callosobruchus chinensis l

6
Fanita Widyah Alviana-115040200111044 Ilmu Hama Tanaman, Kamis 7.30Asisten : Mega 1. Callosobruchus chinensis L ( Coleoptera : Bruchidae ) Gambar 1. Hama Callosobruchus chinensis Gambar 2. serangan Hama Callosobruchus chinensis Deskripsi Umum: Callosobruchus chinensis dari ordo coleoptera.Callosobruchus termasuk hama gudang . Hama gudang adalah hama yang merusak produk pertanian saat berada di gudang atau pada masa penyimpanan. Menurut Champ dan Highlei (1985), hama pasca panen merupakan salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam peningkatan produksi. Hasil panen yang disimpan khususnya biji- bijian setiap saat dapat diserang oleh berbagai hama gudang yang dapat merugikan. Morfologi : Ukuran tubuh Kumbang Kacang Hijau (Callosobruchus chinensis) memiliki ukuran tubuh yang relative kecil dibandingkan dengan hama gudang lainnya. Callosobruchus chinensis L. berbentuk bulat telur sampai cembung. Warna tubuh Kumbang Kacang Hijau (Callosobruchus chinensis) berwarna coklat kehitam-hitaman, sayapnya berwarna kekuning- kuningan. Callosobruchus chinensis L.warna coklat terdapat pada thoraknya. Kepala Callosobruchus chinensis L. relatif kecil dan bagian belakang (posteror) abdomen lebih lebar. Satu ruas abdomen terakahir nampak terlihat seluruhnya atau sebagian.Imago dari hama ini berbentuk bulat telur. Bagian kepala (Caput) agak meruncing, pada elytra terdapat gambaran agak gelap. Pronotum halus, elytra berwarna cokelat agak kekuningan. Kaki belakangnya bergigi dua buah dan bentuk mata seperti tapal kuda. Pada kumbang jantan mempunyai ukuran tubuh 2,4 mm - 3 mm sedangkan kumbang betina mempunyai ukuran tubuh 2,76 mm – 3,49 mm. Imago betina dapat menghasilkan telur sampai 700 butir. Telur berbentuk lonjong agak transparan atau kekuning- kuningan atau berwarna kelabu keputih-putihan. Panjang telur 0,57

Upload: eun-hyo-kim

Post on 24-Nov-2015

204 views

Category:

Documents


28 download

DESCRIPTION

science

TRANSCRIPT

Callosobruchus chinensis L (Coleoptera : Bruchidae)

Fanita Widyah Alviana-115040200111044Ilmu Hama Tanaman, Kamis 7.30Asisten : Mega1. Callosobruchus chinensis L (Coleoptera : Bruchidae)

Gambar 1. Hama Callosobruchus chinensis Gambar 2. serangan Hama Callosobruchus chinensis

