case 1 dr nanda
DESCRIPTION
fTRANSCRIPT
Konjungtivitis Hemoragik Akut OS
Pembimbing: dr Nanda Lessi, SpMDokter Muda: Andreas Esa
Nama : An.NC Umur : 1 tahun 10 bulan Agama : Islam Pekerjaan : - Alamat : Kp. Bojong Koneng Tanggal pemeriksaan: 19 Agustus 2015
ANAMNESIS Alloanamnesis dengan Ny. D, ibu kandung pasien
pada tanggal 19 Agustus 2015 di Poli Mata RSUD. Ciawi.
IDENTITAS
Keluhan utama Mata kiri merah tak merata sejak 3 hari
SMRS
Keluhan tambahan berair, belekan, berdarah, timbul selaput
merah
ANAMNESIS
Pasien datang ke poli mata Ciawi dengan keluhan mata kiri merah tidak merata sejak 3 hari SMRS. Awal keluhan dimulai sejak 5 hari yang lalu, pasien sering mengucek-ngucek mata kiri. Akibatnya timbul keluhan mata berair, belekan, keluar darah, lalu timbul selaput merah.
Adanya keluhan rasa sakit pada mata kiri yang membuat pasien menangis disangkal.
Riwayat Penyakit Sekarang
Sejak 1 minggu yang lalu pasien mengalami demam yang tidak begitu tinggi. Keluhan batuk pilek dan riwayat trauma kepala tidak ada. Pasien memiliki kebiasaan begadang, riwayat berenang dalam 1 bulan terakhir tidak ada.
Saat ini keluhan demam sudah hilang, untuk keluhan matanya pasien belum pernah berobat.
Riwayat Penyakit Sekarang
Riwayat Penyakit Dahulu Sebelumnya tidak pernah mengalami keluhan yang
serupa Riwayat alergi di sangkal :
◦ Hidung berair di pagi hari (-)◦ Gatal setelah makan atau minuman tertentu (-)◦ Alergi obat (-)◦ Asma (-)
Riwayat Penyakit Keluarga Riwayat alergi di keluarga di sangkal Di keluarga tidak ada yang sedang menderita mata merah
RPK & RPD
Status Generalis Keadaan umum: compos mentis Ksadaran : Compos Mentis
PEMERIKSAAN FISIK
KETERANGAN OD OS
1. Visus Tidak dinilai Tidak dinilai
2. KEDUDUKAN BOLA MATA- Eksoftalmus - -- Endoftalmus - -- Deviasi - -- Gerakan bola
mataBaik ke segala
arahBaik ke segala
arah2. SUPRASILIA- Warna Hitam Hitam - Simetris Normal Normal
Status Opthalmologis
2. PALPEBRA SUPERIOR DAN INFERIOR- Edema - -- Nyeri tekan - -- Ektropion - -- Entropion - -- Blefarospasme - -- Trikiasis - -- Sikatriks - -- Punctum lacrimal Terbuka Terbuka- Fissure palpebra Normal normal- Test anel Tidak dilakukan Tidak dilakukan2. KONJUNGTIVA TARSAL, SUPERIOR, DAN INFERIOR- Hiperemis - +- Folikel - +- Papil - -- Pseudomembran -- +
- Sikatriks - -
- Hordeolum - -- Kalazion - -
6.Konjunctiva Bulbi- Sekret - +
- Injeksi konjungtiva - -
- Injeksi siliar - -
- Pendarahan subkonjungtiva
- +
- Pterigium - -
- Pinguekula - -
- Nevus pigmentosus - -
- Kista Dermoid - -
2. SKLERA
- Warna Putih merah
- Ikterik Tidak Tidak
- Nyeri tekan - -
2. KORNEA- Kejernihan Jernih Jernih - Permukaan Rata Rata- Ukuran 12 mm 12 mm- Sensibilitas Baik Baik- Infiltrate - -- Keratik presipitat - -- Sikatriks - -- Ulkus - -- Perforasi - -- Arcus - -- Edema - -- Test Placido Tidak dilakukan Tidak dilakukan
2. BILIK MATA DEPAN- Kedalaman Dalam Dalam- Kejernihan Jernih Jernih- Hifema - -- Hipopion - -- Efek Tyndall - -2. IRIS- Warna Hitam Hitam - Kripte Jelas Jelas - Sinekia - -2. PUPIL- Letak Tengah Tengah - Bentuk bulat Bulat- Ukuran 3 mm 3 mm- Refleks Cahaya Langsung + +- Refleks Cahaya Tidak
Langsung+ +
2. LENSA- Kejernihan Jernih jernih- Letak Tengah Tengah- Test Shadow - -2. BADAN KACA- Kejernihan Jernih Jernih2. FUNDUS OKULI
PAPIL N II- Batas Tidak dilakukan Tidak dilakukan
- Warna Tidak dilakukan Tidak dilakukan
