chandra p simamora 111201111

14
Tugas Mata Kuliah Agroindustri Medan, Maret 2014 PEMBUATAN KERIPIK SINGKONG Dosen Penanggungjawab: Dr. Agus Purwoko, S.Hut., M.Si. Oleh : Chandra P. Simamora 111201111 Hut 6-C PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 1

Upload: desrinanmanalu

Post on 27-Dec-2015

7 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Pembuatan Keripik Singkong

TRANSCRIPT

Page 1: Chandra P Simamora 111201111

Tugas Mata Kuliah Agroindustri Medan, Maret 2014

PEMBUATAN KERIPIK SINGKONG

Dosen Penanggungjawab:Dr. Agus Purwoko, S.Hut., M.Si.

Oleh :Chandra P. Simamora

111201111Hut 6-C

PROGRAM STUDI KEHUTANANFAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA2014

1

Page 2: Chandra P Simamora 111201111

PENDAHULUAN

Agroindustri berasal dari dua kata agricultural dan industry yang berarti

suatu industri yang menggunakan hasil pertanian sebagai bahan baku utamanya

atau suatu industri yang menghasilkan suatu produk yang digunakan sebagai

sarana atau input dalam usaha pertanian. Definisi agroindustri dapat dijabarkan

sebagai kegiatan industri yang memanfaatkan hasil pertanian sebagai bahan baku,

merancang, dan menyediakan peralatan serta jasa untuk kegiatan tersebut.

Agroindustri merupakan sub sektor yang luas yang meliputi industri hulu

sektor pertanian sampai dengan industri hilir. Industri hulu adalah industri yang

memproduksi alat-alat dan mesin pertanian serta industri sarana produksi yang

digunakan dalam proses budidaya pertanian. Sedangkan industri hilir merupakan

industri yang mengolah hasil pertanian menjadi bahan baku atau barang yang siap

dikonsumsi atau merupakan industri pascapanen dan pengolahan hasil pertanian.

Dalam kerangka pembangunan pertanian, agroindustri merupakan

penggerak utama perkembangan sektor pertanian, terlebih dalam masa yang akan

datang posisi pertanian merupakan sektor andalan dalam pembangunan nasional

sehingga peranan agroindustri akan semakin besar. Dengan kata lain, dalam upaya

mewujudkan sektor pertanian yang tangguh, maju dan efisien sehingga mampu

menjadi leading sector dalam pembangunan nasional, harus ditunjang melalui

pengembangan agroindustri, menuju agroindustri yang tangguh, maju serta

efisien.

Strategi pengembangan agroindustri yang dapat ditempuh harus

disesuaikan dengan karakteristik dan permasalahan agroindustri yang

bersangkutan. Secara umum permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan

agroindustri adalah: (a) sifat produk pertanian yang mudah rusak dan bulky

sehingga diperlukan teknologi pengemasan dan transportasi yang mampu

mengatasi masalah tersebut; (b) sebagian besar produk pertanian bersifat musiman

dan sangat dipengaruhi oleh kondisi iklim sehingga aspek kontinuitas produksi

agroindustri menjadi tidak terjamin; (c) kualitas produk pertanian dan agroindustri

yang dihasilkan pada umumnya masih rendah sehingga mengalami kesulitan

dalam persaingan pasar.

2

Page 3: Chandra P Simamora 111201111

ISI

I. Deskripsi Usaha

Pembuatan keripik ini merupakan gagasan untuk memunculkan usaha

baru. Sasaran dari pembuatan keripik ini adalah warga sekitar perumahan dan kos-

kosan di sekitar kampung susuk sebagai pembuatnya. Usaha pembuatan kerpik ini

merupakan home industry yang memproduksi keripik ubi dengan macam variasi

rasa yaitu rasa Balado, jagung bakar, kari ayam, sapi panggang dan lain-lain.

Sistem produksi berdasarkan make to order, yaitu memproduksi sesuai dengan

pesanan pelanggan. Usaha pembuatan keripik ini memiliki struktur organisasi

yang berbentuk fungsional. Bentuk fungsional ditunjukkan dengan adanya

pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas pada masing-masing stasiun

kerja.

Gambar 1. Struktur Organisasi Usaha

Pembagian tugas pada UD. Tiga Bawang dibagi menurut fungsi yang telah

ditetapkan. Pembagian tugas dan tanggung jawab di UD. Tiga Bawang adalah

sebagai berikut :

1. Pimpinan (Pemilik Usaha)

Merupakan pimpinan usaha yang melakukan pengawasan dan

pengontrolan terhadap seluruh kegiatan operasional di UD. Tiga Bawang.

