ca tiroid

Upload: radinal-irwinsyah

Post on 19-Jul-2015

344 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENDAHULUAN Tiroid merupakan kelenjar endokrin manusia terbesar dengan berat sekitar 20 gram. Berkembang sebagai pertumbuhan ke bawah endodermal median pada dasar lidah. Struktur sementara duktus tiroglosus, penghubung perkembangan kelenjar dengan titik asalnya yaitu foramen cecum, pada belakang lidah. Duktus tiroglosus menghilang secara sempurna, meninggalkan tiroid untuk berkembang sebagai kelenjar. Kelenjar tiroid respons terhadap thyroid-stimulating hormone (TSH) sekitar minggu ke 22 pada fetus. Ketiadaan kongenital kelenjar tiroid mengakibatkan kerusakan neurologik irreversible pada infant (cretinism). Kelenjar tiroid berbentuk kupu-kupu, mengandung dua lobus simetris pada setiap sisi midline, biasanya kecil, dihubungkan oleh band sempit jaringan tiroid yang disebut isthmus. Lobus tiroid berdekatan dengan pembuluh darah besar leher lateral dan recurrent laryngeal nerve yang melewati kelenjar. Kelenjar tiroid berlokasi di bawah laring dan lobus terletak pada sisi trakea. Kelenjar ini memiliki kapsul jaringan connective tebal,

dengan dua pasang kelenjar paratiroid melekat pada bagian belakang posterior kapsul ini. Karsinoma Tiroid merupakan tumor ganas dengan survival rate yang tinggi tetapi memiliki insidens yang rendah. Badan Registrasi Kanker Indonesia melaporkan bahwa Karsinoma Tiroid menempati urutan ke 9 dari 10 keganasan yang tersering dijumpai. Radiasi berperanan penting dalam penatalaksanaan keganasan kepala dan leher dan dapat digunakan sebagai cara pengobatan tunggal untuk tumor-tumor tertentu. Ahli radioterapi, menggunakan sinar-x dan sinar-gamma, harus mengetahui kuantitas dan kualitas radiasi pada sinar khusus yang digunakan. Kuantitas, atau dosis penyinaran menunjukkan jumlah yang diberikan, dan kualitas, atau kemampuan penetrasi, menentukan persentase radiasi yang akan mencapai lesi pada kedalaman yang diberikan dibawah permukaan tubuh. Dengan kata lain, energi yang diabsorpsi menyebabkan ionisasi yang secara primer bertanggung jawab untuk efek terapeutik dari penetrasi penyinaran.

Secara umum tujuan radiasi terbagi dua yaitu : radioterapi definitif, yaitu bentuk pengobatan yang bertujuan untuk kemungkinan bertahan hidup setelah pengobatan yang adekuat dan radioterapi paliatif, yaitu bentuk pengobatan dimana tidak ada lagi harapan untuk hidup pasien untuk jangka panjang. Kegunaan radioterapi adalah sebagai berikut : mengobati, mengontrol mengurangi gejala, membantu pengobatan lainnya terutama post operasi dan kemoterapi.