- Ekskavasio Tidak dilakukan Tidak dilakukan
- Ratio Arteri : Vena Tidak dilakukan Tidak dilakukan
- C/D Ratio Tidak dilakukan Tidak dilakukan
RETINA- Eksudat Tidak dilakukan Tidak dilakukan
- Pendarahan Tidak dilakukan Tidak dilakukan
- Sikatriks Tidak dilakukan Tidak dilakukan
- Ablasio Tidak dilakukan Tidak dilakukan
MAKULA LUTEA- Refleks Tidak dilakukan Tidak dilakukan
2. PALPASI- Nyeri tekan - -- Massa tumor - -- Tensi occuli N/ palpasi N/palpasi- Tonometri Schiotz Tidak dilakukan Tidak dilakukan- Test konfontasi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Seorang anak laki-laki berusia 1 tahun 10 bulan datang dengan keluhan mata merah tak merata pada mata kiri sejak 3 hari SMRS. Awal keluhan timbul dimulai sejak 5 hari lalu, Pasien sering mengucek-ngucek mata kiri sehingga mata berair, belekan, berdarah dan timbul selaput merah. Keluhan rasa sakit pada mata kiri tak ada. Sejak 1 minggu lalu pasien mengalami demam tak begitu tinggi. Riwayat trauma dan batuk pilek tidak ada. Pasien memiliki kebiasaan begadang. Demam dirasa sudah hilang, untuk keluhan matanya pasien baru berobat.
RESUME
Pemerikaan oftamologi didapat : CTS OS : hiperemis CTI OS : hiperemis, pseudomembran (+) CB OS : pendarahan subkonjungtiva Sklera : merah
Resume
DIAGNOSIS KERJA◦ Konjungtivitis Akut Hemoragik OS ec. Viral
DIAGNOSIS BANDING◦ OS : Konjungtivitis Akut Hemoragik ec. Trauma◦ OS : konjungtivitis Akut bacterial
PEMERIKSAAN PENUNJANG Pewarnaan gram Kultur
Non-medika mentosa Edukasi ibu tentang perjalanan penyakit Ibu diminta menjaga higienitas dan perilaku
anak dari mengucek-ngucek mata Kontrol 3 minggu kemudian
Medikamentosa
Topikal: Carboxy Methylcellulose Sodium 5 mg ED 6 dd gtt1 OS
Topical AB :Gentamycin 0,3% ED 6 dd gtt 1 OS
PENATALAKSAAN
OD OS
Ad Vitam Bonam Bonam
Ad Fungsional ad bonam ad bonam
Ad Sanationam ad bonam Ad bonam
Ad Kosmetikum Ad bonam Ad bonam
Prognosis
Tinjauan Pustaka
Konjungtivitis adalah radang konjungtiva atau radang selaput lendir yang menutupi belakang kelopak dan bola mata, dalam bentuk akut maupun kronis.
Definisi
Anatomi Konjungtiva
Pathologic Structure
a. infeksi oleh bakteri, virus, jamur, parasite.b. reaksi alergi terhadap debu, serbuk sari, bulu binatang.c. iritasi oleh angin, debu, asap dan polusi udara lainnya; sinar ultraviolet. d. pemakaian lensa kontak, terutama dalam jangka panjang.
Etiologi
hiperemis konjungtiva bulbi Lakrimasi Eksudat + secret yang nyata pada pagi hari pseudoptosis akibat kelopak mata membengkak Kemosis hipertrofi papil, folikel, membrane,
pseudomembran granulasi, flikten Terasa benda asing adenopati preaurikuler Bilik mata dan pupil dalam keadaan normal.
Gejala dan Tanda klinis
Klinik dan sitology
Viral Bakteri Klamidia Atopic (alergi)
Gatal Minim Minim minim Hebat
Hyperemia Umum Umum Umum Umum
Air mata Profuse Sedang Sedang Sedang
Eksudasi Minim Mengucur Mengucur Minim
Adenopati preaurikuler
Lazim Jarang Lazim -
Pewarnaan kerokan dan eksudat
monosit Bakteri, pmn Pmn, plasma sel, badan inklusi
eosinofil
Faringitis dan demam yang menyertai
kadang kadang - -
Diagnosis Banding Tipe Konjungtivitis
Terdapat dua bentuk konjungtivitis bacterial: akut (dan subakut) dan menahun. Konjungtivitis akut biasanya jinak dan sembuh sendiri, berlangsung kurang dari 14 hari. Penyebab konjungtivitis bakteri paling sering adalah Staphylococcus, Pneumococcus, dan Haemophilus.
