
dengan pengenalan unsur budaya lain oleh masyarakat tersebut.
Pengenalan suatu bahasa oleh suatu masyarakat sering karena adanya
faktor eksternal bahasa. Kebesaran suatu bangsa karena kemajuan bangsa
itu dalam bidang ekonomi, soisal, budaya, atau ilmu pengetahuan yang
menyebabkan bangsa lain tertarik untuk berkunjung ke negara yang
memiliki kemajuan itu atau mempelajari kebudayaan bangsa dinegara
tersebut. Misalnya Jepang dan korea.
Masyarakat internasional tertarik mempelajari bahasa dan budaya
Jepang karena Jepang maju dalam bidang ekonomi dan ilmu pengetahuan.
Contohnya yang sangat diminati adalah Anime, manga, dorama dan lain
sebagainya.
Tak berbeda jauh dengan Jepang, Korea juga mengalami
perkembangan ekonomi yang maju pesat diiringi dengan meningkatnya
popularitas dunia hiburan Korea yang dikenal dengan aliran Hallyu wave.
Penyebaran budaya negeri ginseng ini meliputi fashion, musik yang
dikenal dengan K-Pop hingga perfilmanya, baik itu serial maupun film
layar lebar. Hal ini menyebabkan banyak masyarakat internasional yang
5 Ibid.
berminat mempelajari bahasa Korea, termasuk salah satunya adalah
Indonesia.
Dalam upaya meningkatkan peluang bahasa Indonesia dikancah
Internasional, metode penyebaran bahasa melalui budaya seperti Korea
dapat ditiru. Dengan begitu, maka masyarakat semakin menghargai bahasa
dan budaya Indonesia, sehingga minat masyarakat asing untuk belajar
bahasa Indonesia melalui penuturnya pun semakin tinggi.
B. Rumusan Masalah
Masalah–masalah yang penulis temukan selama penelitian adalah
sebagai berikut.
1. Bagaimana keterkaitan antara budaya dan bahasa?
2. Bagiaman cara budaya mempromosikan bahasa Indonesia
dikancah Internasional?
C. Tujuan Penelitian
Adapun, tujuan yang ingin penulis peroleh dengan melakukan
penelitian adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui keterkaitan antara budaya dengan
bahasa.
2. Untuk menjelaskan cara budaya dalam mempromosikan
bahasa Indonesia di kancah Internasional.
D. Metode Penelitian
Metode yang penulis gunakan dalam rangka mencari dan mengolah
data penelitian ini yaitu dengan metode wawancara dan studi pustaka.
Sumber studi pustaka adalah berbagai data yang relevan baik dari media
cetak, media elektronik, dan juga berbagai makalah dan buku. Sementara
narasumber untuk penelitian ini yaitu Hidayat Widiyanto, dari Pusat
Pembinaan dan Pemasyarakatan Bahasa, dan Hendri Ripa’i, Fakultas
Bahasa dan Sastra UNJ serta Duta Bahasa DKI Jakarta 2012.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Keterkaitan Budaya dan Bahasa
a. Pengertian Budaya
Soerjono Soekanto dengan mengutip E.B. Taylor mengungkapkan
bahwa kebudayaan adalah “kompleks yang mencakup pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, adat-istiadat, dan lain kemampuan-
kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia
sebagai anggota masyarakat”.6
Bahasa adalah unsur budaya dari tujuh unsur yang dalam sosiologi
disebut sebagai universal culture.
Menurut C. Kluckhon unsur kebudayaan yaitu sistem religi dan
kepercayaan, sistem organisasi kemasyarakatan, sistem pengetahuan,
sistem mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi, sistem
teknologi dan peralatan, bahasa, dan kesenian.7
b. Pengertian Bahasa
Abdul Chaer dengan mengutip Kridalaksana mengatakan bahwa
bahasa adalah suatu sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan
oleh anggota manusia untuk bekerjasama dengan orang lain,
berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri.8
6 Najib,”Bahasa dan Budaya” diakses dari http://najib.staff.stainsalatiga.ac.id/2013/06/09/bahasa-dan-budaya.html, pada tanggal 8 Juli 2014 pukul 22:32 WIB.
