chapter ii 3

16
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Citra Digital Citra digital adalah gambar dua dimensi yang dapat ditampilkan pada layar monitor komputer sebagai himpunan berhingga (diskrit) nilai digital yang disebut pixel (picture elements). Pixel adalah elemen citra yang memiliki nilai yang menunjukkan intensitas warna. Berdasarkan cara penyimpanan atau pembentukannya, citra digital dapat dibagi menjadi dua jenis. Jenis pertama adalah citra digital yang dibentuk oleh kumpulan pixel dalam array dua dimensi. Citra jenis ini disebut citra bitmap (bitmap image) atau citra raster (raster image). Jenis citra yang kedua adalah citra yang dibentuk oleh fungsi-fungsi geometri dan matematika. Jenis citra ini disebut grafik vektor (vector graphics). Dalam pembahasan skripsi ini, yang dimaksud citra digital adalah citra bitmap. Citra digital (diskrit) dihasilkan dari citra analog (kontinu) melalui digitalisasi Digitalisasi citra analog terdiri atas penerokan (sampling) dan kuantisasi (quantization) Penerokan adalah pembagian citra ke dalam elemen- elemen diskrit (pixel), sedangkan kuantisasi adalah pemberian nilai intensitas warna pada setiap pixel dengan nilai yang berupa bilangan bulat (G.W. Awcock, 1996). Banyaknya nilai yang dapat digunakan dalam kuantisasi citra bergantung kepada kedalaman pixel, yaitu banyaknya bit yang digunakan untuk Universitas Sumatera Utara

Upload: ignas

Post on 05-Dec-2015

221 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

rumusan masalah

TRANSCRIPT

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Dasar Citra Digital

Citra digital adalah gambar dua dimensi yang dapat ditampilkan pada layar

monitor komputer sebagai himpunan berhingga (diskrit) nilai digital yang disebut

pixel (picture elements). Pixel adalah elemen citra yang memiliki nilai yang

menunjukkan intensitas warna.

Berdasarkan cara penyimpanan atau pembentukannya, citra digital dapat

dibagi menjadi dua jenis. Jenis pertama adalah citra digital yang dibentuk oleh

kumpulan pixel dalam array dua dimensi. Citra jenis ini disebut citra bitmap

(bitmap image) atau citra raster (raster image). Jenis citra yang kedua adalah citra

yang dibentuk oleh fungsi-fungsi geometri dan matematika. Jenis citra ini disebut

grafik vektor (vector graphics). Dalam pembahasan skripsi ini, yang dimaksud

citra digital adalah citra bitmap.

Citra digital (diskrit) dihasilkan dari citra analog (kontinu) melalui

digitalisasi Digitalisasi citra analog terdiri atas penerokan (sampling) dan

kuantisasi (quantization) Penerokan adalah pembagian citra ke dalam elemen-

elemen diskrit (pixel), sedangkan kuantisasi adalah pemberian nilai intensitas

warna pada setiap pixel dengan nilai yang berupa bilangan bulat (G.W. Awcock,

1996).

Banyaknya nilai yang dapat digunakan dalam kuantisasi citra bergantung

kepada kedalaman pixel, yaitu banyaknya bit yang digunakan untuk

Universitas Sumatera Utara

7

merepresentasikan intensitas warna pixel. Kedalaman pixel sering disebut juga

kedalaman warna. Citra digital yang memiliki kedalaman pixel n bit disebut juga

citra n-bit.

Berdasarkan warna-warna penyusunnya, citra digital dapat dibagi menjadi

tiga macam (Marvin Chandra Wijaya,2007) yaitu:

a. Citra biner, yaitu citra yang hanya terdiri atas dua warna, yaitu hitam dan

putih. Oleh karena itu, setiap pixel pada citra biner cukup direpresentasikan

dengan 1 bit.

