case uveitis
DESCRIPTION
caseTRANSCRIPT
UVEITIS ANTERIOR OCULI SINISTRA
Sisilia Elfani Pebiantia
10310368
Pembimbing: dr Rachmad Syuhada, Sp.M
Pembimbing: dr Rachmad Syuhada, Sp.M
Identitas
Nama : Ny. YS Umur : 63 tahun Jenis kelamin : Perempuan Pekerjaan : Ibu rumah tangga Alamat : Jl. Diponegoro No 40,
Belalau Tanggal pemeriksaan : Kamis, 16 April 2015 MR : 040685
Riwayat Penyakit Sekarang:
2 bulan SMRS 1 bulan SMRS 1 minggu SMRS
Os merasa penglihatan mata kiri agak kabur. Awalnya hanya ringan namun makin lama makin memberat maka os membawa berobat ke dokter mata dan didiagnosa katarak, sehingga os mendapat terapi Catarlens dan kacamata.
Os merasa bahwa tidak ada perubahan pada matanya setelah pengobatan, hanya saja penglihatan terasa lebih terbantu dengan adanya kacamata. Os merasa air mata lebih banyak dari biasanya dan terasa perih.
Os merasa semakin terganggu, penglihatan masih terasa kabur, air mata banyak keluar, mata sering terasa nyeri, silau dan terasa ada yang mengganjal.
Riwayat Penyakit Dahulu- Os mengaku pernah mengalami hipertensi.- DM dan alergi disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
Ayah os mengalami hipertensi.
Riwayat Pengobatan Sebelumnya
-Catarlens
Pemeriksaan Fisik
Tanggal Pemeriksaan : 16 April 2015 Keadan Umum : Tampak Sakit Ringan Kesadaran : Compos Mentis Status Lokalis : At regio oculi sinistra
Pemeriksaan OftalmologiDekstra Sinistra
Visus 20/20 1/300
Lapang pandang Normal Normal
Gerakan bola mata Baik ke segala arah Baik ke segala arah
Palpebra superior Edema (-) Edema (+)
Palpebra inferior Edema (-) Edema (+)
Konjungtiva bulbi Normal Injeksi (+)
Kornea Tenang Keratic presipitat, arcus senilis
Sclera Normal Injeksi siliar
Iris Normal Lebih pucat, sinekia posterior
Pupil Normal Reflex(-), bentuk tidak teratur
Lensa Keruh Keruh
COA Dangkal Dangkal
1 bulan SMRS Os merasa bahwa tidak ada perubahan pada matanya setelah pengobatan, hanya saja penglihatan terasa lebih terbantu dengan adanya kacamata. Os merasa air mata lebih banyak dari biasanya dan terasa perih
1 minggu SMRS Os merasa semakin terganggu, penglihatan masih terasa kabur, air mata banyak keluar, mata sering terasa nyeri, silau dan terasa ada yang mengganjal.
Oculi Sinistra Visus :1/300 Palpebra superior: Edema (+) Palpebra inferior: Edema (+) Konjungtiva bulbi: Injeksi (+) Kornea: Keratic presipitat, arcus senilis Sclera : Injeksi siliar Iris: Lebih pucat, sinekia posterior Pupil: Reflex(-), bentuk tidak teratur Lensa: Keruh COA: Dangkal
Penatalaksanaan
Non Farmakologi Gunakan kacamata hitam untuk mengurangi silau Kompres mata yang sakit dengan air hangat Konsumsi obat dan kontrol secara teratur
Farmakologi
Midritikum: Sulfas atropin 1% 3 x 1 tetes OS Antibiotik dan antiinflamasi: Xytrol 8 x 1 tetes OS Timolol maleate 0,5% 2 x 1 tetes OS Anti inflamasi sistemik: kortikosteroid
Methilprednisolon 1 x 16 mg
Kornea
Pinggir kornea = limbusTrabekula , Kanal Schlemm
Sklera
Uvea:-Iris
-Korpus Siliaris
-KoroideaRetina -Neuro-retina -Epitel pigment
Korpus Vitreum
N. Optikus, berselubung:
Duramater
Arakhnoidea
Piamater
Bilik Mata Depan (BMD),Bilik Mata Belakang (BMB)
Lensa kapsul, korteks, inti)Zonula Zinnii
ANATOMI
FUNGSI UVEA
1. Regulasi sinar ke retina2. Imunologi, bagian yang berperan dalam
hal ini adalah khoroid3. Produksi akuos humor oleh korpus
siliaris (prosessus siliaris)4. Nutrisi5. Filtrasi
UVEITIS
DefinisiUveitis adalah peradangan atau inflamasi yang terjadi pada lapisan traktus uvealis. Uveitis dapat terjadi pada satu atau semua jaringan uvea
EPIDEMIOLOGI
Uveitis biasanya terjadi pada usia 20-50 tahun
Uveitis berpengaruh terhadap 10-20% kasus kebutaan di negara maju
Lebih banyak ditemukan di negara berkembang karena masih tingginya prevalensi infeksi yang bisa mempengaruhi mata
KLASIFIKASI
AnatomiAnatomi
HistopatologiHistopatologi
Gambaran Klinik
Gambaran Klinik
EtiologiEtiologi
Anatomi
Klinis :
• Akut
•Subakut
•Kronik
•Rekuren
Etiologi :• Bakteri•Virus•Jamur•Parasit•Imunologik•Sistemik
Histopatologi
Umumnya tidak ditemukan organisme patogen.
