budidaya tanaman pala
TRANSCRIPT
I. PENDAHULUAN
2.1 Latar Belakang
Indonesia memiliki berbagai macam hasil bumi yang menjadi incaran para penjajah. Salah
satunya, buah pala. Buah pala di Indonesia yang terkenal berasal pulau Banda Naira. Banda
Naira, pulau di wilayah timur Indonesia ini merupakan penghasil buah pala terbaik di dunia. Di
pulau yang sempat menjadi tempat pengasingan dua tokoh nasional, Bung Hatta dan Sjahrir ini,
bisa dikatakan menjadi tempat sejarah Indonesia bermula.
Pala dikenal sebagai buah yang digunakan untuk menambah cita rasa makanan, menjaga
daging tetap baik dalam waktu lama jika dibalurkan pala sebelum disimpan, hingga umumnya,
pala dikenal sebagai penyedap atau pengawet alami. Namun, pada kenyataannya, buah pala
menyimpan khasiat lain, baik untuk kecantikan, kesehatan, dan penenang.
2.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
a. Untuk mengetahui Budiddaya buah pala.
b. Untuk mengetahui manfaat dari buah pala.
II. PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Tanaman Pala
Pala (Myristica fragrans Houtt) merupakan salah satu komoditipertanian yang memiliki
nilai ekonomis tinggi, di samping berjenis-jeniskomoditi pertanian eko-nomis lainnya.Menurut
pendapat para ahli, pala adalah tanaman asli Indonesiayangberasal dari Malaise Archipel yaitu
gugusan kepulauan Banda danMaluku. Kemudian menyebar dan berkembang ke pulau-pulau
lain yangberada di sekitarnya, bahkan sekarang telah mencapai Aceh, Sulawesi Utaradan Irian
Jaya. Sebagai tanaman rempah-rempah, pala dapat menghasilkanminyak etheris dan lemak
khusus yang berasal dari biji dan fuli. Biji palamenghasilkan 2 sampai 15 % minyak etheris dan
30 - 40 % lemak,sedangkan fuli menghasilkan 7 - 18 % minyak etheris dan 20 - 30 % lemak(fuli
adalah arie yang berwarna merah tua dan merupakan selaput jala yangmembungkus biji).Daging
buah pala dapat digunakan sebagai manisan atau asinan, bijidan fulinya bermanfaat dalam
industri pembuatan sosis, makanan kaleng,pengawetan ikan dan lain-lainnya. Disamping itu
minyak pala hasilpenyulingan, dapat digunakansebagai bahan baku dalam industri
sabun, parfum, obat-obatan dansebagainya. Sementara itu permintaan pasar dunia akan pala
setiap tahunterus meningkat, dan tidak kurang dari 60 % kebutuhan pala duniadidatangkan dari
Indonesia.Dalam rangka ikut serta meningkatkan devisa negara melalui export nonmigas,
memperluas lapangan kerja dan melihat prospek pala yangmenjanjikan harapan baik tersebut,
maka sudah waktunya tanaman pala. Perlu mendapatkan perhatian dan penanganan untuk
dikembangkan secara luas di Propinsi Irian Jaya.Pala Indonesia lebih disukai oleh pasar dunia,
karena mempunyai beberapakelebihan di banding pala dari negara lain, kelebihannya antara lain
rendemen minyaknya yang tinggi dan memiliki aroma yang khas.
2.2 Mengenal Pala
Pala ( Myristica fragrans Houtt) adalah tanaman daerah tropik yang memiliki 200 species,
dan seluruhnya tersebar di daerah tropis. Dalam keadaan pertumbuhan yang normal, tanaman
pala memiliki mahkota yang rindang, dengan tinggi batang 10 - 18 m. Mahkota pohonnya
meruncing keatas, dengan bahagian paling atasnya agak bulat serta ditumbuhi daunan yang rapat.
Daunnya berwarna hijau mengkilat, panjangnya 5 - 15 cm, lebar 3- 7 cm dengan panjang tangkai
daun 0,7 -1,5 cm.Tanaman pala termasuk golongan tanaman berjenis kelamin tunggal,meskipun
terdapat pula tanaman berjenis kelamin ganda. Berumah dua, yangmemiliki perbedaan yang jelas
antara pohon betina dan pohon jantan.
Tanaman pala betina di tandai dengan pertumbuhan cabangnya secarahorizontal (mendatar),
sedangkan tanaman pala jantan di tandai dengan cabang-cabangnya yang mengarah ke atas
membuat sudut lancip dengan batangnya. Di samping tanaman pala jantan dan betina, terdapat
pula yang campuran dimana tanaman jantan akan dapat menghasilkan bunga betina,tetapi jarang
terjadi tanaman betina berbunga jantan.Tanaman pala memiliki buah berbentuk bulat, berwarna
hijau kekuning-kuningan buah ini apabila masak terbelah dua. Garis tengah buah berkisar antara
3 -9 cm, daging buahnya tebal dan asam rasanya. Biji berbentuk lonjong sampai
bulat,panjangnya berkisar antara 1,5 - 4,5 cm dengan lebar 1- 2,5 cm. Kulit biji berwarna coklat
dan mengkilat pada bagian luarnya. Kernel biji berwarna keputih-putihan, sedangkan fulinya
berwarna merah gelap dan kadang-kadang putih kekuning-kuningan dan membungkus biji
menyerupai jala.
