buset gede
DESCRIPTION
summary internaTRANSCRIPT
-
NORFARHANA BT. KATERI
FK TRISAKTI 030.07.315
-
36
NORFARHANA BT. KATERI
FK TRISAKTI 030.07.315
DISPEPSIA BERDASARKAN KELAS ETIOLOGI
I. BERDASARKAN PENGAMATAN ENDOSKOPI -
(Nicholas Talley)
II. BERDASARKAN GEJALA DISPEPSIA
(The American Gastroenterology Association, 1978) G.N.W TYTGAT
a. Refluks gastroesofageal ----------------------- ------
b. Dismotilitas -------------------------------------- ------
c. Ulkus --------------------------------------------- ------
d. Aerofagia --------------------------------------- -----
e.
III. BERDASARKAN PENDEKATAN PENATALAKSANAAN
(Calvin Jonas)
a. Ulkus like dispepsia c. Aerophagia e. Refluks like dispepsia
b. Dismotility like dispepsia d. Idiopathic
Gol. Tukak peptik
Non ulkus
Kanker lambung
Nyeri retrosternal
Heart burn
Prokinetik
Antasida/H2 bloker
Cito protektif
Rasa penuh
Rasa gembung
Mual
Prokinetik
Nyeri episodic
Night pain
Prokinetik
H2 bloker
Kembung
Belching
Prokinetik
Antasida
-
Terapi Akut :
1. Atasi faktor pencetus seperti perdarahan dan infeksi. Stop pemberian sedative.
2. Sterilisasi usus:
- Stop obat yang mengandung protein (ammonium klorida dan urea).
-
- Klisma dan beri garam Inggris dan pencahar asam lainnya.
3. Diet rendah protein (0, 20, 40, 60 gr protein)
DH I. 20 gr protein untuk KI/II 2-3 hari, naikkan pelan-pelan bila kesadaran mulai
membaik.
0 gr protein untuk KIII-V berikan 400-500 gr glukosa/hari (bisa oral/NGT/parenteral).
Pantau diet dari gejala klinik.
4. Antibiotik Neomicyn 4x1 gr.
5. Pemberian kalori, cairan dan elektrolit.
6. Stop diuretik.
7. Beri asam amino rantai bercabang dengan dextrose 5-10%.
- Mendapat energy tubuh. - Untuk mengurangi pemakaian asam amino aromatik. - Memperbaiki sintesa katekolamin di jaringan. - I hiperaminoasidemia yang meringankan koma hepatik.
Terapi Kronik :
1. Cegah obat yang mengandung protein.
2. Beri protein nabati 50 gr/hari (1 gr/kg berat badan).
3. BAB minimal 3-4 kali sehari, dosis laktulosa disesuaikan dengan frekuensi BAB tersebut
(biasa 2-3 CI-CII).
Dapat diberi neomicun 4x1 gr.
4. Bila keadaan memburuk alihkan terapi ke terapi akut.
5. Medikamen yang dianjurkan bromokriptin 3x sehari L Dopa.
Koma I/II 0.5 gr/4 jam oral, KIII/V 0.5/4 jamNG tube.
Bisa diberikan vit. K 1 atau 2 ampul/hari i.m.
Bila sangat gelisah diberi dramamin 50 mg atau fenobarbital.
NORFARHANA BT. KATERI
FK TRISAKTI 030.07.315
-
SUBSTITUSI BIKARBONAT
24 alk. Res. x BB mEq
Base Excess x 1/3 BB
Substitusi bila alk. Res. bila < 15 mEq/l
1 amp bicarbonate 44-45 mEq
Cara Pemberian :
IV bolus
Mula-mula beri dari kebutuhan kemudian cek elektrolit darah. Kalau sudah normal,
stop. Kalau masih < normal berikan lagi. Biasanya kalau klinis asidosis telah jelas
alk. Res sudah turun 10 mEq.
SUBSTITUSI NATRIUM
Defisit = 60% x BB x (135 - Na) mEq
Cara : Kecepatan max mEq/kgBB/jam dilakukan infus.
Disubstitusi bila Na
-
NORFARHANA BT. KATERI
FK TRISAKTI 030.07.315
Ker
ja
Mak
sim
um
60 j
am
id
id
60 j
am
id
id
id
id
id
- - 24 j
am
- 6-1
2 j
am
id
id
- - 4-6
jam
8-1
2 j
am
Mula
i K
erja
1-2
jam
id
id
0.5
-2 j
am
id
id
id
id
id
0.5
-1 j
am
id
1-3
jam
id
0.5
-1 j
am
id
id
- - - -
Dosi
s
Mak
sim
um
50 m
g
0-0
id
id
10 m
g-0
-5 m
g
id
id
id
id
id
160 m
g-0
-163
id
10 m
g-0
-10
60 m
g-0
-60
1 g
r-1/2
-1/2
id
id
10 m
g -
10-1
0
500 m
g-5
00-5
00
200 m
g
200 m
g
300 m
g
Dosi
s
Min
imum
50
mg -
0-0
id
id
2.5
mg -
0-0
id
id
id
id
id
40
mg
id
2..
5 m
g
15
mg
25
0 m
g -
0-2
50
id
id
50
mg
50
0 m
g
25
mg
50
mg
isi
Tab
let
100/2
50m
g
id
id
5 m
gr
id
id
2.5
mg
2.5
mg
id
80 m
g
id
5 m
g
30 m
g
500 m
g
id
id
50 m
g
500 m
g
25 m
g
50 m
g
50 m
g
Nam
a P
aten
Dia
bones
e
Mel
ligon
Dia
bex
Dao
nil
Euglu
con
Pro
dia
bet
Sam
clam
ide
Sem
i dao
nil
Sem
i
euglu
conid
Dia
mic
ron
Ped
ab
Min
idia
b
Glu
renorm
Ras
tinon
Art
osi
n
Ori
nas
e
Sil
abin
Glu
cophag
e
DB
I
DB
I-T
D
Jenis
sulf
onil
ure
a
Chlo
rpro
pam
ide
Gli
ben
clam
ide
(gly
buri
de)
Gli
cazi
de
Gli
piz
ide
Gli
quid
on
e
Solb
uta
mid
e
*B
iguan
ide
Mufo
rmin
Met
form
in H
CL
Phen
form
in
Gen
phorm
in
(longac
tin
g)
**in
hib
itor
glu
kosi
das
e
alfa
C
arbose
SKEM
A D
OSI
S A
DO
Ke
tera
nga
n :
dib
erik
an 3
0 m
enit
se
bel
um
mak
an.
*dib
erik
an s
eb
elu
m m
akan
un
tuk
men
gura
ngi
efe
k sa
mp
ing
mu
al d
iber
ikan
ber
sam
a m
aup
un
se
suad
ah m
akan
.
**d
iber
ikan
seg
era
sete
lah
su
apan
per
tam
a w
aktu
mak
an.
-
ST
AT
US
ME
NT
AL
Bin
gung,
per
ubah
an
jiw
a dan
kel
akuan
,
euphori
a, d
epre
si,
bic
ara
lam
bat
te
rputu
s-putu
s,
tidak
rap
i.
Leb
iih b
erat
dar
i ti
ngkat
1,
pen
der
ita
men
gan
tuk
saja
, ti
ngkah
la
ku
kura
ng w
ajar
. M
engan
tuk
teru
s ta
pi
mas
ih b
isa
dib
angunkan
,
bin
gung b
erat
.
Bis
a at
au
tidak
bis
a
resp
on
terh
adap
per
angsa
ng
an,
hip
erpir
eksi
a dan
hip
erven
tila
si.
