chapter ii 1

30
BAB II LANDASAN TEORI A. OTAK Pembahasan tentang otak bisa dibagi menjadi menjadi tiga wilayah utama, yaitu otak depan, otak tengah dan otak belakang. 1. Otak depan Otak depan adalah struktur wilayah otak yang terletak di bagian atas dan depan otak. Terdiri atas kulit otak, ganglia basalis, sistem limbik, thalamus, dan hipotalamus. Bagian pertama dari otak depan adalah kulit otak. Kulit otak adalah lapisan terluar hemisfer otak yang memainkan peran vital di dalam proses-proses berpikir dan mental kita. Oleh Karena itu, kulit otak merupakan wilayah otak yang istimewa. Bagian kedua dari otak depan adalah ganglia basalis. Ganglia basalis adalah tempat berkumpulnya neuron-neuron yang krusial bagi fungsi motorik. Disfungsi pada ganglia basalis dapat menyebabkan ketidakmampuan mengendalikan fungsi motorik tubuh. Ketidakmampuan ini mencakup gemetaran, gerakan-gerakan yang tidak dikehendaki, perubahan-perubahan di dalam postur tubuh dan sifat-sifat otot, dan kelambanan bergerak. Bagian ketiga dari otak depan adalah sistem limbik. Sistem limbik sangat penting bagi emosi, motivasi, memori, dan pembelajaran. Sistem limbik mampu membuat manusia mampu beradaptasi dengan baik untuk merespon lingkungan yang berubah. Sistem limbik memadukan tiga unsur Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Upload: lydia-rahmadani

Post on 30-Dec-2015

15 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

from others

TRANSCRIPT

Page 1: Chapter II 1

BAB II

LANDASAN TEORI

A. OTAK

Pembahasan tentang otak bisa dibagi menjadi menjadi tiga wilayah

utama, yaitu otak depan, otak tengah dan otak belakang.

1. Otak depan

Otak depan adalah struktur wilayah otak yang terletak di bagian atas

dan depan otak. Terdiri atas kulit otak, ganglia basalis, sistem limbik,

thalamus, dan hipotalamus. Bagian pertama dari otak depan adalah kulit

otak. Kulit otak adalah lapisan terluar hemisfer otak yang memainkan peran

vital di dalam proses-proses berpikir dan mental kita. Oleh Karena itu, kulit

otak merupakan wilayah otak yang istimewa.

Bagian kedua dari otak depan adalah ganglia basalis. Ganglia basalis

adalah tempat berkumpulnya neuron-neuron yang krusial bagi fungsi

motorik. Disfungsi pada ganglia basalis dapat menyebabkan

ketidakmampuan mengendalikan fungsi motorik tubuh. Ketidakmampuan

ini mencakup gemetaran, gerakan-gerakan yang tidak dikehendaki,

perubahan-perubahan di dalam postur tubuh dan sifat-sifat otot, dan

kelambanan bergerak.

Bagian ketiga dari otak depan adalah sistem limbik. Sistem limbik

sangat penting bagi emosi, motivasi, memori, dan pembelajaran. Sistem

limbik mampu membuat manusia mampu beradaptasi dengan baik untuk

merespon lingkungan yang berubah. Sistem limbik memadukan tiga unsur

Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara

Page 2: Chapter II 1

serebral yang saling berkaitan, yaitu amigdala, septum dan hippocampus.

Amigdala memainkan peran yang penting dalam emosi, khususnya

kemarahan dan agresi (Adolphs, dalam Sternberg 2006). Septum

memainkan peran penting dalam emosi, khususnya kemarahan dan rasa

takut. Hipokampus memainkan peran yang esensial dalam membentuk

memori (Cohen, dkk dalam Sternberg 2006). Individu yang telah mengalami

kerusakan pada hipokampus masih dapat memanggil kembali informasi

yang telah ada sebelumnya tetapi mereka tidak dapat membentuk ingatan

yang baru.

Bagian ke empat dari otak depan adalah thalamus. Thalamus

menyampaikan informasi sensorik lewat kelompok-kelompok neuron yang

disalurkan ke wilayah korteks yang tepat. Kebanyakan input data sensorik

ke dalam otak berjalan lewat thalamus ini. Bertempat kira-kira di pusat otak,

kurang lebih sejajar dengan mata. Untuk mengakomodasi semua tipe

informasi yang berbeda yang perlu dipilah-pilah thalamus dibagi menjadi

sejumlah nucleus (sekelompok neuron dengan fungsi yang sama). Setiap

nukleus menerima informasi dari indera tertentu. Informasi kemudian

diteruskan ke wilayah-wilayah yang berkaitan dengannya di dalam kulit

otak. Thalamus juga membantu kita mengontrol tidur dan terjaga. Ketika

thalamus mengalami malfungsi hasilnya adalah rasa sakit, gemetaran,

amnesia, kekacauan berbahasa, dan perasaan tegang sewaktu terjaga dan

tidur (Rockland, dkk dalam Sternberg 2006).

Bagian terakhir dari otak depan adalah hipotalamus. Hipotalamus

mengatur perilaku yang terkait dengan upaya spesies mempertahankan

Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara

Page 3: Chapter II 1

kelangsungan hidup: berkelahi, makan, melarikan diri, dan kawin.

Hipotalamus juga aktif dalam mengatur emosi-emosi dan reaksi-reaksi

terhadap tekanan dan rasa stress (Malsbury, dalam Sternberg 2006).

Hipotalamus berinteraksi dengan sistem limbik. Meskipun ukurannya kecil,

namun hipotalamus justru penting untuk mengontrol banyak fungsi tubuh.

2. Otak tengah

Otak tengah membantu mengontrol gerakan mata dan koordinasi.

Struktur otak tengah terdiri dari kolikuli superioris yang berfungsi dalam hal

penglihatan (khususnya reflex-refleks visual), kolikuli inferioris yang

terlibat di dalam hal pendengaran, sistem pengaktif retikularis (RAS; meluas

sampai otak belakang) yang penting untuk mengontrol kesadaran (terjaga

dari tidur), atensi, fungsi kardiorespiratoris, dan gerakan tubuh, dan materi

abu-abu, nucleus merah, nigra substantia, wilayah ventralis mempunyai

peranan penting untuk mengontrol gerakan tubuh.

3. Otak belakang

Otak belakang terdiri dari medulla oblongata, pons, dan serebelum.