Pimpinan juga melakukan transaksi dengan pihak luar seperti supplier dan

pelanggan serta mempunyai wewenang dalam merencanakan, mengarahkan,

3

Pimpinan(Pemilik Usaha)

BagianPengupasan

Bagian Pencucian

TransportasiBagian Suing / Pengeringan Keripik UbiBagianPencuci

Bagian Pendinginan Bagian

Transportasi

Bagian Perajangan

BagianPenggorengan

Bagian Pembumbuan

BagianPengemasan & Pengepakan

Kasir

Page 4: Chandra P Simamora 111201111

menganalisis dan mengevaluasi serta menilai kegiatan-kegiatan yang berlangsung

pada perusahaan.

2. Karyawan Pengupasan

Tugas karyawan pengupasan adalah:

- Melakukan penimbangan bahan baku ketika tiba di pabrik.

- Melakukan pemotongan awal untuk membuang kedua ujung sisi ubi kayu.

- Mengupas kulit ubi kayu dan memasukkannya ke dalam karung goni.

3. Karyawan Perajangan

Tugas karyawan perajangan adalah:

- Merajang ubi kayu yang telah dikupas.

4. Karyawan Pencucian

Tugas karyawan pencucian adalah:

- Mencuci ubi yang telah dirajang kemudian ditiriskan.

5. Karyawan Penggorengan

Tugas karyawan penggorengan adalah:

- Menggoreng ubi yang telah dicuci dari bagian pencucian.

- Mengganti minyak goreng.

6. Karyawan Perapian

Tugas karyawan perapian adalah:

- Menghidupkan dan mematikan tungku

- Mengontrol api

- Mengangkat kayu bakar ke tungku

7. Karyawan Penyuingan/Pengeringan Keripik

Tugas karyawan penyuingan adalah:

- Mengeringkan keripik ubi yang telah siap di goreng sehingga tidak terdapat minyak

pada keripik tersebut.

8. Karyawan Pembumbuan

Tugas karyawan pembumbuan adalah:

- Memberi bumbu sesuai dengan variasi rasa.

9. Karyawan Pendinginan Tugas karyawan pembumbuan adalah:

- Mendinginkan keripik yang telah diberi bumbu.

- Memindahkan kerpik yang telah di dinginkan ke mesin pengemasan/packing.

10. Karyawan Pengemasan (untuk kemasan ½ kg)

4

Page 5: Chandra P Simamora 111201111

Tugas karyawan pengemasan (untuk kemasan ½ kg) adalah:

- Memasukkan keripik ke dalam kemasan sesuai rasa keripik.

- Menimbang dan menyesuaikan berat keripik hingga ½ kg.

- Menyegel kemasan.

11. Karyawan Pengemasan (untuk kemasan 24 gram)

Tugas karyawan pengemasan (untuk kemasan 24 gram) adalah:

- Menyalakan dan mengontrol kerja mesin kemas.

- Memasang roll plastik kemasan ke mesin kemas sesuai rasa keripik.

- Mengangkut kemasan keripik ke bagian pengepakan.

12. Karyawan Pengepakan

Tugas karyawan pengepakan adalah:

- Memisahkan kemasan keripik sesuai rasa.

- Mengepak kemasan keripik ke dalam bentuk bal.

13. Karyawan Transportasi

Tugas karyawan transportasi adalah:

- Mengangkat bahan yang diperlukan (bahan baku, bahan tambahan dan bahan

penolong) ke setiap stasiun kerja yang membutuhkan.

- Mengangkat produk dari stasiun kerja ke stasiun kerja berikutnya

14. Kasir

Tugas kasir adalah:

- Memberikan secara langsung upah atau gaji karyawan yang telah ditetapkan oleh

pimpinan.

- Mencairkan kuitansi dan mencatat kuitansi yang telah disetujui oleh pimpinan.

II. Proses Produksi dan Permasalahan yang Dihadapi

Usaha ini nantinya merupakan perusahaan pembuatan keripik

menggunakan teknologi produksi yang manual dan semi otomatis yaitu selain

menggunakan mesin juga masih menggunakan tenaga kerja sebagai operator

maupun pekerjaan manual. Bahan baku adalah bahan yang digunakan sebagai

bahan utama dalam suatu proses produksi, dimana sifat dan bentuknya akan

mengalami perubahan fisik maupun kimia yang langsung ikut di dalam proses

produksi sampai dihasilkannya barang jadi. Bahan baku yang digunakan adalah

5

Page 6: Chandra P Simamora 111201111

ubi kayu. Ubi kayu yang digunakan adalah yang telah berumur satu tahun dan

memiliki bentuk yang lurus serta besarnya yang hampir seragam.

