buletin-kkp-vi-edisi-1-thn-2011

52
Volume VI Edisi 1 Triwulan I ( Januari - Maret ) Tahun 2011 Buletin INFO KESPEL

Upload: faizal-thelordimmortal

Post on 19-Jan-2016

19 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Volume VI Edisi 1 Triwulan I ( Januari - Maret ) Tahun 2011 Buletin INFO KESPEL

2

Volume VI Edisi 1 Triwulan I ( Januari - Maret ) Tahun 2011 Buletin INFO KESPEL

Penerapan International

Health Regulation (IHR

2005) dimulai sejak 15 Juni

2009, selanjutnya diminta

setiap negara anggota

World Health Organisation

(WHO) untuk mencapai

kapasitas inti minimum

pada tahun 2012. Proses ini

meliputi penilaian

pengembangan dan

penerapan kapasitas inti

IHR di Pintu Masuk

(Pelabuhan atau Bandara

atau Pos Lintas Batas

Darat). Koordinasi

merupakan salah satu unsur

manajemen yang harus

menjadi perhatian utama

para pejabat kesehatan di

Pintu Masuk dalam

pemenuhan kapasitas inti

IHR 2005. Nah, . . seberapa

besar “kesiapan” para

pejabat kesehatan di Pintu

Masuk Negara???

Pengawasan dilakukan

terhadap kapal yang

datang dari pelabuhan

d a l am n e g e r i d a n

pelabuhan luar negeri.

Kedatangan kapal dari

pelabuhan luar negeri ini

dilakukan terhadap kapal

y a n g d a t a n g d a r i

pelabuhan luar negeri

sehat maupun kapal yang

datang dari pelabuhan luar

negeri terjangkit. Kegiatan

ini dilakukan untuk menjaga

agar kapal yang datang di

Pelabuhan Tanjung Priok,

Pelabuhan Muara Baru,

Pelabuhan Sunda Kelapa,

Pel abuhan Marunda,

Pelabuhan Kali Baru dan

Pelabuhan Muara Angke

tetap dalam kondisi sehat

dan bebas dari faktor risiko

penyakit yang berpotensi

menimbulkan masalah

PHEIC.

Berita Terkini …….

Buletin INFO KESPEL Volume VI edisi 1

ATENSI

KOORDINASI MERUPAKAN KAPASITAS INTI PENTING DALAM PENERAPAN IHR 2005

Oleh : RAISSEKKI, SKM, MM, Halaman …. 4 RUANG TU

“MENSANA IN CORPORE SANO” sebagai MODAL

KERJA Oleh : Irene Kusumastuti, SE , Halaman …. 6

RUANG PKSE

Selintas tentang : PENGAWASAN KEDATANGAN DAN KEBERANGKATAN KAPAL

PADA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I TANJUNG PRIOK

Oleh : IKRON, MKM, Halaman …. 8 RUANG PRL

KEMATIAN IKAN SEBAGAI INDIKATOR BIOLOGIS

PENCEMARAN PERAIRAN By Diah Lestari, Halaman …. 14

Bioterorism, Unsur Biologi, Kimia dan Pengamanan

Radiasi (Nubika) Di Wilayah Kerja Bandara, Pelabuhan dan Lintas

Batas Darat Oleh : Fery Anthony, SKM, MKM, Halaman …. 16

PENGAMANAN MAKANAN DAN MINUMAN

(SALAH SATU FUNGSI KKP DALAM PELAKSANAAN PENGENDALIAN

FAKTOR RISIKO LINGKUNGAN DI PELABUHAN DAN ALAT ANGKUT) Oleh : Diah Lestari, Halaman …. 21

RUANG UKLW

INFEKSI MENULAR SEKSUAL PARSAORAN TAMBA, SPD, ST, MKES

Staf pengajar pada Universitas Negeri Manado, Halaman …. 24

GANGUAN PELIHAT WARNA (BUTA WARNA)

Oleh : Oleh : dr. Hj.Endriana Svieta Lubis, MKK, Halaman … 25

TEKNOLOGI dan INFORMASI

RADIASI PENGION ?? Oleh : ISHA ALI WARDHANA, SKM, MKM,

Halaman …. 32 SERBA SERBI

CARA MURAH MEMUTIHKAN KULIT

Oleh : Roswitha Kusuma Wardhani, Halaman …. 36

JEJARING KERJA dan KEMITRAAN

KEGIATAN FASILITASI PENYEHATAN AIR DAN SANITASI DASAR

Oleh : Bidang Pengendalian Risiko Lingkungan, Halaman …. 38

FLORA dan FAUNA

“MBURU UCENG KELANGAN DELEG” Oleh : Ny. BERTHA M. PASOLANG, S.Sos,

Halaman …. 41

BUNGA KACA PIRING Oleh : Ny. BERTHA M. PASOLANG, S.os,

Halaman …. 42 KAJIAN dan DIKLAT

ANDRAGOGI yang mengarah pada PARADIGMA

SEHAT Oleh : FREDRIK LONA DJARA, SKM,

Halaman …. 44

ANEKA PERISTIWA DISKUSI TERBUKA

Apakah kargo dan kapal dari Jepang dapat terkontaminasi radiasi nuklir?

RBA WIDJONARKO,SKM,M.Kes, Halaman …. 46

RELAKSASI

TEKA TEKI SILANG Oleh : HENDRA KUSUMAWARDHANA, Halaman ….

50

MEMANFAATKAN MESIN SCANER & PRINTER UNTUK POTOCOPY

Oleh : Nana Mulyana, SKM, Halaman ........ 51

Cover Belakang : Photo Jejaring Kerja dan kemitraan Kekarantinaan dan Surveilans Epidemiologi

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I TANJUNG PRIOK

Cover

Buletin Vol. VI edisi 1

Tim Penerbit Buletin Info Kesehatan Pelabuhan

PELINDUNG /

PENASEHAT :

Kepala Kantor

Kesehatan Pelabuhan

Kelas I Tanjung Priok

Raissekki, SKM.MM.

Redaksi menerima sumbangan artikel,

laporan, reportase, saduran, karikatur,

sajak – sajak ataupun karya sastra lain

dan foto – foto yang berkaitan dengan

program kesehatan pelabuhan. Redaksi

memberikan kesempatan ini pada para

kolega KKP, institusi kesehatan unit

pusat dan daerah serta seluruh

pembaca di seluruh Indonesia untuk

berpartisipasi dalam penulisan Buletin

Info Kesehatan Pelabuhan.

Tanggapan dan komentar dari para

pembaca bisa dikirm lewat pos ke

alamat redaksi atau melalui email. Kami

berharap komentar untuk kemajuan

bulletin pada masa yang akan datang.

Halaman ……………….. 4 Halaman ……………….. 8 Halaman ……………….. 21

Diterbitkan oleh :

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN

KELAS I TANJUNG PRIOK DITJEN PP & PL KEMENTERIAN KESEHATAN

REPUBLIK INDONESIA

DEWAN REDAKSI : Ketua, RBA. Widjonarko,SKM.M.Kes. Anggota Redaktur : Drs.Wilpren Gultom,MM. Rosyid Ridlo Prayogo,SE,MKM. Ikron, SKM,MKM. Agus Syah FH,SKM,MKM dr.Trio Toufik Edwin Fitri Nurhayati EDITOR : Nana Mulyana,SKM. Lussi Soraya. Dian Puspa Riana,SKM. Desain Grafis & Photografer : Yulia Daru Tantri Kusrini Sekertariat : Nursamah,S.Sos Evi Maria

Alamat :

Jl. Raya pelabuhan No.17 -

Tanjung Priok, Jakarta Utara,

Telepon : (021) 43931045,

4373266.,

Faximile : (021) 4373265,

Webblog: http://

kkptanjungpriok.blogspot.com.

E-mail :

[email protected]

Dengan semakin mening-

katnya penduduk dunia,

kebutuhan makanan juga

s em a k i n m e n i n g k at .

Berbagai cara fisik dan zat

kimia selalu dikembangkan

dan digunakan untuk

meningkatkan pasokan

makanan.

Selain itu, dengan industrial-

isasi dan urbanisasi semakin

banyak orang melakukan

aktifitas perjalanan, makin

mengakibatkan mening-

katnya kebutuhan akan

makanan olahan yang

dapat diangkut dari dara-

tan ke kapal dengan tetap

mempertahankan nilai gizi

serta sifat organoleptiknya.

Kebutuhan ini sebagian

besar dapat dipenuhi oleh

penambahan bahan kimia

yang dikenal sebagai zat

tambahan makanan.

DAFTAR ISI

Menteri Kementerian Kesehatan RI

Pejabat Struktural KKP Kelas I Tanjung Priok

3

Volume VI Edisi 1 Triwulan I ( Januari - Maret ) Tahun 2011 Buletin INFO KESPEL

PROLOGUE

Buletin INFO KESPEL KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I TANJUNG PRIOK

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan ini merupakan buletin Volume

VI edisi 1 yang diterbitkan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I

Tanjung Priok. Buletin ini merupakan wahana informasi bagi insan

pelabuhan dalam mengembangkan potensi diri guna mendukung

pelaksanaan program kesehatan, khususnya bagi para pegawai Kantor

Kesehatan Pelabuhan di seluruh Indonesia.

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan berisi informasi hasil kegiatan

pelaksanaan program, kajian – kajian, pengembangan teknologi,

peningkatan sumber daya manusia melalui pelatihan, naskah – naskah

ilmiah, dan karya – karya seni serta peristiwa – peristiwa terkini lainya,

bahkan informasi kesehatan tradisional. Topik – topiknya yakni Atensi,

Ruang TU, Ruang PKSE, Ruang PRL, Ruang UKLW, Teknologi dan informasi,

Serba serbi, Jejaring kerja dan kemitraan, Flora dan fauna, Kajian dan

Diklat, Aneka peristiwa serta Relaksasi

Redaksi menerima sumbangan artikel, laporan, reportase,

saduran, karikatur, sajak – sajak ataupun karya sastra lain dan foto – foto

yang berkaitan dengan program kesehatan pelabuhan. Redaksi

memberikan kesempatan ini pada para kolega KKP, institusi kesehatan

unit pusat dan daerah serta seluruh pembaca di seluruh Indonesia untuk

berpartisipasi dalam penulisan Buletin Info Kesehatan Pelabuhan.

Dewan redaksi mengajak para pembaca buletin ini untuk melaju

dengan kecepatan optimal dalam meningkatkan jejaring informasi guna

mencapai kinerja yang kita inginkan. Silakan jika ada yang mau

bergabung.

Selamat bekerja dan sukses selalu

Dewan Redaksi

GEDUNG WILKER SUNDA KELAPA GEDUNG WILKER SUNDA KELAPA

4

Volume VI Edisi 1 Triwulan I ( Januari - Maret ) Tahun 2011 Buletin INFO KESPEL

KOORDINASI MERUPAKAN KAPASITAS INTI

PENTING DALAM PENERAPAN IHR 2005

Oleh :

RAISSEKKI, SKM, MM

ATENSI

Penerapan International Health Regulation (IHR 2005) dimulai

sejak 15 Juni 2009, selanjutnya diminta setiap negara anggota

World Health Organisation (WHO) untuk mencapai kapasitas inti

minimum pada tahun 2012. Proses ini meliputi penilaian

pengembangan dan penerapan kapasitas inti IHR di Pintu

Masuk (Pelabuhan atau Bandara atau Pos Lintas Batas Darat).

Sehubungan dengan batas waktu tahun 2012 untuk mencapai

kapasitas inti minimum, maka fungsi koordinasi sangat penting

guna komunikasi informasi dalam penerapan tindakan kesehatan masyarakat di

Pintu Masuk. Seorang pimpinan organisasi sekecil apapun harus memiliki

kemampuan manajerial, salah satunya adalah koordinasi, suatu kalimat yang

mudah diucapkan namun tidak mudah untuk diterapkan. Koordinasi merupakan

salah satu unsur manajemen yang harus menjadi perhatian utama para pejabat

International Health Regulation (IHR 2005) mengamanatkan setiap negara anggota World

Health Organisation (WHO) untuk mengembangkan, memperkuat dan memelihara kapasitas inti

kesehatan masyarakat secara nasional dalam rangka untuk mendeteksi, menilai, menyebarluaskan,

melaporkan serta merespon secara cepat dan efektif terhadap seluruh risiko kesehatan masyarakat.

Disamping itu, setiap negara juga harus mengevaluasi aturan perundang - undangan nasional dan

pedoman - pedoman, bahkan bila perlu merevisinya guna penerapan IHR 2005. Untuk

meminimalkan risiko penyebaran penyakit secara internasional melalui transportasi, perjalanan dan

perdagangan, negara anggota harus menunjuk Pelabuhan atau Bandara atau Pos Lintas Batas

Darat internasional.

Oleh karena itu pelabuhan, Bandara dan Pos Lintas Batas Darat harus memiliki kapasitas

untuk memastikan lingkungan yang sehat dan aman bagi pengguna fasilitas tersebut, sehingga

mereka benar – benar aman dari risiko penularan penyakit dan masalah kesehatan. Pejabat yang

berwenang di Pintu Masuk harus menginformasikan kondisi kesehatan masyarakat kepada

pengguna jasa Pelabuhan atau Bandara atau Pos Lintas Batas Darat, serta menyebarluaskan

kepada instansi kesehatan di tingkat lokal dan Propinsi, yang selanjutnya melaporkan kepada

atasannya.

Pejabat yang berwenang di Pintu Masuk bertanggung jawab terhadap pelaksanaan dan

penerapan kesehatan seuai IHR 2005, antara lain :

bertanggung jawab untuk memantau bagasi,, kargo petikemas, alat angkut, barang,

5

Volume VI Edisi 1 Triwulan I ( Januari - Maret ) Tahun 2011 Buletin INFO KESPEL

paket pos dan jenazah manusia yang berangkat dan datang dari wilayah yang terjangkit,

sehingga dapat dilakukan upaya bebas dari sumber infeksi atau kontaminasi, termasuk vektor

dan reservoar;

menjamin fasilitas yang digunakan oleh pengunjung di pintu masuk dalam kondisi bersih dan

bebas dari sumber infeksi atau kontaminasi, termasuk vektor dan reservoir;

bertanggung jawab dalam pengawasan disinfeksi, hapus serangga, hapus tikus, atau

dekontaminasi terhadap bagasi, kargo, petikemas, alat angkut, barang, paket pos dan jenazah

manusia atau tindakan sanitasi sesuai pedoman;

memberitahu operator alat angkut seawal mungkin tentang dilakukannya tindakan terhadap alat

angkut, dan memberitahukan tentang metode yang akan digunakan;

bertanggung jawab dalam pengawasan pembuangan air atau makanan, air kencing manusia

atau hewan, air limbah dan limbah lain dari alat angkut;

mengambil segala tindakan sesuai amanat IHR, untuk memantau dan mengendalikan limbah,

sampah dan air pemberat kapal yang berpotensi sebagai penyebab penyakit yang mungkin

mencemari pelabuhan, sungai, kanal, selat, danau atau perairan internasional lainnya;

bertanggung jawab dalam mengawasi penyedia jasa layanan untuk penumpang,

bagasi, kargo, petikemas, alat angkut, barang, paket pos dan jenazah manusia di pintu masuk,

termasuk melakukan inspeksi dan pemeriksaan medis bila diperlukan;

memiliki pedoman kontingensi yang efektif tentang kesehatan masyarakat; dan

berkomunikasi dengan National Focal Point IHR tentang kesehatan masyarakat yang relevan

tindakan yang diambil sesuai amanat IHR.

Banyaknya tanggungjawab yang dipikul oleh pejabat kesehatan yang berwenang di Pintu

Masuk ini, maka fungsi koordinasi dengan seluruh pejabat teknis lain dan stake holder di Pelabuhan

atau Bandara atau Pos Lintas Batas Darat merupakan kapasitas inti penting yang harus

diselenggarakan dalam penerapan tindakan sesuai amanat IHR 2005.

Fungsi koordinasi ini sangat penting untuk komunikasi informasi dalam penerapan tindakan

kesehatan masyarakat di Pintu Masuk. Dengan demikian maka dibutuhkan adanya link komunikasi :

Link komunikasi internasional dengan pihak berwenang di Pintu Masuk lain

Link Komunikasi Nasional antara pejabat yang berwenang di pintu masuk dan Pejabat kesehatan

di tingkat lokal, menengah (Propinsi) dan nasional

Link komunikasi Operasional langsung dengan pejabat kesehatan

senior lainnya

Link komunikasi dengan operator alat angkut

Link komunikasi dengan pelaku perjalanan tentang informasi

kesehatan

Link komunikasi dengan penyedia pelayanan

6

Volume VI Edisi 1 Triwulan I ( Januari - Maret ) Tahun 2011 Buletin INFO KESPEL

RUANG TU

“MENSANA IN CORPORE SANO”

sebagai MODAL KERJA

Oleh : Irene Kusumastuti, SE

D alam badan yang sehat terdapat jiwa yang sehat, slogan ini sering kita dengar

dengan “Mensana in corpora sano”, terjemahan goggle bahasa latin dalam

yakni : “In corpore sano sana est anima”. Mana yang paling tepat? Yang paling tepat

bagi kita adalah dalam bahasa Indonesia dan kita lakukan secara konsekuen. Setiap

anak bangsa perlu secara serentak untuk berolah raga dimanapun tempatnya yang

pantas, olah raga apapun jenisnya dan dengan penuh kesadaran tanpa adanya

paksaan. Olah raga apakah yang paling tepat diterapkan secara serentak dan

cenderung sangat digemari oleh kita seluruh anak bangsa ini?

B erolah raga merupakan kebutuhan

hidup setiap orang dan apabila kita

mengabaikan kegiatan berolah raga

dapat mengakibatkan gangguan

kesehatan fisik maupun mental. Jenis

olah raga apa yang tepat bagi kita

sebagai anak bangsa? Seluruh arena

senam yang menjamur diberbagai

perkotaan, membutuhkan biaya yang

mahal. Harga peralatan senam yang ditawarkan diberbagai media

elektronik, juga relative sangat mahal. Mau berolah raga sepeda

dayung, juga membutuhkan biaya yang tinggi untuk membeli sebuah

sepeda olah raga. Sepak bola . . . harga bola sepaknya juga sangat

mahal. Marilah kita kupas tuntas kebutuhan kita dan modal kita untuk

berolah raga.

Beberapa konsep universal yang paling sederhana, antara lain :

Melakukan kegiatan yang ringan tetapi membuahkan hasil yang

besar.

Melakukan kegiatan yang murah biayanya tetapi keuntungannya

membuahkan hasil yang besar.

Melakukan kegiatan yang sudah biasa (lazim) kita lakukan sejak ka-

nak - kanak tetapi membuahkan hasil yang bermanfaat

Melakukan kegiatan yang menyenangkan

sesuai kesenangan (hobby) tetapi mem-

buahkan hasil yang bermanfaat.

Kita harus sepakat terlebih dahulu bahwa

senam merupakan salah satu cabang olah

raga yang bermanfaat bagi fisik dan mental

kita. Setelah sepakat YA benar, maka

marilah kita kupas keempat pointer tersebut

diatas. Olah raga senam merupakan olah

raga yang ringan, membutuhkan biaya yang

murah, sudah lazim kita lakukan sejak kita

bersekolah di Taman Kanak – Kanak, Sekolah

Dasar, SLTP dan SLTA dan juga sesuai kese-

nangan anak bangsa karena senam pada

7

Volume VI Edisi 1 Triwulan I ( Januari - Maret ) Tahun 2011 Buletin INFO KESPEL

saat ini diiringi lantunan lagu (hobby : mendengar lagu,

menyanyi dan berlenggak – lenggok) namun senam

tersebut membuahkan hasil yang besar dan sangat

bermanfaat bagi fisik dan mental kita.