7 Tim Dosen ISBD, Ilmu Sosial Budaya Dasar, (Jakarta: UNJ,2012),hlm.43.8 Najib, Loc.Cit.
Bahasa bukan merupakan sistem yang tunggal, tetapi dari
subsistem, seperti fonologi, morfologi, sintaksisi, dan semantic. Sementara
arbitrer artinya tidak ada hubungan wajib antara lambang bahasa (bunyi)
dengan konsep atau pengertian yang dimaksud.
c. Keterkaitan Budaya dan Bahasa
Dalam perkembangannya bahasa menjadi sebuah ciri kebudayaan.
Misalnya bahasa orang sunda tentunya berbeda dengan orang jawa. Contoh
nya dalam bahasa sunda amis artinya manis, sementara pada bahasa jawa
amis berarti amis atau berbau tak sedap. Dan cokot dalam bahasa sunda
mempunyai makna ambil, sementara di bahasa jawa cokot berarti gigit.
Hal ini seperti yang diungkapkan Levi-Straus dalam Siberani
(1992:104) bahwa bahasa adalah hasil kebudayaan.9 Menurut Nababan
(1993:82) ada dua macam hubungan bahasa dan kebudayaan, yakni
1. Bahasa adalah bagian dari kebudayaan (filogenetik)
2. Seseorang belajar kebudayaan melalui bahasanya
(ontogenetik)10
Jadi tentu saja budaya sangat berperan dalam menguatkan bahasa
Indonesia dikancah Internasional, karena untuk belajar budaya Indonesia
syaratnya adalah memahami bahasa Indonesia.
9Dra.Hodidjah, M.Pd, Widyaiswara, “Bahasa Mempengaruhi Budaya atau Sebaliknya” http://sumsel.kemenag.go.id/file/file/TULISAN/tdga1335500676.pdf , pada tanggal 8 Juli 2014 pukul 10:29 WIB.10 Ibid., hlm.4
B. Cara Budaya Mempromosikan Bahasa Indonesia di Kancah
Internasional
Budaya mempromosikan bahasa Indonesia di dunia dengan cara
diplomasi publik. Karena pada diplomasi publik yang ditekankan adalah
cara-cara berkomunikasi dengan publik dari berbagai negara.
Tujuan diplomasi publik adalah “menjual” hal yang menarik dari
bangsa Indonesia ke masyarakat internasional. Misalnya saja melalui
Pariwisata, Kerajinan, Kuliner, tarian, dan sebagainya. Berikut akan
dijelaskan bagaimana cara diolomasi publik dengan hal-hal tersebut.
a. Pariwisata
Seperti yang kita semua tahu Indonesia terkenal dengan Bali dimata
dunia. Jadi bisa kita simpulkan, pariwisata adalah bagian dari budaya
Indonesia yang paling diminati. Selain Bali, masih banyak lagi destinasi
wisata yang diminati para turis mancanegara, misalnya Lombok, Toraja,
Flores, Pulau Komodo, Bromo, Bunaken, Raja Ampat dan lainnya.
Bahkan, seperti yang dilansir pada Tempo, saat stand Pameran di
Wina, Austria, salah satu pengunjung menulis dalam buku tamu bahwa
Indonesia adalah surga dunia.
b. Kerajinan
Produk kerajinan merupakan bentuk penting dari ekspresi budaya.
Produk kerajinan yang tetap setia kepada tradisi mengandung bentuk dan
filosofi yang hanya dimiliki oleh budaya darimana produk itu berasal.
Di bidang kerajinan, batik dan wayang masih paling mendominasi.
Tak terhitung, berapa banyak warga asing yang memiliki minat yang tinngi
terhadap batik. Misalnya peningkatan mahasiswa asing di Unnes dengan
adanya penawaran materi batik.
Selain batik dan wayang kerajianan Indonesia yang mulai dilirik
dunia adalah Ukir kayu Jepara, keramik, tenun, dan masih banyak lagi.
c. Tarian
Sebagai warisan budaya bangsa, tari-tarian Indonesia menjadi
identitas bagi pengenalan Indonesia dalam kancah internasional.
Masyarakat Eropa mengakui bahwa perkenalan Indonesia melalui seni tari
merupakan hal yang efektif bagi pergaulan dunia internasional.
