catatan jiwa

10
Skizofrenia Gangguan psikotik tersering. Gangguan pikiran (pikiran yang tidak dapat dimengerti oleh orang lain dan terlihat tidak logis) : gangguan proses pikir : - Asosiasi longgar, - Pemasukan berlebihan, - Neologisme terhambat - Kalng asosiasi - Ekolalia, - Konkritisasi, - Alogia Gangguan isi pikir : waham (suatu kepercayaan palsu yang menetap tidak sesuai dengan fakta dan kepercayaan tersebut “aneh”, atau bisa pula “tidak aneh” hanya saja sangat tidak mungkin. Dan tetap dipertahankan meskipun telah diperlihatkan bukti-bukti yang jelas untuk mengoreksinya. Waham disorganisasi atau waham tidak sistematis : - Waham kejar - Waham kebesaran - Waham rujukan - Waham penyiaran pikiran (kepercayaan bahwa orang lain lain dapat membaca pikiran mereka) - Waham penyisipan pikiran (kepercayaan bahwa pikiran orang lain dimasukkan ke dalam benak pasien) Gangguan persepsi : - Halusinasi - Ilusi (adanya misinterpretasi panca indra terhadap objek) - Depersonalisasi (adanya perasaan asing terhadap diri sendiri) Gangguan emosi - Tipe Paranoid

Upload: adjis

Post on 04-Dec-2015

258 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

psikiatri

TRANSCRIPT

Page 1: Catatan jiwa

Skizofrenia

Gangguan psikotik tersering.

Gangguan pikiran (pikiran yang tidak dapat dimengerti oleh orang lain dan terlihat tidak logis) : gangguan proses pikir :

- Asosiasi longgar, - Pemasukan berlebihan, - Neologisme terhambat - Kalng asosiasi - Ekolalia, - Konkritisasi, - Alogia

Gangguan isi pikir : waham (suatu kepercayaan palsu yang menetap tidak sesuai dengan fakta dan kepercayaan tersebut “aneh”, atau bisa pula “tidak aneh” hanya saja sangat tidak mungkin. Dan tetap dipertahankan meskipun telah diperlihatkan bukti-bukti yang jelas untuk mengoreksinya.

Waham disorganisasi atau waham tidak sistematis :

- Waham kejar- Waham kebesaran- Waham rujukan - Waham penyiaran pikiran (kepercayaan bahwa orang lain lain dapat membaca pikiran

mereka)- Waham penyisipan pikiran (kepercayaan bahwa pikiran orang lain dimasukkan ke dalam

benak pasien)

Gangguan persepsi :

- Halusinasi - Ilusi (adanya misinterpretasi panca indra terhadap objek)- Depersonalisasi (adanya perasaan asing terhadap diri sendiri)

Gangguan emosi

- Tipe Paranoid

Tipe paling stabil dan tersering. Gejala terlihat sangat konsisten, pasien dapat atau tidak bertindak sesuai dengan wahamnya, pasien sering tidak kooperatif dan sulit untuk kerjasama, mungkin agresif, marah, atau ketakutan, tetapi pasien jarang sekali memperlihatkan perilaku disorganisasi. Waham dan halusinasi menonjol, sedangkan afek dan pembicaraan hampir tidak terpengaruh.

Waham kejar, rujukan, kebesaran, waham dikendalikan, dipengaruhi, dan cemburu

Halusinasi akustik berupa ancaman, perintah, atau menghina.

Page 2: Catatan jiwa

- Tipe katatonik

Gangguan Bipolar

Gangguan mood yang kronis dan berat yang ditandai dengan episode mania, hipomania, campuran, dan depresi.

- Episode manik

Ditandai dengan adanya euforia yang signifikan, ekspansif, atau iritabilitas yang disertai dengan paling sedikit tiga gejala tambahan (empat bila mood hanya iritabel) berlangung paling sedikit satu minggu (atau waktu biasanya pendek bila pasien dirawat).

Gejala tambahan : meningkatnya kepercayaan diri, berkurangnnya kebutuhan tidur, banyak bicara, loncat gagasan, distraktibilitas, meningkatnya aktivitas bertujuan atau agitasi psikomotor, dan impulsifitas. Dapat disertai dengan gejala psikotik

- Episode depresi

Ditandai dengan adanya perasaan sedih atau anhedonia (tidak ada emosi positif) disertai paling sedikit empat gejala tambahan yang bersifat pervasif (sepanjang hari, hampir setiap hari) yang berlangsung paling sedikit dua minggu.

