budidaya ganyong 1.pdf
TRANSCRIPT
TUGAS MATA KULIAH
ANALISIS SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN
Tugas Product Knowledge
GANYONG (Canna edulis Kerr)
Oleh :
ISMANDA HARRY SUCIPTO
F34100002
2013
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang terkenal akan kekayaan sumberdaya alam dan hayati yang
dimilikinya. Dengan lebih dari 17.000 pulau dan 200 suku budaya membuat negara ini sangat berpotensi.
Memiliki banyak sumberdaya alam yang potensial menjadi berbagai macam produk yang salah satunya
adalah produk pangan maka Indonesia tidak pernah akan kehilangan sumberdaya pangannya. Salah satu
yang potensial untuk dikembangkan sebagai produk pangan bernutrisi dan bermanfaat sebagai adalah
umbi ganyong.
Umbi ganyong (Canna edulis Kerr) adalah sejenis umbi-umbian dan bekerabat dengan ubi jalar
dan ubi kayu. Tanaman ganyong merupakan tanaman berumpun atau herba, semua bagian vegetatif yaitu
batang, daun serta kelopak bunganya sedikit berlilin. Tanaman ini tetap hijau disepanjang hidupnya, di
akhir hidupnya, dimana umbi telah cukup dewasa, daun dan batang mulai mengering. Keadaan seperti ini
seakan-akan menunjukkan bahwa tanaman mati, padahal tidak. Karena bila hujan tiba maka rimpang atau
umbi akan bertunas dan membentuk tanaman lagi. Ganyong berasal dari Amerika Selatan (Amerika
Tropika) dan telah tersebar ke Asia, Australia, dan Afrika. Dengan nilai gizi tinggi yang terkandung oleh
umbi ini membuat umbi ini potensial untuk dikembangkan sebagai subsitusi ubi jalar, ubi singkong,
bahkan subsitusi karbohidrat untuk beras. Tanaman ini telah diusahakan penduduk walaupun secara
sampingan. Ganyong mereka tanam sebagai tanaman sela bersama jagung sesudah panen padi gogo.
Umbi ganyong sangat cocok dijadikan sebagai bahan untuk makanan anak-anak, sebagai bahan
pembuatan gethuk dan dapat dijadikan tepung ganyong yang bermanfaat untuk pembuatan produk pangan.
Untuk itu diperlukan pengetahuan berbagai jenis produk yang dapat dibuat dari bahan baku umbi ganyong
dan analisis kelayakan usahanya agar umbi ganyong dapat dimanfaatkan dengan baik sebagai sebuah
usaha dan dapat berjalan dengan lancar.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari tulisan ini adalah mengenalkan lebih dalam tentang umbi ganyong, termasuk
kandungan kimia, fungsi dan kegunaan serta pohon industri dari umbi ganyong dan macam-macam
produk yang bisa dibuat dari bahan baku umbi ganyong.
PEMBAHASAN
A. Profil Komoditi
Ganyong (Canna edulis Kerr) merupakan tanaman herba yang berasal dari Amerika Selatan
(Amerika Tropika) dan telah tersebar ke Asia, Australia, dan Afrika. Namun, menurut Nikolai Ivanovich
Vavilov, seorang ahli botani dari bekas Uni Soviet, asal-muasal ganyong adalah Amerika Selatan,
tepatnya di daerah Peru, Bolivia, dan Equador. Umbi mudanya di Amerika Selatan dimakan sebagai
sayuran, dan kadang-kadang digunakan sebagai pencuci mulut. Sisa umbinya yang tertinggal setelah
diambil patinya dapat digunakan sebagai kompos. Sementara pucuk dan tangkai daun muda dipakai untuk
pakan ternak. Selain itu, bunga daunnya cukup indah, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai tanaman hias.
Kita mengenal ganyong dengan banyak nama daerah. Sedangkan umbinya yang sudah dewasa dapat
dikonsumsi dan dapat diambil patinya. Saat panen umbi, sangat tergantung dari daerah tempat
menanamnya. Di dataran rendah sudah bisa dipanen pada umur 6 - 8 bulan, sedang di daerah yang
hujannya sepanjang tahun, waktu panennya lebih lama, yaitu pada umur 15 - 18 bulan. Dewasanya umbi
biasanya ditandai dengan menguningnya batang dan daun tanaman.