Klasifikasi tanaman pala yaitu: Kingdom Plantae (Tumbuhan), Subkingdom Tracheobionta
(Tumbuhan berpembuluh), Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji), Divisi
Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga), Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil), Sub
Kelas Magnoliidae, Ordo Magnoliales, Famili Myristicaceae, Genus Myristica, dan Spesies:
Myristica fragrans Houtt.
2.3 Jenis Tanaman Pala
Pala (Myristica fragrans) merupakan tumbuhan berupa pohon yang berasal dari
kepulauan Banda, Maluku. Akibat nilainya yang tinggi sebagai rempah-
rempah, buah danbiji pala telah menjadi komoditi perdagangan yang penting sejak
masa Romawi. Pala disebut-sebut dalam ensiklopedia karya Plinius "Si Tua". Semenjak zaman
eksplorasi Eropa pala tersebar luas di daerah tropika lain seperti Mauritius dan Karibia (Pulau
Grenada). Istilah pala juga dipakai untuk biji pala yang diperdagangkan.
Tumbuhan ini berumah dua (dioecious) sehingga dikenal pohon jantan dan pohon betina.
Daunnya berbentuk elips langsing. Buahnya berbentuk lonjong seperti lemon, berwarna kuning,
berdaging dan beraroma khas karena mengandung minyak atsiri pada daging buahnya. Bila
masak, kulit dan daging buah membuka dan biji akan terlihat terbungkus fuli yang berwarna
merah. Satu buah menghasilkan satu biji berwarna coklat. Pala dipanen biji, salut
bijinya (arillus), dan daging buahnya. Dalam perdagangan, salutbiji pala dinamakan fuli, atau
dalam bahasa Inggris disebut mace, dalam istilah farmasidisebut myristicae arillus atau macis).
Daging buah pala dinamakan myristicae fructus cortex. Panen pertama dilakukan 7 sampai 9
tahun setelah pohonnya ditanam dan mencapai kemampuan produksi maksimum setelah 25
tahun. Tumbuhnya dapat mencapai 20m dan usianya bisa mencapai ratusan tahun. Sebelum
dipasarkan, biji dijemur hingga kering setelah dipisah dari fulinya. Pengeringan ini memakan
waktu enam sampai delapan minggu. Bagian dalam biji akan menyusut dalam proses ini dan
akan terdengar bila biji digoyangkan. Cangkang biji akan pecah dan bagian dalam biji dijual
sebagai pala.
Biji pala mengandung minyak atsiri 7-14%. Bubuk pala dipakai sebagai penyedap untuk roti
atau kue, puding, saus, sayuran, dan minuman penyegar (seperti eggnog). Minyaknya juga
dipakai sebagai campuran parfum atau sabun.
Tanaman pala memiliki beberapa jenis, antara lain: Myristica fragrans Houtt, Myristica argentea
Ware, Myristica fattua Houtt, Myristica specioga Ware, Myristica Sucedona BL, danMyristica
malabarica Lam. Tanaman pala dapat diperbanyak dengan berbagai cara, yaitu antara lain:
a. Biji
Biji yang digunakan sebagai benih harus berasal dari buah pala yang benar-benar
masak. Buah pala yang bijinya akan digunakan sebagai benih hendaknya berasal dari
pohon pala yang mempunyai sifat-sifat seperti pohon dewasa yang pertumbuhannya
sehat, mampu berproduksi tinggi, dan kualitas produksinya baik. Menurut Ridley (1976),
pohon pala yang baik dapat menghasilkan 1500-2000 buah pala per pohon per tahun,
sedangkan menurut Werburg (1898), di daerah Banda kebanyakan pohon pala
menghasilkan lebih dari 300 buah pala per pohon per tahun. Di Jamaica, pohon pala yang
baik dapat menghasilkan 5000 buah pala per pohon per tahun. Di Penang (Malaysia),
pohon pala yang dipelihara baik dapat menghasilkan 10.000 buah pala per pohon per
tahun. Untuk memperoleh pohon induk yang baik, berdasarkan surat keputusan Direktur
Jendral Perkebunan No: KB. 010/42/SK/DJ. BUN/9/1984, telah ditetapkan dan dipilih
pohon induk yang dapat dipergunakan sebagai sumber benih yang tersebar di empat
provinsi, yaitu Sumatra Barat, Jawa Barat, Sulawesi Utara, dan Maluku.
