bukti dan janji - indolcg.net fileahli biologi evolusi lebih memilih untuk berpikir bahwa allah...

26
1 Bukti dan Janji oleh Douglas S. Winnail Mengapa Allah yang berkuasa atas alam semesta ini tidak nyata bagi kebanyakan orang pada saat ini? Mengapa banyak terdapat perasaan yang tidak pasti dan ragu – ragu tentang Allah? Jika anda pernah memikirkan pertanyaan – pertanyaan di atas, maka jawaban – jawaban atas pertanyaan tersebut akan mengubah kehidupan anda! Di dalam buklet ini kami akan meneliti sumber – sumber dari kesalahpahaman manusia tentang Allah yang sering terjadi pada saat ini, dan kemudian mempelajari tujuh bukti yang menyatakan Allah yang nyata.

Upload: lenhi

Post on 31-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

��

� ��������������Bukti dan Janji

oleh Douglas S. Winnail

Mengapa Allah yang berkuasa atas alam semesta ini tidak nyata bagi kebanyakan orang pada saat ini?

Mengapa banyak terdapat perasaan yang tidak pasti dan ragu – ragu tentang Allah?

Jika anda pernah memikirkan pertanyaan – pertanyaan di atas,

maka jawaban – jawaban atas pertanyaan tersebut akan mengubah kehidupan anda!

Di dalam buklet ini kami akan meneliti sumber – sumber dari

kesalahpahaman manusia tentang Allah yang sering terjadi pada saat ini, dan kemudian mempelajari tujuh bukti yang menyatakan Allah yang nyata.

2

Isi: 1. Pertanyaan – pertanyaan tentang Allah? 2. Bukti 1 – Ciptaan membutuhkan seorang Pencipta 3. Bukti 2 – Hidup membutuhkan Sang Pemberi Kehidupan 4. Bukti 3 – Hukum Membutuhkan Sang Pemberi Hukum 5. Bukti 4 – Rancangan yang membutuhkan seorang perancang 6. Bukti 5 – Janji – janji di dalam Nubuatan Yang Tergenapi 7. Bukti 6 – Doa Yang Dijawab 8. Bukti 7 – Suatu jalan hidup yang memang bermanfaat 9. Kesimpulan: Suatu masa penghakiman yang akan datang

TRG Edisi 1.0, November 2000 © 2000 Living Church of God TM*

Hak Cipta Dilindungi. Dicetak di Indonesia

Buklet ini tidak untuk dijual! Ditawarkan dengan cuma – cuma sebagai pelayanan pendidikan

yang dilakukan oleh Living Church of God

Bacaan – bacaan Alkitab di buklet ini diambil dari New King James Version

(©1982, Thomas Nelson, Inc, Publishers untuk yang berbahasa Inggris), dan Alkitab Terjemahan Baru – LAI 1974 untuk yang berbahasa

Indonesia, jika tidak maka akan diberitahukan. Halaman depan: Tomorrow’s World Image

*Simbol TM yang ada disini tidak menunjukkan merk dagang terdaftar.

3

Pertanyaan – pertanyaan tentang Allah?

Pernahkah anda bertanya – tanya apakah Allah tersebut memang benar – benar ada? Dapatkah anda mengetahui hal tersebut secara pasti? Dapatkah anda membuktikannya? Terdapat hanya satukah Allah yang benar, atau banyakkah allah itu? Apakah pemikiran tentang Allah hanyalah sebuah hasil imajinasi manusia belaka saja? Adakah bedanya pecaya akan Allah dan tidak? Inilah beberapa pertanyaan diantara banyak pertanyaan yang pasti pernah anda tanyakan. Bagaimanapun juga, di dalam dunia kita yang modern ini, kita memang mengetahui lebih banyak tentang jadwal acara TV, kehidupan pribadi para selebriti, dan sepak terjang prestasi para atlit olah raga dibanding dengan kita mengetahui Allah! Sementara banyak orang yang menyatakan bahwa diri mereka percaya kepada Allah, tetapi sesungguhnya Allah yang benar tersebut tidak nyata bagi kebanyakan mereka. Seberapa nyatakah Allah bagi diri anda? Apakah Allah yang anda sembah adalah juga Allah yang sama seperti yang tertulis di dalam halaman – halaman Alkitab? Atau apakah konsep anda tentang Allah adalah hanya hasil buah pikiran manusia? Apakah keragu – raguan dan ketidak percayaan masyarakat kita tentang Allah telah mempengaruhi pemikiran – pemikiran anda tentang Allah? Saat ini banyak orang telah mengalami kesulitan yang nyata ketika mereka diperhadapkan hal – hal yang membutuhkan jawaban – jawaban yang berhubungan dengan Allah. Mungkin akan mengejutkan anda, tetapi dunia kita yang modern, canggih, dan berpendidikan tinggi telah disesatkan ketika harus menjawab pertanyaan – pertanyaan terbesar di dalam kehidupan! Kebenaran tentang Allah telah diputar balikkan dan ditekan – bukan hanya oleh ahli pikir atheist /tak percaya akan keberadaan Tuhan dan para ahli dunia sekular, tetapi juga oleh ahli teologia yang sesat! Mungkin hal ini kedengarannya sangat menyakitkan, tetapi itulah yang sesungguhnya dinyatakan oleh Alkitab yang akan terjadi, dan hal tersebut dipastikan oleh fakta – fakta sejarah, sama seperti yang akan kita lihat di dalam buklet ini. Orang – orang atheis/tak percaya akan keberadaan Tuhan menyatakan bahwa Allah tidak ada, sedangkan pemikiran akan Allah tersebut sesungguhnya hasil alam pikir manusia saja. Kelompok Agnostics mengatakan bahwa amatlah tidak mungkin mengetahui apakah Allah itu ada atau tidak. Ahli biologi evolusi lebih memilih untuk berpikir bahwa Allah tidak penting untuk dipikirkan. Para ahli dunia sekular ingin untuk meniadakan Allah dari seluruh diskusi mereka dengan asumsi bahwa seluruh pemikiran tentang Allah hanyalah digantungkan kepada kepercayaan masing – masing orang dan tidak digantungkan berdasarkan bukti. Para ahli teologia yang tidak mengetaui, disesatkan dan menerima salah informasi ikut ambil bagian dalam penyesatan ini dengan menyarankan bahwa anda mengakui keberadaan Allah dengan iman yang buta – cukup hanya percaya – bukti tidaklah terlalu penting atau mungkin. Dengan adanya pemikiran yang membingungkan yang ditawarkan oleh para ahli yang demikian ini, maka tidaklah mengherankan jika rata – rata orang memiliki keragu –

4

raguan dan ketidak pastian tentang Allah. Apakah anda memiliki keragu – raguan? Coba pikirkanlah tidakkah kita pasti akan menanyakan kwitansi sebagai bukti bahwa kita telah membeli sebuah barang. Kita juga mendapatkan slip deposit ketika menaruh uang kita di bank. Tetapi ketika kita diperhadapkan dengan pertanyaan paling penting di dalam kehidupan yaitu pertanyaan tentang Allah kita tidak pernah menuntut bukti atau kita tidak pernah menanggapi secara serius. Kita sering hanya diberitahukan bahwa kita dapat “menggantungkan kepercayaan kita hanya pada iman” – secara buta tanpa bukti bahwa Allah tersebut ada! Atau kita mendengarkan “para ahli” yang menyatakan bahwa Allah tidak ada, atau bahwa kita tidak dapat mengetahui dengan pasti. Karena banyak diabad akhir, banyak yang telah menyia – nyiakan pengetahuan dengan berpendapat bahwa ilmu pengetahuan dapat menjelaskan tata surya tanpa Allah, dan bahwa keberadaan Allah sungguh – sungguh tidak dapat dinalar/sangat diragukan. Kadang – kadang diberitahukan bahwa orang – orang yang pandai tidak lagi percaya akan Allah – walaupun begitu tidak ada lagi yang dapat lebih jauh dari kebenaran! Ahli teologia yang membuat alasan – alasan tentang Alkitab dan menyelewengkannya dengan membuat pernyataan – pernyataan dogmatik tentang Allah dan firmanNya, di dalam usaha untuk menyeleraskan ilmu pengetahuan dan agama, hanya sukses di dalam membawa pengaruh mereka saja. Banyak dari aliran agama yang teroganisasi menurun pada saat ini disebabkan karena kebenaran tentang Allah yang nyata ditolak, diputar balikkan dan ditekan. Allah di dalam Alkitab menantang kita untuk membuktikan bahwa Ia benar – benar ada – dan Ia menawarkan jalan – jalan yang khusus untuk melakukannya, Allah yang nyata memprediksikan masa depan, dan menantang manusia manapun untuk melakukan hal yang sama dengan tingkat keakuratan yang tinggi. Allah yang mewahyukan Alkitab menyatakan dengan keras bahwa hidup yang bertolak belakang dengan instruksi – instruksiNya akan mengundang bencana. Allah yang nyata akan mengirimkan Yesus Kristus kembali ke dunia untuk menghentikan manusia yang salah memerintah dan untuk mendirikan kerajaanNya – di bumi ini, bukan di surga – sebagai pemerintah yang mengatur dunia dengan bantuan para orang – orang kudus. Apakah ini Allah yang anda sembah? Apakah ini Allah yang anda dengarkan ketika anda ke gereja atau mendengarkan siaran tv keagamaan di radio maupun tv? Mungkin TIDAK! Di dalam buklet ini, anda akan melihat bagaimana dan mengapa pengetahuan tentang Allah yang nyata telah diputar balikkan dan ditekan. Anda akan mempelajari mengapa masyarakat modern kita sangat merasa tidak yakin dan pasti ketika pertanyaan tentang Allah muncul. Anda akan melihat mengapa pertanyaan manusia tentang Allah tidak akan sirna. Anda juga akan dapat mempelajari dengan diri anda sendiri tujuh bukti nyata yang menyatakan bahwa Allah tersebutnyata dan Ia hidup. Tetapi pertama kali, kita butuh untuk memahami mengapa kebudayaan modern kita sangat tidak pasti dan kacau ketika berhadapan dengan permasalahan tentang Allah dan bagaimana hal tersebut dapat seperti itu. Marilah kita perhatikan mengapa kepercayaan di dalam Allah telah dianggap tidak penting, dan meneliti konsekuensi – konsekuensi pendekatan yang sesat. Anda tidak dapat tetap berada di dalam kegelapan

5

tentang masalah – masalah pokok. Jawaban – jawaban nyata dapat mengejutkan dan mengherankan anda!

