case 10

Upload: nmacitrarasmi

Post on 09-Jan-2016

212 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Manajemen stratejik, analisis industri

TRANSCRIPT

1. Apakah industry video game menarik? (Five Forces Model)

Five forces model menjelaskanforces(desakan) yang ada didalam struktur industri, yaitu;Supplier,Buyer,New Entrant,SubstitutiondanRivalry among the existing competitors. Inti dari model ini adalah bila intensitas kekuatan dan daya tawarforcestersebut semakin tinggi maka mengakibatkan tingkat profitabilitas perusahaan semakin rendah. Dan jika intensitas-intensitas tersebut terus semakin tinggi, maka dapat mempengaruhi tingkatattractivenessindustri dan lingkungan bisnis perusahaan. Untuk dapat berjaya, sebuah perusahaan perlu menciptakancompetitive advantageguna mengatasiforcesdalam industri dan menaklukan persaingan. Cara menciptakancompetitive advantage bagi perusahaan yaituLow Cost Leadership,DifferentiationdanFocus.

Threat of new entrants: Rendah

Besarnya biaya yang dibutuhkan kompetitor untuk masuk ke dalam industry video game menimbulkan barrier bagi kompetitor yang ingin masuk ke dalam industry tersebut. Adaptasi terhadap inovasi teknologi dari industry video game sangat tinggi yang menyebabkan tidak semua competitor mampu meniru dan menguasai teknologi yang telah diterapkan oleh perusahaan-perusahaan yang berkecimpung di dalam industry ini. Sealain itu, Consumer switching cost yang tinggi menyebabkan diperlukan biaya, energi, dan waktu yang extra untuk menarik perhatian konsumen yang sudah loyal terhadap perusahaan yang ada sebelumnya.Threat of substitutes: Tinggi

Ancaman terbesar datang dari computer game. Computer game relative lebih murah. Selain itu, video game tidak dapat dimainkan secara multiplayer. Tidak hanya itu, banyaknya barang elektronik seperti handphone, televisi, laptop, dan alat elektronik lainnya menyebabkan adanya ancaman yang cukup besar terhadap video game.Bargaining power of buyers: Rendah

Adanya switching cost yang tinggi berdampak pada powerful buyer rendah. Banyaknya perusahaan video game menyebabkan kuantitas buyer terpenuhi (pada umumnya pembeli hanya membeli dalam jumlah yang kecil, bukan dalam jumlah yang besar) dan buyer memiliki banyak pilihan. Buyer tidak dapat mengancam industri dengan membuat produk sendiri, karena teknologi sulit ditiru.

Bargaining power of suppliers: Tinggi

Supplier dapat menjadi ancaman bagi perusahaan karena input dari supplier digunakan untuk produk akhir dari perusahaan tersebut. Selain itu, cost input dari supplier reltif tinggi untuk total purchase perusahaan. Produk yang dijual supplier sangat powerful karena adanya ketergantungan kepada pihak supplier. Supplier menjual produk dengan barang substitusi yang sedikit dan dimana produk tersebut vital bagi perusahaan industry video game.Rivalry among existing competitors: Tinggi

Persaingan di dalam industry semakin tinggi karena pertumbuhan industri video game yang lambat. Selain itu, industri ini dikuasai oleh tiga perusahaan besar yang bersaing menjadi market leader.Dari analisis five forces model diatas, tingginya threat of substitutes rivalry, bargaining power of suppliers, among existing competitors dan rendahnya threat of new entrants, bargaining power of buyers membuat industry ini tidak menarik untuk dimasuki oleh investor (pemain baru). Tidak hanya itu, karena tidak adanya standarisasi format. Pertumbuhan dari industri ini menjadi tidak cepat karena konsumen harus membeli game yang hanya cocok untuk satu spesifikasi merk dan model tertentu.