chapter 2- rmk fahmi alfian hasanuddin

8
CHAPTER 2 THE SCIENTIFIC APPROACH AND ALTERNATIVE APPROACHES TO INVESTIGATION Manajer seringkali menghadapi persoalan yang memerlukan pengambilan keputusan secara kritis. Keputusan manajer yang didasarkan pada hasil penelitian ilmiah cenderung efektif. Keputusan berdasarkan hasil dari studi ilmiah yang dilakukan dengan baik biasanya akan mendatangkan hasil yang diharapkan.Penelitian ilmiah berfokus pada pemecahan masalah dan mengikuti langkah demi langkah secara logis, terorganisasi, dan metode yang tepat untuk mengidentifikasi masalah, mengumpulkan data, menganalisisnya dan menarik kesimpulan yang valid dari hal tersebut. Olehnya itu, penelitian ilmiah tidak berdasarkan firasat, pengalaman, dan intuisi (meskipun hal tersebut mungkin berpengaruh dalam pengambilan keputusan akhir), tetapi pada tujuan yang jelas dan ketepatan. Karena dilakukan dengan tepat, penelitian ilmiah memungkinkan semua orang yang berkepentingan dalam penelitian dan mengetahui tentang persoalan yang sama atau mirip untuk sampai pada temuan yang bisa diperbandingkan ketika data dianalisis. Penelitian ilmiah juga membantu peneliti untuk menyatakan temuannya dengan akurat dan dapat dipercaya. Hal tersebut membantu berbagai organisasi lain untuk menerapkan solusi serupa apabila mereka menghadapi masalah yang sama. CIRI-CIRI PENELITIAN ILMIAH Ciri - ciri atau karakteristik utama penelitian ilmiah adalah sebagai berikut: 1. Tujuan Jelas Manajer memulai penelitian dengan sebuah maksud atau tujuan yang jelas. Fokus untuk meningkatkan komitmen karyawan terhadap organisasi, yang akan bermanfaat dalam FAHMI ALFIAN HASANUDDIN-A311 11 252

Upload: fahmi-alfian

Post on 30-Dec-2015

48 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

metod

TRANSCRIPT

Page 1: Chapter 2- Rmk Fahmi Alfian Hasanuddin

CHAPTER 2 THE SCIENTIFIC APPROACH AND ALTERNATIVE APPROACHES TO INVESTIGATION

Manajer seringkali menghadapi persoalan yang memerlukan pengambilan keputusan secara

kritis. Keputusan manajer yang didasarkan pada hasil penelitian ilmiah cenderung efektif.

Keputusan berdasarkan hasil dari studi ilmiah yang dilakukan dengan baik biasanya akan

mendatangkan hasil yang diharapkan.Penelitian ilmiah berfokus pada pemecahan masalah dan

mengikuti langkah demi langkah secara logis, terorganisasi, dan metode yang tepat untuk

mengidentifikasi masalah, mengumpulkan data, menganalisisnya dan menarik kesimpulan yang

valid dari hal tersebut.

Olehnya itu, penelitian ilmiah tidak berdasarkan firasat, pengalaman, dan intuisi (meskipun

hal tersebut mungkin berpengaruh dalam pengambilan keputusan akhir), tetapi pada tujuan yang

jelas dan ketepatan. Karena dilakukan dengan tepat, penelitian ilmiah memungkinkan semua orang

yang berkepentingan dalam penelitian dan mengetahui tentang persoalan yang sama atau mirip

untuk sampai pada temuan yang bisa diperbandingkan ketika data dianalisis.

Penelitian ilmiah juga membantu peneliti untuk menyatakan temuannya dengan akurat dan

dapat dipercaya. Hal tersebut membantu berbagai organisasi lain untuk menerapkan solusi serupa

apabila mereka menghadapi masalah yang sama.

CIRI-CIRI PENELITIAN ILMIAH

Ciri - ciri atau karakteristik utama penelitian ilmiah adalah sebagai berikut:

1. Tujuan Jelas

Manajer memulai penelitian dengan sebuah maksud atau tujuan yang jelas. Fokus

untuk meningkatkan komitmen karyawan terhadap organisasi, yang akan bermanfaat dalam

banyak jalan. Meningkatnya komitmen karyawan akan terwujud dalam bentuk berkurangnya

pergantian, absensi, dan mungkin menaikkan level kinerja yang secara keseluruhan tentu akan

menguntungkan terhadap organisasi. Penelitian harus berfokus pada kejelasan tujuan penelitian.

