chello charlin

Upload: muhammadkhairil1

Post on 10-Jul-2015

62 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENDAHULUAN Pendidikan merupakan sebagian dari kehidupan masyarakat dan juga sebagi dinamisator masyarakat itu sendiri. Memang kita semua mengatahui betapa sektor pendidikan selalu terbelakang dalam berbagai sektor pembangunan lainnya, bukan saja karena sektor itu lebih dilihat sebagi sektor konsumtif, juga karena by definition pendidikan adalah penjaga status quo masyarakat itu sendiri. Bayangkan betapa runyamnya kehiduipan ini apabila tidak ada dasar pijakan dan tidak ada bintang penunjuk jalan.1 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pendidikan yang berarti education adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui pengajaran dan pelatihan.2 Sedangkan pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan hal (mata pelajaran).3 Pendidikan kepribadiannya adalah aktivitas dan usaha manusia untuk meningkatkan Sedangkan

dengan

jalan

membina

potensi-potensi

pribadinya.

pengetahuan adalah objek dari pada manusia melakukan proses pendidikan itu sendiri. B. PEMBAHASAN Pembahasan ilmu pendidikan sebagai ilmu pengetahuan dimulai dengan meletakkan ilmu pengetahuan dalam system penggolongan (sistematika) ilmu pengetahuan. Menurut sistemnya ilmu pengetahuan dibedakan sebagai berikut : a. Ilmu-ilmu murni ; berdiri sendiri lepas dari pada ilmu pengalaman (empiri). Contoh : Matematika. b. Ilmu-ilmu pengalaman (empiri) ; diperoleh berdasarkan pengalaman. Jadi objeknya adalah gejala-gejala kehidupan, baik yang nampak maupun tidak nampak.4 Ilmu pendidikan termasuk ilmu pengetahuan empiris yang diangkat dari pengalaman pendidikan, kemudian disusun secara teoritis untuk digunakan secara praktis.

Dengan menempatkan kedudukan ilmu pendidikan di dalam sistematika ilmu pengetahuan, maka uraian selanjutnya adalah ilmu pendidikan sebagai Ilmu Normatif dan Ilmu pendidikan sebagai Ilmu Teoritis dan Praktis. 1. Ilmu Pendidikan Sebagai Ilmu Normatif Ilmu pendidikan itu selalu berurusan dengan soal siapakah manusia itu. Pembahasan mengenai siapakah manusia itu biasanya termask bidang filsafat, yaitu filsafat antropologi. Pandangan filsafat tentang manusia sangat besar pengaruhnya terhadap konsep serta praktik-praktik pendidikan. Karena pandangan filsafat itu menentukan nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi oleh seorang pendidik atau suatu bangsa yang melakukan pendidikan. Nilai yang dijunjung tinggi ini dijadikan norma untuk menentukan ciri-ciri manusia yang ingin dicapai melalui praktik pendidikan. Nilai-nilai tidak diperoleh hanya dari praktik dan pengalaman mendidik, tetapi secara normative bersumber dari norma masyarakat, norma filsafat dan pandangan hidup, malah dari keyakinan keagamaan yang dianut oleh seseorang.5 2. Ilmu Pendidikan Sebagai Ilmu yang Bersifat Teoritis dan Praktis Dalam ilmu mendidik teoritis para cerdik pandai mengatur dan mensistemkan di dalam swapikirnya masalah yang tersusun sebagai pola pemikiran pendidikan. Jadi dari praktik-praktik pendidikan disusun pemikiran-pemikiran secara teoritis. Pemikiranpemikiran teoritis inilah yang disusun dalam satu system pendidikan yang biasa disebut Ilmu Mendidik Teoritis. Terdapat hubungan antara ilmu mendidik teoritis, sistematiss dan histories. Apa sajakah yang dapat disumbangkan sejarah pendidikan bagi teori pendidikan maupun praktik pendidikan?. Meskipun ilmu mendidik sistematis mendahului ilmu mendidik histories, akan tetapi ilmu mendidik histories juga memberikan bantuan dan memperkaya ilmu mendidik sistematis.

Selanjutnya adalah bagaimana hubungan antara ilmu mendidik histories dan ilmu mendidik praktis. Seorang maha guru ilmu mendidik JM. Guning berkata : teori tanpa praktek adalah baik pada human cerdik cendikiawan dan praktek tanpa teori hanya terdapat pada orang gila dan penjahat penjahat namun alangkah lebih sempurnanya ilmu pendidikan itu dilakukan dengan cara teori dan praktek secara bersama-sama.6 Untuk lebih memahami bahwa ilmu pendidikan itu adalah yang memerlukan pemikiran yang teoritis , adalah bahwa setiap pendidik memerlukan kritik- kritik sumbangan pemikiran dari para ahli/ orang lain, ia dapat belajar dari catatan-catatan kritik saran dari orang lain, yang pada akhirnya dapat dikatakan bahwa ia belajar berdasarkan teori. C. KESIMPULAN Dapat di tarik kesimpulan antara ilmu pendidikan dan ilmu pengetahuan terdapat hubungan yang sangat berkaitan. Orang yang melakukan ilmu pendidikan yang disebut sebagai pendidik akan sangat memerlukan ilmu pengetahuan dalam mana ia melakukan proses pendidikan, ia akan memerlukan : 1. Pengetahuan tentang dirinya sebagai pendidik terdapat ilmu pengetahuan yang akan di didikan kepada peserta didik . 2. Pengetahuan tentang tujuan dari pada ia melakuakn pendidikan itu sendiri 3. Pengetahuan tentang bagaimana kondisi peserta didiknya. 4. Pengetahuan tentang metode mendidik itu sendiri.