Deskripsi Umum: Callosobruchus chinensis dari ordo coleoptera.Callosobruchus termasuk hama gudang . Hama gudang adalah hama yang merusak produk pertanian saat berada di gudang atau pada masa penyimpanan. Menurut Champ dan Highlei (1985), hama pasca panen merupakan salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam peningkatan produksi. Hasil panen yang disimpan khususnya biji-bijian setiap saat dapat diserang oleh berbagai hama gudang yang dapat merugikan.Morfologi : Ukuran tubuh Kumbang Kacang Hijau (Callosobruchus chinensis) memiliki ukuran tubuh yang relative kecil dibandingkan dengan hama gudang lainnya.Callosobruchus chinensis L.berbentuk bulat telur sampai cembung. Warna tubuh Kumbang Kacang Hijau (Callosobruchus chinensis) berwarna coklat kehitam-hitaman, sayapnya berwarna kekuning-kuningan.Callosobruchus chinensis L.warna coklat terdapat pada thoraknya. KepalaCallosobruchus chinensis L.relatif kecil dan bagian belakang (posteror) abdomen lebih lebar. Satu ruas abdomen terakahir nampak terlihat seluruhnya atau sebagian.Imago dari hama ini berbentuk bulat telur. Bagian kepala (Caput) agak meruncing, pada elytra terdapat gambaran agak gelap. Pronotum halus, elytra berwarna cokelat agak kekuningan. Kaki belakangnya bergigi dua buah dan bentuk mata seperti tapal kuda. Pada kumbang jantan mempunyai ukuran tubuh 2,4 mm - 3 mm sedangkan kumbang betina mempunyai ukuran tubuh 2,76 mm 3,49 mm. Imago betina dapat menghasilkan telur sampai 700 butir. Telur berbentuk lonjong agak transparan atau kekuning-kuningan atau berwarna kelabu keputih-putihan. Panjang telur 0,57 mm, berbentuk cembung pada bagian dorsal, dan rata pada bagian yang melekat pada biji.LarvaCallosobruchus chinensis L.tidak bertungkai, berwarna putih dan pada kepala agak kecoklatan.Siklus Hidup : ImagoCallosobruchus chinensis L.betina dapat bertelur hingga 150 butir, telur diletakkan pada permukaan produk kekacangan dalam simpanan dan akan menetas setelah 3-5 hari. Larva biasanya tidak keluar dari telur, tetapi hanya merobek bagian kulit telur yang melekat pada material. Larva akan menggerek di sekitar tempat telur diletakkan. Larva selanjutnya berkembang dalam biji. Sebelum manjadi pupa larva membuat lubang pada biji untuk keluarnya imago. Stadium larva sekitar dua minggu Lama stadia pupa adalah 4-6 hari. Kemudian pupa berubah menjadi Imago. ImagoCallosobruchus chinensis L.mempunyai daur hidup yang pendek, pada kondisi optimum hanya bertahan paling lama 12 hari. (Anonymous, 2014)2. Hubungan antara populasi dengan perkembangan hamaPopulasi adalah kelompok organisme yang terdiri dari individu satu spesies yang saling berinteraksi dan melakukan perkembangbiakan pada suatu tempat dan waktu tertentu (Anderson, 1985).Faktor yang menentukan tinggi rendahnya populasi suatu organisme terdiri dari faktor internal, eksternal, dan makanan.Faktor internal serangga meliputi siklus hidup, sex ratio, dan keperidian.