Ubi kayu sebagai bahan baku utama pembuatan keripik melewati berbagai

tahapan pengolahan (proses produksi) hingga menjadi produk keripik dengan

berbagai rasa. Berikut ini adalah uraian proses produksi :

1. Pengupasan

Pengupasan adalah tahap paling awal dalam proses pembuatan keripik.

Tujuan dari pengupasan ini adalah untuk membuang kedua ujung ubi kayu dan

memisahkan umbi dari kulitnya. Proses ini dilakukan secara manual

(menggunakan pisau).

2. Perajangan

Proses perajangan adalah proses pemotongan ubi yang telah dikupas

dengan mesin perajang. Tujuan dari perajangan ini adalah untuk memotong ubi

dengan bentuk dan ketebalan yang sama. Ubi yang telah dirajang selanjutnya

dibawa ke bagian pencucian.

3. Pencucian

Kegiatan ini bertujuan untuk membersihkan ubi yang telah dirajang. Ubi

direndam ke dalam sebuah bak yang berisi air kemudian ditiriskan, yaitu proses

pengeringan ubi yang telah selesai dicuci sebelum tahap penggorengan.

4. Penggorengan

Setelah ubi melalui tahap penirisan, maka tahap selanjutnya adalah

penggorengan. Penggorengan dilakukan di dalam wadah yang terbuat dari logam

(berbentuk segi empat) dan berisi minyak goreng panas. Setiap kali

penggorengan, dimasukkan sekitar 6 kilo/keranjang ubi. Proses ini bertujuan

untuk mematangkan ubi menjadi keripik. 5. Penyuingan Setelah ubi dimatangkan,

maka proses selanjutnya adalah proses penyuinga, dimana keripik yang masih

terdapat minyaknya tersebut kemudian dimasukkan ke dalam mesin suing untuk

menghilangkan minyak dari keripik ubi tersebut. Waktu yang diperlukan untuk

mengeringkan adalah kira-kira 3-5 menit.

5. Pembumbuan

6

Page 7: Chandra P Simamora 111201111

Selanjutnya keripik dimasukkan ke dalam mesin pembumbuan. Tujuan

dari proses ini adalah untuk memberikan bumbu pada keripik sesuai dengan rasa

yang diinginkan sehingga bumbu tercampur secara merata pada keripik.

6. Pendinginan

Setelah itu keripik didinginkan dengan meletakkan di atas meja

pendinginan agar suhunya normal ketika dikemas.

7. Pengemasan (pembungkusan)

Keripik selanjutnya dikemas dengan kemasan plastik berlabel sesuai

dengan rasanya. Untuk kemasan ½ kg, proses pengemasannya adalah

memasukkan keripik secara manual, ditimbang, dan disegel dengan alat segel.

Sedangkan untuk kemasan, proses pengemasannya dengan menggunakan mesin

pengemas.

8. Pengepakan

Untuk keripik kemasan, dilakukan lagi pengepakan ke dalam bentuk bal.

III. Upaya yang Dilakukan Untuk Mengatasi Masalah

Pengupasan manual yang dilakukan UD Tiga Bawang tetap dipertahankan

dan tidak ada usaha untuk memperbaharui metode pengupasan, padahal, jika

metode manual diganti dengan metode mesin, besar kemungkinan produksi dapat

ditingkatkan. Demikian halnya dengan tata layout, pihak UD Tiga Bawaang tidak

melakukan perbaikan tata layout, padahal jika perbaikan tersebut dilakukan,

produksi juga dapat ditingkatkan, karena waktu terbuang (waktu menanti akibat

layout yang tidak baik) dapata dikurangi.

IV. Rekomendasi Penyelesaian Masalah

Terdapat 4 macam komponen sistem kerja yang harus dipelajari untuk

memperoleh metode kerja yang sebaik-baiknya, yaitu :

1. Komponen Material

Material meliputi bahan baku, komponen, produk jadi, limbah, dan sebagainya.

Hal yang perlu diperhatikan adalah cara menempatkan material, jenis material

yang mudah diproses, dan sebagainya.