DAFTRA PUSTAKADepartemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka Jakarta, 2002.

H.A.R. Tilaar, Prof. Dr. M.Sc. Ed., .Manajemen Pendidikan Nasional, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 1999. Tim Dosen FIP IKIP Malang, Dasar Dasar Kependidikan, Usaha Nasional, Surabaya, 1981

lmu pengetahuan adalah suatu uraian yang sistematis dan metodis tentang suatu hal atau masalah.Setelah melihat pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa syarat ilmu pengetahuan sebagai berikut: - Ilmu pengetahuan harus ada obyeknya Adapun obyek ilmu pengetahuan adalah obyek material dan formal. Obyek matrial adalah bahan yang menjadi sasaran suatu ilmu pengetahuan sedangkan obyek formal adalah sudut pembahasan suatu ilmu pengetahuan, misal: ilmu jiwa dan ilmu manusia yang kwdua macam ilmu pengetahuan itu mempunyai obek material sama (manusia), akan tetapi obyek formalnya berbeda. Oleh karena itu obyek material ilmu pengetahuan dapat sama sedang obyek formalnya berbeda. - Ilmu pengetahuan harus metodis : ilmu pengetahuan dalam mengdakan pembahasan serta penyelidikan untuk suatu ilmu pengetahuan harus menggunakan metode yang ilmiah. - Ilmu pengetahuan harus sistematis. - Ilmu Pengetahuan harus mempunyai dinamika : ilmu pengetahuan harus tumbuh dan berkembang untuk mepunyai kesempuranaan. - Harus praktis : ilmu pengetahuan harus berguna dan dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. - Harus diabadikan untuk kesejahteraan manusia. Kedudukan ilmu pendidikan itu berada di tengah-tengah ilmu yang lain. Ilmu pendidiakan ialah suatu llmu pengetahuan yang membahas masalah yamg behubungan dengan pendidikan,syarat ilmu pendidikan adalah bersifat teoritis,praktis,dan normatif. Fakta dari Ilmu Pendidikan mengandung Elemen , berikut : Syarat Ilmu Pengetahuan

Ilmu pengetahuan adalah uraian yang sistematis, metodis tentang suatu masalah. Ilmu Pengetahuan Suatu Ilmu Karena ilmu pendidikan mempunyai obyek, metode dan sistematis. Kedudukannya di tengah-tengah ilmu pengetahuan yang lain. Sifat ilmu pendidikan adalah praktis, teoritis dan normatif. Obyek ilmu pendidikan adalah anak didik, pendidik, materi, metode, evaluasi, alat pendidikan, lingkungan dan dasar pendidikan. Ilmu bantu ilmu pendidikan Ilmu bantu ilmu pendidikan adalah ilmu biologi, ilmu jiwa dan ilmu-ilmu sosial. Syarat Syarat Ilmu Pengetahuan Suatu ilmu pengetahuan harus mamanuhi tiga persyaratan pokok dan beberapa persysaratan tambahan. Diantaranya: Persyaratan pokok - Suatu ilmu harus mempunyai obyek tertentu - Suatu ilmu pengetahuan harus menggunakan metode metode yang sesuai - Suatu ilmu pengetahuan harus menggunakan sistematika tertentu Persyaratan tambahan - Suatu ilmu pengetahuan harus mempunyai dinamika - Suatu ilmu pengetahuan harus praktis - Suatu ilmu pengetahuan harus diabdikan untu kesejahteraan umat manusia Ilmu Pendidikan Sebagai Ilmu Pengetahuan Setelah kita tahu apa yang menjadi persyaratan suatu ilmu pengetahuan . tentunya kita mengetahui bahwa ilmu pendidikan telah memenuhi persyaratan persyaratan tersebut. Ilmu pendidikan mempunyai obyek , metode, dan systematika . tidak hanya itu ilmu pendidikan juga telah memenuhi persyaratan tambahan lainnya. Misal, praktis , dinamika dan tentunya diabdikan untuk kesejahteraan umat manusia. Kedudukan Ilmu Pendidikan , coba kita perhatikan bagan berikut : - Ilmu pengetahuan Matematika