Gambar 2.1 citra biner

Gambar 2.2 representasi citra biner

Meskipun saat ini citra berwarna lebih disukai karena memberi

kesan yang lebih kaya dari citra biner, namun tidak membuat citra biner

mati. Pada beberapa aplikasi citra biner masih tetap di butuhkan, misalkan

citra logo instansi ( yang hanya terdiri dari warna hitam dan putih), citra

kode barang (bar code) yang tertera pada label barang, citra hasil

Universitas Sumatera Utara

8

pemindaian dokumen teks, dan sebagainya. Seperti yang sudah disebutkan

diatas, citra biner hanya mempunyai dua nilai derajat keabuan : hitam dan

putih. Pixel – pixel objek bernilai 1 dan pixel – pixel latar belakang bernilai

0. pada waktu menampilkan gambar, adalah putih dan 1 adalah hitam. Jadi

pada citra biner, latar belakang berwarna putih sedangkan objek berwarna

hitam seperti tampak pada gambar 2.1 diatas. Meskipun komputer saat ini

dapat memproses citra hitam-putih (grayscale) maupun citra berwarna,

namun citra biner masih tetap di pertahankan keberadaannya.

Alasan penggunaan citra biner adalah karena citra biner memiliki

sejumlah keuntungan sebagai berikut:

a. Kebutuhan memori kecil karena nilai derajat keabuan hanya

membutuhkan representasi 1 bit.

b. Waktu pemrosesan lebih cepat di bandingkan dengan citra hitam-

putih ataupun warna.

b. Citra grayscale, yaitu citra yang nilai pixel-nya merepresentasikan derajat

keabuan atau intensitas warna putih. Nilai intensitas paling rendah

merepresentasikan warna hitam dan nilai intensitas paling tinggi

merepresentasikan warna putih. Pada umumnya citra grayscale memiliki

kedalaman pixel 8 bit (256 derajat keabuan), tetapi ada juga citra grayscale

yang kedalaman pixel-nya bukan 8 bit, misalnya 16 bit untuk penggunaan

yang memerlukan ketelitian tinggi.

Gambar 2.3 citra grayscale (abu-abu)

Universitas Sumatera Utara

9

Citra grayscale merupakan citra satu kanal, dimana citra f(x,y)

merupakan fungsi tingkat keabuan dari hitam keputih, x menyatakan

variable kolom atau posisi pixel di garis jelajah dan y menyatakan variable

kolom atau posisi pixel di garis jelajah. Intensitas f dari gambar hitam putih

pada titik (x,y) disebut derajat keabuan (grey level), yang dalam hal ini

derajat keabuannya bergerak dari hitam keputih. Derajat keabuan memiliki

rentang nilai dari Imin sampai Imax, atau Imin < f < Imax, selang (Imin,

Imax) disebut skala keabuan.

Biasanya selang (Imin, Imax) sering digeser untuk alasan-alasan

praktis menjadi selang [0,L], yang dalam hal ini nilai intensitas 0

meyatakan hitam, nilai intensitas L meyatakan putih, sedangkan nilai

intensitas antara 0 sampai L bergeser dari hitam ke putih. Sebagai contoh

citra grayscale dengan 256 level artinya mempunyai skala abu dari 0

sampai 255 atau [0,255], yang dalam hal ini intensitas 0 menyatakan hitam,

intensitas 255 menyataka putih, dan nilai antara 0 sampai 255 menyatakan

warna keabuan yang terletak antara hitam dan putih.

c. Citra berwarna, yaitu citra yang nilai pixel-nya merepresentasikan warna

tertentu Banyaknya warna yang mungkin digunakan bergantung kepada

kedalaman pixel citra yang bersangkutan. Citra berwarna direpresentasikan

dalam beberapa kanal (channel) yang menyatakan komponen-komponen

warna penyusunnya. Banyaknya kanal yang digunakan bergantung pada

model warna yang digunakan pada citra tersebut.

Gambar 2.4 Citra Berwarna

Universitas Sumatera Utara

10

Intensitas suatu pada titik pada citra berwarna merupakan

kombinasi dari tiga intensitas : derajat keabuan merah (fmerah(x,y)), hijau

fhijau(x,y) dan biru (fbiru(x,y)). Persepsi visual citra berwarna umumnya

lebih kaya di bandingkan dengan citra hitam putih. Citra berwarna

menampilkan objek seperti warna aslinya ( meskipun tidak selalu tepat

demikian ). Warna-warna yang diterima oleh mata manusia merupakan

hasil kombinasi cahaya dengan panjang gelombang berbeda.