2. Ketepatan

Dasar teori yang baik dan desain metodologi yang tepat akan menambah ketepatan pada

sebuah studi untuk tujuan yang jelas. Ketepatan bermakna kehati– hatian, kecermatan,dan tingkat

ketelitian dalam investigasi penelitian.

Kesimpulan yang ditarik dari investigasi yang kurang mempunyai dasar teori yang baik dan

metodologi yang tepat akan tidak ilmiah. Ketepatan penelitian membutuhkan dasar teori yang baik

dan metodologi yang dipikirkan dengan cermat.Faktor – faktor tersebut memungkinkan peneliti

untuk mengumpulkan jenis informasi yang benar dari sampel yang tepat dengan tingkat bias

minimum, dan memfasilitasi analisis sesuai data yang diperoleh.

3. Dapat Diuji

Jika,setelah mewawancarai sekelompok karyawan organisasi secara acak dan mempelajari

penelitian sebelumnya yang dilakukan dalam hal komitmen organisasi, manajer atau peneliti

membuat hipotesis tertentu mengenai bagaimana cara meningkatkan komitmen karyawan, maka

FAHMI ALFIAN HASANUDDIN-A311 11 252

Page 2: Chapter 2- Rmk Fahmi Alfian Hasanuddin

CHAPTER 2 THE SCIENTIFIC APPROACH AND ALTERNATIVE APPROACHES TO INVESTIGATION

hal tersebut dapat diuji dengan menerapkan uji statistik tertentu pada data yang dikumpulkan untuk

tujuan tersebut.

4. Dapat Ditiru

Apabila manajer/peneliti yang berdasar pada hasil yang sudah dipelajari menyimpulkan

bahwa partisipasi dalam pengambilan keputusan merupakan salah satu faktor penting yang

mempengaruhi komitmen karyawan dalam organisasi. Maka temuan dan kesimpulan tersebut akan

lebih dipercaya jika temuan yang mirip muncul berdasarkan data yang dikumpulkan oleh organisasi

lain yang menggunakan metode yang sejenis. Dengan kata lain, hasil uji hipotesis tersebut harus

didukung secara berkelanjutan apabila jenis penelitian sejenis diulangi dalam keadaan lain yang

mirip. Bila hal tersebut terjadi (hasil ditiru atau terulang), maka akan diperoleh keyakinan tentang

keilmiahan penelitian yang dilakukan .

5. Ketelitian dan Keyakinan

Ketelitian didasarkan pada kedekatan temuan dengan “realitas” berdasarkan sebuah

sampel. Dengan kata lain,ketelitian mencerminkan tingkat keakuratan atau keyakinan hasil

berdasarkan sampel, sehubungan dengan yang benar-benar ada secara umum.

Keyakinan mengacu pada probabilitas ketepatan estimasi . Olehnya itu,tidak cukup hanya

teliti, tetapi juga penting bahwa harus ada keyakinan yang menegaskan bahwa 95% hasil

penelitian yang dilakukan benar dan 5% kemungkinan salah. Hal ini disebut tingkat keyakinan.

6. Objektivitas

Kesimpulan yang ditarik dari interpretasi hasil analisis data harus objektif berarti harus

didasarkan fakta – fakta dari temuan yang berasal dari data aktual dan bukan nilai – nilai subjektif

atau emosional . Semakin objektif perwujudan data, semakin ilmiah investigasi penelitian.

Meskipun manajer/peneliti dapat memulai dengan beberapa nilai subjektif awal dan kepercayaan,

interprestasi mereka terhadap data sebaiknya bebas dari nilai dan bias pribadi.

7. Dapat Digeneralisasi

Generalisasi didasarkan pada cakupan penerapan temuan penelitian dalam satu bentuk

organisasi ke bentuk organisasi lainnya. Semakin penerapan penelitian dapat digeneralisasi,

semakin besar kegunaan dan nilainya.