- Ilmu Berhitung - Ilmu Aljabar - Ilmu Ukur - Ilmu Mekanik Fisika - Ilmu Alam - ilmu Kimia - Geologi - Mineralogi Biologi - Botani - Zoologi - Antropologi - Etnologi Social sciences - Ilmu Jiwa - Ilmu Logika - Ilmu Ethika - Ilmu Hukum - Ilmu Ekonomi - Ilmu Pendidikan - Sosiologi Metafisika - Ontologi - Antropologi Filsafat - Cosmologi - Theodicee Dari bagan diatas maka kita ketahui bahwa kedudukan ilmu pendidikan terletak di tengah tengah ilmu ilmu yang lain. Sifat Sifat Ilmu Pendidikan Ilmu pendidikan ialah ilmu pengetahuan yang membicarakan masalah masalah yang berhubungan dengan pendidikan. Sebagai mana setiap ilmu mempunyai siafatnya masing masing begitu juga dengan ilmu pendidikan. Sifat ilmu pendidikan diantaranya : - Teoritis - Praktis - Normatif

Obyek Obyek Ilmu Pendidikan Adapun obyek dari ilmu pendidikan yaitu : - Anak Didik - Pendidik - Materi Pendidikan - Metodologi Pengajaran - Evaluasi Pengajaran - Alat Alat Pendidikan - Milieu Atau Lingkungan Sekitar - Dasar Dan Tujuan Pendidikan Ilmu Ilmu Bantu Ilmu Pendidikan Ilmu bantu yang diperlukan dalam ilmu pendidikan antara lain : - Ilmu Ilmu Biologi, misal; Embriologi, Anatomi, Fisiologi dan lain sebagainya. - Ilmu jiwa, misal; Ilmu Jiwa Umum, Ilmu Jiwa Perkembangan, Ilmu Jiwa Social. - Ilmu Ilmu Social, misal; Social, Ekonomi, Hukum, dan lain sebagainya. sumber : Bab I : Pendahuluan Pengantar Ilmu Pendidikan Dosen : Muchlisin M.Ag Judul Buku : Pengantar Ilmu Pendidikan Penyusun Buku : Drs. Amir Daien Indrakusuma Penerbit Buku : Usaha Nasional Tahun Terbit buku : Juli 1973 Tebal Buku :218 Halaman

PENDIDIKAN SEBAGAI ILMU DAN SEBAGAI SISTEM1. Pendidikan Sebagai Ilmu Menurut George F.Kneller kata teori mempunyai 2 makna sentral yaitu (1) teori dapat menunjuk suatu hipotesis yang telah diverifikasi dengan observasi atau eksperimen, memandang teori dalam artian ini teori pendidikan pengembangan. (2) teori dapat merupakan sinonim umum untuk pemikiran sistematik, memandang teori ini pendidikan telah menghasilkan banyak teori. Menurut Ernest E.Bayles teori pendidikan tidak hanya berkenan dengan apa yang ada tapi juga apa yang seharusnya ada. D.H Hirst berpendapat bahwa fungsi utama dari teori pendidikan adalah untuk membimbing praktek pendidikan. Pengertian ilmu pendidikan menurut para ahli : M.J. Langeveld, ilmu yang bukan saja menelaah objeknya untuk mengetahui tapi juga mempelajari betapa hendaknya bertindak. S. Brojonegoro, ilmu pendidikan yaitu teori pendidikan, perenungan tentang pendidikan, dalam arti luas ilmu pendidikan yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari soal-soal yang timbul dalam praktek pendidikan. Carter V. Good, suatu bangunan yang sistematis mengenai aspek-aspek kuantitatif, objektif dan proses belajar, menggunakan instrument secara seksama dalam mengajukan hipotesis-hipotesis pendidikan untuk diuji dan pengalaman seringkali dalam eksperimental. Imam Barnadib, ilmu yang membicarkan masalah-masalah umum pendidikan secara menyeluruh dan abstrak. Ilmu pendidikan bercorak teoritis dan bersifat praktis. Driyarkara, pemikiran ilmiah yang bersifat kritis, metodis, dan sistematis tentang realitas yang disebut pendidikan. 1. Persyaratan pendidikan sebagai ilmu Suatu kawasan studi dapat tampil sebagai disiplin ilmu, bila memenuhi syarat-syarat :

Memiliki objek studi (formal dan material) Memiliki sistematika Memiliki metode

Objek material ilmu pendidikan adalah perilaku manusia. Objek formalnya adalah menelaah fenomena pendidikan dalam perspektif yang luas dan integrative.