Kalau kita setuju bahwa senam merupakan olah raga

yang tepat bagi anak bangsa, marilah kita sosialisasikan

dan kita budayakan.

Bagaimana caranya? Sistem dan aspek legal sudah

disiapkan jauh – jauh sebelumnya yakni melalui Kepu-

tusan Presiden Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 1984

tentang Jam Krida Olah Raga.

Aspek legalnya yang tertinggi sudah terlalu lama sehing-

ga banyak dilupakan para pimpinan institusi padahal

pemberlakuannya sampai dengan saat ini masih rele-

van dan bagus.

Marilah kita simak secara bersama :

Pasal 1

(1) Jam krida olahraga bagi Pegawai Negeri Sipil

diselenggarakan sebelum jam kerja tiap hari Jum'at

selama 30 (tigapuluh) menit.

(2) Jam krida olahraga sebagaimana dimaksud dalam

ayat (1) berlaku juga bagi anggota ABRI, karyawan

badan usaha dan bank milik negara, karyawan

perusahaan dan bank milik daerah, pelajar, dan

mahasiswa.

(3) Pimpinan departemen atau instansi melakukan

pengawasan atas pelaksanaan kegiatan olahraga

pada jam krida olahraga di lingkungan departemen

atau instansi masing-masing.

Pasal 2

(1) Penyelenggaraan jam krida olahraga bagi Pegawai

Negeri Sipil diatur oleh masing-masing Menteri dan

pimpinan instansi yang bersangkutan;

(2) Penyelenggaraan jam krida olahraga bagi karyawan

perusahaan dan bank milik negara diatur oleh Menteri

yang membawahkan perusahaan yang

bersangkutan setelah mendengar pertimbangan

Menteri Keuangan;

(3) Penyelenggaraan jam krida olahraga bagi pelajar

dan mahasiswa diatur oleh Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan;

(4) Penyelenggaraan jam krida olahraga bagi anggota

ABRI diatur oleh Panglima Angkatan Bersenjata.

Pasal 3

Pengaturan penyelenggaraan jam krida olahraga oleh

para Menteri, Pimpinan Instansi, dan Panglima Angkatan

Bersenjata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2

dilakukan setelah berkonsultasi dengan Menteri Negara

Pemuda dan Olahraga.

Para siswa mahasiswa, pekerja pegawai negeri

ataupun swasta / BUMN memikul tugas berat yang

menuntut kondisi kesehatan prima, oleh sebab itu

mereka perlu memelihara kesehatan, antara lain

dengan berolah raga secara teratur. Agar olah raga

tersebut dapat dilakukan secara teratur, bersama,

dengan biaya yang murah, menyenangkan dan

menghasilkan fisik dan mental yang sehat maka olah

raga senam menjadi urutan pilihan paling tinggi.

Nah . . . siapa yang bertanggungjawab dalam penye-

lenggaraan olahraga ini agar ajeg sehingga kinerja

anak bangsa menjadi optimal ??

Kita semua anak bangsa, juga khususnya para pimpinan

institusi

8

Volume VI Edisi 1 Triwulan I ( Januari - Maret ) Tahun 2011 Buletin INFO KESPEL

Pengawasan dilakukan terhadap kapal yang

datang dari pelabuhan dalam negeri dan

pelabuhan luar negeri. Kedatangan kapal dari

pelabuhan luar negeri ini dilakukan terhadap kapal

yang datang dari pelabuhan luar negeri sehat

maupun kapal yang datang dari pelabuhan luar

negeri terjangkit. Kegiatan ini dilakukan untuk men-

jaga agar kapal yang datang di Pelabuhan Tanjung

Priok, Pelabuhan Muara Baru, Pelabuhan Sunda

Kelapa, Pelabuhan Marunda, Pelabuhan Kali Baru

dan Pelabuhan Muara Angke tetap dalam kondisi

sehat dan bebas dari faktor risiko penyakit yang

berpotensi menimbulkan masalah PHEIC.

Kapal dari pelabuhan luar negeri sehat

Pengawasan kedatangan kapal dalam karantina

dari pelabuhan luar negeri Sehat dilakukan dengan

melakukan pemeriksaan di atas kapal (on board)

yang berlokasi di kade (tempat kapal sandar) oleh

Tim KKP. Pemeriksaan yang dilakukan berupa

kelengkapan dokumen (Maritime Declaration of

Health, Voyage Memo/List Port of Call, Crew List,

Passenger List, Ship Sanitation Control Exemption

Certificate/ Ship Sanitation Control Certificate, Med-

icine Certificate, Health Book, International Certifi-

cate Vaccination, Ship Particular, Vaccination list,

General Nil List, Last Port Clearance), faktor risiko

(Sanitasi kapal) dan kesehatan awak kapal serta

obat-obatan dan fasilitas medik.

Kedatangan kapal dari pelabuhan luar negeri sehat

tahun 2010 tidak ada, hal ini sebagai dampak dari

merebaknya wabah influenza A (H1N1) hampir di

seluruh dunia, sehingga banyak Negara – Negara

yang sebelumnya termasuk klasifikasi negara sehat

berubah menjadi negara terjangkit. Penurunan

jumlah kapal yang datang dari negara sehat ini mu-

lai signifikan sejak Bulan Juni tahun 2009 yaitu sejak

WHO menetapkan terjadinya pandemi Influenza A

(H1N1).

Kapal dari pelabuhan luar negeri terjangkit

Pengawasan kedatangan kapal dalam karantina

dari pelabuhan luar negeri terjangkit dilakukan

dengan melakukan pemeriksaan di atas kapal (on

board) namun kapal tersebut harus berada di luar

dam (zona karantina) oleh Tim KKP. Perjalanan dil-

akukan oleh petugas boarding (Tim KKP Kelas I Tan-

jung Priok) yang telah memakai seragam dinas dan

memakai Alat Pelindung Diri lengkap menuju kapal

yang berada di luar DAM atau di zona karantina

dilakukan dengan memakai speed boat kecil

(dapat dilihat pada gambar di bawah ini).

RUANG PKSE

Selintas tentang :

PENGAWASAN KEDATANGAN DAN KEBERANGKATAN KAPAL PADA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN

KELAS I TANJUNG PRIOK Oleh :

IKRON, MKM

9

Volume VI Edisi 1 Triwulan I ( Januari - Maret ) Tahun 2011 Buletin INFO KESPEL

Pemeriksaan pada prinsipnya sama dengan

pemeriksaan dilakukan terhadap kapal yang be-

rasal dari pelabuhan luar negeri sehat tersebut diat-

as yakni pemeriksaan kelengkapan dokumen

(Maritime Declaration of Health, Voyage Memo/List

Port of Call, Crew List,Passenger List, Ship Sanitation

Control Examption Certificate/ Ship Sanitation Con-

trol Certificate, Medicine certificate, Health Book,

International Certificate Vaccination, Ship Particular,

Vaccinastion list, General nil list, Last Port of Clear-

ance), faktor risiko (Sanitasi kapal), dan kesehatan

awak kapal serta obat-obatan dan fasilitas medik.

Negara – Negara yang termasuk dalam kategori

terjangkit ini adalah negara yang oleh WHO dinya-

takan terjangkit penyakit menular potensial wabah

seperti; pes, kolera, yellow fever, Avian Influenza,

Foot and mouth desease dan Influenza A (H1N1).

Angka kedatangan kapal pada tahun 2010 dari

pelabuhan luar negeri terjangkit sangat tinggi kare-

na banyak negara yang masih dinyatakan ter-

jangkit Influenza A (H1N1).

10

Volume VI Edisi 1 Triwulan I ( Januari - Maret ) Tahun 2011 Buletin INFO KESPEL

Hasil pengawasan kapal yang datang dari pelabuhan luar negeri terjangkit menurut jenis penyakit, ditunjuk-

kan pada tabel tersebut dibawah ini.

Distribusi Pengawasan Kedatangan Kapal dari Pelabuhan Negara Terjangkit

menurut jenis penyakit pada KKP Kelas I Tanjung Priok

pada tahun 2010

Kedatangan kapal yang dari pelabuhan luar negeri

terjangkit pada tahun 2010 hanya masuk ke 3 (tiga)

lokasi, yakni pelabuhan Tanjung Priok sebanyak

3677 kapal, pelabuhan Sunda Kelapa sebanyak 7

kapal dan pelabuhan Marunda sebanyak 29 kapal.

NO NEGARA

JENIS PENYAKIT

JUMLAH % PES KOLERA

Yellow

Fever AI

Foot and

mouth

desease

H1N1

1 Singapore X 2040 54.94

2 Malaysia X 483 13.01

3 Thailand X 230 6.194

4 Hongkong X X 188 5.063

5 Australia X 186 5.009

6 China X X X 159 4.282

7 Philipina X X X 121 3.259

8 Jepang X 75 2.02

9 Vietnam X X X 53 1.427

10 Taiwan X 38 1.023

11 Korea X 27 0.727

12 Durban X X 25 0.673

13 India X X X 18 0.485

14 Brazil X X X X 13 0.35

15 Papua New Genea X 10 0.269

16 Arab X 10 0.269

17 Mesir X 9 0.242

18 Amerika X 7 0.189

19 Brunai X 7 0.189

20 Afrika Selatan X X 4 0.108

21 Rusia X 3 0.081

22 Ukraine X 2 0.054

23 Itali X 2 0.054

24 Srilanka X 1 0.027

25 Colombo X 1 0.027

26 Canada X 1 0.027

3713 100 JUMLAH

Kapal dari pelabuhan dalam negeri

Pelabuhan dalam negeri pada tahun 2010 tidak

ada yang dinyatakan sebagai pelabuhan

terjangkit, oleh karena itu pengawasan kedatangan

kapal dari pelabuhan dalam negeri dilakukan

11

Volume VI Edisi 1 Triwulan I ( Januari - Maret ) Tahun 2011 Buletin INFO KESPEL

dengan cara melakukan pemeriksaan kelengkapan

dokumen (Ship Sanitation Control Exemption Certifi-

cate/ Ship Sanitation Control Certificate, Medicine

Certificate, Health Book, crew list, passenger list, Port

Health Quarantine Clearance, Ship Particular),

faktor risiko (Sanitasi kapal) dan kesehatan awak

kapal serta obat-obatan dan fasilitas medik.

Distribusi kedatangan kapal dari pelabuhan dalam

negeri dapat dilihat pada grafik tersebut di atas,

yakni kedatangan terbesar terjadi pada Bulan

Agustus sebesar 8,72% (2058 kapal), sedangkan

yang terkecil pada Bulan Pebruari sebesar 6,95%

(1605 kapal), dengan rata – rata kedatangan kapal

dalam negeri setiap bulannya sebanyak 1925 kapal.

Keberangkatan Kapal

Pengawasan keberangkatan kapal bertujuan untuk

memastikan bahwa kapal keluar dari Pelabuhan

Tanjung Priok dalam keadaan sehat. Sebelum ka-

pal berangkat petugas KKP melakukan pemerik-

saan kelengkapan dokumen (Ship Sanitation Con-

trol Exemption Certificate/ Ship Sanitation Control

12

Volume VI Edisi 1 Triwulan I ( Januari - Maret ) Tahun 2011 Buletin INFO KESPEL

Certificate, Medicine Certificate, Health Book, Hasil

Pengamatan Langsung Sanitasi Kapal, Daftar Ket-

erangan Kesehatan Awak Kapal, Port Health Quar-

antine Clearance) dan memastikan bahwa kapal

bebas dari faktor risiko yang dapat menimbulkan

penyakit.

Keberangkatan kapal ke pelabuhan luar negeri dan

dalam negeri pada tahun 2010 setiap bulannya

relatif sama dan tidak terlalu mengalami fluktuatif.

Pada grafik tersebut di atas dapat dijelaskan bah-

wa keberangkatan kapal terbesar terjadi pada Bu-

lan Agustus sebesar 9,07% (2413 kapal) dan terkecil

terjadi pada Bulan september sebesar 7,30% (1942

kapal) dengan rata – rata keberangkatan kapal

setiap bulannya sebanyak 2216 kapal dari total

keberangkatan kapal sebesar 26.601 kapal dalam

setahun.

Kedatangan dan keberangkatan kapal

Distribusi kedatangan dan keberangkatan kapal di

Wilayah Pengamatan KKP Kelas I Tanjung Priok

maka dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Distribusi Kedatangan dan Keberangkatan Kapal

Di Wilayah Pengawasan KKP Kelas I Tanjung Priok

Tahun 2010

Bulan

Pelabuhan Dalam

Negeri

Pelabuhan Luar

Negeri Sehat

Pelabuhan Luar

Negeri Terjangkit Jumlah

Datang Berangk

at Datang

Berangk

at Datang Berangkat Datang

Berangk

at

Januari 1,788 1,776 0 0 301 303 2,089 2,079

Pebruari 1,605 1,613 0 0 269 272 1,874 1,885

Maret 2,063 1,977 0 0 313 318 2,376 2,295

April 1,982 1,979 0 0 293 299 2,275 2,278

Mei 2,026 2,020 0 0 283 301 2,309 2,321

Juni 1,982 1,967 0 0 301 302 2,283 2,269

Juli 2,014 2,012 0 0 232 324 2,246 2,336

Agustus 2,058 2,062 0 0 348 351 2,406 2,413

September 1,648 1,656 0 0 286 286 1,934 1,942

Oktober 2,076 2,068 0 0 314 317 2,390 2,385

Nopember 1,965 1,964 0 0 338 338 2,303 2,302

Desember 1,893 1,794 0 0 296 302 2,189 2,096

Jumlah 23,100 22,888 0 0 3,574 3,713 26,674 26,601

13

Volume VI Edisi 1 Triwulan I ( Januari - Maret ) Tahun 2011 Buletin INFO KESPEL

Konklusi :

1. Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung

Priok melaksanakan pengawasan kesehatan

terhadap seluruh kedatangan dan

keberangkatan kapal.

2. Kapal yang datang dari luar negeri, se-

luruhnya berasal dari pelabuhan luar negeri

terjangkit.

3. Perbedaan kedatangan dan keberangkatan

kapal dalam negeri pada akhir Desember

2010 sebanyak 99 kapal, disebabkan oleh

a) Banyak kapal ikan yang datang di

Wilayah Kerja pelabuhan Muara Baru,

Sunda Kelapa, Muara Angke, Marunda

d a n K a l i b a r u m e m b a t a l k a n

keberangkatan berlayar karena kapal

ikan tersebut adalah kapal kecil dan

pada bulan Desember cuacanya buruk.

b) Banyak kapal pengangkut kayu yang

datang di pelabuhan Kal ibaru

membatalkan keberangkatan berlayar

karena sebagian kapal pengangkut kayu

tersebut adalah kapal kecil dan pada

bulan Desember cuacanya buruk

c) Sebagian besar kapal tujuan wilayah

Kepulauan Seribu (PP), berlabuh di Wila-

yah Kerja pelabuhan Muara Angke.

d) Sebagian kecil kapal sandar di

pelabuhan Tanjung Priok.

e) P e r b e d a a n k e d a t a n g a n d a n

keberangkatan kapal dari luar negeri

pada akhir Desember 2010 sebanyak 6

kapal yang berarti kapal tersebut sandar

di pelabuhan Tanjung Priok, Wilayah Kerja

pelabuhan Muara Baru dan Marunda.

14

Volume VI Edisi 1 Triwulan I ( Januari - Maret ) Tahun 2011 Buletin INFO KESPEL

Air merupakan substrat yang paling parah aki-

bat adanya pencemaran. Berbagai jenis

pencemar baik yang berasal dari sumber do-

mestik (rumah tangga) seperti perkampungan,

kota, pasar, jalan, maupun sumber non domes-

tik seperti pabrik, industri, pertanian, peter-

nakan, perikanan serta sumber-sumber lainnya.

Untuk negara-negara yang sedang berkem-

bang, pencemar domestik merupakan 85 %

dari seluruh pencemar yang memasuki badan

air. Sedang untuk negara yang sudah maju

pencemar domestik 15 % dari seluruh pence-

mar yang memasuki badan air (Suriawiria,

1996). Prosentase kehadiran pencemar domes-

tik di badan air dapat pula dijadikan indikator/

parameter maju /tidaknya suatu negara. Hal ini

tidak dapat disangkal mengingat kebiasaan

dan tata cara masyarakat di negara yang se-

dang berkembang membuang berbagai jenis

buangan tanpa melalui pengolahan sedang

bagi masyarakat yang sudah maju segala jenis

buangan baru akan memasuki badan air

setelah melalui pengolahan/pengontrolan

yang ketat terlebih dahulu. Tidak mengherank-

an kalau berbagai jenis penyakit secara epi-

demik ataupun endemik berjangkit dan meru-

pakan masalah rutin di mana-mana pada

negara berkembang akibat tingginya kadar

buangan domestik memasuki badan air. Untuk

negara yang telah maju masalah pokok yang

banyak dihadapi adalah kehadiran berbagai

jenis senyawa, khususnya dalam bentuk logam

berat (Pb, Hg, Cu, Zn, dsb) serta residu senya-

wa lain seperti residu pestisida, deterjen, min-

yak bumi dsb.

Banyak konferensi tingkat dunia diada-

kan untuk membahas masalah kualitas air, sep-

erti konferensi yang menghasilkan MDGs10

(Millenium Development Goals) membahas 10

kebutuhan dasar manusia (Health Human

Right), dimana air sebagai salah satu kebu-

tuhan dasar manusia. Konferensi tersebut dil-

aksanakan menggingat beberapa masalah

utama yang dihadapi dunia mengenai masa-

lah air, antara lain :

Kecenderungan dimasa mendatang

dunia akan menghadapi krisis sumber air

baru.

Masalah pencemaran yang memasuki

badan air yang semakin menghebat dan

meningkat.

Semakin meningkat kebutuhan jumlah air

setiap saat.

Tidak berlebihan banyak pendapat bahwa

dikemudian hari dunia akan pula dilanda krisis

air seperti halnya krisis bahan energi, bahan

pangan, dsb.

Kehadiran benda-benda asing dalam

bentuk pencemar karena penambahan

buangan akan terjadi gejolak kehidupan

RUANG PRL

KEMATIAN IKAN SEBAGAI INDIKATOR

BIOLOGIS PENCEMARAN PERAIRAN

By Diah Lestari

15

Volume VI Edisi 1 Triwulan I ( Januari - Maret ) Tahun 2011 Buletin INFO KESPEL

dalam badan air yang menyangkut

mikroalgae, bakteri, protozoa, juga terhadap

kandungan senyawa-senyawa dalam bentuk

ion NH4- , NO3-, PO43- dsb. Indikator alami untuk

badan air yang kotor antara lain kandungan

oksigen terlarut (DO) di dalamnya. Yaitu

bahwa pada daerah yang bersih atau jernih,

DO bernilai tinggi (lebih dari 4 mg/l) sedang

pada daerah yang kotor sangat rendah (di

bawah 1 mg/l) dan akan dihuni oleh jenis ikan

tertentu secara terbatas (yang tolerans) serta

sebagian besar oleh bakteri dan serangga air.

Karakteristik biologis yang dapat menjadi

indikator kualitas air, yaitu kandungan mikroba

(bakteri), plankton (fitoplankton, zooplankton),

mikroalgae, benthos, protozoa, tumbuhan dan

hewan lainnya (ikan, serangga dsb).