EPIDEMIOLOGI & ETIOLOGIKarsinoma tiroid diperkirakan sebesar 1,5% dari keganasan seluruh tubuh di negara-negara berkembang. Karsinoma tiroid menempati urutan ke-9 dari sepuluh keganasan tersering di Indonesia. Angka insidensi bervariasi di seluruh dunia, yaitu dari 0,5-10 jiwa per 100.000 populasi. American Cancer Society memperkirakan sekitar 17.000 kasus baru muncul setiap tahunnya di Amerika Serikat dan sekitar 1700 diantaranya mengakibatkan kematian. Di Amerika Serikat, karsinoma ini relatif jarang ditemukan, mencakup 1% dari seluruh jenis kanker dan 0,4% kematian akibat kanker. Lebih banyak ditemukan pada wanita dengan distribusi berkisar 2:1 sampai 3:1. Secara primer dijumpai pada dewasa muda dan usia pertengahan serta jarang ditemukan pada anak-anak. Karsinoma tiroid merupakan jenis keganasan jaringan endokrin yang terbanyak, yaitu 90% dari seluruh kanker endokrin. Diantara tumor-tumor epitelial, karsinoma yang berasal dari sel-sel folikular jauh lebih banyak ditemukan daripada yang berasal dari sel C. Kebanyakan yang berasal dari sel folikular merupakan keganasan yang berkembang secara perlahan dengan 10 year survival lebih dari 90%. Limfoma tiroid dan keganasan-keganasan non epitelial lain jarang ditemukan. Etiologi yang pasti dari karsinoma ini belum diketahui. Dari beberapa penelitian, dijumpai beberapa faktor yang berperan dalam patogenesis karsinoma tiroid yaitu genetik dan lingkungan. Karsinoma papiler dipengaruhi oleh faktor lingkungan (iodine), genetik dan hormonal serta interaksi diantara ketiga faktor tersebut. Sedangkan pada karsinoma folikular radiasi merupakan faktor penyebab terjadinya karsinoma ini. Faktor yang berperan pada karsinoma meduler adalah genetik dan sampai saat ini belum diketahui karsinogen yang menjadi penyebab berkembangnya karsinoma meduler dan anaplastik. Diperkirakan karsinoma anaplastik tiroid berasal dari perubahan karsinoma tiroid berdiferensiasi baik (papiler dan folikular) dengan kemungkinan jenis folikular dua kali lebih besar.

DIAGNOSIS GAMBARAN KLINIS Kebanyakan penderita datang disebabkan oleh karena pembesaran tiroid atau dijumpainya nodul atau beberapa nodul. Untuk alasan yang tidak diketahui, kebanyakan penderita adalah perempuan. Usia tidaklah begitu penting oleh karena lesi-lesi malignan dapat ditemukan pada usia yang sangat muda hingga yang sangat tua. Meskipun demikian, hal yang penting diketahui adalah telah berapa lama kelainan tersebut dijumpai dan apakah pertumbuhannya lambat, cepat atau timbul secara tiba-tiba. Informasi ini merupakan diagnostik yang signifikan karena nodul atau massa multipel yang tumbuh perlahan sedikit sekali yang menjadi malignan dibandingkan dengan pembesaran nodul soliter yang berkembang dengan cepat. Ukuran yang bertambah dengan tiba-tiba dapat diduga sebagai hemorrhage. Biasanya nodul tiroid tidak disertai rasa nyeri, apabila ditemukan nyeri diagnosis banding yang harus dipertimbangkan adalah tiroiditis akut, kista dengan acute hemorrhage, tiroiditis subakut atau De Quervain, infark tumor sel Hrtle (jarang) dan tiroiditis Hashimoto. Sebagian besar keganasan pada tiroid tidak memberikan gejala yang berat, kecuali jenis anaplastik yang sangat cepat membesar bahkan dalam hitungan minggu. Pada pasien dengan nodul tiroid yang besar, kadang disertai dengan adanya gejala penekanan pada oesofagus dan trakea.

GAMBARAN RADIOLOGIS - Foto Polos Regio Coli & Thoraks Pada foto polos leher memberikan gambaran bayangan ukuran dan posisi tiroid. Foto polos leher normal tiroid memberikan gambaran sebagaimana jaringan lunak sekitarnya, tidak tampak massa ataupun kalsifikasi. Pada foto polos thorax akan memberikan gambaran bayangan di belakang sternum yang dapat merupakan pemanjanan dari jaringan tiroid. - Foto pada Ca Thyroid - Foto polos dapat menunjukkan gambaran massa jaringan lunak dan deviasi trakea. - Foto polos leher AP/lateral untuk melihat adanya mikrokalsifikasi - Foto polos thoraks PA untuk melihat metastase ke paru atau tulang Pada esofagogram dilakukan bila secara klinis terdapat tanda-tanda adanya infiltrasi ke esophagus

Foto tulang dilakukan bila ada tanda-tanda metastasis ke tulang yang bersangkutan

Foto polos leher antero-posterior Tampak kalsifikasi puncta pada bagian dekstra dari tulang cervical dan konglomerasi kalsifikasi multiple pada dasar leher juga pada bagian sinistra