a. Siklus hidup yaitu lamanya waktu perkembangan serangga mulai telur hingga serangga tersebut meletakkan telur untuk pertama kali. Semakin pendek siklus hidup maka perkembangan populasi serangga akan semakin cepat.b. Sex ratio adalah perbandingan serangga jantan dan betina yang mana semakin banyak betina yang dihasilkan akan semakin cepat populasi serangga tersebut berkernbang.Keperidian yaitu jumlah telur yang diproduksi oleh seekor betina, tentunya semakin tinggi tingkat keperidian seekor serangga akan semakin cepat populasi serangga tersebut berkembang.Faktor eksternal terdiri dari lingkungan abiotik dan biotik.a. Lingkungan abiotik meliputi curah hujan, suhu/temperatur, kelembaban, dan lain-lain yang akan membatasi atau mendorong populasi serangga untuk berkembang. Curah hujan yang tinggi dapat rnempengaruhi perkembangan populasi serangga secara langsung yaitu dengan pengaruh fisiknya akibat turunnya hujan terutama untuk serangga-serangga berukuran kecil dan mempengaruhi secara tidak langsung yaitu dengan mernbuat kondisi yang baik bagi perkernbangan penyakit yang dapat menjadikan serangga sakit hingga mengalarni kematian, dll.b. Sementara faktor lingkungan biotik meliputi predator, parasitoid, patogen, kompetitor, dan lain-lain. Kehadiran predator dan parasitoid dalarn suatu pertanaman akan rnenekan perkembangan populasi serangga hama tersebut. Faktor makanan merupakan faktor lainnya yang sangat menentukan perkembangan populasi serangga harna. Faktor kualitas dan kuantitas makanan akan memberikan pengaruh pada tinggi rendahnya perkernbangan populasi (Dadang, 2006).Model Pertumbuhan PopulasiModel pertumbuhan populasi menurut Tarumingkeng (1994) terdapat dua, yaitu model eksponensial dan model logistik:a. Model pertumbuhan populasi eksponensial dapat disebut sebagai penggandaan pertumbuhan populasi. Model pertumbuhan ini terjadi pada populasi yang tidak dibatasi oleh keadaan lingkungan. Nilai er dari suatu populasi merupakan perbandingan antara populasi dari dua waktu. b. Model pertumbuhan populasi logistik yaitu model pertumbuhan populasi yang terpait kerapatan. Pendekatan yang dilakukan untuk merumuskan model populasi yang lebih realistik yaitu dengan memasukkan salah satu faktor penting yaitu kerapatan populasi sehingga terbentuk model yang terpaut dengan kerapatan (density dependent model).EkologiTelur: Telur diletakkan pada permukaan biji, biasanya pada satu biji hanya diletakkan satu telur. Telur berwarna keputih-putihan. Jumlah telur yang diletakkan seekor kumbang betina berkisar antara 50-150 butir.Telur berbentuk jorong dengan panjang rata-rata 0,57 mm, berbentuk cembung pada bagian dorsal serta rata pada bagian yang melekat dengan biji.Telur menetas antara 4-8 hari (Sinaga, 2010).Larva: Larva yang baru menetas akan terus menggerek dengan cara memakan kulit telur yang menempel pada biji dan kulit biji dan masuk ke dalam kotiledon. Larva hidup dengan cara memakan dan menggerek kulit biji. Larva berkembang sepenuhnya di dalam satu butir biji, membentuk satu lubang keluar persis di bawah kulit biji, berupa semacam jendela bulat yang terlihat dari luar, tetap tinggal di dalam biji sampai menjadi imago. Stadia larva berlangsung selama 10-13 hari (Sinaga, 2010).

Pupa: Larva instar keempat telah memakan isi biji dekat di bawah kulit biji, maka akhirnya larva menjadi pupa dan tetap berada pada tempat tersebut sampai menjadi dewasa. Pupa berwarna putih kekuningan. Stadia pupa berkisar antara 4-6 hari (Sinaga, 2010).Imago: Callosobruchus chinensis yang baru dewasa, beberapa hari tetap berada dalam biji kacang hijau, 2-3 hari keluar dari biji dengan cara mendorong kulit biji yang digores dengan mandibelnya sehingga terlepas dan terbentuklah lubang. Imago berukuran 5 mm panjangnya dan berbentuk bulat telur, cembung pada bagian dorsal. Panjang tubuh kumbang jantan antara 2,40 -3 mm, sedangkan betina 2,76-3,48 mm. Antena kumbang jantan bertipe sisir (pectinate) dan betina bertipe gergaji (serrate). Stadia imago antara 25-34 hari (Sinaga, 2010).MorfologiUkuran tubuh Kumbang Kacang Hijau (Callosobruchus chinensis) memiliki ukuran tubuh yang relative kecil dibandingkan dengan hama gudang lainnya. Callosobruchus chinensis L. berbentuk bulat telur sampai cembung. Warna tubuh Kumbang Kacang Hijau (Callosobruchus chinensis) berwarna coklat kehitam-hitaman, sayapnya berwarna kekuning-kuningan. Callosobruchus chinensis L.warna coklat terdapat pada thoraknya. Kepala Callosobruchus chinensis L. relatif kecil dan bagian belakang (posteror) abdomen lebih lebar. Satu ruas abdomen terakahir nampak terlihat seluruhnya atau sebagian.Imago dari hama ini berbentuk bulat telur. Bagian kepala (Caput) agak meruncing, pada elytra terdapat gambaran agak gelap. Pronotum halus, elytra berwarna cokelat agak kekuningan. Kaki belakangnya bergigi dua buah dan bentuk mata seperti tapal kuda.Pada kumbang jantan mempunyai ukuran tubuh 2,4 mm - 3 mm sedangkan kumbang betina mempunyai ukuran tubuh 2,76 mm 3,49 mm. Imago betina dapat menghasilkan telur sampai 700 butir. Telur berbentuk lonjong agak transparan atau kekuning-kuningan atau berwarna kelabu keputih-putihan. Panjang telur 0,57 mm, berbentuk cembung pada bagian dorsal, dan rata pada bagian yang melekat pada biji.Larva Callosobruchus chinensis L. tidak bertungkai, berwarna putih dan pada kepala agak kecoklatan (Talekar, 1981).