Banyak tarian Indonesia yang diminati oleh warga asing. Mislanya
Tari Bali, Tari Reog Ponorogo dan lainnya. Untuk memperkenalkan tarian
lainnya di mata dunia, maka Indonesia sering ikut serta dalam festival-
festival dunia. Misalnya saja saat Dubai Shopping Festival, York
International Festival, dan masih banyak lagi.
d. Kuliner
Keragaman kuliner Indonesia merupakan cermin pluralitas budaya
bangasa indonesia.
Jika ada artis luar negeri yang datang ke Indonesia, seperti Super
Junior dari korea, Pemain Romantic Princess dari Taiwan, kebanyakan dari
mereka sangat menyukai kuliner Indonesia bernama nasi goreng dan sate.
Padahal masih banyak lagi makanan Indonesia yang diminati diantaranya
soto, rendang, gudek, bakso, dan gado-gado. Warga Belanda pun dibuat
terkesima dengn kelezatan kuliner Indonesia saat acara “Indonesian
Culinary Days in de Bijenkorf”. Dan ini juga dibuktikan dengan
banyaknya restoran indonesia di luar negeri misalnya “Cita rasa” di
Jerman, “Bandung Restaurant” di Wiconsin AS, “spandershoeve” di
Hilversum, Belanda,” Indonesia” di Paris, Perancis, dan masih banyak lagi.
Bahkan ayam penyet, nasi padang, pisang goreng, dan es cendol
masuk sebagai “40 singapore food we can’t live without” versi CNNGo
Seperti kata pepatah, dari perut turun kehati, jika masyarakat asing
tertarik dengan kuliner Indonesia mungkin ia akan tertarik juga dengan
budaya, dan penyebaran bahasa dapat dilakukan saat itu.
e. Film
Film merupakan salah satu bagian dari media yang digunakan
dalam diplomasi kebudayaan. Film merupakan cermin dari kebudayaan
suatu bangsa karena film menggambarkan berbagai aspek kehidupan,
realitas dan gaya hidup suatu negara.
Laskar pelangi, diputar di berabagi Festival Film berbagai negara, ,
sebut saaj Festival Film International Fukuoka 2009 di Jepang, Barcelona
Asian Film Festival 2009 di Spanyol, Los Angeles Asia Pacific film
Festival 2009 di Amerika Serikat, dan banyak lagi.
Pada gelaran ke-25 TIFF Oktober 2012 terdapat tujuh film
Indonesia yang unjuk gigi,yakni Atambua 39 Derajat Celcius,Sang
Pemimpi,Laskar Pelangi , Babi Buta yang Ingin Terbang, Kebun Binatang,
Mata Tertutup,dan Seogija. Ketujuh film tersebut ditayangkan mulai 20-28
oktober di Roppongi Hills,Kota Minato,Metropolitan Tokyo.
Sebelumnya, pada tahun 2011, film Indonesia The Mirror Never
Lies berhasil meraih penghargaan Toyota Earth Grand Prix.
“film Indonesia banyak mengangkat tema sosial dan itu bagus,”
ujar Direktur program seksi Winds of Asia-Middle East TIFF Ishizaka
Kenzi di Jakarta, beberapa waktu lalu.
f. Musik
Musik Indonesia sejak dulu hingga kini ternyata begitu diminati
oleh masyarakat internasional. Sebut saja lagu Nina Bobo dan Bengawan
Solo begitu terkenal di dunia. Dan lagu “To Love You More” nya Celine
Dion diakui David Foster, penciptanya bahwa lagu tersebut terinspirasi
dari musik keroncong.
Sederet nama musisi indonesia yang kiprahnya diakui dunia
semakin banyak. Setelah Anggun, Agnes Monica, Sandhy Sandoro, Dira
Sugandi, Meeghan Henry, sekarang menyusul solois biola Iskandar
Widjaja, yang mendapat penghargaan LOTTO Fordprize dari komite
festival musik Rheingau Jerman,April lalu.