Agama Yang Berpengetahuan Dangkal Jajak pendapat yang akhir – akhir ini dilakukan menyatakan bahwa sekitar 95% dari orang Amerika percaya akan Allah – tetapi pada kenyataannya banyak dari orang Amerika tersebut yang menjalani hidup mereka seperti orang yang tidak mengenal Allah. Bagi mereka, sepertinya Allah itu tidak ada. Lebih dari 80% jarang atau tidak pernah mendatangi gereja atau membaca sebuah Alkitab. Hanya sekitar 30% yang menganggap firman Allah – Alkitab – sebagai sebuah pegangan yang paling penting bagi hidup mereka. Kebanyakan dari mereka hanya mengikuti hati pikiran mereka sendiri dalam menentukan mana yang benar dan mana yang salah dan mereka juga melakukan apa yang mereka anggap paling baik – atau apapun yang menyenangkan hati mereka! Di negara – negara Eropa, tingkat kepercayaan masyarakat akan Allah lebih rendah lagi, sedangkan jumlah orang yang tidak melakukan kegiatan ibadah atau tidak memeluk suatu kepercayaan apapun menjadi semakin besar. Di Inggris, Perancis, Itali, Jerman, dan Skandinavia, hanya 30% atau bahkan kurang dari 30% orang percaya akan pribadi Allah (The Empty Church/Gereja yang kosong: The Suicide of Liberal Christianity/Bunuh dirinya keKristenan liberal, Reeves, 1996, halaman 51, 61-65). Hal ini menandakan bahwa bagi kebanyakan orang pada saat ini – bahkan mereka yang menyebut diri mereka negara – negara “Kristen” – memiliki pikiran bahwa Allah sudah tidak sesuai atau cocok lagi bagi kehidupan mereka. Sementara itu, disamping ketertarikan akan agama diantara orang Amerika meningkat, Amerika telah digambarkan sebagai masyarakat sekular/duniawi dan materialistis (masyarakat yang berpandangan bahwa materi dan bukannya rohanilah hal yang paling penting di dalam hidup). Profesor Edward Farley dari Vanderbilt Divinity School mengiakan “faktor – faktor atau nilai – nilai keagamaan amatlah kecil bagi kebanyakan lembaga/institusi kebuadayaan kita, seperti pemerintahan, bisnis, pendidikan dan hiburan. Poolster George Galllup berpendapat bahwa Amerika adalah sebuah “bangsa yang buta huruf Alkitab” dimana hanya sedikit dari separuh orang dewasa yang dapat menyebutkan empat kitab dari kitab – kitab Wasiat Baru (ibid halaman 49, 63). Juga kurang dari separuh orang Amerika yang dapat menyebutkan 5 dari kesepuluh perintah yang adalah prinsip dasar yang digariskan oleh Allah yang nyata bagi manusia. Oleh karena itu, ketika seseorang tidak dapat menyebutkan perintah Allah maka tidaklah mengherankan jika seseorang tidak hidup menurut hukum Allah! Saat ini, banyak yang mempraktekkan “Kristen pesanan konsumen” yang pengetahuan rohaninya amat dangkal atau “agama ala restoran”, yaitu suatu keadaan kehidupan beragama dimana orang menentukan dan memilih sendiri agama yang mereka ingin percayai serta menolak ajaran – ajaran yang tidak sesuai dengan ketertarikan mereka. Memang bagi kebanyakan orang, kepercayaan agama tersebut bersifat pribadi, tidak nyata/tidak rasional, umum dan sambil lalu/tidak begitu penting. Tingkat kepercayaan dan kepastian sering kali rendah, kekhususan doktrin biasanya asal – asalan. Masing – masing orang tampaknya mempercayai apa yang mereka sendiri anggap benar. Sesungguhnya, inilah bagian dari warisan Refomasi Protestan – dimana masing – masing

6

pribadi, bukan jemaat atau Alkitab – menjadi pusat otoritas (ibid. halaman 61-62). Seperti yang diungkapkan oleh seorang remaja ketika ditanya oleh seorang reporter tentang apa yang ada dipikirannya jika ia berpikir tentang Allah: “Allah ada dimana – mana. Allah ada di dalam diri saya. Saya adalah Allah.” Sungguh pendapat yang sangat tersesat! tetapi memang inilah yang kita dapat lihat. Negara – negara Amerika dan Eropa digambarkan pada hari ini telah memasuki sebuah “era setelah keKristenan” (ibid bab 2). Kita tidak lagi mempercayai ajaran yang sesungguhnya dari Yesus Kristus, seperti yang dituliskan di dalam firman Allah. Alkitab menyatakan bahwa Yesus Kristus akan kembali untuk memerintah di bumi ini dengan para orang kudusNya (Daniel 2:44-45; 7:27; Wahyu 5:10, 11:15-18), namun Kristen garis besar/dunia mengajarkan bahwa kebanyakan orang yang mengaku dirinya Kristen lebih senang untuk mempercayai bahwa kita semua akan pergi ke surga. Allah mengatakan untuk mengingat Sabat (Keluaran 20:8-11); namun kebanyakan orang “melakukan apa yang mereka senangi” di saat ini. Alkitab mengutuk hubungan badan diluar nikah, percabulan dan pembunuhan; namun tingkah – tingkah laku ini telah menyebar di dalam masyarakat kita. Seorang pendidik dan pengarang terkemuka serta pegawai sipil Amerika, William Bennett menuliskan, “Kami telah menjadi sebuah masyarakat yang mana negara – negara beradab biasa mengirimkan misionaris – misionaris” (ibid. halaman 66). Hal ini sebagian besar adalah karena kita telah melupakan, menolak, atau mungkin tidak pernah mendengar tentang Allah yang nyata. Tetapi bagaimanakah hal ini terjadi? Agama Digantikan Dengan Alasan Amerika yang pada koin mata uang logamnya menuliskan kepada dunia, “Di Dalam Allah Kita Percaya/In God We Trust,” berkembang dari akar kawasan Eropa. Eropa telah menerima pengetahuan tentang Allah yang benar dari para rasul, yang membawa pengetahuan tersebut dari Yerusalem kepada orang – orang Eropa. Kita mempelajari di sekolah bahwa peradaban barat dibangun diatas ide – ide cemerlang demokrasi Yunani dan hukum Roma, namun baik Alkitab dan sejarah menyatakan bagaimana ide – ide keagamaan yang salah arah dari kebudayaan – kebudayaan kuno tersebut telah menyumbang banyak kebingungan pada saat modern ini. Di dalam kitab Kisah Para Rasul, kita membaca bahwa rasul Paulus mengatakan kepada kaum berhala yang percaya hal gaib Athena tentang Allah yang benar. Memperhatikan sebuah tulisan, “kepada Allah yang tak dikenal, “ Paulus menyatakan: “Apa yang kamu sembah tanpa mengenalnya, itulah yang kuberitakan kepada kamu.” (Kis 17:23-24 Alkitab Terjemahan Baru © 1974 LAI). Mereka mungkin telah melaksanakan paham demokrasi, tetapi sayangnya mereka telah salah informasi tentang kebenaran agama! Di Roma, Paulus bahkan berkata – kata dengan lebih jelas. Ia mengatakan kepada orang – orang Roma bahwa “Sebab murka Allah nyata dari sorga atas segala kefasikan dan kelaliman manusia, yang menindas kebenaran dengan kelaliman. Karena apa yang dapat mereka ketahui tentang Allah nyata [bukti] bagi mereka, sebab Allah telah menyatakannya kepada mereka.” (Roma 1:18-19 Alkitab Terjemahan Baru © 1974 LAI). Ia berkata kepada kaum berpendidikan Roma bahwa mereka tanpa alasan untuk tidak mengetahui tentang Allah yang benar, “Sebab apa yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran dari

7

karya-Nya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih” (Roma 1:20 Alkitab Terjemahan Baru © 1974 LAI). Paulus secara lebih jauh menyatakan bahwa manusia yang salah bimbingan “meskipun mereka mengetahui Allah………tidak mengagungkan Dia sebagai Allah.” Sehingga, pengertian mereka digelapkan sehingga, “Mereka berbuat seolah-olah mereka penuh hikmat, tetapi mereka telah menjadi bodoh……menggantikan kebenaran Allah dengan dusta dan memuja dan menyembah makhluk dengan melupakan Penciptanya yang harus dipuji selama-lamanya, amin” (Roma 1:21-25 Alkitab Terjemahan Baru © 1974 LAI). Alkitab menyatakan suatu sikap tindak tanduk kecenderungan manusia serta hal yang diakibatkan olehnya: “Dan karena mereka tidak merasa perlu untuk mengakui Allah, maka Allah menyerahkan mereka kepada pikiran-pikiran yang terkutuk, sehingga mereka melakukan apa yang tidak pantas,” yang telah menyebarkan kebingungan rohani, ketidak sucian fisik dan hal – hal najis yang masih menyerang kita hari ini (Roma 1:26-32 Alkitab Terjemahan Baru © 1974 LAI). Banyak orang pada saat ini yang tidak menyadari bahwa pengetahuan akan Allah serta keKristenan yang benar, yang Paulus bawa ke Yunani dan Roma, dengan cepat terkorupsi oleh pencampuran ide – ide agama kuno. Seperti yang dituliskan oleh seorang ahli sejarah Katolik Roma Will Durant menuliskan: “keKristenan tidak menghancurkan berhala; melainkan mengadopsinya.” Bentuk keKristenan yang berkembang di Eropa dan kemudian menyebar ke Amerika dan dunia“ adalah ciptaan terbesar terakhir dari dunia berhala purba” (Caesar dan Christ, Durant, halaman 595). Durant dan ahli sejarah lainnya menjelaskan bahwa kepercayaan di dalam Allah yang benar menjadi kepercayaan akan Trinitas sebagai hasil dari pengaruh filosofi berhala. Mereka mencatat ide – ide sesat Gnostic “mengaburkan ajaran Kristen” dan para ahli theologia tersebut disekolahkan di filosofi berhala mencoba untuk menjelaskan keadaan Allah melalui spekulasi dan bukannya mengajarkan apa yang telah Allah nyatakan tentang diriNya di dalam Alkitab. Setelah beberapa abad diisi dengan diskusi dan perdebatan yang demikian, tidaklah mengherankan bahwa Allah keKristenan modern yang sering kali tidak nyata tersebut tidak memberikan atau jika ya hanyalah sedikit sekali pengetahuan tentang Allah yang benar di dalam Alkitab. Ide – ide Eropa lainnya juga melemah dan menolak ajaran – ajaran Allah yang nyata. Pencerahan pada abad 18 dan penemuan ilmu pengetahuan yang kelihatannya mengkontradiksi Alkitab memimpin beberapa orang untuk menyimpulkan Alkitab dan Allah di dalamnya sebagai mitos belaka (lihatlah God’s Funeral, Wilson, 1999). Spekulasi Darwin tentang evolusi kelihatannya menggantikan keberadaan akan Allah Pencipta. Julian Huxley, seorang yang turut mempromosikan ide – ide Darwin dengan pasti menyatakan: “Sesungguhnya pribadi abadi yang bersifat ilahi itu tidak ada atau bahkan mencampuri peristiwa evolusi di dalam pikiran. Bumi tidak diciptakan, melainkan berevolusi. Demikian juga semua binatang dan tumbuhan yang tinggal di atasnya, termasuk kita manusia, pikiran dan jiwa dan juga otak dan tubuh.” Huxley selalu menyatakan dengan lantang bahwa, “secara operasional, Allah memulai untuk menampakkan diriNya bukan sebagai seorang Penguasa, melainkan sebuah senyuman mencibir dari kucing Chesire.” Di hadapan dari apa yang kelihatannya menguatkan penemuan yang dibuat oleh para ahli, kaum theologia kelihatannya tenang – tenang saja dan bahkan memutar balikkan ajaran – ajaran mereka tentang Allah.