2.2 Format Citra Digital

Citra digital dapat disimpan dalam berbagai macam format. Beberapa format citra

digital dapat memanfaatkan metode kompresi dalam penyimpanan data citra.

Kompresi yang dilakukan dapat bersifat lossy maupun lossless, bergantung kepada

jenis format yang digunakan. Kompresi yang bersifat lossy menyebabkan

penurunan kualitas citra, meskipun dalam beberapa kasus penurunan kualitas

tersebut tidak dapat dikenali oleh mata manusia. Beberapa format citra digital yang

banyak ditemui adalah BMP, JPEG, GIF, PNG, dan lain-lain.

2.2.1 Bitmap images

Kriteria yang paling penting dari citra ini adalah kedalaman warna yaitu berapa

banyak bit per pixel yang didefinisikan dari sebuah warna (Rinaldi Munir, 2005).

Bitmap dengan mengikuti kriteria tadi maka dapat dilihat:

a. 8 bit = 256 warna (256 gray scales).

b. 24 bit = 16.777.216 warna

Universitas Sumatera Utara

11

Gambar 2.5 warna bitmap

Secara umum dapat dikatakan semakin banyaknya warna, maka akan

diperlukan keamanan yang ketat atau tinggi dikarenakan bitmap memiliki area

yang sangat luas dalam sebuah warna yang seharusnya dihindarkan. Dilihat dari

kedalaman atau kejelasan dari sebuah warna, bitmap dapat mengambil sejumlah

data tersembunyi dengan perbandingan sebagai berikut (ukuran ratio dari bitmap

dalam byte = ukuran dari data yang disembunyikan) :

1. 8 bit = 256 warna : 8 : 1

2. 24 bit = 16.777.216 warna : 8 : 1

Perbandingan tersebut diperoleh dari penentuan LSB dalam suatu byte,

untuk citra 8 bit letak LSB adalah pada bit terakhir sedangkan untuk citra 24 bit

letak LSB adalah pada bit ke-8, bit ke-16 dan bit ke 24 dimana masing-masing

byte mewakili warna merah (red), warna hijau (green) dan warna biru (blue).

Manipulasi pada bitmap tidak dapat dikonvert atau diubah ke dalam bentuk

format grafik yang lain karena data tersembunyi dalam file tersebut akan hilang.

Format menggunakan metode komperesi yang lain (seperti JPEG) tidak di

gunakan dalam skripsi ini. Mengurangi ukuran dari carrier file sangatlah penting

untuk melakukan transmisi online, yaitu dengan menggunakan utilitas kompresi

(seperti : ARZ, LZH, PKZIP, WinZip), dikarenakan kerja mereka tidak terlalu

berat.

Universitas Sumatera Utara

12

2.2.2 GIF

Graphic Interchange Format (GIF, dibaca jiff ,tetapi kebanyakan orang

menyebutnya dengan giff ) yang dibuat oleh Compuserve pada tahun 1987 untuk

menyimpan berbagai gambar dengan format bitmap menjadi sebuah file yang

mudah untuk diubah pada jaringan koputer. GIF adalah file format graphic yang

paling tua pada Web, dan begitu dekatnya file format ini dengan web pad saat itu

sehingga para Browser menggunakan format ini.

File GIF dapat disimpan dalam dua jalan yaitu secara berurutan (Dari atas

ke bawah) dan pembagian dengan baris ( 8 baris, 4 baris dan 2 baris). Pembagian

baris pada gambar dengan resolusi gambar yang rendah dengan cepat dimana

secara gradual datangnya untuk menjadikan lebih focus , dengan expense dari

penambahan kapasitas file.