Sistematika ilmu pendidikan dibedakan menjadi 3 bagian yaitu, 1. Pendidikan sebagai gejala manusiawi, dapat dianalisis yaitu adanya komponen pendidikan yang saling berinteraksi dalam suatu rangkaian keseluruhan untuk mencapai tujuan. Komponen pendidikan itu adalah : (a) tujuan pendidikan, (b) peserta didik, (c) pendidik, (d) isi pendidikan, (e) metode pendidikan, (f) alat pendidikan, (g) lingkungan pendidikan. 2. Pendidikan sebagai upaya sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan manusia. Menurut Noeng Muhadjir sistematika ini bertolak dari fungsi pendidikan, yaitu : (a) menumbuhkan kreatifitas peserta didik, (b) menjaga lestarinya nilai insani dan nilai ilahi, (c) menyiapkan tenaga produktif. 3. Pendidikan sebagai gejala manusiawi. Menurut Mochtar Buchori ilmu pendidikan mempunyai 3 dimensi : (1) dimensi lingkungan pendidikan, (2) dimensi jenis-jenis persoalan pendidikan, (3) dimensi waktu dan ruang. Memliki metode-metode dalam ilmu pendidikan : 1. Metode normative, berkenaan dengan konsep manusiawi yang diidealkan yang ingin dicapai. 2. Metode eksplanatori, berkenaan dengan pertanyaan kondisi, dan kekauatan apa yang membuat suatu proses pendidikan berhasil. 3. Metode teknologis, berkenaan dengan bagaimana melakukannya dalam rangka mencapai tujuan yang diinginkan. 4. Metode deskriptif, fenomenologis mencoba menguraikan kenyataan-kenyataan pendidikan dan lalu mengklasifikasikannya. 5. Metode hermeneutis, untuk memahami kenyataan pendidikan yang konkrit dan historis untuk menjelaskan makna dan struktur dan kegiatan pendidikan. 6. Metode analisis kritis, menganalisis secara kritis tentang istilah, pernyataan, konsep, dan teori yang ada dalam pendidikan. 2. Sifat-sifat ilmu pendidikan Empiris, karena objeknya dijumpai dalam dunia pengalaman. Rokhaniah, karena situasi pendidikan berdasar atas tujuan manusia tidak membiarkan pesrta didik kepada keadaan alamnya. Normatif, karena berdasar atas pemilihan antara yang baik dan yang buruk.

Histories, karena memberikan uraian teoritis tentang sitem-sistem pendidikan sepanjang jaman dengan mengingat latar belakang kebudayaan dan filsafat yang berpengaruh pada jaman tertentu. Praktis, karena memberikan pemikiran tentang masalah dan ketentuan pendidikan yang langsung ditujukan kepada perbuatan mendidik. 3. Pengembangan pendidikan Menurut Van Cleve Morris, fondasi pendidikan dibagi menjadi 2 bagian, yaitu : Fondasi histories dan filosofis tentang pendidikan, sejarawan ingin mengetahui bagaimana kita sampai disini. Filsuf pendidikan ingin mengetahui bagaimana manusia memikirkan kehidupan secara keseluruhan akhirnya sejarawan dan filsuf pendidikan berpendapat bahwa tidak ada guru yang mengetahui apa yang sedang ia perbuat jika ia tidak dapat melihat pekerjaan profesionalnya dalam konteks suatu lingkungan masa sekarang mengenal ideologi pendidikan yang berkompetisi. Fondasi sosiologis dan psikologis. Ahli sosilogi pendidikan ingin mengetahui bagaimana dampak masyarakat pada pertumbuhan anak. Ahli psikologi pendidikan ingin mengetahui apa yang terjadi apabila belajar terjadi dan apa yang harus dilakukan untuk menjadikan belajar terjadi setiap hari. Akhirnya ahli sosiologi dan psikologi pendidikan berpendapat bahwa tidak ada guru yang mengetahui apa yang sedang ia perbuat jika ia tidak dapat mengenal seberapa banyak anak belajar dan orang lain selain guru, dan memahami teori-teori belajar yang pokok dimana pengajaran modern didasarkan. 1. Pendidikan Sebagai Sistem 1. Pengertian sistem Sistem adalah suatu rangkaian keseluruhan kebulatan kesatuan dan komponen-komponen yang salin berinteraksi atau interdependensi dalam mencapai tujuan. Suatu system mengandung hal-hal sebagai berikut :

Adanya suatu kesatuan organis Adanya komponen yang membentuk kesatuan organis Adanya hubungan keterkaitan antara komponen satu dengan yang lain Adanya gerak dan dinamika Adanya tujuan yang ingin dicapai

Sistem pendidikan akan selalu bersifat dinamis, kontekstual dan untuk itu suatu system pendidikan haruslah terbuka terhadap tuntutan kualitas dan relevansi. 2. Komponen-komponen upaya pendidikan

