budhi wibhawa -...

13
1 Budhi Wibhawa TAMIANG MEULIT KA BITIS

Upload: dangdat

Post on 07-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Budhi Wibhawa - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2018/12/Abstrak-Tamiang... · menggambarkan kedalaman ilmu dan jangkauan prediksi melampaui kurun abad. Ungkapan

1

Budhi Wibhawa

TAMIANG MEULIT KA BITIS

Page 2: Budhi Wibhawa - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2018/12/Abstrak-Tamiang... · menggambarkan kedalaman ilmu dan jangkauan prediksi melampaui kurun abad. Ungkapan

TAMIANG MEULIT KA BITIS

Budhi Wibhawa

2017

Page 3: Budhi Wibhawa - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2018/12/Abstrak-Tamiang... · menggambarkan kedalaman ilmu dan jangkauan prediksi melampaui kurun abad. Ungkapan

ii

Copyright @2017: Budhi Wibhawa

Hak cipta dilindungi oleh undang-undang.

Dilarang mengutip atau meperbanyak sebagian

atau seluruh isi buku tanpa izin tertulis dari Penerbit.

Cetakan ke-1, 1 Januari 2017

Diterbitkan oleh Unpad Press

Gedung Rektorat Unpad Jatinangor, Lantai IV

Jl. Ir. Soekarno KM 21 Bandung 45363

Telp. (022) 84288867/ 84288812

Fax : (022) 84288896

e-mail : [email protected] /[email protected] .

http://press.unpad.ac.id

Anggota IKAPI dan APPTI

Editor : Santoso Tri Raharjo & Nurliana Cipta Apsari

Tata Letak : Budhi Wibhawa

Desainer Sampul : Budhi Wibhawa

Gambar: koleksi

Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam Terbitan (KDT)

Wibhawa, B.

Tamiang Melit Ka Bitis. Penulis: Wibhawa, B. Penyunting: Raharjo, ST. &

Apsari. NC.. --Cet. Ke-1– Bandung; Unpad Press; Januari 2017

117 h.; 21 cm

ISBN : 978-602-439-101-0

Page 4: Budhi Wibhawa - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2018/12/Abstrak-Tamiang... · menggambarkan kedalaman ilmu dan jangkauan prediksi melampaui kurun abad. Ungkapan

iii

PRAKATA

Tamiang meulit ka bitis, (artinya : malindes ka diri sorangan –

berbalik ke diri sendiri) adalah sebuah peribahasa warisan

leluhur orang Sunda yang menggambarkan seseorang yang

membanggakan diri dengan merendahkan orang lain, kemudian

dia justru mengalami apa yang dialami orang yang

direndahkannya yang mempermalukan (dan merugikan) dirinya

sendiri. Sangat luhung dan waskita para leluhur kita sehingga

dapat merumuskan peribahasa dalam kalimat singkat namun

menggambarkan kedalaman ilmu dan jangkauan prediksi

melampaui kurun abad. Ungkapan tersebut rasanya tepat

menyimpulkan apa yang terjadi dengan perjalanan manusia di

dunia ini seperti yang terjadi saat ini. Manusia ingin mencapai

kesejahteraan hidupnya, namun dengan cara berfikir dan

mengelola yang salah dengan memandang dirinya pintar

sementara fihak lain bodoh, justru melakukan tindakan yang

sangat bodoh dengan menghancurkan dunia tempat tinggal satu-

satunya bagi semua manusia, termasuk dirinya sendiri. Lebih

khusus dalam peta dunia, ada bangsadalam peta dunia, ada

bangsa atau budaya yang merasa paling hebat sehingga merasa

menjadi pemimpin bangsa-bangsa atau budaya lain di dunia, dan

Page 5: Budhi Wibhawa - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2018/12/Abstrak-Tamiang... · menggambarkan kedalaman ilmu dan jangkauan prediksi melampaui kurun abad. Ungkapan

iv

bahkan memaksa yang lain untuk mengikuti ide tentang

menjalani hidup yang menurutnya paling benar. Kemudian

ternyata dia (mereka) sendiri berjalan ke jalan buntu, atau

berputar kembali ke titik awal, dengan kerusakan yang

dibuatnya sepanjang perjalanan memutar tadi. Bukan kebaikan

yang menjadi jejak perjalanannya seperti yang dibangga-

banggakannya, melainkan kerusakan dan kehancuran.