Karakter istik biologis tersebut akan

menghasilkan indikator biologis. Ikan sebagai

konsumen pertama di perairan juga

merupakan indikator biologis untuk kualitas

perairan. Untuk jenis ikan yang tidak toleran

terhadap perairan yang mengalami

penambahan benda –benda asing dalam

bentuk bahan pencemar akan ditandai

adanya kematian ikan yang berarti perairan

tersebut sudah mengalami perubahan dari

tidak atau belum tercemar menjadi sudah

tercemar.

Keadaan aliran yang telah mengalami

penambahan buangan akan ditandai oleh

adanya peningkatan aktifitas mikroba baik

yang berhubungan erat dengan jumlah

konsentrasi nutrien ataupun dengan fluktuasi

jasad. Kalau kadar organik dari buangan

bernilai rendah, maka konsentrasi nutrien akan

rendah pula, sehingga mikroalgae akan lebih

baik tumbuhnya daripada bakteri. Keadaan

seperti ini akan ditemukan kalau buangan

tersebut dibuang ke aliran yang mempunyai

volume besar.

Dalam kondisi aliran air yang masih jernih

mikroba belum melakukan aktifitas, maka

keadaan jasad akan tetap konstan, tetapi

begitu ada buangan masuk ke dalamnya,

maka bakteri akan merupakan jasad yang

pertama aktif, mulai menyesuaikan diri dengan

lingkungan yang baru. Turbulensi aliran air akan

menimbulkan percampuran antara massa

yang terdapat di dalam air dengan air itu

sendiri menyebabkan semua mikroba mulai

melakukan aktifitas.

Dengan bantuan oksigen dari hasil

fotosintesa mikroalgae atau oksigen terlarut,

elemen-elemen anorganik di dalam aliran air

sebagai sebagai sumber nutrien akan

berkurang sehingga mikroalgae jumlahnya

mulai berkurang. Akibat kandungan organik di

dalam air akan meningkat, dan bakteri

mendapatkan sumber nutrien hingga jumlah

NH4 bertambah. Tetapi NH4 kemudian dioksidasi

menjadi NO3, sehingga akhirnya senyawa

organik bersama-sama dengan NO3- , PO4- ,

SO4- , jumlah bertambah sehingga jumlah

bakteri juga akan bertambah pesat sampai

mencapai titik maksimum. Tetapi kalau

akhirnya kandungan oksigen berkurang maka

hewan seperti ikan dan serangga air tidak

dapat hidup lagi. Bersama dengan

penambahan jumlah bakteri, protozoa akan

berkembang karena bakteri merupakan

sumber makanan protozoa. Pada nilai

pertumbuhan bakteri yang maksimum

keadaan aliran benar-benar tercemar, dan air

16

Volume VI Edisi 1 Triwulan I ( Januari - Maret ) Tahun 2011 Buletin INFO KESPEL

menjadi septik, berbau, berwarna hitam

sehingga sering didapat banyak kematian

ikan.

Jumlah zat organik NO3-, SO42, PO43- ,

yang semula banyak sepanjang aliran, makin

lama makin berkuarng sehingga keadaan

demikian akan mengurangi pertumbuhan

bakteri. Tetapi pada waktu jumlah nitrat

mencapai nilai maksimum, mikroalgae akan

tumbuh kembali. Pertumbuhan mikroalgae

menandakan aliran yang tercemar mulai pulih

kembali. Jumlah bakteri makin berkurang

karena sumber makanan berkurang dan

bersamaan dengan itu jumlah protozoa, begitu

juga mikroalgae akan berkurang. Akhirnya

aliran air pulih kembali, dan sedikit demi sedikit

nilai BOD akan turun, nilai DO menjadi

meningkat hingga diperoleh nilai seperti

keadaan semula. Tanda-tanda yang paling

umum dari keadaan ini ialah air menjadi jernih

kembali dan hewan (terutama ikan) dapat

hidup kembali.

Referensi :

Romimohtarto, K., Juwana, S, 2001, Biologi Laut,

Ilmu Pengetahuan Tentang Biologi Laut,

Jakarta.

Clesceri, et.al., 1998, Standard Methode For The

Examination Water and WasteWater, 20th Edi-

tion, APHA, AWWA, WEF, Washington DC.

Suriawiria, U., 1996, Mikrobiologi Air Dan Dasar-

Dasar Pengolahan Buangan Secara Biologis,

Bandung.

Jones, HS., 1995, Rock, Shells, Fossils, Minerals &

Gems, London

Bioterorism, Unsur Biologi, Kimia dan Pengamanan Radiasi (Nubika)

Di Wilayah Kerja Bandara, Pelabuhan dan Lintas Batas Darat

Oleh : Fery Anthony, SKM, MKM

Indonesia sebagai sebuah negara maritim memiliki lebih dari 17.600 pulau. Dari sisi tugas kekarantinaan karena terbukanya banyak pantai seringkali kapal-kapal masuk ke perairan Indonesia dan berlabuh di pelabuhan baik legal

maupun ilegal. Pada era globalisasi dimana transportasi antar benua sangat cepat bahkan lebih cepat dibandingkan masa inkubasi penyakit menular yang kita kenal, lebih dari 3 juta orang berpindah dari satu tempat ke tempat lain dalam

sehari. Perdagangan barangpun semakin marak termasuk barang yang membawa penyakit yang mengancam kesehatan penduduk baik disengaja maupun tidak. Semua hal tersebut akan makin memperberat kuantitas dan kualitas

petugas KKP. Dalam satu dekade terakhir ini muncul pula masalah global yang harus disikapi secara cermat yaitu masalah Mass Destruction Weapon (MDW) atau Senjata Pemusnah Massal (SPM) termasuk yang terbuat dari unsur

biologis, kimia dan radiasi nuklir. Hal tersebut menjadi masalah dan meluas secara global karena senjata tersebut dikuasai oleh sekelompok orang yang cenderung menimbulkan keresahan (teror) disemua negara di dunia. Salah satu dari SPM

yang akan dibahas dalam hubungan dengan tugas-tugas di Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) ialah unsur biologi, kimia dan pengamanan radiasi (Nubika) yang terkait dengan bioterorisme.

Pendahuluan

Unsur Nubika adalah bahan yang mengandung

komponen-komponen bahan nuklir, bahan/zat biologis

dan bahan kimia yang dapat digunakan untuk keperluan

kesejahteraan/“prosperity”. Dibidang teknologi industri

dan kesehatan, bahan-bahan Nubika telah berkembang

luas digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat. Bahan biologi dewasa ini juga banyak

digunakan oleh industri farmasi dalam rangka

pencegahan penyakit, sedangkan bahan kimia dipakai

luas di industri kimia, seperti industri farmasi, pabrik pupuk,

baterai dan sebagainya. Dampak negatif yang harus

diwaspadai dalam penggunaan bahan nubika yaitu

dapat menyebabkan malapetaka yang serius bagi umat

manusia, contoh kebocoran bahan radioaktif pada

pembangkit listrik tenaga nuklir di Chernobyl (Rusia).

Dalam satu dekade terakhir ini muncul pula

masalah global yang juga harus dicermati yaitu masalah

Mass Destruction Weapon (MDW) atau senjata pemusnah

massal (SPM). Senjata pemusnah massal dikenal secara

populer di dunia terbagi atas empat kelompok besar

yaitu:

1. Senjata nuklir

adalah senjata yang dikembangkan dari tenaga nuklir

dan direkayasa sedemikian rupa sehingga dapat

dibawa oleh perorangan dengan kemampuan yang

dapat diatur keterbatasannya atau Limited nuclear

mass destruction weapon.

17

Volume VI Edisi 1 Triwulan I ( Januari - Maret ) Tahun 2011 Buletin INFO KESPEL

2. Senjata radioaktif

adalah senjata yang dirancang degan mengeluarkan

energi dari atom atau nucleus, unsur kimia dalam ben-

tuk gelombang atau partikel radioaktif berupa sinar

radiasi yang dapat merusak jaringan manusia dan he-

wan.

3. Senjata kimiawi

adalah senjata yang dirancang dengan

menggunakan bahan kimiawi tertentu menyerang

individu maupun kelompok massa serta menyerang

bagian eksternal dengan membakar kulit hingga

melepuh atau yang bisa menyerang susunan saraf

pusat.

4. Senjata biologis

adalah senjata yang bahan intinya dari produksi biolo-

gis umumnya dari hewan dan tumbuhan yang dapat

menyerang individu atau kelompok.

Bahan-bahan Nubika terdiri dari :

1. Bahan-bahan radioaktif (nuclear agent)

2. Bahan-bahan biologi (biological agent)

3. Bahan-bahan kimia (chemical agent)

Hakekat ancaman senjata Nubika adalah :

Daya rusaknya lebih hebat dibanding dengan

senjata konvensional.

Dampak negatif terhadap manusia lebih besar

dibanding kerusakan pada materiil/tanaman,

sehingga dapat menurunkan moril personil lawan

dan menyebabkan menurunnya kemampuan

tempur lawan.

Dapat dan efektif digunakan untuk penyerangan

terhadap ”deep target” sehingga kemampuan

lawan untuk ofensif dapat diredam.

Dapat mematahkan perang gerilya.

Dapat digunakan untuk ”silent operation”.

Definisi Bioterorims

Beberapa definisi yang dipergunakan untuk

menggambarkan bioterorism antara lain :

1. Penggunaan kekuatan atau kekerasan terhadap

perorangan atau hak milik untuk menimbulkan

ketakutan atau keresahan pemerintah atau

masyarakat sipil untuk tujuan politik maupun sosial.

2. Setiap upaya untuk menimbulkan teror pada

masyarakat sipil dengan menggunakan senjata

biologis yang berasal dari mikroorganisme patogen,

unsur kimia maupun kekuatan nuklir.

3. Penggunaan unsur-unsur biologis terutama hewan dan

tumbuhan, kimia dan radiasi nuklir yang berpotensi

merusak kehidupan biologis manusia secara cepat

dan menimbulkan keresahan sosial.

Potensi Penggunaan Nubika Pada Masyarakat Sipil

Sejarah penggunaan senjata biologis pertama

yang pernah tercatat pada tahun 50 SM ketika tentara

Romawi yang menguasai hampir seluruh Eropa dan Asia

sampai Afrika Utara dengan cara membuang bangkai

hewan ke sumber air minum kelompok musuh agar

mereka menjadi sakit karena meminum air dari sumber air

minum yang tercemar bibit penyakit dari hewan ke

manusia. Pada tahun 1346 pasca perang salib teror sering

dilakukan dengan menyebarkan mayat manusia yang

meninggal karena penyakit menular di dalam kota agar

penduduk kota tertular penyakit tersebut dan serangan

penyerbuan dengan senjata hanya dianggap sebagai

”Finishing Touch” saja.

Pada tahun 1500 tentara spanyol dan 1767

tentara Inggris menggunakan bibit penyakit cacar untuk

menaklukan penduduk Indian. Pada PD-1 antara tahun

1916 hingga 1918 tentara Jerman menginfeksi ternak dan

mencemari makanan ternak dengan bibit penyakit

anthrax. Dalam penjajahan Jepang terhadap Manchuria

(1937) sebanyak 10.000 orang Manchuria tewas dalam

percobaan penggunaan senjata Biologis. Pada PD-2

tahun 1942 balatentara Jepang menyemprotkan bibit

kuman Pes di Cina yang menyebabkan tewasnya ratusan

ribu penduduk. Tahun 1979 tentara Rusia menyebarkan

spora anthrax di kota Sverdolsk dan membunuh 1.000

penduduk. Dalam kurun waktu antara tahun 1985 hingga

tahun 1991 tentara Irak mengembangkan dan

memproduksi senjata biologis offensive dalam

hubungannya dengan sengketa terhadap Iran dan juga

digunakan dalam perang teluk.

Pasca tragedi WTC 11 September 2001 di New

York, dari berbagai tempat di Amerika dilaporkan 5 dari

9.000 suspek yang bersentuhan dengan surat-surat yang

mengandung bubuk spora anthrax meninggal. Dari 9000

suspek tersebut pengobatan antibiotik diberikan pada

5000 orang karena sebagian besar dari mereka

18

Volume VI Edisi 1 Triwulan I ( Januari - Maret ) Tahun 2011 Buletin INFO KESPEL

menunjukkan gejala menderita anthrax type pulmonal

maupun type kulit.

Bahan senjata biologi yang ada di Indonesia

ialah bibit penyakit pes yang disimpan bilamana ada

wabah dan dijadikan bahan vaksin. Strain Ciwideij adalah

strain yang dipakai untuk memproduksi vaksin pes untuk

manusia dan disimpan di Bio Farma, Bandung. Indonesia

masih mempunyai strain lain yaitu strain 68 yang berasal

dari Boyolali, Jawa Tengah dan strain 86 yang berasal dari

Pasuruan, Jawa Timur. Kedua strain terakhir disimpan di

Laboratorium Kesehatan Daerah Yogjakarta. Selain itu

strain dari Indonesia juga disimpan di laboratorium CDC

Atlanta di Fort Collin, Amerika Serikat.

Bakteri antraks di Indonesia strainnya disimpan di

Pusat Veterinaria Farma, Surabaya yang keperluannya

adalah untuk memproduksi vaksin antraks hewan ternak

sapi, kerbau, kambing, domba dan kuda. Untuk

keperluan khusus yaitu untuk pekerja yang berisiko tertular

penyakit antraks digunakan vaksin impor terutama untuk

keperluan tentara yang beroperasi di daerah endemis

antraks.

Sepanjang tahun 2002 Indonesia menerima 28

amplop dengan alamat pengirim dari berbagai tempat

di Indonesia maupun di luar negeri. Amplop-amplop

tersebut ditujukan kepada orang-orang kedutaan negara

asing serta pribadi pimpinan kantor dagang, namun

dalam pemeriksaan secara laboratoris di Balai Penelitian

Veteriner Bogor ternyata semuanya negatif spora anthrax.

Senjata biologis menjadi pilihan dalam melaksanakan

teror disebabkan karena :

1. Bahan untuk memproduksi senjata biologi ada di

alam dan dapat diolah dengan cara sederhana,

selain itu di laboratorium bahan ini disimpan untuk

berbagai maksud dan kalau penyimpanannya tidak

aman bisa terjadi pencurian.

2. Untuk mendapat bahan senjata biologi dapat dibeli

dengan harga murah.

3. Untuk memproduksi senjata biologi tidak diperlukan

prosedur yang berbelit dan susah.

4. Mengoperasikan senjata biologi sangat mudah dan

sederhana baik volumenya demikian juga beratnya

relatif kecil . Yang penting ialah dalam

pengoperasiannya sangat jauh dari kecurigaan

orang sekitar (misalnya dengan hanya membawa 20

amplop kecil maka teroris dapat melumpuhkan

sebuah kawasan perdagangan yang besar).

5. Dengan biaya yang ringan bila menggunakan

senjata biologi dapat berdampak pada daerah yang

sangat luas dibandingkan dengan senjata nuklir.

6. Memberikan dampak trauma psikologis yang diderita

baik oleh pejabat maupun penduduk sekitar.

7. Pengoperasian senjata biologis relatif lebih mudah

dibandingkan senjata pemusnah massal lainnya.

Lintas Penyebaran

Penggunaan senjata biologis telah disinyalir oleh

Mr. Reginal Bartholomew dari US Secretary of State pada

tahun 1992 dan memberi peringatan atau warning

terhadap pemerintah Amerika Serikat agar siap

menghadapi segala kemungkinan bila senjata biologi ini

jatuh ke tangan orang-orang yang tidak bertanggung

jawab. Saat itu ungkapan terorism belumlah populer,

istilah yang digunakan adalah para sabotir yang terlatih.

Lisa Bronson dari US Pentagon tahun 1994 menyatakan

bahwa paling tidak di dunia ini sudah lebih dari 100

negara yang mampu mengembangkan senjata biologi

termasuk Indonesia dengan kriteria memiliki stok bibit

senjata biologis, siap memprosesnya dan mampu

mengoperasikan di lapangan.

Masuknya senjata biologi ke Indonesia dapat

melalui lintas batas darat dengan menggunakan

angkutan jalan raya dan sungai, kemungkinan lain

adalah masuk melalui angkutan udara dan angkutan

laut.

Lintas penyebaran senjata biologis dapat melalui :

Lewat pelabuhan legal/ ilegal

Lewat bandar udara

Lewat perbatasan antar negara

Lewat paket pos

Sumber, Bahaya dan Keterbatasan Senjata Nubika

Berdasarkan sumbernya senjata biologi yang dikenal

umum yang mudah diproduksi dan dioperasikan ialah :

Golongan virus, ada 2 macam yaitu Virus Cacar dan

Virus Ebola. Virus cacar atau virus smallpox,

1. Virus Cacar yang diisolasi adalah virus pox dari

species Orthopoxvirus sp yang sampai sekarang

disimpan di laboratorium penyakit menular di

Amerika Serikat dan Rusia

2. Virus Ebola, anggota dari virus Vilovirida penyakit

ini sering muncul di Congo, Zaire dan Afrika.

Volume VI Edisi 1 Triwulan I (Januari - April) Tahun 2011 Buletin INFO KESPEL

19

Volume VI Edisi 1 Triwulan I ( Januari - Maret ) Tahun 2011 Buletin INFO KESPEL

Golongan bakteri, ada 3 macam yaitu kuman antraks,

kuman pes dan kuman glanders atau ingus jahat atau

malleus.

1. Kuman Antraks, agent penyakit ini ialah Bacillus

antthracvis, bakteri ini mempunyai keistimewaan yaitu

di alam dia berbentuk spora dan dapat bertahan

hingga puluhan tahun walau dengan pemanasan 100

oC. Di Indonesia penyebaran penyakit ini ialah di

Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah,

Yogyakarta, NTB, NTT, Sulawesi Selatan, Sulawesi

Tenggara dan Papua. Hampir setiap tahun penyakit

ini muncul baik pada hewan maupun manusia.

2. Kuman Pes, bibit penyakitnya ialah Yersinia pestis, di

Indonesia tahun 1910 penyakit ini telah menelan

korban manusia di P. Jawa sebanyak 250.000 orang,

penyakit ini tersebar di Jawa Tengah, di Kabupaten

Boyolali, di Yogyakarta (Kabupaten Sleman) dan di

Jawa Timur (Kabupaten Probolinggo). Penyakit ini

masih ditemukan di Amerika Serikat, Brasil, Rusia, India,

Cina, Myanmar, Vietnam, Iran dan beberapa negara

Afrika.

3. Kuman Glanders atau Ingus Jahat atau Malleus,

penyakit ini disebabkan oleh bakteri Pseudomonas

Mallei, sekarang ini penyebarannya masih ada

disekitar Asia Tengah, Mongolia dan daerah

Mediterania. Indonesia telah bebas dari penyakit ini

sejak tahun 1940-an.

Toksin atau racun

a. Toksin Botulinum tersebar diseluruh dunia

termasuk Indonesia. Toksinnya diisolasi dari bakteri

Clostridium Botulinum. Penularan melalui udara

tetapi bisa juga melalui makanan dan minuman.

b. Racun Ricin, racun ini diisolasi dari minyak biji

buah jarak atau Jathropa Curcas L. Tumbuhan ini

banyak tersebar di seluruh Indonesia, banyak

dipakai untuk keperluan farmasi.

Pembuatannya:

1. Antraks : Isolasi spora à dijadikan serbuk

- Serbuk dimasukan dalam amplop.