Upaya pendidikan merupakan aktifitas yang kompleks yang melibatkan sejumlah komponen pendidikan yang saling berinteraksi atau interdependensi satu sama lain. Komponen sentral dalam upaya pendidikan adalah peserta didik, pendidik, dan tujuan pendidikan. Dalam interaksi pendidikan dapat mencakup apa yang dilakukan oleh pendidik dan apa yang dipakai dalam interaksi, suatu tempat dimana terjadi proses pendidikan. 3. Saling hubungan antar komponen Proses pendidikan terjadi apabila antar komponen pendidikan yang ada di dalam upaya pendidikan itu saling berhubungan secara fungsional dalam satu kesatuan yang terpadu. Dalam suatu proses pendidikan, pendidik memiliki tujuan pendidikan yang hendak dicapai kepentingan peserta didik. Untuk mencapai tujuan ini disamping ada berbagai sumber yang dapat dimanfaatkan oleh pendidik dan peserta didik untuk memperkaya isi pendidikan, pendidik juga menggunakan metode dan alat pendidikan. 4. Pencapaian tujuan yang di inginkan Untuk mencapai tujuan pendidikan perlulah disusun dan difungsionalkan suatu sistem, penyelenggaraan pendidikan yang baik. Berbagai komponen dalam sistem perlu dikenali, dipahami dan dikembngkan secara seksama, sehingga kelemahan masing-masing komponen dapat diketahui. Apabila suatu upaya pendidikan dirasa kurang berhasil maka pendekatan sistem menasihatkan untuk mengkaji komponen yang perlu diperbaiki. Apabila sebagian besar komponen ternyata tidak mungkin lagi berfungsi secara baik maka perlu diadakan pembaharuan keseluruhan komponen. Berdasar uraian diatas pendekatan sistem terhadap upaya pendidikan dapat menghasilkan kebijakan yang berupa pembaharuan sebagian atau menyeluruh. 5. Sistem pendidikan dalam kerangka yang lebih luas 6. Tantangan sistem pendidikan Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang spektakuler memaksa setiap bangsa senantiasa berupaya untuk menjadikan sistem pendidikan yang dimilkinya lebih dinamis dan lebih responsive terhadap perubahan-perubahan sstem pendidikan dituntut memiliki 3 komponen, yaitu : 1. Kemampuan untuk mengetahui pola perubahan dan kecenderungan yang sedang berjalan. 2. Kemampuan untuk menyusun gambar tentang dampak yang akan ditimbulkan oleh kecenderungan yang sedang berjalan. 3. Kemampuan untuk menyusun program-program penyesuaian diri

Rufman I. Akbar

Beranda Blog Foto Musik Tinjauan

Kajian Teori tentang Ilmu Pendidikan

May 13, '08 9:03 PM untuk semuanya

Bertanya mengenai hakekat pendidikan adalah bertanya mengenai pendidikan itu ? Usaha utnuk memberikan jawaban terhadap apakah pendidikan itu telah memenuhi khazanah ilmu pengetahuan yang disebut ilmu pendidikan / pedagogic. Dari beberapa definisi yang muncul mengenai apakah hakekat pendidikan itu dapat dikategorikan dalam dua pendekatan yaiti pendekatan epistemologis dan pendekatan ontology atau metafisik. Pendekatan Epistemologis diturunkan dari Pendapat seorang Filsuf bernama Ren Descartes (1596-1650) yang dipandang sebagai pelopor filosofi modern. Salah satu pernyataannya yang terkenal adalah :Cogito ergo sum. Dalam satu bagian dari bukunya Meditationes de Prima Philosophia (1641) , Descrates menyatakan : Throughout my writings I have made it clear that my method imitates that of the architect. When an architect wants to build a house which is stable on ground where there is a sandy topsoil over underlying rock, or clay, or some other firm base, he begins by digging out a set of trenches from which he removes the sand, and anything resting on or mixed in with the sand, so that he can lay his foundations on firm soil. In the same way, I began by taking everything that was doubtful and throwing it out, like sand (Replies 7, AT 7:537). Diambil dari http://plato.stanford.edu/entries/descartes-

epistemology/ Dari uraian tersebut dapat dilihat dasar pemikiran Descrates untk menghilangkan keraguan untuk mendapatkan kebenaran. Didalam pendekatan epistemologis yang menjadi masalah ialah akar/kerangka ilmu pendidikan sebagai ilmu. Pendekatan tersebut berusaha mencari makna pendidikan sebagai ilmu yaitu mempunyai objek yang akan merupakan dasar analisis yang akan membangun ilmu pengetahuan yang disebut ilmu pendidikan. Didalam usaha tersebut dikaji mengenai peranan pendidikan dan kemungkinan-kemungkinan pendidikan. Dari sudut pandang ini : 1. Pendidikan dilihat sebagai suatu proses yang inheren dalam konsep manusia artinya manusia hanya dapat dimanusiakan melalui proses pendidikan. 2. Proses pendidikan berkenaan objek dari proses tersebut ialah peserta-didik. Tingkah laku proses pendewasaan peserta-didik merupakan objek dari ilmu pendidikan. 3. Selanjutnya ada pula yang melihat hakekat pendidikan di dalam adanya pola struktur hubungan antara subyek dan obyek yaitu antara pendidik dan peserta didik. Kelemahan pendekatan epistemologis mengenai hakekat pendidikan terletak pada lahirnya atau perkembangan ilmu pengetahuan itu sendiri. Pendekatan Ontologi/metafisik menekankan pada hakekat keberadaan pendidikan itu sendiri. Keberadaan pendidikan tidak terlepas dari keberadaan manusia. Dalam pendekatan ini keberadaan peserta didik dan pendidik terlepas dari makna keberadaan manusia itu sendiri. Pendekatan ini didasari pada tulisan seorang filsuf ahli Metafisik Aristoteles dalam bukunya Metaphysics. "Since we are seeking this knowledge, we must inquire of what kind are the causes and the principles, the knowledge of which is Wisdom. If one were to take the notions we have about the wise man, this might perhaps make the answer more evident. We suppose first, then, that the wise man knows all things, as far as possible, although he has not knowledge of each of them in detail; secondly, that he who can learn things that are difficult, and not easy for man to know, is wise (senseperception is common to all, and therefore easy and no mark of Wisdom); again, that he who is more exact and more capable