Terdapat dua tipe dari GIFs, antara lain:

1. GIF87a: support dengan interlacing dan kapasitas dari beberapa file.

Teknik itu dinamakan GIF87 karena pada tahun 1987 standar ini

ditemukan dan dijadikan standar.

2. GIF89a: adalah kelanjutan dari spesifikasi GIF87a dan penambahan

pada transparency, pemberian tulisan dan animasi dari text dan grafik.

2.2.3 JPEG

Joint Photograpic Experts (JPEG , dibaca jay-peg) di rancang untuk kompresi

beberapa full-color atau gray-scale dari suatu gambar yang asli, seperti

pemandangan asli di dunia ini. JPEGs bekerja dengan baik pada continous tone

images seperi photographs tetapi tidak terlalu bagus pada ketajaman gambar dan

seni pewarnaan seperti penulisan, kartun yang sederhana atau gambar yang

mengunakan banyak garis. JPEG sudah mendukung untuk 24-bit color depth atau

sama dengan 16,7 juta warna (224 = 16.777.216 warna), progressive JPEGs (p-

Universitas Sumatera Utara

13

JPEGs) adalah tipe dari beberapa persen lebih kecil dibandingkan baseline JPEGs:

Tetapi keuntungan dari JPEG dan tipe-tipenya telihat pada langkah-langkahnya

sama seperti interlaced GIFs.

JPEG adalah algoritma kompresi secara lossy. JPEG bekerja dengan

merubah gambar spasial dan merepresentasikan kedalam pemetaan frekueunsi.

Discrete Cosine Transform (DCT) dengan memisahkan antara informasi frekuensi

yang rendah dan tinggi dari sebuah gambar. Informasi frekuensi yang tinggi akan

diseleksi untuk dihilangkan yang terikat pada pengaturan kualitas yang digunakan.

Kompresi dengan tingkatan yang lebih baik , tingkatan yang lebih baik dari

informasi yang dihilangkan. Waktu Kompresi dan dekompresi dilaksanakan

dengan simetris. JPEG Group’s (IJG) decoder lebih ditingkatkan kemampuannya

dibandingkan dengan encodernya. Manakala, ketika diperlihatkan 8 bits,

mengurangi kuantisasi warna yang lambat. Banyak para penjual JPEG

menawarkan untuk mempercepat hasil dari JPEG, kuantisasi warna dan kualitas

dengan mengimplementasikan IJG.

JPEG dirancang untuk mengeksploitasi tingkatan dari mata kita yakni

bahwa mata kita tidak akan dapat mebedakan perubahan yang lambat terang dan

warna dibandingkan dengan perbedaan suatu jarak apakah jauh atau dekat. Untuk

itu JPEG sangat baik digunkan pada fotografi dan monitor 80-bit. JPEG

sebenarnya hanyalah algoritma kompresi, bukan merupakan nama format file. File

yang biasa disebut JPEG pada jaringan sebenarnya adalah JFIF (JPEG File

Interchange Format).

2.3 Steganografi

2.3.1 Sejarah dan Defenisi Steganografi

Steganografi merupakan suatu cabang ilmu yang mempelajari tentang bagaimana

menyembunyikan suatu informasi “rahasia” di dalam suatu informasi lainnya

Universitas Sumatera Utara

14

(Jonathan Cummins, 2004). Steganografi merupakan seni penyembunyian pesan

ke dalam pesan lainnya sedemikian rupa sehingga orang lain tidak menyadari ada

sesuatu di dalam pesan tersebut. Kata steganografi (steganography) berasal dari

bahasa Yunani yaitu steganos yang artinya tersembunyi atau terselubung dan

graphein, yang artinya menulis, sehingga kurang lebih artinya adalah “menulis

tulisan yang tersembunyi atau terselubung” Teknik ini meliputi banyak sekali

metoda komunikasi untuk menyembunyikan pesan rahasia. Metliputi penggunaan

tinta yang tidak tampak, microdots, pengaturan kata, tanda tangan digital, jalur

tersembunyi dan komunikasi spektrum lebar.