Buku kecil ini materinya merupakan ringkasan dari beberapa

buku yang dipandang mendukung dan mewakili alur fikir yang

ingin disampaikan tentang bagaimana manusia yang merasa

mengetahui jalan yang harus ditempuh untuk mencapai

kesejahteraannya, ternyata hanya berjalan berkeliling untuk

kembali ke titik awal dalam ketidaktahuan, dengan

meninggalkan jejak kerusakan di sepanjang perjalananannya.

Hal tersebut terjadi karena manusia berjalan tanpa tuntunan yang

benar, yang hanya ada dalam agama yang diturunkan oleh Sang

Pencipta.

Tiga buku pertama yang dibahas di dalam buku ini sebenarnya

merupakan sebuah trilogi dengan alur cerita yang

menggambarkan sebuah skenario besar dalam penguasaan dunia

untuk kepentingan tertentu. Secara lebih spesifik dapat

dikatakan bahwa sejak eksplorasi dunia melalui pelayaran oleh

Page 6: Budhi Wibhawa - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2018/12/Abstrak-Tamiang... · menggambarkan kedalaman ilmu dan jangkauan prediksi melampaui kurun abad. Ungkapan

v

para pelaut dari negeri-negeri ‘Barat’ yang berujung kepada

penguasaan dan penjajahan kepada wilayah dan bangsa-bangsa

yang ditemukannya dengan kekuatan senjata dan alkohol seperti

yang dilakukan imigran Amerika kepada bangsa Indian, serta

teknologi yang menjanjikan pemuasan nafsu manusia.

Modernisasi yang dicirikan dengan budaya ilmu dan teknologi

telah membuat manusia mengantar sifat rakusnya yang lebih

besar daripada dunia dan segala isinya ini. Dalam

perkembangannya, manusia mengalami kesulitan

mengendalikan ilmu dan teknologi yang ditemukan dan

dikembangkannya sendiri. Sesungguhnyalah manusia kesulitan

mengendalikan nafsunya sendiri. Nafsu seorang manusia dapat

mengguncang dunia, bagaimana pula jika satu negara, satu

benua, dan seluruh dunia?.

Colonization was nothing but its expansion and

exploitation of raw materials and human resources of

other societies; its modernization was secularization and

Westernization and misappropriation of the economies

of other countries; its globalization is hegemonization of

Western powers in general and American power in

particular in all its totality (Kausar, p. 124).

Penulisan buku kecil ini dilakukan dengan strategi

mengemukakan beberapa kutipan dari masing-masing buku,

sekedar untuk dapat menyimpulkan sari dari keseluruhan isi

Page 7: Budhi Wibhawa - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2018/12/Abstrak-Tamiang... · menggambarkan kedalaman ilmu dan jangkauan prediksi melampaui kurun abad. Ungkapan

vi

buku yang bersangkutan, dan kemudian menarik benang merah

dari semua buku tersebut; sekaligus ide tentang apa yang

seharusnya dilakukan oleh kaum muslim, warga Indonesia, dan

para social worker.

Untuk memperkaya khazanah, dikemukakan pandangan seorang

intelektual Iran, Dr. Ali Shariati. Penyertaan karya Ali Shariati

sengaja dilakukan karena frame of reference kita sudah sangat

dalam dicekoki dengan filsafat dan nilai-nilai kultural ‘Barat’

yang berpijak pada materialisme, dengan sistem masyarakat

seperti yang diberlakukan dewasa ini. Selanjutnya disertakan

pula karya seorang ulama yaitu K.H.E. Abdurrahman, yang baru

dari halaman-halaman awal bukunya, telah menunjukkan

penguasaan mendalam beliau akan fenomena global serta

keluasan dan kedalaman ilmunya untuk dapat membahas dan

mengemukakan solusi, dengan sumber kebenaran yang mutlak

dan satu yang menyampaikan uraian yang tuntas dari masalah

yang terjadi dalam kehidupan manusia sampai kepada jawaban

tuntas, mengembalikan manusia ke jalur fitrahnya. Mudah-

mudahan dengan adanya pembanding yang sangat ditabukan

oleh mereka para ‘pengikut Barat’ yang telah membangun

mahligai semu dapat memberikan pencerahan kepada kita

tentang betapa bodohnya kita selama ini seperti kerbau dicocok

Page 8: Budhi Wibhawa - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2018/12/Abstrak-Tamiang... · menggambarkan kedalaman ilmu dan jangkauan prediksi melampaui kurun abad. Ungkapan