of teaching the causes is wiser, in every branch of knowledge; and that of the sciences, also, that which is desirable on its own account and for the sake of knowing it is more of the nature of Wisdom than that which is desirable on account of its results, and the superior science is more of the nature of Wisdom than the ancillary; for the wise man must not be ordered but must order, and he must not obey another, but the less wise must obey him. ( dari http://classics.mit.edu//Aristotle/metaphysics.html ) Kedua jenis pendekatan mengenai hakekat pendidikan baik pendekatan ontologis maupun pendekatan metafisik keduanya mempunyai kebenaran masing-masing. Ilmu pendidikan sebagai ilmu tentunya mempunyai objek, metodologi serta analisis proses pendidikan itu. Namun demikian objek ilmu pendidikan atau subjek ilmu pendidikan adalah anak manusia sehingga tidak terlepas dari pertanyaan mengenai hakikat manusia. Pendekatan-pendekatan mengenai hakekat pendidikan telah melahirkan berbagai jenis teori mengenai apakah sebenarnya pendidikan itu. Untuk menelusuri berbagai teori tersebut perlu kita sepakati, seperti yang telah diuraikan tadibahwa pendidikan itu bukan hanya suatu kata benda (noun) tetapi juga merupakan suatu proses atau kata kerja (verb). Pengertian bahwa pendidikan merupakan suatu sekaligus hasil (noun) dan suatu proses (verb) adalah penting sekali untuk mengerti hakekat pendidikan tersebut. Berbagai pendekatan mengenai hakikat pendidikan digolongkan atas dua kelompok besar yaitu : 1. Pendekatan reduksionisme 2. Pendekatan holistic integrative Pengelompokan ini tidak bersifat hitam-putih tetapi sekedar menekankan garis besar dari teri-teori tersebut dan saling berdekatan, mengisi dan melengkapi. Oleh sebab itu, berbagai teori tersebut mempunyai kesamaan di dalam memberikan jawaban terhadap hakikat pendidikan ialah bahwa pendidikan tidak dapat dikucilkan dari proses pemanusiaan. Tidak ada suatu masyarakatpun yang dapat eksis tanpa pendidikan.

PENDIDIKAN SUATU SISTEMA. Pengertian sistemIstilah sistem berasal dari bahasa yunani systema yang berarti sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan suatu keseluruhan. Menurut Zahara Idris(1987) Sistem adalah satu kesatuan yang terdiri atas komponen-komponen atau elemen-elemen atau unsusr-unsur sebagai sumber yang mempunyai hubungan fungsional yang teratur, tidak secara acak yang salaing membantu untuk mencapi suatu hasil (Product). Contoh tubuh manusia merupakan satu jaringan daging, otak, urat-urat, dll yang komponen mempunyai fungsi masingmasing yang satu dengan yang lain satu sama lain saling berkaitan sehingga mencapai tujuan yang telah ditetapkan..

B. Pengertian Pendidikan NasionalMenurut sunarya (1969) pendidikan nasional adalah suatu sistem pendidikan yang berdiri diatas landasan dan dijiwai oleh filsafah hidup suatu bangsa dan tujuanya bersifat mengabdi kepada kepentingan dan cita-cita nasional bangsa. Depertemen pendidikan dan kebudayaan (1976) merumuskan bahwa pendidkan nasional adalah suatu usaha untuk membimbing para warga Negara Indonesia menjadi pancasila, yang berpribadi, berdasarkan akan kebutuhan berkesadaran akan kebutuhan berkesadaran masyarakat dan mampu membudayakan alam sekitar.

C. Pendidikan sebagai suatu system

Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan pendidikan. Suatu usaha pendidikan menyangkut tiga unsur pokok yaitu unsur masukan, unsur proses usaha itu sendiri, dan unsur hasil usaha

Masukan atau Hasil

Proses Usaha

Keluaran

Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan (1979) menjelaskan bahwa pendidikan merupakan suatu sistem yang mempunyai unsur-unsur tujuan sasaran pendidikan, peserta didik, pengelola pendidikan, struktur atau jenjang, kurikulum dan fasilitas. Setiap sistem pendidikan ini saling mempengaruhi.