b. Cangkok
Tanaman pala tergolong mudah untuk dicangkok. Bila perbanyakan dilakukan
dengan pencangkokan, dianjurkan untuk memilih batang-batang tanaman pala yang
produktif. Batang-batang yang kurang produktif itu biasanya terletak di bagian bawah
pohon pala. Perbanyakan tanaman pala dengan cara mencangkok ini terutama bertujuan
untuk mendapatkan tanaman yang mempunyai sifat asli seperti induknya. Beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam memilih cabang yang akan dicangkok adalah sebagai
berikut: Dari pohon yang tumbuhnya sehat dan mampu memproduksi buah cukup
banyak, Dari pohon yang sudah berumur 12-15 tahun, dan Batang atau cabang yang
sudah berkayu, tetapi tidak terlalu tua atau terlalu muda
c. Penyambungan
Pada dasarnya sistem penyambungan ini adalah menempelkan bagian tanaman
yang dipilik ke bagian tanaman lain sebagai induknya, sehingga membentuk satu
tanaman bersama. Sistem penyambungan ini ada dua cara, yakni Penyambungan pucuk
(grafting) dan Penyambungan mata (okulasi).
Setelah 3-4 bulan sejak penyambungan dengan sistem grafting atau okulasi itu
dilakukan, dan jika telah menunjukkan adanya pertumbuhan batang atas (pada
penyambungan grafting) dan mata tunas (pada penyambungan okulasi), tanaman sudah
dapat ditanam di lapangan.
d. Penyusuan
Perbanyakan vegetatif dengan sistem penyusuan merupakan penemuan yang
sangat gemilang, terutama dalam usaha perbanyakan dan pelestarian tanaman buah-
buahan. Sistem penyusuan ternyata lebih baik dibandingkan dengan sistem cangkok
ataupun okulasi, sebab batang bawah (onderstem) dan batang atas (entrys) tidak harus
mempunyai unsur yang sama. Batang bawah dapat berupa tanaman muda yang berasal
dari cabang atau ranting pohon yang sudah berbuah.dalam sistem penyusuan ini, ukuran
batang bawah dan batang atas harus sama besar (kurang lebih sebesar jari tangan orang
dewasa). Dalam waktu 4-6 minggu, penyusuan ini sudah dapat dilihat hasilnya. Jika
batang atas daunnya tidak layu, maka penyusuan itu dapat dipastikan berhasil.
e. Stek
Tanaman pala dapat diperbanyak pula dengan stek tua dan muda yang
diperlakukan dengan 0,5% larutan hormon IBA. Penyetekan dengan penggunaan hormon
IBA 0,5%, biasanya pada umur 4 bulan setelah dilakukan penyetekan sudah keluar akar-
akarmya. Kemudian 3 bulan berikutnya sudah tumbuh perakaran yang cukup banyak.
2.4 Syarat Tumbuh Tanaman Pala
a. Iklim Tanaman pala juga membutuhkan iklim yang panas dengan curah hujan yang tinggi
dan agak merata/tidak banyak berubah sepanjang tahun. Dan suhu udara lingkungan 20-
30 derajat C sedangkan, curah hujan terbagi secara teratur sepanjang tahun. Tanaman
pala tergolong jenis tanaman yang tahan terhadap musim kering selama beberapa bulan.
b. Media tanam tanaman ini membutuhkan tanah yang gembur, subur dan sangat cocok
pada tanah vulkasnis yang mempunyai pembuangan air yang baik. Tanaman pala tumbuh
baik di tanah yang bertekstur pasir sampai lempung dengan kandungan bahan organis
yang tinggi. Sedangkan pH tanah yang cocok untuk tanaman pala adalah 5,5 – 6,5.
Tanaman ini peka terhadap gangguan air, maka untuk tanaman ini harus memiliki saluran
drainase yang baik. Pada tanah-tanah yang miring seperti pada lereng pegunungan, agar
tanah tidak mengalami erosi sehingga tingkat kesuburannya berkurang, maka perlu dibuat
teras-teras melintang lereng.Tanaman ini membutuhkan tanah yang gembur, subur dan
sangat cocok pada tanah vulkasnis yang mempunyai pembuangan air yang baik. Tanaman
pala tumbuh baik di tanah yang bertekstur pasir sampai lempung dengan kandungan
bahan organis yang tinggi. Sedangkan pH tanah yang cocok untuk tanaman pala adalah
5,5 – 6,5. Tanaman ini peka terhadap gangguan air, maka untuk tanaman ini harus
memiliki saluran drainase yang baik. Pada tanah-tanah yang miring seperti pada lereng
pegunungan, agar tanah tidak mengalami erosi sehingga tingkat kesuburannya berkurang,
maka perlu dibuat teras-teras melintang lereng.
2.5 Budidaya Tanaman Pala
1. Penyiapan Lahan Pekerjaan penyiapan lahan untuk menanam tanaman pala sebaiknya
dilakukan pada musim kemarau atau minimal satu bulan sebelum tanam. Tahap-tahap
penyiapan lahan meliputi berikut ini.