Konjungtivitis Bakterial
Tanda dan Gejala- Iritasi mata, - Mata merah, Sekret mata, Palpebra terasa lengket saat bangun tidur
- Kadang-kadang edema palpebra- Infeksi biasanya mulai pada satu mata dan menular ke sebelah oleh tangan. Infeksi dapat menyebar ke orang lain melalui bahan yang dapat menyebarkan kuman.
Komplikasi dan Sekuel◦ Blefaritis marginal menahun sering menyertai
konjungtiva. ◦ Parut konjungtiva dapat terjadi pada konjungtivitis
pseudomembranosa dan pada kasus tertentu yang diikuti ulserasi kornea dan perforasi.
Terapi◦ Chloramphenicol, aminoglycosides (gentamicin and
neomycin), quinolones (ciprofloxacin, ofloxacin, levofloxacin, lomefloxacin, gatifloxacin dan moxifloxacin), polymyxin B, fusidic acid dan bacitracin
◦ Gonococcal and meningococcal conjunctivitis dapat diobati dengan quinolone, gentamicin, chloramphenicol atau bacitracin.
◦ Pada konjungtivitis purulen dan mukopurulen akut, saccus konjungtiva harus dibilas dengan larutan garam agar dapat menghilangkan secret konjungtiva.
konjungtivitis folikuler menahun pada masa kanak-kanak, yang berkembang sampai pembentukan parut konjungtiva.
Pada kasus berat , tanda dan gejala biasanya berair mata, fotofobia, sakit, eksudasi, edema palpebra, kemosis konjungtiva bulbi, hyperemia, hipertrofi papiler, folikel tarsal dan limbal, keratititis superior, pembentukan pannus dan nodus preaurikuler kecil dan nyeri tekan. pembalikan bulu mata kedalam.
Konjungtivitis Klamidia(trakoma)
Komplikasi dan sequele◦ Parut di konjungtiva -> trikiasis
Terapi◦ tetracycline,1-1,5 g/ hari per os dalam empat
dosis selama 3-4 minggu ; doxycycline,100 mg per os 2 kali sehari selama 3 minggu; atau erythromycin, 1 g / hari per os dibagi dalam empat dosis selama 3-4 minggu.
Konjungtivitis Virus
Tanda dan gejala◦ demam 38,3-40 °C, sakit tenggorokan, dan
konjungtivitis folikuler pada satu atau dua mata, limfadenopati preaurikuler (tidak nyeri tekan)
Terapi ◦ Tidak ada pengobatan spesifik. Konjungtivitisnya
sembuh sendiri, umumnya dalam sekitar 10 hari.
Konjungtivitis Folikuler Virus Akut
Tanda dan gejala◦ nyeri sedang dan berair mata, kemudian diikuti
dalam 5-14 hari oleh fotofobia, keratitis epitel, dan kekeruhan subepitel bulat. Sensai kornea normal. Nodus preaurikuler yang nyeri tekan
Terapi◦ belum ada terapi spesifik, namun kompres dingin
akan mengurangi beberapa gejala. ◦ Kortikosteroid selama konjungtivitis akut ->
hindari
Keratokonjungtivitis Epidemika
Tanda dan gejala◦ perasaan terbakar, gatal, nyeri, merah, berair
mata, penglihatan kabur (jarang). Sering terjadi pada peternak unggas dan
dokter hewan, serta petugas lab yang bekerja dengan virus atau vaksin hidup.
Penyakit ini dapat sembuh sendiri.
Konjungtivitis New Castle
Tanda dan gejala◦ pelebaran pembuluh darah unilateral, iritasi,
bertahi mata mukoid, sakit, dan fotofobia ringan.◦ Pada kornea -> lesi-lesi epithelial tersendiri yang
umumnya menyatu membentuk satu ulkus atau ulkus-ulkus epithelial yang bercabang banyak (dendritik).
◦ Vesikel herpes -> palpebra dan tepian palpebra, disertai edema hebat pada palpebra.
◦ Khas terdapat sebuah nodus preaurikuler yang terasa nyeri jika ditekan.
Konjungtivitis Virus Herpes Simpleks
Terapi ◦ umunya sembuh sendiri dan mungkin tidak perlu
terapi. ◦ antivirus local maupun sistemik harus diberikan
untuk mencegah terkenanya kornea◦ acyclovir 3% lima kali sehari selama 10 hari atau
dengan acyclovir oral, 400 mg lima kali sehari selama 7 hari.