Gejala tambahan : buruknya konsentrasi (ketidakmampuan memfokuskan perhatian), kurangnya tenaga, rendahnya harga diri, rasa bersalah, ide-ide bunuh diri, gangguan tidur perubahan berat badan dan gangguan psikomotor.

- Sikoltimia

Gangguan bipolar ringan yang awitannya berangsur-angsur, biasanya sebelum usia 21 tahun. Ditandai dengan depresi subsindrom dan hipomania yang siklusnya pendek, selain itu, terdapat pula pergantian mood, kognisi, dan aktivitas. Perjalanannya berkelanjutan atau intermitten. Jarang ditemukan periode eutimik diantara episode\

Gangguan Cemas Menyeluruh

Merupakan kondisi gangguan yang ditandai dengan kecemasan dan kekhawatiran yang berlebihan dan tidak rasional bahkan terkadang tidak realistik terhadap berbagai peristiwa kehidupan sehari-hari. Kondisi ini berlangsung sekurang-kurangnya enam bulan. Kecemasan sulit dikendalikan dan berhubungan dengan gejala somatik sperti ketegangan otot, iritabilitas, sulit tidur, dan kegelisahan sehingga menyebabkan penderitaan yang jelas dan gangguan yang bermakna dan fungsi sosial dan pekerjaan.

Page 3: Catatan jiwa

Fobia

Suatu ketakutan irasional yang jelas, menetap dan berlebihan terhadapt suatu objek spesifik, keadaan atau situasi. Merupakan salah satu dari gangguan ansietas

Agrofobia : Ketakutan terhadap ruang terbuka, orang banyak serta adanya kesulitan untuk segera menyingkir ketempat aman.

Fobia spesifik : Ketakutan irasional terhadap objek tertentu

Fobia social : Ketakutan irasional pada situasi social tertentu

Gangguan Obsesi Kompulsif

Suatu pikiran dan tindakan yang berulang yang menghabiskan waktu untuk menyebabkan distress dan hendaya yang bermakna

Obsesi adalah aktivitas mental seperti pikiran, perasaan, ide, impuls yang berulang dan intrusive.

Kompulsif adalah pola prilaku tertentu yang berulang dan disadari seperti menghitung. Tindakan kompulsif merupakan usaha untuk meredakan kecemasan yang berhubungan dengan obsesi namun tidak selalu berhasil meredakan ketegangan.

Gangguan Somatoform

Gangguan ini merupakan kelompok besar dari berbagai gangguan yang komponen utama dari tanda dan gejalanya adalah tubuh. Gangguan ini mencakup interaksi tubuh-pikiran (body-mind). Pemeriksaan fisik dan labolatorium tidak menunjukkan adanya kaitan dengan keluhan pasien.

- Gangguan somatisasi

Dicirikan dengan gejala somatic yang banyak yang tidak dapat dijelaskan bedasarkan pemeriksaan fisik maupun labolatorium. Keluhan yang dirasakan pasien sangat melimpah dan meliputi berbagai system organ seperti, gastrointestinal, seksual, saraf dan bercampur dengan keluhan nyeri.

Gangguan ini bersifat kronis, berkaitan dengan stress psikologis yang bermakna, menimbulkan hendaya di bidang social dan okupasi, serta adanya perilaku mecari pertolongan medis yang berlebihan.

- Gangguan konversi

Gengguan fungsi tubuh yang tidak sesuai dengan konsep anatomi dan fisiologi dari system saraf pusat dan tepi.

Gejala yang timbul berupa paralisis, buta, dan mutisme. Gejala depresi dan cemas sering menyertai gejala gangguan konversi, dan beresiko untuk bunuh diri.

Page 4: Catatan jiwa

Gejala sensorik : anastesi dan parestesi, pada ekstermitas, dapat juga melibatkan organ sensorik khusus dan menimbulkan ketulian, kebutaan, dan pengelihatan terowongan. Gejala dapat unilateral maupun bilateral.

Pada gangguan konversi dengan kebutaan, pasien berjalan tanpa menabrak atau mencederai diri, pupil bereaksi terhadap cahaya, dan bangkitan potensial kortikal juga normal.