- Serbuk dipadatkan à dijadikan senjata peledak

pada ketinggian sekitar 300 m.

- Kematian massal < 24 jam yang disebabkan oleh

pneumonia akut.

2. Pes dan Glanders : Isolasi bakteri

- Dipadatkan sebagai serbuk.

- Serbuk dipadatkan à dijadikan senjata peledak

pada ketinggian sekitar 300 m.

- Kematian massal < 24 jam yang disebabkan oleh

pneumonia akut.

3. Toksin Botulinum à Isolasi, disebarkan melalui

makanan dan minuman.

4. Racun licin à isolasi dari biji jarak.

KETERBATASAN SENJATA BIOLOGIS :

1. Pemilihan dasar untuk produksi senjata biologis

membutuhkan kecermatan tinggi terutama untuk

kemurniannya.

2. Dasar penguasaan ilmu yang tinggi agar bahan tidak

tercecer kemana-mana dan para pekerja tidak

menjadi korban senjata-nya sendiri ketika

mengerjakan di ruangan tempat kerja.

3. Membutuhkan keterampilan khusus dalam

pengoperasian alat-alat di ruangan kerja atau

laboratorium sehingga dihasilkan produk yang betul-

betul diharapkan.

4. Tempat produksi senjata biologi memerlukan tempat

yang aman, termasuk aman dari kecurigaan orang

sekitar terhadap aktivitas teroris.

5. Precaution atau pengamanan dari pekerja sangat

diutamakan.

6. Memerlukan disiplin yang tinggi dari semua anggota

organisasi.

7. Seringnya terjadi salah sasaran atau target.

TARGET DAN INDIKATOR SERANGAN BIOTERORIMS

Senjata biologis banyak digunakan oleh terorisme

karena dapat dioperasikan secara sederhana, sehingga

siapa yang akan mendapat ancaman teroris ini dapat

dibagi atas :

Kelompok penduduk/kesatuan antara lain: sipil,

tentara, karyawan kantor, pabrik, massa pesta,

stadion, penumpang kapal laut, pesawat, bis, kereta

api.

Individu, antara lain: pejabat, pimpinan, karyawan.

Ruang terbuka, seperti : desa, medan latihan perang

dan lainnya.

Ruang tertutup, seperti: ruang konser, stadion, stasiun

dan lainnya.

Indikator penggunaan senjata biologi oleh teroris ialah :

20

Volume VI Edisi 1 Triwulan I ( Januari - Maret ) Tahun 2011 Buletin INFO KESPEL

1. Dengan menggunakan senjata biologi dapat

dicapai angka kematian yang tinggi.

2. Dengan menggunakan senjata biologi dapat

dicapai angka kesakitan yang tinggi.

3. Dapat menyebabkan shok dan panik dari sasaran

atau kelompok sekitar sasaran.

4. Akibat dari serangan senjata biologi maka akan

muncul trauma psikologis baik pada waktu serangan

maupun sesudah serangan.

Outcome Dari Serangan Bioterorims

Beberapa dampak potensial yang mungkin timbul dari

serangan bioterorism adalah :

1. Kematian dan kesakitan massal pada penduduk.

2. Serangan mendadak terhadap s istem

penanggulangan dalam kondisi emergensi.

3. Gangguan terhadap kehidupan kota yang normal.

4. Tidak bekerjanya fasilitas yang terkontaminasi.

5. Kepanikan dan kebingungan masyarakat (dampak

psikologis).

6. Hilangnya kemampuan pemerintahan.

7. Hilangnya sistem penanggulangan dalam kondisi

emergensi.

Bagaimana Menyikapinya??

Sangat perlu dicermati, bagaimana kita di Indonesia

melalui lembaga dan para petugas menyikapi senjata

biologi ini. Untuk itu beberapa usaha yang harus

dikembangkan adalah :

1. Agar selalu memonitor penyebaran bahan dasar

senjata biologi ini di Indonesia maupun di luar negeri

dengan mengadakan kerjasama bilateral maupun

multilateral.

2. Kerjasama dengan berbagai lembaga agar selalu

mendapatkan informasi tentang gerakan para

kelompok teroris baik yang ada di Indonesia maupun

di luar negeri.

3. Mengadakan pertemuan baik secara regional

maupun bilateral dalam hubungan dengan Biological

Weapon Convention (BWC). Dengan demikian akan

tercipta kerjasama yang nyata guna mencegah

beroperasinya para teroris yang kemungkinan besar

akan menggunakan senjata biologi.

RUANG LINGKUP KKP

BANDAR UDARA

MERUPAKAN JALUR KELUAR / MASUK

PENUMPANG

Penumpang

Awak Kapal / Crew / Operator

ANCAMAN MASUKNYA (SERANGAN)

BIOTERORISME

RAWAN

KESIAPSIAGAAN KKP

PELABUHAN LAUT LINTAS BATAS DARAT

ALAT ANGKUT

Kapal , Pesawat Terbang ,Angkutan

Darat

MUATAN

Bagasi, Barang , peti kemas, paket

pos, Kargo

PEMETAAN RISIKO SERANGAN BIOTERORIMS

21

Volume VI Edisi 1 Triwulan I ( Januari - Maret ) Tahun 2011 Buletin INFO KESPEL

4. Di dalam negeri perlu dibina kerjasama lintas sektoral

dan lintas program serta mengadakan pertemuan

dan pelatihan bersama menyikapi dan menghadapi

teroris dengan risiko yang paling kecil.

5. Agar selalu mempersiapkan sumber daya manusia

(SDM), alat, bahan dan obat-obat dalam

hubungannya dengan early warning, kemungkinan

beraksinya teroris termasuk penggunaan senjata

biologi.

6. Perlu secara periodik diadakan up grading course

atau kursus penyegar menyikapi kemungkinan

munculnya serangan teroris dalam segala bentuk

termasuk juga kemungkinan penggunaan senjata

biologi di Indonesia.

Daftar Pustaka

Direktur Jenderal Pencegahan Penyakit dan

Pengendalian Lingkungan, 2010, Modul Pendidikan

dan Pelatihan Peningkatan Kemampuan Sumber

Daya Manusia di Kantor Kesehatan Pelabuhan Se-

Indonesia Dalam Rangka Implementasi IHR 2005,

Direktur Imunisasi dan Karantina, Sub-Direktorat

Karantina dan Kesehatan Pelabuhan, Jakarta

Internatinal Health Regulation, 2005

Hoediyono Karso, 1998, Spesifikasi Bahan Nubika

dan Penanggulangannya, Makalah.

Houssay, MD, 1995, Human Physiology, Mac Graw

Hill Book Company Inc, New York.

Ministry of Defense, 1972, Medical Manual of De-

fense against Chemical Agent, Her Majesty’s Sta-

tionary Office, London.

Ministry of Defense, 1977, Medical Manual of Nucle-

ar Operation, London.

NBC Publication, Pamphlet no.2, 3 dan 5 ; The Effect

of NBC Attack

Tamat ….

Dengan semakin meningkatnya penduduk

dunia, kebutuhan makanan juga semakin

meningkat. Berbagai cara fisik dan zat kimia

selalu dikembangkan dan digunakan untuk

meningkatkan pasokan makanan.

Selain itu, dengan industrialisasi dan urbanisasi

semakin banyak orang melakukan aktifitas per-

jalanan, makin mengakibatkan meningkatnya

kebutuhan akan makanan olahan yang dapat

diangkut dari daratan ke kapal dengan tetap

mempertahankan nilai gizi serta sifat organo-

leptiknya. Kebutuhan ini sebagian besar dapat

dipenuhi oleh penambahan bahan kimia yang

dikenal sebagai zat tambahan makanan.

Pengelolaan dan pengawasan makanan dan

minuman keperluan di dalam kapal laut di ling-

kungan pelabuhan sendiri wajib mendapat

PENGAMANAN MAKANAN DAN MINUMAN

(SALAH SATU FUNGSI KKP DALAM PELAKSANAAN PENGENDALIAN FAKTOR

RISIKO LINGKUNGAN DI PELABUHAN DAN ALAT ANGKUT)

Oleh : Diah Lestari

perhatian dari Kantor Kesehatan Pelabuhan

(KKP), karena makanan dan minuman terma-

suk media lingkungan yang dapat mengan-

dung berbagai polutan dan kontaminan. Ba-

han kontaminan terdiri dari kontaminan kimia

dan mikroorganisme pathogen. Makanan dan

minuman dapat terkontaminasi secara biologi,

karena makanan dan minuman berpotensi

mengandung mikroorganisme pathogen bila

cara penanganan mendukung untuk hidupnya

mikroorgnisme. Escherichia coli adalah salah

satu mikroorganisme pathogen yang merupa-

kan indicator kualitas bakteriologi bahan ma-

kanan tercemar.

Pengamanan makanan dan minuman adalah

upaya melindungi makanan dan minuman

yang meliputi, pemilihan bahan baku, penyim-

panan bahan baku, pengolahan makanan,

22

Volume VI Edisi 1 Triwulan I ( Januari - Maret ) Tahun 2011 Buletin INFO KESPEL

penyajian dan pengangkutan dari kemung-

kinan oleh bahan-bahan kontaminan.

Bahan-bahan makanan untuk keperluan di ka-

pal baik yang berasal dari darat dan diolah

menjadi makanan di kapal perlu dilakukan

pengamanan yang cermat dan sempurna un-

tuk disetiap tahapan pengolahan. Petugas KKP

harus mempunyai pengetahuan apakah pe

ngamanan bahan-bahan makanan dengan

penambahan zat tambahan makanan aman

dikonsumsi untuk keperluan penumpang dan

awak kapal.

Beberapa zat tambahan makanan dit-

ambahkan adalah :

A. Secara Langsung

1. Bahan Pengawet, ditambahkan untuk

memperpanjang shelfl ife untuk

mencegah dan menghambat pertum-

buhan mikroba, seperti asam benzoat,

propianat dan asam sorbat.

2. Antioksidan, pada minyak untuk

mencegah tengik, pada buah dan

sayur-mayur untuk mencegah pencok

latan, seperti hidroksianisol berbutil

(BHA), tokoferol.

3. Zat Pengemulsi, pemamtap dan pen-

gental untuk memperbaiki kehomoge-

nan, seperti ester sukrosa, lesitin dan

garam

4. Warna, untuk mempertinggi daya tarik

visual, seperti karoten, kokineal, ama-

ranth, azorubin, indigotin dan tetrazin.

5. Bumbu penyedap, seperti ester, alde-

hid, keton, MSG

6. Pemanis buatan, seperti siklamat, sakar-

in dan aspantan

B. Secara Tidak Langsung

1. Bahan pengemas, beberapa zat dapat

berpindah dari wadah makanan, pem-

bungkus dan lain-lain ke makanan

yang dibungkus di dalamnya, seperti

bahan polimer yang bersifat inert. Kom-

ponen polimer (monomer) dapat ber-

pindah ke dalam makanan yang ber-

sentuhan dengannya yang bersifat

toksik. Contoh, vinil klorida bersifat

karsinogen

2. Residu obat hewan dalam makanan

manusia, produk hewan yang biasanya

meninggalkan residu biasanya daging,

susu dan telur merupakan hasil metabolit

dari proses metabolism hewan. Contoh,

obat tetrapeutil, antibiotic, zat metabol-

ic

3. Pencemar, zat-zat mencemari makanan

karena penanganan, pemeliharaan

atau pemanenan, seperti mikotoksin,

alflatoksin diproduksi dari jamur Aspergil-

lus flavus dan terdapat dalam kacang-

kacangan, butir padi. Pencemar logam

seperti merkuri, timbale dan cadmium.

Langkah-langkah pelaksanaan kegiatan

pengamanan makanan dan minuman yang

dilaksanakan KKP Kelas 1 Tanjung Priok :

Di Pelabuhan meliputi :

1. Pendataan Tempat Pengelolaan Ma-

kanan. Pada tahun 2009 ada sebanyak

147 TPM baik di Induk maupun di wilayah

kerja yang terdaftar.

2. Sertifikasi TPM, melalui :

Pemeriksaan hygiene sanitasi sesuai

dengan jenis TPM, untuk rumah

makan/restoran (Kepmenkes RI No.

1098/Menkes/SK/VII/2004). Untuk jasa

boga (Kepmenkes RI No. 715/Menkes/

SK/V/2003). Untuk makanan jajanan

(Kepmenkes RI No. 942/Menkes/SK/

VII/2003).

Penilaian terhadap hasil pemeriksaan

Pengambilan sampel

Pemeriksaan sampel makanan dan

minuman

Pemeriksaan usap dubur penjamah

Analisis hasil pemeriksaan

Pemberian Sertfikat laik hygiene sani-

tasi TPM

3. Audit TPM, dilakukan dalam rangka ke-

laikan TPM

4. Pembinaan dan Penyuluhan, dilakukan

dalam rangka pembinaan berupa saran-

saran perbaikan, namun bila tidak di-

indahkan maka KKP bisa mencabut sertif-

ikat laik hygiene sanitasi dan diusulkan

untuk dicabut izin usaha atau tindakan

23

Volume VI Edisi 1 Triwulan I ( Januari - Maret ) Tahun 2011 Buletin INFO KESPEL

penghentian / penutupan sementara

TPM disertai berita acara pemeriksaan.

Kegiatan Pengamanan Makanan dan Minu-

man di Kapal :

Kegiatan ini dimulai dengan pendataan leva-

ransir atau suplier bahan makanan di daratan.

Kegiatan levaransir adalah penyediaan bahan

baku /olahan untuk di suplai ke kapal. Setiap

suplai bahan baku ke kapal wajib dilakukan

pemeriksaan bahan baku makanan. Petugas

melakukan pemeriksaan langsung terhadap

bahan baku makanan yang akan disampling.

Petugas melakukan pemeriksaan bahan ma-

kanan dengan melihat komposisi bahan baku,

masa expired date bahan makanan, zat tam-

bahan/pengawet bahan makanan dan kema-

san yang digunakan. Bila ada bahan makanan

yang mencurigakan / rawan diambil sampel

untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium.

Hasil pemeriksaan ditindaklanjuti kepada leva-

ransir dan disertai langkah-langkah penanggu-

langan.

Dengan melihat kegiatan pengawasan dalam

rangka pengamanan makanan dan minuman

maka tersirat suatu pesan untuk petugas KKP

untuk terus meningkatkan diri dan kemampuan

dengan meningkatkan pengetahuan, cha-

yoo……

Daftar Pustaka

Kepmenkes RI No. 715/Menkes/SK/V/2003,

tentang Persyaratan Kesehatan Hygiene

Sanitasi Jasa Boga

Kepmenkes RI No. 1098/Menkes/SK/2003,

tentang Persyaratan Kesehatan Hygiene

Sanitasi Rumah Makan/Restoran

Kepmenkes RI No. 942/Menkes/SK/VII/2003,

tentang Pedoman Persyaratan Hygiene

Sanitasi makanan Jajanan

Kepmenkes RI No. 431/Menkes/SK/IV/2007,

tentang Pedoman Teknis Pengendalian Risiko

Kesehatan Lingkungan di pelabuhan/

Bandara/Pos Lintas Batas dalam rangka

karantina kesehatan.

Frank C.Lu; Toksikologi Dasar Asas, Organ

Sasaran, dan Penilaian Risiko, UI Press, Jakarta,

1995.

24

Volume VI Edisi 1 Triwulan I ( Januari - Maret ) Tahun 2011 Buletin INFO KESPEL

Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah jenis infeksi menular

yang ditularkan dari seseorang kepada orang lain yang

jalur utamanya adalah melalui hubungan seksual dan

merupakan penyebab utama infertilitas, terutama pada

wanita

Sebagian besar IMS bisa disembuhkan namun ada yang

tidak bisa disembuhkan dan dapat menimbulkan gejala

yang berulang. Perempuan yang terkena IMS, gejalanya

tidak terlalu tampak bila disbanding pada laki – laki,

diiperkirakan sekitar 80-85% perempuan dengan IMS tidak

menunjukkan gejala apapun. Gejala keputihan yang ser-

ing muncul pada perempuan merupakan hal biasa yang

juga dipengaruhi oleh hormon dan lingkungan sehingga

perempuan cenderung tidak mengobatinya karena tid-

ak ada gejala. Infeksi menular seksual yang tidak diobati

berhubungan dengan infeksi kongenital dan perinatal

pada neonatus, terutama di daerah di mana tingkat in-

feksi tetap tinggi.

Salah satu cara untuk mendeteksi IMS pada perempuan

adalah dengan melakukan pemeriksaan ke sarana pela-

yanan kesehatan yang ada fasilitas laboratoriumnya un-

tuk mencari jenis bakteri supaya dapat diberi pen-

gobatan yang jitu .(prompt treatment)

Beberapa penyebab infeksi menular seksual yang paling

umum yakni bakteri, virus dan parasit :

Infeksi bakteri : Neisseria gonorrhoeae (penyebab gonore

atau infeksi gonokokal), Chlamydia trachomatis

(penyebab infeksi klamidia), Treponema pallidum

(penyebab sifilis), Haemophilus ducreyi (menyebabkan

chancroid), Klebsiella granulomatis (sebelumnya dikenal

sebagai penyebab Calymmatobacterium granulomatis

inguinale granuloma atau donovanosis).

Gonore atau gonorrhea atau sering disebut kencing

nanah adalah penyakit menular seksual yang disebab-

kan oleh Neisseria gonorrhoeae yang

menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum,

tenggorokan, dan bagian putih mata (konjungtiva).

Gonore juga bisa menyebar melalui aliran darah ke

bagian tubuh lainnya, terutama kulit dan persendian.

Pada wanita, gejala awal biasanya timbul dalam waktu

7 – 21 hari setelah terinfeksi, bahkan ada yang tidak

merasakan gejala selama beberapa minggu atau bu-

lan namun ada juga penderita yang menunjukkan

gejala berat, seperti desakan untuk berkemih, nyeri keti-

ka kencing, keluarnya cairan dari vagina, dan demam.

Infeksi dapat menyerang leher rahim, rahim, saluran

telur, indung telur, uretra, dan rektum serta menyebab-

kan nyeri pinggul yang dalam ketika berhubungan sek-

sual.

Pada pria, gejala awal biasanya timbul dalam waktu 2

– 7 hari setelah terinfeksi. Gejalanya berawal sebagai

rasa tidak enak pada saluran kencing dan beberapa

jam kemudian diikuti oleh nyeri saat kencing dan

keluarnya nanah dari penis.

Wanita dan pria homoseksual yang melakukan hub-

ungan seks melalui anus (anal sex) dapat menderita

gonore pada anusnya. Penderita akan merasakan tid-

ak nyaman di sekitar anus dan keluar cairan se-

dangkan sekitar anus tampak merah dan kasar, serta

tinjanya terbungkus oleh lendir dan nanah.

Hubungan seksual melalui mulut (oral sex) dengan

seorang penderita gonore biasanya akan menyebab-

kan gonore pada tenggorokan. Pada umumnya, tidak

menimbulkan gejala namun dapat menyebabkan

nyeri tenggorokan dan gangguan untuk menelan.

Bayi yang baru lahir juga bisa terinfeksi gonore dari

ibunya selama proses persalinan sehingga terjadi pem-

bengkakan pada kedua kelopak matanya dan dari

matanya keluar nanah. Apabila infeksi ini tidak diobati,

maka akan menimbulkan kebutaan.