8

Huxley membuat sebuah observasi lain juga masih berbicara tentang pandangan akan Allah yang kontemporer. Ia mengkomentari: “Konsep kita akan Allah membutuhkan penekanan pengalaman keagamaan dan bukannya sebuah kepercayaan di dalam sebuah dogma khusus.” Dengan kata lain, Allah adalah perasaan hangat yang anda rasakan di dalam hati anda – dan bukannya seorang Pribadi Agung yang keberadaannya dapat anda buktikan atau keberadaannya mencampuri urusan sejarah manusia. Ide ini dipromosikan di tahun 1600an oleh seorang filosof Perancis yang bernama Pascal yang mengatakan: “adalah hati yang memiliki pengalaman akan Allah, dan bukan alasannya.” Seorang theolog aliran Reformat, John Wesley, juga mengatakan “hati yang hangat” sebagai suatu tanda yang memungkin seseorang menemukan kebenaran keagamaan. Sayangnya, semua pendapat ini bertentangan dengan pernyataan Paulus kepada pendengar Yunani untuk “membuktikan segala sesuatu; dan berpeganglah kuat pada apa yang baik” (1 Tesalonika 5:12 Alkitab Terjemahan Baru © 1974 LAI). Nabi Malakhi mengutip perkataan Allah seperti yang dituliskan: “Buktikan diriKu” (Malakhi 3:10). Bukti membutuhkan alasan – alasan yang kuat dan pasti. Percaya didalam Allah yang nyata membutuhkan pikiran – bukan hanya perasaan – perasaan hangat di dalam hati! Lebih dari dua abad lalu, kepercayaan di dalam Allah telah diserang oleh banyak kaum intelektual di dunia barat - anak – anak Pencerahan. Filosof Jerman, Nietzsche memastikan bahwa “Allah adalah sebuah pemikiran.” Freud mengistilahkan bahwa percaya kepada Allah adalah suatu bentuk kelainan mental yang mana manusia bertumbuh dengannya. Karl Marx mengistilahkan kepercayaan keagamaan sebagai “opium manusia”. Seorang Atheist H. L Mencken menyatakan: Allah adalah sebuah pelarian dari hal yang tidak enak di dalam kehidupan seorang manusia karena ketidak mampuan, keputusasaan karena tidak adanya pertolongan, serta kesuraman hidup”. Seorang penulis adegan di Tenessee bernama Williams menggambarkan Allah sebagai “seorang pelanggar hukum yang pelupa”. Di 1960an, seorang theolog ternama menyuarakan pernyataan sentimentil dari Nietzsche’s dan bertanya: “Apakah Allah meninggal?”. Seorang ahli zoologi (ilmu binatang) Richard Dawkins menyatakan, di dalam sebuah pidato berjudulkan A Scientist’s Case Against God/sebuah kasus ilmu pengetahuan yang menentang Allah, bahwa tidak terdapat suatu bukti untuk mendukung agama, dan bahwa kaum berpendidikan pada saat ini mengakui hal ini (Science, August 15, 1997, halaman 892). Ia berpendapat bahwa seorang yang percaya kepada Allah Pencipta adalah “orang yang buta huruf ilmu pengetahuan”. Di dalam segala hal yang menentang kepercayaan akan Allah yang diakibatkan oleh karena hampir hilangnya kekuatan dari ajaran Alkitab oleh para pemimpin umat, kurangnya kejujuran, bukti – bukti fisik yang obyektif dari para ilmuwan, maka tidaklah mengherankan jika Allah alam semesta yang sangat nyata tersebut semakin tidak diketahui oleh manusia pada saat ini. Tetapi pertanyaan – pertanyaan perlu untuk ditanyakan. Apakah pertanyaan – pertanyaan yang muncul tersebut benar ataukah sesat? Telahkah pernyataan – pernyataan dunia sekular, individu – individu penganut paham atheis dengan tragis telah menyesatkan masayarakat kita tentang Allah? Marilah kita memperhatikan beberapa pelajaran penting yang dapat kita pelajari dari Alkitab dan masa lalu kita yang baru saja berlalu yang berhubungan dengan pertanyaan – pertanyaan tentang Allah. Kita akan kemudian meneliti tujuh bukti yang mengungkapkan kenyataan tentang Allah yang benar.

9

Bukti baru, pelajaran baru Daud menuliskan di dalam Mazmur lebih dari 3000 tahun yang lalu:” Orang bebal berkata dalam hatinya: "Tidak ada Allah.” (Mazmur 14:1). Salomo menuliskan, “mulut orang bebal mencurahkan kebodohan.” (Amsal 15:2 Alkitab Terjemahan Baru © 1974 LAI). Jika kita melihat beberapa abad kebelakang, maka amatlah menyakitkan ketika kita menemukan bahwa banyak kaum intelektual yang katanya mendapatkan “pencerahan” ternyata salah! Padahal atas dasar pengetahuan dan pemahaman mereka itulah dunia modern kita dibentuk. Mereka sesungguhnya telah membuat asumsi yang bodoh dan pernyataan yang bodoh pula sehingga banyak orang mempercayainya! Orang – orang yang tersesatkan ini adalah memang orang buta menuntun orang buta. Paham komunis Marx telah terbukti sebagai sebuah paham yang sangat menyakitkan dan menstreskan, suatu kegagalan yang sangat tidak berpengharapan yang menyebabkan penderitaan yang tidak terceritakan. Juga teori psikologi Freud telah dengan sangat ditinggalkan orang. Sementara Freud menyatakan bahwa agama adalah suatu bentuk ganggungan mental, seorang muridnya, Carl Jung, malah menemukan agama sebagai cara yang sangat baik dan menguntungkan dalam mewarat pasien yang mengalami gangguan jiwa/psikologi (God: The evidence/Allah: Bukti, Glynn, 1997, halaman 69). Sesungguhnya kalau diteliti secara keseluruhan, tulisan dan catatan ilmu pengetahuan yang terus berkembang tersebut telah mendokumentasikan efek – efek positif dari beberapa kepercayaan agama dalam hal kesehatan pribadi. (Bahwa adalah lebih sehat atau cepat sembuh, orang yang sakit tetapi yang percaya bahwa Allah itu ada). Jadi Marx dan Freud, yang idenya kebanyakan mensekulerkan/menduniakan/ mematerialistiskan masyarakat kita dengan merendahkan pondasi agama dan moral ternyata salah dalam banyak hal. Hal yang sama itu pulalah yang sekarang terjadi pada ide – ide Charles Darwin dan juga pemikiran – pemikiran bebas kontemporernya. Teori – teori evolusi Darwin yang meniadakan kebutuhan manusia akan Allah Pencipta telah mengalami banyak kritikan pada beberapa dekade terakhir ini. Meningkatnya kaum sekolahan-yang diantara nya adalah ahli kosmologi, biologi, biokimia dan paleontologi-mengakui bahwa ternyata teori evolusi tidak dapat menjelaskan asal usul bumi, asal usul kehidupan serta asal usul berbagai makhluk hidup di dalam dan diatasnya. Ide – ide yang dicetuskan oleh Darwin dan lainnya sungguh tidak cocok dengan kenyataan – kenyataan bukti fosil atau apa yang telah ditemukan tentang alam semesta pada abad terakhir (lihatlah Creation and Evolution/Ciptaan dan Evolusi, Hayward, 1995; “Debating Darwin,” Christian Century, 15-22 Juli, 1998, halaman 678-681). Dengan tertutupnya abad ke 20 maka kita memulai suatu masa milenium baru, dimana pertanyaan tentang Allah menjadi lebih penting untuk ditanyakan dan dijawab, pendeknya terjadi suatu tingkat kesungguhan/keseriusan yang baru dalam hal siapakah dan apakah “Allah”. “Alam semesta tanpa tujuan” yang dihasilkan dari karangan pendapat para kaum evolusi telah terbukti sebagai suatu pemahaman psikologi yang hampa dan menjadi konsep/pemikiran yang mengakibatkan stress. Penemuan yang mengejutkan tentang pusat alam semesta akhirnya mengantarkan manusia untuk menyadari suatu kenyataan tentang adanya seorang pencipta yang pandai (lihat Newsweek, 20 Juli, 1998, halaman 47-52; 9 November 1998, halaman 88). Juga ilmu pengetahuan naturalis yang kelihatannya menyediakan jawaban – jawaban sekarang

10

diketahui penuh keterbatasan. Disisa buklet ini, kita akan melihat apakah yang dapat dipelajari tentang Allah yang nyata dengan mengevaluasi/meneliti bukti- bukti dari baik kenyataan/bukti alam maupun Alkitab. Sungguh anda akan terkejut jika mengetahui bahwa bukti keberadaan Allah yang nyata tersebut datang dari kaum sekolahan yang “memahami ilmu pengetahuan atau mereka yang disebut orang yang tidak buta huruf ilmu pengetahuan”. Anda dapat membuktikan bahwa Allah itu ada – anda tidak akan memiliki keragu – raguan atau dengan buta “hanya membawa kepercayaan anda akan Allah dalam iman”. Ingat dan ketahuilah bahwa Allah alam semesta adalah nyata! Bukti 1 – Ciptaan membutuhkan seorang Pencipta

Teori evolusi mempostulat bahwa bumi dan alam semesta terjadi secara perlahan – lahan selama eonan waktu (periode waktu yang sangat panjang yang sampai tidak dapat ditentukan lamanya), atau bahwa alam semsta itu selalu ada. Seorang astronom/ahli perbintangan atheist/tak ber-Tuhan bernama Carl Sagan pernah menyatakan, “bahwa Kosmos (seluruh alam semesta beserta isi dan sistem didalamnya) itu adalah apa adanya, baik sekarang, dulu dan akan datang”. Bagaimanapun juga hal itu tidak benar! Di tahun – tahun terakhir ini, pelajaran – pelajaran tentang kosmos telah menyatakan bahwa sesungguhnya terdapat suatu masa dimana kosmos tidak ada – kosmos memiliki sebuah permulaan pada suatu acuan waktu yang tertentu. Dan sesungguhnya inilah yang memang dinyatakan oleh Alkitab. Di dalam Kejadian 1:1 kita membaca: ”Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.” (Alkitab Terjemahan Baru © 1974 LAI). Jadi, baik Alkitab maupun penemuan dari ilmu pengetahuan mengindikasikan dan menyatakan bahwa bumi dan alam semesta tidak selalu ada. Ahli astonomi yang mempelajari gerakan galaksi telah mengobservasi bahwa alam semesta tersebar keluar dari suatu titik tertentu, tetapi dengan kecepatan yang menurun. Alam semesta dipandang terjadi akibat dari sebuah letusan yang sangat dahsyat. Yang mana hal ini mengarah kepada dan sebagai teori “big bang”. Para ahli telah dapat mendeteksi getaran dari ledakan ini yang telah menggaung keseluruh alam semesta, yang disebut “echo radiasi” atau “gaung radiasi”. Stephen Hawking, seorang ahli teori fisika di universitas Cambrigde, telah menuliskan bahwa peristiwa kosmologi big bang dapat menyatakan “pikiran Allah”, dan seorang astrolog Amerika George Smooth telah menyarankan bahwa gaung radiasi adalah “tulisan tangan Allah” (Science, August 15, 1997, halaman 890). Sehingga, berbagai bukti seperti ini akhirnya mendesak para ilmuwan untuk mengevalusi ulang teori alam yang sempat terkenal. Para ahli fisika juga telah memformulakan hukum – hukum yang berhubungan dengan termodinamika. Hukum pertama dari thermodinamika menyatakan bahwa jumlah energi di alam semesta tetap tinggal konstan. Hukum kedua dari Termodinamika menyatakan bahwa jumlah energi yang dapat digunakan yang tinggal di dalam sistem tertutup (alam semesta) itu menurun. Hal ini berarti bahwa alam semesta, khususnya energi di dalamnya pasti dan akan menurun – dan karenanya “alam semesta tidak dapat terus ada selamanya baik di masa lampau dan juga di masa mendatang”. (When Skeptics Ask/Ketika Orang Yang Tidak Percaya Agama Bertanya, Geisler and Brroks, 1996, halaman 220). Alam semesta memiliki sebuah permulaan. Keberadaan elemen radio aktif

11

(seperti karbon-14) yang menurun dan menghilang pada suatu jangka pengukuran (disebut setengah-hidup) menandakan bahwa terdapat suatu saat/waktu ketika elemen – elemen tersebut menjadi radioaktif. Jadi, sekali lagi hal – hal ini mengarah kepada suatu kenyataan tentang adanya suatu permulaan. Hal ini, juga, bertentangan dengan apa yang telah diteorikan oleh para ahli evolusi, tetapi konsisten dengan Alkitab. Tetapi sekarang yang menjadi pertanyaan adalah apakah yang menyebabkan alam semesta menjadi ada? Siapakah atau apakah sang “causative agent/penyebab”nya? Ketahuilah bahwa ilmu pengetahuan tersebut mengenal dan melaksanakan suatu prinsip “Sebab Akibat” yang menyatakan bahwa setiap akibat pasti memiliki penyebab. Jadi apakah/siapakah yang menyebabkan “big bang”? Apakah “big bang” hanyalah sekedar kekuatan alam yang terjadi begitu saja, atau apakah “big bang” adalah suatu peristiwa yang telah lama direncanakan secara sungguh – sungguh/hati – hati oleh Allah Pencipta? Semenjak hal ini adalah kejadian alam yang terjadi hanya sekali yang tidak diteliti atau diulang, maka metode ilmu pengetahuan tidaklah kuat untuk memutuskan hal ini. Sebenarnya, perihal tentang asal usul berada jauh diluar apa yang menjadi realitas penyelidikan dunia ilmu pengetahuan. Bagaimanapun juga, Alkitab menggambarkan asal usul alam semesta dan bumi dengan tulisan dan catatan yang jelas yang mana semua catatan tersebut cocok dengan kenyataan yang diselidiki dan yang dipastikan oleh para ahli sendiri. Penemuan bahwa alam semesta memiliki suatu masa permulaan yang tertentu adalah cocok dengan pernyataan Alkitab yang jelas dan gamblang. Alkitab berulang kali mengacu kepada Allah sebagai sang Pencipta bumi dan alam semesta yang berbentuk fisik ini (Kejadian 1; Yesays 40:28; Markus 13:19); Wahyu 4:11). Bagaimanapun juga, Allah yang benar – benar ada tersebut ternyata tidak hanya menciptakan ciptaan yang berbentuk fisik saja. Alkitab menyatakan bahwa terdapat juga sebuah dimensi roh yang adalah juga ciptaan Allah yang pada saat inipun aktif bekerja. Rasul Paulus menuliskan bahwa ketika seseorang memilih untuk berpaling dari jalan hidup yang mementingkan diri sendiri untuk memulai hidup yang dipusatkan kepada ajaran Yesus Kristus, maka orang tersebut menjadi sebuah “ciptaan baru” atau suatu “makhluk yang baru” (2 Korintus 5:17; Galatia 6:15). Seperti yang akan kita lihat, Allah memiliki tujuan yang hebat bagi umat manusia yang berkeinginan untuk menerima tantangan perjalanan rohani ini. Alkitab menyatakan dengan sangat jelas bahwa terdapat lebih banyak aspek kehidupan yang sesungguhnya dapat ditemukan daripada yang dapat ditemukan oleh ilmu pengetahuan naturalis. Aspek – aspek ini dinyatakan oleh Pencipta – Allah alam semesta yang nyata – dan bukan di laboratorium oleh metode ilmu pengetahuan! Ingatlah bahwa ciptaan!, disegala aspeknya, membutuhkan seorang pencipta. Bukti 2 - Hidup membutuhkan Sang Pemberi Kehidupan Asal – usul kehidupan mempersembahkan sebuah tantangan lain kepada mereka yang menginginkan untuk menolak pemikiran tentang keberadaan Allah yang berada diluar jangkauan alam kelihatan karena Ia adalah Pribadi supernatural. Para ahli evolusi telah menyarankan bahwa kehidupan terbentuk secara spontan disebuah kolam kimia seperti bumi yang katanya menjadi dingin pada milyardan tahun yang lalu. Kita diberitahukan juga bahwa karbon, nitrogen, hidrogen dan ammonia yang dicampur secara