Pembukaan Lahan
Pekerjaan membuka lahan diawali dengan pembabatan semak belukar dan
penebangan pohon-pohon, kemudian semua pohon-pohon tersebut dikumpulkan di
suatu tempat agar mudah di manfaatkan untuk kebutuhan kayu bakar.
Pengolahan Tanah
Lahan yang sudah bersih dari pepohonan dapat segera dicangkul sedalam 30 cm
hingga gembur sambil tanahnya dibalikkan. Pengolahan tanah bertujuan
menggemburkan tanah, menyingkirkan akar dan sisa-sisa tanaman, serta
menciptakan areal yang aerasi dan drainasenya baik. Pengolahan tanah pada lahan
yang miring harus dilakukan menurut arah melintang lereng(contour) agar terbentuk
alur yang dapatr menghambat aliran permukaan dan menghindari terjadinya erosi.
Pembuatan Lubang Tanam
Tata cara membuat lubang tanam meliputi langkah-langkah kerja sebagai
berikut. Tetapkan tempat lubang tanam yang pertama sejauh setengah jarak tanam
dari pinggir atau batas kebun, yaitu jarak 4,5 m-5,0 m apabila digunakan jarak tanam
9 m x 9 m atau 10 m x 9 m, Pasang ajir dari bilah bamboo sebagai ciri tempat lubang
tanam dengan jarak antarajir 3 m x 3 m. Buat lubang berbentuk segi empat ukuran 60
cm x 60 cm atau 1 m x 1 m, tergantung kesuburan tanah. Galilah tanah dalam lubang
tersebut sedalam 30 cm, kemudian tanah galiannya di angkat ke bagian kiri lubang
yang terkena sinar matahari pagi. Perdalam lubang tadi menjadi 60 cm, hingga
ukurannya menjadi 60 cm x 60 cm atau 1 m x 1 m x 0,6 m. Tanah galiannya diangkat
ke bagian kanan lubang atau tempat yang terkena sinar matahari siang atau sore.
Keringkan lubang tanam minimal 15 hari agar gas-gas beracun dalam tanah
menguap. Masukkan kembali lapisan tanah yang berasal dari dasar lubang ke tempat
semula. Dan Lapisan tanah atas dicampur dengan pupuk kandang sebanyak 20 kg-40
kg, kemudian masukkan ke dalam lubang tanam.
2. Penyiapan Bibit
Binit tanaman pala yang siap ditanam adalah bibit yang telah berumur lebih dari satu
tahun dan tidak lebih dari dua tahun. Jika umur bibit melebihi dari ketentuan tersebut
karena terlalu lama di tempat pembibitan, maka pertumbuhannya akan terhambat dan
akarnya berlipat-lipat. Pedoman mennetukan jumlah bibit per satuan luas lahan digunakan
pendekatan rumus sebagai berikut.
Jumlah bibit yangdibutu h kan=Luas lahan(m ²)
Jarak tanamx 1batang bibit
Lahan seluas 1 hektar dengan jarak tanam 9 m x 9 m dan lahan yang efektif ditanami
90%, dibutuhkan bibittanaman pala sebanyak kurang lebih 111 batang bibit tanaman
pala. Sebulan sebelum tanam sebaiknya bibit diadaptasikan dulu di lokasi dekat kebun
3. Penanaman
Waktu tanam yang paling baik adalah pada musim hujan untuk menjamin
tersedianya sumber air yang sangat dibutuhkan pada fase awal pertumbuhan bibit tanaman
pala. Bibit dipindahkan dari pesemaian dengan system putaran.Bibit putaran dibungkus
dengan gedebok pisang atau pembungkus lainnya yang dapat merembeskan air. Namun,
bibit dalam polibag dapat langsung ditanam pada lubang tanam yang tewrsedia. Pengaturan
jarak tanam sangat penting karena tanpa mengatur jarak tanam yang tepat, maka tanaman
tidak dapat berproduksi secara maksimal. Jarak tanam pada tanah datar adalah 9 m x 10 m,
sedangkan pada tanah bergelombang(bukit) 9 m x 9 m. Tata cara menanam bibit tanaman
meliputi langkah-langkah kerja sebagai berikut.
a. Siapkan alat dan bahan yang terdiri atas bibit tanaman pala dalam polibag, cangkul,
gembor (embrat), dan sarana penunjang lainnya.
b. Galilah tanah seukuran daun cangkul pada lubang tanam yang telah disiapkan jauh
sebelumnya.
c. Siramlah medium tanam pada polibag yang berisi bibit tanaman pala dengan air
bersih hingga cukup basah atau lembap.
d. Keluarkan bibit bersama medium tanamnya dari polibag secara hati-hati agar tidak
merusak akar.
e. Bibit tersebut segera ditanam tepat di tengah-tengah lubang tanam dengan posisi
tegak.
f. Tanah di sekitar pangkal batang bibit tanaman pala dopadatkan pelan-pelan agar akar
tanaman langsung kontak dengan air tanah.
g. Tanah di sekeliling bibit tanaman pala disiram hingga cukup basah atau lembap.
h. Pasanglah kayu atau bilah bamboo penyangga di sisi kiri dan kanan batang tanaman
tersebut.
i. Seusai menanam dilakukan penyiraman hingga tanah di sekitar pangkal batang dan
akar cukup basah
4. Pemeliharaan Tanaman
Kegiatan pokok pemeliharaan tanaman pala meliputi aktivitas-aktivitas sbagai berikut.