Ganyong adalah tanaman umbi-umbian yang termasuk dalam tanaman dwi tahunan (2 musim)
atau sampai beberapa tahun, hanya saja dari satu tahun ke tahun berikutnya mengalami masa istirahat,
daun-daunnya mengering lalu tanamannya hilang sama sekali dari permukaan tanah. Pada musim hujan
tunas akan keluar dari mata-mata umbi atau rhizomanya. Ganyong sering dimasukkan pada tanaman
umbi-umbian, karena orang bertanam ganyong biasanya untuk diambil umbinya yang kaya akan
karbohidrat, yang disebut umbi disini sebenarnya adalah rhizoma yang merupakan batang yang tinggal
didalam tanah. Tanaman ini berasal dari Amerika Selatan, tapi sekarang tanaman ini telah tersebar dari
Sabang sampai Merauke. Terutama di Jawa Tengah, Jawa Timur dan Bali, tanaman ini telah diusahakan
penduduk walaupun secara sampingan. Ganyong mereka tanam sebagai tanaman sela bersama jagung
sesudah panen padi gogo. Umbi yang dipanennya dibuat tepung, ternyata hasil penjualan tepung ini dapat
menambah penghasilan penduduk yang sangat berarti (Lingga dkk,1986).
Di Indonesia dikenal dua kultivar atau varietas ganyong, yaitu ganyong merah dan ganyong
putih. Ganyong merah ditandai dengan warna batang, daun dan pelepahnya yang berwarna merah atau
ungu, sedang yang warna batang, daun dan pelepahnya hijau dan sisik umbinya kecoklatan disebut dengan
ganyong putih. Dari kedua varietas tersebut mempunyai beberapa berbedaan sifat, sebagai berikut :
1. Ganyong Merah
Batang lebih besar. Agak tahan kena sinar dan tahan kekeringan Sulit menghasilkan biji Hasil
umbi basah lebih besar tapi kadar patinya rendah Umbi lazim dimakan segar (direbus). Karakteristik dari
ganyong merah adalah sebagai berikut :
Batang lebih besar
Agak tahan kena sinar dan tahan kekeringan
Sulit menghasilkan biji
Hasil umbi basah lebih besar tapi kadar patinya rendah
Umbi lazim dimakan segar (direbus)
2. Ganyong Putih
Lebih kecil dan pendek Kurang tahan kena sinar tetapi tahan kekeringan Selalu menghasilkan biji
dan bisa diperbanyak menjadi anakan tanaman Hasil umbi basah lebih kecil, tapi kadar patinya tinggi,
Hanya lazim diambil patinya. Karakteristik dari ganyong putih adalah sebagai berikut :
Lebih kecil dan pendek
Kurang tahan kena sinar tetapi tahan kekeringan
Selalu menghasilkan biji dan bisa diperbanyak menjadi
anakan tanaman
Hasil umbi basah lebih kecil, tapi kadar patinya tinggi (Ciptadi dan Machfud,1980)
Umbi ganyong dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan energi. Kandungan karbohidrat ganyong
cukup tinggi, setara dengan umbi-umbi yang lain, namun lebih rendah daripada singkong, tetapi karbohidrat
umbi dan tepung ganyong lebih tinggi bila dibandingkan dengan kentang, begitu juga dengan kandungan
mineral kalsium, phosphor dan besi. Dengan demikian ganyong sangat tepat bila digunakan untuk keragaman
makanan sebagai pengganti beras.
Komposisi kimia umbi ganyong :
Air
(g)
Protein
(g)
Lemak
(g)
Karbohidrat
(g)
Kalori
(mg)
Fospor
(mg)
Besi
(mg)
Vit.
A
(IU)
Vit.
B
Vit.
C
14 0,7 0,2 85,2 8 22 1,5 0 0,09 0
Tanaman ganyong merupakan tanaman berumpun atau herba, semua bagian vegetatif yaitu
batang, daun serta kelopak bunganya sedikit berlilin. Tanaman ini tetap hijau disepanjang hidupnya, di
akhir hidupnya, dimana umbi telah cukup dewasa, daun dan batang mulai mengering. Keadaan seperti ini
seakan-akan menunjukkan bahwa tanaman mati, padahal tidak. Karena bila hujan tiba maka rimpang atau
umbi akan bertunas dan membentuk tanaman lagi.