12

acak akan dengan bantuan energi sinar matahari dan sinar kosmis, membentuk asam amino dan molekul – molekul DNA. Setelah eonan waktu (periode waktu yang sangat – sangat lama), maka sel – sel diperkirakan berkembang dari kombinasi yang tiba – tiba ini. Sementara hal ini kelihatahannya cukup menakjubkan, ahli biokimia mengenal lebih banyak dan lebih baik. Para ahli yang telah mencoba untuk memproduksi kehidupan dengan metode – metode ini telah belajar bahwa ternyata hal tersebut jauh lebih sulit daripada teori yang mereka sarankan sendiri. Patut untuk diketahui bahwa sebuah molekul DNA berisi banyak informasi yang bisa dikatakan sebanyak informasi di sebuah inseklopedia. Memproposalkan teori evolusi tentang asal usul kehidupan ini sama dengan menanalogikan/menyamakan perkiraan sebuah letusan yang terjadi di tempat besi rongsokan dihasilkan dari sebuah tumpukan mobil butut yang mana kemudian mobil tersebut dapat memproduksi diri mereka sendiri. Di tahun 1950an, Stanley Miller mempraktekkan sebuah eksperimen sederhana untuk membuktikan kebenaran teori pembentukan DNA ini. Di akhir eksperimen, ia berhasil dalam membuat asam amino sederhana yang mana eksperimennya tersebut kemudian disanjung sebagai pembuktian bahwa kehidupan dapat dimulai secara spontan dari benda yang mati/yang tidak hidup. Bagaimanapun juga, pernyataan – pernyataan tersebut sesungguhnya masih terlalu dini. Tidak seorang pun yang pernah atau telah memproduksi kehidupan dari kolam kimia (sup pre-biotik) – meskipun di dunia ini terdapat banyak para ahli. Ahli astrofisika Hugh Ross berkomentar: “Bahkan dibawah kondisi yang cukup mendukung dari sebuah laboratorium sekalipun, sup – sup ini gagal untuk memproduksi sesuatu pun yang dapat menciptakan kehidupan. Yang menjadi permasalahan ialah bahwa sup – sup tersebut menghasilkan distribusi yang acak dari molekul prebiotik tangan kiri dan kanan…..Kimia kehidupan menuntut bahwa semua molekul bisa menjadi baik tangan kanan atau kiri. Dengan semua yang kita pelajari dan teknologi yang kita gunakan, ternyata sedikit pun kita tidak dapat menciptakan kehidupan di dalam laboratorium” (The Creator and the Cosmos/Sang Pencipta dan Kosmos, Ross, 1993, halaman 148). Empat puluh tahun setelah eksperimennya yang cukup terkenal, Miller menyatakan: “Masalah yang dihadapi berkenaan dengan asal usul kehidupan ternyata lebih sulit daripada yang saya perkirakan dan yang dipandang oleh hampir kebanyakan orang” (Scientific American/Ilmu Pengetahuan Amerika, Februari 1991, halaman 117). Seorang ahli biokimia Jerman, Klaus Dose telah mengobservasi bahwa segala usaha eksperimen telah “memimpin kepada sebuah persepsi yang lebih baik dari permasalahan asal – usul kehidupan di bumi daripada solusinya. Pada saat ini, semua diskusi tentang teori – teori prinsip dan eksperimen – eksperimen di bidang berakhir dengan tiada hasil atau sebuah pengakuan penolakan” (The Creation Hypothesis/Hipotesa Penciptaan, Moreland, 1994, halaman 176). Hal ini tidaklah mengejutkan. Anaxamander Miletus, seorang ahli filsafat Yunani, juga berspekulasi bahwa kehidupan dapat berkembang secara spontan dari materi yang tidak hidup. Ide superstitious ini diakui sampai sekitar tahun 1800an ketika eksperimen – eksperimen yang dilakukan oleh Redi dan Pasteur membuktikan hal yang berkebalikan. Eksperimen klasik ini menyatakan bahwa ulat – ulat yang muncul di dalam daging yang busuk tidak akan muncul dari daging tetapi dari telur lalat yang datang kepada daging tersebut. Kehidupan berasal dari sesuatu yang hidup (kehidupan berasal dari kehidupan) –dan bukan sebaliknya (kehidupan berasal dari sesuatu yang tidak hidup). Sampai

13

beberapa dekade berikutnya, hal ini diacukan kepada hukum biogenesis. Hanya di beberapa dekade terakhir – ketika para ahli berusaha untuk membuat kehidupan secara spontan untuk memastikan teori – teori evolusi, hukum yang pernah diterima ini akhirnya ditolak kebenarannya. Tetapi masih, tidak terdapat bukti bahwa pengecualian – pengecualian dari hukum ini ada. Manusia dapat berspekulasi bahwa kehidupan dapat dihasilkan secara spontan dari sesuatu yang tidak hidup/mati, tetapi ketahuilah bahwa kenyataan – kenyataan yang ada ternyata tidak dapat setuju/cocok/sejalan dengan spekulasi – spekulasi ini. Manusia tidak dapat memproduksi kehidupan – meskipun segala usaha yang menakjubkan dan canggih telah dilakukan oleh para kaum cerdas dan pandai sekalipun. Alkitab menyatakan Allah sebagai pribadi yang hidup yang mencipta. Di dalam Kejadian 2:7, kita membaca: “ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.” – sesuatu yang mana semua laboratorium canggih di dunia tidak dapat melakukannya, atau paling tidak memulai untuk menduplikatnya. Kehidupan membutuhkan sang pemberi kehidupan, hanya itu dan tidak ada cara yang lain. Bukti 3 - Hukum Membutuhkan Sang Pemberi Hukum Ilmu pengetahuan tercipta dan ada karena para ahli memahami bahwa alam semesta itu bekerja di dalam suatu aturan yang teratur berdasarkan hukum – hukum seperti hukum fisika (gravitasi dan gerak), hukum kimia dan hukum biologi. Seorang penulis berkomentar: “Semenjak zaman Isaac Newton, ilmu pengetahuan telah menyatakan pesan yang sangat jelas; yaitu bahwa dunia bekerja mengikuti hukum – hukum, yang secara fundamental atau mendasar bersifat matematis, yakni hukum – hukum yang dapat dipikirkan manusia” (Newsweek, Juli 20, 1998, halaman 49). Bahkan para ahli evolusi memulai spekulasi/perkiraan mereka dengan beranggapan bahwa hukum – hukum, atau hukum – hukum alam tersebut bekerja secara sama, baik pada saat permulaan maupun pada saat ini. Jika alam semesta tidak menjalankan aturan – aturan, atau hukum – hukum yang ada tersebut, maka alam akan berhenti berfungsi dan akan hancur di dalam kekacauan. Perhatikanlah beberapa contoh tentang bagaimana hukum – hukum ini bekerja. Hukum gravitasi telah mengikat planet – planet pada orbit – orbit mereka masing – masing. Tanpa gaya gravitasi ini maka sistem tata surya/solar system tidaklah akan dapat berfungsi/ada seperti saat sekarang ini. Bintang – bintang dan planet – planet pasti akan bergerak di angkasa dengan kencang dan ngawur. Sebenarnya, yang membuat kehidupan di planet bumi ini menjadi ada dan mungkin untuk terjadi adalah karena adanya gaya gravitasi yang mengikat bumi dari matahari pada suatu jarak yang pasti. Jika gaya gravitasi menjadi sedikit lebih kuat atau lemah daripada kekuatan mereka sekarang, maka bintang – bintang (seperti matahari kita) tidak akan terbakar cukup panas atau akan terbakar terlalu cepat, beberapa elemen/unsur penting kimia bagi kehidupan tidak akan dengan begitu saja dapat dihasilkan seperti pada saat sekarang ini. Ketahuilah bahwa tubuh kita ada dan dapat berfungsi karena zat – zat kimia bergabung dengan suatu cara tertentu. Jika reaksi – reaksi kimia tidak terjadi dengan cara yang sama setiap saatnya

14

(berdasarkan hukum – hukum yang ada), maka kita akan berhenti ada sebagai manusia yang hidup, dan bernafas. Demikian pula kehidupan akan berhenti untuk ada. Selama bertahun – tahun, buku panduan biologi telah mengacu kepada hukum yang lain yang diketahui sebagai hukum kepastian dari spesies (fixity of the species). Hukum ini mengatakan bahwa kelihatannya terdapat suatu batas genetika dari berbagai macam variasi yang dapat terjadi pada suatu spesies yang mana para ahli penyilang tumbuhan dan binatang sangat mengetahui batasan – batasan ini dengan baik. Bahkan Charles Darwin pun sadar akan adanya variasi yang dapat dihasilkan dari penyilangan binatang – binatang domestik (seperti anjing, burung dara, sapi dan kuda). Selama pelayarannya di Beagle, Darwin juga meneliti adanya variasi yang jelas dari burung – burung finch dan kura – kura di kepualan Laut Pasifik. Di dalam merumuskan teori evolusinya, ia berspekulasi bahwa, dalam suatu waktu tertentu, variasi/perubahan yang kecil dari suatu spesies akhirnya akan dapat menghasilkan suatu spesies yang benar – benar baru, yang mana kekuatan alam sendiri dapat menghasilkan bentuk – bentuk kehidupan yang baru tanpa kebutuhan seorang pencipta. Ide – ide ini akhirnya memiliki pengaruh yang cukup besar di dalam dunia barat, khususnya dalam hal agama dan dengan serius telah merendahkan kepercayaan di dalam Allah. Bagaimana pun juga, waktu telah menunjukkan masalah – masalah yang serius dengan ide – ide Darwin tersebut. Tidak seorang pun yang pernah meneliti adanya suatu spesies baru yang muncul di alam dengan cara seperti ini. Walaupun terdapat banyak usaha yang dilakukan, tetapi tidak terdapat seorang pun yang dapat atau telah menghasilkan spesies baru dengan penyilangan yang amat selektif. Anjing dapat memiliki variasi dalam segi ukuran, warna dan karakter – karakter yang lain tetapi mereka tetaplah anjing. Kuda tetaplah kuda. Lalat buah tetaplah lalat buah. Dengan banyak kali Alkitab menyatakan dengan jelas bahwa Allah menciptakan setiap jenis tumbuhan dan binatang “berdasarkan jenisnya” (Kejadian 1:11-12, 21-25). Tidak ada bukti dari dunia biologi bahwa suatu spesies dapat berubah menjadi spesies lainnya. Alkitab juga menerangkan dan menyatakan dengan jelas bahwa Allah menciptakan manusia sesuai dengan “jenisNya/jenis Allah” yang seperti akan kita lihat telah memiliki pengaruh yang nyata bagi tujuan kehidupan manusia. Bahkan catatan tentang fosil telah menguatkan prinsip Alkitab yang mendasar. Darwin berspekulasi bahwa bentuk kehidupan pertengahan/perubahan (intermediate forms of life) harus ada ketika spesies berevolusi, namun Darwin mengetahui bahwa hal ini sesungguhnya bukanlah apa yang terjadi dan yang menjadi permasalahan. Ia menuliskan di dalam Asal Usul Spesies/The Origin of Species: “Mengapa kemudian tidak setiap bentuk geologi dan setiap tahapan/stratum dipenuhi dengan rantai peralihan ini? Dunia geologi secara pasti tidak menyatakan tentang adanya rantai organik yang jelas dan nyata, dan hal ini, agaknya, adalah suatu hal yang dapat dijadikan hal yang paling kelihatan dan paling menjatuhkan yang orang dapat serang dari teori yang saya ungkapkan” (lihatlah Geisler dan brooks, halaman 228). Darwin berasumsi bahwa rantai – rantai peralihan ini akan ditemukan, tetapi sampai ratusan tahun setelah bukunya dipublikasikan rantai – rantai perlalihan perubahan bentuk kehidupan (the intermediate links) tersebut masihlah tetap terhilang! Ketidakhadiran dari bentuk peralihan ini dinamakan sebagai “rahasia peralihan” di dunia paleontologi. Ketika suatu spesies muncul dalam catatan geologi, spesies tersebut muncul dalam bentuk yang utuh. Hal ini memang masuk akal karena memang mereka tersebut diciptakan dan tidak berevolusi.