Catatan pertama tentang steganografi ditulis oleh seorang sejarawan

Yunani, Herodotus, yaitu ketika Histaeus seorang raja kejam Yunani dipenjarakan

oleh Raja Darius di Susa pada abad 5 Sebelum Masehi. Histaeus harus mengirim

pesan rahasia kepada anak laki-lakinya, Aristagoras, di Militus. Histaeus menulis

pesan dengan cara mentato pesan pada kulit kepala seorang budak dan ketika

rambut budak itu mulai tumbuh, Histaeus mengutus budak itu ke Militus untuk

mengirim pesan di kulit kepalanya tersebut kepada Aristagoras.

Cerita lain tentang steganografi datang juga dari sejarawan Yunani,

Herodotus, yaitu dengan cara menulis pesan pada papan kayu yang ditutup dengan

lilin. Demeratus, seorang Yunani yang akan mengabarkan berita kepada Sparta

bahwa Xerxes bermaksud menyerbu Yunani. Agar tidak diketahui pihak Xerxes,

Demaratus menulis pesan dengan cara mengisi tabung kayu dengan lilin dan

menulis pesan dengan cara mengukirnya pada bagian bawah kayu, lalu papan kayu

tersebut dimasukkan ke dalam tabung kayu, kemudian tabung kayu ditutup

kembali dengan lilin.

Pada abad 20, steganografi benar-benar mengalami perkembangan. Selama

berlangsung perang Boer, Lord Boden Powell (pendiri gerakan kepanduan) yang

bertugas untuk membuat tanda posisi sasaran dari basis artileri tentara Boer, untuk

alasan keamanan, Boden Powell menggambar peta-peta posisi musuh pada sayap

kupu-kupu agar gambar - gambar peta sasaran tersebut terkamuflase.

Universitas Sumatera Utara

15

Perang Dunia II adalah periode pengembangan teknik-teknik baru

steganografi. Pada awal Perang Dunia II walaupun masih digunakan teknik tinta

yang tak terlihat, namun teknik-teknik baru mulai dikembangkan seperti menulis

pesan rahasia ke dalam kalimat lain yang tidak berhubungan langsung dengan isi

pesan rahasia tersebut, kemudian teknik menulis pesan rahasia ke dalam pita

koreksi karbon mesin ketik, dan juga teknik menggunakan pin berlubang untuk

menandai kalimat terpilih yang digunakan dalam pesan, teknik terakhir adalah

microdots yang dikembangkan oleh tentara Jerman pada akhir Perang Dunia II.

Dari contoh-contoh steganografi konvensional tersebut dapat dilihat bahwa

semua teknik steganografi konvensional berusaha merahasiakan komunikasi

dengan cara menyembunyikan pesan ataupun mengkamuflase pesan. Maka

sesungguhnya prinsip dasar dalam steganografi lebih dikonsentrasikan pada

kerahasian komunikasinya bukan pada datanya

Seiring dengan perkembangan teknologi terutama teknologi komputasi,

steganografi merambah juga ke media digital, walaupun steganografi dapat

dikatakan mempunyai hubungan erat dengan kriptografi, tetapi kedua metode ini

sangat berbeda.

2.4 Manfaat Steganografi

Steganografi adalah sebuah pisau bermata dua, ia bisa digunakan untuk alasan-

alasan yang baik, tetapi bisa juga digunakan sebagai sarana kejahatan.

Steganografi juga dapat digunakan sebagai salah satu metode untuk

menyembunyikan informasi rahasia, untuk melindunginya dari pencurian dan dari

orang yang tidak berhak untuk mengetahuinya. Steganografi juga dapat digunakan

oleh para teroris untuk saling berkomunikasi satu dengan yang lain.

Universitas Sumatera Utara

16

Proses

2.5 Metode Steganografi

Steganografi merupakan salah satu cara untuk menyembunyikan suatu pesan / data

rahasia di dalam data atau pesan lain yang tampak tidak mengandung apa-apa,

kecuali bagi orang yang mengerti kuncinya (Jonathan Cummins, 2004). Dalam

bidang keamanan komputer, steganografi digunakan untuk menyembunyikan data

rahasia saat enkripsi tidak dapat dilakukan atau bersamaan dengan enkripsi. Jadi,

walaupun enkripsi berhasil dipecahkan (decipher) pesan / data rahasia tetap tidak

terlihat.

