chapter 2- rmk fahmi alfian hasanuddin
DESCRIPTION
metodTRANSCRIPT
CHAPTER 2 THE SCIENTIFIC APPROACH AND ALTERNATIVE APPROACHES TO INVESTIGATION
Manajer seringkali menghadapi persoalan yang memerlukan pengambilan keputusan secara
kritis. Keputusan manajer yang didasarkan pada hasil penelitian ilmiah cenderung efektif.
Keputusan berdasarkan hasil dari studi ilmiah yang dilakukan dengan baik biasanya akan
mendatangkan hasil yang diharapkan.Penelitian ilmiah berfokus pada pemecahan masalah dan
mengikuti langkah demi langkah secara logis, terorganisasi, dan metode yang tepat untuk
mengidentifikasi masalah, mengumpulkan data, menganalisisnya dan menarik kesimpulan yang
valid dari hal tersebut.
Olehnya itu, penelitian ilmiah tidak berdasarkan firasat, pengalaman, dan intuisi (meskipun
hal tersebut mungkin berpengaruh dalam pengambilan keputusan akhir), tetapi pada tujuan yang
jelas dan ketepatan. Karena dilakukan dengan tepat, penelitian ilmiah memungkinkan semua orang
yang berkepentingan dalam penelitian dan mengetahui tentang persoalan yang sama atau mirip
untuk sampai pada temuan yang bisa diperbandingkan ketika data dianalisis.
Penelitian ilmiah juga membantu peneliti untuk menyatakan temuannya dengan akurat dan
dapat dipercaya. Hal tersebut membantu berbagai organisasi lain untuk menerapkan solusi serupa
apabila mereka menghadapi masalah yang sama.
CIRI-CIRI PENELITIAN ILMIAH
Ciri - ciri atau karakteristik utama penelitian ilmiah adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Jelas
Manajer memulai penelitian dengan sebuah maksud atau tujuan yang jelas. Fokus
untuk meningkatkan komitmen karyawan terhadap organisasi, yang akan bermanfaat dalam
banyak jalan. Meningkatnya komitmen karyawan akan terwujud dalam bentuk berkurangnya
pergantian, absensi, dan mungkin menaikkan level kinerja yang secara keseluruhan tentu akan
menguntungkan terhadap organisasi. Penelitian harus berfokus pada kejelasan tujuan penelitian.
2. Ketepatan
Dasar teori yang baik dan desain metodologi yang tepat akan menambah ketepatan pada
sebuah studi untuk tujuan yang jelas. Ketepatan bermakna kehati– hatian, kecermatan,dan tingkat
ketelitian dalam investigasi penelitian.
Kesimpulan yang ditarik dari investigasi yang kurang mempunyai dasar teori yang baik dan
metodologi yang tepat akan tidak ilmiah. Ketepatan penelitian membutuhkan dasar teori yang baik
dan metodologi yang dipikirkan dengan cermat.Faktor – faktor tersebut memungkinkan peneliti
untuk mengumpulkan jenis informasi yang benar dari sampel yang tepat dengan tingkat bias
minimum, dan memfasilitasi analisis sesuai data yang diperoleh.
3. Dapat Diuji
Jika,setelah mewawancarai sekelompok karyawan organisasi secara acak dan mempelajari
penelitian sebelumnya yang dilakukan dalam hal komitmen organisasi, manajer atau peneliti
membuat hipotesis tertentu mengenai bagaimana cara meningkatkan komitmen karyawan, maka
FAHMI ALFIAN HASANUDDIN-A311 11 252
CHAPTER 2 THE SCIENTIFIC APPROACH AND ALTERNATIVE APPROACHES TO INVESTIGATION
hal tersebut dapat diuji dengan menerapkan uji statistik tertentu pada data yang dikumpulkan untuk
tujuan tersebut.
4. Dapat Ditiru
Apabila manajer/peneliti yang berdasar pada hasil yang sudah dipelajari menyimpulkan
bahwa partisipasi dalam pengambilan keputusan merupakan salah satu faktor penting yang
mempengaruhi komitmen karyawan dalam organisasi. Maka temuan dan kesimpulan tersebut akan
lebih dipercaya jika temuan yang mirip muncul berdasarkan data yang dikumpulkan oleh organisasi
lain yang menggunakan metode yang sejenis. Dengan kata lain, hasil uji hipotesis tersebut harus
didukung secara berkelanjutan apabila jenis penelitian sejenis diulangi dalam keadaan lain yang
mirip. Bila hal tersebut terjadi (hasil ditiru atau terulang), maka akan diperoleh keyakinan tentang
keilmiahan penelitian yang dilakukan .