Penemuan pada foto polos bersifat kurang sensitif dan kurang spesifik

F o t o P o l o s Dada PA pada Ca Thyroid

a. Perubahan letak trakea ke kiri disebabkan dorongan massa yang ada di dasar leher b. Tampak massa di daerah mediastinum superior kanan, dengan kalsifikasi pada tiroid

USG Tiroid Peranan USG pada pemeriksaan kelenjar tiroid : Menentukan tumor intra/ekstra tiroid Membedakan lesi kistik atau solid Menentukan tumor single/multiple Menilai respon pengobatan pada terapi supresif Mencari keganasan tiroid pada metastasis Screening untuk menemukan keganasan tiroid Pengara pada biopsy aspirasi tiroid Tanda Batas Internal Lesi Ganas Tidak tegas, ireguler Inhomogen, dominan hipoekoik, tunggal Solid, mikrokalsifikasi Negative Sentral Perifer Lesi Jinak Tegas, regular ( teratur ) Homogen, hiperekoik, multiple Kistik campur solid Komplit

Penampakan lesi Halo Vaskularisasi

Gambaran USG nodular goiter Tampak nodul isekhoik dengan halo yang mengelilingi lesi secara komplit, menunjukkan suatu lesi jinak

Gambaran USG Cystic Thyroid Nodule Nodul kistik pada lobus kanan tiroid yang merupakan nodul tiroid jinak.

Gambaran USG Ca tiroid papiler a. b. c. Gambaran kontur yg ireguler dan deformasi kapsul tiroid Sonogram transversal di lobus kanan tampak focus echogenic punctat tanpa bayangan akustik posterior, temuan mengarah pada kalsifikasi ( panah ) C. sonogram transversal isthmus tiroid menunjukkan tumor dgn batas reguler

USG Colon Dopler Tiroid normal

Gambaran USG dan USG dopler Ca Folikuler a. b. Gambaran USG transversal menunjukkan lesi dengan batas jelas, heterogen. Gambaran Doppler transversal menunjukkan vaskularisasi intranodular ( sentral ) dan perifer.

CT Scan Tiroid Normal

CA tiroid medular tiroid

STAGING KARSINOMA TIROID Stadium Klinik Berdasarkan Sistem TNM : T (Tumor primer) Tx : Tumor primer tidak dapat dinilai T0 : Tidak didapat tumor primer T1 : Tumor dengan ukuran 2cm atau kurang, masih terbatas pada tiroid T2 : Tumor dengan ukuran lebih dari 2cm namun tidak lebih dari 4cm, masih terbatas pada tiroid T3 : Tumor dengan ukuran lebih dari 4 cm masih terbatas pada tiroid, atau tumor dengan ukuran berapa saja dengan perluasan ekstratiroid minimal (misal perluasan ke sternohyoid muscle atau perithyroid soft tissue) T4a : Tumor dengan ukuran berapa saja yang telah meluas keluar kapsul tiroid hingga menginvasi subcutaneous soft tissue, larynx, trachea, esophagus, atau recurrent laryngeal nerve T4b : Tumor menginvasi prevertebra fascia atau melapisi arteri karotid atau pembululuh darah mediastinum Seluruh tumor undifferentiated (anaplastic) dianggap T4 T4a Karsinoma anaplastik intratiroid surgically resectable T4b Karsinoma anaplastik ekstratiroid surgically unresectable

Penatalaksanaan Pembedahan untuk kanker tiroid Pembedahan adalah pengobatan utama dalam hampir setiap kasus kanker tiroid, kecuali untuk beberapa jenis kanker tiroid anaplastik. Jika kanker tiroid yang didiagnosis dengan aspirasi jarum halus (FNA) biopsi, operasi untuk mengangkat tumor dan seluruh atau sebagian dari kelenjar tiroid yang tersisa biasanya dianjurkan.