Medulla berfungsi sebagai titik persimpangan tempat saraf mengarah silang

dari satu sisi tubuh ke sisi otak sebaliknya, terlibat di dalam fungsi-fungsi

seperti kardiorespiratoris, pencernaan dan menelan. Pons terlibat di dalam

kesadaran (tidur dan terjaga); menjembatani transmisi neuron dari satu

bagian otak ke bagian lain; terlibat dengan urat-urat saraf di wajah.

Serebelum merupakan esensial bagi keseimbangan, koordinasi dan

keharmonisan gerak otot.

Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara

Page 4: Chapter II 1

B. MEMORI

1. Definisi Memori

Memori merupakan tempat penyimpanan informasi dari lingkungan

dengan kapasitas yang tidak terbatas. Tulving & Craik (dalam Sternberg,

2008) mendefinisikan memori sebagai cara-cara yang dengannya kita

mempertahankan dan menarik pengalaman-pengalaman dari masa lalu

untuk digunakan saat ini.

Passer dan Smith (2007) menyatakan bahwa memori merupakan suatu

proses yang meliputi perekaman, penyimpanan, dan pemanggilan informasi

atau pengalaman. Memori bersifat sangat kompleks dan dinamis. Matlin

(2005) mendefiniskan memori sebagai proses untuk mempertrahankan

informasi. Galotti mendefinisikan memori sebagai suatu proses kognitif

yang terdiri atas serangkaian proses, yakni : penyimpanan (storage), retensi,

dan pengumpulan informasi (information gathering). Sebagai sebuah

proses, memori menunjukkan suatu mekanisme dinamik yang diasosiasikan

dengan penyimpanan (storing), pengambilan (retaining), dan pemanggilan

kembali (retrieving) informasi mengenai pengalaman yang lalu (Bjorklund,

Schneider, & Hernandez Blasi, 2003; Crowder, 1976, dalam Sternberg

2006)

Santrock (2004) mendefiniskan memori sebagai tempat penyimpanan

informasi dari waktu ke waktu. Psikolog di bidang pendidikan menyatakan

proses memori meliputi proses pengkodean yang merupakan proses

mendapatkan informasi, penyimpanan sebagai proses penyimpanan

Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara

Page 5: Chapter II 1

informasi dari waktu ke waktu dan pemanggilan kembali informasi yang

merupakan proses pegeluaran informasi dari tempat penyimpanan.

Dari beberapa definisi memori, dapat ditarik kesimpulan bahwa

memori adalah kemampuan mengingat yang meliputi perekaman,

penyimpanan, dan pemanggilan informasi dari masa lalu yang dapat

digunakan kembali pada masa sekarang.

2. Jenis Memori

Matlin (2005) menyatakan bahwa dalam psikologi kognitif, memori

disimpan dalam tiga penyimpanan, yaitu:

a) The sensory memory

Sensory memory merupakan sistem penyimpanan yang besar,

merekam informasi yang diterima dari setiap indera. Sensory memory

menyimpan informasi yang asli hanya untuk waktu yang singkat. Ada

dua bentuk sensory memory, yakni iconic memory (penglihatan), dan

echonic memory (pendengaran).

b) Short-term memory

Short-term memory merupakan jenis memori yang hanya berisikan

sebagian kecil informasi yang kita gunakan. Short-term memory

hanya dapat mempertahankan informasi selama tigapuluh detik,

kecuali informasi tersebut diulang-ulang atau di proses lebih jauh,

akan bertahan lama. Short-term memory lebih terbatas kapasitasnya

daripada sensory memory, tetapi bisa bertahan lebih lama. Short-term

Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara

Page 6: Chapter II 1

memory terbatas jumlah aitem yang dapat disimpan, yaitu kira-kira 7

aitem, dan dapat meningkat kapasitasnya dengan cara chunking.

c) Long-term memory

Long-term memory merupakan memori dengan kapasitas lebih besar

yang bersifat permanen dan tidak mudah dilupakan. Long-term

memory merupakan tahapan ketiga dari memori yang meliputi proses

penyimpanan informasi dalam waktu yang lama (Lahey, 2003).

Informasi yang dapat disimpan di dalam Long-term memory tidak

terbatas jumlahnya.

3. Pemrosesan Informasi dalam Memori

Ada tiga proses pengolahan informasi yang dilakukan di dalam

memori menurut Sternberg, 2006, yaitu:

a) Encoding

Tahap pertama dalam pemrosesan informasi adalah encoding.

Encoding merupakan proses yang bertujuan untuk mengubah

informasi sehingga individu dapat menempatkannya di dalam

memori. Individu mengubah informasi ke dalam bentuk psikologis

yang dapat diterima mental. Biasanya kode yang digunakan adalah

kode semantik, visual, dan akustik. Kode semantic didasarkan pada

makna dan merupakan kode yang dominan di dalam memori jangka

panjang (long term memory). Kode akustik didasarkan pada bahasa

dan merupakan kode memori yang dominan dalam memori jangka

pendek (short term memory). Materi yang ada di dalam kode akustik

Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara

Page 7: Chapter II 1

biasanya terdiri dari urutan huruf, angka, ataupun kata-kata yang

tidak bermakna. Sedangkan kode visual diwakili oleh gambar.

b) Penyimpanan (storage)

Pemrosesan yang kedua adalah penyimpanan yang berfungsi untuk

mempertahankan informasi.

c) Pemanggilan (retrieval)

Pemrosesan yang ke tiga adalah pemanggilan. Pemanggilan adalah

proses mengakses kembali informasi yang telah disimpan. Menurut

Hunt & Ellis (2004) proses pemanggilan ada dua, yaitu: recall dan

recognition.

4. Tahapan Memori

Atkinson dan Shiffrin (dalam Sternberg, 2006) memperkenalkan

model tradisional dari memori yang terdiri dari tiga tahap, yaitu

sensory register, memori jangka pendek, dan memori jangka panjang.

Tahapan Memori

Gambar 1: Model Tahapan Memori dari Atkinson dan Shiffrin

Memori jangka pendek Pengulangan Coding pemanggilan

Memori jangka panjang (tempat penyimpanan permanen)

Sensory register

Visual auditori sentuhan

Input dari lingkungan

Respon

Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara

Page 8: Chapter II 1

Gambar diatas menjelaskan bahwa informasi dari luar pertama kali

masuk ke Sensory register. Sensory register merupakan tahap pertama dari

memori yang berfungsi untuk menangkap semua pengalaman sensori

(berupa visual, dan sentuhan) hingga akhirnya diproses. Proses encoding

pada sensory register berlangsung pada saat informasi diubah dalam bentuk

impuls-impuls yang dapat diproses otak. Bagi proses penyimpanan,

informasi yang berada dalam sensory register tidak bertahan lama hanya

sepersekian detik (Lahey, 2003).