8. Hemat

Kesederhanaan dalam menjelaskan fenomena atau persoalan yang muncul dan dalam

menghasilkan solusi untuk setiap masalah, selalu lebih disukai untuk kerangka penelitian yang

kompleks yang meliputi sejumlah faktor yang tidak dapat dikendalikan.

Sifat hemat ini dapat dicapai dengan pemahaman yang baik tentang masalah dan faktor

penting lainnya yang mempengaruhi hal tersebut. Alasan dalam menggunakan metode ilmiah

adalah kesalahan hasil akan lebih sedikit dan keyakinan terhadap temuan akan lebih besar karena

ketepatan yang lebih tinggi dalam penerapan desain secara terperinci.

KETERBATASAN PENELITIAN ILMIAH DALAM BIDANG MANAJEMEN

FAHMI ALFIAN HASANUDDIN-A311 11 252

Page 3: Chapter 2- Rmk Fahmi Alfian Hasanuddin

CHAPTER 2 THE SCIENTIFIC APPROACH AND ALTERNATIVE APPROACHES TO INVESTIGATION

Dalam bidang manajemen dan keperilakuan, tidak mungkin melakukan investigasi yang

100% ilmiah secara terus-menerus, maksudnya bahwa tidak seperti dalam ilmu pasti, hasil yang

diperoleh tidak akan pasti dan bebas kesalahan. Hal ini terutama karena kesulitan yang dihadapi

dalam pengukuran dan pengumpulan data dalam bidang subjektif seperti perasaan, emosi, sikap,

dan persepsi.

METODE HIPOTESIS - DEDUKTIF

Metode hipotesis deduktif dipopulerkan oleh filsus Austria, Karl Popper, yang menyebut metode ini

adalah versi khusus dari metode ilmiah. Metode hipotesis deduktif meyediakan kegunaan,

pendekatan sistematik sebagai pemecahan masalah dasar dan manajerial. Metode ini meliputi

tujuh langkah, yaitu :

1. Mengidentifikasi secara menyeluruh bidang masalah

Penurunan penjualan, gangguan keberlangsungan produksi, hasil akuntansi yang tidak

benar, hasil investasi yang rendah, kenetralan karyawan dalam pekerjaan mereka, kepuasan

pelanggan, dan sejenisnya, bisa menarik perhatian manajer dan mengkatalisis proyek penelitian.

2. Mendefinisikan pernyataan masalah

Penelitian ilmiah dimulai dengan maksud atau tujuan tertentu. Untuk mencari solusi bagi

masalah yang teridentifikasi, pernyataan masalah yang menyangkut tujuan umum dari penelitian

harus dikembangkan.Mengumpulkan informasi awal tentang faktor-faktor yang kemungkinan

berhubungan dengan masalah akan membantu untuk mempersempit bidang masalah yang luas

dan untuk mendefinisikan pernyataan masalah.

3. Pengembangan hipotesis

Pada tahap ini,pengujian variabel memberikan kontribusi dan pengaruh dalam menjelaskan

mengapa masalah terjadi dan bagaimana hal tersebut dapat diselesaikan.Hipotesis ilmiah harus

memenuhi dua persyaratan.

a. Hipotesis harus bisa diuji.

b. Hipotesis juga harus bersifat falsifiable (pembuktian secara mendalam).

4. Penentuan pengukuran

Terkecuali variabel dalam kerangka teori yang diukur dalam suatu kesempatan,hipotesis tidak bisa

diuji.Untuk menguji hipotesis bahwa karyawan yang tidak responsif memengaruhi perpindahan

pelanggan, maka perlu diteliti ketidakpekaan dan kepuasan pelanggan.

5. Pengumpulan Data

Setelah menentukan bagaimana cara mengukur variable-variabel, respon data untuk

variable lain dibutuhkan untuk menghasilkan hipotesis.