Penyakit Klamidia disebabkan oleh bakteri Chlamydia

trachomatis. Istilah infeksi Klamidia dapat juga merujuk

kepada infeksi yang disebabkan oleh setiap jenis bakteri

dari keluarga Chlamydiaceae yang dapat merusak alat

RUANG UKLW INFEKSI MENULAR SEKSUAL

Oleh :

PARSAORAN TAMBA, SPD, ST, MKES

Staf pengajar pada Universitas Negeri Manado

25

Volume VI Edisi 1 Triwulan I ( Januari - Maret ) Tahun 2011 Buletin INFO KESPEL

reproduksi manusia dan penyakit mata. Klamedia yang

menyerang alat kelamin : Pada wanita menginfeksi

rahim, saluran tuba dan ovarium yang dapat menyebab-

kan munculnya jaringan parut dan menimbulkan kom-

plikasi serius, termasuk nyeri panggul kronis, kesulitan men-

jadi hamil, dan komplikasi pada kehamilan lainnya yang

berbahaya. Pada pria menunjukkan gejala infeksi saluran

kencing meliputi: nyeri atau rasa panas ketika buang air

kecil, kotoran yang tidak biasa keluar dari penis dan

demam. Klamedia yang menyerang mata : Konjungtivitis

klamidia atau trakoma dapat menjadi penyebab kebu-

taan mata. Penyakit Sifilis atau Raja Singa : Penyakit ini

timbul akibat bakteri Treponema pallidum yang biasanya

terjadi antara 3 minggu sampai 3 bulan setelah berhub-

ungan intim dengan penderita. Gejala penyakit ini ada-

lah timbul luka pada kulit seperti lubang pada kulit

dengan tepi yang lebih tinggi dan umumnya tidak terasa

sakit. Luka biasanya akan sembuh setelah beberapa

minggu namun virus menetap dalam tubuh dan bisa

muncul kembali ditempat yang berbeda dan bisa disem-

buhkan secara bertahap dengan penicillin.

Infeksi virus umum : Human immunodeficiency virus

(penyebab AIDS), Virus herpes simpleks tipe 2 (penyebab

herpes kelamin), Virus papiloma manusia (menyebabkan

kutil kelamin dan subtipe tertentu bisa menimbulkan

kanker serviks pada wanita), Virus hepatitis B (hepatitis

penyebab dan kasus-kasus kronis dapat menyebabkan

kanker hati), Sitomegalovirus (menyebabkan peradangan

di berbagai organ termasuk otak, mata, dan usus).

Organisme parasit : Trichomonas vaginalis (trikomoniasis

menyebabkan vagina), Candida albicans (penyebab

vulvovaginitis pada wanita, pembengkakan kelenjar pe-

nis dan [kulup balano-posthitis] pada pria).

PENCEGAHAN

Cara yang paling efektif untuk menghindari terinfeksi atau

transmisi infeksi menular seksual adalah untuk menjauhkan

diri dari hubungan seksual (misalnya, oral, vagina, atau

seks anal) atau untuk melakukan hubungan seksual han-

ya monogami. Sedangkan kondom, jika digunakan

secara konsisten dan benar, sangat efektif dalam men-

gurangi penularan HIV dan infeksi menular seksual

lainnya, termasuk gonore, infeksi klamidia dan trikomonia-

sis.

Papiloma Herpes

vulvovaginitis pada anak

26

Volume VI Edisi 1 Triwulan I ( Januari - Maret ) Tahun 2011 Buletin INFO KESPEL

Penderita buta warna sering merasa cemas

dengan kelainannya itu. Sebab, terkait dengan masa de-

pan mereka. Entah itu, karena persyaratan untuk diterima

sekolah dengan jurusan tertentu, maupun untuk diterima

bekerja di sebuah institusi perusahaan. Padahal, jika

merujuk pada UUD 45 pasal 28D ayat 2, menyebutkan,

"Setiap orang berhak bekerja serta mendapat imbalan

dan perlakuan adil dan layak dalam hubungan kerja".

Maka hal tersebut kadang tidak berlaku bagi penderita

buta warna.

Seorang anak bisa saja tidak diterima masuk ke sekolah

dengan jurusan ilmu eksakta, karena menderita buta

warna. Akibat tidak lolos tes buta warna, ia terpaksa

merombak total cita-cita ke jalur ilmu-ilmu sosial. Berhasil

di pendidikan ilmu sosial, kembali hadangan buta warna

terjadi di bursa tenaga kerja. Pada beberapa jenis peker-

jaan tertentu buta warna juga menjadi syarat untuk mere-

ka yang akan memasukinya, seperti pada profesi tentara,

pilot, dokter atau bahkan hanya menjadi seorang su-

pir.Hal ini patut menjadi perhatian karena sebenarnnya

buta warna bukan merupakan suatu penyakit, hanya ke-

lainan pada mata.

Persepsi yang salah pada masyarakat mengenai penyakit

buta warna adalah, bahwa buta warna sama sekali tidak

bisa melihat warna, yang ada hanyalah warna hitam

putih. Persepsi ini tidak benar karena tipe buta warna

yang hanya dapat melihat warna hitam dan putih ada-

lah satu tipe dari buta warna, masih ada tipe penyakit

buta warna lainnya. Seperti penyakit buta warna yang

hanya dapat melihat varian warna dari percampuran

Merah dan Kuning saja (dichromatic), ada yang tidak

dapat membedakan warna ketika banyak warna dicam-

purkan, ada yang tidak dapat membedakan gradasi

warna.

Colour blindness bisa juga disebut colour deficiency

(lemah warna) yakni suatu ketidakmampuan mem-

bedakan beberapa warna. Salah satu penyebabnya

adalah faktor genetik. Insiden kejadiannya pada laki-laki

jauh lebih banyak dibandingkan wanita. Sayangnya di

Indonesia Kejadian Buta Warna tidak banyak diteliti se-

GANGGUAN PENGLIHATAN WARNA

(BUTA WARNA) Oleh : dr. Hj.Endriana Svieta Lubis, MKK

hingga sulit mendapatkan data statistik penderita buta

warna. Tetapi Buta Warna di Eropa 8-12% diderita

oleh laki-laki dan 1 % perempuan.Wanita dapat menjadi

pembawa (carrier) kromosom untuk buta warna walau-

pun secara klinis sehari-hari tidak buta warna.

Mata merupakan organ yang berfungsi sebagai

indera penglihatan. Rangsang yang adekwat untuk mata

(dapat diubah menjadi impuls listrik) adalah cahaya.

Bagian-bagian mata adalah sebagai berikut:

a. Lapisan pertama

1) Sklera di bagian belakang : sklera merupakan

dinding terluar yang keras dan putih. Berfungsi se-

bagai penyokong.

2) Kornea dibagian depan : jernih dan transparan.

b. Lapisan kedua

Di bagian belakang adalah kholoroid yang banyak

mengandung pembuluh darah. Fungsi pembuluh

darah ini adalah menyuplai makanan dan oksigen ke

sel-sel mata. Di bagian depan kholoroid terbuka

membentuk lubang bundar yang disebut pupil ter-

letak di belakang kornea. Kholoroid mengandung

pigmen. Kholoroid yang terletak di sekitar pupil dise-

but dengan iris. Fungsi iris adalah mengatur banyak

sedikitnya sinar yang datang, sedangkan kholoroid

adalah menyerap sinar yang datang sehingga tidak

memantul kembali ke retina. Di bagian belakang pu-

pil terdapat lensa yang jernih fan transparan sebab

tersusun oleh protein kistalin. Lensa mata dapat beru-

bah kecembungannya. Perubahan kecembungan ini

disebut dengan akomodasi. Kemampuan akomodasi

mata diatur oleh otot yang disebut dengan muskulus

27

Volume VI Edisi 1 Triwulan I ( Januari - Maret ) Tahun 2011 Buletin INFO KESPEL

siliaris. Ruangan diantara kornea dan lensa terisi

cairan yang encer yang disebut dengan aqueous

humor, sedangkan di bagian dalam mata terisi oleh

cairan yang pekat dan transparan uang disebut

dengan vitreous humor.

C. Lapisan ketiga

Di sebelah dalam lapisan kholoroid terdapat lapisan

ke- 3 yaitu retina yang tersusun oleh reseptor peka

cahaya dan sel-sel sarah. Sel reseptor ada 2 bentuk

yaitu konus (kerucut) dan basilus (batang). Sel konus

peka terhadap sinar berwarna merah, hijau, dan biru,

sedangkan sel basilus peka terhadap sinar putih.

Sel batang mengandung rodopsin (disintesis dari vit-

amin A) yang dapat terurai oleh cahaya. Fungsi ro-

dopsin adalah untuk melihat pada saat gelap. Oleh

karena itu orang tiba-tiba berpindah dari terang ke

gelap, ia tidak langsung dapat melihat sebab rodop-

s i n n y a t e r u r a i o l e h c a h a y a .

Anatomi dan fungsi struktur retina

Komponen fungsional retina tersusun atas lapisan-

lapisan :

1. Lapisan pigmen

2. Lapisan batang dan kerucut

3. Membran limitan eksterna

4. Lapisan nuclear luar

5. Lapisan pleksiform luar

6. Lapisan nuclear dalam

7. Lapisan pleksiform dalam

8. Lapisan ganglionic

9. Lapisan serabut nervus optikus

10. Membran limitan interna

Setelah cahaya melalui sistem lensa mata dan kemudian

melalui humor vitreus, ia memasuki retina melalui lapisan-

lapisan tersebut. Jarak ini tebalnya beberapa ratus mi-

cron sehingga ketajaman penglihatan terhambat. Untuk

mencegah hal tersebut, fovea (bagian central retina)

yang terdiri dari sel kerucut akan dipindahkan ke samping

sehingga cahaya dapat langsung menuju sel kerucut,

dengan demikian akan membantu ketajaman persepsi

visual di dalam daerah retina mata

Lapisan pigmen retina

Pigmen melanin hitam di dalam retina berfungsi

mencegah pemantulan cahaya diseluruh bola mata, dan

ini sangat penting bagi penglihatan tajam. Tanpa mela-

nin berkas cahaya akan dipantulkan ke segala arah di

dalam bola mata dan merangsang banyak reseptor, se-

hingga cahaya yang seharusnya kontras ditempat gelap

dan terang menjadi di ffus pada retina.

Suplai darah retina

Suplai darah untuk nutrisi lapisan dalam retina berasal dari

arteri sentralis retina yang memasuki bagian dalam mata

dan kemudian bercabang untuk mensuplai seluruh per-

mukaan retina. Jadi retina mempunyai suplai darah

sendiri yang tidak bergantung pada struktur lain di dalam

mata.

FISIOLOGI PENGLIHATAN

Sistem ini terdiri dari retina, N.optikus (N.II), khiasma

optikus, traktus optikus, korpus genikulatum lateral (CGL)

radiatio genekulo-kalkarina, korteks kalkarina primer,

korteks asosiasi dan lintasan antar hemisfer. Cahaya yang

tiba di retina diterima oleh sel batang dan sel kerucut se-

bagai gelombang cahaya. Gelombang mencetuskan

impuls yang dihantarkan oleh serabut-serabut sel di stra-

tum optikum ke otak. Jika cahaya berproyeksi pada ma-

kula, gambaran yang dilihat adalah tajam. Proyeksi caha-

ya di luar makula menghasilkan penglihatan yang kabur.

Proyeksi sesuatu benda yang terlihat oleh kedua mata

terletak pada tempat kedua makula secara setangkup,

apabila proyeksi itu tidak menduduki tempat yang bersi-

fat setangkup, maka akan terlihat gambaran penglihatan

yang kembar (diplopia). Nervus optikus memasuki ruang

intrakranium melalui foramen optikum. Di daerah tuber

sinerium (tangkai hipofise) nervus optikus kiri dan kanan

tergabung menjadi satu berkas untuk kemudian berpisah

lagi dan melanjutkan lagi perjalanannya ke korpus

genikulatum laterale dan kolikulus superior. Tempat

kedua nervi optisi bergabung menjadi satu berkas di-

namakan khiasma. Di situ serabut-serabut nervus optikus

yang menghantarkan impuls visuil dari belahan temporal

dari retina tetap pada sisi yang sama. Setelah mengada-

kan pergabungan tersebut nervus optikus melanjutkan

perjalanannya sebagai fraktus optikus. Julukan yang ber-

beda untuk serabut - serabut nervus optikus dari kedua

belah sisi itu berdasarkan karena nervus optikus aialah

berkas saraf optikus (sebelum khiasma) yang terdiri dari

seluruh serabut optikus yang berasal dari retina mata kiri

28

Volume VI Edisi 1 Triwulan I ( Januari - Maret ) Tahun 2011 Buletin INFO KESPEL

atau kanan, sedangkan traktus optikus ialah berkas

serabut optikus yang sebagian berasal dari belahan nasal

retina sisi kontralateral dans ebagian dari belahan tem-

poral retina sisi homolateral.

Serabut –serabut optik yang bersinaps di korpus geniku-

latum laterale merupakan jaras visual, sedangkan yang

menuju ke kolikulus superior menghantar impuls visual

membangkitkan refleks optosomatik (Glaser, 1989).

Setelah bersinaps di korpus genikulatum laterale,

penghantaran impuls visual selanjutnya dilaksanakan

oleh serabut –serabut genikulo kalkarina, yaitu juluran

ganglion yang menyusun korpus genikulatum laterale

yang menuju ke korteks kalkarina. Korteks kalkarina ialah

korteks perseptif visual primer (area 17). Setibanya impuls

visual di situ terwujudlah suatu sensasi visual sederhana.

Dengan perantaraan korteks area 18 dan 19 sensasi visual

itu mendapat bentuk dan arti, yakni suatu penglihatan.

Untuk impuls yang menuju kolikulus superior akan diterus-

kan ke kompleks inti pre tektal. Neuron interkalasi

menghubungkan kompleks inti pretekral dengan inti

Edinger Westphal, neuron inter kalasi ini ada yang me-

nyilang dan ada yang tidak menyilang. Neuron eferent

parasimpatik, berjalan bersama N III, mengikuti divisi interi-

or, lalu mengikuti cabang untuk m.obiliquus inferior dana-

khirnya mencapai ganglion ciliare, setelah bersinap disini,

serabut post ganglioner

Mekanisme Kerja Indera Penglihatan

Sinar dari luar masuk ke mata melalui kornea, pupil,

aqueous humor, lensa, viterous humor dan sampai ke reti-

na. Sinar yang sampai ke retina akan menyebabkan pe-

rubahan potensial listrik di sel reseptor yang disebabkan

oleh masuknya ion Na+ dan keluarnya ion K+. Perubahan

potensial listrik ini disebut dengan depolarisasi. Depolar-

isasi di reseptor menyebabkan potensial reseptor. Potensi-

al reseptor yang mencapai ambang letup dapat mence-

tuskan potensial aksi. Potensial aksi akan dihantarkan oleh

sel saraf dalam membentuk impuls listrik ke otak bagian

oskipitalis (otak besar bagian kepala belakang) untuk dio-

lah.Dari mata kanan dihantarkan ke lobus kiri, sebaliknya

mata kiri ke otak lobus kanan.

Visual terang – gelap

Apabila seseorang telah berada didalam cahaya terang

untuk waktu yang lama, sebagian besar zat fotokimia

didalam sel batang dan kerucut telah direduksi menjadi

retinen, dan kebanyakan retinen telah diubah menjadi

vitamin A. Karena kedua efek ini, maka zat kimia yang

peka cahaya sangat berkurang dan kepekaan mata ter-

hadap cahaya lebih berkurang lagi. Hal ini disebut

dengan adaptasi terang.

Sebaliknya seseorang ditempat gelap dalam waktu lama,

sejumlah besar vitamin A akan diubah menjadi retinen

yang kemudian diubah lagi menjadi rhodopsin. Dengan

demikian reseptor visual menjadi peka terhadap cahaya.

Inilah yang disebut dengan adaptasi gelap

PENGLIHATAN CAHAYA

Bagian mata yang tanggap cahaya adalah retina. Ada

dua tipe fotoreseptor pada retina yaitu Rod (batang) dan

Cone(kerucut).

Sel batang dan kerucut

Sel batang dan kerucut pada retina merupakan fotore-

septor yang memiliki empat segmen fungsional utama,

yakni :

Segmen luar

Segmen dalam

Nukleus

Korvus sinaptik

Pada segmen luar ditemukan zat fotokimia peka cahaya,

dimana pada sel batang terdapat rhodopsin dan pada

sel kerucut rhodopsin tersebut hanya merupakan salah

satu dari beberapa zat fotokimia yang mirip dengan rho-

dopsin.

Pada segmen dalam mengandung sitoplasma sel biasa,

dan yang sangat penting adalah mitochondria yang

memberi energi untuk fugsi reseptor. Sedangkan korvus

sinaptik adalah bagian sel yang berhubungan dengan sel

saraf yang merupakan stadium berikutnya pada rantai

29

Volume VI Edisi 1 Triwulan I ( Januari - Maret ) Tahun 2011 Buletin INFO KESPEL

penglihatan.

.

Distribusi Rod dan Kone pada retina

a. Kone (kerucut)

Tiap mata mempunyai ± 6,5 juta cone yang berfungsi

untuk melihat siang hari disebut “fotopik”.

Melalui kone kita dapat mengenal berbagai warna,

tetapi kone tidak sensitive terhadap semua warna, ia

hanya sensitive terhadap warna kuning, hijau

(panjang gelombang 550 nm). Kone terdapat teruta-

ma pada fovea sentralis.

b. Rod (batang).

Dipergunakan pada waktu malam atau disebut

penglihatan Skotopik. Dan merupakan ketajaman

penglihatan dan dipergunakan untuk melihat ke

samping.

Setiap mata ada 120 juta batang. Distribusi pada retina

tidak merata, pada sudut 20° terdapat kepadatan yang

maksimal. Batang ini sangat peka terhadap cahaya biru,

hijau (510 nm). Tetapi Rod dan Kone sama-sama peka

terhadap cahaya merah (650 – 700 nm), tetapi

penglihatan kone lebih baik terhadap cahaya merah jika

dibandingkan dengan Rod.

PENYESUAIAN TERHADAP TERANG DAN GELAP

Dari ruangan gelap masuk ke dalam ruangan terang ku-

rang mengalami kesulitan dalam penglihatan. Tetapi

apabila dari ruangan terang masuk ke dalam ruangan

gelap akan tampak kesulitan dalam penglihatan dan

diperlukan waktu tertentu agar memperoleh

penyesuaian. Pendapat ini telah lama diketahui orang.

Apabila kepekaan retina cukup besar, seluruh objek/

benda akan merangsang rod secara maksimum sehingga

setiap benda bahkan yang gelap pun akan terlihat ter-

ang putih. Tetapi apabila kepekaan retina sangat lemah,

ketika masuk ke dalam ruangan gelap tidak ada bayan-

gan yang benderang yang merangsang rod dengan aki-

bat tidak ada suatu objekpun yang terlihat. Perubahan

sensitifitas retina secara automatis ini dikenal sebagai fe-

nomena penyesuaian terang dan gel ap.

a. Mekanisme penyesuaian terang (cahaya)

Pada kerucut dan batang terjadi perubahan di bawah

pengaruh energi sinar yang disebut foto kimia. Di

bawah pengaruh foto kimia ini rhodopsin akan pecah,

masuk ke dalam retine dan skotopsine. Retine akan

tereduksi menjadi vitamin A di bawah pengaruh en-

zyme alcohol dehydrogenase dan koenzym DPN – H +

H (=DNA) dan terjadi proses timbal balik (visa versa)

Rushton (1955) telah membuktikan adanya rhodopsin

dalam retina mata manusia, ternyata konsentrasi rho-

d o p s i n s e s u a i d e n g a n d i s t r i b u s i r o d .