Gejala motoric : gerak abnormal, gangguan gaya berjalan, kelemahan dan paralisis, mungkin juga terdapat tremor ritmik kasar, gerak koreoform, tik, dan menghentak-hentak. Keluhan memburuk jika pasien mendapat perhatian. Gangguan gaya berjalan pada gangguan konversi adalah atasia-abasia, yaitu gerak batang tubuh berupa ataksia hebat, terhuyung-huyung, kasar, tak beraturan, denagn sentahan,sentahan, disertai gerak lengan seperti membanting, dan melambai. Jarang jatuh

Gejala bangkitan : pseudo-seizures

Hipokondriasis

Seseorang yang berpreokupasi dengan ketakutan atau keyakinan menderita penyakit yang serius.

- Body dysmorphic disorder

Pasien memiliki perasaan subjektif yang pervasive bahwa beberapa aspek penampilan buruk padahal penampilannya normal atau nyaris baik. Pasien berkeyakinan kuat atau takut kalau dirinya tidak menarik atau bahkan menjijikkan. Meskipun penampilan psien sangat normal.

Gangguan Psikoseksual

Suatu gangguan dalam bidang seks yang disebabkan oleh faktor kejiwaan. Terdiri atas :

a. Disfungsi seksual bukan disebabkan oleh gangguan atau penyakit organik :- Kurangnya atau hilangnya nafsu seksual- Tidak menikmati seks- Kegagalan dari respon genital- Disfungsi orgasme- Ejakulasi dini- Vaginismus nonorganic- Dyspareunia nonorganic- Dorongan seksual yang berlebihan- Disfungsi seksual lainnya, bukan disebabkan oleh gangguan atau penyakit organic- Disfungsi seksual YTT, bukan disebabkan oleh gangguan atau penyakit organic

b. Gangguan identitas jenis kelamin- Transeksualisme- Transvestisme peran ganda- Gangguan identitas jenis kelamin masa anak- Gangguan identitas jenis kelamin lainnya- Gengguan identitas jenis kelamin YTT.

c. Gangguan prefensi seksual

Page 5: Catatan jiwa

- Fetishisme- Transvetihisme fetihistik- Ekshibisionisme- Voyeurism- Pedofilia- Sadomasokisme- Gangguan prefensi seksual multiple- Gangguan prefensi seksual lannya.- Gangguan prefensi seksual YTT.

d. Gangguan psikologis dan perilaku yang berhubungan dengan perkembangan dan orientasi seksual

- Gangguan maturitas seksual- Orientasi seksual ego-distonik- Gangguan hubungan seksual- Gangguan perkembangan psikoseksual lainnya- Gengguan perkembangan psikoseksual YTT

Kelima gangguan ini berlaku untuk

- Heteroseksualitas- Homoseksualitas- Biseksualitas- Lainnya termasuk prapubertas

Gangguan Kepribadian

Ciri kepribadian yang bersifat tidak fleksibel dan maladaptive yang menyebabkan disfungsi yang bermakna atau penderitaan subjektif.

Orang dengan gangguan kepribadian menunjukkan pola relasi dan persepsi terhadap lingkungan dan diri sendiri yang bersifat berakar mendalam tidak fleksibel serta bersifat maladaptive.

Jenis – jenis gangguan kepribadian

- Gangguan kepribadian paranoid

Kecuriagaan dan ketidakpercayaan pada orang lain, berpikir bahwa orang lain berniat buruk kepadanya. Akibatnya mereka sering menuduh keluarga atau orang lain akan mengeksploitasi, mencelakakan dirinya, bersifat tidak setia atau tidak dapat dipercaya. Sering bersifat sangat “bussines like” dan menimbulkan suasana ketakutan atau kondlik dengan orang lain.

- Gangguan (Kepribadain) skizotipal

Terdapat pola deficit dalam hubungan social dan interpersonal, yaitu merasa tidak nyaman dan kurang mampu membina hubungan akrab, disertai distorsi kognitif atau persepsi dan perilaku

Page 6: Catatan jiwa

yang eksentrik, bersifat pervasive, awitannya dewasa muda, dan nyata dalam berbagai konteks atau situasi kehidupan.