Konjungtivitis Hemoragika Akut
Semua benua dan kebanyakan pulau di dunia pernah mengalami epidemic besar konjungtivitis konjungtivitis hemoregika akut ini.
Pertama kali diketahui di Ghana dalam tahun 1969. Konjungtivitis ini disebabkan oleh coxackie virus A24.
Masa inkubasi virus ini pendek (8-48 jam) dan berlangsung singkat (5-7 hari).
Epidemiologi
Perdarahan subkonjungtiva dapat terjadi secara spontan, akibat trauma, ataupun infeksi. Perdarahan dapat berasal dari pembuluh darah konjungtiva atau episclera yang bermuara ke ruang subkonjungtiva.
Patofisiologi
1. Spontan/idiopatik biasanya yang ruptur adalah pembuluh
darah konjungtiva 2. Batuk, berusaha, bersin, muntah. 3. Hipertensi. 4. Gangguan perdarahan 5. Penggunaan antibiotik, NSAID, steroid, vitamin D, kontrasepsi. 6. Infeksi sistemik yang menyebabkan demam 7. Gejala sisa dari operasi mata. 8. Trauma. 9. Menggosok mata.
Penyebab
Mata terasa sakit, fotofobia, sensasi benda asing, banyak mengeluarkan air mata, merah, edema palpebra, dan hemoragi subkonjungtival.
Kadang-kadang terjadi kemosis. Hemoragi subkonjungtiva umumnya difus, namun dapat berupa bintik-bintik pada awalnya, dimulai di konjungtiva bulbi superior dan menyebar ke bawah. Kebanyakan pasien mengalami limfadenopati preaurikuler, folikel konjungtiva, dan keratitis epithelial.
Tanda dan Gejala
Subkonjungtival Bleeding
Virus ini ditularkan melalui kontak erat dari orang ke orang dan oleh fomite seperti sprei, alat-alat optic yang terkontaminasi, dan air. Penyembuhan terjadi dalam 5-7 hari
Penyebaran
Perdarahan subkonjungtiva sebenarnya tidak memerlukan pengobatan karena darah akan terabsorbsi dengan baik selama 3 -4 minggu.
Tetapi untuk mencegah perdarahan yang semakin meluas beberapa dokter memberikan vasacon (vasokonstriktor) dan multivitamin.
Airmata buatan untuk iritasi ringan dan mengobati faktor risikonya untuk mencegah risiko perdarahan berulang
Therapy
Ad vitam: bonam Ad sanam : bonam Ad visam : bonam Ad komestika : bonam
Planning Kontrol 3 minggu atau jika perdarahannya
semakin meluas.
Prognosis
Konjungtivitis Kimia atau Iritatif
Konjungtivitis folikular toksik atau konjungtivitis non-spesifik infiltrate -> pembentukan parut
sering kali terjadi akibat pemberian lama dipivefrin, miotika, idoxuridine, neomycin, dan obat-obat lain yang disiapkan dalam bahan pengawet atau yang menimbulkan iritasi.
Konjungtivitis Iatrogenik Pemberian Obat Topikal
Beberapa iritan umum adalah pupuk, sabun, deodorant, spray rambut, tembakau, bahan-bahan make-up, dan berbagai asam dan alkali.
Terapi◦ Pembilasan segera dan menyeluruh saccus
conjungtiva dengan air atau larutan garam sangat penting, dan setiap materi padat harus disingkirkan secara mekanik.
◦ Tindakan simtomatik umum adalah kompres dingin selama 20 menit setiap jam, teteskan atropine 1% dua kali sehari, dan beri analgetika sistemik bila perlu.
Konjungtivitis Pekerjaan oleh Bahan Kimia dan Iritans
Konjungtivitis akut hemoragik merupakan bagian dari keluarga besar konjungtivitis. Dalam praktek klinis sehari-hari penting bagi dokter untuk dapat membedakan masing-masing ciri konjungtivitis tanpa perlu menunggu-nunggu hasil pemeriksaan penunjang. Karena baik virus, bakteri, alergi, maupun trauma, masing-masing konjungtivitis memiliki dasar pengobatan yang berbeda.
Konjungtivitis akut hemoragik sendiri paling sering disebabkan oleh virus dan trauma seperti batuk rejan yang keras. Dengan demikian pemikiran klinisi semakin menjadi terarah untuk mengambil keputusan pemberian terapi.
Kesimpulan