Tinggi tanaman ganyong antara 0.9 - 1,8 meter. Bahkan di Queensland dapat mencapai 2,7 meter.
Sedang untuk daerah Jawa, tinggi tanaman ganyong umumnya 1,35 – 1,8 meter. Apabila diukur lurus,
maka panjang batang bisa mencapai 3 meter. Panjang batang dalam hal ini di ukur mulai dari ujung
tanaman sampai ujung rhizoma atau yang sering disebut dengan umbi. Apabila diperhatikan ternyata
warna batang, daun, pelepah daun dan sisik umbinya sangat beragam. Adanya perbedaan warna ini
menunjukkan varietasnya (Rukmana,2000).
1. Daun
Tanaman ganyong memiliki karakteristik daun sebagai berikut :
Daunnya lebar
Berbentuk elip memanjang dengan bagian pangkal dan ujungnya agak runcing
Panjang daun 15 - 60 sentimeter, sedangkan lebarnya 7 - 20 sentimeter.
Bagian tengahnya terdapat tulang daun yang tebal
Warna daun beragam dari hijau muda sampai hijau tua
2. Bunga
Tanaman ganyong memiliki karakteristik bunga sebagai berikut :
Ukuran bunga ganyong relative lebih kecil (ganyong umbi)
Bunga relatif besar (ganyong hias), misalnya Canna coccinae, Canna hybrida, Canna indica dan
lain-lainnya
Warna bunga merah oranye dan pangkalnya kuning dengan benangsari tidak sempurna
Jumlah kelopak bunga ada 3 buah dan masing-masing panjangnya 5 sentimeter.
3. Buah
Tanaman ganyong memiliki karakteristik buah sebagai berikut :
Buah tidak sempurna dan tidak berbentuk.
Buah ini terdiri dari 3 ruangan yang berisi biji berwarna hitam sebanyak 5 biji per ruan
4. Umbi
Tanaman ganyong memiliki karakteristik umbi sebagai berikut :
Umbi relatif besar dengan diameter antara 5 - 8,75 cm dan panjangnya 10 - 15 cm, bahkan bisa
mencapai 60 cm.
Bagian tengahnya tebal dan dikelilingi berkas-berkas sisik yang berwarna ungu atau coklat
dengan akar serabut tebal.
Bentuk beraneka ragam
Tanaman ganyong tidak memerlukan syarat-syarat iklim tertentu yang sulit untuk dipenuhi.
Tanaman ganyong hanya tidak tahan di daerah yang anginnya kuat, karena ganyong merupakan tanaman
herba atau terna hingga mempunyai batang yang rapuh dan tidak tahan terhadap serangan angin. Pada
daerah berangin kuat, tanaman ini sangat memerlukan lajur pelindung untuk bertahan. Meskipun ganyong
toleran terhadap suhu udara tapi umumnya tanaman ini baru akan tumbuh dengan baik pada ketinggian 0 -
250 meter dpl. Tetapi hal ini tidak mutlak, karena di Hawai tanaman ini justru berproduksi maksimal pada
daerah yang mempunyai ketinggian dibawah 450 meter dpl sementara di Peru, di daerah dengan
ketinggian di atas 2.550 meter dpl, ganyong masih mampu tumbuh subur dan ganyong dapat tumbuh
dengan baik jika berada di daerah tropis.
Di daerah yang sangat dingin ganyong juga masih dapat bertahan hidup, akan tetapi proses
pembentukan umbi untuk menuju dewasa relatif lama. Di daerah yang suhu udaranya siang hari sangat
tinggi dan malam harin sangat rendah, ganyong masih mampu hidup dan berkembang biak dengan baik.