Penyulaman
Pada periode sejak bibit pala ditanam sampai berumur 1 bulan perlu
diperhatikan pengamatan tanaman secara teliti Bibit tanaman yang mati atau
tumbuhnya abnormal segera disulam atau diganti dengan bibit yang baru. Cara
menyulam adalah mula-mula bibit tanaman yang lama dibongkar, kemudian bibit
yang baru dikeluarkan dari polibag bersama akar dan mediumnya. Bibit tersebut
ditanam di tengah-tengah lubang tanam secara tegak dan tanah di sekitar pangkal
batang di padatkan pelan-pelan.Setelah selesai menyulam segera disiram air
seperlunya.
Pengairan
Tanaman pala membutuhkan cukup air, karena apabila kekurangan air pada fase
vegetative akan menghambat pertumbuhan tunas dan akar. Sedangkan kekurangan
air pada fase generative mengakibatkan kerontokan bunga atau buah, sehingga
menurunkan produksi dan mutu buah, sehingga menurunkan produksi dan mutu
buah. Persediaan air dan pengairan harus cukup, terutama selama musim kering
(kemarau). Sumber air dapat berasal dari sungai, kolam, waduk, serta sumur pantek.
Pada tanaman pala yang baru ditanam, pengairan dapat dilakukan 1-2 kali sehari,
terutama jika tidak hujan. Pada tanaman pala yang dewasa, pengairan dapat
disesuaikan dengan keadaan tanah.
Cara mengairi dapat dilakukan dengan system jaringan pipa PVC atau pipa
ledeng yang ditanam dalam tanah dan peralatan pompamuntuk mengatur distribusi
air. Pemberian air bisa dikontrol hanya pada saat dibutuhkan dan dalam jumlah
tertentu. Pengairan dapat pula dengan system percikan (springkler) atau tetesan yang
digerakakkan mesin agar air yang disalurkan dapatmmemancar rata membasahi
bidang lahan yang diinginkan.
Penyiangan dan Penggemburan Tanah
Sebulan setelah tanam biasanya lahan kebun tanaman pala ditumbuhi dengan
rumput-rumput liar (gulma). Gulma tersebut perlu disiangi karena gulma akan
menjadi pesaing bagi tanaman pala dalam hal kebutuhan unsure hara, air, dan sinar
matahari, bahkan gulma kadang-kadang menjadi sarang hama atau penyakit.
Penyiangan selanjutnya dilakukan secara teratur, yaitu setiap 3 bulan atau pada saat
rumput telah tumbuh kembali. Penyiangan dilakukan dengan membersihkan gulma
yang terdapat di bawah tajuk tanaman, sekitar 30 cm-50 cm dari pangkal batang.
Sambil menyiangi dilakukan penggemburan tanah secara hati-hati, kemudian
tanahnya ditimbunkan dekat pangkal batang atau perakaran yang muncul ke
permukaan tanah.
Pohon pelindung
Tanaman muda umumnya tidaktahan terhadap panas matahari. Oleh karena itu
untuk menghindari kerusakan tanaman perlu disiapkan pohon pelindung yang cukup.
Setelah tanaman berumur 4 tahun, pohon pelindung dapat diperjarang.
Pemupukan
Untuk menjamin tanaman pala tumbuh dengan baik dan terus menerus
berproduksi tinggi, pemupukan perlu dilakukan. Pupuk yang diberikan dapat berupa
pupuk organic (pupuk kandang, kompos) dan pupuk buatan (urea,TSP, dan KCL).
Pupuk organic sangat baik untuk menjaga keremehan tanah serta kesuburannya.
Syarat penting pupuk organic adalah unsure N harus terdapat dalam persenyawaan
organic agar mudah diserap tanaman dan pupuk tidak meninggalkan sisa asam
organic di dalam tanah. Pupuk anorganik yang paling dibutuhkan adalah Nitrogen
(N), fosfor (P) dan kalium (K), serta unsure-unsur hara makro atau mikro seperti Zn,
Cu, Mn, dan lain-lain. Dosis pupuk yang diberikan terdiri atas 1 kg Urea + 1,1 kg
TSP + 1,2 kg KCL per pohon. Pupuk diberikan 2 kali dalam setahun, yaitu pada awal
musim hujan dan pada akhir musim hujan dengan menyesuaikan kandungan unsure
dari pupuk yang digunakan. Pupuk kandang dapat diberikan asal telah masak
sehingga kontaminasi antara tanaman dengan zat yang berbahaya dapat dihindari.