PH Combs (1982) mengemukakan dua belas komponen pendidikan sebagai berikut: a. Tujuan dan Prioritas adalah fungsi mengarahkan kegiatan. Hal ini merupakan informasi apa yang hendak dicapai oleh sisitem pendidikan dan urutan pelaksanaanya b. Peserta didik adalah fungsinya belajar diharapkan peserta didik mengalami proses perubahan tingkah laku sesuai dengan tujuan sistem pendidikan c. Manajemen atau pengelolan adalah fungsinya mengkoordinasi, mengarahkan dan menilai sistem pendidikan d. Struktur dan jadwal waktu adalah mengatur pembagian waktu dan kegiatan e. Isi dan bahan pengajaran adalah mengambarkan luas dan dalamnya bahan pelajaran yang harus dikuasai peserta didik.

f.

Guru

dan

pelaksanaan

adalah

menyediakan

bahan

pelajaran

dan

menyelengarakan proses belajar untuk peserta didik g. Alat bantu belajar adalah fungsi membuat proses pendidikan yang lebih menarik dan bervariasi h. i. Fasilitas adalah fungsinya untuk tempat terjadinya proses pembelajaran Teknologi adalah fungsi memperlancar dan meningkatkan hasil guna proses pendidikan j. Pengawasan mutu adalah fungsi membina peraturan dan standar pendidikan

k. Penelitian adalah fungsi memperbaiki dan mengembangkan ilmu pengetahuan l. Biaya adalah fungsinya memperlancar proses pendidkan

Menurut UU republik Indonesia no.2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui bimbingan , pengajaran, atau latihan bagi peranannya dimasa yang akan datang.

Menurut Zahar Idris (1987) pendidikan nasional sebagai suatu sistem adalah karya manusia

D. Dasar dan tujuan pendidikan nasionalPancasila yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 adalah dasar negara, kepribadian, tujuan dan pandanga hidup bangsa indonesia. Begitu pula dengan pendidikan yang dilaksanakan di Indonesia. Pancasila menjadi dasar sisitem nasional

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai mana yang termaktup dalam UUD 1945 dan pancasila Pendidikan di Indonesia memiliki landasan ideal adalah pancasila, landassan konstitusional ialah UUD 1945 dan landasan operasional ialah ketetapan MPR tentang GBHN

E. Fungsi pendidikan nasionala. Alat pembangun pribadi, pengembangan warga negara, pengembangan kebudayaan dan pengembangan bangsa indonesia b. Menurut UU RI No.2 1989 pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat bangsa indonesia dalam upaya mewuhutkan tujuan nasional

F. Kelembagaan, program dan pengelolaan pendidikana. kelembagaan Pendidikan Ditinjau dari segi kelembagaan maka penyelenggaraan pendidikan di indonesia melalui dua jalur yaitu: 1. Jalur pendidikan Sekolah 2. jalur pendidikan luar sekolah

b. Jenis Program Pendidikan Jenis pendidikan yang termasuk pendidikan sekolah yaitu:

1. Pendidikan Umum 2. Pendidikan Kejuruan 3. Pendidikan Luar Biasa 4. Pendidikan kedinasan 5. Pendidikan Keagamaan 6. Pendidikan akademik 7. Pendidikan Propesional

c.

Jenjang Pendidikan 1. Pendidiksn Prasekolah 2. Pendidikan Dasar 3. Pendidikan Menegah 4. Pendidikan Tinggi

d. Kurikulum Untuk mencapai tujuan Pendidikan nasional disusunlah kurikulum yang memperhatikan tahap perkembangan peserta didik dan kesesuaian dengan lingkugan, perkembangan ilmu pengetahuan, sesuai dengan jenjang masingmasing satuan pendidikan

Menurut Simanjuntak (1989) mengemukakan bahwa dalam menyusun kurikulum perlu memperhatikan :

1. dasar dan tujuan sisitem pendidikan nasional 2. Dasar dan tujuan lembaga pendidikan 3. Tujuan kurikuler komponen pendidikan 4. Tujuan dan Struktur instruksional/ pengajaran 5. Keperluan pembaruan aspek-aspek yang diperlukan 6. tahap-tahap perkembangan anak didik

G. Pegelolaan Sistem pendidikan Nasional1. pengelolaan sistem pendidikan nasional pada umumnya diserahkan oleh presiden kepada depertemen / mentri 2. dalam hal tertentu pengelolaan npendidikan nasional yang mengandung kekhususan diserahkan kepada depertemen, badan pemerintah lain 3. dalam mengelola pendidikan nasional presioden dibantu oleh dewan pendidikan nasional.