Sejumlah informasi yang telah diseleksi dari sensory register akan

dikirim ke tahap selanjutnya, yaitu memori jangka pendek. Ingatan jangka

pendek merupakan tempat penyimpanan sementara bagi informasi yang

masuk. Ingatan jangka pendek disebut juga Working memory karena

informasi yang disimpan hanya dipertahankan selama informasi masih

diperlukan. Pada umumnya, dengan memberi perhatian yang cukup terhadap

informasi, maka informasi tersebut akan segera dikirim ke memori jangka

pendek. Proses encoding pada memori jangka pendek terjadi saat informasi

dan sensory register diubah ke dalam bentuk yang dapat diproses lebih

lanjut. Coding merupakan bentuk informasi yang disimpan dalam memori.

Coding yang dominan di dalam memori jangka pendek adalah kode akustik

(Lahey, 2003).

Informasi yang ada di dalam memori jangka pendek akan segera

hilang jika tidak segera dilakukan pengulangan (Reed, 2004). Ada empat

teori yang dapat menjelaskan tentang lupa, yaitu:

a) Interference theory

Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara

Page 9: Chapter II 1

Interference theory menyatakan bahwa lupa terjadi karena adanya

informasi yang mengganggu informasi yang telah ada di dalam

memori (Peterson & Peterson, dalam Reed, 2004). Biasanya karena

informasi yang lain tersebut mirip dengan informasi yang diingat oleh

individu (Lahey, 2003). Wickens dkk (dalam Lahey, 2003)

menyatakan ada dua hal yang berhubungan dengan teori ini, yaitu

proactive dan retroactive interference. Proactive interference adalah

gangguan yang terjadi akibat memori yang telah ada sebelumnya.

Sementara retroative interference adalah gangguan yang terjadi akibat

memori yang baru masuk. Gangguan ini tidak hanya terjadi pada

memori jangka panjang tetapi juga pada memori jangka pendek.

b) Decay Theory

Decay theory menyatakan bahwa memori yang tidak digunakan akan

berangsur-angsur hilang seiring berjalannya waktu (Lahey, 2003).

Teori ini ditentang oleh beberapa psikolog dengan menyatakan bahwa

lupa yang disebabkan oleh waktu hanya terjadi pada sensory register

dan memori jangka pendek sementara informasi dalam memori jangka

panjang bersifat permanen (White dalam Lahey, 2003).

c) Reconstruction (Schema) Theory

Reconstruction (Schema) Theory adalah teori yang menyatakan bahwa

informasi yang ada di dalam memori jangka bahpanjang kadang-

kadang berubah menjadi lebih konsisten dengan kepercayaan,

pengetahuan, dan pengharapan individu (Bartlett dalam Lahey, 2003).

Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara

Page 10: Chapter II 1

Skema adalah jaringan-jaringan yang terdiri dari kepercayaan,

pengetahuan, dan pengharapan seseorang.

d) Motivated Forgetting atau persepsi

Motivated forgetting menjelaskan bahwa seseorang berusaha

melupakan informasi yang menyedihkan dan mengancam dirinya

(Freud dalam Lahey, 2003).

Galotti (2004) mengemukakan model kerja dari memori jangka

pendek yang terdiri dari tiga komponen, yaitu:

a) Phonological loop yang berfungsi untuk mempertahankan dan

memanipulasi informasi bahasa. Phonological loop terdiri dari dua

komponen, yaitu phonological yang berfungsi untu menyimpan

informasi verbal dan mekanisme pengulangan yang berfungsi

mempertahankan informasi agar tetap aktif.

b) Visuospatial sketchpad yang berfungsi untuk mempertahankan dan

memanipulasi informasi visual dan spasial.

c) Central executive yang berfungsi untuk memilih informasi yang akan

diproses dan menggabungkan informasi.

Memori jangka panjang merupakan tahapan ketiga dari memori yang

meliputi proses penyimpanan informasi dalam waktu yang lama (Lahey,

2003). Informasi yang dapat disimpan di dalam memori jangka panjang

tidak terbatas jumlahnya. Memori jangka panjang disebut juga sebagai

perpustakaan bagi manusia. Informasi yang ada harus diorganisasikan agar

memudahkan proses pencarian, yaitu dengan menggunakan indeks. Proses

Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara

Page 11: Chapter II 1

encoding pada memori jangka panjang terjadi pada saat informasi dari

memori jangka pendek diubah dalam bentuk makna. Informasi yang telah

dipanggil dari memori jangka panjang akan masuk kembali ke memori

jangka pendek sehingga muncullah respon (Lahey, 2003; Passer & Smith,

2007).

5. Faktor-faktor yang dapat Mempengaruhi Memori

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan mengingat

individu, antara lain:

1. Emosi dan Mood (suasana hati)

Emosi dikenal memainkan peran yang penting dalam memori, kadang-

kadang dapat menghambat memori dan kadang-kadang dapat mengubahnya.

Banyak individu yang merasa panik dalam menghadapi ujian dan mengeluh

bahwa walaupun sudah belajar keras, saat kertas ujian dibagikan, individu

merasa “pikiran saya kosong” (Sprinthall & Sprinthall, 1990).

Selain emosi, mood atau suasana hati juga dapat mempengaruhi proses

kognitif individu (Matlin, 2005).

Ada 3 cara baik emosi dan mood dapat mempengaruhi memori individu,

yakni:

a. Individu lebih menyenangi stimulus yang menyenangkan.

b. Individu merecall material jika sesuai dengan emosi yang dirasakannya

pada saat itu.

c. Individu lebih efisien dan lebih akurat dalam mengulang aitem-aitem

yang menyenangkan

Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara

Page 12: Chapter II 1

Dibawah ini dapat menjelaskan bagaimana memori dipengaruhi oleh mood,

yaitu:

1. Mood congruent

Mood congruent memory artinya materi yang sama akan lebih diingat

jika disesuaikan dengan mood kita sekarang (Ellis, dkk dalam Matlin,

2005). Jadi, seseorang dengan mood menyenangkan akan lebih mudah

mengingat suatu materi dibandingkan dengan ketika mood kita dalam

keadaan tidak menyenangkan (Matlin, 2005).

2. Mood dependent memory

Mood dependent memory artinya kita lebih bisa mengingat materi pada

masa lalu jika sesuai dengan keadaan mood kita sekarang (Matlin, 2005).

Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa manipulasi lingkungan

seperti paparan

musik yang menyenangkan atau tidak menyenangkan (Eich dan Metcalf,

1989, dalam Rouby, dkk, 2002) atau variasi di dalam ruangan pencahayaan

(Baron, Rea, dan Daniels, 1993, dalam Rouby, dkk, 2002) dapat memiliki

pengaruh pada kondisi emosional. Sama halnya dengan paparan aroma yang

menyenangkan dan tidak menyenangkan telah terbukti dapat berdampak

pada suasana hati. Sebagai contoh, dalam sebuah studi, wewangian

menyenangkan digunakan dalam "pengaturan kehidupan nyata" yang

ditampilkan untuk meningkatkan mood (Rouby, dkk, 2002).

2. Inteligensi (IQ)

Studi sejak tahun 1920 menyatakan bahwa IQ dan proses belajar materi

baru sangat berhubungan. Seorang anak dengan IQ di atas 130 akan

Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara

Page 13: Chapter II 1

memperlajari dan mempertahankan lebih banyak informasi daripada anak

dengan IQ hanya 100 (Sprinthall & Sprinthall, 1990).

3. Faktor kebudayaan

Kebudayaan membuat anggotanya sensisitif terhadap objek, kejadian,

dan strategi tertentu yang dapat mempengaruhi kemampuan memori

terhadap hal tersebut (Mystry & Rogoff dalam Santrock, 2004). Studi

terhadap kebudayaan khususnya menemukan perbedaan kebudayaan dalam

penggunaan strategi organisasional (Schneider & Bjorklund dalam

Santrock, 2004). Kesalahan dalam penggunaan strategi organisasi yang

sesuai untuk mengingat informasi sering berhubungan dengan kurangnya

pendidikan di sekolah yang tepat (Cole & Scribner dalam Santrock, 2004).

4. Jenis kelamin

Aspek jenis kelamin adalah aspek perbedaan sosiokultural yang kurang

diperhatikan dalam penelitian memori. Penelitian telah menemukan

perbedaan jenis kelamin dalam memori, yakni wanita lebih baik daripada

pria dalam hal episodic memory, yaitu memori tentang kejadian yang

dialami sendiri yang meliputi waktu dan tempat kejadian tersebut

berlangsung (Anderson; Halpern dalam Santrock, 2004). Wanita juga lebih

baik daripada pria dalam hal memori yang berhubungan dengan emosi

(Cahill dalam Santrock, 2004), sedangkan pria lebih baik daripada wanita

dalam hal tugas yang membutuhkan transformasi dari memori spasial

(Halpern dalam Santrock, 2004). Tugas-tugas ini meliputi rotasi mental,

yang meliputi pergerakan objek dalam bayangan (misalnya bentuk apa yang

akan tampak jika objek ini diputar dalam ruang ini).

Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara

Page 14: Chapter II 1

C. AROMA

Dalam kehidupan sehari-hari, bau diterima dengan konteks yang kaya

dan berarti, dan apa yang kita cium adalah apa yang kita harapkan

berdasarkan informasi visual atau kontekstual. Biasanya, bau disajikan

untuk mendukung atau mengkonfirmasi identifikasi objek (Cain dkk, dalam

Frank, 1995).

Bau atau aroma mempunyai peran yang sangat kuat. Bau

mempengaruhi kita pada tingkat fisik, psikologis, dan sosial. Untuk

sebagian besar, aroma yang mengelilingi kita tanpa sadar menyadari

pentingnya aroma untuk kita. Bau dapat membangkitkan tanggapan

emosional yang kuat. Sebuah aroma yang terkait dengan pengalaman yang

baik dapat membawa kegembiraan dengan cepat. Aroma yang tidak

menyenangkan juga dapat membuat memori kita menjadi buruk. Responden

pada sebuah survey mencatat bahwa kebanyakan aroma yang dihirup, baik

suka maupun tidak suka didasarkan pada asosiasi emosional. Asosiasi

tersebut dapat cukup kuat untuk membuat aroma yang umumnya akan diberi

label menyenangkan tidak menyenangkan, dan yang umumnya akan

dianggap wangi yang tidak menyenangkan bagi individu tertentu. Aroma

ataupun bau-bauan biasanya tersedia dalam berbagai bentuk seperti minyak,

serbuk kering, dan sebagai dupa (Classen dkk, 1994).

Kekuatan bau untuk membuka memori manusia dinyatakan

kurangnya literatur dan anekdoti yang kurang didokumentasikan oleh ilmu

pengetahuan. Bau, mungkin lebih dari rangsangan lainnya, secara luas

Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara

Page 15: Chapter II 1

diyakini untuk membangkitkan pengalaman hidup masa lalu dan kompleks

dengan mudah (Frank et al, 1995).

Sama halnya seperti rasa, individu bisa mencium sejumlah bau yang

terbatas dari berbagai macam bau-bauan utama, dan jenis bau-bauan utama

tersebut antara lain:

1. Resinous (camphor)

2. Floral (roses)

3. Minty (peppermint)

4. Ethereal (pears)

5. Musky (musk oil)

6. Acid (vinegar)

7. Putrid (eggs)

Profesional yang biasa menciptakan wewangian bisa membedakan

aroma menjadi 146 wewangian yang berbeda (Dravnieks, dalam Lahey

2003). Menariknya, hampir semua bahan kimia yang dapat dideteksi

manusia adalah senyawa organik, yang berarti bahan kimia tersebut berasal

dari makhluk hidup. Sebaliknya, kita bisa mencium bau senyawa anorganik

sangat sedikit seperti batu dan pasir. Jadi, hidung kita adalah alat yang

berguna untuk pemantauan kualitas tanaman dan hewan yang kita perlukan

perlukan, antara lain, untuk membedakan antara hal-hal yang beracun dan

dimakan (Cain dalam Lahey, 2003).

Meskipun individu hanya bisa mencium bau senyawa yang berasal

dari makhluk hidup, kimiawan telah lama dikenal dengan cara membuat

senyawa-senyawa organik dalam tabung reaksis. Ini berarti bahwa aroma

Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara

Page 16: Chapter II 1

apapun dapat diciptakan dan tidak lagi harus susah payah diambil dari

kelopak bunga dan rempah-rempah. Salah satu parfum pertama dibuat

sepenuhnya di laboratorium juga salah satu aroma yang paling sukses yang

pernah dibuat. Menurut teori stereochemical, molekul-molekul kompleks

yang bertanggung jawab untuk masing-masing bau primer memiliki bentuk

khusus yang akan "cocok" menjadi satu jenis sel reseptor ketika bentuk

molekul tertentu akan menyajikan reseptor penciuman yang sesuai yang

mengirim pesan unik ke otak (Cain, dalam Lahey, 2003).