Sumberr pupuk organic dan kandungan mineralnya setiap jenis pupuk
tersebut.Sebelum dipupuk, sekeliling tanaman dibersihkan dahulu kemudian dibuat
parit melingkari tanaman selebar kanopi sedalam 2-10 cm. pupuk ditaburkan di
dalamnya dan kemudian ditutup kembali.
Pananaman Tanaman Sela
Pada fase vegetative, yaitu sejak bibit pala ditanam sampai tanaman mulai
belajar berbuah, maka di antaratanaman-tanaman pala tersebut masih longgar. Lahan
tersebut di olah dengan baik dan dibuat bedengan-bedengan untuk ditanami tanaman
sela, misalnya menanam kacang-kacangan atau sayuran. Setelah tanaman pala mulai
belajar berbuah, tanamana sela dapat diganti dengan tanaman penutup tanah atau
rumput. Penutup tanah berguna untuk menjaga kelembapan tanah, memperbaiki
struktur tanah, menekan pertumbuhan gulma, dan mencegah erosi lahan di sekitar
tanaman.
5. Panen
Ciri dan Umur PanenUmumnya pohon pala mulai berbuah pada umur 7 tahun dan
pada umur 10 tahun telah berproduksi secara menguntungkan. Produksi pada akan terus
meningkat dan pada umur 25 tahun mencapai produksi tertinggi. Pohon pala terus
berproduksi sampai umur 60–70 tahun. Buah pala dapat dipetik (dipanen) setelah cukup
masak (tua), yakni yaitu sekitar 6–7 bulan sejak mulai bunga dengan tanda-tanda buah
pala yang sudah masak adalah jika sebagian dari buah tersebut tersebut murai merekah
(membelah) melalui alur belahnya dan terlihat bijinya yang diselaputi fuli warna merah.
Jika buah yang sudah mulai merekah dibiarkan tetap dipohon selama 2-3 hari, maka
pembelahan buah menjadi sempurna (buah berbelah dua) dan bijinya akan jatuh di tanah.
Di Daerah Banda, dikenal 3 macam waktu panen tiap tahun, yaitu: (1) panen
raya/besar (pertengahan musim hujan); panen lebih sedikit (awal musim hujan) dan
panen kecil (akhir musim hujan). Panen buah pala pada permulaan musim hujan
memberikan hasil paling baik (berkualitas tinggi) dan bunga pala (fuli) yang paling tebal.
Cara Pemetikan pala dapat dilakukan dengan galah bambu yang ujungnya diberi/dibentuk
keranjang (jawa: sosok). Selain itu dapat pula dilakukan dengan memanjat dan memilih
serta memetik buah-buah pala yang sudah masak benar.
6. Pascapanen
a. Pemisahan Bagian Buah
Setelah buah-buah pala masak dikumpulkan, buah yang sudah masak dibelah dan
antara daging buah, fuli dan bijinya dipisahkan. Setiap bagian buah pala tersebut
ditaruh pada wadah yang kondisinya bersih dan kering. Biji-biji yang terkumpul perlu
disortir dan dipilah-pilahkan menjadi 3 macam yaitu: (1) yang gemuk dan utuh; (2)
yang kurus atau keriput; dan (3) yang cacat.
b. Pengeringan Biji
Biji pala yang diperoleh dari proses ke-I tersebut segera dijemur untuk
menghindari serangan hama dan penyakit. Biji dijemur dengan panas matahari pada
lantai jemur/tempat lainnya. Pengeringan yang terlalu cepat dengan panas yang lebih
tinggi akan mengakibatkan biji pala pecah. Biji pala yang telah kering ditandai dengan
terlepas bagian kulit biji (cangkang), jika digolongkan akan kocak dan kadar airnya
sebesar 8–10 %.
Biji-biji pala yang sudah kering, kemudian dipukul dengan kayu supaya kulit
buijinya pecah dan terpisah dengan isi biji. Isi biji yang telah keluar dari cangkangnya
tersebut disortir berdasarkan ukuran besar kecilnya isi biji: Besar: dalam 1 kg terdapat
120 butir isi biji, Sedang: dalam 1 kg terdapat sekitar 150 butir isi biji, dan Kecil:
dalam 1 kg terdapat sekitar 200 butir isi biji.
Isi biji yang sudah kering, kemudian dilakukan pengapuran. Pengapuran biji pala
yang banyak dilakukan adalah pengapuran secara basah, yaitu: Kapur yang sudah
disaring sampai lembut dibuat larutan kapur dalam bak besar/bejana (seperti yang
digunakan untuk mengapur atau melabur dinding/tembok). Isi biji pala ditaruh dalam
keranjang kecil dan dicelupkan dalam larutan kapur sampai 2–3 kali dengan digoyang-
goyangkan demikian rupa sehingga air kapur menyentuh semua isi biji. Selanjutnya isi
biji itu diletakkan menjadi tumpukan dalam gudang untuk dianginanginkan sampai
kering.