vii

hidung; sehingga bahkan seorang warga Inggris, Ketua Asosiasi

Social Enterprise Dunia, Tomi

Hutchkinson (2011) memberikan tawaran :”Terserah warga

Indonesia, apakah mau mengikuti kekeliruan ‘Barat’ atau mau

membangun dirinya dengan nilai-nilai budayanya sendiri ?”.

Sebuah tawaran sekaligus sindiran tajam. Dr. Ali Shariati (1982)

telah mempunyai jawaban :”Keluarlah dari pusaran budaya

yang di’global’kan, bangkitlah dengan budaya sendiri ..”.

beberapa orang merespon dengan ‘sulit, dunia sudah begini

semuanya’. Belum melakukan apa-apa sudah memikirkan hasil,

dan berfikir bahwa dia akan berhasil mengubah dunia dengan

masa hidupnya yang pendek. Hidup yang bermakna adalah

ketika digunakan untuk memperjuangkan sebuah visi.

Perjuangannya, bukan hasilnya yang menjadikan seseorang

menjadi ‘seseorang’, tidak sekedar menjadi ‘bukan siapa-siapa’.

Orang hanya perlu sebuah visi, kemudian memperjuangkannya

sesuai dengan batas kemampuannya secara konsisten, dan

kemudian mewariskan visi tersebut untuk diperjuangkan oleh

generasi penerusnya. Itu saja. Memang benar bahwa jika

seseorang ingin berfikir jernih, maka dia harus keluar dari

penjara pola baku yang telah memenjarakan fikiran dan

perasaannya. Begitulah yang seharusnya dilakukan para

Page 9: Budhi Wibhawa - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2018/12/Abstrak-Tamiang... · menggambarkan kedalaman ilmu dan jangkauan prediksi melampaui kurun abad. Ungkapan

viii

cendikia, para akademisi negeri ini. Perjalanan manusia yang

dituntun dengan kebanggaan kemajuan peradaban yang

dibanggakan dengan ideologi, kemakmuran ekonomi, dan

teknologi telah membawa manusia ke titik-titik yang semakin

membingungkan; sehingga bahkan mereka yang bangga

menjadi kebingungan mau mengarahkan kemana lagi

perjalanannya. Inilah batas kemampuan manusia yang hanya

menggunakan akal dan daya fikirnya, tidak akan pernah sampai

kepada fitrahnya sendiri, sementara mereka telah dengan sangat

bangga membawa manusia lain ke jalannya yang ternyata

membingungkannya sendiri. Social worker bukan pemecah

masalah, apalagi produsen masalah sosial, bukan pula ahli

pengobatan bagi penyakit sosial, dia adalah pembangun

kemampuan manusia untuk mengembangkan diri mereka

sendiri. Dialah agen per-ubahan, yaitu inovator perubahan baik

dalam penciptaan nilai-nilai baru maupun dalam

mempertahankan nilai-nilai lama; tergantung dari tujuannya

yaitu membantu klien agar dapat membangun dirinya sendiri

dengan kemampuannya sendiri. Membangun diri berarti bahwa

orang harus mengetahui jati dirinya, darimana dia berasal,

kemana dia hendak pergi, serta apa yang harus dilakukannya

dalam rentang waktu hidup antara asal dan tujuan tersebut.

Page 10: Budhi Wibhawa - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2018/12/Abstrak-Tamiang... · menggambarkan kedalaman ilmu dan jangkauan prediksi melampaui kurun abad. Ungkapan

ix

Sampai kesitulah sesungguhnya para social worker

melaksanakan fungsinya.

Dalam kesempatan ini saya sampaikan ucapan terimakasih dan

penghargaan setinggi-tingginya kepada para kolega muda saya

yang selalu memberi saya kenyamanan perasaan melihat

kecerdasan dan kesholehan mereka; untuk segala bantuan yang

diberikan kepada saya, yaitu Dr. Santoso T. Raharjo, MSi., Dr.