Stimulus bertanggung jawab untuk menguji dan mencium yang

berada di ambang yang menjadi berasimilasi ke dalam tubuh, itulah

sebabnya indra ini sering dipandang sebagai "gatekeeper", yang berfungsi

(1) untuk mengidentifikasi hal-hal yang diperlukan oleh tubuh untuk

kelangsungan hidup dan karenanya harus dikonsumsi dan (2) untuk

mendeteksi hal-hal yang karenanya harus ditolak. Peran sebagai detektor

dari solusi berbahaya adalah ditunjukkan oleh fakta bahwa tikus cenderung

menghindari bahan kimia yang sangat beracun (Scott & Giza, dalam

Goldstein, 2002).

Fungsi gatekeeper dari rasa dan bau dibantu oleh komponen afektif

yang besar, atau emosional,, karena hal-hal yang buruk bagi kita sering

terasa atau berbau yang tidak enak, dan hal-hal yang baik bagi kita

umumnya terasa atau berbau yang enak. Selain menetapkan pengaruh "baik"

dan "buruk", mencium bau yang terkait dengan tempat masa lalu atau

peristiwa dapat memicu ingatan, yang pada gilirannya dapat menciptakan

reaksi emosional (Goldstein, 2002).

Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara

Page 17: Chapter II 1

1. Sensasi

Sensasi (sensation) pada dasarnya merupakan tahap awal dalam

penerimaan informasi. Sensasi berasal dari bahasa latin, sensatus, yang

artinya dianugrahi dengan indera, atau intelek. Secara lebih luas, sensasi

dapat diartikan sebagai aspek kesadaran yang paling sederhana yang

dihasilkan oleh indera kita. Sebuah sensasi dipandang sebagai kandungan

atau objek kesadaran puncak yang privat dan spontan.

Kita menyadari akan dunia luar dan dunia internal dari tubuh kita

sendiri hanya karena kita memiliki sejumlah organ perasa yang mamou

menerima pesan. Organ-organ ini memampukan kita untuk melihat,

mendengar, merasa, emncium, menyentuh, menyeimbangkan, dan

mengalami perasaan-perasaan seperti kekakuan tubuh, kesakita,

kekenyangan, rasa nyeri, dan pergerakan. Organ-organ perasa beroperasi

melalui sel-sel penerima sensori yang menerima bentuk-bentuk energi luar

(cahaya, getaran, panas) dan mengubahnya menjadi impuls-impuls neural

yang dapat dikirimkan ke otak untuk interpretasi. Proses penerimaan

informasi dari dunia luar, menterjemahkannya, dan mengirimkannya ke otak

di sebut sensasi. Proses penginterprestasian informasi tersebut dan yang

mnembentuk kesan tentang dunia disebut persepsi (Lahey, 2003).

Benyamin B. Wolman dalam Sobur (2003) menyebutkan sensasi

sebagai “pengalaman elementer yang segera, yang tidak memerlukan

penguraian verbal, simbolis, atau konseptual, dan terutama sekali

berhubungan dengan alat indera, atau bisa disebut juga penerimaan stimulus

Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara

Page 18: Chapter II 1

lewat alat indera”. Apapun defenisi sensasi, fungsi alat indera dalam

menerima informasi dari lingkungan sangat penting. Melalui alat indera,

manusia dapat memahami kualitas fisik lingkungannya. Lebih dari itu,

melalui alat inderalah, manusia memperoleh pengetahuan dan semua

kemampuan untuk berinteraksi dengan dunianya (Lefrancois, dalam Sobur,

2003).

Alat indera terdiri dari mata, telinga, kulit, jaringan-jaringan tubuh dan

juga hidung (indera penciuman). Indera penciuman sangat penting, seperti

membawa pesan yang menyenangkan seperti dari parfum yang wangi yang

membawa pesan ke otak dan di waktu yang lain memperingatkan kita akan

bahaya dan bau busuk (Ackerman dalam Lahey, 2003). Indera penciuman

memiliki dua fungsi yang saling terkait: mendeteksi dan mengidentifikasi

bau-bauan. Hidung manusia digunakan secara konstan, karena bau yang di

lingkungan harus dipantau terus-menerus. Untuk setiap bau yang terdeteksi,

pencarian memori dibuat untuk menentukan identifikasi. Bau yang familiar,

seperti di mobil seseorang, hampir tidak terlihat, hanya bau yang tidak biasa

atau tidak terduga bagaimana mendapatkan perhatian secara sadar karena

indera penciuman akan digunakan secara otomatis dan tidak sadar (Engen,

1991).

Hellen Keller menyebutkan bahwa aroma sebagi “malaikat yang

jatuh diantara indera-indera yang ada.” Namun demikian indera penciuman

kita yang juga disebut olfactory, meski terlihat memiliki kemampuan jauh di

bawah anjing pelacak jenis bloodhound, sebenarnya cukup baik; dan hidung

manusia sesungguhnya dapat mengenali aroma yang tidak dapat dikenali

Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara

Page 19: Chapter II 1

oleh mesin yang paling canggih sekalipun. Indera ini jauh lebih berguna

dibandingkan dengan yang disadari oleh kebanyakan orang (Carole & Carol,

2007).

2. Persepsi

Persepsi merupakan penafsiran dari sensasi. Persepsi adalah proses

aktif di mana persepsi diciptakan yang sering melampaui informasi minimal

yang diberikan panca-indera. Banyak cara dimana kita menata dan

menafsirkan sensasi-sensasi yang dibawa lahir dan umum pada semua

manusia. Prinsip-prinsip Gestalt tentang penataan perseptual, kemenetapan

perseptual, persepsi kedalaman dan ilusi visual memberikan contoh sifat

aktif dan kreatip dari persepsi. Sensasi yang sampai ke otak sebenarnya

tidak banyak artinya. Sensasi tersebut sampai dalam bentuk energi saraf

mentah yang harus ditata dan ditafsirkan dalam proses yang kita sebut

persepsi. Proses ini bisa dikatakan sama pada kita semua. Jika tidak

demikian – jika kita masing-masing menafsirkan input sensorik dengan cara

unik – tidak akan ada “realitas” bersama dalam artian persepsi dunia yang

kita miliki bersama. Akan tetapi, sebagian aspek persepsi unik pada anggota

budaya yang berbeda-beda. Pengalaman pembelajaran unik, ingatan, motif

dan emosi seseorang juga bisa mempengaruhi persepsi. Sebagai contoh

misalnya, kita semua mempersepsikan stimulus visual pisau dengan cara

yang sama karena cara bawaan lahir kita menata informasi visual. Tetapi

pisau juga mempunyai arti perseptual unik bagi setiap orang, tergantung

pada apakah orang tersebut pernah tersayat pisau serupa (Lahey, 2003).

Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara

Page 20: Chapter II 1

Fakta bahwa keadaan motivasi dan emosi kita mempengaruhi persepsi

kita memberikan bukti yang lebih besar bahwa tidak ada hubungan satu-satu

antara stimulus fisik dan apa yang kita persepsikan. sejumlah studi

menyatakan kepada kita bahwa motivasi mempengaruhi persepsi: Orang

lapar lebih sensitif terhadap rasa manis dan asin daripada saat mereka

kenyang (Lahey, 2003).

Ada dua jenis proses dalam persepsi, yaitu bottom-up processing dan

top-down processing. Bottom-up processing dikenal sebagai pengolahan

data-driven, karena persepsi dimulai dengan stimulus itu sendiri.

Pengolahan dilakukan dalam satu arah dari retina ke korteks visual, dengan

setiap tahap berturut-turut di jalur visual melakukan analisis yang lebih

kompleks dari input. Top-down processing mengacu pada penggunaan

informasi kontekstual dalam pengenalan pola. Sebagai contoh, pemahaman

tulisan tangan sulit adalah lebih mudah ketika membaca kalimat lengkap

dari saat membaca kata-kata tunggal dan terisolasi. Hal ini karena makna

dari kata-kata yasekitarnya memberikan konteks untuk membantu

pemahaman (Santrock, 2002).

3. Cara Kerja Indera Penciuman

Reseptor untuk indera penciuman merupakan saraf khusus yang

terdapat dalam bagian kecil di membran mukosa di bagian atas dari tulang

hidung kita, tepat dibawah mata. Jutaan reseptor di setiap rongga hidung

bertemu dengan molekul kimia yang terdapat pada udara. Ketika individu

menghirup udara, individu menarik molekul-molekul ini ke dalam rongga

hidung, namun udara ini dapat masuk melalui mulut, berjalan mealui

Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara

Page 21: Chapter II 1

kerongkongan seperti asap pada sebuah cerobong asap. Molekul-molekul ini

mendorong munculnya respon-respon di reseptor yang terkombinasi

menjadi bau yang khas. Sinyal dari reseptor ini kemudian dibawa ke bulbus

olfaktori di otak oleh sarf-saraf olfaktori, yang terbuat dari akson-akson

reseptor. Dari bulbus olfaktori, sinyal-sinyal tersebut kemudian dikirimkan

ke bagian yang lebih tinggi dari otak (Carole & Carol, 2007). Aroma tentu

saja memiliki pengaruh psikologis pada diri kita. Itulah alasannya mengapa

kita membeli parfum dan mencium aroma bunga. Mungkin karena pusat

olfaktori di otak terhubung dengan area yang mengelola ingatan dan emosi,

aroma yang khas sering kali menghasilkan ingatan yang jelas dan dipenuhi

dengan warna emosi (Herz & Cupchik, 1995; Vroon, 1997, dalam Carole &

Carol, 2007).

D. MAHASISWA

Winkel (1997) menyatakan bahwa masa mahasiswa meliputi rentang

usia dari 18/19 tahun dampai 24/25 tahun. Rentang usia mahasiswa dapat

dibagi-bagi atas periode 18/19 tahun sampai 20/21 tahun, yaitu mahasiswa

dari semester I s/d semester IV; dalam periode waktu 21/22 tahun sampai

24/25 tahun, yaitu mahasiswa dari semester V s/d semester VIII. Sedangkan

menurut Depdiknas (2005), Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar

secara sah pada salah satu program akademik, profesi, dan vokasi

Universitas.

Mahasiswa dalam hal ini pada rentang usia dewasa awal termasuk

dalam tahap pencapaian (achieving stage), yaitu tahap di mana individu

Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara

Page 22: Chapter II 1

menggunakan pengetahuan yang dimiliki untuk mencapai kemandirian dan

kompetensi, misalnya dalam hal karir dan keluarga (Papalia, 2003).

Mahasiswa banyak menghabiskan waktu di kampus dimana mahasiswa

banyak melakukan penggalian secara intelektual dan perkembangan

individu, dimana kampus merupakan tempat di mana mahasiswa dapat

mengembangkan rasa ingin tahu secara intelektual, meningkatkan

kemampuan dalam bekerja, dan meningkatkan kesempatan untuk

memperoleh pekerjaan. Memilih untuk kuliah merupakan suatu gambaran

untuk memperoleh karir di masa depan dan hal ini akan cenderung

mempengaruhi pola pikir individu.

Pada mahasiswa, terjadi peningkatan dalam hal penalaran dan cara

berpikir. Perry (dalam Papalia, 2003) menyatakan bahwa terjadi perubahan

pola berpikir pada masa transisi dari sekolah menengah menuju kampus,

yaitu pola berpikir yang awalnya kaku berubah menjadi fleksibel dan dapat

memilih sesuatu dengan bebas namun penuh dengan komitmen. Individu

dewasa awal juga telah dapat mengenali bahwa pada masyarakat dan

individu yang berbeda, masing-masing memiliki sistem nilai tersendiri.

Selain itu, individu dewasa awal juga mampu untuk mencapai komitmen

yang bersifat relatif, yaitu individu dapat membuat pertimbangan sendiri

dan memilih nilai serta kepercayaan yang benar menurutnya. Menurut

Piaget (dalam Papalia, 2003) individu dewasa awal termasuk dalam tahap

berpikir postformal, yaitu pola pikir yang matang dan didasarkan pada

pengalaman dan intuisi subjektif namun tetap berlandaskan pada logika dan

Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara

Page 23: Chapter II 1

dapat digunakan untuk mengatasi ketidakpastian, ketidakkonsistenan,

pertentangan, dll.