- Lobektomi

Operasi ini kadang-kadang digunakan untuk kanker tiroid ,dibedakan (papiler atau folikular) yang kecil dan yang tidak menunjukkan tanda-tanda penyebaran di luar kelenjar tiroid. Sebuah keuntungan dari operasi ini, jika itu bisa dilakukan, adalah bahwa pasien tidak mungkin harus minum pil hormon tiroid sesudahnya karena menyisakan bagian dari kelenjar di belakang. - Tiroidektomi Tiroidektomi adalah pembedahan untuk mengangkat kelenjar tiroid. Ini adalah operasi yang paling umum untuk kanker tiroid. Setelah tiroidektomi (dan mungkin radioablation, yang dibahas dalam "radioaktif (radioiodine) terapi yodium" bagian), Anda akan perlu mengkonsumsi pil hormon tiroid setiap hari (levothyroxine). - Pengangkatan Kelenjar getah bening Jika kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening di dekatnya di leher, ini akan diangkat pada saat operasi yang sama dilakukan terhadap kelenjar gondok. Hal ini sangat penting untuk pengobatan kanker tiroid meduler dan untuk kanker anaplastik (ketika operasi adalah pilihan). Resiko dan efek samping dari operasi Pasien yang menjalani operasi tiroid sering siap untuk meninggalkan rumah sakit dalam beberapa hari setelah operasi. Potensi komplikasi dari operasi tiroid meliputi: suara serak sementara atau permanen atau kehilangan suara. Hal ini dapat terjadi jika laring (kotak suara) atau tenggorokan teriritasi oleh tabung pernapasan yang digunakan selama operasi. Hal ini juga dapat terjadi jika saraf ke laring (pita suara atau) yang rusak selama operasi. Dokter harus memeriksa pita suara anda sebelum operasi untuk menilai mobilitas mereka. Kerusakan pada kelenjar paratiroid (kelenjar kecil di dekat tiroid yang membantu mengatur tingkat kalsium darah), yang dapat menyebabkan kadar kalsium darah rendah, menyebabkan kejang otot dan sensasi mati rasa dan kesemutan berlebihan perdarahan atau pembentukan gumpalan darah besar di leher (disebut hematoma) Luka infeksi Komplikasi sedikit mungkin terjadi bila Anda memiliki seorang ahli bedah tiroid berpengalaman. Kebanyakan dokter menyarankan bahwa operasi dilakukan oleh dokter ahli bedah berpengalaman dalam mengobati kanker tiroid.

Jika sebagian besar atau seluruh kelenjar tiroid Anda dihapus, Anda akan perlu mengambil pil hormon tiroid diganti setiap hari. Semua pasien yang pernah mengalami tiroidektomi total atau hampir total akan membutuhkan ini. RADIOTERAPI Radioterapi adalah penggunaan radiasi ion di bidang kedokteran sebagai satu bagian pengobatan kanker dengan mengontrol pertumbuhan sel ganas. Radioterapi digunakan sebagai terapi kuratif maupun bersifat adjuvan. Lapangan radiasi juga mencakup jaringan limfonodus dan pembuluh darah yang menjadi risiko utama untuk metastase tumor. Radioterapi adalah penggunaan radiasi untuk menghancurkan sel kanker atau merusak sel tersebut sehingga tidak dapat bermultiplikasi lagi. Walaupun radiasi ini akan mengenai seluruh sel, tetapi umumnya sel normal lebih tahan terhadap radiasi dibandingkan dengan sel kanker. 1 Kegunaan radioterapi Kegunaan radioterapi adalah sebagai berikut: Mengobati : banyak kanker yang dapat disembuhkan dengan radioterapi, baik dengan atau tanpa dikombinasikan dengan pengobatan lain seperti pembedahan dan kemoterapi. Mengontrol : Jika tidak memungkinkan lagi adanya penyembuhan, radioterapi berguna untuk mengontrol pertumbuhan sel kanker dengan membuat sel kanker menjadi lebih kecil dan berhenti menyebar Mengurangi gejala : Selain untuk mengontrol kanker, radioterapi dapat mengurangi gejala yang biasa timbul pada penderita kanker seperti rasa nyeri dan juga membuat hidup penderita lebih nyaman. Membantu pengobatan lainnya : terutama post operasi dan kemoterapi yang sering disebut sebagai adjuvant therapy atau terapi tambahan dengan tujuan agar terapi bedah dan kemoterapi yang diberikan lebih efektif.