15

Bukti catatan fosil bahkan secara lebih jauh mendukung konsep Alkitab tentang adanya kepastian spesies dan keberadaan dari Allah yang nyata yang melaksanakan segalanya sesuai dengan hukum dan peraturan. Pertanyaan mendasar yang muncul sekarang adalah: bagaimanakah hukum – hukum ini ada? darimanakah asal mereka? siapakah yang menjadikan mereka berfungsi? bagaimanakah mereka dapat berfungsi? Ahli evolusi tidak mengetahuinya. Para ahli alam tidak memiliki suatu petunjuk tentangnya. Ahli fisika Stephen Hawking yang adalah seorang ahli yang berusaha untuk menjawab pertanyaan tentang alam semesta tanpa bantuan Alkitab, telah mengetahui bahwa “hukum – hukum [fisika] tersebut ada karena telah diinginkan oleh Allah untuk ada” (Ross, halaman 91). Hal ini menarik karena Alkitab mengacu kepada keberadaan Allah yang nyata berulang – ulang sebagai “sang Pemberi hukum” (Yesaya 33:22; Yakobus 4:12). Sebagai Pencipta, Allah mendesain/merancang dan menjalankan hukum – hukum dan gaya – gaya yang mengikat alam semesta bersama – sama (Ayub 28:24-27). Kita juga diberitahukan di dalam Alkitab bahwa Allah “ menopang segala yang ada dengan firman-Nya” (Ibrani 1:3 Alkitab Terjemahan Baru © 1974 LAI) – bahwa Ia menopang hukum – hukum yang Ia buat dan jalankan. Di dalam hal tentang hukum, Alkitab menyatakan sebuah dimensi diluar jangkauan dimensi fisik/materi. Sementara Allah digambarkan sebagai pemberi hukum dalam konteks pengertian hukum – hukum jasmani, Alkitab juga menyatakan tentang hukum – hukum rohaniah yang Allah rancang untuk mengatur tingkah laku manusia. Kesepuluh perintah membentuk dasar – dasar dari hukum rohani Allah. Kita diberitahukan secara gamblang bahwa jika kita mematuhi hukum – hukum tersebut kita akan diberkati dan jika kita tidak mematuhi hukum – hukum tersebut kita akan menerima akibat negatif yang buruk (Imamat 26; Ulangan 28). Salomo menuliskan di dalam kitab Amsal bahwa kehidupan akan sulit bagi seorang yang memberontak kepada hukum Allah. (Amsal 13:15, KJV). Mengapa hal ini dapat terjadi, jikalau tidak ada Allah yang benar – benar ada yang merancang dan menopang hukum – hukum tersebut? Teori evolusi tidak memiliki jawaban bagi hal ini. Salah satu alasan orang berkeinginan untuk menyingkirkan konsep Allah adalah bahwa tanpa Allah tidak ada peraturan – peraturan tentang tingkah laku dan segala tindakan menjadi boleh dilakukan. Yang mana kita hidup dengan segala konsekeuensi/akibat dari filosofi tersebut pada saat ini – dan hal ini telah menghancurkan masyarakat kita pada saat ini! Keberadaan hukum – hukum membutuhkan pemberi hukum. Semenjak hukum – hukum itu tetap berfungsi maka seorang penopang dibutuhkan. Inilah yang menyatakan bagaimana Allah yang benar – benar ada dan nyata tersebut bekerja.

Bukti 4- Rancangan yang membutuhkan seorang perancang

Salah satu dari bukti paling kuat dari keberadaan Allah dan salah satu aspek yang paling menyatakan Allah sebagai Allah yang benar adalah bukti yang mengagumkan dari ciptaan/rancangan yang dapat kita lihat diseluruh alam semesta – dari atom terkecil sampai kepada kosmos/alam semesta yang teratur. Di dalam perihal rancangan inilah

16

teori evolusi naturalis telah berkecimpung. Berhubungan dengan rancangan – rancangan ini pulalah penemuan – penemuan yang mengejutkan di beberapa tahun belakangan yang mendesak untuk mempertimbangkan keberadaan Allah bahkan para ahli yang tidak percaya sekalipun. Salomo menuliskan: “Dengan hikmat TUHAN telah meletakkan dasar bumi, dengan pengertian ditetapkan-Nya langit” (Amsal 3:19 Alkitab Terjemahan Baru © 1974 LAI). Daud mengacu kepada tubuh manusia menyatakan: “Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya” (Mazmur 139:14 Alkitab Terjemahan Baru © 1974 LAI). Abraham Lincoln meneliti: “Saya dapat melihat bagaimana seorang manusia melihat ke bumi dan menjadi seorang atheis, tetapi saya tidak dapat memahami bagaimana manusia tersebut melihat dan memandang ke langit dan berkata bahwa Allah itu tidak ada.” Bahkan Albert Einstein menyadari “Allah tidak bermain dadu dengan alam semesta”. Kebenaran yang kuat tentang keberadaan Allah dan hukum – hukumNya yang menjaga alam semesta ini telah mulai masuk ke dalam masyarakat ilmu pengetahuan, yang mana hal ini adalah suatu hasil yang mengejutkan dari penemuan akhir – akhir ini di berbagai bidang yang luas seluas bidang – bidang seperti biologi dan kosmologi molekular. Darwin memahami bahwa “Organ – organ yang kompleks seperti mata akanlah sulit untuk dijelaskan di dalam teori Darwin yang berhubungan dengan proses pembentukan sesuatu yang perlahan - lahan,” dan ia tidak menyadari bagaimana kompleksnya biologi molekular dari sistem penglihatan pada kenyataannya (Christian Century/Abad Kristen, 15-22 Juli, 1998, halaman 679-0680). Ahli biokimia Michael Behe menuliskan di dalam Darwin’s Black Box/Kotak Hitam Darwin bahwa ketidak mampuan ahli evolusi untuk menjelaskan perkembangan dari jenis struktur – struktur dan proses – proses yang kompleks adalah “suatu indikasi yang kuat bahwa paham Darwin adalah rangka kerja yang tidak cukup untuk memahami asal – usul sistem biokimia yang kompleks” (ibid). Penemuan – penemuan tentang alam semesta telah sangatlah kuat. Sejalan dengan berkembangnya pengetahuan manusia, berkembang pula bukti – bukti yang menyatakan bahwa alam semesta dari dirinya sendiri tidaklah dapat tercipta. Seorang penulis meneliti; “Ilmu pengetahuan yang telah membunuh Allah ternyata, di mata para orang percaya, telah mengembalikan iman kepercayaan. Ahli fisika telah menemukan tanda –tanda bahwa kosmos/alam semesta telah dibuat/diciptakan bagi kehidupan dan kesadaran. Hal ini menyatakan bahwa jika kekonstanan alam, angka – angka konstan seperti pada kekuatan gravitasi, banyaknya elektron dan massa proton tersebut berbeda sedikit saja maka atom- atom tidak akan dapat diikat secara bersama – samaseperti sekarang ini, bintang – bintang tidak akan terbakar dan kehidupan tidak akan pernah muncul” (Newsweek, 20 Juli, 1998, halaman 48). Ahli fisika John Polkinghorne, yang menjadi seorang imam Anglikan menuliskan:” Ketika anda menyadari bahwa hukum – hukum alam ternyata dengan sangat cermat diukur dan dijalankan untuk menghasilkan alam semesta yang kita lihat pada saat ini, maka hal ini menyatakan kepada kita suatu ide bahwa alam semesta tidak begitu saja terjadi, dan terdapat suatu tujuan di belakang semuanya ini” (ibid). Ahli fisika perbintangan/astrophysicist Hugh Ross mendiskusikan 33 dari kondisi alam yang telah dengan secara cermat diukur dan dijalankan sehingga membuat kehidupan menjadi mungkin untuk terjadi di bumi. (lihat The Creator and the Cosmos/Sang Pencipta dan Alam Semesta, Ross, 1993, halaman 131-145).

17

Banyaknya jumlah para ahli di bidang – bidang fisika, astronomy, dan kosmologi telah mengetahui apa yang disebut “anthropic principle/prinsip anthropic” (bahasa Yunani anthropos = manusia). Prinsip ini, yang disarankan di tahun 1970an oleh seorang ahli fisika Brandon Carter, menyatakan bahwa untuk memungkinkan terjadinya kehidupan di bumi, diperlukan adanya seluruh kondisi yang harus terlebih dahulu “direncanakan” sebelum permulaan kosmos/alam semesta. Seperti yang dinyatakan seorang PhD Harvardyang bernama Ptarick Glynn, beliau menuliskan: “Penjelasan paling mendasar bagi alam semesta adalah bahwa alam semesta itu kelihatannya adalah sebuah proses yang tersusun secara agung yang mana kesemuanya itu dipuncakkan dan ditujukan pada penciptaan manusia” (God: The Evidence/Allah: Bukti, Glynn, 1997, halaman 7, 32). Glynn secara lebih jauh menyatakan: “Dari sudut pandang para ahli pengetahuan, kenyataan bahwa alam semesta kelihataannya memiliki suatu permulaan yang nyata akanlah cukup mengecewakan mereka. Tetapi apa yang tampak menggentarkan para ahli kosmologi/ahli tentang alam semesta tersebut adalah prinsip anthropic” – bahwa bumi dan alam semesta diciptakan bagi manusia (ibid., halaman 42). Hal tersebut adalah penelitian yang mengagumkan yang dibuat oleh kaum sekolahan pada saat ini! Sementara pengetahuan bahwa alam semesta kelihatannya direncanakan terlebih dahulu sebelum diciptakan mungkin akan menjadi bahan pertimbangan yang cukup penting bagi orang atheist dan ahli evolusi, sesungguhnya hal ini sangat tepat dengan apa yang dikatakan dengan jelas oleh Alkitab. Alkitab menyatakan bahwa Allah menciptakan manusia untuk suatu tujuan. Di dalam Kejadian 1:26-28 kita membaca bahwa Allah menciptakan umat manusia di dalam gambar dan rupaNya (tidak didalam rupa monyet) dan memberikan manusia kekuasaan atas bumi, untuk memerintah dan mengaturnya. Rasul Paulus mengatakan kepada orang – orang di Roma bahwa kita dapat menjadi “anak – anak Allah” dan ahli waris Allah dan bergabung dengan Yesus Kristus” (Roma 8:14-17). Hal ini berarti kita akan berbagi, dalam warisan, apa yang dimiliki oleh Yesus Kristis – yaitu hidup abadi (1 Korintus 15:50-53) dan memerintah di bumi ini di dalam kerajaan Allah yang akan datang (Wahyu 5:10). Alkitab menyatakan bahwa manusia diciptakan bagi tujuan yang indah untuk mengambil bagian didalam keluarga Allah (1 Yohanes 3;1-4; Ibrani 2:1-11) yang akhirnya untuk memerintah di bumi ini bersama – sama dengan Yesus Kristus (Wahyu 5:10; Daniel 7:27). Inilah tujuan kehidupan manusia, yang mana sayangnya pengetahuan ini telah diputarbalikkan dan ditekan selama berabad – abad! Hal ini bahkan tidak dimengerti oleh banyak ahli theologia pada saat ini. Bandingkanlah masa depan yang amat menakjubkan ini, seperti yang dituliskan di dalam Alkitab, dengan ide – ide umum seperti kita akan pergi ke sorga dan duduk di awan – awan dan bermain harpa atau kita dibakar selamanya di dalam neraka api. Atau bandingkan masa depan yang ternyatakan oleh Allah yang benar, dengan masa depan yang dinyatakan dengan ide – ide seorang ahli bintang bernama Richard Dawkins yang menyatakan, “bahwa alam semesta yang kita teliti….tidak memiliki rancangan, tidak memiliki tujuan, tidak ada yang jahat dan tidak ada yang baik, tidak ada apa – apa hanya kesia – siaan belaka. Kita adalah mesin pemroduksi DNA……Inilah yang menjadi alasan pokok mengapa kita hidup” (Science, 15 Agustus 1997, halaman 892). Tidakkah mengherankan bukan jika orang pada saat ini akhirnya tidak memiliki tujuan yang pasti di dalam hidup, atau memiliki harapan atau kesenangan tentang masa depan? Ilmu pengetahuan, filosofi dan agama telah gagal untuk melihat arti sesungguhnya dari kehidupan!