Misalnya di daerah Aparimacgorge/Peru yang pada siang hari bersuhu 320C dan pada malam hari cuma
70C. Tanaman ganyong memerlukan curah hujan yang sedang-sedang saja, sehingga tanaman ini dapat
hidup dengan baik di musim kemarau atau di daerah kering. Misalnya di Hawai yang curah hujan
tahunannya hanya 112 cm, tanaman mampu tumbuh dengan baik dan hasilnya sangat memuaskan. Jumlah
embun juga mempengaruhi pertumbuhan tanaman ini. Embun yang terlalu banyak sering mengakibatkan
kelainan pada pertumbuhan daun dan merusak perkembangan umbinya (Anonim,2008).
B. Pohon Industri Umbi Ganyong
Daun dan batang
Gayong
Pati ganyong
Tepung Gayong
Pakan ternak
Mie cookis
Makanan bayi Agar-agar
Minuman sereal
Edible film
Gethuk
Biskuit
Bioetanol
Sirup Glukosa
Penjelasan :
1. Pati ganyong
Pati gayong dibuat dari ganyong yang sudah tua, sehingga diperoleh pati yang halus, dengan rasa
seperti tepung hunkwe. Pati ganyong dapat dimasak sebagai campuran dalam pembuatan makanan. Pati
ganyong memiliki kadar karbohidrat 80% dan kadar air 18%. Pati ganyong memiliki warna putih
kecoklatan dan tekstur halus. Kadar pati yang tinggi menunjukkan bahwa pati ganyong dapat dijadikan
bahan baku untuk pembuatan sirup glukosa.
2. Tepung ganyong
Tepung ganyong dalah tepung/bubuk halus yang berasal dari umbi ganyong, dan dapat
digunakan sebagai bahan dasar pembuat kue, mi, roti, dan pasta. Cara pembuatan tepung
ganyong :
BAHAN
1) Umbi ganyong yang sudah tua 5 kg
ALAT
1) Pisau
2) Parutan
3) Tampah (nyiru)
4) Panci
5) Kain saring atau kain blacu
6) Alat penumbuk (lumpang dan alu)
7) Ayakan
CARA PEMBUATAN
a. Cuci ganyong dan bersihkan. Iris tipis-tipis seperti membuat keripik. Irisan
dilakukan menurut arah serat umbi atau melintang.
b. Jemur di bawah sinar matahari selama ± 10 hari sampai irisan ganyong
mudah dipatahkan;
c. Tumbuk, lalu tampi tepung yang dihasilkan;
d. Tumbuk lagi sampai halus sisa yang masih ada, kemudian ayak kembali
3. Bioetanol umbi ganyong
Bioetanol (C2H5OH) adalah cairan biokimia dari proses fermentasi gula dari sumber karbohidrat
menggunakan bantuan mikroorganisme. Produk bioetanol yang memenuhi standar, hampir bisa dikatakan
tidak mempunyai efek samping yang merugikan selama di pakai memenuhi kriteria. Umbi ganyong dapat
digunakan sebagai bahan bioetanol karena mempunya kadar gula yang relative tinggi.
4. Makanan tambahan bayi
Ubi ganyong dapat diproduksi menjadi makanan yang bervariasi dan lebih mudah dikonsumsi
dengan cara mengolah menjadi tepung. Hal ini dapat mempermudah masyarakat dalam memenuhi gizinya
terutama bagi balita yang sangat membutuhkan banyak kandungan gizi untuk pertumbuhan dan
perkembangannya. Dalam ubi ganyong terdapat kandungan kalsium dan fosfor yang lebih banyak apabila
dibandingkan dengan kandungan kalsium dan fosfor yang terdapat pada ubi jalar, jagung, padi, kentang,
sehingga ubi ganyong sangat baik untuk pertumbuhan tulang dan gigi pada balita. Berdasarkan kandungan
gizinya yang cukup besar inilah maka ubi ganyong dapat dimanfaatkan untuk membuat sereal bayi. Sereal
merupakan makanan yang tepat untuk dikonsumsi balita, mudah dikonsumsi dan mengandung gizi yang
tinggi. Formula sereal tepung ganyong dapat diberikan pada balita mulai usia 4 bulan.
5. Agar-agar
Agar agar adalah jenis makanan yang berbentuk koloid atau padatan kenyal yang biasanya
terbuat dari rumput laut. Agar agar sangat disukai anak-anak karena memiliki bentuk dan rasa yang menis.