Setelah proses pengapuran perlu diadakan pemeriksaaan terakhir untuk mencegah
kemungkinan biji-biji pala tersebut cacat, misalnya pecah yang sebelumnya tidak
diketahui. Pengawetan biji pala juga dapat dilakukan dengan teknologi baru, yakni
dengan fumigasi dengan menggunakan zat metil bromida (CH3 B1) atau karbon
bisulfida (CS2)
c. Pengeringan Bunga Pala (Fuli)
Fuli dijemur pada panas matahari secara perlahan-lahan selama beberapa jam,
kemudian diangin-anginkan. Hal ini dilakukan berulang-ulang sampai fuli itu kering.
Warna fuli yang semula merah cerah, setelah dikeringkan menjadi merah tua dan
akhirnya menjadi jingga. Dengan pengeringan seperti ini dapat menghasilkan fuli yang
kenyal (tidak rapuh) dan berkualitas tinggi sehingga nilai ekonomisnya pun tinggi pula.
d. Pemecahan Tempurung Biji
Pemecahan tempurung biji pala dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu:
Dengan tenaga manusia Cara memecah tempurung dari biji pala dilakukan dengan
cara memukulnya dengan kayu sampai tempurung tersebut pecah. Cara memecah
tempurung biji pala memerlukan keterampilan khusus, sebab kalau tidak isi biji
akan banyak yang rusak (pecah) sehingga kulitasnya turun.
Dengan mesin Cara ini banyak digunakan petani pala. Secara sederhana dapat
diterangkan bahwa mekanisme kerja dan alat ini sama dengan yang dilakukan oleh
manusia, yakni bagian tertentu dari mesin menghancurkan kulit buah pala sehingga
yang tinggal adalah isi bijinya. Keuntungan dari penggunaan mesin adalah tenaga,
waktu dan biaya operasionalnya dapat ditekan. Disamping itu kerusakan mekanis
dari isi biji juga lebih kecil
2.6 Hama dan Penyakit Tanaman Pala
a. Hama
Penggerek batang (Batocera sp)
Tanaman pala yang terserang oleh hama ini dalam waktu tertentu dapat
mengalami kematian. Gejala: terdapat lubang gerekan pada batang diameter 0,5– 1
cm, di mana didapat serbuk kayu. Pengendalian: (1) menutup lubang gerekan dengan
kayu/membuat lekukan pada lubang gerekan dan membunuh hamanya. (2)
memasukkan/menginjeksikan (menginfuskan) racun serangga seperti Dimicron 199
EC dan Tamaran 50 EC sistemik ke dalam batang pohon pala menggunakan alat bor,
dosis yang dimasukkan sebanyak 15–20 cc dan lubang tersebut segera ditutup
kembali.
Anai-Anai / Rayap
Hama anai-anai mulai menyerang dari akar tanaman, masuk ke pangkal batang
dan akhirnya sampai ke dalam batang. Gejala: terjadinya bercak hitam pada
permukaan batang, jika bercak hitam itu dikupas, maka sarang dan saluran yang
dibuat oleh anai-anai (rayap) akan kelihatan. Pengendalian: menyemprotkan larutan
insektisida pada tanah di sekitar batang tanaman yang diserang, insektisida
disemprotkan pada bercak hitam supaya dapat merembes kedalam sarang dan
saluran-saluran yang dibuat oleh anai-anai tersebut.
Kumbang Aeroceum fariculatus
Hama kumbang berukuran kecil dan sering menyerang biji pala. Imagonnya
menggerek biji dan meletakkan telur di dalamnya. Di dalam biji tersebut, telur akan
menetas dan menjadi larva yang dapat menggerek biji pala secara keseluruhan.
Pengendalian: mengeringkan secepatnya biji pala setelah diambil dari buahnya.
b. Penyakit
Kanker batang
Gejala: terjadinya pembengkakan batang, cabang atau ranting tanaman yang
diserang. Pengendalian: membersihkan kebun dari semak belukar, memangkas
bagian yang terserang dan dibakar.
Belah putih
Penyebab: cendawan coreneum sp. yang dapat menyebabkan buah terbelah dan
gugur sebelum tua. Gejala: terdapat bercak-bercak kecil berwarna ungu
kecoklatcoklatan pada bagian kuliat buah. Bercak-bercak tersebut membesar dan
berwarna hitam. Pengendalian: (1) membuat saluran pembuangan air (drainase) yang
baik; (2) pengasapan dengan belerang di bawah pohon dengan dosis 100
gram/tanaman.
Rumah Laba-Laba
Menyerang cabang, ranting dan daun. Gejala: daun mengering dan kemudian
diikuti mengeringnya ranting dan cabang. Pengendalian: memangkas cabang, ranting
dan daun yang terserang, kemudian dibakar.