Penyinaran dengan energi cahaya yang besar dan

dilakukan secara terus menerus konsentrasi rhodopsin di

dalam rod akan sangat menurun sehingga kepekaan

retina terhadap cahaya akan menurun.

b. Mekanisme penyesuaian gelap

Seseorang masuk ke dalam ruangan gelap yang

tadinya beradadi ruangan terang, jumlah rhodopsin di

dalam rod sangat sedikit sebagai akibat orang tersebut

tidak dapat melihat apa-apa di dalam ruangan gelap.

Selama berada di ruangan gelap, pembentukan rho-

dopsin di dalam rod sangatlah perlahan-lahan, konsen-

trasi rhodopsin akan mencapai kadar yang cukup da-

lam beberapa menit berikutnya sehingga akhirnya rod

akan terangsang oleh cahaya dalam waktu singkat.

Selama penyesuaian gelap kepekaan retina akan

meningkat mencapai nilai 1.000 hanya dalam waktu

beberapa menit saja, kepekaan retina mencapai nilai

100.000 waktu yang diperlukan 1 jam.

Sedangkan kepekaan retina akan menurun dari nilai

100.000 apabila seseorang dari ruangan gelap ke ru-

angan terang. Proses penurunanan kepekaan retina

hanya diperlukan waktu 1 sampai 10 menit.

Penyesuaian gelap ini ternyata kone lebih cepat da-

ripada rod. Dalam waktu kira-kira 5 menit fovea sentra-

lis telah mencapai tingkat kepekaan. Kemudian

dilanjutkan penyesuaian gelap oleh rod sekitar 30 – 60

30

Volume VI Edisi 1 Triwulan I ( Januari - Maret ) Tahun 2011 Buletin INFO KESPEL

menit, rata-rata terjadi pada 15 menit pertama. Sebe-

lum masuk ke kamar gelap (misalnya ruang Rontgen)

biasanya dianjurkan memakai kacamata merah atau

salah satu mata dipejamkan dalam beberapa saat (±

15 menit).

FOTOKIMIAWI PENGLIHATAN

Sel batang

Segmen luar sel batang mengandung 40 % pigmen

peka cahaya yaitu Rodopsin.Rodopsin ini kombinasi :

protein skotopsin & senyawa protein retinal tipe khusus

yg disbt 11-cisretinal. Hanya btk 11-cisretinal saja yg

dpt berikatan dg skotopsin agar dpt mensintesa ro-

dopsin

Sel kerucut

Fotokimiawi dlm sel kerucut hampir sama persis dg sel

batang, perbedaannya pada protein OPSIN :

Sel batang adalah SKOTOPSIN

Sel kerucut adalah FOTOPSIN

Pigmen peka warna sel kerucut (iodopsin) mrp kom-

binasi antara RETINAL dg FOTOPSIN.

Dlm bermacam sel kerucut tdpt 3 tipe fotokimiawi yg

menyebabkan sel kerucut punya kepekaan yg selektif

thd warna.

Fotokimiawi tsb:

Pigmen peka warna biru

Pigmen peka warna hijau

Pigmen peka warna merah

Sifat absorpsi dr pigmen yg tdpt dlm ke3 macam sel

kerucut menunjukkan bahwa puncak absorpsi adl pd

panjang gelombang cahaya sebesar 445, 535, & 570 mili

mikron.Panjang gelombang tersebut merupakan puncak

sensitivitas cahaya untuk setiap tipe kerucut.

Rangsangan yg kurang lebih sama besar pd sel kerucut

merah, hijau & biru memberi sensasi penglihatan warna

putih. Ternyata tdk ada panjang gelombang warna putih.

Berarti warna putih adalah kombinasi semua panjang

gelombang cahaya.

Regenerasi fotoreseptor

Segmen dalam sel batang terus mensintesa rhodopsin

baru yang kemudian berpindah kedasar segmen luar dan

terus membentuk lipatan baru (diskus sel) dimana rhodop-

sin melekat. Diskus sel ini dibentuk tiap jam dan berpindah

terus hingga ke ujung sel, setelah itu diskus mengalami

degenerasi, jadi fotoreseptor cahaya dari sel batang terus

menerus diganti.

PENGLIHATAN WARNA

Salah satu kemampuan mata adalah penglihatan

warna, namun mekanisme penglihatan warna tersebut

belum diketahui secara jelas. Denganvmenggunakan

pengamatan skotopik pada intensitas cahaya yang

lemah, tidak ada respon terhadap warna. Tetapi dengan

menggunakan pengamatan fotopik dapat melihata

warna namun tidak bisa membedakan warna pada ob-

jek yang letaknya jauh dari pusat medan penglihatan.

Pada retina mata manusia yang normal terdapat dua

jenis sel yaitu sel batang (aktif pada penerangan glap)

dan sl kerucut(yang aktif pada penerangan terang) Kone

berbeda dengan rod dalam beberapa hal yaitu kone

memberi jawaban yang selektif terhadap warna, kurang

sensitive terhadap cahaya dan mempunyai hubungan

dengan otak dalam kaitan ketajaman penglihatan

dibandingkan dengan rod..

Normalnya, terdapat 3 jenis sel kerucut yang masing mas-

ing berisi pigmen yang berbeda.Sel kerucut ini aktif saat

pigmen tadi menyerap/mengabsorbsi cahaya. Absorbsi

dari spektrum su sensitif sel kerucut berbeda beda. Salah

Satu sensitif terhadap panjang gelombang pendek, satu

terhadap yang medium dan yang ketiga peka terhadap

gelombang yang panjang (puncak kepekaan spektrum

ini adalah biru, hijau kekuningan dan kuning) .Kpekaan

dari penglihatan warna normal bergantung kepada over-

lap antara absorbsi spektrum dari ketiga sistem.Warna

yang berbeda akan dikenali saat jenis sel kerucut yang

berbda di rangsang oleh panjang geelombang yang ber-

beda pula.

Teori Young-Helmholtz :

Ahli faal Lamonov, Young Helmholtz berpendapat ada 3

tipe kone yang tanggap terhadap tiga warna pokok yai-

tu biru, hijau dan merah. Cahaya monokromatik ter-

tangkap oleh sel kerucut sesuai panjang gelombang dan

interpretasi warnanya.Seseorang dpt jg mempunyai sen-

sasi warna kuning bila ada cahaya merah dan cahaya

hijau yg dipancarkan ke mata secara bersamaan me-

rangsang sel kerucut merah dan sel kerucut hijau sehing-

ga timbul sensasi warna kuning walaupun sebenarnya tdk

ada panjang gelombang yg sesuai dengan warna

kuning.

31

Volume VI Edisi 1 Triwulan I ( Januari - Maret ) Tahun 2011 Buletin INFO KESPEL

Sel kerucut Biru,

Mempunyai kemampuan tanggap gelombang

frekwensi cahaya antara 400 dan 500 milimikron.

Berarti konne biru dapat menerima cahaya , ungu,

biru dan hijau.

Sel Kerucut Hijau

Berkemampuan menerima gelombang cahaya

dengan frekwensi antara 450 dan 675 milimikron. Ini

berarti kone hijau dapat mendeteksi warna biru,

hijau, kuning, orange dan merah.

Sel Kerucut Merah

Dapat mendeteksi seluruh panjang gelombang ca-

haya tetapi respon terhadap cahaya orange keme-

rahan sangat kuat daripada warna-warna lainnya

Teori LAin

Ketiga warna pokok disebut trikhromatik. Teori

yang diajukan oleh Lamonov, Young Helm-

holpz mengenai trikhromatik sukar untuk di-

mengerti bagaimana kone dapat mendeteksi

warna menengah (warna intermediate) dari

tiga warna pokok. Oleh sebab itu timbul teori

tiga tipe dikromat yaitu suatu warna menen-

gah terpraoduksi oleh karena dua tipe kone

yang terangsang. Sebagai contoh, kone hijau

dan merah terangsang bersamaan tetapi kone

hijau terangsang lebih kuat daripada kone me-

rah maka warna yang terproduksi adalah

kuning kehijauan. Apabila kone hijau dank one

biru terangsang, warna yang ditampilkan se-

bagai warna biru hijau. Jika intensitas rangsan-

gan terhadap kone hijau lebih besar daripada

kone biru, warna yang ditampilkan lebih hijau

dan biru. Pada suatu percobaan dimana mata

disinari dengan spectrum cahaya kemudian

dibuat kurva respon dari pigmen peka cahaya

akan tampak tiga warna pigmen peka cahaya

yang serupa dengan kurva sensitive untuk keti-

ga tipe kone.

DISKUSI

Buta warna

Buta warna adalah suatu keadaan dimana seseorang

tidak dapat membedakan warna tertentu dan umumnya

terjadi karena kelainan yang dibawa sejak lahir dan di-

turunkan. Buta warna merupakan defisiensi penglihatan

warna pada manusia, merupakan ketidakmampuan un-

tuk menerima perbedaan iantara bberapa warna di-

mana orang lain dapat membedakan.Kebanyakan ter-

jadi karena faktor genetik , namundapat juga terjadi ka-

rena kerusakan mata, otak, syaraf atau karena bahan

kimia tertentu. Buta warna ini biasanya digolongkan sba-

gai suatu disabilitas.

Prevalensi

Buta warna terjadi pada sejumlah orang dengan angka

yang signifikan, walaupun proporsinya bervariasi pada

beberapa kelompok.Sebagai contoh, di australia buta

warna terjadi pada sekitar 8% pria dan hanya 0,4% diala-

mi para wanita. Komunitas yang terisolasi dngan gen re-

strikted juga menghgasilkan banyak angka kejadian buta

warna ini. Contohnya adalah pada daerah pedesaan di

Finlandia, Hungaria dan beberapa di kepulauan Skot-

landia.

Sedangkan di Amerika Serikat , sekitar 7% dari populasi

pria (atau sekitar 10. 5 juta pria) dan 0,4% populasi wanita

tidak dapa membedakan merah dngan hijau,

atau ,melihat merah dan hijau secara berbeda.Telah

ditemukan pula bahwa lbih dari 95% dari semua variasi

pnglihatan warna melibatkan reseptor merah dan hijau

pada mata kaum pria.Sedangkan gangguan terhadap

penglihatan warna biru jarang dijumpai pada baik para

pria maupun pada wanita.

Sebagian besar pria eropa kaukasia mengalami ke-

lainan buta warna ini.Para pria yang ibunya

mempunyai satu kromosom X terganggu, mempu-

nyai kemungkinan lebih besar menderita buta

warna yang diturunkan.Sedangkan kelainan ini ter-

jadi di kalangan para wanita dengan prevalensi

sekitar 1%.

ke halaman ……………. 40

32

Volume VI Edisi 1 Triwulan I ( Januari - Maret ) Tahun 2011 Buletin INFO KESPEL

RADIASI PENGION

Ketika atom tertentu hancur, baik secara alami ataupun

buatan manusia, jenis energi tersebut disebut sebagai

radiasi pengion. Energi ini dapat sebagai gelombang

elektromagnetik (sinar gamma atau sinar-X) atau sebagai

partikel (neutron, beta atau alfa). Selanjutnya, atom

yang memancarkan radiasi disebut radionuklida.

Manusia bisa terkena radiasi alami setiap hari, radiasi yg

berasal dari luar angkasa (sinar kosmik) serta bahan radi-

oaktif alami dalam air, tanah dan udara. (sumber alam

utama radiasi : gas Radon)

Manusia jg bisa terkena radiasi dari sumber buatan manu-

sia. (yang paling umum dari radiasi pengion adalah

perangkat medis tertentu seperti mesin X-ray)

Radiasi pengion dapat dihasilkan dari sumber luar atau

dalam tubuh (iradiasi eksternal atau kontaminasi internal).

Kontaminasi Internal mungkin akibat menghirup atau

menelan bahan radioaktif (Yodium valensi 131 untuk tera-

pi kanker gondok).

Pajanan Eksternal ketika seseorang terkena sumber ekster-

nal seperti sinar-X atau bahan radioaktif (misal : debu,

cairan, aerosol) melekat pada kulit atau pakaian,

mengakibatkan kontaminasi eksternal, namun kontami-

nasi eksternal ini sering bisa dicuci dari tubuh.

Produk makanan

Makanan dapat terkontaminasi bahan radioaktif dari da-

rurat nuklir. Permukaan makanan seperti buah dan sayur-

an menjadi radioaktif oleh bahan radioaktif yang jatuh di

atasnya dari udara atau melalui air hujan atau melalui

tanah ke dalam tanaman atau ke sungai, danau dan

laut di mana ikan terkontaminasi radionuklida. Dampak

kesehatan mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi

radioaktif? Makanan yang terkontaminasi bahan radi-

oaktif akan meningkatkan jumlah radioaktivitas seseorang

dan dapat meningkatkan resiko kesehatan yang berhub-

ungan dengan eksposur. Sebagai contoh, bisa mening-

katkan prevalensi kanker tertentu di masa depan.

Dampak kesehatan

AKUT : Jika dosis radiasi melebihi ambang batas tertentu,

maka dapat menghasilkan efek akut, seperti mual,

muntah, diare, kulit kemerahan, rambut rontok, luka bakar

radiasi, dll dan sindrom radiasi akut (ARS1).

KRONIS : Paparan radiasi dapat meningkatkan risiko

kanker. Di antara para korban bom atom Jepang, risiko

leukemia meningkat beberapa tahun setelah paparan

radiasi, sedangkan risiko kanker lain meningkat lebih dari

10 tahun setelah pemaparan. Dalam keadaan darurat

nuklir (radoaktif Yodium), jika menghirup atau tertelan,

maka akan meningkatkan risiko kanker tiroid.

Interaksi antara radiasi dengan sel hidup merupakan

proses yang berlangsung secara bertahap. Proses ini

diawali dengan tahap fisik, tahap fisiko kimia, tahap

kimia biologi dan diakhiri dengan tahap biologik. Ada

empat tahapan interaksi, yaitu :

1. Tahap Fisik

Tahap Fisik berupa absorbsi energi radiasi pengion yang

menyebabkan terjadinya eksitasi dan ionisasi pada

molekul atau atom penyusun bahan biologi. Proses ini

TEKNOLOGI & INFORMASI

Oleh : ISHA ALI WARDHANA, SKM, MKM

Jika pembangkit listrik tenaga nuklir tidak berfungsi (rusak), radioaktivitas dpt dilepas ke

daerah sekitarnya dg campuran produk yang dihasilkan di dalam reaktor. Anggota

masyarakat dapat terpapar langsung oleh radionuklida dalam udara ataupun makanan

dan minuman yang terkontaminasi oleh bahan tersebut. Penyelamat dan pekerja pem-

bangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) dapat terkena radiasi dg dosis yg lebih tinggi karena

mereka kontak langsung dengan bahan radioaktif tersebut.

33

Volume VI Edisi 1 Triwulan I ( Januari - Maret ) Tahun 2011 Buletin INFO KESPEL

berlangsung sangat singkat karena sel (manusia)

sebagian besar (70%) tersusun atas air, maka ionisasi

awal yang terjadi di dalam sel.

2. Tahap Fisikokimia

Tahap fisikokimia dimana atom atau molekul yang

tereksitasi atau terionisasi mengalami reaksi – reaksi

sehingga terbentuk radikal bebas yang tidak stabil. Se-

bagian besar tubuh manusia tersusun atas air, sehingga

peranan air sangat besar dalam menentukan hasil akhir

dalam tahap fisikokimia ini. Efek langsung radiasi pada

molekul atau atom penyusun tubuh selain air hanya

memberikan sumbangan yang kecil bagi akibat biologi

akhir dibandingkan dengan efek tak langsungnya

melalui media air tersebut. Ion-ion yang terbentuk pada

tahap pertama interaksi akan beraksi dengan molekul

air lainnya sehingga menghasilkan beberapa macam

produk , diantaranya radikal bebas yang sangat reaktif

dan toksik melalui radiolisis air.

3. Tahap Kimia Dan Biologi

Tahap kimia dan biologi yang berlangsung dalam

beberapa detik dan ditandai dengan terjadinya reaksi

antara radikal bebas dan peroksida dengan molekul

organik sel serta inti sel yang terdiri atas kromosom.

Reaksi ini akan menyebabkan terjadinya kerusakan –

kerusakan terhadap molekul-molekul dalam sel. Jenis

kerusakannya bergantung pada jenis molekul yang

bereaksi. Jika reaksi itu terjadi dengan molekul protein,

ikatan rantai panjang molekul akan putus sehingga

protein rusak. Molekul yang putus ini menjadi terbuka

dan dapat melakukan reaksi lainnya. Radikal bebas

dan peroksida juga dapat merusak struktur biokimia

molekul enzim sehingga fungsi enzim terganggu.

Kromosom dan molekul DNA di dalamnya juga dapat

dipengaruhi oleh radikal bebas dan peroksida sehingga

terjadi mutasi genetik.

4. Tahap Biologis

Tahap biologis bervariasi bergantung pada molekul

penting mana yang bereaksi dengan radikal bebas

dan peroksida yang terjadi pada tahap ketiga. Proses

ini berlangsung dalam orde beberapa puluh menit

hingga beberapa puluh tahun, tergantung pada

tingkat kerusakan sel yang terjadi. Beberapa akibat

dapat muncul karena kerusakan sel, seperti kematian

sel secara langsung, pembelahan sel terhambat atau

tertunda serta terjadinya perubahan permanen pada

sel anak setelah sel induknya membelah. Kerusakan

yang terjadi dapat meluas dari skala seluler ke jaringan,

organ dan dapat pula menyebabkan kematian. Efek

pada tahap biologis ini dibedakan atas jenis sel yang

terkena paparan dan dosis radiasinya. Sel dalam

tubuh manusia terdiri dari sel genetic dan sel somatic.

Sel genetic adalah sel telur pada perempuan dan sel

sperma pada laki-laki, sedangkan sel somatic adalah

sel-sel lainnya yang ada dalam tubuh. Berdasarkan

jenis sel yang terkena paparan radiasi, maka efek

radiasi dapat dibedakan atas :

Efek Genetik atau efek pewarisan adalah efek

yang dirasakan oleh keturunan dari individu yang

terkena paparan radiasi.

Efek Somatik adalah efek radiasi yang dirasakan

oleh individu yang terpapar radiasi. Waktu yang

dibutuhkan sampai terlihatnya gejala efek somatik

sangat bervariasi yakni : Efek segera adalah

kerusakan yang secara klinik sudah dapat teramati

pada individu dalam waktu singkat setelah individu

tersebut terpapar radiasi, seperti epilasi (rontoknya

rambut), eritema (memerahnya kulit), luka bakar

dan penurunan jumlah sel darah. Kerusakan

tersebut terlihat dalam waktu hari sampai

mingguan pasca iradiasi, dan Efek tertunda

merupakan efek radiasi yang baru timbul setelah

waktu yang lama (bulanan/tahunan) setelah

terpapar radiasi, seperti katarak dan kanker.

Sedangkan bila ditinjau dari dosis radiasi (untuk

kepentingan proteksi radiasi), efek radiasi dibedakan

atas efek stokastik dan efek deterministic (non-

stokastik).