Individu dewasa awal berada pada tahap perkembangan emosi di

mana individu mencari suatu hubungan yang dekat baik secara emosional

maupun secara fisik. Individu mampu menyampaikan keadaan emosi yang

ada pada dirinya dan telah memiliki empati. Emosi individu pada usia

dewasa awal cenderung bersifat konsisten dan tidak mengalami banyak

perubahan. Pada masa dewasa, individu akan semakin tidak emosional dan

cemas, individu pada usia dua puluhan (dewasa awal) akan lebih emosional

dibandingkan dengan individu pada usia-usia yang lebih tua.

Gambar 2

Siklus Indera Penciuman

Ketika kita menghirup aroma yang ada di sekitar kita, aroma tersebut

akan melekat ke reseptor sel di dalam hidung yaitu suatu tempat yang bisa

Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara

Page 24: Chapter II 1

memicu sinyal syaraf. Sinyal-sinyal ini diproses di dalam suatu tempat yang

dikenal sebagai olfactory bulb (bola penciuman) yaitu salah satu bagian dari

otak. Setelah itu, sinyal yang masuk akan dikonversikan menjadi suatu pola

listrik yang dikirim ke korteks otak besar dan daerah lainnya di otak yang

dikenalinya. Setelah itu loop inhibitor local akan mampu mengenali bau

yang tercium dengan tepat. Proses antara masuknya bau ke hidung sampai

dikenalinya bau tersebut oleh otak memakan waktu jauh kurang dari satu

detik (Rouby et al, 2002).

Indera penciuman mendeteksi zat yang melepaskan molekul-molekul

di udara. Di atap rongga hidung terdapat olfactory epithelium yang sangat

sensitif terhadap molekul-molekul bau, karena pada bagian ini ada bagian

pendeteksi bau (smell receptors). Reseptor ini jumlahnya sangat banyak ada

sekitar 10 juta. Ketika partikel bau tertangkap oleh receptor, sinyal akan di

kirim ke the olfactory bulb melalui saraf olfactory. Bagian inilah yang

mengirim sinyal ke otak dan kemudian diproses oleh otak bau apakah yang

telah tercium oleh hidung kita, apakah itu harumnya aroma parfum atau

menyengat nya bau selokan (Rouby et al, 2002).

Dari pembahasan diatas, salah satu yang dapat mempengaruhi

kemampuan mengingat adalah emosi. Keadaan emosi individu akan

mempengaruhi proses belajarnya karena perhatian individu terhadap

lingkungan akan berkurang intensitasnya pada saat berada pada emosi

negatif (suasana hati yang negatif). Menurut Hunt & Ellis (2004) suasana

hati yang negatif akan mengarahkan pemrosesan informasi tidak berjalan

Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara

Page 25: Chapter II 1

dengan efektif dan akan berdampak pada kemampuan mengingat individu.

Oleh karena itu, perlu diberikan stimulus yang menyenangkan berupa

aroma. Pitman (2004) menyatakan bahwa penggunaan aroma yang

menyenangkan dapat digunakan pada saat individu mengalami suasana hati

yang negatif, dan penggunaan aroma dapat menimbulkan efek santai dan

tenang, berpengaruh terhadap suasana hati, menenangkan saraf dan juga

dapat meningkatkan retensi ingatan individu pada informasi yang dipelajari.

Mekanisme kerja aroma dalam tubuh manusia berlangsung melalui

dua sistem fisiologis, yaitu sistem sirkulasi tubuh dan penciuman. Beberapa

penelitian ilmiah juga menunjukkan manfaat dari aroma dalam

mempengaruhi jiwa dan tingkat emosional individu. Secara spesifik, aroma

dapat mempengaruhi proses dasar biologis individu. Resepstor pembauan di

hidung berkaitan langsung ke area limbic di otak individu melalui olfactory

bulbs yang terletak di dekat otak bagian depan dan tiap reseptor sel aroma

mengirim satu axon ke olfactory bulbs, dimana itu membentuk sinapsis

dengan dendrit dari mitra cells. Olfactory tract axons bekerja langsung pada

amigdala dan dua wilayah dari limbic cortex yaitu pyrifrom cortex dan

enthorinal cortex. Amygdala mengirim informasi pembauan ke

hipotalamus, enthorinal cortex mengirimnya ke hippocampus dan pyrifrom

cortex mengirimnya ke hipotalamus dan ke orbitofrontal cortex dimana hal

tersebut sangat terkait dengan wilayah tempat penyimpanan memori di otak

yaitu otak bagian depan (Carlson, 2005). Area limbik memiliki kaitan

khusus pada wilayah otak yang langsung mempengaruhi lebih dari proses

yang utama terjadi pada tubuh kita seperti mengatur detak jantung, tekanan

Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara

Page 26: Chapter II 1

darah, ketegangan otot dan temperatur kulit. Satu hal yang penting, area

limbik merupakan pusat dari hippocampus dimana memori disimpan dalam

otak yang memiliki kaitan di otak bagian depan (frontal lobes). Sejak sinyal

pembauan berproses di area limbik, bukan hal yang mengejutkan bahwa bau

juga dapat mempengaruhi memori seseorang (Bensafi M, Rouby C, Farget

V, et al, 2002).

E. PENGARUH AROMA TERHADAP KEMAMPUAN

MENGINGAT

Memori memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan

sehari-hari. Setiap kata yang diucapkan serta segala sesuatu ada di dunia ini

dan semua aktivitas yang terjadi sepanjang kehidupan individu merupakan

fungsi dari memori. Tanpa adanya memori, proses kehidupan individu tidak

akan berlangsung dengan baik. Proses kehidupan individu tidak akan pernah

lepas dari apa yang disebut dengan proses belajar. Dalam proses belajar ini,

memori berperan sangat aktif karena tanpa adanya keterlibatan memori

dalam proses belajar, proses belajar yang dilakukan oleh individu tidak akan

pernah berhasil. Dengan adanya memori, individu dapat mengolah

informasi yang diterima sebagai bahan yang terdapat di dalam proses

belajar.

Salah satu metode yang digunakan untuk membangkitkan memori

adalah dengan menggunakan stimulus yang menyenangkan. Stimulus yang

menyenangkan yang dimaksud adalah aroma ataupun bebauan yang

Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara

Page 27: Chapter II 1

menyenangkan. Bau ataupun aroma, baik menyenangkan ataupun tidak

menyenangkan dapat dapat berdampak pada mood (Rouby et al, 2002).