Sifatnya yang dapat dibuat sesuai kemauan sang pembuatnya membuat agar agar dapat dengan mudah
dibuat menjadi bentuk-bentuk yang menarik, seperti boneka misalnya.
Agar agar yang biasanya dibuat dari rumput laut ternyata dapat juga dibuat dari ubi ganyong.
Agar agar dari umbi ganyong memiliki kelebihan dibandingkan dengan agar agar dari rumput laut.
Kelebihan tersebut anatara lain dari cara membuatnya yang jauh lebih sederhana dari pada membuat agar
agar dari rumput laut yang harus dibuat didalam pabrik. Kelebihan yang lainnya adalah agar agar ubi
ganyong memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi, terutama kandungan fosfor dan kalsiumnya. Fosfor
dan kalsium sangat diperlukan oleh balita dalam pembentukan tulang dan gigi (Margono, suryati dan
hartinah,1993).
C. Analisis Kelayakan Usaha
Diambil contoh untuk usaha tepung ganyong
1. Biaya investasi dan penyusutan
Investasi Harga (Rp) Jumlah Satuan Harga total
(Rp)
Masa
pakai
(bulan)
Penyusutan
(Rp/bulan)
Bangunan 5.000.000 1 Buah 5.000.000 24 208.333,33
Mesin
parut
500.000 2 Buah 1.000.000 18 55.555,56
Mesin
generator
750.000 2 Buah 1.500.000 18 83.333,33
Mesin
pemerasan
100.000 5 Buah 500.000 24 20.833,33
Oven 5.000.000 1 Buah 5.000.000 24 208.333,33
Bak
penampung
20.000 5 Buah 100.000 12 8.333,33
Timbangan 85.000 1 Buah 85.000 18 4.722,22
Mesin
ayakan
150.000 2 Buah 300.000 18 16.666,67
Total 13.485.000 606.111,1
2. Biaya Operasional
Rincian Harga (Rp/bulan) Jumlah bulan Harga total (Rp./tahun)
Transportasi 300.000 12 3.600.000
Listrik, air dan
telpon
200.000 12 2.400.000
Pemeliharaan 200.000 12 2.400.000
Total 8.400.000
3. Biaya produksi
Rincian Harga (Rp/bulan) Jumlah bulan Harga total
(Rp./tahun)
Bahan baku (umbi
ganyong)
300.000/ton
6.000.000/bulan
12 (1 bulan = 20
ton)
72.000.000
Tenaga kerja (20
orang)
5.000.000 12 (1 bulan
@250.000)
60.000.000
Total 132.000.000
Jumlah produksi 15000 kg/bulan
Dengan harga per kilo tepung ganyong sebesar Rp 1000/kg
4. Total Biaya
Biaya investasi : 13.485.000,-
Biaya penyusutan : 606.111,-
Biaya operasional : 8.400.000,-
Biaya produksi : 132.000.000,-
Total biaya : 154.491.111,-
5. Biaya tetap
Biaya tetap = biaya penyusutan + biaya operasional
= Rp. 606.111,- + Rp. 8.400.000,-
= Rp. 9.006.111,-
6. Harga Pokok Produksi
Harga Pokok Produksi = (biaya tetap + biaya produksi) / jumlah produksi
= (Rp. 9.006.111,- + Rp. 132.000.000,-)/ 15000
= Rp. 9400.4074 ,-/tahun
7. Analisis R/C
Total biaya produksi = biaya tetap + biaya produksi
= Rp. 9.006.111,- + Rp. 132.000.000,- = Rp. 141.006.111,-/tahun
Total pendapatan (@ Rp. 1.000,-) = harga satuan x jumlah produksi
= Rp. 1.000,- x 15000
= Rp. 15.000.000,- x 12 bulan
= Rp. 180.000.000/tahun
8. Keuntungan = Total pendapatan - Total biaya produksi
= Rp. 180.000.000,- - Rp. 141.006.111,-
= Rp. 38.993.889,-/tahun
9. R/C = pendapatan / total biaya produksi
= Rp. 180.000.000,-/ Rp. 141.006.111,-
= 1.276
10. Jangka waktu pengembalian modal = (biaya investasi x massa produksi) / keuntungan
= (Rp. 13.485.000,- x 12 bulan)/Rp. 38.993.889,-
= 4.14 bulan
PENUTUP
A. Simpulan
Ganyong (Canna edulis) merupakan tanaman berbentuk herba berumpun dan termasuk kelompok
umbi-umbian. Umbi ganyong dimanfaatkan sebagai sumber pangan dan bahan baku industri. Ganyong
merupakan tanaman yang memiliki banyak manfaat. Umbi tua dimanfaatkan sebagai sumber pati, umbi
muda dibuat sayur atau dikukus, dan bagian tajuknya untuk pakan ternak. Tepung ganyong dapat diolah
menjadi aneka makanan tradisional, seperti kue kering, roti, kerupuk, mi, dan makanan olahan lainnya
seperti layaknya terigu, dengan rasa yang tidak berubah. Dengan demikian, tepung ganyong dapat menjadi
pengganti terigu. Dalam pati ganyong terdapat 80% karbohidrat dan 18% air.