Gambar 2.6 Proses Steganography

Universitas Sumatera Utara

17

Proses

Steganografi mempunyai proses yang berbeda dengan kriptografi dimana

pesan rahasia yang ingin dikirimkan tidak di acak melainkan disembunyikan pada

penampungnya seperti pada gambar 2.6 diatas. Hal ini sangat menguntungkan

karena akan mengurangi keinginan seseorang untuk memeriksa file tersebut.

Gambar 2.7 Proses Cryptography

Selain itu, pada kriptografi pesan disembunyikan dengan “diacak” sehingga pada

kasus-kasus tertentu dapat dengan mudah mengundang kecurigaan seperti terlihat

pasa gambar 2.7, sedangkan pada steganografi pesan “disamarkan” dalam bentuk

yang relatif “aman” sehingga tidak terjadi kecurigaan itu. Steganografi dapat

digunakan pada berbagai macam bentuk data, yaitu image, audio, dan video.

Gambar 2.8 Sistem Steganografi

fE

fE-1

Cover*

emb*

Stego

Cover

emb

Key Key

Universitas Sumatera Utara

18

Gambar 2.8 menunjukkan sebuah sistem steganografi umum dimana

dibagian pengirim pesan (sender), dilakukkan proses embedding (Fe) pesan yang

hendak dikirim secara rahasia (emb) ke dalam data cover sebagai tempat

meyimpannya (cover), dengan menggunakan kunci tertentu (key), sehingga

dihasilkan data dengan pesan tersembunyi di dalamnya (stego). Di bagian

penerima pesan (recipient), dilakukan proses extracting (fE-1

) pada stego untuk

memisahkan pesan rahasia (emb) dan data penyimpan (cover) tadi dengan

menggunakan kunci yang sama seperti pada proses embedding tadi. Jadi hanya

orang yang tahu kunci ini saja yang dapat mengekstrak pesan rahasia tadi. Proses

tadi dapat direpresentasikan secara lebih jelas pada gambar 2.9 di bawah.

Gambar 2.9 Versi grafis dari sistem Steganografi

Secara garis besar, teknik penyembunyian data dengan steganografi adalah

dengan cara menyisipkan sepotong demi sepotong informasi asli pada sebuah

media, sehingga informasi tersebut tampak kalah dominan dengan media

pelindungnya

Dalam penulisan ini, penulis membatasi teknik yang digunakan adalah

modifikasi LSB, dan teknik – teknik steganografi lainnya diberikan hanya sebagai

pengantar dalam pembahasan steganografi.

Cover

Image

Cover

Image

Embedding

Function(FE)

Extracting

Function(FE-1

)

Key Key

110010100011

101100011101

100001011011

100110101000

111001000111

100001101011

110010100011

101100011101

100001011011

100110101000

111001000111

100001101011

Universitas Sumatera Utara

19

2.5.1 Metode Least-Significant Bit

Penyembunyian data dilakukan dengan mengganti bit-bit data yang tidak terlalu

berpengaruh di dalam segmen citra dengan bit-bit data rahasia (Jonathan

Cummins, 2004), Pada susunan bit di dalam sebuah byte (1 byte = 8 bit), ada bit

yang paling berarti (most significant bit atau MSB) dan bit yang paling kurang

berarti (least significant bit atau LSB). Berikut contoh sebuah susunan bit pada

sebuah byte:

11010010

MSB = Most Siginificant Bit LSB = Least Significant Bit

Bit yang cocok untuk diganti adalah bit LSB, sebab perubahan tersebut

hanya mengubah nilai byte satu lebih tinggi atau satu lebih rendah dari nilai

sebelumnya. Misalkan byte tersebut menyatakan warna merah, maka perubahan

satu bit LSB tidak mengubah warna merah tersebut secara berarti. Lagi pula, mata

manusia tidak dapat membedakan perubahan yang kecil.