Bau atau aroma mempunyai peran yang sangat kuat. Bau

mempengaruhi kita pada tingkat fisik, psikologis, dan sosial. Secara umum,

aroma mengelilingi manusia dan tanpa disadari betapa pentingnya aroma

atau bau dalam kehidupan manusia. Bau dapat membangkitkan tanggapan

emosional yang kuat. Sebuah aroma yang terkait dengan pengalaman yang

baik dapat membawa kegembiraan dengan cepat. Aroma yang tidak

menyenangkan juga dapat membuat memori kita menjadi buruk (Classen,

1994).

Aroma memiliki kemampuan luar biasa untuk memicu memori karena

aroma secara langsung menghubungkan ke bagian otak yang menyimpan

ingatan secara emosional, dan penelitian baru menunjukkan bahwa aroma

juga dapat mengkonsolidasikan pengetahuan baru dan memfasilitasi belajar

(Jensen, 2007).

Para peneliti telah menguji pengaruh aroma selama bertahun-tahun.

Bebauan akan mengaktifkan wilayah primitif di dalam otak seperti amigdala

dan talamus, yang merespon bahaya, kesenangan dan makanan. Oleh karena

itu, bebauan asing akan mendapat prioritas besar dalam otak. Salah satu

bagian yang secara khusus peka terdahap aroma adalah sistem limbik, yang

bertanggung jawab atas perhatian seseorang. Sensasi bebauan diolah dengan

cara yang berbeda dibandingkan sensasi indrawi lainnya dan langsung

menuju otak tanpa halangan apapun. Aroma akan membangkitkan

pengalaman emosional positif. Arousal yang diakibatkan oleh emosi positif

Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara

Page 28: Chapter II 1

akan menstimulasi hipotalamus untuk mengontrol sistem endokrin yang

bertugas untuk mengeluarkan hormone (Jensen, 2007).

Bagi manusia, bau memiliki kekuatan yang cepat yang dapat

memanggil ingatan, emosi, dan suasana hati yang diasosiasikan dengan bau-

bau yang individu hirup (Floyd dkk, 1988). Mekanisme kerja aroma dalam

tubuh manusia berlangsung melalui dua sistem fisiologis, yaitu sistem

sirkulasi tubuh dan penciuman. Beberapa penelitian ilmiah juga

menunjukkan manfaat dari aroma dalam mempengaruhi jiwa dan tingkat

emosional individu. Secara spesifik, aroma dapat mempengaruhi proses

dasar biologis individu. Resepstor pembauan di hidung berkaitan langsung

ke area limbic di otak individu melalui olfactory bulbs yang terletak di dekat

otak bagian depan dan tiap reseptor sel aroma mengirim satu axon ke

olfactory bulbs, dimana itu membentuk sinapsis dengan dendrit dari mitra

cells. Olfactory tract axons bekerja langsung pada amigdala dan dua

wilayah dari limbic cortex yaitu pyrifrom cortex dan enthorinal cortex.

Amygdala mengirim informasi pembauan ke hipotalamus, enthorinal cortex

mengirimnya ke hippocampus dan pyrifrom cortex mengirimnya ke

hipotalamus dan ke orbitofrontal cortex dimana hal tersebut sangat terkait

dengan wilayah tempat penyimpanan memori di otak yaitu otak bagian

depan (Carlson, 2005). Area limbik memiliki kaitan khusus pada wilayah

otak yang langsung mempengaruhi lebih dari proses yang utama terjadi

pada tubuh kita seperti mengatur detak jantung, tekanan darah, ketegangan

otot dan temperatur kulit. Satu hal yang penting, area limbik merupakan

pusat dari hippocampus dimana memori disimpan dalam otak yang memiliki

Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara

Page 29: Chapter II 1

kaitan di otak bagian depan (frontal lobes). Sejak sinyal pembauan

berproses di area limbik, bukan hal yang mengejutkan bahwa bau juga dapat

mempengaruhi memori seseorang (Bensafi M, Rouby C, Farget V, et al,

2002).

Telah banyak penelitian yang meneliti tentang efek aroma, baik efek

aroma terhadap kesehatan maupun efek aroma terhadap kemampuan

mengingat. Ada beberapa penelitian yang menghubungkan aroma dengan

ingatan. Penelitian yang dilakukan di Yale University yang melibatkan 72

mahasiswa (36 laki-laki, 36 perempuan) yang berhubungan dengan aroma.

Aroma yang digunakan pada eksperimen ini adalah aroma coklat. Aroma

tersebut disebarluaskan ke dalam ruangan laboratorium dengan ukuran 35’ x

11’. Eksperimen ini terdiri dari 40 kata sifat dalam bahasa inggris. Subjek

berpartisipasi dalam dua sesi eksperimen selama 24 jam. Pada sesi pertama,

subjek diminta untuk menulis kebalikan dari setiap kata. Keesokan harinya,

mereka diberi waktu 10 menit untuk meyelesaikan tugas yang sama, dengan

menjawab paling tidak setengah dari jawaban aslinya. Penelitian yang

menggunakan aroma juga dilakukan oleh Jennifer Ret. Hasil penelitian

tersebut menyatakan bahwa aroma lavender diyakini dapat meningkatkan

daya ingat dalam belajar, mendapatkan efek yang menyenangkan selama

belajar, dapat menimbulkan efek santai dan tenang, berpengaruh pada mood,

meningkatkan retensi ingatan pada informasi yang dipelajari. Hal ini

ditunjukkan dari kelompok eksperimen yang terpapar aroma lavender lebih

tepat dalam mengingat kata-kata yang diujikan daripada kelompok control

yang tidak terpapar aroma apapun. Selain itu, aroma juga dapat

Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara

Page 30: Chapter II 1

meningkatkan produktivitas kerja. Penelitian yang dilakukan oleh Kornelius

dan Anggadewi menghasilkan bahwa aroma lemon dapat meningkatkan

produktivitas kerja.

Pitman (2004) dalam bukunya yang berjudul Aromatherapy: A

Practical Approach dengan menghirup aroma lavender maka akan

meningkatkan gelombang-gelombang alfa di dalam otak dan gelombang

inilah yang membantu kita untuk merasa rileks. Selain itu, lavender

dipercaya bisa membantu terciptanya keseimbangan tubuh dan pikiran.

Sedangkan wewangian lemon digunakan menenangkan suasana. Aroma

yang menyenangkan dapat membantu individu semakin percaya diri, merasa

lebih santai, dapat menenangkan saraf, tetapi tetap membuat individu sadar.

F. HIPOTESA PENELITIAN

Hipotesa dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan kemampuan

mengingat jangka pendek pada subjek yang diberikan aroma greentea dan

aroma lavender.

Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara