chapter ii.pdf

Upload: ashry09

Post on 02-Mar-2016

3 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

chapter

TRANSCRIPT

  • BAB 2

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1.Pengertian Air Limbah

    Air limbah yaitu air dari suatu daerah permukiman yang telah dipergunakan

    untuk berbagai keperluan, harus dikumpulkan dan dibuang untuk menjaga lingkungan

    hidup yang sehat dan baik. Unsur unsur dari suatu sistem pengolahan air limbah

    yang modern terdiri dari :

    1. Masing masing sumber air limbah

    2. Sarana pemrosesan setempat

    3. Sarana pengumpul

    4. Sarana penyaluran

    5. Sarana pengolahan, dan

    6. Sarana pembuangan.

    Dan dua faktor yang penting yang harus diperhatikan dalam sistem pengolahan air

    limbah yaitu jumlah dan mutu.

    2.2.Ciri Ciri Air Limbah

    Disamping kotoran yang biasanya terkandung dalam persediaan air bersih air

    limbah mengandung tambahan kotoran akibat pemakaian untuk keperluan rumah

    tangga, komersial dan industri. Beberapa analisis yang dipakai untuk penentuan ciri

    ciri fisik, kimiawi, dan biologis dari kotoran yang terdapat dari air limbah.

    Universitas Sumatera Utara

  • 2.2.1. Ciri Ciri Fisik

    Ciri ciri fisik utama air limbah adalah kandungan padat, warna, bau, dan

    suhunya.

    Bahan padat total terdiri dari bahan padat tak terlarut atau bahan padat yang

    terapung serta senyawa senyawa yang larut dalam air. Kandungan bahan padat

    terlarut ditentukan dengan mengeringkan serta menimbang residu yang didapat dari

    pengeringan.

    Warna adalah ciri kualitatif yang dapat dipakai untuk mengkaji kondisi umum

    air limbah. Jika warnanya coklat muda, maka umur air kurang dari 6 jam. Warna abu

    abu muda sampai setengah tua merupakan tanda bahwa air limbah sedang

    mengalami pembusukanatau telah ada dalam sistem pengumpul untuk beberapa lama.

    Bila warnanya abu abu tua atau hitam, air limbah sudah membusuk setelah

    mengalami pembusukan oleh bakteri dengan kondisi anaerobik.

    Penentuan bau menjadi semakin penting bila masyarakat sangat mempunyai

    kepentingan langsung atas terjadinya operasi yang baik pada sarana pengolahan air

    limbah. Senyawa utama yang berbau adalah hidrogen sulfida, senyawa senyawa

    lain seperti indol skatol, cadaverin dan mercaptan yang terbentuk pada kondisi

    anaerobik dan menyebabkan bau yang sangat merangsang dari pada bau hidrogen

    sulfida.

    Suhu air limbah biasanya lebih tinggi dari pada air bersih karena adanya

    tambahan air hangat dari pemakaian perkotaan. Suhu air limbah biasanya bervariasi

    dari musim ke musim, dan juga tergantung pada letak geografisnya.

    Universitas Sumatera Utara

  • 2.2.2 Ciri ciri kimia

    Selain pengukuran BOD, COD dan TOC pengujian kimia yang utama adalah

    yang bersangkutan dengan Amonia bebas, Nitrogen organik, Nitrit, Nitrat, Fosfor

    organik dan Fosfor anorganik. Nitrogen dan fosfor sangat penting karena kedua

    nutrien ini telah sangat umum diidentifikasikan sebagai bahan untuk pertumbuhan

    gulma air. Pengujian pengujian lain seperti Klorida, Sulfat, pH serta alkalinitas

    diperlukan untuk mengkaji dapat tidaknya air limbah yang sudah diolah dipakai

    kembali serta untuk mengendalikan berbagai proses pengolahan. (Linsley.K.R. 1995)

    2.3. Jenis limbah

    Berdasarkan karakteristiknya, limbah dapat digolongkan menjadi 4 macam, yaitu

    :

    1. Limbah cair

    2. Limbah padat

    3. Limbah gas dan partikel

    4. Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)

    2.3.1. Limbah cair

    Limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha atau kegiatan yang berwujud

    cair (PP 82 thn 2001).

    2.3.2. Limbah padat

    Limbah padat berasal dari kegiatan industri dan domestik. Limbah domestik

    pada umumnya berbentuk limbah padat rumah tangga, limbah padat kegiatan

    Universitas Sumatera Utara

  • perdagangan, perkantoran, peternakan, pertanian serta dari tempat-tempat umum.

    Jenis-jenis limbah padat: kertas, kayu, kain, karet/kulit tiruan, plastik, metal,

    gelas/kaca, organik, bakteri, kulit telur, dll

    2.3.4. Limbah gas dan partikel

    Polusi udara adalah tercemarnya udara oleh berberapa partikulat zat (limbah)

    yang mengandung partikel (asap dan jelaga), hidrokarbon, sulfur dioksida, nitrogen

    oksida, ozon (asap kabut fotokimiawi), karbon monoksida dan timah.

    2.3.5. Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)

    Suatu limbah digolongkan sebagai limbah B3 bila mengandung bahan

    berbahaya atau beracun yang sifat dan konsentrasinya, baik langsung maupun tidak

    langsung, dapat merusak atau mencemarkan lingkungan hidup atau membahayakan

    kesehatan manusia.Yang termasuk limbah B3 antara lain adalah bahan baku yang

    berbahaya dan beracun yang tidak digunakan lagi karena rusak, sisa kemasan,

    tumpahan, sisa proses, dan oli bekas kapal yang memerlukan penanganan dan

    pengolahan khusus. Bahan-bahan ini termasuk limbah B3 bila memiliki salah satu

    atau lebih karakteristik berikut: mudah meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif,

    beracun, menyebabkan infeksi, bersifat korosif, dan lain-lain, yang bila diuji dengan

    toksikologi dapat diketahui termasuk limbah B3.

    Berdasarkan sumbernya, limbah B3 dapat diklasifikasikan menjadi:

    Primary sludge, yaitu limbah yang berasal dari tangki sedimentasi pada

    pemisahan awal dan banyak mengandung biomassa senyawa organik yang

    stabil dan mudah menguap

    Universitas Sumatera Utara

  • Chemical sludge, yaitu limbah yang dihasilkan dari proses koagulasi dan

    flokulasi

    Excess activated sludge, yaitu limbah yang berasal dari proses pengolahan

    dengan lumpur aktif sehingga banyak mengandung padatan organik berupa

    lumpur dari hasil proses tersebut.

    Digested sludge, yaitu limbah yang berasal dari pengolahan biologi dengan

    digested aerobic maupun anaerobic di mana padatan/lumpur yang dihasilkan

    cukup stabil dan banyak mengandung padatan organik.

    Macam Limbah Beracun

    Limbah mudah meledak adalah limbah yang melalui reaksi kimia dapat

    menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat

    merusak lingkungan.

    Limbah mudah terbakar adalah limbah yang bila berdekatan dengan api,

    percikan api, gesekan atau sumber nyala lain akan mudah menyala atau

    terbakar dan bila telah menyala akan terus terbakar hebat dalam waktu lama.

    Limbah reaktif adalah limbah yang menyebabkan kebakaran karena

    melepaskan atau menerima oksigen atau limbah organik peroksida yang tidak

    stabil dalam suhu tinggi.

    Limbah beracun adalah limbah yang mengandung racun yang berbahaya bagi

    manusia dan lingkungan. Limbah B3 dapat menimbulkan kematian atau sakit

    bila masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan, kulit atau mulut.

    Universitas Sumatera Utara

  • Limbah yang menyebabkan infeksi adalah limbah laboratorium yang terinfeksi

    penyakit atau limbah yang mengandung kuman penyakit, seperti bagian tubuh

    manusia yang diamputasi dan cairan tubuh manusia yang terkena infeksi.

    Limbah yang bersifat korosif adalah limbah yang menyebabkan iritasi pada kulit atau

    mengkorosikan baja, yaitu memiliki pH sama atau kurang dari 2,0 untuk limbah yang

    bersifat asam dan lebih besar dari 12,5 untuk yang bersifat basa.

    (http://educorolla8.blogspot.com)

    2.4. Volume Limbah

    Semakin besar volume limbah, pada umumnya, bahan pencemarnya semakin

    banyak. Hubungan ini biasanya terjadi secara linier. Oleh sebab itu dalam

    pengendalian limbah sering juga diupayakan pengurangan volume limbah. Kaitan

    antara volume limbah dengan volume badan penerima juga sering digunakan sebagai

    indikasi pencemaran. Perbandingan yang mencolok jumlahnya antara volume limbah

    dan volume penerima limbah juga menjadi ukuran tingkat pencemaran yang

    ditimbulkan terhadap lingkungan. Misalnya limbah sebanyak 100 m3 air per 8 jam

    mempunyai konsentrasi plumbum 4 mg/hari dialirkan ke suatu sungai. Yang

    mempunyai debit 8.000 m3 perjam. (http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/).

    Universitas Sumatera Utara

  • 2.5. Pengolahan Limbah Cair

    Secara umum penanganan air limbah dapat dikelompokkan menjadi

    2.5.1. Pengolahan Awal/Pendahuluan (Preliminary Treatment)

    Tujuan utama dari tahap ini adalah usaha untuk melindungi alat-alat yang ada pada

    instalasi pengolahan air limbah. Pada tahap ini dilakukan penyaringan, penghancuran

    atau pemisahan air dari partikel-partikel yang dapat merusak alat-alat pengolahan air

    limba, seperti pasir, kayu, sampah, plastik dan lain-lain.

    2.5.2. Pengolahan Primer (Primary Treatment)

    Tujuan pengolahan yang dilakukan pada tahap ini adalah menghilangkan partikel-

    artikel padat organik dan organik melalui proses fisika, yakni sedimentasi dan flotasi.

    Sehingga partikel padat akan mengendap (disebut sludge) sedangkan partikel lemak

    dan minyak akan berada di atas / permukaan (disebut grease).

    2.5.3. Pengolahan Sekunder (Secondary Treatment)

    Pada tahap ini air limbah diberi mikroorganisme dengan tujuan untuk menghancurkan

    atau menghilangkan material organik yang masih ada pada air limbah. Tiga buah

    pendekatan yang umum digunakan pada tahap ini adalah fixed film, suspended film

    dan lagoon system.

    .2.5.4. Pengolahan Akhir (Final Treatment)

    Fokus dari pengolahan akhir (Final Treatment) adalah menghilangkan organisme

    penyebab penyakit yang ada pada air. Hal ini dapat dilakukan dengan cara

    menambahkan khlorin ataupun dengan menggunakan sinar ultraviolet

    Universitas Sumatera Utara

  • 2.5.5. Pengolahan Lanjutan (Advanced Treatment)

    Pengolahan lanjutan diperlukan untuk membuat komposisi air limbah sesuai dengan

    yang dikehendaki. Misalnya untuk menghilangkan kandungan fosfor ataupun amonia

    dari air limbah. (http://aimyaya.com/)

    Menurut Ehless dan Steel, air limbah adalah cairan buangan yang berasal dari

    rumah tangga, industry, dan tempat-tempat umum lainnya dan biasanya mengandung

    bahan-bahan atau zat yang dapat membehayakan kehidupan manusia serta

    mengganggu kelestarian lingkungan.

    Air limbah dapat berasal dari berbagai sumber, antara lain:

    1. Rumah tangga

    Contoh: air bekas cucian,air bekas memasak, air bekas mandi, dan sebagainya.

    2. Perkotaan

    Contoh: air limbah dari perkantoran, perdagangan, selokan, dan dari tempat-

    tempat ibadah.

    3. Industri

    Contoh: air limbah dari pabrik baja, pabrik tinta, pabrik cat, dan pabrik karet.

    Industri dan kegiatan lainnya yang mempunyai air buangan yang membentuk

    limbah cair dalam skala besar harus melakukan penanganan agar tidak berdampak

    pada lingkungan disekitarnya. Apabila limbah cair tersebut tidak dilakukan

    pengolahan dan dibuang langsung ke lingkungan umum, sungai, danau, laut akan

    berdampak pada lingkungan karena jumlah polutan di dalam air menjadi semakin

    Universitas Sumatera Utara

  • tinggi. Pada dasarnya ada dua alternative penanganan yaitu membawa limbah cair ke

    pusat pengolahan limbah atau memiliki sendiri instalasi pengolahan air limbah (IPAL)

    proses pengolahan limbah cair pada dasarnya dikelompokkan menjadi tiga tahap yaitu

    proses pengolahan primer, sekunder, dan tersier. ( Sunu.P., 2001)

    Air limbah sebelum dilepas kepembuangan akhir harus menjalani pengolahan

    terlebih dahulu. Untuk dapat melaksanakan pengolahan air limbah yang efektif

    diperlukan rencana pengelolaan yang baik. Adapun tujuan dari pengelolaan air limbah

    itu sendiri, antara lain:

    1. Mencegah pencemaran pada sumber air rumah tangga.

    2. Melindungi hewan dan tanaman yang hidup dalam air.

    3. Menghindari pencemaran tanah permukaan.

    4. Menghilangkan tempat berkembangbiaknya bibit dan vector penyakit.

    Sementara itu, sistem pengelolaan air limbah yang diterapkan harus memenuhi

    persyaratan berikut.