Kadar pati yang tinggi pada umbi ganyong membuka peluang sebagai bahan baku industri,
seperti sirup glukosa dan alkohol. Umbi ganyong sangat baik untuk pertumbuhan anak balita karena
mengandung fosfor, zat besi, dan kalsium yang tinggi. Umbi ganyong juga berkhasiat obat sebagai
antipiretik dan diuretik, serta untuk penyakit diare, hepatitis akut, hipertensi, radang saluran kencing, dan
panas dalam. Walaupun ganyong memiliki banyak manfaat, konsumsi dan pemanfaatan ganyong masih
terbatas sehingga dapat mengancam kelestariannya. Umbi ganyong dapat menjadi bahan pangan
alternative saat paceklik. Saat harga bahan makanan pokok naik, umbi ganyong dapat menjadi salah satu
pilihan karena cukup murah dan bergizi.
Dari sekian banyak produk yang dapat dibuat dari umbi ganyong, pada tulisan ini dibuat analisis
kelayakan usaha untuk pembuatan tepung ganyong. Tepung ganyong dapat dijadikan subsitusi pengganti
untuk tepung tapioca dalam pembuatan berbagai jenis makanan seperti mie, roti, sereal bayi dan lain-lain.
Untuk satu kilogram tepung ganyong dijual dengan harga Rp. 1.000,-. Harga jual itu ditetapkan dengan
mempertimbangkan total biaya produksi yang bernilai Rp. 141.006.111,-/tahun. Maka dengan harga jual
tersebut dan jumlah produksi 180.000 kilogram dalam setahun, didapat waktu pengembalian modal, yaitu
4,14 bulan yang berarti 4 bulan 14 hari.
B. Saran
Banyak sekali keguanaan tanaman Ganyong ini, maka dari itu diperlukan usaha budidaya
tanaman ini dengan mengikuti peraturan perundang-undangan yang ada. Selain itu, perlu ada suatu usaha
untuk mendongkrak industri-industri berbasiskan umbi ganyong, baik dari daun, akar maupun batangnya.
Usaha tersebut dapat berupa pemberian modal ataupun izin yang tidak berbelit-belit untuk mendirikan
industrinya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008. Budidaya Ganyong. http://www.bisnisukm.com/2013/03/budidaya-ganyong.html.
[19 Maret 2013]
Ciptadi, W dan Machfud. 1980. Mempelajari Pendayagunaan Umbi-Umbian Sebagai Sumber Karbohidrat.
Institut Pertanian Bogor. Bogor. IPB, Bogor.
Lingga, P., B. Sarwono, F.Rahardi, C.Raharja, J.J. Anfiastini, Rini W., dan W.H. Apriadji. 1986.
Bertanam Umbi-Umbian. Penebar Swadaya, Jakarta.
Margono, T., D. Suryati., dan S. Hartinah, 1993. Buku Panduan Teknologi Pangan. Pusat Informasi
Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI bekerjasama dengan Swiss Development Cooperation.
Jakarta.
Rukmana Rahmat. 2000. Ganyong Budi Daya dan Pasca Panen. Yogyakarta: Kanisius.