III.2 Jenis radioterapi 1. Radioterapi eksternal (radioterapi konvensional) Pada terapi eksternal, mesin akan mengeluarkan sinar radiasi pada tempat kanker dan jaringan sekitarnya. Mesin yang digunakan dapat berbeda, tergantung dari lokasi kanker. Banyaknya dosis radiasi yang digunakan dihitung dengan ukuran grays (Gy). Dosis yang diberikan tergantung jenis dan luas tumor. Beberapa kasus yang bersifat kuratif, dosis yang diberikan sebesar 50 sampai 70 Gy, sedangkan limfoma diobati dengan dosis 20 to 40 Gy. Untuk terapi adjuvan sekitar 50 60Gy. 2. Radioterapi internal (Radioisotope Therapy (RIT)) Radioterapi diberikan melalui cairan infus yang kemudian masuk ke dalam pembuluh darah atau dapat juga dengan cara menelannya. Contoh obat radioterapi melalui infus adalah metaiodobenzylguanidine (MIBG) untuk mengobati neuroblastoma, sedangkan melalui oral contohnya iodine-131 untuk mengobati kanker tiroid.6

Kemoterapi untuk kanker tiroid Kemoterapi (kemo) menggunakan obat anti-kanker yang disuntikkan ke pembuluh darah, disuntikkan ke dalam otot, atau diminum. Kemoterapi adalah terapi sistemik, yang berarti bahwa obat memasuki aliran darah dan beredar ke seluruh tubuh (melalui seluruh sistem) untuk mencapai dan menghancurkan sel kanker. Kemoterapi jarang membantu bagi sebagian besar jenis kanker tiroid. Hal ini dikombinasikan dengan terapi radiasi sinar eksternal untuk kanker tiroid anaplastik dan kadang-kadang digunakan untuk kanker canggih lainnya yang tidak lagi menanggapi pengobatan lain. Kemungkinan efek samping Obat kemoterapi menyerang sel-sel yang membelah dengan cepat, itulah sebabnya mereka bekerja melawan sel kanker. Tetapi sel-sel lain dalam tubuh, seperti yang di sumsum tulang, lapisan mulut dan usus, dan folikel rambut, juga membagi dengan cepat. Sel-sel ini juga mungkin akan terpengaruh oleh kemoterapi, yang dapat menyebabkan efek samping. Efek samping dari kemoterapi tergantung pada jenis dan dosis obat yang diberikan dan lamanya waktu mereka diambil. Efek samping yang umum dari kemoterapi termasuk: Rambut rontok Mulut luka Kehilangan nafsu makan Mual dan muntah Diare Meningkatnya kemungkinan infeksi (karena rendahnya jumlah sel darah putih) Mudah memar atau pendarahan (karena jumlah darah trombosit rendah) Kelelahan (karena rendahnya jumlah sel darah merah) Efek samping ini biasanya jangka pendek dan hilang setelah pengobatan selesai. Sering ada cara untuk mengurangi efek samping ini. Misalnya, obat-obatan dapat diberikan untuk membantu mencegah atau mengurangi mual dan muntah. Beberapa obat kemoterapi mungkin memiliki efek samping lain yang spesifik yang membutuhkan pemantauan. Misalnya, doxorubicin (obat kemo yang paling umum digunakan pada kanker tiroid) dapat mempengaruhi fungsi jantung. Oleh karena itu doxorubicin pengambilan pasien akan mendapatkan tes fungsi jantung biasa seperti Echocardiograms.