EE
G
NO
RM
AL
AB
NO
RM
AL
AB
NO
RM
AL
FL
AT
AB
NO
RM
AL
FL
AT
I
FL
AP
PIN
G
TR
EM
OR
/
AS
TE
RIX
IS
RIN
GA
N
MU
DA
H
DIR
AN
GS
AN
G
DIJ
UM
PA
I B
ILA
PE
ND
ER
ITA
KO
OP
ER
AT
IF
AB
SE
N
DE
RA
JAT
PR
OD
RO
MA
L
IMP
EN
DIN
G
KO
MA
ST
UP
OR
KO
MA
DA
NG
KA
L/
DA
LA
M
TIN
GK
AT
I II
III
IV
NORFARHANA BT. KATERI
FK TRISAKTI 030.07.315
TIN
GK
ATA
N E
NSE
FALO
PA
TI
-
Diabetes Melitus
Definisi : sekelompok penyakit metabolic yang ditandai dengan hiperglikemi akibat gangguan
sekresi
Insulin atau kerja insulin dan atau keduanya.
Kriteria Diagnosis DM dan Gangguan Toleransi Glukosa (GTG)
I. Diagnosis DM apabila :
a. Terdapat gejala-gejala DM ditambah dengan
b. Salah satu dari : KGD puasa >126 mg/dL, KGD 2 jam PP >200 mg/dL atau KGD
ad random >200 mg/dL.
II. Diagnosis DM apabila :
a. Tidak terdapat gejala-gejala DM, tetapi
b. Terdapat 2 hasil dari : KGD puasa >126 mg/dL, KGD 2 jam PP >200 mg/dL atau
KGD ad random >200 mg/dL
III. Diagnosis Gangguan Toleransi Glukosa (GTG) apabila :
o KGD puasa
-
Kriteria Pengendalian DM
Baik Sedang Buruk
KGD Puasa (mg/dL) 80-109 110-139 140
KGD 2jPP (mg/dL) 110-159 160-199 200
HbA1C (%) 4-5,9 6-8 >8
Kolesterol total (mg/dL)
-
KRITERIA FRAMINGHAM UNTUK PAYAH JANTUNG KONGESTIF
MAYOR CRITERIA :
- Paroxysmal nocturnal dyspnea or orthopnea
- Neck vein distention
- Rales
- Cardiomegaly
- Acute pulmonary edema
- S3 gallop
- Increased venous pressure >16 cm of water
- Circulation time >25 second
- Hepato jugular reflux
MINOR CRITERIA :
- Ankle edema
- Night cough
- Dyspnea on exertion
- Hepatomegaly
- Pleural effusion
- Vital capacity decreased 1/3 from maximum
- Tachycardia (rate of >120/min)
MAYOR OR MINOR CRITERION :
- Weight loss >4,5 kg in 5 days in response to treatment
NORFARHANA BT. KATERI
FK TRISAKTI 030.07.315
-
NORFARHANA BT. KATERI
FK TRISAKTI 030.07.315
KRITERIA ZULKARNAIN
1. Demam >7 hari, awal demam tidak mendadak, suhu naik secara bertangga, pernah mengalami
delirium atau apatis dan disertai keluhan defekasi, obstipasi atau diare.
2. Terdapat 2 atau lebih gejala :
Leukopeni
Malaria (-)
Tidak ada keluhan air kemih
3. Terdapat 2 gejala atau lebih :
Kesadaran menurun
Tidak ada gejala perangsangan meningeal
Ada perdarahan usus
Splenomegali
4. Dengan Chloramphenicol suhu paling cepat turun dalam 3 hari pengobatan dan turun
secara lisis.
KRITERIA KARIMAN MUHARMAN 1. Demam >5 hari, naik bertangga.
2. Fisik diagnostik ada 2 dari :
Apatis
Obstipasi
Epistaksis
Kembung
Mencret
Splenomegali
Relatif bradikardi
Perdarahan peranal
Rangsang meningeal (-)
3. Laboratorium : leukopeni, relative limfositosis, malaria (-), urin normal
-
Tabel X.4.1. Obat-obat anti hipertensi yang digunakan dalam kehamilan
Nama Obat Keterangan
Simpatolitik Sentral
- Metildopa, Klonidin
Dipakai pada kasus ringan, efek samping
sering terjadi.
Penyekat Reseptor Beta
- Oxprenolol
- Atenolol
- Pindolol
- Metaprolol
- Sotalol - Acetabutolol, Propanolol
Cukup aman, dapat dipakai bersama Prazosin
dan Hidralazin.
Untuk kasus ringan dan berat; mencegah
preeclampsia, sedikit efek samping;
menyebabkan bradikardia pada janin.
Sangat berguna pada kasus ringan dan berat;
tidak menimbulkan bradikardia pada janin.
Pengalaman terbatas, tetapi cukup aman dan
efektif.
Sotalol dipakai pada kasus aritmia.
Dapat menyebabkan pertumbuhan janin
terhambat.
Penyekat Reseptor Alfa
- Prazosin
Dipakai bila tidak dapat memakai penyekat
bet. Mulai dengan dosis 0,5 mg.
Penyekat Alfa dan Beta
- Labetolol
Cukup aman, dapat diberi melalui vena pada
kasus hipertensi berat.
Vasodilator Perifer
- Hidralazin
- Nifedipin
Cukup efektif untuk pemakaian peroral.
Hindari pemakaian > 250 mg. karena SLE like syndrome. Sangat efektif untuk pemberian intravena,
tetapi dosis mungkin sulit ditentukan.
Dipakai pada kasus berat dan pada hipertensi
krisis, dapat dikombinasi dengan Labetolol
atau obat penyekat reseptor beta.
RIRI MEGA LESTARI
FK TRISAKTI 030.07.222
-
PLASMODIUM OVALE
MORFOLOGI
Stadium Trofozoit : Sel darah merah membesar berbentuk lonjong, satu atau kedua ujung sel
darah merah berbatas tidak teratur, terdapat titik James.
RIRI MEGA LESTARI
FK TRISAKTI 030.07.222
-
DIAGNOSTIC CRITERIA FOR THYROID STORM
Thermoregulatory Dysfunction
Temperature
99 99,9 5
100 100,9 10
101 101,9 15
102 102,9 20
103 103,9 25
>= 104 30
Cardiovascular Dysfunction
Tachycardia
99 109 5
110 119 10
120 129 15
130 139 20
>= 140 25
CNS Effects
Absent 0
Mild 10
Agitation Moderate 20
Delirium
Psychosis
Extreme Lethargy Severe 25
Seizure
Congestive Heart Failure
Absent 0
Mild 5
Pedal Edema Moderate 10
Bibasiler rales Severe 15
Pulmonary edema
Gastrointestinal-Hepatic Dysfunction
Absent 0
Moderate 10
Diarrhea
Nausea/Vomiting
Abdominal pain Severe 20
Unexplained Jaundice
Atrial Fibrilation
Absent 0
Present 10
Precipitant History
Negative 0
Positive 10
>= 45 Highly suggestive of thyroid storm
25 44 suggestive impending storm < 25 unlikely to represent thyroid storm
RIRI MEGA LESTARI
FK TRISAKTI 030.07.222
-
EVALUATION OF PLEURAL FLUID
SPECIAL TEST FOR PLEURAL EFFUSION
Transudat Exudate
RBC < 10.000 /ml > 1.000.000 /ml suggest
neoplasma, infectiom. Trauma.
> 10.000 to < 100.000/ml in
indeterminate
WBC < 100 / m Ussually > 1000 /ml
Differential WBC Ussually > 50% Lymphocytes or
Mononuclear Cells
> 50% Lymphocytes
(Tuberculosis, Neoplasm)
> 50% Polymorphonuclear
(Acute Inflammatory)
PH > 7,3 < 7,3 (Inflammatory)
Glucose Same as blood () Low (infection)
Extremely Low (Rheumatoid
Arthtritis, Occasionally
Neoplasm)
Amylase > 500 units/ml (Pancreatitis,
Occasionally Neoplasm
Infection)
Specific Protein Low C3 , C4 Componen of
complement (SLE,
Rheumatoid Arthtritis)
Rheumatoid Factor
Antinuclear Factor
RIRI MEGA LESTARI
FK TRISAKTI 030.07.222
Transudat Exudate
Typical Appearance Protein
- Absolute Value - Pleural Fluid/Serum ratio
< 3,0 g/dl
< 0,5
> 3,0 d/l *
> 0,5
Lactic Dehydrogenase
- Absolute Value - Pleural fluid/serum ratio
< 200 iu/L
< 0,6
>200 iu/L
> 0,6
- Glucose
- Leukocyte
- Erythrocytes
60 mg/dl (usually same as in blood)
< 1000 /ml
50 %
< 5000 /ml #
Variable often
< 60 mg/dl
> 1000 /ml
Usually > 50 % in acute
inflammation
Variable
- Pleural Biopsi Indicated NO
YES
Parapneumonic / other
acute inflammation.