Efek Stokastik adalah efek yang penyebab

timbulnya merupakan fungsi dosis radiasi dan

diperkirakan tidak mengenal dosis ambang. Efek ini

terjadi sebagai akibat paparan radiasi dengan

dosis yang menyebabkan terjadinya perubahan

pada sel. Radiasi serendah apapun selalu terdapat

kemungkinan untuk menimbulkan perubahan pada

sistem biologik, baik pada tingkat molekul maupun

sel. Dengan demikian radiasi dapat pula tidak

membunuh sel tetapi mengubah sel, sel yang

mengalami modifikasi atau sel yang berubah ini

mempunyai peluang untuk lolos dari sistem

pertahanan tubuh yang berusaha untuk

menghilangkan sel seperti ini. Semua akibat proses

34

Volume VI Edisi 1 Triwulan I ( Januari - Maret ) Tahun 2011 Buletin INFO KESPEL

modifikasi atau transformasi sel ini disebut efek

stokastik yang terjadi secara acak. Efek stokastik

terjadi tanpa ada dosis ambang dan baru akan

muncul setelah masa laten yang lama. Semakin

besar dosis paparan, semakin besar peluang

terjadinya efek stokastik, sedangkan tingkat

keparahannya tidak ditentukan oleh jumlah dosis

yang diterima. Bila sel yang mengalami perubahan

adalah sel genetik, maka sifat – sifat sel yang baru

tersebut akan diwariskan kepada turunannya

sehingga timbul efek genetik atau pewarisan.

Apabila sel ini adalah sel somatik maka sel – sel

tersebut dalam jangka waktu yang relatif lama,

ditambah dengan pengaruh dari bahan-bahan

yang bersifat toksik lainnya, akan tumbuh dan

berkembang menjadi jaringan ganas atau kanker.

Ciri – ciri efek stokastik, antara lain : tidak

mengenal dosis ambang, timbul setelah melalui

masa tenang yang lama, keparahannya tidak

bergantung pada dosis radiasi, tidak ada

penyembuhan spontan, efek ini meliputi : kanker,

leukemia (efek somatik), dan penyakit

keturunan (efek genetik).

Efek Deterministik adalah efek yang kualitas

keparahannya bervariasi menurut dosis dan hanya

timbul bila dosis ambang dilampaui. Efek ini terjadi

karena adanya proses kematian sel akibat

paparan radiasi yang mengubah fungsi jaringan

yang terkena radiasi. Efek ini dapat terjadi sebagai

akibat dari paparan radiasi pada seluruh tubuh

maupun lokal. Efek deterministik timbul bila dosis

yang diterima di atas dosis ambang (threshold

dose) dan umumnya timbul beberapa saat setelah

terpapar radiasi. Tingkat keparahan efek

deterministik akan meningkat bila dosis yang

diterima lebih besar dari dosis ambang yang

bervariasi bergantung pada jenis efek. Ciri – ciri

efek non-stokastik, antara lain : mempunyai dosis

ambang, umumnya timbul beberapa saat setelah

radiasi, adanya penyembuhan spontan

(tergantung keparahan), tingkat keparahan

tergantung terhadap dosis radiasi, efek ini

meliputi : luka bakar, sterilitas / kemandulan,

katarak (efek somatik)

Korban yang terkena radiasi nuklir, pada tahun 1945

35

Volume VI Edisi 1 Triwulan I ( Januari - Maret ) Tahun 2011 Buletin INFO KESPEL

Bayam China Terkena Radiasi. BEIJING

36

Volume VI Edisi 1 Triwulan I ( Januari - Maret ) Tahun 2011 Buletin INFO KESPEL

Memiliki kulit warna putih, mulus

dan halus merupakan idaman se-

tiap orang, baik lelaki maupun

perempuan walaupun perawatan kulit ini

didominasai oleh wanita. Pada saat ini banyak

beredar cream pemutih kulit di pasaran, na-

mun apapun yang namanya kosmetik pastilah

mengandung unsur kimia berbahaya yang

mungkin dapat merusak kulit. Banyak orang

yang wajahnya rusak akibat penggunaan

kosmetik yang tidak sesuai dengan jenis kulit-

nya, oleh karena itu sebaiknya menggunakan

bahan – bahan yang murah, mudah dan tidak

membahayakan kulit kita.

Pada jaman dahulu masyarakat kita lebih memilih

memakai sayur dan buah untuk kehalusan kulitnya

dari pada mengolesi kulit dengan krem kosmetika

pabrikan lainnya. Kandungan air dalam buah dan

sayur dapat melembabkan kulit serta lemaknya

menghalangi proses penguapan air melalui pori-

pori sehingga akan menghasilkan kulit tampak

bersih, lembut, lentur dan bercahaya. Namun

demikian, tidak semua buah dan sayur dapat

memutihkan kulit kita.

Walaupun kulit tubuh kita putih namun ada bebera-

pa bagian anggota badan kita yang dekil seperti

lipatan pangkal paha, ketiak, tengkuk ataupun seki-

tar pusar, dan lain bagian tubuh. Biasanya wanita

merasa risi dan terganggu dengan area lipatan

pangkal paha sekitar vagina yang berwarna lebih

gelap ini.

Kenapa beberapa bagian tubuh kita tampak dekil

atau gelap?

Warna gelap di area selangkangan bisa

terjadi kemungkinan karena hormonal atau-

pun akibat ir itasi pada l ipatan

selangkangan dekat vagina yang

meninggalkan pigmentasi berlebih.

Resistensi insulin yang kerap terjadi pada

wanita dengan berat badannya berlebih

memicu warna lebih gelap pada area

lipatan.

Dibawah ini disajikan beberapa tips upaya untuk

memutihkan, menhaluskan dan memuluskan be-

berapa bagian tubuh tersebut memakai buah –

buahan ataupun sayuran.

Mentimun

Mentimun berukuran sedang dicuci, dihaluskan me-

makai blender. Setelah halus, oleskan jus mentimun

tersebut pada bagian tubuh yang kita inginkan, di-

tunggu sekitar 5 menit, selanjutnya bersihkan

dengan air hangat. Lakukan hal ini setiap kali anda

mandi.

SERBA SERBI CARA MUDAH

MEMUTIHKAN KULIT

Oleh : Roswitha Kusuma Wardhani

37

Volume VI Edisi 1 Triwulan I ( Januari - Maret ) Tahun 2011 Buletin INFO KESPEL

Kedelai

Rendam sekitar setengah Ons kedelai selama

semalam, lalu haluskan dengan blender. Setelah

halus, oleskan jus kedelai tersebut pada bagian

tubuh yang kita inginkan, ditunggu sekitar 10 men-

it, selanjutnya bersihkan dengan air hangat.

Lakukan hal ini setiap hari sebanyak 3 kali.

Bengkoang

Bengkoang 1 buah yang sudah dicuci bersih,

dikupas kulitnya, lalu haluskan dengan blender.

Setelah halus, oleskan jus bengkuang tersebut pa-

da bagian tubuh yang kita inginkan, ditunggu seki-

tar 15 menit, selanjutnya bersihkan dengan air

hangat. Lakukan hal ini setiap malam menjelang

anda tidur.

Wortel

Wortel 1 buah yang sudah dicuci bersih, dikupas

kulitnya, lalu haluskan dengan blender. Setelah

halus, oleskan jus wortel tersebut pada bagian

tubuh yang kita inginkan, ditunggu sekitar 15 men-

it, selanjutnya bersihkan dengan air hangat.

Lakukan hal ini setiap malam menjelang anda tidur..

Semoga tips untuk memutihkan, memperhalus dan

memuluskan beberapa anggota badan ini bisa

bermanfaat buat anda. Semoga berhasil.

38

Volume VI Edisi 1 Triwulan I ( Januari - Maret ) Tahun 2011 Buletin INFO KESPEL

Oleh :

Diah Lestari

( Bidang Pengendalian Risiko Lingkungan )

Dalam rangka pelaksanaan Rencana Aksi

Penyehatan Kualitas Air Minum eksternal terhadap

penyelenggara Air Minum, Direktur Penyehatan

Lingkungan telah merencanakan kegiatan fasilitasi

Penyehatan Air dan Sanitasi Dasar. Secara khusus

kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan jejaring

kerja antar pemangku kepentingan dan rencana

kerja pengawasan kualitas air minum tahun 2011.

Secara umum Program Penyehatan Air bertujuan

untuk meningkatkan kualitas air untuk berbagai

kebutuhan dan kehidupan manusia yang berada di

pedesaan maupun di perkotaan dan miningkatkan

kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat

dalam memanfaatkan air. Secara khusus program

penyehatan air bertujuan meningkatkan akses air

minum dan meningkatkan kualitas air minum yang

aman untuk masyarakat. Kegiatan ini dilaksanakan

dengan pengawasan, perbaikan dan pembinaan

terpadu.

Dengan diterbitkannya Permenkes No. 492/MENKES/

PER/IV/2010, tentang Persyaratan Kualitas Air Minum

dan Permenkes No. 736/MENKES/PER/VI/2010, ten-

tang Tata Laksana Pengawasan Kualitas Air Minum

diharapkan dapat mengatur dan mengakomodir

hal tersebut.

Dalam rangka mensosialisasikan perangkat pera-

turan tersebut di atas dan rencana kerja

pengawasan kualitas air minum tahun 2011, maka

dilakukansuatu kegiatan untuk memperoleh persa-

maan persepsi dalam pelaksanaan

pengawasan kualitas air minum yang dilakukan

oleh Unit Pelaksana Teknis Kementerian Kesehatan

dalam hal ini Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I

Tanjung Priok, yang berperan dalam melakukan

pengawasan kualitas air minum di wilayah kerja

Pelabuhan Tanjung Priok.

Peserta kegiatan fasilitasi Penyehatan Air dan Sani-

tasi Dasar dihadiri oleh PT. Pelindo II (Persero),

JEJARING DAN KEMITRAAN

KEGIATAN FASILITASI PENYEHATAN AIR DAN

SANITASI DASAR

Sambutan & Arahan (Direktur Penyehatan Lingkungan)

Pembukaan Pertemuan (Kabid PRL KKP Kls I Tg. Priok)

39

Volume VI Edisi 1 Triwulan I ( Januari - Maret ) Tahun 2011 Buletin INFO KESPEL

Penyelenggara Air : PT. Metito, PT. Bogasari Flours

Mills, UPT PKPP dan PPI Muara Angke, PT. (Persero)

KBN Marunda, Pelabuhan Samudra Nizam Zach-

man, PT. Pelindo II Sunda Kelapa, dan Suku Dinas

Kesehatan Jakarta Utara, Puskesmas Kecamatan

Tanjung Priok, serta 5 wilayah kerja KKP Kelas I Tan-

jung Priok.

Tujuan kegiatan ini adalah : 1. Meningkatkan pema-

haman NSPK Program Penyehatan Air dan Sanitasi

Dasar di UPT Ditjen PP & PL serta penyelenggara air

minum, 2. Pencapaian indikator RPJM bidang kuali-

tas air minum dan inpres percepatan pelaksanaan

program prioritas bidang penyehatan air, 3.

Rencana kerja pengawasan kualitas air minum oleh

instansi terkait.

Indikator international yang dianggap obyektif un-

tuk mengukur hasil pembangunan kesehatan suatu

Negara adalah angka HUMAN DEVELOPMENT (HDI)

dan capaian MDG’s. Sesuai Instruksi Presiden No. 1

Tahun 2010, tentang Percepatan Pelaksanaan Priori-

tas Pembangunan Nasional, prioritas 3 bidang

kesehatan dengan output jumlah kawasan yang

terfasilitasi sanitasi dasar. Selanjutnya Instruksi Presi-

den NO. 3 Tahun 2010, tentang Program Pem-

bangunan Yang Berkeadilan, yaitu program pen-

dukung percepatan pencapaian MDG’s, berupa

sosialisasi rencana aksi tentang pencapaian tujuan

MDG’s dan peningkatan akses penduduk terhadap

sanitasi dasar yang layak, dengan output

melaksanakan sanitasi total berbasis masyarakat

(STBM).

Dalam amanat International Health Regulation (IHR)

2005, dimana Indonesia sebagai Negara anggota

WHO akan dievaluasi tahun 2012, dalam kesia-

pannya memenuhi core capacities (kapasitas inti)

IHR 2005. Dalam annex IB, IHR 2005 kapasitas inti ru-

tin bagi bandara, pelabuhan dan perlintasan darat

yang telah ditetapkan, bahwa harus menjamin ling-

kungan yang aman bagi para pelaku perjalanan

yang menggunakan fasilitas yang ada di pintu ma-

suk yang mencakup air minum, tempat makan, fasil-

itas katering pesawat udara, toilet umum, fasilitas

pembuangan sampah yang memadai, dan area

yang mungkin membawa risiko bagi kesehatan

dengan melaksanakan pemeriksaan secara berka-

la. Jadi tidak berlebihan kalau kegiatan ini merupa-

kan suatu implementasi dan pemenuhan core ca-

pacities IHR 2005 di pintu gerbang Negara.

Sesuai Permenkes No. 492/2010, bahwa setiap

penyelenggara air minum wajib menjamin air mi-

num yang diproduksinya aman bagi kesehatan.

Dan Permenkes No. 736/2010, untuk mencapai

kualitas air minum sesuai persyaratan yang ditetap-

kan berdasarkan peraturan perundang-undangan

harus dilakukan pengawasan eksternal dan

pengawasan internal.

Pengawasan eksternal yang dimaksud dilakukan

oleh KKP khusus wilayah kerja di pelabuhan melipu-

ti : inspeksi sanitasi sarana, pengambilan sampel air

minum berdasarkan hasil inspeksi, pengujian kualitas

air minum dilaboratorium, analisis hasil pengujian,

rekomendasi untuk pelaksanaan tindak lanjut, dan

pemantauan pelaksanaan tindak lanjut.

Sejalan dengan peraturan tersebut KKP Kelas I Tan-

jung Priok mulai tahun 2011 sudah melaksanakan

pengawasan terhadap penyediaan kualitas air mi-

Peserta Pertemuan

40

Volume VI Edisi 1 Triwulan I ( Januari - Maret ) Tahun 2011 Buletin INFO KESPEL

num baik di induk (Tanjung Priok) maupun di 5 (lima)

wilayah kerja. Pengawasan terhadap kualitas air

minum di Induk dan 5 wilayah kerja dilakukan pada

sistim jaringan perpipaan, titik terjauh pada unit dis-

tribusi, mobil tangki dan reservoir. Sebagai contoh

pengawasan penyediaan air minum di induk

(Tanjung Priok) mulai dari inspeksi sanitasi sarana

penyediaan, pengambilan sampel, pengujian sam-

pel dan sampai rekomendai dilakukan pada titik-

titik : Pelabuhan Nusantara, Menara Air, Pelabuhan

Perahu, Pelabuhan I (RO), Pelabuhan II (JICT),

`Pelabuhan III (Kolinlamil), tongkang air, kegiatan

pengawasan eksternal tersebut dilakukan secara

rutin.

Rencana Kerja Pengawasan Kualitas Air Tahun 2011

baik eksternal maupun internal di wilayah kerja KKP

Kelas I Tanjung Priok (bisa didapat pada Bid PRL –

KKP Kelas I Tanjung Priok, Red)

ke halaman ……………. 31

Mereka yang beresiko termasuk diantaranya ada-

lah orang orang dengan penyakit mata degeneratif

seperti katarak, atau peradangan dari nervus optic

dan mereka yang mengalami defisiensi nutrisi vita-

min A.Bila penyakitnya memburuk, maka begitu pu-

la dengan buta warnanya.

Penyebab

1.Faktor Genetik (inherited)

Buta warna dapat diturunkan secara genetik.Beberapa

pendapat mengatakan bahwa hal ini terjadi karena mu-

tasi dari kromosom X. Sejak adanya mapping dari gen

manusia, maka banyak ditemukan adanya mutasi gen

ini. Mutasi ini menyebabkan terjadinya buta warna yang

berasal dari setidaknya 19 kromosom berbeda dan ban-

yaknya gen yang berbeda pula.Distrofi sel keruc-

ut,Akromatopsia, Monokromat sel kerucut, Diabetes, ,

Retinitis Pigmentosa (awalnya mempengaruhi sel batang,

kemudian menyerang sel kerucut sehingga terjadilah bu-

ta warna), Retinoblastoma, Lebers Congenital Amorosis

adalah beberapa penyakit diturunkan yang diketahui

dapat menyebabkan buta warna.

Buta warna dapat terjadi secara kongenital (dari lahir),

atau dapat terjadi ketika masa kanak kanak atau saat

dewasa. Tergantung dari mutasinya, dapat terjadi

menetap atau progresif.Karena progesifitasnya merusak

retina dan bagian laindari mata, maka jenis tertentu dari

buta warna dapat berkembang menjadi kebutaan.

Sekitar 2% dari wanita dan 8% dari pria mengalami buta

warna.Alasan kenapa para pria mengalami resiko yang

lebih besar kelainan ini adalah karena gen yang terlibat

dalam penglihatan warna banyak terdapat pada kromo-

som X, sehingga kelainan buta warna ini lebih banyak

terdapat pada pria dibanding pada wanita.Pada pria

hanya terdapat satu kromosom X (XY) sedangkan pada

wanita mempunyai dua kromosom X (XX)Pada buta

warna dikarenakan mutasi kromosom X ini ada kemung-

kinan 50% pria terpengaruh dan diturunkan sedangkan

50% wanita menjadi carier.Pria hanya menerima satu sa-

linan. Oleh karena itu mereka lebih rapuh terhadap mu-

tasi kromosom X yang dibawa oleh ibunya.Jika kromosom

X yang membawa gen buta warna terdapat pada pria ,

maka ia akan bermutasi sehingga terjadilah kelainan bu-

ta warna karena tidak ada kemungkinan dari kromosom

X lainnya pada gen pria tersebut untuk menghalangi mu-

tasi.Sementara itu pada wanita yang mempunyai gen

buta warna pada kromosom X nya , maka yang umum

terjadi adalah gen yang dominan lah yang akan

mengambil alih gen yang resesif.

2.Penyebab lain yang didapat (Acquired)

Shaken Baby Sindrome (sindrome ini menyebabkan

kerusakan pada retina dan otak, sehingga juga

dapat menyebaban buta warna).Kecelakaan dan

trauma lain terhadap retina dan otak.

Sinar Ultra Violet (saat tidak menggunakan alat pelin-

dung diri).Banyak kerusakan karena sinar UV ini terjdi

saat kanak-kanak dan bentuk dari degenerasi retina

ini menyebabkan kebutaan .

Obat tertentu seperti Viagra dan tamoxifen (obat

yang diresepkan untuk mencegah kanker payudara)

dapat mengubah penglihatan terhadap

warna.Namun hal ini sangat jarang ditemui.

Penyakit mata yang parah dapat juga menyebab-

Bersambung ke Volume VI edisi 2 ……..

41

Volume VI Edisi 1 Triwulan I ( Januari - Maret ) Tahun 2011 Buletin INFO KESPEL

Apakah pembaca pernah mendengar pepatah ini?

Pepatah ini hanya sering didengar di daerah Jawa kare-

na pepatah ini adalah pepatah Jawa yang arti lurusnya

adalah “mengejar ikan uceng, kehilangan ikan gabus”

sehingga mungkin makananya mengejar sesuatu yang

kecil justru kehilangan sesuatu yang besar”. Ikan uceng

ini memang termasuk ikan yang air tawar berukuran kecil

sekitar 5 cm dengan bentuk tubuh seperti ikan tengiri ber-

garis – garis dan langsing kurus.