PENGGUNAAN RADIOAKTIF PADA KARSINOMA TIROID Radioaktif iodin adalah salah satu isotop radioaktif. Jenis isotop radioaktif iodin yang digunakan dalam bidang kedokteran adalah I-123 dan I-131. Radioaktif iodin ini berkonsentrasi dalam kelenjar tiroid sama seperti iodium pada umumnya sehingga dapat digunakan untuk diagnosis maupun pengobatan. Untuk diagnosa digunakan I-123 sedangkan untuk pengobatan yang bertujuan untuk menghancurkan kelenjar tiroid adalah I-131. Radioaktif iodin yang tidak berada di dalam tiroid akan segera dieliminasi dari tubuh melalui kelenjar keringat dan urine.8 1 Sebagai Alat Diagnosa I-123 adalah isotop yang digunakan untuk dapat melihat gambaran kelenjar tiroid. Cukup dengan menelan I-123 dalam dosis kecil, maka dalam jangka waktu 3-6 jam sudah dapat diambil gambarannya. Kamera yang digunakan serupa dengan X-ray atau CT scan. Isotop ini tidak mempunyai efek samping dan tidak berbahaya bagi pemakainya. 2 Sebagai Alat Terapi Hipertiroid Dan Post Operatif I-131 digunakan sebagai terapi pengobatan untuk kondisi tiroid yang over aktif atau kita sebut hipertiroid. I-131 ini sendiri adalah suatu isotop yang terbuat dari iodin yang selalu memancarkan sinar radiasi. Jika I-131 ini dimasukkan kedalam tubuh dalam dosis yang kecil, maka I-131 ini akan masuk ke dalam pembuluh darah traktus gastrointestinalis. I-131 dan akan melewati kelenjar tiroid yang kemudian akan menghancurkan sel-sel glandula tersebut. Hal ini akan memperlambat aktifitas dari kelenjar tiroid dan dalam beberapa kasus dapat merubah kondisi tiroid yang semula overactive menjadi underactive. I-131 digunakan untuk terapi graves disease, goiter, tiroid nodul, dan karsinoma tiroid. Seorang ahli bedah tiroid dapat mengeluarkan seluruh bagian dari tiroid dengan komplikasi bedah yang paling minimal, sedangkan I-131 digunakan untuk menghancurkan kelenjar yang masih tersisa. Dalam keadaan ini, tidak diperkenankan menggunakan hormon pengganti selama beberapa minggu setelah terapi dengan tujuan menurunkan level hormon tiroid hingga dibawah normal. Dengan demikian, I-131 dapat bekerja secara maksimal untuk menghancurkan tiroid yang tersisa. Pengobatan dengan cara ini dapat secara signifikan menurunkan kemungkinan timbulnya kembali kanker tiroid dan meningkatkan kemampuan dokter untuk mendeteksi dan mengobati kanker yang mungkin berulang.

3 Sebagai Terapi Definitif Untuk Karsinoma Tiroid Persisten Semua penderita kanker harus mendapatkan follow-up yang reguler oleh ahli endokrinologi. Jika dari hasil follow up diketahui bahwa masih ada kanker tiroid yang tersisa dan bersifat persisten atau rekuren, maka ahli endokrinologi diperbolehkan untuk

memberikan dosis tambahan I-131. Pasien dengan kanker tiroid residual atau telah menyebar ke regio belakang leher, dapat melakukan scanning menggunakan radioaktif. 4. Dosis Yang Digunakan Dosis yan digunakan adalah sebagai berikut:8 Dosis kecil, yaitu sebesar 5-30 millicuries (mCi) pada penderita hipertiroid Dosis sedang yaitu 25-75 mCi digunakan untuk mengecilkan ukuran tiroid yang membesar tetapi mempunyai fungsi yang normal. Dosis besar yaitu 30-200mCi digunakan untuk menghancurkan sel kanker tiroid. Bila ahli radiologi akan memberikan dosis yang lebih tinggi, maka penderita akan diminta untuk tinggal di dalam ruang yang terisolasi selama 24 jam untuk menghindari paparan dengan orang lain. .5 Prosedur Pelaksanaan I-131 ditelan dalam bentuk dosis tunggal dengan bentuk kapsul atau cair dan dengan cepat masuk ke dalam pembuluh darah traktus gastrointestinalis, masuk ke dalam kelenjar tiroid dan mulai menghancurkan kelenjar tiroidnya. Efeknya baru akan terlihat dalam jangka waktu satu sampai tiga bulan dengan efek maksimal tiga sampai enam bulan setelah pengobatan.9 6 Efek Samping Efek samping dari terapi ini pada umumnya adalah timbulnya rasa nyeri setelah pengobatan dan pembengkakan kelenjar ludah. Untuk hal ini, maka penderita boleh diberikan obat simptomatik seperti aspirin, ibuprofen atau asetaminofen. 7 Pengawasan Seseorang yang sedang dalam terapi I-131 ini sebenarnya diperbolehkan pulang ke rumah, dengan catatan tidak boleh melakukan kontak yang terlalu dekat dan lama dengan orang lain untuk beberapa hari terutama wanita hamil dan anak-anak. I-131 akan keluar dari tubuh selama dua hari pertama pengobatan, terutama melalui urin. Selain itu juga ada yang diekskresikan dalam kelenjar liur, kelenjar keringat, kelenjar air mata, sekresi cairan vagina dan feses. Akan lebih baik lagi, bila seseorang yang sedang menjalani terapi ini beristirahat selama beberapa hari, terutama yang pekerjaan sehariharinya kontak dngan anak-anak dan wanita hamil. Nuclear Regulatory Commission merekomendasikan sebagai berikut: Gunakan fasilitas toilet pribadi, jika ada, dan cucilah dua kali lebih banyak setelah menggunakannya Mandi setiap hari dan cucilah tangan sesering mungkin Minum cairan dalam jumlah yang normal Gunakanlah alat makan yang disposabel atau pisahkan dengan alat makan yang lain saat mencucinya Cuci pakaian dan semua yang kontak dengan tubuh tiap hari dan harus dipisah dari