Chronic / Subacute or
Undiagnosed effusion
* Less in Hypoproteinemic States
# Assuming a traumatic tap
-
PERSIAPAN BNO
1. Sehari sebelumnya makan makanan lunak
2. Malam harinya makan garam inggris sebanyak 30 gram, atau dulcolax tablet, sebanyak 2
tablet sebelum tidur.
3. Pagi harinya setelah BAB dimasukkan Dulcolax suppositoria kemudia disuruh BAB lagi
4. Pasien dalam keadaan puasa
5. Selama puasa persiapaan, tidak boleh banyak bicara dan merokok
RIRI MEGA LESTARI
FK TRISAKTI 030.07.222
-
DIAGNOSA FISIK PARU-PARU Oleh : Dr. Azmi Sariedji Kar. SpPD
Inspeksi Palpasi Perkuasi Auskultasi
Pneumothorax Pada sisi yang sakit
gerakan dada Sela tiga melebar,
Ictus cordis bergeser
kearah yang sehat
SF melemah sampai
dengan hilang, terus
Ictus bergeser
kearah paru yang
sehat
Timpani, batas
jantung bergeser ke
arah yang sehat.
Batas paru hati pada pneumothorax
kanan
Suara pernafasan
melemah sampai
menghilang.
Hamman sign ( + )
Bentuk dada asimetris,
sela tiga melebar,
hemithorax cembung,
Ictus cordis bergeser
kearah yang sehat
SF melemah sampai
hilang. Gesek pleura
(+) Ictus cordis
bergeser kearah
yang sehat
Beda pada daerah
yang sakit. Batas
jantung bergeser
kearah yang sehat.
Suara pernafasan
melemah sampai
menghilang
Bentuk dada bisa
asimetris. Gerakan
dada pada sisi yang sakit.
SF mengeras.
Gerakan thorax
tertinggal. Pleuritic
pain (+)
Sonor memendek
sampai beda
Suara pernafasan
vesikuler mengerasi
sampai bronkial.
Rhonkhi basah.
Amforik.
Bronkofoni,
Krepitasi.
SF melemah.
Gerakan thorax
tertinggal
Sonor memendek
sampai beda
Suara pernafasan
vesikluer melemah.
Ronkhi basah basal
Expirasi > inspirasi.
Sesak nafas A-P >
Lateral Barrel chest.
Gerakan dada pada sisi yang sakit
SF melemah sampai
hilang. Ictus tidak
teraba. Sela tiga
melebar
Hipersonor. Batas
jantung mengecil.
Batas paru hati
Suara pernafasan
melemah. Expirasi
> Inspirasi
Bronkhitis
kronika
Emfisematus Gerakan ronkhi
teraba pada paru
bagian bawah dan
hilang setelah
sputum dibatukkan
Normal.
Bisa hipersonor
Ronkhi kering,
menghilang bila
batuk
Expirasi>inspirasi
Asma bronkial Inspirasi memendek
expirasi memanjang.
Emfisematus
SF melemah,
Gerakan ronkhi
dapat teraba pada
dinding dada
Hipersonor, Daerah
jantung absolut
mengecil
Wheezing, Expirasi
memanjang dan
kasar, Ronkhi
kering
Athelektaksi Gerakan menghilang
pada daerah yang sakit
SF mengeras bila
cavitas dekat
dengan permukaan
paru. Ronkhi dapat
teraba, hilang
setelah batuk
Biasa normal.
Timpani bila cavitas
dekat permukaan
paru
Ronkhi kering dan
besar.
Expirasi kadang-
kadang lebih
panjang dari
inspirasi
Oedem paru Asimetris, Sindroma
vena cava superior
SF melemah/hilang Beda Suara pernafasan
melemah/hilang
Mediastinum tertarik
kearah yang sakit.
Gerakan rongga dada Sela iga sempit.
Asimetris
SF melemah Beda Suara pernafasan
menghilang
VANIA WAHYUNI
FK TRISAKTI 030.07.260
-
CIRI-CIRI BUNYI PERNAPASAN
Ciri-ciri Trakeal Bronkiat Brokovesikular Vesikular
Intensitas
Tinggi nada
Ratio I:E
Deskripsi
Lokasi normal
Sangat keras
Sangat tinggi
1:1
Kasar
Trakea ekstratorakal
Keras
Tinggi
1:3
Tubular
Manubrium
Sedang
Sedang
1:1
Berdesir tapi tubular
Diatas bronkus utama
Lemah
Rendah
3:1
Berdesir Lemah
Sebagian besar paru
pendrt
Pola Ciri Edologi
Apnea
Biot
Cheynes-Stokes
Kussmaul
Tidak ada pernapasan
Pernapasan tidak teratur dengan apnea yang lama
Pernapasan tak teratur dengan periode
peningkatan dan penurunan laju dan dalamnya
pernapasan diselingi dengan periode apnea
Cepat dan dalam
Henti jantung
Peningkatan tekanan intrakanial
Depresi pernapasan karena obat
Kerusakan otak (biasanya pada tingkat
Depresi pernapasan karena obat
Gagal jantung kongestif
Kerusakan otak biasanya pada tingkat
Asidosis metabolik
VANIA WAHYUNI
FK TRISAKTI 030.07.260
-
Bunyi Tambahan
Istilah yang
Dianjurkan
Istilah Lama Mekanisme Edologi
Ronki
Wheezing
Gesekan
pleuran
Rale
Krepitasi
Sibilant rale
Sibilant rhonchus
Musical rale
Sonorous rale
Wheezing nada
rendah
Sekresi saluran nafas yang berlebihan
Aliran udara yang cepat melalui saluran
napas yang tersumbat
Radang pleura
Bronkitis, infeksi pernapasan, edema
paru, atelektasis, fibrosis, gagal
jantung kongestif
Asma, edema paru, bronkitis, gagal
jantung kongestif
Pneumonia, infark paru
VANIA WAHYUNI
FK TRISAKTI 030.07.260
-
TERAPI MALARIA BERAT
1. LOADING DOSS
KININ ANTIPIRIN 20 MG % / KG BB DALAM NaCL 0,9% ATAU DEXTROSA 5
% DALAM 4 JAM ( 40 TETES / MENIT )
2. DILANJUTKAN DENGAN INITIAL DOSE
KININ ANTIPIRIN 10 MG%/ KG BB DALAM NaCL 0,9% / DEXTROSA 5 %
DALAM 4 JAM ( 40 TETES / MENIT )
TIDAK TAHAN DENGAN KININ ANTIPIRIN. DIGANTI DENGAN KLOROWUIN
5 MG / KG BB IV / IM KEMUDIAN DIBERI PER DRIPS DALAM 8 JAM ( 20
TETES / MENIT ) TERUS-MENERUS SAMPAI SADAR.