IKan uceng ini hidup di air tawar yang bergerak di dasar

sungai, diantara bebatuan dan airnya mengalir deras

sehingga sulit dilihat jika airnya tidak jernih karena uku-

rannya yang kecil. Ikan uceng ini bentuknya kurus, bulat,

kecil dan memiliki beberapa sungut pada ujung mulut-

nya. Sebutan ikan uceng ini dikenal di daerah Jawa Timur

bagian timur, sedangkan di daerah lain sebutannya lain.

Mungkin setelah para pembaca melihat gambar – gam-

bar ikan uceng ini, barulah pembaca tahu nama sesuai

sebutan masing – masing daerah. Sebutan ikan uceng

untuk di Jawa bagian tengah, dikenal dengan sebutan

ikan deler, di Sumatera dengan sebutan ikan tilan, se-

dang di toko – toko ikan dengan sebutan ikan sili. Klasifi-

kasi dari ikan uceng, antara lain : Phylum: Chordata, Sub-

phylum: Vertebrata, Infraphylum: Gnathostomata, Super-

class: Osteichthyes, Class: Osteichthyes, Sub-

class: Actinopterygii, Infraclass: Actinopteri, Co-

hort: Clupeocephala, Order: Cypriniformes, Fami-

ly: Balitoridae, Subfamily: Nemacheilinae, Ge-

nus: Nemacheilus(sumber : Wikipedia)

Ikan uceng saat ini sudah jarang sekali ditemui bahkan

sebagian besar anak muda tidak tahu bentuk ikan

FLORA & FAUNA

“ MBURU UCENG KELANGAN DELEG”

Oleh : Ny. BERTHA M. PASOLANG, S.os

42

Volume VI Edisi 1 Triwulan I ( Januari - Maret ) Tahun 2011 Buletin INFO KESPEL

uceng, apalagi rasa ikan uceng padahal ikan uceng

yang digoreng rasanya sangat khas dan enak sekali. Ka-

lau saja di pasar – pasar yang ada di Jakarta dapat

ditemukan ikan uceng yang dijual, pastilah kelompok

orang tua yang dahulu kala tinggal di sekitar sungai,

pastilah akan membelinya karena rindu rasa ikan uceng

yang gurih dan enak.

Rasa ikan uceng yang paling gurih nikmat spesifik yakni

digoreng biasa dengan dicelupkan air yang telah dibu-

buhi garam dan bawang putih. Ada juga yang dibuat

rempeyek ikan uceng namun rasanya sudah berbaur

dengan bumbu yang ada didalam tepung sehingga ra-

sa khas ikan uceng sudah berkurang.

Bunga kaca piring ini termasuk dalam famili Rubiaceae

yang dikenal dengan nama Gardenia augusta. Gardena

ini memiliki arti gadis yang cantik jelita dan rendah hati.

Oleh karena itu betapa indahnya bunga ini bila ditanam

di halaman rumah sebagai tanaman hias atau tangkai

dan bunganya dipakai sebagai penghias ruang tamu

yang sekaligus bunganya sebagai pengharum ruangan.

Bunga Kaca Piring adalah tanaman perdu yang bungan-

ya sewaktu baru mekar berwarna putih tapi sedikit – sedi-

kit berubah warna sedikit kekuning - kuningan dan san-

gat harum yang banyak dijumpai di sekitar tempat ting-

gal manusia sebagai tanaman hias. Bentuk bunga ini sep-

erti bunga melati tetapi namun lebih besar dari bunga

melati, sedang bentuk daunnya bulat telur, tebal, yang

permukaan daun berwarna hijau tua yang mengkilat.

Buah tanaman ini berwarna kuning dengan daun kelopak

yang masih menempel, berbentuk oval dan tidak akan

retak walaupun sudah matang dan kering. Tanaman ini

dikenal dengan nama daerah ceplok piring, jempiring,

menlu bruek, dan raja putih. Tanaman berkembang biak

dengan cara stek atau cangkok. Kegunaan tanaman

perdu bunga kaca piring ini :

1. Bunganya : Bunga segar secukupnya dimakan untuk

mencegah muntah dan pengobatan herbal bagi

yang sukar kencing

2. Daunnya : 7 lembar daun dihancurkan, setelah lem-

but ditambah dengan segelas air dan disaring. Se-

lanjutnya campur dengan 2 sendok makan madu

sedikit gula aren dan diaduk sampai merata.

Kemudian diminum sebagai obat sariawan.

3. Akarnya dig: Akar dihancurkan sampai halus dit-

ambah gula pasir, dimakan sebagai obat demam

yang disertai mengigau.

4. Buahnya : 3 (tiga) buah kaca piring direbus dengan

2 gelas air sampai tinggal 1 gelas, selanjutnya dimi-

num untuk obat sukar buang air besar

BUNGA KACA

PIRING

Oleh : Ny. BERTHA M. PASOLANG, S.os

43

Volume VI Edisi 1 Triwulan I ( Januari - Maret ) Tahun 2011 Buletin INFO KESPEL

44

Volume VI Edisi 1 Triwulan I ( Januari - Maret ) Tahun 2011 Buletin INFO KESPEL

KAJIAN & DIKLAT

Perubahan konsep pemikiran penye-

lenggaraan pembangunan kesehatan

harus benar – benar dilakukan secara

utuh dan menyeluruh yang bertumpu

pada upaya peningkatan kesehatan

dan pencegahan penyakit. Namun

demikian penyelenggaraan upaya

kesehatan yang bertumpu pada pen-

gobatan dan pemulihan tidak bisa dit-

inggalkan begitu saja.

Konsekuensi logis dari diterimanya paradigma ter-

sebut maka seluruh upaya kesehatan apapun ha-

rus berorientasi pada upaya peningkatan

kesehatan dan pencegahan penyakit. Seiring

ungkapan Leavell, H. R., and Clark, E. G. (1953) ten-

tang 5 level prevention meliputi Health promotion,

Specifik protection, Early diagnosis and prompt,

Disability limitation dan Rehabilitation maka upaya

peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit

harus diutamakan, dengan konsekuensi bahwa

pembiayaan kesehatan juga diarahkan pada

upaya tersebut. Mariah saat ini kita review,

seberapa besarkah pembiayaan upaya pening-

katan kesehatan dan pencegahan penyakit?

Bandingkan besarnya pembiayaan upaya pening-

katan kesehatan dan pencegahan penyakit

dengan upaya pengobatan dan rehabilitasi, lebih

besar manakah?

Selanjutnya, sudah siapkah sumber daya manusia

kesehatan dalam memutuskan kebijakan pem-

biayaan kesehatan? Mulai dari pemegang ke-

bijakan tertinggi sampai pada kebijakan

operasional di lapangan. Oleh karena itu sangat

diperlukan adanya arah pandang sumberdaya

manusia kesehatan melalui beberapa metode,

mulai dari seminar, sosialisasi, sampai pelatihan –

pelatihan.

Pelatihan formal ataupun non – formal di tempat

pelatihan harus mampu membuat orang dewasa

mengembangkan pengetahuan, sikap, ket-

erampilan dan kemampuan kual ifikasi

keteknisannya atau keprofesionalannya. Peru-

bahan penilaku kerja terjadi karena adanya

penambahan pengetahuan dan yang sangat

jelas kearah positif oleh adanya pembaharuan

kemampuan secara nyata, menyeluruh dan

berkesinambungam dalam bidang managerial

maupun teknis program.

Metode pembelajaran terhadap orang dewasa

dalam suatu pelatihan disebut andragogi, dalam

bahasa Yunani Andros adalah orang dewasa se-

dang agogus adalah memimpin.

Pengertian

Andragogi berasal dan bahasa Yunani an-

dros artinya orang dewasa, dan agogus

artinya memimpin. Orang dewasa sebagai

pribadi yang sudah matang mempunyai

kebutuhan dalam hal menetapkan daerah

belajar di sekitar problem hidupnya sehingga

andragogi secara harfiah dapat diartikan

sebagai seni dan pengetahuan mengajar

orang dewasa. Oleh karena orang dewasa

sebagai individu yang dapat mengarahkan

AANDRAGOGI yang mengarah

pada PARADIGMA SEHAT

FREDRIK LONA DJARA, SKM

45

Volume VI Edisi 1 Triwulan I ( Januari - Maret ) Tahun 2011 Buletin INFO KESPEL

diri sendiri, maka dalam andragogi yang lebih pent-

ing adalah kegiatan belajar dari peserta didik,

bukan kegiatan mengajar guru.

Proses belajar mengajar

Belajar merupakan proses menjadi dirinya sendiri

(process of becoming), bukan proses untuk dibentuk

(proces of beings Imped) nunurut kehendak orang

lain, maka kegiatan belajar harus melihatkan indi-

vidu peserta latih dalam proses pemikiran apa yang

dinginkan, menentukan tindakan yang harus dil-

akukan agar peserta latih mewujudkan tujuan para-

digm sehat. Fasilitator memiliki tugas untuk meno-

long agar peserta latih belajar berpikir sendiri, me-

nolong peserta latih untuk berkemhang dan ma-

tang. Pengembangan teknologi andragogi hanya

dapat dilakukan apabila diyakini bahwa orang de-

wasa sebagai pribadi yang matang sudah dapat

mengarahkan diri mereka sendiri, mengerti diri

sendiri, dapat mengambil keputusan untuk sesuatu

yang menyangkut dirinya.

Dalam proses belajar mengajar orang dewasa

(Andragogi) dalam suatu pelatihan, hendaknya

pemilihan metode pembelajarannya juga harus sel-

ektif. Beberapa metode pembelajaran yang

digunakan harus sesuai dengan pendekatan

pelatihan, antara lain : Ceramah/Presentasi, Curah

pendapat, Diskusi, Studi kasus, Simulasi, Role play,

Demonstrasi dan Permainan/game. Dalam proses

pembelajaran, pemilihan metode harus lebih ban-

yak memberikan kesempatan kepada peserta un-

tuk berperan lebih aktif, terutama tentang pema-

haman hal yang baru, seperti paradigma sehat.

Untuk mendukung terselenggaranya paradigma

sehat yang berorientasi pada upaya promotif, pre-

ventif, proaktif, partisipasi aktif dan pemberdayaan

masyarakat, maka semua sumberdaya kesehatan

perlu dilakukan penyesuaian dari unit kesehatan

pusat sampai di daerah, terutama mengarahkan

mind – set tenaga kesehatan mulai dari Men-

teri,pejabat eselon tertinggi sampai pada tingkat

pelaksana / fungsional dibawah.

Bagaimana cara mengarahkan mind – set SDM

kesehatan?

Lebih tepat melalui pembelajaran yang tanpa dis-

engaja tanpa menggurui yakni belajar mengajar

orang dewasa dengan pendekatan : Ceramah/

Presentasi, Curah pendapat, Diskusi, Studi kasus, Sim-

ulasi, Role play, Demonstrasi dan Permainan/game.

Foto saat pembukaan pelatihan

Foto saat pembukaan pelatihan

46

Volume VI Edisi 1 Triwulan I ( Januari - Maret ) Tahun 2011 Buletin INFO KESPEL

Gempa berkekuatan 9,0 (diperbaharui oleh Badan Mete-

orologi Jepang pada tanggal 13 Maret, besarnya 8,8,)

terjadi 11 Maret 2011 di Jepang, memukul pantai timur

Honshu, Jepang. Daerah yang terkena dampak terburuk

adalah wilayah Tohoku dan Hokkaido. (WHO, 20 Maret)

7.653 orang dipastikan tewas, 2.583 terluka dengan lebih

dari 11.746 hilang. 367.141 orang telah dievakuasi, selain

dampak buruk atas ledakan PLTN Fukushima.

Pertanyaannya : Apakah ini PHEIC ?

Ribuan penduduk yang dekat dengan reaktor nuklir die-

vakuasi setelah terjadinya gempa besar, tetapi pihak ber-

wenang Jepang menyatakan reaktor nuklir itu dalam kon-

disi aman dan tidak terjadi kebocoran. Benarkah hal itu?

Bagaimanakah rekomensi WHO ?

WHO tidak menyarankan pembatasan umum tentang

perjalanan ke Jepang.

Namun, Pelaku Perjalanan harus menghindari perjalanan

ke daerah yang paling terkena dampak gempa bumi

dan tsunami serta kedaruratan PLTNFukushima. WHO

memberikan jawaban seperti ini kepada masyarakat

umum yang sering mengajukan pertanyaan mengenai

paparan, makanan, tempat tinggal dan upaya perlin-

dungan individu pada insiden radiasi di Jepang. (WHO,19

Maret 2011)

Bagaimana sikap kita untuk mengantisipasi dampak

negatif yang mungkin terjadi melalui arus pelayaran ka-

pal yang dari Jepang, khususnya dari pelabuhan Sendai?

Apakah yang dilakukan Kantor Kesehatan Pelabuhan

Kelas I Tanjung Priok?

Melakukan SKD melalui deteksi dini

Pengawasan kapal dalam karantina

Pemeriksaan lebih intensif terhadap kapal yg datang

dari luar negeri (Seluruh Kapal yang dari Jepang, baik

yang langsung / direct dari Jepang maupun yang

transit di pelabuhan lain)

ANEKA PERISTIWA

DISKUSI TERBUKA

APAKAH KARGO DAN KAPAL DARI JEPANG

DAPAT TERKONTAMINASI RADIASI NUKLIR ?

47

Volume VI Edisi 1 Triwulan I ( Januari - Maret ) Tahun 2011 Buletin INFO KESPEL

Pemeriksaan terhadap kapal, orang dan barang me-

makai alat deteksi radiasi

Petugas pemeriksa memakai Alat Pelindung Diri dari

kemungkinan adanya kontaminasi radiasi Nuklir

Kapal yg datang dari Jepang diperbolehkan sandar di

Kade, dg syarat ada statement dari instansi ber-

wenang di negara Jepang atau dari Nahkoda bhw

kapal dan isinya : bebas atau tidak ada kontaminasi

radiasi Nuklir dari peristiwa Jepang.

2. Pertemuan – pertemuan baik yg difasilitasi oleh KKP

sendiri maupun Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan,

JICT, dll dengan melibatkan BAPETEN

Pertemuan awal yakni diskusi terbuka forum

pengguna jasa terminal peti kemas JICT yang

meminta masukan dan informasi KKP Kelas I Tnjung

Priok tentang langkah – langkah untuk mengantisipasi

dampak negatif atas kejadian tersebut, dihadiri oleh

seluruh perusahaan pelayaran sebagai anggota Insa

Jaya. Selanjutnya pertemuan – pertemuan secara

beruntun yang diselenggarakan oleh Syahbandar dan

Otoritas Pelabuhan, dll dengan melibatkan BAPETEN.

48

Volume VI Edisi 1 Triwulan I ( Januari - Maret ) Tahun 2011 Buletin INFO KESPEL

3. Penyediaan sumberdaya (Penyiapan APD, pinjam

alat deteksi radiasi dari Bapeten dan pelatihan

petugas tentang penggunaan alat deteksi radiasi

4. Surat – surat edaran ke stake holder

5. Pengukuran radiasi di daratan Pelabuhan bersama

BAPETEN

49

Volume VI Edisi 1 Triwulan I ( Januari - Maret ) Tahun 2011 Buletin INFO KESPEL

50

Volume VI Edisi 1 Triwulan I ( Januari - Maret ) Tahun 2011 Buletin INFO KESPEL

Pertanyaan Mendatar :

1. Siapakah nama depan Menteri Kesehatan RI pada

saat ini?

4. Rileks

9. Lagu (Jawa)

1 2 3 4 5 6 7 8

9 10

11 12

13

14

15 16 17

18 19

20 21 22

23 24 25 26

I

27

28 29

30 31 32 33

34 35

36

37 38

TEKA TEKI SILANG Oleh : HENDRA KUSUMAWARDHANA

RELAKSASI

11. Ceritera

13. Liar

15. Suara anjing

18. Nama salah satu tumbuhan sebagai bahan adiktif

20. Bunyi terompet akhir jaman

51

Volume VI Edisi 1 Triwulan I ( Januari - Maret ) Tahun 2011 Buletin INFO KESPEL

vendor . Yang pertama adalah aplikasi Photo-

Copier versi 3.0.3, yang kedua adalah Icopy

dan yang ketiga adalah PhotoCopier Pro

V4.01. Untuk download silahkan klik kata

kunci di Google

dan selamat

mencoba. @nm

Anda tentunya memiliki mesin printer

apalagi tersedia dikantor ? Fungsi

printer pada masa sekarang tidak lepas

dari kegiatan perkantoran untuk melihat

hasil pekerjaan baik tulisan, laporan, un-

dangan. Sedangkan untuk kalangan

anak sekolahan tentunya untuk

menghasilkan hasil laporan praktek, tu-

gas sekolah dan hasil karya tulis yang

akan diajukan kepembimbing. Jenis printerpun sangat

beragam dari merk yang hanya meramaikan pasaran

lokal dengan harga yang terjangkau oleh kalangan

menengah ke bawah sampai dengan merk terkenal

dengan fungsi beragam ditambah harganyapun tidak

menipu. Jaman sekarang semua orang tahu fungsi dari

printer tentunya. Bagaimana dengan mesin scanner ?

Apakah anda memilikinya ? Atau telah tersedia di kantor

tetapi belum pernah menggunakannya atau tahu tetapi

malas memanfaatkannya !. Fungsi mesin scanner ten-

tunya adalah untuk memindai obyek dengan sinar yang

akan diterjemahkan oleh mesin scanner atau komputer

kedalam bentuk atau format jpg, tif, png dan pdf, sesuai

dengan pengaturan dalam softwarenya.

Jadi komputer tanpa printer dan scanner seperti ma-

kanan tanpa garam tentunya kurang enak dan pastinya

dengan hasil tidak akan maksimal. Pada waktu penulis

melihat mesin photocopy terbayangkan apakah komput-

er dengan printer dan scanner bisa sebagai penganti

“dalam keadaan darurat” sebagai mesin photocopy ?.

Mulai saat itu penulis berburu software untuk menjawab

pertanyaan di atas dan tidak lepas dari paman google

tentunya. Akhirnya menemukan beberapa aplikasi yang

berfungsi menggabungkan fungsi scanner, printer dan

komputer. Mulai aplikasi yang gratis tetapi batas kemam-

puan terbatas, gratis total “opens source” dan Trial untuk

mencoba dan kalau ada uang boleh membeli kepada

23. Nama ikan dalam salah satu ceritera

24. Ngarai, Arung . . . .

25. Gelar depan ketua redaksi buletin ini

27. Riel

28. Bertamu

30. Warna menyolok

35. Kependekan Lalillintas

36. Keakuan

37. Jasad binatang mati

38. Acap kali

Pertanyaan Menurun :

1. Kamu

2. Nama tempat menanak nasi

3. Menimang anak,

5. Siap

6. Pengasuh

7. Hebat

8. Paut

10. Pergi (Inggris)

12. Bergema

14. Nama salah satu Empu

15. Biaya

17. Gerak badan

18. Kamu, engkau

20. Mengira, menduga

21. Penyakit rabies

22. Kalender

25. Buah masak yang indah

26. Orang ketiga tunggal

29. Ikatan, kerjasama,

31. Cinta muda mudi

32. Jalan cepat

33. Alat jual beli

34. Cela

100% Tips

MEMANFAATKAN MESIN

SCANER & PRINTER

UNTUK POTOCOPY

http://www.freewarefree.net/utility/5273/icopy-simple-photocopier-145/

http://download.cnet.com/Photocopier-Pro/3000-10743_4-10062396.html

http://download.cnet.com/Photocopier/3000-10743_4-10059215.html

52

Volume VI Edisi 1 Triwulan I ( Januari - Maret ) Tahun 2011 Buletin INFO KESPEL