cara membuat kuesioner
TRANSCRIPT
http://exstrovert.wordpress.com/2011/06/12/teknik-pembuatan-kuesioner/
Teknik Pembuatan KuesionerPosted: Juni 12, 2011 in Uncategorized
0Oleh: alonemisery
TEKNIK PEMBUATAN KUESIONER
Tujuan pokok pembuatan kuesioner adalah untuk :
a) Memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan survey
b) Memperoleh informasi yang reliabilitas dan validitas tinggi.
Pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner harus berkaitan dengan hipotesis dan tujuan
penelitian.
Kuesioner merupakan instrumen didalam teknik komunikasi tidak langsung. Kuesioner
sebagai alat pengumpul data adalah sejumlah pertanyaan tertulis, yang harus dijawab oleh
responden. Hasil kuesioner tersebut akan terjelma dalam angka-angka, tabel-tabel, analisa
statistik dan uraian serta kesimpulan hasil penelitian.
Titik tolah teknis pembuatan kuesioner adalah variabel dalam survey. Variabel harus jelas
dan relevan. Tiap pertanyaan dimaksudkan untuk dipakai dalam analisis. Perlu ditanyakan
dalam hati :
Apakah pertanyaan tersebut diperlukan ?
Apakah pertanyaan tersebut relevan ?
Bagaimana jawaban atas pertanyaan tsb dalam tabulasi ?
Bila sudah ada kuesioner yang terdahulu dan relevan, bisa digunakan lagi tetapi dengan
syarat harus didiskusikan dulu dengan peneliti sebelumnya apa kekurangannya, dan
menyarankan untuk menambah atau bahkan menghilangkan pertanyaan.
Isi Pertanyaan
1.Pertanyaan tentang fakta
Contoh : umur, pendidikan, agama, status perkawinan.
2. Pertanyaan tentang pendapat dan sikap
Ini menyangkut perasaan dan sikap responden tentang sesuatu.
3. Pertanyaan tentang informasi
Pertanyaan ini menyangkut apa yang diketahui oleh responden dan sejauh mana hal tersebut
diketahuinya.
4. Pertanyaan tentang persepsi diri
Responden menilai perilakunya sendiri dalam hubungannya dengan yang orang lain.
Beberapa Cara Pemakaian Kuesioner :
1.Kuesioner digunakan dalam wawancara tata muka dengan responden
2.Kuesioner diisi sendiri oleh kelompok
3.Wawancara melalui telepon
4.Kuesioner diposkan
Jenis Pertanyaan
1. Pertanyaan terbuka
Kemungkinan jawaban tidak ditentukan lebih dahulu. Setiap pertanyaan dapat dijawab secara
bebas oleh responden. Jawaban bebas maksudnya adalah uraian berupa pendapat, hasil
pemikiran, tanggapan dan lain-lain mengenai segala sesuatu yang ditanyakan pada setiap
item. Uraian jawaban tersebut diserahkan sepenuhnya pada responden, sehingga mungkin
saja panjang dan mungkin saja pendek.
Jawaban tersebut tidak mustahil menyimpang atau tidak seluruhnya berkenan dengan maksud
pertanyaan, sehingga sangat tergantung dengan kemampuan responden menangkap maksud
atau menafsirkannya.
Contoh :
Menurut pendapat ibu apakah masalah paling penting yang melatarbelakangi terjadinya Diare
pada anak Balita ?
2. Pertanyaan tertutup
Kemungkinan jawaban sudah ditentukan terlebih dahulu. Responden dalam memberikan
jawaban diminta untuk memilih jawaban yang paling tepat diantara alternatif-alternatif yang
sudah disediakan.
Alternatif-alternatif jawaban itu biasanya ditempatkan dibagian bawah setiap pertanyaan.
Kecenderungan untuk membuat lembaran jawaban tersendiri atau terpisah, dianjurkan untuk
dihindari karena dapat membingungkan.
Dilihat dari struktur jawaban yang disediakan dapat dibedakan dalam beberapa bentuk :
a.Bentuk dua alternatif ( Force Choice Item )
Jawaban hanya terdiri dari dua alternatif yang harus dipilih salah satu diantaranya.
Contoh :
Apakah ada pelayanan kesehatan di daerah setempat ?
1. Ya 2. Tidak
b.Bentuk pilihan ganda ( Multiple Choice Item )
Setiap pertanyaan diikuti dengan lebih dari dua alternatif jawaban yang harus dipilih
responden. Alternatif jawaban mungkin tiga, empat atau lima dan seterusnya. Perumusannya
dapat dibedakan sebagai berikut :
Kuesioner yang jawabannya dihubungkan dengan skala nilai.
Contoh :
Apakah pendapat ibu tentang imunisasi ?
1. Setuju 2. Ragu-ragu 3. Tidak setuju
Kuesioner yang jawabannya berupa uraian singkat
Pada setiap pertanyaan disediakan alternatif jawaban lebih dari dua dalam bentuk uraian-
uraian singkat.
Contoh :
Apa alasan ibu menimbangkan anak di Posyandu ?
1.Untuk mengetahui pertumbuhan dan berat badan anak
2.Karena anjuran Kader
3.Karena anjuran tokoh masyarakat
4.Untuk berkumpul dengan teman-teman
3.Kombinasi tertutup dan terbuka
Jawaban sudah ditentukan, tetapi kemudian disusul dengan pertanyaan terbuka.