3. BARU DILANJUTKAN DENGAN NaCL 0,9% SAJA 1 FLS DALAM 8 JAM 20
TETES / MENIT. SELANG SELING ANTARA KE 2 DENGAN KE 3 SAMPAI
SADAR
BILA SUDAH SADAR GANTI PER ORAL
VANIA WAHYUNI
FK TRISAKTI 030.07.260
-
TEXAS WOUND CLASSIFICATION SYSTEM
Grade
O I II III
S
t
a
g
e
A
B
C
D
Pre or Post
ulcerative
lesion
completely
epthelized
0%
Infenction
12,5%
Ischemia
25%
Infection and
Ischemia
50%
Superficial
wound
not involving
tendon,
capsule, or
Bone
0%
Infection
85%
Ischemia
20%
Infection and
Ischemia
50%
Wound
penetraring
to tendon or
capsule
0%
Infection
28,6%
Ischemia
25%
Infection and
Ischemia
100%
Wound
penetrating
to bone or
joint
0%
Infection
92%
Ischemia
92%
Infection and
Ischemia
100%
VANIA WAHYUNI
FK TRISAKTI 030.07.260
-
Kategori I Berat badan
sebelum
pengobatan
(kg)
Kasus Baru dengan BTA +
Intensif Lanjutan
Harian Harian Intermiten
< 33
33 50
2 RHZE
(300/200/1000/800)
2 RHZE
(450/300/1500/800)
4 RH
(300/200)
4 RH
(450/300)
4 R3H3
(300/500)
4 R3H3
(450/600)
> 50
2 RHZE
(600/300/2000/1200)
4 RH
(600/300)
4 R3H3
(600/700)
- Prioritas Pengobatan tinggi - Pada populasi dengan resistansi isoniazid rendah, cukup 3 obat ( RHZ ) pada fase intensif
Kategori II Berat badan
sebelum
pengobatan
(kg)
Kasus Relaps/Gagal dengan BTA +
Intensif Lanjutan
Harian Harian Intermiten
< 33
33 50
2 RHZE +
(300/200/1000/800/500)
1 RHZE
(300/200/1000/800)
2 RHZES +
(450/300/1500/800/750)
1 RHZE
(450/300/1500/800)
4 RHE
(300/200/800)
5 RHE
(450/300/800)
5 R3H3E3
(300/500/800)
5 R3H3E3
(450/600/1200)
> 50 2 RHZES +
(600/300/2000/1200/750)
1 RHZE
(600/300/2000/1200)
5 RHE
(600/300/1200)
5 R3H3E3
(600/700/1600)
- Prioritas pengobatan tinggi. Resiko timbulnya multidrug resistant meningkat - Pada pasien yang sensitif semua obat anti-TB, maka pengobatan fase lanjutan sama dengan Kategori I
VANIA WAHYUNI
FK TRISAKTI 030.07.260
REGIMENT PENGOBATAN TUBERKULOSIS YANG
DIREKOMENDASIKAN OLEH WHO
-
Kategori III
Berat badan
sebelum
pengobatan
(kg)
Kasus Baru dengan BTA -
Intensif Lanjutan
Harian Intermiten Harian Intermiten
< 33
33 50
2 RHZ
(300/200/1000)
2 RHZ
(450/300/1500)
2 R3H3E3
(300/200/1000)
2 R3H3E3
(450/300/1500)
2 RH
(300/200)
2 RH
(450/300)
2 R3E3
(300/500)
2 R3H3
(450/600)
> 50
2 RHZ
(600/300/2000)
2 R3H3E3
(600/300/2000)
2 RH
(600/300)
2 R3H3
(600/700)
- Prioritas Pengobatan tinggi - Tanpa pengobatan yang adekuat, sebagian akan menjadi BTA +
VANIA WAHYUNI
FK TRISAKTI 030.07.260
-
ANTIHIPERTENSI ORAL DENGAN DOSIS DAN SEDIAANNYA
JENIS OBAT
DOSIS ANTIHIPERTENSI
(MG/HARI) SEDIAAN
AWAL MAKSIMAL
A. Diuretik 1. Diuretik tiazid
Dan sejenisnya
- Hidroklorotiazid
- Bendroflumetiazid
- Klortalidon
- Indapamid
- Klopamid
- Xipamid
2. Diuretik Kuat - Furosemid Biasa
- Furosemid Lepas
Lambat
- Asam etakrinat
- Bumetamid
3. Diuretik Hemat Kalium
- Spironolacton
- Amilorid
- Triamteren
B. Penghambat Adrenergik/ Adrenolitik
1. Beta Blocker - Propanolol biasa
- Propanolol lepas lambat
- Atenolol
- Sotalol
- Pindolol
2. Alfa Blocker - Prazosin
3. Alfa dan Beta Blocker - Labetalol
12.5
1.25
12.5
1.25
5
10
20
30
25
0.5
50
5
50
40
80
25
80
20
1
100
25
2.5
25
2.5
10
20
80
60
100
4
100
10
100
160
160
50
160
60
10
400
Tablet 25.50 mg
Tablet 2.5.5 mg
Tablet 25.50 mg
Tablet 2.5 mg
Tablet 5 mg
Tablet 20 mg
Tablet 20.40 mg
Kapsul 30 mg
Tablet 25.50 mg
Tablet 0.5.1 mg
Tablet 25.50 mg
Tablet 5 mg
Kapsul 50.100 mg
Tablet 10.40 mg
Kapsul 80.160 mg
Tablet 50.100 mg
Tablet 80.160 mg
Tablet 5.10 mg
Tablet 1.2.5 mg
Tablet 100.200 mg
CYNTHIA NATALIA
FK TRISAKTI 030.07.054
-
ELEKTROKARDIOGRAFI
KRITERIA EKG UNTUK LVH
1. Gelombang R 13 mm atau lebih pada lead atau aVL 2. Gelombang R pada lead V5 atau V6 27 mm atau lebih 3. Kriteria 5,6 atau 7 ditambah kriteria 8 di bawah ini. 4. Deviasi axis ke kiri (LAD) 5. Kedalaman gelombang S pada V ditambah ketinggian gelombang R pada V5
atau V8 sama dengan 35 mm atau lebih ( catatan dapat juga dijumpai pada orang kurus seperti pada
kriteria 6 dan 7)
6. Kedalaman gelombang S pada V2 ditambah ketinggian gelombang R pada V sama dengan 35 mm atau lebih
7. Gelombang R atau S 20 mm atau lebih pada sembarang lead 8. Perubahan-perubahan ST dan gelombang T, juga dikenali sebagai keletihan 9. Pemanjangan interval QRS akibat keterlambatan dalam defleksi intrinsicoid pada V5 dan V6 10. Anticlockwise Rotation
KRITERIA EKG UNTUK RVH
1. Gelombang R pada V 1,7 mm atau lebih 2. Gelombang R pada V1 ditambah gelombang S pada V5 atau V6 sama dengan 10 mm atau lebih 3. Gelombang R lebih panjang dari gelombang S pada V1 dan V3R 4. Gelombang S lebih dalam daripada gelombang R pada V6 5. Deviasi axis ke kanan 90o atau lebih. 6. Dikenali sebagai pola keletihan pada V1 dan V2 dan V3R 7. Incomplete right bundle branch block 8. Keterlambatan defleksi intrinsicoid pada V1 dan V2 9. Clockwise Rotation 10. Kadang-kadang dijumpai keterkaitan antara hipertrofi atrium kanan dengan P Pulmonale
CYNTHIA NATALIA
FK TRISAKTI 030.07.054
-
Penyebab Lazim Nyeri Dada
Sistem Organ Penyebab
Jantung
Vaskular
Pulmonal
Muskuloskeletal
Neural
Gastrointestinal
Emosional
Penyakit arteri koronaria
Penyakit katup aorta
Hipertensi pulmonal
Prolaps katup mitral
Perikarditis
Stenosis subaorta hipertrofik idiopatik (IHSS)