pakaian anggota keluarga yang lain. Tidak diperlukan teknik pencucian yang khusus Jangan menyiapkan makanan kepada orang lain jika mengharuskan penderita kontak tangan lama dengan makanan tersebut Ingat, bahwa I-131 yang diberikan selama periode kehamilan akan berakibat rusaknya kelenjar tiroid pada bayi. I-131 dapat masuk ke dalam tubuh bayi melalui air susu penderita. Karena itulah kebanyakan para ahli menunda terapi pada wanita yang sedang dalam masa menyusui. Selain itu, kehamilan sebisa mungkin ditunda paling tidak enam sampai 12 bulan setelah terapi karena adanya paparan radiasi pada ovarium.9 Terapi ini memerlukan suatu keahlian khusus, karena itulah mereka yang terlibat langsung dalam bagian pengobatan ini adalah para ahli radiologi yang telah mendapat pelatihan khusus di bidang kedokteran nuklir, termasuk juga para ahli endokrinologi, onkologi, ahli bedah dan petugas lapangan. 8 Proteksi Selain menggunakan alat pelindung diri dan mencegah untuk banyak melakukan kontak dengan penderita yang sedang menjalani terapi, para ahli dapat menggunakan kalium iodida. Kalium Iodida (KI) mempunyai bentuk yang sama dengan iodium yang terdapat dalam garam. KI membanjiri tiroid dengan iodium yang mencegah absorbsi dari radioaktif iodin dari sumber manapun, termasuk air, makanan, minuman dan udara. KI termasuk obat yang bebas dijual dipasaran dalam bentuk tablet pil dan cairan. Para ahli terapi dapat menggunakan KI ini untuk mengurangi paparan terhadap radioiodin. KI sebaiknya dikonsumsi 6-12 jam sebelum terjadi paparan terhadap radioaktif iodin. KI tetap efektif walau digunakan beberapa jam segera setelah terjadi paparan. Dikonsumsi dengan dosis satu kali sehari, sehari ketika sedang terpapar dan satu hari lagi sesudahnya. Tetapi penggunaan KI juga dapat mengakibatkan efek samping seperti terjadinya alergi adn timbulnya hipotiroidisme PROGNOSIS Prognosis karsinoma papiler baik, 10-year survival lebih dari 90% dan untuk pasien muda lebih dari 98%. Perbandingan relatif area-area papiler dan folikular tidak berhubungan dengan prognosis, tetapi invasi vaskular dan nuklear atypia mungkin merupakan tandatanda prognostik yang berlawanan. Sedangkan pada tall-cell variant dan columnar cell variant prognostiknya sangat jelek oleh karena memiliki behavior yang sangat agresif. Karsinoma folikular lebih agresif daripada karsinoma papiler. Prognosis bergantung pada invasi jauh dan staging. Secara langsung berhubungan dengan ukuran tumor (