Nurliana C. Apsari, MSW., Dr. Budi T. Taftazani, MSP., Dr.

Hery Wibowo., S.Psi., MM., Maulana Irfan, S.Sos., M.Ikom.,

dan Meilany B. Santoso, S.Sos., SH., MSi.

Bandung, Januari 2017

Budhi Wibhawa

Page 11: Budhi Wibhawa - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2018/12/Abstrak-Tamiang... · menggambarkan kedalaman ilmu dan jangkauan prediksi melampaui kurun abad. Ungkapan

x

DAFTAR ISI PRAKATA ............................................................................................ iii

I PENDAHULUAN DARIMANA – KEMANA ......................................- 1 -

II BACAAN SUMBER ..................................................................... - 10 -

1. Zeenath Kausar, 2007. ..................................................... - 10 -

2. Michel Chossudovsky (2003). .......................................... - 28 -

3. Sharon Beder, 1993. ........................................................ - 40 -

4. Jim Ife, 2002. .................................................................... - 54 -

5. Ali Shariati, 1982. ............................................................. - 60 -

6. K.H.E. Abdurrahman, 2010. ............................................. - 73 -

III KESIMPULAN ............................................................................ - 78 -

PENUTUP ..................................................................................... - 83 -

DAFTAR BACAAN ......................................................................... - 85 -

Page 12: Budhi Wibhawa - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2018/12/Abstrak-Tamiang... · menggambarkan kedalaman ilmu dan jangkauan prediksi melampaui kurun abad. Ungkapan

- 1 -

I PENDAHULUAN

DARIMANA – KEMANA

Dunia, langit, dan segala isinya serta yang ada di antara ke

duanya sudah jelas, tidak terbantahkan, tidak terjadi dengan

sendirinya, melainkan diciptakan. Karena diciptakan, maka

berlakulah ketentuan dari Sang Pencipta untuk semua

ciptaanNya tersebut. Sang Pencipta telah menjadikan fitrah bagi

manusia untuk menyembah, untuk mengimani, dan

mengabdikan diri kepada sang Pencipta. Manusia diberi

kelebihan dari semua mahluk biologis lainnya, yaitu dalam

kemampuannya untuk berfikir. “Manusia adalah hewan yang

berbicara”, pada hewan lain yang ada adalah kemampuan

‘berbunyi’. Dibalik kemampuan berbicaranya, manusia diberi

kecerdasan yaitu daya fikir; sehingga apa yang dikatakan

seseorang akan sangat tergantung kepada apa yang ada dalam

wawasan pemikirannya, yang berarti pengetahuannya. Dalam

kaitannya dengan fitrah untuk meyakini sesuatu, sehebat-hebat

daya fikir manusia hanya akan sampai kepada adanya Tuhan

Pencipta Alam. Namun tentang siapa, apa, bagaimana Sang

Page 13: Budhi Wibhawa - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2018/12/Abstrak-Tamiang... · menggambarkan kedalaman ilmu dan jangkauan prediksi melampaui kurun abad. Ungkapan

Cape, bingung, semuanya serta beresiko problematik ... jika anda tidak merasa demikian, berarti kurang empati anda kepada sebagian besar warga bangsa ini, dan kepada dunia. Tengah terjadi pergeseran pemikiran dunia, dari modern ke postmodern yang ide dasarnya merupakan perombakan terhadap cara berfikir era modern, namun filsafat di belakangnya masih melanjutkan filsafat lama. Dengan demikian dalam praktiknya, pemikiran postmodern justru melestarikan ‘Qabil’ dalam kemasan baru. Arus global pemiskinan, penguasaan dunia untuk kepentingan fihak tertentu, dan tentu saja pembodohan serta pengrusakan. Rasanya semakin tampak kebenaran ungkapan ‘keraguan’ para malaikat ketika Sang Pencipta memberitahukan bahwa Dia hendak menciptakan mahluk yang dinamakan manusia. Para malaikat mempertanyakan karena manusia memiliki kecenderungan untuk merusak, menumpahkan darah …

Ungkapan para malaikat tampaknya memang bagian dari skenario besar Sang Pencipta yang menciptakan ciptaan terakhirnya untuk menghancurkan dunia ini : manusia.