Bahkan lagu dari musisi Indonesia pun banyak yang di cover oleh
musisi luar negeri, misalnya lagu Sephia-Sheila On7 dinyanyikan ulang
oleh Qi Pin, Di Belakangku –Peterpan yang jadi soundtrack film
ALEXANDRIA di cover musisi India dengan menggunakan judul baru
Aao Milo Chale, yang juga dijadikan soundtrack film WOH LAHME,
baik-baik sayang – wali di cover oleh musisi asal Malta Fabrizio Fanello
dengan judul My Heart Is Asking You, dan masih banyak lagi.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Saat ini bahasa Indonesia diisukan menjadi bahasa Internasional
karena memiliki banyak faktor baik internal maupun eksternal dari bahasa
itu sendiri yang menjadi ukuran sebuah bahasa disebut sebagai bahasa
Internasional.
Namun, dengan sikap kita sebagai bangsa Indonesia yang kurang
bangga terhadap bahasa sendiri akan menipiskan peluang internasionalisasi
bahasa Indonesia. Untuk itu, perlu dilakukan berbagai cara, salah satunya
seperti Hallyu wave yang di lakukan oleh bangsa Korea. Mereka
mempromosikan potensi-potensi yang ada pada bangsa mereka seperti
pada dunia hiburan, mereka mempromosikan Bahasa Korea lewat film,
musik, tarian, juga pariwisata.
Indonesia, yang sudah sangat terkenal keindahan alamnya seperti
Bali, Lombok, dan lainnya tentunya bisa meniru langkah Korea lewat
diplomasi Kebudayaan, yang merupakan salah satu metode diplomasi
Publik.
Melalui diplomasi kebudayaan, yang mencakup pariwisata,
kerajinan, kuliner, tarian, film dan musik, itu akan semakin menguatkan
bahasa kita dalam dunia Internasional.
B. Saran
Masyarakat Indonesia hendaknya terbiasa menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar, agar bangsa asing juga menghargai dan
mengapresiasi bahasa kita. Karena belajar bahasa yang efektif adalah
belajar dari penuturnya.
Untuk, membuat bahasa Indonesia menarik selayaknya Pemerintah
dan kita sebagai warga negara juga melestarikan aset-aset budaya yang ada
di Indonesia, karena budaya adalah tujuan penting yang melatarbelakangi
seseorang mau belajar suatu bahasa.
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, H., Dendy, S., & Abdul, R. Z. (2000). Bahasa Indonesia dalam Era Globalisasi. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Darmayanti, N. (2013). “Pengajaran Bahasa di Warsawa: Suatu Bentuk Diplomasi-Budaya Indonesia di Polandia”. Makalah Kongres Bahasa Indonesia X, Jakarta.
Mussaif, M. M. (2013). “Internasionalisasi Bahasa Indonesia sebagai Upaya Pemartabatan Bangsa”. Makalah Kongres Bahasa indonesi X, Jakarta.
Mu’jizah. (2013). “Manuskrip Indonesia sebagai Pustaka Dunia: Persebaran dan Apresiasi”. Makalah Kongres Bahasa Indonesia X, Jakarta.
Rahman, A. (2011, 16 November). Bahasa Indonesia Bisa jadi Bahasa Internasional.http://edukasi.kompas.com/read/2011/11/16/08471997/Bahasa.Indonesia.Bisa.Jadi.Bahasa.Internasional.html, pada tanggal 3 Juli 2014 pukul 7:02 pm
Saddhono, K., & Rohmadi, M. (2013). “Pengembangan Materi Ajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing Berbasis Budaya dalam Media Cetak dan Elektronik dalam Rangka Pengembangan Pendidikan Berwawasan Multikultural”. Makalah Kongres Bahasa Indonesia X, Jakarta.
Sukamto, K. E. (2013). “Keanekaragaman Bahasa dan Industri Kreatif di Indonesia; Adakah Peluang Bagi Penguatan Bahasa Indonesia di Dunia Internasional?”. Makalah Kongres Bahasa Indonesia X, Jakarta.
Wahya, “Peningkatan Status Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Internasional : Sudah Lebih Mantapkah Perencanaan Bahasanya?,” Perencanaan Bahasa pada Abad Ke-21: Kendala dan Tantangan,eds. Sugiyono, Yeyen Maryani (Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2011),hlm.175.
Zulfikar, A. (2013). “Bahasa Indonesia sebagai Embrio Bahasa ASEAN”. Makalah Kongres Bahasa Indonesia X, Jakarta.