18

Alkitab menyatakan dengan jelas bahwa umat manusia telah disesatkan oleh penyesat yang cerdik (Wahyu 12:9). Teori evolusi yang merendahkan iman di dalam Allah yang nyata, dan alasan – alasan yang salah arah dari para orang theologia, juga telah ikut mengambil bagian dan peran mereka dalam aksi penyesatan ini. Jadi mengapa manusia tidak mempercayai bahwa sebenarnya Allah tersebut sungguh ada adalah karena kekangan tingkah laku dan sikap yang akan berdampak cukup parah seperti ini. Bagaimanapun juga, Allah yang nyata telah merancang alam semesta ini juga memiliki sebuah rancangan dan sebuah tujuan bagi umat manusia. Para ahli menemukan bukti yang mengagumkan dari desain/rancangan yang cerdas di dalam kosmos/alam semesta. Alkitab menyatakan tujuan Allah yang paling indah dan menakjubkan bagi umat manusia. Desain/rancangan yang memiliki tujuan dan cerdas – baik fisik maupun rohani – membutuhkan seorang Desainer supranatural – Allah yang nyata! Bukti 5 – Janji – janji di dalam Nubuatan Yang Tergenapi

Beberapa bukti kuat yang menunjang keberadaan Allah yang agung muncul dari disiplin ilmu sejarah dan nubuatan. Tingkat keakuratan yang tinggi dari nubuatan Alkitab adalah suatu tantangan tersendiri yang harus dihadapi oleh mereka yang meragukan kebenarannya. Walaupun begitu, amatlah mengejutkan ketika kita menyadari bahwa banyak orang, termasuk kaum sekolah sekular, yang tidak sadar akan bagaimanakah nubuatan Alkitab telah dengan nyata muncul di dalam catatan sejarah yang ada. Bahkan pengetahuan – pengetahuan yang berhubungan dengan nubuatan telah jarang sekali disampaikan pada hari ini oleh para pemimpin jemaat. Dimana nubuatan yang telah tergenapi sesungguhnya adalah merupakan bukti yang kuat akan adanya Allah yang nyata dan benar – benar ada. Allah yang memiliki kuasa dan kekuatan. Isaac Newton, salah satu dari kaum cendekiawan peradaban barat, sangatlah terkesima akan nubuatan Alkitab (Science/Ilmu Pengetahuan, 15 Agustus, 1997, halaman 892). Allah yang nyata dari Alkitab sesungguhnya benar – benar menantang mereka untuk memprediksikan masa depan secara akurat dan membuktikan kebenarannya dari peristiwa – peristiwa yang terjadi. Nabi Yesaya mencuplik perkataan Allah ketika berkata: “Ajukanlah perkaramu…...beritahukanlah hal-hal yang akan datang kemudian, supaya kami mengetahui, bahwa kamu ini sungguh allah;……..sesungguhnya, kamu ini adalah seperti tidak ada dan perbuatan-perbuatanmu adalah hampa; orang yang memilih kamu adalah kejijikan” (Yesaya 41:21-23 Alkitab Terjemahan Baru © 1974 LAI). Mereka yang mempelajari ramalan memahami kebodohan dan resiko dari mencoba meramal kejadian – kejadian masa depan secara detail – khususnya didalam bidang yang cepat berubah seperti ilmu pengetauan politik dan sosiologi, tetapi yang mengejutkan adala bahwa ternyata Alkitab melakukan banyak peramalan dalam bidang – bidang tersebut dengan tingkat keakuratan yang menakjubkan! Hampir 30 persen dari isi Alkitab diisi dengan nubuatan, tetapi sayangnya topik nubuatan ini amatlah jarang menjadi dibicarakan pada khotbah – khotbah hari Minggu. Sehingga tidaklah mengherankan jika Allah yang nyata akhirnya menjadi tidak begitu nyata pada saat ini. Contoh yang menakjubkan dari penggenapan nubuatan dapat ditemukan di dalam kitab Yehezkiel, yang tertanggal sekitar 600SM. Yehezkiel mencatat tentang masa depan

19

yang berbeda dari dua kota besar Punisia, Tirus dan Sidon. Hal ini kelihatannya akan mengarah kepada apa yang akan terjadi pada San Fransisco dan Los Angeles, Toronto dan Ottawa atau London dan Paris lebih dari 2500 setelahnya! Sidon dituliskan akan mengalami sejarah berdarah namun yang akan tetap ada (Yehezkiel 28:22-23). Secara berkebalikan, Yehezkiel secara khusus menubuatkan Tirus, yaitu bahwa akan banyak bangsa yang datang melawan Tirus seperti ombak di laut (26:3). Tirus akan dijadikan gunung batu yang gundul (ayat 4), reruntuhannya akan dibuang kedalam lautan (ayat 12), dan tidak pernah dibangun (ayat 14). Kota yang besar ini, yang adalah pusat dari kekaisaran perdagangan yang besar, akan menjadi tempat yang tidak agung dimana pelayan akan menjemur pukat mereka (ayat 5). Semuanya ini terjadi di dalam tulisan firman Allah (lihatlah Evidence That Demands a Verdict/Bukti Yang Membutuhkan Pembelaan, McDowell, 1979, vol 1, halaman 274-281). Allah yang nyata telah meramalkan masa depan secara rinci dan membuatnya terjadi (lihatlah Yesaya 46:9-10). Sebuah runtutan nubuatan yang menakjubkan lainnya berbicara tentang janji – jani tertentu tentang kelahiran, kehidupan, kematian dan kebangkitan dari Yesus Kristus. Nubuatan – nubuatan ini dicatat beberapa abad sebelum Kristus dilahirkan. Dua bab pertama dari kitab Matius mencuplik nubuatan – nubuatan bahwa Yesus dilahirkan dari seorang perawan (Yesaya 7:14), di Bethelem (Mikha 5:2). Ia akan harus pergi ke Mesir (Hosea 11:1). Sebelum kematianNya, Ia masuk ke Yerusalem dengna menunggang seekor keledai (Zakharia 9:9). Di dalam kematian, tangan dan kakiNya akan tertusuk (Mazmur 22:16), dan undi akan dibuang untuk mendapatkan pakaianNya (Mazmur 22:18). Daud menubuatkan bahwa Kristus akan dibangkitkan (lihatlah Mazmur 16:10). Sekali lagi, Allah yang nyata dari Alkitab meramalkan kejadian – kejadian khusus masa depan dan membuatnya terjadi di dalam tulisan! Nubuatan yang tergenapi, bagaimanapun juga, tidak dibatasi hanya kepada sejarah kuno dan kekaisaran – kekasiaran dunia yang telah lama hilang. Sesungguhnya sejalan dengan anda membaca buklet ini, anda akan menemukan dan memahami nubuatan – nubuatan tambahan yang pada saat ini sedang dalam penggenapannya! Kunci untuk memahami nubuatan – nubuatan yang sedang dalam penggenapannya pada saat ini adalah memahami identitas dari bangsa – bangsa Israel modern. Allah yang ada di dalam Alkitab menjanjikan kepada Abraham bahwa keturunan – keturunannya akan menjadi bangsa yang besar dan Abraham akan menjadi berkat bagi orang – orang di bumi (Kejadian 12:1-3). Allah telah menceritakan bahwa mereka akhirnya akan muncul untuk menduduki kota – kota musuh mereka (Kejadian 22:17; 24:60). Bangsa – bangsa Israel modern adalah keturunan – keturunan Yakub, cucu Abraham, yang namanya diganti oleh Allah menjadi Israel (Kejadian 32:28). Yakub memiliki 12 anak lelaki termasuk Yehuda, bapa orang – orang Yahudi. Bagaimanapun juga, dua dari cucu Yakub, Efraim dan Manasye, telah dinubuatkan untuk menjadi ahli waris utama dari janji – janji hak lahiriah yang asalnya diperuntukkan bagi Abraham. Manasye akan menjadi sebuah bangsa yang besar, tetapi Efraim akan menjadi sebuah kumpulan besar bangsa (Kejadian 48:14-20). Berkat – berkat yang dijanjikan kepada Manasye dan Efraim telah diwarisi oleh Amerika Serikat dan bangsa – bangsa yang membentuk negara – negara Persemakmuran Inggris. Cerita yang menakjubkan serta masa depan yang mengenaskan yang dinubuatkan bagi bangsa – bangsa yang memiliki hak lahiriah ini digambarkan di dalam buklet kami yang ditawarkan secara gratis melalui