Diseksi aorta
Emboli Paru
Pneumonia
Pleuritis
Pneumotoraks
Kostokondritis1
Artritis
Spasme otot
Tumor tulang
Herpes Zoster2
Penyakit tukak
Penyakit kolon
Hiatus Hernia
Pankreatitis
Kolesistitis
Ansietas
Depresi
1 Sindrom Tietze, suatu peradangan tulang rawan kosta
2 Hepes zoster, serangan virus pada saraf tepi dalam distribusi dermatom.
CYNTHIA NATALIA
FK TRISAKTI 030.07.054
-
Penyebab Lazim Palpitasi
Ekstrasistole
Denyut prematur atrium (APB)1
Denyut prematur nodal
Denyut prematur ventrikal (VPB)2
Takiaritmia
Takikardia supraventrikal paroksismal (PSVT)
Flutter Atrium (AFI)
Fibrilasi atrium (AF)
Takikardia atrium multifokal (MAT)
Takikardia ventrikel (VT)
Bradiaritmia
Blok jantung
Henti sinus
Obat-obatan
Bronkodilator
Digitalis
Antidepresan
Merokok
Kafein
Tirotosikosis
1.Dikenal pula sebagai kontraksi prematur atrium (APC) atau kontraksi atrium premature(PAC)
2.Dikenal pula sebagai kontraksi prematur ventrikel (VPC) atau kontraksi ventrikel prematur (PVC)
CYNTHIA NATALIA
FK TRISAKTI 030.07.054
-
EFFUSI PLEURA
PADA TUBERCULOUS
Tipe Eksudat
Kandungan proterin pleura > 5 gr/dl
Dominan Mono Nuklear, pada > 50% kasus
Pada kasus Akut (< 2 minggu) bisa dijumpai dominan PMN
ADA (Adenosine Deaminase Activity) > 70 U/I
Interferon > 200 pg/ml Kandungan Glukosa > 60 mg/dl
PADA CONGESTIVE HEART FAILURE
Tipe Transudat
Protein ratio < 0.5
LDH Ratio < 0.6
PMN Dominan
Albumin Gradient > 1.2 gr/dl
Jika LIGHT Criteria tidak dijumpai dan Albumin Gradient < 1.2 gr/dl = bukan/tidak mendukung adanya Effusi Pleura oleh karena CHF
PADA HEPATIC HYDROTHORAC
Tipe Transudat
Biasanya disebabkan oleh komplikasi dari Sirosis Hati dengan Ascites
Total Protein Pleura biasanya lebih tinggi dari total protein Ascites, namun tidak lebih dari 3 gr/dl
PMN Dominan, bila dijumpai PMN >500 cell/mm3 = mendukung adanya suatu Spontaneus Bacterial Empyema
LDH Pleura rendah
PADA MALIGNANT
Protein ratio < 0.5 = dijumpai pada 20% kasus
LDH ratio 0.6
Adanya cairan Haemoragis (Red Cell Count > 100.000/mm3)
White Blood Cell Count berkisar 1000 s/d 10.000/mm3)
MN cell > PMN cell (40 s/d 45% kasus)
PMN cell > MN cell (15% kasus)
Kandungan Glukosa > 60 mg/dl
pH cairan Pleura > 7.3 (30% kasus)
Kandungan Amilase meningkat (10% kasus)
CYNTHIA NATALIA
FK TRISAKTI 030.07.054
-
PADA RHEUMATOID
Tipe Eksudat
Kandungan Glukosa < 40%
pH < 7.2
LDH Pleura > 700 IU/L
Titer Rheuma Factor meninggi ( 1 : 320)
PADA LUPUS PLEURITIS
Tipe Eksudat
Kandungan Glukosa > 80 mg/dl
LDH Pleura < 500 IU/L
pH > 7.2
ANA test (+) LE cell (+) ds DNA (+)
CYNTHIA NATALIA
FK TRISAKTI 030.07.054
-
PENANGANAN KERACUNAN ORGANOFOSFAT
Bed Rest
Kumbah Lambung
Diet M II
IVFD RL. NaCL atau Ringer Sol Tetesan cepat
Sulfas Atropin
CYNTHIA NATALIA
FK TRISAKTI 030.07.054
1. Os Tidak Sadar
Jam Kemudian
Kemudian
Setelah Os sadar
SA 4 Mg (16 amp) IV
SA 2 Mg (8 amp) im
Tiap Jam s/d Os sadar
SA mg im s/d Atropinisasi
Tiap 4 jam SA 0.25 mg
Im s/d 24 jam
-
CYNTHIA NATALIA
FK TRISAKTI 030.07.054
2. Os Sadar
Serupa di atas dan
jam kemudian
Tiap 4 jam
SA 2 mg (8 amp) im
SA mg im s/d Atropinisasi
-
PERBANDINGAN DARI TIPE-TIPE PPOM
Gambaran Pink Puffer
(Emfisematosa)
Blue Bloater
(Bronkitis)
Awitan
Usia saat didiagnosa
Sebab
Sputum
Dispnea
Rasio V/Q
Bentuk tubuh
Diameter AP dada
Pat, Anatomi Paru
Pola Pernapasan
Volume Paru-paru
PaCO2
PaO2
SaO2
Hematokrit
Polisitemia
Sianosis
Kor. Pulmonale
Usia 30-40 tahun
60 tahun
Faktor-faktor yang tak diketahui
Predisposisi genetik
Merokok
Polusi udara
Sedikit
Relatif dini
Ketidakseimbangan V/Q minimal
Kurus dan ramping
Sering berbentuk tong
Emfisema panlobular
Hiperventilasi dan dispnea yang
jelas,dapat timbul sewaktu istirahat
FEV1 rendah
TLC dan RV meningkat
Normal atau rendah (35 sampai 40
mmHg)
65 sampai 75 mmHg
Normal
35 sampai 45%
Hemoglobin dan hematokrit
Normal sampai tahap akhir
Jarang
Jarang kecuali tahap akhir
Usia 20 an dan 30 an
Batuk akibat merokok
50 tahun
Faktor-faktor yang tak
diketahui
Merokok
Polusi udara
Cuaca
Banyak sekali
Relatif lambat
Ketidakseimbangan V/Q
nyata
Gizi cukup
Tidak bertambah
Emfisema sentrilobular
Banyak ditemukan
Hilangnya dorongan
pernapasan
Sering terjadi hipoventilasi
berakibat hipoksia dan
hiperkapnea
FEV1 rendah
TLC Normal, RV meningkat
sedang
Meningkat (50 sampai 60
mmHg)
45-60 mmHg
Desaturasi tinggal karena
ketidakseimbangan V/Q 50-
55%
Sering terjadi peningkatan
Hb dan hematokrit
Sering
Sering, disertai banyak
serangan
CYNTHIA NATALIA
FK TRISAKTI 030.07.054
-
SISTEM MENGELOLA SEMBILAN SOAL (SMESS) UNTUK MENENTUKAN PENYEBAB DEMAM
DEMAM
Smess Tahap I
(Keluhan Tahap I DX
(Keluhan Tambahan
+ Tanda Klinik)
9 Fokus Orientasi Kilat
Dx (-) Smess Tahap II
(Anamnesa Tambahan
+ Tanda Klinik)
9 Buah Perhatian Khusus
- Dx
Dx (-)
9 Kelompok Pemeriksaan Penunjang
Smess Tahap III
(Pemeriksaan
Penunjang)
Dx (-) Smess Tahap II Smess Tahap IV Dx
(Anamnesa Tambahan
+ Tanda Klinik)
9 Kelompok Tindakan Penentuan
Smess Tahap I Smess Tahap II Smess Tahap III Smess Tahap IV
1. Infeksi saluran nafas atas 2. Infeksi saluran nafas bawah 3. Leher kaku 4. Nyeri abdominal 5. Disuri atau sakit pinggang 6. Diare 7. Abses 8. Nyeri & Pembengkakan Sendi 9. Tanpa Kelainan Spesifik
1. Perjalanan keluar kota 2. Pekerjaan penderita 3. Kontak dengan orang sakit 4. Kontak dengan hewan 5. Trauma fisik (atau sirurgik) 6. Obat-obat (antara lain alcohol) 7. Kulit penderita 8. Kelenjar getah bening 9. Orifises penderita
1. Pemeriksaan hemotologik 2. Pemeriksaan urin rutin 3. Pemeriksaan mikrobiologik 4. Pemeriksaan serologic 5. Pemeriksaan kimia darah 6. Pemeriksaan imunologik 7. Pemeriksaan sinar tembus 8. Elektro kardiogram 9. Biopsi jaringan tubuh
1. Perluasan Pemeriksaan pada Smess Tahap III 2. Scanning 3. Imaging 4. Ultra Sonografi 5. Angiografi 6. Limfografi 7. Endoscopi 8. Tindakan Sirurgik 9. Uji Terapeutih
AYU WULAN A (FK TRISAKTI 030.05.046)
-
DOPAMINE
Indikasi dan dosis :
Efek Dopamine bergantung pada dosis
Indikasi - Shock
- Eksaserbasi akut dari CHF atau CHF yang sulit diatasi :
Dosis : 2 5 ug/kg/mnt/IV --- Dopaminergic range --- memperbaiki diurese
5 10 ug/kg/mnt/IV --- Dopaminergic dan Beta range --- positif Inotropic
effect
10 20 ug/kg/mnt/IV --- Beta range
20 50 ug/kg/mnt/IV --- Alfa range --- Vasokonstriksi perifer dan takikardi
Ingat : Sebelum penggunaan Dopamine --- koreksi Hipovolemia
Kecuali pada keadaan darurat untuk mempertahankan perfusi arteri koroner
dan cerebral menunggu replacement terapi komplit.