H. Sistem Pendidikan Nasional 1. Pengertian sistem pendidikan nasional

Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Pengertian yang 1ebih jelas mengenai pendidikan, pendidikan na-siona1 dan sistem pendidikan nasiona1 dapat dijumpai dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam undang-undang ini pendidikan didefinisikan sebagai "Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara ( Pasal 1, ayat 1 ). Pendidikan nasional didefinisikan sebagai "pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. (pasal 1 ayat 2 ). Sedangkan yang dimaksud dengan sistem pendidikan nasional adalah "keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional (pasal 1 ayat 3 ). Jadi dengan demikian, sistem (pendi-dikan nasiona1 dapat dianggap sebagai jaringan satuan-satuan pendidikan yang dihimpun secara terpadu dan dikerahkan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Unsur-unsur Pokok Sistem Pendidikan nasional Kazik (1969:1) mendefinisikan sistem sebagai "organisme yang dirancang dan dibangun strukturnya secara sengaja, yang terdiri dari komponen-kumponen yang berhubungan dan berinteraksi satu sama lain yang harus berfungsi sebagai suatu kesatuan yang utuh untuk mencapai tujuan khusus yang telah ditetapkan sebelumnya". Suatu sistem memiliki tiga unsur pokok: (1) tujuan, (2) isi atau komponen, dan (3) proses. Kalau pendidikan nasional kita benar-benar merupakan suatu sistem, maka ia setidak-tidaknya memiliki tiga unsur pokok tersebut. Di

samping itu, komponen-komponen sistem tersebut harus berhubungan dan berinteraksi secara terpadu. Adapun komponen pokok dalam sistem pendidikan yaitu : tujuan dan prioritas, anak didik ( siswa ), pengelolaan, struktur dan jadwal, isi kurikulum, pendidik (guru alat bantu belajar, fasilitas, teknologi, pengawasan mutu, penelitian dan biaya.

2. Tujuan Pendidikan Nasional Dalam Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional disebutkan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggunng jawab

3.

Realisasi Sistem Pendidikan Nasional dan Permasalahannya a. Realisasi Sistem Pendidikan Nasional Realisasi pelaksanaan undang-undang mengenai sistem pendidikan nasional secara utuh akan masih memerlukan waktu. Perlu disadari bahwa UU No. 20 Tahun 2003 tidak mungkin dapat mengatur semua kegiatan pendidikan yang terjadi di lapangan. Undang-undang pendidikan nasional hanya mampu memberikan arah, dan mem-berikan prinsip-prinsip dasar untuk menuju arah tersebut, serta mengatur prosedurnya secara umum. Realitas pe1aksanan pendidikan di lapangan akan banyak ditentukan oleh petugas yang berada di barisan paling depan, yaitu guru, kepala sekolah dan tenaga-tenaga kependidikan lainnya.

b. Masalah-Masalah Pendidikan Yang Ada Sekarang Pendidikan kita sekarang ini setidak-tidaknya sedang dihadapkan pada empat masalah besar: masalah mutu, masalah pemerataan, masalah motivasi, dan masalah keterbatasan sumberdaya dan sumberdana pendidikan. 1) Pola motivasi sebagian besar peserta didik lebih bersifat maladaptif daripada adaptif. 2) Kualitas proses dan hasil pendidikan belum merata di seluruh tanah air. 3) Pendidikan kita sekarang, juga masih dihadapkan pada berbagai kendala, khususnya kendala yang berkaitan dengan sarana/prasarana, sumber dana dan sumber daya. c. Usaha-usaha ke arah pemecahan masalah . Usaha untuk mendemokratiskan serta memeratakan menstandardisasikan fasilitas lembaga penyelenggara kesempatan dan

memperoleh pendidikan yang berkualitas antara lain dapat dilakukan dengan pendidikan menye1enggarakan kewajiban belajar. Semua lembaga pendidikan yang sejenis perlu diusahakan agar memiliki fasilitas pendidikan yang setara dan seimbang: antara lain dalam bentuk gedung yang memadai, perlengkapan serta peralatan belajar yang mencukupi, kualifikasi guru dan satuan pembiayaan yang sesuai dengan kebutuhan nyata. Standarisasi fasilitas dan kondisi pendidikan diharapkan dapat menghasilkan standarisasi mutu. Dengan cara ini pada saatnya nanti , anakanak yang berdomisili di luar Jawa tidak banyak lagi yang menginginkan bersekolah di Jawa, karena mutu pendidikan di daerah mereka setara atau malahan lebih tinggi dibandingkan dengan mutu pendidikan di Jawa. Kewajiban belajar merupakan upaya lain untuk mendemokratiskan kesempatan memperoleh pendidikan. Melalui kewajiban belajar yang diselenggarakan dan dibiayai oleh negara, semua anak Indonesia akan mempe-roleh

kesempatan untuk rnengikuti pendidikan sampai pada usia atau tingkat pendidikan tertentu. Melalui kewajiban belajar usaha untuk menaikkan tingkat pendidikan sebagian besar warga-negara dapat dilakukan secara lebih cepat.

Sumber : Pidarta, Made .2007. Landasan Kependidikan. Jakarta : Rineka Cipta Ihsan, Fuad. 2005. Dasar- dasar Kependidikan. Jakarta : Rineka Cipta Wahyudin, Dinn. 2007. Pengantar Pendidikan. Jakarta : Universitas Terbuka