20

pemesanan, What’s Ahead for America and Britain?/Apakah Yang Akan Terjadi Pada Amerika Serikat dan Inggris? Catatan sejarah, sama seperti kejadian – kejadian dunia pada saat ini, memastikan pencacatan nubuatan yang sangat akurat di dalam firman Allah. Alkitab diwahyukan oleh Allah yang kuat dan maha kuasa. Nubuatan – nubuatan Alkitab tidaklah semena – mena produk dari manusia daging yang berusaha untuk merumuskan sebuah filsafat atau agama. Janji – janji nubuatan Alkitab yang telah tergenapi membutuhkan suatu penjelasan – mereka tidak dapat dengan begitu saja ditolak atau dijelaskan dengan sambil lalu saja! Allah yang mewahyukan dan membuat nubuatan – nubuatan ini terjadi pastilah nyata dan benar – benar ada! Bukti 6 – Doa Yang Dijawab Bukti mengesankan tentang keberadaan Allah lainnya adalah bahwa Ia memenuhi janji - janjiNya melalui doa – doa yang dijawab. Sayangnya, bagi mereka yang tidak mempercayai Allah dan yang tidak pernah berdoa, hal ini kelihatannya adalah suatu hal yang meragukan dan tidak dapat diterima di dalam alam pikiran mereka. Bagaimanapun juga, bagi mereka yang percaya akan Allah dan yang berdoa, yang mana 90 persen orang – orang Amerika termasuk di dalamnya, doa yang dijawab adalah merupakan bukti pribadi paling kuat dari keberadaan Allah. Bagi mereka yang mengetahui bahwa doa – doa mereka terjawab, keraguan – raguan dari penolakan akan keberadaan Allah menjadi kecil/rendah. Adalah dari Alkitab, dan bukan dari ilmu alam, kita mempelajari doa. Alkitab dipenuhi dengan contoh – contoh dari doa – doa yang terjawab. Permintaan Salomo tentang kebijaksanaan dan hikmat telah diberikan oleh Allah dengan beberapa berkat tambahan (I Raja – raja 3:5-13). Kita diberitahukan bahwa “Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujan pun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan. Lalu ia berdoa pula dan langit menurunkan hujan dan bumi pun mengeluarkan buahnya” (Yakobus 5:17-18 Alkitab Terjemahan Baru © 1974 LAI). Wasiat Baru mencatat banyak contoh – contoh dan jawaban mengesankan dari doa. Yesus berdoa semalaman, memohon bimbingan Allah, sebelum Ia memilih kedua belas rasul dimana Ia akan membangun jemaatNya (Lukas 6:12-13). Yesus berdoa berjam – jam sebelum Ia pergi dan berjalan diatas air menuju ke murid – muridNya (Matius 14:23-25). Lazarus dibangkitkan dari kematian sebagai hasil dari doa Yesus kepada Allah. (Yohanes 11:41-44). Ketika anggota jemaat Wasiat Baru baru saja terbentuk, mereka semuanya berdoa bagi kuatnya pengabaran Injil. Allah yang mengetahui permohonan mereka dengan mengguncangkan bangunan dimana mereka bertemu (Kisah 4:23-31). Alkitab juga mengajarkan kepada kita bagaimana caranya berdoa. Sama seperti seorang anak kecil harus belejar bagaimana berbicara, kita juga harus belajar bagaimana berdoa. Yesus diminta oleh murid – muridNya, “Pada suatu kali Yesus sedang berdoa di salah satu tempat. Ketika Ia berhenti berdoa, berkatalah seorang dari murid-murid-Nya kepada-Nya: "Tuhan, ajarlah kami berdoa, sama seperti yang diajarkan Yohanes kepada murid-muridnya." (Lukas 11:1 Alkitab Terjemahan Baru © 1974 LAI). Yesus

21

memberikan kita suatu pola untuk diikuti (Matius 6:5-15). Kita dapat melihat dari pola ini bahwa doa adalah suatu bentuk percakapan yang serius dan khusus dengan Allah tentang kebutuhan dan hal – hal yang kita pikirkan. Jadi doa bukanlah pengulangan beberapa kata dan frasa kata berkali - kali (7). Kita diberitahukan bahwa Allah mendengarkan doa orang benar, yaitu orang – orang yang ingin mematuhi diriNya (1 Petrus 3:12; I Yohanes 3:22). Alkitab menyatakan bahwa doa dari orang kudus menyenangkan hati Allah, seperti bau – bauan yang harum (Wahyu 5:8). Yesus memerintahkan pengikutNya untuk “"Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.” (Matius 7:7-12 Alkitab Terjemahan Baru © 1974 LAI). Satu tantangan di dalam belajar berdoa adalah belajar memohon sesuai dengan kehendak Allah (1 Yohanes 5:14). Untuk mengetahui kehendak Allah, kita harus belajar Alkitab, yang adalah mmerupakan buku panduan Allah. Melalui doa, kita dapat berbicara dengan Allah tentang segala hal yang kita pikirkan. Jika anda pada saat ini merasakan kekosongan di dalam hidup anda, jika anda merasa ditinggalkan dan sendiri, mengapakah anda tidak berbicara kepada Allah tentang hal tersebut di dalam doa? Jika anda melihat ketidaksempurnaan dari arti dan tujuan dunia ini, dunia yang mengukur segala sesuatunya dengan materi ini, mengapakah anda tidak berlutut di sebuah tempat pribadi dan berbicara dengan Bapa anda? Jika anda merasakan kehampaan dan ketidaksesuaian dari lembaga agama yang ada, maka bagikanlah perasaan anda tersebut dengan Pencipta anda, Allah Pencipta alam semesta yang benar – benar ada dan nyata! Mintalah kepadaNya untuk membantu anda memahami Alkitab dan arti sesungguhya dari kehidupan. Mintalah kepadaNya untuk membantu anda menemukan jemaatNya yang sesungguhnya, yang mana Ia pada saat ini memang bekerja di dalamnya. Mintalah kepadaNya untuk membantu anda belajar bagaimana hidup menurut petunjuk – petunjukNya, sehingga anda dapat menerima upah yang akan diberikanNya karena Ia memiliki hak untuk memberikan upah setiap orang. Ikutilah petunjuk Yesus Kristus yang dapat anda baca di dalam Matius 6:5-15 Lukas 11:1-4. Dan mulailah berdoa! Anda dapat merasakan bukti dari doa yang dijawab bagi diri anda sendiri ketika anda mulai memohon sesuatu berdasarkan petunjuk Allah. Allah tidak berubah (Malakhi 3:6). Ia telah menjawab doa – doa di masa lampau. Dan Ia menjawab doa – doa di masa kini. Bahkan Ia juga akan menjwab doa – doa di masa mendatang. Alkitab dengan jelas menyatakan” Karena mata TUHAN menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatan-Nya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia.” (2 Tawarikh 16:9 Alkitab Terjemahan Baru © 1974 LAI). Doa yang terjawab adalah bukti pribadi yang kuat bahwa Allah itu ada dan nyata!.

Bukti 7 – Suatu jalan hidup yang memang bermanfaat Bukti terakhir bahwa Allah ada dan firmanNya adalah benar sangatlah menakjubkan, dan mungkin bukti ini akan lebih berarti bagi mereka yang telah mengalami di dalam kehidupan suatu kehidupan dan membuat beberapa kesalahan.

22

Bagaimanapun juga, hal ini juga dapat menjadi suatu bukti yang penting bagi setiap orang, muda atau tua, yang memiliki “mata untuk melihat dan telinga untuk mendengar” – yang dapat belajar dengan melihat apa yang terjadi kepada orang lain. Bukti ini akan memperlihatkan kepada anda hasil – hasil dari dua jalan hidup yang sangat berkebalikan. Di dalam masyarakat modern kita ini, sering kita mengatakan bahwa segala pekerjaan itu baik untuk kita karena sesungguhnya tidak ada hal yang sungguh – sungguh benar atau sungguh – sungguh salah. Padahal kalau kita melihat ke dalam Alkitab maka kita akan mendapati kenyataan yang sangat berbeda. Alkitab menunjukkan bahwa sebenarnya terdapat jalan hidup Allah dan terdapat jalan hidup dunia. Di jalan hidup dunia inilah kita sering hidup dan melakukan segala hal sesuai dengan kemauan kita sendiri. Seperti apa yang dikatakan oleh pepatah kuno, “bukti ada di dalam puding”. Alkitab dengan jelas memberikan gambaran besar tentang dua jalan hidup yang amat berbeda ini. Musa menjelaskan petunjuk dan peraturan Allah kepada bangsa Israel kuno: “Ingatlah, aku menghadapkan kepadamu pada hari ini kehidupan dan keberuntungan, kematian dan kecelakaan, berkat dan kutuk; Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu”, (Ulangan 30:15-20 Alkitab Terjemahan Baru © 1974 LAI). Dan pada hari ini, hal tersebut masihlah menjadi satu – satunya tantangan kehidupan. Sebagai manusia yang memiliki kebebasan untuk memilih, kita diperhadapkan dengan kenyataan bahwa kita dapat memilih untuk patuh kepada Allah dan merasakan berkat – berkatNya, atau menolak dan hidup secara berkebalikan dengan petunjuk – petunjukNya (Ulangan 28; Imamat 26). Salomo mencatat nasihat yang serupa: “Akal budi yang baik mendatangkan karunia, tetapi jalan pengkhianat-pengkhianat mencelakakan mereka. Jikalau TUHAN berkenan kepada jalan seseorang, maka musuh orang itu pun didamaikan-Nya dengan dia” (Amsal 13:15; 16:7 Alkitab Terjemahan Baru © 1974 LAI). Yesus pun juga menggambarkan hal yang sama tentang pilihan – pilihan ini, terdapat sebuah jalan yang penuh tantangan dan sempit tetapi yang memimpin kepada kehidupan, pula ada sebuah jalan yang muda bahwa kebanyakan orang memilihnya tetapi yang memimpin kepada kebinasaan (Matius 7:13-14). Kisah sedih di dalam Kejadian sejarah manusia adalah bahwa kebanyakan orang “hidup menurut arus deras yang lagi mengalir” – kita melakukan apa yang kelihatannya benar di dalam pikiran – pikiran kita sendiri. Bukannya belajar tentang bagaimana cara hidup kepada Pencipta kita menurut petunjukNya, kita kelihatannya lebih menyukai untuk melakukan hal – hal berdasarkan cara kita sendiri. Sehingga hasil dari pendekatan ini bagi kehidupan kita akanlah amat menyedihkan, yang kadang kita sebut “sekolah dari pengalaman keras”. Jika kehidupan anda penuh dengan kesulitan, kekecewaan dan jalan buntu, mengapakan anda tidak mencoba untuk cara Allah? melihat firman dari sang Pencipta dan memulai melakukan jalanNya bagi perubahan di dalam hidup anda. Dan sekali lagi, biarlah “bukti ada di dalam puding.” Marilah kita melihat secara sekilas kepada jalan kehidupan yang ditawarkan oleh Allah di dalam Alkitab sehingga anda dapat menguji jalan hidup tersebut. Pada zaman dahulu, di gunung Sinai Allah memberikan hukum – hukumNya kepada bangsa Israel (Keluaran 20) yang mana mereka setujui untuk diikuti (Keluaran 19:5-8). Allah menginginkan bangsa Israel untuk menjadi bangsa percontohan bagi bangsa – bangsa di seluruh dunia sejalan dengan mereka mempelajari dan melaksanakan petunjuk – petunjuk

23

Allah di dalam kehidupan mereka (Ulangan 4:1-10). Bagaimanapun juga, mereka gagal untuk hidup berdasarkan persetujuan ini dan akhirnya mereka masuk kedalam perbudakan sebagai hasil dari penolakan mereka atas petunjuk – petunjuk Allah (lihatlah Yehezkiel 20). Di dalam Wasiat Baru kita diberitahukan bahwa Yesus datang untuk menjelaskan hukum Taurat secara lebih penuh bagi orang Kristen (Matius 5:17). Ia menjelaskan bagaimana untuk hidup menurut hukum secara rohani dan bukan hanya tulisan (Matius 5:21-28). Sekali lagi disini, adalah kehendak Allah bahwa mereka yang memilih untuk mengikuti petunjuk – petunjukNya akan menjadi terang (contoh) bagi dunia, sehingga manusia mengetahui bahwa jalan Allah tersebut memang bermanfaat. Yesus dengan jelas menyatakan bahwa “Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan” (Yohanes 10:10 Alkitab Terjemahan Baru © 1974 LAI). Ia sesungguhnya benar – benar memberikan sebuah jalan hidup yang lebih baik untuk hidup. Perbedaan yang mencolok antara ajaran Yesus dengan jalan – jalan hidup dari dunia adalah seperti perbedaan malam dan siang hari (Yohanes 3:16-21). Ketika murid – murid Yesus mulai menyuruh orang untuk keluar dari cara hidup dunia dan untuk mulai hidup berdasarkan ajaran yang nyata dari Yesus (2 Korintus 6:11-18), mereka dengan cepat menuduh “Tetapi orang-orang Yahudi menjadi iri hati dan dengan dibantu oleh beberapa penjahat dari antara petualang-petualang di pasar, mereka mengadakan keributan dan mengacau kota itu. Mereka menyerbu rumah Yason dengan maksud untuk menghadapkan Paulus dan Silas kepada sidang rakyat. Tetapi ketika mereka tidak menemukan keduanya, mereka menyeret Yason dan beberapa saudara ke hadapan pembesar-pembesar kota, sambil berteriak, katanya: "Orang-orang yang mengacaukan seluruh dunia telah datang juga ke mari” (Kisah Para Rasul 17:5-6 Alkitab Terjemahan Baru © 1974 LAI). Jalan hidup Allah digambarkan dengan jelas di dalam Alkitab. Jalan hidup Allah itu tidak kabur, tidak berbelit – belit, dan tidak asal - asalan sehingga orang tidak dapat mengikuti atau meninggalkan atau pun merubah sesuai dengan keinginan mereka sendiri. Jalan Allah adalah berdasarkan hukum – hukumNya yang mana untuk melaksanakannya dibutuhkan sikap, tingkah laku dan perbuatan yang tidak asal – asalan sehingga tidak setiap orang ingin untuk mengikuti serta menyenanginya. Kita dapat membaca di dalam Alkitab bahwa sesungguhnya kebenaran Allah akan memisahkan teman dan keluarga (Matius 10:34-36), walaupun begitu kebenaran ini akan membawa upah yang pasti bagi kita (Wahyu 3:10-11). Salah satu alasan utama mengapa dunia keKristenan dapat meroket di dunia barat pada saat ini adalah karena kaum teologia telah menghujani ajaran Alkitab secara asal – asalan sehingga kepercayaan agama tidak lagi didasarkan atas bagaimana manusia harus hidup dihadapan Allah. Salah satu sekte terbesar telah digambarkan sebagai “suatu institusi yang terjun bebas………dengan tidak ada pegangannya………..tidak ada kepercayan yang pasti, tidak ada keseragaman pemikiran, tidak ada prinsip dasar yang saling disetujui, dan tidak ada pengertian yang saling diakui” yang adalah segala hal yang sesungguhnya penting bagi gereja tersebut (The empty church/gereja yang kosong, Reeves, 1996, halaman 10). Seorang junjungan dari sekte ini menyatakan bahwa ia “tidak memiliki urusan apapun dalam hal penyediaan jawaban dokmatik/jawaban atas pertanyaan yang berkenaan dengan gereja dan ajarannya” (ibid, halaman 24). Kalau kita