5. Ketelitian dan Keyakinan
Ketelitian didasarkan pada kedekatan temuan dengan “realitas” berdasarkan sebuah
sampel. Dengan kata lain,ketelitian mencerminkan tingkat keakuratan atau keyakinan hasil
berdasarkan sampel, sehubungan dengan yang benar-benar ada secara umum.
Keyakinan mengacu pada probabilitas ketepatan estimasi . Olehnya itu,tidak cukup hanya
teliti, tetapi juga penting bahwa harus ada keyakinan yang menegaskan bahwa 95% hasil
penelitian yang dilakukan benar dan 5% kemungkinan salah. Hal ini disebut tingkat keyakinan.
6. Objektivitas
Kesimpulan yang ditarik dari interpretasi hasil analisis data harus objektif berarti harus
didasarkan fakta – fakta dari temuan yang berasal dari data aktual dan bukan nilai – nilai subjektif
atau emosional . Semakin objektif perwujudan data, semakin ilmiah investigasi penelitian.
Meskipun manajer/peneliti dapat memulai dengan beberapa nilai subjektif awal dan kepercayaan,
interprestasi mereka terhadap data sebaiknya bebas dari nilai dan bias pribadi.
7. Dapat Digeneralisasi
Generalisasi didasarkan pada cakupan penerapan temuan penelitian dalam satu bentuk
organisasi ke bentuk organisasi lainnya. Semakin penerapan penelitian dapat digeneralisasi,
semakin besar kegunaan dan nilainya.
8. Hemat
Kesederhanaan dalam menjelaskan fenomena atau persoalan yang muncul dan dalam
menghasilkan solusi untuk setiap masalah, selalu lebih disukai untuk kerangka penelitian yang
kompleks yang meliputi sejumlah faktor yang tidak dapat dikendalikan.
Sifat hemat ini dapat dicapai dengan pemahaman yang baik tentang masalah dan faktor
penting lainnya yang mempengaruhi hal tersebut. Alasan dalam menggunakan metode ilmiah
adalah kesalahan hasil akan lebih sedikit dan keyakinan terhadap temuan akan lebih besar karena
ketepatan yang lebih tinggi dalam penerapan desain secara terperinci.
KETERBATASAN PENELITIAN ILMIAH DALAM BIDANG MANAJEMEN
FAHMI ALFIAN HASANUDDIN-A311 11 252
CHAPTER 2 THE SCIENTIFIC APPROACH AND ALTERNATIVE APPROACHES TO INVESTIGATION
Dalam bidang manajemen dan keperilakuan, tidak mungkin melakukan investigasi yang
100% ilmiah secara terus-menerus, maksudnya bahwa tidak seperti dalam ilmu pasti, hasil yang
diperoleh tidak akan pasti dan bebas kesalahan. Hal ini terutama karena kesulitan yang dihadapi
dalam pengukuran dan pengumpulan data dalam bidang subjektif seperti perasaan, emosi, sikap,
dan persepsi.
METODE HIPOTESIS - DEDUKTIF
Metode hipotesis deduktif dipopulerkan oleh filsus Austria, Karl Popper, yang menyebut metode ini
adalah versi khusus dari metode ilmiah. Metode hipotesis deduktif meyediakan kegunaan,
pendekatan sistematik sebagai pemecahan masalah dasar dan manajerial. Metode ini meliputi
tujuh langkah, yaitu :
1. Mengidentifikasi secara menyeluruh bidang masalah
Penurunan penjualan, gangguan keberlangsungan produksi, hasil akuntansi yang tidak
benar, hasil investasi yang rendah, kenetralan karyawan dalam pekerjaan mereka, kepuasan
pelanggan, dan sejenisnya, bisa menarik perhatian manajer dan mengkatalisis proyek penelitian.
2. Mendefinisikan pernyataan masalah
Penelitian ilmiah dimulai dengan maksud atau tujuan tertentu. Untuk mencari solusi bagi
masalah yang teridentifikasi, pernyataan masalah yang menyangkut tujuan umum dari penelitian
harus dikembangkan.Mengumpulkan informasi awal tentang faktor-faktor yang kemungkinan
berhubungan dengan masalah akan membantu untuk mempersempit bidang masalah yang luas
dan untuk mendefinisikan pernyataan masalah.
3. Pengembangan hipotesis
Pada tahap ini,pengujian variabel memberikan kontribusi dan pengaruh dalam menjelaskan
mengapa masalah terjadi dan bagaimana hal tersebut dapat diselesaikan.Hipotesis ilmiah harus
memenuhi dua persyaratan.
a. Hipotesis harus bisa diuji.
b. Hipotesis juga harus bersifat falsifiable (pembuktian secara mendalam).