Siklus Hidup

Siklus hidup 25-35 hari, keperidian 150 butir telur, dalam hidup imago betina 1-2 minggu (imago tidak makan) Kondisi optimum: temperatur 320 C dan RH 90%. Telur diletakkan di permukaan biji, satu telur per biji, larva dan pupa hidup di dalam biji.Imago Callosobruchus chinensis L.betina dapat bertelur hingga 150 butir, telur diletakkan pada permukaan produk kekacangan dalam simpanan dan akan menetas setelah 3-5 hari. Larva biasanya tidak keluar dari telur, tetapi hanya merobek bagian kulit telur yang melekat pada material. Larva akan menggerek di sekitar tempat telur diletakkan. Larva selanjutnya berkembang dalam biji.Sebelum manjadi pupa larva membuat lubang pada biji untuk keluarnya imago. Stadium larva sekitar dua minggu Lama stadia pupa adalah 4-6 hari. Kemudian pupa berubah menjadi Imago. Imago Callosobruchus chinensis L.mempunyai daur hidup yang pendek, pada kondisi optimum hanya bertahan paling lama 12 hari (Talekar, 1981).

ReferensiGambar 1. Hama Callosobruchus chinensis. http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/8/88/Callosobruchus_chinensis_(Linn%C3%A9,_1758)_male.jpg. Diakses 28 maret 2014Gambar 2. serangan Hama Callosobruchus chinensis. http://1.bp.blogspot.com/_ME1IxzjgQZc/Sw5tjL3gUzI/AAAAAAAAK1o/qeNu0tjyllk/s1600/BeanBug4.jpg. Diakses 28 maret 2014Anonymous. 2014. Identifikasi Hama Gudang. http://ulerkepompongkupu.blogspot.com/2011/12/v-behaviorurldefaultvmlo.html. Diakses 28 maret 2014Anderson, J.R. Muirs. 1985. Textbook of Pathology, edisi 12. Baltimora.Dadang. 2006 . Konsep Hama Dan Dinamika Populasi. Workshop Hama dan PenyakitTanaman Jarak (Jatropha curcas linn.): Potensi Kerusakan dan TeknikPengendaliannya BogarDepartemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, IPS JI. Kamper, Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680.Sinaga, N. M. R. 2010. PengendalianCallosobruchus chinensis(Coleoptera :Bruchidae) DenganMenggunakanSerbuk Dan EkstrakBijiSirsak, Saga Dan BengkuangPadaBenihKacangHijau. Departemen Hama Dan PenyakitTumbuhanFakultasPertanianUniversitas Sumatera Utara.Medan.Talekar, 1988. Biologi, Damage and Control of Bruchid Pest of Mungbean. Proceeding of the Second International Symposium, Mungbean. Bangkok, 16-20 November 1988.Talekar, N.S. and Yuuo Hwa Lin. 1981. Two Sources with Differing Modes of Resistance to Callosobruchus chinensis (L). In Mungbean. Journ. Economic Entomology 7 (1) : p. 639-642Tarumingkeng, R.C. 1994. Dinamika Populasi : Kajian Ekologi Kuantitatif. Pustaka Sinar Harapan dan Universitas Kristen Krida Wacana. Jakarta. 284 hlm.