Hubungan kecepatan tetesan Dopamine per menit (micodrips)
Dan dosis per menit (1 ampul dopamine 200 mg dilarutkan dalam 500 ml larutan)
Jumlah Tetes Mikro/Menit Dosis Dopamine (ug)/mnt
60
56
52,5
49
45
41
37,5
34
30
26
22,5
19
15
11
400
375
350
325
300
275
250
225
200
175
150
125
100
75
AYU WULAN A
FK TRISAKTI 030.05.046
-
4. Adrenolik sentral
- Klonidin
- Metildopa
- Guanfasin
5. Penghambat syaraf
adrenergik
- Reserpin
- Guanetidin
C. Vasolidator - Hidralazin
- Minoksidil
D. Penghambat enzyme Konversi angiotensin
(penghambat ACE)
- Kaptopril
- Enalapril
E. Antagonis kalsium - Nipedin biasa
- Nipedin lepas
lambat
- Verapamil
- Diltiazem
0.1
250
1
0.05
10
25
5
37.5
5
30
40
120
90
0.8
2000
3
0.25
50
50
50
150
40
60
80
240
180
Tablet 0.1 : 0.2 mg
Tablet 250 mg
Kapsul 1.3 mg
Tablet 0.1 : 0.25 mg
Tablet 10 : 250 mg
Tablet 25 : 50 mg
Tablet 2.5 : 50 mg
Tablet 12.5 : 25 : 50 mg
Tablet 5 : 10 : 20 mg
Tablet 10 mg
Tablet 20 mg
Tablet 40 : 80 mg
Tablet 30 : 60 mg
AYU WULAN A
FK TRISAKTI 030.05.046
-
LETAK ELEKTRODA
PADA SADAPAN PREKORDIAL EKG
V1 : ICR IV LINE A PARASTERNALIS DEXTRA
V2 : ICR IV LINE A PARASTERNALIS SINIATRA
V3 : DIANTARA V2 DENGAN V4
V4 : ICR V LINE A MIDCLAVIKULARIS SINISTRA
V5 : SEJAJAR DENGAN V4 PADA LINE A AXILARIS ANTERIOR
V6 : SEJAJAR DENGAN V4 PADA LINE A MID AXILARIS
AYU WULAN A
FK TRISAKTI 030.05.046
-
KRITERIA JONES PADA DEMAM REMATIK
Major Minor
Karditis
Poliartritis
Chorea
Eritema maginatum
Nodul subkutan
Demam
Atralgia
LED/AST O
PR interval
Riwayat Demam rematik sebelumnya
DX : - 2 major atau 1 major + 2 minor
- adanya infeksi streptococcus sebelumnya
Terapi :
Inj. Benzatine Penisilin 1,2 juta IU, im/single
Inj. Penisilin Procain 600.000 U, im/hari, selama 10 hari
Prevensi :
Inj. Benzatine Penisilin (penadur long acting) 1,2 juta/bulan minimal 5 tahun.
AYU WULAN A
FK TRISAKTI 030.05.046
-
CARSINOMA PARU
KLASIFIKASI HISTOPATOLOGI
Squamos Cell (Epidermoid) Carcinoma
Adeno Carcinoma
Small Cell Carcinoma
Large Cell Carcinoma
Klasifikasi Berdasarkan TNM Carsinoma Paru :
STAGE TNM Subset by state % Surviving 5 years
Ocult Carsinoma Tx N0 M0 68.5
Stage 0 Carsinoma in situ 59.0
Stage I T1 N0 M0 54.1
Stage II T1 N0 M0 : T2 N1 M0 40.0
Stage IIIa T3 N0 M0 : T3 N1 M0:
T1 3 N2 M0
44.2
Stage IIIb T1-3 N3 M0 : T4 N1-3 M0 17.6
Stage IV Any T, any N, M1
AYU WULAN A
FK TRISAKTI 030.05.046
-
1. GAGAL JANTUNG KIRI INSPEKSI
- Sesak Napas kalau bekerja s/d beristirahat - Orthopnoe - Sianosis - PND (Paroxysmal Nocturnal Dypnoe) - Batuk-Batuk - Sputum berbuih dan kadang-kadang berdarah
PALPASI
- Iktus melebar ke kiri, kadang-kadang tidak jelas - Irama jantung cepat, teratur atau tidak teratur
PERKUSI
- Batas jantung kiri melebar ke kiri dan mungkin ke bawah - Batas jantung kanan normal
AUSKULTASI
- Bunyi jantung I dan II bisa sukar dibedakan - Denyut jantung cepat - Kadang didengar Gallop rithme - Desah-desah sistolik pada daerah apex atau pada daerah tertentu sesuai dengan penyebabnya - P2 mengeras kadang-kadang P2 splited - Ronchi basah-basah pada paru kiri dan kanan
2. GAGAL JANTUNG KANAN INSPEKSI
- Oedem pretibial, dorsum pedis, oedem yang luas (anasarca) - Ascittes - Mudah kenyang ada rasa sakit pada bagian atau perut kanan, gembung-gembung, mual-mual,
nafsu makan berkurang.
- Pembendungan pada vena-vena di leher (Vena Jugularis)
PALPASI
- Tanda-tanda pembesaran jantung ke kanan (batas kanan) - Pulpulasi kuat pada epigastrium - TVJ meninggi - Hepatomegali - Ascites - Jugular reflux (+)
PERKUSI
- Batas jantung kanan melebar ke kanan - Hepar membesar, ascites
AUSKULTASI
- Bunyi jantung cepat, melemah, ireguler - Desah sesuai dengan penyebab organic - Kelainan-kelainan pulmonal berupa penyakit paru kronis (ronchi kering, ronchi basah, wheezing,
suara pernapasan melemah)
AYU WULAN A
FK TRISAKTI 030.05.046
-
KRITERIA RAMACHANDRAN
(DIAGNOSA 3 DARI 5)
1. Hati membesar, nyeri tekan
2. Riwayat disentri (+)
3. Lekositosi dan demam
4. Thorax foto : dome diafragma
- Flouroscopy : gerakan diafragma terbatas
- Reaksi pleura (+)
- Pneimonitis, konsolidasi, abses
5. Respon terhadap terapi metronidazol 3 x 750mg ( 3-7hari). Riwayat disentri
paling lama 30-57 hari.