4. Penentuan pengukuran
Terkecuali variabel dalam kerangka teori yang diukur dalam suatu kesempatan,hipotesis tidak bisa
diuji.Untuk menguji hipotesis bahwa karyawan yang tidak responsif memengaruhi perpindahan
pelanggan, maka perlu diteliti ketidakpekaan dan kepuasan pelanggan.
5. Pengumpulan Data
Setelah menentukan bagaimana cara mengukur variable-variabel, respon data untuk
variable lain dibutuhkan untuk menghasilkan hipotesis.
6. Analisis Data
Dalam analisis data, data yang dikumpulkan dianalisis secara statistik untuk melihat
pembuktian hipotesis. Hipotesis lain dapat diuji dengan analisis statistik yang tepat. Analisis
kuantitatif dan kualitatif terhadap data dapat dilakukan pembuktian jika perkiraan tertentu sudah
FAHMI ALFIAN HASANUDDIN-A311 11 252
CHAPTER 2 THE SCIENTIFIC APPROACH AND ALTERNATIVE APPROACHES TO INVESTIGATION
kuat kebenarannya. Data kualitatif mengacu pada informasi yang dikumpulkan dalam bentuk
naratif melalui wawancara dan pengamatan.
7. Penafsiran data
Harus diputuskan apakah hipotesis yang dibuat didukung atau tidak dengan
menginterpretasikan arti dari hasil analisis data.
BEBERAPA HAMBATAN DALAM MELAKUKAN PENELITIAN ILMIAH PADA AREA
MANAJEMEN
Di area perilaku dan manajemen, tidak akan mungkin selalu melakukan investigasi yang
100% ilmiah, dalam arti bahwa, tidak seperti karya ilmiah umumnya, hasil yang diperoleh tidak
akan tepat dan bebas dari kesalahan. Masalah ini terjadi setiap kali kita mencoba untuk mengukur
suatu konstruk yang abstak dan subjektif. Kesulitan juga mungkin ditemui dalam memperoleh
sampel yang representatif, membatasi generalisasi temuan.
PENDEKATAN ALTERNATIF UNTUK PENELITIAN
ketidaksepakatan tentang hakikat pengetahuan atau bagaimana kita bisa tahu, memiliki cerita
panjang dan tidak terbatas pada penelitian dalam bisnis. Secara singkat kita akan membahas
perspektif terpenting untuk peneletian kontemporer di dunia bisnis. Ada empat perspektif yakni,
positivism, constructionism, critical realism, and, pragmatism.
Positivism
Menurut pandangan positivist, ilmu pengetahuan dan penelitian ilmiah adalah jalan untuk
memperoleh kebenaran, positivist percaya bahwa ada kebenaran yang objektif di luar sana, untuk
mengerti dengan cukup baik seharusnya kita dapat memprediksi dan mengontrol nya. Untuk
positivist, dunia ini digerakkan oleh hubungan sebab akibat, sehingga kita dapat membedakannya
jika kita menggunakan pendekatan ilmiah.
Constructionism
Constructionism mengkritik kepercayaan positivist yang menyatakan bahwa ada kebenaran yang
objektif. Constructionism memiliki pandangan yang berbeda, yaitu dunia ini sejatinya dibangun oleh
sebuah jiwa. Karena alasan ini , contructionist tidak mencari suatu kebenaran yang ojektif.
Critical realism
Critical realism, mengkombinasikan kepercayaan terhadap realita eksternal ( kebenaran objektif )
dengan klaim penolakan bahwa realita eksternal ini di dapat diukur secara objektif ; observasi akan
selalu diinterpretasikan secara subjetif. Mereka berpendapat bahwa kita membutuhkan untuk
FAHMI ALFIAN HASANUDDIN-A311 11 252
CHAPTER 2 THE SCIENTIFIC APPROACH AND ALTERNATIVE APPROACHES TO INVESTIGATION
menggunakan triangulation di beberapa metode, observasi, dan peniliti yang cacat dan salah untuk
mendapatkan ide yang lebih baik terhadap apa yang terjadi di sekitar kita.
Pragmatism
Pragmatism tidak bebicara spesifik mengenai apa penelitian yang baik. Mereka merasa bahwa
penelitian pada kedua tujuan, gejala yang tampak, dan makna subjektif dapat menghasilkan ilmu
yang bermanfaat, tergantung pada pertanyaan penelitian.Fokus dari pragmatism adalah pada
praktis, penelitian terapan di mana sudut pandang yang berbeda pada penelitian dan subjek yang
diteliti dapat menyelesaikan masalah bisnis. Pragmatism menggambarkan penelitian sebagai suatu
proses dimana konsep dan artinya adalah generalisasi dari perbuatan dan pengalaman lalu, dan
interaksi yang kita punya dengan lingkungan kita.
FAHMI ALFIAN HASANUDDIN-A311 11 252