Diduga fenomena hipersensitivitas
Terutama melibatkan bagian anterior traktus
Terlihat reaksi radang (infiltrasi sel-sel limfosit dan sel plasma dalam jumlah cukup banyak dan sedikit sel mononuclear.
Kasus berat dapat terbentuk bekuan fibrin besar atau hipopion didalam COA.
Umumnya mengikuti invasi mikroba aktif ke jaringan oleh organisme penyebab
Lebih sering pada uvea posterior Terdapat kelompok nodular sel-
sel epithelial dan sel-sel raksasa yang dikelilingi limfosit di daerah yang terkena.
Deposit radang pada permukaan posterior kornea terutama terdiri atas makrofag dan sel epiteloid.
Diagnosis etiologi spesifik dapat ditegakkan secara histologik
Non-granulomatosa Granulomatosa
PATOFISIOLOGIRadang iris & korpus siliaris
Blood Aqueous Barrier rusak
Peningkatan protein, fibrin, sel-sel radang (SSR)
dalam akuos humor
Proses peradangan akut Slitlamp : tampak
sebagai flare yaitu partikel-partikel kecil dengan gerak Brown (efek
Tyndall)
limfosit, makrofag, sel
plasma
limfosit, makrofag, sel
plasma
hipopionKeratic
Presipitate (KP)
seklusio pupil & oklusio pupil.
Akumulasi SSR pada perifer pupil yang
disebut Koeppe nodules, bila
dipermukaan iris disebut Busacca
nodules.
hifema
BMDBMD
SSR, fibrin, dan fibroblast dapat menimbulkan perlekatan Sinekia anterior &
sinekia posterior
Mutton fat
Perlekatan-perlekatan tersebut + tertutupnya trabekular oleh sel-sel
radang
penurunan TIO
Glaukoma sekunder
TIO semakin meningkat.
mendorong iris ke depan yang tampak sebagai iris
bombe
akuos humor tertumpuk di
bilik mata belakang
menghambat aliran akuos humor dari bilik mata
belakang ke bilik mata
depan
gangguan produksi
akuos humor (hipofungsi
korpus siliaris)
kasus berlansung
kronis
Fase akut gumpalan-gumpalan pada sudut bilik mata
depanFase lanjut
seklusio pupil
Uveitis Anterior
Nyeri Fotofobia Lakrimasi Penglihatan kabur Sakit kepala
Injeksi siliar KP/ mutton fat Flare Nodul koeppe Nodul busacca Sinekia posterior
Gejala subjektif Gejala objektif
Uveitis Intermediat
Penglihatan kabur Floaters Nyeri, lakrimasi
dan fotofobia jarang
Penurunan ketajaman penglihatan
Biasanya bilateral Khas: vitritis,
yang ditandai dengan adanya gambaran snow balls dan snow banking
Gejala subjektif Gejala objektif
Uveitis Posterior
Penglihatan kabur Floaters Kehilangan lapang
pandang/scotoma Penurunan
ketajaman penglihatan
Retinitis/koroiditis Vaskulitis retina Papilitis Bila berlanjut:
Retinitis-> RetinokoriditisKoroiditis-> Korioretinitis
Dapat terjadi ablasio retina
Gejala subjektif Gejala objektif
Gejala objektif
Pemeriksaan dengan slitlamp, oftalmoskopik direk/indirek, angiografi fluoresen atau USG (bila perlu)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Flouresence Angiografi (FA) pencitraan yang penting dalam mengevaluasi
penyakit korioretinal, komplikasi intraokular dari uveitis posterior & pemantauan hasil terapi
Pada FA, yang dapat dinilai adalah: edema intraokular vaskulitis retina neovaskularisasi sekunder pada iris, koroid
atau retina N. optikus radang pada koroid
PEMERIKSAAN PENUNJANG
2. USG dapat menunjukkan keopakan vitreus,
penebalan retina dan pelepasan retina.3. Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada uveitis non granulomatosa atau
jelas berespon dengan terapi non spesifik, uveitis anterior yang tetap tidak responsif dengan pengobatan.
4. Biopsi Korioretinal dilakukan jika diagnosis belum dapat
ditegakkan dari gejala dan pemeriksaan laboratorium lainnya
PENGOBATAN
. Kortikosteroid terapi utama uveitis.
Kegunaan: digunakan pada inflamasi yang berat. Namun efek samping yang potensial, pemakaian kortikosteroid harus dengan indikasi yang spesifik, seperti pengobatan inflamasi aktif di mata dan mengurangi inflamasi intra okuler di retina, koroid dan N.optikus
• Midriatik atau sikloplegik Fungsi : mencegah terjadinya sinekia posterior dan menghilangkan efek fotofobia sekunder
PROGNOSIS
Prognosis uveitis tergantung pada : derajat keparahan, lokasi,dan penyebab peradangan.
Uveitis anterior cenderung lebih cepat merespon pengobatan dibandingkan dengan uveitis intermediet, posterior atau difus, dan semakin baik bila di diagnosis lebih awal dan diberi pengobatan yang tepat
Prognosis visual pada iritis kebanyakan pulih dengan baik tanpa adanya katarak, glaukoma dan uveitis posterior.
Keterlibatan retina, koroid atau nervus optikus cenderung memberi prognosis yang lebih buruk