Contoh :
Apakah ibu pernah mendengar tentang imunisasi ?
1. Pernah 2. Tidak pernah
Jika pernah, sebutkan imunisasi apa saja yang ibu ketahui ?
4. Pertanyaan semi terbuka
Pada pertanyaan semi terbuka, jawabannya sudah disusun tapi masih ada kemungkinan
tambahan jawaban
Contoh :
Dimanakah biasanya saudara mandi ?
1.Di kamar mandi
2.Di sungai
3.Di sumur
4.Lainnya ………….. ( sebutkan )
Petunjuk membuat pertanyaan :
1. Gunakan kata-kata yang sederhana dan dimengerti oleh semua responden
Contoh :
Bagaimana status perkawinan saudara ?
Lebih baik : Apakah saudara sudah menikah ?
2. Usahakan supaya pertanyaan jelas dan khusus
Contoh :
Berapa orang berdiam disini ?
Apakah yang dimaksud disini itu : rumah, desa atau yang lain
Lebih baik : Berapa orang penghuni rumah ini ?
3. Hindarkan pertanyaan yang membuat lebih dari satu pertanyaan
Contoh :
Apakah membersihkan kamar mandi dalam sebulan ?
Lebih baik : Apakah mempunyai kamar mandi ?
Kalau jawaban “ Ya “ , kemudian ditanyakan : Berapa kali dalam sebulan membersihka
kamar mandi ?
4. Hindarkan pertanyaan yang mengandung sugesti
Contoh :
Air minum keluarga, apakah diambil dari sumur atau yang lain?
Lebih baik : Darimana air minum keluarga diambil ?
5. Pertanyaan harus berlaku bagi semua responden
Contoh :
Apakah pekerjaan saudara sekarang ?
Ternyata responden menganggur. Seharusnya ditanyakan terlebih dahulu :
Apakah saudara bekerja ? Bila jawabannya “ Ya “ baru ditanyakan :
Pekerjaan saudara ?
Pretest
Pretest diadakan untuk menyempurnakan kuesioner. Melalui pretest akan diketahui berbagai
hal :
1. Apakah pertanyaan tertentu perlu dihilangkan
Pertanyaan tertentu mungkin tidak relevan untuk masyarakat yang diteliti.
Contoh :
Pada masyarakat kota mungkin tidak relevan bila ditanyakan ;
Berapa hektar sawah yang saudara miliki ?
2. Apakah pertanyaan tertentu perlu ditambah
Adakalanya terlupa memasukkan pertanyaan yang perlu dimasukkan.
Contoh :
Pada saat dilakukan pretest ternyata diketahui identitas responden lupa memasukkan nama,
maka pertanyaan tersebut perlu ditambahkan.
3. Apakah tiap pertanyaan dapat dimengerti dengan baik oleh responden dan apakah
pewawancara dapat menyampaikan pertanyaan tersebut dengan mudah.
Contoh :
Selama minum pil, apakah kadang-kadang Ibu merasakan darah mengalir lebih cepat dari
biasanya ?
Disini timbul persoalan apakah responden dapat membedakan cepat atau lambatnya aliran
darah dalam tubuh.
4. Apakah urutan pertanyaan perlu diubah
Contoh :
Urutan pertanyaan :
1. Sosial Ekonomi 2. Riwayat Kehamilan
3. Keluarga Berencana 4. Sosial Ekonomi
Pada bagian pertama sudah ditanyakan masalah sosial ekonomi, tapi setelah pertanyaan
tentang keluarga berencana selesai, kembali ditanyakan tentang sosial ekonomi walaupun
dengan pertanyaan yang tidak persis sama. Hal ini perlu dihindarkan, olehkarena itu
pertanyaan bagian 4 perlu dipindahkan seluruhnya ke bagian 1.
5. Apakah pertanyaan yang sensitive dapat diperlunak dengan mengubah bahasa
Contoh : Mengapa setelah melahirkan ibu tidak berhubungan seks sekian lama ?
Dapat diubah menjadi : Mengapa ibu melakukan puasa berhubungan sekian lama setelah
melahirkan ?
6. Berapa lama wawancara memakan waktu
Contoh :
Dari hasil pretest diketahui bahwa kuesioner memerlukan waktu 3-3,5 jam untuk
mewawancarai responden sehingga responden menjadi lelah dan bosan. Oleh karena itu
pertanyaan dapat dikurangi atau dibagi atas dua tahap.
Pedoman Pengisian Kuesioner
Pedoman pengisian kuesioner merupakan pegangan bagi pewawancara. Dalam pedoman
pengisian kuesioner, tiap pertanyaan yang diajukan diberi keterangan yang jelas dan
terperinci.
Daftar Pustaka
Nawawi, Hadari H, HM Martini Hadani. 1995. Instrumen Penelitian Bidang Sosial.Gadjah
Mada University Press, Yogyakarta.
Praktiknya, Ahmad W. 1986. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan.
CV Rajawali, Jakarta.
Sastroasmoro, Sudigdo, Sofyan Ismael. 1995. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis.
Binarupa Aksara, Jakarta.
Singarimbun, Masri, Sofian Effendi. 1991. Metode Penelitian Survei. Penerbit LP3ES,
Jakarta