24

lihat maka tampaklah jelas bahwa gereja ini bukanlah gereja yang sama yang didirikan oleh Yesus Kristus, yaitu jemaat yang anda baca di dalam Wasiat Lama! Berkompromi dan menghujanderasi Alkitab tidaklah akan pernah berguna. Kalau kita melakukan hal – hal ini maka gereja akan menjadi mati secara rohani. Hal ini, juga, adalah bukti nyata bahwa jalan Allah itu memang bermanfaat, sedangkan jalan hidup dunia, yaitu jalan hidup kelihatannya benar di dalam pikiran manusia ternyata tidaklah bermanfaat (Amsal 14:12). Inilah hal yang dinyatakan oleh Allah yang nyata di dalam firmanNya. Kesimpulan: Suatu masa penghakiman yang akan datang

Dunia keKristenan modern pada saat ini menawarkan kepada dunia seorang Allah yang baik, kasih, pengampun dan panjang sabar. Allah yang akan membiarkan manusia untuk melakukan hal – hal yang ingin mereka lakukan sekehendak hati mereka dan tetap berbahagia jika mereka berdoa atau pergi ke gereja sekali – sekali saja dalam satu tahun. Bagaimanapun juga, ide yang salah tentang Allah ini, yang adalah merupakan hasil dari imajinasi manusia belaka ini amatlah tidak cocok dengan gaya hidup orang pada saat ini, seperti yang telah kita lihat di dalam buklet ini. Pada kenyataannya, Allah yang ada di dalam Alkitab itu sesungguhnya berada jauh dari apa yang ada di dalam imajinasi manusia! Allah yang ada di dalam Alkitab adalah pribadi Pencipta yang maha kuasa, seorang Perancang yang pandai, sang Pemberi kehidupan dan sang Pemberi hukum yang selalu campur tangan di dalam alur sejarah. Ia adalah juga Pribadi yang menjawab doa setiap manusia. Ia telah menjabarkan dengan cukup jelas dua jalan hidup yang sangat berlawanan di dalam firmanNya. Meskipun pengasih dan pengampun, Ia adalah Allah yang adil dan Allah yang menghakimi, yang memberikan upah kita menurut pekerjaan kita. Ia memberikan kita kesempatan untuk membuat keputusan dan Ia memberikan kita merasakan apa yang kita tabur. Inilah mengapa Allah Alkitab memerintahkan pelayan – pelayanNya yang sesungguhnya untuk “Nyaringkanlah suaramu bagaikan sangkakala, beritahukanlah kepada umat-Ku pelanggaran mereka dan kepada kaum keturunan Yakub dosa mereka!” (Yesaya 58:1 Alkitab Terjemahan Baru © 1974 LAI). Ia memerintahkan pelayanNya untuk tidak hanya mewartakan “hal – hal yang menyenangkan” yang membutakan manusia (Yesaya 30:9-10). Allah menginginkan manusia untuk memahami apa arti kehidupan sehingga mereka akan mempelajari bagaimana membuat pilihan yang baik yang akan membawa upah abadi seperti yang mereka inginkan, dan bahwa hanya Ia sendirilah yang dapat memberikannya. Allah yang nyata juga mengampuni kita ketika kita bertobat – ketika kita memahami kesalahan – kesalahan kita (ketika kita melanggar hukum – hukumNya dan berdosa – I Yohanes 3:4). Allah senang ketika kita mulai mengubah hidup kita dan hidup menurut cara yang Ia perintahkan. Alkitab menyatakan bahwa Allah sedang melaksanakan sebuah rencana dan tujuan di bumi ini. Allah yang nyata akan mengirimkan Yesus Kristus kembali ke bumi ini untuk mendirikan Kerajaan Allah tidak lama lagi. Inilah yang sesungguhnya menjadi pusat dari pesan Injil yang sesungguhnya. Inilah yang diajarkan oleh Yesus dan yang disebarkan juga oleh murid – muridNya (Markus 1:14-15; Lukas 9:1-2; Kisah Para Rasul 8:12; 28:23, 31). Pesan yang sama ini jugalah yang akan diberitakan oleh jemaat Allah yang benar kepada dunia menjelang akhir zaman (Matius 24:14).

25

Pada kedatanganNya, Yesus Kristus akan benar – benar mengubah arah sejarah manusia. Ia akan menghakimi bumi ini di dalam kebenaran yang berdasarkan hukumNya yang agung (Mazmur 96:13; Wahyu 19:11). Ia akan mengakhiri penderitaan manusia dan kepemimpinan manusia yang sudah sangat salah arah ini. Rasul Yohanes menuliskan suatu masa ketika Allah memerintah dengan agung, ketika Ia memberikan upah bagi para pelayanNya dan menghancurkan mereka yang menghancurkan bumi [yang mencemari dan merusak bumi] (Wahyu 11:15-19). Allah akan membuat suatu perbedaan antara mereka yang melakukan jalanNya dan mereka yang melakukan kehendak mereka sendiri (Matius 25:31-46), antara mereka yang mengenal Alkitab dengan benar sesuai dengan apa yang tertulis dan diajarkan di dalamnya dengan mereka yang dibutakan oleh pemikiran – pemikiran sesat yang diajarkan oleh guru – guru sesat. Masa penghakiman akan terjadi tidak lama lagi. Yesus Kristus akan mendidik ulang manusia sehingga mereka mengenal kedamaian, keadilan dan kebenaran (Yesaya 9:6-7; Wahyu 11:15-18), yang mana hal ini akan Ia kerjakan bersama dengan orang – orang kudusNya (Daniel 7:27). Nabi Mikha menuliskannya: “Ia akan menjadi hakim antara banyak bangsa, dan akan menjadi wasit bagi suku-suku bangsa yang besar sampai ke tempat yang jauh; mereka akan menempa pedang-pedangnya menjadi mata bajak, dan tombak-tombaknya menjadi pisau pemangkas; bangsa tidak akan lagi mengangkat pedang terhadap bangsa, dan mereka tidak akan lagi belajar perang.” (Mikha 4:3). Melalui nabi Yehezkiel, Allah menyatakan: “Dan Aku akan menyatakan nama-Ku yang kudus di tengah-tengah umat-Ku Israel dan Aku tidak lagi membiarkan nama-Ku yang kudus dinajiskan, sehingga bangsa-bangsa akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN, Yang Mahakudus di Israel. Sungguh, pasti datang dan terjadi, yaitu hari yang sudah Kufirmankan” (Yehezkiel 39:7-8 Alkitab Terjemahan Baru © 1974 LAI). Penyesatan, keraguan, ketidak pastian tentang Allah yang melanda masyarakat kita pada saat ini akan dipergikan selamanya. Allah yang nyata dari Alkitab memerintahkan orang – orang pilihanNya untuk tidak menyembah allah – allah yang lain (Keluaran 20:1-7). Ia memperingatkan orang – orang pilihanNya tentang balasan atau upah yang akan mereka terima jika mereka mengikuti allah lain (Ulangan 8:11-20). Rasul Paulus memberitahukan jemaat di Roma bahwa mereka akan mengundang amarah Allah jika mereka mulai menciptakan membuat pemikiran – pemikiran tentang Allah berdasarkan imajinasi mereka sendiri (Roma 1:18-23). Ia memperingatkan hal sama kepada jemaat di Korintus (2 Korintus 11:1-4). Walaupun segala peringatan ini telah dituliskan dan bahkan segala amarah Allah telah diturunkan tetapi tetap para ahli theologi modern yang tersesat pada saat ini memilih untuk meninggalkan bukti – bukti yang nyata dari keberadaan Pencipta yang nyata. Mereka pun sering menekankan kepada jemaat untuk mempercayai Allah hanya berdasarkan iman pribadi manusia belaka. Pula keberadaan Allah hanya mereka tekankan hanya ke dan di dalam hati nurani manusia yang tidak mengenal kebenaran” (Reeves, halaman 95-96). Hasil yang buruk dari hal pendekatan modern dan liberal ini adalah banyaknya manusia yang telah tersesatkan sehingga mereka tidak mengenal Allah yang nyata. Sejalan dengan semakin dekatnya akhir dari zaman ini, jagalah diri anda sendiri agar jangan sampai tersesat dan disesatkan. Yesus dengan jelas memperingatkan kita akan kemungkinan terjadinya penyesatan ini beberapa kali (Matius 7:15-20; 24:4-5, 11, 24). Rasul Paulus menyarankan anggota jemaat Wasiat Baru yang baru saja terbentuk

26

untuk “Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik.” (1 Tesalonika 5:21 Alkitab Terjemahan Baru © 1974 LAI). Sebenarnya, anda juga dapat membuktikan bahwa Allah benar – benar ada; janganlah disesatkan dengan kata – kata “bawa saja dengan iman” karena anda dapat memiliki iman yang sesungguhnya, yang berdasarkan bukti dan hubungan yang nyata dengan Pencipta anda! yaitu Allah alam semesta. Ketahuilah bahwa Allah yang mewahyukan Alkitab benar – benar ada dan nyata. Allah Pencipta, Perancang, dan Penopang alam semesta kita ini adalah Allah yang hidup. Ia akan benar – benar menjadikan hal – hal yang telah Ia nubuatkan di dalam firmanNya. Yesus Kristus akan kembali ke dunia untuk mendirikan kerajaan Allah yang akan memerintah seluruh bangsa di dunia. Inilah yang sesungguhnya ada di dalam Injil, Injil dari Allah yang benar dan nyata. Anda dapat mengambil bagian dari masa depan yang indah tersebut jika anda memahami dan mengenal Allah Pencipta alam semesta ini karena Ia adalah Allah yang nyata dan ada.

Kantor Regional

Amerika Serikat: P.O.Box 503077 - San Diego, CA 92150-3077 Telepon: (858) 673-7470; Fax (858) 673-0310 http://www.tomorrowsworld.org

Australia: GPO Box 772 Canberra, ACT 2601, Australia

Telepon: (07) 5546 0472; atau Layanan Bebas Pulsa: 1800-816-543 Fax: (07) 3841 8325

Selandia Baru: P.O.Box 2767 Auckland, New Zealand Telepon/Fax: (09) 435 3592

Filipina: MCPO Box 1774 Makati City 1257, Phillipines

Telepon: 63-2-813-6538; Fax: 63-2-867-1569

Afrika Selatan: P.O.Box 4271 Luipaardsvlei, 1743 Republic of South Africa Telepon: (27) 11-664-6036

Kanada: P.O.Box 27202 Toronto, Ontario M9W 6L0

Telepon: (905) 671-3730; Fax (905) 671-9599

Inggris: P.O.Box 9092 Motherwell, ML1 2YD Scotland Telepon/Fax: 44-1698-263-977