Gambaran klinis : sering cara berpikir dan komunikasinya mempunyai arti khusus bagi dirinya sehingga perlu interpretasi. Sering pula ia tidak mengerti atau mengetahui perasaannya sendiri tapi sebaliknya sangat sensitive terhadap perasaan marah orang lain. Sering pula sangat percaya pada takhayul, merasa mempunyai kekuatan khusus seperti kemampuan “clairvoyance”, atau merasa bahwa dirinya mempunyai kemampuan cara berpikir atau tilikan khusus. Dunia dalamnya penuh dengan hubungan imaginer, rasa takut dan fantasi kekanakan. Ada juga ilusi persepsi atau merasa bahwa orang lain semuanya sama atau seperti ”kayu atau kaku” (wooden).

- Gangguan kepribadian skizoid

Pola prilaku berupa pelepasan diri dari hubungan social disertai kemampuan ekspresi emosi yang terbatas dalam hubungan interpersonal. Bersifat pervasive, berawal sejak dewasa muda dan nyata dalam berbagai konteks.

- Gangguan kepribadian emosional tak stabil

Bertindak impulsif tanpa mempertimbangkan dampaknya, afek atau emosinya tdak stabil atau kurang pengendalian diri. Dapat menjurus kepada ledakan kemarahan atau perilaku kekerasan.

Tipe impulsif : ketidak stabilan emosi, kurang pengendalian impuls. Sering terjadi ledakan kemarahan atau berprilaku mengancam orang, khususnya sebagai tanggapan terhadap kritik orang lain.

Tipe ambang : ketidakstabilan emosi, citra diri, tujuan hidup. Serta preferensi internalnya (seringkali juga orientasi seksualnya) sering tidak jelas atau terganggua. Acapkali ada perasaan hanya setara kronis. Sangat cenderung untuk membina hubungan interpersonal yang intensif tapi tidak stabil, sehingga terjadi krisis emosi ang berulang, dan hal ini sering pula berkaitan supaya tidak ditinggalkan oleh pasangannya. Sering pula melakukan ancaman bunuh diri atau perilaku mencederai dirinya (sering pula hal itu terjadi tanpa faktor pencetus yang jelas).

- Gangguan kepribadian antisosial

Pola prilaku pengabdian dan pelanggaran berbagai hak orang lain, bersifat pervasive, berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam berbagai konteks.

Gambaran klinis : sering tampak normal dan menarik, namun riwayat hidupnya menunjukkan riwayat membohong, menipu, melarikan diri dari rumah, membolos sekolah, mencuri, berkelahi, menggunakan narkoba, serta berprilaku melanggar hokum yang sering kali berawal sejak masa kanak. Tidak mengalami waham dan pikira tidak rasional, mudah sekali menjebak orang lain untuk ikut dalam aktivitasnya, mudah mencari uang atau mencapai ketenaran. Tidak ada standar moral, sering promiskius, melakukan kekerasan terhadap pasangan dan anaknya, sering menyetir kendaraan dalam keadaan mabuk. Secara khas tidak ada rasa penyesalan terhadap perbuatnnya, dan Nampak tidak ada hati nurani.

- Gangguan kepribadian histrionik

Page 7: Catatan jiwa

Pola prilaku berupa emosianalitas berlebih dan menarik perhatian, bersifat pervasive, berawal sejak usia dewasa muda, nyata dalam berbagai konteks.

- Gangguan kepribadian narsisistik

Terdapatnya pola rasa kebesaran diri atau merasa dirinya sangat penting (dalam fantasia tau perilaku), kebutuhan untuk dikagumi atau disanjung, kurang mampu berempati. Bersifat pervasif, berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam berbagi konteks.

- Gangguan kepribadian obsesi-kompulsif / anankastik

Pola prilaku berupa preokupasi dengan keteraturan, peraturan, perfeksionisme, bersifat ngotot, keras kepala, control mental, mengenyampingkan fleksibilitas, keterbukaan, efisiensi seing pula tidak dapat mengambil keputusan.

Gambaran ini : pola pervasif dari perfeksionistik dan bersifat kaku (tidak fleksibel)

- Gangguan kepribadian cemas (menghindar)

Adanya pola perasaan tidak nyaman serta keengganan untuk bergaul secara social, rasa rendah diri, hipersensitif terhadap evaluasi negatif. Bersifat pervasif, awitan sejak dewasa muda, nyata dalam berbagai konteks.

- Gangguan kepribadian dependen

Suatu pola perilaku berupa kebutuhan berlebihan agar dirinya dipelihara, yang menyebabkan seorang individu berprilaku submisif, bergantung kepda orang lain, dan ketakuta akan perpisahan dengan oarng tempat ia bergantung, bersifat pervasive, berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam berbagai situasi.