Busuk buah kering
Penyebab: jamur Stignina myristicae. Gejala: berupa bercak berwarna coklat,
bentuk bulat dan cekung dengan ukuran bercak bervariasi, yakni dari yang berukuran
sangat kecil sampai sekitar 3 cm; pada kulit buah tampak gugusangugusan jamur
berwarna hijau kehitam-hitaman dan akhirnya bercak-bercak tersebut terjadi kering
dan keras. Pengendalian: (1) kondisi kelembaban di sekitar pohon pala perlu
dikurangi, misalnya dengan mengurang kerimbunan pohon-pohon lain di sekitar pala
dengan memangkas sebagian cabang-cabangnya yang berdaun rimbun, kemudian
tanah di sekitar pohon dibersihkan, tidak terdapat gulma atau tanaman-tanaman
perdu lainnya; (2) buah pala dan daun yang terserang penyakit ini segera dipetik dan
dipendam dalam tanah; (3) dapat dilakukan dengan penyemprotan fungisida secara
yang rutin, yakni 2–4 minggu sekali, baik pada saat ada serangan maupun tidak ada
serangan dari penyakit ini, fungsida yang dapat digunakan adalah yang mengandung
bahan aktif mancozeb, karbendazim dan benomi.
Busuk buah basah
Penyebab: jamur Collectotrichum gloeosporiodes, yang menyerang atau
menginfeksi buah yang luka. Gejala: buah pala tampak busuk warna coklat yang
sifatnya lunak dan basah; gejala ini timbul pada sekitar tangkai buah yang melekat
pada buah sehingga buah mudah gugur. Pengendalian: dengan busuk buah kering.
Gugur buah muda
Gejala: adanya buah muda yang gugur. Penyebab: penyakit ini belum diketahui
dengan jelas. Pengendalian: dengan mengkombinasikan (memadukan) antara
pemupukan dan pemberian fungisida.
2.7 Manfaat Tanaman Pala
Selain sebagai rempah-rempah, pala juga berfungsi sebagai tanaman penghasil minyak atsiri
yang banyak digunakan dalam industri pengalengan, minuman dan kosmetik.
Kulit batang dan daun
Batang/kayu pohon pala yang disebut dengan “kino” hanya dimanfaatkan sebagai kayu
bakar. Kulit batang dan daun tanaman pala menghasilkan minyak atsiri
Fuli
Fuli adalah benda untuk menyelimuti biji buah pala yang berbentuk seperti anyaman
pala, disebut “bunga pala”. Bunga pala ini dalam bentuk kering banyak dijual didalam
negeri.
Biji pala
Biji pala tidak pernah dimanfaatkan oleh orang-orang pribumi sebagai rempah-
rempah. Buah pala sesungguhnya dapat meringankan semua rasa sakit dan rasa nyeri yang
disebabkan oleh kedinginan dan masuk angin dalam lambung dan usus. Biji pala sangat
baik untuk obat pencernaan yang terganggu, obat muntahmuntah dan lain-lainya.
Kandungan biji pala diantaranya adalah
Kandungan Energi Buah Pala = 42 kkal
Kandungan Protein Buah Pala = 0,3 gr
Kandungan Lemak Buah Pala = 0,2 gr
Kandungan Karbohidrat Buah Pala = 10,9 gr
Kandungan Kalsium Buah Pala = 32 mg
Kandungan Zat Besi Buah Pala = 2 mg
Kandungan Vitamin A Buah Pala = 29 IU
Kandungan Vitamin B1 Buah Pala = 0 mg
Kandungan Vitamin C Buah Pala = 22 mg
Daging buah pala
Daging buah pala sangat baik dan sangat digemari oleh masyarakat jika telah
diproses menjadi makanan ringan, misalnya: asinan pala, manisan pala, marmelade, selai
pala, kKristal daging buah pala.
III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tanama pala merupakan tanaman asli negeri indonesia yang memiliki nilai ekomomi yang
bagus serta setiap bagian dari tanaman memilki mafaat baik dalam bidang kesehatan maupun
dalam bidang lain. Sehingga tanaman ini bisa menjadi salah satu tanaman yang baik
dibudidayakan selain tanamn coklat, sawit, dan cengkeh.
3.2 Saran
Diharap bagi pembaca yang berminat membudiadayakan tanaman pala, bisa
mengembangkan lagi makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Menegristek. 2000. P a l a ( Myristica Fragan Haitt ). http://www.warintek.ristek.go.id. Diakses pada 03 Desember 2013
Sunanto,Hatta. Budidaya Pala Komoditas Ekspor . Yogyakarta: kanisius.1993.
WARDIANA, E., E. RANDRIANI, dan C. TRESNIAWATI. 2007. Seleksi beberapa karakter penting 15 aksesi tanaman pala (Myristica fragrans) di Kebun Percobaan Cicurug Sukabumi. Zuriat. 18(2): 169-179.