6. Analisis Data

Dalam analisis data, data yang dikumpulkan dianalisis secara statistik untuk melihat

pembuktian hipotesis. Hipotesis lain dapat diuji dengan analisis statistik yang tepat. Analisis

kuantitatif dan kualitatif terhadap data dapat dilakukan pembuktian jika perkiraan tertentu sudah

FAHMI ALFIAN HASANUDDIN-A311 11 252

Page 4: Chapter 2- Rmk Fahmi Alfian Hasanuddin

CHAPTER 2 THE SCIENTIFIC APPROACH AND ALTERNATIVE APPROACHES TO INVESTIGATION

kuat kebenarannya. Data kualitatif mengacu pada informasi yang dikumpulkan dalam bentuk

naratif melalui wawancara dan pengamatan.

7. Penafsiran data

Harus diputuskan apakah hipotesis yang dibuat didukung atau tidak dengan

menginterpretasikan arti dari hasil analisis data.

BEBERAPA HAMBATAN DALAM MELAKUKAN PENELITIAN ILMIAH PADA AREA

MANAJEMEN

Di area perilaku dan manajemen, tidak akan mungkin selalu melakukan investigasi yang

100% ilmiah, dalam arti bahwa, tidak seperti karya ilmiah umumnya, hasil yang diperoleh tidak

akan tepat dan bebas dari kesalahan. Masalah ini terjadi setiap kali kita mencoba untuk mengukur

suatu konstruk yang abstak dan subjektif. Kesulitan juga mungkin ditemui dalam memperoleh

sampel yang representatif, membatasi generalisasi temuan.

PENDEKATAN ALTERNATIF UNTUK PENELITIAN

ketidaksepakatan tentang hakikat pengetahuan atau bagaimana kita bisa tahu, memiliki cerita

panjang dan tidak terbatas pada penelitian dalam bisnis. Secara singkat kita akan membahas

perspektif terpenting untuk peneletian kontemporer di dunia bisnis. Ada empat perspektif yakni,

positivism, constructionism, critical realism, and, pragmatism.

Positivism

Menurut pandangan positivist, ilmu pengetahuan dan penelitian ilmiah adalah jalan untuk

memperoleh kebenaran, positivist percaya bahwa ada kebenaran yang objektif di luar sana, untuk

mengerti dengan cukup baik seharusnya kita dapat memprediksi dan mengontrol nya. Untuk

positivist, dunia ini digerakkan oleh hubungan sebab akibat, sehingga kita dapat membedakannya

jika kita menggunakan pendekatan ilmiah.

Constructionism

Constructionism mengkritik kepercayaan positivist yang menyatakan bahwa ada kebenaran yang

objektif. Constructionism memiliki pandangan yang berbeda, yaitu dunia ini sejatinya dibangun oleh

sebuah jiwa. Karena alasan ini , contructionist tidak mencari suatu kebenaran yang ojektif.

Critical realism

Critical realism, mengkombinasikan kepercayaan terhadap realita eksternal ( kebenaran objektif )

dengan klaim penolakan bahwa realita eksternal ini di dapat diukur secara objektif ; observasi akan

selalu diinterpretasikan secara subjetif. Mereka berpendapat bahwa kita membutuhkan untuk

FAHMI ALFIAN HASANUDDIN-A311 11 252

Page 5: Chapter 2- Rmk Fahmi Alfian Hasanuddin

CHAPTER 2 THE SCIENTIFIC APPROACH AND ALTERNATIVE APPROACHES TO INVESTIGATION

menggunakan triangulation di beberapa metode, observasi, dan peniliti yang cacat dan salah untuk

mendapatkan ide yang lebih baik terhadap apa yang terjadi di sekitar kita.

Pragmatism

Pragmatism tidak bebicara spesifik mengenai apa penelitian yang baik. Mereka merasa bahwa

penelitian pada kedua tujuan, gejala yang tampak, dan makna subjektif dapat menghasilkan ilmu

yang bermanfaat, tergantung pada pertanyaan penelitian.Fokus dari pragmatism adalah pada

praktis, penelitian terapan di mana sudut pandang yang berbeda pada penelitian dan subjek yang

diteliti dapat menyelesaikan masalah bisnis. Pragmatism menggambarkan penelitian sebagai suatu

proses dimana konsep dan artinya adalah generalisasi dari perbuatan dan pengalaman lalu, dan

interaksi yang kita punya dengan lingkungan kita.

FAHMI ALFIAN HASANUDDIN-A311 11 252