Misalkan segmen data citra sebelum perubahan:

00110011 10100010 11100010 10101011 00100110

10010110 11001001 11111001 10001000 10100011

Segmen data citra setelah pesan ‘1110010111‘ disembunyikan:

00110011 10100011 11100011 10101010 00100110

10010111 11001000 11111001 10001001 10100011

Universitas Sumatera Utara

20

Untuk memperkuat teknik penyembunyian data, bit-bit data rahasia tidak

digunakan mengganti byte-byte yang berurutan, namun dipilih susunan byte secara

acak. Misalnya jika terdapat 50 byte dan 6 bit data yang akan disembunyikan,

maka maka byte yang diganti bit LSB-nya dipilih secara acak, misalkan byte nomor

36, 5, 21, 10, 18, 49.

41 42 43 44 45 46 47 48 49 50

31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Gambar 2.10 Proses Penempatan Bit Pesan

Untuk membangkitkan bilangan acak maka digunakan algoritma

pembangkit bilangan acak semu (pseudo-random number generator).

( ) pcaXX n mod01 +=+

dimana Xn+1 , adalah bilangan acak yang dihasilkan.

p adalah jumlah pixel dikali 3 (tiga), dimana tiap pixel citra 24 bit memiliki

tiga komponen warna yaitu red, green dan blue masing-masing 1 byte (8

bit).

a adalah pengali (multiplier)

c adalah penambah (increment)

0X adalah nilai awal (seed or start value)

Ukuran data yang akan disembunyikan bergantung pada ukuran citra

penampung. Pada citra 24-bit yang berukuran 256 x 256 pixel terdapat 65536

pixel, setiap pixel berukuran 3 byte (komponen RGB), berarti seluruhnya ada

65536 x 3 = 196608 byte. Karena setiap byte hanya bisa menyembunyikan satu bit

di LSB-nya, maka ukuran data yang akan disembunyikan di dalam citra maksimum

Universitas Sumatera Utara

21

196608/8 = 24576 byte Ukuran data ini harus dikurangi dengan panjang nama

berkas, karena penyembunyian data rahasia tidak hanya menyembunyikan isi data

tersebut, tetapi juga nama berkasnya.

Untuk memperkuat keamanan, data yang akan disembunyikan dapat

dienkripsi terlebih dahulu. Sedangkan untuk memperkecil ukuran data, data

dimampatkan sebelum disembunyikan. Bahkan, pemampatan dan enkripsi dapat

juga dikombinasikan sebelum melakukan penyembunyian data.

2.6 Kriteria Steganografi yang Baik

Steganografi yang dibahas di sini adalah penyembunyian data di dalam citra digital

saja. Meskipun demikian, penyembunyian data dapat juga dilakukan pada wadah

berupa suara digital, teks, ataupun video.

Penyembunyian data rahasia ke dalam citra digital akan mengubah kualitas

citra tersebut (Jonathan Cummins, 2004). Kriteria yang harus diperhatikan dalam

penyembunyian data adalah:

a. Fidelity. Mutu citra penampung tidak jauh berubah. Setelah penambahan

data rahasia, citra hasil steganografi masih terlihat dengan baik. Pengamat

tidak mengetahui kalau di dalam citra tersebut terdapat data rahasia.

b. Robustness. Data yang disembunyikan harus tahan terhadap manipulasi

yang dilakukan pada citra penampung (seperti pengubahan kontras,

penajaman, pemampatan, rotasi, perbesaran gambar, pemotongan

(cropping), enkripsi, dan sebagainya). Bila pada citra dilakukan operasi

pengolahan citra, maka data yang disembunyikan tidak rusak.

c. Recovery. Data yang disembunyikan harus dapat diungkapkan kembali

(recovery). Karena tujuan steganografi adalah data hiding, maka sewaktu-

waktu data rahasia di dalam citra penampung harus dapat diambil kembali

untuk digunakan lebih lanjut.

Universitas Sumatera Utara