HERNITA FERLIYANI
FK TRISAKTI 030.07.107
-
Tabel. Faktor faktor yang mempengaruhi prognosis tetanus
Faktor Skor
Masa inkubasi
- kurang dari 48 jam
- 2-5 hari
- 5-10 hari
- 10-14 hari
- > 14 hari
Lokasi infeksi
- Dalam tubuh dan umbilikus
- Kepala, leher, tubuh
- Periperal proksimal
- Periperal distal
- Tidak diketahui
Status imunitas
- tidak pernah mendapat imunisasi
- tidak lengkap atau neonatus yang ibunya diimunisasi
- proteksi > 10 tahun
- proteksi < 10 tahun
- imunisasi lengkap
Faktor komplikasi
- luka yang mengancam kehidupan pada neonatus
- luka berat yang tidak segera mengancam kehidupan
- luka yang tidak mengancam kehidupan
- luka ringan
Sangat berat : > 24 pasien biasanya meninggal
Berat : 15 23 tergantung kualitas pengobatan Sedang : 10 14 pasien dapat tertolong dengan perawatan biasa Ringam : < 10 penyakit ringan dan sembuh spontan
5
4
3
2
1
5
4
3
2
1
10
8
4
2
0
10
8
4
2
HERNITA FERLIYANI
FK TRISAKTI 030.07.107
-
DALDIYONO SCORE
Gejala klinis Score
Muntah
Voxs cholerica ( suara serak)
Kesadaran apatis
Kesadaran somnolen, sopor sampai koma
Tensi sistolik kurang atau sama dengan 90mmHg
Nadi lebih atau saman dengan 120/menit
Turgor kulit kurang
Facies cholerica
Ekstremitas dingin
Jari tangan keriput ( washer hand)
Sianosis
Umur 50 tahun atau lebih
Umur 60 tahun atau lebih
Semua score ditulis lalu dijumlah. Jumlah cairan yang akan diberikan dalam dua jam dapat
dihitung :
Score X 10% X BB (kg) X 1 liter 15
HERNITA FERLIYANI
FK TRISAKTI 030.07.107
-
HERNITA FERLIYANI
FK TRISAKTI 030.07.107
-
MACAM MACAM INSULIN DI INDONESIA
TIPE INSULIN SPECIES AWAL KERJA EFEK MAKS LAMA
KERJA
Kerja singkat
Reguler
Organon
Semilente (R)
Actrapid (R)
Kerja sedang
NPH (neutral protamin)
Hagedorn/isophane (R)
MonotardMC (R)
Kerja panjang/lama
PZI (Protamin zinc insulin)
sapi
sapi
babi
babi
babi
1 jam 1 jam jam
1- 2 jam
1- 3 jam
4- 8 jam
2 - 4 jam
2 - 4 jam
2 5 jam
6 12 jam 7 15 jam
14 - 24 jam
6 8 jam 12 16 jam 6 8 jam
24 28 jam 16 22 jam
36 jam
HERNITA FERLIYANI
FK TRISAKTI 030.07.107
-
(+) > 6 months
Evaluate further No need for therapy
ALT level elevated > 200 U/L
DNA level < 200 pg / mL
Assess for Hbe Ag seroconversion
No Yes No
Continue therapy, Stop therapy Consider lamivudine
possible and
indefinitely observe
Logaritma untuk terapi virus hepatitis B kronik, ALT = Alanine aminotransferase;
HbeAg = hepatitis B e antigen; HbsAg = hepatitis B surface antigen.
HAZIRAH BT. AZHAR
FK TRISAKTI 030.07.292
HBV DNA (+)
HBc Ag (+)
HBV DNA (-)
Hbe Ab (-)
No Yes
Lamivudine
1 y
Intervion
16 wk
-
JNC Vii, 2003
HIPERTENSI :
Tingkat 1 140 159 atau 90 99
Tingkat 2 160 atau 100
Sistolik terisolasi 140 dan < 90
HAZIRAH BT. AZHAR
FK TRISAKTI 030.07.292
Sistolik
( mmHg )
Diastolik
( mmHg )
Normal < 120 dan < 80
Pre hipertensi 120-139 atau 80-89
-
Kriteria Subaryono Subandiri
Diagnosa Sirosis Hati tegak bila ditemukan 5 dari 7 tanda :
1. Spider nevy,
2. Eritema Palmar,
3. Kolateral vein,
4. Ascites,
5. Splenomegali,
6. Invers Albumin-Globulin,
7. Hematemesis/Melena
Kriteria Child Sirosis
A B C
1. Ascites - Dapat terkontrol Tidak dapat terkontrol
2. Nutrisi Baik ( 85%) Sedang ( 70-85%) Jelek (70%)
3. Kelainan Neurologis - Minimal Lanjut
4. Bilirubin (mg%) 1,5 1,5-3 3
5. Albumin 3,5 3,0-3,5 3.0
HAZIRAH BT. AZHAR
FK TRISAKTI 030.07.292
-
KRITERIA HIPERTROFI VENTRIKEL KIRI
SOKOLOW + LYON ( Am Heart J, 1949; 37 : 161)
S V1 + R V5 atau V6 > 35 mm
KRITERIA CORNELL ( CIRCULATION, 1987; 3 : 565 72 )
S V3 + R aVL > 28 mm PADA PRIA
S V3 + R aVL > 20 mm PADA WANITA
KRITERIA FRAMINGHAM ( CIRCULATION, 1990; 81 : 815 820 )
R aVL > 11 mm
S V1-3 > 25 mm
RI + SIII > 25 mm
R V4-6 >25 mm
S V1 atau V2 + R V5 atau V6 > 35mm
HAZIRAH BT. AZHAR
FK TRISAKTI 030.07.292
-
SUBSTITUSI KALIUM
Defisit : (4 K serum) x 1/3 BB mEq
Kapan diberi :
Bila Kalium < 2,5 mEq/L
Cara pemberian :
Encerkan dalam NaCl 0.9% atau dextrose 5%
Kecepatan Max :
10 mEq/L/jam
Substitusi Albumin
Defisit :
(3,5 g% Albumin serum pasien) x 0,8 x berat badan
Kapan diberi :
Sesuai dengan klinis
Sesuai dengan treatment plan
Kadar albumin < 2,5 g%
Sediaan :
Plasbumin 25% - 20cc, 50cc dan 100cc
Cara :
Drip 20 tts / menit
HAZIRAH BT. AZHAR
FK TRISAKTI 030.07.292
-
PERSIAPAN BRONKOSKOPI
1. Dibuat Surat Izin Operasi/ SIO
2. Dibawa thoraks foto PA/Lateral, Faal paru, Scanning bila ada.
3. Pemeriksaan Diatesa hemoragik/ Clotting-Bleeding time.
4. Puasa > 6 jam.
5. Codein 3 x 10 mg sehari sebelumnya.
6. Sulfas Atropin 2 ampul.
7. Lidonert 20-50 cc.
8. Mukous kolektor K/P
9. Valium 1 ampul.
10. Disposuble syringe 3 cc.
11. Persiapan infus/ abocath/ infus set dan NaCL 0.9%.
12. Adrenalin 1 ampul.
13. Objek glas/ te,pat biopsi.
Diperiksa:
1. Direct smear BTA
2. Kultur BTA
3. Kultur cairan bronkus/ ST
4. Pemeriksaan jamur
5. Sitologi cairan bronkus.
6. Pemeriksaan biopsi patologi anatomi.
RIRIN RINANTI
FK TRISAKTI 030.06.220
-
FAINE SKOR ( GUIDLINE FOR CONTROL OF LEPTOSPIROSIS, WHO 1982):
A. PERTANYAAN JAWABAN SKOR
Apakah penderita sakit kepala? Ya
Tidak
2
0
Demam? Ya
Tidak
2
0
Bila ya, apakah suhu >39 C Ya
Tidak
2
0
Conjunctiva injection Ya
Tidak
4
0
Meningismus Ya
Tidak
4
0
Nyeri otot (terutama otot betis) Ya
Tidak
4
0
Apakah ketiga bentuk ( conjuntiva injection, meningismus
dan nyeri otot) ada?
Ya
Tidak
10
0
Ikterus Ya
Tidak
1
0
Albuminuria atau azotemia Ya
Tidak
2
0
Jumlah score bagian A 31
B. FAKTOR EPIDEMIOLOGI
Apakah ada kontak dengan binatang di rumah, tempat kerja,
rekreasi atau dalam perjalanan, atau apakah ada kontak
dengan air yang diketahui atau diduga sudah terkontaminasi?
Ya
Tidak
2
0
C. HASIL LABORATORIUM SEROLOGIS
Serologis positif, leptospirosis endemis:
- Single positif, titer rendah
- Single positif, titer tinggi
- Sera sepasang, titer meningkat
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
2
0
10
0
25
0
Serologis positif, leptoepirosis non endemis
- Single positif, titer tinggi
- Sera sepasang, titer meningkat
Ya
Tidak
Ya
Tidak
5
0
25
0
Kemungkinan leptospirosis pada manusia bila didapatkan:
- Skor bagian A atau bagian A+B= 26 atau lebih
- Skor bagian A, B, dan C jumlahnya 25 atau lebih
RIRIN RINANTI
FK TRISAKTI 030.06.220
-
KRITERIA MODIFIKASI CHILD-PUGH
Grade A dengan nilai total 5 6
Grade B dengan nilai total 7 9
Grade C dengan nilai total 10 15
GRADE
A (1) B (2) C (3)
Bilirubin serum (mg%)
3
Albumin serum (g%)
>3,5 2,8 3,5
-
TABEL ANEMIA MIKROSITER HIPOKROMIK
GOL. PENYAKIT SI TIBC ST (%) FERRITIN HEMOSIDERIN
1. THALASEMIA 2.
N/ >15
3. GANGGUAN SINTESIS HEME
N/ N/ >15
4. ANEMIA SIDEROBLASTIK
N/ N/ >15
5. PENYAKIT MENAHUN
N/ N/ >15
6. ANEMIA DEF. BESI
-
SISTEM MENGELOLA SEMBILAN MENENTUKAN PENYEBAB DEMAM
DEMAM
SMESS Tahap 1 9 Fokus Orientasi Kilat
(Keluhan Tahap 1)------------------- Dx (Keluhan Tambahan + Tanda Klinik)
9 Buah Perhatian Khusus
Dx (-)----------- SMESS Tahap II -------------------------------- Dx ( Anamnesa Tambahan + Tanda Klinik)
9 Kelompok Pemeriksaan Penunjang
Dx (-) ------------------------------- SMESS Tahap III ---Dx ( Pemeriksaan Penunjang)
Dx (-)----SMESS Tahap IV---------SMESS Tahap IV ----------Dx ( Pemeriksaan Penentuan)
9 Kelompok Tindakan Penentuan
RIRIN RINANTI
FK TRISAKTI 030.06.220
-
NB:
SMESS Tahap I SMESS Tahap III
1. Infeksi saluran nafas atas 1. Pemeriksaan hematologik
2. Infeksi saluran nafas bawah 2. Pemeriksaan urin rutin
3. Leher kaku 3. Pemeriksaan mikrobiologik
4. Nyeri abdominal 4. Pemeriksaan serologik
5. Disuri atau sakit pinggang 5. Pemeriksaan kimia darah
6. Diare 6. Pemeriksaan imunologik
7. Abses 7. Pemeriksaan sinar tembus
8. Nyeri dan pembengkakan sendi 8. Elektrokardiogram
9. Tanpa kelainan spesifik 9. Biopsi jaringan tubuh
SMESS Tahap II SMESS Tahap IV
1. Perjalanan ke luar kota 1. Perluasan cakrawala pemeriksaan pada smess tahap III
2. Pekerjaan penderita 2. Scanning
3. Kontak dengan orang sakit 3. Imaging
4. Kontak dengan hewan 4. Ultrasonografi
5. Trauma fisik ( atau sirurgis) 5. Angiografi
6. Obat-obat (antara lain alkohol) 6. Limfografi
7. Kulit penderita 7. Endoscopi
8. Kelenjar getah bening 8. Tindakan sirurgik
9. Orofises penderita 9. Uji terapeutik
RIRIN RINANTI
FK TRISAKTI 030.06.220
-
TABEL 2-2 NORMAL MEASUREMENT AND RANGE OF COMPONETS OF
P-Q-R-S-T-U CYCLE
P WAVE P-R INTERVAL
Q wave Q of R
QRS INTERVAL
R WAVE amplitudo
ST SEGMEN
T WAVE
U WAVE Amplitudo
With
Amplitudo
maximum With
maximum with Depth 0,10 sec Maximum
to minimum
1 mm 1-5
mm
1,5
mm
0,24 sec
2,5 mm 0,10 sec 0,12-0,20
sec
Less
Than 0,04
sec
Q/R
Ratio 5-16 mm Above or
below
L1 15% of R wave
L2 20% of R wave
L3 Up to
0,08 sec
25%
of R
wave
aVR Up to
0,08
sec
Tidak
dapat dinilai
Less than +4 mm
1 Except in this lead
(T is
neg)
aVL Less than
0,04 sec
25%
of R
wave
5-13 mm Transverse
Heart
- 1
mm
aVF 5-21 mm Vertical
Heart
2 eleva
V1 Up to
0,08 sec
5-27 mm m tion 13 mm
V2 Less than
0,04 sec
M 2 mm
V3 D e
To
V4 P R
4
mm
V5 E S
I
V6 O n
RIRIN RINANTI
FK TRISAKTI 030.06.220
-
PLASMODIUM VIVAX
Morfologi:
1. Trofozoit muda: sel darah merah mulai membesar, parasit berbentuk cincin, inti merah,
sitoplasma biru, mulai terdapat titik Schuffner pada eritrosit.
2. Trofozoit tua: sitoplasma hampir memenuhi sel darah merah, pigmen ,menjadi makin nyata
(kuning tengguli) masih terdapat vakuol.
3. Mikrogametosit: sitoplasma hampir memenuhi seluruh sel darah merah, inti difus ditengah,
pigmen tersebar.
4. Makrogametosit: sitoplasma bulat hampir memenuhi seluruh sel darah merah, tidak
terdapat vakuol, inti padat merah biasanya di tepi.
5. Skizon muda: inti sudah membelah lebih dari satu, tetapi kurang dari dua belas, pigmen
tersebar.
6. Skizon tua: inti 12-24. Pigmen berkumpul di tengah.
-
STRIDA INDIENI
FK TRISAKTI 030.07.251
-
PLASMODIUM MALARIAE
Morfologi:
1. Trofozoit muda: sel darah merah tidak membesar, berbentuk cincin, jarang terlihat titik
Ziemann.
2. Bentuk pita: sitoplasma seperti pita, pita melebar, inti membesar, pigmen kasar tersebar.
3. Makrogametosit: sel darah merah tidak membesar, sitoplasma bulat, inti padat, batas jelas,
letak di tepi.
4. Mikrogametosit: sel darah merah tidak membesar, sitoplasma bulat, inti difus ditengah,
pigmen kasar tersebar.
5. Skizon muda: inti kurang dari delapan, pigmen kasar dan tersebar.
6. Skizon tua: inti 8-12 tersusun seperti bunga, pigmen berkumpul ditengah.
STRIDA INDIENI
FK TRISAKTI 030.07.251
-
TAHAPAN PERKEMBANGAN DIABETIK NEFROPATI
TAHAPAN GFR UAE TD KAITAN
Tahap I
Hiperfiltrasi
meningkat normal normal Nephromegali
Tahap 2 silent Meningkat atau normal
normal normal Perubahan
histopatologis
Tahap 3
Mikroalbuminuria
normal Mikroalbuminuria
20-200ug/mnt
normal Mikroalbuminuria
30-300 mg/24
jam
Tahap 4
Makroalbuminuria
Normal atau
menurun
Makroalbuminuria
>200ug/mnt
Normal atau
meningkat
Proteinuria
(urinalisa)
Tahap 5 Tahap
akhir
Sangat
menurun
makroalbuminuria meningkat Terapi pengganti
STRIDA INDIENI
FK TRISAKTI 030.07.251
-
PENANGANAN HEMATEMESIS DAN MELENA
1. Jika secara anamnese bukan hemoptoe maka konfirmasi lakuakn rectal toucher 2. Pasang infus NaCl 0,9% ---kalau hb