case report asma pada anak

19
Case Report “Asma Pada Anak” Disusun Oleh : Astri Pratiwi 1102009045 Sandrya Deprisicka 1102009259 Pembimbing : dr. Ani Ariani, SpA

Upload: sandrya-deprisicka

Post on 12-Nov-2015

35 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

asma pada anak

TRANSCRIPT

Case ReportAsma Pada Anak

Disusun Oleh :Astri Pratiwi1102009045Sandrya Deprisicka 1102009259

Pembimbing :dr. Ani Ariani, SpA

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAKFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI JAKARTARSUD KABUPATEN BEKASIMARET 2015

ASMA PADA ANAK

DefinisiDefinisi asma menurut WHO pada tahun 1975, yaitu keadaan kronik yang ditandai oleh bronkospasme rekuren akibat penyempitan lumen saluran napas sebagai respon terhadap stimulus yang tidak menyebabkan penyempitan serupa pada banyak orang.

Etiologi1. AlergenFaktor alergi dianggap mempunyai peranan penting pada sebagian besar anak dengan asma. Disamping itu hiperreaktivitas saluran napas juga merupakan factor yang penting. 2. InfeksiBiasanya infeksi virus, terutama pada bayi dan anak kecil. Kadang-kadang juga dapat disebabkan oleh bakteri, jamur dan parasit.3. CuacaPerubahan tekanan udara, suhu udara, angin dan kelembaban.4. IritanHairspray, minyak wangi, asap rokok, cerutu dan pipa, bau tajam dari cat, SO2, dan polutan udara yang berbahaya lainnya, juga udara dingin dan air dingin.5. Kegiatan jasmaniKegiatan jasmani yang berat dapat menimbulkan serangan pada anak dengan asma. 6. Infeksi saluran napas bagian atasDisamping infeksi virus saluran napas bagian atas, sinusitis akut dan kronik dapat mempermudah terjadinya asma pada anak.7. Refluks gastroesofagitisIritasi trakeobronkial karena isi lambung dapat memberatkan asma pada anak dan orang dewasa.8. PsikisMembatasi aktivitas anak, anak sering tidak masuk sekolah, sering bangun malam, terganggunya irama kehidupan keluarga karena anak sering mendapat serangan asma, pengeluaran uang untuk biaya pengobatan dan rasa khawatir, dapat mempengaruhi anak asma dan keluarganya.

Patofisiologi Obstruksi Saluran RespiratorikInflamasi saluran respiratorik yang ditemukan pada pasien asma diyakini merupakan hal yang mendasari gangguan fungsi : obstruksi saluran respiratorik menyebabkan keterbatasan aliran udara yang dapat kembali secara spontan atau setelah pengobatan. Perubahan fungsional yang dihubungkan dengan gejala khas pada asma : batuk, sesak, wheezing dan disertai hipereaktivitas saluran respiratorik terhadap berbagai rangsangan. Batuk sangat mungkin disebabkan oleh stimulasi saraf sensoris pada saluran respiratorik oleh mediator inflamasi dan terutama pada anak, batuk berulang bisa jadi merupakan satu-satunya gejala asma yang ditemukan. Penyempitan saluran respiratorik pada asma dipengaruhi oleh banyak faktor. Penyebab utama penyempitan saluran respiratorik adalah kontraksi otot polos bronkus yang diprovokasi oleh pelepasan agonis dari sel-sel inflamasi. Yang termasuk agonis adalah histamine, triptase, prostaglandin D2 dan leukotrien C4 dari sel mast; neuropeptida dari saraf aferen setempat, dan asetilkolin dari saraf eferen postganglionic. Kontraksi otot polos saluran respiratorik diperkuat oleh penebalan dinding saluran napas akibat edema akut, inflamasi sel-sel inflamasi dan remodeling, hiperplasia dan hipertrofi kronis otot polos, vaskuler, dan sel-sel sekretori serta deposisi matriks pada dinding saluran respiratorik. Selain itu, hambatan saluran respiratorik juga bertambah akibat produksi secret yang banyak, kental, dan lengket oleh sel goblet dan kelenjar submukosa, protein plasma yang keluar melalui mikrovaskular bronkus dan debris selular. Hiperreaktivitas Saluran RespiratorikPenyempitan saluran respiratorik secara berlebihan merupakan patofisiologis yang secara klinis paling relevan pada penyakit asma. Mekanisme yang bertanggung jawab terhadap reaktivitas yang berlebihan atau hiperreaktivitas ini belum diketahui tetapi mungkin berhubungan dengan perubahan otot polos saluran napas (hiperplasi dan hipertrofi) yang terjadi secara sekunder yang menyerbabkan perubahan kontraktilitas. Selain itu, inflamasi dinding saluran respiratorik terutama daerah peribronkial dapat memperberat penyempitan saluran respiratorik selama kontraksi otot polos.Hiperreaktivitas bronkus secara klinis sering diperiksa dengan memberikan stimulus aerosol histamin atau metakolin yang dosisnya dinaikan secara progresif kemudian dilakukan pengukuran perubahan fungsi paru (PFR atau FEV1). Provokasi/stimulasi lain seperti latihan fisik, hiperventilasi, udara kering dan aerosol garam hipertonik, adenosine tidak mempunyai efek langsung terhadap otot polos (tidak seperti histamin dan metakolin), akan tetapi dapat merangsang pelepasan mediatordari sel mast, ujung serabut saraf, atau sel-sel lain pada saluran respiratorik. Dikatakan hipereaktif bila dengan cara histamin didapatkan penurunan FEV1 20% pada kosentrasi histamine kurang dari 8mg%.

Manifestasi KlinisGejala asma terdiri dari trias dispnea, batuk dan mengi. Pada bentuk yang paling khas, asma merupakan penyakit episodik dan keseluruhan tiga gejala tersebut dapat timbul bersama-sama. Berhentinya episode asma kerapkali ditandai dengan batuk yang menghasilkan lendir atu mukus yang lengket seperti benang yang liat.Parameter klinis, fungsi faal paru, laboraturiumRinganSedangBeratAncaman henti nafas

Sesak (breathless)Berjalan, Bayi : Menangis kerasBerbicara, Bayi : tangis pendek dan lemah, kesulitan makan/menyusuIstirahat, Bayi : Tidak mau makan/minum

Posisi Bisa berbaringLebih suka dudukDuduk bertopang lengan

Bicara Kalimat Penggal kataKata-kata

Kesadaran Mungkin irritableBiasanya irritableBiasanya irritableKebingungan

Sianosis Tidak adaTidak adaAda Nyata

Wheezing Sedang, sering hanya pada akhir respirasiNyaring, sepanjang ekspirasi dan inspirasiSangat nyaring, terdengar tanpa stetoskopSulit atau tidak terdengar

Penggunaan otot bantu respiratorikBiasanya tidakBiasanya yaYa Gejala paradok bronko-abdominal

RetraksiDangkal, retraksi interkostalSedang, ditambah retraksi suprasternalDalam, ditambah nafas cuping hidungDangkal atau hilang

Frekuensi nafasTakipneu Takipneu Takipneu Bradipneu

Frekuensi nadiNormal Takikardi Takikardi Bradikardi

Pulsus paradoksisTidak ada (20 mmHg)Tidak ada, tanda kelelahan otot respiratorik

PEFR atau FEV2Pra bronkodilatorPasca bronkodilator>60 %>80 %40-60 %60-80 %