    1. Tidak mengakibatkan kontaminasi terhadap sumber-sumber air minum.

    2. Tidak mengakibatkan pencemaran air permukaan.

    3. Tidak menimbulkan pencemaran pada flora dan fauna yang hidup di air

    didalam penggunaannya sehari-hari.

    4. Tidak dihinggapi oleh vector atau serangga yang menyebabkan penyakit.

    5. Tidak terbuka dan harus tertutup.

    6. Tidak menimbulkan bau atau aroma tidak sedap. (Chandra.B.2007)

    Universitas Sumatera Utara

  • Pabrik yang secara kontiniu membuang limbah berbeda dengan pabrik yang

    membuang limbah secara periodik walau konsentrasi pencemar sama, dan jumlah

    buangan nya pun sama. Pengaruh terhadap lingkungan mengalami perbedaan.

    Dalam hal sering tidaknya suatu pabrik membuang limbah tergantung terhadap

    proses pengolahan dalam pabrik. Artinya volume air buangannya tergantung dari

    volume produksinya. Semakin tinggi produksi semakin tinggi volume limbahnya. Ada

    pabrik yang dalam periode tertentu jumlah airnya melebihi dari pada kondisi sehari-

    hari. Setiap lima hari dalam sebulan volume limbahnya sangat berlebih, kecuali bila

    pabrik blow down. Atau ada pabrik yang hanya membuang limbah sekali dalam

    seminggu sedangkan pada hari-hari lainnya tidak. Semakin banyak frekuensi

    pembuangan limbah, semakin tinggi tingkat pencemaran yang ditimbulkan.

    Dampak pencemaran limbah terhadap lingkungan harus dilihat dari jenis

    parameter pencemar dan konsentrasinya dalam air limbah. Dari satu sisi suatu limbah

    mempunyai parameter tunggal dengan konsentrasi yang relatif tinggi. Disisi lain ada

    limbah dengan 10 parameter tapi dengan konsentrasi yang juga melewati ambang

    batas. Persoalannya bukan yang mana lebih baik dari pada yang terburuk, melainkan

    seharusnya lebih mendapat prioritas. ( Ginting.P.1992)

    2.6. Karakter limbah

    2.6.1. Domestik

    Limbah domestic adalah semua buangan yang berasal dari kamar mandi,

    kakus, dapur, tempat cuci pakaian, cuci peralatan rumah tangga, apotek, rumah sakit,

    rumah makan dan sebagainya yang secara kuantitatif limbah tadi terdiri dari zat

    Universitas Sumatera Utara

  • organic baik berupa zat padat ataupun cair, bahan berbahaya, dan beracun, garam

    terlarut, lemah dan bakteri terutama golongan fekal coli, jasad pathogen, dan parasit.

    2.6.2. Non domestik

    Limbah domestic sangat bervariasi, terlebih lebih untuk limbah industri.

    Limbah pertanian biasanya terdiri atas bahan padat bekas tanaman yang besifat

    organis, bahan pemberantas hama dan penyakit ( peptisida bahan pupuk yang

    mengandung nitrogen, fosfor, sulfur, mineral, dan sebagainya. (Sastrawijaya.T.A.

    2001).

    Dalam air buangan terdapat zat organic yang terdiri dari unsure karbon,

    hydrogen, dan oksigen dengan unsure tambahan yang lain seperti nitrogen, belerang

    dan lain-lain yang cenderung menyerap oksigen.