2. Komponen Manusia

7

Page 8: Chandra P Simamora 111201111

Hal yang perlu diperhatikan adalah posisi orang pada saat bekerja

sehingga memberikan gerakan yang efektif dan efisien.

3. Komponen Mesin

Desain dari mesin merupakan faktor utama yang harus disesuaikan dengan

prinsip ergonomi.

4. Komponen Lingkungan Kerja Fisik

Hal yang perlu diperhatikan adalah apakah kondisi lingkungan fisik aman

dan nyaman.

Berkaitan dengan hal di atas, terdapat beberapa hal yang dapat

direkomendasikan untuk mengatasi masalah tersebut dengan cara:

1. Memikirkan dan menerapkan teknologi baru dalam mengolah Ubi kayu yang

berumur lebih dari 1 tahun, sehingga bahan baku tidak terbatas pada Ubi kayu

berumur setahun.

2. Menggunakan teknologi/mesin pengupas, sehingga waktu produksi dapat

dihemat dan hasil produksi lebih banyak.

3. Merubah Tata Letak Tempat Kerja

Tata letak tempat kerja merupakan salah satu faktor yang menentukan

lamanya waktu penyelesaian suatu pekerjaan. Penataan kembali suatu tata letak

tempat kerja diharapkan dapat menempatkan elemen sistem kerja pada tempat

yang tepat sehingga benar-benar dapat menghemat waktu penyelesaian.

4. Mengatur Kembali Gerakan-gerakan Kerja.

Gerakan kerja merupakan faktor yang menentukan waktu penyelesaian

suatu pekerjaan. Penataan kembali gerakan-gerakan yang dilakukan pekerja akan

sangat membantu meningkatkan efektivitas kerja dan mempengaruhi efisiensi

penggunaan tenaga.

5. Merancang Kembali Mesin dan Peralataan

Keadaan mesin dan peralatan seringkali perlu dirancang kembali untuk

meningkatkan efektivitas pekerja dan mesin. Misalnya untuk mengurangi waktu

mengangkut dan sekaligus menghemat tenaga pekerja, maka pekerjaan

memindahkan barang terutama barang berat yang tadinya menggunakan gerobak

dorong dapat menggunakan alat peluncur atau yang bertenaga motor. Dengan

8

Page 9: Chandra P Simamora 111201111

demikian selain diperoleh keuntungan seperti di atas, kapasitas pemindahan dapat

jauh lebih besar.

6. Menambah Pekerjaan bagi Sebuah Mesin atau sebaliknya, menambah Mesin

bagi

Seorang Pekerja.

Apabila ditemukan bahwa efektivitas pekerja yang menangani sebuah atau

beberapa mesin itu rendah, seperti pekerja banyak menganggur, sementara di

tempat lain banyak terdapat mesin yang menganggur, maka penambahan tugas

bagi pekerja tersebut mungkin dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi.

Sebaliknya jika terdapat pekerja yang terlampau sibuk dalam menangni tugasnya

sehingga tidak memungkinkan baginya untuk dapat melepas lelah dan melakukan

kepentingan pribadi lainnya, tentu hal ini pun akan merugikan, baik bagi

perusahaan atau pekerja itu sendiri. Pekerja akan cenderung lebih banyak

melakukan kesalahan, sehingga ini mungkin saja dapat mengakibatkan kerusakan

pada mesin atau menurunkan kualitas produksi. Dampak negatif yag dialami

pekerja, terutama yang dirasakan dalam jangka panjang akan mengakibatkan

menurunnya kondisi tubuh pekerja tersebut. Salah satu cara yang dapat dilakukan

adalah dengan penambahan pekerja sehingga keseimbangan antara pekerja dan

mesin dapat diperoleh.

PENUTUP

Usaha pembuatan keripik ini merupakan home industry yang

memproduksi keripik ubi dengan banyak varian rasa. Sistem produksi berdasarkan

make to order, yaitu memproduksi sesuai dengan pesanan pelanggan.

9

Page 10: Chandra P Simamora 111201111

UD Tiga Bawang memiliki struktur organisasi yang berbentuk fungsional.

Bentuk fungsional ditunjukkan dengan adanya pembagian tugas dan tanggung

jawab yang jelas pada masing-masing stasiun kerja. Masalah yang akan dihadapi

nantinya pada usaha ini meliputi masalah bahan baku, metode pengupasan, dan

layout. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut tidak terlalu

banyak. Sebaiknya dilakukan upaya untuk mengatasi masalah yang dihadapi

dalam proses produksi seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.

10