    Bentuk lain untuk mengukur oksigen ini adalah COD. Pengukuran ini

    diperlukan untuk mengukur kebutuhan oksigen terhadap zat organic yang sukar

    dihancurkan secara oksidasi. Oleh karena itu dibutuhkan bantuan pereaksi oksidator

    yang kuat dalam suasana asam. Nilai BOD selalu lebih kecil dari pada nilai COD

    diukur pada senyawa organic yang dapat diuraikan maupun senyawa organic yang

    tidak dapat berurai. ( Agusnar.H.2008 )

    Laju aliran dan keragaman laju aliran merupakan factor penting dalam

    rancangan proses. Sejumlah unit dalam kebanyakan system penanganan harus

    dirancang berdasarkan puncak laju aliran dan memberikan pertimbangan untuk

    meminimumkan keragaman laju aliran bila mana mungkin. ( Jenie.L.S.1993 )

    Universitas Sumatera Utara

  • 2.7. Logam Berat

    Air sering tercemar oleh berbagai komponen anorganik, diantaranya berbagai

    jenis logam berat yang berbahaya, yang beberapa diantaranya banyak digunakan

    dalam skala industri. Industri industri logam berat tersebut harus mendapatkan

    pengawasan yang ketat sehingga tidak membahayakan bagi para pekerja maupun

    lingkungan sekitarnya.

    Logam berat yang berbahaya dan sering mencemari lingkungan, yang terutama

    adalah Merkuri (Hg), Timbal (Pb), Arsenik (As), Kadmium (Cd), Kromium (Cr),

    Nikel (Ni), dan Zink (Zn). Logam-logam berat tersebut diketahui dapat mengumpul

    dalam tubuh suatu organisme dan tetap tinggal dalam tubuh dalam jangka waktu yang

    lama sebagai racun yang terakumulasi. ( Kristanto.P. 2002 )

    2.8. Chemical Demand Oxygen (COD)

    Chemical Oxygen Demand (COD) adalah jumlah oksigen (mg O2) yang

    dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat organis yang terdapat dalam 1 ml sampel air,

    di mana pengoksidasi K2Cr2O7 digunakan sebagai sumber oksigen terlarut.

    Angka COD merupakan ukuran bagi pencemaran oleh zat-zat organis yang

    secara alamiah dapat dioksidasi melalui proses mukrobiologi dan mengakibatkan

    berkurangnya oksigen terlarut di dalam air. (Alaerts.1984)

    Uji COD adalah suatu pembakaran kimia secara basah dari bahan organik

    dalam sampel. Larutan asam dikromat digunakan untuk mengoksidasi bahan organik

    pada suhu tinggi. Berbagai prosedur COD yang menggunakan waktu reaksi dari menit

    sampai 2 jam dapat digunakan.

    Universitas Sumatera Utara

  • Penggunaan dua katalis perak sulfat dan merkuri sulfat diperlukan masing-

    masing untuk mengatasi gangguan klorida dan untuk menjamin oksidasi senyawa-

    senyawa organik kuat menjadi teroksidasi.

    Analisis BOD dan COD dari suatu limbah akan menghasilkan nilai-nilai yang

    berbeda karena kedua uji mengukur bahan yang berbeda. Nilai-nilai COD selalu lebih

    tinggi dari nilai BOD. Perbedaan di antara kedua nilai disebabkan oleh banyak faktor

    seperti bahan kimia yang tahan terhadap oksidasi kimia, seperti lignin ; bahan kimia

    yang dapat dioksidasi secara kimia dan peka terhadap oksidasi biokimia tetapi tidak

    dalam uji BOD 5 hari seperti selulosa, lemak berantai panjang atau sel-sel mikroba

    dan adanya bahan toksik dalam limbah yang akan menggangu uji BOD tetapi tidak uj

    COD.

    Walaupun metode COD tidak mampu mengukur limbah yang dioksidasi

    secara biologik, metode COD mempunyai nilai praktis. Untuk limbah spesifik dan

    pada fasilitas penanganan limbah spesifik, adalah mungkin untuk memperoleh

    korelasi yang baik antara nilai COD dan BOD.

    Perubahan nilai-nilai BOD dan COD suatu limbah akan terjadi selama

    penanganan. Bahan yang teroksidasi secara biologik akan turun selam penanganan,

    sedangkan bahan yang tidak teroksidasi secara biologik tetapi teroksidasi secara kimia

    tidak turun. Bahan yang tidak teroksidasi secara biologik akan terdapat dalam limbah

    yang belum diberi penanganan dan akan meningkat karena residu massa sel dari

    respirasi endogenes. Nisbah COD dan BOD akan meningkat dengan stabilnya bahan

    yang teroksidasi secara biologik.(Jenie.L.S.1993)

    Universitas Sumatera Utara